Antikorupsi Bagian Dari Karakter

3
Antikorupsi Bagian dari Karakter HARIAN SINDO, Thursday, 07 October 2010 PENDIDIKAN antikorupsi tidak akan menjadi mata pelajaran yang akan menambah beban peserta didik. Tetapi masuk dan merasuk ke setiap mata pelajaran yang terkait dengan pendidikan antikorupsi. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menargetkan pendidikan antikorupsi akan menjadi bagian dari pendidikan Karakter diterapkan pada 2011. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh. Dalam keterangannya, Nuh menjelaskan bahwa sudah dilakukan pembahasan dan uji coba bersama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tentang pentingnya pendidikan antikorupsi. Di samping itu, juga telah disepakati pembentukan tim teknis dalam membahas konten-konten pendidikan antikorupsi yang sudah ada untuk diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. “Mulai bagaimana menyiapkan metodologinya, menyiapkan para guru yang akan menyampaikan materi antikorupsi ini, dan pelatihan para guru antikorupsi juga lebih diperkokoh lagi,sampai dengan bagaimana nanti cara mengevaluasinya,”kata Nuh. Nuh menambahkan, pelajaran pendidikan antikorupsi itu tidak akan menjadi mata pelajaran yang akan menambah beban peserta didik.“ Jadi,substansinya tidak begitu. Pendidikan antikorupsi ini lebih seperti oksigen,dia bisa masuk,merasuk ke setiap mata pelajaran,ke setiap pokok bahasan,dan mata pelajaran apa saja bisa comply dengan pendidikan antikorupsi,”kata Nuh. Nuh mengaku, penerapan silabus tersebut tidak hanya dikembangkan pada pendidikan tingkat dasar dan menengah saja,tapi juga pada perguruan tinggi di Indonesia. “ Jadi,mulai dari SD karakter antikorupsi harus sudah dibentuk,” tutur Nuh. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK Bidang

Transcript of Antikorupsi Bagian Dari Karakter

Antikorupsi Bagian dari Karakter

HARIAN SINDO, Thursday, 07 October 2010 PENDIDIKAN antikorupsi tidak akan menjadi mata pelajaran yang akan menambah beban peserta didik. Tetapi masuk dan merasuk ke setiap mata pelajaran yang terkait dengan pendidikan antikorupsi.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menargetkan pendidikan antikorupsi akan menjadi bagian dari pendidikan Karakter diterapkan pada 2011. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh. Dalam keterangannya, Nuh menjelaskan bahwa sudah dilakukan pembahasan dan uji coba bersama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tentang pentingnya pendidikan antikorupsi. Di samping itu, juga telah disepakati pembentukan tim teknis dalam membahas konten-konten pendidikan antikorupsi yang sudah ada untuk diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.

Mulai bagaimana menyiapkan metodologinya, menyiapkan para guru yang akan menyampaikan materi antikorupsi ini, dan pelatihan para guru antikorupsi juga lebih diperkokoh lagi,sampai dengan bagaimana nanti cara mengevaluasinya,kata Nuh. Nuh menambahkan, pelajaran pendidikan antikorupsi itu tidak akan menjadi mata pelajaran yang akan menambah beban peserta didik. Jadi,substansinya tidak begitu. Pendidikan antikorupsi ini lebih seperti oksigen,dia bisa masuk,merasuk ke setiap mata pelajaran,ke setiap pokok bahasan,dan mata pelajaran apa saja bisa comply dengan pendidikan antikorupsi,kata Nuh. Nuh mengaku, penerapan silabus tersebut tidak hanya dikembangkan pada pendidikan tingkat dasar dan menengah saja,tapi juga pada perguruan tinggi di Indonesia.

Jadi,mulai dari SD karakter antikorupsi harus sudah dibentuk, tutur Nuh. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Haryono Umar menyampaikan, KPK terus berupaya menggiatkan pendidikan antikorupsi di sekolah. Di antaranya penerapan kurikulum pendidikan antikorupsi mulai dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi dan pengembangan modul pendidikan antikorupsi pada 2011 mendatang. Haryono menegaskan, pendidikan antikorupsi itu nantinya tidak sekadar menjelaskan definisi dan modusmodus korupsi.Melainkan juga mengajarkan nilai-nilai antikorupsi. Itu yang terpenting. Karena itu,modul (modul pendidikan antikorupsi) harus terus dikembangkan, imbuh Haryono.

Di samping itu, Haryono juga menyampaikan kerja sama KPK dengan Kemdiknas juga dalam rangka membangun Kemdiknas menjadi salah satu percontohan kementerian yang juga antikorupsi sehingga nanti akan banyak ditiru oleh instansi yang lain. Di tingkat anak-anak sekolah sudah terbangun pendidikan antikorupsi, di birokrasi juga terbangun percontohan-percontohan antikorupsi, itu yang akan kita jalankan, kata Haryono. Meski demikian,mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas menilai,pembentukan kurikulum antikorupsi yang direncanakan Kemendiknas adalah sebuah kemubaziran. Menurut Erry, penyusunan kurikulum tersebut menghabiskan anggaran relatif besar, namun efektivitas dan implementasinya masih diragukan. Tidak usah ada kurikulum khususlah.

Cukup dengan gelaran seminar-seminar yang bisa menambah wawasan tentang nilainilai antikorupsi. Jangan terus menghamburkan anggaran lah, kata Erry. Erry mengatakan, kurikulum bisa jadi malah membebani siswa atau mahasiswa.Terlebih kurikulum yang ada saat ini sudah sangat berat bagi para peserta didik. Menurut dia,yang harus dibenahi adalah mental para petinggi negara yang notabene adalah pemberi contoh perilaku pada generasi muda.

Dengan tambahan beban yang berat, kata Erry, kurikulum antikorupsi dikhawatirkan justru tidak masuk dalam daya pikir siswa sehingga akhirnya menjadi produk yang mubazir. Seharusnya generasi muda diajarkan untuk lebih disiplin dalam hal-hal kecil. Seperti halnya membuat sampah pada tempatnya atau berlalu lintas. Sebab, hal-hal kecil tersebut merupakan potensi untuk perilaku ke depannya. Harus ada pengertian yang jelas, batasan seperti apa yang bisa kita lakukan di ruang publik dan di ruang pribadi. Di kamar sendiri yang merupakan ruang pribadi kita bisa membuang sampah sembarangan.

Sementara di tempat umum,membuang sampah sembarangan jelas dilarang,ungkap Erry. Institusi pendidikan yang dikoordinasi pemerintah seharusnya berupaya agar tidak memberi peluang kepada generasi muda untuk berperilaku curang. Kuncinya adalah disiplin.Yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya mendisiplinkan penduduk sejak dini.Tidak usah dengan kurikulum yang membebani pelajar dan mahasiswa, pungkas Erry. (hermansah)