“MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap...

46
NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA DEMONSTRASI MENENTANG RASISME” DALAM PERKARA PIDANA NOMOR :30/PID.B/2020/PN-Bpp ATAS NAMA TERDAKWA : HENGKY HILAPOK Yang Didakwa : DalamDakwaan Kesatu : Pasal 106 KUHP Jo pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP atau Dakwaan Kedua: Pasal 110 KUHP Ayat (1) Jo 106 KUHPatau Dakwaan Ketiga : Pasal 160 KUHP DIAJUKAN OLEH : TIM PENASEHAT HUKUM KOALISI PENEGAK HUKUM DAN HAM PAPUA DI PENGADILAN NEGERI BALIKPAPAN BALIKPAPAN 2020

Transcript of “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap...

Page 1: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

NOTAPEMBELAAN

PENASEHATHUKUM

“MENGADILIKORBANKONSPIRASINEGARAPASCA

DEMONSTRASIMENENTANGRASISME”

DALAMPERKARAPIDANA

NOMOR:30/PID.B/2020/PN-Bpp

ATASNAMATERDAKWA:

HENGKYHILAPOK

YangDidakwa:

DalamDakwaanKesatu:Pasal106KUHPJopasal55Ayat(1)ke1KUHP

atauDakwaanKedua:Pasal110KUHPAyat(1)Jo106KUHPatauDakwaan

Ketiga:Pasal160KUHP

DIAJUKANOLEH:

TIMPENASEHATHUKUM

KOALISIPENEGAKHUKUMDANHAMPAPUA

DIPENGADILANNEGERIBALIKPAPAN

BALIKPAPAN

2020

Page 2: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–1 –

NotaPembelaanPenasehatHukum

“MENGADILIKORBANKONSPIRASIPASCADEMONSTRASIMENENTANG

RASISME”

DalamPerkaraPidanaNomor:30/PidB/2020/PN.Bpp

AtasNamaTerdakwa:

HENGKYHILAPOK

YangDidakwa:

DalamDakwaanKesatu:Pasal106KUHPJopasal55Ayat(1)ke1KUHPatauDakwaan

Kedua:Pasal110KUHPAyat(1)Jo106KUHPatauDakwaanKetiga:Pasal160KUHP

DiPengadilanNegeriBalikpapan

I. PENDAHULUAN

MajelisHakimyangterhormat,

JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,

Hadirinsidangsekalianyangberbahagia.

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam yang telah

memberikanRahmat-Nyakepadakitasemua,sehinggapersidanganpadahariini,padapada

acarapembacaanPledoi.Kamimenyampaikanterimakasihsebesar-besarnyakepadayang

TerhormatMajelisHakimyangtelahmelakukanpemeriksaandalamperkarainisecaraarif

dan bijaksana sehingga akan diketahui fakta-fakta sebenarnya terjadi yang akan dijadikan

dasarolehMajelisHakimuntukmemutusPerkaraini.

Demikian pula pada Jaksa Penuntut Umum, kami berikan penghargaan yang setinggi-

tingginya karena telah berupayamenjalankankewajiban dengan sebaik-baiknya, dalam

perkarainigunadanuntukmenemukankebenaranformildanmaterildarihukumpidanake

arah tercapainya prinsip dan tujuan hukum serta tegaknya keadilan. Hal yang sama kami

sampaikan pula kepada Panitera Pengganti yang telah mencatat seluruh fakta-fakta yang

terungkapdalampersidangan.

Bahwapada persidangan hari Jumat tanggal 5 Juni 2020sdr. Jaksa PenuntutUmum telah

mengajukan Tuntutan Pidana kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Balikpapan yang

memeriksadanmengadiliperkarainiagarmemutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa HENGKI HILAPOK Alias FRENGKI HILAPOK bersalah

melakukan tindak pidana “yangmelakukan perbuatan, Makar“, sebagaimana diatur

dan diancampidana dalampasal 106KUHP JoPasal 55 ayat (1) ke1KUHPdalam

SuratDakwaanKesatu;

2. Menjatuhkan pidana terhadapTerdakwaHENGKIHILAPOKAlias FRENGKIHILAPOK

dengan pidana penjara selama 5 (Lima) Tahun dengan dikurangi selama terdakwa

menjalanimasapenahanansementara.Denganperintahterdakwatetapditahan;

3. Menyatakanbarangbuktiberupa:

- 1 (satu) buah HP Samsung Galaxy J6+ warna merah dengan nomor Imei 1 :

354253101774260, imei 2 : 354254101774268 dengan nomor HP 081354144207

Dirampasuntukdimusnahkan

- 1(Satu)lembarselebaranaksidemodamaijilidIItanggal29Agustus2019

Page 3: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–2 –

- 1(satu)unitkendaraanMitsubishidoublecabinstradaCR2.5ADCEXCEED4X4M/T

warnaabuperakmetalikdengannomorrangkaMMBJNKB40BD056487dannomor

mesin4D56UCCW0660.Terlampirdalamberkasperkara.

- 7(tujuh)UnitKomputerLenovo

- 1(satu)UnitKomputerAsus

- 1(satu)UnitKomputerSamsung

- 1(satu)UnitKomputerAcer

- 2(dua)UnitKomputerHp

- 2(dua)UnitKomputerDell

- 2(dua)UnitPrinterHpLaserjetP1102

- 2(dua)UnitPrinterCanonPixma

- 1(satu)UnitPrinterEpson

- 2(dua)buahKeyboardAcer

- 1(satu)buahKeyboardLogitech

- 1(satu)buahKeyboardAsus

- 7(tujuh)buahKeyboardLenovo

- 2(dua)unitCpuDell

- 8(delapan)buahMouseLenovo

- 1(satu)buahMouseHP

- 2(dua)buahMouseAcer

- (satu)buahMouseLogitech

- 1(satu)buahMouseVotre

- 1(satu)buahChargerLaptopHipro

- 2(dua)buahChargerLaptopAsus

- 1(satu)buahChargerLaptopHP

- 4(empat)buahChargerKomputerLenovo

- 2(dua)buahKabelPowerKomputer

- 2(dua)buahKabelDataKomputer

- 5(lima)buahKabelPrinter

- 2(dua)buahKabelRoll

- 1(satu)buahTapeCompoPolytron

- 1(satu)buahSetelanSuaraMicBehringerUphorioUmc22

- 1(satu)buahAmplifierUhf

- 1(satu)buahDigitalVideoRecorderAhd

- 1(satu)buahWirelessInRouterWifiAsus

- 1(satu)buahWifiZte

- 1(satu)buahTerminalWifi3com

- 1(satu)buahMemoryCPU

- 1(satu)buahMicDudukAnysong

- 1(satu)buahChargerBatteryNikon

- 1(satu)buahMicMegaphone

- 2(dua)buahKalkulatorCasio

- 1(satu)buahKameraCCTVHikvision

- 1(satu)buahBukuKerja2018Prov.Papua

- 1(satu)buahSpeakerBluetoothKecil

- 2(dua)RollKainWarnaCokelatKorpri

- 27(duapuluhtujuh)buahIkatPinggangKecilKorpri;

- 1(satu)buahKabelLampuHias;

Page 4: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–3 –

- 1(satu)buahKabelLampuHiasSalib;

- 11(sebelas)buahTas

- 1(satu)unitSepedaMotorHonda

- 1(satu)buahKunciRing

- 1(satu)buahRangkaianGantunganKunci

- 1(satu)buahObengPlat

- 1(satu)buahParang/Pisau

- 2(dua)buahTombakKayuPanjang

- 4(empat)buahBusur

- 36(tigapuluhenam)buahAnakPanah

- 47(empatpuluhtujuh)buahBatu

- 58(limapuluhdelapan)buahBesi+Pipa

- 47(empatpuluhtujuh)buahKetapel

- 6(enam)buahPecahanKaca;

- 5(lima)batangPotonganKayu.Dipergunakandalamperkarayanglain

4.Menetapkan supaya terdakwadibebanibiayaperkara sebesarRp. 5.000 (LimaRibu

Rupiah).

Nota Pembelaan (Pledoi) yang diajukan tim Penasehat Hukum terhadap Surat Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum bukanlah suatu yang hendak membela kesalahan terdakwa tetapi

melainkan suatu ikhtiar hukum agar sebelum yang Terhormat Majelis Hakim memberi

putusan telahmendapatkanketerangan, gambaran,bukti-buktidan segalasesuatu tentang

peristiwa yang dituduhkan kepada terdakwa yakni Tindak pidana “Makar” sebagaimana

dimaksuddalamDAKWAANKESATUmelanggarpasal106KUHPJoPasal55Ayat(1)ke-1

KUHP.

II. DASARHUKUMPENGAJUANPEMBELAAN/PLEDOI

BahwaTuntutanPidanadanPledoi(Pembelaan)padadasarnyamerupakansuaturangkaian

yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara. Bahwa berdasarkan

ketentuanhukumAcaraPidanaPasal182ayat(1)hurufbKUHAP,makakepadaterdakwa

danatauPenasihatHukumterdakwadiberikanhakuntukmengajukanPledoi(Pembelaan)

atasTuntutanPidanayangtelahdiajukanolehJaksaPenuntutUmum.

Dalam kesempatan ini perlu kami tegaskan, karena pada hakikatnya pengajuan Pledoi

(Pembelaan) inibukanlahbertujuanuntukmelumpuhkan dakwaandanTuntutanPidana

yangdiajukanoleh JaksaPenuntutUmum, akantetapiperbedaanargumentasi,prinsipdan

pandanganlah yangmenimbulkan kesenjangan diantara keduamisi yang diemban, namun

semuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan yaituusaha dan upaya melakukan

penegakanhukumsertakeinginanuntukmenemukankebenaranhukum.

III. LATARBELAKANGKASUS/PERMASALAHANdiPAPUA

1) AksiRasismeterhadapOrangPapua

BahwasejarahpanjangperilakurasismeterhadaporangPapuasudahterjadisejaksejarah

integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu contoh dari sekian banyak contoh adalah

peristiwarasismetanggal16Agustus2019dan17Agustus2019terhadapMahasiswaPapua

di AsramaMahasiswa Papua Kamasan III Surabaya. Aksi yang sama juga terjadi di Jogja,

Malang dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Perilaku penghinaan dan perlakuan

kejamyangtidakmanusiawiinidilakukanolehmasyarakatsetempat,aparatsipilnegara

Page 5: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–4 –

dan aparat keamanan. Bahkan respon yang dilakukan oleh aparat keamanan ketika

memasuki asrama Kamasan sangat berlebihan hingga melahirkan tindakan represif dan

teror. Aksi rasisme bukan saja terjadi di asrama mahasiswa tetapi juga di pemukiman

lainnyayangdihuniolehmahasiswaPapuabahkanterjadihampirdisetiapaktifitasdimana

orang Papua hadir didalamnya, contohnya ketika pertandingan bola, dimana orang Papua

telahditeriakidengankata-katabernadarasis.

2) MunculnyaAksiMenolakRasisdiPapua

Aksi rasisme pada Agustus 2019 yang terjadi di beberapa kota di Indonesia telah

menimbulkanprotesdankemarahandariorangPapuadiseluruhkotayangadadiPapua

dalambentukAksiAntiRasisme.Aksi inididukungolehbernagaikomponenmasyarakat

sipildiPapuaterutamaolehkelompokCipayung(PMGKRI,GMKI,HMIdanGMNI).Peristiwa

tersebut merupakan reaksi terhadap aksi rasis yang dialami. Sekaligus reaksi atas

perilakudiskriminasidanketidakadilanlainnyayangtelahdialamiolehorangPapua

dalamberbagaiaspekdengankurunwaktuyangsangatpanjangyaknisejakintegrasi

tahun 1963. Aksi anti rasisme juga sebagai bentuk desakan terhadap pemerintah

terkait implementasi UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Tindakan

DiskriminasiRasdanEtnis namundijawabolehpemerintahdengancaramenambahkan

pasukan keamanan baik Polri/Brimob maupun TNI ke berbagai wilayah Papua hingga

sebanyak 6000 orang dalam kurun waktu Agustus sampai dengan desember 2019

sebagaimana pernyataan Kapolri TitoCarnavian.(Baca :

https://www.suara.com/news/2019/09/01/095904/6000-tentara-dan-polisi-terjun-kepapua-

kapolri-kalau-kurang-tambah-lagi).

Pada saat menjelang aksi sejumlah masyarakat sipil termasuk kelompok pemuda,

mahasiswa, tokoh adat, tokoh agama dan perempuan sepakatmenentang perlakuan yang

kejam dan tidak manusiawi tersebut dalam bentuk aksi atau demonstrasi. Dalam rangka

mempersiapkan sejumlah aksi tersebut, komponen mahasiswa yang berperan sebagai

koordinatoraksidariaspirasimasyarakatsipilkhususnyaorangPapuayangmenjadikorban

rasismelakukanpertemuangunamempersiapkanaksiagartetapfokusuntukmenolakaksi

rasis yang telah terjadi dan agar aksi menolak rasis berlangsung aman dan tertib,

sebagaimana notulensi yang telah dihasilkan pada pertemuandan Pernyataan yang

diserahkankepadaGubernurPapua.

Aksi menolak rasis yang berlangsung pada tanggal 19 Agustus 2019 berlangsung aman,

bahkan gubenur dan sejumlah perangkat pemerintah di provinsi Papua menerimamassa

aksi saat berada di kantor Gubernur, Gubenur juga merespon dengan mengatakan “Saya

berterima kasih kepadamahasiswa tidakmelakukan anarkis, tidak boleh terprovokasi. Kita

manusiabermartabat."(Baca :PernyataangubernurPapuadidepanmassaaksi,kantor

gubernur19Agustus2019.Sumber:kompas.comtanggal19Agustus2019).

Aksimenolakrasisyangkedua,dilakukanpadatanggal29Agustus2019,untukmendesak

pemerintah karena terkesan masih lambat dalammenangani tindakan rasis yang dialami

olehorangPapua.Sebelumnyadilakukanpertemuandiantarakelompokmahasiswadengan

maksudyangsamaseperti aksipertama tanggal19Agustus2019yakni agaraksiberjalan

amandan tertib.NamunKetikaaksi tanggal29Agustus2019berlangsunganarkisdengan

sejumlah aksi pembakaran dan pengrusakan serta penjarahan, jelas bukan karena

perbuatan, peran atau tanggungjawab terdakwa sebab sejak awal terdakwa HENGKY

HILAPOKbersama terdakwa lainnya (dilakukan penuntutan secara terpisah) telah

melakukan komunikasi diantara kelompok mahasiswa dalam rangkamencegah aksi

berlangsung anarkis. Pada aksi tanggal 29 Agustus 2019, sikap aparat berbeda dalam

Page 6: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–5 –

mengawal aksi,massa terakumulasi pada banyak titik, hal yang sebelumnya tidak pernah

terjadikarenabiasanyaaparatdengancepatmenanganikerumunanmassahinggamampu

menguraimassa. Selain itu ada keterlibatan pihak lain yangmenyebabkan situasimenjadi

tidakterkendalidananarkis,massaaksibertambahbanyak,munculdariberbagaititikjalan

ataupemukimanpenduduk.Beberapadiantaratelahberusahadicegaholehterdakwaagar

tidak melakukan tindakan anarkis. Mengenai keterlibatan pihak lain, banyak yang sudah

menyuarakannya (baca : https://www.beritasatu.com/nasional/573245-lukas-enembe-

nyatakan-demo-massa-di-papua-yang-tunggangi), sayangnya hingga saat ini aparat

kepolisiantidakmelakukanpenyelidikan.Hinggaakhirnyaterdakwadijadikantumbalatau

dikriminalisasiatauperistiwatersebut.

3) PenerapanPasalMakarterhadapMassaAksi

Penerapan pasal makar atau delik kejahatan terhadap keamanan negara dalam konteks

berkumpul dan menyampaikan pendapat di Papua khususnya terkait aksi tanggal 19

Agustus2019dan29Agustus2019adalah salah satubentukarogansidarinegarakarena

bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan negara hukum. Terdakwa Irwanus

Uropmabin dan terdakwa lainnya (yang dilakukan penuntutan secara terpisah) telah

mengalamikriminalisasidanstigmabahkanmendahuluiproseshukumyangsedang

berjalan. Mereka mengalami penyiksaan saat penangkapan dan pemeriksaan awal

sertadipindahpaksakandenganalasankeamanan.Kemudiandikenakantuntutanpidana

yang sangat tinggi oleh JPU. Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi baru di Asia

makasudahseharusnyameninggalkangayalamaini.Bahkandierapemerintahanpersiden

GusDur,ekspresiitudiberiruang:benderaBintangKejorabolehdikibarkanasalkantidak

lebihbesardanlebihtinggidaribenderamerahputih,namunmengapasekarangdemokrasi

Indonesiabergerakmundur?BahkanmekanismedemokrasiyangdiaturdalamUUNomor9

Tahun1998tentangKemerdekaanmenyampaikanpendapatdimukaumumtelahdilanggar

oleh aparat kepolisian karena aparat kepolisianmemaksamelakukan tindakan yang tidak

pernahadadidalamaturantersebutyaknisetiapaksimassaharusmendapatkanijindari

kepolisian padahalpasal dariUU tersebutmenyatakan bahwa yang harus disampaikan ke

kepolisian adalahPemberitahuan bukanpermohonan ijin kepada pihak kepolisian dan

pihakkepolisianWAJIBmenerbitkanSuratTandaTerimaPemberitahuan(STTP).Tidakada

satu katapun dalam UU tersebut yangmenyebut kata ijin apalagi yang memberikan

kewenangan kepada aparat kepolisian untukmemberikan ijin. Hal ini membuktikan

kriminalisasi dan stigma yang sudah dibangun sejak awal terhadap orang Papua. Jelas

melanggarprinsip-prinsipkerjayangprofessionaldantaataturan.

Disadari bahwa penerapan pasal makar terhadap orang Papua tidak pernah mengurangi

semangatorangPapuauntukberkumpuldanmenyatakanpendapat.Diskusidanteriakan

Yel-yel Papua merdeka akan selalu ada di berbagai ruang dan waktu, baik dalam

seminar, diskusi, karya buku, wawancara apalagi aksi-aksi kebebasan berekspresi.

Simbol Bintang Kejoradiekspresikan dalam berbagai bentuk seperti bendera, baju,

tas, gelang, makanan ataupun bentuk lain. Orang Papua akan mencari dan

menemukan berbagai media untuk mengekspresikan itu. Proses hukum tidak akan

efektif dalam menghentikan sikap rakyat Papua untuk terus berkumpul, berekspresi dan

menyampaikan pendapatnya. Proses hukum hanya untuk menghalau asap tapi atau

merespondinamika tetapibukanmengatasibaraapiyang terusmenyala.Peradilan

selalu menjadi ajang uji coba untuk itu, ironisnya, selalu gagal dalam mencapai

tujuannyabahkan tuntutandanputusanyang tidakadilmakinmeningkatkanresistensi

perlawananterhadapkehadirannegaradiPapua.

Page 7: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–6 –

4) OtonomiKhususdanPenyelesaianAkarMasalahdiPapua

Bahwa pemerintah Indonesia memberikan Undang-Undang Otonomi Khusus(UU

Otsus)Papua pada tahun 2001 sebagai kompromi politik karena orang Papua minta

merdeka oleh karenanya pemerintahpun memberikan dengan terpaksa untuk

memadamkanaspirasiPapuaMerdekayangmunculsetelahsejumlahaksipenangkapandi

berbagai tempat di Papua termasuk penangkapan 5 tokoh Presidium Dewan Papua(PDP)

setelahKongresPapuatahun2000.

Di dalam konsideran huruf f UU Otsusdisebutkan’’ bahwa penyelenggaraan pemerintahan

dan pelaksanaan pembangunan di Provinsi Papua selama ini belum sepenuhnya memenuhi

rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat, belum

sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya

menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia di Provinsi Papua, khususnya

masyarakat Papua; namunsejumlah bentuk perlindungan,penghormatan dan

pemberdayaanterhadapeksistensiorangasliPapuahanyalah‘cekkosong’yangtidak

pernahditunaikanbahkandiaborsisatupersatulewatberbagaiaturanataukebijakan

yangsalahsecaraasasdanhirarkidalamperaturanperundang-undangan.

BuktinyajustruselamaUUOtsusaksipenangkapandanpenahananmeningkat.Ruang-ruang

berekspresi,menyampaikanpendapatdanberserikatdihadangolehbarikadeaparat

dan sejumlah Maklumat. Pemerintah mengatakan untuk Papua dilakukan pendekatan

kesejahteraan tapi prakteknya adalah pendekatan keamanan. Hak atas

keselamatanmasyarakatsipilmakinterabaikan,siapapunbisamenjadikorban.Pemenuhan

hak-hak dasar tetap buruk terbukti dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Papua

masihberadadiposisikuncidariklasemenIPMdiIndonesia.

Penegakanhukumselaludijadikanancamanuntukmenjagakepentingankekuasaan.

Hal inimengingatkankitapada sejarahperadilankolonialyangmenjadikanhukum

sebagaijubahnyapenguasa.TrikpemerintahdenganmelemparsalahkepadaorangPapua

yangdudukdipemerintahantidaklahtepatapalagiketikasemuaotoritasmasihdikendalikan

olehpemerintahpusat. Inisoalburuknyamanajemenpemerintahbukankarenakegagalan

orangPapuadalammelaksanakanUUOtsus.OrangPapuasepertidikasihcasing‘madein

orangasliPapua’tapisebenarnyasubstansidaneksistensinyadihilangkan,karenaitu

siapapuntidakbolehterjebakdalamdoktrinpolitikcasing.

Salah satu bagian penting di dalam UU Otsus adalah pasal 2 mengenai Lambang-

Lambang,dimanarakyatPapuadibolehkanuntukmemilikibenderadaerahdanlagudaerah.

KetakutanpemerintahatasapayangtelahdijanjikandandiperintahkanolehUU-nya

menyebabkanpemerintahkehilanganakalsehat,tidakpeduliterdapatkekeliruanasasdan

hirarki dalam peraturan perundang-undangan termasuk dalam implementasinya,

seperti ketika Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah(PP) Nomor 77 tahun

2009tentang Lambang Daerahuntuk menghalau simbol atau bendera Bintang Kejora

berkibar. Pemerintah juga mengeluarkanUU Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,

bahasa dan lambang Negara serta lagu Kebangsaan yang memuat sanksi terhadap

berbagai tindakan pelanggaran terhadap bendera merah putih. Ironisnya, dalam

prakteknya dugaan pelanggaran terhadap simbol dan ikon-ikon negara Indonesia malah

menggunakanpasalmakar.PadahaldiBukuIIKUHPtentangKejahatanTerhadapKeamanan

Negaratidakadasatupasalpunmemuatpelanggaranatautindakpidanaterkaitsimbolatau

bendera.KondisiinimenunjukkanstigmaterhadaporangPapuamendahuluikebijakan

atauhukumapapunyanghendakdilakukanolehpemerintahterhadaprakyatPapua.

Page 8: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–7 –

KegagalandalammembangunpersepsitentangPapua,haruslahdiakhiridenganmemahami

akar persoalan di Papua. DimanaLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI)di dalam

bukuPapuaRoadMapterbitantahun2009telahmenyebutkanada4(empat)akarmasalah

diPapua, yang intinyaadalah :1).Perdebatan soal integrasiPapuaataupelurusan sejarah

Papua 2). Pelanggaran HAM 3). Kegagalan Pembangunan dan 4) Marginalisasi dan

Diskriminasi.UntukituLIPIbersamaJaringanDamaiPapua(JDP)yangterbentukpada06

Januari2010dantelahmelakukanKonsultasiPublikdiantaraorangPapuadannonPapuadi

kota-kota seTanahPapua;melakukansejumlahpertemuaneksploratifdenganperwakilan

pemerintah dan rakyat Papua secara informal di beberapa kota di Indonesia serta

KonferensiPerdamaianPapua (KPP) tahun2011yangdihadiriolehberbagai stakeholders

telah menawarkan pemerintah untuk memulai membuka dialog yang inklusif dengan

rakyatPapuauntukPapuayanglebiladildanbermartabat.

IV. FAKTA-FAKTAPERSIDANGAN

1. KETERANGANSAKSI-SAKSI

a. KeteranganSaksiACharge

1) SaksiMUHAMMADALI.Umur31tahun.LahirdiJayapura,tanggal5Maret

1984. Jenis kelamin Laki-laki. Pekerjaan Polri. Agama Islam.

KewarganegaraanIndonesia.AlamatTanahHitamKamkeyKec.Abepura.

Dibawahsumpah,padapokoknyamenerangkansebagaiberikut:

§ Bahwabenar tindakpidanakejahatan terhadapkeamanannegara/makar

danataumenyiarkansuatuberitaataumengeluarkanpemberitahuanyang

dapat menimbulkan keonaran dikalangan masyarakat dan atau

menyiarkankabaryangtidakpastiataukabaryangberlebihanatautidak

lengkap dan atau penghinaan terhadap bendera, Bahasa, lambang negara

serta lagu kebangsaan dan atau penghasutan untuk melakukan suatu

kejahatandanataupembakarandanataupencuriandengankekerasandan

atauBersama-samadimuka umummelakukan kekerasan terhadap orang

atau barang dan atau membawa senjata tajam tanpa ijin terjadi pada

tanggal 19 agustus 2019 dimana pada saat aksi demo tersebut terjadi

penurunan bendera merah putih di halaman kantor gubernur Provinsi

Papuakemudianmassapesertaaksidemomengibarkanbenderabintang

kejoradanpadatanggal29agustus2019terjadiaksidemojilidIIdimana

padasaataksidemojilid II tersebutmassamengibarkanbenderabintang

kejora dan melakukan tindakan anarkis berupa pengrusakan dan

pembakaranterhadapbangunandankendaraanroda2danroda4.

§ Bahwabenarpadatanggal19agustus2019saksibersamadengananggota

lainnya melakukan pengamanan aksi demo, dimana aksi demo tersebut

dilakukan oleh kelompokmahasiswadanmasyarakat papua yang berada

di Jayapura untuk menolak dugaan rasisme yang terjadi di surabaya

terhadapmahasiswa orang papua, dimana pada saat aksi demo tersebut

massa berkumpul di daerah waena dan sekitarnya kemudian massa

berjalan kaki menuju ke kantor gubernur Provinsi papua, setelahmassa

tibadikantorgubernurprovinsipapuakemudianadabeberapamahasiswa

dandarikelompokKNPB(komitenasionalpapuabarat)yangbernamaSdr.

VIKTOR YEIMO melakukan orasi dan terjadi aksi penurunan bendera

merah putih di tiang bendera yang berada di halaman kantor gubernur

provinsi papua kemudian massa peserta aksi unjuk rasa tersebut

mengibarkan bendera bintang kejora, setelah massa selesai bertemu

dengangubernurprovinsiPapuaselanjutnyamassamembubarkandiri.

§ Padatanggal29agustus2019kelompokmahasiswadanmasyarakatpapua

yang berada di kota jayapura serta kelompok KNPB (komite nasional

Page 9: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–8 –

papua barat) kembali melakukan aksi demo jilid II, dimana massa yang

akanmelakukanaksiunjukrasatersebutberkumpuldidaerahwaenadan

sekitarnya kemudian berjalan kaki menuju ke kantor gubernur, namun

dalamperjalanandaridaerahwaenadan sekitarnyamassamulai anarkis

denganmelakukanpembakarandanpengrusakanterhadapbangunandan

kendaraan yang berada disepanjang jalan dari waena sampai di kota

jayapura, dimana massa tersebut terus berjalan kaki sambil melakukan

tindakananarkisdanmembawabenderabintangkejoradanmeneriakkan

yel yel kami bukan merah putih dan kata-kata Papua merdeka, setelah

massatibadikantorgubernurprovinsipapuakemudianmassamelakukan

kembalipembakarankantorKPUProvinsiPapuasertamendudukikantor

gubernurprovinsiPapuasampaidengantanggal30agustus2019.

§ Bahwabenaryangmenjadipenanggungjawabpadaaksidemotanggal19

agustus 2019dan tanggal 29 agustus 2019 adlaahBEM (badan eksekutif

mahasiswa)UNCENdanBEM(badaneksekutifmahasiswa)USTJ.

§ Bahwabenar kelompok yang ikutmelakukan aksi demopada tanggal 19

agustus 2019 dan tanggal 29 agustus 2019 adalah dari kelompok

mahasiswa,masyarakatpapuadankelompokKNPB.

§ Bahwabenarjumlahmassayangikutdalamaksidemotanggal19agustus

2019dantanggal29agustus2019kuranglebih1.000orang.

§ Bahwabenaralatperagayangmassagunakanpadasaataksidemotanggal

19 agustus 2019 dan tanggal 29 agustus 2019 berupa pamplet, spanduk

danadabeberapabenderabintangkejorayangdibawasambildikibarkan.

§ Bahwa benar bahwa tujanmassamelakukan aksi demo pada tanggal 19

agustus 2019 adalah menolak aksi rasisme yang terjadi di surabaya

terhadap mahasiswa papua dan dalam aksi demo tersebut juga massa

menuntutuntukpapuamerdekadanpadatanggal29agustus2019massa

melakukanaksidemodengantujuanuntukmenolakrasismedanmenuntut

untukpenentuannasib sendiripapuaataumenginginkanpapuamerdeka

dimana pada saat aksi demo tersebut terjadi tindakan anarkis berupa

pengrusakandanpembakaran.

§ Bahwabenar dasar saksimelaksanakan pengamanandemopada tanggal

19 agustus 2019 dan tanggal 29 agsutus 2019 adlaah perintah lisan

direkturresersekrimininalumumpadatanggal17agustus2019.

TanggapanTerdakwa:

Atasketerangansaksitersebutterdakwamenolaknya.

2) Saksi ABRAHAM STEVI SOUMELENA. Umur 31 tahun, lahir di Jayapura,

tanggal5Maret1984.Jeniskelamin:Laki-laki.PekerjaanPOLRI,Agama

Kristen Protestan , Kewarganegaraan Indonesia. Alamat: Tanah Hitam

Kamkey, Kec. Abepura. Di bawah sumpah dan menerangkan pada

pokoknyasebagaiberikut:

§ Bahwasaksidalamkeadaansehatjasmanidanrohani,mengertidiperiksa

sebagaisaksidanbersediamemberikanketerangan;

§ BahwabenarsaksipernahdiperiksaolehPenyidikPoldaPapua;

§ BahwasaksikenalTerdakwaHengkyHilapoksetelahkejadian;

§ Bahwatidakadahubungankekeluargaanatauhubunganpekerjaandengan

TerdakwaHengkyHilapok;

§ Bahwasaksitelahmemberikanketerangankepadapenyidik;

Page 10: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–9 –

§ Bahwa saksi telah memberikan keterangan terkait peristiwa 19 Agustus

2019dan29Agustus2019;

§ Bahwasaksitelahberadaditempatkejadianpadajam9pagi;

§ Bahwaaksitersebuttidakmemilikiizin;

§ Bahwasaksimelakukanpenanganantertutup;

§ BahwasaksidilampumerahAbepura;

§ Bahwapesertademomemberikan surat izintetapiKepolisian tetap tidak

memberikanizindanpesertatetapmelakukandemo;

§ Bahwamassamulaidatangjam9;

§ BahwasaksimelihatTerdakwaHengkyHilapokorasi;

§ BahwaTerdakwaHengkyHilapokbukanorasi tetapimengucapkanyel-

yelyakniyel-yelPapuadandibalasolehmassadenganteriakanmerdeka;

§ Bahwa saksi mengikuti massa dari lampu merah sampai di Kantor

Gubernur;

§ Bahwapadaaksi19Agustus2019tidakadakerusuhan;

§ Bahwa aksi 19 Agustus 2019 adalah aksi yang menolak rasisme di

Surabaya;

§ BahwamassabergerakkeKantorGubernur;

§ Bawa aksi tanggal 29 Agustus saksi tidak melihat Terdakwa Hengky

Hilapok;

§ BahwasaksiikutdemosampaikekotaJayapura;

§ Bahwasaksimelakukanpengamanantertutupberdasarkansprint;

§ BahwasaksiberasaldariPoldaPapuabagianReskrimUmum;

§ Bahwapada aksi 19AgustusTerdakwaHengkyHilapokmemakai baju

almamaterKampus;

§ Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa Hengky Hilapok pada aksi 29

Agustus2019;

§ Tanggapan Terdakwa Hengky Hilapok tidak benar semua keterangan

saksitetapadaketerangannya;

§ Bahwa saksi mengetahui Terdakwa Hengky Hilapok merupakan

koordinatorseksiperlengkapansetelahpemeriksaan;

§ BahwasaksimenerangkanbahwasaatmassaberkumpuldiAbesaksidan

timOpsnal sertaanggotaPolriberupayamembubarkankarena tidakaksi

demontrasi tersebut memiliki ijin darkepolisian akan tetapi massa

bertahan dan melawan, dengan pertimbangan situasi dan dampak

akibatnya. saksi dan anggota yang melakukan pengamanan mundur

mengamankanwargayangberadadisekitartitikkumpulmassa;

§ BahwasaksitidakdiperlihatkanbarangbuktiolehJPUsaatpersidangan.

TanggapanTerdakwa:

Atasketerangansaksitersebutterdakwamenolaknya.

3) SaksiALEXANDERGOBAY,Umur25 tahun. Lahir di Jayapura, tanggal 5

Maret 1994. Jenis kelamin Laki-laki. Pekerjaan mahasiswa. Agama

Kristen Khatolik. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Perumahan

PemdaCikombongKotaRajaRT005/RW005,KelVIMKec.AbepuraKota

Jayapura. Dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

§ Bahwa semua keterangan saksi Alexander Gobay merupakan keterang

AlexanderGobay sebagai tersangkadalamBAPyangdimuatkembalipada

surattuntutanJPUkepadaHengkyHilapok;

Page 11: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–10 –

§ Bahwa Alexander Gobay dalam pemeriksaan saksi secara tegas telah

mencabut semua keterangannya sebab Alexander Gobay mengatakan

bahwa dirinya tidak perna di BAP sebagai saksi dalam kasus Hengky

Hilapok;

Tanggapanterdakwa

Bahwaterdakwamenyatakanbenarketerangansaksi.

4) SaksiIRWANUSUROMABIN.Umur23tahun,LahirdiWamena,tanggal5

Maret 1994. Jenis kelamin Laki-laki. Pekerjaan mahasiswa. Agama

Kristen Khatolik. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Perumahan

PemdaCikombongKotaRajaRT005/RW005,KelVIMKec.AbepuraKota

Jayapura. Dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

§ Bahwa semua keterangan saksi Irwanus Uropmabin merupakan keterang

Irwanus Uropmabin sebagai tersangka dalam BAP yang dimuat kembali

padasurattuntutanJPUkepadaHengkyHilapok;

§ Bahwa Irwanus Uropmabin dalam pemeriksaan saksi secara tegas telah

mencabut semua keterangannya sebab Irwanus Uropmabin mengatakan

bahwa dirinya tidak perna di BAP sebagai saksi dalam kasus Hengky

Hilapok;

Tanggapanterdakwa

Bahwaterdakwamenyatakanbenarketerangansaksi.

5) Saksi FERRY KOMBO, Umur 24 tahun, Paspaley, 07 Januari 1995, jenis

kelaminlaki-laki,AgamaKristenProtestan,PekerjaanMahasiswaUncen

(KetuaBEMUncen),KebangsaanIndonesia,AlamatAsramaYAKSPEKMI

RT.003RW.001KelurahanAwiyoKecamatanAbepuraatauPasarLama

Kamkei Kel. Awiyo Distrik Abepura Kota Jayapura memberikan

keterangandibawahsumpahyangpadapokoknyasebagaiberikut:

§ BahwaorasidilakukandikantorGubernur

§ BahwasaksiFeryKomboadalahperwakilanMahasiswa

§ BahwasaksiFeryKombomenyerahkanaspirasikekantorGubernur

§ BahwasaksiFeryKombotidakadahubungandenganTerdakwaHengky

Hilapok

§ BahwasaksiFeryKombosamasekalitidakmengenalTerdakwaHengky

Hilapok

§ BahwasaksiFeryKombomengetahuidanmengenalTerdakwaHengky

Hilapoksetelahditahanan

TanggapanTerdakwa:

Atasketerangansaksitersebutterdakwamembenarkan

b. KeteranganSaksiADeCharge

1. Saksi YANTUS ELOPERE, Lahir di Wamena, 04 Agustus 1995. Jenis

kelamin laki-laki. Kewarganegaraan Indonesia. Agama Katholik.

Pendidikanmahasiswa. Alamat Honelama RT/RW 000/000, Kelurahan

Lanitipo, Kecamatan Wamena. Memberikan keterangan dipersidangan

padapokoknyasebagaiberikut:

§ Bahwasaksikenalterdakwasejaktahun2017diUSTJ;

Page 12: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–11 –

§ Bahwa hubungan saksi dengan terdakwa sebagai teman sesama

mahasiswa dan terdakwa adalah mahasiswa USTJ anggota BEM bagian

SumberDayaManusia;

§ Bahwatgl19saksibersamaterdakwadiUSTJsama-samakeluarkedepan

Uncen bawah, dan bergabung dengan teman-teman terus bergerak ke

abepuradanmenujukekantorGubernur;

§ Bahwabanyakmassasehinggasaksiterpisahdariterdakwa;

§ BahwadikantorGubernursaksitidakbertemuterdakwa;

§ Bahwapadatanggal18Agustus2019,Saksiikutpertemuan;

§ Bahwauntukaksitanggal19Agustus2019terdakwasebagaidokumentasi,

tugasnyamelakukandokumentasi;

§ Bahwa tugas keamanan adalah mengamankan massa tidak boleh keluar

daribarisanyangsudahdiatur;

§ Bahwasaat aksi tanggal19Agustus2019 itudari awal sampaikekantor

Gubernurberjalanaman;

§ Bahwaterdakwatidakmelakukanorasi;

§ Bahwasemuakorlapmenjagakeamanan;

§ BahwaselaindariBEM,adaCipayung,GMKI,HMIdengantujuanmenolak

rasismeyangadadiSurabaya;

§ Bahwasaksitidakmengikutipertemuanteklap;

§ Bahwapadatanggal29Agustus2019saksitahusituasidemodiJayapura

awalnyaberjalan amannamunadakerusuhanyang tidakdiketahui siapa

pelakunya;

§ Bahwasaksitidakmelihatterdakwapadatanggal29Agustus2019;

§ Bahwatitikkumpulmasing-masingBEMdarikampusmasing-masing;

§ Bahwa kalausetiaporasi,yel-yelpapuamerdekadanreferendumpasti

akanada;

§ Bahwa simbo seperti bendera Bintang kejora ada dimana-mana dapat

dijumpaidenganmudahdipapua;

§ Bahwatanggal19agustus2019,saataksitidakdikantorgubernur,selama

aksidikantorgubernurhinggaaksibubardarikantorgubernur,saksitidak

melihatadaBenderaBintangkejoraberkibardikantorgubernur.

TanggapanTerdakwa:

1. Keteranganterkait19Agustus2019,benar;

2. Tanggal29Agustus2019dalamperjalananpermulaandarikampusUSTJ

sampai ke kantor Gubernur tidak benar karena terdakwa menggunakan

motor langsung dari kampus USTJ menunggumassa aksi di taman Imbi

kotaJayapura;

3. TerdakwatidakmemegangataumembawabenderaBintangKejora.

2. Saksi Laurenzius Kadepa. Lahir di Toyaimuti 24 Desember 1984, Jenis

Kelamin Laki-Laki, Agama Kristen Katholik, Pekerjaan Anggota DPR

Papua, Alamat Polimak Toyota RT/RW 001/ 002 Kelurahan Ardipura

KecamatanJayapuraSelatan;.Memberikanketerangandipersidanganpada

pokoknyasebagaiberikut:

§ BahwasaksibenarsebagaianggotaDPRDKotaJayapurayangpadatanggal

19 Agustus 2019 mengetahui adanya aksi rasisme oleh Mahasiswa dan

MasyarakatsipilditanahPapua.

§ Bahwa aksi ini untuk menolak aksi rasisme yang terjadi terhadap

mahasiswaPapuadiSurabaya;

Page 13: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–12 –

§ Bahwa sebelumnya sudah pernah terjadi tindakan rasis di daerah diluar

Papua sehingga Rasisme yang terjadi di Surabaya merupakan akumulasi

dari perlakuan dari tindakan rasisme yang dialami Orang Papua

sebelumnya;

§ Bahwa saya menonton lewat Vidio yang viral dimana gabungan Ormas

terlibatdanAparatKeamananjugamelakukanrasisme;

§ BahwasetelahvidioviraladapelakuRasismeadayangdariPartaiPolitik

Gerindra;

§ BahwaAparatKeamanansaya lupadarisatuanmananamunketerlibatan

AparatKeamanansepertidariTNIdanPolri;

§ Bahwaaksidemoberlangsungdidaerah di seluruhKabupatendiPapua

seperti Kabupaten Nabire, Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke,

KabupatenWamena;

§ Bahwa sepengelihatan saksi aksi ini dilakukan oleh Mahasiswa BEM se

JayapuradanOrganisasiCipayungsertaadanyamasyarakatsipilyangikut

hadirdanmenyuarakanaspirasidihariitu.

§ Bahwa pada saat itu mahasiswa berperan mengambil alih untuk

mengkoordinirmassa dikarenakan jumlahmassa yang banyak pada saat

itu. Isu yang dibawa olehMahasiswaBEMSe Jayapura ini adalah bentuk

solidaritasataskejadianyangterjadidiSurabayaberkaitandenganTolak

RasismedanIntimidasilalupelakuharusdihukum.

§ Bahwapadapagitanggal19Agustus2019sksiberadadikantorDPRPdan

saksibersamabeberapaanggotaDPRPmengetahuiakanadanyaaksi

§ Bahwa saksi bersama anggota DPRP lainnya menunggu massa aksi

melewati kantor DPRP dan rencana akan bergabung dengan massa aksi

untukjalankekantorgubernur;

§ Bahwabenarsaksibergabungdanmengikutimassaaksi;

§ BahwaaksidikantorgubernurdipimpinolehKoordinatorUmum(Korlap)

yakni terdakwaFerryKombodandiikutiolehKoordinatorLapangandari

BEMSejayapuradanCipayang;

§ BahwaditerdakwaFerryKombomemberikanperwakilandarimassaaksi

untuk melakukan orasi yakni dari Tokoh adat, Tokoh Pemuda, Tokoh

Perempuan,dariorganisasiKNPI,anggotaMRP;

§ Bahwa setelah semua melakukan orasi, diserahkan pernyataan kepada

gubernur Papua Setelah semua memberikan orasi maka aspirasi dalam

bentuktertulisdiberikankeGubernurPapua;

§ Bahwa gubernur memberikan apresiasi kepada Mahasiswa dan seluruh

Masyarakat Papua dan akan menindaklajuti aspirasi ini ke Presiden

Indoensia;

§ Bahwa setelah itumassa bubar dan kembali kekediamanmasing-masing

sertaadayangdiantarolehpihakkepolisia;

§ Bahwa ada tulisan-tulisan dan yel-yelPapuamerdekadan referendum

itubiasadilakukanolehsetiapmassaaksikalauadaaksi;

§ Bahwa simbol bintang kejora selalu ada dimana-mana di Papua dalam

berbagaibentuksepertitas,bajuataugelang;

§ Bahwa sebagaianggotadewan,saksiseringkalimenerimaaspirasiPapua

merdeka dan itu tidak masalah bagi dewan untuk menampung aspirasi

tersebut;

§ Bahwaketikasaksitibadikantorgubernur,selamaaksidikantorgubernur

hinggamassaaksibubardikantorgubernurpadaaksitanggal19agustus

2019, saksi tidak melihat ada penurunan bendera merah putih dan

benderaBintangKejoraberkibardiKantorGubernur;

Page 14: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–13 –

TanggapanTerdakwa:

Atasketerangansaksitersebutterdakwamembenarkan

2. KETERANGANAHLI

a. KeteranganAhliYangDiajukanOlehJPU

1) DR.APRINUSSALAM,M.Hum.Umur64tahun.LahirdiRiau,7April1965.

Jenis kelamin Laki-laki. Pekerjaan Dosen Fakultas Ilmu Budaya

UniveritasGadjaMadadanKepalaPusat StudiKebudayaanUniversitas

GadjaMada. Agama Islam. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Kantor

Pusat Studi Kebudayaan UGM, Jalan Trengguli No. E9, Bulaksumur

Yogayakarta. Telah disumpah dipersidangan pada pokoknya

menerangkansebagaiberikut:

§ Bahwapengertian katamakar dimaksudkan sebagai satu aksi pemikiran,

tindakan dan/atau perbuatan, baik dalam bentuk kata-kata dan kalimat,

maupun berbagai aktivitas lainnya, yang dianggap atau dinilai

bertentangandenganhukum.Pengertianmakarjikalebihdisederhanakan

adalah pikiran, ucapan, tindakan dan/atau perbuatan yang melawan

hukumdanmerongrongkekuasaanresmipemerintahtertentu;

§ Bahwa penggunaan kata makar biasanya muncul dalam ruang bahasa

politik, atau dalam ilmu bahasa disebut sebagai register politik. Artinya,

setiapkataakansecarakonsistenmunculdalamruang-ruangtertentuyang

sesuai dengan tuntutan registernya. Itulah sebabnya, kata makar akan

dipakaibagipemerintahyangberkuasasecararesmijikaterdapatucapan,

pikiran,tindakandan/atauperbuatanyangdianggapmengganggujalannya

kekuasaanpemerintah;

§ Bahwa “Referendum,Merdeka,danPapuaMerdeka“dalamPerspektif

Ilmu Bahasa adalah Kata-kata tersebut jika tidak diletakan dalam

konteksnya, maka kata tersebut hanya berarti sesuai dengan makna

denotatifnya. Misalnya, kata referendum berarti upaya aksi

mengorganisasikansikapdansuarayangsecarapolitisdimaksudkanuntuk

memperpersoalkan posisi dan hubungan-hubungan suatu kelompok

kepentingandalamkehidupanbernegara;

§ Bahwa kadang pengertian-pengertian dalam ilmu bahasa,ilmu ekonomi,

ilmu politik itu tidak sama persismisalnya pengertian kata ‘referendum’

misalnya tidak sama persis tapi ada benang merahnya untuk dipaki

bersamasehinggamempunyaipengertianyangkuranglebihsama;

§ BahwaKatamerdekaberartidalamkeadaanbebas,tidakbergantung,tidak

diintervensi, tidakdijajah,mandiri.Katatersebutpalingseringdigunakan

dalam konteks hubungan penjajah dan yang terjajah. Yakni ketika yang

terjajahdapatmembebaskandirinyadariterjajah.PapuaMerdekaartinya

frase yang berarti Papua dalam keadaan merdeka seperti pengertian

merdeka dalam pengertian di atas. Akan tetapi, jika kata-kata atau frasa

tersebut diletakkan atau dimasukkan ke dalam konteks kewacanaan

tertentu, seperti berbagai peristiwa yang telah dijabarkan di atas, maka

maknakataataufrasatersebutberubahmenjadisuatuperistiwapolitik;

§ Bahwakataataupernyataanatau“Yel-yel”dalambentukkewacanaantidak

bermasalah,sah-sahsaja;

§ Bahwa ada beberapa kata bahasa Indonesia merupakan kata serapan

seperti kata makar karena bukan bahasa asli Indonesia. Dimana kata

Page 15: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–14 –

serapan sangat mungkin mengalami ‘pergeseran’ arti atau tidak dapat

dimaknaiseratuspersensamadengankataaslinya;

§ Bahwa kata makar yang diambli dalam bahasa Belanda dan kemudian

diterjemahkankedalambahasaIndonesiauntukdigunakansecarahukum

sangatmungkinmengalamipergeseranatauperubahan;

§ Bahwasekelompokmasyarakatbolehsajamenyampaikanaspirasisebagai

warga tetapi kemudian di dalam proses berkomunikasi ada hal-hal yang

kemudian terjadi pelanggaran misalnya bendera merah putih sebagai

simbol negara Indonesia bisa dimasukan ke dalam ranah

hukum/pengadilan.

§ Bahwa istlah rasismedananti rasisme ituprasangka-prasangka ideologis

tetapi sebetulnya yang perlu dipahami bahwa penggunaan kata-kaat itu

permainanpolitikmaknasemuanyapunyakepentinganjadidiperiksasaja

apakah pernyataan itu secara historis secara kebahasaanmaupun secara

politiksehinggabisamenjadimasalahhukumatautidak;

§ Bahwa sebagai ahli bahasa hanya menjelaskan dari segi kebahasaan

apakah dalam cara berkomunikasi, menyampaikan pendapat,

menyampaikan aspirasi dari segi bahsanya apakah ada pelanggaran dari

kesepakatansimbolikatautidak,hanyasampaidisitu.Apakahpernyataan

itu dilindungi oleh hukum atau tidak silahkan diklarifikasi oleh orang

hukum.

§ Bahwa ahli tidak melihat atau mempelajari keseluruhan berkas dari 7

terdakwa,karenahanyadiberikansatuberkassajauntukdipelajari.

TanggapanTerdakwa

Bahwaterdakwamenolakketeranganahli.

2) MUHAMMAD RULIYANDI, S.H.M.H Ahli Hukum Tata Negara. lahir di

Jakarta,padatanggal26Juli1986,jeniskelaminLaki-laki,AgamaIslam,

Pekerjaan Dosen, Pendidikan sedang menyelesaikan studi S3 Hukum

Tata Negara di pasca sarjana ProgramDoctor IlmuHukumUniversitas

Padjajaran,Kewarganegaraan Indonesia,Alamat Jln.PuloSirihTimur7

Blok CC No. 33 Pekayon Jaya, Bekasi, telah disumpah, dipersidangan

padapokoknyamenerangkansebagaiberikut:

§ BahwapembukaanUUD1945tersebutmerupakangagasanyangmendasar

dalamrangkamewujudkan Indonesia sebagainegarayangberkedaulatan

rakyatataunegarademokratisyangdidalamperkembangannyabangunan

suatu negara demokratis selalu berdampingan dengan prinsip negara

hukum.

§ Bahwadalamperkembangan perspektif best practicepraktik hukum tata

negara di Indonesia makar dapat diartikan sebagai sikap perlawanan

terhadapkeadaansistemfundamentalyangdiaturdalamkonstitusi(inhet

staatsrechtiseencontitutiedegrondslagvaneenstaat)dalamsuatunegara

dengancaraberkeinginanuntukmelakukansuatuperubahansistem;

§ Bahwa dalam kerangka pemahaman negara hukum yang demokratis,

kehidupanbernegaradanhubunganantarwarganegaradannegaratidak

dapat dipisahkan dari prinsip jaminan dan perlindungan hak

konstitusional (constitutional rights) setiap warga negara sebagaimana

diaturdalamUUD1945amandemen;

§ Bahwa negara memberikan hak kepada setiap warga negara dengan

memperhatikan ketentuan pasal 28 huruf J ayat (2) UUD 1945

Page 16: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–15 –

amandemen;

§ Bahwarambu-rambukebebasanmenyampaikanpendapatdapatditelusuri

dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan

MenyampaikanPendapatdiMukaUmum;

§ Bahwa secara prosedur dalam berdemo memang ada pemberitahuan

jikalau pemberitahuan sudah disampaikan tetapi kegiatannya di

lapangantidaksesuaidengan isipemberitahuanmakaPOLRImengambil

tindakantegas;

§ Bahwa ada kewajiban yang merupakan tanggungjawab individu yang

terlibat dalam demonstrasi kalau ternyata materi subtansi ternyata

mengandungunsurmakar;

§ Bahwa pertimbangan hukum putusan Mahkamah Konstitusi Nomor:

7/PUU-XV/2017 halaman 154 yang menyatakan: “...Mahkamah telah

berpendapat bahwa delikmakar cukupdisyaratkan adanya niat dan

perbuatan permulaan pelaksanaan, sehingga dengan terpenuhinya

syaratituterhadappelakutelahdapatdilakukantindakanpenegakan

hukumolehaparatpenegakhukum”.

§ Bahwa pembentuk undang-undang menetapkan suatu norma ketentuan

pidanapasal66Undang-undangNomor24Tahun2009tentangBendera,

Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan yang merupakan

sanksi pidana atas perbuatan menghina dan merendahkan

kehormatanbenderanegaraRepublikIndonesia.

§ Terkait perbuatan penurunan dan pembakaran bendera merah putih

sebagai lambang negara NKRI dan penaikan dan pengibaran bendara

bintangkejorapadatanggal29Agustus2019diKantorGedungGubernur

Papuapadasaataksimakaperbuatantersebuttelahtergolongmelawan

hukumsebagaimanadiaturlebihlanjutdalamUndang-undangNomor

24Tahun2009tentangBendera,BahasadanLambangNegara,serta

LaguKebangsaanmerupakansuatubagianrangkaiandariperbuatan

makar,perbuatanyang telahmemenuhiketentuanpasal66Undang-

undangNomor24Tahun2009tentangBendera,BahasadanLambang

Negara, serta Lagu Kebangsaan “Setiap orang yang merusak, merobek,

menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan

maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera

Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)” yang merupakan sanksi pidana

atas perbuatanmenghina danmerendahkan kehormatan bendera negara

RepublikIndonesia;

§ BahwaReferendum diakui sebagai salah satu prinsip dalam hukum

ketatanegara di Indonesia. Praktek Referendum di Indonesia pernah

terjadi saat pemerintah Indonesia menyetujui dilakukan referendum

terhadapTimor Leste tahun 1999dimana saat itu rakyat di Timor Leste

menuntutmerdekalepasdariNKRI;

3) Ahli Psikologi Prof. DR. HAMDI MULUK,Ph.D.Umur 52 tahun. Lahir di

PadangPanjang,31Maret1966.Jeniskelaminlaki-laki.PekerjaanGuru

Besar/Dosen.AgamaIslam.KewarganegaraanIndonesia.AlamatKantor

Gedung B Lantai 2 Ruang B 107, Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia,JalanMargondaRayaPondokCinaKec.Beji,KotaBogorJawa

Barat.Telahdisumpahpadapokoknyamenerangkansebagaiberikut:

§ Aksidemonstrasipadatanggal19dan29Agustus2019didalamperspektif

Page 17: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–16 –

keilmuan Ahli, yaitu, ilmu psikologi sosial dan politik, dapat dikatakan

perisitiwaterserbutsebagaisebuahaksikoletif(collectiveaction);

§ Bahwa aksi damai yang dilakukan tanggal 19 Agustus 2019 sebagai

respon terkait adanya tindakan rasisme di Surabaya terhadap

mahasiswaPapua tidakdapatdikatakanse.bagai tindakan insurgensi

ataumelawannegara;

§ Bahwa referendum dibolehkan dalam negara demokrasi melalui

mekanisme yang diatur dalam UU misalnya di Indenesia melalui

persetujuandariMPR;

§ Bahwa isu-isu protes memuat permasalahan hak asasi manusia secara

univesal sehingga sulit dibedakan apalagi ketika berbagai kompnen

masyarakat sipil terlibat. Gerakan akan menjadi makin besar ketika

simpati yang muncul semakin banyak sehingga unsur-unsur yang

termotivasiuntukmelakukan itumenjadibanyak..DalamkasusPapua ini

terjadi hal yang sama dimana ada gerakan-gerakan yang motifnya

menuntutdiskriminasidanjugabanyakmelibatkanelemen-elemen;

§ Ekspresikolektifitucenderungmunculkarenasikapnegarayangrepresif

karena itu isuyangdisampaikan tidak tunggal, adabermacam isu terkait

denganpermasalahanhakasasimanusia;

§ Bahwauntukmemisahkanmanaaspirasiyangmerupakanprotesterhadap

ketidakadilan ataumana yangmerupakan insurgensi atau usaha ke arah

makar menjadi tugas dari penyidik untuk mengumpulkan bukti-bukti

tersebut.

§ Bahwa diseluruh dunia, rasisme selalu menjadi tantangan bagaimana

hubungan anatar masyarakats ecara ras, agama yang sanggat majemuk.

Hubunag harmonis yang saling menghormati,tolerasni, tidak menghina,

tidakmenyakitikarenasecarakodratikitasudahbedasecararasial;

§ Rasisme diidentifikasikan sebagai perasaan negatif, terjadi tidak hanya

orang non Papua terhadap orang Papua tetapi juag sebaliknya . rasisme

dalam psikologi politik didefenisikan sebagai sebuah sikap negatif

terhadapkelompoktertentu,ras,bedaagamadanseterusnyaberkembang

menjadiprasangka;

§ Bahwapersoalanrasismeakanselalumenajdi tantanganterhadapnegara

demokrasi tidak saja Indonesia. Ini menjadi tantangan kita dalam

berbangsa untuk mengembangkan kehidupan kehidupan yang toleransi,

tidakmembeda-bedakansuku,ras,agama.Setiaporangberdirisamasetara

sepangansebagaiwarganegaramemilikihakyangharusdihornati.

Tanggapanterdakwa

BahwaterdakwamenyatakanmenolaksebagiandariketeranganAhli

b. KeteranganAhliYangDiajukanOlehPenasehatHukum/Terdakwa

1) Ahli Politik, Dr.Adriana Elisabeth, M.Soc, Sc. Lahir di jakarta 8 Juni

1963,Jenis kelamin perempuan. Kewarganegaraan Indonesia. Agama

Kristen.PekerjaanPenelitidandosen,alamatRafflesHillsBlokJ-2Tapos

Bogor, memberikan keterangan dipersidangan pada pokoknya sebagai

berikut:

§ Bahwa Terkait dengan buku Papua Road Map yang merupakan karya

Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia(LIPI). BukuPapuaRoadMap yang

diluncurkanpada2009terdiridariduabagianutama:pertama,skemaakar

masalah dalam kaitan dengan konflik Papua yang terdiri dari:4 akar

masalahdi Papua (i)marjinalisasi dandiskriminasi terhadaporang

Page 18: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–17 –

asli Papua; (ii) kegagalan pembangunan Papua; (iii) kekerasan

negaradanpelanggaranHAM; (iv) prodankontra sejarah integrasi

Papua. Empat akar masalah ini dapat dipahami dan diselesaikan secara

parsial,namunadaakarmasalahyangsalingberkorelasi,sepertimasalah

investasi di sektor sumber daya alam di Papua yang berada di wilayah

tanahadatmasyrakattradisionalPapua.Sebagaicontoh,isupembangunan

ekonomi dan kepentingan investasi berhadapan dengan sistim adat yang

masih dipegang teguh oleh masyarakat Papua. Masalah muncul ketika

tuntutanmasyarakatterhadapperusahaan(denganmodalbesar)dianggap

tindakan tidak kooperatif dan menghambat pelaksanaan investasi di

wilayah adat tertentu. Untuk menghadapi tuntutan adat, perusahaan

mengamankan investasinya dengan meminta bantuan aparat keamanan

untukmenghadapimasyarakatadat;

§ Kedua, solusi berdasarkan akar masalah terdiri dari: (i) rekognisi dan

pemberdayaan orang Papua, (ii) membuat grand design atau paradigma

baru pembangunan Papua; (iii) melakukan pengadilan HAM dan

membentuk KKR; (iv) “meluruskan” sejarah Papua melalui kajian

akademik. Untuk mencapai solusi damai bagi Papua, perlu dilakukan

melalui pendekatan dialog untuk mencegah berulangnya kekerasan

terhadapmasyarakatPapua;

§ Bahwa penangkapan dan penahanan tidak dapat menyelesaikan akar

konflik di Papua. Sebagaimana penjelasan mengenai dampak konflik

kekerasan dan akumulasi persoalan di Papua sejak 57 tahun yang lalu,

makaproseshukumyangdijalaniparaterdakwaberpotensimenimbulkan

rasa tidak percaya terhadap kebijakan pemerintah, khususnya proses

hukum di Indonesia. Yang juga penting dipertimbangkan dalam proses

hukum ini adalah aspek kemanusiaan (bukan sekedar HAM) terutama

mengenai perasaan para ibu Papua yangmelahirkan anak-anak generasi

penerus Papua, namun mereka harus menyaksikan ketidakadilan yang

menimpaanak-anakmereka,tanpabisaberbuatapa-apa;

§ Bahwa yel-yel atau pernyataan Papua merdeka atau referendum

seringkalidisampaikanolehorangPapuadalamaksiataupundalam

forum diskusi sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pendekatan

yangdilakukanolehpemerintahyangdinilaitidakadil;

§ Bahwa aksi yang dilakukan oleh terdakwa tidak ada tujuan untuk

menggulingkanpemerintahanataumelakukanmakarkarenaaksiitu

merupakanaksi protesdari ketidakadilanyangdialami oleh rakyat

Papuaakibatperlakuanrasisyangmerekaalami;

§ Bahwasimbolbenderabintangkejoradapatdenganmudahditemui

diPapuadalambentukkaos,gelang,atautas;

§ SatupendekatandamaiyangdiusulkanolehLIPIsejaktahun2014adalah

dialog.UntukmembantuPemerintah,TimLIPIdanJaringanDamaiPapua

(JDP) telah membuat kertas kebijakan (policy brief) mengenai langkah

strategis yang perlu dilakukan Pemerintah dalam merealisasikan dialog

bagiPapua.Pada15Agustus2017,PresidenJokoWidodotelahmenunjuk

tiga orang penanggungjawab persiapan dialog sektoral, yaitu: Menko

Polhukam, Kepala Kantor Staf Presiden, dan Koordinator JDP. Namun

sampaisaatini,belumterealisasi.

2) Ahli Kebebasan Berekspresi dan HAM, DR. Herlambang P. Wirataman,

S.H, MA. Lahir Jember, 08 Mei 1976, jenis kelamin laki-laki.

KewarganegaraanIndonesia. Agama Islam. Alamat PerumBukit Permai

Page 19: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–18 –

Kahuripan Kenon Sari Sumber Sari Surabaya. Pekerjaan Dosen.

Memberikanketerangandipersidanganpadapokoknyasebagaiberikut:

§ Bahwa kebebasan berekspresi sesungguhnya telah diatur rumusannya

dalam konstitusi, yakni pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945,

“Kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul, untuk mengeluarkan

pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan

undang-undang”.Kebebasandasarinimerupakansalahsatuketentuanhak

asasimanusiatertuasejakIndonesiamerdeka;

§ Bahwa pada Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

tanggal 18 Agustus 1945, rumusan pasal 28Undang-Undang Dasar yang

dihasilkan dalam Sidang BPUPKI tersebut dibacakan kembali oleh Ketua

Sidang PPKI, Ir. Soekarno, dan akhirnya disahkan. Rumusan pasal inilah

yangtetaputuhdipertahankanhinggaamandemenUndang-UndangDasar

1945 tahun 1999-2002, yakni Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara

Republik IndonesiaTahun1945.Berdasarkanapayangtelahdigagasdan

diperdebatkan mengenai kebebasan berekspresi, baik dalam sidang

BPUPKI maupun penetapannya dalam sidang PPKI, menunjukkan garis

yang sama bahwa kebebasan tersebut ditujukan untuk menentang

kesewenang-wenangankekuasaan(detournementdepouvoiratauabuseof

power) dan sekaligus agar pemerintah lebih bisa

mempertanggungjawabkankebijakannya(stateresponsibility);

§ BahwasemangatkonstitusionalismeIndonesiaharusmengedepankandua

aras bangunan politik hukum konstitusinya, yakni pertama, pembatasan

kekuasaaan agar tidak menggampangkan kesewenang-wenangan, dan

kedua, jaminan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak

asasimanusia. Kemajuan pasal-pasal hak asasimanusia dalamkonstitusi

merupakan kecenderungan global di berbagai negara tentang diakuinya

prinsip universalisme hak-hak asasi manusia. Dan, diyakini secara

bertahap akan memperkuat pada kapasitas negara dalam mendorong

peradabanmartabatkemanusiaan;

§ Bahwa kebebasan ekspresijuga diatur secara khusus, baik sebagai hasil

ratifikasiperjanjianinternasional,sebagaimanadisebutkandalamPasal19

ICCPR 1966 yang telah diratifikasi dalam UU No. 12 Tahun 2005, pula

melaluiduaundang-undangterkait,yakni:

a. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, yang pada pokoknya

mengaturmengenaitatacaramenyampaikanpendapatdimukaumum

yangdiperbolehkan;

b. Undang-undangNomor39Tahun1999tentangHakAsasiManusia(UU

HAM),yangpulamengatursejumlahpasaltentangkebebasanekspresi.

§ Bahwa Pemaknaan pasal 28I ayat (4) UUD negara Republik Indonesia

merujuk pada prinsip universal dan pula menjadi hukum internasional,

mengenai kewajiban-kewajiban negara dalam memikul beban

perlindunganhakasasimanusia,yakni3(tiga)kewajibandasarnya(state

obligations). (1) kewajiban negara untuk menghormati, (2) kewajiban

negarauntukmelindungidan(3)kewajibannegarauntukmemenuhihak

asasimanusia;

§ Bahwakewajibanuntukmenghormati(stateobligationtorespect)berarti

bahwa Negara harus menahan diri dari campur tangan atau membatasi

penikmatan hak asasi manusia. Kewajiban untuk melindungi (state

obligation to protect) menuntut Negara untuk melindungi individu dan

kelompok dari pelanggaran hak asasi manusia. Kewajiban untuk

Page 20: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–19 –

memenuhi (state obligation to fulfill) berarti bahwa Negara harus

mengambil tindakan positif untuk memfasilitasi penikmatan hak asasi

manusia;

§ Bahwamakar haruslah diartikan dengan ‘serangan’.Bahwa unsur

makaritutidakcukupdenganniatdanperbuatankarenaniatharus

dibuktikan dengan perbuatan atas niat itu. Hal ini yang menjadi

pertimbangan hukum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :

7/PUU-XV/2017. Sehingga dengansangat jelas Mahkamah Konstitusi

memberikan rambu-rambu bagi aparat penegak hukum untuk

mengimplemetasikan pasal-pasal makarsehingga aparat penegak

hukumtidaksewenang-wenangdalammenerapkanpasal-pasalmakar;

§ Bahwa didalam buku II delik Kejahatan Terhadap KeamananNegara dari

pasal 104 KUHP hingga pasal 129 KUHP tidak ada yangmemuat terkait

bendera atau lambang negara sehingga apabila ada dugaan pelanggaran

pidana terkait bendera yakni bendera merah putih maka yang harus

digunakan UU nomor 24 tahun 2009 Bendera, Bahasa dan Lambang

Negara, serta Lagu Kebangsaan sehingga apabila ada pengrusakan atau

penurunan bendera merah putih seperti aksi pada tanggal 29 Agustus

2019 di Kantor Gedung Gubernur Papua maka yang digunakan ada

ketentuan pidana yakni Pasal 66 Undang-undang Nomor 24 Tahun

2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu

Kebangsaan: “Setiap orang yangmerusak,merobek,menginjak-injak,

membakar, ataumelakukanperbuatan laindenganmaksudmenodai,

menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara

sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan

pidanapenjarapaling lama5 (lima) tahunataudendapalingbanyak

Rp.500.000.000,00 (limaratus jutarupiah)”yangmerupakansanksi

pidana atas perbuatan menghina dan merendahkan kehormatan

benderanegaraRepublikIndonesia;

§ BahwaUUOtonomiKhusus(OTSUS)Papuatelahmemberikanmemberikan

mandat bagi pemerintah provinsi Papua untukmemiliki lambang daerah

yang merupakan simbol budaya sebagaimana tertuang dalam pasal 2

mengenai Lambang Daerah. Sikap pemerintah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah(PP) 77 tahun 2007 untuk melarang adanya lambang daerah

bagi provinsi Papua adalah tindakan yang keliru karena 1). Posisi UU itu

lebihtinggidariPP sehinggamelanggarasas lexsuperiorderogat legi

inferior dan 2). PP bersifat regelling sedangkan untuk pelarangan

seharusnyaBeschikking.AdapunisiPPapalagiaturanpenjelasannyatidak

bolehbertentangandenganisiUU.

§ Bahwa terhadap kerusuhan yang terjadi seharusnya negara jugs

bertanggungjawabdalamhaliniaparatkeamananyangberjaga-jagaharus

juga diminta pertanggungjawabannya, Pelaku kejahatan yang sebenarnya

harusdiungkapsehinggahukumharusberlakuadilbagisiapasaja;

§ Bahwa aksi untuk menuntut perbaikan penegakan hukum dan

perlindunganHAMbukanlahbentukisurgensi.

3) Ahli Rasisme, DR. Benny Giay. Lahir di Paniai, 12 januari 1955, Jenis

kelamin laki-laki. Kewarganegaraan Indonesia. Agama Kristen.

Pekerjaan Pendeta. Alamat Jalan Makendang Sentani, memberikan

keterangandipersidanganpadapokoknyasebagaiberikut:

§ BahwaBentukpengungkapanrasismebisaverbalatauperbuatanprogram

atau strategi kepada pihak ditujukkan bisa juga bersifat pribadi atau

Page 21: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–20 –

kelompoknyadiuangkapkansecara publik melalui media, melalui

pertunjukkan film, nyanyian atau bisa melalui progran yang diarahkan

secarasistematisdanterusmenerus;

§ Bahwa dampak dari rasisme terhadap para korbannya, bisa secara

psikologis dan social mengalami marginalisasi secara sistimatis tanpa

ampunterlebihapabilaterjadirasisme ini bertahun tahun tanpa

perlawanantanpadukungandankesadarandaridalam.

§ Bahwaartinyakelompokyangkorban rasisme itubisamati secara social

budaya menurut para ahli social Death dimana orang Papua mengalami

social death.Dimana orang Papua sudahmenjadi korban dari pandangan

pandangan rasis yang mematikan tadi beberapa abad jauh sebelum

indonesia sebelum indonesia menduduki Papua awal tahun 1960an.

Pertama : Laporan dari residen Jansen di Ambon yang pernah

mengingatkanpenguasaTernatedanTidore di tahun1950.Dimanapara

kaki SultanTidore da ternateyangpergimengayaudanmenghancurkan

kampungkampungyangmmbakarhutandankemudian,mengangkutanak

anaklakilaki,perempuan,anak,orangtuadanperempuanyangtidakbisa

lari ; yangkemudian semuadingkutkeMaluku,Ternate ,Tidore,dll lalu

dijual sebagai budak disana.Pengalaman kedua dalam laporan seorang

utusan injil Belanda yang diutus dari basisnya di Manokwari pada awal

tahun1900ankeTelukBerau,Fakfak,Kaimana,Onim.DalamLaporanitu

Pdt itu melaporkan tentang pedagangan budak dari Seram dan Goram

pergiBandauntukdipasarkandisanasebagaiBudak.

§ Bahwaapayangterjadipadatanggal16-17Agustuus2019danseterusnya

yaitu gerakan protes Papua. Dalam kata kata Walter Benyamin, pemikir

YahudiyangmatidalampengungsiandariHilterdevineviolenve.Gerakan

mahasiswa Asrama Papua itu bisa membuat Papua Bangkit dan

tersadarkan diri dari ketidurannya yang panjang dalam pangkuan NKRI

yang telah60Tahun lebihmeninabobokannya sejak3mey1963,Bangsa

PapuadijadikanbangsatanpaSejarah/identitas/budayadantanparumah

adatnya ? inilah yang kami dalam study sejarah seringmenyebut divine

violence.

§ Bahwasebenarnyasecaramanusia,gerakanprotesterhadaprasismetadi

yang dilakukan oleh para Mahasiswa dan rakyat Papua adalah wajar

siapapun manusia normal, yang dilahirkan dengan pikiran perasaan,

idealismeyangmembawasejaklahirwatakuntukbertanya,wajarapabila

merekaprotesdantidakterganggumendengarPapuamonyet. Kelompok

atau unsur Papua ini, baik Gereja maupun akademisi, politisi yang

menggangguhalinibiasabiasa.Kelompokitulahyangkamianggapmahluk

mahluksetengahgilaatausakitjiwa;

§ Bahwa artinya tanggapan berupa protes yang dilakukan orang Papua

kalanganmahasiswa,pemudadanmasyarakat inilahyangmasihmemiliki

pandangandanpikirankemanusiaan , yang sisanyaadalahmanusiayang

sudah dibius oleh systim Indonesia melalui bahasa bahasa propaganda

yang sudah campur baur antara rasisme, militerisme dan

pembangunanisme.

§ Bahwa Keputusan vonis terhadap pelaku rasisme di Indonesia yang di

vonis 7 bulan itu hanya memenuhi rasa keadilan mereka yang sedang

memelihara/menjagasystemrasistadiantaralainNKRItadiyangmabuk

rasisme, militerise dan pembangunanisme dan antek anteknya, bukan

bangsaPapuayangsudahdariawaldiposisikansebagaimonyetatauPapua

warga negara kelas dua. Vonis ini hanya menguntungkan kepentingan

Page 22: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–21 –

merekayangberkuasayangsedangmenjagaPapuasupayatetapditerima

posisinyasebagaimonyetdankete.

§ Bahwapenangkapanterhadapparamahasiswa/masyarakatyangmenolak

rasismetanggal29Agustus2019itubisajadicaranegaraatautiminirasis

tadi menjaga supaya wajah Negara tidak terbuka. Ini dilakukan dengan

caramengiripasukandanmelakukanoperasimiliterdiPapua.

§ Bahwa pada intinya proses damai rasisme itu dialihkan ke politik Papua

Merdeka

§ Bahwa setelah melihat putusan pengadilan terhadap pelaku pengucap

ujaran rasisme di Surabaya sebenarnya Indonesia telah mengakui

keapsahantuntutanorangPapua,dalamhalPapuasebagaikorbanrasisme

IndonesiasystemikterhadapPapuadaricaracarapenangananprotesrasis

yang dikendalikan POLRI di Papua, Ahli duga ini terjadi atas dukungan

Presiden Jokowi yang berkunjung ke Papua pasca Rasisme yang

menjanjikanhadiahkepadaKapoldaartinyaNegaramasihlanjuttidakmau

berubah, masih mengandalkan pendekatan tangan besi operasi militer

untukselesaikanmasalahrasismediTanahPapua.

§ BahwaadabeberapacaramenyelesaikanmasalahPapuasecarautuhdan

bermartabat :Pertama, PemerintahRI untuk hentikan rasisme terhadap

Papua.DenganmenggelarDialogyangbermartabatdenganULMWP/KNPB

( unsur Papua yang sedang perjuangkan Kemerdekaan Papua ) dengan

melibatkanPihakketigasebagaimanayangpernahdilakukanolehPresiden

SBYdan JKdengandialogdenganGAMyangdimediasiolehNegarake3.

Mengapa dengan GAM Aceh yang memperjuangkan Aceh mERDEKA -

Jakarta bisa berdialog tetapimengapa dengan ULMWP/KNPB Negara ini

tidak bisa ?Rasisme ? atau masalah Agama. Kedua, menindaklajuti

rekomendasidariLIPIdengannegarasecaraseriuslibatkansemuapihak,

menyelesaikan4AkarmasalahPapuayangdisebutkanolehLIPI.Apasaja4

akarpersoalandirekomendasikanolehLIPImasingmasing:

- DiskriminasiRasialdanmarginalisasiorangPapua;

- Pemerintah IndonesiayanggagalmembangunBidangPendidikandan

Ekonomi;

- PelanggaranHAMPemerintahengganmenghentikanpelanggaranHAM

diPapuadan;

- Perbedaan pandangan antara Jakarta Papua mengenai Kedudukan

IndonesiaatasPapua.

§ Bahwa ahli berpandangan bahwa proses hukum terhadap Terdakwa

Buktar Tabuni dan Terdakwa lain, seharusnya tidak dikenakan pasal

makardandibebaskan,karenamerekabukanpelakumakar,tindakanyang

dilakukanolehmerekayangberdemoitumerupakanhakuntukmelawan

rasismedanketidakbenarandiPapua.

4) Ahli Pidana, DR.Tristam Pascal Moellion, SH, Mh, LLM. Usia 58 tahun,

Laki-laki, Pekerjaan Dosen di Universitas Katolik Prahyangan. Alamat

Cium Buleuit No.94 Bandung 40141. Dibawah janji memberikan

keterangandipersidanganpadapokoknyasebagaiberikut:

§ Persoalan kesalahan penerjemahan aanslag dan aanslag to en feit dalam

WvSNI (Negara Indonesia) ke dalam terjemahan tidak resmi KUHPidana

telahditulisdanditelaahdalamtulisanberjudul:“ProblematikaPengertian

Aanslag-Aanslagtotenfeit:PerbandinganMakardalamKUHP,WvSNIdan

Sr. (Widati Wulandari, Tristam P. Moeliono), jurnal ilmu hukum

Page 23: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–22 –

Padjadjaran, Vol. 4, no. 3, (2017),

http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/14932.

Kesalahanpenerjemahan ini (aanslagdanaanslag tot en feit sertamerta

sebagaimakar) dapat dibuktikan denganmenerjemahkan kembali Pasal-

pasalyangmemuatistilahaanslagdanaanslagtotenfeit.

Pasal 87 berbunyi: aanslag tot en feit bestaat, zoodra het voornemen des

dader zich door en begin van uitvoering, in de zin van art. 53, heft

geopenbaard.

Dalam bahasa Indonesia menjadi: upaya melakukan tindak pidana

(attempttocommit/perpetrateacrime)dikatakanada,seketikaniatpelaku

telah diwujudkan dalam permulaan pelaksanaan sebagaimana dimaksud

pasal53.

Dalamhalinimenjaditidakmasukakal“aanslagtotenfeit”(attempt

to commit a crime) diterjemahkan langsung dengan istilah “makar”

yang dalam bahasa sehari-hari mencakup semua perbuatan yang

bersifatmengkhianatinegara(treasonatauhightreason).

§ Makar(sebagaiistilahumum)bahkandapatdipersamakansebagaisemua

kejahatan yang mengancam keselamatan negara (menggulingkan

pemerintahan yang sah, menganti dasar negara secara inkonsitusional,

kudeta, mengancam nyata dan kebebasan kepala negara/pemerintahan

denganmaksudmenggulingkanpemerintahanyangsah,memisahkandiri

dari negara dengan cara-cara yang inkonstitusional; dll.) Selanjutnya,

berkaitan dengan padanan istilah aanslag. Istilah ini ditemukan dan

digunakan dalam Pasal 104 WvSNI : “de aanslag ondernomen met het

oogmerkomdenkoning,deregerendekoninginofdenregentvanhetleven

ofdevrijheidteberoovenof totregerenongeschikt temakenwordgestraft

metdedoodstrafoflevenslangegevangenisstrafoftijdelijkevantenhoogste

twintig jaren”.Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia adalah:

“serangan yang dimaksud dengan tujuan menghilangkan nyawa atau

merampas kebebasan raja atau ratu atau penggantinya (rgent) atau

membuatnya tidak lagi mampu (melalui serangan itu) melaksanakan

tugas-tugas untuk memerintah diancam dengan pidana mati, pidana

penjaraseumurhidupataupidanasementaraselama-lamanya20tahun.

§ Dalam hal ini istilah aanslag: (onslaught; attact) dapat dipadankan

dengan serangan yang pasti “violent” karena dilakukan dengan

maksud menghilangkan nyata atau merampas kebebasan atau

membuat raja (pimpinan negara) tidak lagi mampu menjalankan

tugas-tugasnya. Maka juga di sini tidak tepat menggunakan istilah

makar sebagai padanan dari kata aanslag. Dalam konteks pasal di

atas lebih tepat digunakan istilah serangan.Di dalam Pasal 94 Sr.

(WvS/KUHP Belanda) diancam dengan pidana melakukan “een aanslag

tegenregeringsvorm”(seranganterhadappemerintahanyangsah).Serupa

dengan WvSNI, pasal ini dan pasal-pasal lain (termasuk aanslag yang

merupakan unsur di dalam pasal-pasal itu) harus dibaca dalam konteks

memberikan perlindungan khusus pada pemerintahan dan negara

(keselamatan negara-pemerintahan). Pasal 94: "de aanslag ondernomen

met het oogmerk om de grondwettige regeringsvorm of de orde van

troonopvolging te vernietigen of op onwettige wijze te veranderen wordt

Page 24: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–23 –

gestraftmet levenslangegevangenisstrafof tijdelijkevantenhoogstedertig

jarenofgeldboetevandevijfdecategorie”.Terjemahannyaadalah:serangan

yang dilakukan dengan maksud menghancurkan pemerintahan yang

dibentuk berdasarkan konstitusi (pemerintahan yang sah) atau

meniadakan atau mengubah secara melawan hukum tata urutan

penggantian pengisian kedudukan raja (singasana) dihukum dengan

pidana penjara seumurhidup atau pidana sementara selama-lamanya 30

tahunataudendadarikategorikelima.BerdasarkanketentuanPasal79Sr:

percobaan(poging)melakukantindakpidanatersebut(seranganterhadap

pemerintahan yang sah) dipandang sebagai delik selesai. (poging tot het

plegen van een aanslag tegen regeringsvorm gelijk gesteld met voltooid

delic).Artikel79Sr:"Aanslagtoteen feitbestaat,zodrahetvoornemenvan

dedader zichdoor eenbegin vanuitvoering, inde zin vanartikel45,heeft

geopenbaard".BunyipasalinisamadenganPasal87WvSNIsehinggajuga

dapatditerjemahkankedalambahasaIndonesiadengancarasama:Dalam

bahasa Indonesia menjadi: upaya melakukan tindak pidana (attempt to

commit a crime) dikatakan ada, seketika niat pelaku telah diwujudkan

dalampermulaanpelaksanaansebagaimanadimaksudpasal45”.<Teksten

Commentaar Strafrecht, Kluwer: gp, lemma Artikel 79, paragraaf

2>.Aanslag sebagai serangan dalam rumusan delik-delik yang ada jelas

dilakukandenganmaksud(ondernomenmethetoogmerk;committedwith

the intention): (a) menghilangkannyawaataumerampaskebebasanatau

membuat tidak mampu kepala negara/pemerintahan menjalankan

tugasnya.Serupadenganseranganyangditujukanpadaperwakilannegara

asing atau orang-orang tertentu yang dilindungi dalam hukum

internasionalmenjalankan tugasnya.; (b)menggganti pemerintahan yang

sah secara inkonstitusional (melawan hukum) dan (c) memisahkan diri

atau menempatkan sebagian atau seluruh wilayah negara ke bawah

kekuasaan asing (juga dengan cara-cara yang melawan hukum atau

inkonstitusional). Tidak disebutkan atau ada keterangan tentang apakah

serangan tersebut harus violent atau harus melibatkan kekerasan fisik.

Hanya ada indikasi (dengan membaca rumusan delik) bahwa serangan

tersebutdilakukandenganmaksud (oogmerk) (a)menghilangkannyawa;

(b) merampas kebebasan; (c) membuat tidak mampu atau dalam hal

dilakukan dengan maksud memisahkan diri harus dilakukan dengan

melawanhukumatauinkonstitusional.Istilahaanslag(attack/serangan)

danaanslagtotenfeit (attempttocommitacrime/upayamelakukan

tindak pidana) yang muncul dan dituliskan secara tegas dalam

rumusan delik-delik (sebagai kejahatan terhadap keselamatan

negara) jelas keliru, salah dan menyesatkan bila diterjemahkan

langsung dengan kata makar. Ini dikatakan dengan memperhatikan

asas legalitas dalam hukum pidana yang memajukan kepastian hukum:

perbuatanapayangseharusnyadinyatakanterlarangdandiancamdengan

pidana. Istilah makar mencakup pengertian yang lebih luas dan

mengindikasikan semua perbuatan yang dikategorikan sebagai

pengkhianatan(treason)atauancamanterhadapkeselamatannegaraatau

dalambahasalebihsederhanakeberlangsungannegaradanpemerintahan

yangsah.

§ BahwaArtirerefendum,secaragramatikalatauleksikal:

Referendum ; noun [ C ] / us: ref•əˈren•dəm/ plural referendums or

referend/us:ref•əˈren•də/:avoteinwhichallthepeopleinacountryoran

Page 25: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–24 –

area decide on an important

questionhttps://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/referendum.

Dipersamakan juga dengan plebicite: a vote by the people of an entire

country or district to decide on some issue, such as choice of a ruler or

government,option for independenceorannexationbyanotherpower,ora

questionofnationalpolicy.https://www.britannica.com/topic/plebiscite.

Dengan demikian, referendum secara singkat merujuk pada

mekanisme atau proses bertanya langsung pada rakyat pemilih

pandangan mereka tentang sesuatu hal yang dianggap negara

menyangkuthajat hiduporangbanyak.Pengalaman Indonesiadengan

referendum adalah sebagai berikut: a. pelaksanaan referendum

(penentuan pendapat rakyat/pepera) untuk meminta pandangan dan

putusan rakyat Papua Barat (1969 sebagai implementasi Perjanjian New

York; 1962):b. Pelaksanaan referendum Timor Timur (1999) sebagai

implementasi Agreement between the Republic of Indonesia and the

Portuguese Republic on the Question of East Timor (1999). Keduanya

diselenggarakan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB).ContohreferendumyangdilaksanakandiluarpengawasanPBBialah

referendum bangsa Kurdi yang menyatakan memisahkan diri dari Irak,

2017 atau referendum rakyat Catalonia yang menyatakan merdeka dari

Spanyol,2017.Konstitusionalitasreferendumtersebutdipertanyakanoleh

negaraindukdanmasihdiperdebatkanolehmasyarakatinternasional.

3. BUKTISURAT

a. BuktiSuratJPU

DalampersidanganiniSdr.JPUtidakmengajukanbuktisurat.

b. BuktiSuratPH

v BuktiSuratyangdiajukanPenasehatHukumTerdakwa:

§ Bukti T1. Bukti surat tentang pembelahan rasisme yang menerangkan

tentang akar persoalan yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur serta aksi

RasismeyangterjadidiPapuapadatanggal15Agustussampaidengan29

Agustus2019;

§ BuktiT2BuktisuratCoverPapuaRoadMapdanBookletPapuaRoadMap

menerangkantentangpetadansumberkonflikdiPapuayangditulispada

tahun2009;

§ BuktiT3BuktisurattentangKeteranganAksiDemoRasismepadatanggal

19Agustusdan29Agustus2019diKotaJayapura,Papua;

§ Bukti T4 Bukti Video 1 (pertama) menerangkan tentang aksi rasisme di

KotaJayapurapadatanggal19Agustus2019berjalandamaitanpaadanya

anarkisyangdilakukanolehMahasiswadanMasyarakatsipilPapua;

§ Bukti T5 Bukti Video 2 (dua) menerangkan tentang aksis rasisme pada

tanggal19Agustus2019yangdilakukanolehMahasiswayang tergabung

dalamBEMdanCipayungdiKotaJayapura,Papua;

§ Bukti T6 Bukti Video 3 (Ketiga) menerangkan tentang duduk persoalan

yangterjadidiJawaTimur,KotaSurabayaterhadapmahasiswaPapua;

§ BuktiT7BuktiPutusanMakarNomor:69/Pid.B/2001/PN.JPR,tentang2

TerdakwaAnPdt.HermanAwom,S.ThdanThahaMAlhamidtidakdapat

diJatuhihukumanpidana;

Page 26: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–25 –

§ Bukti T8 BuktiPutusanMakarNomor:45/Pid.B/2009/PN Nbetentang 15

TerdakwadiPengadilanNegeriNabireyangdiVonisBebas.

4. PETUNJUK

§ Bahwa berdasarkan Pasal 188 ayat (1) KUHAP disebutkan bahwa petunjuk

adalahperbuatan,kejadianataukeadaanyangkarenapersesuaiannyabaikantara

yangsatudenganyanglainmaupundengantindakpidanaitusendirimenandakan

bahwa benar telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk

hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi,surat dan keterangan

terdakwa(Pasal188Ayat(2)KUHAP);

§ Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi,ahli dan keteranga terdakwa serta

barangbuktiyangdiajukandandiperlihatkandipersidangan,bilamanadikaitkan

satu dengan lainnya tidak bersesuaian sebagai suatu fakta, JPU memaksakan

untukmenghubung-hubungankansatudenganyang lainpadahalsalingterpisah,

bukan rangkaian tindakan yang didasari oleh satu niat serta tidak memiliki

hubunganyangdapatdipertanggunjawabkansecarahukumsebagaisuatutindak

pidanamakar.

5. KETERANGANTERDAKWAHENGKYHILAPOKAliasFRENGKIHILAPOK

§ Bahwa saya pertama dari sentanimenuju daerah Bucen 2 Entrop sesampai di

Bucen2EntropsayamenunggumassaaksidariExpo;

§ BahwasayasendiriberadadiBUCEN2Entrop,;

§ BahwasaattibadanselamaberadadiBUCEN2Entrop,sayahanyaduduk-duduk

sambilmenunggumassaaksidariAbepura;

§ Bahwa selain saya ada beberapa orang lain juga yang datang untukmenunggu

massayangdariAbepura;

§ BahwasayadiBucen2EntroptepatnyadipertigaanCamatyangjalannyamemuju

Jayapura;

§ Bahwasayamenunggudarijam10.00WITsampai12.00WIT;

§ Bahwa setelah jam 13.00WITmassa datang, saya langsung bergabung dengan

massaaksiyangdariAbepura;

§ Bahwasayamengikutimassaaksigelombangkeduayangmenggunakanmotor;

§ BahwamassaaksigelombangkeduatibadiKantorGubernurjam13.00WIT;

§ Bahwa massa aksi gelombang kedua kami tiba di Kantor Gubernur saya tidak

melihatBintangKejora;

§ Bahwasaataksigelombangkeduatiba,sudahadamassaaksiyangsudahberada

lebihdulu;

§ BahwaPakGubernurmenerimamasaaksisekitarjam15.00WIT;

§ BahwasayapulangsesudahaspirasidiserahkankepadaPakGubernur;

§ Bahwa saya pulang sebelum Pak Gubernur bicara karena lampu motor saya

putus;

§ Bahwasaatsayapulangsendirimenggunakanmotor;

§ Bahwasayapulangkearahsentani;

§ BahwapadasaatsayadatangdiKantordanselamadikantorGubernursayatidak

melihatbenderraBintangKejora;

§ Bahwasewaktusayapulangsepanjangjalansudahgelap;

§ Bahwa aksi demo tanggal 19 Agustus 2019 dilakukan untuk menolak rasisme

yangterjadidiSurabaya;

§ Bahwa saya berada aksi tanggal 19 Agustus 2019 tidak terjadi kebakaran dan

tidakterjadijarahan

Page 27: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–26 –

§ Bahwakami lakukan pertemuan tanggal26Agustus2019untukmelaksanakan

aksi tanggal 29 Agustus 2019 karena belum adanya tindaklanjut dari demo

tanggal19Agustus2019;

§ Bahwakamimelakukanpertemuanllanjutanpadatanggal28Agustus2019untuk

membicarakan persiapan demo tanggal 29 Agustus 2019 yang akan dilakukan

secaradamai;

§ BahwasayamencabutketeranganBAPnomor16;

§ Bahwa sayamelihat untuk BAP nomor 13 dan nomor 14 sudah saya klarifikasi

saatpemeriksaandiPoldaKalimantannamuntidakadadirefisisehinggatadisaya

klarifikasi;

§ Bahwa dari kantor Gubernur ke sentani saya tidak singah-singah dan langsung

pulang;

§ Bahwasayaikutaksidemotanggal29Agustus2019;

§ Bahwa aksi demo tanggal 29 Agustus 2019 karena titik kumpulnya di Kampus

USTJjadisayajugaberadadititikkumpul;

§ BahwasaatkamikeluardarititikkumpulKampusUSTJsekitarjam11.00WIT;

§ BahwamassaaksikeluardariKampusUSTJmenujukelingkaranAbepura;

§ Bahwa untuk ikut demo tanggal 29 Agustus 2019 saya tidak ikut ke Kantor

Gubernur;

§ BahwasaatmassaaksidemoberadadilingkaranAbepurasayaberdiridiKantor

PosAbepura;

§ Bahwa saya tidak ikut ke Kantor Gubernur Papua, saya kembali di Dinas

KesehatanPropinsiPapua;

§ Bahwamassa aksi dariUSTJ ke lingkaranAbepura Polisi sempatmengeluarkan

gasairmatasebanyak2kalisehinggamassaaksiberontak;

§ Bahwa saya mengikuti massa aksi dari USTJ sampai sampai Dinas Kesehatan

PropinsiPapua,sayatidakmelihatBenderaBintangKejoradibawah;

§ BahwasayatidakmemegangBenderaBintangKejora;

§ BahwasayatidakpernahmelihatBenderaMerahPutihdirusak;

§ Bahwa saya tidakmelakukan orasi baik diUSTJ dan disepanjang jalan keDinas

KesehatanPropinsiPapua;

§ Bahwasayatidakmelihatorangmembakar;

§ Bahwa saya ditangkap di Padang Bulan I saat sayamengantarkan Ade Irwanus

untuk pulang ke rumah, kami ditodongpistoldanmata kami ditutup kemudian

kamidibawahkemobillangsungmenujukeBrimop;

§ Bahwasayadapatpukul4kalidipipidandibelakang;

§ Bahwamerekapukuldengantangan;

§ Bahwa surat penangkapan saya ditunjukan setelah mereka katakan hendak

menghubungiPenasehatHukum;

6. BARANGBUKTI:

Barangbuktiyangdiajukandipersidangan:

§ 1(Satu)unitLaptopmerkHP+Cash;

§ 1(Satu)buahHPSamsungJ7;

§ 1(satu)buahFlashhitamdisk18GB.DirampasUntukDimusnahkan;

§ 1 (satu) rangkapsuratbadanEksekutifMahasiswaPerguruan tinggiNegeridan

SwastasekotaJayapura.PresRealesemenolakRasismedanmenuntutpenentuan

nasibsendiribagibangsaPapuatanggal31Agustus2019;

§ 1(satu)RangkapsuratLEMBARANSUSUNANKRONOLOGISAKSIJILIDIDANJILID

IIDENGANAGENDAKATAMONYETDALAMHALINIPENGHINAANLEBIHKHUSUS

KE ORANG PAPUA PADA TAHUN 2019 (3 Lembar). Terlampir dalam berkas

Perkara;

Page 28: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–27 –

§ 7(tujuh)UnitKomputerLenovo;

§ 1(satu)UnitKomputerAsus;

§ 1(satu)UnitKomputerSamsung;

§ 1(satu)UnitKomputerAcer;

§ 2(dua)UnitKomputerHP;

§ 2(dua)UnitKomputerDell;

§ 2(dua)UnitPrinterHpLaserjetP1102;

§ 2(dua)UnitPrinterCanonPixma;

§ 1(satu)UnitPrinterEpson;

§ 2(dua)buahKeyboardAcer.

§ 1(satu)buahKeyboardLogitech.

§ 1(satu)buahKeyboardAsus;

§ 7(tujuh)buahKeyboardLenovo;

§ 2(dua)unitCpuDell;

§ 8(delapan)buahMouseLenovo;

§ 1(satu)buahMouseHP;

§ 2(dua)buahMouseAcer;

§ 1(satu)buahMouseLogitech;

§ 1(satu)buahMouseVotre;

§ 1(satu)buahChargerLaptopHipro;

§ 2(dua)buahChargerLaptopAsus;

§ 1(satu)buahChargerLaptopHP;

§ 4(empat)buahChargerKomputerLenovo;

§ 2(dua)buahKabelPowerKomputer;

§ 2(dua)buahKabelDataKomputer;

§ 5(lima)buahKabelPrinter;

§ 2(dua)buahKabelRoll;

§ 1(satu)buahTapeCompoPolytron;

§ 1(satu)buahSetelanSuaraMicBehringerUphorioUmc22;

§ 1(satu)buahAmplifierUHF;

§ 1(satu)buahDigitalVideoRecorderAhd;

§ 1(satu)buahWirelessInRouterWifiAsus;

§ 1(satu)buahWifiZte;

§ 1(satu)buahTerminalWifi3com;

§ 1(satu)buahMemoryCPU;

§ 1(satu)buahMicDudukAnysong;

§ 1(satu)buahChargerBatteryNikon;

§ 1(satu)buahMicMegaphone;

§ 2(dua)buahKalkulatorCasio;

§ 1(satu)buahKameraCCTVHikvision;

§ 1(satu)buahBukuKerja2018Prov.Papua;

§ 1(satu)buahSpeakerBluetoothKecil;

§ 2(dua)RollKainWarnaCokelatKorpri;

§ 27(duapuluhtujuh)buahIkatPinggangKecilKorpri;

§ 1(satu)buahKabelLampuHias;

§ 1(satu)buahKabelLampuHiasSalib;

§ 11(sebelas)bauhTas;

§ 1(satu)unitSepedaMotorHonda;

§ 1(satu)buahKunciRing;

§ 1(satu)buahRangkaianGantunganKunci;

§ 1(satu)buahObengPlat;

§ 1(satu)buahParang/Pisau;

Page 29: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–28 –

§ 2(dua)buahTombakKayuPanjang;

§ 4(empat)buahBusur;

§ 36(tigapuluhenam)buahAnakPanah;

§ 47(empatpuluhtujuh)buahBatu;

§ 58(limapuluhdelapan)buahBesi+Pipa;

§ 47(empatpuluhtujuh)buahKetapel;

§ 6(enam)buahPecahanKaca;

§ 5(lima)batangPotonganKayu.

Bahwa terdakwa tidak pernah ditunjukan Barang Bukti tersebut oleh JPU selama

prosespersidanganolehkarenanyaBarangBuktitersebuttidakpatutdiakuisebagai

milikterdakwa.

V. ANALISAFAKTAPERSIDANGAN

MajelisHakimyangterhormat,

JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,

Hadirinsidangsekalianyangberbahagia.

Menurut Subekti menerangkan bahwa “Membuktikan ialah meyakinkan Hakim tentang

kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu sengketa”.1 M. Yahya

Harahap Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman

tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang

didakwakanpadaterdakwa.Pembuktianjugamerupakanketentuanyangmengaturalat-alat

buktiyangdibenarkanundang-undangyangbolehdipergunakanhakimuntukmembuktikan

kesalahanyangdidakwakan.Persidanganpengadilan tidakboleh sesukahatidan semena-

mena membuktikan kesalahan terdakwa.2 Sedangkan menurut Darwan Prinst yang

dimaksud dengan pembuktian, adalah pembuktian bahwa benar suatu peristiwa pidana

telah terjadi dan terdakwalah yang bersalah melakukannya, sehingga harus

mempertanggung-jawabkannya.3Alat-alat bukti yang sah adalah alat-alat bukti yang ada

hubunganya dengan suatu tindak pidana, guna menambah keyakinan bagi hakim atas

kebenaranadanyasuatutindakpidanayangtelahdilakukanolehterdakwa.Adapunalat-alat

buktiyangsahmenurutPasal184ayat(1)KUHAPadalahsebagaiberikut:

1) Keterangansaksi;

2) Keteranganahli;

3) Surat;

4) Petunjuk;dan

5) Keteranganterdakwa.

BahwauntukmembuktikanapakahTerdakwa terbuktibersalahmelakukanTindakPidana

sebagaimana dalam Surat Tuntutan Sdr. JPUmelanggarDakwaanKesatu yakni Pasal 106

KUHPJo Pasal 55 Ayat(1) ke-1 KUHPmaka haruslah berdasarkan alat bukti yang cukup

yakni berupa fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, maka dari fakta-fakta

persidanganyangterungkap,dapatdianalisasebagaiberikut:

a. MAHASISWAPAPUASURABAYAMENJADIKORBANTINDAKANRASIS

1Subekti.2001.HukumPembuktian.Jakarta:PradnyaParamita.Hal.1.2M.YahyaHarahap. 2002. PembahasanPermasalahandanPenerapanKUHAP: Pemerikasaan Sidang

Pengadilan,Banding,Kasasi,danPeninjauanKembali:EdisiKedua.Jakarta:SinarGrafika.Hal.273.3DarwanPrinst.1998.HukumAcaraPidanaDalamPraktik.Jakarta:Djambatan.Hal.133.

Page 30: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–29 –

§ BahwaDemonstrasiAntiRasismetanggal19Agustus2019dan29Agustus2019yang

terjadidiJayapuratidakterlepasdarikaitannyadengankejadianyangterjaditanggal

16Agustus2019diSurabayayaitusaatkejadianpengempunganAsramaMahasiswa

PapuaolehbeberapamasadariOrganisasiMasyarakat(Ormas),oknumPerwiraTNI-

AD,selainituSatpolPP,aparatKepolisiansetempatyangberadaditempatkejadian

perkara takberbuatapa-apa.Beberapamasa dariormaskemudianmemakidengan

kata-kata rasis “Monyet, Babi, Anjing, dan Kera” ada juga yangmengatakan “Kamu

jangan keluar, saya tunggu kamu. Saat itu juga jumlah ormas-ormas reaksioner

bertambahbanyak.KemudianmendobrakpintudepanAsramaMahasiswaPapuadan

melempari batu hingga mengakibatkan kaca asrama pecah, sehingga Mahasiswa

PapuayangberadadidalamAsramaterkurungdiruangAulaAsrama;

§ Bahwa tindakan rasis tersebut berlanjut di tanggal 17 Agustus 2019 yaitu saat

sekelompok Ormas reaksioner mendatangi Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

danmeneriakan yel-yel “Usir usir usir Papua, Usir Papua sekarang juga. Selain itu

Kata-kataRasis(Monyet,Anjing,Babi)punmasihditeriaki;

§ Bahwa Mahasiswa Papua di Surabaya adalah korban dari tindakan rasisme yang

terjadi di Surabaya yang dilakukan oleh Ormas, oknum Perwira TNI-AD, selain itu

Satpol PP dan aparat Kepolisian setempat juga turutmenjadi bagian dari tindakan

rasistersebutkarenamembiarkantindakanrasismetersebut;

§ Bahwa akibat dari tindakan rasismedi Surabaya tersebutmembuatmarah seluruh

masyarakatPapua;

b. DEMONSTRASITANGGAL19AGUSTUS2019DAN29AGUSTUS2019DIFASILITASI

OLEHBEMSEJAYAPURABUKANOLEHULMWP,KNPB,AMPDANLAIN-LAIN

§ Bahwaberdasarkanketerangansaksi-saksiyangdihadirkanJaksaPenuntutUmumdi

dalam persidangan tidak ada satu pun keterangan saksi yang mengatakan adanya

keterlibatan ULMWP, KNPB, AMP dan lain-lain dalam Demonstrasi tanggal 19

Agustus2019dan29Agustus2019;

§ Bahwa berdasarkan keterangan saksi meringankan atas nama YANTUS ELOPERE

memberikan keterangan di dalam persidangan menegaskan Demonstrasi yang

dilakukan tanggal 19 Agustus 2019 dan 29 Agustus 2019 selain dari BEM, ada

Cipayung,GMKI,HMIdengan tujuanmenolak rasismeyangadadi Surabaya,hal ini

sesuaijugadenganketerangansaksimeringankanatasnamaLAURENZIUSKADEPA

menerangkan sepengelihatan saksi aksi ini dilakukan oleh Mahasiswa BEM se

JayapuradanOrganisasiCipayungsertaadanyamasyarakatsipilyangikuthadirdan

menyuarakanaspirasidihariitu;

§ Bahwa di dalam persidangan Jaksa Penuntut Umum tidak mampu membuktikan

terkait adanya keterlibatan ULMWP, KNPB, AMP, dan lain-lain dalam demonstrasi

tanggal19Agustus2019dan29Agustus2019;

c. DEMONTRASI19AGUSTUS2019DAN29AGUSTUS2019ADALAHDEMONSTRASI

MENOLAKTINDAKANRASISMEYANGDIJAMINDALAMUUNOMOR40TAHUN2008

Bahwa demonstrasi yang dilakukan pada 19 Agustus 2019 dan 29 Agustus 2019

merupakan bagian dari sikap mahasiswa Se-Jayapura bersama seluruh masyarakat

Papuamenolak tindakan rasisme sebagaimana yang diatur dalamPasal 9dan 10 UU

Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis yang

berbunyi:

Page 31: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–30 –

Pasal9

“SetiapwargaNegaraberhakmemperolehperlakuanyangsamauntukmendapatkanhak-

hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan ketentuanperaturan

perundang-undangan,tanpapembedaanrasdanetnis”.

Pasal10

“SetiapwargaNegarawajib :membantumencegah terjadinyadiskriminasi rasdanetnis;

dan memberikan informasi yang benar dan bertanggung jawab kepada pihak yang

berwenangjikamengetahuiterjadinyadiskriminasirasdanetnis;

d. TERDAKWA TIDAK PERNAH ORASI DAN MENERIAKI YEL-YEL SELAMA AKSI

DEMOSTRASIMENOLAKTINDAKANRASISME

§ Bahwa dari saksi-saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam

persidanganpadapokoknyamenerangkantidakpernahmelihatTerdakwameneriaki

yel-yelPapuaMerdeka;

§ Bahwadarisaksi-saksiyangdihadirkanolehPenasehatHukumdalamketerangannya

yaitu:

Saksi a.n YANTUS ELOPERE, hubungan saksi dengan terdakwa sebagai teman

sesama mahasiswa dan terdakwa adalah mahasiswa USTJ anggota BEM bagian

Sumber Daya Manusia dan selama aksi saksi tidak perna melihat Terdakwa

melakukanorasidanbahkanmeneriakiyel-yelsertapadasaataksitersebutterdakwa

bertugas sebagai dokumentasi, tugasnyamelakukan dokumentasi, sedangkanSaksi

a.n LAURENZIUS KADEPAmenerangkan pada saat saksi ikut aksi dan juga saat

berada di kantor Gubernur bersama dengan massa aksi tidak pernah melihat

terdakwa.

§ Bahwa dari keterangan saksi-saksi tersebut di dalam persidangan, maka dengan

demikianmenjadijelasbahwaterdakwatidakmelakukanorasidanmeneriakiyel-yel

selamaaksidemonstrasimenentangtindakanrasisme;

e. JPU TIDAK MENGHADIRKAN AHLI PIDANA UNTUK MENJELASKAN UNSUR-UNSUR

PASALMAKARDANUNSUR-UNSURPASALPENYERTAAN

§ Bahwa Keterangan ahli berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat 28 KUHAP adalah

keteranganyangdiberikanoleh seorangyangmemilikikeahliankhusus tentanghal

yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan

pemeriksaansuatuperkara;

§ BahwadalampersidanganuntukmembuktikandakwaannyasaudaraJPUsamasekali

tidak menghadirkan saksi ahli pidana namun hanya menghadirkan 3 (tiga) orang

SaksiAhliantara lainAhliBahasa,AhliPsikologiSosialPolitikdanAhliHukumTata

Negara;

§ Bahwa kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa secara

keilmuanyangberkompetensiuntukmenjelaskanapakahperbuatanterdakwatelah

memenuhiunsur-unsurpidanasehinggaterdakwadapatmempertanggungjawabkan

perbuatannya secara hukum sebagaimana yang di Tuntut oleh saudara JPU dalam

Dakwaan Kesatu Pasal 106 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP adalah Ahli

Pidana,namunsaudaraJaksaPenuntutUmummemakaiketeranganAhliPidanayang

tidak perna hadir untuk memberikan keterangan dan keterangan dari ahli Pidana

tersebut haya dianggap dibacakan dan kami selaku Penasehat Hukum/Terdakwa

telah menolak, sehingga terhadap keterangan AHLI Pidana tersebut patutlah

dikesampingkandanditolaksertabukanmerupakanalatbuktiyangsah.

Page 32: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–31 –

f. TINDAKPIDANAMAKARTIDAKTERBUKTI

§ Bahwa keterangan Saksi sesuai dengan penegasan dalamPasal 1 angka 27KUHAP,

yakni Keterangan yang saksi lihat sendiri; saksi dengar sendiri; alami sendiri

mengenaisuatuperistiwapidana.Selainitu,untukmenentukankebenaranmateril

yang sesungguhnya, maka harus diperhatikan Pasal 185 Ayat 6 KUHAP

“persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lainnya;persesuaian

saksi dengan alat bukti lainnya; alasan yang dipergunakan oleh saksi untuk

memberikan keterangan tertentu, cara hidup dan kesusilaan serta segala

sesuatuyangpadaumumnyadapatmempengaruhidapattidaknyaketerangan

itudipercaya.”

§ BahwaberdasarkanPasal1angka27KUHAPdanPasal185Ayat6KUHAPdapatdi

analisa sebagai berikut: Keterangan saksi yang dihadirkan oleh JPU bukan saksi”

yakni : ABRAHAM STEVI SOUMILENA, MUHAMMAD ALI dan AGUS KOSSAY,

dimana terdapat 3 (tiga) orang saksi yang dapat dikategorikan sebagai saksi yang

bukansaksiatausaksiyangtidakmelihat,mendengardanmengalamisendiri.Bahwa

saksi-saksi ini bukan merupakan saksi (testemonium de auditu). Saksi ini

merupakan saksi yang dapat dikategorikan mendengar dari orang lain. Dengan

demikian keterangan SaksiABRAHAM STEVI SOUMILENA,MUHAMMADALI dan

AGUSKOSSAYpatutlahdisampingkandanditolakkarenatidakbernilaisebagaialat

buktiyangsah.

§ Bahwa aksi menolak rasisme pada tanggal 19 Agustus 2019 Terdakwa tidak

membawa bendera Bintang Kejora serta tidak ada orang yang memegang bendera

bintang kejora dan sepanjang perjalananmenuju kantor Gubernur Terdakwa tidak

pernahmerusakbenderamerahputihataudarimassaaksi tidakadayangmerusak

benderaMerahPutih.Terdakwajugatidakmelihatadapembakarandanpengrusakan

selamamassaaksiberjalanmenujukantorGubernurdandisekitarkantorGubernur

pada aksi tanggal 19 Agustus 2019. Selama di Kantor Gubernur juga tidak pernah

BenderaMerahputihditurunkandankemudianmenaikanBenderaBintangKejora.

§ Bahwa selama aksi tersebut Terdakwa tidak mengetahui siapa yang membawa

benderaBintangKejorasepanjangaksi,siapayangmenurunkanbenderaMerahputih

dan kemudian menaikan bendera bintang kejora di Kantor Gubernur dan yang

merusak Bendera Merah Putih karena Terdakwa mengikuti aksi hanya sampai di

KantorDinasKesehatanPropinsiPapua

§ Bahwasanksiatauancamanhukumterkaitpenurunanbenderamerahputihharuslah

menggunakanUndangUndangNomor24tahun2009tentangBendera,Bahasadan

Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan dimana pada Pasal 66 ada ketentuan

pidananya. Hal ini bersesuaian dengan keterangan Ahli yang dihadirkan oleh JPU

yakniMUHAMMADRULIYANDI, S.H.M.HAhli HukumTata Negaradan Ahli dari

terdakwa yakni DR. HERLAMBANG WIRATRAMAN S.H, MA Ahli HAM dan

KebebasanBerekspresi.

g. TERDAKWAKORBANKRIMINALISASIPASALMAKAR

§ Bahwafaktapersidanganyangdidapatdariketerangansaksi-saksimaupunahliyang

di hadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum serta keterangan saksi-saksi maupun ahli

yang dihadirkan oleh Penasehat Hukum di dalam persidangan tidak ada satu pun

keterangansaksi-saksidanahlitersebutyangmengatakandalampersidanganbahwa

perbuatanyangterdakwa lakukandalamaksidemonstrasipadatanggal19Agustus

dan29Agustusmerupakanperbuatanmakar;

§ Bahwafaktapersidanganyangdidapatdariketerangansaksi-saksimaupunahliyang

di hadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum serta keterangan saksi-saksi maupun ahli

yang dihadirkan oleh Penasehat Hukum di dalam persidangan adalah untuk

memperjelas mengenai keberadaan terdakwa saat ikut dalam aksi demonstrasi

Page 33: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–32 –

tanggal 19 Agustus 2019 dan 29 Agustus 2019 bukanlah bertujuan untuk makar

melainkan untuk penyampaian aspirasimaupunpernyataan sikap sekaligus bentuk

solidaritas terkait tindakan rasis yang dialami Mahasiswa Papua di Asrama

MahasiswaPapuadiSurabaya;

§ Bahwafaktapersidanganyangdidapatdariketerangansaksi-saksimaupunahliyang

di hadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum faktanya tidak mampu membuktikan

tuduhannya terkait perbuatan terdakwa sebagaimana yang telah disebutkan oleh

JaksaPenuntutUmumdalamdakwaannya;

§ BerdasarkanhaltersebutmakadapatdisimpulkanbahwaPasalyangdikenakanpada

terdakwa adalah tidak tepat dan merupakan bagian dari kriminalisasi terkait

PenerapanPasalMakarterhadapterdakwa;

VI. ANALISATUNTUTAN

BerdasarkansurattuntutanyangdibuatdandibacakanolehsaudaraJPUdalampersidangan

padatanggal2Juni2020secaragarisbesarditemukanbeberapapelanggarandalamteknis

perumusan surat tuntutan yang dijamin dalam peraturan perundang-undangan, sebagai

berikut:

1. JPU Dalam Menyusun Tuntutan Mengutip BAP Dan Mengabaikan Fakta

Persidangan

§ Bahwa dalam persidangan saudara JPU tidak perna menghadirkan Ahli Pidana

Prof.Dr.EdwardOmarSharifHiariej,S.H.,M.Humuntukdidengarketerangannya

namun dalam surat tuntutan saudara JPU memasukan keterangan Ahli Pidana

Prof.Dr.EdwardOmarSharifHiariej,S.H.,M.Humpadahalaman15–halaman28;

§ Bahwa keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang

memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang

suatuperkarapidanagunakepentinganpemeriksaansebagaimanaPasal1angka

28,UUNomor8Tahun1981;

§ Bahwa dengan menyebutkan “surat permohonan dari Direktur Reserse

KriminalUmumPoldaPapuaNomor :B//IX/Res.1.24/2019/DitReskrimum,

tanggal 16 September 2019, dan atas permintaan tersebut ahli ditugaskan

olehDekanFakultasHukumuntukmemberikanketerangan”padahalaman39

dan “Berkas Perkara Penyidik Polisi Nomor :

B/105/IX/RES.1.24/2019/Ditreskrimum, tanggal 09 September 2019” pada

halaman 59 secara langsung menunjukan fakta bahwa saudara JPU mengutip

keteranganAhliPidanaProf.Dr.EdwardOmarSharifHiariej,S.H.,M.Humdalam

surat tuntutan pada halaman15 – halaman28 bersumber dariBAPKeterangan

AhlididepanpenyidikPoldaPapuabukandarifaktapersidangan;

§ Bahwa dalam surat tuntutan saudara JPU menyebutkan keterangan saksi

DOLVIUSHISAGE sebagaimana terlihal pada halaman 17 – halaman 20 namun

sayangnya saudara JPU tidak perna menghadirkan DOLVIUS HISAGE sebagai

saksididepanpersidanganuntukketerangannyasebagaisaksi;

§ BahwaKeterangansaksisebagaialatbuktiialahapayangsaksinyatakandisidang

pengadilansebagaimanadiaturpadapasal185ayat(1),UUNomor8Tahun1981;

§ Bahwa berdasarkan pada keterangan diatas membuktikan bahwa saudara JPU

dalammenyusunTuntutanterkesanmengarangbebasbahkankembalimengutip

keteranganahlipidanadalamBAPdanmengabaikanfaktapersidangan.

2. JPU Dalam Menyusun Tuntutan Tidak Memasukan Keterangan Saksi Dan

KeteranganAhliYangDiajukanOlehPenasehatHukumDiDalamPersidangan

Page 34: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–33 –

§ BahwaKeterangansaksisebagaialatbuktiialahapayangsaksinyatakandisidang

pengadilan sebagaimana diatur pada Pasal 185 ayat (1) KUHAP. Sedangkan

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan

sebagaimanadiaturpadaPasal186KUHAP.JikamelihatketentuanPasal185ayat

(1)danPasal186KUHAP,makaberdasarkanfakta-faktadalampersidanganJPU

telah menghadirkan saksi-saksi memberatkan dan ahli Bahasa, Ahli Psikologi

SosialPolitik,AhliHukumTataNegaradanAhliPidana.Sementaraitu,Penasehat

Hukumdalampersidanganjugatelahmenghadirkansaksi-saksimeringankandan

Ahli Pidana, Ahli Politik, Ahli Kebebasan Berekspresi dan Ahli Rasis Terhadap

Papua;

§ Bahwa dalam Surat Tuntutan JPU kepada terdakwa HENGKI HILAPOK alias

FRENGKIHILAPOKhanyamemasukanketerangansaksidanahliyangdihadirkan

olehJPUdantidakmemuatketerangansaksidanahliyangdihadirkanpenasehat

hukumpadahal saksidanahli yangdihadirkanoleh terdakwa telahmenyatakan

keterangannya dihadapan persidangan maka patutlah terhadap keterangan

tersebutdianggapsebagaialatbuktiyangsah;

§ Bahwa pada prinsipnya dalam Surat tuntutan (requisitoir) mencantumkan

beberapa hal seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa, baik

berupa penghukuman atau pembebasan haruslah disusun berdasarkan

pemeriksaan saksi, ahli, alat bukti, dan keterangan terdakwa yang terungkap

dalampersidangansebagaisuatufakta.

§ Bahwa berdasarkan uraian diatas sudah dapat disimpulkan JPU DALAM

MENYUSUN TUNTUTAN TIDAK MEMASUKAN KETERANGAN SAKSI DAN

KETERANGANAHLIYANGDIAJUKANOLEHPENASEHATHUKUMDIDALAM

PERSIDANGAN.

3. JPU Menyimpulkan Terpenuhinya Dakwaan Kesatu Hanya Berdasarkan

KeteranganAhliBahasa,AhliPsikologiSosialPolitikdanAhliHTN

§ Bahwa menurut keterangan ahli Bahasa, pengertian kata makar dimaksudkan

sebagai satu aksi pemikiran, tindakan dan/atau perbuatan, baik dalam bentuk

kata-kata dan kalimat, maupun berbagai aktivitas lainnya, yang dianggap atau

dinilaibertentangandenganhukum.Pengertianmakarjikalebihdisederhanakan

adalahpikiran,ucapan, tindakandan/atauperbuatanyangmelawanhukumdan

merongrongkekuasaanresmipemerintahtertentu;

§ Bahwamenurut ahli Hukum Tata Negara, dalam perkembangan perspektif best

practicepraktik hukum tata negara di Indonesiamakar dapat diartikan sebagai

sikap perlawanan terhadap keadaan sistem fundamental yang diatur dalam

konstitusi (inhet staatsrecht is een contitutiede grondslag van een staat) dalam

suatu negara dengan cara berkeinginan untuk melakukan suatu perubahan

sistem;

§ Bahwa menurut ahli psikologi politik, untuk memisahkan mana aspirasi yang

merupakanprotesterhadapketidakadilanataumanayangmerupakaninsurgensi

atau usaha ke arah makar menjadi tugas dari penyidik untuk mengumpulkan

bukti-buktitersebut;

§ Bahwa pada prinsipnya secara keilmuan yang memiliki kapasitas untuk

menjelaskan unsur-unsur tindak pidana termasuk tindak pidana makar atau

tindakpidanapenyertaanadalahahlipidana;

§ BahwaberdasarkanuraiandiatasdapatdisimpulkanbahwaterkaittuntutanJPU

yang “Menyatakan Terdakwa HENGKI HILAPOK Alias FRENGKI HILAPOK

bersalah melakukan tindak pidana “yang melakukan perbuatan, Makar“,

sebagaimanadiaturdandiancampidanadalampasal106KUHPJoPasal55

ayat (1) ke 1 KUHP dalam Surat Dakwaan Kesatu” yang didasari atas

keterangan ahli Bahasa, ahli psikologi social politik dan ahli HTN dimuka

persidangan diragukan secara ilmu hukum pidana sebab yang berkompeten

Page 35: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–34 –

membedah unsur-unsur tindak pidana makar dan unsur-unsur tindak pidana

penyertaanadalahahlipidana.

4. JPU Dalam Menyusun Tuntutan Tidak Mengikuti arahan Surat Edaran Jaksa

Agung Tentang Pedoman Perumusan Tuntutan sehingga melahirkan Fakta

DisparitasTuntutanPidana

§ BahwaberdasarkanSuratEdaran JaksaAgungNomor :001/J.A/4/1995tentang

pedoman perumusan tuntutan dalam perkara tindak pidana biasa disebutkan

adanya prinsip “Menghindari adanya disparitas tuntutan pidana untuk

perkara-perkarasejenisantarasatudaerahdengandaerahlainnya”.

§ Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada Sayang

Mandabayan oleh JPU di PN Manokwari dalam tuntutannya dituntut dengan

pidanapenjaraselama1Tahun;

§ Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada Erik

AliknoeCsoleh JPUdiPNManokwaridituntutdenganpidanapenjara selama1

Tahun;

§ Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada Yoseph

LaurensSyufialiasSiwayBofitCsolehJPUdiPNSorongdituntutdenganpidana

penjaraselama1Tahun;

§ BahwadalamdakwaantindakpidanamakaryangdituduhkankepadaSuryaAnta

GintingCsolehJPUdiPNJakartaPusatdituntutdenganpidanapenjaraselama1

Tahun;

§ Bahwa dalam dakwaan tindak pidana makar yang dituduhkan kepada HENGY

HLAPOK oleh JPU di PN Balikpapan dituntut dengan Pidana Penjara selama 5

(LIMA)Tahun;

§ Bahwaberdasarkanuraiandiatasyangmenunjukanadanyaperbedaan tuntutan

di Manokwari, Sorong, Jakarta dan Balikpapan menunjukan fakta JPU dalam

merumuskantuntutantidakmengikutiarahanSuratEdaranJaksaAgungNomor:

001/J.A/4/1995 tentang pedoman perumusan tuntutan dalam perkara tindak

pidanabiasasehinggadalamtuntutanJPUterhadapterdakwaHENGKIHILAPOK

AliasFRENGKHYHILAPOKterdapat“disparitastuntutanpidana”.

VII. ANALISAYURIDIS

MajelisHakimYangTerhormat,

SaudaraJaksaPenuntutUmumYangkamiHormati,

PaniteraPenggantiYangKamiHargai,

DalamSuratTuntutan/Requisitoirnyayangdibacakanhari Selasa tanggal2 Juni2020Sdr.

Jaksa Penuntut Umum telah berpendapat bahwa terdakwa HENGKI HILAPOK Alias

FRENGKHY HILAPOK telah terbukti bersalah melakukan Tindak Pidana “Makar”,

sebagaimanayangdidakwakandalamDakwaanKesatuyaitumelanggarPasal106KUHPJo

Pasal55Ayat(1)ke-1KUHP.

Setelahmengemukakan fakta-fakta persidangan,menganalisa fakta-fakta,maka sampailah

kami pada analisa hukum, dimana dalam analisa hukum kami ingin mengaitkan antara

unsur-unsur yang terkandung dalam pasal dakwaan yang kemudian dijadikan Tuntutan

pidana oleh Saudara Jaksa Penuntut Umum dengan fakta-fakta obyektif yang terungkap

dalam pemeriksaan di persidangan. Sebagai Bahan pemikiran dan Pembuktian terhadap

analisa unsur-unsur dalamDAKWAANKESATU hendaknya dilihat fakta persidangan yang

terungkap, bahwa Terdakwa HENGKI HILAPOK Alias FRENGKHY HILAPOK tidak

Page 36: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–35 –

melakukantindakpidanaMakarsepertiyangdidakwakanolehJaksaPenuntutUmum.Hal

inidapatkamibuktikandibawahini:

1. Unsur‘Barangsiapa’

Didalam setiap rumusan pasal-pasal KUHP maupun tindak pidana, unsur (bestitelen)

“Barangsiapa”merupakan sebuah kata yang penting di dalammelihat kesalahan dan

pertanggungjawaban pidana. Sebagai sebuah kata “Barangsiapa” maka memerlukan

kajianyangcukupseriusdalamasaskesalahandanpertanggungjawabanpidanadalam

upayapembuktian.

Bahwa unsur “Barangsiapa” disini adalah orang sebagai subjek hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan terhadap delik; yang dalamperkara ini Jaksa PenuntutUmum

mengajukan Terdakwa HENGKI HILAPOK alias FRENGKI HILAPOK yang telah

dilakukan penyidikan, maupun telah diperhadapkan dalam proses pemeriksaan di

persidanganterhadapDakwaandanTuntutanPidanayangditujukankepadanya.Unsur

“Barangsiapa”tidakdapatditujukankepadadiriterdakwakarenamenentukanunsurini

tidak cukup dengan menghubungkan terdakwa sebagai perseorangan sebagaimana

manusiapribadiatausubyekhukumyangdiajukansebagaiterdakwadalamperkaraini,

akan tetapi yang dimaksud “Barangsiapa”dalam undang-undang adalah orang yang

perbuatannyasecarasahdanmeyakinkanterbuktimemenuhisemuaunsurdari tindak

pidana. Jadi untuk membuktikan unsur “Barangsiapa” harus dibuktikan dulu unsur

lainnya.

DengandemikianUnsur“Barangsiapa”,yangdidakwadandituntutkepadaTerdakwa,

belum terbukti dan terpenuhi secara sah menurut hukum, karena masih tergantung

pembuktianunsur-unsurlainnya.

2. Unsur“melakukanmakar”

MenurutR.Soesilo,(dalamKUHPsertaKomentar-komentarnya,hal.109):

1. Tentang “aanslaag” (makar, penyerangan) dapat lihat pada pasal 87 KUHP yang

berbunyi :Dikatakan ada makar untuk melakukan suatu perbuatan, apabila niat

untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, seperti dimaksud

dalamPasal53”.

2. Obyekdalampenyerangan iniadalahkedaulatanatasdaerahNegaraKedaulatan ini

dapatdirusakdenganduamacamcara,ialahdenganjalan:

1. Menaklukkan daerah Negara seluruhnya atau sebagian kebawah pemerintah

Negara Asing yang berartimenyerahkan daerah itu (seluruhnya) atau sebagian

kepada kekuasaan Negara Asing misalnya daerah Indonesia (seluruhnya) atau

daerahKalimantan(sebagian)diserahkankepadaPemerintahInggris,atau

2. Memisahkan sebagian dari daerah Negara itu yang berarti membuat bagian

daerah itumenjadi suatu Negara yang berdaulat sendiri,misalnyamemisahkan

daerahAcehatauMalukudaridaerahRepublikIndonesiauntukdijadikanNegara

yangberdirisendiri.

Perlu diketahui pula, bahwa kapan seseorang dapat dianggap telahmelakukanmakar

(aanslag).Bahwauntukdilakukannyamakaritu,harussudahadaperbuatanmelawan

(verzetsdaad)yangnyata.

Menurut (Moeljatno, 1982:13)delikmakarmerupakan turunandaridelikpercobaan,

hanya saja jika dalam delik percobaan memiliki tiga unsur yaitu “niat”, “permulaan

Page 37: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–36 –

pelaksanaan”, “berhentinya permulaan pelaksanaan bukan dari keinginan

pelaku”.Makar berhubungandengan integritas dan wilayah Negara, denganmembawa

kebawahkekuasaanasing.ArtinyaialahmenyerahkanNegarakepadakekuasaanasing,

sehingga kedaulatan negara sebagai suatu negara merdeka menjadi hapus. Negara

dijadikan Negara jajahan atau dibawah kedaulatan Negara lain, sehingga Negara

kehilangansamasekalikemerdekaannya.

Berdasarkanfakta-faktayangterungkapdipersidangandariketeranganparasaksi,ahli

danbarangbuktisertaketeranganTerdakwa:Bahwaaksitanggal19Agustus2019dan

tanggal 29 Agustus 2019 adalah respon terhadap aksi rasis yang terjadi di Surabaya

terhadapmahasiswaPapua.Aksiinibertujuanagarnegaramenghapuskanpraktek

rasisme dengan menghukum pelaku dan memberikan perlindungan terhadap

orang Papua.Jika tidak ada aksi rasisme di Surabaya tentu tidak akan ada aksi

menentangrasismeyangterjadidiberbagaikotadiPapuatermasukdiJayapura.

Bahwaaksimenolakrasismepadatanggal19Agustus2019dan29Agustus2019

bertujuan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Papua terkait penolakan

rasisme kepada Gubernur oleh karena tempat yang dituju adalah Kantor

Gubernur.

Bahwa aksi menolak rasisme pada tanggal 19 Agustus 2019 Terdakwa tidak

membawabenderaBintangKejorasertatidakadaorangyangmemegangbendera

bintang kejora dan sepanjang perjalanan menuju kantor Gubernur Terdakwa

tidakpernahmerusakbenderamerahputihataudarimassaaksitidakadayang

merusak bendera Merah Putih. Terdakwa juga tidak melihat ada pembakaran dan

pengrusakanselamamassaaksiberjalanmenujukantorGubernurdandisekitarkantor

Gubernur pada aksi tanggal 19 Agustus 2019. Selama di Kantor Gubernur juga tidak

pernah Bendera Merah putih diturunkan dan kemudian menaikan Bendera Bintang

Kejora.

SelamaaksitersebutTerdakwatidakmengetahuisiapayangmembawabendera

BintangKejorasepanjangaksi,siapayangmenurunkanbenderaMerahputihdan

kemudian menaikan bendera bintang kejora di Kantor Gubernurdan yang

merusakBenderaMerahPutihkarenaTerdakwamengikutiaksihanyasampaidi

KantorDinasKesehatanPropinsiPapua.MenurutAhliMUHAMMADRULIYANDI,

S.H.M. yaitu Ahli Hukum Tata Negara yang dihadirkan oleh JPU menerangkan

bahwa terkait dengan pelanggaran terhadap bendera merah putih telah diatur

dalam UU tersendiri yakni Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang

Bendera,BahasadanLambangNegara,sertaLaguKebangsaan“Setiaporangyang

merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan

laindenganmaksudmenodai,menghina,ataumerendahkankehormatanBendera

Negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan pidana

penjarapaling lama5(lima)tahunataudendapalingbanyakRp.500.000.000,00

(limaratusjutarupiah)”yangmerupakansanksipidanaatasperbuatanmenghina

dan merendahkan kehormatan bendera negara Republik Indonesia. Oleh

karenanyaapabilaadapelanggaranterhadapbenderamerahputihharuslahdikenakan

UUini,bukandenganmenggunakanpasalmakar.BahwaterkaitbenderaBintangKejora

yangdikibarkanpadatanggal29Agustus2019bukanlahdilakukanolehterdakwaatau

bukan atas perintah atau inisiatif terdakwa. Bahwa di dalam Buku II Kejahatan

TerhadapKeamananNegaradaripasal104KUHPsampaidenganPasal129KUHP

tidak satupunyangmenerangkan terkait pelanggaran terhadapbenderamerah

putih baik dalam bentuk penurunan, pengrusakan, pembakaran ataupun bentuk

Page 38: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–37 –

pelanggaran lainnya karena terkait bendera dan lambang negara diatur dalam UU

tersendiri yakni UU Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang

Negara, serta Lagu Kebangsaan sesuai dengan asas lex specialis derogat legi

generalis,apabilaadapengrusakanataupenurunanbenderamerahputihsebagaimana

aksi pada tanggal 29 Agustus 2019 di Kantor Gedung Gubernur Papua maka yang

digunakanadaketentuanpidanayaknipasal66Undang-undangNomor24Tahun

2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

“Setiap orang yang merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau

melakukanperbuatanlaindenganmaksudmenodai,menghina,ataumerendahkan

kehormatan Bendera Negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling

banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)” yang merupakan sanksi

pidanaatasperbuatanmenghinadanmerendahkankehormatanbenderanegara

RepublikIndonesia.

Ahli HAM dan Kebebasan Berekspresi Dr.Herlambang R.Wiratraman, S.H, MA,

menjelaskandemodamaimenentangrasisme, termasuk jikadidalamnyaadateriakan

yel-yel Papua Merdeka, Referendum dan Penentuan Nasib Sendiri merupakan

kebebasan berekpresi yang dijamin oleh Deklarasi Umum HAM, Konvesi Sipol,

UUD1945,UUHAMdanUndang-UndangKemerdekaanMenyampaikanPendapatdi

MukaUmumsangatbiasjikadikaitkandenganmakar,AhliPidanaDR.TristamPascal

Moellion,SH,Mh,LLMyangberpendapat bahwa adapengalaman Indonesiadengan

referendum adalah sebagai berikut: a. pelaksanaan referendum (penentuan

pendapat rakyat/pepera)untukmemintapandangandanputusan rakyatPapua

Barat (1969 sebagai implementasi Perjanjian New York; 1962); b. Pelaksanaan

referendum Timor Timur (1999) sebagai implementasi Agreement between the

Republic of Indonesia and thePortugueseRepublic on theQuestion of East Timor

(1999).KeduanyadiselenggarakandibawahpengawasanPerserikatanBangsa-Bangsa

(PBB).AhliPolitikdanResolusiKonflikatasnamaDr.AdrianaElisabeth,M.Soc,Sc,

menjelaskan ada konflik di Papua yang dipetakan oleh LIPI dalam Buku Papua Road

Map,yakni1).DiskriminasidanMarjinalisasiOrangPapua,2).KegagalanPembangunan,

3).PelanggaranHAM,4).BahwaapayangdilakukanolehterdakwaHENGKYHILAPOK

bukanlah makar, menangkap terdakwa dan rekan-rekan terdakwa tidak akan

menyelesaikan4akarmasalahetrsebut.SedangkanAhliRasismeatasnamaDr.Benny

Giay,M.ThmenjelaskanadapersoalanrasismesebelumZamanBelanda1950an,saat

1963,Peperahinggasaatinitelahterjadipraktek-praktekrasismeterhadapOrangAsli

PapuadantidakpernahdiselesaikansecaraseriusolehNegara,solusiyangditawarkan

ahliadalahpenyelesaianPapuatidakbisadiselesaikandenganproseshukumdengan

pidanaMakar, tetapi lebihmengedepankan keadilan bagimasyarakat Papua dengan

caraDialoguntukmenyelesaikanpersoalan-persoalanyangterjadidiPapua.

Dengandemikianunsur“makar”yangdidakwadandituntutkepadaTerdakwa,tidak

terbuktisecarasahdanmenyakinkanmenuruthukum.

3. Unsur “Dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah negara jatuh ke

tanganmusuhataumemisahkansebagiandariwilayahnegara”

Merupakan unsur subjektif, bahwa orang yang melakukan makar harus bermaksud

melakukan suatu tindakan yang dapat diberikan kualifikasi membuat wilayah Negara

jatuhketanganmusuhbaikseluruhatausebagian.

Page 39: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–38 –

Dalam Memorie van Toelichting (MvT) Pembentuk Undang-Undang telah mengartikan

oogmerk itusebagainaastedoel, tanpamemberikanpenjelasan lebih lanjut tentangapa

yangsebenarnyadimaksuddengankatanaastedoel itusendiri.Lamintangdibukunya

Dasar-DasarHukumPidanaIndonesiamengatakanbahwasecaraharfiahkatanaaste

doel ituberartitujuansampingatautujuanlaindisampingtujuanpokok,namunkarena

tidaklazimdigunakanorangdalamhukumpidana,makaoogmerkditerjemahkandengan

kata“DenganMaksud”.PembentukUndang-Undangdengantegasmencantumkanunsur

oogmerk sebagai salah satu unsur tindak pidana yang ada di dalamnya. Maka unsur

oogmerk di dalam pasal 106 KUHP itu artinyamaksud dari pelaku ituadalah untuk

melawan kekuasaan yang ada diIndonesia dan untuk melawan kekuasaan

tersebut, pelaku (dengan sengaja) memisahkanseluruh atau sebagian wilayah

negara jatuh ke tanganmusuh atau memisahkan sebagian dari wilayah negara.

“Niat” oleh pembentuk UU digunakan sebagai suatu tanda atau pedoman untuk

menyatakan adanya kesengajaan. Petunjuk untuk dapat mengetahui arti kesengajaan

dapat diambil dari Memorie Van Toelichting yang mengartikan opzet sebagai

menghendakidanmengetahui(Willensenweteng).BerdasarkanMemorievanTeolichting

maka diketahui bahwa kesengajaan itu ada apabila si pelaku itu menghendaki dan

mengetahui apa yang ia lakukan. Prof Muljatno mengadakan perbedaan antara

percobaan yang selesai (vol tooide poging), artinya seluruh kelakuan yang harus

dilakukanolehterdakwauntukmenimbulkankejahatanyangditujusudahdilakukandan

tinggal menunggu akibatnya saja, dan percobaan yang terhenti (geschorchte poging).

Sehubungan dengan ini dalam hal makar atau percobaan yang belum selesai, Prof

Muljatnoberpendapat:Sebaliknyadalampasal104misalnya,kalaumakarbelumselesai,

(dan juga dalam delik-delik percobaan yang tidak selesai) oogmerk mempunyai makna

yangsubjektif,artinyaharus100persenmurniyangdiinginkanolehterdakwa.Jelasbahwa

niat (oogmerk) terhadap delik makar dan percobaan yang belum selesai adalah

mempunyai makna yang subjektif, artinya harus 100 persenmurni yang diingini oleh

terdakwa.Berdasarkanfakta-faktayangterungkapdipersidangandariketeranganpara

saksi,paraahlidanbarangbuktisertaketeranganTerdakwa;

Bahwapadaaksitanggal19agustus2019TerdakwadariSentanijam10pagimenuju

daerah Bucen 2 Entrop pada saat di Bucen sudah ada beberapa massa yang mulai

kumpul – kumpul. Terdakwa hanya duduk serta menunggu masa aksi dari

Abepura. Terdakwa bergabung bersama masa aksi kedua yang menggunakan

motor bejalan sama – sama menuju kantor Gubernur dan sampai di kantor

Gubernursekitar jam01siang.Terdakwa tidakmembawabenderaBintangKejora

sertatidakadaorangyangmemegangbenderabintangkejoradansepanjangperjalanan

menuju kantor GubernurTerdakwa tidakpernahmerusak benderamerah putih atau

dari massa aksi tidak ada yang merusak bendera Merah Putih. Terdakwa jugatidak

melihat adapembakarandanpengrusakanselamamassaaksiberjalanmenujukantor

Gubernur dan di sekitar kantorGubernur pada aksi tanggal 19Agustus 2019. Sekitar

jam 3 siang Gubernur menerima massa aksi dan Terdakwa melihat dari jauh ada

penyerahanmapbiruyangberisituntutanaksidarikoordinatormassaaksi.Sepanjang

dikantorGubernurTerdakwatidakmelihatbenderaBintangKejoraberkibardikantor

Gubernurdanaksitanggal19Agustus2019adalahaksiuntukmenentangaksirasisme

yang terjadi di Surabaya terhadap Mahasiswa Papua. SepanjangTerdakwa mengikuti

aksibaikdariBucendandikantorGubenursampaiakhir,aksitersebutberjalanaman–

aman.OlehkarenamotormilikTerdakwatidakadalampumakaTerdakwapulangke

Sentanisebelumgelapdenganmenggunakanmotorsendirian.

Bahwa sebelum aksi tanggal 29 Agustus 2019 Terdakwa bersama teman-teman

melakukanpertemuantanggal28Agustus2019untukmempersiapkankeperkuanaksi

Page 40: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–39 –

sepertimobildanpengerassuaraadapuntujuanmelaksanakanaksitanggal29Agustus

2019karenabelumadanyatindaklanjutdaridemotanggal19Agustus2019,aksi

29 Agustus 2019 disepakati berjalan damai atau tidak ada tindakan anarkis . Aksi

tanggal29Agustus2019titikkumpulnyadiKampusUSTJdimanaTerdakwajugaberada

disitu. Massa aksi keluar dari titik kumpul Kampus USTJ sekitar jam 11.00WIT dan

menujuke lingkaranAbepura.Saatmassaaksiberadadi lingkaranAbepuraTerdakwa

berdiridiKantorPosAbepura.Terdakwamengikutiaksitanggal29Agustus2019dari

Kantor Pos Abepura sampai di Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Papua dimana

Terdakwa tidak pernah melakukan orasi, membawa Bendera Bintang Kejora, tidak

pernahmerusakBenderaMerahPutihdanjugaselamaaksitidakpernahmelihatmassa

aksi merusak Bendera Merah Putih serta melakukan pengrusakan dan pembakaran.

Terdakwa ikutmassa aksi hanya sampai di kantor dinas kesehatan provinsi di

kotarajasetelahituterdakwapulangketanahHitam.

Bahwaolehkarenatujuanaksitersebutdilakukanuntukmenyampaikanaspirasi

masyarakat Papua agar Negara menghapuskan praktek rasisme dengan

menghukumpelakudanmemberikanperlindunganterhadaporangPapua,bukan

maksudsupayaseluruhatausebagianwilayahnegarajatuhketanganmusuhatau

memisahkan sebagian dari wilayah negara, hal ini adanya persesuaian dengan

keterangan saksi-saksi meringankan atas nama YANTUS ELOPERE dalam

keterangannyamenerangkan aksi tersebut selain dari BEM, ada Cipayung, GMKI,HMI

dengan tujuan menolak rasisme yang ada di Surabaya, sedamgkan saksi atas nama

LAURENZIUSKADEPAmenerangkanaksi iniuntukmenolakaksirasismeyangterjadi

terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Adapun menurut saksi Ahli yang telah

dihadirkanolehPenasehatHukum/TerdakwaAhliHAMdanKebebasanBerekspresi

Dr.Herlambang R.Wiratraman, S.H, MA; menjelaskan demo damai menentang

rasisme, termasuk jikadidalamnyaadateriakanyel-yelPapuaMerdeka,Referendum

danPenentuanNasibSendirimerupakankebebasanberekpresiyangdijaminoleh

Deklarasi Umum HAM, Konvesi Sipol, UUD 1945, UU HAM dan Undang-Undang

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum sangat bias jika dikaitkan

dengan makar, Ahli Pidana DR.Tristam Pascal Moellion,SH,Mh,LLM yang

berpendapatbahwaPengalamanIndonesiadenganreferendumadalahsebagaiberikut:

a. pelaksanaan referendum (penentuan pendapat rakyat/pepera) untuk meminta

pandangandanputusanrakyatPapuaBarat(1969sebagaiimplementasiPerjanjianNew

York; 1962); b. Pelaksanaan referendum Timor Timur (1999) sebagai implementasi

AgreementbetweentheRepublicofIndonesiaandthePortugueseRepublicontheQuestion

of East Timor (1999). Keduanya diselenggarakan di bawah pengawasan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB). Ahli Politik dan Resolusi Konflik atas nama Dr.Adriana

Elisabeth,M.Soc,Sc,menjelaskanadakonflikdiPapuayangdipetakanolehLIPIdalam

Buku Papua Road Map, yakni 1). Diskriminasi dan Marjinalisasi Orang Papua,

2).Kegagalan Pembangunan, 3). Pelanggaran HAM, 4). Sedangkan Ahli Rasisme atas

nama Dr.Benny Giay, M.Th; menjelaskan ada persoalan rasisme sebelum Zaman

Belanda1950an,saat1963,Peperahinggasaatinitelahterjadipraktek-praktekrasisme

terhadap Orang Asli Papua dan tidak pernah diselesaikan secara serius oleh Negara,

solusi yangditawarkanahli adalahpenyelesaianPapua tidakbisadiselesaikandengan

proses hukum dengan pidana Makar, tetapi lebih mengedepankan keadilan bagi

masyarakatPapuadengancaraDialoguntukmenyelesaikanpersoalan-persoalanyang

terjadidiPapua.

Dengan demikian unsur ‘Dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah

negara jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah

Page 41: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–40 –

negara”yang didakwadan dituntut kepadaTerdakwa, tidak terbukti secara sahdan

menyakinkanmenuruthukum.

4. Unsur“ApabilaNiatuntukitutelahternyatadariadanyapermulaanpelaksanaan,

sepertidimaksuddalamPasal53KUHP”

Satu-satunya penjelasan yang dapat diperoleh tentang pembentukan Pasal 53 ayat (1)

KUHPadalahbersumberdariMemorievanToelichting(MvT)yangmenyatakan:Poging

totmisdrijf isdandebegonnenmaarnietvoltooideuitvoeringvanhetmisdrijf,ofwelde

door een begin van uitvoering geopenbaarde wil om een bepaald misdrijf te plegen.

(Dengandemikian,makapercobaanuntukmelakukankejahatanituadalahpelaksanaan

untukmelakukansuatukejahatanyangtelahdimulaiakantetapi ternyatatidakselesai,

ataupun suatu kehendak untuk melakukan suatu kejahatan tertentu yang telah

diwujudkan di dalamsuatu permulaan pelaksanaan) (Lamintang, 1984: 511). Pasal 53

KUHPhanyamenentukan bila (kapan)percobaanmelakukankejahatan itu terjadi atau

dengankata lain Pasal53KUHPhanyamenentukansyarat-syaratyangharusdipenuhi

agarseorangpelakudapatdihukumkarenabersalahtelahmelakukansuatupercobaan.

Syarat-syarattersebutadalahsebagaiberikut:

a. Adanyaniat/kehendakdaripelaku;

b. Adanyapermulaanpelaksanaandariniat/kehendakitu;

c. Pelaksanaantidakselesaisemata-matabukankarenakehendakdaripelaku.

Selanjutnya Memorie van Toelichting (MvT) hanya memberikan pengertian tentang

uitvoeringshandelingen (tindakan-tindakan pelaksanaan), yaitu berupa tindakan-

tindakanyangmempunyaihubungansedemikianlangsungdengankejahatanyang

dimaksud untuk dilakukan dan telah dimulai pelaksanaannya. Sedangkan pengertian

dari voorbereidings handelingen (tindakan-tindakan persiapan) tidak diberikan.

Hubungan antara makar dan percobaan dijelaskan dalam Pasal 87 KUHP, disebutkan

bahwa“Dikatakanadamakaruntukmelakukansuatuperbuatan,apabilaadaniatuntuk

itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan,seperti maksud dari pasl 53

KUHP”.

Dalam ilmu hukum pidana maupun yurisprudensi hukum pidana diadakan perbedaan

antara “perbuatan persiapan” (voorbereidingshandeling) dan perbuatan pelaksanaan

(uitvoeringshandeling).MenurutTresna(Azas-AzasHukumPidanadisertaiBeberapa

PerbuatanPidanaJangPenting,Tiara,Jakarta,1959)melihatsusunankata-katadari

pasal 53 ayat (1) itu terlihat seakan-akan pelaksanaan yang harus sudah dimulai itu

dimaksudkansebagai pelaksanaan kehendak yang berbuat, akan tetapi dari penjelasan

resmitentangpasaltersebutternyatabahwahalituharusdiartikansebagaipelaksanaan

dari kejahatannya. Jika dihubungkan dengan perkataan “selesainya” pelaksanaan itu,

perkataan mana hanya dapat diartikan selesainya kejahatan dan bukan selesainya

kehendak.MenurutMemorievanToelichting(MvT)batasyangtegasantaraperbuatan

persiapan dan perbuatan pelaksanaan tidak dapat ditetapkan dalam wet. Untuk

mencegahpersoalankapankahperbuatanitumerupakanperbuatanpersiapandankapan

sudahmerupakanperbuatanpelaksanaanadaduateoriyaitu;

• Teorisubyektif

• Teoriobyektif

Teori subyektif di dalam mencari rumusan bagi arti permulaan pelaksanaan adalah

menitikberatkan pada maksud dari seseorang dalam melakukan kejahatan. Teori ini

memberikesimpulanbahwaadapermulaanpelaksanaan jikaditinjaudarisudutniatsi

pembuat apa yang telah dilakukan itu telah ternyata kepastian niat tadi. Jadi teori

Page 42: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–41 –

subjektifberpendapatbahwasudahadapermulaanpelaksanaanjikasudahadakepastian

niat dari si pembuat, sehinggaukuran atau dasar yang dipergunakan adalah kehendak

atauwatak (mentalitet)pembuat.Muljatnodalammenentukanbatasadanyaperbuatan

pelaksanaanmeninjaunyadariduafaktor,yaitudarisifatpercobaannyasendiridandari

sifatumumnyadelikapa yang telahdilakukannya itu sendiri. Sehinggamenurutbeliau

perbuatanpelaksanaanituada,bilaadasuatuperbuatanyangmemenuhitigasyarat:

1. Secara obyektif apa yang dilakukan terdakwa harus mendekati kepada delik yang

dituju, atau dengan kata lain, harusmengandung potensi untukmewujudkan delik

tersebut;

2. Secara subyektif, dipandang dari sudut niat, harus tidak ada keraguan lagi, bahwa

yangtelahdilakukanolehterdakwaditujukanataudiarahkapadadelikyangtertentu

tadi;

3. Bahwaapayangdilakukanolehterdakwamerupakanyangbersifatmelawanhukum.

(Moeljatno,1985).

Permulaan pelaksanaan dalam pasal di atas ditafsirkan sebagai permulaanmelakukan

kejahatan dan tidak selesai.Perbuatan permulaan pelaksanaan menurut Memorie van

Toelichting harusdibedakan dengan perbuatan persiapan dan perbuatan pelaksanaan.

Meski demikian, tidak mudah membedakan antara keduanya dan oleh karena itu

diserahkanpadapertimbanganhakim.Dalamkonteksini,Moeljatnomenyatakanbahwa

perbuatan persiapan merupakan mengumpulkan kekuatan, sedangkan perbuatan

pelaksanaanmelepaskankekuatanyangtelahdikumpulkan.Berdasarkanfakta-faktayang

terungkapdipersidangandariketeranganparasaksidanbarangbuktisertaketerangan

Terdakwa;

Bahwa aksi tanggal 19 Agustus 2019 dan tanggal 29 Agustus 2019 adalah respon

terhadap aksi rasis yang terjadi di Surabaya terhadap mahasiswa Papua. Aksi ini

bertujuanagarnegaramenghapuskanpraktekrasismedenganmenghukumpelakudan

memberikan perlindungan terhadap orang Papua. Jika tidak ada aksi rasisme di

Surabaya tentu tidak akan ada aksimenentang rasismeyang terjadi di berbagai

kotadiPapuatermasukdiJayapura.

Bahwapadaaksi tanggal19agustus2019Terdakwadari Sentani jam10pagimenujudaerah

Bucen 2 Entrop pada saat di Bucen sudah ada beberapamassa yangmulai kumpul – kumpul.

Terdakwa hanya duduk serta menunggu masa aksi dari Abepura. Terdakwa bergabung

bersama masa aksi kedua yang menggunakan motor bejalan sama – sama menuju kantor

Gubernur dan sampai di kantor Gubernur sekitar jam 01 siang. Terdakwa tidak membawa

bendera Bintang Kejora serta tidak ada orang yang memegang bendera bintang kejora dan

sepanjangperjalananmenujukantorGubernurTerdakwatidakpernahmerusakbenderamerah

putihataudarimassaaksi tidakadayangmerusakbenderaMerahPutih.Terdakwa jugatidak

melihatadapembakarandanpengrusakanselamamassaaksiberjalanmenujukantorGubernur

dandisekitarkantorGubernurpadaaksitanggal19Agustus2019.Sekitarjam3siangGubernur

menerima massa aksi dan Terdakwamelihat dari jauh ada penyerahan map biru yang berisi

tuntutan aksi dari koordinator massa aksi. Sepanjang di kantorGubernur Terdakwa tidak

melihatbenderaBintangKejoraberkibardikantorGubernurdanaksitanggal19Agustus2019

adalahaksiuntukmenentangaksirasismeyangterjadidiSurabayaterhadapMahasiswaPapua.

SepanjangTerdakwamengikutiaksibaikdariBucendandikantorGubenursampaiakhir,aksi

tersebutberjalanaman–aman.OlehkarenamotormilikTerdakwatidakada lampumaka

TerdakwapulangkeSentanisebelumgelapdenganmenggunakanmotorsendirian.

Page 43: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–42 –

Bahwa sebelum aksi tanggal 29 Agustus 2019 Terdakwa bersama teman-teman

melakukanpertemuantanggal28Agustus2019untukmempersiapkankeperkuanaksi

sepertimobildanpengerassuaraadapuntujuanmelaksanakanaksitanggal29Agustus

2019karenabelumadanyatindaklanjutdaridemotanggal19Agustus2019,aksi

29 Agustus 2019 disepakati berjalan damai atau tidak ada tindakan anarkis . Aksi

tanggal29Agustus2019titikkumpulnyadiKampusUSTJdimanaTerdakwajugaberada

disitu. Massa aksi keluar dari titik kumpul Kampus USTJ sekitar jam 11.00WIT dan

menujuke lingkaranAbepura.Saatmassaaksiberadadi lingkaranAbepuraTerdakwa

berdiridiKantorPosAbepura.Terdakwamengikutiaksitanggal29Agustus2019dari

Kantor Pos Abepura sampai di Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Papua dimana

Terdakwa tidak pernah melakukan orasi, membawa Bendera Bintang Kejora, tidak

pernahmerusakBenderaMerahPutihdanjugaselamaaksitidakpernahmelihatmassa

aksi merusak Bendera Merah Putih serta melakukan pengrusakan dan pembakaran.

Terdakwa ikutmassa aksi hanya sampai di kantor dinas kesehatan provinsi di

kotarajasetelahituterdakwapulangketanahHitam.

Bahwa oleh karena tujuan aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan aspirasi

masyarakat Papua agar Negara menghapuskan praktek rasisme dengan menghukum

pelakudanmemberikan perlindungan terhadap orang Papua.Hal ini adanya persesuaian

dengan keterangan saksi-saksi meringankan atas nama YANTUS ELOPERE dalam

keterangannya menerangkan aksi tersebut selain dari BEM, ada Cipayung, GMKI, HMI

dengan tujuan menolak rasisme yang ada di Surabaya, sedamgkan saksi atas nama

LAURENZIUS KADEPA menerangkan aksi ini untuk menolak aksi rasisme yang terjadi

terhadapmahasiswaPapuadiSurabaya.SedangkanMenurutAhliPolitik,Dr.Adriana

Elisabeth,M.Soc,Sc, bahwaaksi yangdilakukan tersebut tidakada tujuannyauntuk

menggulingkanpemerintahanataumelakukanmakarkarenaaksiitumerupakan

aksi protes terkait ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Papua akibat

perlakukan rasismen yang mereka alami. Demikian juga pendapat yang

disampaikan oleh Ahli HAM dan Kebebasan Berekspresi DR.Herlambang

P.Wirataman, S.H, MA yang mengatakan Bahwa unsur makar itu tidak cukup

denganniatdanperbuatankarenaniatharusdibuktikandenganperbuatanatas

niatitu.HaliniyangmenjadipertimbanganhukumdalamPutusanMahkamahKonstitusi

Nomor : 7/PUU-XV/2017. Sehingga dengan sangat jelas Mahkamah Konstitusi

memberikan rambu-rambu bagi aparat penegak hukum untuk

mengimplemetasikan pasal-pasal makar sehingga aparat penegak hukum tidak

sewenang-wenangdalammenerapkanpasal-pasalmakar.

Dari uraian diatas maka unsur “Apabila Niat untuk itu telah ternyata dari adanya

permulaanpelaksanaan,sepertidimaksuddalamPasal53KUHP”yangdidakwakan

dandituduhkanolehJaksaPenuntutUmumkepadaterdakwatidaklahterbuktisecara

sahdanmenyakinkanmenuruthukum.

5. Unsur“Merekayangmelakukan,yangmenyuruhmelakukan,danyangturutserta

melakukan”

Memahami konsep teoritik deelneming (penyertaan) tersebut, maka dalam konteks

Pasal55ayat1ke-1KUHPjelasterlihatsuatupenyertaanyangtersusun,yakni;

1. yangmelakukan;

2. yangmenyuruhlakukan;

3. yangturutsertamelakukan;

4. yangsengajamelakukan.

Page 44: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–43 –

Sebagaimana pernah dibahas dalam artikel Perbedaan 'Turut Melakukan' dengan

'MembantuMelakukan' Tindak Pidana,R. Soesilo dalam bukunya yang berjudulKitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal

Demi Pasal menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan “orang yang turut

melakukan”(medepleger)dalamPasal55KUHP.MenurutR.Soesilo,“turutmelakukan”

dalam arti kata “bersama-sama melakukan”. Sedikit-dikitnya harus ada dua orang,

ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan (medepleger)

peristiwa pidana. Di sini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan

perbuatan pelaksanaan, jadi melakukan anasir atau elemen dari peristiwa tindak

pidana itu.Tidakbolehmisalnyahanyamelakukanperbuatanpersiapan sajaatau

perbuatan yang sifatnya hanya menolong, sebab jika demikian, maka orang yang

menolong itu tidak masuk “medepleger” akan tetapi dihukum sebagai “membantu

melakukan” (medeplichtige) dalam Pasal 56 KUHP. Namun didalam Dakwaan Kesatu

Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan peran atau kualifikasi perbuatan Terdakwa

HENGKY HILAPOK Alias FRENGKY HILAPOK terhadap delik yang dituduhkan

kepadanya. Perlu diuraikan kualifikasi Terdakwa HENGKYHILAPOKAliasFRENGKY

HILAPOKdalam konstruksi deelneming sesuai ketentuan Pasal 55 Ayat(1) ke 1 KUHP.

Jika perbuatan terdakwa dikualifikasi sebagai pleger, maka terdakwalah yang

mempunyai kekuasaan atau kemampuan untuk mewujudkan semua unsur delik yang

terdapat dalam Pasal 106 KUHP. Lalu seperti apa kualifikasi penyertaan dari Para

Terdakwa lainnya yang dituntut dalam berkas perkara terpisah. Apakah Terdakwa

HENGKY HILAPOK Alias FRENGKY HILAPOKatau TerdakwaBUKTAR TABUNI,

terdakwaAGUSKOSAY, terdakwa STEVEN ITLAY, terdakwaALEXANDERGOBAY,

terdakwaFERRYKOMBOataukahterdakwaIRWANUSUROPMABINyangdikualifikasi

sebagaimanus ministra (onmiddelijke dader)/pelaku langsung dan siapa diantara para

terdakwa sebagai pelaku peserta?. Apabila kualifikasi Terdakwa HENGKY HILAPOK

Alias FRENGKY HILAPOK sebagaimedepleger maka seharusnya digambarkan secara

jelas dan pola-pola hubungan perbuatan antara HENGKY HILAPOK Alias FRENGKY

HILAPOK dengan para terdakwa lainnya. JPU juga tidak bisa menjelaskan siapa yang

menjadimedepleger. Tujuannya untuk dapat dipenuhinya syaratmedepleger yakni ada

kerjasama yang erat yang dilakukan secara sadar(bewste samenwerking) dan ada

pelaksanaan bersama secara fisik (gezamenlijkeuitvoering). Dari uraian diatas maka

unsur“Merekayangmelakukan,yangmenyuruhmelakukan,danyangturutserta

melakukan” yang didakwakan dan dituduhkan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada

terdakwaHENGKIHILAPOKalias FRENGKIHILAPOK tidaklah terbukti secara sah

danmenyakinkanmenuruthukum.

MajelisHakimYangMulia;

RekanJaksaPenuntutUmumyanterhormat;

Sertahadirinsekalian;

KitasemuamungkinpernahmendengardanmembacamengenaiadanyaMiscarriageof

justice (kegagalanpenegakkankeadilan)yangmerupakan persoalan universal yang

dihadapi oleh hampir seluruh negara dalam penegakkan sistem peradilan pidananya.

Menurut Clive Walker, terdapat empat hal penting yang terkandung dalam makna

miscarriageofjustice,yaitu:

1. Kegagalan penegakkan keadilan tidak hanya terbatas pada produk pengadilan atau

dalamsistemhukumpidana, tetapi jugadapat terjadidi luarpengadilan, terbentuk

darikekuasaanpenegakhukumyangbersifatmemaksa(coercivepower);

2. Kegagalanpenegakkankeadilandapatdilembagakandalamhukum,misalnyadalam

bentuklegalisasibiaya-biayayangtidakresmi;

3. Kegagalan penegakkan keadilan harus pula mencakup kelemahan Negara ketika

Page 45: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–44 –

menjalankantanggungjawabnya;

4. Kegagalanpenegakkankeadilanharusditegaskanpadahal-halyangberkaitandengan

hakasasimanusia;

Istilahmiscarriageofjusticeterusberkembangdandipergunakanuntukmenggambarkan

bahwa dalam sistem hukum negara-negara di dunia terdapat kemungkinan terjadinya

kesalahan dalam putusan pengadilan yang menyebabkan seseorang harus menjalani

hukumanataskejahatanyangtidakdilakukannya.

Berdasarkan hal tersebut, dalampemeriksaan perkaraTerdakwa, patutlah kita semua,

baik rekan Jaksa Penuntut Umum, Majelis Hakim Yang Mulia atau pun kami sendiri

selakuPenasihatHukum,harusberpegangteguhpadaasas-asasyangterkandungdalam

penegakkan keadilan serta harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat merusak

integritassistemsebagaiupayamenghindarimiscarriageofjusticepadaperkaraini.

VIII. KESIMPULANDANPERMOHONAN

MajelisHakimYangTerhormat,

Bahwadaripaparankamitersebutdiatasmakadengantidakterpenuhinyasalahsatuunsur

dakwaansajamakadianggapbahwapasalyangdidakwakanitutidakterbukti.Sehinggaitu

berartiTindakPidanaMakarsebagaimanaDAKWAANKESATUPASAL106KUHPJoncto

PASAL55AYAT(1)Ke-1KUHPyangdidakwakankepadaterdakwa HENGKYHILAPOK

Alias FRENGKY HILAPOKTidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah

dan meyakinkan menurut hukum. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka sampailah

kamipadapermohonansebagaiberikut:

Pertama : MenyatakanTerdakwaHENGKYHILAPOKAliasFRENGKYHILAPOKtidak

terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan Tindak Pidana Makar

Pasal 106 KUHPJo Pasal 55 Ayat(1) Ke-1 KUHP sebagaimana dalam Surat

TuntutanJaksaPenuntutUmum.

Kedua : MembebaskanTerdakwaHENGKYHILAPOKAliasFRENGKYHILAPOKdari

segaladakwaandantuntutanhukum.

Ketiga : Merehabilitasi nama baik Terdakwa HENGKY HILAPOK Alias FRENGKY

HILAPOK di masyarakat dan membebankan biaya persidangan kepada

Negara.

NamundemikianbilaMajelisHakimberpendapat/berkeyakinanlain,makakamimohon

putusanyangseadil-adilnya.

SemogaTuhanYangMahaAdil senantiasamemberipetunjukdanketeguhan imankepada

MajelisHakimdalammemutusperkaraini.

Balikpapan,11Juni2020

Hormatkami

KOALISIPENEGAKHUKUMDANHAMPAPUA

PENASEHATHUKUMTERDAKWA

EMANUELGOBAY,S.H,M.H;

Page 46: “MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA ......Bahwa sejarah panjang perilaku rasisme terhadap orang Papua sudah terjadi sejak sejarah integrasi Papua ke dalam NKRI. Salah satu

–45 –

GANIUSWENDA,S.H,M.H;

YULIANAYABANSABRA,S.H;

WELTEMANSTAHULENDING,S.H;

APILUSMANUFANDU,S.H;

WEHELMINAMORIN,S.H;

BERNARDMARBUN,S.H;

NINYOMANSURATMININGSIH,S.H;

FATHULHUDAWIYASHADI,S.H;

LATIFAHANUMSIREGAR,S.H,M.H

GUSTAFR.KAWER,S.H,M.Si;