Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
Transcript of Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
1/25
MAKALAH UTS BIOLOGI MOLEKULAR
APLIKASI DARI DERIVATIF PATI DALAM SISTEM NANODRUG DEL IVERY
Oleh:
Kelompok 10
Ananda Santia Citra Dewi (1406607855)
Fianna Utomo (1406552894)
Nur Safitrah Setiawati (1406607741)
Program Studi Teknik Kimia
Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Depok
April – 2016
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
2/25
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pemanfaatan turunan karbohidrat
sebagai penghantaran obat nano tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas untuk Ujian Tengah Semester 4 mata kuliah Biologi Molekuler dan juga
sebagai suatu media pembelajaran mandiri untuk dapat lebih memahami tentang pengaplikasian
turunan karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini, kami ingin mendapatkan bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
- Ibu Rita Arbianti sebagai dosen mata kuliah Biologi Molekular
- Teman-teman kelompok 10 yang dalam waktu singkat bisa kompak dan saling bantu dalam
penyelesaian tugas ini.
- Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Selanjutnya, kami juga menyadari bahwa baik dari segi sistematika penyusunan maupun
materi yang dipaparkan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap agar
adanya kritik dan saran yang sekiranya dapat membantu kami untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan kebermanfaatan, Amin.
Depok, 6 April 2016
Kelompok 10 ...
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
3/25
iii
DAFTAR ISI
Halaman Cover .............................................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii
Daftar Gambar ............................................................................................................................. iv
Daftar Tabel ................................................................................................................................. iv
Pendahuluan ...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................1
B.
Tujuan Makalah ......................................................................................................................2
C. Manfaat Makalah ....................................................................................................................2
Isi .....................................................................................................................................................3
A. Nanodrug Delivery ................................................................................................................3
1. Nanopartikel dalam Drug Delivery ....................................................................................3
2. Toksisitas dari Sistem Nanodrug Delivery ........................................................................5
3.
Peran Eksipien dalam Nanodrug Delivery ........................................................................6
B. Karbohidrat (Pati) dalam Sistem Nanodrug Delivery ...........................................................7
1. Pati ( starch) ........................................................................................................................7
2. Mikropartikel Pati ..............................................................................................................9
2.1. Penggunaan Polyacryl Starch Microparticles pada Vaksin Adjuvant (Penunjang) ....9
2.2. Penunjang ( Adjuvants) Mukosa ................................................................................10
2.3. Polyacryl Starch Microparticels ...............................................................................12
3. Mikroenkapsul Pati ...........................................................................................................14
4. Nanopartikel Pati ..............................................................................................................17
Daftar Pustaka .............................................................................................................................20
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
4/25
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ikatan Glikosidik dari Pati .............................................................................................8
Gambar 2. Struktur Amilosa ............................................................................................................8
Gambar 3. Struktur Amilopektin .....................................................................................................9
Gambar 4. Persiapan dari Mikropartikel Pati dan Konjugasi dari Antigen (sumber dari Niclas
Rydell). CDI, carbonyldiimidazol; TEMED, N,N,N',N'-tetramethylethylenediamine ..................13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Beberapa Nanopartikel dan Aplikasinya ...........................................................................4
Tabel 2. Preparasi Mikroenkapsul .................................................................................................15
Tabel 3. Preparasi Nanopartikel .....................................................................................................17
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
5/25
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nanoscience sudah didefinisikan secara bervariasi dari berbagai sumber, buku, jurnal,
dan web, namun satu hal yang sama; semuanya berkaitan dengan studi tentang kontrol
materi pada keadaan atomik dan molekular. Penyelidikan pada tingkat molekular biasanya
berada pada kisaran di bawah 100 nm. Dalam istilah sederhana, nanometer adalah 1 miliar
meter dan sifat material pada tingkat atomik atau subatomik dibedakan secara signifikan dari
sifat material yang sama yang ukurannya lebih besar. Meski sifat nanomaterial yang
dipelajari adalah untuk aplikasi secara fisika, mekanika, electrikal, magnetik, kimia, dan
biologi, namun kini perhatian para peneliti telah diarahkan untuk pengaplikasian
nanomaterial di bidang farmasi, terutama di bidang penghantaran obat. Hal ini dikarenakan
adanya tantangan dalam penggunaan material berukuran besar dalam penghantaran obat,
beberapa diantaranya adalah buruknya bioavailabilitas, stabilitas in vivo, kelarutan,
penyerapan usus, penghantaran yang sustain dan sesuai target ke tempat pengerjaan,
efektivitas terapi, efek samping yang umum, dan fluktuasi konsentrasi plasma obat.
Belakangan ini, beberapa penelitian dalam penghantaran obat nano (nano drug delivery)
telah dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut melalui pengembangan dan
pembuatan nanostruktur. Ada beberapa laporan bahwa nanostruktur memiliki kemampuan
untuk melindungi obat dari degradasi di dalam sistem gastrointestinal. Teknologi ini
memungkinkan penghantaran obat ke berbagai area tubuh. Teknologi ini juga
memungkinkan penghantaran obat yang sangat tidak larut dalam air dan dapat menyediakan
sarana untuk melakukan jalan memotong (bypass) organ hati, yang dapat mencegah efek
lintas pertama obat. Efek lintas obat ini adalah fenomena metabolisme obat dimana
konsentrasi obat berkurang sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Obat yang hilang karena
proses absorpsi ini dipengaruhi oleh dinding usus dan hati. (Rowland M, 1972) “ Influence of
route of administration on drug availability“. Journal of Pharmaceutical Sciences 61 (1):
70 – 74))
Nanoteknologi meningkatkan bioavailabilitas oral obat karena mekanisme penyerapan
khususnya, seperti endositosis absorptif dan dapat berada dalam sirkulasi darah dalam waktu
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
6/25
2
yang lama, melepaskan obat secara terkendali, menyebabkan kurangnya fluktuasi
konsentrasi plasma, dan meminimalkan efek samping. Telah dilaporkan juga bahwa oleh
karena ukuran dari nanostruktur yang sangat kecil (nanoscale), nanoteknologi bisa
menembus jaringan dan dengan mudah dapat diserah oleh sel, memungkinkan penghantaran
obat yang efisien ke target tempat pengerjaan. Penyerapan dari nanostruktur mencapai 15-
250 lebih hebat daripada mikropartikel dalam jangkauan 1-10 mikrometer. Nanoteknologi
meningkatkan performa dan penerimaan dari bentuk sediaan (acceptability of dosage forms)
dengan meningkatkan efektivitas, keamanan, kepatuhan pasien, dan juga mengurangi biaya
kesehatan secara besar-besaran. Nanoteknologi juga dapat menambah performa obat yang
tidak bisa lolos fase uji klinik. Nanoteknologi dengan jelas menjanjikan untuk melayani
sebagai pembawa penghantar obat yang terpilih untuk obat konvensional yang lebih
menantang yang digunakan untuk pengobatan penyakit kronis seperti kanker, asma,
hipertensi, HIV, dan diabetes. Meski demikian, keuntungan dari penghantar obat nano
begitu banyak seperti yang dijabarkan di atas, namun tantangan yang harus dihadapi dari
penggunaan teknologi ini adalah dari segi keamanannya.
B. Tujuan Makalah
1. Mempelajari mengenai nanodrug delivery.
2. Mempelajari mengenai aplikasi karbohidrat/aplikasi pati pada sistem nanodrug delivery.
3. Mempelajari mengenai mikropartikel pati, mikrokapsul pati, dan nanopartikel pati.
C. Manfaat Makalah
1. Menjelaskan mengenai nanodrug delivery dan keamanannya.
2. Menjelaskan mengenai aplikasi karbohidrat/aplikasi pati pada sistem nanodrug delivery.
3. Menjelaskan mengenai mikropartikel pati, mikrokapsul pati, dan nanopartikel pati serta
kegunaannya dalam sistem nanodrug delivery.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
7/25
3
ISI
A. Nanodrug Deli very
1. Nanopartikel dalam Drug Deli very
Perhatian dalam nanoteknologi meningkat secara pesat dalam bidang ilmiah
termasuk penghantaran obat, nanoimaging, dan aplikasi yang berhubungan dengan
medis lainnya. Nanopartikel dapat dibuat dalam banyak bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda dengan menggunakan material organik dan inorganik. Nanopartikel
didefinisikan sebagai partikel kurang dari 100nm dalam diameter yang menimbulkan
sifat baru atau meningkatkan size dependent properties dibandingkan dengan partikel
berukuran besar dari bahan yang sama. Hal tersebut menyebabkan obat dapat
ditingkatkan bioavailibilitasnya sehingga proporsional dengan dosis dan juga
mengecilkan ukuran sediaan serta meningkatkan stabilitas obat.
Oleh karena penggunaan nanopartikel dalam penghantaran obat dan
nanomedicine selalu dibutuhkan untuk pemberian secara parenteral, sehingga pada
penggunaannya, pembawa polimer harus bersifat biokompatibel dan biodegradable.
Keuntungan menggunakan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat
menurut Mohanraj dan Chen, 2006:
Ukuran partikel dan sifat permukaan dari nanopartikel dapat dimanipulasi dengan
mudah untuk mencapai target obat baik secara aktif maupun pasif setelah
pemberian secara parenteral.
Nanopartikel penghantar obat dapat mengontrol dan memperpanjang pelepasan
obat pada saat tranportasi dan pada sisi lokalisasi, mengubah distribusi organ dari
obat, dan berikutnya mempengaruhi klirens dari obat sehingga dapat mencapai
peningkatan efikasi terapetik obat dan mengurangi efek samping.
Pelepasan secara terkontrol dan sifat degradasi partikel dapat diatur sesuai dengan
pemilihan jenis matriks. Drug loading secara relatif tinggi dan obat dapat
dimasukkan ke dalam sistem tanpa reaksi kimia, ini merupakan faktor penting
untuk memelihara aktivitas obat.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
8/25
4
Mengarahkan obat ke organ target dapat dicapai dengan melekatkan ligan target
pada permukaan partikel atau menggunakan tuntunan magnet.
Sistem dapat diberikan dalam berbagai rute seperti oral, nasal, parenteral,
intraokular, dan lain-lain.
Isu utama dalam pencarian zat pembawa untuk sistem drug delivery berkaitan
dengan topik-topik berikut yang merupakan prasyarat dasar untuk desain material baru.
Topik-topik tersebut adalah pengetahuan tentang:
Penggabungan dan pelepasan obat
Stabilitas formulasi dan umur simpan obat
Biokompatibilitas
Biodistribusi dan targeting
Fungsionalitas
Selain itu, ketika digunakan hanya sebagai pembawa, efek samping yang mungkin
terjadi dari bahan sisa setelah pemberian obat harus dipertimbangkan juga. Pada hal ini,
nanopartikel biodegradable yang optimal adalah nanopartikel biodegradable dengan
umur yang terbatas selama terapi diperlukan. Tabel 1 menunjukkan beberapa
nanopartikel dan aplikasinya dalam ilmu kehidupan.
Tabel 1. Beberapa Nanopartikel dan Aplikasinya
Kelas Partikel Material Aplikasi
Material alami atau derivatif Kitosan
Dextran
Gelatin
Aglinat
Liposom
Pati
Drug/Gene delivery
Dendrimers Polimer bercabang Drug delivery
Fullerenes Carbon based carriers Photodynamics
Drug delivery
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
9/25
5
Polymer carriers Asam polilactic
Poli(cyano)akrilat
Polyethyleneimine
Blok kopolimer
Polikaprolakton
Drug/Gene delivery
Ferrofluids SPIONS
USPIONS
Imaging (MRI)
Quantum dots Selenida Cd/Zn Imaging
Diagnosis in vitro
Lain-lain Nanopartikel silikaCampuran dari bahan-
bahan di atas
Gene delivery
Tujuan penggunaan nanoparticle entrapment dari obat adalah untuk peningkatan
pengiriman ke atau serapan oleh sel-sel target, dan/atau pengurangan toksisitas dari obat
bebas ke organ non-target. Kedua situasi akan menghasilkan peningkatan indeks
terapeutik dan margin antara dosis menghasilkan keberhasilan terapi (misalnya;
kematian sel tumor). Untuk tujuan-tujuan tersebut, diperlukan nanopartikel yang
berumur panjang dan bersifat target-specific. Kebanyakan senyawa yang telah diteliti
adalah polimer biodegradable yang menghasilkan pelepasan obat setelah degradasi
terjadi.
2. Toksisitas dari Sistem Nanodrug Delivery
Walaupun sistem nanodrug delivery memiliki potensial yang besar dalam dunia
kesehatan, keamanan pemakaian sistem tersebut kepada tubuh manusia merupakan suatu
keprihatinan. Telah dilaporkan bahwa nanopartikel yang lebih kecil menunjukkan
peningkatan toksisitas oleh karena luas permukaannya yang juga meningkat (Guzmán,
Taylor, & Banfield, 2006). Sebagai contoh, studi telah meunjukkan bahwa nanotubes
bersifat toksik terhadap sel tubuh dan menyebabkan granuloma di dalam paru-paru dari
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
10/25
6
hewan percobaan. Nanopartikel dari logam/metal seperti tembaga, kobalt, titanium, dan
silikon, serta oksida mereka telah dilaporkan dapat menyebabkan efek beracun dan
inflamasi pada sel (Guzmán et al., 2006). Sebagai tambahan, nanopartikel titanium
oksida telah ditunjukkan dapat menyebabkan kerusakan pada DNA dan penyimpangan
kromosom. Sementara itu, nanopartikel hydroxyapatite (suatu subtansi yang terkait
dengan komponen mineral dari tulang dan gigi) ditemukan dapat menyebabkan kematian
sel.
3. Peran Eksipien dalam Nanodrug Deli very
The International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) mendefinisikan
eksipien sebagai substansi (selain bahan farmasi aktif dalam bentuk dosis jadi) yang
telah dievaluasi dengan benar untuk keamanannya dan disertakan dalam sistem drug
delivery, baik untuk membantu pengolahan, manufaktur, proteksi, support ,
meningkatkan stabilitas, bioavailabilitas, akseptabilitas pasien, membantu dalam
identifikasi produk, atau meningkatkan atribut lainnya dari keseluruhan keamanan dan
efektivitas dari sistem drug delivery pada saat pemakaian atau penyimpanan. (Robertson,
1999). Eksipien juga dapat didefinisikan sebagai bahan aditif yang digunakan untuk
mengkonversi bahan aktif farmasi menjadi bentuk sediaan farmasi sehingga cocok untuk
diadministrasikan ke pasien. Eksipien sudah tidak mempertahankan konsep awal mereka
sabagai inactive support , oleh karena pengaruh yang mereka miliki dalam aspek
biofarmasi dan teknologi. Fungsionalitas eksipien adalah saat ia setara dengan khasiat
dari bahan aktif. Untuk memberikan produk obat yang stabil, seragam, dan efektif,
sangatlah esensial/penting untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan farmasi aktif, baik
bahan farmasi aktif itu sendiri atau saat dikombinasikan dengan bahan-bahan lain sesuai
dengan persaratan dari dosis dan proses yang diterapkan. Hal ini menegaskan pentingnya
eksipien dalam pengembangan bentuk sediaan/dosis obat.
Tujuan utama dari semua sistem drug delivery, termasuk nanodrug delivery,
adalah untuk mengembangkan formulasi yang berguna secara klinis untuk mengobati
penyakit pada pasien (Park, 2007). Aplikasi klinis memerlukan persetujuan dari FDA.
Selama ini, industri farmasi telah bekerja secara lambat dalam memanfaatkan sistem
drug delivery yang baru, terutama jika terdapat eksipien di dalam obat tersebut yang
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
11/25
7
secara umum dianggap tidak aman. Hal ini disebabkan oleh karena studi klinis yang
dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan dari FDA akan suatu entitas kimia baru
merupakan studi klinis yang panjang dan mahal. Sehingga, industri farmasi menolak
untuk menambahkan material belum teruji apapun yang membutuhkan persetujuan FDA.
Untuk mengatasi sikap enggan oleh industri tersebut, ilmuwan perlu untuk mencari cara
untuk menggunakan biomaterial lama, bukan hanya mengembangkan cara sistem drug
delivery yang baru saja. Penggunaan pati ( starch) baik asli atau yang sudah dimodifikasi
adalah strategi penting untuk mencapai tujuan ini. Hal ini karena pati bersifat
biokompatibel, tidak beracun, biodegradable, ramah lingkungan, dan murah tidak seperti
produk-produk sintesis. Pati secara umum adalah sumber terbarukan yang tidak
berpolusi dan lebih murah bagi pasokan berkelanjutan produk farmasi.
B. Karbohidrat (Pati) dalam Sistem Nanodrug Delivery
1. Pati (starch )
Pati yang merupakan sumber utama dari karbohidrat adalah tempat penyimpanan
polisakarida yang paling berlimpah di dalam tumbuhan, serta berbentuk butiran di dalam
kloroplas daun hijau dan amiloplas biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian
(Sajilata, Singhal, & Kulkarni, 2006). Pati adalah polisakarida yang terdiri dari
kumpulan molekul monosakarida atau glukosa (gula) yang tergabung menjadi satu
melalui ikatan glikosidik α-D-(1-4) atau α-D-(1-6). Pati terdiri dari 2 komponen
strukural utama, yaitu amilosa dan amilopektin.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
12/25
8
Gambar 1. Ikatan Glikosidik dari Pati
Amilosa yang merupakan 15-20% dari pati adalah polimer linear yang tersusun
atas glukosa dengan ikatan α-D-(1-4). Struktur amilosa dapat linear atau bercabang
dengan derajat polimerisasi sampai 6000 dan memiliki massa molekular 105-106 g/mol.
Rantainya dapat membentuk heliks tunggal atau ganda.
Gambar 2. Struktur Amilosa
Sementara itu, amilopektin adalah molekul bercabang dengan ukuran yang lebih
besar dengan ikatan α-D-(1-4) atau α-D-(1-6). Massa molekular amilopektin adalh 107-
109 g/mol. Rata-rata derajat polimerisasinya adalah 2 juta, sehingga membuat
amilopektin menjadi salah satu molekul terbesar di alam. Ciri amilopektin adalah rantai
yang tersusun atas 20-25 glukosa di antara titik-titik cabangnya. Sekitar 70% massa dari
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
13/25
9
granula pati dianggap sebagai amorf dan 30% sisanya dianggap sebagai kristal. Bagian
yang amorf mengandung jumlah utama dari amilosa dan sedikit bagian dari amilopektin.
Bagian kristal terutama terdiri dari amilopektin (Sajilata et al., 2006).
Gambar 3. Struktur Amilopektin
2. Mikropartikel Pati
Penggunaan biodegradable microparticles sebagai dosis yang membentuk
pengaturan pada subsatnsi aktif kini sering dimanfaatkan karena kemampuannya dalam
mengantarkan protein. Pati merupakan salah satu polimer yang cocok untuk produksi
mikropartikel. Pati bersifat biodegradable dan telah lama digunakan sebagai bahan obat
dan pengantar vaksin secara oral dan melalui pencernaan. Sistem bioadesive berdasarkan polysaccharide microparticles telah secara signifikan meningkatkan sistem absorpsi obat
konvensional dan polipeptida sepanjang mukosa (lapisan lendir) pada saluran nasal
(pernafasan hidung). Salah satu contoh dari pemanfaatan ini adalah penggunaan
mikropartikel pati pada vaksin adjuvant (penunjang).
2.1. Penggunaan Polyacryl Starch M icroparticles pada Vaksin Adjuvant
(Penunjang)
Pada bidang penelitian vaksin, penelitian sering dilakukan untuk menemukan
strategi vaksin yang mampu menginduksi imun yang efektif merespon dan
melawan patogen baik pada sistem maupun mucosal levels. Imunisasi parenteral
tidak mengeneralisasi munculnya respon pada imun mucosal dalam bentuk of s-
IgA. Lebih baik lagi, antigen pada permukaan imun mukosa dipercaya penting
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
14/25
10
dalam kesuksesan induksi respon imun mukosa. Lebih jauh lagi, imunisasi pada
permukaan mukosa dapat menimbulkan respon imun pada beberapa jarak
permukaan mukosa. Penjelasan untuk fenomena adalah sistem imun mukosa pada
umumnya yang mana mengatur hubungan antar sisi induksi dan sisi efektor.
Namun, respon imun pada sisi efektor tidak seragam. Pada umumnya, respon imun
lebih kuat pada sekitar sisi efektor mukosa, atau sisi yang berhubungan dengan
drainase limfoid. Penting untuk mengerti kenakearagaman mukosa pada umumnya
sebelum memutuskan rute imunisasi dalam penelitian formula vaksin yang rasional.
Rute imunisasi melalui oral dan nasal merupakan imunisasi mukosa yang paling
banyak telah diteliti. Sisi lain mukosa seperti yang mencapai trakea, rektal, dan
vagina dapat dipulihkan dalam beberapa kondisi.
Inti dari pembahasan ini merupakan oral delivery dari antigen pada sisi
mukosa. Rute ini menawarkan beberapa keuntungan secara imunologika; mudah
untuk diberikan, harga murah, dan memiliki potensi peningkatan kenyamamnan
pasien. Di sisi lain, rute oral juga memiliki beberapa tantangan; i) lingkungan yang
berlawanan pada usus, ii) Serapan vaksin buruk melalui intestinal epitelium, dan iii)
Imunigenisitas yang buruk pada deliver agen melalui oral. Demikian, oral vaksin
membutuhkan strategi yang daat men-‘triger ’ respon imun protektif pada ketiadaan
reaksi inflammatory yang tidak diinginkan. Fakta bahawa hanya ada beberapa oral
vaksin komerial pada pasar merupakan cerminan dari kesulitan-kesulitan ini.
Sekarang, pelemahan seluruh vaksin sel oral melawan infeksi bakteri seperti yang
disebabkan oleh S.thypi dan Vibrio Cholerae telah terdaftar. Seluruh sel vaksin,
berhubungan pada safety problems.
2.2. Penunjang (Adjuvants ) Mukosa
Mekanisme dari aksi unutk pembantu masih beum dimengerti terlalu jelas,
karena imunisasi sering kali mangaktivasi riam reaksi. Namun akhir-akhir
ini,penelitian immunological dasar , kebutuhan akan sekuritas yang jelas dan dan
vaksin yang efektif, serta penelitian novel adjuvants untuk vaksin mukosa telah
emmipin ketertarikan dalam ilmu teoritikal dan mekanisme akan adjuvants dan
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
15/25
11
vaksin. Kemudian,secara luas adjuvant mukosa sekarang dapat diklasifikasi ke
dalam 2 kategori berdasarkan aksi mereka: imun potentiators dan delivery antigen
Imun potentiators adalah komponen yang secara langsung mengaktifkan sel
imun melalui reseptor spesifik dan atau sitokin pathways. Ini termasuk dalam toksin
based. Toksin based dan immunity sociated adjuvants. Contoh dari kategori ini
adalah toxin cholera (CT) dan E.coli heat-labile enterotoxin (LT) yang mana
merupakan oral adjuvant yang paling berpotensi yang dikenal saat ini. Khususnya,
CT dan LT secara efektif memperoleh respon imun mukosa yang kuat, tetapi juga
sangat meningkatkan sistem imunitas untuk co-administered antigen protein.
Secara struktural, toxin terdiri atas subunit: Subunit A toxic yang mana
mengaktivasi sistem adenylate cyclase dan subunit nontoxic pentamerij-B (yang
dikenal dengan nama CTB dan LTB) yang bertanggung jawab dalam pengikatan
untuk menghasilkan reseptor monosialoganlioside GM1 pada semua sel nukleat.
Kegunaan toxin pada manusia, bagaimanapun pula, terbatas akan tingkat racunnya.
Dalam rangka untuk mengatasi, secara langsung tempat mutagenesis telah
dihadirkan pada toxin. Generasi CT dan LT mutant yang mana telah mereduksi
tingkat keracunan, tetapi aktivitas adjuvant dalam hewan tetap signifikan saat
diberikan melalui rute nasal, dan pada tingkatan lebih sedikit, melalui rute oral.
Sistem delivery antigen dimaksudkan untuk menempatkan antigen secara spesifik
pada tempat induksi dan menargetkan mereka untuk mengunci sel imun perti
APCs. Polyacryl Starch Microparticels yang akan dipelajari pada bagian ini masuk
dalam kategori tersebut.
ISCOMs ( Immunostimulating Complex Moleculs) ssebesar 40nm yang
berstruktur seperti sangkar yang terentuk secara spontan sat bercampur dengan
Quil-A, yang mana cuga memiliki properti immunostimulatory, dengan kolesterol.
Formasi dari struktur ISCOM dan inkoporasi dari antigen utamanya termedikasi
oleh interaksi hidrofobik. Imunisasi oral dengan ISCOMs mengandung model
antigen ovalbumin (OVA) yang menyebakan sistem respon imun mukosa yang
luas. Sebagai tambahan, ISCOMS secara umum dikenal sebagai adjuvant yang
efektif untuk stimulasi cytotoxic T limfosit (CTL),
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
16/25
12
Liposomes merupakan struktur uni dan multi-laminar dari fosfolipid bilayers
yang merapat dan membentuk lintasan. Ukuran liposomes bervariasi dari 50nm
hingga beberapa mikrometer. Antigen hidrofilik tergabung kedalam struktur
liposomal dan antigen amphifilik dapat berasosiasi kedalam bilayer. Liposom
konvensional sensitif terhadap degradasi dalam saluran pencernaan. Mikropartikel
PLG induce kedua sistem dan mukosa humoral respon bersamaan dengan CTL
diperangkap oleh antigen setelah imunisasi oral.
2.3. Polyacryl Starch Microparticels
Poluacryl Starch Microparticels disiapkan dari hydrolysed startch
(maltodextrin) yang mana acrylolated dengan membuat glycidyl acrylate bereasi
dengan starch (pati). This occurs mainly at the primary kelompok hidroksil pada
posisi 6 dari unit glukosa pada karbohidrat dan derajat derivatisasi, yang
didefinisikan sebagai bilangan kelompok acryloyl per residu gluosa. Biasanya
bilangan ini bernilai sekitar 0,13-0,14 untuk polyacryl starch.
Partikel terbentuk dari polimerisasi redikal dari grup acrylic menggunakan
ammonium peroksidisulfat dan N,N,N’,N’-tetrametiletildiamin (TEMED) sebagai
inisiator dalam emulsi water-in-oil. Ukuran partikel diukur menggunakan laser
diffractometer ; Polyacryl Starch berdiameter bilangan distribusi sekitar 2-3
mikrometer.
Antigen secara kovalen terkonjugasi dengan mikropartikel menggunakan
metode carbodiimide bethell . Grup hidroksil bebas pada gula residu teraktivasi
dengan carbonyldiimidazol (CDI) dan bereaksi dengan grup bebas amino pada
antigen. Partikel emiliki struktur dengan porositas tinggi dan antigen konjugasi
kemudian dapat ditemukan sepanjang partikel. Konjugasi antigen menyediakan
proteksi dari degradasi dalam saluran pencernaan dan cross links antara
hidrokarbon yang terbentuk selama preparasi partiel memperlambat degradasi pati
akibat hidrolisis.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
17/25
13
Gambar 4. Persiapan dari Mikropartikel Pati dan Konjugasi dari Antigen
(sumber dari Niclas Rydell). CDI , carbonyldiimidazol; TEMED, N,N,N',N' -
tetramethylethylenediamine
Setelah injuksi melaui pembuluh darah, partikel akan terdistribusi sepanjang
sistem reticuloendothelial , dan berakhir di lisosomal vacuomes pada sel Kupffer di
hati. Lebih lanjutnya, mikropartkel starch (pati) memeiliki efek stimulatory yang
lemah pada makrofag, yang mana menstimulasi produksi IL-1 dan H2O2.
Mikropartikel pati memiliki properti adjuvants setelah diteliti pada percobaan oral
pada tikus. Imunisasi oral menggunakan model serum albumin antigen manusia
(HSA) terkonjugasi pada mikropartikel menyebabkan respon sistem imun yang
kuat pada tikus. Respon yang mirip dan proteksi dari infeksi juga tamak pada
konjugasi antigen dari Mycobacterium tuberculosis dan S.enteritidis. Namun,
partikel ini sendiri tidak terimmunogenisasi.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
18/25
14
3. Mikroenkapsul Pati
Mikroenkapsulasi adalah sebuah proses mengurung suatu zat di dalam sebuah
membran untuk memberntuk mikrokapsul. Proses ini menyediakan sebuah cara yang
sederhana dan biaya yang efektif untuk mengurung material bioaktif di dalam membran
polimerik semipermeabel, yaitu membran semipermeabel yang terbentuk dari polimer
atau makromolekul. Material bioaktif merupakan material yang biasa digunakan untuk
memperbaiki dan merekonstruksi tubuh manusia. Material bioaktif mempunyai
kemampuan untuk terikat secara langsung dengan tulang dan lebih stabil serta lebih
tahan lama sebagai bahan implan.
Baik polimer sintetik/buatan (misalnya polietilen dan nilon) ,semi-sintetik yang
merupakan hasil modifikasi polimer alami dan sintetik, maupun polimer alami,
semuanya telah dimanfaatkan dan diinvestigasi secara ekstensif sebagai persiapan
material untuk mikrokapsul. Meski polimer sintetis menunjukkan stabilitas kimia,
biokompatibiltas (kemampuan suatu bahan untuk menyebabkan timbulnya suatu respon
biologis dalam pemakaiannya dalam tubuh) polimer sintetis yang tidak memuaskan
masih menjadi hambatan bagi mereka untuk menjadi aplikasi klinik yang potensial.
Berbeda dengan polimer alami yang selalu menunjukkan tingkat racun yang sedikit dan
bahkan tidak ada, tingkat imunogenesitas yang rendah, sehingga membentuk
biokompatibilitas yang baik. Polimer alami telah menjadi polimer yang disukai untuk
digunakan dalam sistem mikroenkapsulasi.
Diantara polimer alami, alginat yang merupakan hidrokoloid alami dari rumput
laut coklat, adalah satu dari material yang sering digunakan untuk membentuk
mikroenkapsul; namun, turunan pati sekarang menjadi sorotan untuk membentuk
mikroenkapsul. Dalam waktu singkat, mikrosfer pati nasal bioadesif dengan paruh waktu
yang diperpanjang secara signifikan telah dilaporkan untuk beberapa agen terapeutik,
sebagai contohnya insulin. Bioavailabilitas dari enkapsulasi gentamicin (antibiotik) yang
telah ditingkatkan untuk administrasi parenteral dari besi oksida untuk meningkatkan
kontras dalam pencitraan resonansi magnetis telah dilaporkan. Penjelasan lebih lanjut
dijabarkan dalam Tabel 2.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
19/25
15
Tabel 2. Preparasi Mikroenkapsul
Judul Studi Referensi Ringkasan
1. Sistem multicompartmental
yang cerdas berdasarkan pada
mikrosfer pati yang sensitif
panas untuk pelepasan obat
yang terkontrol oleh
temperatur ( An intelligent
multicompartmental system
based on thermo sensitive
starch microspheres for
temperatur-controlled release
of drug )
Fundueanu,
Constantin,
Ascenzi, dan
Simionescu
(2010)
Mikrosfer pati dengan sifat
responsive panas dan kelompok
anion kuat yang berfungsi dengan
baik, dapat mengikat obat secara
elektrostatik
2. Studi tentang pati jagung
dengan tingkat amilosa yang
tinggi sebagai pelapis obat
yang mencegah terjadinya
pelepasan bertaraf food grade
dalam sistem model
mikroenkapsul (Study of high
amylose corn starch as foos
grade enteric coating in a
microencapsule model
system)
Dimantov,
Greenberg,
Kesselman,
dan Shimoni
(20014)
Penggunaan paling potential dari
pati jagung dengan amilosa
berkadar tinggi yang dilapisi
dengan pelapis obat berkualitas
makanan untuk perlindungan inti
material dari peleburan di lambung
dan dari pelepasan di usus kecil.
3. Biodegradasi berkaitan
dengan mikroenkapsul pati
dan protein yang berisi
inhibitor proteinase untuk
Larionova,
Ponchel,
Duchene, dan
Larionova
Dalam studi ini, serum albumin
yang dicampur dengan
mikroenkapsul dipersiapkan
menggunakan interfasial klorida
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
20/25
16
pemberian protein oral
( Biodegradable cross-linked
starch/protein microcapsules
containing proteinase
inhibitor for oral proteion
administration)
(1999) terephthaloyl. Mikroenkapsul
dimuat oleh aprotinin yang
dilindungi amino dengan
memasukkan inhibitor protease
dalam fase aqueous selama proses
pengaitan. Mikroenkapsul bisa
ditingkatkan dengan keberadaan
-amilase.
4. Catatan tentang
mikroenkapsulasi protease
pancreas untuk perlindungan
terhadap pencernaan lambung
( A note on the
microencapsulation of
pancreatic protease for
protection against gastric
digestion)
Lin dan Lee
(1993)
Dalam studi ini, zeolit, cellulose
acetate phthalate(CAP), dan pati
maizena dulunya digunakan
sebagai material pelapis untuk
enkapsulasi protease pancreas,
yang mana diusulkan sebagai cara
untuk meningkatkan efisiensi
makanan dan laju pertumbuhan
babi weanling.
5. Efek dari opsonins pada
penyerapan makrofage dari
mikropartikel polyacrylstarch
( Effect of opsonins on the
microphage uptake of
polyacrylstarch
microparticles)
Artursson dan
Sjoholm
(1986)
Dalam studi ini, penyerapan
makrofage dari pati-poliakril dan
mikropartikel poliakrilamida
diinvestigasi secara in vitra.
Hasilnya menyarankan bahwa
mikropartikel pati-poliakril dengan
cepat difagositosis oleh makrofage
lapis tunggal.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
21/25
17
4. Nanopartikel Pati
Nanopartikel merupakan partikel solid dan koloidal yang terdiri dari zat
makromolekular yang ukurannya bervariasi dari 10 sampai 1000 nm. Obat dapat terlarut,
terperangkap, teradsorpsi, terikat, dan terenkapsulasi ke dalam matriks nanopartikel.
Matriks tersebut bisa merupakan material yang bersifat biodegradasi seperti polimer atau
protein bioaktif yang melumpuhkan atau agen terapeutik. Beberapa dari studi terkini
dalam bidang ini diberikan penjabarannya dalam Tabel 3.
Tabel 3. Preparasi Nanopartikel
Judul Studi Referensi Ringkasan
1. Nanopartikel
dibuat dari novel
turunan pati untuk
penghantaran obat
transdermal
( Nanoparticles
made from novel
starch derivatives
for transdermaldrug delivery)
Santander-Ortega
etal. (2010)
Nanopartikel propel-pati dilaporkan
menunjukkan tingkat enkapsulasi yan
tinggi untuk tiga model obat (asam
flufenamik, testosterone, dan kafein) yang
ditujukan untuk penghantaran obat
transdermal.
2. Penghantaran
insulin yang
efektif
menggunakan
nanopartikel pati
sebagai penbawa
trans-nasal
mucoadesif yang
potensial
( Effective insulin
Jain, Khar, Ahmed,
and Diwan (2008)
Dalam studi ini, nanopartikel pati
mucoadhesive (Nps) untuk penghantaran
insulin trans-nasal dipersiapkan dan
investigasi yang dilakukan menunjukkan
adanya peningkatan (enhanced) gradient
konsentrasi
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
22/25
18
delivery using
starch
nanoparticles as a
potential trans-
nasal
mucoadhesive
carrier )
3. Nanopartikel
pati dialdehid:
Persiapan dan
aplikasi sebagai
pembawa obat
( Dialdehyde
starch
nanoparticles:
Preparation and
applications as
drug carrier )
Yu, Xiao, Tong,
Chen, and Liu
(2007)
Dalam studi ini, nanopartikel pati
dialdehid ditunjukkan untuk menjadi
efektif untuk pelepasan yang terkontrol
untuk doxorubicin. Studi ini juga
mendemonstrasikan bahwa nanopartikel
memiliki keseimbangan termal yang baik,
ukuran partikel yang kecil, kadar racun
biologis yang rendah, dan secara perlahan
melepaskan obat antikanker.
4. Persiapan dari
nanotpartikel pati
folat-konjugat dan
aplikasinya dalam
vektor pembawa
obat untuk tumor
target
( Preparation of
folate-conjugated
starch
nanoparticles and
Xiao et al. (2006) Modifikasi folat dengan PEG
dikonjugasikan ke permukaan
nanopartikel pati untuk mendapatkan
nanopartikel pati folat-konjugat (FE-
PEG/StNP). Studi ini juga menunjukkan
bahwa FA-PEG/StNP merupakan
pembawa potensial untuk penghantaran
obat anti kanker (doxorubicin) tepat pada
target
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
23/25
19
their application
to tumor targeted
drug delivery
vector )
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
24/25
20
DAFTAR PUSTAKA
Cerealchemistry. 2016. Starch Structure. [ONLINE]
http://cerealchemistry.aaccnet.org/doi/pdf/10.1094/1891127012.001. Diakses 5 April 2016.
Dimantov, Anna, et.al. 2004. Study of High Amylose Corn Starch as Food Grade Enteric
Coating in A Microcapsule Model System. Innovative Food Science & Emerging
Technologies. Vol. 5: 93-100.
Fundueanu, G, et.al. 2010. An Intelligent Multicompartmental System Based on Thermo-
Sensitive Starch Microspheres for Temperature-Controlled Release of Drugs. [ONLINE]
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20414809. Diakses 7 April 2016.
Jain, Akhlesh Kumar, et.al. 2008. Effective Insulin Delivery Using Starch Nanoparticles as A
Potential Trans-Nasal Mucoadhesive Carrier. European Journal of Pharmaceutics and
Biopharmaceutics. Vol. 69: 426-435.
Jong, Wim H De, dan Paul JA Borm. 2008. Drug delivery and nanoparticles: Applications and
hazards. [ONLINE] http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2527668/. Diakses 7
April 2016.
Larionova, N.V., et.al. 1999. Biodegradable Cross-Linked Starch/Protein Microcapsules
Containing Proteinase Inhibitor for Oral Protein Administration. International Journal of
Pharmaceutics. Vol 189: 171-178.
Rodrigues, Asha, dan Martins Emeje. 2012. Recent Applications of Starch Derivatives in
Nanodrug Delivery. Elsevier: Carbohydrate Polymers. Vol. 87: 987-994.
Rydell, Stertman, and Sjöholm. 2005. Starch microparticles as vaccine adjuvant [Online]
https://www.diva-portal.org/smash/get/diva2:165476/FULLTEXT01.pdf. Diakses 6 April
2016.
Santander-Ortega, M.J, et.al. 2010. Nanoparticles Made from Novel Starch Derivatives for
Transdermal Drug Delivery. Journal of Controlled Release. Vol. 141: 85-92.
-
8/18/2019 Aplikasi Dari Derivatif Pati Dalam Sistem Nanodrug Delivery
25/25
21
Subaryono. 2010. Modifikasi Alginat dan Pemanfaatan Produknya. Squalen. Vol 5: 1-7.