Apa Itu Virus H5N1
-
Upload
zuchdiawati-luthfi-utami -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of Apa Itu Virus H5N1
A. Apa itu Virus H5N1
Flu Burung yang sering dikenal juga dengan istilah Fowl plaque merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza A sub type H5N1
(H=Haemagglutinin type 5) yang menyerang berbagai unggas, termasuk unggas darat
maupun air. Pada unggas air, virus tersebut sudah beradaptasi dengan inangnya,
sehingga tidak menyebabkan penyakit. Unggas air, seperti bangau, belibis dan bebek
liar merupakan reservoir alamiah bagi virus Avian Influenza (AI).
B. Tipe Virus H5N1
Terdapat 3 tipe virus AI dilihat dari strukturnya yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A
ditemukan pada manusia dan unggas sedangkan tipe B dan C hanya ditemukan pada
manusia. Virus tipe A mempunyai berbagai sub-tipe dimana tipe paling virulen adalah
train H5N1, karena memiliki kemampuan mutasi yang menyebabkan virus ini
potensial mematikan dan sulit diprediksi.
C. Cara Penyebaran Virus H5N1
Virus AI dikeluarkan oleh unggas penderita lewat cairan hidung, mata dan feses.
Unggas peka akan tertular bisa secara kontak langsung dengan unggas penderita
maupun secara tidak langsung melalui udara yang tercemar oleh droplet yang
dikeluarkan hidung dan mata atau muntahan penderita. Tinja yang mengering dan
hancur menjadi serbuk yang mencemari udara yang terhirup oleh manusia atau hewan
lain, sehingga dapat tertular. Tinja, dan muntahan penderita yang mengandung virus
seringkali mencemari pakan, air minum, kandang dan peralatan kandang akan
menularkan penyakit dari unggas penderita ke unggas peka dalam satu flok kandang.
Penularan virus dari peternakan satu ke peternakan lain bisa melalui perantara, antara
lain : manusia, pakaian, sepatu, kendaraan dan burung liar.
D. Gejala penyakit1. Pada unggas
a) Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan.
Gambar. Jengger dan pial sianosis (kebiruan) (Anonim,2007)
b) Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi)
biasa disebut dengan kaki kerokan.
c) Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan.
d) Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut.
e) Timbulnya diare berlebih.
f) Cangkang telur lembek.
g) Bengkak (oedema) pada pial.
h) Diare berat.
i) Haus berlebihan.
j) Tingkat kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu.
2. Pada manusia:a. Menderita ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).
b. Timbulnya demam tinggi (lebih dari 38oC).
c. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba.
d. Sakit kepala.
e. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot.
f. Lemas mendadak.
g. Tidak nafsu makan, mual, muntah, diare.
h. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan
tepat dapat menyebabkan kematian.
E. Pencegahan
Diperlukan kontrol yang ketat dan tindakan pencegahan penyakit untuk menekan kejadian
penyakit A1 dan penularan A1 ke manusia. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Sanitasi
Menghindari kontak dengan ternak penderita dan bahan-bahan yang terkontaminasi
tinja dan sekret unggas serta reservoir virus, dengan beberapa langkah, yaitu alat-alat
yang digunakan dalam peternakan dibersihkan, dicuci dengan deterjen dan didesinfeksi.
2. VaksinasiVaksin unggas yang dibuat harus sesuai/cocok dengan virus yang akan mewabah, karena vaksin untuk infeksi sub tipe virus tertentu tidak efektif digunakan sebagai vaksin infeksi sub tipe virus lain. Unggas yang sehat yang berada sekitar 5 kilometer sekitar daerah wabah harus divaksinasi darurat. Pada manusia, orang yang beresiko mendapat flu burung harus mendapatkan pencegahan dengan oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 1 minggu
3. EliminasiEliminasi penyakit dilakukan dengan upaya karantina, pemotongan dan pemusnahan, dekontaminasi serta desinfeksi.
4. IsolasiTindakan isolasi dilakukan dengan mencegah penularan dari flok unggas yang terinfeksi ke flok lain, membatasi lalu lintas orang dan barang dari dan ke peternakan yang terinfeksi guna mencegah penularan penyakit ke peternakan dan wilayah lain.
5. BiosekuritasBiosekuritas manajemen kesehatan lingkungan yang baik agar risiko munculnya penyakit tidak terjadi. Tujuannya adalah mengurangi risiko dan konsekuensi dari masuknya penyakit infeksi terhadap unggas maupun manusia.
F. Penanggulangan
1. Pada unggas:
a. Melakukan pemusnahan pemusnahan terbatas (pada populasi) di daerah
tertular
b. pemusnahan menyeluruh (stamping out) di daerah tertular baru
2. Pada manusia:
a. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
b. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
c. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75mg dosis tunggal selama 7 hari.
d. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3 sampai 5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2
dosis. Bila berat badan lebih dari 45kg diberikan 100mg 2 kali sehari.
e. Pengobatan untuk menghilangkan gejala yang muncul (simptomatik) misalnya:
demam diberikan penurun panas, bila batuk diberikan obat pereda batuk dan
pengencer dahak, jika sesak nafas diberikan pelega sesak nafas (Bronchodilator) dan
oksigen.
f. Pemberian makanan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein serta cairan
yang cukup untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh.
g. Pemberian vitamin C dan mineral untuk meningkatkan daya tahan.
h. Pemberian obat antivirus sesuai dengan program dokter. Obat ini masih sangat
terbatas pengadaannya dan belum semua farmasi rumah sakit maupun apotik
menyediakan obat ini.
Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY)
Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) juga dikenal sebagai Pasar Burung yang berada di Jalan Bantul KM.1, Dongkelan, Mantrijeron Yogyakarta merupakan pindahan dari pasar Ngasem. Sepanjang jalan Dongkelan PASTY dibagi menjadi 2 lokasi. Sebelah Timur meliputi pasar burung dan pasar hewan, sementara di sebelah barat adalah wilayah untuk tanaman hias. Di dua areal yang terpisahkan oleh Jalan Bantul ini terdapat fasilitas standar seperti tempat parkir yang luas, toilet yang bersih, juga mushola. Selain itu, fasilitas tambahan yang tersedia di kawasan ini adalah arena bermain untuk anak-anak, deretan kios penjual makanan, dan arena lomba burung
Di antara hiruk pikuk suara kicauan burung, di PASTY kita juga bisa melihat penataan kios-kios pedagang rapi dan terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan produk yang dijualnya. Lorong pemisah antar satu komplek kios dengan lainnya cukup lebar sehingga nyaman tidak berdesakkan dan pada akhir minggu akan tampak pemandangan orang-orang bersepeda di kompleks PASTY.
Berbagai jenis burung dapat Anda temukan di PASTY, mulai dari burung gereja hingga burung beo, dan burung nuri. Tak hanya burung, berbagai unggas dan hewan peliharaan lainnya seperti hamster, kelinci, ikan, anjing, hingga tokek, dan ular pun tersedia.
Penataan dari wilayah ruko-rukonya relatif lebih baik dan bersih dan didukung oleh lokasi parkir yang luas sehingga tidak mengakibatkan kemacetan. Hal ini menjadikan PASTY sebagai pusat perbelanjaan hewan dan satwa yang paling teratur baik itu kebersihannya ataupun penataan pasar. Karena predikat teratur dan kebersihan pasar inilah akhirnya pasar ini tidak hanya menjadi pusat jual beli hewan dan tanaman akan tetapi berfungsi menjadi tempat untuk wisata keluarga.
Dapus
Anonim. 2005. Avian Influenza. www.mayoclinic.com (diakses pada tanggal 25
Maret 2014 pukul 20.00)
Anonim. 2009. Arah Kebijakan Pemerintah Pusat dalam Program Penanggulangan Wabah AI
di Indonesia. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/248/ (diakses pada tanggal 28
Maret 2014 pukul 19.32 WIB)
McGuire D, Scheideler SE. 2005. Biosecurity and the poultry flock. Nebfacts NF597.
[terhubung berkala]. http://www.usda.gov/extension/poultry. (diakses pada tanggal 20
Maret 2014 pukul 16.00)
Rahardjo, Yonathan. 2004. Avian Influenza. Pencegahan, Pengendalian dan
Pemberantasannya. Jakarta: CA Nidom
Wicaksono A. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Biosekuriti Pedagang pada
Pasar Burung di Wilayah DKI Jakarta Terkait Avian Influenza [tesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.