apklin

7

Click here to load reader

description

apklinn

Transcript of apklin

A. Aplikasi Klinis

1. Multiple myeloma

Multiple myeloma(MM) adalah keganasan yang terjadi pada sel plasma. Sel plasma ini merupakan salah satu tipe sel darah putih yang bertugas menghasilkan antibodi. Pada MM, akan terjadi akumulasi sel plasma yang tidak normal yang mengganggu produksi sel darah normal yang lain seperti eritrosit dan trombosit, sehingga dapat muncul tanda seperti anemia dan trombositopenia. MM merupakan 1 % dari penyakit keganasan dan 10 % dari keganasan sel darah. Angka kejadian MM kira-kira 4 kasus/100.000 orang/tahun (Hermayanti, 2008).

Ciri khas dari penyakitmultiple myeloma(MM) adalah adanya protein M (komponen M, protein myeloma, atauM spike). Sekitar 97% pasien MM memiliki immunoglobulin yang utuh atau rantai ringan (light chain) yang bebas yang dapat dideteksi oleh elektroforesa protein. Protein M ini menunjukkan terjadinya produksi immunoglobulin homogen atau fragmennya yang berlebihan. Dari pemeriksaan kimia darah, dapat dilihat dari kadar total protein, albumin, dan globulin pasien, dengan adanya peningkatan kadar globulin yang bahkan bisa melebihi kadar albumin (Hermayanti, 2008).

Multiple myeloma harus dicurigai pada orang dewasa tua dengan nyeri punggung, gejala konstitusi (berkeringat, penurunan berat badan), dan tingkat protein total meningkat. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dikerjakan adalah darah lengkap, protein total, albumin, globulin beserta elektroforesis protein, kalsium darah, dan protein Bence-Jones pada urine. Pada darah lengkap bisa ditemukan anemia normokrom normositik dan trombositopenia. Terjadi peningkatan kadar globulin dan penurunan albumin, dengan hasil elektroforesis protein menunjukkan grafik yang tinggi dengan puncak yang lancip pada gamma globulin. Selain itu terjadi peningkatan kadar kalsium darah dan pemeriksaan protein Bence Jones pada urin menunjukkan hasil positif (Haematol, 2003).

2. Malabsorpsi

Malabsorpsi adalah suatu keadaan terdapatnya gangguan pada proses absorpsi dan digesti secara normal pada satu atau lebih zat gizi. Berbagai hal dan keadaan dapat menyebabkan malabsorpsi, diantaranya defisiensi enzim, gangguan pada mukosa usus tempat absorbsi zat nutrisi, dan penyakit pencernaan seperti insufisiensi eksokrin pankreas, insufisiensi asam empedu, kelainan mukosa, kelainan absorpsi spesifik, penyakit limfatik, serta kelainan absorpsi campuran seperti pada sindrom Zollinger-Ellison dan gangguan paska gastrektomi (Syam, 2009).

Umumnya pasien datang dengan diare, sehingga sulit membedakan diare yang disebabkan malabsorpsi atau sebab lain. Diare dapat terjadi sebagai akibat dari malabsorpsi karbohidrat (glukosa, laktosa, galaktosa), asam amino, lemak dan vitamin B12. Pada malabsorpsi karbohidrat gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Laktosa yang tak tercerna dapat menyebabkan diare osmotik, produk dari digesti bakteri yang mencerna laktosa dapat menyebabkan diare sekretorik dan distensi usus halus (Misselwitz et al, 2013).

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya (Syam, 2009):

a. Pemeriksaan darah perifer lengkap, dilakukan untuk mengetahui nilai hemoglobin dan mean cell volume (MCV) dan memperkirakan adanya defisiensi Fe, asam folat, atau vitamin B12

b. Pemeriksaan radiologi, pemeriksaan USG abdomen dapat mengidentifikasi adanya pankreas pada pasien dengan pankreatitis kronis

c. Pemeriksaan histopatologi usus halus

d. Pemeriksaan lemak feses, untuk melihat adanya lemak pada feses dengan pewarnaan Sudan sebagai manifestasi dari malabsorpsi lema

e. Pemeriksaan laboratorium lain, dilakukan untuk menentukan adanya malabsorpsi. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan fungsi pankreas, pemeriksaan absorpsi pankreas, pemeriksaan absorpsi vitamin B12, pemeriksaan protein total, albumin, dan lain-lain. Pada pemeriksaan tes albumin, akan didapatkan jumlah albumin yang menurun atau hipoalbuminemia.

3. ParotitisParotitis merupakan penyakit yang disebabkan virus mumps yang menyerang beberapa lokasi diantaranya kelenjar ludah di bawah lidah, kelenjar ludah di bawah rahang dan dibawah telinga, biasanya disertai dengan demam dan dan nyeri pada pembengkakan parotid. Penularan mumps yaitu melalui droplet dan kontak langsung dengan saliva penderita. Virus mumps memilki masa inkubasi 18-21 hari dan 1-3 hari masa prodromal berupa malaise sebelum peradangan berkembang (Alper et al., 2011).Gejala penyakit ini dimulai dari demam yang mendadak tinggi, kadang-kadang disertai batuk pilek, pusing, mual dan pegal-pegal otot terutama otot-otot di daerah leher.Terasa nyeri saat menelan dan mulut kering karena kelenjar ludah tak mengeluarkan ludah dan tanda khusus adalah bengkak di kedua rahang/pipi (Alper et al., 2011).Parotitis / Gondongen dapat sembuh dengan sendirinya dengan perbaikan kondisi tubuh, mengkonsumsi makanan yang bergizi serta minum yang cukup. Pemberian obat-obatan seperti penurun panas serta obat batuk pilek sangat membantu proses penyembuhan (Alper et al., 2011).Dapus

Alper CM, Arjmand EM, Stool SE, Casselbrant LM. 2011. Pediatric otolaryngology, Volume 1. Philadelpia: Elsevier Science.Misselwitz, Benjamin, Daniel Pohl, Heiko Fruhauf, Michael Fried, Stephan R Vavricka, dan Mark Fox. 2013. Lactose Malabsorption and Intolerance: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. United European Gastroenterology Journal. 0(0): 1 9.

Haematol, Br J. 2003. Criteria for the classification of monoclonal gammopathies, multiple myeloma and related disorders: A report of the International Myeloma Working Group. British Journal of Haematology. 121: 749-757.

Hermayanti, Diah. 2009. Non-Secretory Multiple Myeloma. Jurnal Saintika Medika Universitas Muhamadiyah Malang. 5 (10): 1 9.

Syam, Ari Fahrial. 2009. Malabsorpsi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.