Appendisitis Akut Peritonitis

5
Appendisitis Akut – Peritonitis Definisi : Appendisitis akut adalah peradangan akut pada organ appendiks vermiformis. Etiologi : Appendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendiks sehingga terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi. Appendisitis akut dapat disebabkan oleh proses radang bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus diantaranya hiperplasia jaringan limfa, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat. Patofisiologi : Sebagian besar appendiks disebabkan oleh sumbatan yang kemudian diikuti oleh infeksi. Beberapa hal ini dapat menyebabkan sumbatan, yaitu hiperplasia jaringan limfoid, fekalith, benda asing, striktur, kingking, perlengketan. Bila bagian proksimal appendiks tersumbat, terjadi sekresi mukus yang tertimbun dalam lumen appendiks, sehingga tekanan intra luminer tinggi. Tekanan ini akan mengganggu aliran limfe sehingga terjadi edema dan terdapat luka pada mukosa. Tekanan yang meninggi, edema dan disertai inflamasi menyebabkan obstruksi aliran vena sehingga menyebabkan trombosis yang memperberat iskemi dan edema. Bila kondisi ini dibiarkan semakin lama maka bisa terjadi perforasi pada appendiks atau bisa juga terdapat mekanisme tubuh melokalisir infeksi dengan cara “Walling Off” oleh omentum, lengkung usus halus, caecum, colon, dan peritoneum sehingga terjadi gumpalan massa plekmon yang melekat erat. Keadaan ini disebut Appendisitis Infiltrate. Gejala Klinis : 1. Sering nyeri perut pada regio epigastrium dan regio umbilikal, setelah beberapa jam, biasanya sekitar 6-8 jam nyeri berpindah dan menetap ke regio kanan bawah.

description

appendisitis

Transcript of Appendisitis Akut Peritonitis

Appendisitis Akut PeritonitisDefinisi : Appendisitis akut adalah peradangan akut pada organ appendiks vermiformis.Etiologi : Appendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendiks sehingga terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi. Appendisitis akut dapat disebabkan oleh proses radang bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus diantaranya hiperplasia jaringan limfa, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat.

Patofisiologi : Sebagian besar appendiks disebabkan oleh sumbatan yang kemudian diikuti oleh infeksi. Beberapa hal ini dapat menyebabkan sumbatan, yaitu hiperplasia jaringan limfoid, fekalith, benda asing, striktur, kingking, perlengketan.Bila bagian proksimal appendiks tersumbat, terjadi sekresi mukus yang tertimbun dalam lumen appendiks, sehingga tekanan intra luminer tinggi. Tekanan ini akan mengganggu aliran limfe sehingga terjadi edema dan terdapat luka pada mukosa. Tekanan yang meninggi, edema dan disertai inflamasi menyebabkan obstruksi aliran vena sehingga menyebabkan trombosis yang memperberat iskemi dan edema. Bila kondisi ini dibiarkan semakin lama maka bisa terjadi perforasi pada appendiks atau bisa juga terdapat mekanisme tubuh melokalisir infeksi dengan cara Walling Off oleh omentum, lengkung usus halus, caecum, colon, dan peritoneum sehingga terjadi gumpalan massa plekmon yang melekat erat. Keadaan ini disebut Appendisitis Infiltrate.Gejala Klinis :

1. Sering nyeri perut pada regio epigastrium dan regio umbilikal, setelah beberapa jam, biasanya sekitar 6-8 jam nyeri berpindah dan menetap ke regio kanan bawah.

2. Kemudian diikuti dengan mual dan muntah

3. Suhu badan dapat sub febril sampai 38,3oC. Suhu yang lebih tinggi harus diwaspadai terjadi appendisitis perforasi, abses appendiks atau penyebab yang lain.

Pemeriksaan dan Diagnosis : a.Anamnesis : muncul gejala-gejala klinis seperti yang disebutkan diatasb.Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Kadang penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik.2) Auskultasi

Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang pada ileus paralitik karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.

3) Palpasi Nyeri tekan pada regio kuadran kanan bawah terutama pada titik Mc. Burney.

Nyeri tekan dengan defans muscular lokal.

Rebound phenomena, Rovisng sign, Psoas sign, Obturator sign. Nyeri tekan sisi kanan atas pada pemeriksaan colok dubur.

Interpretasi dari Modified Alvarado Score :1 4: sangat mungkin bukan appendisitis akut

5 7: sangat mungkin appendisitis akut

8 10: pasti appendisitis akutPemeriksaan Penunjang : Leukositosis berkisar antara 10.000 sampai 18.000/mm3 Pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak membantu. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya penebalan dinding appendiksDiagnosis Banding :

1.Pada dewasa muda, diagnosis banding wanita dan pria berbeda

a.Pada wanita : KET, endometriosis, salpingitis, konstipasi kronik, enteritis.

b.Pada laki-laki muda : Gastroenteritis akuta, batu saluran kemih sisi kanan, torsio testis dan epidimitis akut.

2.Pada penderita lebih tua : adenitis mesenterika akuta, divertikulitis, perforasi ulkus peptikum, kolesistitis, pankreatitis akut, obstruksi usus, karsinoma sekum, oklusi vaskuler mesenterik, ruptur aneurisma aorta dan penyakit-penyakit yang terdapat pada dewasa muda.Komplikasi :Apendikular infiltrat, Apendikular Appendisitis Perforasi, PeritonitisPenatalaksanaan : Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendektomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik. Penundaan appendiktomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Puasakan

Tindakan operasi : Pemberian antibiotika preoperatif efektif untuk menurunkan terjadinya infeksi post operasi.

Diberikan antibiotika spektrum luas dan juga untuk gram negatif dan anaerob. Antibiotika profilaksis harus diberikan sebelum operasi dimulai.

Terapi Post Operatif

Pada appendisitis nonperforasi, dirawat dalam 24-48 jam pasca bedah

Diberikan diet cairan secepatnya dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan toleransi penderita

Pada appendisitis perforasi, antibiotik sefalosporin generasi 2 atau 3 dan metronidazole diteruskan hingga gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan tidak adan infeksi sistemik.Peritonitis Merupakan komplikasi terbanyak dari appendisitis, yaitu Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa rongga abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis / kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular, dan tanda-tanda umum inflamasi.Berdasarkan patogenesis peritonitis dapat diklasifikasikan :

1. Peritonitis Bakterial Primer

2. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)

3. Peritonitis Tersier

Penatalaksanaan

1. Bila peritonitis meluas dan pembedahan dikontraindikasikan karena syok dan kegagalan sirkulasi, maka cairan oral dihindari dan diberikan cairan vena untuk mengganti elektrolit dan kehilangan protein. Biasanya selang usus dimasukkan melalui hidung ke dalam usus untuk mengurangi tekanan dalam usus.2. Bila infeksi mulai reda dan kondisi pasien membaik, drainase bedah dan perbaikan dapat diupayakan.3. Pembedahan mungkin dilakukan untuk mencegah peritonitis, seperti apendiktomi. Bila perforasi tidak dicegah, intervensi pembedahan mayor adalah insisi dan drainase terhadap abses.4. Prinsip umum terapi pada peritonitis adalah :

a. Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravenab. Terapi oksigen c. Terapi antibiotika

d. Terapi analgesik diberikan untuk mengatasi nyerie. Antiemetik dapat diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah..f. Tindakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki penyebab serta melakukan drainase dan pembersihan (pencucian) cavum peritoneum.