Antroplogi
-
Upload
abdul-malik-hasan -
Category
Documents
-
view
3 -
download
1
description
Transcript of Antroplogi
TUGAS INVIDU
PONDOK PESANTREN: OBSERVASI TERHADAP PONDOK PESANTREN
RAUDLATUL ULUM AL-KHALILIYAH PARIT SURABAYA DESA PASAK KECAMATAN
SUNGAI AMBAWANG KUBU RAYA
MATA KULIAH: ANTROPOLOGIO
L
E
H
FAISOL1083109471
Dosen Pengampuh: Zaenuddin, MA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONTIANAK
2009
Kata Pengantar
Puji dan syukur dengan tulus penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, karena
hanya denagn nikmat dan karunia-Nya penulis dapat penyelesaikan penulisan
makalah ini. Demikian juga shalawat dan salam penulis sampaikan kepada nabi
Muhammad SAW serta para sahabat dan pewaris risalahnya.
Makalah ini diharapkan menambaha khazanah pengetahuan khususnya dalam
keadaan sebenarnya dari suatu lembaga pendidikan yang bernama pesantren. Kajian
serta observasi tentang pesantren penulis anggap sangat penting dan semakin
menarik serta up to date dari hari ke hari lantaran ke-eksistensiannya di tengah
tantangan pendidikan global, terutama gempuran ideology yang semakin gencar.
Pesantren pennulis anggap sebagai salah satu dari objek kajian
Antropologi, karena selain sebagai suatu sitem pendidikan asli Indonesia
(indigenous), ia juga merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia, apalagi
dengan ditambahnya bahwa fakta di lapangan mennunjukkan baha rata-rata lulusan
pesantren bias memberikan kontribusi di masayarakat, khususnya di bidang ilmu
keagamaan serta moral atau norma dengan karakteristik ideology yang khas dan
model unik dalam merespon araus ideology pendidikan kontemporer.
Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai peran strategis dalam ikut
mencerdaskan bangsa, membentuk manusia yang berkualitas (insane kamil) dengan
internalisasi moral sebagai basis penyokong utamanya, pesantren hingga sekarang
masih dan tetap menampakkan relevansinya di tengah arus ideology pendidikan
global. Hal ini tak lepas dari ‘kecerdasan’ pesantren dalam merespon arus ideologi-
idelogi kontemprer, meski harus selalu ‘tak merasa kenyang’ dengan kritik dan
penilaian.
Bab I
A. Pendahuluan
Kurang lengkap rasanya jika membivarakan pendidikan Islam di Indonesia
tanpa memasukkan nam pesantren. Sejumlah pakar meyakini bahwa ia merupakan
bentuk pendidikan islam yang indigenous di nusantara ini. Eksistensi pendidikan
model pesantren, telah hidup dan berada dalam budaya bangsa Indonesia selam
berabad-abad silam dan tetap bertahan hingga sekarang.
Dari perjalanan sejarahnya yang cukup panjang itu, pesantren telah menjadi
sumber inspirasi yang selalu menarik untuk diamati. Pesantren memiliki signifikasi
yang tinggi untuk dilihat dari perspektif manapun. Makalah yang berjudul “Pondok
Pesantren: Observasi Terhadap Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah
Parit Surabaya Desa Pasak Kecamatan Sungai Ambawang Kubu Raya” ini
merupakansalah satu observasi dan kajian terhadap salah satu pesantren diharapkan
bisa mengantar pembaca pada gambaran yang sebenarnya dari lemabaga pendidikan
pesantren ini.
B. Tujuan
Pilihan penulis untuk mengeksplor hal ini ke permukaan khlayak pembaca
adalah agar pesantren bisa dipahami apa adanya, tidak dipandang sebelah mata,
tradisional dan kuno, serta bahkan ada asumsi dari golongan-golongan pemikir
picik yang menganggap lulusan pesantren tidak bisa terjun dan berkontribusi di
masyarakat layaknya lulusan pendidikan formal, seperti sekolah ataupin kampus,
belum lagi orang-orang yang mengklaim dan mem-vote bahwa disiplin ilmu yang
dikaji di pesantren, khususnya ilmu agama tidaklaha mempunyai dasar yang kuat.
Penulis ingi mencoba berargumen secara ilmiyyah dalam maklah ini, bukan
untuk berapologi hanya karena penulis juga seorang alumni pondok pesantren, tapi
perlu dijelaskan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki
landasan ideologis baik secara ideal, konstitusional maupun teologis. Hal inilah
yang igin di paparkan penulis, ditamabh lagi dengan pelatihan-pelatihan keterapilan
yang diterapkan di pesantren, dalam hal ini di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum
Al-Khaliliyah Parit Surabaya Desa Pasak Kecamatan Sungai Ambawang Kubu
Raya” yang menjadi objek sampel observasi penulis tentang pesantren. Semoga
bermanfaat. Amin!
Bab II
Pokok Pembahasan
Pesantren: Observasi Terhadap Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah Parit Surabaya Desa Pasak Kecamatan Sungai Ambawang Kubu Raya
A. Pengertian Pesantren
Secata etimologi, pesntren berasala dari kata “santri” yang mendapat sufiks
atau tambahan secara konfiks, yaitu imbuhan pada awalan dan akhiran. Jadi
tambahannya adalah ‘pe’ di awalnya dan ‘an’ pada akhirannya, mka artiny adalah
tempat tinggal santri. (Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang
Pandangan Hidup Kyai, LP3Es, Jakarta: 1982, hlm. 18)
Ensiklopedi Islam memberi gambaran yang berbeda, yakini bahwa pesantren
itu berasala dar bahasa Tamil yang artinya ‘guru ngaji’, atau berasala dari bahasa
India “shastri” dan kata “shatra” yang berarti buku-buku suci, kitab-kitab agama
atau ilmu tentang pengetahuan. (Hasan Shadily, Ensiklopedi Islam, Ichtiar Baru
Van Hoeve, Jakarta: 1993, hlm. 99)
Sedangakan secara etimologis definisi sangat beragam dan variatif oleh para
pakar. M. Arifin mendefinisikan pesantren seabagai suatu lembaga pendidikan
agam Islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar. (M. Arifin, Kapita
Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Bumi Aksara, Jakarta: 1991, hlm. 240)
Berbeda lagi Abdurrahman Wahid, yang mmeberikan definisi terhadap
pesantren secara teknis sebagai “a place where santri (student) live (suatu lenbaga
di mana seorang santri/murid tinggal). (Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan
Pesantren, Pustaka Rizki Putra, Semarang: 2007, hlm 12)
B. Landasan Ideologis Pendidikan Pesantren
Sebagai suatu lembaga pendidikan yang mengandung makna keaslian
Indonesia (indigenous), posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
merupakan sub sistem pendidikan nasional. Karena itu, pendidikan pesantren
memiliki dasar yang cukup kuat, baik secara ideal, konstitusional maupun teologis.
Landasan ideologis ini menjadi penting bagi pesantren, terkai eksistensinya sebagai
lembaga pendidikan yang sah, menyejarah dan penunjuk arah bagi semua
aktivitasnya.
Dasar ideal pendidikan pesantren adalah falsafah negara Pancasila, yakni sila
pertama yang berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung arti
bahwa seluruh bangsa Indonesia percaya kepada Tihan Yang maha Esa, atau
tegasnya harus beragama.
Dasar konstitusional pendidikan pesantren adalah pasala 26 ayat 1 dab 4
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
pasl 1 disebutkan bahwa “Pendidikan nonfprmal diselenggarakan bagi waega
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penanambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat”. (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kaledra, Jakarta: 2003, hlm. 19)
Sedangkan dasar teologis pesantren adalah ajaran Islam, yakini bahwa
melaksanakan pendidikan agama merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan
ibadah kepada-Nya. Dasar-dasar yang dipakai antara lain adalah:
Firman Allah SWT
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS: an-Nahl: 125)
Juga sabda Nabi Muhammad SAW:
“Ballighu’anny wa lau ayatan”
Sampaikan apa yang kau dapat dariku kepada orang laini
walaupun hanya satu ayat(sedikit). (HR. Bukhari)
Sedangkan kalu di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah lebih
dikhususkan lagi sebagai lembaga pendidikan pesantren yang berhaluan faham Islan
Ahlussunnah wal Jamaah. Kemudian hal itu diatur dab dipertegas serta dirinci lagi
dengan danya aturan atau undang-udang pesantren sebagai berikut:
Undang-undang Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah
Parit Surabaya Desa Pasak Kecamatan Sungai Ambawang Kubu Raya
1. Kewajiban
a) Semua santri wajib shalat berjamah
b) Semua santri mewajibkan melaksanakan shalat sunnah rawathib
c) Semua santri wajib mengaji dan sekolah
d) Semua santri wajib mengikuti kegiatan pesantren
e) Semua santri wajib berakhlakul-karimah
2. Larangan
a) Semua santri dilarang bertengkara atau bermusuhan
b) Semua santri dilarang mencuri
c) Semua santri dilarang ghasab
d) Semua santri dilarang menonton tontonan maksiat
e) Semua santri dilarang nonton TV di luar waktu
f) Semua santri dilarang olah raga di luar waktu
3. Sanksi
a) Teguran
b) Peringatan
c) Hukuman
d) Skorsing
C. Tipologi Pesantren
Secara factual ada beberapa tipe pondok esantren yang berkembang dalam
masyarakat, yang meliputi:
1. Pondok Pesatren Tradisional
Pondok pesantren ini masih tetap memepertahankan bentuk aslinya dengan
semata-mata mengajarkan kitab kuning yang ditulis oleh ilama Timur Tengah
pada sekitar abad 15 dengan menggunakan bahasa Arab.
2. Pondok Pesantren Modern
Pondok pesantren ini meruoakan pengembangan tipe pesantren karena
orientasi belajarnya cenderung mengadopsi seliuruh system belajar secara
klasikal dan meninggalkan system belajar secara tradisonal.
3. Pondok Pesantren Komprehensif
Pondok pesantren semacam ini dikatakan komprehensif karena meruoakan
system pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang tradisonal dengan
yang modern.
Sedangkan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah adalah tipe
pesantren yang ketiga, krena memang dalam praktiknya pesantren ini memadukan
sistem tradisional dan modern. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a) Kegiatan belajar mengajar yang dilkukan
secara sorogan, wetonan dan bandongan.
b) Kegiatan pelatihan keterampilan, seperti kursus
komputer, jahit dan membuat batako.
c) Acara cerdas-cermat setiap malam Rabu pada
pekan pertama.
d) Acara Munadhharah (nelajar membaca kita
kunig) setiap malam Rabu pada pekan kedua.
e) Acara Bahtsul Masail (membahas
permasalahan-permasalahan Fiqh) setiap
malam rabu pada pekan ketiga.
f) Acara Muhadharah (belajar berorasi, khatib
Jum’ah dan protokoler) setiap malam rabu pada
pekan keempat.
g) Pembelajaran bertani, seperti terong, cabe dan lada.