antiangina dan komplikasi kardiomiopati sken4 bya faruq
Transcript of antiangina dan komplikasi kardiomiopati sken4 bya faruq
FARMAKO
ANTI ANGINA
A. Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dialatasi arteri epikardial
tanpa mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard. Dilatasi terjadi pada arteri
yang normal maupun yang abnormal juga pada pembuluh darah kolateral sehingga
memperbaiki aliran darah pada daerah isomik. Toleransi sering timbul pada pemberian
oral atau bentuk lain dari nitrat long-acting termasuk pemberian topikal atau
transdermal. Toleransi adalah suatu keadaan yang memerlukan peningkatan dosis nitrat
untuk merangsang efek hemodinamik atau anti-angina. Nitrat yang short-acting seperti
gliseril trinitrat kemampuannya terbatas dan harus dipergunakan lebih sering.
Sublingual dan jenis semprot oral reaksinya lebih cepat sedangkan jenis buccal
mencegah angina lebih dari 5 am tanpa timbul toleransi. Contoh nitar yang sering
dipakai adalah nitroglycerin.
B. Beta- Bloker
Beta –Bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar
penderita akan mengurangi keluhan angina. Kerjanya mengurangi denyut jantung,
kontasi miokard, tekanan arterial dan pemakaian O2. Beta Bloker lebih jarang dipilih
diantara jenis obat lain walaupun dosis pemberian hanya sekali sehari. Efek samping
jarang ditemukan akan tetapi tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat
bronkospasme, bradikardi dan gagal jantung.
Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung
tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia.
Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol)
dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
C. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner,
Nifedipin dapat mengurangi frekuensi serangan anti-angina, memperkuat efek nitrat oral
dan memperbaiki toleransi exercise. Merupakan pilihan obat tambahan yang bermanfaat
terutama bila dikombinasi dengan beta-bloker sangat efektif karena dapat mengurangi
efek samping beta bloker. Efek anti angina lebih baik pada pemberian nifedipin
ditambah dengan separuh dosis beta-bloker daripada pemberian beta-bloker saja.
Jadi pada permulaan pengobatan angina dapat diberikan beta-bloker di samping
sublingual gliseril trinitrat dan baru pada tingkat lanjut dapat ditambahkan nifedipin.
Atau kemungkinan lain sebagai pengganti beta-bloker dapat diberi dilti azem suatu jenis
ca-antagonis yang tidak merangsang tahikardi. Bila dengan pengobatan ini masih ada
keluhan angina maka penderita harus direncanakan untuk terapi bedah koroner.
Pengobatan pada angina tidak stabil prinsipnya sama tetapi penderita harus dirawat di
rumah sakit. Biasanya keluhan akan berkurang bila ca-antagonis ditambah pada beta-
bloker akan tetapi dosis harus disesuaikan untuk mencegah hipertensi. Sebagian
penderita sengan pengobatan ini akan stabil tetapi bila keluhan menetap perlu dilakukan
test exercise dan arteriografi koroner. Sebagian penderita lainnya dengan risiko tinggi
harus diberi nitrat i.v dan nifedipin harus dihentikan bila tekanan darah turun. Biasanya
kelompok ini harus segera dilakukan arteriografi koroner untuk kemudian dilakukan
bedah pintas koroner atau angioplasti.
D. Antipletelet, trombolitik dan antikoagulan
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan
antikoagulan. Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita angina tak
stabil selama lebih dari 2 tahun, ternyata aspirin dapat menurunkan mortalitas dan
insidens infark miokard yang tidak fatal pada penderita angina tidak stabil. Pemberian
heparin i.v juga efeknya sama dan sering diberikan daripada aspirin untuk jangka
pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan penderita sebelum arteriografi.
Obat-obatan trombolitik ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah
pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih
lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat
arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal
pertama dan tidak boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain itu tidak boleh
diberikan pada pasien diatas 75 tahun Contoh obatnya adalah streptokinase
Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara praktis dapat
disimpulkan sebagai berikut:
- Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin selama fase akut
maupun sesudahnya
- Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum mendapat
pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak ada kontra indikasi.
Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker dengan ca-antagonis diberikan
sekaligus pada permulaan pengobatan.
- Pada penderita yang tetap tidak stabil dengan pemberian beta-bloker dapat ditambah
dengan nifedipin.
- Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan.
KOMPLIKASI
Kardiomiopati
adalah penyakit otot jantung. Dalam kebanyakan kasus, kardiomiopati
menyebabkan otot jantung menjadi lemah. Beberapa kelainan medikal menyebabkan
berbagai tipe kardiomiopati, tetapi semua tipe kardiomiopati mempunyai satu
persamaan yaitu menurunkan fungsi efisiensi dari otot jantung dan menghilangkan
kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini terjadi karena adanya
pengurangan pasokan oleh darah akibat dari adanya penyakit jantung koroner sehingga
adanya iscemis yang berlangsung lama bisa mengakibatkan adanya kardiomiopati.
Ketika iscemic berlangsung cukup lama maka akan timbul infark miokard dan ketika
jantung tidak dapat lagi memompa cukup darah untuk memenuhi keperluan tubuh,
terjadilah apa yang disebut gagal jantung.
Tipe-Tipe Kardiomiopati
Ada tiga tipe utama dari kardiomiopati yaitu kardiomiopati dilatasi,
kardiomiopati hipertrofik dan kardiomiopati restriktif. Mayoritas utama pasien
menderita kardiomiopati adalah dari tipe dilatasi. Jadi setelah menggambarkan secara
singkat kardiomiopati hipertrofik dan restriktif, kita akan konsentrasi pada
kardiomiopati dilatasi.
a. Kardiomiopati hipertrofik
adalah kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari
sel-sel otot jantung didalam bilik jantung. Kelainan ini yaitu penebalan dari otot jantung
dapat menimbulkan persoalan tentang memompa darah yang cukup ke organ-organ
tubuh dan dapat berpotensi menyebabkan aritmia jantung yang fatal.
b. Kardiomiopati restriktif
adalah keadaan yang jarang dimana otot jantung diinfiltrasi dan dibuat kaku oleh
sel-sel abnormal, protein dan jaringan sayat. Bilik jantung yang kaku akan membatasi
kembalinya darah ke jantung menyebabkan darah terbendung di organ-organ tubuh.
Penyebab paling umum kardiomiopati restriktif adalah amyloidosis, suatu penyakit
dimana suatu substansi seperti protein tersimpan didalam jaringan tubuh. Penyebab lain
termasuk sarcoidosis dan hemochromatosis.
c. kardiomiopati dilatasi
sering juga disebut kardiomiopati kongestif ataugagal jantung kongestif) otot jantung
yang sebelumnya normal menjadi rusak, menyebabkan pelemahan dinding-dinding dari
ruang-ruang jantung. Untuk mengkompensasi pelemahan dinding-dindingnya yang
berotot maka ruang-ruang jantung akan membesar. Pelemahan dan pembesaran otot-otot
jantung akhirnya menyebabkan gagal jantung.
Penyebab Kardiomiopati Dilatasi
Ada banyak sekali penyebabnya karena hampir segala yang dapat merusak otot
jantung dapat menyebabkan kardiomiopati dilatasi. Penyebab yang paling umum dari
kardiomiopati dilatasi di negara maju adalah penyakit jantung koroner. Serangan
jantung menyebabkan kematian dari otot jantung oleh tersumbatnya arteri koroner.
Ketika kerusakan terlokalisir didaerah otot yang disuplai oleh arteri ini, dalam beberapa
bulan keseluruhan dari bilik kiri jantung membesar untuk mengkompensasi kerusakan
yang terjadi. Dengan serangan jantung yang ringan, jumlah dari pembesaran bilik
adalah kecil (minimal). Tetapi dengan serangan jantung yang berat (besar) atau dengan
serangkaian serangan jantung ringan, kardiomiopati dilatasi menjadi sangat ekstensif
dan gagal jantung dipastikan.
Penyebab umum yang lain dari kardiomiopati dilatasi adalah radang (inflamasi)
dari otot jantung, suatu kondisi yang disebut miokarditis. Miokarditis paling umum
disebabkan oleh infeksi virus, tapi bisa juga disebakan oleh infeksi bakteri dan oleh
penyebab bukan infeksi seperti lupus dan penyakit radang lainnya.
Alkohol adalah penyebab lainnya dari kardiomiopati dilatasi. Pada beberapa pasien
(kemungkinan ditentukan oleh genetik) alkohol dapat menjadi racun yang kuat untuk
otot jantung langsung merusak sel-sel jantung.