Anthropometri Aja
Transcript of Anthropometri Aja
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
1/37
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Industri senjata di Indonesia dalam kurun waktu belakangan
ini kurang menonjol. Padahal senjata adalah perlengkapan wajib
yang harus dimiliki oleh pihak militer dan kepolisian untuk menjaga
keamanan dan mengantisipasi ancaman baik individu maupun
masyarakat dan negara. Pihak militer, terutama pasukan khusus
biasanya menggunakan senjata yang diimpor dari negara lain.
Senjata seharusnya dibuat senyaman mungkin bagi
penggunanya karena penggunaannya yang beresiko tinggi. Untuk
mendesain suatu senjata yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia
maka diperlukanlah data-data anthropometri. Pada praktikum ini
diperoleh data-data mengenai ukuran tubuh manusia yang dapat
dijadikan acuan pembuatan desain produk (dalam hal ini pistol
revolver).
Desain senjata yang dibuat akan dirancang khusus bagi
pengguna pribadi (personal gun) sehingga senjata tersebut harus
mudah digunakan serta memiliki pengaman. Senjata pribadi bagi
sebagian orang sangat penting untuk menjaga diri, terutama bagi
orang-orang yang berhadapan dengan kejahatan seperti polisi dan
militer. Isu yang sedang hangat saat ini adalah penyanderaan kapal
Indonesia oleh perompak Somalia yang hingga laporan ini ditulis
sandera masih belum dapat dibebaskan. Sebetulnya, dengan
senjata yang memadai maka perompak tidak akan berani membajak
kapal dan menyandera awak karena beresiko.
Desain senjata yang sesuai data anthropometri diharapkan
akan mampu membuat pengguna merasa nyaman karena sesuai
dengan dimensi tubuh.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
2/37
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dibahas dalam praktikum
anthropometri adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengolah data anthropometri menjadi informasi
untuk membuat desain produk?
2. Data apa saja yang diperlukan dalam pembuatan desain
produk pistol revolver?
3. Bagaimana menetapkan data pengukuran untuk dijadikan
dimensi ukuran psitol revolver?
1.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum anthropometri ini, tujuannya adalah sebagai
berikut :
1. Praktikan diharapkan mampu melakukan pengukuran
anthropometri manusia.
2. Mampu menggunakan data anthropometri yang ada untuk
merancang suatu desain sistem maupun alat kerja yang
ergonomis.
3. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis desain rancangan
kerja yang sesuai anthropometri populasi dimana rancangan
kerja diterapkan.
4. Mampu mengolah data anthropometri untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam mendesain suatu sistem
rancangan kerja.
5. Mampu menggunakan alat pengukur yang digunakan untuk
melakukan pengukuran anthropometri manusia.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
3/37
3
1.4 MANFAAT PRAKTIKUM
Dalam praktikum diharapkan memiliki manfaat yang dapat
diambil oleh praktikan.Pada praktikum analisa perancangan kerja
dan ergonomi anthropometri ini, didapatkan manfaat sebagai
berikut :
1. Praktikan mampu melakukan pengukuran anthropometri
manusia.
2. Praktikan mampu menggunakan data anthropometri yang ada
untuk merancang suatu desain sistem maupun alat kerja yang
ergonomis.
3. Praktikan mampu mengidentifikasi dan menganalisis design
rancangan kerja yang sesuai anthropometri populasi dimana
rancangan kerja diterapkan.
4. Praktikan mampu mengolah data anthropometri untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mendesain
suatu sistem rancangan kerja.
5. Praktikan mampu menggunakan alat pengukur yang digunakan
untuk melakukan pengukuran anthropometri manusia.
1.5 BATASAN MASALAH DAN ASUMSI
1.5.1 BATASAN MASALAH
Dalam praktikum anthropometri batasan masalah yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilakukan secara langsung di
Laboraturium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ditambah dengan data
dari bank data.
2. Pengolahan data anthropometri dilakukan berdasarkan
modul praktikum.
3. Pengolahan data dengan perhitungan-perhitungan
matematik dan statistik.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
4/37
4
4. Perhitungan Normalitas data menggunakan software
SPSS.
1.5.2 ASUMSI
Dalam praktikum anthropometri ini digunakan asumsi-
asumsi sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh dianggap cukup akurat.
2. Praktikan dianggap telah mampu melakukan pengukuran
anthropometri.
3. Alat ukur yang digunakan dianggap akurat dan
memenuhi standar.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
5/37
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Anthropometri adalah pengetahuan yang menyangkut
pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi
yang menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh
manusia. Permasalahan variasi dimensi anthropometri seringkali
menjadi faktor dalam menghasilkan rancangan yang fit untuk
pengguna.
Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel
data yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai
sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada
kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali bagian dada dan pinggul.
3. Rumpun dan Suku Bangsa
4. Sosial-ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
5. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
6. Saat pengukuran
Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1.Pengukuran Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan
tubuh.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
6/37
6
2.Anthropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan anthropometri dinamis adalah pengukuran
keadaan dan cirri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan- gerakan yang mungkin terjadi saat
pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
2.2 Aplikasi Data Anthropometri pada Perancangan Produk
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam interaksi manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan
secara luas antara lain dalam hal :
1.Perancangan areal kerja (work station )
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment,
perkakas (tools) dan sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi /
meja komputer dan lain-lain.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan
dasar untuk menentukan poin minimum dan/atau maksimum ukuran
yang umum ingin diterapkan, yaitu (Wignjosoebroto,2000):
1. Dimensi jarak ruangan (clearance dimension), yaitu dimensi yang
diperlukan orang untuk dengan leluasa melaksanakn aktivitas
dalam sebuah stasiun kerja baik pada saat mengoperasikan
maupun harus melakukan perawatan dari fasilitas kerja yang
ada.
2. Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang
diperlukan untuk menentukan maksimum ukuran yang harus
ditetapkan agar mayoritas populasi mampu menjangkau dan
megoperasikan peralatan kerja secara mudah dan tidak
memerlukan usaha yang terlalu memaksa.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
7/37
7
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan
ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka yang
harus diambil dalam aplikasi data anthropometri tersebut harus
ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan dalam uraian di bawah
ini (Wignjosoebroto,2000):
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim.
Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran
produk,yaitu:
a. Sesuai bagi tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim
dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan
dengan rata-ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk ukuran tubuh manusia yang lain
(mayoritas populasi yang ada).
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara
rentang ukuran tertentu. Disini rancangan dapat diubah-ubah
ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap
orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam
kaitannya untuk mendapatkan desain yang fleksibel semacam ini
maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah
dalam rentang nilai persentil 5 sampai dengan 95.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata
ukuran manusia. Disini produk dirancang dan dibuat untuk ukuran
mereka yang berukuran rata- rata. Sedangkan bagi mereka yang
mempunyai ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.
2.3 Metode Perancangan dengan Anthropometri (Anthropometric
Method)
Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space
design dengan memperhatikan faktor anthropometri secara umum
adalah sebagai berikut (Roebuck, 1995):
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
8/37
8
1. Menentukan tujuan perancangan dan kebutuhannya (establish
requirement)
2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai
3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya
4. Penentuan kebutuhan data (dimensi-dimensi system kerja yang
akan dirancang)
5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan
pemilihan persentil yang akan dipakai
6. Penyiapan alat ukur anthropometri
7. Pengambilan data
8. Pengolahan data
1. Uji kenormalan data.
2. Uji keseragaman data.
BKA = + k BKB = - k = Standar Deviasi.
= 3.Uji kecukupan data.
N =
N = Jumlah pengamatan yang seharusnya di lakukan.
K = Tingkat kepercayaan = 95%, sehinggga k = 1,92 = 2.
S = Derajat ketelitian dalam pengamatan (5%).
N = Jumlah pengamatan yang sudah di lakukan.
Apabila N < N maka pengamatan dinyatakan cukup.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
9/37
9
4.Perhitungan persentil Data (Persentil kecil, rata-rata, dan
besar).
P5 = + 1,645 P50 = P95 = + 1,645
9. Visualisasi rancangan, dengan memperhatikan :
1. Posisi tubuh secara normal
2. Kelonggaran (pakaian dan ruang)
3. Variasi gerak
10. Analisis hasil rancangan
2.4 Aplikasi Data Anthropometri pada Perancangan Dimensi Stasiun
Kerja Industri
1. Dimensi Stasiun Kerja untuk Operator Duduk
Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan
duduk ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pekerja
dengan memaksimasi gerakan efektif, mengurangi kelelahan
pekerja, dan meningkatkan stabilitas pekerja.
Dalam perancangan stasiun kerja duduk, tinggi meja kerja
yang disarankan adalah sekitar 2 inchi di bawah siku. Untuk
menetapkan area kerja pada stasiun kerja duduk, terdapat dua
metode yang biasa digunakan, yaitu metode Farleydan metode
Squires.
2. Dimensi Stasiun Kerja untuk Operator Berdiri
Posisi berdiri untuk operator tidak begitu disukai, tetapi
sering diperlukan. Hal ini terutama untuk pekerjaan yang
memerlukan:
1. Penanganan yang sering terhadap obyek yang berat
2. Jangkauan jauh yang sering dilakukan
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
10/37
10
3. Mobilitas untuk bergerak di sekitar stasiun kerja
Untuk perancangan stasiun kerja berdiri, data anthropometri
yang dibutuhkan adalah:
E = tinggi bahu A = tinggi tubuh
L = tinggi siku C = tinggi mata
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
11/37
11
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pegumpulan Data
Dalam praktikum anthropometri, dilakukan pengukuran
dimensi tubuh dengan data sebagai berikut :
PENGUKURAN ANTHROPOMETRI STATIS / DIMENSI TUBUH
NAMA : SUKRIYADI
UMUR : 20 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKISUKU BANGSA : INDONESIA
Tabel 3.1 Data Hasil Pengukuran
No. Pengukuran Data Yang Diukur Simbol
Hasil
Pengukuran
(cm)
1.Posisi duduk
samping
Tinggi duduk tegak tdt 90,6
Tinggi duduknormal tdn 87
Tinggi mata duduk tmd 76,1
Tinggi bahu duduk tbd 59,1
Tinggi siku duduk tsd 26,3
Tinggi sandaranpunggung
tsp 50,3
Tinggi pinggang tpg 19,4
Tebal perut duduk tpd 16,3
Tebal paha tp 17,2Tinggi popliteal tpo 42,4
Pantat popliteal pp 43,9
Pantat ke lutut pkl 50,8
2.Posisi dudukmenghadap
kedepan
Lebar bahu lb 40,7
Lebar pinggul lp 27,3
Lebar sandaranduduk
lsd 15,8
Lebar pinggang lpg 23,6
Siku ke siku sks 52,7
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
12/37
12
3. Posisi berdiri
Tinggi badan tegak tbt 166
Tinggi mataberdiri tmb 152,9
Tinggi bahu berdiri tbhb 135,8
Tinggi siku berdiri tsb 105
Tinggi pinggangberdiri
tpgb 98
Jangkauan tanganke atas
jta 208,5
Panjang lenganbawah
plb 26,6
Tinggi lutut berdiri tlb 46,2Tebal dada berdiri tdb 18,4
Tebal perutberdiri
tpb 20
Berat badan bb 52 kg
4.
Posisi berdiridengan
tangan luruskedepan
Jangkauan tanganke depan
jtd 74
5.
Posisi berdiridengan
kedua tangandirentangkan
Rentangan tangan rt 172,2
6. Jari tangan
Panjang jari 1 pj 1 5
Panjang jari 2 pj 2 7
Panjang jari 3 pj 3 7,5
Panjang jari 4 pj 4 6,4
Panjang jari 5 pj 5 5,6Pangkal ke tangan pkt 9,4
Lebar jari 2,3,4,5 lj 7,8
Lebar tangan lt 9,9
Panjang telapaktangan
ptt 17,6
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
13/37
13
7. Dimensi kaki
Panjang telapakkaki
ptk 25,2
Panjang telapaklengan kaki
plk 19,8
Panjang kakisampai jarikelingking
pkjk 20,7
Lebar kaki lk 9,3
Lebar tangkai kaki ltk 5,4
Tinggi mata kaki tmk 9,4
Tinggi bagian
tengah telapakkaki
tttk 6,9
Jarak horisontaltangkai mata kaki
jtmk 4
8.Dimensikepala
Panjang kepala pkp 31,6
Lebar kepala lkp 32,9
Diametermaksimum dari
dagu
dmd 17
Dagu ke puncakkepala
dkp 24,5
Telinga ke puncakkepala
tpk 19,6
Telinga kebelakang kepala
tbk 13
Antara dua telinga adt 32,5
Mata ke belakangkepala
mbk 20,2
Mata ke puncakkepala
mpk 10,2
Antara dua pupilmata
apm 6,6
Hidung ke puncakkepala
hpk 17,1
Hidung kebelakang kepala
hbk 27
Mulut ke puncakkepala
mpk 18,7
Lebar mulut lm 5,5
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
14/37
14
9.Bentuktubuh
Tk 72
Tlh 56
Tpu 29,5
Tpl 7
Pk 2,7
Plh 7
Ppl 6,5
Ppb 10,7
Km 7,7
Ppt 16,4
Selanjutnya untuk pembuatan desain produk sebuah pistol
jenis revolver, maka data yang diperlukan adalah lebar tangan,
jangkauan tangan ke depan, panjang jari 1, panjang jari 2, lebar
jari 2, 3, 4, 5, dan panjang telapak tangan. Data yang diperlukan
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Bank Data
No Nama lt jtd pj 1 pj 2 lj ptt
1 Eddie 11 85 6.5 8.7 8 19.2
2 Prabowo 12.6 70 7 9 11.1 17.6
3 Yudi 12.8 75 7.2 9.2 11.3 17.8
4 Budi 12.9 75 7.3 9.3 11.4 17.9
5 Sasongko 13 76 7.4 9.4 11.5 18
6 Rachmad 13 76.5 7.4 9.4 11.5 18
7 Jum 13 77 7.4 9.4 11.5 18
8 Syam 13.2 77 7.6 9.6 11.7 18.2
9 Amana 13.2 78 7.6 9.6 11.7 18.210 Dila 13.2 78 7.6 9.6 11.7 18.2
11 Sari 13.3 78 7.7 9.7 11.8 18.3
12 Vikky 13.3 78.5 7.7 9.7 11.8 18.3
13 Yudha 13.3 78.5 7.7 9.7 11.8 18.3
14 Prasetya 13.3 79 7.7 9.7 11.8 18.3
15 Wiyan 13.3 79.5 7.7 9.7 11.8 18.3
16 Kokoh 13.3 80 7.7 9.7 11.8 18.3
17 Kurniawan 13.3 80 7.7 9.7 11.8 18.3
18 Candra 13.4 80 7.8 9.8 11.9 18.4
19 Dewi 13.4 81 7.8 9.8 11.9 18.4
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
15/37
15
20 Nani 13.4 81 7.8 9.8 11.9 18.4
21 Ayu 13.4 83 7.8 9.8 11.9 18.4
22 Iwan 13.5 85 7.9 9.9 12 18.523 Suparjo 13.5 86 7.9 9.9 12 18.5
24 Yudhan 13.5 86 7.9 9.9 12 18.5
25 Nuswantoro 13.5 86 7.9 9.9 12 18.5
26 Fauzia 13.5 88 7.9 9.9 12 18.5
27 Ratih 13.5 89 7.9 9.9 12 18.5
28 Maya 13.5 89 7.9 9.9 12 18.5
29 Annas 13.5 89.5 7.9 9.9 12 18.5
30 Yoga 13 90.5 7.4 9.4 11.5 18
31 Sukri 9.9 74 5 7 7.8 17.6
3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Uji Normalitas
Dari data yang didapat berdasarkan pengukuran
anthropometri, dilakukan uji normalitas data dengan
menggunakan SPSS dan didapat hasil sebagai berikut :
1.Lebar Tangan
Tabel 3.3 Uji Normalitas Lebar Tangan
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
LebarTangan .296 31 .000 .538 31 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel Kolmogorov-Smirnov didapat nilai
signifikansi 0.000 dan pada tabel Shapiro-Wilk didapat
nilai signifikansi 0.000.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
16/37
16
2.Jangkauan Tangan Ke Depan
Tabel 3.4 Uji Normalitas Jangkauan Tangan Ke DepanTest of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
JTD .152 31 .067 .954 31 .196
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel Kolmogorov-Smirnov didapat nilaisignifikansi 0.067 dan pada tabel Shapiro-Wilk didapat
nilai signifikansi 0.196.
3.Panjang Jari 1
Tabel 3.5Uji Normalitas Panjang Jari 1
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PJ1 .261 31 .000 .606 31 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel Kolmogorov-Smirnov didapat nilai
signifikansi 0.000 dan pada tabel Shapiro-Wilk didapat
nilai signifikansi 0.000.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
17/37
17
4.Panjang jari 2
Tabel 3.6Uji Normalitas panjang jari 2
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PJ2 .261 31 .000 .600 31 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel Kolmogorov-Smirnovdidapat nilaisignifikansi 0.000 dan pada tabel Shapiro-Wilk didapat
nilai signifikansi 0.000
5.Lebar jari 2, 3, 4, 5
Tabel 3.7Uji Normalitas Lebar Jari 2, 3, 4, 5
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LJ .334 31 .000 .469 31 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel Kolmogorov-Smirnovdidapat nilai
signifikansi 0.000 dan pada tabel Shapiro-Wilk didapat
nilai signifikansi 0.000.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
18/37
18
6.Panjang telapak tangan
Tabel 3.8Uji Normalitas Panjang Telapak Tangan
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PTT .199 31 .003 .899 31 .007
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel Kolmogorov-Smirnovdidapat nilai
signifikansi 0.003 dan pada tabel Shapiro-Wilk didapat
nilai signifikansi 0.007.
3.2.2 Uji Kecukupan Data
Dari data yang diperoleh dalam praktikum
anthropometri, digunakan enam data yang dignakan untuk
membuat desain senapan. Dari keenam data tersebut
dilkukan pengujian kecukupan data sebagai berikut :
1.Lebar Tangan
N =
N = | |N = 5,131 sampel
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
19/37
19
2.Jangkauan Tangan Ke Depan
N = N = | |N = 6,448 sampel.
3.Panjang Jari 1
N =
N = | |N = 8,694 sampel.
4.Panjang Jari 2
N =
N = | |N = 5,21 sampel.
5. Lebar Jari 2,3,4,5
N =
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
20/37
20
N =
|
|
N = 11,501 sampel.
6.Panjang Telapak Tangan
N =
N = | |N = 0,452 sampel.
3.2.3 Uji Keseragaman Data
Berdasarkan data yang didapat dari pengukuran
anthropometri, maka dilakukan uji keseragaman data
sebagai berikut :
1.Lebar Tangan
BKA = + k = 13,081 cm + 2(0,753)
= 14,587 cm
BKB = - k = 13,081 cm -2(0,753)
= 11,575 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
21/37
21
2.Jangkauan Tangan Ke Depan
BKA = + k = 80,935 cm + 2(5,223)= 91,381 cm
BKB = - k = 80,935 cm 2(5,223)
=70,49 cm
3.Panjang jari 1
BKA = + k = 7,539 cm + 2 (0,565)
= 8,669 cm
BKB =
- k
= 7,539 cm - 2 (0,565)
= 6.409 cm
4.Panjang jari 2
BKA = + k = 9,545 cm + 2(0,554)
= 10,653 cm
BKB = - k = 9,545 cm - 2(0,554)
= 8,438 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
22/37
22
5.Lebar Jari 2,3,4,5
BKA = + k = 11,513 cm + 2(0,992)= 13,497 cm
BKB = - k = 11,513 cm - 2(0,992)
= 9,528 cm
6. Panjang Telapak Tangan
BKA = + k = 18,271cm + 2(0,312)
= 18,895 cm
BKB =
- k
= 18,271 cm - 2(0,312)
= 17,647 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
23/37
23
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
cm
Peta Kontrol
BKA
LT
BKB
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
cm
Peta Kontrol
BKA
JTD
BKB
Dari perhitungan batas kontrol atas dan batas kontrol
bawah maka dapat dibuat grafik peta kontrol sebagai
berikut :
1.Peta Kontrol Lebar Tangan
Grafik 3.1 Peta Kontrol LT
2.Peta Kontrol Jangkauan Tangan Ke Depan
Grafik 3.2 Peta Kontrol JTD
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
24/37
24
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
cm
Peta Kontrol
BKA
PJ 1
BKB
5
6
7
8
9
10
11
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
cm
Peta Kontrol
BKA
PJ 2
BKB
5.00
7.00
9.00
11.00
13.00
15.00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
cm
Peta Kontrol
BKA
LJ
BKB
3.Peta Kontrol Panjang Jari 1
Grafik 3.3 Peta Kontrol PJ1
4.Peta Kontrol Panjang Jari 2
Grafik 3.4 Peta Kontrol PJ2
5.Peta kontrol lebar jari 2, 3, 4, 5
Grafik 3.5 Peta Kontrol LJ
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
25/37
25
16.50
17.00
17.50
18.00
18.50
19.00
19.50
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
cm
Peta Kontrol
BKA
PTT
BKB
6. Peta Kontrol Panjang Telapak Tangan
Grafik 3.6 Peta Kontrol PTT
3.2.4 Perhitungan Percentil
1.Lebar Tangan
Percentil 5
P5 = - 1,645= 13,081cm 1,645 (0,753)
= 11,842 cm
Percentil 50
P50 = = 13,081 cm
Percentil 95
P95 = + 1,645= 13,081 cm + 1,645(0,753)= 14,319 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
26/37
26
2.Jangkauan Tangan Ke Depan
Percentil 5
P5 = - 1,645= 80,935 cm 1,645(5,223)
= 72,344 cm
Percentil 50
P50 =
= 80,935 cm
Percentil 95
P95 = +1,645= 80,935 cm + 1,645 (5,223)
= 89,527cm
3.Panjang Jari 1
Percentil 5
P5 = - 1,645= 7,539 cm 1,645(0,565)
= 6,609 cm
Percentil 50
P50 = = 7,539 cmPercentil 95
P95 = + 1,645= 7,539 cm + 1,645 (0,565)
= 8,468 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
27/37
27
4.Panjang Jari 2
Percentil 5
P5 = -1,645= 9,545 cm - 1,645(0,554)
= 8,634 cm
Percentil 50
P50 =
= 9,545 cm
Percentil 95
P95 = + 1,645= 9,545 cm + 1,645 (0,554)
= 10,456 cm
5.Lebar Jari 2,3,4,5
Percentil 5
P5 = - 1,645= 11,513 cm 1,645(0,992)
= 9,881 cm
Percentil 50
P50 = = 11,513 cmPercentil 95
P95 = +1,645= 11,50 cm + 1,645 (0,992)
= 13,145 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
28/37
28
6.Panjang Telapak Tangan
Percentil 5
P5 = - 1,645= 18,271 cm 1,645(0,312)
= 17,757 cm
Percentil 50
P50 =
= 18,271 cm
Percentil 95
P95 = + 1,645= 18,271 cm + 1,645(0,312)
= 18,785 cm
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
29/37
29
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Normalitas Data
Berdasarkan data pengukuran yang dipakai sebagai dasar
pembuatan desain produk, dilakukan analisis uji normalitas sebagai
berikut:
Hipotesis pada praktikum:
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Dasar Pengambilan Keputusan
Syarat pengambilan keputusan dari data adalah sebagai berikut :
Jika nilai signifikasi > 0,05 maka H 0 diterima
Jika nilai signifikasi < 0,05 maka H 0 ditolak
1.Lebar Tangan
Berdasarkan Test of Normality tabel Kolmogorov
Smirnov
didapat nilai signifikansi untuk lebar tangan (lt) adalah 0,000.
Karena kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan dinyatakan data
berdistribusi tidak normal.
2.Jangkauan Tangan Ke Depan
Berdasarkan Test of Normality tabel Kolmogorov Smirnov
didapat nilai signifikansi untuk jangkauan tangan ke depan (jtd)adalah 0,067. Karena lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan
dinyatakan data berdistribusi normal.
3.Panjang Jari 1
Berdasarkan Test of Normality tabel Kolmogorov Smirnov
didapat nilai signifikansi untuk panjang jari 1 (pj 1) adalah 0,000.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
30/37
30
Karena kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan dinyatakan data
berdistribusi tidak normal.
4.Panjang Jari 2
Berdasarkan Test of Normality tabel Kolmogorov Smirnov
didapat nilai signifikansi untuk panjang jari 2 (pj 2) adalah 0,000.
Karena kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan dinyatakan data
berdistribusi tidak normal.
5.Lebar Jari 2,3,4,5
Berdasarkan Test of Normality tabel Kolmogorov Smirnov
didapat nilai signifikansi untuk lebar jari 2,3,4,5 (lj) adalah
0,000. Karena kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan dinyatakan
data berdistribusi tidak normal.
6.Panjang Telapak Tangan
Berdasarkan Test of Normality tabel Kolmogorov Smirnov
didapat nilai signifikansi untuk panjang telapak tangan (ptt)
adalah 0,003. Karena kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan
dinyatakan data berdistribusi tidak normal.
4.2 Uji Kecukupan Data
Pada data yang diperoleh dalam pengukuran anthropometri,
dilakukan uji kecukupan data sebagai berikut :
1. Lebar Tangan
Dalam uji keseragaman data diperoleh besarnya jumlah
pengamatan yang seharusnya dilaksanakan (N) adalah 5,131.
Maka dapat disimpulkan bahwa data sampel telah cukup karena
N tidak lebih dari 31.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
31/37
31
2. Jangkauan Tangan Ke Depan
Dalam uji keseragaman data diperoleh besarnya jumlah
pengamatan yang seharusnya dilaksanakan (N) adalah 6,448.
Maka dapat disimpulkan bahwa data sampel telah cukup karena
N tidak lebih dari 31.
3. Panjang Jari 1
Dalam uji keseragaman data diperoleh besarnya jumlah
pengamatan yang seharusnya dilaksanakan (N) adalah 8,694.
Maka dapat disimpulkan bahwa data sampel telah cukup karena
N tidak lebih dari 31.
4. Panjang Jari 2
Dalam uji keseragaman data diperoleh besarnya jumlah
pengamatan yang seharusnya dilaksanakan (N) adalah 5,21.
Maka dapat disimpulkan bahwa data sampel telah cukup karena
N tidak lebih dari 31.
5. Lebar Jari 2,3,4,5
Dalam uji keseragaman data diperoleh besarnya jumlah
pengamatan yang seharusnya dilaksanakan (N) adalah 11,501.
Maka dapat disimpulkan bahwa data sampel telah cukup karena
N tidak lebih dari 31.
6. Panjang telapak tangan
Dalam uji keseragaman data diperoleh besarnya jumlah
pengamatan yang seharusnya dilaksanakan (N) adalah 0,452.
Maka dapat disimpulkan bahwa data sampel telah cukup karena
N tidak lebih dari 31.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
32/37
32
4.3 Uji Keseragaman Data
Berdasarkan data yang diperoleh dalam pengukuran
anthropometri, dilakukan uji keseragaman data sebagai berikut:
1. Lebar Tangan
Pada uji keseragaman data lebar tangan didapatkan dua
data yang melewati batas kontrol bawah. Hal ini dapat terjadi
karena data yang keluar dari batas kontrol tersebut cenderung
ekstrem. Ukuran yang ekstrem tersebut berasal dari data orang-
orang yang ukuran lebar tangannya di bawah rata-rata ukuran
lebar tangan sampel yang lain.
2. Jangkauan Tangan Ke Depan.
Pada uji keseragaman data jangkauan tangan ke depan
didapatkan satu buah data yang melewati batas kontrol bawah.
Hal ini dapat terjadi karena data yang keluar dari batas kontrol
tersebut cenderung ekstrem. Ukuran yang ekstrem tersebut
berasal dari data seseorang yang ukuran jangkauan tangan ke
depannya di bawah rata-rata ukuran jangkauan tangan ke
depan sampel yang lain.
3. Panjang jari 1.
Pada uji keseragaman data pangjang jari 1 didapatkan
satu buah data yang melewati batas kontrol bawah. Hal ini
dapat terjadi karena data yang keluar dari batas kontrol
tersebut cenderung ekstrem. Ukuran yang ekstrem tersebut
berasal dari data seseorang yang ukuran ibu jarinya di bawah
rata-rata ukuran ibu jari sampel yang lain.
4. Panjang jari 2
Pada uji keseragaman data panjang jari 2 didapatkan satu
buah data yang melewati batas kontrol bawah. Hal ini dapat
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
33/37
33
terjadi karena data yang keluar dari batas kontrol tersebut
cenderung ekstrem. Ukuran yang ekstrem tersebut berasal dari
data seseorang yang ukuran jari telunjuknya di bawah rata-rata
ukuran jari telunjuk sampel yang lain.
5. Lebar jari 2,3,4,5
Pada uji keseragaman data lebar jari 2,3,4,5 didapatkan
dua buah data yang melewati batas kontrol bawah. Hal ini
dapat terjadi karena data yang keluar dari batas kontrol
tersebut cenderung ekstrem. Ukuran yang ekstrem tersebut
berasal dari data orang-orang yang ukuran lebar jari telunjuk,
tengah, manis, dan kelingkingnya di bawah rata-rata ukuran
lebar jari-jari sampel yang lain.
6. Panjang telapak tangan
Pada uji keseragaman data panjang telapak tangan
didapatkan dua buah data yang melewati batas kontrol bawah
dan satu buah data yang melewati batas kontrol atas. Hal ini
dapat terjadi karena data yang keluar dari batas kontrol
tersebut cenderung ekstrem. Ukuran yang ekstrem tersebut
berasal dari data seseorang yang ukuran panjang telapak
tangannya di bawah rata-rata ukuran telapak tangan sampel
yang lain.
4.4 Perhitungan percentile
Dalam pengukuran anthropometri yang digunakan untuk
mendesain produk, persentil yang digunakan adalah 5%, 50%, dan
95%. Sedangkan data-data yang akan digunakan, diperoleh dari
variabel di bawah ini:
1.Lebar tangan
2.Jangkauan tangan ke depan
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
34/37
34
3.Panjang jari 1
4.Panjang jari 2
5.Lebar jari 2,3,4,5
6.Panjang telapak tangan
Dengan data-data di atas maka ditentukan ukuran produk
(revolver) dengan mengunakan ukuran persentil menggunakan
prinsip anthropometri, sehingga akan diperoleh ukuran produk
yang sesuai dengan dimensi penembak.
4.5 Analisis Produk
4.5.1 Alasan Pemilihan Produk
Pistol merupakan senjata nomor 2 sebagai cadangan
dari senjata utama, yaitu senapan. Namun bukan berarti
pistol senjata yang tidak penting. Dalam berbagai
pertempuran, pistol masih sering digunakan sebagai senjata
utama karena ukurannya yang kecil dan lebih ringan dari
berbagai senapan lain.
Ukurannya yang kecil membuat pistol tidak memerlukan
ruang yang luas untuk disimpan, oleh karena itu desain pistol
yang baik akan membuat pistol mudah digunakan dan
disimpan serta nyaman digunakan bagi penembak.
Pistol yang masih sering digunakan adalah jenis revolver
8 peluru atau 6 peluru. Pistol ini cenderung bersifat klasik
karena mirip dengan pistol cowboydan di sanalah daya tarik
untuk mendesain pistol klasik ini.
4.5.2 Alasan Pemilihan Dimensi
Dimensi yang digunakan dalam pembuatan desain
produk ini meliputi enam dimensi anthropometri diantaranya
adalah sebagai berikut:
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
35/37
35
1. Lebar Tangan
Dimensi ini merupakan ukuran lebar dari tangan
untuk menentukan panjang gagang pistol yang akan
dibuat.
2. Jangkauan Tangan Ke Depan
Dimensi ini merupakan ukuran panjang tangan ke
depan dan identik dengan cara menembak seseorang
dengan pistol. Data ini diperlukan untuk mengukur
panjang laras pistol agar tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek, juga untuk menentukan seberapa besar
ledakan mesiu sehingga serbuknya tidak terhirup ketika
menembak.
3. Panjang jari 1
Dimensi ini adalah panjang ibu jari. Dimensi ini
digunakan sebagai ukuran untuk pelatuk pistol revolver.
4. Panjang jari 2
Dimensi ini adalah panjang jari telunjuk yang
digunakan oleh penembak untuk menarik picu pistol
revolver.
5. Lebar jari 2,3,4,5
Dimensi ini adalah lebar dari telapak tangan yang
dihitung dari jari telunjuk. Dimensi ini digunakan
sebagai tebal gagang pistol.
6. Panjang telapak tangan
Dimensi ini adalah panjang dari telapak tangan
dari pergelangan hingga pangkal ruas jari. Ukuran ini
digunakan untuk menentukan panjang pistol revolver.
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
36/37
36
4.5.3 Alasan Pemilihan Percentile
Pemilihan persentil 50 pada produk senapan
dimaksudkan agar pistol ini dapat digunakan oleh rata-rata
penembak. Bagi yang memiliki tubuh di atas persentil 50
dapat menyesuaikan untuk posisi pistol saat menembak dan
juga bagi penembak yang ukuran tubuhnya dibawah
persentil 50 pun juga tidak terlampau jauh dalam
penyesuaian posisi tubuh saat menembak.
4.5.4 Gambar produk
Gambar 4.1 Gambar Desain Pistol Revolver
-
7/31/2019 Anthropometri Aja
37/37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Data yang didapatkan berasal dari pengukuran langsung dan
ditambah data dari bank data. Data tersebut diolah untuk
membuat desain produk dengan melakukan pengujian
terhadap kecukupan data, keseragaman data, dan uji
normalitas data.
2. Data yang digunakan dalam membuat desain produk pistol
revolver yaitu:
a. Lebar Tangan.
b. Jangkauan tangan kedepan.
c. Panjang jari 1.
d. Panjang jari 2.
e. Lebar jari 2,3,4,5.
f. Panjang telapak tangan.
3. Penetapan dimensi ukuran senapan dilakukan dengan
perhitungan persentil 5, 50, dan 95, kemudian ditetapkan
percentil 50 yang digunakan dalam dimensi ukuran pistol.
5.2 SARAN
1. Penggaris pada kursi anthropometri sebaiknya digunakan,
karena sewaktu praktikum yang digunakan bukan penggaris
yang ada pada kursi anthropometri.
2. Penggarisnya ditambah sehingga praktikan tidak perlu
menggunakan penggarisnya sendiri.