APEC

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jika dahulu, pada abad-abad pertengahan Negara- negara eropa menjadi sorotan utama dalam perkembangan peradaban dunia dan menjadi bahan kajian oleh para pemerhati perkembangan dunia (yang diawali dengan revolusi Industri di inggris), tetapi kini kawasan asia menjadi topik yang menarik untuk di bicarakan, untuk kali ini maka makalah ini akan menyamapaikan tentang betapa pentingnya Negara-negara di asia pasifik. Mengutip kata-kata dari seorang penulis yang berkata “Wilayah Asia-Pasifik merupakan salah satu wilayah penting bagi dunia pasca perang Dingin. Ini adalah daerah di mana perubahan ekonomi, sosial dan politik besar sedang berlangsung, dan keamanan menjadi perhatian utama” 1 . Menyadari bahwa Asia-pasific bukan lagi suatu 1 Asia-Pacific strategic relations, oleh : William T. Tow. “The asia-pacific region is one of vital importance for the post- 1

description

world governance.. APEC.

Transcript of APEC

Page 1: APEC

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jika dahulu, pada abad-abad pertengahan Negara-negara eropa menjadi

sorotan utama dalam perkembangan peradaban dunia dan menjadi bahan kajian oleh

para pemerhati perkembangan dunia (yang diawali dengan revolusi Industri di

inggris), tetapi kini kawasan asia menjadi topik yang menarik untuk di bicarakan,

untuk kali ini maka makalah ini akan menyamapaikan tentang betapa pentingnya

Negara-negara di asia pasifik.

Mengutip kata-kata dari seorang penulis yang berkata “Wilayah Asia-Pasifik

merupakan salah satu wilayah penting bagi dunia pasca perang Dingin. Ini adalah

daerah di mana perubahan ekonomi, sosial dan politik besar sedang berlangsung, dan

keamanan menjadi perhatian utama”1. Menyadari bahwa Asia-pasific bukan lagi

suatu regional yang biasa, tetapi telah menjadi perhatian sejak perang dingin dengan

itu perlu diketahui dimana tingkat kerjasama Negara-negara asia pasifik dalam

menjaga eksistensinya di mata internasional.

Berdiri tahun 1989, misi APEC adalah menciptakan kawasan perdagangan

bebas dan membebaskan aliran investasi dari berbagai hambatan. Itulah tujuan utama

dari APEC pada awalnya. Masalahnya, berbagai hambatan pada perdagangan dan 1 Asia-Pacific strategic relations, oleh : William T. Tow. “The asia-pacific region is one of vital importance for the post-Cold war world. It is an area in which major economic, social and political change is taking place, and one in which security is major of international concern”

1

Page 2: APEC

arus investasi global tidaklah begitu lancar sehingga memperlambat realisasi potensi

perekonomian. Itulah alasan mengapa sekelompok negara kemudian mengikrarkan

pendirian APEC, dengan Australia sebagai salah satu motornya.

1.2. Rumusan masalah.

Melihat latar belakang yang telah tercantum diatas, maka dirumuskanlah masalah

untuk mendukung penulisan makalah ini, rumusan masalah tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana sejarah terbentuknya dan apa itu APEC ?

2. Apa saja masalah-masalah yang menjadi kendala utama dalam APEC hingga saat

ini?

1.3. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi kriteria penugasan

dalam mata kuliah Persfektif Global. Dan tak lupa untuk mempelajari,

memahami dan menjelaskan tentang APEC dan permasalahan yang sedang

dihadapinya.

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, adapun metode yang penulis gunakan

adalah studi referensi atau pengumpulan data yang mengambil dari sumber buku

dan internet seperti yang telah ditentukan pada saat penugasan.

2

Page 3: APEC

1.5. Batasan Masalah

Berdasarkan apa yang telah disebutkan dalam perumusan masalah, tulisan ini

dibatasi pada :

a. Latar belakang dan Sejarah APEC

b. Permasalahan atau tantangan yang sedang dihadapi oleh APEC.

3

Page 4: APEC

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah dan Latar Belakang Terbentuknya APEC

APEC adalah Asia-Pacific Economic Coorperation atau Kerjasama Ekonomi

Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan

pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik2.

Koferensi negara-negara kawasan Asia Pasifik yang dilaksanakan atas prakarsa

Australia pada bulan November 1989 di Canberra merupakan forum antar pemerintah

yang kemudian dikenal dengan nama “Asia Pacific Economic Cooperation” atau

disingkat APEC. Latar belakang berdirinya APEC ditandai dengan kebutuhan

pembangunan ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan adanya

perubahan berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-

an.

Asia pasific Economic Cooperation-APEC merupakan forum yang terbentuk

dan perkembangannya dipengaruhi antara lain oleh kondisi politik dan ekonomi dunia

saat itu yang berubah secara cepat di Uni Soviet dan Eropa Timur, kekhawatiran

gagalnya perundingan Putaran Uruguay yang akan menimbulkan proteksionisme

dengan munculnya kelompok regional serta timbulnya kecenderungan saling

ketergantungan diantara negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Forum yang

dibentuk tahun 1989 di Canbera-Australia ini telah melaksanakan langkah besar

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Kerjasama_Ekonomi_Asia_Pasifik

4

Page 5: APEC

dalam menggalang kerjasama ekonomi sehingga menjadi suatu forum konsultasi,

dialog dan sebagai lembaga informal yang kerjasama ekonominya berpedoman

melalui pendekatan liberalisasi bersama berdasarkan sukarela, melakukan inisiatif

secara kolektif dan untuk mendukung keberhasilannya dilakukan konsultasi yang

intensif terus menerus diantara 21 ekonomi anggota.

Kerja sama APEC dibentuk dengan pemikiran bahwa dinamika

perkembangan Asia Pasifik menjadi semakin kompleks dan di antaranya diwarnai

oleh perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan

teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif, sehingga diperlukan konsultasi

dan kerja sama intra-regional. Anggota ekonomi APEC memiliki keragaman wilayah,

kekayaan alam serta tingkat pembangunan ekonomi, sehingga pada tahun-tahun

pertama, kegiatan APEC difokuskan secara luas pada pertukaran pandangan

(exchange of views) dan pelaksanaan proyek-proyek yang didasarkan pada inisiatif-

inisiatif dan kesepakatan para anggotanya. APEC dianggotai oleh 21 negara dari

seluruh dunia, kebanyakan anggota dari APEC adalah negara yang memiliki garis

pantai ke Samudra Pasifik, dan letak sekretariasnya berada di Singapore.

Sebagai salah satu forum kerja sama ekonomi utama di kawasan, APEC

bertujuan untuk mencapai Bogor Goals, yaitu terciptanya liberalisasi perdagangan

dan investasi di kawasan Asia Pasifik sebelum tahun 2010 untuk anggota Ekonomi

Maju dan sebelum tahun 2020 untuk anggota Ekonomi Berkembang. Dalam

5

Page 6: APEC

mencapai Bogor Goals, APEC melandaskan kerjasama yang dibangun pada tiga pilar,

yaitu :

1. liberalisasi perdagangan dan investasi,

2. fasilitasi bisnis, dan kerjasama ekonomi, dan

3. teknik (ECOTECH).

Pada awalnya terdapat 12 negara sebagai pendiri yaitu Australia, Brunei

Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru,

Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Sejak saat itu telah menjadi

wahana utama di kawasan Asia Pasifik dalam meningkatkan keterbukaan dan

praktek kerjasama ekonomi sehingga dapat menarik masukan beberapa negara yaitu

Republik Rakyat China, Hongkong-Cina dan Chinese-Taipe untuk bergabung pada

1991 yang kemudian disusul masuknya Meksiko dan Papua New Guinea tahun 1993

seerta Chili pada 1994. Sedangkan tiga ekonomi anggota terakhir yaitu Federasi

Rusia, Peru dan Vietnam bergabung dalam forum APEC tahun 1998.

Dalam perkembangannya APEC memiliki peran cukup strategis dengan

penduduk sekitar 2 milyar jjiwa atau lebih dari 40% populasi dunia dan mewakili

45% nilai perdagangan dunia (1996) – sebuah pasar potensial untuk perdagangan

barang, jasa dan sumber daya manusia. Realisasi pertumbuhan GDP APEC tahun

2000 sebesar 4.1% berarti relatif sedikit lebih rendah dari pertumbuhan GDP dunia

yang sebesar 4.7%, disamping itu APEC juga memiliki arti penting dalam rangka

6

Page 7: APEC

pembangunan nasional karena mewakili 69.1% pasar ekspor non-migas dan

merupakan 63.3% sumber impor non-migas Indonesia masing-masing tahun 2000.

Serangkaian upaya penguatan infrastruktur forum kerjasama APEC terus

diintensifkan kerjasamanya sehingga forum tersebut menjadi lebih kuat dan tangguh

di kawasan. Forum ini sangat diharapkan tetap menjadi pelopor dalam pelaksanaan

putaran uruguay untuk mencapai sistem perdagangan yang adil, terbuka dan

transparan untuk mempertahankan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi

regional dan global. Mengingat pentingnya peranan APEC dalam rangka

memberikan dukungan terhadap sistem perdagangan dimaksud dalam menunjang

pertumbuhan ekonomi regional dan global di kawasan, maka Para Pemimpin

Ekkonomi APEC telah mengesahkan sejumlah Deklarasi yang memuat kesepakatan-

kesepakatan yang signifikan terhadap perkembangannya antara lain mengenai VISI

APEC, Bogor Goals, Osaka Actions Agenda (OAA) – yang memberikan arahan atau

pedoman kerjasama APEC, dan taahun 1996 meluncurkan fase implementasi

daripada OAA dalam bentuk MAPA (Manila Action Plans For APEC)3. Sedangkan

tindakan konkrit lain yaitu berupa implementasi Rencana Aksi Kolektif (RAK)

maupun Rencan Individu  (RAI) oleh seluruh anggotanya sehingga penjabaran secara

keseluruhan terhadap langkah-langkah implementasi dalam melakukan liberalsme

ekonominya merupakan cermin yang kuat dalam mewujudkan kearah sistem

3 Manila Action Plans For APEC dibuat di Manila tahun 1996, merupakan Fase imlementasi OAA yang dibuat secara individu maupun kolektif.

7

Page 8: APEC

perdagangan dan investasi bebas dan terbuka tahun 2010/2020 untuk ekonomi maju

dan berkembang APEC.

Implementasi kerjasam ekonomi dan teknik yang terkait dengan bidang

perdagangan dan investasi, sesungguhnya baru berlangsung dalam 6 tahun terakhir

sejak disahkannya MAPA, namun demikian dengan waktu yang singkat APEC

berhasil mencatat berbagai kemajuan yang berarrti dalam rangka memperlancar arus

barang, jasa, investasi dan mobilitasi para pelaku usaha dikawasan yang dapat

dimanfaatkan oleh pemerintah, dunia usaha dan para pihak yang terkait untuk

mengetahhui perkembangan berbagai kesepakatan terakhir kerjasama ekonomi

khususnya dalam mengantisipasi perdaganan bebas APEC.

2.2. Permasalahan di Dalam Tubuh APEC

Sejak berdirinya APEC, badan kerjasama ekonomi ini telah menghadapi

berbagai macam tantangan. Di antara tantangan-tantangan tersebut adalah masalah

dominasi AS dalam APEC, pergeseran misi APEC dan perpecahan dalam APEC.

Dalam penjelasan berikut ini, penulis akan menguraikan setiap tantangan tersebut

secara rinci. 

a. Dominasi AS Di Dalam APEC

AS dengan kebijakan politik luar negerinya yang mengedepankan power

selalu berusaha menjadi controller dalam berbagai forum kerjasama internasional,

8

Page 9: APEC

termasuk dalam APEC. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2003 di Bangkok,

Thailand, pada tanggal 20 Oktober, 2003, isu nuklir Korea Utara, terorisme, dan

kegagalan pembahasan sistem perdagangan dunia mendominasi hari pertama. Fakta

ini membuktikan dominasi Amerika Serikat atas penyusunan topik yang dibahas di

APEC.

Bahkan sebelum pelaksanaan KTT tersebut, AS sudah mengambil langkah-

langkah awal untuk memantapkan dominasinya di APEC. Dalam tur Asia

sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) George Walker Bush telah

mencanangkan penekanan isu terorisme di forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik

(APEC). Sebelum tiba di Bangkok, Bush mendarat di Tokyo, kemudian di Filipina,

dengan tujuan menggalang dukungan Asia untuk membasmi terorisme. Misi Bush

yang lain adalah meraih dukungan soal rekonstruksi di Irak. Bush juga sudah

menekankan bahwa dalam pertemuan puncak APEC dia akan menekankan "dunia ini

masih berbahaya".

Tentu saja banyak pihak merasa keberatan dengan sikap AS dan agenda

politiknya dalam KTT APEC. Namun demikian, untuk mengurangi kritikan bahwa

APEC telah didominasi oleh AS melalui pemaksaan pembahasan isu-isu non

ekonomi, pihak AS mencoba memberikan argumentasi soal itu. Pada rangkaian

pertemuan menteri perdagangan dan menteri luar negeri APEC di Thailand pada

minggu pertama bulan Oktober 2003, AS lewat forum APEC memberikan sinyal

9

Page 10: APEC

bahwa buruknya keamanan akan bisa merusak perekonomian anggota APEC yang

merupakan tempat bagi 60 persen kegiatan perekonomian dunia. Pihak AS lebih

lanjut menegaskan bahwa keamanan dan ekonomi tidak terpisahkan.4[7]

Dominasi AS juga nampak sekali dalam usulan mereka untuk membahas

masalah nilai tukar Yuan (mata uang Cina). Dalam pertemuan bilateral selama masa

KTT APEC 2003, Bush dan Presiden Cina Hu Jintao setuju untuk menunjuk para ahli

membentuk panel. Tujuannya, menjajaki tentang bagaimana Beijing bisa membuat

nilai yuan dapat mendekati nilai pasar. Sampai saat pelaksanaan KTT tersebut Cina

masih mengontrol dan mematok nilai yuan. Usulan AS ini berawal dari keluhan para

pebisnis AS yang mengeluh bahwa yuan memiliki nilai yang terlalu rendah (vastly

undervalued). Kondisi ini membuat harga komoditas ekspor Cina menjadi murah dan

menyerbu pasaran AS. Hal itu telah pula menyebabkan tergerogotinya sejumlah

kesempatan kerja di AS. Faktor tersebut telah membuat AS berusaha keras untuk

menekan Cina supaya mengambil kebijakan dalam bidang keuangan yang tidak

merugikan kepentingan pelaku-pelaku bisnis AS.

b. Pergeseran Misi APEC

Dalam KTT-KTT APEC akhir-akhir ini, pembahasan APEC tidak lagi

terfokus pada masalah-masalah ekonomi, akan tetapi justru berkisar pada isu-isu non-

4

10

Page 11: APEC

ekonomi. Ini merupakan bukti nyata bahwa karena dominasi AS di APEC maka misi

APEC telah mengalami pergeseran.

Anggota-anggota APEC sendiri banyak yang telah menyadari pergeseran misi

APEC tersebut di atas. Menanggapi pergeseran misi ini, sejumlah anggota forum

APEC merasa keberatan karena persoalan keamanan telah mengurangi penekanan

APEC terhadap perekonomian dan isu perdagangan. Topik non-ekonomi juga

mengurangi fokus pembahasan pada penghidupan kembali sistem perdagangan

multilateral yang gagal pada pertemuan di Cancun, Meksiko, awal September 2003.

Mahathir Mohamad, yang pada tahun 2003 masih menjabat sebagai Perdana

Menteri Malaysia mengatakan, bahwa APEC dibentuk sebagai satu kelompok kerja

sama ekonomi. Itulah sebabnya Malaysia dan beberapa anggota APEC tidak setuju

pengabaian isu ekonomi dengan mengutamakan isu keamanan, militer, atau politik

yang bukan merupakan misi APEC. Untuk menjaga supaya APEC kembali pada misi

awalnya, beberapa pemimpin negara anggota APEC mencoba mendesakkan

pembahasan isu ekonomi dalam pertemuan-pertemuan APEC. Mereka menekankan

pentingnya menciptakan peraturan global perdagangan untuk menghasilkan

pertumbuhan yang berimbang. Mereka meminta agar agenda pembahasan

perdagangan didorong, termasuk oleh APEC.

11

Page 12: APEC

c. Perpecahan Dalam APEC

Perpecahan dalam tubuh APEC semakin kelihatan nyata. Pada KTT APEC

2003 saja terdapat dua hal penting yang mengindikasikan adanya perseteruan dan

perpecahan dalam tubuh APEC. Seperti biasanya, di sela pertemuan APEC 2003,

Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan-pernyataan diplomatic yang dapat

membahayakan kesatuan anggota-anggota APEC. Dalam KTT APEC 2003, lewat

Condoleezza Rice, yang waktu itu menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional

Bush, AS mengecam PM Malaysia. Kecaman ini dilontarkan AS sehubungan dengan

pernyataan Mahathir pada KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI) bahwa Yahudi

mengatur dunia secara tidak langsung. AS mengatakan, pernyataan Mahathir seperti

itu bukan hanya terjadi sekali, tetapi sudah beberapa kali dan AS tidak dapat

mentolerir pernyataan racist semacam itu. Tentu saja pernyataan AS ini menciptakan

suatu perseteruan diplomatic antara AS dan Malaysia. Bila hal ini dibiarkan saja,

besar kemungkinan bahwa keharmonisan antar anggota APEC dapat terganggu.

Bukan hanya menyerang Malaysia, AS juga menyerang junta militer di Myanmar

dalam KTT APEC 2003. AS mengecam keras penahanan pejuang demokrasi

Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan kegagalan Myanmar memperkenalkan demokrasi.

Kecaman ini sudah pasti membuat pihak Myanmar berang dan makin menjaga jarak

dengan AS.

12

Page 13: APEC

Ketika pertemuan para pemimpin APEC berlangsung di Santiago, para

pebisnis dan ekonom di Asia Pasifik mengkritik APEC sebagai suatu forum

kerjasama yang tidak mengalami kemajuan yang berarti terutama dalam enam tahun

terakhir. Bahkan dalam usianya yang sudah 19 tahun, APEC dinilai terancam pecah.

Niat APEC untuk mengurangi hambatan pada aliran perdagangan dan investasi tidak

memperlihatkan gerakan. Menurut ekonom terpandang AS, APEC sedang berubah ke

sistem perdagangan global yang terbagi tiga (tripolar global trading system). Hal itu

menjadi ancaman bagi kesatuan APEC dan bertentangan dengan semangat Organisasi

Perdagangan Dunia (WTO).

Potensi keterpecahan APEC itu diutarakan ekonom AS, Dr Fred C Bergsten.

Pada awal 1990-an, Bergsten merupakan bagian kelompok terkemuka (eminent

persons group/EPG), yang membidani perkembangan APEC. Dia mengatakan, APEC

kini tampaknya lebih tumpul. Liberalisasi Sukarela Sektoral Secara Dini (The Early

Voluntary Sectoral Liberalization)-diprakarsai oleh AS untuk membuat APEC segera

mengurangi hambatan perdagangan dan investasi di sektor tertentu-gagal terrealisasi

karena penolakan Jepang.

Rencana-rencana Aksi Individu (The Individual Action Plans/IAP), yang

diharapkan sebagai cetak biru bagi anggota untuk mempercepat liberalisasi

perdagangan, hanya berakhir tak lebih dari sekadar laporan nasional. APEC

13

Page 14: APEC

didasarkan pada asas sukarela atas inisiatif sendiri. Anggota APEC punya rencana

sendiri-sendiri (IAP) soal percepatan liberalisasi itu.

Namun, penurunan tarif global berjalan lambat-termasuk di APEC, yang

dipicu oleh kegagalan WTO-mempercepat liberalisasi perdagangan. Sejumlah

anggota APEC mulai menciptakan kesepakatan perjanjian perdagangan bilateral

sendiri atau dengan beberapa negara di kawasan.

Padahal, rencana APEC adalah untuk membentuk satu kawasan perdagangan

bebas tahun 2010 bagi anggotanya yang lebih maju dan tahun 2020 bagi anggota

yang masih berkembang. Selain ada sejumlah perjanjian perdagangan bebas yang

sudah terbentuk, sejumlah perjanjian baru dalam proses perundingan. Dan semua itu

bukan dalam semangat tema APEC Cile 2004 "One Community, Our Future".

Di Asia misalnya, 10 negara anggota ASEAN bersama Jepang, Korea Selatan,

dan India sedang mengarah pada pembentukan kelompok perdagangan tersendiri

mencakup 3 miliar penduduk.

Perundingan untuk formulasi Kawasan Perdagangan Bebas Amerika (Free

Trade Area of the Americans) juga sedang berlangsung. "Perjanjian seperti itu

berkembang pesat dan membentuk pengelompokan di APEC sendiri. Muncul

peraturan perdagangan yang saling tumpang tindih dan perjanjian perdagangan itu

berkualitas rendah," kata Fred C Bergsten.5[8]

5

14

Page 15: APEC

Ekonom dari Korea Selatan, Kim Kih-wan, juga mengingatkan bahwa

kesepakatan itu bersifat diskriminatif dan akan mengalihkan arus perdagangan di

APEC menjadi antarkelompok sendiri. Kim mengatakan, kesepakatan perdagangan di

APEC telah terpecah menjadi kelompok Asia dan Amerika, padahal Asia Pasifik

memiliki APEC.

15

Page 16: APEC

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Pada bagian penutup ini penulis ingin menyimpulkan bahwa APEC

merupakan suatu forum kerjasama di bidang ekonomi bagi negara-negara yang

berada di kawasan Asia Pasifik. Melihat pada tujuan awal terbentunya APEC adalah

untuk liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Kerjasama

ekonomi antara APEC dan negara-negara lain memang menguntungkan, bahkan

ternyata, selain bentuk kerjasama yang cakupannya luas.. Forum kerjasama ini

bersifat informal dan didasarkan pada prinsip kesetaraan dan sikap saling

menghormati serta memahami. Pada perkembangannya pada masa akhir-akhir ini,

sedikit banyak APEC telah mengalami pergeseran tujuan dan misinya, yaitu dari

kerjasama bidang ekonomi menjadi kerjasama bidang politik dan keamanan. 

Pergeseran fokus dan misi APEC ini terjadi karena kuatnya dominasi AS di

APEC, yang selalu memaksakan kepentingan politik dan ekonominya kepada negara-

negara anggota APEC lainnya. Dominasi AS tersebut telah menimbulkan dampak

lain yang cukup membahayakan masa depan APEC. Dampak lain yang dimaksud

adalah timbulnya perpecahan di antara negara-negara anggota APEC. Dengan kondisi

16

Page 17: APEC

APEC yang sekarang, rasanya keberlangsungan dan besarnya manfaat APEC bagi

negara-negara berkembang patut dipertanyakan. 

Akhir kata, APEC masih bisa relevan jika kita go back to basics, tetapi benar-

benar memprioritaskan kepada apa yang realistis dan dapat dilakukan dalam konteks

APEC, dan mengurangi perlakuan diskriminatif dari negara-negara anggotanya yang

secara ekonomi mapan kepada negara-negara anggotanya dari kelompok negara

berkembang. 

3.2. Saran

Untuk kemajuan dan perbaikan APEC, melalui bagian penutup makalah ini,

penulis ingin mengajukan beberapa saran diantarya:

1.      APEC bisa berperan dengan program kerja sama ekonomi dan

teknis yang konkret dan riil, untuk membantu negara-negara anggotanya

untuk implementasi perjanjian yang ada; membangun lembaga, kapasitas dan

SDM untuk menyikapi globalisasi; dan membantu pemerintah di masing-

masing negara untuk menyikapi kekhawatiran warganya mengenai dampak

negatif dari globalisasi secara bijak, dan tidak dengan menutup diri atau

meningkatkan proteksi dan mengunakan intervensi pemerintah.

2.      APEC perlu mengarisbawahi beberapa prioritas program kerja

ecotech, terutama kapasitas untuk implementasi WTO, kapasitas menyikapi

17

Page 18: APEC

membangun sektor finansial yang tangguh dan peningkatan perangkat

manusia dan prasarana untuk menyikapi sistem ekonomi baru yang didasari

pengetahuan atau teknologi informasi (the new knowledge based economy).

3.      Di samping prioritas, tentunya harus ada komitmen konkret dalam

bentuk dana maupun bantuan teknis dan teknologi yang aktual dari negara-

negara anggota yang lebih maju.  

18

Page 19: APEC

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Barry. 1998, Asia-Pacific In The New Worl Order. London: Routledge

Cipto, Bambang. 2007. Hubungan internasional di Asia Tenggara: teropong terhadap

dinamika, realitas, dan masa depan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hurrel, Andrew. 2007. Regionalism In World Politics.. New York: Oxford University

Press.

Http://www.apecsec.org.sg diakses pada tanggal 7 Juni 2013 pukul 20.00-22.00

WITA

Tow,T. William. 2004. Asia-Pacific strategic relations, Cambridge : Cambridge

University

Http://id.wikipedia.org/wiki/Kerjasama_Ekonomi_Asia_Pasifik diakses pada tanggal

7 Juni 2013 pukul 20.00-22.00 WITA

Http://www.pksi.depkeu.go.id/pub.asp?id=12 diakses pada tanggal 7 Juni 2013 pukul

20.00-22.00 WITA

19