Apakah Yang Merupakan Syarat Syarat Lahirnya Suatu Negara Itu (1)

8
1. Apakah yang merupakan syarat syarat lahirnya suatu Negara itu? Jelaskan dengan sebuah contoh yang riil ! 2. Bagaimana hubungan ilmu Negara dengan hokum tata Negara jika dilihat dari fungsi Negara tersebut dengan memberikan sebuah contoh 3. Dalam teori M. Nasrun ada kesamaannya dengan teori perjanjian masyarakat mengenai lahirnya sebuah Negara. Kenapa demikian? Jelaskan. Jawaban : 1. Ada 4 syarat terbentuknya lahirnya suatu Negara yaitu : Rakyat (unsur konstitutif) Rakyatlah yang memiliki kepentingan mewujudkan cita-cita dan harapan negara. Tidak mungkin negara tanpa rakyat, yang dimaksud adalah sekumpulan manusia yang disatukan oleh suatu wilayah tertentu serta tunduk pada kekuasaan Negara. Rakyat dibedakan menjadi 2, penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah sekumpulan orang yang telah memenuhi syarat administratif dari peraturan negara. Bukan penduduk adalah orang yang tidak memenuhi syarat tersebut. Penduduk juga dibedakan menjadi 2, warga negara dan bukan warga negara. Warga negara adalah orang yang memenuhi syarat negara, sementara bukan warga negara adalah orang yang tidak memenuhi syarat tersebut seperti turis dan lain lain. Tanpa

description

syarat lahirnya suatu negara

Transcript of Apakah Yang Merupakan Syarat Syarat Lahirnya Suatu Negara Itu (1)

1. Apakah yang merupakan syarat syarat lahirnya suatu Negara itu? Jelaskan dengan sebuah contoh yang riil !

2. Bagaimana hubungan ilmu Negara dengan hokum tata Negara jika dilihat dari fungsi Negara tersebut dengan memberikan sebuah contoh

3. Dalam teori M. Nasrun ada kesamaannya dengan teori perjanjian masyarakat mengenai lahirnya sebuah Negara. Kenapa demikian? Jelaskan.

Jawaban :

1. Ada 4 syarat terbentuknya lahirnya suatu Negara yaitu :

Rakyat (unsur konstitutif)

Rakyatlah yang memiliki kepentingan mewujudkan cita-cita dan harapan negara. Tidak mungkin negara tanpa rakyat, yang dimaksud adalah sekumpulan manusia yang disatukan oleh suatu wilayah tertentu serta tunduk pada kekuasaan Negara. Rakyat dibedakan menjadi 2, penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah sekumpulan orang yang telah memenuhi syarat administratif dari peraturan negara. Bukan penduduk adalah orang yang tidak memenuhi syarat tersebut. Penduduk juga dibedakan menjadi 2, warga negara dan bukan warga negara. Warga negara adalah orang yang memenuhi syarat negara, sementara bukan warga negara adalah orang yang tidak memenuhi syarat tersebut seperti turis dan lain lain. Tanpa adanya warga negara sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Wilayah (unsur konstitutif)

Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Darat memiliki garis batas/perbatasan dengan wilayah negara lain yang dijaga dengan ketat. Laut termasuk danau, sungai, selat dan teluk juga memiliki teritorial dan di luar itu disebut laut bebas. Udara berada di atas laut dan darat dan perbatasan udara juga memilii daerah teritorial yang diawasi dengan ketat. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.

Pemerintah yang Berdaulat (unsur konstitutif)

Pengertian pemerintah ada dua, arti luas dan arti sempit. Arti luas, adalah keseluruhan badan pengurus negara dan segala organisasi negara. Arti sempit, adalah suatu badan pimpinan yang terdiri atas seseorang atau beberapa orang. Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.

Pengakuan dari Negara Lain (unsur deklaratif)

negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada. Bersifat De Jure karena melibatkan hak dan kewajiban anggota masyarakat internasional.

Sebagai contohnya riil nya, Indonesia lahir secara de facto tanggal 17 Agustus saat proklamasi namun pada saat itu Indonesia belum diakui sebagai suatu Negara, walaupun sudah memiliki pemerintah yang berdaulat, rakyat dan wilayah, hal ini dikarenakan pada saat itu Indonesia belum mendapatkan pengakuan dari Negara lain. Barulah keesokan harinya yaitu tanggal 18 agustus 1945 indonesia mendapat pengakuan de jure tanggal saat disahkannya UUD 1945. Mulai dari saat itu Indonesia diakui sebagai sebuah Negara. Hal ini membuktikan bahwa ke empat syarat lahirnya sebuah Negara ini saling berhubungan dan bersifat mutlak, yang berarti harus di penuhi.

2. Hubungan ilmu Negara dan hokum tata Negara dilihat dari fungsi suatu Negara.

Secara umum tugas Negara ada 4, yaitu :

Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Fungsi Keadilan

Fungsi Pengaturan dan Ketertiban

Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Dilihat dari fungsi Negara tersebut, Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara memiliki hubungan yang erat. Adanya hubungan yang erat antara ilmu negara dengan hukum tata negara, karena secara akademis obyek kajian ilmiahnya sama yakni negara.

Dari uraian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara, dalam pengembangan keilmuan maka Ilmu Negara merupakan pengantar untuk mempelajari Hukum Tata Negara. Misalnya, untuk menentukan bentuk Pemerintahan Republik dari suatu negara, seperti; Republik Indonesia yang diatur dalam pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia 1945, maka harus diketahui ukuran ukuran pemerintahan republik yang secara teoritis dibahas dalam Ilmu Negara.

Dengan demikian, Ilmu Negara memberikan basis atau dasar dasar teoritis bagi Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara merupakan penerapan didalam kenyataan kenyataan konkrit dari bahan bahan teoritis dari hasil pengkajian Ilmu Negara. Ilmu Hukum Tata Negara mempunyai sifat praktis atau ilmu terapan (applied science) yang bahan bahannya diselidiki, dikumpulkan dan disediakan oleh Ilmu Negara yang dapat disebut ilmu murni (pure science).

3. Persamaan antara teori M. Nasrun dengan teori perjanjian masyarakat mengenai lahirnya sebuah Negara.

Teori kontrak sosial atau yang lebih dikenal dengan teori perjanjian masyarakat di kemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah :

Thomas Hobbes (1588-1679)

Thomas Hobbes, berpendapat bahwa kehidupan manusia sebelum adanya negara terdapat dalam keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera, akan tetapi sebaliknya keadaan alamiah merupakan keadaan yang kacau, tanpa hukum, tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan sosial antar individu di dalamnya. Kondisi ini sering disebut sebagai homo homini lupus (manusia satu menjadi serigala bagi manusia yang lain) dan juga sering disebut istilah omnium bellum contra omnes (semua melawan semua). Dari kondisi alamiah tersebut maka kemudian warga masyarakat berusaha membuat kesepakatan agar terjadi kondisi tertib sosial yang mampu mengatur kondisi kacau balau itu, dalam bentuk Pactum Subjectionis. Hal ini adalah bermakna kontrak dan perjanjian bersama individu-individu dalam masyarakat yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah badan yang disebut negara. Negara dalam hal ini bersifat absolut atau sering disebut Leviathan.

. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)

Menurut Rousseau keberadaan suatu negara bersandar pada perjanjian warga negara untuk mengikatkan diri dengan suatu pemerintah yang dilakukan melalui organisasi politik. Menurutnya, pemerintah tidak dimiliki dasar kontraktual, melainkan hanya organisasi politiklah yang dibentuk melalui kontrak. Pemerintah sebagai pimpinan organisasi negara dibentuk dan ditentukan oleh yang berdaulat dan merupakan wakil-wakil dari warga negara. Yang berdaulat adalah rakyat seluruhnya melalui kemauan umum-nya. Pemerintah tidak lebih dari sebuah komisi atau pekerja yang melaksanakan mandat bersama.

Melalui pandangannya ini, Rousseau dikenal sebagai peletak dasar bentuk negara yang kedaulatannya berada di tangan rakyat melalui perwakilan organisasi politik mereka. Dengan kata lain, ia juga sekaligus dikenal sebagai penggagas paham negara demokrasi yang bersumberkan pada kedaulatan rakyat, yakni rakyat yang berdaulat dan penguasa-penguasa negara hanyalah merupakan wakil-wakil rakyat pelaksana mandat bersama.

Dalam teori perjanjian Masyarakat versi JJ Rousseau ini perlu diperhatikan konsep-konsep lembaga politik atau organisasi politik, pengertian kedaulatan rakyat dan pengertian kehendak umum yang biasanya tercermin dalam pendapat umum (Public opinion).

Thomas Hobbes berpendapat bahwa negara yang dibuat berdasarkan perjanjian masyarakat ini harus berbentuk kerajaan (monarchie) dan Jean Jaques Rousseatu yang menghendaki organisasi negara itu berdasarkan kedaulatan rakyat. menurut teori perjanjian, negara terbentuk karena antara sekelompok manusia, yang tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk mengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kahidupan bersama. Teori perjanjian masyarakat (kontrak sosial) pun mendapat kritikan dan tantangan, sarjana-sarjana yang menolak teori ini antara lain: David Hume, Kranenburg, Utrecht, Laski.

Menurut M. Nasrun, Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu, yang harus memenuhi tiga syarat pokok: rakyat tertentu, daerah tertentu, pemerintahan yang berdaulat. Ia mengakui kebenaran kritik kranenburg terhadap teori perjanjian masyarakat ini, yaitu terlalu abstrak dan deduktif, dan bahwa teori itu lebih banyak menimbulkan kekacauan daripada kejernihan. Tetapi Nasrun mengakui pula adanya persamaan pendapatnya sendiri dengan teori: perjanjian masyarakat tadi. Yaitu bahwa asal mula negara itu adalah kemauan bersama dari orang-orang yang bersangkutan. Perbedaan pendapatnya dengan teori itu, ialah selain mengenai pangkal permulaan dan saatnya serta tempat lahirnya negara itu, juga bahwa Nasrun berpendapat asal mula negara itu tidaklah abstrak tetapi merupakan suatu kenyataan. Negara itu adalh hasil usaha manusia dalam menyusun dan menghadapi soal hidup dan pergaulan hidupnya. Dan sebagaimana tiap-tiap usaha manusia adalah berdasarkan kemauan manuia, dan kemauan inipun adalah konkrit pula dimana itu ada.