Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum...

7
KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4 464 Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pasien Rawat Jalan Di Apotek Appo Farma1 Banjarbaru Susanto Yugo 1 , Alfian Riza 1 , Abdullah Ibrahim 2 , Rianto Leonov 3 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Banjarmasin 70123, INDONESIA 2 Management and Science University 40100, MALAYSIA 3 Akademi Farmasi IKIFA, Jakarta 13470, INDONESIA Korespondensi : [email protected] ABSTRAK Latar belakang: Penyakit kronis dapat menimbulkan masalah dalam manajemen pengobatan dan perawatan pasien. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, sehingga diperlukan intervensi untuk membantu meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi. Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kepatuhan danpengaruh pemanfaatan aplikasi digital pillbox reminder terhadap kepatuhan minum obat pada pasien penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB). Metode: Penelitian dilakukan dengan rancangan kuasi-eksperimental. Pengambilan data secara prospektif selama periode 07 Maret 07 April 2017. Subyek yang mengikuti penelitian dari awal sampai akhir penelitian sebanyak 42 pasien dengan intervensi berupa aplikasi digital pillbox reminder. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan kondisi tuli, buta huruf dan pasien dewasa berusia antara 18-65 tahun yang memiliki smartphone, namun tidak bisa mengoperasikannya. Pengumpulan data dengan wawancara dan pengisian kuesioner kepatuhan MMAS pre dan post intervensiaplikasi digital pillbox reminder. Hasil penelitian: Tingkat kepatuhan minum obat sebelum intervensi: kepatuhan tinggi 7,14%, sedang 38,09%, dan rendah 54,76%. Sesudah intervensi : kepatuhan tinggi 47,61%, sedang 33,33%, dan rendah 19,04%. Terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) kepatuhan minum obat sebelum (5,45±1,97) dan sesudah (7,24±0,99). Rata-rata perubahan adalah 1,79±0,98. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa aplikasi digital pillbox reminder berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat (p=0,000 ; R Square 0,272). Kesimpulan: Penggunaan aplikasi digital pillbox reminder pada pasien penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dapat meningkatkan dan mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien dalam menjalani terapi obat. Kata Kunci: kepatuhan, pillbox reminder, pasien penyakit kronis ABSTRACT

Transcript of Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum...

Page 1: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

464

Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat

Pasien Rawat Jalan Di Apotek Appo Farma1 Banjarbaru

Susanto Yugo1, Alfian Riza1, Abdullah Ibrahim2, Rianto Leonov3

1Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Banjarmasin 70123, INDONESIA

2 Management and Science University 40100, MALAYSIA

3Akademi Farmasi IKIFA, Jakarta 13470, INDONESIA

Korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit kronis dapat menimbulkan masalah dalam manajemen

pengobatan dan perawatan pasien. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan terapi, sehingga diperlukan intervensi untuk membantu meningkatkan

kepatuhan pasien terhadap terapi.

Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kepatuhan danpengaruh pemanfaatan

aplikasi digital pillbox reminder terhadap kepatuhan minum obat pada pasien penyakit

kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB).

Metode: Penelitian dilakukan dengan rancangan kuasi-eksperimental. Pengambilan data

secara prospektif selama periode 07 Maret – 07 April 2017. Subyek yang mengikuti

penelitian dari awal sampai akhir penelitian sebanyak 42 pasien dengan intervensi berupa

aplikasi digital pillbox reminder. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan kondisi tuli, buta

huruf dan pasien dewasa berusia antara 18-65 tahun yang memiliki smartphone, namun tidak

bisa mengoperasikannya. Pengumpulan data dengan wawancara dan pengisian kuesioner

kepatuhan MMAS pre dan post intervensiaplikasi digital pillbox reminder.

Hasil penelitian: Tingkat kepatuhan minum obat sebelum intervensi: kepatuhan tinggi

7,14%, sedang 38,09%, dan rendah 54,76%. Sesudah intervensi : kepatuhan tinggi 47,61%,

sedang 33,33%, dan rendah 19,04%. Terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) kepatuhan

minum obat sebelum (5,45±1,97) dan sesudah (7,24±0,99). Rata-rata perubahan adalah

1,79±0,98. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa aplikasi digital pillbox reminder

berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat (p=0,000 ; R Square 0,272).

Kesimpulan: Penggunaan aplikasi digital pillbox reminder pada pasien penyakit kronis

BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dapat meningkatkan dan mempengaruhi kepatuhan

minum obat pasien dalam menjalani terapi obat.

Kata Kunci: kepatuhan, pillbox reminder, pasien penyakit kronis

ABSTRACT

Page 2: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

465

Background: Chronic illness can cause problems in the management of treatment and

patient care. Patient compliance is necessary to achieve therapeutic success, so interventions

are needed to help improve patient adherence to therapy.

Aim:The purpose of this study was to determine the level of medication adherence and the

effect of digital pillbox reminder application on medication adherence in patients with

chronic diseases BPJS Referral Program (PRB).

Method:The study was conducted with a quasi-experimental design, prospective data

retrieval during the period from March 7 to April 7, 2017. Subjects who followed the study

from the beginning to the end of the study of 42 patients with intervention in the form of

digital pillbox reminder applications. Exclusion criteria are patients with deaf, illiterate and

adult patients between 18-65 years old who own a smartphone but can not operate it. Data

collection by interviewing and completing the MMAS adherence question pre and post

digital pillbox reminder application intervention.

Results:Based on the results of the study, the level of adherence to taking medication before

the intervention are: high adherence of 7.14%, moderate adherence 38.09%, and low

adherence 54.76%. Levels of adherence after medication intervention were: high adherence

47.61%, moderate adherence 33.33%, and low adherence 19.04%. There was a significant

difference (p = 0,000) of medication adherence before (5.45 ± 1.97) and after (7.24 ± 0.99).

The average change is 1.79 ± 0.98. Regression test results show that digital pillbox reminder

application has an effect on medication adherence (p = 0,000; R Square 0,272)

Conclusion:The results concluded that the use of digital pillbox reminder application in

patients with chronic diseases BPJS Referral Program (DRR) can improve and influence

patient's medication adherence in undergoing drug therapy.

Key words: the adherence, pillbox reminder, chronic illness patients

PENDAHULUAN

Jumlah pasien penderita penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan jangka panjang terus

meningkat. Namun kepatuhan pasien minum obat masih rendah. Diperkirakan 125.000

kematian di Amerika disebabkan oleh ketidakpatuhan minum obat.(1) Kepatuhan rata-rata

pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar

50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah.(2) Kepatuhan

pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, terutama pada terapi penyakit

tidak menular. Seperti diabetes, hipertensi, asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi

HIV/AIDS, dan tuberculosis. Penyakit kronis berupa penyakit jantung, stroke, kanker,

PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis), dan diabetes menempati urutan tertinggi sebesar

di Indonesia sebagai penyebab kematian.(3) Prevalensi ini terus meningkat jika tidak

diberikan tindakan nyata berupa pencegahan.

Beberapa intervensi yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan

minum obat pada pasien antara lain konseling, Pelayanan Informasi Obat (PIO), pemberian

leaflet edukasi, pemberian pesan singkat (SMS) pengingat dan motivasi, dan aplikasi yang

terbaru yaitu Digital Pillbox Reminder yang berupa alarm pengingat waktu minum obat.

Penggunaan internet juga telah meningkat pada beberapa tahun terakhir, seperti pada tahun

2011, 26% penduduknya telah memiliki akses internet dan 79% diantaranya memiliki

Page 3: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

466

mobile phone atau berlangganan. (4) Teknologi komunikasi terbaru telah berkembang ke arah

“mobile health” atau “m-health” atau dikenal juga dengan “electronic health” atau “e-

health” yang menggunakan mobile phone untuk meningkatkan tujuan kesehatan yang ingin

dicapai.

Menurut Alfian dan Wardati (2016) dalam penelitian tentang penggunaan aplikasi Digital

Pillbox Reminder untuk meningkatkan kepatuhan pada penderita hipertensi menunjukkan

bahwa kriteria kepatuhan tinggi pada post kelompok digital pillbox reminder setelah

intervensi (46,67%) meningkat dibanding data pre yang hanya (20,00%).(5) Sedangkan

menurut Agustianuri (2015) pada penelitian dengan intervensi yang sama namun pada

penderita penyakit diabetes melitus menunjukkan kepatuhan tinggi pada post perlakuan

setelah intervensi sebesar (52,63%) jauh meningkat dibanding data pre yang hanya

(5,27%).(6) Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi digitalpillbox reminder yang diaturkan oleh

tenaga kefarmasian dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan kepatuhan pasien

minum obat. Hal ini didukung oleh penelitian Tan et al., (2013), bahwa aplikasi berupa alarm

otomatis pada telepon genggam dapat membantu mengingatkan pasien untuk meminum obat

dan meningkatkan kepatuhan pasien.(7)

Apotek APPO Farma I Banjarbaru merupakan apotek yang melayani resep BPJS Program

Rujuk Balik (PRB) dengan jenis obat rutin yang dikonsumsi selama 1 bulan, atau resep obat

bagi pasien yang sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan dalam

jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien penyakit kronis dan pengaruh

pemanfaatan Digital Pillbox Reminder terhadap kepatuhan minum obat pasien penyakit

kronis BPJS PRB.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dengan rancangan One group

pretest-postest design. Jarak Antara pre test dan post test adalah 30 hari dan intervensi

pemasangan aplikasi digital pillbox reminder di smartphone sampel dilakukan pada hari

yang sama setelah pasien menjalani fase pre test. Penelitian dilakukan pada periode bulan

Maret sampai April 2017 di Apotek APPO Farma I Banjarbaru. Populasi target adalah pasien

penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik yang mengambil obat di Apotek APPO Farma I

Banjarbaru. Populasi terjangkau adalah pasien penyakit kronis BPJS rawat jalan Program

Rujuk Balik yang mengambil obat pada periode penelitian. Sejumlah 42 sampel

berpartisipasi pada penelitian ini. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling

dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada

penelitian ini adalah pasien dewasa usia 18-65 tahun dengan jenis penyakitkronis yang

termasuk Program Rujuk Balik yang mendapat jenis obat oral, minimal satu kali sudah

mendapat terapi pengobatan dari jenis penyakit tersebut, memiliki handphone berbasis

smartphone, dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

pasien yang tuli, buta huruf, dan tidak bisa mengoperasikannya smartphone.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah tingkat kepatuhan minum obat yang

diukur menggunakan kuesioner MMAS yang sudah valid dan reliabel. Tingkat kepatuhan

minum obat dikategorikan sebagai tingkat kepatuhan tinggi dengan skor 8, tingkat kepatuhan

sedang dengan skor 6 sampai kurang dari 8, dan tingkat kepatuhan rendah dengan skor

Page 4: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

467

kurang dari 6. Data dianalisis menggunakan uji statistika Paired T-test. Data hasil penelitian

diekspresikan dalam bentuk Mean ± SD dengan tingkat signifikansi <0,05.

HASIL

Hasil penelitian yang didapatkan berupa data tingkat kepatuhan sebelum dan setelah

diberikan intervensi berdasarkan skor kuesioner MMAS yang diisi oleh sampel penelitian.

Data tersebut tersaji pada Tabel 1 dan II.

Tabel 1. Persentase tingkat kepatuhan pre dan post penggunaan aplikasi digital pillbox

reminder.

Fase

Skor MMAS

Kepatuhan

Tinggi

Kepatuhan

Sedang

Kepatuhan

Rendah

N % N % N %

Pre 3 7,14 16 38,09 23 54,76

Post 20 47,61 14 33,33 8 19,04

Tabel 2 Skor MMAS Pre dan Post Pada Sampel (Mean ±SD)

Fase Penelitian Mean±SD p ∆

Pre Study 5,45±1,97 0,000 1,79±0,98

Post Study 7,24±0,99

Keterangan : p adalah nilai signifikansi dan ∆ adalah selisih

Hasil penelitian selanjutnya yang didapatkan adalah alasan ketidahpatuhan pasien untuk

meminum obat. Data ini didapatkan berdasarkan jawaban sampel pada kuesioner MMAS

sebelum diberikan intervensi. Data tersebut tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat

No Alasan Ketidakpatuhan N= 39 %

1 Lupa 23 54,76

2 Sengaja tidak minum obat 14 33,33

3 Merasa Kondisi Memburuk 8 19,04

4 Lupa Membawa ketika Bepergian 9 21,42

5 Merasa Kondisi Membaik 14 33,33

6 Terganggu Keharusan Minum Obat 22 52,38

PEMBAHASAN

Page 5: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

468

Populasi pada penelitian ini berjumlah 415 pasien. Sampel pada penelitian ini berjumlah 42

pasien penyakit kronis program rujuk balik. Adapun 373 pasien tidak bisa menjadi sampel

karena tidak memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diantaranya 124 pasien karena faktor

usia, 31 pasien baru pertama kali menjalani pengobatan penyakit kronis, 26 pasien tidak

mendapatkan obat dengan sediaan oral, 53 pasien tidak memiliki smartphone, 79 pasien

menolak berpartisipasi, dan 61 pasien terlewat untuk diminta mengikuti proses penelitian.

Penyakit kronis yang diderita sampel adalah diabetus mellitus, hipertensi, jantung, asma,

penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), epilepsy, schizophrenia, stroke, dan systemic lupus

erythematosus.

Persentase hasil tingkat kepatuhan menggunakan MMAS sebelum dan sesudah diberikan

intervensi berupa aplikasi digital pillbox reminder pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan kepatuhan tinggi pada post study setelah pemberian intervensi

aplikasi digital pillbox reminder sebesar (47,61 %) jauh meningkat dibanding data pre yang

hanya (7,14 %). Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi digital pillbox reminder yang diberikan

dan dipasangkan pada smartphone oleh tenaga kefarmasian dapat memberikan dampak

positif dalam peningkatan kepatuhan pasien penyakit kronis minum obat. Hal ini didukung

oleh penelitian sejenis Tan et al., (2013) menyatakan bahwa penggunaan Mobile Aplication

yang di berikan oleh tenaga kefarmasian dapat meningkatkan kepatuhan minum obat dan

para responden merasa puas dalam penggunaan aplikasi yang diberikan.(7) Hal ini

dikarenakan sistem pengingat menggunakan visual dan audio yang dapat lebih membantu

pasien untuk mengingat. Selain itu, penelitian oleh Perdana (2016) menyatakan bahwa

tingkat penerimaan aplikasi “pil anti lupa” (aplikasi Pillbox versi Bahasa Indonesia) pada

pasien kronis secara keseluruhan sangat baik dengan skor rata-rata 4,31 dengan persentase

86,13%.(8)

Hasil uji normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan bahwa data

terdistribusi secara normal sehingga dilakukan uji parametrik berupa uji Paired T-test. Hasil

uji yang diperoleh menunjukkan nilai significancy p<0,05. Nilai tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor kepatuhan pada pre intervensi dengan post

intervensi aplikasi digital pillbox reminder. Hasil rata-rata pre dan post skor MMAS tersaji

pada Tabel 2. Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat terlihat peningkatan kepatuhan dari skor

kepatuhan pada pre intervensi dengan post intervensi aplikasi digital pillbox reminder

dimana pada pre nilai skor kepatuhan 5,45±1,97 dan setelah mendapat intervensi meningkat

menjadi 7,24±0,99. Rata-rata perubahan nilai kepatuhan pada pre dan post intervensi

Aplikasi digital pillbox reminder adalah 1,79±0,98. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan Alfian & Wardati (2016) yang menjelaskan bahwa intervensi

menggunakan aplikasi digital pengingat minum obat yang dipasangkan ke smartphone

pasien hipertensi efektif meningkatkan kepatuhan minum obat secara signifikan.(5)

Penelitian lain untuk melihat efek penggunaan aplikasi digital pengingat minum obat

terhadap kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus juga menunjukkan bahwa

intervensi pemasangan aplikasi tersebut secara positif dapat meningkatkan kepatuhan

minum obat dan menurunkan kadar gula darah sampel penelitian.(9) Intervensi pemasangan

aplikasi digital pengingat minum obat yang diberikan dapat meningkatkan mengingatkan

dan meningkatkan kesadaran pasien untuk minum obat sehingga tujuan terapi yang

diinginkan dapat tercapai maksimal.

Saat ini telah dikembangkan cara pengukuran untuk mengevaluasi kepatuhan pasien dalam

pengobatan yaitu kuesioner MMAS. Kuesioner MMAS menyediakan informasi mengenai

Page 6: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

469

kebiasaan yang berhubungan dengan rendahnya kepatuhan. Hal ini yang mungkin

disebabkan oleh ketidaksengajaan (contohnya kelalaian atau terlupa minum obat), sengaja

(tidak minum obat saat merasa penyakitnya bertambah parah atau membaik dan atau

mengubah dosis atau jadwal minum obat), dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

kronis dan tujuan pengobatannya.(10, 11, 12)

Pada penelitian ini terdapat berbagai alasan pasien yang menyebabkan ketidakpatuhan

minum obat yang diambil dari data pre pengukuran, data tersaji pada Tabel 3. . Tiga sampel

penelitian memiliki tingkat kepatuhan tinggi sehingga hanya 39 sampel yang bisa diketahui

alasan ketidakpatuhan minum obatnya berdasarkan jawaban pada kuesioner MMAS (alasan

ketidakpatuhan nomor 1 sampai 7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan

ketidakpatuhan pasien yang diketahui berdasarkan butir pertanyaan kuesioner nomor 1

dengan alasan lupa meminum obat sebesar 54,76 %, alasan ketidakpatuhan pasien

berdasarkan butir pertanyaan kusioner nomor 2 dengan alasan sengaja tidak minum obat

sebesar 33,33 %, alasan ketidakpatuhan pasien berdasarkan butir pertanyaan kuesioner

nomor 3 dengan alasan merasa kondisi lebih buruk sebesar 19,04 %, alasan ketidakpatuhan

pasien berdasarkan butir pertanyaan kuesioner nomor 4 dengan alasan lupa membawa obat

ketika bepergian sebesar 21,42%, alasan ketidakpatuhan pasien berdasarkan butir

pertanyaan kuesioner nomor 6 dengan alasan merasa kondisi lebih baik sebesar 33,33 %,

dan terakhir alasan ketidakpatuhan pasien berdasarkan butir pertanyaan kuesioner nomor 7

dengan alasan terganggu oleh keharusan minum obat sebesar 52,38 %.

Kepatuhan yang rendah merupakan hal berisiko tinggi meningkatkan risiko kematian. Pasien

juga seringkali merasa penyakitnya sudah terkontrol sehingga merasa tidak perlu

melanjutkan minum obat. Pengobatan yang tidak optimal bisa berpengaruh buruk terhadap

perkembangan penyakit dan kualitas hidup pasien penyakit kronis.(13,14) Tenaga kefarmasian

berupaya untuk membantu meningkatkan kepatuhan pasien pada pengobatan jangka

panjang. Intervensi Aplikasi Digital Pillbox Reminder diharapkan mampu untuk mengatasi

alasan-alasan ketidakpatuhan minum obat .

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi digital pillbox

reminder pada pasien penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dapat

meningkatkan kepatuhan minum obat pasien dalam menjalani terapi obat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bosworth, H.B., Bradi, B., Granger, R.N., Mendys, P., Brindis, R., Burkholder, R.,

Czajkowski, S.M., Daniel, J.G., Ekman, I., 2011, Medication Adherence: A Call for Action,

Am Heart J., 162(3): 412–424.

2. Mackay, J., Mensah, G.A., 2011. The Atlas of Heart Disease and Stroke, World

Health Organization, Geneva Swiss.

3. WHO, 2010, Global Status Report On Noncommunicable Diseases 2010, World Health

Organization, Geneva Swiss

4. Thirumurthy, H., & Lester, R. T. (2012). M-health for health behaviour change in

resource-limited setting : Applications to HIV care and beyond. World Health

Organization. Bulletin of the World Health Organization, 90(5), 390-2.

Page 7: Aplikasi Pillbox Reminder Meningkatkan Kepatuhan Minum ...repository.akfar-isfibjm.ac.id/548/1/ARTIKEL PROSIDING PIT IAI 2018.pdf · minum obat pada pasien antara lain konseling,

KONGRES XX & PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IKATAN APOTEKER INDONESIA 2018 ISBN : 978-979-95108-4

470

5. Alfian, R., Wardati, Z., 2016, Perbandingan Pengaruh Penggunaan Layanan Pesan Singkat

Pengingat dan Aplikasi Digital Pillbox Reminder Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien

Hipertensi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Jurnal Pharmascience, Vol 3,

No. 1

6. Agustianuri, 2015, Perubahan Kepatuhan Konsumsi Obat dan Kadar Gula Darah Setelah

Penggunaan Aplikasi Digital Pillbox Reminder Pada Pasein Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat

Jalan Di Depo Farmasi BPJS RSUD Ulin Banjarmasin, Karya Tulis Ilmiah, Akademi

Farmasi ISFI , Banjarmasin.

7. Tan, J. X., Chan, S., Lau, C. T., A User Frindly Mobile Application to Promote Medication

Adherence, 2013, Proceedings, International Multi Conference of Engineers and Computer

Scientist 2013 Vol. II.

8. Perdana, R. R., 2016, Tingkat Penerimaan Aplikasi Pil Anti Lupa (Pillbox versi Indonesia)

Pada Pasien Kronis Di Depo Rawat Jalan RSUD DR. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin,

Karya Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi ISFI , Banjarmasin.

9. Alfian, R., Putra, A.M.P., 2017, Pengaruh Penggunaa Aplikasi Digital Pengingat

Minum Obat Terhadap Kepatuhan Minum Dan Keberhasilan Terapi Pasien

Diabetes Mellitus, Prosiding, Seminar Nasional Asosiasi Pendidikan Tinggi

Farmasi Indonesia (APTFI II) : Pendidikan Farmasi dan Apoteker Yang Paripurna

Untuk Mencapai Kompetensi Dalam Menghadapi Persaingan Global.

10. Alfian, R., 2015, Layanan Pesan Singkat Pengingat Untuk Meningkatkan Kepatuhan

Minum Obat Dan Kontrol Glikemik Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Dr. H. Moch.

Ansari Saleh Banjarmasin, Media Farmasi, Vol 12 No.1

11. Alfian, R., 2016, Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Tentang Penggunaan

Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. Moch.

Ansari saleh Banjarmasin, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18

12. Susanto, Y., Alfian, R., Riana, R., Rusmana, I., 2017, Pengaruh Layanan Pesan Singkat

Pengingat Terhadap Kepatuhan Konsumsi Obat Pasien DM Tipe 2 Di Puskesmas Melati

Kabupaten Kapuas, Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(1), 34-42

13. Qiu, S.H., Sun, Z.L., Cai, X., Liu, L., Yang, B., 2012, Improving Patients' Adherence to

Physical Activity in Diabetes melitus: A Review, Diabetes Metab J, 36(1)

14. Alfian, R., Susanto, Y., Khadizah, S., 2017, Kualitas Hidup Pasien Hipertensi

Dengan Penyakit Penyerta Di Poli Jantung RSUD Ratu Zalecha Martapura, Jurnal

Pharmascience, Vol. 04 , No.01