Aplikasi Egovernment

6
PENGEMBANGAN PROTOTIPE KERANGKA APLIKASI E-GOVERNMENT, STUDI KASUS : SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN Zainal A. Hasibuan, [email protected] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok – 16424 Herald Setiadi, [email protected] Program Studi Teknologi Informasi Program Magister Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ABSTRAK Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah yang memungkinkan pemanfaatan potensi daerah dengan lebih optimal, kebutuhan berbagai fitur dalam aplikasi E- Government antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia untuk aplikasi E- Government, tidak harus sama. Keunikan suatu daerah harus dapat diakomodasi dalam fitur-fitur aplikasi E-Government tersebut. Aplikasi E-Government yang dimiliki oleh suatu daerah pada hakikatnya adalah selalu tanggap terhadap perubahan bisnis untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna E-Government tersebut. Pengaruh tugas pokok setiap lembaga, jenis informasi sumberdaya (geografis, budaya, sosial, ekonomis), dan jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing lembaga akan mempengaruhi fitur- fitur E-Government tersebut.Disisi lain, dalam pengembangan aplikasi E-Government, perlu dibuat suatu kerangka standardisasi yang dapat digunakan untuk “plug and play” berbagai fitur yang dibutuhkan suatu daerah. Fitur-fitur tersebut berasal dari berbagai modul yang isinya dapat di mutakhirkan (update) secara terpisah, sesuai dengan unit kerja masing- masing. Standarisasi dan kelengkapan fitur serta manajemen aplikasi E-Government agar tetap terupdate isinya dan sesuai dengan proses dan kondisi pemerintahan sudah seharusnya mulai diterapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah guna mencapai proses pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntable. Makalah ini membahas tentang pengembangan prototipe kerangka standardisasi aplikasi E-Government dengan menggunakan Hybrid Methodology yang merupakan gabungan RAD dan Reverse Engineer, sebagai kerangka acuan. Sistem informasi layanan masyarakat yang diimplementasikan adalah Sistem Informasi Kependudukan. Kata kunci: E-Goverment, standardisasi, change management,metodologi PENDAHULUAN UMUM Kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk Inpres [1] dan Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi [2] tentang Pengembangan E- Government merupakan wujud keinginan pemerintah dalam upayanya mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi. Kebutuhan akan tersedianya informasi dan layanan publik bagi masyarakat maupun pemerintah.dalam kaitannya dengan pelayanan

description

aplikasi egov

Transcript of Aplikasi Egovernment

PENGEMBANGAN PROTOTIPE KERANGKA APLIKASI E-GOVERNMENT,

PENGEMBANGAN PROTOTIPE KERANGKA APLIKASI E-GOVERNMENT,

STUDI KASUS : SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN

Zainal A. Hasibuan, [email protected]

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok 16424

Herald Setiadi, [email protected]

Program Studi Teknologi Informasi

Program Magister

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah yang memungkinkan pemanfaatan potensi daerah dengan lebih optimal, kebutuhan berbagai fitur dalam aplikasi E-Government antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia untuk aplikasi E-Government, tidak harus sama. Keunikan suatu daerah harus dapat diakomodasi dalam fitur-fitur aplikasi E-Government tersebut. Aplikasi E-Government yang dimiliki oleh suatu daerah pada hakikatnya adalah selalu tanggap terhadap perubahan bisnis untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna E-Government tersebut. Pengaruh tugas pokok setiap lembaga, jenis informasi sumberdaya (geografis, budaya, sosial, ekonomis), dan jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing lembaga akan mempengaruhi fitur-fitur E-Government tersebut.Disisi lain, dalam pengembangan aplikasi E-Government, perlu dibuat suatu kerangka standardisasi yang dapat digunakan untuk plug and play berbagai fitur yang dibutuhkan suatu daerah. Fitur-fitur tersebut berasal dari berbagai modul yang isinya dapat di mutakhirkan (update) secara terpisah, sesuai dengan unit kerja masing-masing. Standarisasi dan kelengkapan fitur serta manajemen aplikasi E-Government agar tetap terupdate isinya dan sesuai dengan proses dan kondisi pemerintahan sudah seharusnya mulai diterapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah guna mencapai proses pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntable.

Makalah ini membahas tentang pengembangan prototipe kerangka standardisasi aplikasi E-Government dengan menggunakan Hybrid Methodology yang merupakan gabungan RAD dan Reverse Engineer, sebagai kerangka acuan. Sistem informasi layanan masyarakat yang diimplementasikan adalah Sistem Informasi Kependudukan.

Kata kunci: E-Goverment, standardisasi, change management,metodologi

PENDAHULUAN UMUMKebijakan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk Inpres [1] dan Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi [2] tentang Pengembangan E-Government merupakan wujud keinginan pemerintah dalam upayanya mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi. Kebutuhan akan tersedianya informasi dan layanan publik bagi masyarakat maupun pemerintah.dalam kaitannya dengan pelayanan negara ke masyarakat, negara ke dunia bisnis maupun negara ke negara setidaknya memiliki sifat-sifat informasi seperti wide coverage, mudah digunakan (user friendly), terkini, aman (Confidentiality , Integrity, Availability, Non Repudiation, Authentication), serta murah. Dalam implementasinya, menurut Depkominfo [3] juga diharapkan informasi tersebut dapat diakses oleh para penggunanya pada waktu kapan dan dimana saja agar sifat dari informasi itu sendiri dapat dipenuhi.

Menurut Instruksi Presiden tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-Government [1], penerapan E-Government di Indonesia dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: Tingkat Persiapan, Tingkat Pematangan, Tingkat Pemantapan dan Tingkat Pemanfaatan. Bertahapnya pelaksanaan E-Government itu sendiri mempertimbangkan beberapa kondisi [2] yaitu: Prioritas layanan elektronik yang diberikan, kondisi infrastruktur yang dimiliki, kondisi kegiatan layanan saat ini, dan kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki. Dalam pengembangan E-Government, perlu diketahui juga beberapa critical success factor agar proyek pengembangan E-Government itu dapat berhasil dengan baik. Menurut Richard Heeks [3], beberapa faktor yang mempengaruhi sukses pengembangan E-Government pada suatu instansi dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Adanya dorongan dari luar pemerintahan, misal masyarakat.

2. Adanya dorongan dari pemegang kekuasaan dalam mewujudkan keterlaksanaan E-Government.

3. Sejalan dengan visi dan strategi good governance.

4. Project manajemen yang efektif (rencana, analisa resiko,monitoring dan kontrol, organisasi sumber daya, dan manajemen publik dan privat.

5. Dukungan dan komitmen dari ownership dan stakeholder menyikapi perubahan yang terjadi dalm pengembangan E-Government.

6. Disain yang efektif dilihat dari sudut pandang kebutuhan lingkungan lokal (user), partisipasi kebutuhan disain datang dari stakeholder.

7. Mempunyai kompetensi yang handal dibidang IT dan administrasi pemerintahan.

8. Sejalan dengan pengembangan teknologi infrastruktur.

KONDISI PELAKSANAAN E-GOVERMENT DI INDONESIA

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan terhadap situs-situs pemerintahan per Desember 2005, implementasi dari pengembangan E-Government masih jauh dari yang diharapkan. Tinjauan dilakukan terhadap beberapa aspek, diantaranya adalah:

1. Aspek Keamanan (Confidentiality , Integrity, Availability, Non Repudiation, Authentication)

2. Aspek Pelayanan Masyarakat

3. Aspek Standarisasi (penamaan, fitur)

Sebagai data dapat dilihat pada Tabel 1,Tabel 2 dan Tabel 3 disamping.

Tabel 1. Pengamatan Aspek Keamanan dan Pelayanan Masyarakat

AspekJumlah Situs Hasil Pengamatan%

Availability225133 Aktif59

Security2255 Hacked2

Public Services 1000 Pelayanan0

Tabel 2. Pengamatan Aspek Standarisasi (Penamaan Fitur)

SUMATERA UTARAwww.pempropsu.go.id

Medan (Kota)www.pemkomedan.go.id

Binjai (Kota)www.binjai.go.id

Nias (Kab.)www.nias.go.id

NANGRO ACEH DARUSSALAMwww.nad.go.id

www.pemdaaceh.go.id

Banda Aceh (Kota )www.bandaaceh.go.id

Aceh Timur (Kab.)www.aceh-timur.go.id

Pada Tabel 1 Tabel 2. diatas pengamatan dilakukan dengan metode eksekusi langsung terhadap URL pemerintah yang bersumber dari Depkominfo.Dan melakukan ekseskusi random terhadap fitur yang tersedia.

Tabel 3. Pengamatan Aspek Standarisasi (Jenis Fitur)

FITUR SITUS%

Link67,5 %

Search engine55%

Buku tamu42,5%

e-mail52,5%

Sitemap15%

Dwi bahasa22,5%

Berita82,5%

Download25%

(Sumber [7])

Pada Tabel 3 diatas, prosentase dihitung dengan menghitung keberadaaan fitur-fitur tersebut dibandingkan dengan terhadap jumlah situs yang diamati.

Banyak sekali factor yang berpengaruh. Dalam dokumen Panduan Penyusunan Infrastruktur Portal Pemerintah yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI,kerangka arsitektur E-Government terdiri dari empat lapis struktur yang ditunjang oleh empat

pilar, yaitu [4]:

1. Penataan sistem manajemen dan proses

kerja (manajemen perubahan).

2. Pemahaman tentang kebutuhan publik

(kebutuhan masyarakat).

3. Penguatan kerangka kebijakan.

4. Pemapanan peraturan dan perundangundangan (kerangka peraturan).

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM

Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini adalah gabungan/hybrid antara Rapid Application Engineering (RAD) dengan Reverse Engineering (RE)/Reusability Code.

KELEBIHAN RAD

1 Baik digunakan untuk project dimana kebutuhan user yang tidak pasti

2 Dapat membangkitkan secara aktif partisipasi dan antuisme user dan management dalam project

3 Project bisa lebih tampak dan didukung karena keterlibatan user dalam proses

4 User dan management bekerja bersama sehingga solusi perangkat lunak bisa lebih cepat dibandingkan jika mereka melakukannya pada proses model-driven development

5 Error cenderung dapat dideteksi lebih awal dalam bentuk prototipe dibandingkan dengan system model

6 Testing dan training bisa lebih mudah didisain dan dilakukan karena berdasarkan prototype yang ada

7 Iterative proses yang alami selalu dapat berjalan sehingga perubahan dapat selalu diikuti.KELEBIHAN RE

1 Pengembangan yang lebih cepat dan mereduksi durasi SDLC

2 Tersedia tools RE yang dapat digunakan untuk mengimprove sistem

Pada Gambar 1 dibawah diperlihatkan Metodology Hybrid untuk pengembangan E-Government Sistem Informasi Kependudukan.

Gambar 1.Hybrid Methodology

KESIMPULAN

Pemilihan metodologi gabungan pengembangan sangat efektif dalam mempercepat penyelesaian pengembangan aplikasi E-Government. Teknik pengembangan yang berbasiskan Web Content Management System memungkinkan pembaharuan dan juga penambahan modul yang berbeda antara berbagai pemerintah daerah menjadi sangat mudah dilakukan. Dengan pelayanan kependudukan online sebagai aplikasi G2C, diharapkan dapat meningkatkan efektitas dan efisiensi pelayanan kependudukan kepada masyarakat. Kebijakan maupun panduan pemerintah dalam standarisasi serta change management yang baik akan memperpanjang umur aplikasi e-Government dan memungkinkan terjadinya integrasi pelayanan Government to Government (G2G) dan Government to Business (G2B).REFERENSI[1].Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003, Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, Jakarta, Juni 2003.

[2].Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi Nomor 57/Kep/M.Kominfo/12/2003, Tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga, Jakarta, Desember 2003.

[3].eGovernment for Development: Causes of eGovernment Success and Failure: Factor Model, Richard Heeks, IDPM, University of Manchester, UK, 2003, http://www.egov4dev.org/causefactor.htm , 20 Sep. 05, 00.20 AM WIB.

[4]. Menteri Komunikasi Dan Informasi ,Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi Nomor : 55/Kep/M.Kominfo/12/2003 Tentang Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah, Jakarta, Desember 2003.

[5]Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, No.16 Tahun 2004, Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendafataran penduduk dan Catatan Sipil, Jakarta, 2004.

[6]. Bianca Riani, Ika Melia, Windy Ariyanto, Pengembangan Prototipe Standardisasi Situs E-Government dan Working System Modul Pelayanan Masyarakat dan Antar Instansi Pemerintah di Bidang Kependudukan untuk Dati II, Fasilkom UI, Depok,Januari 2004.

[7].Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Daftar Situs Web Pemda, http://www.depkominfo.go.id/?pid=content&id=14 ,20 Sep. 05, 00.41 AM WIB.

[8].J.L. Whitten, L.D. Bentley and K.C. Dittman, System Analysis and Design Methods, 5th edition, New York: The McGraw-Hill Companies, Inc., 2001.

[9].Kementrian Komunikasi dan Informasi Deputi Bidang Telematika, Kerangka Konseptual Sisfonas Versi 1.0 Tahun 2002.[10].Anita S. Hardjapamekas dkk., Laporan Student Project: Pengembangan Prototipe Aplikasi Electronic Government Modul Sarana Informasi dan Pelayanan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Depok, 2003.

[11].Warta Ekonomi No 22/XIV/25 September 2002 halaman 34-47.

[12]. Ronald L.Krutz, Russell Dean Vines, The CISSP Pre Guide, Gold Edition, , Wiley Publishing Inc.,USA, 2003.

_1194989508.vsdConstruction

Code,Interface,Database Design Structure Analysis

Code function analysis

Reverse Engineering Methodology

Implementation

Construction & Testing

Design

Analysis

Rapid Application Development Methodology