ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

48
KARYA : SMP NEGERI 1 CIPANAS JLN. TUGARAN NO.67 CIPANAS CIANJUR KELAS IX SEMESTER GANJIL 2013 / 2014 STANDAR KOMPETISI : MEMAHAMI WACANA SASTRA MELALUI KEGIATAN MENDENGARKAN SYAIR. KOMPETISI DASAR : MENEMUKAN TEMA DAN PESAN SYAIR YANG DIPERDENGARKAN

description

ANTOLOGI SYAIR 9 J - SMPN 1 CIPANAS JAGUAR PETANG TIGA PULU Syair ini terdiri dari berbagai genre, tema, perasaan, dan kisah yang ber beda. dari mulai kisah asmara, rindu, pengkhianatan,dan lain sebagainya yang sangat kompilasi dengan bahasa gugahan yamg sederhana, tak bisa diterka setiap kepengarangannya misterius, maka bacalah !!!!!!

Transcript of ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Page 1: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

KARYA :

SMP NEGERI 1 CIPANAS JLN. TUGARAN NO.67

CIPANAS – CIANJUR

KELAS IX SEMESTER GANJIL

2013 / 2014

STANDAR KOMPETISI :

MEMAHAMI WACANA SASTRA MELALUI

KEGIATAN MENDENGARKAN SYAIR. KOMPETISI DASAR :

MENEMUKAN TEMA DAN PESAN SYAIR

YANG DIPERDENGARKAN

Page 2: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

2. Kulihat kemajuan dunia ini.

Namun kemundurannya nyata terjadi.

Kugenggam dunia dengan tangan ini.

Mereka yang tersembunyi kontra sunyi.

Tuhan Baru Karya : Aldi Aldinar

1. Mentari benderang mewah sinarnya.

Menaungiku di gelapnya dunia.

Dunia ini terang kelampun hatinya.

Jiwanya ,raganya,kotor senitasnya.

3. Kucarik kertas hitam dunia.

Dengannya kulintasi Samudra Lima.

Kuloncati benua tanpa bergema.

Mereka hebat, menipu, memperdaya.

4. Madu dan racun menu nan elegan.

Dikemas rapi, cantik si bola setan.

Ia menjawab setiap pertanyaan.

Sebuah organisasi yang terlarang

6. Bejadlah sudah pribadi kita.

Zaman kebebasan dusta jadi duta.

Desa kota penuh mahluk bercinta.

Bercinta ritual api semata.

8. Dengan gelarnya Profesor Doktor.

Gunanya ilmu tak pelak tingkah kotor.

Selancar dunia semu bebas sensor.

Penuh konspirasi cipta konspirator.

7. Tuhan Baru manalah orang tahu.

Harta, tahta, wanita puja kelabu.

Lupalah kamu, siapakah dirimu?

Hamba tak berTuhan komunitasmu.

5. Tangan gaib megatur sejarah.

Perang dunia dan pertumpahan darah.

Niat kejam agar bangs lain musnah.

Tanpa senjata hanya basah melemah.

Page 3: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

1. Kubuka mata dipagi senja. Sang Surya perlahan naik mengeja. Silau Sinar menerpa mata yang buta. Dunia ini menggoda dengan dusta.

ALAT EKSKRESI Karya : Aldi Aldinar

5.Cahaya lentera padamlah sudah. Bumi ini kelam dan darah bersimbah. Mahluk apa?Dimana?Siapakah? Dia merusak dunia dengan fitnah.

4. Hati buta matapun buta. Buta liar buta membabi buta. Samudera meronta karena auranya. Robahlah gunung sebab pijaknya

7. Hati kotor jiwapun nista. Nista senista kotoran manusia. Berpesta ria ketika masa duka. Matilah ibu dan ayah … yah sudahlah.

6. Menularlah bobrok merongrong dunia. Membunuh manusia hal terbiasa. Tak kenal ayah,bunda,adik dan kaka. Bunuhlah jika hati mereka buta.

8. Dia berdalil ‘Dunia ini Surga’ Aku sanggah ‘Dunia ini penjara’ Dia berkata ’Mati itu celaka’ Aku cela ‘ Mati pintu bahagia’

10. Hati menyuruh kita hati-hati. Hati itu pembeda ilmu Illahi . Dengan akal mengasal Duniawi. Hatiku…Hatimu… Alat eksresi?

9. Dia dan Aku berbeda hati. Beda pikiran beda mengerti. Pastilah jaya ilmu Ilahi. Atas akal logika duniawi.

2. Kilatan sinar mengubah segalanya. Jiwa, raga, pikiran dan sejarahnya. Hitam kelam jadi putih dengannya. Bukan main ampuh tipu muslihatnya.

3. Tak usah kau kenang lagi tak bertuhan. Raja surga dunia pemuja setan. Menawan hati, menggoda lawan. Tak disangka, butalah tuan.

Page 4: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

MABUK ASMARA

KARYA: ALDI ALDINAR

Dengung rasanya badanku ini

Diguncang rasa janggal dihati

Tak tertahan tak akan terperi

Sebenarnya apakah rasa ini

Entah mengapa pahit menjadi manis

Dingin mengiris terasa hangat perlis

Air wajahnya ayu cantik nan mistis

Siapakah pembuat hati histeris

Aku tahu itu mustahil bagiku

Dan mungkin ia tak akan tahu

Gelora asmara itu tumbuh

Dihatiku yang kering kerau

Terasa lucu cintaku ini

tak dibalas sembilu hati

tak apa kau menolak hamba ini

tapi biarkan aku mengagumi

Page 5: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

TUDUNG SAJI Karya : Aldi Aldinar

.

Saji ditudungkan mega.

Ditudung tersajilah saga.

Sajilah saji tudung batu terduga.

Tudung saji aku masuk Surga.

Lampau jaman tudung saji jatuh guna.

Rotan bambu silah ganti besi makna.

Kontak-kontak kaca memancar pesona.

Habislah moralmu Kujaya kencana.

Tikus besi merongrong tudung saji.

Lubang hati karena dia ingkar janji.

Dendam dengki saling bunuh di Mesuji.

Harta disengketa tahta di jeruji.

Tudung saji bernasib malang.

Anyaman mu kini koyak sembarang.

Baranya mengincar jiwa menang senang.

Tudung saji nan koyak tetaplah tenang.

Page 6: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Apakah Aku Berdosa?

Karya: Ahmad Ramdani

IX-J

Ditengah malam yang sunyi

Kududuk terpaku sendiri

Melihat mentari tak ada lagi

Terdiam kepada Sang Ilahi

Betapa busuknya diriku ini

Penuh dosa dihati ini

Tapi aku hanya bilang nanti

Menunggu ajal Sang Ilahi

Ya Allah yang Maha Kuasa

Ampunilah segala dosa

Memang aku tak berdaya

Dihadapan Sang Maha Kuasa

Bunyi terompet semakin nyata

Mengguncang alam semesta

Semua orang tak menyangka

Bencana itu akan menerpa

Air mataku semakin mengalir

Seiring waktu yang bergulir

Sampai saat ini ku berfikir

Bagaikan angin dan petir

Page 7: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Sang Malam

Bulan purnama cahayanya terang

Bintang terang diatas karang

Belari-lari terang benderang

Di akhiri bulan di tanah sebrang

Gemerlapnya cahaya bintang seketika

Beraturan bagai dijangka

Seketika terbit belaka

Terlihat berselimut duka

Tengah malam gelap terjaga

Melihat bintang cantik rupa

Sejajar beratur tiga

Cahayanya terang tidak terhingga

Bintang malam berkedip di angkasa

Bulan kokoh memancarka sinarnya

Penghuni malam bersahutan berkala

Oh, Sang malam yang penuh pesona

Fanny Kurniawati Putri (IX-J)

Page 8: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

“Sang Malam”

Karya: Fanny Kurniawati Putri (IX J)

Bulan purnama cahayanya terang

Bintang terang diatas karang

Belari-lari terang benderang

Di akhiri bulan di tanah sebrang

Gemerlapnya cahaya bintang seketika

Beraturan bagai dijangka

Seketika terbit belaka

Terlihat berselimut duka

Tengah malam gelap terjaga

Melihat bintang cantik rupa

Sejajar beratur tiga

Cahayanya terang tidak terhingga

Bintang malam berkedip di angkasa

Bulan kokoh memancarkan sinarnya

Penghuni malam bersahutan berkala

Oh, Sang malam yang penuh pesona

Page 9: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

HUBUNGAN SINGKAT Karya: Faisal Husni Mubarok (IX J)

Berawal dari sebuah pertemuan

Anatara dua orang insan

Yang saling bertatap-tatapan

Dibawah semua keindahan

Akhirnya timbul benih-benih cinta

Yang tumbuh menjadi sebuah rasa

Sebuah rasa yang luar biasa

Seiring dengan berjalannya masa

Sebuah hubungan pun terjalin

Diatas selembar kain

Yang indah bagaikan nyala lilin

Yang meghangatkan malam disaat dingin

Merekapun saling bertengkar

Seiring dengan lilin yang terbakar

Masalah pun berbelit seperti akar

Akar pun berkata “Kau harus bersabar”

Diatas sebuah sampan

Ku memikirkan sebuah perkataan

Yang pedih dan menyakitkan

Yang berakhir dengan penyesalan

Page 10: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

“SAAT DIA”

Karya : Faisal H.M

Saat dia senang dan bahagia

Ku akan ikut tertawa

Saat dia sedih dan berduka

Ku akan ikut merasa sengsara

Dia bagaikan belahan jiwa

Beriringan dari muda sampai tua

Apapun yang di rasakan nya

Akan terasa pada diriku jua

Saat dia dekat, aku makin mendekat

Saat dia jauh rindu pun menjerat

Saat kita saling mendekat

Kita bagai dua jari yang merekat

Saat dia membuka pintu hatinya

Ku siap tuk mengisi kehampaan nya

Supaya kita selalu bersama

Hingga ajal memisahkan kita

Saat dia telah tiada

Hatiku bagai suatu ruangan hampa

Semua yang terjadi karena dia

Dan berawal dari kata “saat dia”

Page 11: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Angan Nyata

Karya: Erdalena

Meniti hari demi hari

Kulalui itu dengan pasti

Menjalani amaliah Nan haqiqi

Bersatu, bersama seiring hati

Suka duka mewarnai

Tetap harus kuarungi

Semakin indah goresan, lukisan diri

Membentuk akhlak yang berbudi

Mawaahib membuka cakrawala

Menyadarkan jiwa yang terlena

Dari hamba yang hina

Yang mudah berputus asa

Terimakasih ku ucapkan pada-Nya

Telah mempertemukanku dengannya

Mewujudkan sebuah angan nyata

Dan gapai bahagia di jiwa

Page 12: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Pujangga Penawanku

Karya:Bintang Aulia Yasmin

Saat sepasang mata melihat Begitu cepat bagai kilat Dibawah gedung-gedung berflat Dalam do’a pada shalat Seberkas cahaya yang begitu indah Tersirat pernah dan bernanah Begitu saja oleh panah Tepat diulu hati terbawah Wahai dirimu oh dirimu Pujangga perubahku Disambut rasa haru Sempurnamu sempurnaku Siapa sangka hati terpaut Tapi duniawi berkata takut Kehilanganmu diatas maut Karena kau, hatiku terpaut Barakallah Ya Rabbi yang Maha Tinggi Jangan biarkan getaran ini mati Bukankah ini ajaran illahi Melengkapi dengan hati Wahai pujangga yang kubangga Aku ini darah belia Mengejar dunia yang fana Akhiratpun tak dilupa Kau boleh bilang apapun itu Asal kau sadari dengan satu Desiran hati yang terdengar slalu Dalam dendamnya rindu Tak perlulah kau bingung dalam malam Badaipun terkadang bisa diam Matahari bisa kebanjiran Jadi tolong jangan kau abaikan

Pujanggaku yang membuatku haru Pasir diatas tanah melambaimu Berharap ada canda dalam dirimu Untukku yang menunggu kamu Anggaplah aku petani Menggarap tawa dari nurani Setia dalam badai abadi Tak terjebak dalam lingkaran api Aku akan jadi pelipur lara Bukan jadi penghimpun lara Menjagamu dari bahaya Bahaya hati yang melanda Ya Rabbi yang Maha Abadi Jujur aku ini minta pamrih Maka aku sendiri akan bersedih Jikalau rasaku berlebih Aku pinta dia Ya Rabbi… Titipkan dengan hati Dengan seluruh konsistensi Ku pinta dia dengan mata hati

Page 13: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Anugerah Terindah

Setetes rindu yang teramat sepi

Hanyut terbawa tangisan diri

Diri yang jauh dari suci

Untuk mencapai ridho ilahi

Terhentak ku di jalan sepi

Termenung melamunkan diri

Kapankah dia menghampiri

Membawaku untuk pergi

Rasa resah tak terarah

Rasa gundah melanda jiwa

Seperti tertancap sembilu panah

Dan entah itu mengapa

Bagitu, itu anugerah

Asal ku bisa mencapai ridho-Nya

Meski tertusuk sebilu panah

Ikhlas rela menjalaninya

Karya : Alisa Silviana Saepudin

Page 14: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

DALAM RENUNGAN

Semilir angin terpaku di tepi

Tepi pantai di pagi hari

Nikmati, renungkan diri

Terpejam mengulas yang terjadi

Kutapaki sebuah perjalanan masa

Dimana banyak sang penikmat dunia

Tertawa dengan tipu daya

Tak pedulikan dusta merajalela

Dimana rasa tak terbendung harap

Secangkir impian tak pernah terucap

Apakah hidup seperti kecap?

Hitam pekat banyak penjilat

Ku terhenyat, langkahku lekat

Seakan ku tergeliat

Ditengah orang kumat

Lara hati, duka melarat

Melangkah ku di kebimbangan

Pasrah terhadap takdir Tuhan

Dalam jalan tak berketentuan

Mungkin ini adalah cobaan

Karya : Alisa Silviana Saepudin

Page 15: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Setitik Kuasa Tuhan Karya: Anisa Muplihah

Mari meluncur ke Cianjur Tanah marhamah juga subur Siang bagai hijau ditabur Malam-malam bintang bertabur Ayam pelung barsahutan Muda-mudi berpautan Melukiskan keindahan Penuh dengan keragaman Tangan-tangan hijau melambai Juntaian kelapa yang membelai Merona hati terbuai Terbuai alam membelai Kota santri kota impian Kota tanpa keraguan Rasa ingin menaklukan Langkah awal gapai impian Bila daku pergi darimu Rindu hati ingin bertemu Tak sekedar bayangan semu Sungguh diri ingin bertemu Di bawah sinar rembulan Ku duduk dengan si Pulan Syukur nikmat disenandungkan Setitik tinta kuasa Tuhan

Page 16: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Relung Hati

Gemuruh kaki melangkah tenang

Satu langkah tampak tak terbilang

Tubuh tinggi, tegap besar melenggang

Wajah dingin nan angkuh namun

periang

Hatinya terbelalak gembira

Mendapati satu roh berakal rasa

Terdiam tampak bimbang menanti

masa

Hatinya semakin bahagia

Digenggam lalu dijilatnya

Runcing terlihat tajamnya

Dalam benak, terbayang segarnya

Dahaga tercurah di kerongkongannya

Dijilat lagi benda runcing itu

Memastikan tajamnya itu

Namun memang sedikit berbatu

Ia telan satu-satu

Belati pun tak segan menghujam

Raga tak bersalah tengah dihantam

Dengan benda kecil yang sangat tajam

Oleh si Pendekar Dirham

Jeritan, gaungan, rontaan

Melambunga menyentuh lautan

Menerobos lorong pendengaran

Namun ia tetap tentram nyaman

Bilangan detik seketika menguap

Rasanya puas nampak dadanya pengap

Darah segar mengalir menguap

Menggairah jiwa ingin melahap

Dahagapun terobati

Darah segar sudah tak menanti

Namun ada gelisah di hati

Berbekas lara di relung hati

Oleh : Anita Mardina

Sesaat…

Page 17: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Sepilah Ungkap

Apakah kalian tahu ?

Tentang perjalananku

Yang penuh dengan lika liku

Perjalanan mengikuti lajur waktu

Banyak masalah yang menghadang

Banyak kegagalan yang menjatuhkan

Banyak orang licik yang menjadi palang

Serta saingan yang menjadi gawang

Ribuan keinginan tak terlaksana

Ribuan mimpi tak menjadi nyata

Terkadang diriku merana

Meratapi harapanku yang nyata

Namun beginilah hidup ini

Hidup ini harus dinikmati

Bagaikan sinetron di televisi

Hidup ini harus dinikmati

Page 18: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Hidupku yang baru Karya : Arini Silvina Putri

Ku berlari mengejar mimpi

Mencoba menaung berlari lari

Tak sampai ku berkata suci

Saat ajal ku tak kembali

Hati kecil ku ini bertanya

Apa yang akan aku lakukan disana?

Sedangkan pilu ku kini bercampur berdera

Aku tak menginginkan semuanya

Gelap gulita menumbuk cakrawala

Hidupku sudah tak berarti disana

Impianku kini telah terbawa derita

Saat aku memecahkan kekekalan yang tiada

Aku menangis membentangkan haruku

Apa yang telah aku lakukan pada- Mu?

Bagaimana aku membiaskan semua

Gelombang laut yang terburu?

Satu janjiku untuk bertobat pada- Mu

Lembung pagi diufuk Timur

Keluh kesah tak lagi bercampur

Hanya perasaan pilu tak teratur

Page 19: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Tak Tahu Apa Karya : Chevron R. K.

Ku coba tenangkan diri

Mentap pada mentari

Disini hanya sendiri

Menatap rumput yang menari

Kucoba lewati lika-liku

Bermodalkan pikiran yang membeku

Banyak masalah datang menghampiriku

Turun menuju lubuk hatiku

Terasa diri ini terus terkurung

Dan hari-hari makin menjadi mendung

Masalah bagai bara yang terkurung

Terus membakar hati yang murung

Tak tahan lagi menahan ombak

Diam menjadi patung tak bergerak

Datang penolong namun member arak

Ingin teriak namun semakin serak

Kucoba bertanya pada bulan

Tapi tak ada satupun jawaban

Yang kubisa hanya berangan – angan

Anganku terpaku akan pertanyaan

Terbayang simpul senyum merayu

Larut dalam cerita masa lalu

Namun bunga menjadi layu

Dan waktu terus berlalu

Senyap menyergap cahaya yang terang

Jalankan lentera terang dan tenang

Banyak burung kembali ke sarang

Dan aku berjalan ke atas karang

Ku simpan kidung rindu dalam hati

Sebelum semuanya akan mati

Diatas kumpulan batu ku menanti

Kujalani hidup untuk mencari arti

Saat kumenyusur dalam bumi kelam

Banyak mayat berada di dalam

Tangan – tangannya menjulur dari dalam

Menuju bulan memberikan ku salam

Page 20: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

KISAH HIDUP-KU

Hari-hari terus berganti

Ku lewati semua dengan bakti

Walau sebenarnya dalam hati

Hati di dalam lubuk hati

Aku lelah menjalaninya

Aku bosan menjalaninya

Aku takut menjalaninya

Menderita menjalaninya

Ayah ibu kakak lihatlah diri ku

Penyakit ini merusak tubuh ku

Menjatuhkan semangat hidup ku

Mengiris - iris batin ku

Terima kasih terima kasih Tuhan

Atas semua nikmat-Mu Tuhan

Yang kau beri kepada ku Tuhan

Yang terbaik bagi ku Tuhan

Ku tuliskan semua di dalam buku

Semua kisah hidup ku

Untuk semua yang sayang pada ku

Agar mereka selalu mengingat ku

KARYA : DENISA RAMDIANI

INSPIRASI : FILM”SURAT KECIL UNTUK TUHAN”

Page 21: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Pahlawan Dunia

Karya : Dimas Anugrah

Raut wajahmu membuatku terpaku

Membuat tidakkaruan melihatmu

Meski pipi mulai mengkerut

Kau tetap jagoan dalam hidupku

Ribuan pulau kau arungi

Keringat penuh menghujani diri

Banting tulang wajah berseri

Hanya untuk yang disayangi

Kasih sayang tiada tara

Penuh cinta bergelora

Tanpa ada dukalara

Kaulah pahlawan dunia

Cintanya dipanjatkan ke angkasa

Hingga mengelilingi tatasurya

Hanya untuk anak tercinta

Kaulah pahlawan wahai ibu bapa

Page 22: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Pejuang Maut Karya : Dwi Yuniarkasih

Kulihat ibu mengandung besar

Berjalan menelusuri kamar

Terbaring diatas kasur kasar

Terlahir bayi pria yang kembar

Seuntai nama mulai terucap

Kebahagiaan mulai terkuap

Kesedihan hilang seperti asap

Pikiran kelam hilang seperti uap

Hanya bahagia yang mengiringinya

Terhias canda tawa pada senyumnya

Tercurah kasih sayang kepadanya

Terlihat manis disetiap hidupnya

Ku bersyukur kepada Allah

Atas lahirnya Sang Ramah

Kutuntun ia dengan panah

Agar tak tersesat arah

Page 23: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Menahan Sejuta Harapan Karya : Eka Safitri

Terdiam bukan berarti tenang Tertawa bukan berarti melayang Tersenyum bukan berarti senang Menjerit ingin kuberjuang.

Bertahan dalam ketidakpastian Menanti pancaran terang melintang Membuat warna indah nan datang Menanti sejuta harapan benderang

Apa kau telah mengerti? Sejuta impian yang kunanti Berjalan ku tak henti Diiringi keajaiban tak pasti

Hati ini semakin beku Diriku semakin merindu Sejuta harapan menghantuiku Menunggu dan menunggu arti diriku

Kugoreskan sebuah kata-kata Mencurahkan penghangat jiwa Ku menjerit tanpa suara Menangispun tanpa air mata

Kucoba memutar waktu Kutuluskan seribu harapanku Betapa indahnya cobaanku Berjalan seperti terpaku

Page 24: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Tuhan Telah Menegurmu

Karya : Erdalena

Tuhan telah menegurmu dengan sopan

Lewat anak – anak yang kelaparan

Tuhan telah menegurmu dengan sopan

Lewat semayup suara adzan

Apa kau tidak mendengarkan ?

Apa kau tidak menghiraukan ?

Apa jiwa dan hatimu tak tergetarkan ?

Ataukah memang tlah kau abaikan ?

Gunung – gunung tlah memuntahkan lahar

Air laut membawa gempar

Jerit tangis pun menyayat kasar

Membuat hati merintih gusar

Ya Allah Engkau tempat kami mengadu

Sembuhkanlah hati kami yang pilu

Ampuni dosa kami yang mengabaikan-Mu

Agar kami bisa meniti di jalan-Mu

Page 25: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Petualangan Mimpi Tatkala senja menabur embunya

Mata terpejam dalam hamparanya

Terhanyut dalam kilau mimpi indahnya

Nakodapun tergambar diatasnya

Getir tubuh terombang ambing dilaut

Rasa din gin kini kian membalut

Ekspresi diri hanya diam kalut

Dalam petualangan mimpi di laut

Terhisap jutaan pasir

Dibawah terik manja menyisir

Tapi ini bukanlah pesisir

Ini petualangan di Gurun pasir

Melihat seorang pengembara

Terbang melewati ribun awan berara

Mencoba melewati segunung bara

Menjelajah di petualangan udara

Mau tak mau aku harus puas

Walau raga terus memelas

Menunggu lagi untuk mimpi buas

Menjelajah ribuan dunia luas

Karya : Fanny Puteri Cahyani

Page 26: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

SIMPONI NADA HATI

Karya : Indah Shalehah

Malam sunyi gelap gulita

Penuh dengan simponi kata

Oleh jutaan rayuan cinta

Yang datang seketika

Ku terdiam lemah membisu

Dalam hati yang membeku

Seakan tercipta harmoni rindu

Tangga nada simponiku

Detik demi detik kulalui

Bersama dirimu waktuku ini

Kutanam bersama bui bui

Sampai asa ku temui

Getar ini mengakuinya

Mungkin sesulit itu kumerasa

Begitu berat ungkapkan rindu, cinta

Begitu sulit mengaku cinta

Sepi, sunyi, bisu hatiku

Panas hati ini melihatmu

Bersama Bunga lain kau tak malu

Padaku kau beri harapan palsu

Jutaan Omong kosong kau ucapkan

Benarkah ini dirimu tampan

Biasa padaku kau lakukan

Tak satupun maaf kau ucapkan

Kuharap kau tak ulangi lagi

Perbuatan busukmu ini

Kepada bunga bunga bermimpi

Benar benar tak lagi

Page 27: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Penantian Karya : Intan Zahra Ramdhini

Ku duduk sendiri terpaku Ku dengar detak jantungku Pikiran mulai membeku Kurasa dunia ini mendustaiku

Bolehkah aku bertanya? Atas apa yang telah terjadi seluruhnya?

Aku takut, sangat menghawatirkannya Takut, untuk kehilangannya

Poros diri mulai bergoyang Tak diingat tapi selalu membayang Siapa yang datang menghadang? Mungkin hanya seuntai sayang

Ku terdiam tanpa adegan Ku terus berangan-angan Terduduk penuh harapan

Menantimu dalam kekosongan

Page 28: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

“PENANTIAN”

Karya : Iyya Juwita P.

Termenung dalam kesedihan

Meratapi suatu cobaan

Gelisah tak ada harapan

Menanti sebuah keajaiban

Tuhan kumohon kabulkan

Semua yang kunantikan

Biarlah datang perlahan

Tapi kumohon pastikan

Tuhan diriku kini menunggu

Sebuah jawaban darimu

Resahku semakin menggebu-gebu

Bila kau tak menjawab do’aku

Sejuta harapan menghantuiku

Banyak impian melekat di tubuhku

Dunia gundah merana terpaku

Menanti sebongkah pelagi untukku

Tuhan diriku mulai pasrah

Hidupku kini tak terarah

Tubuhku pun terasa lelah

Otakku tak dapat terasah

Lamanya waktu berjalan

Hariku tiada perubahan

Sedihku kini kusimpan

Semua kuanggap pengalaman

Page 29: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Menunggu dan Bertemu Seseorang

Karya : Luh Ratih Paramitha Yuda

Sendiri ku duduk termenung

Menanti yang kan datang kepadaku

Sambil terbaring ku menutup mataku

Sambil menunggu ku bersenandung

Kubertanya terus bertanya

Siapakah yang kan tiba

Apakah sahabat atau siapa

Ku terus menunggu dan bertanya

Seseorang datang menghampiriku

Dan bertanya kepadaku

Dan berkata sedang apa kau

Ku hanya bisa tersenyum

Ku bercerita kepadanya

Tentang permasalahan yang melanda

Ingin kucapai cita-cita

Dan kau bersedia mendengarkan

Setangkai impian yang ku inginkan

Segenggam harapan yang kuberikan

Semangat yang dia berikan

Untuk mewujudkan cita-cita

Page 30: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Pencuri Karya: Nisrina Noor Islami

Aku terbangun dari lamunan

Menyadari dunia hilang kenangan

Malam terbit di siang

Salju terasa gersang

Aku terbangun dan terseok

Berjalan menemui tembok-tembok

Kulihat ada perampok

Membobol dinding hingga bobrok

Aku bertanya pada satu yang bertopeng

Ada apa wahai pria bopeng?

Dia menjawab dengan enteng

Aku sedang mencuri genteng-genteng

Tidak kah kau lari melarikan diri?

Tanya satu sosok yang berdiri

Rumahmu akan segera kami curi

Aku pun bingung sendiri

Hati! Rumahmu adalah hatimu!

Genteng yang kami curi itu iman mu!

Dinding yang bobrok itu akhlakmu!

Teriak satu bayang semu

Guncangan hebat datang di pundak ku

Mungkin sedang lemahkan keteguhanku

Oh namun ternyata aku keliru

Ini mimpi buruk, nafasku berderu

Page 31: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Tirai Pemuda Karya : Rahayu Nurfitriyani Shalehah

Dunia membabi Jaya

Alampun membuta seketika

Kulihat tanah gila

Ingin datang merana sentosa

Mahkota raja terposok

Insan agung lenyap tak elok

Mereka melata mencari golok

Yang ada alam berkokok

Berdirinya tak kuasa

Dimabuk haru tanpa iba

Nafsunya memuncak bara

Sang ilahi ikut membela

Lewat gardu berguling ria

Tanpa melihat lumpur ikut serta

Bisiknya tak tahu apa

Lainya juga ikut berusaha

Dalam rupa sedikit merana

Dengan duka seonggok easa

Lalu berjalan membela raja

Ditepisnya hidung belang muda

Page 32: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Bantal Wajah Muda

Karya: Rahayu Nurfitriyani Shalehah

Ku tunjuk satu bintang setengah melayang

Melingkar bundar panjang membentang

Bagaskara malam mengembang melapang

Hembus rindu kini menghadang

Ku berpilu lewat lagu rindu

Bantal wajah mengharu kalbu

Semuku juga bertalu-talu

Beribu ragu bahkan beradu

Halusinasi mengadu jaya

Tandanya dunia,mati sementara

Geraman gigi,bertanya-tanya

Terguyurlah bantal wajah muda

Dari kaki langit tanah marah

Bersatu bersama gelisah

Bantal wajah muda mulai basah

Ku hapus pelan dengan gagah

Page 33: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Pesona Alam Tuhan

Karya: Regitawati Putri

Kala sang surya mulai menutup mata

Kicauan burung-burung di atas sana]

Deburan ombak di pantai utara

Dengan syahdu merdu mengiringinya

Lukisan pelangi mewarnai senja

Tergores dari selatan ke utara

Dari merah hingga jingga

Tergambar indah di depan mata

Keadaan semakin sepi

Semua masih seperti mimpi

Aku merasa di alam surgawi

Karena Tuhan pencipta alam ini

Tuhan..yang Maha Kuasa

Tuhan juga..yang menciptakana

Page 34: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Masa Yang Telah Lalu

Karya : Regitawati Putri

Peluhnya menetes ke tanah

Nafasnya terengah-engah

Berjalan kea rah tengah

Aku panggil dikau ayah

Terngiang-ngiang di kepala

Tak pernah sanggup jauhnya

Tak lupa wangi harum tubuhnya

Hangat peluk waktu kecil darinya

Masih kurasakan kasihmu

Namun tak seindah dulu

Ketika aku menangis di pangkuanmu

Dan mengingat tawa renyahmu

Kini sudah berbeda

Tak seperti dulu kala

Aku mulai dewasa

Mengejar cita cita

Page 35: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

CINTA TAK TERBALAS

Karya: Rhisda siti nurfalah

Awan hitam membawa kegelapan Membendung asa menaruh harapan Jam dan menit silih bergantian Hanya dirimu yang ku simpan Semua kata tanpa nada Semua kata bukan tanpa makna Mulut membisu tanpa kata Namun hati berteriak duka Sesak dada bak air laut karang Tuk bernafaspun butuh ruang lapang Tak sekalipun bibir tersenyum girang Tiada daya menaripun berdendang Mengagumi laksana membenci Suasana biasa berubah misteri Melepas pandang seperti mencuri Berperang hati dan harga diri

Saat nyata pecundangi angan Hempaskan mimpi dan lamunan Mengiris hati jadi kepingan Saat kau berjalan bergandengan tangan Genderang perang bertalu Logika mulai menyerbu Hati masih bersikukuh Meski jelas menyandang rapuh Cukuplah melihat kau bahagia Cukuplah hati yang bersuara Cukuplah rindu yang menggema Cukuplah kenangan bercerita Aku lelah dikutuk penyesalan Mencintaimu tanpa ada balasan Aku belajar tentang kehidupan Dari perhitungan hingga ketulusan Aku belajar untuk mengakhiri Tanpa harus menangis dan meratapi Bukan berarti berhenti peduli Tapi berhenti mencintai

Page 36: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Jerapah

Karya: Rika Malia

Aku berlari kehilangan arah

Berlari pergi tak terarah

Takut kawanku yang marah

Hingga akhirnya masuk ke lembah

Masukku ke dalam lembah

Temu aku dengan jerapah

Lalu aku bertanya pada jerapah

Wahai jerapah, aku ini apa?

Jerapah, aku ini apa?

Dan kawanku itu mengapa?

Jerapah diam memapah

Memapah diriku yang entah siapa

Diriku begitu tersanjung

Aku dengar jerapah bersenandung

Langit cerah mulai mendung

Keajaiban! Alam bersenandung

Di ufuk timur, berdiri sang menawan

Wajahnya sangat rupawan

Pakaiannya serupa bangsawan

Yang ternyata seorang kawan

Kawan dulu yang padaku marah

Kawan dulu yang sempat tarik kerah

Hingga aku pergi tak terarah

Sampai ku di lembah bersama jerapah

Page 37: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Rintihan Rindu Karya : Santi Nuraeni

Di balik bukit yang menggunung Hembusan angin mulai bersenandung Awan hitam pun tak enggan bergabung Rintihan air sudah tak terbendung

Kini hati mulai membisu Gejolak dada semakin membelenggu Yang dihantui rasa rindu Terus dibayangi suara rindu

Aku berpikir dalam lubuk hatiku Apa kau mengerti perasaanku? Yang tak pernah lelah memikirkanmu Dalam setiap waktuku

Detik demi detik terus berlalu Menit demi tak henti berlagu Jam demi jam meninggalkan pilu Mungkin esok aku akan bertemu

Walau itu hanya harapan palsu Tak akan ku hapus dari memoriku Karena kau belahan jiwaku Dan tak aka nada yang menggantikanmu

Meski sakit kurasakan Meski sakit ku bayangkan Namun takkan kulupakan Karena kau yang kuinginkan

Page 38: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Lilitan Diri Karya: Santi Nuraeni

Semua terlihat kelam

Saat cahaya itu padam

Sinar eloknya tak tergenggam

Semua datang hingga menerkam

Si bulu manis yang berdiri

Getarannya beresonansi

Peluh bak es yang meniti

Dering langkah bak kemari

Bagai rembulan di awan yang berlalu

Perasaan dan akalnya terasa gagu

Tubuhnya membatu karang yang kaku

Meski neuron-neuron terus menyeru

Jiwanya seakan terpisah

Ujung rambut sampai tanah yang mendesah

Langit yang menggeram-geram marah

Membuat hatinya semakin gundah

Meski rasanya semakin pahit

Layaknya papila yang melilit

Tetapi si cerdas dendrit

Terus menjalarkan meski berderit

Page 39: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Bidadari Dunia Karya : Sarah Sitka Azzahra

Melihatnya menitihkan air mata Mendengarnya mengalunkan do’a Merasakan kepedihan hidupnya Memahami kegoyahan batinnya

Setiap hembusan nafasnya Setiap ucapan kalimatnya Selalu menunjukkan semangatnya Dihadapan buah hatinya

Bagi seluruh hidupnya Buah hati adalah segalanya Terpancar dalam matanya Sakit yang belum ada habisnya

Tetapi dengan ketenangan jiwanya Ia mampu meredam emosinya Dan menunjukkan senyum manisnya Dengan harapan suka menantinya

Page 40: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

[SYAIR] 2013

14

Ok

to

be

r,

20

13

Penyesalan Karya:Sinta Fatimah

Hidup ini memang penuh tanda Tanya

Mengizinkan ku bersuka dalam duka

Mengizinkan ku berduka dalam suka

Tertekan dalam berbelenggu cerita

Ku teiak tanpa suara

Ku menangis pun tanpa air mata

Semangat pun hilang tak berada

Jiwa dalam diri merasuk dada

Terlambat aku sadari

Tak sempat ku mengerti

Resah gulana terasa di hati

Tinggalkan luka yang berduri

Berharap cahaya dating dalam gelap

Berharap keajaiban dalam lelap

Menemani risau dalam harap

Menanti ketenangan jiwa meresap

Pengalaman pahit jadikan pelajaran

Menuntun ku kembali menggapai harapan

Biarkan ku hidup tak penyesalan

Mengartikan semua menanti kebahagiaan

Page 41: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Bimbang Dalam Rindu

Seberkas cahaya menghampiri Seuntai kata tak dapat kuberi

Dalam kebimbangan hati Ku ukir di dalam mimpi

Setitik embun membasahi

Menyejukkan sedihnya hati Sebongkah harapan ini

Takkan lenyap dalam diri

Sejuta kenangan ku simpan Dalam nyanyian harapan Terlukis dalam impian

Tersimpan dalam kerinduan

Gejolak hati membelenggu Meledak dalam jutaan rindu Terlebur dalam awan kelebu Kegelisahan telah membeku

Bergulung-gulung angan-angan Telah ku petik dalam lamunan

Tergambar dalam kepiluan Yang mewarnai kebimbangan

Karya : Sintiani

Page 42: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

TERUNTUK BIDADARI LAKNAT Karya : Valdy Irawansyah Suwandi Disini ku menanti

Tak lelah, resah pun anti

Ribuan makna yang berarti

Terucap langsung dari hati

Namun, sesuatu yang pahit

Datang dengan terbirit

Memanggilku dengan menjerit

Dan membuatku terbelit

Kapan pun ku akan ingat

Peristiwa yang buatku melarat

Hanya sakit yang terpahat

Dan kaulah yang membuat

Ku telan hari yang kelam

Tak siang, terasa malam

Ku ingin kau pun suram

Layaknya senyummu yang masam

Page 43: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Dirimu Karya : Vina Amalia Apriyanti

Mananti di dalam kekosongan Diam membeku tanpa adegan Aku terus berangan-angan Hingga darah ke otak tak beraliran Sekelebat bayanganmu melintas

Membuatku sedikit antusias Tapi kenyataan memberantas Hingga air mataku mengalir deras Aku berharap dapat menggapai mu Menggapai mu yang hanya sebuah debu Aku terus menyebut namamu Hingga membuat lidahku kelu Bayangan mu terus menghantuiku Membuatku ingin menyusulmu Tolong bawalah aku bersamamu Bersama dalam dekapanmu

Page 44: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Senandung Rindu Sosok itu bak hiasan di mataku

Tatapannya, memacu haiku

Melihat senyum simpulmu

Bibir ini sangkan terasa kelu

Hatiku berbisik ini cinta

Tapi logika tak berkata sama

Sebuah teka-teki dan rahasia

Yang sulit ditemukan jawabannya

Rasa ini tak dapat kupahami

Semakin tak dapat kumengerti

Saat dirimu mulai mengisi hati

Gelak tawa mulai menghampiri

Sebuah rasa tanpa nama

Hadir menumpas segala lara

Bagai simfoni dan irama

Yang melantunkan nada indahnya

Bisikan panggilan rindumu

Buat tubuhku menjadi terpaku

Hitam, kelam, bahkan kelabu

Menyelimuti relung haiku

Aku bukan sabit atau purnama

Bukan pula bintang atau sinarnya

Ku hanya manusia biasa

Yang mencoba meraih angannya

Page 45: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Khianat Cinta Sebuah harap yang telah kau hancurkan

Bagai gelas kaca pecah berserakan

Menyapu bersih indahnya angan

Bak terjatuh saat meraih impian

Paduan hati dan relungku

Nalar serta logikaku

Bertanya-tanya tentang dirimu

Inikah sebenarnya cintamu?

Kuraih air mata di pipiku

Benarkah semua ini berakhir pilu?

Mana janji cinta tulusmu?

Apakah hanya ucapan semu?

Asa ku remuk bagai terhimpit

Bagai menelan derita pahit

Hatiku amatlah sakit

Bahkan angan pun telah terjepit

Ku sadar ku bukan harapanmu

Mungkin, hanya pelampiasan cintamu

Bahkan, menjadi beban dalam hidupmu

Atau mungkin derita hidupmu

Cintaku tulus apa adanya

Tapi kau balas dengan dusta

Bagai raja yang duduk di singgasana

Membuat luka bagi pengawalnya

Page 46: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Harapan

Malam sunyi gundah gelisah

Ku teringat canda tawa yang menggugah

Hari demi hari terkekah

Merenungi suatu kisah

Detik demi detik berlalu

Bagai ombak mengikis batu

Sayang seribu sayang telah berlalu

Tiada kata ku ucapkan padamu

Hanya terdiam berdiam diri

Merenungi hari yang ku jalani

Ku tak percaya semua ini

Begitu cepat kau tanggalkan hati

Bagai malam tanpa bulan

Tak ada bintang gemerlapan

Malam menjadi kerinduan

Tanpa ada sosok yang kuharapkan

Secercah harapan kau berikan

Entah kemana kau tinggalkan

Seuntai kata kau ucapkan

Untuk diriku yang kesepian

Kapankah kau kan datang

Ku disini bagai memeluk bintang

Begitu berat rasa yang terkekang

Hanya impian yang terbelakang

Karya : Wulan

Page 47: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Penantian Karya: Yola Oktaviani

Mentari baru menampakkan cahayanya Ku ayunkan kaki ku dengan mantapnya Ku melihat sudut angkasa dengan indahnya Tapi berharap bum kembali lagi pada asalnya Kulangkahkan kakiku di ibu kota Merasakan perasaan dengan melata Bayangannya selalu ada dalam mata Berharap kebersamaan selalu merestui kita Kududuk d tengah kesepian yang menunggu Entah siapa yang akan menghiburku Mangaburnya perasaan hatiku Pergi selalu kau dan aku Aku takkan kuat lagi Apa yang mengganggu hatiku lagi? Tak karuan rasa ini Menunggu dirinya sampai mati Dia menatapku dengan kuat Memelukku dengan erat Hilang rasa kesepian Rasa ingin pergi meninggalkan tempat Airmata coba kubendung namun tak bisa Kupeluk erat dia dengan penuh asa Sudah perginya orang yang putus asa Senyumnya membuatku percaya kehadirannya yang ada

Page 48: ANTOLOGI SYAIR KELAS 9J - SMPN 1 CIPANAS - JAGUAR PETANG TIGA PULUH

Impian Karya : Yusra Aulia Rahmah

Kutanam benih-benih mimpi

Dilubuk terdalam hati ini

Dengan rasa percaya diri

Akan kulakukan dengan senang hati

Mungkin kedengarannya manis

Karena angan-anganku berlapis lapis

Tapi jiwa ini menangis

Mendengar cibiran dari orang sinis

Seribu rintangan akan kulalui

Meski badai menghampiri

Semangat api takkan berhenti

Demi terciptanya semua mimpi

Kumenunggu setiap hari

Dengan sabar dan mengikhlaskan diri

Ditemani kilauan embun pagi

Hingga mentari tak terlihat lagi