API 1

13
ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial klien : Ny. Y Status interaksi perawat-klien : Fase kerja Lingkungan : Perawat dan ibu duduk dalam satu ruangan rawat kelas tiga di ruang Parikesit, duduk berhadapan, disamping ibu ada seorang anak I sedang terbaring dengan kondisi sangat lemah. Disekitar ibu terdapat beberapa orang tua yang juga sedang menunggu perkembangan kesehatan anaknya yang mengalami gangguan kesehatan fisik. Deskripsi klien : Ekspresi klien tampak tegang, mata tampak merah dan terlihat kekawatiran ibu dengan kondisi kesehatan anaknya. Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien dapat mengatasi kecemasan berkaitan dengan kesehatan anaknya Nama Mahasiswa : Heni Dwi Windarwati Tanggal : Jumat, 6 Februari 2009 Jam : 11.20 Tempat : Ruang parikesit Rumah Sakit Marzoeki Mahdi KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN RASIONAL P : Selamat siang P : duduk berhadapan, mengulurkan tangan, tersenyum, badan agak membungkuk ke depan, tubuh sikap terbuka K : Melihat kearah perawat, mengulurkan tangan, ekspresi tampak gelisah, namun masih Perawat memulai percakapan dengan sikap terbuka Klien tampak bersedia berinteraksi dan membutuhkan bantuan dari perawat Klien telah bersedia melakukan interaksi pertemuan ke pertama hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terbina hubungan saling percaya. Sesuai dengan teori bahwa keberhasilan membina hubungan saling percaya sangat dipengaruhi oleh komunikasi verbal dan API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 1

Transcript of API 1

Page 1: API 1

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Ny. YStatus interaksi perawat-klien : Fase kerjaLingkungan : Perawat dan ibu duduk dalam satu ruangan rawat kelas tiga di ruang Parikesit, duduk berhadapan,

disamping ibu ada seorang anak I sedang terbaring dengan kondisi sangat lemah. Disekitar ibu terdapat beberapa orang tua yang juga sedang menunggu perkembangan kesehatan anaknya yang mengalami gangguan kesehatan fisik.

Deskripsi klien : Ekspresi klien tampak tegang, mata tampak merah dan terlihat kekawatiran ibu dengan kondisi kesehatan anaknya.

Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien dapat mengatasi kecemasan berkaitan dengan kesehatan anaknyaNama Mahasiswa : Heni Dwi WindarwatiTanggal : Jumat, 6 Februari 2009Jam : 11.20Tempat : Ruang parikesit Rumah Sakit Marzoeki Mahdi

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

P : Selamat siang P : duduk berhadapan, mengulurkan tangan, tersenyum, badan agak membungkuk ke depan, tubuh sikap terbuka

K : Melihat kearah perawat, mengulurkan tangan, ekspresi tampak gelisah, namun masih mencoba untuk tersenyum

Perawat memulai percakapan dengan sikap terbuka

Klien tampak bersedia berinteraksi dan membutuhkan bantuan dari perawat

Klien telah bersedia melakukan interaksi pertemuan ke pertama hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terbina hubungan saling percaya. Sesuai dengan teori bahwa keberhasilan membina hubungan saling percaya sangat dipengaruhi oleh komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh perawat

K : Siang, Bu K : klien mengubah posisi kakinya, memandang perawat, menjawab dengan

Klien berespon positif dengan salam yang disampaikan oleh perawat

Perawat mempertahankan sikap terbuka, badan condong ke depan, memandang

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 1

Page 2: API 1

ramah, tampak senang dengan kedatangan perawat,

P : mempertahankan sikap terbuka, badan condong

Perawat tetap menjaga posisi tubuh dengan terapeutik

dan mendengarkan dengan penuh perhatian ketika berinteraksi dengan klien. Sesuai dengan teori hal ini

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

ke depan, memandang dan mendengarkan dengan penuh perhatian

merupakan sikap-sikap yang harus dilakukan dalam melakukan hubungan terapeutik sehingga klien dapat berespoin positif terhadap interaksi yang dilakukan.

P : Bagaimana perasaannya hari ini?

P : Suara jelas, tetap tersenyum, mempertahankan sikap terbuka, memandang klien dengan bersahabat

K : Memandang perawat, wajah tampak lebih relek namun tampak tanda-tanda kecemasan

Perawat mencoba membuka diri dan mencoba menggali data baru yang mungkin sangat diperlukan oleh klien Klien tampak

membutuhkan bantuan dari tenaga profesional dalam mengatasi kecemasan terhadap kesehatan anaknya

Perawat menunjukkan hubungan yang terbuka dengan klien. Hal ini sesuai dengan teori komunikasi yaitu teknik komunikasi terapeutik dimana bahwa untuk mendapatkan data diperlukan pertanyaan dan sikap terbuka dari perawat dalam memahami kebutuhan klien saat ini

K : Baik, tapi saya takut dengan kondisi S apalagi perutnya semakin membesar

K : Ekspresi wajah sedih, mata berkaca-kaca namun masih mencoba untuk tersenyum, badan agak bergeser membenarkan posisi duduk, menjawab dengan nada suara

Kecemasan yang dirasakan klien masih menunjukkan tanda-tanda kecemasan ringan-sedang

Perawat menggunakan teknik komunikasi terbuka. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikap terapeutik yaitu keterbukaan, jujur, keiklasan dan penggunaan teknik terapeutik akan

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 2

Page 3: API 1

agak rendahP : menganggukkan

kepala, mendengarkan klien dan badan tetap condong ke depan

Perawat mempertahankan sikap terbuka menerima klien apa adanya dan menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan klien

mempengaruhi keberhasilan interaksiTanda-tanda kecemasan dapat dilihat dari tanda fisiologis, kognitif, dan emosi/ perilaku. Pada kasus ini tanda-tanda yang digunakan adalah tanda-tanda kognitif dan emosi/ perilaku

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

P : Bagaimana kalau 15 menit ke depan sambil menunggu S disini kita bicarakan tentang ketakutan ibu tujuannya supaya ibu nanti dapat mengurangi rasa takut dengan beberapa cara yang akan saya ajarkan?

P : Badan condong ke depan, ekspresi wajah tenang, sikap terbuka

K : Mendengarkan perawat, menggeser badannya untuk berganti posisi, kepala manggut-manggut dan mencoba tersenyum

S

Perawat mencoba memfookuskan pembicaraan pada satu topik sesuai dengan kebutuhan klien

Klien menunjukkan kebutuhannnya terhadap rasa takut yang dirasakan

Fokusing merupakan salah satu teknik komunikasi terapeutik. Sesuai degan konsep komunikasi terapeutik bahawa fokusing sangat diperlukan dalam rangka memfokuskan topik yang akan dibahas dalam suatu pembicaraan

K : Iya ibu K : Menganggukkan kepala, tersenyum dan memandang perawat seolah-olah memerlukan bantuan

P : Tersenyum, tetap memandang klien, mencondongkan kepala

Perawat senang karena telah terjadi kesepakatan topik untuk dibahas sesuai dengan kebutuhan klien saat ini

Klien menyetujui topik yang ditentukan perawat untuk dibahas.

Adanya kesepakatan topik antara perawat dan klien menunjukkan ketepatan perawat dalam menganalisa kebutuhan klien saat ini

P : coba ibu ceritakan P : Menjelaskan dengan Perawat mengajak klien Perawat memfokuskan

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 3

Page 4: API 1

tentang ketakutan ibu dan apa penyebab ketakutan itu muncul!

kata-kata yang jelas, menekankan pada topik bahasan

K : Menganggukkan kepala, mendengarkan penjelasan dari perawat

untuk mengenal rasa cemas yang dirasakan.

Klien tampak memperhatikan fokus bahasan dalam interaksi

topik bahasan interaksi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa interaksi yang efektif harus memenuhi teknik komunikasi, salah satunya adalah focusing

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

K : Saya takut dengan kondisi S Tadinya dia mencret-mencret dan muntah eh sekarang malah perutnya bengkak makanya saya bawa kesini.

K : Ekpresi wajah tampak sedih, air mata berlinang, sambil mengusap I yang terbaring di tempat tidur

P : Mendengarkan dengan seksama, tersenyum, menganggukkan kepala

Perawat mencoba menggali faktor presipitasi kecemasan yang dialami oleh klien dengan teknik komunikasi terbuka

Klien menyebutkan faktor presipitasi kecemasan yang dialami

Dalam menggali faktor presipitasi perawat dapat menggunakan pertanyaan terbuka. Menurut konsep bahwa pertanyaan terbuka akan menghasilkan data kualitatif tentang faktor pencetus terjadinya cemas

P : Selain kondisi S apalagi yang menyebabkan ibu takut?

P : Menjelaskan dengan kata-kata yang jelas, menekankan pada topik bahasan

K : Menganggukkan kepala, mendengarkan penjelasan dari perawat

Perawat mengajak klien untuk mengenal rasa cemas yang dirasakan.

Klien tampak memperhatikan fokus bahasan dalam interaksi

Perawat menggali faktor presipitasi yang dialami oleh klien. Menurut konsep bahwa pertanyaan terbuka akan menghasilkan data kualitatif tentang faktor pencetus terjadinya cemas

K : Saya kawatir dengan K : Memandang perawat, Klien menyebutkan faktor Dalam hubungan antara

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 4

Page 5: API 1

biaya karena suami saya hanya sebagai kuli sedangkan saya tidak bekerja. Kalau terlalu lama dirumah sakit saya takut tidak bisa membayar

air mata berlinang, bercerita sambil mengusap air mata dan mencoba tersenyum

P : Menganggukkan kepala, mendengarkan klien, tetap mempertahankan sikap terbuka

Perawat bersikap empati terhadap perasaan klien

presipitasi kecemasan yang dialami

perawat dan klien, perawat berkewajiban menempatkan diri dengan sikap empati. Sikap empati akan memberikan kenyamanan pada klien dalam berinteraksi dengan perawat.

P : Lalu apa saja yang sudah ibu lakukan dengan kondisi-kondisi tadi?

P : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah bersahabat

K : Mendengarkan, mencoba mengingat-ingat kembali

Perawat menggali mekanisme koping yang sudah dilakukan untuk melihat apakah koping klien adaptif atau maladaptif.

Perhatian klien dalam berinteraksi dengan perawat masih terkontrol

Sebelum melatih satu cara perawat perlu menggali mekanisme koping yang sudah dilakukan oleh klien.

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

K : Ya sekarang suami saya sudah suruh bekerja lagi, biar saya yang menjaga S. Saya sedih melihat S. Paling-paling saya istigfar supaya nggak nangis terus

K : memandang perawat, tampak lebih tenang, selalu mencoba tersenyum

P : Mendengarkan klien dengan seksama, sambil menganggukkan kepala, tersenyum

Mempertahankan sikap empati

Mekanisme koping yang digunakan oleh klien masih berada pada rentang adaptif

Pada kondisi cemas ringan sampai sedang, mekanisme koping yang digunakan oleh klien masih berada pada rentang adaptif. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu ciri cemas ringan-sedang adalah penyelesaian masalah masih efektif dan terjadi peningkatan kemampuan belajar.

P : Bagus, sekali, Apa yang sudah ibu

P : Mengacungkan jempol, tersenyum,

Perawat memberikan reinforcement terhadap

Perawat memberikan reinforcement terhadap

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 5

Page 6: API 1

lakukan sangat bagus. Nah bagaimana kalau sekarang saya ajarkan cara lain untuk mengatasi kecemasan

memandang klien dengan senang

K : Tersenyum, menunduk sebentar, kemudian memandang perawat

keberhasilan klien

Klien tampak senang dengan mendapak reinforment dari perawat

keberhasilan klien. Hal ini sesuai dengan teori bahwa setiap keberhasilan klien meskipun hanya sedikit harus diberikan umpan balik agar klien termotivasi untuk melaksanakan latihan-latihan berikutnya.

K : Wah dengan senang hati, saya merasa tidak sendiri lagi lho apalagi bu Heni mau mengajak saya ngobrol

K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala

P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, tetap bersikap terbuka

Perawat senang dengan keberhasilan klien

Klien tampak bersemangat untuk mencoba cara baru

Klien mencoba berubah dengan mencoba cara baru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa syarat utama berubah adalah klien mempunyai kemauan untuk melakukan perubahan

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

P: Cara yang pertama untuk mengurangi ketakutan ibu adalah dengan berbicara dengan orang lain ya contohnya saat ini ibu bicara dengan saya. Ibu bisa melakukannya dengan ibu-ibu lain

P : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien

K : Tersenyum, mengangguk-

Perawat mencoba menjadi role model bagi klien

Klien termotivasi untuk belajar

Untuk melatih kemampuan klien dimulai dengan memberikan pengetahuan secara kognitif. Kemempuan kognitif akan menjadi dasar dalam melakukan kemampuan psicomotor.

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 6

Page 7: API 1

yang ada disini. Dengan Berbagi ibu akan merasa tidak sendiri lagi dan tentu saja ini akan mengurangi ketakutan ibu

anggukkan kepala

K : Iya betul bu saya merasa dengan ngobrol dengan ibu aja menjadi lebih plong

K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala

P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas keberhasilan klien dalam memahami cara pertama yang diajarkan

Klien memahami manfaat cara satu yang telah diajarkan

Pada cemas ringan-sedang, terjadi peningkatan kemampuan relajar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada cemas ringan-sedang klien maíz mengalami kesadaran terhadap stimulus internal dan eksternal sehingga proses belajar masih dapat berjalan dengan baik

P: Cara kedua adalah dengan tarik napas dalam yaitu dihirup dari hidung pelan-pelan dan dikeluarkan lewat mulut caranya begini (diperagakan), nah coba sekarang ibu coba

P : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien

K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala

Perawat mencoba menjadi role model bagi klien

Klien termotivasi untuk belajar

Untuk melatih kemampuan klien dimulai dengan memberikan pengetahuan secara kognitif. Kemempuan kognitif akan menjadi dasar dalam melakukan kemampuan psicomotor.

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

K : (diperagakan…. Klien menarik napas lewat hidung dengan perlan dan mengeluarkan

K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala

Klien memperagakan cara napas dalam dengan benar

Pada cemas ringan-sedang, terjadi peningkatan kemampuan belajar. Hal ini sesuai

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 7

Page 8: API 1

melalui mulut) P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas keberhasilan klien dalam memahami cara kedua yang diajarkan

dengan teori bahwa pada cemas ringan-sedang klien masih mengalami kesadaran terhadap stimulus internal dan eksternal sehingga proses belajar masih dapat berjalan dengan baik

P : Baiklah kalau begitu coba cara mengurangi cemas yaitu ngobrol dan tarik napas dalam kita masukkan kejadwal paling tidak sekali dalam sehari. Bagaimana ibu mau melakukannya kapan?

P : Sikap badan terbuka, badan condong kedepan, memandang klien, berbicara dengan nada suara yang lembut, kata-kata jelas, berbicara tidak terlalu cepat, mengulurkan tangan

K : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah tenang

Perawat mengakhiri pertemuan dengan tetap bersikap terbuka dan menghargai keberhasilan klien

Klien tampak memahami dan menyetujui kontrak yang dibuat oleh perawat bersama klien

Klien tampak senang dengan interaksi yng telah dilakukan dengan perawat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa klien telah mampu melakukan baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor

K : Ya kalau S sedang istirahat saja ya akan saya coba melakukannya

K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala

P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas kemampuan klien

Klien mampu menentukan proses belajar yang akan dilakukan

Menurut teori belajar salah satu faktor utama dalam belajat adalah kemauan klien untuk melakukan perubahan

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

P : Nah coba setelah kita ngobrol tadi berapa

P : Sikap badan terbuka, badan condong

Perawat mengevaluasi kemampuan klien setelah

Evaluasi merupakan suatu cara untuk

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 8

Page 9: API 1

cara yang sudah ibu pelajari untuk mengatasi cemas dan apa manfaatnya buat ibu

kedepan, memandang klien, berbicara dengan nada suara yang lembut, kata-kata jelas, berbicara tidak terlalu cepat, mengulurkan tangan

K : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah tenang

diajarkan dua cara mengatasi cemas

Klien tampak memahami apa yang disampaikan oleh perawat

mengatasi ketercapaian tujuan interaksi yeng telah dilakukan

K : Ada dua cara yaitu ngobrol dengan orang lain dan napas dalam. Saya merasa lebih lega dengan diajarkan cara ini. Baru kali ini ada perawat yang ngajak bicara

K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala

P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas kemampuan klien

Klien mampu mengikuti proses belajar sampai dengan selesai

Tujuan belajar dapat tercapai ketika tidak terjadi kesenjangan antara tujuan dan hasil belajar.

P : Baiklah rasanya sudah 15 menit kita ngobrol dan I sekarang sudah bangun. Coba ibu latih kembali apa yang telah kita pelajari tadi. Ibu bisa memanggil perawat ruangan jika ibu masih ada yang perlu ditanyakan, besok saya kita bertemu lagi tapi sore sekitar jam 15.00. Selamat istirahat dan Wassalamu alaikum

P : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien

K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala

Perawat mengakhiri interaksi dengan terminasi

Kebutuhan klien tampak telah terpenuhi dengan proses belajar yang dilakukan bersama perawat

Menurut konsep interaksi terapeutik maka akhir interaksi diakhiri dengan terminasi

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 9

Page 10: API 1

ibu

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT

ANALISA BERPUSATPADA KLIEN

RASIONAL

K : Iya, Waalaikum salam K : Tersenyum, membalas uluran tangan

P : tersenyum, ekspresi wajah senang

Perawat senang dengan interaksi yang dilakukan dengan klien

Klien menyetujui hasil pertemuan

Klien sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terjadi trust. Hal ini sesuai dengan teori bahwa aspek utama untuk mempertahankan hubungan adalah adanya hubungan saling percaya

Rekomendasi: Beberapa teknik komunikasi telah digunakan diantaranya empati, fokusing, sikap terbuka dan role modeling. Teknik ini tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan klien terutama klien dengan masalah ansietas.

API 1/ Residensi 3/ Parikesit/ Heni/ FIK UI/2009 10