APLIKASI FUNGSI BESSEL TERMODIFIKASI PADA PERPINDAHAN …digilib.uin-suka.ac.id/10920/31/BAB I, IV,...
Transcript of APLIKASI FUNGSI BESSEL TERMODIFIKASI PADA PERPINDAHAN …digilib.uin-suka.ac.id/10920/31/BAB I, IV,...
APLIKASI FUNGSI BESSEL TERMODIFIKASI
PADA PERPINDAHAN KALOR PIN SEGITIGA LURUS
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Matematika
diajukan oleh :
FITRI NURHAYATI
09610002
Kepada
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO
Syukurilah kesulitan, karena terkadang kesulitan mengantar kita pada
hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan
- Adi Wijaya-
Boleh jadi Allah akan mengabulkan harapan kita dengan tidak
memberi apa yang kita inginkan, karena Dia Maha Tahu bahaya yang
akan menimpa dibalik keinginan kita
-Aa Gym-
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua Orang tua, Bapak Susamto S.Pd.I dan Ibu Parti.
Almamater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam
rangka mengabdi kepada-Nya. Sholawat beserta salam tak lupa penulis panjatkan
kepada suri tauladan umat manusia sepanjang masa, Rasulullah SAW sang
revolusioner sejati yang menjadi inspirasi setiap saat dalam memperbaiki umat
manusia menuju masyarakat islami.
Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul ”Aplikasi Fungsi Bessel Termodifikasi pada Perpindahan Kalor
Pin Segitiga Lurus” ini. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa skripsi ini dapat
penulis buat dengan bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
atas dukungan dan bantuan tersebut maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Sugiyanto, S.T, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap staf dosen dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
viii
5. Bapak Susamto, S.Pd.I dan Ibu Parti, Aziz dan Ulum serta seluruh keluarga
yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil selama
penulis menimba ilmu di FST UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Ibu Pipit yang selalu membantu memberi solusi dan semangat untuk terus
melanjutkan skripsi ini.
7. Mbak Eki dan mas Dodo yang senasib sepenanggungan, selalu memberi
semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat atas keceriaan, dukungan, tempat curhat dan semangat
yang kalian berikan.
9. Ismail atas waktu dan tutorial singkat yang sangat bermanfaat.
10. Seluruh teman-teman Matematika 2009, untuk kebersamaan kita selama
menimba ilmu di FST UIN Sunan Kalijaga selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dan mengarahkan untuk lebih
baik, penulis terima dengan tangan terbuka. Walaupun demikian, penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
Yogyakarta, 1 Januari 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................ ivHALAMAN MOTTO ................................................................................... vHALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viKATA PENGANTAR ................................................................................... viiDAFTAR ISI .................................................................................................. ixDAFTAR SIMBOL ........................................................................................ xiDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiiiABSTRAKSI .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 11.2. Batasan Masalah ................................................................................. 21.3. Rumusan Masalah............................................................................... 21.4. Tujuan Penelitian ............................................................................... 21.5. Manfaat Penelitian.............................................................................. 31.6. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 31.7. Metode Penelitian ............................................................................... 41.8. Sistematika Penulisan ......................................................................... 5
BAB II DASAR TEORI ............................................................................... 7
2.1. Persamaan Diferensial ....................................................................... 72.2. Persamaan Diferensial Bessel…………………………… ................ 10
2.2.1.Persamaan Diferensial Bessel Order n .......................................... 102.2.2.Persamaan Diferensial Bessel Termodifikasi Order n .................. 112.2.3.Persamaan Diferensial Bessel Termodifikasi Order nol ............... 12
2.3. Bentuk Lain Persamaan Diferensial Bessel........................................ 132.4. Perpindahan Kalor.............................................................................. 14
2.4.1.Perpindahan Kalor Konduksi ........................................................ 142.4.2.Perpindahan Kalor Konveksi ........................................................ 15
2.5. Pin Segitiga Lurus .............................................................................. 16
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 18
3.1. Persamaan Diferensial Pin Segitiga Lurus ......................................... 18
x
3.2. Efisiensi Pin Segitiga Lurus ..................................................................... 25
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 31
4.1. Kesimpulan......................................................................................... 314.2. Saran ................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32LAMPIRAN ................................................................................................... 34
xi
DAFTAR SIMBOL
: Fungsi Gamma dari (dibaca “tho”)
0 ( )J x : Fungsi Bessel jenis pertama order nol
( )vJ x : Fungsi Bessel jenis pertama order v
0( )Y x : Fungsi Bessel jenis kedua order nol atau fungsi Naumann
order nol
( )vY x : Fungsi Bessel jenis kedua order v
0 ( )xY : Fungsi Bessel Jenis kedua order nol atau Fungsi Weber order
nol.
a : Tinggi pin
b : Ketebalan pin
h : Koefisien perpindahan panas secara konveksi
k : Konduktifitas termal
l : Panjang pin
x : Kehilangan kalor dari x ke ujung pin
x : Terjadinya keseimbangan kalor
x x : Perpindahan kalor dari dinding ke x
0I : Fungsi Bessel termodifikasi jenis pertama order nol
0K : Fungsi Bessel termodifikasi jenis kedua order nol
u : Suhu permukaan
xii
0u : Suhu udara
U : Distribusi suhu
0q : Aliran kalor konduksi pin segitiga lurus
1q : Aliran kalor konduksi pin segitiga lurus atau pin ideal
: Efisiensi pin
: Konstanta Euler
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Pin Segitiga Lurus .................................................... 18
Gambar 3.1. Segitiga Sebangun pada Pin Segitiga Lurus ............ 20
xiv
ABSTRAK
Persamaan diferensial Bessel memiliki penyelesaian yang disebut fungsiBessel. Fungsi Bessel terdiri dari fungsi Bessel jenis pertama, fungsi Bessel jeniskedua, fungsi Bessel jenis ketiga, dan fungsi Bessel termodifikasi. Penelitian inimenyajikan satu aplikasi fungsi Bessel termodifikasi pada perpindahan kalor pinsegitiga lurus.
Persamaan diferensial pin segitiga lurus menggambarkan tentang distribusitemperatur sepanjang pin yang diperoleh dari dasar-dasar perpindahan kalorkonduksi dan konveksi. Persamaan diferensial tersebut akan ditransformasi kepersamaan umum persamaan diferensial Bessel.
Penyelesaian persamaan diferensial pin segitiga lurus adalah fungsi Besseltermodifikasi order nol. Selanjutnya fungsi Bessel termodifikasi yang diperolehdigunakan untuk memperoleh efisiensi pin yang dapat diartikan sebagaiperbandingan laju aliran kalor konduksi pin dibagi dengan laju aliran kalorkonveksi pin ideal.
Kata Kunci: fungsi bessel termodifikasi order nol, pin segitiga lurus, efisiensi pin
segitiga lurus.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persamaan diferensial seringkali muncul dalam model Matematika.
Persamaan Diferensial (PD) merupakan persamaan yang memuat turunan-
turunan dari suatu fungsi. Fungsi tersebut biasa dilambangkan dengan ( )y x
dengan x variabel bebas dan y variabel bergantung.
Persamaan diferensial Bessel merupakan persamaan diferensial linier
homogen tingkat dua. Penyelesaian persamaan diferensial Bessel disebut
dengan Fungsi Bessel. Fungsi Bessel pertama kali didefinisikan oleh Daniel
Bernouli dan disempurnakan oleh Freidrich Welhem Bessel tahun 1826
(Mclachlan, 1955: 2). Fungsi Bessel memiliki peranan yang penting dalam
berbagai permasalahan seperti: gelombang elektromagnetik, konduksi panas,
pin pendingin, dan lain-lain. Pada pin pendingin, fungsi Bessel dapat
diterapkan pada pin segiempat, pin segitiga lurus, pin melingkar, dan lain-lain.
Pada skripsi ini dibahas mengenai pin segitiga lurus yang merupakan
sebuah pin logam berbentuk prisma segitiga yang menempel pada suatu
dinding dan berguna untuk memindahkan panas sehingga keluar dari mesin ke
lingkungan sekitarnya (Wylie, 1976: 822). Persamaan diferensial pin segitiga
lurus diperoleh dari distribusi temperatur secara konduksi dan konveksi.
Persamaan pin segitiga lurus yang diperoleh berupa persamaan Bessel
termodifikasi. Oleh karena itu, penyelesaian dari persamaan pin segitiga lurus
2
adalah suatu fungsi Bessel termodifikasi yang disebut sebagai distribusi
temperatur sepanjang pin. Distribusi temperatur tersebut berguna untuk
menjaga mesin agar tetap stabil dan tidak overheat karena akan
mempengaruhi kinerja mesin. Fungsi Bessel yang didapat, selanjutnya
digunakan untuk memperoleh efisiensi pin. Efisiensi pin dapat diartikan
sebagai perbandingan laju aliran kalor konduksi pin dibagi dengan laju aliran
kalor konveksi pin ideal (Thirumaleshwar, 2009: 250).
1.2. Batasan Masalah
Aplikasi fungsi Bessel termodifikasi yang akan dibahas pada skripsi ini
dibatasi pada pin yang sangat tipis, dalam keadaan tunak (steady state) dan
pin berada pada satu dimensi.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana aplikasi fungsi Bessel termodifikasi pada perpindahan kalor
pin segitiga lurus?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini yaitu:
Mengetahui solusi atau penyelesaian persamaan diferensial pin segitiga
lurus yang merupakan fungsi Bessel termodifikasi order nol.
3
1.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penulisan di atas maka manfaat yang dapat diambil
dari penulisan ini yaitu:
1) Skripsi ini dapat memberikan informasi tentang distribusi temperatur pada
suatu pin segitiga lurus dengan penerapan fungsi Bessel termodifikasi.
2) Dapat mengetahui efisiensi pin segitiga lurus.
3) Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya matematika.
1.6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka skripsi ini terdiri dari beberapa jurnal dan skripsi sebagai
referensi pelengkap guna menunjang kelengkapan penelitian.
Adapun penelitian sebelumnya yang menjadi acuan penulis antara lain
jurnal yang menjadi rujukan utama adalah jurnal yang ditulis oleh Dr. Somnuk
Theerakulpisut (1995) yang berjudul “Application of Modified Bessel
Functions in Extended Surface Heat Transfer Problem”. Penelitian ini
menjelaskan efisiensi pin annular dan pin segitiga lurus.
Skripsi Asih Dwi Nurrani (2011) yang berjudul ”Persamaan Diferensial
Bessel dan Penerapannya pada Frekuensi Alami Membran Berbentuk Cincin”.
Penelitian ini menjelaskan tentang persamaan diferensial Bessel dan fungsi
Bessel pada frekuensi alami membran berbentuk cincin.
Skripsi Siti Makhmudah (2009) yang berjudul “Aplikasi Fungsi Bessel
pada Getaran Membran Sirkular dan Distribusi Kecepatan Aliran Laminar
4
Unsteady Pipa Sirkular”. Penelitian ini menjelaskan tentang persamaan
diferensial Bessel dan Fungsi Bessel pada getaran membran sirkular dan
distribusi kecepatan aliran laminar unsteady pipa sirkular.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari jurnal Dr. Somnuk
Theerakulpisut yang ditekankan pada pin segitiga lurus.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitan Asih yaitu pada penelitian ini,
digunakan fungsi Bessel termodifikasi sebagai penerapan pada pin segitiga,
sedangkan penelitian Asih dibahas mengenai persamaan diferensial Bessel,
fungsi Bessel dan penerapannya pada Frekuensi Alami Membran Berbentuk
Cincin. Penelitian Siti menggunakan fungsi Bessel sebagai penerapan pada
pipa sirkuler.
1.7. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini yaitu studi literatur,
dengan melakukan penelitian untuk memperoleh data-data dan informasi-
informasi yang digunakan dalam pembahasan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam membahas skripsi ini
yaitu sebagai berikut:
1. Mencari literatur utama yang dijadikan acuan dalam pembahasan dan
mengumpulkan literatur pendukung sebagai bahan atau sumber informasi
yang berkaitan dengan fungsi Bessel termodifikasi, perpindahan kalor dan
efisiensi pin segitiga lurus.
2. Mempelajari dan memahami persamaan diferensial Bessel dan
penyelesaiannya (fungsi Bessel).
5
3. Mempelajari dan memahami fungsi Bessel termodifikasi.
4. Mempelajari dan memahami perpindahan kalor konduksi dan konveksi.
5. Mencari persamaan diferensial pin dan penyelesaiannya yang berbentuk
fungsi Bessel termodifikasi order nol.
6. Mencari distribusi suhu pada pin
7. Mencari efisiensi pin.
8. Membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah ditulis.
1.8. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari empat bab, yaitu bab
pendahuluan, dasar teori, pembahasan dan penutup. Masing-masing bab akan
dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan memuat tentang latar belakang, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab dua ini, diberikan kajian-kajian yang menjadi landasan masalah
yang akan dibahas, yaitu persamaan diferensial, persamaan diferensial Bessel,
persamaan diferensial Bessel termodifikasi order n, persamaan diferensial
Bessel termodifikasi order nol, bentuk lain persamaan diferensial Bessel,
perpindahan kalor (konduksi dan konveksi), dan pin segitiga lurus.
6
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab tiga dibahas aplikasi fungsi Bessel termodifikasi order nol pada
perpindahan kalor pin segitiga lurus dan dibahas tentang efisiensi dari pin
segitiga lurus.
BAB IV PENUTUP
Bab empat berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
saran bagi pembaca yang akan melanjutkan penelitian dalam skripsi ini.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya yaitu tentang persamaan
diferensial pin segitiga lurus dan efisiensi pin, maka dapat disimpulkan bahwa,
persamaan diferensial pin segitiga lurus mempunyai penyelesaian dalam
bentuk fungsi Bessel termodifikasi order nol yaitu
1 0 2 0(2 ) (2 )U = c I x +c K x
dengan 0 ( )I x adalah fungsi Bessel termodifikasi jenis pertama order nol dan
0 ( )K x adalah fungsi Bessel termodifikasi jenis kedua order nol.
Penyelesaian persamaan diferensial pin segitiga lurus dapat digunakan
untuk memperoleh efisiensi pin. Efisiensi pin dapat diartikan sebagai
perbandingan laju aliran kalor konduksi pin dibagi dengan laju aliran kalor
konveksi pin ideal atau
1
0
(2 )1 cos
2 (2 )
I akb
a h I a
.
4.2. SARAN
Berdasarkan penulisan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:
31
1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan membahas lebih lanjut tentang
fungsi Bessel termodifikasi order v atau n yang dapat diaplikasikan pada
bidang ilmu teknik.
2. Aplikasi fungsi Bessel termodifikasi pada pin ada banyak penerapannya
tergantung dari macam-macam pin yang dibahas. Pada pin segitiga lurus
masih bisa dikembangkan dengan mencari nilai optimal.
32
DAFTAR PUSTAKA
Anis, Samsudin dan Aris Budiyono. 2009. Studi Eksperimen Pengaruh AlurPermukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor.Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No.1. Universitas Negeri Semarang.
Arpaci, Vedat S. 1966. Conduction Heat Transfer. United States of America.
Ault, J. C dan Frank Ayres. 1992. Persamaan Diferensial dalam Satuan SIMetric. Jakarta: Erlangga.
Bowman, Frank. 1958. Introduction To Bessel Functions. United States ofAmerica.
Buchori, Luqman. 2009. Perpindahan Panas Bagian I. Fakultas TeknikUniversitas Diponegoro.
Holman, J.P dan E. Jasjfi. 1997. Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga.
Kraus, Allan, D. Abdul Aziz, James Willey. 2001. Extended Surface HeatTransfer. United States of America.
Kreyszig, Erwin. 1993. Matematika Teknik Lanjutan, edisi ke-6, Buku 1. Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Makhmudah, Siti. 2009. Aplikasi Fungsi Bessel pada Getaran MembranSirkulardan Distribusi Kecepatan Aliran Laminar Unsteady Pipa Sirkular.Jawa Timur: Universtitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Mclachlan, N. W. 1934. Bessel Functions for Engineers. London: ClarendonPress
Nurrani Asih Dwi. 2011. Persamaan Diferensial Bessel dan Penerapannya padaFrekuensi Alami Membran Berbentuk Cincin. Yogyakarta: UIN SunanKalijaga.
Rathore M.M dan R.R Kapuno. 2011. Engineering Heat Transfer, Edisi kedua.United States of America.
Soare, Mircea V, Petre P.Teodorace, dan Ileana Toma. 2007. OrdinaryDifferential Equations with Application to Mechanics.Spinger
Sugiyanto dan Slamet Mugiyono. 2011. Persamaan Diferensial Biasa.Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.
33
Theerakulpisut, Dr. Somnuk. 1995. Application of Modified Bessel Functions inExtended Surface Heat Transfer Problem. KKU Engineering JournalVol.22, No.1 (61-74). Khon Kaen University.
Thirumaleshwar, M. 2009. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. India: SaiPrint-o-Pack
Wylie, C. Ray dan Louis C. Barrett. 1995. Advanced Engineering Mathematic.USA: McGraw-Hill,Inc.
http://eprints.undip.ac.id/27613/1/0190-ba-ft-2009.pdf diakses pada 27 September2013 pukul 08.14 WIB.
34
Lampiran 1
Konduktivitas Termal Bahan LogamKonduktivitas Termal
tk
BahanLogam
2W / m . C
20℃ -100℃ 100℃ 200℃ 300℃ 400℃ 600℃Aluminium:Murni 204 215 206 215 228 249Al-Cu (Duralumin),94-96% Al, 3-5%
164 126 182 194Cu, runut Mg Al-Si(Silumin, mengandungtembaga), 86.5% Al,1% Cu 137 119 144 152 161Al-Si (Alusil),78-80% Al,20-22% Si 161 144 168 175 178Al-Mg-Si, 97% Al,1% Mg, 1% Si,1% Mn 177 189 204Timbal 35 36,9 33,4 31,5 29,8
Besi:Murni 73 87 67 62 55 48 40
Besi Tempa, 0.5% C 59
35
Konduktivitas Termal
tk
Logam
2W / m . C
20℃ -100℃ 100℃ 200℃ 300℃ 400℃ 600℃Baja 57 52 48 45 36
C≈ 0.5% 54 52 48 45 42 35
1.0% 43 43 42 40 36 33
1.5% 36 36 36 35 33 31Baja nikelNi ≈ 0% 73
20% 1940% 1080% 35
36
Lampiran 1.
Konduktivitas Termal Berbagai Bahan pada 0⁰CKonduktivitas Termal
tk
Bahan 2W / m . C 2Btu / h.ft . F
LogamPerak (murni) 410 237Tembaga (murni) 385 223Aluminium (murni) 202 117Nikel (murni) 93 54Besi (murni) 73 42Baja karbon, 0
01 C 43 25Timbal (murni) 35 20,3Baja krom-nikel 16,3 9,4
0 00 018 Cr,8 Ni
Bukan LogamKuarsa (sejajar sumbu) 41,6 24Magnesit 4,15 2,4Marmar 2,08-2,94 1,2-1,7Batu pasir 1,83 1,06Kaca,jendela 0,78 0,45Kayu mapel atau ek 0,17 0,096Serbuk gergaji 0,059 0,034Wol kaca 0,038 0,022
Zat CairAir-raksa 8,21 4,74Air 0,556 0,327Amonia 0,540 0,312Minyak lumas, SAE50 0,147 0,085Freon 1 2, 2 2CCI F 0,073 0,042
GasHidrogen 0,175 0,101Helium 0,141 0,081Udara 0,024 0,0139Uap air(jenuh) 0,0206 0,0119Karbondioksida 0,0146 0,00844
37
Lampiran 2.
Nilai kira-kira Koefisien Perpindahan Panas KonveksiKoefisien Perpindahan Panas Konveksi
th
Bahan 2W / m . C 2Btu / h.ft . F
Konveksi bebas, 30 CU
Plat vertikal, tinggi 0,3 m (1ft) diudara 4,5 0,79Silinder horizontal, diameter 5 cmdi udara 6,5 1,14Silinder horizontal, diameter 2 cmdalam air 890 157
Konveksi paksaAliran udara 2 m/s di atas platbujur sangkar 0,2 m 12 2,1Aliran udara 35 m/s di atas platbujur sangkar 0,75 m 75 13,2Udara 2 atm mengalir di dalamtabung diameter 2,5 cm,kecepatan 10 m/s 65 11,4Air 0,5 kg/s mengalir di dalamtabung 2,5 cm 3500 616Aliran udara melintas silinderAdiameter 5 cm kecepatan 50 m/s 180 32
Air mendidihDalam kolam atau bejana 2500-35.000 400-6200Di luar tabung horizontal 5000-100.000 800-17.600
Pengembunan uap air, 1 atmMuka vertikal 4000-11.300 700-2000Di luar tabung horizontal 9500-25.000 1700-4400
38
Lampiran 3
A. Fungsi Bessel Termodifikasi Jenis Pertama Order Nol 0 ( )I x
Fungsi Bessel termodifikasi jenis pertama order nol digunakan dalam
penyelesaian pin segitiga lurus. Sebelum membahas tentang fungsi Bessel
termodifikasi jenis pertama order nol, terlebih dahulu akan dicari fungsi Bessel
jenis pertama order nol 0 ( )J x . Selanjutnya, 0 ( )J x akan digunakan untuk
mencari nilai fungsi Bessel termodifikasi jenis pertama order nol sebagai
berikut.
Persamaan diferensial Bessel yang berorder nol secara umum adalah sebagai
berikut,
2 2 2'' ' ( ) 0 0x y xy x n y n
atau
2 2'' ' ( ) 0x y xy x y (1)
Menurut (McLachlan, 1934: 5) langkah awal yang dilakukan untuk
memperoleh 0 ( )J x adalah dengan mengasumsikan solusi persamaan (1) dalam
bentuk,
1 00
( ) 0m nm
m
y x a x a
. (2)
Menurut (Kraus, 2001: 983) diberikan 0a sebagai berikut ,
0
1
2 ( 1)na
n
dengan ( 1) !n n . (3)
Turunan pertama dan kedua terhadap x dari persamaan (2) yaitu,
39
11
0
'( ) m nm
m
y x a m n x
21
0
''( ) 1 m nm
m
y x a m n m n x
.
Persamaan (2) dan turunan-turunannya disubstitusi ke persamaan (1) sehingga
diperoleh,
2 2 1
0 0
1 m n m nm m
m m
x a m n m n x x a m n x
2
0
0m nm
m
x a x
2
0 0 0
1 0m n m n m nm m m
m m m
a m n m n x a m n x a x
2
0 0
1 0m n m nm m
m m
a m n m n m n x a x
2 2 2
0 0
2 0m n m nm m
m m
a m nm n n m n m x a x
2 2 2
0 0
2 0m n m nm m
m m
a n nm m x a x
Jumlahan pertama dijabarkan hingga 2m dan jumlahan kedua dimulai dari
2m .
2 2 1 2 20 1 2
2 2
2 1 2 0n n m n m nm m
m m
n a x n n a x n nm m a x a x
2 2 1 2 20 1 2
2
2 1 2 0n n m nm m
m
n a x n n a x n nm m a a x
(4)
Berdasarkan persamaan (4) (koefisien dari setiap pangkat x yaitu koefisien
dari nx , 1nx , n mx ) dapat diperoleh,
40
1. Pada nx dapat ditulis,
20 0n a .
Berdasarkan persamaan (4) 0 0a , sehingga
2 0n . (5)
Persamaan (5) memiliki akar kembar 1 2 0n n .
Menurut (Sugiyanto, 2011: 71) persamaan (5) mempunyai penyelesaian
10
( ) m nm
m
y x a x
dan
2 11
( ) ( ) lnm nm
m
y x a x y x x
.
1( )y x digunakan untuk memperoleh 0 ( )J x dan 2 ( )y x digunakan untuk
memperoleh 0 ( )Y x .
2. Pada 1nx dapat diperoleh,
212 1 0n n a . (6)
0n disubstitusi ke persamaan (6) sehingga diperoleh,
1 0a . (7)
3. Selanjutnya dicari nilai ma yaitu diperoleh dari koefisien persamaan n mx ,
2 222 0m mn nm m a a untuk 2m atau
22
1
( )m ma an m
. (8)
41
Persyaratan 2m diperlukan dalam persamaan (8) karena 2ma tidak
terdefinisikan untuk 0m atau 1m .
0n disubstitusi ke dalam persamaan (8) diperoleh bahwa,
22
1
( )m ma am
. (9)
Berdasarkan persamaan (7) dan (9) dapat diperoleh,
2 0 02 2
1 1
4 (2) (1!)a a a
3 1
10
9a a
4 2 04 2
1 1
16 (2) (2!)a a a
5 1
10
25a a
6 4 0 02 2 4 2 6 2
1 1 1
36 2 (3) 2 (2!) 2 (3!)a a a a .
Jadi diperoleh penyelesaian untuk 1( )y x yaitu,
10
( ) m nm
m
y x a x
2 4 21 0 2 2 4 2 2 2
1 1 ( 1)( ) 1 0 0 ... ...
(2) (1!) (2) (2!) (2) ( !)
mn m
my x a x x x x
m
2 4 21 0 2 2 4 2 2 2
1 1 ( 1)( ) 1 ... ...
(2) (1!) (2) (2!) (2) ( !)
mn m
my x a x x x x
m
21 0 2 2
0
( 1)( )
(2) ( !)
mm n
mm
y x a xm
. (10)
0 ( )J x diperoleh dengan memasukkan nilai 0n pada persamaan (3)
42
0 0
11
2 (0 1)a
,
dan memasukkan 0n persamaan (10)
21 2 2
0
( 1)( )
(2) ( !)
mm
mm
y x xm
.
Selanjutnya, 1( )y x dapat disimbolkan dengan 0 ( )J x sebagai berikut
20 2 2
0
( 1)( )
(2) ( !)
mm
mm
J x xm
. (11)
Persamaan (11) yaitu fungsi dari variabel real sedangkan fungsi Bessel
termodifikasi memuat variabel imajiner. Oleh karena itu, 0 ( )J x dapat dirubah
menjadi fungsi dari variabel imajiner sebagai berikut
2
0 220
( 1) ( )( )
2 !
m m
mm
ixJ ix
m
2 2 2
220
( )
2 !
m m m
mm
i i x
m
4 2
220 2 !
m m
mm
i x
m
.
4mi akan selalu bernilai satu untuk sembarang nilai 0,1,2,m atau dapat
ditulis,
2
0 220
( )2 !
m
mm
xJ ix
m
.
43
Menurut (McLachlan, 1934: 162), 0 0( ) ( )I x J ix . Oleh karena itu, fungsi
0 ( )J ix ini sering disebut fungsi Bessel termodifikasi jenis pertama orde nol
dan disimbolkan dengan 0 ( )I x .
B. Fungsi Bessel Termodifikasi Jenis Kedua Order Nol 0 ( )K x
Fungsi Bessel termodifikasi jenis kedua order nol digunakan dalam
penyelesaian persamaan diferensial pin segitiga lurus. Untuk memperoleh
fungsi Bessel termodifikasi jenis kedua order nol terlebih dahulu akan dicari
nilai fungsi Weber atau fungsi Bessel jenis kedua yang diubah ke variabel
imajiner ( 0 ( )ixY ). Berikut akan dijelaskan alur untuk memperoleh fungsi
Bessel termodifikasi jenis kedua order nol.
Persamaan (5) mempunyai akar kembar yaitu 1 2 0n n dan mempunyai
penyelesaian
2 01
( ) ( ) lnm nm
m
y x a x J x x
atau
2 01
( ) ( ) lnmm
m
y x a x J x x
. (12)
Selanjutnya persamaan (12) diturunkan terhadap x, sehingga diperoleh,
1 02 0
1
( )'( ) '( ) lnm
mm
J xy x ma x J x x
x
(13)
2 0 0 02 0 2
1
'( ) ( ) '( )''( ) 1 ''( ) lnm
mm
J x J x J xy x m m a x J x x
x x x
44
2 0 02 0 2
1
2 '( ) ( )''( ) 1 ''( ) lnm
mm
J x J xy x m m a x J x x
x x
. (14)
2 ''( )y x , 2 '( )y x , dan 2 ( )y x disubstitusi ke persamaan (1) seperti berikut,
2 0 00 2
1
2 '( ) ( )1 ''( ) lnm
mm
J x J xx m m a x J x x
x x
1 00 0
1 1
( )'( ) ln ( ) ln 0m m
m mm m
J xma x J x x x J x x a x
x
1 00 0
1
( )1 ''( ) ln 2 '( )m
mm
J xm m a x xJ x x J x
x
1 100 0
1 1
( )'( ) ln ( ) ln 0m m
m mm m
J xma x J x x xJ x x a x
x
0 00 0 0 0
( ) ( )''( ) ln '( ) ln ( ) ln 2 '( )
J x J xxJ x x J x x xJ x x J x
x x
1 1 1
1 1 1
1 0m m mm m m
m m m
m m a x ma x a x
0 0 0 0''( ) '( ) ( ) ln 2 '( )xJ x J x xJ x x J x
2 1 1
1 1
0m mm m
m m
m a x a x
(15)
0J merupakan solusi persamaan (1), maka
0 0 0''( ) '( ) ( ) 0xJ x J x xJ x .
Oleh karena itu, persamaan (15) menjadi,
2 1 10
1 1
0 2 '( ) 0m mm m
m m
J x m a x a x
. (16)
Berdasarkan persamaan (11) yang berbentuk
45
20
0 2 01
( 1)( )
2 !(0 )!
m m
mm
xJ x x
m m
2
221
( 1)
2 !
m m
mm
x
m
,
dapat diperoleh deret pangkat dari 0 '( )J x sebagai berikut
2 1
0 221
( 1) 2'( )
2 !
m m
mm
mxJ x
m
2 1
0 22 1 11
( 1)'( )
2 2 !
m m
mm
xJ x
m m
2 1
0 2 11
( 1)'( )
2 ! 1 !
m m
mm
xJ x
m m
. (17)
Persamaan (17) disubstitusi ke persamaan (16), sehingga diperoleh
2 1
2 1 12 1
1 1 1
( 1)2 0
2 ! 1 !
m mm m
m mmm m m
xm a x a x
m m
2 1
2 1 12 1 1
1
( 1)0
2 2 ! 1 !
m mm m
m mmm
xm a x a x
m m
2 1
2 1 12 2
1
( 1)0
2 ! 1 !
m mm m
m mmm
xm a x a x
m m
3 50 2 2 3 2 2 4
1 1 2 2 3 32 42 3
2 2!1! 2 3!2!
x xx a x a x a x a x a x a x
7 92 3 5 2 4 6
4 4 5 56 84 5
2 4!3! 2 5!4!
x xa x a x a x a x
112 5 7
6 6106 0
2 6!5!
xa x a x
46
0 2 2 2 2 31 2 1 3 2 42
11 2 3 4
2 2!1!a x a x a a x a a x
2 4 2 53 5 4 64
15 6 0
2 3!2!a a x a a x
.
Pangkat terkecil dari x yaitu 0x , dan 1a merupakan koefisien 0x . Oleh karena
itu 1 0a . Setelah itu, dengan menyamakan jumlah koefisien-koefisien dari
pangkat 2mx dengan nol, akan diperoleh
2 2 1 2 12 1 0m mm a a dengan 1, 2,3,m .
Sehingga dapat dibentuk,
2 1
2 1 22 1
mm
aa
m
.
Selanjutnya, untuk
2 1 1
3 2 21 0
32 1
a am a
,
3
5 2 2
02 0
54 1
am a
,
5
7 2 2
03 0
76 1
am a
, dan seterusnya.
Kemudian dengan menyamakan jumlah koefisien-koefisien dari 2 1mx dengan
nol, akan diperoleh
-1 + 4 2a = 0
4 2a = 1
2
1
4a , untuk (m = 0).
47
Untuk nilai-nilai m = 1, 2, …
12
2 2 22
( 1)(2 2) 0
2 ( 1)! !
m
m mmm a a
m m
,
atau
1
2 2
2 2 2
( 1)2 ( 1)! !
(2 2)
m
m m
m
am m
am
.
Untuk m = 1, diperoleh
2
2 2
4 2
( 1)2 (2)!1!
(4)
3
128
aa
dan secara umumnya,
1
2 2 2
( 1) 1 1 11 ...
2 ( !) 2 3
m
m ma
m m
, m = 1, 2, … . (18)
Dan1 1
1 ...2 m dapat disimbolkan dengan mh .
Persamaan (18) dan 0n disubstitusi ke dalam persamaan (12), maka
diperoleh
1
222
1
02 )!(2
)1(ln)()(
m
mm
mm
xm
hxxJxy
= ...128
3
4
1ln)( 42
0 xxxxJ . (19)
Menurut (Sugiyanto, 2001: 95) 2 ( )y x diganti dengan penyelesaian khusus
yang bebas linear berbentuk 2 0( )A y BJ , dengan B merupakan konstanta.
48
Biasanya 2A dan ln 2B , dengan 0,57721566490... yang biasa
disebut konstanta Euler, yang didefinisikan sebagai limit
1 11 ln
2m
m
,
untuk m mendekati tak hingga. Oleh karena itu, dapat diperoleh
1
22 0 0 02 2
1
( 1)2( ) ( ) ln ln 2 ( )
2 ( !)
mmm
mm
hA y BJ x J x x x J x
m
1
20 0 2 2
1
( 1)2( ) ln ln 2 ( )
2 ( !)
mmm
mm
hJ x x J x x
m
12
0 2 21
( 1)2( ) ln
2 2 ( !)
mmm
mm
hxJ x x
m
atau 2 0 ( )A y BJ x dapat disimbolkan dengan 0 ( )Y x .
12
0 0 2 21
( 1)2( ) ( ) ln
2 2 ( !)
mmm
mm
hxY x J x x
m
. (20)
0 ( )Y x merupakan fungsi bessel jenis kedua order nol atau fungsi Neumann
order nol dan digunakan untuk memperoleh nilai dari 0 ( )xY yang merupakan
fungsi Weber (fungsi Bessel jenis kedua order nol).
Menurut (McLachlan, 1934: 164), diketahui bahwa
0 0 0
2( ) ( ) ln 2 ( )x Y x J x
Y . (21)
Oleh karena itu, berdasarkan persamaan (20) dan (21) dapat diperoleh,
1
20 0 02 2
1
( 1)2( ) ( ) ln ln 2 ( )
2 ( !)
mmm
mm
hx J x x x J x
m
Y
atau
49
12
0 0 2 21
( 1)2( ) ( ) ln
2 2 ( !)
mmm
mm
hxx J x x
m
Y . (22)
Seperti persamaan (11), pada persamaan (22) 0 ( )xY diubah menjadi fungsi
dengan variabel imajiner.
1
2
0 0 2 21
( 1)2( ) ( ) ln
2 2 ( !)
mmm
mm
hixix J ix ix
m
Y . (23)
Nilai ln( )ix pada 0 ( )ixY yaitu
ln( ) ln lnix i x
1ln ln
2cis x
1
2ln lni
e x
1ln
2i x .
Oleh karena itu, persamaan (23) menjadi
1
2
0 0 2 21
( 1)2 1( ) ( ) ln ln 2
2 2 ( !)
mmm
mm
hix J ix i x ix
m
Y .
Menurut (McLachlan, 1934: 164) nilai
0 0 0
1( ) ( ) ( )
2K x i I x i xi Y .
Oleh karena itu, dapat ditulis
0 0 0
1( ) ( ) ( )
2K x i I x i xi Y
sehingga,
50
1
2
0 0 0 2 21
( 1)1 2 1( ) ( ) ( ) ln ln 2
2 2 2 ( !)
mmm
mm
hK x i I x i J ix i x ix
m
atau,
4
2
0 0 2 2 21
( ) ( ) ln2 2 ( !)
mmm
mm
i hxK x I x x
i m
.
4mi akan selalu bernilai satu sehingga dapat diperoleh,
20 0 2 21
( ) ( ) ln2 2 ( !)
mmm
m
hxK x I x x
m
. (24)
0 ( )K x yaitu fungsi Bessel termodifikasi jenis kedua order nol.