Antikonvulsan Dan Antimigrain

12
GOLONGAN ANTIKONVULSAN (FARMAKOLOGI UI HAL 179-193) No Nama Obat Kemanj!an Keamanan Ke"o"o#an 1. Fenobarbital (Gol. Barbiturat) Bekerja dengan membatasi aktivitas dan bangkitan dan menaikkan ambang rangsang. ESO : Sedasi, psikosis akut dan agitasi ! : ontraindikasi relati" pada anak men#ebabkan $iperaktivitas pernapasan dan agitasi paradoksal dan mengganggu kemampuan belajar. % Obat pili$an utama untuk kejang dan kejang demam pada anak % !ndikasi : epilepsi % &osis : &e'asa : 1 *% +* mg se$ari nak : -*%1** mg se$ari ntuk kejang demam berulang : /% 0 mg gBB dan dosis pemeli$araan -%2 mg kgBB . &ia3epam (Gol Ben3odia3epin) 4eng$ambat akti"itas bangkitan sedangkan lepas mutan listrik #ang suda$ terjadi tidak dapat di$ilangkan ESO : 5ika !6 : Obtruksi saluran napas ole$ lida$, depresi napas sampai $enti napas, $ipotensi, $enti jantung dan kantuk % &igunakan untuk terapi konvulsi berulang misaln#a status epileptikus % Bagi anak #ang lebi$ besar da de'asa pemberian rektal tidak berman"aat untuk mengatasi keadaan kejang akut. % &osis : &e'asa : *, mg gBB dengan ke7epatan + mg menit !6 se7ara lambat dapat diulang 1+% *menit sampai beberapa jam. &osis maksimal : *%-* mg nak : *,1+ %*,- mg kgBB selama menit !6 dan dosis maksimal +% 1* mg. -. arbama3epin 4eng$ambat akti"itas ESO : pemberian jangka lama % E"ekti" untuk semua bentuk epilepsi,

description

a

Transcript of Antikonvulsan Dan Antimigrain

GOLONGAN ANTIKONVULSAN (FARMAKOLOGI UI HAL 179-193)NoNama ObatKemanjuranKeamananKecocokan

1.Fenobarbital(Gol. Barbiturat)Bekerja dengan membatasi aktivitas dan bangkitan dan menaikkan ambang rangsang.

ESO : Sedasi, psikosis akut dan agitasi

KI : Kontraindikasi relatif pada anak menyebabkan hiperaktivitas pernapasan dan agitasi paradoksal dan mengganggu kemampuan belajar. Obat pilihan utama untuk kejang dan kejang demam pada anak Indikasi : epilepsi Dosis :Dewasa : 2x120-250 mg sehariAnak : 30-100 mg sehariUntuk kejang demam berulang : 6-8 mg/KgBB dan dosis pemeliharaan 3-4 mg/kgBB

2.Diazepam(Gol Benzodiazepin)Menghambat aktifitas bangkitan sedangkan lepas mutan listrik yang sudah terjadi tidak dapat dihilangkan

ESO : Jika IV : Obtruksi saluran napas oleh lidah, depresi napas sampai henti napas, hipotensi, henti jantung dan kantuk

Digunakan untuk terapi konvulsi berulang misalnya status epileptikus Bagi anak yang lebih besar da dewasa pemberian rektal tidak bermanfaat untuk mengatasi keadaan kejang akut. Dosis :Dewasa : 0,2 mg/KgBB dengan kecepatan 5 mg/menit IV secara lambat dapat diulang 15-20menit sampai beberapa jam. Dosis maksimal : 20-30 mgAnak : 0,15 -0,3 mg/kgBB selama 2 menit IV dan dosis maksimal 5-10 mg.

3.Karbamazepin(Gol. Benzodiazepin)Menghambat aktifitas bangkitan sedangkan lepas mutan listrik yang sudah terjadi tidak dapat dihilangkan

ESO : pemberian jangka lama yaitu pusing, vertigo, ataksi, diplopia,mual,muntah, reaksi alergi Efektif untuk semua bentuk epilepsi, dan digunakan juga untuk pengobatan trigeminal mialgia, efektif untuk bangkitan parsial kompleks dan tonik klonik. Efektifitas lebih baik dan toksisitas kurang dibandingkan dengan fenitoin dan fenobarbital. Bisa digunakan untuk anak dan dewasa Dosis : 6 tahun :dosis awal sama dengan dewasa sedangkan untuk anak di bawah 6 tahun dosis awal sepertiga dosis dewasa.

Dosis pemeliharaan : 4-8 mg/KgBB sehari. maksimal 300 mg.

5.Asam Valproat Menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran untuk Kalium.

Efek antikonvulsi valproat didasarkan meningkatnya kadar GABA di dalam otak.

ESO : Gangguan saluran cerna : anoreksi, mual dan muntah Hati : Nekrosis hati Kulit L ruam kulit dan alopesia SSP : katuk, ataksia, tremor.

Terutama untuk terapi epilepsi umum dan kurang efektif untuk epilepsi fokal

Dosis :Dosis awal 3x200 mg/hari. jika perlu setelah 3 hari dosis dinaikkan menjadi 3 x 400mg/hariDosis harian lazim 0,8-1,4 gram.

Dosis anak 20-30 mg/KgBB sehari

A. Golongan Obat(Ganiswarna, 1995)1. Golongan Hidantoin Dalam golongan hidantoin dikenal tiga senyawa antikonvulsi: fenitoin (difenilhidantoin), mefenitoin dan etotoin dengan fenitoin sebagai prototype. Fenitoin adalah obat utama untuk hampir semua jenis epilepsi, kecuali bangkitan lena. Adanya gugus fenil atau aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian bangkitan toniklonik, sedangkan gugus alkali bertalian dengan efek sedasi, sifat yang terdapat pada fenitoin dan barbitura, tetapi tidak pada fenitoin. Adanya gugus metil pada atom N3akan mengubah spektrum aktifitas misalnya mefenitoin dan hasil N demetilasi oleh enzim mikrosom hati menghasilkan metabolit tidak aktif.2. Golongan BarbituratDisamping sebagai hipnotik sedative, golongan barbiturat efektif sebagai obat antikonvulsi; dan yang biasa digunakan adalah barbiturat kerja lama (long acting barbiturates).Disini dibicarakan efek antiepilepsi protipe barbiturat yaitu fenobarbital dan pirimidonyang struktur kimianya mirip dengan barbiturat.Sebagai antiepilepsi fenobarbital menekan letupan difokus epilepsi.Barbiturat menghambat tahap akhir oksidasi mitokondria, sehingga mengurangi pembentukan fosfat berenergi tinggi.Senyawa fosfat ini perlu untuk sintesis neurotransmitor misalnya Ach dan untuk repolarisasi membran sel neuron setelah depolarisasi.Interaksi fenobarbital dengan obat lain umumnya terjadi karena fenobbarbital meningkatkan aktifitas enzim mikrosom hati. Kombinasi dengan asam valporat akan menyebabkan kadar fenobarbital meningkat 40%.3. Golongan Benzodiazepin Disamping sebagai antisietas, sebagian golongan obat benzodiazepin bermanfaat sebagai antikonvulsi, khususnya untuk epilepsi.Diazepam dapat dianggap sebagai prototip benzodiazepin.Khasiat benzodiazepin lebih nyata terhadap konvulsi pentiantetrazol daripada konvulsi renjatan listrik maksimal.Diazepam merupakan obat terpilih untuk status epileptikus; dipihak lain, peranan pemberian per oral dalam terapi epilepsi belum dapat dismpulkan secara konklusf.Diazepam terutama digunakan untuk terapi konvulsi rekuren.Misalnya status epileptikus.Obat ini juga bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial sederhana misalnya bangkitan klonik fokal dan hipsaritmia yang refrakterterhadap terapi enzim. Diazepam dapat efektif pada bangkitan lena karena menekan 3 gelombang paku dan ombak yang terjadi dalam satu detik.1. Diazepam (Depkes RI, 1979)Nama generik:DiazepamNama kimia:7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiasepin-2-onStruktur kima:C16H13ClN2O

CH3Rumus bangun:

ON

N

Cl

Sifat fisikokimia:Pemerian : Serbuk hablur, hampir putih sampai kuning, praktis tidak berbauKelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam kloroform; larut dalam etanolKeterangan lain:tidak adaKelas terapi:Antiepilepsi AntikonvulsiSubkelas terapi:-Nama paten/nama:Lovium; mentalium; paralium; stesolid; trankinon;dagangvalium; validex; valisanbe; cetalgin; danalgin; hedix; neurodial; neurofal; proneuron.Indikasi:Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasmi otot.Dosis, cara pembe-:Oral : Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlurian dan lama dapat dinaikkan menjadi 15-30 mg sehari dalampemberiandosis terbagi; lansia (atau yang sudah tidak mampu melakukan aktifitas) setengah dosis dewasa. Insomnia yang disertai ansietas, 5-15 mg sebelum tidur. Anak-anak, night teror dan somnambulisme, 1-5 mg sebelum tidur. Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit) untuk ansietas akut berat. Pengendalian serangan panik akut, penghentian alkohol akut, 10mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.Farmakologi:Tempat yang pasti dan mekanisme benzodiasepin belum diketahui pasti, tapi efek obat disebabkan oleh penghambatan neurotransmitter y-aminobutyrik acid (GABA). Bat ini bekerja pada limbik, talamus, hipotalamus dari sistem saraf pusat dan menghasilkan efek ansiolitik, sedatif, hipnotik, relaksan otot skelet dan anti konfulsan. Benzodiasepin dapat menghasilkan berbagai tingkat depresi SSP sampai mulai sedasiringan sampai hipnosis hingga koma.Stabilitas dan cara:Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembusPenyimpanancahaya. Lindungi sediaan parenteral dari cahaya; hasiat obat bertahan sampai 3 bulan bila disimpan dalam suhu kamar; stabil pada pH 4-8, terjadi hidrolisis pada pH dibawah 3; jangan campur sediaan i.v dengan obat lain.Kontraindikasi:depresi pernafasan gangguan hati berat, miastenia grafis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur, tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi.Efek samping:Efek samping pada susunan saraf pusat; rasa lelah, ataksia, rasa malas, fertigo,sakit kepala, mimpi buruk, dan efek amnesia. Efek lain; gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salifasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.Bentuk sediaan:Tablet, cairan injeksi, sirup.Mekanisme aksi:Berikatan dengan reseptor stereospesifik benzodiasepin pada saraf GABA post-sinaps dibeberapa tempat pada sistim saraf pusat, termasuk sistem limbik, susunan retikular. Menambah efek penghambat GABA pada hasil eksitabilitas saraf dengan meningkatkan permiabilitas membran saraf terhadap ion klorin. Pertukaran ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi dan stabilisasi (PIO, 2009).2. Fenitoin (Depkes RI, 1979)Nama generik:FenitoinNama kimia:5,5-DifenilhidantoinStruktur kimia:C15H12N2O2Rumus bangun:

ONN

Sifat fisikokimia:Serbuk, putih, tidak berbau, melebur pada suhu lebih kurang 295C. Kelarutanpraktis tida larut dalam air, larut dalam etanol panas, sukar larut dalam etanol dingin, dalam kloroform dan dalam eter.Keterangan lain:Tidak adaKelas terapi:Antiepilepsi AntikonvulsiSubkelas terapi:-Nama paten / nama :Dilantin;Kutoin100;Movileps;Phenileps;ZentropildagangIndikasi:Terapi pada semua jenis epilepsi kecuali petit mal; status epileptikusDosis, cara pembe-:Oral : Dosis awal 3-4 mg/kg/hari atau 150-300rian dan lama pem-:mg/hari, dosis tunggal atau terbagi 2 kali sehari. berianDapat dinaikkan bertahap. Dosis lazim : 300-400 mg/hari, maksimal 600 mg/hari. Anak : 5-8 mg/kg/hari, dosis tunggal terbagi 2 kali sehari.Status epileptikus : i.v lambat atau infus, 15 mg/kg, kecepatan maksimal 50 mg/menit (loading dose). Dosis pemeliharaan sekitar 100 mg diberikan sesudahnya, interval 6-8 jam. Monitor kadar plasma. Pengurangan dosis berdasar berat badan.Farmakologi:Fenitoin menghambat zat-zat yang bersifat antiaritmia. Walaupun obat ini memiliki efek yang kecil terhadap perangsangan elektrik pada otot jantung, tetapi dapat menurunkankekuatan kontraksi, menekan pacemaker action, meningkatkan konduksi antrioventrikular, terutama setelah ditekan oleh glikosida digitalis. Obat ini dapat menimbulkan hipotensi jika diberikan secara i.v. Fenitoin memiliki aktivitas hipnotik yang kecil.Stabilitas dan:Sediaan fenitoin tablet dan suspensi oral harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada temperatur ruang tidak lebih dari 30C. Sediaan fenitoin lepas lambat harus tehindar dari cahaya dan kelembaban. Sediaan fenitoin suspensi oral tidak boleh dibekukan dan terhindar dari cahaya. Fenitoin injeksi harus disimpan pada suhu 15-30C dan tidak boleh dibekukan. Endapan dapat timbul jika injeksi fenitoin didinginan atau dibekukan, tetapi dapat melarut kembali jika temperatur kamar. Endapan dari fenitoin bebas timbul pada pH dibawah 11,5Kontraindikasi:Hipersensitif terhadap fenitoin atau hidantoin lain, komponen sediaan obat, kehamilan.Efek samping:Gangguansaluran cerna, pusing, nyeri kepala, tremor, insomnia, neuropati perifer, hipertrofi gingvia, ataksia, bicara tak jelas, nistagmus, penglihatan kabur, ruam, akne, hirsutisme, demam, hepatitis, lupus eritematosus, eritema multiform, efek hematologik.Bentuk sediaan:Tablet, kapsul, suspensi oral,injeksi.Mekanisme aksi:Menstabilisasi membran saraf dan menurunkan aktivitas kejang dengan meningkatkan eflux dari ion natrium yang melewati membran sel pada korteks motorik dari impuls saraf. Memperpanjang effective refractory period dan memperpendek potensial aksi di jantung (PIO, 2009). 3. Fenobarbital (Depkes RI, 1979)Nama generik:PhenobarbitalNama kimia:Asam 5-etil-5fenilbarbituratStruktur Kimia:C12H12N2O3NNHHOOOC2H5Rumus bangun:

Sifat fisikokimia:Hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat; tidak berbau; tidak berasa; dapat terjadi polimorfisme. Stabil diudara; pH larutan jenuh lebih kurang 5. Sangat sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat; agak sukar larut dalam kloroform.Keterangan lain:tidak adaKelas terapi:Antiepilepsi AntikonvulsiSubkelas terapi:-Indikasi:sebagai antikonvulsi, fenobarbital digunakan dalam penanganan seizure toniklonik (grandmal) dan seizure parsial. Fenobarbital dapat digunakan dalam pengobatan awal, baik untuk bayi maupun anak-anak.Dosis:Oral : 60-80 mg (malam). Anak 5-8 mg/kg/hari. Injeksi i.m/i.v 50-200 mg. Ulan seelah 6 jam bila perlu, maksimal 600 mg/hri. Encerkan dalam air 1:10 untuk i.v. Status epileptikus (tersedia di ICU): i.v. kecepatan tak lebih dari 100 mg/menit, sampa bangkitan teratasi atau sampai maksimal 15 mg/kg/hari tercapai.Farmakologi:Fenobarbital adalah antikonvulsan turunan bariturat yang efektif dalam mengatasi epilepsi pada dosis subhipnotis.Stabilitas dan:Lindungi eliksir dari sinar maahari, tidak stabil dalam larutan air; gunakan hana larutan jernih; jangan ditambahkan larutan asam, akan berbentuk endapan; bentuk IV tidak tercampurkan dengan benzquinamid (dalam syringe; vancomisin, sefalotin, klorpromasin, hidralasin, hidrokortison, hidroksizin, insulin levorpanol, meperidi, metadon, morfin, norepineprin, pentazosin, proklorferazin promazin, ranitidin.Kontraindikasi:Hipersensitif terhadap barbiturat atau komponen sediaan, angguan hati yang jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas, porfiria, hamil.Efek samping:Mengantuk, kelelahan, depresi mental, ataksia dan alergi kulit, paradoxical excitement restlessness, bingung pada orang dewasa dan hiperkinesia pada anak; anemia megaloblastikBentuk sediaan:Tablet, cairan injeksiMekanisme aksi:Barbiturat menekan korteks sensor, menurunkan aktivitas motorik, mempengaruhi fungsi serebral dan menyebabkan kantuk, efek sedasi dan hipnotik. Pada dosis tinggi barbiturat memiliki sifat antikonvulsan dan menyebabkan depresi saluran nafas yang dipengaruhi dosis (PIO, 2009). ANTI MIGRAINJenis-jenis obat migrain antara lain :Anti Migrain digunakan untuk menghentikan serangan migrain, meliputi : Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migrain. Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga digunakan untk mencegah migrain haid. Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam mengobati migrain. Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen, dan dikloralfenazon. Kalau di Indonesia dijumpai kombinasi antara asetaminofen (parasetamol) dan profenazon.

Agen farmakologi yang digunakan sebagai terapi migrain diklasifikasikan menjadi abortive (ie, for alleviating the acute phase) or prophylactic (ie, preventive). Abortive medications include the following: Selective serotonin receptor (5-HT1) agonists (triptans) Ergot alkaloids Analgesics Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) Combination products Antiemetics

Prophylactic medications include the following: Antiepileptic drugs Beta blockers Tricyclic antidepressants Calcium channel blockers Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) NSAIDs Serotonin antagonists Botulinum toxin

Sumber : Migraine HeadacheMedication Author: Jasvinder Chawla, MD, MBA; Chief Editor: Helmi L Lutsep, MD http://emedicine.medscape.com/article/1142556-medication#1