APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD...

48
i APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD PEMBIAYAAN DI PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus di Bank Muamalat Indonesia) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Hukum (MH) Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Oleh : Muhibban NIM.212610148 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH) PROGRAM PASCASARJANA (S2) INSTITUT ILMU AL –QURA’AN (IIQ) JAKARTA 1437H/2016M

Transcript of APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD...

Page 1: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

i

APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH

DALAM AKAD-AKAD PEMBIAYAAN DI

PERBANKAN SYARIAH

(Studi Kasus di Bank Muamalat Indonesia)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Hukum

(MH) Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Oleh :

Muhibban

NIM.212610148

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

INSTITUT ILMU AL –QURA’AN (IIQ) JAKARTA

1437H/2016M

Page 2: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

ii

Page 3: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

iii

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah dalam Akad-Akad Pembiayaan di

Perbankan Syariah : Studi Kasus di Bank Muamalat Indonesia” yang disusun oleh

Muhibban dengan Nomor Induk Mahasiswa 212610148 telah diujikan di sidang

munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada

Tanggal 20 Agustus 2016. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Hukum (MH) dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah

(Muamalah).

Direktur Program Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta

Dr.KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA.

Sidang Munaqasyah: tanda tangan tanggal

Dr.KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA.

Ketua Sidang

__________ ________

Dr.H.M.Azizan Fitriana,MA.

Sekretaris Sidang

__________ ________

Prof. Dr. Hj. Khuzaemah T.Yanggo, MA.

Penguji I

__________ ________

Dr.KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA.

Penguji II

__________ ________

Prof. Dr. KH. Said Agil Husein al-Munawwar,MA.

Pembimbing I/Penguji III

__________ ________

Dr. Hasanudin,M.Ag.

Pembimbing II/Penguji IV

__________ ________

Page 4: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

iv

Page 5: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

v

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhibban

NIM : 212610148

TTL : Banjarmasin, 10 November 1987

Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah dalam

Akad-Akad Pembiayaan di Perbankan Syariah : Studi Kasus di Bank

Muamalat Indonesia” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-

kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, April 2016

Muhibban

Page 6: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

vi

Page 7: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

vii

بسم الله الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulisan tesis

ini dapat diselesaikan dengan baik.Shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw; juga kepada

keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan

dalam penyusunan tesis ini, baik dari segi metodologi maupun materi

penelitian. Betapapun hasil penelitian ini sangat jauh dari sempurna, akan

tetapi merupakan hasil maksimal yang dapat penulis lakukan.

Di samping itu, penulis juga menyadari dalam penyusunan tesis ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Prof. DR. Hj. Khuzaimah T. Yanggo, MA. selaku rector Institut

Ilmu al-Qur‟an Jakarta.

2. Bapak DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. Selaku direktur

program Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur‟an Jakarta.

3. Bapak Prof. DR. KH. Said Agil Husein al-Munawwar,MA. selaku

pembimbing I dalam penyusunan penelitian ini.

4. Bapak DR. H. Hasanuddin, MA. selaku pembimbing II dalam

penyusunan penelitian ini.

5. Dosen-dosen penulis selama mengikuti program pascasarjana Institut

Ilmu al-Qur‟an Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan

yang sangat berharga bagi penulis dan kelak menjadi modal yang

sangat penting bagi penulis untuk mengabdi di masyarakat atau dalam

mengembangkan karir.

6. Keluarga dan teman-teman semua yang telah membantu dan

memberikan dukungan serta doanya kepada penulis sehingga

terselesainya tesis ini.

Semoga penelitian ini memberikan manfaat, terutama bagi penulis

sendiri, kemudian bagi lembaga, pembaca dan semoga memberikan

kontribusi dalam khazanah kajian keislaman khususnya dalam bidang

perbankan syariah.

Page 8: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

viii

Dan yang terakhir, penulis sangat terbuka untuk menerima saran dan

kritik dari pihak manapun untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga Allah

swt senantiasa membimbing kita untuk senantiasa berkarya dalam rangka

meninggikan kalimat Allah swt.

Jakarta, Rajab 1437 H

April 2016

Penulis

Page 9: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Fonem konsonan Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan huruf, dalam translitarasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf

dan sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lagi dilambangkan

dengan huruf dan tanda sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dalam huruf latin:

Arab Latin Arab Latin

Th ط A أ

Zh ظ B ب

„ ع T ت

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق H ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

W و Z ز

H هـ S س

’ ء Sy ش

Y ي Sh ص

Dh ض

â = a panjang contoh الكتاب = al-Kitâb

î = I panjang contoh الحديج = al-Hadîts

û = u panjang contoh العلوم = al-„Ulûm

Page 10: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

x

Page 11: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN TESIS...............................................................iii

PERNYATAAN PENULIS............................................................................v

KATA PENGANTAR ................................................................................vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN......................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

ABSTRAK................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

A.Latar Belakang Masalah........................................................... .. 1

B. Permasalahan.............................................................................. 10

1. Identifikasi Masalah....... ..........................................................10

2. Pembatasan Masalah.. ..............................................................10

3. Perumusan Masalah... ..............................................................11

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 11

D.Metode Penelitian... ......................................................................12

1. Jenis Penelitian Dan Pendekatan.... .........................................12

2. Teknik Pengumpulan Data... ....................................................12

3. Teknis Analisis Data... .............................................................13

E.Kajian Pustaka Yang Relevan.. .....................................................13

F. Sistematika Penulisan ...................................................................14

BAB II KONSEP SADD ADZ-DZARÎ’AH DALAM KAJIAN USUL

FIQH ...............................................................................................15

A. Pengertian Sadd adz-Dzarîah ......................................................15

1. Definisi Sadd adz-dzarî´ah Secara Etimologi.........................15

2. Pengertian Sadd adz-dzarî´ah Secara Terminology..............16

B. Sadd adz-Dzarî‟ah dalam Sejarah Islam.......................................17

1. Sadd adz-dzarî´ah di Zaman Rasulullah SAW.........................17

2. Sadd adz-dzarî´ah di Zaman Sahabat ra...................................21

3. Sadd adz-dzarî´ah di Kalangan Imam Mujtahid......................22

C. Pandangan Ulama Tentang Kehujjahan Sadd adz-Dzarî‟ah dan

Argumentasinya............................................................................25

1. Pandangan Ulama yang Menerima Sadd adz-dzarî´ah Secara

Mutlak dan Dalilnya................................................................26

2. Pandangan Ulama yang Menolak Sadd adz-dzarî´ah Secara

Mutlak dan Dalilnya................................................................30

3. Pandangan Ulama yang Menolak Sadd adz-dzarî´ah Tidak

Secara Mutlak dan Dalilnya....................................................34

4. Pendapat yang Paling Rajih dan Argumentasinya..................35

Page 12: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xii

D. Pembagian Sadd adz-Dzarî‟ah.................................................. 36

1. Sadd adz-dzarî´ah dari Aspek Kesepakatan Ulama................36

2. Sadd adz-dzarî´ah dari Segi Kualitas Kemafsadahan..............37

3. Dzarî´ah dari Segi Kemafsadatan yang Ditimbulkan..............38

BAB III AKAD-AKAD PEMBIAYAAN DI PERBANKAN

SYARIAH…......................................................................................41

A. Akad-Akad Jual Beli................................................................... 41

1. Jual Beli Murâbahah................................................................41

2. Jual Beli Istishna’.....................................................................50

3. Jual Beli Salam.........................................................................57

B. Akad-Akad Investasi.....................................................................64

1. Investasi Mudhârabah..............................................................64

2. Investasi Musyârakah...............................................................72

C. Akad-Akad Jasa…….................................................................. 78

1. Akad Ijârah..............................................................................78

2. Rahn.........................................................................................86

3. Qardh.......................................................................................90

4. Hawâlah...................................................................................96

5. Kafâlah...................................................................................102

6. Wakâlah..................................................................................110

7. Al-Sharf..................................................................................116

BAB IV APLIKASI SADD ADZ-DZARÎ’AH PADA AKAD PRODUK

PEMBIAYAAN BANK BMI .......................................................123

A. Profil Singkat Bank Muamalat Indonesia................................ 123

B. Stuktur Kepengurusan Bank Muamalat Indonesia.................. . 125

1.Dewan Komisaris......................................................................125

2. Dewan Pengawas Syariah (DPS).............................................126

3. Direksi......................................................................................126

C. Produk-Produk Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia........... 127

1. Konsumen ................................................................................127

2.Modal Kerja............................................................................. 133

3.Investasi .................................................................................. 137

D. Analisa Penerapan Konsep Sadd adz-Dzarî‟ah Pada Akad-Akad

Produk Pembiayaan Bank BMI....................................................141

1. Peminjaman Modal Usaha .......................................................143

a. Usaha pakaian........................................................................143

b. Usaha Hasil Bumi..................................................................147

c. Usaha Kuliner........................................................................152

d. Usaha Wisata Dan Hiburan...................................................154

2. Pendirian Bangunan .............................................................. 159

a. Rumah Hunian di Bantaran Kali...........................................160

b. Bangunan Hotel....................................................................161

Page 13: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xiii

c. Kolam Renang......................................................................163

d. Pendirian Bioskop................................................................165

BAB V PENUTUP ...................................................................................167

A. Kesimpulan .................................................................................167

B. Saran ...........................................................................................168

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................171

LAMPIRAN :

Surat Izin penelitian......................................................................................175

Surat Konsultasi Bank Muamalat.................................................................177

Hasil Angket dan Wawancara Bank BMI ...................................................179

Riwayat Hidup Penulis.................................................................................183

Page 14: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xiv

Page 15: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xv

APLIKASI SADD ADZ-DZARÎ’AH

DALAM AKAD-AKAD PEMBIAYAAN DI PERBANKAN SYARIAH

(Studi Kasus di Bank Muamalat Indonesia)

Abstrak

Pengaruh dasar-dasar pengambilan hukum Islam dalam dunia

perbankan syariah sangatlah penting, mengingat hal tersebutlah yang

menjadikan perbedaan antara perbankan syariah dan perbankan

konvensional. Dalam pengambilan hukumnya tidak hanya melihat dari dalil

al-Qur‟an dan hadis saja melainkan bank syariah juga berpedoman kepada

dalil-dalil lainnya yang di antaranya Sadd adz-Dzarî‟ah.

Penelitian ini dikhususkan pada penerapan kaidah Sadd adz-Dzarî‟ah

dalam akad-akad bank Muamalat dalam produk pembiayaannya kepada

nasabah. Akad-akad pembiayaan yang ada di bank Muamalat tersebut adalah

akad murabahah, mudharabah, ijarah dan akad musyarakah.

Dalam pemberian pembiayaan dengan menggunakan produknya

kepada nasabah, bank Muamalat selalu menerapkan kaidah Sadd adz-

Dzarî‟ah dalam akad-akadnya. Walaupun jenis usaha yang diajukan nasabah

merupakan jenis usaha yang diperbolehkan oleh agama namun hal tersebut

akan mnimbulkan kerusakan lainya maka pengajuannya akan ditolak.

Di antara penerapan kaidah Sadd adz-Dzarî‟ah yang terjadi di bank

Muamalat adalah penolakan pemberian bantuan kepada nasabah

pertambangan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, nasabah pencari

ikan dengan cara pengeboman air laut, pendirian hotel yang menyediakan bar

dan minuman-minuman keras, pembuatan baju renang wanita yang terbuka

aurat dan lain sebagainya.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dan

bersifat deskriptif analitis untuk mengetahui kesesuaian landasan Sadd adz-

Dzarî’ah dalam aplikasinya pada akad-akad di bank tersebut. Sumber data

primer dalam penelitian ini adalah kitab-kitab kuning seperti Irsyâd al-Fuhûl

fî Tahqîq al-Haqq min „Ilm al-Ushûl, al-bunûk al-islâmiyyah, Sadd adz-

Dzarâ’i fî al-Syari’ah al-Islâmiyyah, al-fiqh al-islâmi wa adillatuh dan

lainya serta hasil wawancara langsung dengan pihak komplain bank

Muamalat pusat dan pengisian angket yang berkenaan dengan Sadd adz-

Dzarî’ah. Adapun sumber data sekunder adalah literatur-literatur lainya yang

berupa kitab-kitab penunjang, buku, jurnal, majalah atau bentuk kepustakaan

lainnya yang memuat masalah Sadd adz-Dzarî’ah dan masalah perbankan

syariah.

Page 16: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xvi

Page 17: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xvii

APPLICATION SADD ADZ-DZARÎ‟AH IN

AKAD FINANCING IN ISLAMIC BANKING

(Case Study in Bank Muamalat Indonesia)

Abstract

The influence of the basics of making Islamic law in the world of

Islamic banking is important, since it is exactly what makes the difference

between Islamic banking and conventional banking. In taking the law does

not just look at the proposition of the Qur'an and hadith alone but Islamic

banks are also guided by the arguments of the other of whom Sadd adz-

Dzarî‟ah.

This research is devoted to the application of the rules of Sadd adz-

Dzarî‟ah in the contract its capital in financing products to its customers.

Akad financing agreement that is in the bank Muamalat is murabahah,

mudaraba, Ijara and Musharaka contract.

In the provision of financing by using its products to customers, the

bank Muamalat always apply the rules of Sadd adz-Dzarî‟ah in the akad

contract. Although this type of proposed business customers is a type of

business that is allowed by the religion, but it will cause damage to others

then the submission will be rejected.

Among the application of the rules Sadd adz-Dzarî‟ah that occurred in

the bank Muamalat is the denial of assistance to mining customers resulting

in damage to the environment, fish finder customers by way of sea water

bombing, a hotel establishment that provides bar and drinks hard,

manufacture swimsuit women who open the genitalia and so forth.

This research is a field (field research) and is a descriptive analysis to

determine the suitability of the runway Sadd adz-Dzarî‟ah adh-in application

on-contract agreement at the bank. Sources of primary data in this study are

books like yellow Ershad al-Fuhûl fi tahqiq al-Haqq min 'Ilm al-Usul, Irsyâd

al-Fuhûl fî Tahqîq al-Haqq min „Ilm al-Ushûl, al-bunûk al-islâmiyyah, Sadd

adz-Dzarâ’i fî al-Sharia al-Islâmiyyah, al-fiqh al-islâmi wa adillatuh and

others as well as the results of interviews with party complaint Muamalat

central bank and filling a questionnaire relating to Sadd adz-Dzarî‟ah. As for

the secondary data source is other literature in the form of supporting books,

books, journals, magazines or other literary forms containing Sadd adz-

Dzarî‟ah problems and problems of Islamic banking.

Page 18: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xviii

Page 19: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xix

تطبيقات سد الذريعة في عقود التمويل في البنوك الإسلاميةدراسة ميدانية في بنك معاملات إندونيسيا()

استنباط الأحكام الشرعية وتطبيقاتها في البنوك الإسلامية أثار مهمة جدا، وبها تبين التفريق بين البنوك الإسلامية والبنوك الربوية. ومصدر أدلة الأحكام في

خرى منها البنوك الإسلامية ليس من القرآن والسنة محضة بل من الأدلة الشرعية الأ قاعدة سد الذريعة.

خصصت ىذه الدراسة في كيفية تطبيقات سد الذريعة في عقود تمويل بنك معاملات. ومن ىذه عقود تمويل بنك معاملات مرابحة، مضاربة، إجارة ومشاركة.

في جميع عقود التمويل للعملاء طبق بنك معاملات قا عدة سد الذريعة في ء في ظاىرىا مباحا إذا يجلب المفسدة فيرد ما تلك العقود. ولوكان عمل العملا

يطلبو من التمويل.ومن تطبيقات قاعدة سد الذريعة في عقود التمويل في بنك معاملات رد ما يطلبو العملاء من الاستثمار أو التمويل في التعدين يفسد الحي، في صيد

لباس المرأة الأسماك بالقنبلة تفسد البحر، بناء الفندق وفيو المخدرات، صناعة المكشوفة عورتها وغير ذلك.

ىذه الدراسة ميدانية ووصفية وتحليلية في البحث عن سد الذريعة وتطبيقاتها في عقود التمويل في بنك معاملات. من المصادر والمراجع في ىذه الدراسة كتب التراث مثل إرشاد الفحول في تحقيق الحق من علم الأصول، البنوق الإسلامية، سد الذرائع في الشريعة الإسلامية، الفقو الإسلامي وأدلتو وغير ذلك من الاستبيان

Page 20: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

xx

والحوار الشفهي مع عامل بنك معاملات والمراجع الأخرى الكتب والمجلات وغير الإسلامية. ذلك من جميع ما يتعلق بقاعدة سد الذريعة وعقود التمويل في البنوك

Page 21: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

1

1

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini

sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki

tempat yang memberikan cukup pengaruh dalam lingkungan

perbankan nasional. Keberadaan perbankan syariah ini dimulai pada saat

penerbitan undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

dimana undang-undang ini menjadi pendorong hadirnya sistem

perbankan berbasis syariah.

Bank Islam atau yang di Indonesia terkenal dengan bank Syari‟ah,

adalah sebuah bank yang didirikan untuk menghindari persoalan

bunga uang yang terus menjadi perdebatan berkepanjangan, yang

dikhawatirkan mengandung unsur riba. Oleh karena itu setiap aktivitas

bank syari‟ah harus menghindari kekhawatiran adanya unsur-unsur riba

atau dalam operasionalnya melanggar prinsip-prinsip Islam.1

Usaha menghindari kekhawatiran ini dilakukan antara lain

dengan cara mengganti system bunga dengan sistem yang diperbolehkan

dalam Islam. Di antara system yang digunakan dalam dunia ekonomi riil

murni hasil pemikiran ilmuwan muslim, adalah musyârakah, mudhârabah

dan murâbahah.2

Penggunaan sistem atau akad-akad tersebut bertujuan untuk

menghindari transaksi pinjam meminjam uang atau utang piutang

uang yang mencari keuntungannya dengan riba. Sebab dalam transaksi

utang piutang atau pinjam meminjam yang dilandasi dengan riba

hasilnya dapat merugikan orang lain.

Transaksi yang merugikan sangat bertentangan dengan ajaran Isalam.

Transaksi dalam ekonomi Islam yang melibatkan antara kedua belah

pihak yang bersangkutan dengan tujuan saling menguntungkan tidak

boleh ada yang merasa dirugikan.3 Keduanya harus dapat saling

bekerja sama dan melakukan transaksi sesuai dengan kesepakatan

yang menandakan bahwa tidak ada salah satu pihak yang merasa

dirugikan karena kesepakatan tersebut merupakan sebuah akad

(perjanjian) yang telah disetujui bersama.

Dalam lembaga perbankan baik itu perbankan konvensional ataupun

perbankan syariah yang bebas riba ini, dalam operasionalnya meliputi 3

aspek pokok, yaitu penghimpunan dana (funding), pembiayaan (financing)

1 Karnaen Perwataatmadja, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: PT. Dana

Bhakta wakaf, 1997) hal. 3 2 Abu Zakariyâ Muhyiddîn bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu‟ (Lebanon: Dâr al-

Fikri,2004), juz 13 hal. 4 3Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 1-3

Page 22: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

2

dan jasa (service).4 Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, bank umum syariah dalam usaha untuk menghimpun

dana dapat melakukan usaha dalam bentuk simpanan berupa tabungan,

giro atau bentuk lainnya baik berdasarkan akad wadî‟ah, mudârabah atau

akad lainnya yang tidak bertentangan.

Dan dari sisi pembiayaan, perbankan syariah dapat menyalurkan

pembiayaan berdasarkan akad mudhârabah, musyârakah, murâbahah,

salam, istishnâ, qardh, atau akad lain yang sesuai dengan syariah.5

Sedangkan kegiatan jasa yang dapat dilakukan oleh bank umum syariah

berdasarkan undang-undang tersebut diantaranya berupa akad hawâlah,

kafâlah, ijârah, dan lain-lain.

Pada dasarnya fungsi utama bank syariah tidak jauh beda dengan bank

konvensional yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian

menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi.

Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya

dalam bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha

maupun untuk komsumsi.

Adapun pengertian pembiayaan menurut undang-undang No.10

Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil. Dan menurut M. Syafii Antonio,

pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.6

Salah satu akad pembiayaan yang secara teoritis paling dikenal

dan banyak diminati oleh masyarakat di perbankan syari‟ah adalah

murabahah.7 Jual beli murabahah demikianlah istilah yang banyak diusung

lembaga keuangan sebagai bentuk dari Financing (pembiayaan) yang

memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan.8 Sehingga hampir

semua lembaga keuangan syari‟ah menjadikannya sebagai produk

financing dalam pengembangan modal mereka.9

4Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia, Konsep, produk dan

implementasi operasional bank syariah, (Djambatan), hal.24 5Adiwarman karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, ( Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), hal. 87 6 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, ( Jakarta : Gema

Insani Press, 2001), hal 160 7 Murabahah masih dominasi produk perbankan syariah, tanggal 17-11-2014

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/industri_syariah/1427 8 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek , hal 101.

9 Abdullâh ath-Thoyyâr, al-Bunûk al-Islâmiyah Baina an-Nazhoriyah wa at-Tathbîq,

(Riyâdh: Muassasah al-Jurais,1414H), hal 307.

Page 23: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

3

Selain akad murabahah, perbankan syariah dalam memberikan

pembiayaan juga menerapkan akad-akad yang lain seperti akad salam,

istisna‟, ijârah muntahiyyah bit-tamlîk, mudhârabah dan musyârakah dan

lain-lain.10

Kesemuanya ini adalah produk-produk yang diterapkan oleh

perbankan syariah dalam menarik minat nasabah dalam bertransaksi guna

mencari keuntungan yang banyak.

Sekalipun untuk memperoleh keuntungan yang banyak, karena

banyaknya permintaan masyarakat terhadap akad-akad pembiayaan ini,

pihak bank syariah tidak serta merta membuka produk-produk tersebut

kepada semua nasabah dengan selebar-lebarnya tanpa melihat kebolehan

transaksinya dalam Islam.Tetapi pihak bank syariah juga waspada dan

berhati-hati dalam menjalankan transaksi ini kepada nasabah.Hal ini

disebabkan karena ketidakinginannya bank syariah terjerumus ke lembah

dosa yang diharamkan oleh agama yaitu transaksi yang mempunyai unsur

riba, garar dan zolim kepada salah satu pihak.

Oleh karena itu dalam menjaga agar transaksi yang dilakukan sah dan

halal dalam agama, pihak bank syariah menerapkan beberapa peraturan

yang harus diterapkan dalam setiap transaksinya, tak terkecuali transaksi

yang terjadi pada akad pembiayaan.

Di antara peraturan yang diberlakukan oleh pihak bank syariah dalam

akad pembiayaan ini adalah adanya larangan bai‟ al-inah.11

Dalam

kasusnya bai‟ al-inah adalah di mana seseorang atau A menjual suatu

barang contohnya mobil kepada B dengan harga kredit Rp 100 juta, dan

kemudian membelinya kembali dengan harga tunai yang lebih rendah

senilai Rp 80 juta dari B. A memperoleh mobilnya kembali dari B, dan B

menerima uang tunai senilai Rp 80, tetapi B masih memiliki utang yang

harus dibayarkan secara kredit sebesar Rp 100 juta.12

Dari transaksi ini dapat disimpulkan bahwa B meminjam uang dari A

senilai Rp 80 juta tunai dan akan dibayar di kemudian hari Rp 100

juta.Maka transaksi semacam ini adalah riba.Jika dilihat dari sini, bai‟ al-

inah adalah salah satu factor yang berdampak kepada riba.13

Sehingga

demi menghindari riba maka bai‟ al-inah diharamkan karena sadd adz-

dzariah.14

10

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, hal 87 11

Wawancara dengan Andri Lukman Yusdistira praktisi BMI mengenai larangan

menjual barang ke penjual awal pada bai inah,senin 15-12-2014 12

Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar, Ensiklopedi Fiqh Muamalah dalam

Pandangan 4 Mazhab, (Yogyakarta: Maktabah al-Hanif, 2009) hal.186 13

Wahbah Al-Zuhayli, Financial Transactions in Islamic Jurisprudence, Vol.

1. (Dasmascus; Dâr al-Fikr,2003) hal. 115 14

Ibrâhîm as-Syâthibi, al-Muwâfaqât, (Cairo; Dâr al-Hadîs,2006) jil.4 hal.113

Page 24: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

4

Selain bai‟ al-inah, salah satu faktor lain yang mengarah kepada riba

adalah bai‟ al-tawarruq.Gambaran bai‟ al-tawarruq adalah di mana

seseorang membeli suatu barang atau komoditas dari penjual (pertama)

dengan pembayaran yang tidak tunai misalnya seharga Rp 10 juta, terus

barang tersebut diwakilkan ke pihak pertama untuk dijual ke pihak lain

secara tunai seharga Rp.7 juta dengan tanpa adanya serah terima dari pihak

pertama ke pihak kedua sebelumnya.Maka ini sama saja dengan pinjaman

berbunga yang mengandung unsur riba.15

Sehingga demi menghindari riba,

transaksi ini dilarang karena sadd adz-dzari‟ah.Dan transaksi semacam ini

dikenal dalam dunia perbankan termasuk BMI dengan istilah bai‟ al-

tawarruq munazzom.16

Jadi jika ditelaah dari persoalan ini, sadd adz-dzarî´ah sangat

berperan dalam menangkal praktek-praktek transaksi yang mengandung

unsur riba yang terjadi di akad-akad pembiayaan perbankan syariah.

Mengenai sadd adz-dzari‟ah, metode ini adalah salah satu dalil

metode istimbath hukum seperti qiyas,ijma, istihsan, maslahah mursalah

dan lain-lain.17

Dengan sadd adz-dzarî´ah permasalahan yang pada

dasarnya dihukumi boleh atau mubah dalam Islam, akan berubah menjadi

sesuatu yang haram atau terlarang untuk dilakukan18

.

Metode sadd adz-dzarî´ah sebagai salah satu metode ijtihad ini

menetapkan hukum yang dilakukan oleh para ahli usul fiqh berdasarkan

pemahamannya terhadap teks Al-Qur‟an dan hadis, serta terhadap metode

istimbat hukum imam-imam mazhab. 19

Metode ini menurut pendapat peneliti sementara, merupakan suatu

metode istimbat hukum yang relevan dengan pembaharuan hukum dalam

Islam. Sebab metode ini memberi kesempatan kepada mujtahid untuk

menetapkan hukum larangan tehadap perbuatan yang diperbolehkan yang

membawa dampak mafsaadah atau kerusakan bagi pelakunya.20

Menurut

Abdul Karîm Zaidân, sadd adz-dzarî´ah dikhususkan kepada sarana yang

dapat membawa kepada sesuatu yang haram untuk dilakukan.21

15

Ahmad Hafids, dan Muhammad Najib Asyrof. “Akad Dalam Bursa Komoditi”.

[http://najibelajar.blogspot.com/2013/02/akaddalam-bursa-komoditi-ahmad-hafidz.html] 16

Wawancara dengan Andri Lukman Yusdistira praktisi BMI mengenai jual beli

tawarruq yang mana prosesnya telah direkayasa, senin 15-12-2014 17

Abdul Karîm Zaidân,al-Wajîz fî Usûl al-Fiqh, (Bairût; Muassasah al-Risâlah,1994)

hal. 247 18

Muhammad bin Aly asy-Syaukâni, Irsyâd al-Fuhûl fî Tahqîq al-Haqq min „Ilm al-

Ushûl, (Damasykus;Dâr al-Kutub al-Araby,1999) jilid 2,hal 193 19

Lembaga ulama besar saudi,Abhâs haiah kibâr ulamâ,(Saûdi; ar-Riâsah „Amah li al-

Buhûs al-Ilmiyyah wa al-Iftâ),jilid 3,hal.284 20

Mahmûd Abdul Hâdî faur, al-Maqâshid „inda al-Imâm Asy-Syâthibi, (Lebanon; Dâr

al-Fikri, 2006) jilid 2, hal 101 21

Abdul Karîm Zaidân, Al-Wajîz fî Usûl al-Fiqh, hal.245

Page 25: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

5

Pada mulanya sarana itu sendiri hukumnya mubah.Tetapi dikarenakan

sarana itu dapat mendatangkan hal yang maksiat maka sarana itupun

hukumnya haram.Hal ini selaras dengan kaidah „lil wasail laha hukmul

maqoshid‟.22

Oleh karena itu hukum haramnya disebut haram li sadd adz-

dzari‟ah.

Metode ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang telah

berlangsung di masyarakat seperti penjualan alat kontrasepsi,mengedarkan

buku porno atau menanam ganja tanpa izin dari pemerintah dan bahkan di

dunia keuangan syariah.

Metode sadd adz-dzarî´ah ini jika dilihat dari dasarnya maka ia tetap

relevan dengan perubahan- perubahan social. Hal-hal yang hukumnya

mubah atas dasar sadd adz-dzarî´ah hukum tersebut dapat

diharamkan.Misalnya saja sebagaimana firman Allah swt yang terdapat di

surat al-ân‟am ayat 108 yang berbunyi:

)الأنعام: ولا تسبوا الذين يدعون من دون الله ف يسبوا الله عدوا بغي علم 1)

Artinya:“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang

mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki

Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan”. (Q.S. al-

Anʻâm:108)

Dari ayat ini pada dasarnya, menghina dan mencaci penyembah

selain Allah itu boleh saja, namun karena perbuatan mencaci dan

menghina itu menyebabkan penyembah selain Allah itu akan mencaci

Allah, maka perbuatan mencaci dan menghina itu menjadi dilarang.

Ditempatkannya sadd adz-dzarî´ah sebagai salah satu dalil dalam

menetapkan hukum meskipun diperselisihkan penggunaannya oleh

sebagian ulama (akan dibahas nantinya)23

, mengandung arti bahwa karena

sebab perbuatan yang melahirkan masalah baru,maka ini menjadi petunjuk

atau dalil bahwa washilah itu menjadi sama hukumnya dengan perbuatan

pokoknya.

22

Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu,(Damasykus; Dârul Fikri, 2002)

jilid 7 hal.448 23

Abdul Qadîr bin Badrân al-Dimasyqi, al-Madkhal li Ibni Badrân,(Baerût;Muassasah

al-Risâlah 2006), jilid 1 hal.296

Page 26: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

6

Masalah ini menjadi perhatian para ulama‟ karena banyaknya ayat-

ayat Al-Qur‟an yang mengisyaratkan ke arah itu, umpamanya lagi :

( 1)النور: ولا يضربن بأرجلهن لي علم ما يفين من زينتهن Artinya: “Janganlah perempuan itu menghentakkan kakinya supaya

diketahui orang perhiasan yang tersembunyi di dalamnya”. (Q.S. al-

Nur: 31)

Sebenarnya menghentakkan kaki itu bagi perempuan boleh saja, tapi

karena menyebabkan perhiasannya yang tersembunyi diketahui orang

sehingga menimbulkan rangsangan bagi yang mendengarnya, maka

menghentakkan kaki bagi perempuan itu menjadi terlarang.24

Dasar hukum sadd adz-dzarî´ah ini juga terdapat dalam surat al-

Baqarah ayat 104 yang berbunyi:

(1)البقرة: أي ها الذين آمنوا لا ت قولوا راعنا وقولوا انظرنا واسعوايا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan

(kepada Muhammad) „raa‟ina‟, tetapi katakanlah: „unzurnâ‟ dan

dengarlah”. (Q.S al-Baqarah: 104)

Adanya larangan tersebut dikarenakan ucapan “râ‟inâ” oleh orang-

orang Yahudi dimanfaatkan untuk mencaci nabi. Oleh karena itu, kaum

muslimin dilarang mengucapkan kalimat itu untuk menghindarkan

timbulnya dzarî‟ah.

Dari beberapa contoh ayat di atas terlihat adanya larangan bagi

perbuatan yang dapat menyebabkan sesuatu yang terlarang, meskipun pada

dasarnya perbuatan itu boleh hukumnya.

Dari ayat yang sudah dibahas di atas juga dapat diketahui bahwa sadd

adz-dzarî´ah mempunyai dasar dari Al-Qur‟an25

. Jadi Al-Qur‟an pun

memberikan isyarat kepada kita tentang metode ijtihad yang berlandaskan

dengan nalar dan akal pikiran yang sehat.

Memang, tidak semua persolan bisa diselesaikan dengan Al-Qur‟an

dan hadist.Oleh karena itu Islam meletakkan prinsip-prinsip umum untuk

mengembangkan hukum Islam melalui paradigma ijtihad. Ijtihad

merupakan upaya penggalian hukum yang dilakukan oleh seorang

mujtahid terhadap persoalan yang tidak disinggung secara tegas

ketentuannya dalam nash.26

24

Nasrun Haroen, Ushul Fiqih, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),hal. 164. 25

Nûrdin bin Mukhtâr al Khâdimi, al-Ijtihâd al-Maqâshidi,(Qatar; Markaz Buhûst wa

al-Dirâsât) jilid 1,hal.103 26

Al Yasa Abu Bakar, “Ke Arah Ushul Fiqih Kontemporer”, dalam Majalah Ar-

Raniry No. 68 tahun 1990, hal 13.

Page 27: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

7

Penalaran hukum dengan metode sadd adz-dzarî´ah ini didasarkan

pada anggapan bahwa ketentuan-ketentuan yang diturunkan Allah swt

untuk mengatur perilaku manusia adalah logis dan dapat memperoleh

hikmah yang ingin dicapai.Allah swt tidak menurunkan ketentuan dan

aturan tersebut secara sia-sia atau tanpa tujuan apa-apa.Secara umum

tujuan tersebut adalah guna mencapai kemaslahatan manusia di dunia dan

di akhirat.27

Berpedoman kepada tujuan dari sadd adz-dzarî´ah untuk mencapai

kemaslahatan dalam bermuamalah, banyak pihak yang menerapkan kaidah

sadd adz-dzarî´ah tersebut terutama lembaga keuangan syariah.Di

antaranya hal ini dapat dilihat pada akad murabahah yang terjadi di

perbankan syariah Muamalat.

Dalam akad murabahahnya mereka menerapkan fatwa DSN yang

telah diatur dalam peraturan akad murâbahah no : 04/DSN-MUI/IV/2000

yang membolehkan pihak bank meminta perjanjian wajib beli, jaminan

atau uang muka terhadap nasabah yang memerlukan pembiayaan. Hal ini

pihak bank syariah tidak lain hanya untuk menjaga transaksi yang mereka

lakukan dalam keadaan aman, nyaman tidak menimbulkan hal mudarat

atau negatif dalam lembaga keuangan syariah tersebut.

Walaupun di kalangan ulama, sadd adz-dzarî´ah ini masih

diperdebatkan akan keabsahannya sebagai dalil atau alasan menutup jalan

yang berujung kepada mudarat, tetapi lembaga keuangan syariah tetap

menerapkannya dalam dunia keuangan tak terkecuali dunia perbankan

syariah Indonesia.

Secara umum berbagai pandangan ulama dalam sadd adz-dzarî´ah

tersebut, bisa diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu 1) yang

menerima sepenuhnya; 2) yang tidak menerima sepenuhnya; 3) yang

menolak sepenuhnya. Kelompok pertama, yang menerima sepenuhnya

sebagai metode dalam menetapkan hukum, adalah mazhab Maliki28

dan

mazhab Hambali. 29

Para ulama di kalangan Mazhab Maliki bahkan

mengembangkan metode ini dalam berbagai pembahasan fikih dan ushul

fikih mereka sehingga bisa diterapkan lebih luas. Imam al-Qarâfi (w. 684

H), misalnya, mengembangkan metode ini dalam karyanya Anwar al-

Buruq fi Anwa‟ al-Furuq30

.

27

Nasrun Haroen, Ushul Fiqih, hal 161 28

Abu al-Hasan Ali bin Abdus Salâm,al-Bahjah fî Syarhit Tuhfah, (Bairût; Dâr al-Kutub

al-Ilmiyah,1998) jilid 2, hal.577 29

Abû Abdullâh bin Muhammad bin Abdullâh az-Zarkasyi, Syarah al-Zarkasy „alâ

Mukhtashar al-Kharqy, (Bairût; Dâr al-Kutub al-Ilmiyah,2002) jilid 2 hal.41 30

Ahmad bin Idrîs bin Abdurrahmân Ash-Shonhâji Al-Qarâfi, Syihâbuddîn, al-Furûq

aw Anwâr al-Burûq fî Anwâ al-Furûq, (Baerût: „Alim al-Kutub, 1998) jilid 3 hal.45

Page 28: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

8

Kelompok kedua, yang tidak menerima sepenuhnya sebagai metode

dalam menetapkan hukum, adalah mazhab Hanafi dan mazhab Syafi‟i.

Dengan kata lain, kelompok ini menolak sadd adz-dzarî´ah sebagai

metode istinbath pada kasus tertentu, namun menggunakannya pada kasus-

kasus yang lain.

Contoh kasus Imam Syafii menggunakan sadd adz-dzarî´ah adalah

ketika beliau melarang seseorang mencegah mengalirnya air ke

perkebunan atau sawah. Hal ini menurut beliau akan menjadi sarana

(dzarî‟ah) kepada tindakan mencegah memperoleh sesuatu yang

dihalalkan oleh Allah dan juga dzariah kepada tindakan mengharamkan

sesuatu yang dihalalkan oleh Allah. Padahal air adalah rahmat dari Allah

yang boleh diakses oleh siapapun.31

Contoh kasus penggunaan sadd adz-dzarî´ah oleh mazhab Hanafi

adalah tentang wanita yang masih dalam iddah karena ditinggal mati

suami. Si wanita dilarang untuk berhias, menggunakan wewangian, celak

mata, pacar, dan pakaian yang mencolok. Dengan berhias, wanita itu akan

menarik lelaki. Padahal ia dalam keadaan tidak boleh dinikahi. Karena

itulah, pelarangan itu merupakan sadd adz-dzarî´ah agar tidak terjadi

perbuatan yang diharamkan, yaitu pernikahan perempuan dalam keadaan

iddah.32

Sedangkan kasus paling menonjol yang menunjukkan penolakan

kelompok ini terhadap metode sadd adz-dzarî´ah adalah transaksi-

transaksi jual beli berjangka atau kredit (buyu‟ al-ajal). Dalam kasus jual

beli transaksi berjangka, misalnya seseorang menjual rumah secara kredit

selama 1 tahun dengan harga Rp. 150 juta kepada orang lain. Setelah

selesai transaksi, keesokan harinya si pembeli membutuhkan uang karena

keperluan penting dan mendesak. Ia pun menjual rumah itu kepada pihak

pertama. Oleh pihak pertama, rumah itu dibeli secara tunai dengan harga

Rp. 100 juta.33

Transaksi seperti inilah yang oleh mazhab Maliki dan Hambali

dilarang karena terdapat unsur riba yang sangat kentara yang bisa

menjerumuskannya ke bai‟ al-„inah. Pada kenyataannya, transaksi jual beli

tersebut adalah penjualan rumah secara kredit seharga Rp. 150 juta dan

secara tunai seharga Rp. 100 juta. Barang yang diperjualbelikan seolah sia-

sia dan tidak bermakna apa-apa.34

31

Muhammad bin Idrîs asy-Syâfi‟î, al-Umm, (damaskus; Dârul Fikri,1983) juz 7, hal.

249 32

Abd al-Ghani al-Ghanimi ad-Dimasyqi al-Hanafi, al-Lubâb fî Syarh al-Kitâb, (Beirût:

Dâr al-Ma‟rifah, 1997), juz 1, hal. 465. 33

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, hal. 161. 34

Wahbah az-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-Islâmi, (Damaskus: Dâr al-Fikr, 1986), hal. 892-

893.

Page 29: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

9

Sementara bagi mazhab Hanafi, transaksi semacam itu juga dilarang.

Namun mereka menolak menggunakan sadd adz-dzarî´ah dalam

pelarangan tersebut. Pelarangannya berdasarkan alasan bahwa harga

barang yang dijual tersebut belum jelas, karena terdapat dua harga.

Di samping itu, si pembeli yang menjual kembali rumah sebenarnya

juga belum sepenuhnya memiliki barang tersebut karena masih dalam

masa kredit. Dengan demikian, transaksi kedua yang dilakukan si pembeli

dengan pihak pihak pertama adalah transaksi yang tidak sah (fâsid).

Perbedaan dua harga itu juga mengandung unsur riba.35

Bagi mazhab Syafii, transaksi jual beli kredit seperti di atas adalah sah

secara formal. Adapun aspek batin dari niat buruk si penjual untuk

melakukan riba, misalnya, adalah urusan dosanya sendiri dengan Allah.

Yang menjadi patokan adalah bagaimana lafaz dalam akad, bukan niat dan

maksud si penjual yang tidak tampak. Tidak boleh melarang sesuatu akad

hanya berdasarkan dugaan terhadap maksud tertentu yang belum jelas

terbukti.36

Kelompok ketiga, yang menolak sepenuhnya sebagai metode dalam

menetapkan hukum, adalah mazhab Zahiri. Hal ini sesuai dengan prinsip

mereka yang hanya menetapkan hukum berdasarkan makna tekstual (zahir

al-lafzh).37

Sementara sadd adz-dzarî´ah adalah hasil penalaran terhadap sesuatu

perbuatan yang masih dalam tingkatan dugaan, meskipun sudah sampai

tingkatan dugaan yang kuat. Dengan demikian, bagi mereka konsep sadd

adz-dzarî´ah adalah semata-mata produk akal dan tidak berdasarkan pada

nash secara langsung.

Ibnu Hazm (w 456 H), salah satu tokoh ulama dari mazhab Zahiri,

bahkan menulis satu pembahasan khusus untuk menolak metode sadd adz-

dzarî´ah dalam kitabnya al-Ahkam fi Ushul al-Ihkam. Ia menempatkan sub

pembahasan tentang penolakannya terhadap sadd adz-dzarî´ah dalam

pembahasan tentang al-ihtiyâth (kehati-hatian dalam beragama).

Sadd adz-dzarî´ah lebih merupakan anjuran untuk bersikap waspada

dan menjaga kehormatan agama dan jiwa agar tidak tergelincir pada hal-

hal yang dilarang. Konsep sadd adz-dzarî´ah tidak bisa berfungsi untuk

menetapkan boleh atau tidak boleh sesuatu. Pelarangan atau pembolehan

hanya bisa ditetapkan berdasarkan nash dan ijma‟ (qath‟i).

Sesuatu yang telah jelas diharamkan oleh nash tidak bisa berubah

menjadi dihalalkan kecuali dengan nash lain yang jelas atau ijma‟. Hukum

35

Wahbah az-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-Islâmi, hal. 893 36

Wahbah az-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-Islâmi, hal. 889, 893, dan 899. 37

Yusuf al-Qaradhawi, Fiqih Maqashid Syariah; Moderasi Islam antara Aliran Tekstual

dan Aliran Liberal, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007), hal 46

Page 30: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

10

harus ditetapkan berdasarkan keyakinan yang kuat dari nash yang jelas

atau ijma‟. Hukum tidak bisa didasarkan oleh dugaan semata.38

Meskipun terdapat ketidaksepakatan ulama dalam penggunaan sadd

adz-dzarî‟ah, namun secara umum mereka menggunakannya dalam

banyak kasus. Melihat urgensi dan peranan sadd adz-dzarî´ah dalam suatu

permasalahan, terutama yang berkaitan dengan keamanan perbankan

syariah, penulis merasa tertarik untuk mengkaji teori ini dengan membahas

aplikasi sadd adz-dzarî´ah dalam akad-akad pembiayaan di perbankan

syariah.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a.Ketidaksepahamannya para ulama tentang peranan sadd adz-dzarî´ah

sebagai dalil dalam menentukan hukum suatu masalah.

b.Penerapan konsep sadd adz-dzarî´ah yang masih belum dipahami

secara penuh oleh pihak karyawan bank syariah dalam akad-akad

pembiayaan.

c.Masih terdapat prasangka, dan hal menduga-duga tentang penerapan

sadd adz-dzarî´ah dalam akad-akad pembiayaan, baik dari nasabah

pengguna jasa lembaga keuangan syariah ataupun pihak keuangan

syariah itu sendiri.

d.Masih terdapat berbagai keluhan dari nasabah baik berupa

kualitas layanan dalam akad-akad pembiayaan maupun pengelolaan

yang kurang professional.

e.Munculnya kesulitan dalam pemohonan pembiayaan yang

dikarenakan banyaknya persyaratan yang harus ditaati akibat

penerapan sadd adz-dzarî´ah yang berlebihan.

2. Pembatasan Masalah

Melihat latar belakang yang telah dikemukakan, kiranya perlu

dilakukan kajian tentang konsep sadd adz-dzarî´ah dan aplikasinya

dalam akad-akad pembiayaan di perbankan syariah lebih mendalam.Hal

ini dengan pertimbangan agar sadd adz-dzarî´ah yang digunakan tidak

bertentangan dengan nilai etika yang dilakukan dalam pengambilan

hukum lewat jalur sadd adz-dzarî´ah tersebut. Agar tidak terjadi

penyimpangan sasaran, ruang lingkup penelitian ini perlu dibatasi

dalam dua masalah sebagai berikut :

38

Ali bin Ahmad bin Sa‟îd bin Hazm azh-Zhâhiri, al-Ahkâm fî Ushûl al-Ihkâm, (Beirût:

Dâr al-Kutûb al-Ilmiyyah, 1998), juz 6, hal. 179-189

Page 31: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

11

a. Penulis hanya meneliti pembahasan tentang kaidah sadd adz-

dzarî´ah menurut pandangan ulama usul fiqh dalam penentuan

hukum Islam.

b. Penulis hanya meneliti tentang aplikasi sadd adz-dzarî´ah itu dalam

akad-akad pembiayaan di perbankan syariah di bank Muamalat

Indonesia.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka

diperlukan adanya beberapa rumusan masalah yang harus dilakukan

yaitu;

a. Bagaimana pandangan ulama usul fiqh tentang kehujjahan sadd adz-

dzarî´ah dan argumentasinya masing-masing?

b. Bagaimana sadd adz-dzarî´ah diterapkan di akad-akad perbankan

syariah terutama di bank muamalat Indonesia?

C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan:

1. Untuk mengetahui pandangan ulama usul fiqh terhadap kehujjahan sadd

adz-dzarî´ah dan argumentasinya masing-masing.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sadd adz-dzarî´ah dalam

akad-akad perbankan syariah terutama di Bank Muamalat Indonesia.

Bila tujuan-tujuan ini dapat dicapai, maka manfaat penelitian ini

memiliki manfaat sebagai berikut;

1. Sebagai pengembangan khazanah keilmuan, khususnya dalam literature

usul fikih,yang menjadi bentuk warisan berharga bagi masyarakat

Islam.

2. Bisa dijadikan reverensi dalam mengkaji bidang usul fikih perbankan

syariah, khususnya bagi mahasiswa yang mendalami kajian dalil-dalil

akad perbankan syariah.

3. Bisa dijadikan kontribusi pemikiran kepada masyarakat Islam umumnya

dan para pengkaji bidang hukum khususnya,bahwa sadd adz-dzarî´ah

sebagai salah satu bentuk metodologi hukum Islam ternyata dapat

dijadikan tolak ukur pemecahan masalah-masalah perbankan

syariah,dengan tidak meninggalkan rambu-rambu yang melekat pada

sadd adz-dzarî‟ah.

Page 32: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

12

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Dan Pendekatan

Penelitian yang dilakukan dalam hal ini adalah penelitian lapangan

(field research) dengan menggunakan analisis kualitatif. Objek yang

menjadi sasaran dalam penelitan ini adalah konsep sadd adz-dzarî´ah

dalam kajian usul fikih serta aplikasinya pada akad-akad pembiayaan

pada perbankan syariah di bank Muamalat Indonesia yang mana hal ini

menjadi salah satu alternatif pihak bank dalam melakukan pembiayaan

terhadap nasabah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis untuk

mengetahui kesesuaian landasan sadd adz-dzarî´ah dalam aplikasinya

pada akad-akad di bank tersebut.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab-kitab kuning

seperti Irsyâd al-Fuhûl fî Tahqîq al-Haqq min „Ilm al-Ushûl, Al-Furûq

aw Anwâr al-Burûq fî Anwâ al-Furûq, al-Muwâfaqât fi Ushûl al-Fiqh,

dan lainnya serta hasil wawancara langsung dengan pihak komplain

bank Muamalat pusat dan pengisian angket yang berkenaan dengan

Sadd adz-Dzarî‟ah.

Adapun sumber data sekunder adalah literatur-literatur lainya

yang berupa kitab-kitab penunjang, buku, jurnal, majalah atau bentuk

kepustakaan lainnya yang memuat masalah Sadd adz-dzarî´ah dan

masalah perbankan syariah.

2.Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari

mana data dapat diperoleh.

a. Interview

Interview adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematis dan berlandaskan

pada tujuan penelitian. Definisi lain interview dapat diartikan

dengan percakapan dengan maksud tertentu yang mana dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.39

Bentuk wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas

terpimpin dan klausal. Wawancara bebas terpimpin adalah

prosedur wawancara yang mengikuti pedoman

seperlunya.Pedoman wawancara hanya berbentuk butir-butir

masalah dan sub masalah yang diteliti yang selanjutnya

dekembangkan sendiri oleh pewawancara.40

39

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000 ), hal 135 40

Sutrisno Hadi,Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset,1989), hal 206

Page 33: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

13

b.Observasi

Observari adalah sebuah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap

objek(fenomena-fenomena) yang diteliti.Dalam hal ini peneliti

akan mendatangi lokasi bank Muamalat Indonesia secara langsung

untuk melihat bagaimana aplikasi sadd adz-dzarî´ah yang sudah

diterapkan.

c.Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknis pengumpulan data mengenai hal-

hal yang berupa catatan, transkip, karya ilmiah seperti jurnal,

makalah, serta buku-buku atau literatur dan sebagainya.41

3.Teknis Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan

data ke dalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.42

Dalam hal ini data-data yang diperoleh dari

berbagai informasi baik melalui wawancara,dokumentasi maupun

observasi akan dipilih kembali untuk mencapai data mana yang lebih

relevan dalam menganalisa pokok permasalahan.

E. Kajian Pustaka Yang Relevan

Dalam hal ini peneliti telah melakukan beberapa penelusuran terkait

pembahasan penerapan metode sadd adz-dzarî´ah ini dalam hukum Islam

terutama hukum ekonomi Islam. Banyak sekali pembahasan-pembahasan

terkait kedudukan sadd adz-dzarî´ah ini dalam hukum ekonomi Islam atau

muamalah serta perannya dalam pengambilan aturan hukum ekonomi

Islam. Namun dari hal demikian itu, tidak satupun peneliti berhasil

menemukan kajian yang sangat tepat yang membahas kajian tentang

penerapan motode ini dalam akad-akad perbankan syariah.

Adapun pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

pembahasan tentang sadd adz-dzarî´ah dalam dunia hukum ekonomi

syariah atau muamalat yang telah diungkapkan oleh Abdullah bin Bayyah

dalam kitabnya sadd adz-dzarâ‟i wa tatbîqâtuhu fî majâl al-mu'âmalât.

Dalam kitab ini penulis mencoba mengungkapkan peranan sadd adz-

dzarî´ah serta implementasinya dalam hukum ekonomi syariah.

Kajian yang serupa tentang peranan sadd adz-dzarî´ah ini, juga telah

diungkapkan oleh mahasiswi doktoral International University Islamic

Malaysia, Akhtar Zaiti dalam disertasinya yang berjudul nazariyyat adz-

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hal 206 42

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , hal 103

Page 34: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

14

dzarâ‟i wa tatbîqât lahâ fî al-mu'âmalât al-mâliyyah al-hadîtsah yang

membahas tentang peran dan kedudukan sadd adz-dzarî´ah dalam

transaksi-transaksi keuangan di dunia ekonomi Islam modern.

Selain itu, tulisan yang membahas tentang sadd adz-dzarî´ah ini juga

terdapat di dalam buku at-tatbîqât al-mu'âsyiroh li sadd adz-dzarî´ah

karangan dr. Yusuf Abdurrahman al-Furn. Dalam bukunya, selain

mebahas status sadd adz-dzarî´ah dalam pandangan empat mazhab,

penulis juga memaparkan hasil temuannya tentang kaidah sadd adz-

dzarî´ah ini dalam penerapannya di muamalah modern.

Karya-karya yang penulis sebutkan di atas, memiliki kesamaan dengan

penelitian yang penulis lakukan, yaitu sama-sama meneliti kaidah sadd

adz-dzarî´ah serta peranannya. Namun penelitian yang peneliti lakukan

ini objeknya bukan pada hukum ekonomi syariah melainkan pada

perbankan syariah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam mempelajari sebuah penelitian, diperlukan

sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang memuat Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Kajian Pustaka dan

Sistematika Penulisan.

Bab II membahas tentang pengertian sadd adz-dzarî'ah, sadd adz-

dzarî´ah dalam sejarah islam, pandangan ulama tentang kehujjahan sadd

adz-dzarî´ah dan argumentasinya serta pembagian sadd adz-dzarî´ah itu

dalam penentuan hukumnya.

Bab III membahas tentang akad-akad pembiayaan di perbankan

syariah yang meliputi akad-akad jual beli yaitu murâbahah, istishna‟,

salam, akad-akad investasi yaitu mudhârabah dan akad musyârakah dan

akad-akad jasa yaitu ijârah, rahn, qardh, hawâlah, kafâlah, wakâlah dan

sharf.

Bab IV merupakan penjelasan singkat tentang bank Muamalat

Indonesia baik dari segi profil, struktur kepengurusan, produk-produk

pembiayaan dan juga memaparkan hasil analisa dari penelitian ini yaitu

tentang penerapan kaidah sa itu dalam akad-akad pembiayaan yang ada di

bank Muamalat Indonesia.

Bab V Penutup yang mencakup Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 35: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

15

Page 36: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

167

167

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan.

Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di Indonesia, di

bawah pengawasan MUI telah mengaplikasikan konsep sadd adz-

dzari’ah di berbagai transaksinya. Hal tersebut agar bank terhindar dari

praktek haram dan tetap terjaga kesyariahannya. Jadi pandangan ulama

usul fiqh tentang kehujjahan sadd adz-dzarî’ah beserta argumentasinya

serta penerapan kaidah tersebut pada akad-akad pembiayaan di bank

Muamalat indonesia adalah sebagai berikut:

1. Mazhab malikiyah dan hanabilah menerima kaidah Sadd adz-

Dzarî’ah ini secara mutlak dan berpndapat bahwasanya kaidah ini

termasuk salah satu dari metode pengambilan hukum dalam Islam

seperti halnya ijma’, qiyas, istishab dengan dalil bahwasanya banyak

ayat dan hadis yang menggunakan kaidah ini dalam menghukumi

suatu perkara seperti larangan mencaci sembahan selain Allah swt.

2. Mazhab Dzohiri berpendapat bahwasanya Sadd adz-Dzarî’ah itu

bukan termasuk dari dalil-dalil hukum yang dapat diambil untuk

mengistimbath suatu hukum dalam Islam dikarenakan sadd adz-

dzariah adalah hasil penalaran terhadap sesuatu perbuatan yang

masih dalam tingkatan dugaan, meskipun sudah sampai tingkatan

dugaan yang kuat.

3. Mazhab Hanafiyah dan Syafiiyah tidaklah menolak Sadd adz-

Dzarî’ah sebagai kaidah hukum secara mutlak melainkan mereka

hanya dapat menerima Sadd adz-Dzarî’ah sebagian solusi dalam

memecahkan masalah yang memang menjerumus ke suatu yang jelas

haram. Dan keharaman disini memang diyakini keberadaannya

bukan atas dasar dugaan saja.

4. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah yang

membuka usaha fashion atau pakian yang tidak menutup aurat.

5. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah

atas usaha tambangnya yang akan berdampak pada kerusakan pada

lingkungan alam sekitarnya.

6. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah

atas usaha penangkapan ikan dengan cara pengeboman air laut

yang bersampak kepada kerusakan terumbu karang tempat tinggal

berkembangbiaknya hewan laut.

7. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah yang

membuka usaha kuliner dengan menyediakan makanan-makanan

non halal.

Page 37: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

168

168

8. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah yang

membuka usaha tour yang tidak memperdulikan aturan-aturan

syariat baik dalam manajemennya atau dalam tournya.

9. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah yang akan

membeli kapal pasiar yang berpotensi mengarah kepada hal-hal yang

dilarang agama.

10. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah

yang akan mendirikan bangunan di bantaran kali yang akan

mengakibatkan kebanjiran.

11. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah

yang akan mendirikan bangunan hotel di pantai Bali yang tidak

memperdulikan aturan- aturan syar’i.

12. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah

yang akan mendirikan kolam renang yang membolehkan

pengunjungnya berpakaian non syar’i.

13. Bank Muamalat tidak mengabulkan permintaan nasabah yang akan

membuka usaha hiburanseperti bioskop yang menampilkan film-film

yang berbau porno.

B. Saran

1. Melihat perbankan syariah sebagai solusi baru dalam melawan

ekonomi ribawi, bank Muamalat Indonesia diharapkan dapat

melakukan sosialisasi lebih ke pesantren-pesantren, kampus-

kampus, LSM-LSM serta ke elemen-elemen masyarakat

lainnya agar jika melakukan pembiayaan bisa sesuai dengan syariat

dan meninggalkan bank ribawi.

2. Sebagai salah satu perbankan syariah di Indonesia, bank Muamalat

Indonesia diharapkan mampu melebarkan sayapnya dengan menjalin

kerjasama dengan sektor-sektor lain dan membuka cabang lebih

banayak lagi di daerah-daerah agar pelayanan kepada nasabah

menjadi maksimal.

3. Berhubung kesadaran masyarakat tentang keharusan bermuamalat

sesuai syariah masih minim, Bank Muamalat Indonesia sebagai salah

satu perbankan syariah di Indonesia diharapkan tidak begitu

mempersulit pengajuan pembiayaan terhadap nasabah yang

membutuhkan.

4. Bank Muamalat Indonesia sebagai partner nasabah dalam membantu

usahanya diharapkan dalam memilih akad pembiayaan tidak harus

selalu akad murabahah, tetapi juga menggunakan akad-akad lainnya

yang sedikit meringankan beban nasabah dalam usahanya.

Page 38: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

169

169

5. Melihat bahwasanya pengetahuan masyarakat masih dini terhadap

dunia perbankan syariah, BMI diharapkan mampu menjaring nasabah

lebih banyak dengan mengurangi peraturan atau sikap kehati-

hatiannya terhadap pemberian pembiayaan.

Page 39: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

170

170

Page 40: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

171

171

Page 41: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

171

DAFTAR PUSTAKA

A.Djazuli, Fiqh Siyasah, Bandung: Prenada Media, 2003.

Abdullah, Sulaiman, sumber Hukum Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1995.

Abu Bakar, al-Yasa, “Ke Arah Ushul Fiqih Kontemporer”, dalam Majalah

Ar-Raniry, No. 68 tahun 1990.

Abû Bakar, Taqiyyuddîn bin Muhammad al-Husainî, Kifâyah al-Akhyâr,

Surabaya; Bina Iman, 2003.

Alî, Abu al-Hasan, al-Bahjah fî Syarhi al-Tuhfah, Baerût;Dâr al-Kutub

al- Ilmiyyah, 1998.

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek Jakarta:

Gema Insani Press, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Asjad, Mohamed, Sadd al-dharaic terhadap jenayah zina dalam syariat

Islam, Tesis Sarjana, Jabatan Syariah. Malaysia: Universiti

Kebangsaan Malaysia, 2003.

al-Asqalâni, Ahmad bin Ali, Bulûghu al-Marâm min Adillah al-Ahkâm,

Baerût: Muassasah Al-Rayyân, 2000.

al-Baihaqî, Abû bakar Ahmad bin Husain, as-Sunan al-Kubrâ, Beirût :

Dâr al-Fikri, 2005.

al-Bukhâri, Muhammad bin Ismâîl Abû Abdullâh al-Jâ’fi, al-Jâmi‟

ash-Shahîh al-Mukhtashar, Baerût: Dâr Ibn Katsỉr, 1987.

al-Burhâni, Muhammad Hisyâm, Sadd al-Dharâ‟i fî al Syari‟ah

al-Islâmiyyah, Beirut: Matba’ah al-Raihani.

al-Dâruqutni, Alî Ibn Umar, Sunan al-Dâruqutni, Beirût: Dâr al-Kutub

al-’Ilmiyyah, 2002.

al-Dasûqi, Muhammad bin Ahmad, Hasyiah al-Dasûqy Lebanon ;

Dâr al-Fikri, 2001.

al-Dimasyqi, Abd al-Qadîr bin Badrân, al-Madkhal li Ibni

Badrân,Baerût;Muassasah al-Risâlah, 2006.

al-Fâsi, Allâl, maqâshid al syarî‟ah al islâmiyyah wa makârimuhâ, Baerût:

Dâr al-Garb al-Islâmi, 2004.

Faur, Mahmûd Abdul Hâdi, al Maqâshid „indal Imâm As Syâthiby,

Lebanon ;Dâr al-Fikri, 2006.

Fikri, Ali, al-Muâmalat al-Mâdiyyah wa al-Adabiyyah,Mesir: Matba’ah

Mushtafâ al-Bâbiy al-Halabi, 1357.

al-Ghanîmi, abd al-Ghani, al-Lubâb fî Syarh al-Kitâb, Baerût: Dâr

al-Ma’rifah, 1997.

Hadi, Sutrisno,Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset,1989.

Hamûd, Sâmi Hasan, Tathwîr al- A‟mâl al-Mashrafiyah Bimâ Yattafiq

al-Syarî ‟ ah al-Islâmiyah Aman: Mathba’ah al-Syarq, 1992.

Page 42: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

172

Ibn 'Abidin, Radd al-Muhtâr Lebanon ; Dâr al-Fikri, 1992.

Ibn al ‘Arabi, Ahkâm al-Qur‟an, Baerût: Dâr al-Jîl, 1988.

Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, A‟lâm al-Muwâqi‟ỉn, Baerût: Dâr al-Kutub

al-‘Ilmiyyah, 1996.

Ibn Qudâmah,al-Mugni,Baerût; Dâr al-Fikri, 1405.

Ibn Rusyd, al-Muqoddimât al-Mumahhidât, Baerût; Dar al-Garb al-Islami,

1988.

Ibn Rusyd, Bidâyah al-Mujtahid, Beirût: Dâr al-Fikr, 2005.

al-Juwainy, Abd al-Malik, al-Waraqât riyâdh: Dâr al-Shumai'i,1996.

Karim, Adiwarman, Bank Islam Jakarta:Raja Wali Pers, 2004.

al-Kâsâni, Abû Bakar bin Masûd, Badâ‟i al-Sanâ‟i Cairo: Dâr al-Hadîs,

2004.

al-Khâdimi, Nurdîn bin Mukhtâr, al-Ijtihâd al-Maqâshidy,Qatar; Markaz

al-Buhûst wa ad-Dirâsât, 1998.

al-Latif, Abdurrahman bin Sholeh, al-Qawâid wa al-Dhowâbith

al-Fiqhiyyah, Madinah: Badan Riset Ilmiyah Madinah, 2003.

Latifh, Ah.Azharudin MAg, Fiqih Muamalat, Jakarta; UIN, 2005.

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000.

Maki, Ahmad bin Muhammad, Gomz Uyûn al Bashâir fî Syarh al-Asybâh

wa an-Nadzâir,Baerût: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1985.

al-Mishri, Muhammad bin Mukarram bin Manzhûr al-Afrîqi, Lisân al-Arab,

Cairo: Dâr al-Hadîs, 2003.

Muhammad bin Yûsuf, al-Bahr al-Muhîth, Baerût: Dâr al-Kutub

al-Islâmiyah, 1993.

Muhammad, Abû al-Faidh, bin Muhammad, Murtadhâ al-Zabaidi Tâj

al-„Arûs min Jawâhir al-Qâmûs, Damaskus: Dâr al-Fikr, 1994.

Muhammad, Abû 'Isâ, Jâmỉ‟ Shohỉh Sunan Tirmizỉ, Beirût : Dâr al-Fikri,

1994.

Muhammad, Manajemen pembiayaan bank syari‟ah,Yogyakarta: akademi

manajemen perusahaan YKPN. 2005.

Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Islam

Fiqh Islami, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986.

Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Jakarta: Amzah, 2010.

al-Nabhânî, Taqiyyuddîn, al-Nizhâm al-Iqtishâdî fî al-Islâm, Beirût: Dâr

al-Ummah, 2004.

Nasrun, Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya media Pratama, 2000.

al-Nawawi, Abu Zakariyâ Muhyiddin bin Syaraf , al-Majmûu‟ Lebanon:

Dâr al-Fikri, 2004.

al-Naysâbûri, Muhammad bin Ibrâhîm al-Mundzir, al-Ijmâ', Iskandâria:

Page 43: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

173

Dâr al-Da'wah, 1403.

Nizhâm, al-Fatâwâ al-Hindiyyah Baerût: Dâr al Fikri 1991.

Nurdîn bin Mukhtâr al-Khâdimi, al-Ijtihâd al-Maqâshidy,Qatar; Markaz

al-Buhûst wa ad-Dirâsât, 1998.

Perwataatmadja, Karnaen, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta:

PT. Dana Bhakta wakaf, 1997.

al-Qalyûby, Syihabuddin, Hasyiat al-Qalyûby,Baerût; Dâr al-Fikri, 1998.

al-Qaradhâwi,Yûsuf, Fiqih Maqashid Syariah; Moderasi Islam antara

Aliran Tekstual dan Aliran Liberal, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007.

al-Qarâfi, Ahmad bin Idrîs, al-Furûq aw Anwâr al-Burûq fî Anwâ al-Furûq,

Baerût: ‘Alim al-Kutub, 1998.

____, Syarh Tanqîh al-Fushûl fî „Ilm al-Ushûl, Lebanon: Dâr al-Fikri 1995.

al-Qazwîni, Abû ‘Abdillâh Muhammad bin Yazîd, Sunan ibn Mâjah, Dâr

al-Hadîts: Kairo, 2001.

Rachmat, Syafe’I, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2004.

Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Bandung : AL – Ma’arif, 1987.

Sâmi Hasan Hamûd, Tathwîr al- A‟mâl al-Mashrafiyah Bimâ Yattafiq

al-Syarî ‟ ah al-Islâmiyah Aman: Mathba’ah al-Syarq, 1992.

Shamad, bd, Hukum Islam, Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum

Indonesia,Jakarta; Prenada Media Group, 2010.

al-Sijistânî, Abû Dâwûd, Sunan Abî Dâwûd, Beirût: Dâr al-Fikr, 1994.

Su’ûd bin Mallûh, Sad Zarî‟ah „inda al Imâm Ibnu al Qayyim al Zaujiyyah,

Univ. Urdun, 2006.

al-Subki, Tâjuddin ibn abdul kâfî, al-Asybâh wa al-Nazhâir, Baerût: Dâr

al-Kutub al-Ilmiyah, 2001.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:

Ekonosia, 2003.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta; Grafindo, 2002.

Sulaiman, Abdullah, sumber Hukum Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1995.

Sulaiman, Rasyid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011.

Sutrisno, Hadi,Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset,1989.

al-Syâfi’î, Muhammad bin Idrîs, al-Umm,damaskus;Dâr al-Fikri,1983.

Syafi’i, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2004.

al-Syâthiby, Ibrâhîm bin Mûsâ, al-Muwâfaqât fi Ushûl al-Fiqh, Cairo; Dâr

al-Hadis, 2006.

al-Thoyâr, Abdullâh bin Muhammad, Al Fiqhu Al Muyassar, Riyâdh:

Page 44: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

174

Muassasah al-Jurais, 1420.

_____, al-Bunûk al-Islâmiyah Baina an-Nazhoriyah wa at-Tathbîq, Riyâdh:

Muassasah al-Jurais,1414.

Totok, Kamus Ushul Fiqih Jakarta: Dana Bakti Wakaf, 2005.

Wahbah, al-Zuhayli, al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuh,Damaskus: Dâr al-Fikr,

1989.

_____, Ushûl al-Fiqh al-Islâmi, Damaskus: Dâr al-Fikr, 1986.

_____, Financial Transactions in Islamic Jurisprudence, Dasmascus; Dâr

al – Fikr, 2003.

Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta, UII Press, 2005.

Zaidan, Abd al-Karîm, al-Wajîz fî Usûl al-Fiqh, Baerût; Muassasah

al-Risâlah,1994.

Zainuddin, Ibn Nujaim bin Ibrâhîm bin Muhammad, al-Asybâh wa

an-Nadzâir, Baerût: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1419.

al-Zarkasyi, Abû Abdullâh bin Muhammad, Syarah al-Zarkasy „alâ

Mukhtashar al-Kharqy, Baerût; Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2002.

al-Zarqâ, Ahmad bin Muhammad, Syarh al-Qawâid al-Fiqhiyyah,

Damaskus: Dâr al-Qalam, 1989.

Page 45: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

179

179

Lampiran Surat Nomor : 34/MI /MG-02 /II/2016 Tanggal 11 Februari 2016

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Aplikasi Sadd adz-Dzariah Dalam Akad- Akad Pembiayaan Di

Perbankan Syariah.

Pewawancara : Muhibban

Nama Narasumber : Nuryadi dan Yeriko Azmi

Jabatan : Compliance Officer

Unit Kerja : Compliance Division

Telepon/Handphone : 021-80666000 (ext 109465)

1. Jika Ada Permintaan Pembiayaan Untuk Mendirikan Hotel Untuk

Umum Di Tepi Pantai Bali, Pihak Bank :

A. Mewajibkan Hotel Tersebut Bebas Maksiat Seperti Tidak Adanya

Diskotik, Menyediaan Minuman Keras Atau Tempat Pelacuran.

B. Tidak Meminta Syarat Apapun Karena Hukum Pendirian

Bangunan Pada Dasarnya Dibolehkan Oleh Islam Walaupun

Fakta Kedepan Terdapat Hal-Hal Maksiat.

C. Jawaban Lain:……………………………..

2. Jika Ada Permintaan Pembiayaan Untuk Mendirikan Kolam Renang

Untuk Umum, pihak Bank :

A. Mesyaratkan Bagi Setiap Pengunjung Untuk Berpakaian Islami

B. Pengunjung Bebas Berpakaian Apapun Sesuka Mereka.

C. Jawaban Lain:……………………….

3. Jika Ada Permintaan Pembiayaan Untuk Pembelian Kapal Pesiar, Pihak

Bank:

A. Mesyaratkan Kapal Pesiar Tersebut Bebas Maksiat.

B. Tidak Mewajibkan Bebas Maksiat Yang Penting Persyaratan

Pembiayaan Yang Diajukan Lengkap Sesuai Peraturan Bank.

C. Jawaban Lain:……………………….

4. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Mendirikan Restoran Non

Halal Di Bali, Pihak Bank :

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

Page 46: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

180

180

5. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Mendirikan Usaha Konveksi

Pakaian-Pakaian Renang Wanita, Pihak Bank:

A. Mensyaratkan Pakaian Yang Dibuat Itu Adalah Pakaian Syar’i

Atau Menutup Aurat.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

6. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Usaha Percetakan Majalah,

Novel Dan Buku-Buku Umum Lainnya, Pihak Bank:

A. Hanya Memberikan Pembiayaan Kepada Percetakan Buku Yang

Tidak Mengandung Unsur-Unsur Porno Dalam Majalah Atau

Bukunya

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank

Walaupun Majalah Yang Dibuat Itu Ada Mengandung Hal-Hal

Porno.

C. Jawaban Lain:…………….

7. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Usaha Tambang Yang Mana

Efeknya Berdampak Pada Kerusakan Lingkungan Di Sekitarnya, Pihak

Bank:

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Usahanya

Menimbulkan Kerusakan Lingkungan Walaupun Perusahaan Itu

Telah Memiliki Izin Dari Pemerintah.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

8. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Pendirian Bangunan Di

Bantaran Kali Yang Berdampak Banjir Karena Sungai Jadi Sempit,

Pihak Bank:

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Berdampak

Mudarat Bagi Lingkungan Sekitar.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

9. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Usaha Penangkapan Ikan

Dengan Cara Pengeboman Air Laut, Pihak Bank:

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Berdampak

Mudarat Bagi Lingkungan Sekitar Yaitu Merusak Lingkungan

Dan Terumbu Karang Walaupun Telah Memiliki Izin Dari

Pemerintah.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

Page 47: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

181

181

10. .Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Mengembangkan Usaha Jual

Beli Barang Secara Online Dari Pihak Pertama Kepada Pihak Ketiga

Atau Lainnya, Dan Transaksi Tersebut Tidak Berpedoman Kepada

Aturan-Aturan Syariah, Pihak Bank:

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Ada Transaksi

Magrib Atau Maisir, Garar Dan Riba.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

11. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Mengembangkan Usaha

Salon Kecantikan Dengan Mnenggunakan Bahan Kimia, Pihak Bank :

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Dapat Member

Mudarat Bagi Pasiennya.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

12. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Mengembangkan Usaha

Pabrik Rokok, Pihak Bank :

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Rokok Dapat

Member Mudarat Bagi Konsumennya.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

13. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Usaha Tour Wisata Non

Syariah, Pihak Bank :

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Karena

Manajemennya Tidak Berpedoman Kepada Aturan-Aturan

Syariah.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

14. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Usaha Tata Busana Non

Syar’i Seperti Gaun Pernikahan, Baju-Baju Artis Yang Terbuka Aurat.,

Pihak Bank :

A. Menolak Permohonan Pembiayaan Itu Karena Pakaian Yang

Dibuatnya Tidak Sesuai Dengan Aturan Syar’i.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….

15. Jika Ada Permohonan Pembiayaan Untuk Mendirikan Bioskop, Pihak

Bank :

Page 48: APLIKASI SADD ADZ-DZARÎʻAH DALAM AKAD-AKAD …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/289/3/212610148... · 2020. 3. 24. · Tesis dengan judul “Aplikasi Sadd adz-Dzarî’ah

182

182

A. Mesyaratkan Film-Film Yang Diputar Adalah Film-Film Islami

Saja Atau Film Yang Tidak Berbau Porno.

B. Menerima Permohonan Itu Selama Memenuhi Persyaratan Bank.

C. Jawaban Lain:…………….