Apa Perbedaan Antara Ahlussunnah Waljamaah Dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah

24
Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ? Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki. Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?. Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah. Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui. Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya. Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh- tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara

Transcript of Apa Perbedaan Antara Ahlussunnah Waljamaah Dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah

Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ?Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furuiyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safii dengan Madzhab Maliki.Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?.Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya.Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafii.Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafii, hanya dalam masalah Furuiyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu juga dalam Ushuul.Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita (Ahlussunnah).Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan :Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah) adalah satu agama tersendiri.Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah).1. Ahlussunnah :Rukun Islam kita ada 5 (lima)a) Syahadatainb) As-Sholahc) As-Shoumd) Az-Zakahe) Al-Haj2. Syiah :Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:a) As-Sholahb) As-Shoumc) Az-Zakahd) Al-Haje) Al wilayah3. Ahlussunnah :Rukun Iman ada 6 (enam) :a) Iman kepada Allahb) Iman kepada Malaikat-malaikat Nyac) Iman kepada Kitab-kitab Nyad) Iman kepada Rasul Nyae) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamatf) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.4. Syiah :Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*a) At-Tauhidb) An Nubuwwahc) Al Imamahd) Al Adlue) Al Maad1. Ahlussunnah :Dua kalimat syahadat1. Syiah :Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.2. Ahlussunnah:Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.1. Syiah :Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.5. Ahlussunnah :Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :a) Abu Bakarb) Umarc) Utsmand) Ali Radhiallahu anhumSyiah :Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).6. Ahlussunnah :Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Mashum.Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Mashum, hanya dimiliki oleh para Nabi.Syiah :Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'hum, seperti para Nabi.7. Ahlussunnah :Dilarang mencaci-maki para sahabat.Syiah :Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.8. Ahlussunnah:Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Muminin.Syiah :Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.9. Ahlussunnah:Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :a) Bukharib) Muslimc) Abu Daudd) Turmudzie) Ibnu Majahf) An Nasai(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).Syiah :Kitab-kitab Syiah ada empat :a)Al Kaafib)Al Istibshorc)Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqihd)Att Tahdziib(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).10.Ahlussunnah :Al-Qur'an tetap orisinilSyiah :Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).11.Ahlussunnah :Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.Syiah :Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah.Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.12.Ahlussunnah :Aqidah RajAh tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Rajah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.Syiah :Rajah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.Keterangan :Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

13.Ahlussunnah :Mutah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.Syiah :Mutah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mutah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mutah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.14.Ahlussunnah :Khamer/ arak tidak suci.Syiah :Khamer/ arak suci.15.Ahlussunnah :Air yang telah dipakai istinja (cebok) dianggap tidak suci.Syiah :Air yang telah dipakai istinja (cebok) dianggap suci dan mensucikan.16.Ahlussunnah :Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.Syiah :Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.(jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).17.Ahlussunnah :Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.Syiah :Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).18.Ahlussunnah :Shalat jama diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syari.Syiah :Shalat jama diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.19.Ahlussunnah :Shalat Dhuha disunnahkan.Syiah :Shalat Dhuha tidak dibenarkan.(padahal semua Auliya dan salihin melakukan shalat Dhuha).Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah). Sengaja kami nukil sedikit saja, sebab apabila kami nukilseluruhnya, maka akan memenuhi halaman-halaman buku ini.Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap).Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Jafariyah) itu, disamping dalam Furuu (cabang-cabang agama) juga dalam Ushuul (pokok/ dasar agama).Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu).Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah.Akhirnya, setelah kami menyampaikan perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat, untuk selalu memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syiah. Begitu pula untuk selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan yang datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan Syiah didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita dapat teratasi.Selanjutnya kami mengharap dari aparat pemerintahan untuk lebih peka dalam menangani masalah Syiah di Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah mereka lakukan, baik di dalam negri maupun di luar negri, terulang di negara kita.Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syiah dan aqidahnya. Amin.JAKARTA (Arrahmah.com) Para Ulama Ahlus Sunnah di Bangkalan, Madura, Jawa Timur memanggil pengurus dan jemaah Syiah agar bentrokan yang berbuntut pembakaran pondok pesantren (Ponpes) di Sampang tidak terjadi di Bangkalan. Namun pertemuan tegang karena jemaah Syiah tidak terima dianggap melakukan penyimpangan terhadap ajaran agama Islam.Seperti dilansir okezone.com, awal ketegangan terjadi ketika ulama Sunni mengajukan keberatannya terhadap ajaran Syiah yang dianggap melakukan penyimpangan ajaran Agama Islam. Beberapa penyimpangan yang diklaim Sunni ialah mengesahkan kawin mutah atau pernikahan tanpa adanya wali atau saksi. Kemudian Syiah juga dituduh tidak mewajibkan pengikutnya melakukan salat Jumat.Sontak dua orang perwakilan jemaah Syiah, yakni Ibrahim dan Haidar Sarif membantahnya. Menurut keduanya, Syiah tidak pernah mengajarkan untuk tidak melaksanakan salat Jumat dan kawin mutah. Namun ketegangan ini berhasil dinetralisir oleh para ulama Sunni.Ada dua kesepakatan yang diminta ulama Sunni kepada jemaah Syiah yakni, para jemaah Syiah yang ada di Bangkalan, Madura, tidak diizinkan untuk melakukan penyebaran Syiah di kawasan Bangkalan. Pemerintah Kabupaten berencana akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) baru mengenai pelarangan penyebaran terhadap agama yang dianggap menyesatkan dan meresahkan masyarakat. Nantinya rancangan Perda ini akan diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk ditinjau ulang.Agar Konflik Sunni dan syiah tidak meluas ada baiknya, seluruh wilayah di Indonesia melakukan sikap yang sama yaitu pelarangan penyebaran agama syiah. Karena,umumnya penyebaran ajaran syiah akan mendapat respon yang sangat keras dari kalangan kaum muslimin, akibat prinsip dan pokok ajaran syiah yang sangat bertolak belakang dari ajaran islam.Hal ini juga diungkapkan KH.Sholahudin Wahid alias Gus Sholah ketika merespon peristiwa penyerangan dan pembakaran Pondok pesantren milik Syiah di Sampang. Madura.Ajaran Syiah memang berbeda dengan Agama Islam secara utuh, namun tidak jadi pembenaran jika mereka bisa dianiaya dan dibakar tempat ibadahnya. Perbedaan dalam hal keyakinan beragama tampaknya sah-sah saja, tandasnya.Bukti Nyata Syi'ah Bukan Islam

Bukti Syi'ah Bukan Islam, tipu dayaSyi'ah, bahayaSyi'ah, Syiah aliran sesat, hakikat Syiah, kufurnya Syiah, Syiah agama kafir, Perbedaan Islam dan Syi'ah.Kebanyakan kaum muslimin mengiraSyi'ahhanyalah khilafiyah atau salah satu madzhab seperti madzhab-madzhab yang umumnya dianut oleh kebanyakan kaum muslimin di Indonesia seperti Syafi'i, Hambali, Maliki dan Hanafi.PadahalMUI juga telah mengeluarkan fatwa bahwaSyiah adalah agama kafir(download fatwa MUI tentang Syi'ah).Simaklah perbedaan berikut antara Islam denganSyi'ah.1. Pembawa Agama Islam adalah Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.1. Pembawa Agama Syiah adalah seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba Al Himyari.[Majmu' Fatawa, 4/435]2. Rukun Islam menurut agama Islam:1. Dua Syahadat2. Shalat3. Puasa4. Zakat5. Haji[HR Muslim no. 1 dari Ibnu Umar]2. Rukun Islam ala agama Syiah:1. Shalat2. Puasa3. Zakat4. Haji5. Wilayah/Kekuasaan[Lihat Al Kafi Fil Ushul 2/18]3. Rukun Iman menurut agama Islam ada 6 perkara, yaitu:1. Iman Kepada Allah2. Iman Kepada Malaikat3. Iman Kepada Kitab-Kitab4. Iman Kepada Para Rasul5. Iman Kepada hari qiamat6. Iman Kepada Qadha Qadar.3. Rukun Iman ala Agama Syiah ada 5 Perkara, yaitu:1. Tauhid2. Kenabian3. Imamah4. Keadilan5. Qiamat4. Kitab suci umat Islam Al Quran yang berjumlah 6666 ayat (menurut pendapat yang masyhur).4. Kitab suci kaum Syiah Mushaf Fathimah yang berjumlah 17.000 ayat (lebih banyak tiga kali lipat dari Al Quran milik kaum Muslimin).[Lihat kitab mereka Ushulul Kafi karya Al Kulaini 2/634]5. Adzan menurut Agama Islam: (Allhu akbar) 4 kali (Asyhadu all ilha illallh) 2 kali (Asyhadu anna Muhammadan rsulullh) 2 kali (Hayya alash Sholh) 2 kali (Hayya alal falh) 2 kali (Allhu akbar) 2 kali (L ilha illallh) 1 kali Lihat Video Adzan Agama Islam5. Adzan Ala Agama Syiah: (Allhu akbar) 4 kali (Asyhadu all ilha illallh) 2 kali (Asyhadu anna Muhammadan rsulullh) 2 kali (Asyhadu anna Aliyyan waliyullh) 2 kali (Hayya alash Sholh) 2 kali (Hayya alal falh) 2 kali (Hayya al khoiril amal) 2 kali (Allhu akbar) 2 kali (L ilha illallh) 2 kali Lihat Video Adzan Agama Syiah6. Islam meyakini bahwa shalat diwajibkan pada 5 waktu.6. Agama Syiah meyakini bahwa shalat diwajibkan hanya pada 3 waktu saja.7. Islam meyakini bahwa shalat Jumat hukumnya wajib. [QS Al Jumu'ah:9]7. Agama Syiah meyakini bahwa shalat jumat hukumnya tidak wajib.8. Islam menghormati seluruh sahabat Rasulullah dan meyakini mereka orang-orang terbaik yang digelari Radhiallohu Anhum oleh Allah. [QS At Taubah 9:100]8. Agama Syiah meyakini bahwa seluruh sahabat Rasulullah telah kafir (Murtad) kecuali Ahlul Bait (versi mereka), salman Al Farisi, Al Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari.[Ar Raudhoh Minal Kafi Karya Al Kulaini 8/245-246]9. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah orang terbaik dari umat ini setelah Rasulullah, kemudian setelahnya Umar bin Al Khatthab, lalu Utsman bin Affan, lalu Ali bin Abi Thalib.9. Agama Syiah meyakini bahwa orang terbaik setelah Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib, adapun Abu Bakar dan Umar bin Al Khatthab adalah dua berhala Quraisy yang terlaknat.[Ajma'ul Fadha'ih karya Al Mulla Kazhim hal. 157].10. Islam meyakini bahwa Abu bakar adalah orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah.10. Agama Syiah meyakini bahwa orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.11. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah khalifah pertama yang sah.11. Agama Syiah memposisikan Abu Bakar sebagai perampas kekhalifahan dari Ali bin Abi Thalib12. Islam meyakini bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr bin Al Ash, Abu Sufyan termasuk sahabat Rasulullah12. Agama Syiah meyakini bahwa mereka pengkhianat dan telah kafir (Murtad) dari Islam.13. Tata shalat agama IslamLihat Videonya13. Tata shalat agama SyiahLihat VideonyaPerhatian: Semua yang kami sampaikan ini bersumberkan dari kitab-kitab yang mereka jadikan rujukan dan sebagiannya dari situs resmi mereka.Lihat video Lainnya tentang Kesesatan syiahvideosyiah.comSemoga tulisan tentangBukti Syi'ah Bukan Islamyang singkat ini bisa menyadarkan kaum muslimin akanbahaya Syiah dan Syiah adalah agama kafir (Sumber)

Ketika Umat Islam Dibantai SyiahKetika Ummat Islam di Suriah dibantai rezim Syiah, dan ketika Ummat Islam di Iran dibantai dan mengalami perlakuan diskriminatif oleh para penguasa Syiah, saat itu pula di Indonesia misionaris Syiah leluasa menjajakan paham sesatnya di radio, surat kabar, televisi, hingga ke perguruan tinggi Islam seperti UIN dan IAIN.Kalangan Syiah itu tidak perlu menunggu jadi mayoritas lebih dulu untuk menjadi penguasa di suatu kawasan, karena dalam posisi sebagai minoritas pun mereka bisa merebut kekuasaan dari tangan kaum Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah). Salah satu sebabnya, mereka ditopang kekuatan negara-negara kafir yang memusuhi Islam.Itulah sebabnya, meski di Indonesia penduduk berpaham Syiah merupakan minoritas, namun mereka terlihat berani, tidak lagi malu-malu dan tidak lagi bertaqiyah. Kasus Sampang yang terjadi pada 29 Desember 2011 lalu, menunjukkan hal itu. Secara akal, bila tidak ada kasus Sampang, boleh jadi kewaspadaan Ummat Islam terhadap gerakan Syiah yang sudah sedemikian berani dan nekat, tidak bangkit ke permukaan.ADA FENOMENAyang paradoks, ketika Ummat Islam di Suriah dibantai rezim Bashar Assad (kelahiran Damaskus, 11 September 1965) yang berpaham Syiah Nushairiyah; dibantai di Iran yang merupakan pusatnya paham sesat Syiah, bahkan di Teheran ibukota Iran tidak ada satu pun masjid Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah); di Indonesia yang konon berpaham Ahlussunnah wal jamaah ini, para misionaris Syiah justru leluasa mempropagandakan bahwa Syiah itu bagian dari Islam, atau merupakan salah satu madzhab dalam Islam.Para misionaris Syiah itu seolah tidak terusik oleh fakta kekejaman kalangan Syiah di Suriah dan di Iran yang membunuhi Ummat Islam. Para misionaris itu tetap saja menjajakan kebohongan bahwa Syiah dan ahlussunnah wal jamaah itu sama-sama Islam yang layak hidup berdampingan, jangan membesar-besarkan perbedaan, Syiah itu Islam juga, tuhannya Allah, nabinya Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan sebagainya. Padahal iblis juga mengakui Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Namun iblis mengingkari perintah Allah dan wahyu-Nya yang disampaikan kepada Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.Artinya, dari segi tauhid, iblis justru terlihat lebih baik dari kalangan Ahmadiyah yang menjadikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi setelah Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam; juga lebih baik dari sekte Syiah bathiniyah yang mempertuhankan Ali bin Abi Thalib ra. Salah satu materi bidah yang diprakarsai Syiah bathiniyah adalah peringatan maulid Nabi. Di Indonesia, peringatan maulid Nabi menjadi program wajib di kalangan yang menyebut dirinya ahlussunnah wal jamaah. Bahkan, mereka tidak hanya mewajibkan peringatan maulid, tetapi mencibir Ummat Islam yang menolak peringatan maulid dengan sebutan wahabi.Fakta kekejaman penguasa Syiah di Suriah dapat diperoleh dari Wahid Shaqr. Menurut juru bicara Gerakan Perubahan Nasional Suriah ini, selama satu tahun revolusi Suriah berlangsung, lebih dari 15 ribu warga sipil muslim Suriah gugur oleh serangan militer rezim Bashar Assad. Sebelumnya, menurut ustadz Ghiyath Abdul Baqi Asyuraiqi asal Suriah ketika berkunjung ke Indonesia Februari lalu, sejak revolusi yang terjadi pada 15 Maret 2011, rezim Syiah Nushairiyah Bashar Assad menghancurkan wilayah pemukiman penduduk Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) dengan tank, roket, dan serangan bom.Bahkan serangan militer yang brutal itu juga ditujukan kepada sejumlah masjid yang di dalamnya masih berlangsung pelaksanaan ibadah shalat. Akibat serangan itu, selama satu tahun revolusi, terdapat belasan ribu Ummat Islam tewas di tangan rezim Syiah ini, sedangkan sekitar 5.000 jiwa lebih lainnya menderita luka-luka serius hingga ringan.Masih menurut ustadz Ghiyath Abdul Baqi Asyuraiqi, Ummat Islam yang lolos dari lubang maut serangan brutal tersebut, dimasukkan ke dalam penjara. Jumlahnya mencapai 100.000 lebih. Sebagian lainnya mengungsi ke Lebanon, Turki, Jordan, Arab Saudi dan negara-negara lainnya, yang jumlahnya mencapai lebih dari 500 ribu jiwa.Di Suriah, komunitas Syiah adalah minoritas. Ketika mereka menguasai kekuatan politik dan militer, maka warga Islam Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) yang jumlahnya mencapai 80 persen dari total penduduk Suriah yang mencapai 20 juta jiwa ini pun menjadi sasaran pembantaian. Menurut catatan, sekitar 10 persen penduduk Suriah adalah penganut Syiah Nushairiyah (yang sedang berkuasa), lima persen Syiah bathiniyah, dan lima persen lainnya penganut Nashrani.Jadi, kalangan Syiah itu tidak perlu menunggu jadi mayoritas lebih dulu untuk menjadi penguasa di suatu kawasan, karena dalam posisi sebagai minoritas pun mereka bisa merebut kekuasaan dari tangan kaum Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah). Salah satu sebabnya, mereka ditopang kekuatan negara-negara kafir yang memusuhi Islam.Itulah sebabnya, meski di Indonesia penduduk berpaham Syiah merupakan minoritas, namun mereka terlihat berani, tidak lagi malu-malu dan tidak lagi bertaqiyah. Kasus Sampang yang terjadi pada 29 Desember 2011 lalu, menunjukkan hal itu. Kalau tidak ada kasus Sampang, boleh jadi kewaspadaan Ummat Islam terhadap gerakan Syiah yang sudah sedemikian berani dan nekat, tidak bangkit ke permukaan.Dari Radio Sampai UIN IAINGerakan Syiah tidak melulu berupa program terstruktur dari sebuah lembaga berbadan hukum yang jelas-jelas menyatakan dirinya Syiah, tetapi bisa disisipkan di lembaga-lembaga yang terlanjur diidentifikasi sebagai lembaga bukan Syiah oleh masyarakat. Misalnya, diRadio Silaturahim (Radio Rasil)yang memposisikan diri sebagai radio dakwah Islam, ternyata di sebagian acaranya,ada propaganda paham sesat Syiah.Terutama acara yang dibawakan olehustadz Husen Alatas dan ustadz Zen Al-Hady.Di sejumlah masjid yang secara kultural lebih dekat ke NU (Nahdlatul Ulama), ada kalanya bisa ditemukanmateri khotbah Jumatyang mengandung propaganda paham sesat Syiah, dan hal tersebut tidak disadari oleh jamaah maupun pengurusnya. Begitu juga dengantelevisi RImaupun swasta, karena pemilik dan pengelola program keagamannya awam, maka mereka seringkali tidak menyadari sedang ditunggangi oleh para misionaris Syiah untuk mengkampayekan paham sesat Syiah. Bahkan TVRI beberapa tahun yang lalu pernah kecolongan selama Ramadhan menyiarkan materi Syiah, sehingga pihak MUI (Majelis Ulama Indonesia) menurut salah seorang ketua MUI, menyatakan keberatannya.UIN alias IAIN yang selama ini suka disebut sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang juga melahirkan paham liberal bahkan neo-komunisme, juga bisa dirasakan adanya gerakan Syiah di dalamnya. Misalnya,melaui sejumlah disertasi maupun tesis yang berbau Syiah. Bahkan, ada disertasi dan tesis yang justru mempromosikan konsep Nikah Mutah ynag sudah diharamkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.Misalnya, salah satu tesis karya Munawar, SHI dari IAIN/UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, 13 Desember 2006, berjudul Nikah Mutah Sebuah Alternatif Solusi Perzinaan. Dari UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, setidaknya bisa ditemui belasan karya tulis (tesis dan disertasi) yang berbau Syiah. Di UIN Alaudin Makassar, bisa ditemui sekitar lima karya tulis yang berbau Syiah. (lihat, AstaghfirullahSejumlah disertasi dan tesis di UIN IAIN Indonesia berbau Syiah, bahkan ada yang promosi Nikah Mutah)Menurut informasi Nugon di suatu milis yang anggotanya para intelektual Muslim di dalam negeri maupun luar negeri, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada masa tertentu yang namanya tesis atau skripsi harus cenderung kepada paham Mutazilah, Syiah atau Sepilis. Kalau lurus, lempeng, ndak laku, sulit di-approved untuk diuji, dan sulit lulus. Koko ane dulu mengajukan skripsi yang cukup brilian menurut ane, yaitu perbandingan Shakespeares vs Dongeng 1001 Malam. Mau dibedah dari segi sastra. Tapi lama sekali tidak ditanggapi oleh dosen pembimbingnya. Walhasil terpaksa ganti haluan, cari topik skripsi yang ringan-ringan, baru di-approved.Di UIN Alaudin Makassar, konon tokoh Syiah Jalaluddin Rakhmat menempuh program untuk gelar doctor di sana, namun diprotes oleh para tokoh Islam. Maka dalam wisuda ke-61 periode Desember 2011, yang berlangsung pada hari Kamis tanggal 29 Desember 2011, di Auditorium UIN Alauddin Rektor UIN Alauddin, Prof Dr H A Qadir Gassing HT MS, menjelaskan, UIN Alaudin Makassar tidak memberi gelar doktor kepada Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal), namun Kang Jalal sendiri yang mendaftar secara resmi melalui program doktor by research.Sikap petinggi UIN Alaudin Makassar yang toleran dan akomodatif terhadap Jalaluddin Rakhmat yang selama ini jelas-jelas berpaham Syiah menunjukkan bahwa gerakan Syiah memang berani dan terang-terangan. Selama ini Jalaluddin Rakhmat melalui sejumlah tulisannya mengkafirkan sahabat Nabi.Misalnya, dalam Buletin al Tanwir Yayasan Muthahhari, IJABI Jabar bekerjasama dengan IJABI Sulsel, Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. hal. 3, Kang Jalal mengatakan bahwapara sahabat merobah-robah agama. Di halaman berikutnya, Kang Jalal mengatakan bahwapara sahabat murtad.Sedangkan melalui tulisannya berjudul Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan), Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 24, Kang Jalal mengatakan bahwaMuawiyah tidak hanya fasik bahkan kafir, tidak meyakini kenabian. Kemudian di halaman 73, Kang Jalal mengatakan bahwaia (Muawiyah) bersama dengan Abu Sufyan dan Amr bin ash telah dilaknat oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.***Begitulah faktanya, ketika Ummat Islam di Suriah dibantai rezim Syiah, ketika Ummat Islam di Iran dibantai dan mengalami perlakuan diskriminatif oleh para penguasa Syiah, sementara itu di Indonesia misionaris Syiah leluasa menjajakan paham sesatnya di radio, suratkabar, televisi, hingga ke perguruan tinggi. Ketika tokoh-tokoh penyesat bepaham sesat Syiah kian berani,pantaskahtokoh Islam ahlussunnah wal jamaah justru cari aman, pura-pura tidak tahu, atau justru berbalik arah mendukung Syiah? (Oleh:Hamzah Tede dan Hartono Ahmad Jaiz-Sumber)

Syi'ah Bukan Islam, tapi Ordo Sesat! Kesesatannya Diakui Ulama Dunia, MUI, NU & DepagYOGYAKARTA (voa-islam.com) -Majelis Mujahidin (MM) menyesalkan pernyataan oknum pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Umar Syihab yang menuntut diakui eksistensinya sebagai penganut agama Islam. Pernyataan ini memperkeruh suasana dengan mendompleng insiden Sampang (29/12/2011) sebagai momentum untuk merehabilitasi kesesatan ordo Syiah. Demikian rilis MM yang diterima voa-islam.com, Kamis (5/1/2012).Kasus pembakaran padepokan ordo Syiah oleh warga masyarakat Nangkerang, Sampang, Madura, digunakan sebagai momentum rehabilitasi kesesatan Syiah oleh tokoh-tokoh Syiah di Indonesia. Dalam kasus ini, Syiah memposisikan diri sebagai pihak yang teraniaya dan dizalimi, bukan saja oleh umat Islam tapi juga Negara, ujar Majelis Mujahidin dalam rilis yang ditandatangani oleh Al-Ustadz Muhammad Thalib (Amir), Irfan S. Awwas (Ketua), dan M. Shabbarin Syakur (Sekretaris).Sebagai sebuah ordo agama, jelas Thalib, Syiah dinyatakan sesat dan bukan bagian dari Islam, karena keyakinan serta doktrinnya yang menghina Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para shahabat. Indoktrinasi Syiah menyatakan bahwa: Imam Syiah maksum dan derajatnya lebih tinggi dari Rasulullah, Al-Quran yang ada sekarang palsu, para shahabat Nabi semuanya pendusta karena itu semua hadits shahih dalam kitab hadits kaum Muslimin dianggap palsu. Dan mereka menganggap para khalifah selain Alikarramallahu wajhahadalah para perampas kekuasaan kekhalifahan. Dan yang paling menjijikkan, mereka melakukan mutah alias kawin kontrak.Oleh karena itu, lanjut Thalib, para ulama Islam sepakat memvonis Syiah bukan Islam. Di antara ulama besar yang menyatakan demikian adalah: Imam Ahmad bin Hambal, Imam Malik, Imam Syafii, Al-Bukhari, Abu Hamid Muhammad Al-Muqaddasi, Ibnu Katsir, Ibnu Taimiyah dll. Abu Zurah Ar-Razi mengatakan: Bila Anda melihat seseorang mencela salah seorang shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka ketahuilah orang tersebut adalah zindiq. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Quran dan As-Sunnah.Selain itu, Majelis Mujahidin juga mengungkap konsensus lembaga dan ormas Islam Indonesia yang menyatakan bahwa ajaran Syiah sesat dan menyesatkan. Rakernas MUI 4 Jumadil Akhir 1404 H/7 Maret 1984 M di Jakarta, MUI telah merekomendasikan perlunya umat Islam bangsa Indonesia waspada terhadap menyusupnya paham Syiah yang memiliki perbedaan-perbedaan pokok dengan ajaran Islam Ahlu Sunnah (pengikut Quran dan Sunnah).PBNU pernah mengeluarkan surat resmi Nomor: 724/A. II. 03/10/1997, 12 Rabiul Akhir 1418 H/14 Oktober 1997 M yang ditandatangani Rais Aam KH. M. Ilyas Ruhiat dan Katib Aam KH. M. Drs. Dawam Anwar. Mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propagandis-propagandis Syiah, dan perlunya umat Islam bangsa Indonesia mengetahui perbedaan prinsipil ajaran Syiah dengan Islam.Departemen Agama RI (sekarang Kemenag RI) telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: D/BA. 01/4865/1983, 5 Desember 1983 tentang, Hal ihwal Mengenai Golongan Syiah menyatakan bahwa ajaran Syiah tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.Karenanya, Majelis Mujahidin menegaskan bahwa Syiah adalah bukan Islam tapi ordo sesat, dan orang yang menyatakan Syiah tidak sesat, berarti dia adalah orang sesat. Bahwa Syiah bukan dari golongan Islam. Siapa saja yang tidak menganggap Syiah sesat berarti dia sesat, ujar Thalib. [Desastian -Sumber]

Fatwa MUI Tentang Syiah

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi ah sebagai berikut :Faham Syiah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jammah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.Perbedaan itu di antaranya :1. Syiah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan Ahlu Sunnah wal Jamaah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.2. Syiah memandang Imam itu ma sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).3. Syiah tidak mengakui Ijma tanpa adanya Imam, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama ah mengakui Ijma tanpa mensyaratkan ikut sertanya Imam.4. Syiah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) memandang darisegi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi dawah dan kepentingan umat.5. Syiah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengakui keempat Khulafa Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syiah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang Imamah(pemerintahan), Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran SyiahDitetapkan : Jakarta, 7 Maret 1984 M4 Jumadil Akhir 1404 HKOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIAKetua SekretarisTtd TtdProf. K.H. Ibrahim Hosen, LML H. Musytari Yusuf, LA(Untuk mendownload, silahkan klikdisini)

Pernyataan Pers Majelis Mujahidin: Syiah Bukan Islam

KASUS pembakaran padepokan ordo Syiah oleh warga masyarakat Nangkerang, Sampang, Madura, 29 Desember 2011 lalu, digunakan sebagai momentum rehabilitasi kesesatan Syiah oleh tokoh-tokoh Syiah di Indonesia.Dalam kasus ini, Syiah memosisikan diri sebagai pihak yang teraniaya dan dizalimi, bukan saja oleh umat Islam tapi juga Negara. Bahkan melalui berbagai pernyataan simpatisan Syiah, mereka menuntut diakui eksistensinya sebagai penganut agama Islam, seperti dinyatakan salah seorang pimpinan MUI Pusat, Umar Syihab:MUI tidak pernah menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar sama halnya dengan ahli sunnah wal jama'ah, ialah mazhab yang benar, dan kedua mazhab tersebut sudah ada sejak awal Islam," katanya di sebuah acara TV.Sebagai sebuah ordo agama, Syiah dinyatakan sesat dan bukan bagian dari Islam, karena keyakinan serta doktrinnya yang menghina Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para shahabat. Indoktrinasi Syiah menyatakan bahwa: Imam Syiah maksum dan derajatnya lebih tinggi dari Rasulullah, Al-Quran yang ada sekarang palsu, para shahabat Nabi semuanya pendusta karena itu semua hadits shahih dalam kitab hadits kaum Muslimin dianggap palsu. Dan mereka menganggap para khalifah selain Alikarramallahu wajhahadalah para perampas kekuasaan kekhalifahan. Dan yang paling menjijikkan, mereka melakukan mutah alias kawin kontrak.Oleh karena itu, ulama Islam menyatakan bahwa Syiah bukan Islam. Di antara ulama besar yang menyatakan demikian adalah: 1) Imam Ahmad bin Hambal, 2) Imam Malik, 3) Imam Syafii, 4) Al-Bukhari, 5) Abu Hamid Muhammad Al-Muqaddasi, 6) Ibnu Katsir, 7) Ibnu Taimiyah dll. Abu Zurah Ar-Razi mengatakan: Bila Anda melihat seseorang mencela salah seorang shahabat Rasulullah Saw, maka ketahuilah orang tersebut adalah zindiq. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Quran dan As-Sunnah.Selain itu, ormas Islam Indonesia juga menyatakan ajaran Syiah sesat dan menyesatkan. Rakernas MUI 4 Jumadil Akhir 1404 H/7 Maret 1984 M di Jakarta, MUI telah merekomendasikan perlunya umat Islam bangsa Indonesia waspada terhadap menyusupnya paham Syiah yang memiliki perbedaan-perbedaan pokok dengan ajaran Islam Ahlu Sunnah (pengikut Quran dan Sunnah).PBNU pernah mengeluarkan surat resmiNomor: 724/A. II. 03/10/1997, 12 Rabiul Akhir 1418 H/14 Oktober 1997 Myang ditandatangani Rais Aam KH. M. Ilyas Ruhiat dan Katib Aam KH. M. Drs. Dawam Anwar. Mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propagandis-propagandis Syiah, dan perlunya umat Islam bangsa Indonesia mengetahui perbedaan prinsipil ajaran Syiah dengan Islam.Departemen Agama RI (sekarang Kemenag RI) telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: D/BA. 01/4865/1983, 5 Desember 1983 tentang, Hal ihwal Mengenai Golongan Syiah menyatakan bahwa ajaran Syiah tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.Berdasarkan alasan dan fakta di atas, maka sebagai institusi penegak Syariah Islam, Majelis Mujahidin menyampaikan pernyataan syariyah sebagai berikut:1. Bahwa Syiah bukan dari golongan Islam. Siapa saja yang tidak menganggap Syiah sesat berarti dia sesat.2. Pemerintah, MUI dan ormas Islam supaya melakukan penelitian tuntas terhadap ajaran-ajaran Syiah berdasarkan kitab-kitab induk mereka, tanpa terkecoh dengan perbuatan, aktifitas, maupun taqiyah pengikut Syiah. Sehingga perbedaan paham ataupun penyimpangan ajarannya dapat diketahui secara publik.3. Supaya pemerintah segera menyelesaikan kasus pembakaran padepokan ordo Syiah di Madura secara menyeluruh dan adil dengan melakukan investigasi secara cermat sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.4. Majelis Mujahidin mengusulkan diadakan perdebatan ilmiah dengan para pentolan Syiah, guna menguji pengakuan kebenaran maupun kebatilan ajaran Syiah. Jika mereka tidak mau merespon usulan ini, hal itu mengindikasikan adanya iktikad yang tidak baik, menyembunyikan penyimpangan dan permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslimin.Jogjakarta, 4 Januari 2012Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)Irfan S Awwas (Ketua) M. Shabbarin Syakur (Sekretaris)MUI: Syi'ah di Madura Seperti Bom Waktu, Akidahnya Beda dengan IslamSURABAYA (voa-islam.com) Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur, KH Abdusshomad Buchori menyebut peristiwa pembakaran mushalla dan rumah penganut Syiah di Dusun Nangkrenang, Sampang, Madura, Jawa Timur sebagai bom waktu yang telah meledak.Karenanya, MUI Jatim menyarankan agar pengikut kelompok itu dilokalisir atau dipindahkan ke tempat khusus. Selain untuk menghindari konflik berkepanjangan, juga karena kelompok itu mempunyai keyakinan berbeda yang mudah menyulut kemarahan warga. Konflik itu akan terus terjadi, jalan keluarnya kelompok itu harus dipindah, kata KH Abdusshomad Buchori, Kamis (29/12/2011).Menurutnya, sudah sejak lama warga Madura menginginkan agar penganut Syiah hijrah, tidak berdiam di sana. Mengembangkan Syiah di Madura memang berat dibandingkan dengan daerah lain. Sebab, mayoritas warga tidak menyetujuinya, katanya.Selama Syiah masih ada di Sampang, kata Abdusshomad, maka akan terus menimbulkan masalah. Sebaiknya, Syiah yang tahu diri, imbuhnya.KH Abdusshomad menuturkan, faham Syiah di Indonesia tidak berkembang besar. Sebab, katanya, kalau Syiah kuat ada kemungkinan akan merebut kekuasaan. Kekuasaan, ditambahkannya, memang menjadi program dan faham Syiah di seluruh dunia.Seperti yang terjadi di Iran. Di sana Syiah dan Sunni sama-sama besar sehingga sering terjadi konflik, urainya.Sebelumnya, MUI Jatim telah mengeluarkan saran kepada pemerintah dan masyarakat agar mewaspadai keberadaan Syiah. Sebaiknya penganut Syiah dilokalisir saja. Tidak bermasyarakat dengan warga lain yang berfaham beda. Dan ini menjadi tugas pemerintah, tegasnya.Terhadap aksi pembakaran, MUI Jatim menginstruksikan MUI Sampang turun ke lokasi peristiwa mengupayakan suasana kondusif. Perwakilan MUI Jatim yang rumahnya di Madura juga diperintahkan meninjau lokasi guna ikut meredam provokasi yang mungkin akan muncul kembali.Dari sisi ajaran, urai KH Abdusshomad, Islam dan Syiah memiliki banyak perbedaan, di antaranya sistem ibadah yang tidak sama, doktrin nikah mutah (kawin kontrak), azan dan iqamat yang ditambah. Azan mereka itu ditambahi dengan kalimathayya ala khoiril amal,asyhadu anna aliyyan waliyullahdanasyhadu anna aliyyan hujjatullah. Bagi masyarakat non Syiah, sudah tentu ini melenceng, ujarnya.Aliran Syiah juga ada bermacam-macam. Mulai yang ekstrim, sampai yang hampir menyerupai Sunni. Di Jatim, mereka tersebar di Bangil, Pasuruan, Bondowoso, Madura, dan beberapa di daerah timur Jatim.Fatwa MUI Nyatakan Syi'ah Sesat!!

Sebagaimana pernah diberitakan voa-islam.com, sejak tahun 1984 MUI Pusat telah memfatwa Syiah sebagai sekte sesat.Inilah kutipan fatwa MUI Pusat yang menyatakan kesesatan Syiah:FATWA MUI TENTANG SYIAHMajelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syiah sebagai berikut:Faham Syiah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu di antaranya :1. Syiah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmumusthalah hadits.2. Syiah memandang Imam itu ma sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).3. Syiah tidak mengakui Ijma tanpa adanya Imam, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama ah mengakui Ijma tanpa mensyaratkan ikut sertanya Imam.4. Syiah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi dakwah dan kepentingan umat.5.Syiah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Ibnul Khatthab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengakui keempat Khulafa Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syiah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang Imamah (pemerintahan), Majelis Ulama Indonesia mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syiah.Ditetapkan di Jakarta, 7 Maret 1984 M (4 Jumadil Akhir 1404 H)Komisi Fatwa Majelis Ulama IndonesiaProf. K.H. Ibrahim Hosen, LMLKetua

H. Musytari Yusuf, LASekretarisSejak dirilis tahun 1984 hingga saat ini, Fatwa MUI tentang kesesatan Syiah itu belum pernah diamandemen apalagi dicabut. [taz/dbs]- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/12/29/17246/mui-syiah-di-madura-seperti-bom-waktu-akidahnya-beda-dengan-islam/#sthash.O7ZEMNl0.dpuf