API

18
QUIZ PERTAMA ENERGI ALTERNATIF “APA ITU API” Disusun Oleh Nama: Alwan Bate Bandera NIM: 101101003 Kelas: Teknik Perminyakan A PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

description

ilmu

Transcript of API

Page 1: API

QUIZ PERTAMA

ENERGI ALTERNATIF

“APA ITU API”

Disusun Oleh

Nama: Alwan Bate Bandera

NIM: 101101003

Kelas: Teknik Perminyakan A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU

2014

Page 2: API

API

A. Pengertian Api

Api adalah panas dan cahaya yang terbentuk ketika

sesuatu terbakar. Sebuah bahan bakar terbakar ketika

bersenyawa dengan oksigen di udara. Api membutuhkan

sebuah sumber panas sebelum ia dapat menyala (seperti

panas yang dihasilkan dengan menggosokkan kepala korek

api pada kotaknya atau percikan api dari sebuah pemantik

api). Api membutuhkan bahan bakar dan oksigen agar terus

terbakar.

Api terdapat secara alamiah di bumi dan dapat disulut

oleh petir yang menyambar sebatang pohon, atau oleh lava

cair dari sebuah letusan gunung berapi. Kita menggunakan

api untuk panasnya, untuk cahayanya dan untuk memasak

makanan kita. Api bisa sangat berbahaya jika tidak

dikendalikan.

Api adalah suatu reaksi kimia yang sedang berlangsung

antara bahan bakar, panas dan oksigen yang diikuiti oleh

pengeluaran cahaya dan panas. Seperti telah disebutkan di

atas, bahwa api terjadi karena adanya reaksi kimia antara

bahan bakar, panas dan oksigen. Dengan demikian

keberadaan dan keseimbangan ketiga unsur tersebut

merupakan syarat mutlak untuk menghasilkan api. Karena

Page 3: API

api terbentuk dari reaksi ketiga unsur tersebut, maka

hubungan ketiga unsur tersebut dapat digambarkan secara

berantai membentuk sebuah segitiga yang disebut dengan

istilah Segitiga Api (Fire Triangle).

Contoh yang paling sederhana tentang terbentuknya

api dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya pada korek api gas. Jika korek api kita nyalakan,

maka api yang terbentuk terjadi akibat adanya tiga unsur

pada segitiga api; yaitu adanya bahanbakar, panas dan

oksigen.

Bahan berupa gas, panas berupa percikan awal/geretan

dan oksigen/udara. Jika salah satu unsur dari segitiga api

tersebut kita hilangkan, maka api tidak akan terbentuk;

misalnya:

Penghilangan Bahan : (Jika tuas gas tidak kita

tekan ; maka bahan bakar tidak akan

keluar,sehingga korek api tidak akan menyala).

Page 4: API

Penghilangan Panas : (Jika geretan tidak ditekan

untuk menimbulkan gesekan/panas, maka suhu

tidak akan naik; sehingga korek api tidak akan

menyala)

Penghilangan Oksigen : (Jika celah bagian atas

korek api kita tutup maka udara tidak akan masuk,

sehingga korek api tidak akan menyala).

Contoh-contoh lain dapat kita temukan dalam

kehidupan sehari-hari. Penjelasan dari ketiga unsur segi tiga

api di atas akan diuraikan berikut ini.

1. Bahan Yang Mudah Terbakar

Umumnya semua bahan atau benda di bumi dapat

terbakar. Suatu benda atau bahan dapat secara mudah

atau sulit terbakar sangat tergantung atau sangat

dipengaruhi oleh faktorfaktoryang akan dijelaskan

berikut ini.

Titik nyala (flash poin)

Titik nyala (flash point) ialah temperatur terendah

dari suatu bahan untuk dapat diubah bentuk menjadi

uap, dan akan menyala bila tersentuh api (menyala

sekejap).Makin rendah titik nyala suatu bahan, maka

Page 5: API

bahan tersebut akan makin mudah terbakar ;

sebaliknya makin tinggi titik nyalanya, maka bahan

tersebut akan makin sulit terbakar. Bahan yang titik

nyalanya rendah digolongkan sebagai bahan yang

mudah terbakar.

Contohnya

Benda Padat : Kayu, kertas, karet, plastik,

tekstil,

Benda Cair : Bensin, spiritus, solar, oli, dll

Benda Gas : Asetilin, Butan, LNG, dll

Titik bakar (fire point)

Titik bakar (fire point) ialah temperatur terendah

dimana suatu zat atau bahan cukup mengeluarkan

uap dan terbakar (menyala terus-menerus) bila diberi

sumber panas. Suatu bahan akan terbakar apabila

telah mencapai titik bakar (fire point). Titik nyala

antara suatu zat dengan zat lain berbeda-beda.

Contohnya:

Bensin = 500C

Kerosin = 400C - 700C

Parafin = 300C

Suhu penyalaan sendiri (auto ignition temperature)

Suhu penyalaan sendiri (auto ignition temperature)

Page 6: API

yaitu temperatur dimana suatu zat dapat menyala

dengan sendirinya tanpa adanya sumber panas dari

luar.

Contohnya:

Kerosin = 228,90C

Bensin = 257,20C

Parafin = 3160C

Asetelin = 3350C

Butan = 4050C

Propan = 457,80C

Batas Daerah Bisa Terbakar (flammable range)

Batas daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi

campuran antara uap bahan bakar dengan udara yang dapat

terbakar bila diberi sumber panas. Batas daerah bisa terbakar

dibatasi oleh:

Batas bisa terbakar atas (Upper flammable limit)

Batas bisa terbakar bawah (Lower flammable limit)

Batas daerah bisa terbakar dapat dilihat pada gambar

di berikut ini:

Page 7: API

 b. SumberPanas

Panas adalah salah satu penyebab timbulnya kebakaran.

Dengan adanya panas maka suatu bahan akan mengalami

perubahan temperatur, sehingga akhirnya mencapai titik

nyala. Bahan yang telah mencapai titik nyala akan mudah

sekali terbakar.

Sumber-sumber panas antara lain :

Sinar matahari

Listrik

Energi mekanik

Reaksi kimia

Kompresi udara

Api terbuka

Gesekan

Petir

Nuklir

Page 8: API

Pemampatan/Kompresi

Panas yang berasal dari sumber-sumber panas di atas,

dapat berpindah melalui empat cara, antara lain :

Radiasi : perpindahan panas dengan cara

memancar / pancaran.

Konduksi : perpindahan panas melalui benda

(perantara).

Konveksi : perpindahan panas melalui udara.

Loncatan bunga api : perpindahan panas akibat

reaksi energi panas dengan udara (oksigen).

c. Oksigen(O2)

Oksigen (O2) terdapat di udara bebas. Dalam

keadaan normal, prosentase oksigen diudara bebas

adalah 21%. Karena oksigen adalah suatu gas

pembakar, maka keberadaan oksigen akan sangat

menentukan keaktifan pembakaran.

Suatu tempat dinyatakan masih mempunyai

keaktifan pembakaran,  bila kadar oksigennya lebih dari

15 %. Sedangkan pembakaran tidak akan terjadi bila

kadar oksigen di udara kurang dari 12 %. Oleh karena

itu salah satu teknik pemadaman api yaitu dengan cara

menurunkan kadar oksigen di sekitar daerah

pembakaran menjadi kurang dari 12 % .

Page 9: API

Sedangkan api itu sendiri di bedakan menjadi 4

golongan atau kelas menurut cara terjadinya, yaitu:

1. Api kelas A (Ash), yaitu api yang terbentuk dari

material yang terbakar dalam bentuk padat,

misalnya kayu, kertas, plastik, dan sejenisnya.

2. Api kelas B ( Boil ), yaitu api yang terbentuk dari

material yang berbahan bakar cair atau gas

misalnya minyak, sola, bensin, dan sejenisnya.

3. Api kelas C (Curent), yaitu api yang terjadi karena

proses arus listrik.

4. Api kelas D (Metal), yaitu api yang terjadi dari

kebakaran material logam

Bahan apa saja sebagai pemadam api? Berikut ini

beberapa alternati untuk memadamkan api tergantung

dari kelas api tersebut:

1. Air bisa di semprotkan atau di siramkan tujuannya

untuk menurunkan suhu dan menyerap panas

2. Busa (Foam) bahan ni cocok untuk kelas api B, yaitu

bertujuan untuk mencegah masuknya okigen atau

udara masuk sehingga permukaan benda yang

terbakar akan terselimuti oleh busa tersebut.

3. Bahan pemadam berupa gas CO2 yaitu bahan

pemadam api cocok untuk kelas api C. Karena

Page 10: API

dengan di semprotkan gas CO2 ke material yang

terbakar tersebut akan mengusir dan mengurangi

konsentrasi gas O2

4. Bahan pemadam Tepung (powder) atau kimia kering

cocok untuk semua jenis kebakaran.

5. Bahan dry chemical  yaitu sebagai bahan pemadam

kebakaran yang berfungsi ganda (multi purpose

extinguisher)

B. Warna Api

Nyala api bisa memiliki warna-warna yang berbeda :

kuning, merah; kuning, merah dan biru; dan biru.

Zat-zat yang terbakar bisa berbentuk zat padat

(misalnya kayu, atau arang), zat cair (minyak, bensin, atau

alkohol) atau gas (butana atau metana). Sebuah nyala api

bersinar terang karena gas-gas di dalam nyala api itu panas.

Batu bara yang terbakar memberikan nyala api berwarna

Page 11: API

kuning dan biru, sementara gas alam mengeluarkan nyala

berwarna biru muda atau biru tua.

Nyala api berwarna kuning adalah nyala api yang tidak

terlalu panas, nyala api mengandung produk-produk yang

tidak terbakar, yang keluar sebagai asap. Semakin biru

sebuah nyala, maka semakin panas api. Beberapa zat kimia

terbakar dengan warna-warna yang khas, misalnya lithium

mengeluarkan nyala api berwana merah dan sodium

memberikan nyala api berwarna jingga-kuning. Kembang api

menggunakan senyawa-senyawa kimia yang menghasilkan

percikan warna.

C. Proses Reaksi Radikal Bebas

Bahan bakar setelah dipanaskan akan  mengalami perubahan

:

Secara fisik menjadi gas.

Secara kimiawi akan menghasilkan atom-atom yang

berdiri bebas(radikal).

Contoh : Ethane (C2H6)====Bentuk bangun   H – C – C –

H

Setelah dipanaskan, salah satu atom H akan

terlepas/berdiri bebas. Atom H yang berdiri bebas inilah

disebut H radikal (H*).

Atom H bersifat sangat reaktif atau mudah berkombinasi

Page 12: API

dengan oksigen menjadi HOO*. Dan seterusnya akan

menghasilkan HO* dan O*. Jadi nyala api adalah

persenyawaan antara radikal-radikal tersebut.

D. Besaran-Besaran Angka

1. Flamable Range

Adalah besaran angka yang menyatakan batas minimal

(LEL) daan batas maksimal (UEL) jumlah perbandingan

volume uap bahan bakar di udara, dimana merupakan

konsentrasi yang rapat untuk dapat berlangsungnya nyala

api/pembakaran.

Keterangan :

Lower Explosive Range (LEL) :adalah batas minimal

konsentrasi uap bahan bakar di udara dimana bila

ada sumber api akan terbakar.

Upper Explosive Limit (UEL) :adalah batas

konsentrasi maksimal uap bahan bakar di udara

dimana bila ada sumber api akan terbakar.

Explosive Range : adalah konsentrasi LEL dan UEL.

Pada konsentrasi ini apabila ada sumber nyala akan

dapat terbakar atau meledak. Bila konsentrasi uap

batas explosive range (kurang atau lebih) sekalipun

ada sumber nyala tidak akan terbakar.

Page 13: API

Jadi pada konsentrasi uap minyak mentah 1 – 10 %,

dilarang mengadakan kegiatan menggunakan api,

karena akan terjadi kebakaran.

Alat untuk mengukur kadar gas/uap mudah terbakar

adalah Combustible Gas Indicator/Explosimeter.

2. Titik Nyala (Flash Point)

Adalah suhu terendah yang diperlukan untuk

mengubah/menghasilkan sejumlah uap siap untuk

terbakar bila ada sumber nyala. Besaran angka ini dapat

digunakan sebagai indikator tingkat resiko bahaya

kebakarannya.

Menurut Peraturan Khusus EE : Bahwa setiap bahan cair

yang mempunyai angka titik nyala/flash point kurang

dari 55oC adalah termasuk bahan mudah terbakar.

3. Menurut NFPA diklasifikasikan sbb :

Klas 1 = Kurang dari 100oF (resiko tinggi)

Klas 2 = 100 – 140oF (resiko sedang)

Klas 3 = Lebih dari 140oF  (resiko rendah)

4. Autoignition Temperature

Adalah temperatur terendah dimana bahan akan

terbakar dengan sendirinya tanpa diberi sumber nyala.

Contoh:

Page 14: API

Setrika panas dapat membakar kain yang

diseterika.

Instalasi pipa panas kontak langsung dengan

bahan-bahan yang mudah terbakar.

5. BeratUap

Berat uap bahan bakar juga merupakan indikator yang

perlu diperhatikan. Uap yang lebih ringan terhadap

udara akan cenderung ke atas dan lebih berat dari

udara akan ke bawah.

Dengan mengetahui berat uap bahan bakar, maka

dapat ditentukan dimana exhaust fan harus

ditempatkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmubayoe.blogspot.com/2013/03/teori-dasar-terjadinya-

api.html

http://jhonthit.blogspot.com/2013/06/cara-terjadinya-api.html

http://merulalia.wordpress.com/2010/07/14/proses-terjadinya-

api/

Page 15: API

http://pibangus3n.blogspot.com/2012/04/syarat-syarat-

terjadinya-

http://rerafaayatullah.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-

pengaruh-api.html

http://sukasains.com/tulisanku/sains-sehari-hari-apakah-api-itu/