Aplikasi Geolistrik

5
Aplikasi Geolistrik A. JUDUL Analisa Potensi Emas Mengunakan Metoda Geolistrik Induksi Polarisasi Konfigurasi dipole di Kenagarian Padang Siusuk Ke!amatan Kupitan Kaupaten Si"un"ung #. #IDA$G KAJIA$ Geofisika %. PE$DA&ULUA$ Emas merupakan elemen 'ang dikenal seagai logam mulia. Elemen memiliki nomor atom () dan nama kimia aurum atau Au. Emas memiliki sifat f 'ang sangat stail* tidak korosif atau tidak lapuk dan "arang ersen'a+a d kimia lain. Konduktifitas elektrik dan termaln'a sangat aik* malleable se,ingga dapat dientuk dan "uga ersifat ductile. Penggunaan utama emas adala, unt aku per,iasan dan enda-enda seni* selain itu karna konduktif e dalam aplikasi elaktronik. Emas "uga digunakan dalam idang fotografi dan pengoatan Dinas Pertamangan dan Energi Kaupaten Landak Kalimantan //01 Sala, satu daera, peng,asil emas adala, Kenagarian Padang Siusuk Ke!amatan Kupitan Kaupaten Si"un"ung. Jarak nagari Padang Siusuk Iukota Pro2insi Sumatera #arat Kota Padang erkisar antara 0/ 3 )/ km. Pe asli Kenagarian Padang Siusuk seagian esar ertani* dan ada "uga 'ang pemerinta,an maupun sektor s+asta. #eerapa ta,un terak,ir ini mun! aru 'aitu menamang emas. Menurut data dari map of local economy Sar"adi persentase "umla, penduduk 'ang melakukanpenamangan dan penggalian di Kaupaten Si"un"ung sekitar 45*556 dari "umla, penduduk* dan di tingkat na sekitar 456 atau kurang lei, er"umla, 4/5/ orang. Perekonomian

description

,m,,m,mm,

Transcript of Aplikasi Geolistrik

Aplikasi Geolistrik A. JUDULAnalisa Potensi Emas Mengunakan Metoda Geolistrik Induksi Polarisasi Konfigurasi dipole-dipole di Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten SijunjungB. BIDANG KAJIANGeofisikaC. PENDAHULUANEmas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia. Elemen ini memiliki nomor atom 79 dan nama kimia aurum atau Au. Emas memiliki sifat fisik yang sangat stabil, tidak korosif atau tidak lapuk dan jarang bersenyawa dengan unsur kimia lain. Konduktifitas elektrik dan termalnya sangat baik, malleable sehingga dapat dibentuk dan juga bersifat ductile. Penggunaan utama emas adalah untuk bahan baku perhiasan dan benda-benda seni, selain itu karna konduktif emas digunakan dalam aplikasi elaktronik. Emas juga digunakan dalam bidang fotografi dan pengobatan (Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Landak Kalimantan Barat, 2008)Salah satu daerah penghasil emas adalah Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Jarak nagari Padang Sibusuk dengan Ibukota Provinsi Sumatera Barat Kota Padang berkisar antara 80 90 km. Penduduk asli Kenagarian Padang Sibusuk sebagian besar bertani, dan ada juga yang bekerja di pemerintahan maupun sektor swasta. Beberapa tahun terakhir ini muncul pekerjaan baru yaitu menambang emas. Menurut data dari map of local economy (Sarjadi, 2009) persentase jumlah penduduk yang melakukan penambangan dan penggalian di Kabupaten Sijunjung sekitar 15,55% dari jumlah penduduk, dan di tingkat nagari sekitar 15% atau kurang lebih berjumlah 1050 orang. Perekonomian masyarakat Padang Sibusuk meningkat, terlihat dari rumah-rumah sudah dibangun dengan megah, kendaraan bermotor ditemui disetiap rumah, dan banyak masyarakat Padang Sibusuk yang menunaikan ibadah haji berkat emas yang ditambangnya.Penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat di Kenagarian Padang Sibusuk merupakan pertambangan rakyat. Pertambangan ini dilakukan dengan cara menggali lahan persawahan yang dianggap mengandung emas dengan menggunakan eskapator. Kedalaman penggalian emas sekitar 10-15 meter, batu-batu di dalamnya diangkat kemudian pasirnya dihisap dan disaring pakai mesin diesel, lalu pasir yang diperoleh didulang untuk memperoleh emas. Tambang emas yang dilakukan oleh masyarakat Padang Sibusuk memberikan dampak negatif berupa rusaknya struktur tanah yang tadinya bisa dimanfaatkan untuk bertani sekarang tinggal bebatuan dan pasir. Bekas tambang membentuk danau-danau kecil sehingga batas tanah antara seorang dengan orang lain menjadi tidak jelas, yang apabila tidak diurus akan menjadi sengketa atau perselisihan dikemudian hari (Hardiwan, 2006).Berdasarkan survey lokasi, pertambangan emas yang dilakukan masyarakat Padang Sibusuk umumnya berlokasi di area persawahan dan di pinggir sungai. Penambangan dilakukan secara berpindah-pindah dari lokasi yang satu ke lokasi yang lain. Pemilihan lokasi tambang dilakukan berdasarkan perkiraan saja, akibatnya beberapa area persawahan di Kenagarian Padang Sibusuk menjadi rusak dan tidak bisa lagi di manfaatkan. Daerah yang menjadi bekas tambang dan tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk pertanian adalah daerah Batang Laweh dan Lubuk Batu. Berdasarkan dampak dari pertambangan rakyat, diperlukan adanya penelitian untuk mendeteksi distribusi emas di Kenagarian Padang Sibusuk sebagai informasi awal bagi masyarakat Padang Sibusuk untuk melakukan eksplorasi selanjutnya.Salah satu metode yang tepat untuk mendeteksi distribusi keberadaan endapan emas di bawah permukaan adalah dengan menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik sendiri didefinisikan sebagai suatu metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Metoda geolistrik terdiri dari beberapa metoda antara lain metoda geolistrik tahanan jenis, IP (Indeks Polarization), potensial diri (Self Potensial) dan lain-lain. Setiap metoda memberikan manfaat dan pengukuran yang berbeda. Salah satu metoda geolistrik yang baik digunakan untuk eksplorasi mineral logam adalah metoda induksi polarisasi atau metoda polarisasi terimbas, prinsip kerja dari metoda induksi polarisasi ini adalah untuk mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral-mineral logam di bawah permukaan bumi (Reynold, 1997).Metoda Induksi Polarisasi (IP) merupakan metoda geolistrik, yang dalam geofisika umumnya di bidang eksplorasi logam dasar (base-metal). Metoda ini banyak digunakan dalam eksplorasi logam dasar karena adanya fenomena polarisasi yang terjadi di dalam suatu mediun batuan. Fenomena polarisasi itu menandakan adanya kandungan logam di bawah permukaan yang tidak terdeteksi dengan baik jika hanya menggunakan metoda geolistrik resistivitas. Sehingga, dalam eksplorasi logam dasar umumnya dilakukan dengan menggabungkan dua metoda yaitu metoda IP dan resistivitas (Telford, 1990). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemetaan Sebaran Emas Menggunakan Metoda Induksi Polarisasi di Daerah Persawahan Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.D. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang yang diajukan, dirumuskan masalah penelitian ini yaitu bagaimana peta distribusi emas di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung ditinjau dengan metode Induksi PolarisasiE. PEMBATASAN MASALAHMengingat keterbatasan waktu, biaya, kemampuan peneliti, dan penelitian ini mampu memberikan jawaban terhadap masalah yang di kemukakan, dibuatlah pembatasan dalam kajian penelitian ini, yaitu: 1. Metode geolistrik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metoda geolistrik induksi polarisasi jenis konfigurasi dipole-dipole2. Penelitian dilakukan di Kenagarian Padang Sibusuk yaitu di Padang Bonei Bawah pada koordinat 00 42 0,61 LS dan 1000 50 37,5 BT dan Padang Bonei Atas pada koordinat 00 42 03,6 LS dan 1000 50 36,71 BT, ketinggian 211 meter diatas permukaan lautLuas medan pengukuran sekitar 14625 m2 3. Lintasan pengukuran terdiri dari 5 lintasanF. PERTANYAAN PENELITIANAdapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini yaitu :1. Berapa nilai tahanan jenis emas di Kenagarian Padang Sibusuk menggunakan metoda Induksi Polarisasi berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan2. Bagaimanakah Penyebaran emas di Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten SijunjungG. TUJUAN PENELITIAN1. Mengetahui nilai tahanan jenis, menggunakan metode Induksi Polarisasi untuk konfigurasi Dipole-dipole di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung2. Memetakan penyebaran emas di Kenagarian Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten SijunjungH. KONTRIBUSI PENELITIAN1. Sebagai informasi data awal geologi bawah permukaan bagi pihak Dinas Pertambangan dan Pemerintah Daerah dalam membuka tambang di lokasi yang tepat2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan acuan bagi penelitian lanjutan3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang.I. TINJAUAN PUSTAKA 1. Mineral Emas Dan Proses Terbentuknya Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs), massa jenisnya 19,3 gr/cm3. Warnanya kuning emas, kekerasaanya rendah sehingga dapat dipotong dengan pisau dan mudah diubah bentuknya. Bentuknya di alam tidak teratur, ukuran butirnya bervariasi tetapi sering kali mikroskopis dan bahkan sukar dilihat (Munir, 1996)Mineral pembawa emas biasanya berpadu dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral nonlogam. Mineral pembawa emas juga berpadu dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang