Anti Money LaunderingNEWS - ojk.go.id fileKORUPSI PLTU RIAU-1 Jaksa KPK Bilang Novanto Turut...

27
PPATK Anti Money LaunderingNEWS 3 – 5 Oktober 2018 Indeks 1. Kasus Suap di Pasuruan Terkait Proyek Infrastruktur 2. Kepala Kantor Pajak Ambon Diduga Terima Suap Rp 750 Juta 3. PEMBERANTASAN KORUPSI Wali Kota Mojokerto nonaktif Dihukum 3 Tahun 6 Bulan Penjara 4. KORUPSI PLTU RIAU-1 Jaksa KPK Bilang Novanto Turut Berperan 5. PEMBERANTASAN KORUPSI Wali Kota Kendari Diduga Terima Suap untuk Kampanye Ayahnya 6. KORUPSI PLTU RIAU-1 Eni Kembalikan Uang Bertahap 7. Kepala Kantor Pajak Ambon Diduga Terima Suap Rp 750 Juta 8. Kasus Suap PLTU Riau-1, Eni Saragih: Sebagian Dananya Saya Gunakan untuk Munaslub Golkar 9. DUGAAN KORUPSI KPK Tangkap Pejabat Kantor Pajak 10. Jaksa KPK Buka Aliran Duit KTP Elektronik 11. Eddy Sindoro Dijadikan Buron Internasional 12. Bandar Kampung Narkoba di Medan Ditangkap 13. KORUPSI KTP ELEKTRONIK Kader Golkar Bantah Mengetahui Adanya Aliran Uang AML News I Sumber : Koran.tempo.co Jumat, 5 Oktober 2018 Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita : Dugaan TP : suap RingkasanBerita : Kasus Suap di Pasuruan Terkait Proyek Infrastruktur JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan

Transcript of Anti Money LaunderingNEWS - ojk.go.id fileKORUPSI PLTU RIAU-1 Jaksa KPK Bilang Novanto Turut...

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Indeks

1. Kasus Suap di Pasuruan Terkait Proyek Infrastruktur

2. Kepala Kantor Pajak Ambon Diduga Terima Suap Rp 750 Juta

3. PEMBERANTASAN KORUPSI

Wali Kota Mojokerto nonaktif Dihukum 3 Tahun 6 Bulan Penjara

4. KORUPSI PLTU RIAU-1

Jaksa KPK Bilang Novanto Turut Berperan

5. PEMBERANTASAN KORUPSI

Wali Kota Kendari Diduga Terima Suap untuk Kampanye Ayahnya

6. KORUPSI PLTU RIAU-1

Eni Kembalikan Uang Bertahap

7. Kepala Kantor Pajak Ambon Diduga Terima Suap Rp 750 Juta

8. Kasus Suap PLTU Riau-1, Eni Saragih: Sebagian Dananya Saya Gunakan untuk

Munaslub Golkar

9. DUGAAN KORUPSI

KPK Tangkap Pejabat Kantor Pajak

10. Jaksa KPK Buka Aliran Duit KTP Elektronik

11. Eddy Sindoro Dijadikan Buron Internasional

12. Bandar Kampung Narkoba di Medan Ditangkap

13. KORUPSI KTP ELEKTRONIK Kader Golkar Bantah Mengetahui Adanya Aliran Uang

AML News I

Sumber : Koran.tempo.co

Jumat, 5 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

:

Dugaan TP : suap

RingkasanBerita

: Kasus Suap di Pasuruan Terkait Proyek Infrastruktur

JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Korupsi melakukan operasi tangkap tangan atas kasus dugaan suap proyek yang melibatkan pejabat di Pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Menurut juru bicara KPK, Febri Diansyah, operasi tangkap tangan ini berasal dari laporan masyarakat yang diterima lembaga antirasuah tersebut. Tim penindakan kemudian mengecek ke Pasuruan untuk memastikan adanya janji dan komitmen pemberian suap antara penyelenggara negara dan swasta.

Meski tak mendetail, dia mengatakan orang yang ditangkap adalah pejabat pemerintahan setempattermasuk kepala daerahdan pihak swasta yang memenangi proyek pada anggaran 2018.

Selain menangkap, para penyelidik KPK menggeledah dan menyegel sejumlah ruangan di wilayah kantor Pemerintah Kota Pasuruan. Antara lain ruang kerja Wali Kota Pasuruan Setiono dan ruangan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, membenarkan adanya operasi tangkap tangan oleh KPK di Pasuruan.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku kecewa atas dugaan keterlibatan kepala daerah Pasuruan dalam perkara korupsi. Menurut dia, sistem pemerintahan dalam pengelolaan anggaran di Jawa Timur sudah mengalami perbaikan sehingga lebih transparan. Namun korupsi masih saja terjadi. FRISKI RIANA

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

AML News II

Sumber

: Koran.tempo.co

Jumat, 5 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: 1. Kepala KPP Pratama Ambon La Masikamba

2. Supervisor Pemeriksa Pajak Sulimin Ratmin

3. Anthony Liando, pemilik CV AT, sebagai pemberi suap

Dugaan TP : suap

RingkasanBerita

: Kepala Kantor Pajak Ambon Diduga Terima Suap Rp 750 Juta

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan tiga orang yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan pada Rabu lalu sebagai tersangka kasus suap pengurangan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ambon. Mereka adalah Kepala KPP Pratama Ambon La Masikamba dan Supervisor Pemeriksa Pajak Sulimin Ratmin sebagai tersangka penerima suap; serta Anthony Liando, pemilik CV AT, sebagai pemberi suap.

Kasus ini bermula saat Sulimin menemukan peningkatan harta Anthony yang berimbas pada pertambahan kewajiban pajak perorangan menjadi Rp 2,4 miliar pada 2016. Menurut Laode, Anthony kemudian menjalin komunikasi dan negosiasi dengan Sulimin untuk mengurangi pajak menjadi Rp 1,037 miliar. Sebagai imbalan, Anthony berkomitmen memberikan uang Rp 320

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

juta secara bertahap.

Dari kesepakatan tersebut, Anthony kemudian memberikan uang Rp 120 juta kepada Sulimin dan Rp 200 juta kepada La Masikamba, 3 Oktober 2018. Akan tetapi, berdasarkan pengumpulan bukti, penyidik menemukan informasi La Masikamba pernah menerima uang dari Anthony sebesar Rp 550 juta, 10 Agustus lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, operasi tangkap tangan KPK terhadap pegawai pajak menjadi bahan evaluasi untuk berbenah. Dia mengklaim telah meminta Inspektorat Jenderal Kemenkeu dan Direktorat Jenderal Pajak untuk mengecek ulang sistem kerja penghitungan dan penagihan pajak.

Menurut Sri, lembaganya sudah pernah memberikan peringatan dini kepada La Masikamba. Hal ini dilakukan saat Kementerian Keuangan meminta KPP Pratama Ambon memeriksa 13 wajib pajak yang mencurigakan, termasuk Anthony. Dia mengklaim banyak pegawai pajak yang belum patuh dan taat sehingga terjerat kasus hukum.

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Hadiyanto, mengatakan lembaganya telah mengeluarkan keputusan untuk memberhentikan sementara Masikamba dan Sulimin. Lembaganya akan mengeluarkan keputusan pemecatan secara tidak hormat setelah pengadilan menjatuhkan vonis bersalah kepada keduanya.

Kepala Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyelidikan KPP Pratama Ambon, Rahmat Auladi, mengatakan KPK menangkap Masikamba bersama lima pegawai pajak dalam operasi

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

tangkap tangan. Seluruhnya dibawa ke Markas Kepolisian Daerah Ambon untuk menjalani pemeriksaan. Penyidik lembaga antirasuah itu juga menggeledah kantor KPP Pratama Ambon. RERE KHAIRIYAH | AHMAD FAIZ | FRISKI RIANA | FRANSISCO ROSARIANS

Suap di Balik Korting Pajak

Pegawai pajak kembali terjerat kasus korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap dua pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ambon dan seorang wajib pajak. Ketiganya diduga bersepakat untuk mengurangi besar kewajiban pajak perorangan tahun 2016.

Tersangka: 1. Kepala KPP Pratama Ambon, La Masikamba 2. Supervisor Pemeriksa Pajak KPP Pratama Ambon, Sulimin 3. Pemilik CV AT, Anthony Liando

Besaran Suap:

1. La Masikamba - Rp 550 juta dalam rekening atas nama Muhammad Said, 10 Agustus 2018. - Janji uang Rp 200 juta jika Anthony sudah menerima Surat Ketetapan Pajak, akhir Oktober 2018.

2. Sulimin - Rp 20 juta ke rekening anak Sulimin, akhir September 2018. - Rp 100 juta secara tunai diantar Anthony ke rumah Sulimin.

Pengurangan pajak: Rp 2,4 miliar menjadi Rp 1,037 miliar.

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Kronologi: - Masikamba sebagai Kepala KPP Pratama Ambon menerima daftar 13 wajib pajak mencurigakan. Dia kemudian meminta Sulimin memeriksa seluruh wajib pajak tersebut, termasuk Anthony. - Sulimin menemukan peningkatan kekayaan Anthony sehingga besaran kewajiban pajak perorangannya berganti dari Rp 1,7 miliar menjadi Rp 2,4 miliar. - Anthony kemudian menjalin komunikasi dan negosiasi dengan Sulimin sehingga kewajiban pajaknya hanya Rp 1,037 miliar. Sebagai imbalan, Anthony bersedia memberikan uang Rp 320 juta kepada Sulimin dan Masikamba. - Anthony mengirim suap pertama sebesar Rp 20 juta dan kedua sebesar 100 juta kepada Sulimin, 2 Oktober 2018. - Penyidik KPK menangkap Masikamba saat datang ke toko CV AT untuk bertemu dengan Anthony, 3 Oktober 2018.FRANSISCO ROSARIANS

AML News III

Sumber : Kompas.id

Jumat, 5 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: Wali Kota Mojokerto nonaktif Mas’ud Yunus

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: PEMBERANTASAN KORUPSI Wali Kota Mojokerto nonaktif Dihukum 3 Tahun 6 Bulan Penjara

SURABAYA, KOMPAS – Pengadilan Tindak

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Pidana Korupsi Surabaya, Kamis (4/10/2018), menjatuhkan pidana penjara 3 tahun 6 bulan kepada Wali Kota Mojokerto nonaktif Mas’ud Yunus. Ia terbukti menyuap tiga pimpinan DPRD Kota Mojokerto terkait pembahasan perubahan alokasi anggaran untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mojokerto tahun anggaran 2017.

Selain hukuman badan, Mas’ud Yunus juga dihukum pidana tambahan berupa denda Rp 250 juta subsider 2 bulan kurungan dan pencabutan hak politik selama 3 tahun terhitung sejak yang bersangkutan selesai menjalani masa pidana.

Vonis tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tuntutan jaksa Iskandar Marwanto dan Tri Anggoro Mukti yang meminta majelis hakim yang diketuai oleh Dede Suryaman menghukum Mas’ud dengan pidana 4 tahun penjara, denda Rp 250 juta subsider 3 bulan kurungan dan pencabutan hak politik selama 4 tahun.

Dalam amar putusan, Mas’ud dinyatakan terbukti menyuap tiga pimpinan DPRD Kota Mojokerto untuk pembahasan perubahan alokasi untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mojokerto tahun anggaran 2017. Tindakan itu membuktikan Mas’ud sebagai Wali Kota Mojokerto tidak mendukung program pemberantasan dan pencegahan tindak pidana korupsi.

Majelis hakim menilai suap terhadap pimpinan DPRD itu merupakan tindakan yang melawan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ia pun dinyatakan secara sah dan meyakinkan terbukti korupsi bersama-sama dengan pimpinan DPRD Kota Mojokerto.

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Dalam memutus, majelis hakim mempertimbangkan hal-hal meringankan yaitu Mas’ud selama menjalani persidangan bersikap kooperatif, sopan, terbuka atau berterus terang, dan memiliki tanggungan keluarga.

AML News IV

Sumber : Kompas.id

Jumat, 5 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: 1. Setya Novanto 2. Eni Saragih

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: KORUPSI PLTU RIAU-1 Jaksa KPK Bilang Novanto Turut Berperan

JAKARTA, KOMPAS – Keterlibatan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Riau-1 bersama pengusaha Johannes Budisutrisno Kotjo disebut atas campur tangan mantan Ketua DPR RI Setya Novanto. Fee sekitar 6 juta dollar Amerika Serikat dijanjikan Kotjo akan diberikan apabila proyek berjalan.

Hal ini terungkap dalam sidang dakwaan milik Kotjo yang dibacakan jaksa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/10). Berawal pada 2015, Kotjo sebagai salah satu pemegang saham Blackgold Natural Resources mengincar proyek PLTU Riau-1 dan mencari investor yang bersedia dengan kesepakatan jika proyek berjalan dirinya memperoleh fee sebesar 2,5 persen dari nilai proyek sebesar 900 juta dollar

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

AS.

Dalam pertemuan yang terjadi di ruang kerja Novanto di DPR pada 2016 tersebut, Novanto menyampaikan kepada Eni agar membantu Kotjo dalam proyek PLTU tersebut. Lewat Eni, Kotjo dapat bertemu dengan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir. Dari pertemuan tersebut, terbuka peluang Kotjo ikut dalam pembangunan PLTU Riau-1 karena belum ada kandidat perusahaan.

Selanjutnya, penunjukan langsung dilakukan dengan komposisi saham terbesar tetap dipegang anak perusahaan PT PLN sesuai aturan yang ada. Blackgold dan PT Samantaka Batubar memperoleh 12 persen, Chec Ltd memperoleh 37 persen, sedangkan sebesar 51 persen dipegang PT Pembangkitan Jawa Bali Indonesia.

Di tengah perjalanan, Novanto ditangkap karena perkara KTP Elektronik. Perkembangan proyek tersebut pun dilaporkan ke Idrus Marham selaku Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar. Saat itu, Blackgold dan perusahaan lainnya telah menandatangani Letter of Intent untuk berlanjut kepada Power Purchase Agreement meski sempat ada keberatan.

Eni atas sepengetahuan Idrus sempat meminta 400 ribu dollar Singapura kepada terdakwa atas perkembangan proyek. Namun belakangan Kotjo menjelaskan, fee dipenuhi apabila proyek terlaksana. Selanjutnya, Eni tetap meminta uang yang disebut untuk penyelenggaraan Munaslub Golkar. Idrus pun turut memohon kepada Kotjo.

Eni juga meminta Rp 10 miliar untuk membantu pemenangan suaminya yang maju sebagai Bupati Temanggung. Nantinya, jumlah tersebut dapat diperhitungkan dengan imbalan yang sudah

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

dijanjikan Kotjo jika proyek berhasil. Setelah beberapa kali permintaan bahkan Idrus pun turun tangan, Kotjo baru memberikan Rp 250 juta.

Pada awal Juli 2018, keberatan Kotjo dan Chec Ltd terhadap PPA yang diajukan menemukan kesepakatan. Pembagian fee pun diawali dengan mengantar Rp 500 juta sesuai permintaan Eni. Namun tim KPK lebih dulu melakukan kegiatan penindakan lewat operasi tangkap tangan. Sehingga total uang yang diterima Eni dari Kotjo sebesar Rp 4,750 miliar.

Dalam persidangan yang dipimpin hakim Lukas Prakoso, Kotjo tidak mengajukan eksepsi.

AML News V

Sumber : Kompas.id

Kamis, 4 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: 1. Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra 2. calon Gubernur Sulawesi Tenggara Asrun

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: PEMBERANTASAN KORUPSI Wali Kota Kendari Diduga Terima Suap untuk Kampanye Ayahnya

JAKARTA, KOMPAS – Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya yang menjadi calon Gubernur Sulawesi Tenggara Asrun disebut bekerjasama menerima suap hingga Rp 6,8 miliar dari pengusaha Hasmun Hamzah untuk membiayai kampanyenya. Atas perbuatannya, pencabutan hak politik selama 3 tahun diajukan

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

jaksa untuk melindungi masyarakat dari pihak-pihak yang memilih jalan korupsi untuk berkuasa.

Selain pencabutan hak politik, Adriatma dan Asrun juga dituntut pidana penjara selama 8 tahun dengan denda Rp 500 juta subsidair 6 bulan penjara oleh jaksa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (3/10). Sementara itu, mantan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sekaligus staf pribadi Asrun yakni Fatmawaty Faqih juga dituntut pidana penjara selama 7 tahun dengan denda Rp 500 juta subsidair 6 bulan penjara.

Mereka dinilai terbukti melanggar Pasal 12 huruf b Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP. Sedangkan, Hasmun sudah lebih dulu dijatuhi hukuman pidana penjara 2 tahun pada Juli 2018. Hasmun juga ditetapkan sebagai pelaku yang bekerjasama.

Dalam analisisnya, jaksa Ali Fikri menguraikan pemberian dari Hasmun tersebut atas permintaan Asrun yang hanya memiliki uang sebesar Rp 600 juta untuk proses pencalonan diri sebagai Gubernur Sulawesi Tenggara pada Pilkada 2018. Fatmawaty diperintahkan mencari dana dari para kontraktor, salah satunya Hasmun.

Hasmun menyanggupi dengan barter proyek infrastruktur di Kendari. Antara lain, pembangunan Jalan Bungkutoko-Kendari New Port tahun 2018-2020 yang melibatkan juga anak Fatmawati, yaitu Syamsul Bahri Arifin sebagai Ketua Pokja I Konstruksi. Selain itu, ada pula proyek pembangunan gedung kantor DPRD Kota Kendari 2014-2017 dan pembangunan tambat

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

labuh Zona III Taman Wisata Teluk-Ujung Kendari Beach 2014-2017. Kedua proyek itu diberikan saat Asrun masih menjabat sebagai Wali Kota Kendari.

Selanjutnya, uang yang diterima tersebut dibelanjakan perlengkapan kampanye. Sebesar Rp 1,46 miliar digunakan untuk membeli kaos kampanye.

Tidak hanya itu, Hasmun dan Fatmawaty atas perintah Asrun sekitar akhir tahun 2017 berkunjung ke Kantor DPP PDI Perjuangan di Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, keduanya menyerahkan uang dollar Amerika Serikat senilai Rp 5 miliar kepada seseorang di kantor tersebut. Asrun diketahui diusung oleh beberapa partai politik saat Pilkada tersebut yaitu PAN, PKS, Hanura, Gerindra, dan PDI Perjuangan.

Berdasarkan keterangan terdakwa, Asrun menerangkan benar pada sekitar Desember tahun 2017 dirinya dan pasangannya Hugua bersama-sama menghadap Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan kemudian menerima rekomendasi sebagai pasangan yang sah calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan.

Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Hariono, Adriatma dan Asrun menyatakan akan mengajukan nota pembelaan secara pribadi. Begitu pula dengan penasehat hukumnya yang juga akan menyampaikan pleidoi secara terpisah pada sidang pekan depan.

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

AML News VI

Sumber : Kompas.id

Kamis, 4 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: KORUPSI PLTU RIAU-1 Eni Kembalikan Uang Bertahap

JAKARTA, KOMPAS – Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih mengembalikan uang Rp 500 juta kepada negara melalui Komisi Pemberantasan Korupsi. Eni bertekad mengembalikan uang suap yang diterimanya dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Riau-1 secara bertahap selama proses penyidikan masih berjalan.

Sejak 28 Agustus 2018 hingga Jumat (28/9/2018), KPK telah menerima pengembalian uang dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan PLTU Riau-1 sebesar Rp 1,7 miliar.

Awalnya, Eni mengembalikan Rp 500 juta pada 28 Agustus 2018. Selanjutnya, pengurus Partai Golkar turut mengembalikan uang Rp 700 juta pada 7 September 2018.

EMS (Eni Maulani Saragih) diperiksa sebagai saksi untuk tersangka IM, yang bersangkutan menyampaikan telah mengembalikan Rp 500 juta ke KPK, Jumat pekan lalu. EMS juga menyerahkan bukti setoran perbankan ke rekening penampungan KPK senilai Rp 500 juta tersebut, yang kemudian kami masukkan ke dalam berkas perkara. Disampaikan juga ada rencana untuk mengembalikan uang secara bertahap.

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Mengacu temuan KPK, Eni menjadi tersangka karena menerima suap hingga Rp 4,8 miliar sebagai komisi 2,5 persen dari proyek PLTU Riau-1 senilai 900 juta dollar AS (Rp 12,8 triliun). Eni ditangkap KPK, Juli 2018.

Suap diberikan oleh pengusaha Johannes Budisutrisno Kotjo secara bertahap melalui staf ahli dan keluarga Eni agar perusahaan yang ditanganinya dapat menjalankan proyek pembangunan PLTU Riau-1 berkapasitas 2 x 300 megawatt (MW). Pengembalian secara bertahap ini, lanjut Febri, juga menjadi pengingat bagi pihak lain yang pernah menerima aliran dana dari tersangka atau pihak lain yang terkait perkara ini agar juga bersikap kooperatif dan mengembalikan uang tersebut kepada KPK.

Mulai disidang

Secara terpisah, Sunarso dari Humas Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta mengonfirmasi, sidang perdana perkara dugaan korupsi proyek PLTU Riau-1 dengan terdakwa Johannes akan digelar hari ini. Kotjo menjadi orang pertama yang diajukan KPK ke pengadilan untuk membuktikan dugaan suap dalam proyek yang termasuk dalam program 35.000 MW tersebut.

AML News VII

Sumber : Kompas.com

Kamis, 4 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: 1. Johannes Budisutrisno Kotjo selaku pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd

2. Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: Johannes Kotjo Didakwa Menyuap Eni Maulani Rp 4,7 Miliar Terkait Proyek PLTU JAKARTA, KOMPAS.com - Johannes Budisutrisno Kotjo selaku pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd didakwa menyuap Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih. Menurut jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kotjo memberikan uang Rp 4,7 miliar kepada Eni. Uang tersebut diduga diberikan agar Eni membantu Kotjo mendapatkan proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang ( PLTU) Riau 1. Proyek tersebut rencananya akan dikerjakan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PT PJBI), Blackgold Natural Resources dan China Huadian Engineering Company Ltd yang dibawa oleh Kotjo. Awalnya, Kotjo melalui Rudy Herlambang selaku Direktur PT Samantaka Batubara mengajukan permohonan dalam bentuk IPP kepada PT PLN Persero terkait rencana pembangunan PLTU. Menurut jaksa, karena tidak ada kelanjutan dari PLN, Kotjo menemui Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Kotjo meminta bantuan Novanto agar dapat dipertemukan dengan pihak PLN. Kemudian, Novanto mempertemukan Kotjo dengan Eni yang merupakan anggota Fraksi Golkar yang duduk di Komisi VII DPR, yang membidangi energi. Selanjutnya, menurut jaksa, Eni beberapa kali mengadakan pertemuan antara Kotjo dan pihak-pihak terkait, termasuk Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Hal itu dilakukan Eni untuk membantu Kotjo mendapatkan proyek PLTU.

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Kotjo didakwa melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat 1 KUHP. Penulis Abba Gabrillin

AML News VIII

Sumber : Tempo.co

Kamis, 4 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPPP) Ambon La Masikamba

Dugaan TP : suap

RingkasanBerita

: Kena OTT, Kepala Kantor Pajak Ambon Digiring ke KPK TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPPP) Ambon La Masikamba tiba di Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, pada Kamis, 4 Oktober 2018. Ia digiring ke gedung KPK setelah diciduk dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Rabu, 3 Oktober 2018.

La Masikamba tiba sekitar pukul 11.16 WIB. Ia mengenakan jaket kulit hitam sambil membawa koper dan air mineral di tangannya. Saat ditanya isi kopernya, La Masikamba hanya tersenyum kemudian masuk ke dalam Gedung Merah Putih KPK.

KPK sebelumnya menggelar OTT di Ambon, pada Rabu, 3 Oktober 2018. Enam orang ditangkap dalam operasi tersebut. Mereka

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

adalah pejabat kantor pajak Ambon-Papua, pemeriksa pajak dan wajib pajak.

Febri mengatakan, dalam operasi itu, tim KPK juga menyita uang senilai Rp 100 juta. Pemberian uang itu diduga terkait upaya pengurangan pajak yang harus dibayar.

Febri mengatakan OTT di Ambon-Papua ini bermula dari informasi masyarakat. KPK, kata dia, akan menyampaikan informasi lebih lanjut dalam konferensi pers yang akan digelar Kamis, 4 Oktober 2018.

AML News IX

Sumber : Kompas.id

Rabu, 3 Okober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: -

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: DUGAAN KORUPSI KPK Tangkap Pejabat Kantor Pajak

JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi kembali menangkap pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Penangkapan dilakukan KPK di dua tempat, Ambon dan Papua, Rabu (3/10/2018).

Penangkapan terhadap pejabat kantor pajak ini dibenarkan oleh Ketua KPK Agus Rahardjo. Menurut Agus, memang ada tim KPK yang

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Ambon dan Papua.

Dari informasi yang diperoleh, penangkapan ini terkait dengan dugaan suap yang diberikan wajib pajak kepada pejabat yang bersangkutan. Pejabat pajak itu diduga menerima suap untuk mengurangi jumlah tagihan pajak.

Namun, Agus mengatakan, semua paparan soal penangkapan terhadap pegawai pajak ini baru akan disampaikan KPK pada Kamis besok.

Secara terpisah, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu Hestu Yoga Saksama membenarkan adanya pejabat di lingkunganya yang terjaring OTT KPK.

Hestu mengatakan, Ditjen Pajak masih menunggu keterangan resmi dari KPK terkait dengan penangkapan terhadap pegawai di lingkungan mereka.

Penangkapan terhadap pegawai pajak oleh KPK dan korupsi yang dilakukan pejabat di Ditjen Pajak bukan hanya kali ini saja. Bulan November 2016, KPK menangkap Kepala Subdirektorat Bukti Permulaan Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak Handang Soekarno karena menerima suap dari Direktur PT Eka Prima Ekspor Indonesia Rajesh Rajamohan Nair sebesar Rp 1,9 miliar. Suap diberikan untuk mengurus surat tagihan pajak sebesar Rp 78 miliar PT Eka Prima Ekspor Indonesia. Handang telah divonis 10 tahun penjara karena kasus ini.

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

AML News X

Sumber : Koran.tempo.co

Rabu, 3 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: 1. anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat dari Golkar, Fayakhun,

2. bupati nonaktif Kutai Kartanegara yang juga politikus Golkar, Rita Widyasari

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: Jaksa KPK Buka Aliran Duit KTP Elektronik

JAKARTA - Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi kembali mengungkap informasi perihal dugaan aliran dana suap proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik ke sejumlah pejabat. Salah satunya adalah aliran dana dari proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut kepada politikus Partai Golkar.

Kemarin, sidang KTP elektronik memeriksa mantan anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat dari Golkar, Fayakhun, dan bupati nonaktif Kutai Kartanegara yang juga politikus Golkar, Rita Widyasari.

KPK tengah menuntaskan persidangan dua terdakwa kasus korupsi KTP elektronik, yaitu Direktur PT Murakabi Sejahtera Irvanto Hendra Pambudi Cahyo dan mantan bos Gunung Agung, Made Oka Masagung. Keduanya adalah rekan dan kerabat mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang berperan mengatur aliran uang proyek KTP elektronik.

OEM Investment adalah perusahaan milik Made Oka yang diduga sebagai penampung jatah suap untuk Setya. Penyidik KPK juga mengantongi bukti pembahasan proses perputaran duit

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

proyek tersebut yang melibatkan Setya, Made, dan terpidana kasus KTP elektronik, Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Sedangkan PT Beringin Jaya adalah perusahaan tambang yang salah satu kursi komisarisnya diisi Rita Widyasari. Akan tetapi Rita menampik keberadaan dirinya di PT Beringin Jaya. Dia juga mengklaim tak pernah mengetahui aliran dana yang keluar ataupun masuk dari perusahaan tersebut.

Fayakhun sendiri menjadi saksi bagi Irvanto tentang aliran dana proyek KTP elektronik ke Parlemen Senayan. Dalam kasus ini, Irvanto memang dituduh menjadi perantara sejumlah pemberian uang dari Andi Narogong dan Direktur PT Quadra Solution ke anggota DPR, khususnya Komisi Pemerintahan.

Dalam sidang kemarin, Irvanto mengatakan dirinya sempat diminta Fayakhun mengembalikan uang Sin$ 500 ribu atau Rp 5 miliar ke penyidik KPK. Uang tersebut, menurut dia, adalah jatah Fayakhun yang saat ini berada di tangan politikus Golkar yang juga Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Menurut Irvanto, komunikasi ini terjadi saat keduanya berada di Rumah Tahanan KPK, Kuningan. Fayakhun membantah pernyataan Irvanto. Ia justru menyatakan telah menyerahkan uang Sin$ 500 ribu kepada Setya melalui Irvanto. AJI NUGROHO | FRANSISCO ROSARIANS

AML News XI

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Sumber : Koran.tempo.co

Rabu, 3 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: Eddy Sindoro

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: Eddy Sindoro Dijadikan Buron Internasional

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menyelesaikan sejumlah prosedur untuk memasukkan nama mantan Presiden Komisaris Lippo Group, Eddy Sindoro, ke daftar Red Notice atau buron internasional. Penetapan status ini akan membantu penyidik menangkap tersangka kasus suap Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang kini berada di luar negeri itu.

Upaya pencarian Eddy kembali mencuat setelah KPK menetapkan status tersangka terhadap pengacara Lucas dengan tuduhan menghalangi proses penyidikan. KPK menuduh Lucas membantu Eddy kembali keluar dari wilayah Indonesia setelah dideportasi pemerintah Malaysia pada 29 Agustus lalu.

Saut enggan menyebutkan lokasi kepergian Eddy seusai proses deportasi. Dia hanya mengatakan pria yang menjadi tersangka sejak 23 Desember 2016 tersebut masih berada di kawasan Asia Tenggara. Meski demikian, mantan pejabat Badan Intelijen Negara itu mengatakan KPK belum menjalin kerja sama resmi dengan otoritas imigrasi Malaysia dan Singapura.

Eddy menjadi satu-satunya tersangka yang belum diseret ke meja pengadilan. Sebelumnya, KPK telah menyelesaikan proses hukum dua tersangka yang dibekuk dalam operasi tangkap tangan di Hotel Acacia, 20 April 2016. Keduanya adalah Panitera atau Sekretaris PN Jakarta Pusat

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Edy Nasution dan anak buah Eddy, Doddy Ariyanto Sumpeno.

Dalam putusannya, majelis hakim menilai keduanya terbukti memberikan dan menerima suap dalam kaitan penanganan sejumlah perkara yang dialami anak usaha Lippo Group di PN Jakarta Pusat dan Mahkamah Agung. Eddy diduga sebagai inisiator pemberian suap kepada Edy melalui Doddy. Suap Eddy tersebut juga dikabarkan mengalir ke mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi Abdurahman.

Meski perkara sudah gamblang, KPK gagal menangkap Eddy karena sudah kabur ke luar negeri beberapa hari setelah operasi tangkap tangan terhadap Edy dan Doddy. Juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan lembaga antirasuah tersebut terus meminta Eddy segera menyerahkan diri. Dia mengklaim sikap kooperatif tersangka akan menjadi pertimbangan KPK dalam menyusun penuntutan.

Febri menyebutkan pula, penyidik KPK memiliki bukti tentang peran Lucas yang menghalangi proses hukum terhadap Eddy. Menurut dia, Eddy seharusnya sudah kembali ke Indonesia dan menjalani pemeriksaan.

Lucas membantah sangkaan tersebut. Dia mengklaim tak pernah berkomunikasi dengan Eddy Sindoro. Dia juga menilai tak ada bukti dirinya mengetahui keberadaan Eddy di Malaysia dan membantunya kembali pergi dari Indonesia. Lucas menyatakan akan menempuh seluruh proses hukum untuk melawan penetapan status tersangka dan penahanan terhadap dirinya. AJI NUGROHO | FRANSISCO ROSARIANS

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Belum Tersentuh

Kasus suap panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tak hanya menyisakan misteri tentang keberadaan mantan Presiden Komisaris Lippo Group, Eddy Sindoro. Penyidik KPK juga belum mampu memeriksa lima saksi yang menghilang. Seluruhnya bermuara pada peran mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi Abdurrachman, yang terus membantah keterlibatannya.

Eddy Sindoro - Mantan Presiden Komisaris Lippo Group yang membawahkan sejumlah anak usaha, yakni PT Jakarta Baru Cosmopolitan dan Paramount Enterprise International. - Diduga mengatur pengamanan sejumlah perkara yang melibatkan anak-anak usaha Lippo Group di pengadilan, khususnya PN Jakarta Pusat dan Mahkamah Agung. - Diduga berinisiatif memberikan suap kepada Panitera PN Jakarta Pusat, Edy Nasution; dan Sekretaris MA, Nurhadi. - Diduga memerintahkan anak buahnya, Doddy Aryanto Sumpeno, untuk memberi suap.

Royani - Sopir pribadi Nurhadi. - Diduga berhubungan dengan pihak yang beperkara di pengadilan. - Diduga bertugas mengambil uang suap yang ditujukan kepada Nurhadi. - Diduga mengambil uang senilai Rp 4 miliar dari Doddy Aryanto Sumpeno, pegawai PT Artha Pratama Anugerah, anak usaha Lippo Group, untuk Nurhadi. - Menghilang setelah penyidik KPK menggeledah rumah Nurhadi di Jalan Hang Lekir V, Jakarta

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Selatan.

Brigadir Ari Kuswanto, Brigadir Dwianto Budiawan, Brigadir Fauzi Hadi Nugroho, dan Inspektur Dua Andi Yulianto - Empat pengawal Nurhadi dari kepolisian. - Diduga berperan menjadi penghubung Nurhadi ke beberapa pihak. Hal ini dilakukan karena Nurhadi tak memakai telepon seluler. - Diduga mengetahui pengiriman uang dari Doddy Aryanto ke rumah Nurhadi. - Dipindahtugaskan ke Poso, Sulawesi Tengah, dan bergabung dalam Operasi Tinombala.

AML News XII

Sumber : Kompas.id

Rabu, 3 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: Zakir Husen (47)

Dugaan TP : narkoba

RingkasanBerita

: Bandar Kampung Narkoba di Medan Ditangkap MEDAN Zakir Husen (47), buronan peredaran narkotika sembilan bulan terakhir, ditangkap aparat Kepolisian Resor Kota Besar Medan, Sumatera Utara, di Jakarta. Zakir pengendali peredaran narkoba di kampung-kampung narkoba di Medan. Agustus lalu, istri Zakir, Melva, lebih dulu ditangkap. Kapolrestabes Medan Komisaris Besar Dadang Hartanto, Selasa (2/10/2018), mengatakan, sejumlah jaringan pengedar narkoba dikendalikan Zakir. Beberapa

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

anggotanya ditangkap. Kasat Reserse Narkoba Polrestabes Medan Ajun Komisaris Besar Raphael SC Priambodo mengatakan, peran Zakir diketahui dari penangkapan dua pengedar narkoba, yaitu Fikri dan Agus, Januari 2018. Polisi menyita setengah kilogram sabu dari keduanya. Sebelumnya, Zakir sudah empat kali menjalani hukuman penjara karena kasus peredaran narkoba. (NSA)

AML News XIII

Sumber : Kompas.id

Selasa, 2 Oktober 2018

Nama/Jabatan/Alamat dlmBerita

: Setya Novanto

Dugaan TP : korupsi

RingkasanBerita

: KORUPSI KTP ELEKTRONIK Kader Golkar Bantah Mengetahui Adanya Aliran Uang

JAKARTA, KOMPAS – Pejabat dan kader Partai Golkar diduga mengetahui dan menerima aliran dana yang berasal dari proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik. Kendati demikian, tak satu pun para kader yang mengonfirmasi aliran dana terkait KTP Elektronik. Hanya uang untuk Setya Novanto yang berasal dari kader yang tak berhubungan dengan KTP Elektronik yang diungkap.

Tiga orang politisi Golkar yaitu Aziz Syamsuddin, Fayakhun Andriadi, dan Rita Widyasari dihadirkan jaksa penuntut umum dalam sidang dugaan korupsi terkait pengadaan KTP-el di Kementerian Dalam Negeri Tahun 2011-2012. Mereka menjadi

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

saksi untk terdakwa mantan Direktur Utama PT Murakabi Sejahtera, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, dan pengusaha Made Oka Masagung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (2/10).

Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Yanto, Aziz dan Rita mengaku tidak mengetahui adanya proyek pengadaan KTP-el. Atas dasar keterangan tersebut, keduanya juga membantah mengetahui adanya aliran uang bahkan hingga menerima. “Tapi pernah ada transaksi dengan Made Oka?” tanya jaksa Abdul Basir yang dibantah Rita.

“Ada Rekening Beringin Jaya Abadi?” kejar Basir.

“Saya enggak tahu pembukaan perusahaan itu, Pak. Saya enggak tahu saya ada di Beringin Jaya Abadi. Bapak saya waktu itu (yang menggerakkan),” jawab Rita.

Sementara itu, Fayakhun justru membeberkan uang kepada Novanto yang ternyata tak berkaitan dengan KTP Elektronik. “Itu uang apa ke Pak SN?” tanya jaksa Basir.

“Jadi, saya selesai Musda (Musyawarah Daerah) Golkar DKI. Selama penyelenggaraan itu saya siapkan keperluan untuk Musda. Ketika selesai, saya ada uang sisa sehingga saya pikir untuk bantu-bantu,” jawab Fayakhun.

Selanjutnya, uang tersebut diserahkan melalui Irvanto diantar lewat staf Fayakhun bernama Agus Gunawan. Hal ini pernah diungkap dalam sidang perkara korupsi di Badan Keamanan Laut RI dengan terdakwa Fayakhun. Uang tersebut juga diduga diperoleh Fayakhun usai menerima aliran dana dari pengusaha Fahmi

PPATK Anti Money LaunderingNEWS

3 – 5 Oktober 2018

Darmawansyah karena meloloskan proyek di Bakamla RI.

Hakim Yanto pun meyakinkan kembali mengenai uang dari Fayakhun tersebut apakah berhubungan dengan KTP Elektronik yang langsung dijawab tidak oleh Fayakhun. Sedangkan, Made Oka tidak menyampaikan tanggapan atas pernyataan para saksi. Berbeda dengan Irvanto yang keberatan dengan keterangan Fayakhun.

Humas Direktorat Kerjasama dan Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC) (P) +62-21-3850455/3853922 (F) +62-21-3856809/3856826 (E) [email protected] DISCLAIMER: Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya dan digunakan khusus untuk PPATK dan pihak-pihak yang memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media massa.