Anti Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 1

14
ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT Friday, May 13, 2011 12:00:00 PM MONOPOLI USAHA TIDAK SEHAT ; Asami emogu UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat mengatur kegiatan bisnis yang baik dalam arti tidak merugikan pelaku usaha lain. Monopoli tidak dilarang dalam ekonomi pasar, sejauh dapat mematuhi “rambu-rambu” atau aturan hukum persaingan yang sehat. Globalisasi ekonomi menyebabkan setiap negara di dunia harus “rela” membuka pasar domestik dari masuknya produk barang/jasa negara asing dalam perdagangan dan pasar bebas. Keadaan ini dapat mengancam ekonomi nasional dan pelanggaran usaha, apabila para pelaku usaha melakukan perbuatan tidak terpuji. Pengaturan hukum persaingan usaha atau bisnis melalui UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (LN 1999 No. 33, TLN No. 3817) diberlakukan secara efektif pada tanggal 5 Maret 2000 merubah kegiatan bisnis dari praktik monopoli yang terselubung, diam-diam dan terbuka masa orde baru menuju praktik bisnis yang sehat. Pemberlakuan UU No. 5 Tahun 1999 selama ini perlu dilakukan kaji ulang, guna mengetahui implikasi penerapan kompetisi yang “sehat” dan wajar di antara pengusaha atau pelaku usaha dalam sistem ekonomi (economic system) terhadap demokrasi ekonomi yang diamanatkan Pasal 33 UUD 1945. UU No. 5 Tahun 1999 merupakan salah satu perangkat hukum untuk menunjang kegiatan bisnis yang sehat dalam upaya menghadapi sistem ekonomi pasar bebas dengan bergulirnya era globalisasi dunia dan demokrasi ekonomi yang diberlakukan di tanah air. Selain itu, undang-undang ini juga mengatur tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha yang dapat merugikan kegiatan ekonomi orang lain bahkan bagi bangsa dan negara ini dalam globalisasi ekonomi. Keberadaan undang-undang anti monopoli ini menjadi tolok ukur sejauh mana pemerintah mampu mengatur

description

anti monopoli

Transcript of Anti Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 1

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHATFriday, May 13, 2011 12:00:00 PMMONOPOLI USAHA TIDAK SEHAT ; Asami em!" UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat mengatur kegiatan bisnis yang baik dalam arti tidak merugikan pelakuusaha lain. Monopoli tidak dilarang dalam ekonomi pasar, sejauh dapat mematuhirambu-rambu atau aturan hukum persaingan yang sehat. !lobalisasi ekonomi menyebabkan setiap negara di dunia harus rela membuka pasar domestik dari masuknya produk barang"jasa negara asing dalam perdagangan dan pasar bebas. #eadaan ini dapat mengan$am ekonomi nasional dan pelanggaran usaha, apabila para pelaku usaha melakukan perbuatan tidak terpuji.%engaturan hukum persaingan usaha atau bisnis melalui UU No. 5 Tahun 1999 tentang &arangan %raktik Monopoli dan %ersaingan Usaha Tidak 'ehat (&N 1999 No. )), T&N No. )*1+, diberlakukan se$ara e-ekti- pada tanggal 5 Maret ./// merubah kegiatan bisnis dari praktik monopoli yang terselubung, diam-diam dan terbuka masa orde baru menuju praktik bisnis yang sehat. %emberlakuan UU No. 5 Tahun 1999 selama ini perlu dilakukan kaji ulang, guna mengetahui implikasi penerapan kompetisi yang sehat dan 0ajar di antara pengusaha atau pelaku usaha dalam sistem ekonomi (e$onomi$ system, terhadap demokrasi ekonomi yang diamanatkan %asal )) UU1 1925.UU No. 5 Tahun 1999 merupakan salah satu perangkat hukum untuk menunjang kegiatan bisnis yang sehat dalam upaya menghadapi sistem ekonomi pasar bebas dengan bergulirnya era globalisasi dunia dan demokrasi ekonomi yang diberlakukan di tanah air. 'elain itu, undang-undang ini juga mengatur tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha yang dapat merugikan kegiatan ekonomi orang lain bahkan bagi bangsa dan negara ini dalam globalisasi ekonomi. #eberadaan undang-undang anti monopoli ini menjadi tolok ukur sejauh mana pemerintah mampu mengatur kegiatan bisnis yang sehat dan pengusaha mampu bersaing se$ara 0ajar dengan para pesaingnya.'emua ini bertujuan untuk mendorong upaya e-isiensi, in3estasi dan kemampuanadaptasi ekonomi bangsa dalam rangka menumbuhkembangkan potensi ekonomirakyat, memperluas peluang usaha di dalam negeri (domestik, dan kemampuan bersaing dengan produk negara asing memasuki pasar tanah air yang terbuka dalam rangka perdagangan bebas (-ree trade,. 'emua ini didasarkan pada pertimbangan setelah 4ndonesia menjadi anggota organisasi perdagangan dunia (5T6, dengan dirati-ikasi UU No. + Tahun 1992 tentang %engesahan 7greement 8stablishing The 5orld Trade 6rgani9ation pada tanggal . Nopember 1992 (&N Tahun 1992 No.95, T&N No. )5:2,.%ada 0aktu bersamaan diharapkan pengusaha nasional mampu untuk bersaing dengan sehat di pasar-pasar regional dan internasional pada iklim globalisasi ekonomi sebagai tata ekonomi dunia baru. %engaturan persaingan bisnis juga bertujuan untuk menjamin usaha mikro dan usaha ke$il mempunyai kesempatan yang sama dengan usaha menengah dan usaha besar atau konglomerasi dalam perkembangan ekonomi bangsa. %engaturan ini melindungi konsumen dengan harga yang bersaing dan produk alternati- dengan mutu tinggi mengingat pengaturan tersebut men$akup pada bidang manu-aktur, produksi, transportasi, pena0aran, penyimpanan barang dan pemberian jasa-jasa.%ersaingan usaha dapat terjadi dalam negosiasi perdagangan, aturan liberalisasi pasar dan inisiati- penanaman modal asing yang berpindah-pindah dikaitkan kebijakan pemerintah di dalam negeri untuk memenangkan persaingan bagi pengusaha nasional di pasar regional dan internasional. %ersaingan yang sehat di pasar dalam negeri merupakan bagian penting publi$ poli$y pada pembangunan ekonomi yang dinyatakan T7% M%; ;4 No. 4aluan Negara Tahun 1999 ? .//2 dan T7% M%; ;4 No. 44"M%;".//. tentang ;ekomendasi #ebijakan untuk Memper$epat%emulihan 8konomi Nasional yang menegaskan mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan mengganggu mekanisme pasar melalui regulasi, layanan publik, subsidi dan insenti- yang dilakukan se$ara transparan dan diatur dengan undang-undang.'emua ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan kapasitas pengusaha nasional yang andal dan kuat bersaing di pasar regional dan internasional. 'elainitu, kebijakan ekonomi pemerintah mampu meyakinkan para in3estor asing dan ekportir luar negeri mendapat kesempatan yang sama untuk bersaing di pasar dalam negeri dengan pengusaha lokal"nasional dalam mekanisme pasar yang sehat. Tujuan kebijakan persaingan usaha adalah menumbuhkan dan melindungi para pengusaha melakukan persaingan sehat yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan ekonomi. %ersaingan antar perusahaan adalah pembeli dan penjual memiliki pilihan yang luas kepada siapa untuk berhubungan dagang. Tujuan lain mengurangi atau melarang terjadi konsentrasi kekuatan ekonomi pada pelaku ekonomi tertentu. 8konomi pasar yang bersaing tidak terjadi dengan sendirinya.#ompetisi yang sehat dalam kegiatan ekonomi negara harus diikuti kebijakan liberalisasi, deregulasi dan pri3atisasi badan usaha yang tidak sehat atau -ailit (bangkrut,. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi pasar bebas agar kebijakanpublik di bidang ekonomi yang merugikan kegiatan bisnis dapat dihilangkan. 7kibat persaingan usaha, pengusaha dalam kegiatan bisnis melakukan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat bahkan melampaui batas-batas negara dengan melanggar perdagangan dunia. %ada era globalisasi ekonomi, kesepakatan bisnis mengubah bentuk perdagangan dunia dalam 0aktu singkat menjadi perkampungan global (global 3illage,. #esepakatan ini merugikan kepentingan negara-negara berkembang dan negara-negara miskin yang tidak siap menghadapi perubahan ekonomi dunia pas$a dibentuknya 5T6.!lobalisasi adalah upaya men$iptakan iklim usaha yang kondusi- bagi persaingan usaha dalam dua hal. %ertama, perdagangan antar negara menumbuhkan in3estasi dan produksi mele0ati batas-batas negara. #egiatan yang berimplikasi persaingan, seperti praktik $ross border pri$ing, hambatan masuk (barrier entry, dan pengambilalihan usaha dalam ekonomi baru bertambah. #edua, pemerintah negara-negara berkembang kha0atir terhadap kemampuan pengusaha nasional sehingga berusaha men$iptakan lingkungan usaha yang sehat dan memungkinkan produk domestik oleh pengusaha mampu bersaing dengan manu-aktur barang impor di dalam negeri dan sebagai eksportir masuk ke pasar luar negeri dalam rangka perdagangan dan pasar bebas.#ebijakan persaingan usaha bermaksud untuk men$apai tujuan tertentu dalam kegiatan bisnis. 7kan tetapi kebijakan ini berla0anan dengan kepentingan dunia usaha memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, karena kebijakan persaingan usaha yaitu menambah kesejahteraan atau kepuasan konsumen dengan menyediakan pilihan produk baru dan men$iptakan harga bersaing di antara produk tersedia untuk kebutuhan barang konsumsi sehari-hari. 'elain itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik dan memperbaiki alokasi e-isiensi dalam kaitan sumber alam yang terbatas, memperbaiki kemampuan domestik untuk berpartisipasi pada pasar global, dan mendorong kesempatan sama @dunia usahaA melalui kegiatan ekonomi yang sehat.=. &7;7N!7N M6N6%6&4 17N %8;'74N!7N U'7>7 T417# '8>7T%er$aturan dunia usaha yang semakin kompetiti- dan komparati- dalam menggaetkonsumen sebanyak-banyaknya dan memperluas pemasaran tidak dapat dielakkan lagi. Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dapat terjadi yang dilakukan oleh para pelaku bisnis dalam upaya penguasaan pasar seluas-luasnya, baik di dalam maupun luar negeri. %erilaku usaha tidak sehat ini merugikan men$iptakan pasar yang sehat dan adil.%ada era 6rde =aru di 4ndonesia, $ontohnya, monopoli yang dilakukan oleh &iem 'ie &iong terhadap komoditi terigu, makanan -ast -ood, semen dan kertas berjalan mulus karena taipan ini dekat dengan pusat kekuasaan, yaitu ;4 1 alias %residen 'oeharto. =egitu juga halnya #eluarga Bendana yang menguasai tata niaga $engkeh, jeruk, bioskop dan jalan tol tidak dapat dihindarkan dengan kebijakan ekonomi pemerintah 6rde =aru beraroma korupsi, kolusi dan nepotisme $enderung menguntungkan segelintir orang melalui ekonomi terpusat, yakni di tangan presiden. %raktek ketatanegaraan 4ndonesia saat itu menempatkan bah0a presiden tidak hanya sebagai penguasa di bidang politik dan hukum akan tetapi juga sebagai penguasa ekonomi.1i 7merika 'erikat sebagai negara demokrasi dan kapitalis ternyata praktek monopoli juga ada. =ill !ate dengan bendera bisnis, Mi$roso-t memonopoli pangsa pasar penjualan so-t0are atau perangkat lunak komputer yang menimbulkan protes keras dari saingan bisnisnya, karena berla0anan dengan sistem ekonomi kapitalis 7merika 'erikat yang membuka kebebasan usaha sebesar-besarnya bagi para pengusaha.'elama ini di dunia, dikenal tiga bentuk sistem ekonomi yang dipakai oleh setiap negara dalam kegiatan ekonomi nasionalnya. %ertama, sistem ekonomi kapitalis ($apital e$onomy system,, yakni sumber daya ekonomi dialokasikan melalui mekanisme pasar. #edua, ekonomi yang diren$anakan se$ara terpusat ($entrally planned e$onomy, di mana sumber daya ekonomi dialokasikan oleh pemerintah yang berkuasa. #etiga, sistem ekonomi $ampuran (miCed e$onomy system, di mana sumber daya ekonomi dialokasikan, baik oleh pasar maupun pemerintah se$ara bersama-sama.%raktek penguasaan bisnis berupa monopoli (monopoly, dan persaingan usaha tidak sehat (un-air $ompetition, yang sangat menonjol biasanya terdapat dalam sistem ekonomi kapitalis dibandingkan pada sistem ekonomi yang diren$anakan se$ara terpusat dan sistem ekonomi $ampuran. 'ebab pada kedua sistem ekonomi terakhir ini, kontrol pemerintah terhadap kegiatan ekonomi relati- kuat dalam perdagangan dengan adanya regulasi dan kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang $ukup ketat. 'ebaliknya, sistem ekonomi kapitalis dalam masyarakat liberal biasanya kontrol pihak pemerintah terhadap kegiatan ekonomirelati- lebih longgar, karena adanya mekanisme pasar yang memberi kebebasan seluasnya kepada produsen dan konsumen untuk menentukan harga.Monopoli yang tidak terkontrol dalam sistem ekonomi ini melahirkan monopoli pasar melalui $ara praktik kartel, diskriminasi harga, pembagian pasar dan sebagainya. =ahaya monopoli masyarakat =arat diungkapkan, that the monopolist stops eCpanding output at the point 0here his marginal re3enue and marginal $ost $u3es interse$t. Monopoli ekonomi demikian tidak sehat, karena dapat mengurangi persaingan dalam kegiatan industri dan menghambat para pelaku ekonomi lainnya untuk memasuki bidang usaha tersebut. Merugikan kegiatan ekonomi atau bisnis adalah tiada persaingan usaha memungkinkan suatu perusahaan menaikkan harga semaunya di atas tingkat harga 0ajar, karena tidak ada produk alternati- untuk dipilih konsumen. 'elain itu tidak mendorong perusahaan men$ari penemuan baru, mengurangi atau menetapkan ongkos produksi yang rendah untuk barang"jasa atau memperbaiki teknologi produksi dalam persaingan dengan produk negara lain di pasar internasional dengan berlaku era globalisasi yang melibatkan re$ogni9ing the parti$ular genius o- employee perusahaan beroperasi di dunia tanpa melihat siapa orang atau ke0arganegaraan. #eunggulan produk barang"jasa perusahaan menentukan dalam persaingan usaha antar negara dalam globalisasi ekonomi.%enghargaan didasarkan atas karya atau produk yang hebat serta usaha untuk men$iptakan kemajuan perusahaan tanpa batas dalam menghadapi persaingan bisnis. 7nthony !iddens menamakan era globalisasi ini sebagai runa0ay 0orld atau dunia yang tidak terkendalikan akibat dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. #eadaan ini diramalkan semakin tidak terkendali dalam kegiatan ekonomi, terutama saat berlakunya 7sean Dree Trade 7greement (7DT7, tahun .//), 7sia %a$i-i$ 8$onomi$ Bo-operation (7%8B, tahun ./1/ dan 5orld Dree Trade tahun ././ apabila praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat pemerintah tidak mengaturnya dengan baik.%ersaingan pasar berjalan dengan baik apabila tidak ada tindakan diskriminati- atau restrikti- oleh suatu negara terhadap produk negara lain. Tindakan diskriminati- dan restrikti- dapat menimbulkan distorsi pasar bagi produsen negara-negara maju di pasar negara berkembang. #ebijakan ekonomi negara-negara berkembang dan miskin tentu ingin menyelamatkan produk dalam negeri yang berla0anan dengan perdagangan bebas, karena pengusha negara berkembang belum siap menghadapi persaingan pasar bebas dengan meningkatnya serbuan produk barang"jasa dari negara-negara maju.'elama ini dalam sistem ekonomi kapitalis terdapat beberapa bentuk perbuatan monopoli yang dilarang undang-undang anti monopoli.%ertama, hori9ontal merger. Tindakan ini dilakukan antara dua perusahaan besar dengan merger (penggabungan usaha, untuk menguasai pasar. 'emula kedua perusahaan besar bersaing merebut pasar. >asil merger menghapuskan persaingan.#edua, joint monopoli9ation. Monopoli ini tidak dilakukan oleh satu perusahaan. 1ua atau lebih perusahaan dapat bekerja sama dengan kekuatan mampu men$iptakan monopoli. Misalnya tiga perusahaan sendiri-sendiri tidak mampu melakukan monopoli. Merger ketiga perusahaan menimbulkan praktik monopoli dalam kegiatan bisnis.#etiga, predatory. Tindakan dalam kegiatan bisnis yang membuat pelaku ekonomibaru tidak dapat memasuki pasar dengan bebas atau menimbulkan kerugian kepadanya, sehingga ia tidak dapat bersaing dengan baik.#eempat, pri$e dis$rimination (diskriminasi harga,. %elaku monopoli memiliki kekuasaan dengan intensi- untuk melakukan diskriminasi harga. Melalui berbagai$ara, pelaku monopoli bisa memisah-misahkan pembeli dalam kelas yang belainan dan menetapkan harga dengan ongkos yang lebih besar kepada pihak yang satu daripada pihak yang lain. %ara pelaku monopoli dapat melakukannya se$ara terbuka, misalnya dengan mena0arkan harga yang relati- lebih rendah kepada anak-anak muda, pensiunan, mahasis0a, pega0ai pemerintah atau menjual produk yang sama dengan merek berlainan atau model biasa dan model luks. 1iskriminasi harga dapat dilakukan se$ara rahasia dengan mena0arkan diskon lebih besar dari ongkos atau harga jual dapat dihemat para pembeli besar sebagai hasil dari jumlah penjualan. 1iskriminasi harga itu bertujuan untuk memaksimalkan atas bene-its (keuntungan, pengusaha atau mematikan produsenlain yang potensial menyaingi kegiatan usahanya.1i 7merika 'erikat, misalnya Undang-undang 7nti Monopoli telah ada pada tahun 1*9/ dengan lahirnya The 'herman 7ntitrust 7$t. Undang-undang ini melarang setiap bentuk praktek monopoli atas suatu produk atau pemasaran barang dan atau jasa yang menghambat perdagangan (barrier trade, dalam kegiatan bisnis dan melindungi usaha ke$il yang lemah. 4si penting dari larangan monopoli The 'herman 7$t antara lain memuat masalah monopoli sebagai berikut E'e$tion 1 E 83ery $ontra$t, $ombination in the -orm o- trust or other0ise, or $onspira$y, in restraint o- trade or $ommer$e among the se3eral states, or 0ith -oreign nations, is de$lared to be illegal F.'e$tion . E 83ery person 0ho shall monopoli9e, or attempt to monopoli9e, or $ombine or $onspire 0ith any other person or persons, to monopoli9e any part o- the trade or $ommer$e among the se3eral states, or 0ith -oreign nations, shall be deemed guilty o- a -elony F.&arangan praktek monopoli dalam The 'herman 7$t ditekankan pada penguasaanproduksi dan pemasaran atas barang"jasa satu pelaku atau kelompok pelaku usaha dengan unsur larangan monopoli ini, yakni possesion o- monopoly po0erin rele3ant marketG 0ill-ull a$Huisition or maintenan$e o- that po0er. 7rtinya, kekuasaan atas monopoli merupakan hal yang penting dalam pemasaran, karena keinginan pengambilalihan atau menjaga agar kekuasaan tersebut tetap ada agar tidak ada persaingan pihak lain.Untuk memperoleh kekuatan pasar, maka pengusaha kuat melakukan tindakan dengan men$iptakan hambatan dalam perdagangan, menaikkan harga dan membatasi produk barang"jasa guna mendorong terjadi ine-isiensi sehingga tindakan demikian dalam persaingan usaha yang sehat perlu dilakukan delegalisasi. Tiada persaingan perusahaan dari lain merupakan keinginan atau tujuan utama pengusaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. #eadaan inimenyebabkan konsumen dianggap sebagai sapi perahan dan bukan raja dalam kegiatan ekonomi. 7rtinya, hak konsumen untuk memperoleh harga 0ajar dan barang atau jasa yang baik diabaikan pengusaha yang ingin mengeruk keuntungan bisnis dalam 0aktu singkat. Tidak jarang pengusaha mempengaruhi tingkat pena0aran meraih keuntungan berlipat ganda tanpa mempedulikan tingkat kemampuan ekonomi dari konsumen yang lemah untuk memperoleh barang"jasa. 'ikap monopoli para pengusaha ini didasarkan pada akses kondisi dari $ompetitit3e 3iability.1i dalam perkembangan dunia usaha di 7merika 'erikat selanjutnya, maka para pengusaha mempunyai berbagai $ara untuk menghindarkan dikenakan The 'herman 7$t dalam kegiatan usaha untuk memonopoli pasar. Ulah pemilik usaha ini ternyata sangat merugikan kepentingan masyarakat. #emudian The Blayton 7$t lahir tahun 1912 sebagai penyempurnaan The 'herman 7$t mengatasi usaha mengarah kepada praktek monopoli.The Blayton 7$t memuat empat praktek illegal namun bukan dianggap melanggar hukum, yakni (1, pri$e dis$rimination atau larangan diskriminasi harga, (., tying and eC$lusi3e dealing $ontra$ts atau penjualan barang membuat pihak pembeli tidak dapat saling berhubungan dengan perusahaan yang lain, (), $orporate mergers atau penggabungan perusahaan yang dapat menimbulkan monopoli, dan (2, interlo$king dire$torates atau menduduki jabatan dari dua perusahaan yang bersaing.%ada tahun yang sama, #ongres 7merika 'erikat menerbitkan The Dederal Trade Bommision 7$t (DTB, untuk melakukan in3estigasi, dengar pendapat atau menangani kasus-kasus pelanggaran hukum antimonopoli (antitrustla0s,.%asal 5 DTB diamandemen tahun 19)* menegaskan, Un-air methods o- $ompetition in or a--e$ting $ommer$e, and un-air or de$epti3e a$ts or pra$ti$es in$ommer$e, are hereby de$lared unla0-ul atau diterjemahkan adalah $ara-$ara persaingan yang tidak terbuka atau berpengaruh terhadap perdagangan dan perbuatan atau praktek-praktek tidak jujur dan penuh tipu muslihat dalam perdagangan adalah perbuatan-perbuatan bertentangan dengan hukum.%raktek monopoli dalam kegiatan bisnis sebenarnya tidak dilarang selama posisi pasar yang bersi-at monopolistik dalam suatu mekanisme pasar yang sehat diperoleh dan dipertahankan melalui kemampuan, prediksi atau kejelian bisnis yang tinggi serta tidak merugikan pihak-pihak lain sebagai sesama pelaku ekonomi.'uatu perusahaan yang mampu melakukan ino3asi dengan adanya penemuan baru, maka perusahaan tersebut mempunyai posisi dominan atau monopoli atas produk barang tersebut. Monopoli atas penemuan baru itu diperoleh suatu korporasi (perusahaan, berdasarkan pada ketentuan hukum yang mengatur tentang hak atas kekayaan intelektual (>#4,. 7danya payung hukum demikian, monopoli mempunyai kekuatan hukum asalkan dalam batas-batas tertentu yang tidak merugikan bagi kepentingan pihak lain dalam kegiatan bisnis.1emikian juga kalau terjadi suatu perusahaan yang tumbuh se$ara $epat dengan mena0arkan kombinasi antara kualitas barang dan jasa dengan harga yang diinginkan oleh konsumen, pangsa pasarnya tumbuh dengan $epat, kemudian dapat dikatakan perusahaan tersebut telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi,baik di pihak produsen maupun pihak konsumen. Tindakan monopoli dalam batas-batas tertentu ini masih dapat ditolerir dalam aturan hukum, terutama karena dianggap tidak merugikan kepentingan konsumen untuk memperoleh barang"jasa. %raktik monopoli yang dilarang oleh undang-undang anti monopoli adalah monopoli yang menyebabkan terjadinya penentuan pasar, pembagian pasar dan konsentrasi pasar.'istem ekonomi pasar adalah $ara terbaik guna menghindarkan praktek monopoli, karena dalam pasar itulah terjadi persaingan sehat di antara para pelaku usaha sehingga keluar sebagai pemenang adalah pihak yang benar-benar terbaik, paling kuat dan paling sehat (sur3i3al o- the -ittest,. %asar bebas dianggap paling mendekati keadaan atau si-at alam yang bebas dan sehat dalam persaingan usaha sehingga gangguan dalam bentuk $ampur tangan dari pemerintah menghambat seleksi alamiah yang sehat.%ada era globalisasi ekonomi, keberadaan perdagangan dan pasar bebas ini tidakdapat dihindarkan dalam persaingan usaha. #esiapan pengusaha menyambut pasar bebas diperlukan agar produk pengusaha nasional tidak kalah bersaing merebut konsumen dari negara industri lain karena mengutamakan keunggulan kualitas produk barang"jasa yang dimiliki untuk bersaing dengan suasana pasar yang betul-betul sehat.%asar bebas adalah suatu mekanisme dalam kegiatan ekonomi yang terin$i dan terkoordinasi di ba0ah sadar manusia dan sektor usaha melalui sistem harga danpasar. Mekanisme ini merupakan alat komunikasi untuk menghimpun pengetahuan dan tindakan jutaan orang yang berlainan kepentingan dan tersebardi mana-mana dalam memilih suatu produk barang dan atau jasa yang diinginkannya. Tidak ada seorang pun dengan sengaja dapat meran$ang pasar, namun pasar tetap dapat ber-ungsi dengan baik sesuai dengan mekanisme yang ada. %asar adalah suatu mekanisme pada saat pembeli dan penjual suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan harga, kualitas dan kuantitas produk, sehingga harga disepakati bersama merupakan poros penyeimbang dalam mekanisme pasar yang terkendali.%asar demikian merupakan pasar yang dapat dioperasionalkan dengan e-isien sepanjang pelaku usaha melakukannya dalam market in ideas.%ada era globalisasi ini, selera konsumen dapat berubah atau diubah dengan $epat. Umumnya daur hidup suatu produk barang makin lama makin pendek, karena adanya penemuan baru. >al ini berarti dalam pasar bebas, persaingan antar perusahaan semakin tajam dan dalam prosesnya menuntut pula sistem pemasaran yang $epat dan murah atau mempengaruhi selera serta keinginan konsumen dengan tepat. Menghadapi persaingan semakin tajam, dorongan untukmemanipulasi in-ormasi bagi konsumen oleh produsen di tanah air akan semakin besar pula dengan mun$ulnya praktek monopoli dan oligopoli. Tuntutan peningkatan etika bisnis yang baik semakin keras. Masyarakat mengharapkan pelaku usaha bersaing sehat dengan melindungi kepentingan konsumen. =obot reputasi usaha semakin besar dalam persaingan bisnis, apabila mampu mempertahankan dan mengembangkan produk barang"jasa berkualitas tinggi.%enerapan UU No. 5 Tahun 1999 menimbulkan persoalan pelaku usaha yakni dihadapkan undang-undang itu pada struktur dunia bisnis dibangun rejim 6rde =aru, yang toleran bahkan pragmatis ditetapkan dalam kebijakan ekonomi pemerintah dalam bentuk monopoli dan oligopoli. 'aat itu dunia bisnis 4ndonesia hanya ber-ungsi sebagai simpul pertemuan pelaku usaha sebagai pemburu rente (rente seeker, dan pejabat korup untuk bertujuan membangun kekuasaan. 'ituasidemikian berimplikasi ekonomi-politik dengan ketergantungan dunia usaha terhadap pemerintah berkuasa. #ebijakan %emerintah melalui !aris-garis =esar >aluan Negara bidang ekonomi 0aktu itu menetapkan bah0a jangka panjang dunia usaha memainkan peran sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 5ajar diberikan -asilitas dan konsesi bagi pengusaha besar atau konglomerat yang berani berin3estasi berupa proteksi dan hak monopoli.%ada perspekti- industrialisasi nasional semua hal itu memperoleh pembenaran. 'etiap negara yang baru mun$ul dalam membangun industri (in-ant industry, memilih untuk memproduksi barang pengganti impor dan membutuhkan proteksi pasar nasional. 4ndustri pemula, tingkat e-isiensi dan produkti3itas masih rendah sehingga harga produksi $enderung mahal dan mutunya di ba0ah standar. %ara pengusaha nasional saat itu belum mampu men$iptakan dan merebut pasar ($ustomi9e market,, baik di dalam maupun luar negeri sehingga produk pengusaha perlu diproteksi dengan memberi kemudahan usaha. %ada jangka panjang, kebijakan ini dimaksudkan untuk mendidik dunia usaha mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan de3isa ekspor dari barang"jasa dihasilkan dengan kekuatan sendiri dalam kegiatan ekonomi.%erkembangan selanjutnya, kebijakan ini menjadi salah arah. %roteksi masih tetap diberikan pada saat dunia usaha harus menghadapi persaingan global yangsemakin ketat. #esadaran baru mun$ul ketika budaya bisnis protekti-, monopolistik dan oligopolistik menyebabkan terjadi krisis ekonomi tahun 199+ dan semua ini berjalan lama dan se$ara struktural menjadi pola dunia usaha dari 6rde =aru. 1ampak dari pola demikian telah melahirkan pola konglomerasi se$ara eksesi- merusak tatanan ekonomi dan menghambat ter$ipta demokrasi ekonomi dalam %asal )) UU1 1925. Tindakan itu dilakukan dengan tidak memberikan peluang sama bagi pengusaha terutama pengusaha ekonomi lemah. #ondisi pasar yang di$iptakan 6rde =aru bukan pada iklim usaha yang sehat, e-ekti- dan e-isien akantetapi justru mendorong terjadi praktik monopoli dan oligopoli.#ondisi pasar monopoli dan tidak sehat ini merugikan dalam persaingan bisnis. 7da tiga ekses akibat pasar monopoli-oligopoli E%ertama, praktek bisnis monopolistik-oligopolistik adalah tidak adil dan tidak seimbang dalam mendistribusikan kekayaan ekonomi melalui beban rakyat dan keuntungan transaksi ekonomi diperoleh pelaku usaha. #edua, praktek bisnis monopolistik dan oligopolistik men$iptakan ine-isiensi ekonomi. #etiga, akibat ekonomi dan bisnis dikelola tidak rasional dan tidak transparan.#eputusan politik dalam kegiatan bisnis diarahkan pada keuntungan segelintir pengusaha yang dekat dengan penguasa. Muara dari ketiga persoalan di atas adalah ter$iptanya pasar domestik yang distorti- atau terganggu. #eadaan distorsi ini terjadi, baik se$ara sektoral, regional maupun internasional yang sangat berpengaruh pada harga dan persaingan usaha yang sehat. 7kibat distorsi ini adalah sukar terdeteksi kemampuan pasar dan pelaku usaha yang sebenarnya bersaing se$ara -air dalamkegiatan bisnis yang keras. 'elain itu, sentimen pasar menjadi kabur dan irasional sehingga tidak terkendali se$ara 0ajar yang merugikan konsumen. %asar menurut doktrinnya untuk mengeja0antahkan ordo atau tatanan ekonomi yang harmonis berubah menjadi $haos and unpredi$ted.%erubahan mendasar, perlu dilakukan guna memperbaiki sistem pasar yang baik. Memperbaiki struktur pasar bukan pekerjaan yang mudah akan tetapi bukan pula sulit jika ada kesamaan persepsi dalam rangka penerapan UU No. 5 Tahun 1999 pada tiga hal. %ertama, UU ini se$ara subtansi- memberi kepastian hukum bah0a iklim kebebasan berusaha memuat semangat ekonomi pasar bebas dan terbuka, hak dan kepentingan semua pihak tidak dilanggar se$ara un-air. #edua, UU ini dapat melindungi dan menjaga persaingan yang sehat di antara berbagai kekuatan ekonomi di pasar. %erlindungan dan jaminan terutama melalui aturan main yang transparan dan positi-. #etiga, UU ini harus se$ara tegas memberikan kesempatan pelaku ekonomi lemah dapat berkembang bebas melakukan trans-ormasi skala usaha ke arah yang lebih luas. #esempatan ini seyogianya dapat diman-aatkan oleh setiap usaha mikro, ke$il dan menengah.'ejauhmana masyarakat bisnis memperoleh persepsi yang sama pada substansi UU No. 5 Tahun 1999. 7rtinya, undang-undang itu harus dapat menghilangkan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat merugikan kegiatan bisnis mengingat adanya sanksi pelanggaran usaha berupa sanksi administrati-, sanksi pidana dan pidana tambahan.'osialisasi UU No. 5 Tahun 1999 se$ara intensi- dilakukan tidak hanya pada lapisan masyarakat produsen (pengusaha, akan tetapi juga pada kalangan masyarakat konsumen menghindarkan terjadi peningkatan pelanggaran usaha. %ihak konsumen harus dilindungi dari produk barang"jasa para produsen yang tidak berkualitas dan merugikan masyarakat. %erlindungan usaha lemah dan konsumen diutamakan untuk men$iptakan harmonisasi usaha yang sehat pada kegiatan bisnis. 4mplementasi undang-undang ini harus dapat pula memperbaiki kondisi pasar yang sehat dan adil bagi kegiatan bisnis di 4ndonesia