APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP … · “Perbedaan musik klasik Mozart dan musik...
-
Upload
hoanghuong -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP … · “Perbedaan musik klasik Mozart dan musik...
APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP
KEMAJUAN PERSALINANPADA ASUHAN KEPERAWATAN
NY.K DENGAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI RUANG VARLOS KAMER (VK)
RSUD Dr.SOEDIRAN
MANGUNSUMARSO
WONOGIRI
Disusun Oleh :
INKA GLORYNIGHT
P.12091
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP
KEMAJUAN PERSALINANPADA ASUHAN KEPERAWATAN
NY.K DENGAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI RUANG VARLOS KAMER (VK)
RSUD Dr.SOEDIRAN
MANGUNSUMARSO
WONOGIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
INKA GLORYNIGHT
P.12091
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Inka Glorynight
NIM : P.12091
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul Proposal :APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK
(MOZART) TERHADAP KEMAJUAN
PERSALINAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN
NY. K DENGAN PERSALINAN KALA I FASE
AKTIF DI RUANG VARLOS KAMER (VK) RSUD
Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
WONOGIRI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas akhir yang saya buat ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan pengambilan dari pikiran orang lain
yang saya akui sebagai Karya tulisan atau pikiran dari orang lain.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas akhir ini adalah
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, 21 Mei 2015
Yang Membuat Pernyataan
Inka Glorynight NIM. P.12091
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Penelitian ini diajukan oleh :
Nama : Inka Glorynight
NIM : P.12091
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul Proposal :APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK
(MOZART) TERHADAP KEMAJUAN
PERSALINAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN
NY. K DENGAN PERSALINAN KALA I FASE
AKTIF DI RUANG VARLOS KAMER (VK) RSUD
Dr.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
WONOGIRI
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah.
Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Di tetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hari/ Tanggal : Senin, 25 Mei 2015
Pembimbing : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns.,
NIK. 201183063
(……………………………)
\
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Inka Glorynight
NIM : P.12091
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : APLIKASI TINDAKAN MUSIK KLASIK (MOZART)
TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN PADA ASUHAN
KEPERAWATAN NY. K DENGAN PERSALINAN KALA I
FASE AKTIF DI RUANG VARLOS KAMER (VK) RSUD Dr.
SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Juni 2015
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ns. Siti Mardiyah, S.Kep. ( )
NIK. 201183063
Penguji I : Ns. Anissa Cindy N. A. M. Kep ( )
NIK. 201188087
Penguji II : Ns. Noor Fitriyani, S.Kep. ( )
NIK. 201187805
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Atiek Murharyati, S.Kep. Ns., M.Kep.
NIK.200680021
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
dengan judul “Aplikasi Tindakan Musik Klasik (MOZART) Terhadap Kemajuan
Persalinan Pada Asuhan Keperawatan Ny. K Dengan Persalinan Kala I fase aktif
Di Ruang Varlos Kamer (VK) RSUD Dr. Soediran Mangun Wonogiri”.
Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
yang terhormat :
1. Atiek Murhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program Studi D
III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Anissa Cindy, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
vi
perasaan yang nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus.
5. Noor Fitriyani, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan yang
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus.
6. Semua dosen Program studi DIII KeperawatanSTIKesKusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memeberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga
laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan
dan kesehatan. Amin.
Surakarta, 25 Mei 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DARTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DFARTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KalaI Persalinan ....................................................................... 6
B. Asuhan Keperawatan ............................................................... 9
C. Partograf ................................................................................... 13
D. Musik ....................................................................................... 16
E. Kerangka Teori......................................................................... 21
F. Kerangka Konsep ..................................................................... 22
viii
BAB III METODE PENYSUSNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subyek Penelitian ..................................................................... 23
B. Tempat Dan Waktu .................................................................. 23
C. Media Dan Alat Yang Digunakan ............................................ 23
D. Prosedur Tindakan ................................................................... 23
E. Alat Ukur .................................................................................. 24
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Indentitas Klien ........................................................................ 25
B. Pengkajian ................................................................................ 25
C. Perumusan Masalah ................................................................. 29
D. Intervensi .................................................................................. 30
E. Implementasi ............................................................................ 31
F. Evaluasi ................................................................................... 32
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................................................................................ 34
B. Diagnosa Keperawatan............................................................. 36
C. Intervensi .................................................................................. 37
D. Implementasi ............................................................................ 39
E. Evaluasi .................................................................................... 45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 47
B. Saran ........................................................................................ 50
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Patograf .............................................................................. 26
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ................................................................ 23
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................. 24
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Riwayat Hidup
Lampiran 2 Usulan Judul
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 4 Lembar Log Book
Lampiran 5 Lembar pendelegasian
Lampiran 6 Asuhan Keperawatan
Lampiran 8 Partograf
Lampiran 9 Jurnal Musik klasik (Mozart)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan ialah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan menggunakan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri atau spontan). Proses ini di mulai adanya kontraksi
persalinan sejati yang di tandai dengan perubahan serviks secara progresif
sampai kelahiran plasenta (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
Wanita ingin persalinanya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi
secara sempurna, pada Kala I fase aktif adalah fase yang paling melelahkan
dan berat, karena dalam kala I fase yang lama, untuk primigravida 12 jam
multi gravida 8 jam. Kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin
sering dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang dialami ibu bersalin
pada kala I dapat meningkatkan sekresi adrenalin, yang mengakibatkan
vasokontraksi sehingga suplai oksigen kejanin menurun. Menurunya aliran
darah menyebabkan kontraksi rahim melemah dan mengakibatkan persalainan
lama (Danuatmadja, 2004 dalam Suwoyo, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) 90% masalah persalinan
atau kelahiran yang lama terjadi karena adanya rasa takut dan kecemasan atau
ansietas terjadi pada ibu melahirkan baik pada multi atau Primigravida. Hasil
penelitian di Jawa Timur, didapatkan ibu inpartu Kala I di RSUD Dr.
2
Soedomo, Kabupaten Trenggalek yang mengalami kecemasan yang
beratsebanyak 50%, dan berdasarkan penelitian di Rumah Bersalin Kasih ibu
Grogol didapatkan ibu dengan cemas ringan 1 orang 25%, cemas sedang 2
orang 50% dan mengalami cemas berat 1 orang 25% (Data laporan persalinan
Rumah sakit bersalin Kasih Ibu, 2010). Sedangkan hasil perhitungan tahun
2014 di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri ibu yang mengalami
partus lama karena kecemasan sebanyak 36%.
Salah satu metode, yang digunakan untuk menurunkan atau
menghilangkan kecemasan saat ibu melahirkan adalah relaksasi musik.
Relaksasi musik biasanya dilakukan pada ibu melahirkan untuk menurunkan
atau bahkan menghilangkan kecemasan sehingga didapatkan waktu persalinan
lebih pendek atau singkat (Yuliatun, 2008 dalam Suwoyo, 2011).
Bunyi ritme dan nada yang ada dalam musik dapat memperkuat atau
mempertajam pikiran, meningkatkan dan menyembuhkan tubuh, musik pun
mampu meredakan kecemasan para ibu yang akan melahirkan dan dapat
mengeluarkan endorphin yaitu pemati rasa sakit yang alamiah sehingga dapat
mengurangi kebutuhan akan obat anastesi (Campbell 2002 dalam Suwoyo
2011). Berdasarkan hasil jurnal penelitian Suwoyo (2011), yang berjudul
“Perbedaan musik klasik Mozart dan musik klasik New age Kitaro terhadap
kemajuan persalianan kala 1 fase aktif pada primigravida” bahwa ibu yang
mendengarkan musik klasik (Mozart) dapat meningkatkan kontraksi uterus,
sehingga mempercepat kemajuan persalinan.
3
Terapi musik adalah sebuah terapi yang menggunakan musik yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan ataupun memperbaiki berbagai kondisi,
baik fisik, emosi, kognitif, maupun sosial bagi individu dari semua kalangan
(Solehati dan Kosasih, 2015).
Hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 11 Maret 2015
didapatkan hasil pengakajian bahwa Ny. K, pembukaan servik 4 cm, DJJ 137
kali per menit, ketuban masih utuh, TFU 31 cm.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengaplikasikan jurnal tersebut dengan judul “Aplikasi Tindakan musik
klasik (Mozart) terhadap kemajuan persalinan pada asuhan keperawatan Ny. K
drmgan persalinana kala I fase aktif di ruang Varlos Kamer (VK) RSUD Dr.
Soediran Mangun Wonogiri”.
4
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Mengaplikasikan tindakan musik klasik (Mozart) terhadap kemajuan
persalinan pada asuhan keperawatan Ny. K dengan persalinan kala I fase
aktif di ruang varlos kamer (VK) RSUD Dr. Soediran Mangun Wonogiri.
2. TujuanKhusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. K
dengan persalinan kala I fase aktif.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. K
dengan persalinan kala I fase aktif.
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny. K dengan
persalinan kala I fase aktif.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada Ny. K
dengan persalinan kala I fase aktif.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. K dengan
persalinan kala I fase aktif.
f. Penulis mampu manganalisa hasil pemberian musik klasik (Mozart)
untuk kemajuan persalinan Ny. K dengan persalinan kala I fase aktif.
5
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Hasil aplikasi yang dilakukan dapat diterapkan atau diaplikasikan
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
pemberian musik klasik pada ibu persalinan kala I fase aktif.
2. Bagi Institusi rumah Sakit
Hasil aplikasi diharapkan dapat diterapkan di rumah sakit untuk
menambah institusi rumah sakit untuk pengaplikasian musik klasik
(Mozart) untuk kemajuan persalianan.
3. Bagi Institusi pendidikan
Hasil aplikasi ini diharapkan akan digunakan oleh pendidikan
keperawatan agar memberikan materi tentang pengaruh musik klasik
(Mozart) terhadap kemajuan persalinan kala 1 fase aktif pada
primigravida.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kala I Persalinan
1. Definisi
Kala I persalinan adalah persalinan yang di mulai sejak terjadinya
kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan
lengkap (10 cm) (Asri dan Clervo, 2010).
2. Tanda-tanda kala I persalinan
a. Rasa sakit karena datangnya His yang begitu kuat dan sering.
b. Keluar lendir bercampur dengan darah yeng banyak kareana adanya
robekan kecil pada pelvis.
c. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya .
d. Servik mulai membuka dan mendatar.
3. Fase-fase pada kala I
Terdapat dua fase dalam kala I yaitu :
a. Fase laten.
1) Di mulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks scara bertahap.
2) Pembukaan servik kurang dari 4cm.
3) Biasanya berlangsung kuarang dari 8 jam.
b. Fase aktif.
1) Frekuensi dan lamanya uterus umumnya meningkat.
7
2) Serviks membuka dari pembukaan 4 sampai pembukaan 10 atau
lengkap dan biasanya dengan kecepatan 1cm atau lebih dalam
perjamnya sampai pembukaan 10 cm.
3) Terjadi penurunan terbawah pada janin (Asri dan Clervo, 2010).
4. Faktor-faktor mempengaruhi persalinan
1. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,
dasar panggul, vagina, introitus (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh berperan dalam
proses persalinan.
2. Passanger (janin dan plasenta)
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin. Karena plasenta
juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian
dari passanger yang menyertai janin, namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan dalam kehamilan normal.
3. Power (Kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi
inovolunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta
dari uterus. Kontarksi involuter disebut juga kekuatan primer,
menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha
volunter di mulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder,
8
dimana kekutan ini memperbesar kontraksi involunter (Uliyah dan
Hidayat, 2015).
Menurut Chapaman ( 2006), sebab-sebab dari persalinan lama:
a) Respon stress.
b) Presentasi / posisi janin.
c) Disproporsi sefalopelvik.
d) Pembatasan mobilitas dan postur setengah berbaring.
e) Puasa ketat.
f) Analgesia.
g) Paling jarang penyebab fisik.
Kemajuan dari persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang
paling melelahkan, berat dan kebanyakan ibu mulai merasakan nyeri.
Dalam fase ini kebanyakan ibu mersakan hebat karena kegiatan rahim
mulai aktif. Kontraksi semakin lama, semakin kuat dan yang sering yang
dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan pada ibu bersalin kala 1 bisa
berdampak meningkatkan sekresi adrenalin, yang dapat menyebabkan
vasokontraksi sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran
darah menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat
memanjangnya proses persalinan sehingga dapat menyebabkan persalinan
lama (Danuatmadja 2004 dalam Suwoyo, 2011).
9
B. Asuhan Keperawatan
Pengkajian pada ibu dengan persaliana kala I Pengkajian Keperawatan:
Pengkajian yang didata pada ibu dengan persalinan kala I adalah
sebagai berikut :
1. Alasan masuk rumah sakit, apakah ada kontraksi, ketuban pecah, dan lain-
lain.
2. Riwayat persalinan prenatal, kapan mulai dan jumlah kunjungannya atau
antenatal care. Melalui anternatal care yang berkualitas sebenarnya
perkembangan kesehatan ibu saat hamil dapat dipantau dan secara dini
dapat melakukan intervensi atau meminimalisir faktor resiko kejadian
kematian ibu.
3. Dukungan keluarga, anjurkan keluarga untuk berperan aktif dalam
mendukung keluarga dan mengenali langkah-langkah yang akan mungkin
sangat membantu kenyaman ibu.
4. Asupan nutrisi, jenisnya dan kapan di komsumsinya. Dikarenakan makan
dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih banyak
energi dan mencegah dehidrasi.
5. Riwayat alergi : Obat-obatan, makanan.
6. Kapan taksiran persalinan.
a. Pengkajian
Pengakajian kala I yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi
kesehatan ibu. Observasi yang penting yaitu adanya edema,
10
jaringan parut pada abdomen, dan palapsi untuk menentukan tinggi
fundus uteri.
2) Tanda-tanda vital, perlu diperiksa kepada ibu untuk
mengidentifikasi ibu hipertensi dan infeksi. Hipertensi pada selama
kehamilan menandakan ibu kemungkinan terjadi infeksi pada ibu.
3) Auskultasi DJJ, dilakukan untuk kondisi janin dan ibu.
Pemeriksaan DJJ dilakukan melalui auskultasi dengan kriteria
sebagai berikut :
a) Frekuensi batas bawah 110-120 kali per menit dan batas atas
150-160 kali per menit.
b) Terjadi akselerasi pada DJJ, peningkatan DJJ terkait dengan
kontraksi uterus (respon normal pada jain).
c) Tidak terjadi deselerasi, penurunan frekuensi DJJ terkait
dengan kontraksi uterus (respon abnormal pada janin).
4) Kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah,
dan kemajuan persalinan.
5) Pemeriksaan perineum.
b. Masalah Keperawatan kala 1
1) Cemas.
2) Nyeri.
3) Kekurangan volume cairan.
4) Gangguan mobilitas fisik.
5) Perubahan pola eliminasi urine.
11
6) Resiko cidera.
7) Gangguan pertukaran gas.
c. Perencanaan keperawatan / intervensi kala I
Tujuan perencanaan dari kala I adalah sebagai berikut :
1) Kemajuan persalinan berlangsung dengan normal.
2) Ekspresi ibu puas terhadap dukungan yang di berikan.
3) Kooperatif selama persalinan.
4) Status hidrasi edukuat.
5) Tidak terjadi distensi kandung kemih.
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pengkajian umum
(1) Keamanan dan kenyamanan : jaga tempat tidur agar tetap
kering, perawatan mulut, serta keluhan nyeri meredakanya
dengan mengurut punggung dari dasar tulang belakang
perlahan tetapi kuat.
(2) Aktivitas : anjurkan untuk ibu berjalan-jalan.
(3) Cairan : anjurkan ibu untuk selalu minum tetapi sedikit-
sedikit.
(4) Makan : anjurkan ibu untuk makan.
b) Pencegahaan dan peredaan nyeri serta keletihan
(1) Menetukan kapan saat peredaan nyeri, intensitas nyeri
biasanya dikaitkan dengan dari tingkat dilatasi nyeri.
(2) Relaksasi diajarkan dan dianjurkan mulai awal persalinan.
12
(3) Diberikan analgesik narkotik dan penenang.
(4) Analgesik inflamasi.
c) Pengkajian kemajuan persalinan
(1) Kontraksi.
(2) Palpasi abdomen.
(3) Pemeriksaan vagina.
(4) Pemeriksaan rectal.
(5) Mengamati kondisi dari janin dengan cara.
(6) Denyut jantung janin (DJJ).
(7) Cairan amnion.
(8) Mengamati kondisi dari ibu.
d. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
atau perencanaan keperawatan yang telah di susun dan di lakukan
sesuai dengan diagnosa keperawatan.
e. Evaluasi keperawatan
Pelaporan dari hasil tindakan yang direncanakan dan melaporkan
bahwa persalinan berjalan baik, normal tanpa adanya komplikasi,
serta sesuai dengan prosedur dan tehnik aseptik (Mitayani, 2013).
13
C. Partograf
1. Definisi
Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase aktif
persalinan (Sumapraja, 2003).
2. Tujuan penggunaan partograf
Memiliki tujuan utama dari partograf itu sendiri adalah mencatat
observasi dan menilai kemajuan persalinan, serta mendeteksi apakah
persalinan berjalan normal atau terjadi penyimpangan, dengan demikian
dapat melukan deteksi dini setiap kemukinan terjadi (Sumapraja, 2003).
3. Menurut Sumapraja (2003), isi dari partograf :
a. DJJ setiap 30 menit
b. Frekuensi dan durasi kontrasi setiap 30 menit
c. Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
d. Pembukaan serviks setiap 1 jam
e. Urin, Aseton dan protein tiap 2-4 jam.
4. Menurut Sumapraja (2003), partograf tidak boleh digunakan pada kasus :
a. Wanita pendek, tinggi kurang dari 145 cm.
b. Perdarahan anterpartum.
c. Per-eklampsia atau eklampsia.
d. Persalianan prematur.
e. Riwayat sactio sesarea.
f. Kehamilan ganda.
g. Kelainan letak janin.
14
h. Fetal distres.
i. Dugaan ditosia karena panggul sempit.
j. Ketuban pecah dini.
5. Menurut Sumapraja (2003), cara pengisian partograf
Pencatatan kondisi ibu kala I fase aktif yang meliputi :
a. Informasi tentang Ibu
1) Nama, Umur
2) Gravida, Partus, Abortus
3) Nomor catatan medis
4) Tanggal dan waktu mulai di rawat
b. Kondisi bayi
Kolom pertama kita mulai menilai DJJ, Air ketuban dan
penyusupan kepala
1) DJJ dengan menilai DJJ 30 menit tetapi dilakukan lebih sering jika
ada tanda-tanda gawat janin, normal DJJ kiaran 110-160 X/menit
2) Warna adanya air ketuban Menilai air ketuban dilakukan bersamaan
saat melakukan pemerikasaan dalam, Untuk warna ketuban sendiri
bisa diketahui saat ketuban pecah untuk U : ketuban utuh, J :
ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih, M : ketuban sudah
pecah dan air bercampur dengan mekonium, D : ketuban sudah
pecah dan air ketuban bercampu dengan darah serta K : ketuban
sudah pecah dan air ketuban sudah kering tidak mengalir lagi.
15
3) Penyusupan (molase) tulang kepala merupakan
Penyusupan tulang kepala merupakan indikasi penting seberapa
jauh janin dapat menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Semakin
besar penyusupan semakin besar penyusupan semakin kemungkinan
besar disporposi panggul sedangkan lambang yang digunakan, 0 :
tulang-tulang kepala janin terpisah, satura mudah di palpasi, 1 :
tulang-tulang kepala janin sudah saling bersentuhan, 2 : tulang-
tulang kepala bayi saling tumpang tindih tetapi masih bisa di
pisahkan, 3 : tulang-tulang kepala bayi saling tumpah tindih tetapi
tidak dapat di pisahkan.
c. Kamajuan persalinan
Kolom kedua untuk mengawasi kemajuan persalinan yang
meliputi pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin, garis
waspada, garis bertindak dan waktu. Untuk pembukaan serviks angka
kolom kiri 0-10 menggambarkan pembukaan serviks dengan tanda X
dan saling di hubungkan. Penurunan bagian ditandai dengan dan
garis tidak boleh putus dari 0-5. Untuk garis waspada jika pembukaan
serviks mengarah sebelah garis waspada maka mewaspadai
kemungkinan adanya penyulit persalinan dan garis bertindak sejajar
dengan garis waspada maka persalinan harus segera di lakukan
penyelesaian persalinan lalu segera persiapkan rujukan.
ditandai dengan dan
16
d. Kontraksi uterus
Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dan
durasi kontraksi dalam 10 menit.
e. Obat-obatan yang diberikan
Catat obat dan cairan yang di berikan di kolom yang sesuai,
untuk oksitosin jumlah yang di berikan.
f. Volume urine, potein, dan aseton
Melakukan pencatatan tiap 2 jam jika memungkinkan.
g. Data yang lain yang harus dilengkapi dari partograf :
1) Data atau informasi umum.
2) Kala I.
3) Kala II.
4) Kala III.
5) Kala IV.
6) Bayi baru lahir .
D. Musik
1. Definisi
Musik adalah bagian seni yang menggunakan bunyi sebagai media
penciptanya, seperti bunyi beduk, hendphone, radio, dan tape senantiasa
kita dengarkan setiap hari yang dapat dianggap sebagai musik apabila
bunyi tersebut berirama dan terasa indah bila didengarkan (Kurdi, 2011).
17
2. Manfaat Musik
Menurut Kurdi (2011), manfaat musik adalah sebagai berikut :
a. Musik sebagai alat dan terapi kesehatan, ketika seseorang
mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada dalam otak dapat
diperlambat atau dipercepat dan dapat diperlambat atau dipercepat
pada saat yang sama sitem kinerja tubuh mengalami perubahan. Musik
dan kesehatan sangat berkaitan yang erat dan tidak diragukan karena
mendengarkan musik persaan sesorang akan mampu terbawa kedalam
suasana hati yang baik dan positif. Musik dapat mempengaruhi denyut
jantung dan tekan darah yang sesuia dengan frekuensi tempo dan
volumenya.
b. Musik dan kecerdasan, musik memiliki pengaruh penting untuk
peningkatan kecerdasan manusia karena efek yang dihasilkan musik
memiliki kemampuan untuk meningkatkan intelengensia seseorang.
c. Musik dan kepribadian, musik diyakini dapat meningkatakan motivasi
pada seseorang, apabila ada motivasi semangatpun akan muncul dan
segala kegiatan dapat dilakukan.
3. Fungsi Musik
Menurut Kurdi, (2011) fungsi musik adalah sebagai berikut :
a. Fungsi eksperi emosional, musik memiliki fungsi sebagai kendaran
dalam mengepkspresikan ide dan emosi, banyak tempat musik
digunakan untuk menstimulus perilaku sehingga dalam masyarakat ada
lagu untuk menghadirkan ketenangan.
18
b. Fungsi penikmatan estetis, untuk menikmati rasa indah atau estetis
maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan
musik-musik kesukaanya sendiri.
c. Fungsi hiburan, suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi
seseorang musik sebagai salah satu cabang seni juaga memiliki fungsi
menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama dan harmoninya.
d. Fungsi sebagai komunikasi, musik sudah sejak dulu digunakan untuk
alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang, karena
bunyi-bunyi yang teratur berpola ritmik dan menggunakan alur-alur
melodi, itu menandakan adanya komunikasi dalam musik.
4. Jenis-jenis musik
Menurut Kurdi, (2011) jenis-jenis musik adalah sebagai berikut :
a. Musik Tradisioanal adalah musik yang berkembang di daerah sekitar
musik berasal, contohnya di indonesia musik gamelan.
b. Musik Klasik adalah musik yang berasal dari eropa berkembang secara
universal karena memiliki standar estetika jenis musik ini di dominasi
oleh instrument musik gesek dan tiup yang menonjolkan ritme pada
melodi dan harmoni bukan pada beat.
c. Musik modern adalah yang terbaru setelah jaman klasik sampai masa
sekarang ini konsepnya fkleksibel atau luwes dan instrument musik
yang di gunakan lebih beragam.
19
5. Peranan musik
Menurt Maryunani dan Sukaryati (2011), berikut ini peranan dari musik
itu sendiri adalah antara lain :
a. Dalam kehidupan seseorang musik adalah alat hiburan, yang
merupakan salah satu stimulus yang dapat merangsang otak.
b. Musik bisa sebagai alat terapeutik, yang artinya dapat menyembuhkan
dengan ritme yang tercipta bagi para pendengarnya yang dapat
mempengaruhi metabolisme tubuh menjadi lebih baik.
c. Dapat juga meningkatkan kekebalan tubuh.
d. Musik untuk tujuan terapi, akan bermanfaat bila :
1) Dilakukan di tempat khusus.
2) Di pandu oleh ahli/ pakar.
3) Dilakukan dengan secara teratur dan berkesinambungan.
6. Terapi musik
Terapi musik adalah sebuah terapi yang menggunakan musik yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan ataupun memperbaiki berbagi
kondisi, baik fisik, emosi, kognitif, maupun sosial bagi individu dari
semua kalangan (Solehati dan Kosasih, 2015).
Menurut Maryunani dan Sukaryati (2011), terapi musik ialah ilmu
yang rasional yang dapat memberikan nilai tambahan pada musik sebagai
dimensi baru dan dapat menggabungkan antara seni ilmu pengetahuan
dan emosi (perasaan cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya)
20
7. Keunggulan Musik Klasik
Musik-musik klasik terutama musik klasik Mozart memiliki keunggulan
akan kemurnian dan kesederhanaan bunyi yang dimunculkan, irama, melodi,
dan frekuensi-frekuensi tinggi pada musik Mozart merangsang dan memberi
daya pada daerah kreatif dan motivasi dalam otak. Musik karya Mozart
memberi rasa nyaman tidak saja di telinga tetapi juga bagi jiwa yang
mendengarnya. Mendengar musik Mozart serasa ada keajaiban yang
menyertainya, karena musik klasik Mozart pas dengan pola sel otak manusia.
Walaupun sama memiliki fungsi menghibur, musik klasik memiliki
perbedaan dengan jenis-jenis musik hiburan lainnya. Pada musik hiburan
melayani kebutuhan melepas lelah maka musik klasik melayani rasa perasaan
estetik dan artistik yang lebih tinggi. Pada musik hiburan audiens cenderung
dilayani sehingga tidak perlu susah payah mencurahkan perhatiannya. Dengan
kata lain audiens cenderung bersikap pasif. Pada musik klasik audiens tidak
semata-mata dilayani tapi juga disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari
sudut-sudut kenikmatan dalam suatu karya musik.
Musik hiburan biasanya sederhana sedangkan kekuatannya terletak pada
lirik yang didukung oleh melodi sederhana yang logis. Namun pengolahan
yang mendalam pada musik klasik sehingga dapat mewadahi tidak hanya
semata-mata ekspresi estetis namun juga artistik. Audiens musik klasik tidak
hanya membutuhkan hiburan tapi secara aktif membutuhkan kenikmatan
estetis dan artistik (Sari, 2013).
21
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Faktor persalinan
1. Passanger ( janin )
2. Passege ( pelvis ibu )
3. Power
(kontraksiuterus )
4. Psikis ( emosi ibu )
persalian :
Kala I fase aktif
Tanda –tanda persalian kala I :
1. Terjadinya his persalinan
2. Pengeluaran lendir darah
3. Kadang-kadang ketuban
pecah sendirinya
Mengakibatkan
kecemasan dan nyeri
Terjadi
keterlambatan
persalianan
Di berikan terapi
musik kalsik
(Moazart )
22
F. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
keterlambatan persalinan Diberikan terapi
musik Klasik
(Mozart )
Kemajuan persalinan
23
BAB III
METODE PENYUSUNAN KTI
APLIKASI RISET
A. Subyek Penelitian
Subyek apilikasi adalah Ny. K, hamil aterm (38 minggu), inpartu kala
1 fase aktif, letak janin kepala sudah masuk pintu atas panggul, TFU : 31 cm.
B. Tempat Dan Waktu
RSUD Dr. Soediran Mangun Wonogiri tanggal 11 Maret 2015.
C. Media Dan Alat Yang Digunakan
Dalam aplikasi ini media dan alat yang di gunakan adalah sebagai
berikut :
1. Jam Tangan
2. Speaker musik player.
D. Prosedur Tindakan
1. Mengakaji pasien sudah terjadi pembukaan berapa dan dipastikan ibu
sudah masuk persalinan kala I fase aktif.
2. Sebelum di nilai tingkat kecemasan dengan menggunakan HARS.
3. Setelah mengetahui kecemasan Ny. K dalam tingkat sedang.
4. Posisikan ibu yang nyaman yang di inginkan ibu.
24
5. Berikan terapi musik klasik (Mozart) selam 60 menit.
6. Anjurkan ibu untuk mendengarkan musik dengan tenang.
7. Setelah selesai memberikan terapi musik dinilai kemajuan persalinan
dengan partograf.
E. Alat Ukur
1. Partograf
Tabel 3.1. Patograf
25
BAB IV
LAPORAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan menuliskan laporan kasus asuhan keperawatan
yang dilakukan pada Ny. K di Ruang Melati RSUD Dr Soediran Mangun
Sumarso Wonogiri tanggal 11 Maret 2015. Pengelolaan asuhan keperawatan
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan.
A. Indentitas Klien
Ny. K dengan umur 25 tahun, agama Islam,pendidikan terakhir Ny. K
adalah SMA, sebagai ibu rumah tangga sudah menikah dengan Tn. A berumur
26 tahun beragama islam, pekerjaan Tn. A pegawai swasta, alamat rumah Ny.
K sumber sari RT/RW III/IV sendang, wonogiri.
B. Pengkajian
1. Data umum kesehatan
Berat badan Ny. K selama hamil 49 kg dan berat badan sebelum
hamil 39 kg, tinggi badan Ny. K 149cm, Ny. K mengatakan selama hamil
tidak ada masalah kesehatan, tidak sedang mengkomsumsi obat apapun,
Ny. K juga tidak memiliki alergi makanan, obat-obatan maupun alergi
lainya, saat pengkajian Ny. K belum buang air kecil dan buang air
26
besarkarena belum terasa,Ny.K mengatakan semalam hanya tidur 3 jam
karena cemas.
Data umum kebidanan selama hamil Ny.K mengatakan tidak
memiliki masalah kesehatan apapun, Ny. K mengatakan haid pertama kali
ketika umur 16 tahun, dengan lama haid 3-7 hari, dan mengalami nyeri
haid1-2 hari, hari pertama haid terakhir Ny.K adalah 12 juni 2014 dan hari
perkiraan lahirnya adalah 19 maret 2015, usia kehamilan Ny.K 38 minggu,
tidak ada riwayat kehamilan, status obstertikus G1 P0 A0, jumlah
kunjungan Ny. K kebidan pada kehamilan ini adalah 11 kali pertemuan,
tidak mempunyai masalah kehamilan sebelumnya, dan belum mengalami
persalinan jadi tidak ada masalah persalinanya sebelumnya. Sedangakan
riwayat meyusui Ny. K juga belum pernah, riwayat KB juga belum
pernah, dan pelajaran yang diinginkan Ny. K adalah cara meyusui yang
baik dan benar, dan setelah anak Ny. K lahir yang diinginkan membantu
dalam pengasuhannya adalah suaminya.
Riwayat Persalianan Sekarang di mulai dari (Kontraksi
pengeluaran pervagina) Ny. K mengatakan kontraksi yang dirasakan mulai
pukul 06.00 WIB, keadaan kontraksi frekuensi 1-2 kali dalam 10 menit
yang lamanya 18 detik, frekuensi dan kualitas denyut jantung janin 136
per menit.
Pemeriksaan fisik dari Ny. K, Kenaikan berat badan yang dialami
Ny. K saat masa kehamilan adalah 10 kg, Kedaan umum cemas serta
tanda-tanda vital Ny. K TD : 110/80 mmHg, Nadi : 88 kali per menit,
27
suhu : 36,5oC, respirator : 20 kali per menit,dalam pemeriksaan kepala
mata : konjungtiva tidak anemis. Hidung : simetris, tidak ada polip dan
sekret. Mulut : mulut bersih, tidak ada stomatitis, gigi bersih. Telinga :
simetris, tidak ada serumen dan gangguan pendengaran. Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Jantung : inspeksi : dada simetris, ictus cordis
tidak tampak. Palapasi : ictus cordis teraba. Perkusi : suara pekak, tidak
ada pembesaran jantung. Auskultasi : Bj I-Bj II murni, tidak ada suara
tambahan. Paru-paru : inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak menggunakan
alat bantu pernafasan. Palapasi : vocal fermitus sama kanan kiri. Perkusi :
suara sonor. Auskultasi : suara nafas vaskuler.
Payudara : air susu belum terlalu lancar, kehitaman pada aerola
mamae, payudara sedikit bengkak, puting susu menonjol, kolostrom (+).
Abdomen : Kontraksi : (frekuensi, lamanya, kekuatan) : 1-2 kali dalam 10
menit, 10 detik. Leoplod 1 : TFU 3 cm, Leopold 2 : kanan punggung dan
kiri ekstremitas, Leopold 3 : kepala, Leopold 4 : sebagain kepala sudah
masuk pintu atas panggul. DJJ : 146 per menit. Status janin : hidup.
Pigmentasi : tidak ada perubahan pigmen. Lineangra : terdapat garis
bawah hitam vertikal berwarna gelap, dibawah tulang dada sampai pubis.
Striae : tidak mempunyai kelainan kulit berupa garis-garis putih.
Ekstremitas : tidak ada edema. Genetalia : hasil pemeriksaan dalam, jam
06.00 WIB oleh bidan pembukaan servik 1 cm, ketuban utuh.
28
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang atau laboratorium tanggal 10 Maret 2015,
meliputi pemeriksaan gol darah sewaktu hasil 70 mg/dl nilai ( normal 76-
120), SGOT 18 u/l nilai ( normal 0 – 25 ), SGPT 9 u/l (nilai normal0 – 29),
Ureum 25mg/dl( nilai normal 10-50 ), Kreatinin 0,4 mg/dl ( nilai normal
0,5 -1,3).
3. Laporan Persalinan
Mulai persalinan kala I fase aktif tanggal 11 Maret 2015, pada
pukul 11.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan
servik 4 cm dan dilakukan pemerikasaan DJJ didapatkan hasil DJJ 137 per
menit kontraksi 3 kali dalam 10 menit durasi 18-20 per detik. Pukul 11.30
WIB dilakukan pemeriksaan DJJ di daptkan hasil 140 per menit kontraksi
3 kali dalam 10 menit durasi 18-20 per detik, Pukul 12.00 WIB dilakukan
pemeriksaan DJJ 147 per menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit durasi 25-
35 per detik.
Pukul 12.30 WIB dilakukan pemeriksaan DJJ didapatkan hasi 140
per menit kontraksi 4 kali dalam10 menit durasi 25-35 kali permenit,
Pukul 13.00 WIB dilakukan pemeriksaan DJJ didapatkan hasil 150 per
menit kontraksi 4 kali dalam 10 meit durasi 25-35 per detik, Pukul 13.30
WIB didapatkan hasil 146 per menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit
durasi 25-35 per detik, Pukul 14.00 WIB dilakukan pemeriksaan DJJ
didapatkan hasil 157 per menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit durasi 25-
35 per detik.
29
Pukul 14.30 WIB dilakukan pemeriksaan DJJ didapatkan hasil 140
per menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit durasi 40-60 detik, Pukul 15.00
WIB dilakukan pemeriksaan DJJ di dapatkan hasil 158 per menit kontraksi
5 kali dalam 10 menit durasi 40-60 per detik. Pukul 15.30 WIB dilakukan
pemeriksaan DJJ didapatkan hasil 140 per menit kontraksi 5 kali dalam 10
menit durasi 40-60 per detik, Pukul 16.00 WIB dilakukan pemeriksaan
DJJ didapatkan hasil 140 per menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit durasi
40-60 per detik.
Pukul 16.30 WIB dilakukan pemeriksaan DJJ didapatkan hasil 158
per menit kontaksi 5 kali dalam 10 menit durasi 40-60 per detik, pukul
17.00 WIB dilakukan pemeriksaan DJJ didapatkan hasil 140 per menit
kontraksi 5 kali dalam 10 menit durasi 40-60 per detik, pukul 17.30
dilakukan pemeriksaan DJJ didapatkan hasil 140 per menit kontraksi 5 kali
dalam 10 menit durasi 50-60 per detik.
C. Perumusan Masalah
Pada pukul pukul 07.40 WIB didapatkan data subyektif : pasien
mengatakan nyeri karena mulai kenceng-kenceng, nyeri yang dirsakan Ny. K
seperti perut di tekan, nyerinya di perut menjalar ke pinggang, dengan skala
nyeri 6, nyeri saat kenceng-kenceng, dan didapatkan data obyektif : : Nyk. K
tampak meringis kesakitan. Berdasarkan analisa di atas dapat di rumuskan
diagnosa keperawatan “Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis”
30
Pada pukul 07.50WIB didapatkan data subyektif : Ny. K mengatakan
dirinya cemas karena ini kelahiran anak pertamanya, dan Ny. K mengatakan
hanya tidur 3 jam karena menunggu kelahiran anaknya, sedangkan didapatkan
data obyektif : Nadi Ny. K 88 kali per menit, dan dilakukan penelian
kecemasan dengan HARS dan didapatkan skor 26 dan diakumulasikan
menjadi nilai 2 yang berarti cemas sedang. Berdasarkan data yang di dapat di
atas di dirumuskan diagnosa keperawatan “Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan dan status peran”.
D. Intervensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam nyeri Ny. K
dapat terkontrol dengan kriteria hasil : mampu mengontrol nyeri dan mampu
mengatakannyeri berkurang dari skala 6 menjadi 5 maka diberikan intervensi :
1) kaji tingkatan nyeri dengan rasional untuk mengetahui skala nyerinya 2)
ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional mengurangi nyeri secara
biologis 3) Anjurkan klien untuk berkemih 1-2 jam rasional mempertahan
kandung kemih bebas distensi, 4) hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas
dan durasi kontraksi setiap 30 menit rasional memantau kemajuan persalinan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam Ny. K tidak
mengalami kecemasan atau cemas Ny. K terkontrol dengan kriteria hasil : Ny.
K dapat mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala cemas, vital sign Ny.
K dalam batas normal tekanan darah 120/80mmhg, nadi 60-100x/menit,
pernafasan 16-24kali per menit dan suhu36’5-37’5oC. Maka diberikan
31
intervensi :1 ) Observasi TTV dan DJJ Ny. K, Rasional untuk memantau DJJ
dan TTV dalam batas normal,2) Berikan terapi musik klasik (Mozart),
Rasional Mengurangi kecemasan secara biologis pada Ny. K, 3)Anjurkan
suami dan keluarga terdekat untuk selalu mendampingi, Rasional Agar Ny. K
merasa tenang dan nyaman, 4) Kolaborasi pemberian obat farmakologi,
Rasional mepercepat persalinan.
E. Implementasi
Pada pukul 08.00 WIB mengkaji tingkatan nyeri didapatkan repon
subyektif : pasien mengatakan nyeri karena mulai kenceng-kenceng, nyeri
seperti di tekan, nyeri dari perut menjalar ke pinggang, skala nyeri 6, nyeri
saat kenceng-kenceng dan didapatkan repon obyektif : pasien tampak meringis
kesakitan. Pada pukul 08.50 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam di
dapatkan respon subyektif : pesien mengatakan nyeri sedikit berkurang,
didapatkan respon obyektif : pasien meringis kesakitan
Pukul 09.00 WIB adalah mengetahui tingkatan kecemasan dengan
(HARS) dapat respon subyektif Ny. K mengatakan mau dilakukan penialian
kecemasan didapatkan respon obyektif nilai kecemasan 26 dan di
akumulasikan menjadi 2 atau cemas sedang.
Pukul 09.50 WIB menganjurkan suami untuk selalu mendampingi
didapatkan respon subyektif : Keluarga Ny. K mengatakan selalu menjaga
klien bergantian, dan didapatkan respon obyektif : klien Ny. K tampak
bergantian dalam berjaga, pukul 11.00WIB memberikan terapi musik klasik
32
(Mozart) didapatkan respon subyektif : Ny. K selalu merasa tenang jika di
berikan terapi musik klasik, dan didapatkan respon obyektif : Ny. K tampak
tenang dan terjadi kemajuan persalinan dari pembukaan 4 menjadi 5. Pukul
11.30 WIB mengobservasi DJJ dan kontraksi setiap 30 menit didapatkan
respon subyektif ibu mau di periksa DJJ dan kontraksi dan respon obyektif
DJJ 140 per menit kontaksi 3 kali dalam 10 menit durasi 20 /detik. Pada pukul
14.00 WIB menginjeksi obat oksitosin 10 unit 22 tpm di dapatkan repon
obyektif obat masuk 1 ampul intra vena.
Pada pukul 15.00 WIB memberikan terapi musik klasik (Mozart)
didapatkan respon subyektif ibu merasa tenang dan didapatkan respon
obyektif ibu tertidur selama pemberian terapi dan setelah selesai terapi terjadi
kemajuan persalian dari pembukaan 5 menjadi 6. Pada pukul 16.00 WIB
kembali memberikan terapi musik klasik (Mozart) didapatkan respon
subyektif Ny. K merasa tenang dan didapatkan repon obyektif di dapatkan
kemajuan persalinan dari pembukaan 7 menjadi 8.
F. Evaluasi
Pukul 17.00 WIB didapatkan respon subyektif : Ny. K mengatakan
nyeri berkurang dan dapat dikontrol tetapi masih sakit ketika kenceng-
kenceng, skala nyeri 6, nyeri di pinggang, respon obyektif : pasien tampak
meringis kesakitan, masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan pada kala II
Pukul 17.20WIB didapatkan respon obyektif Ny.k mengatakan sudah tidak
cemas, dan respon obyektif didapatkan : ada kemajuan persalianan di tandai
33
dengan pembukaan 7 menjadi 8 partograf (pembukaan kurang lebih 3 cm setiap
jam setelah pemberian terapi) tanda-tanda vital TD : 130/80 mmhg, suhu 36,5oC,
nadi 75 x/menit, repiratori : 16 x/menit maka masalah kecemasan yang di alami
Ny. K teratasi dan dapat menghentikan intervensi.
Hasil analasia selam aplikasi tindakan musik klasik (Mozart) dengan
persalinan kala I fase aktif adalah Analisa pemberian terapi musik klasik
(Mozart) didapatkan hasil bahwa terapi musik klasik ( Mozart ) mempunyai
efek yang positif, musik klasik (Mozart) dapat memajukan persalianan itu
terlihat pada penilaian dengan partograf terjadi kemajuan persalinan setiap
diberikan terapi musik klasik, pembukaan kurang lebih 1 cm/jam dari
pembukaan 4 menjadi 5, 5 menjadi 6, 7 menjadi 8 dilakukan terapi musik 3
kali.
34
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang penerapan tindakan “Aplikasi
tindakan musik klasik (Mozart) terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif
pada asuhan keperawatan Ny. K dengan persalinan normal di ruang (VK) RSUD.
Dr. Soediran MangunSumarso Wonogiri”.
A. Pengkajian
Hasil pengkajian merupakan tahap pertama atau primer yang dilakukan
penulis untuk menentukan diagnosa keperawatan dan intervensi sehingga
dapat dilakukan tindakan keperawatan atau implementasi yang kemudian
pasien mendapatkan peningkatan status kesehatan (Kartikawati, 2011).
Pengkajian dilakukan dengan metode Autoanamnesa dan Alloanamnes
Autoanamnesa adalah anamnesa terhadap pasien itu sendiri, Alloanamnesa
adalah anamnesis terhadap keluarga / orang terdekat atau yang membawa
pasien tersebut ke rumah sakit( Rohmah dan Walid, 2012).
Dalam pengkajian Data umum kesehatan dipengkajian pola tidur Ny.K
mengatakan tadi malam hanya tidur 3 jam kerena menunggu kelahiran anak
pertamanya, hasil pengkajian itu sesuai dengan teori (Sulistyorini, 2007)
kehamilan pertama bagi seorang ibu (Primigravida) merupakan salah satu
periode krisis dalam kehidupanya. Krisis adalah ketidakseimbangan
psikologis, saat terjadinya gangguan, serta adanya perubahan identitas dan
peran dapat menimbulkan kecemasan (Ningsih, 2007). Kecemasan tersebut
35
dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran, dan bayangan
tentang suatu proses persalinan, walau belum pasti terjadi. Situasi ini dapat
menimbulkan perubahan drastis dari fisik sampai psikologis (Sulityorini,
2007). Kondisi psikologis ibu saat persalinan akan mempengaruhi aktivitas
psikologis, mempengaruhi detak jantung, tekan darah, produksi adrenalin,
aktivitas kelenjar keringat dll. Tekanan psikologis dapat juga memunculkan
gejala fisik seperti lesu, letih, mudah marah, gelisah,dan susah tidur (Erlina,
2007).
Pada riwayat persalinan sekarang Ny. K mengatakan kontraksi mulai
pukul 06.00 WIB, keadaan kontraksi 1-2 kali dalam 10 menit lamanya, durasi
nya 18 detik dan kualitas DJJ 136 kali per menit pernyataan tersebut sesuai
dengan teori Sulistyawati dan Nugraheny (2010) bahwa mulai persalinan ibu
akan mengalami kontraksi atau his yang kadang dirasakan pada permulaan
rasa sakit yang timbul. Dan itu juga sesuai dengan teori Islah (2013), bahwa
kontraksi secara umum dapat dijadikan tanda mulainya persalinan. Perempuan
memiliki otot terbesarnya yaitu rahim dan saat terjadi proses persalinan otot
tersebut meregang. Kondisi tersebut terjadi secara alamiah, sama seperti kita
muntah otot perut akan mengalami kontaraksi. Pada saat kontaraksi terjadi
rahim akan meregang lalu mengecil, dan menyusutnya rahim tersebut
membuat servik terbuka lalu janin terdorong keluar.
36
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan hasil tentang keputusan respon
secara individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah – masalah
kesehatan yang aktual dan berpotensi sehingga dapat diperoleh intervensi
untuk setiap permasalahan yang muncul (Rohmah dan Walid, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh saat pengkajian di dapatkan masalah
pada kala I diagnosa ke 1 dengan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis. Pada pukul pukul 07.40 WIB didapatkan data subyektif : pasien
mengatakan nyeri karena mulai kenceng-kenceng, nyeri yang dirasakan Ny. K
seperti perut ditekan, nyerinya di perut menjalar ke pinggang, dengan skala
nyeri 6, nyeri saat kenceng-kenceng, dan didapatkan data obyektif : Nyk. K
tampak meringis kesakitan. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan
aktual atau potensial atau digambarkan hal dalam kerusakan sedemikian rupa,
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas berat dengan akhiryang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari 6 bulan. Adapun
batasan karakteristik mengepresikan perilaku misalnya (gelisah, mengais,
waspada, mendesah) melaporkan nyeri secara verbal (Herdman, 2009).
Pada data yang di peroleh saat pengkajian didapatkan masalah pada
kala 1 Diagnosa yang muncul ke 2 Ny.K adalah ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan. Pada pukul 07.50 WIB didapatkan data subyektif
: Ny. K mengatakan dirinya cemas karena ini kelahiran anak pertamanya, dan
Ny. K mengatakan hanya tidur 3 jam karena menunggu kelahiran anaknya,
37
sedangkan didapatkan data obyektif : Nadi Ny. K 88x/menit, dan dilakukan
penilaian kecemasan dengan HARS dan didapatkan skor 26 dan di
akumulasikan menjadi nilai 2 yang berarti cemas sedang. Ansietas adalah
perasaan tidak nyaman atau kekahawatiran yang sama disertai respon autonom
(sumber sering kali tidak spesifik atau tidak di ketahui individu) perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Adapun batasan
karakteristiknya adalah rasa khawatir, ketakutan terhadap konsekuensi tidak
spesifik, nyeri abdomen (Herdman, 2009).
C. Intervensi
Dalam menetapkan intervensi keperawatan yang pertama adalah
menentukan tujuan inetrvensi. Tujuan adalah perubahan perilaku yang
diharapkan oleh perawat setelah tindakan berhasil dilakukan. Setelah
menetapkan tujuan intervensi menetapkan kriteria hasil dalam menentukan
kriteria hasil harus singkat, jelas, disusun berdasarkan diagnosa keperawatan,
spesifik, dapat diukur, dan terdiri dari subyek, perilaku pasien, kondisi. Dalam
menentukan tujuan dan kriteria hasil harus mengikuti prinsip, adapun
prinsipnya adalah SMART. S : ( Spesifik )berfokus pada pasien, singakt dan
jelas, M : ( measurable) dapat di ukur , A : ( achievable) realistis, R :
(reasonable) ditentukan oleh perawat dan klien,T : ( time) kontrak waktu
(Rohma dan Walid, 2012 ).
Intervensi adalah merupakan rencana tindakan yang utama dalam
keputusan awal yang akan dilakukan yang menyakut tentang siapa, kapan, dan
38
bagaimana untuk melakukan tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).Dalam
pengambilan keputusan pemecahan masalah keperawatan hendaknya sesuai
dengan NIC (Nursing Interventions Classification) dan NOC (Nursing
Outcomes Classifications) sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai
dengan jelas (spesific), dapat diukur (measurable), acceptance, rasional, dan
timming. Setelah mentukan intervensi harus menetukan rasional.Rasional
adalah dasar pemikiran atau alasan ilmiah yang mendasari rencana tindakan
keperawatan (Rohma dan Walid, 2012). Dalam merumuskan intervensi di
butuhkan rumus ONEC, yang berati O : (Observation) observasi, N : (nursing)
keperawatan, E : (education) penyuluhan, C : (colaboration)kolaborasi
(Rohma dan Walid, 2012 ).
Diagnosa dengan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
pada kala I setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam nyeri Ny.
K dapat terkontrol dengan kriteria hasil : mampu mengontrol nyeri dan
mampu mampu nyeri berkurang dari skala 6 menjadi 5 maka diberikan
intervensi : 1) kaji tingkatan nyeri dengan rasional untuk mengetahui skala
nyerinya, 2) ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional mengurangi
nyeri secara biologis 3) Anjurkan klien untuk berkemih 1-2 jam rasional
mempertahan kandung kemih bebas distensi, 4) hitung waktu dan catat
frekuensi, intensitas dan durasi kontraksi setiap 30 menit rasional memantau
kemajuan persalinan.
39
Diagnosa keperawatan yang kedua ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan pada kala I. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x6 jam Ny. K tidak mengalami kecemasan atau cemas
Ny. K terkontrol dengan criteria hasil : Ny. K dapat mengidentifikasikan dan
mengungkapkan gejala cemas, vital sign Ny. K dalam batas normal, postur
tubuh, ekpresi, bahasa tubuh dan tingkatan aktivas Ny. K menunjukan
kurangnya kecemasan. Maka di berikan intervensi :1) Observasi TTV dan DJJ
Ny. K dengan rasional untuk memantau DJJ dan TTV dalam batas normal , 2)
Berikan terapi musik klasik (Mozart) rasional untuk mengurangi kecemasan,
3) Anjurkan suami dan keluarga terdekat untuk selalu mendampingi rasional
Agar Ny. K merasa tenang dan nyaman, 4) kolaborasi pemberian obat
oksitosin 10 unit 22 tpm rasional mepercepat persalinan.
D. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan untuk pasien
yang bertujuan agar masalah keperawatan pada pasien dapat teratasi
(Kartikawati, 2011). Tindakan yang pertama pada pukul 08.00 WIB mengkaji
pola nyeri dengan PQRST. Dengan pendekatan PQRST maka pasien dapat
mengutarakan keluhan nyeri yang di rasakan pasien. Dimana P : Provoking /
palliative adalah penyebab nyeri, Q : Quality adalah karakteristik nyeri, R :
region adalah daerah yang terjadi nyeri, S : Scale adalah tingakatan nyeri, T :
Time adalah waktu penyebab nyeri (Saputra, 2013). Pada pukul 08.50 WIB
menganjurkan Ny. K untuk relaksasi nafas dalam, ini sesuai dengan teori
40
Potter & perry (2005) dalam Ayudianingsih dan Maliya (2009), tehnik
relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.
Pada pukul 09.00 WIB adalah mengukur tingkatan kecemasan dengan
(HARS) dapat dikatakan tidak ada gejala sama sekali diberi nilai (0),
dikatakan gejala ringan bernilai (1), dikatakan gejala sedang bernilai (2), di
katakan gejala berat bernilai (3), dikatakan gejala sangat berat bernilai (4),
setelah di ketahui Ny. K mengalami kecemasan sedang. Pukul 09.50 WIB
menganjurkan suami pasien untuk selalu mendampingi. Kehadiran suami saat
istri melahirkan sangatalah penting diharapkan, suami dapat memberikan
dukungan kepada istri, agar istrinya merasa nyaman, aman, dan berbesar
hatinya agar persalinan berjalan normal (Utami dan maghifroh, 2009).
Pada pukul 11.00 WIB yang dilakukan adalah memberikan terapi
musik klasik (Mozart) dan didapatkan hasil pembukaan 4 menjadi 5. Pukul
11.30 mengobservasi DJJ dan kontraksi setiap 30 menit didapatkan respon
subyektif ibu mau diperiksa DJJ dan kontraksi dan respon obyektif DJJ 140
per menit kontaksi 3 kali dalam 10 menit durasi 20 per detik sesuai dengan
teori Islah (2013) bahwa kontraksi secara umum dapat dijadikan tanda
mulainya persalinan. Perempuan memiliki otot terbesarnya yaitu rahim dan
saat terjadi proses persalinan otot tersebut meregang. Kondisi tersebut terjadi
secara alamiah, sama seperti kita muntah otot perut akan mengalami
kontaraksi. Pada saat kontaraksi terjadi rahim akan meregang lalu mengecil,
41
dan menyusutnya rahim tersebut membuat servik terbuka lalu janin terdorong
keluar.
Pada pukul 14.00 WIB memberikan terapi farmakologi oksitosin 10
unit / ampul melalui intravena 22 tpm dan obat sudah masuk. Oksitosin
adalah suatu hormon yang di produksi hipotalamus dan diangkut lewat aliran
akslopasmik ke hipofisis posterior yang mendapat stimulasi yang tepat
hormon ini akan dilepas kedalam darah, sedangkan fungsinya merangsang
dan meningkatkan kontaksi ( ISO 2012).
Pada pukul 15.00 WIB kembali memberikan terapi musik klasik
(Mozart) didapatkan hasil Ny. K menjadi tenang serta didapatkan hasil
pembukaan 5 menjadi serta Ny. K tertidur selam di terapi. Pada pukul 16.00
WIB kembali diberikan terapi musik klasik (Mozart) dan didapatkan hasil
Ny. K semakin merasa tenang dan didapatkan hasil kemajuan persalina dari
pembukaan 7 menjadi 8.
Terapi musik klasik adalah terapi yang menggunakan musik yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki berbagai kondisi,
baik fisik, emosi, kognitif, maupun sosial bagi semua individu dari semua
kalangan (Solehati dan Kosasih, 2015).
Dengan relakasasi musik bisa dilakukan pada ibu melahirkan untuk
menurunkan atau bahkan menghilangkan kecemasan sehingga persalinan
dapat lebih pendek atau singkat (Yuliatun, 2008 dalam Suwoyo, 2011).
Selain dapat memepengaruhi suasana hati kini musik ternyata diketahui
memiliki kekuatan yang amat mengagumkan secara spiritual, emosi dan fisik.
42
Bunyi ritme dan nada yang ada dalam musik dapat memperkuat atau
mempertajam pikiran, meningkatkan dan menyembuhkan tubuh, musik pun
mampu meredakan kecemasan para ibu yang akan melahirkan dan dapat
mengeluarkan endrofin yaitu pemati rasa sakit yang alamiah sehingga dapat
mengurangi kebutuhan akan obat anastesi (Campbell, 2002 dalam Suwoyo,
2011).
Pemberian terapi musik sesuai dengan jurnal Suwoyo, (2011) yang
judul Perbedaan musik klasik Mozart dan musik klasik New age Kitaro
terhadap kemajuan persalianan kala 1 fase aktif pada primigravida bahwa ibu
yang mendengarkan musik klasik (Mozart) dapat meningkatkan kontraksi
uterus,sehingga mempercepat persalinan.
Untuk jenis-jenis musik sendiri ada beberapa antara lain sebagai berikut :
a. Musik Tradisioanal adalah musik yang berkembang di daerah sekitar
musik berasal, contohnya di indonesia musik gamelan.
b. Musik Klasik adalah musik yang berasal dari eropa berkembang secara
universal karena memiliki standar estetika jenis musik ini di dominasi
oleh instrument musik gesek dan tiup yang menonjolkan ritme pada
melodi dan harmoni buakn pada beat.
c. Musik modern adalah yang terbaru setelah jaman klasik sampai masa
sekarang ini konsepnya fkleksibel atau luwes dan instrument musik yang
di gunakan lebih beragam (Kurdi, 2011)
43
Adapun musik sendiri memiliki banyak manfaat adalah sebagai
berikut :
a. Musik sebagai alat dan terapi kesehatan, ketika seseorang
mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada dalam otak dapat
diperlambat atau dipercepat dan dapat diperlambat atau dipercepat pada
saat yang sama sistem kinerja tubuh mengalamai perubahan. Musik dan
kesehatan sangat berkaitan yang erat dan tidak diragukan karena
mendengarkan musik persaan sesorang akan mampu terbawa kedalam
suasana hati yang baik dan positif. Musik dapat mempengaruhi denyut
jantung dan tekan darah yang sesuia dengan frekuensi tempo dan
volumenya.
b. Musik dan kecerdasan, musik memiliki pengaruh penting untuk
peningkatan kecerdasan manusia karena efek yang dihasilkan musik
memiliki kemampuan untuk meningkatkan intelengensia seseorang.
c. Musik dan kepribadian, musik diayakini dapat meningkatakan motivasi
pada seseorang, apabila ada motivasi semangatpun akan muncul dan
segala kegiatan dapat dilakukan (Kardu, 2011).
Musik klasik memiliki banyak keunggulan terutama musik klasik
Mozart memiliki keunggulan akan kemurnian dan kesederhanaan bunyi yang
dimunculkan, irama, melodi, dan frekuensi-frekuensi tinggi pada musik Mozart
merangsang dan memberi daya pada daerah kreatif dan motivasi dalam otak.
Musik karya Mozart memberi rasa nyaman tidak saja di telinga tetapi juga bagi
44
jiwa yang mendengarnya. Mendengar musik Mozart serasa ada keajaiban yang
menyertainya, karena musik klasik Mozart pas dengan pola sel otak manusia.
Walaupun sama memiliki fungsi menghibur, musik klasik memiliki
perbedaan dengan jenis-jenis musik hiburan lainnya. Pada musik hiburan
melayani kebutuhan melepas lelah maka musik klasik melayani rasa perasaan
estetik dan artistik yang lebih tinggi. Pada musik hiburan audiens cenderung
dilayani sehingga tidak perlu susahpayah mencurahkan perhatiannya. Dengan
kata lain audienscenderung bersikap pasif. Pada musik klasik audiens tidak
semata-mata dilayani tapi juga disediakan spasi yang lebih luas untuk mencari
sudut-sudut kenikmatan dalam suatu karya musik.
Musik hiburan biasanya sederhana sedangkan kekuatannya terletak pada
lirik yang didukung oleh melodi sederhana yang logis. Namun pengolahan yang
mendalam pada musik klasik sehingga dapat mewadahi tidak hanya semata-
mata ekspresi estetis namun juga artistik. Audiens musik klasik tidak hanya
membutuhkan hiburan tapi secara aktif membutuhkan kenikmatan estetis dan
artistik (Sari,2013).
Adapun langkah-langkah dari pemberian terapi musik klasik itu sendiri
adalah yang pertama mengakaji pasien sudah pembukaan berapa dan
dipastikan ibu sudah memasuki persalinan kala I. Langkah yang kedua
mengukur kecemasan dengan menggunakan HARS dan di dapatkan nilai
kecemasan 26 diakumulasikan menjadi 2 atau cemas sedang, pengukuran
kecemasan pada Ny. K untuk mengetahui tingkat kecemasan pada paskien.
Langkah yang ketiga memberikan terapi musik klasik (Mozart) 60 menit
45
diberikan terapi 3x dalam memberikan terapi musik klasik penulis
melukannya di ruang bersalin karena tempatnya tenang dan pabila ibu sudah
mengalami pembukaan lengkap ibu sudah berada di ruamg bersalin tanpa
harus berpindah, didapatkan respon Ny. K tenang dan tertidur selama terapi
dilakukan. Langkah yang keempatmenilai kemajuan persalinan setiap
diberikan terapi musik didapatkan setiap pemebiaran terapi terjadi kemajuan
persalian kurang lebih 1 cm per jam atau dari pembukaan 4 menjadi 5,
pembukaan 5 menjadi dan pembukaan 7 menjadi 8.
Kekurangan penulis adalah penulis tidak melakukan penilaian
kecemasan kembali di akhir evaluasi setelah diberi terapi musik klasik,
penilaian kecemasan menggunakan HARS dan juga penulis tidak melakukan
semua intervensi di implementasi.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tujuan akhir dari rencana asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan dalam tindakan keperawatan yang mana menyangkut
perkembangan pasien kesehatan pasien dan nilai efektifitas dalam tindakan
keperawatan (Kartikawati, 2011).
Evaluasi yang digunakan sesuai teori yaitu SOAP (Subyektif, Obyektif,
Assessment, Planning) yang mana terdiri dari Subyektif adalah pernyataan dari
pasien atau keluarga pasien tentang perkembangan kesehatan pasien, Obyektif
adalah data yang didapat atau hasil dari pemberian tindakan keperawatan
kepada masalah kesehatan pasien, Assessment merupakan kesimpulan dari
46
tindakan keperawatan yang dilakukan, Planning adalah rencana selanjutnya
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien (Rohman dan Walid, 2012).
Pukul 17.00 WIB didapatkan respon subyektif : Ny. K mengatakan
nyeri berkurang dan dapat di kontrol tetapi masih sakit ketika kenceng-
kenceng, skala nyeri 6, nyeri di pinggang, respon obyektif : pasien tampak
meringis kesakitan, masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan pada kala II
Pukul 17.20 WIB didapatkan respon obyektif Ny.k mengatakan sudah
tidak cemas, dan repon obyektif didapatkan : ada kemajuan persalianan di tandai
dengan pembukaan 7 menjadi 8partograf (pembukaan kurang lebih 3 cm setiap
jam setelah pemberian terapi) tanda-tanda vital TD : 130/80 mmhg, suhu 36,5oC,
nadi 75 x/menit, repiratori : 16 x/menit maka masalah kecemasan yang di alami
Ny. K teratasi dan dapat menghentikan intervensi.
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Hasil pengakajian Ny. K dengan persalinan kala I fase aktif
didapatkan keluhan Ny. K mengatakan nyeri dari perut menjalar
kepinggang, nyeri seperti ditekan, sakala nyeri 6, nyeri saat kenceng-
kenceng. Ny. K juga mengeluh cemas karena kelahiran anak pertamanya,
Ny. K tidur hanya 3 jam dan didapatkan pemeriksaan tanda-tanda vital TD :
110/80 mmHg, Nadi : 88 x/ menit,suhu : 36,5oC,respirator : 20 x/menit.
2. Diagnosa keperawatan
Hasil diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. K dengan
persalinan kala I fase aktif Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis dan ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Intervensi
Diagnosa keperawatan yang pertama dengan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x6 jam nyeri Ny. K dapat terkontrol dengan kriteria
hasil : mampu mengontrol nyeri dan mampu nyeri berkurang dari skala 6
menjadi 5 maka di berikan intervensi : 1) kaji tingkatan nyeri dengan
rasional untuk mengetahui skala nyerinya 2) ajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam dengan rasional mengurangi nyeri secara biologis, 3) Anjurkan
48
klien untuk berkemih 1-2 jam rasional mempertahan kandung kemih bebas
distensi, 4) hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan durasi
kontraksi setiap 30 menit rasional memantau kemajuan persalinan.
Diagnosa keperawatan yang ke dua ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan pada kala I. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x6 jam Ny. K tidak mengalami kecemasan atau
cemas Ny. K terkontrol dengan kriteria hasil : Ny. K dapat
mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala cemas, vital sign Ny. K
dalam batas normal, postur tubuh, ekpresi, bahasa tubuh dan tingkatan
aktivas Ny. K menunjukan kurangtan kecemasan. Maka di berikan
intervensi :1) Observasi TTV dan DJJ Ny. K, 2) Berikan terapi musik
klasik (Mozart), 3)Anjurkan suami dan keluarga terdekat untuk selalu
mendampingi, 4) Instrusikan Ny. K untuk melakukan tehnik relaksasi nafas
dalam, 5) Kolaborasi pemberian obat farmakologi.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan penulis pada Ny. K yang pertama
pada diagnosa nyeri melakukan implementasi mengkaji pola nyeri dengan
PQRST, setelah itu menganjurkan Ny. K untuk relaksasi nafas dalam,
Mengobservasi DJJ dan kontraksi setiap 30 menit. Sedangkan untuk
diagnosa cemas implemntasi yang dilakukan mengukur tingkatan
kecemasan dengan (HARS), implementasi berikutnya menganjurkan
suami pasien untuk selalu mendampingi, impelemntasi berikutnya
memberikan terapi musik klasik (Mozart). Impelemntasi yang terakhir
49
dilakukan penulis memberikan terapi farmakologi oksitosin 10 unit /
ampul melalui intravena 22 tpm
5. Evaluasi
Hasil evaluasi Ny. K untuk nyeri di dapatkan respon subyektif :
Ny. K mengatakan nyeri berkurang dan dapat di kontrol tetapi masih sakit
ketika kenceng-kenceng, skala nyeri 6, nyeri di pinggang, respon obyektif
: pasien tampak meringis kesakitan, masalah belum teratasi intervensi
dilanjutkan pada kala II
Hasil evaluasi Ny. K untuk kecemasan didapatkan respon obyektif
Ny. K mengatakan sudah tidak cemas, dan repon obyektif didapatkan : ada
kemajuan persalianan ditandai dengan pembukaan 7 menjadi 8 partograf
(pembukaan kurang lebih 3 cm setiap jam setelah pemberian terapi) tanda-
tanda vital TD : 130/80 mmhg, suhu 36,5oC, nadi 75 x/menit, repiratori : 16
x/menit maka masalah kecemasan yang di alami Ny. K teratasi dan dapat
menghentikan intervensi.
6. Analisa
Analisa pemberian terapi musik klasik ( Mozart) didapatkan hasil
bahwa terapi musik klasik (Mozart) mempunyai efek yang positif, musik
klasik (Mozart) dapat memajukan persalianan itu terlihat pada penilaian
dengan partograf terjadi kemajuan persalinan setiap diberikan terapi musik
klasik, pembukaan kurang lebih 1 cm/jam dari pembukaan 4 menjadi 5, 5
menjadi 6, 7 menjadi 8 dilakukan terapi musik 3 kali.
50
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian saran
dan prasarana yang mana merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui praktik klinik
dan pembuatan laporan.
2. Bagi Rumah Sakit.
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
dengan semaksimal mungkin demi meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit.
3. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan
pengetahuan, ketrampilan dan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien seoptimal mungkin
51
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Dwi dan Clervo, Cristine P. 2010. Asuhan persalian. Nuha Medika. Jakarta.
Ayudianingsih, Novarika Galuh dan Maliya, Arina. 2009. Pengaruh tehnik
relaksasi nafas dalam terhdapa penurunan tingkatnyeri pada pasien
frektusr femur. 11(2) 191-192.
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Buku
kedokteran EGC. Jakarta.
Herdman. 2009-2011. Diagnosi keperawatan : Definisi dan klasifikasi. Salemba.
Jakarta.
Iso. 2012-2013. Informasi spesalite obat indonesia. Isfi. Jakarta.
Kartikawatai, Dewi. 2011. Buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat darurat.
Salemba medika. Jakarta.
Kurdi, Asreni. 2011. Bahan diklat seni musik. Salemba medika. Jakarta.
Maryuni, Anik dan Sukaryati, Yetty. 2011. Senam hamil, senam nifas dan terapi
musik. Trans media. Jakarta.
Mitayani. 2013. Asuhan keperawatan maternitas. Salemba medika. Jakarta.
Rekam medis. 2009. Pedoman rekam medis berorientasi masalah. Fakultas
kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.
Rohmah, Nikamatur dan Walid, Saiful. 2012. Proses keperawatan : teori dana
plikasi. Ar-ruzz media. Jogjakarta.
Sari, Yuliakurnia. 2013. Efektifitas terapi musik klasik Mozart terhadap suhu
bayi. Program pasca sarjana. Puwokerto.
Soleh, Tatti dan Kosasih, Cecep Eli. 2015. Konsep dan aplikasi dalam
keperawatan maternitas. Rafika adaitama. Bandung.
Sondak, Jenny. J. S. 2013. Asuhan kebidan dan bayi baru lahir. Erlangga. Jakarta.
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu
bersalin. Salemba medika. Jakarta.
52
Suwoyo. 2011. Perbedaan musik klasik (Mozart) dan Musik klasik New Age
(Kitaro) terhadapa kemajuan persalinan kala I fase aktif pada
primigravida. Jurnal kebidanan. 11 (4) : 210-211.
Sumapraja, sudarji. 2003. Partograr WHO. Fkui. Jakarta.
Tursilowati, Sriyuni dan Sulityorini. 2007. Pengaruh peran serta suami terhadap
tingkat kecemasan ibu hamil dalam mengahadpi persalianan. Jurnal
kesehatan surya medika. 205-206.
Uliyah dan Hidayat, Azz Alimul. 2015. Ketrampilan dasar praktik klinik untuk
kebidanan. Salemaba medika. Jakarta.
Utami, Putri Sulis Ayu dan Magfiroh. 2009. Pengaruh kehadiran suami terhadap
lama persalinan. Jurnal keperawatan.