Ansit sosbud- Kanira

5
GAMBARAN KESEHATAN sosial Budaya/ Perilaku Data : 1. PHBS : PHBS Institusi kesehatan : Strata I : Strata II : Strata III: PHBS Tatanan RT : Linakes :50,7 % Asi Eksklusif : 50,2% JPKM : 42,3 % Cuci Tangan pake Sabun : 64,4 % Aktifitas Fisik : 71,3 % Gizi seimbang : 77,1 % Tidak Merokok dalam Rumah : 28,7 % Air Bersih : 77,8% Jamban : 73,6 % Kesesuaian Luas lantai dengan penghuni : 73,6 % Lantai bukan dari tanah : 87,1% Bebas Jentik : 38,8 % Rumah Tangga Sehat : 49,0 % Data prosentase Rumah tangga ber-PHBS tingkat kabupaten tahun 2008 sebesar 49 %. Target Rumah tangga sehat tahun 2009 adalah 60 % (Renstra 2005- 2009) Analisa a. Masalah : wilayah yang prosentase PHBS dibawah rata-rata kabupaten meliputi wilayah kerja puskesmas : cinunuk,cilengkrang,margaasih,sangkan hurip ,cangkuang,kiangroke,pameungpeuk,warnasari,arjasa ri,rancaekek,linggar,nanjung mekar,ciparay,pacet,panca,kertasari,bale

description

Ansit sosbud- Kanira

Transcript of Ansit sosbud- Kanira

GAMBARAN KESEHATANsosial Budaya/ PerilakuData

: 1. PHBS : PHBS Institusi kesehatan :

Strata I :

Strata II :

Strata III:

PHBS Tatanan RT :

Linakes

:50,7 %

Asi Eksklusif

: 50,2%

JPKM

: 42,3 %

Cuci Tangan pake Sabun: 64,4 %

Aktifitas Fisik

: 71,3 %

Gizi seimbang

: 77,1 %

Tidak Merokok dalam Rumah : 28,7 %Air Bersih

: 77,8%Jamban

: 73,6 %

Kesesuaian Luas lantai dengan penghuni : 73,6 %

Lantai bukan dari tanah

: 87,1%Bebas Jentik

: 38,8 %

Rumah Tangga Sehat

: 49,0 % Data prosentase Rumah tangga ber-PHBS tingkat kabupaten tahun 2008 sebesar 49 %. Target Rumah tangga sehat tahun 2009 adalah 60 % (Renstra 2005-2009)Analisa

a. Masalah :

wilayah yang prosentase PHBS dibawah rata-rata kabupaten meliputi wilayah kerja puskesmas : cinunuk,cilengkrang,margaasih,sangkan hurip ,cangkuang,kiangroke,pameungpeuk,warnasari,arjasari,rancaekek,linggar,nanjung mekar,ciparay,pacet,panca,kertasari,bale endah,jelekong,majalaya cikaro,wangisagara,paseh,cipedes,ibun,sudi,soreang,sukajadi,kopo,gajah mekar,pasir jambu,ciwidey.terendah Ibun 32 %, lokasi tersebut menjadi prioritas dalam pengembangan program PHBS. Ha ini akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan penyakit karena perilaku yang tidak sehat misalnya diare, TBC, demam berdarah, PD3I.

b. Solusinya : adalah

preventif dan promtive terhadap penyakit menular, melalui :peningkatan kegiatan PHBS,

Pemutahiran data PHBS di Tatanan Rumah Tangga

Peningkatan Penyebaran Informasi (PI)

pencegahan dan penanggulangan penyakit

peningkatan surveilans Peningkatan program JPKM melalui penyusunan perda Jamkes Kabupaten Bandung, implementasi sistem jaminan kesehatan bagi selutruh masyarakat (Miskin dan non miskin)c. Rencana

2. UKBM

Posyandu : Pratama 22,9 , Madya 43,3 %, Purnama 30,5 %, Mandiri 3,3 % (Target P Purnama dan mandiri : 40 %, baru tercapai 33,8 %) . Jml Kel Dana Sehat : 11 Kel

Poskestran : 13 bh

UKK : 32 (0,18%)

Toga : 52 (11,5%)

POD : 23 (6,25%)

Polindes : 90 (42 %)

SBH : 8 ( dari 16 Kwaran)

a. Masalah :

Dengan belum tercapainya target Posyandu Purnama dan Mandiri hal ini kemungkinan di sebabkan Pemberdayaan masyarkat masih kurang, Pemahaman masyarakat tentang Posyandu sebagaia UKBM belum optimal

Masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya (Beranggapan bahwa masalah kesehatan adalah tanggung jawab Dinas Kesehatan) Belum semua desa melaporkan dan melaksanakan SMD dan MMD di wilayahnya sehingga permasalahan kesehatan di desa belum muncul.

b. Solusi :

Pengembangan program Desa Siaga Akitif berdasarkan prioritas permasalah kesehatan di wilayahnya.

3. Sosial Budaya :

a. Budaya Positip : Tujuh Bulanan, Hitanan, gotong royong, Kumpulan Majlis talim,

Tauladanan Kiai/Ajengan

b. Budaya Negatip : Tabu untuk ber-KB, pada kalangan tertentu karena alasan keyakinan agama. Ibu Hamil dan bersalin tidak boleh tidur siang, dengan alasan mengakibatkan pusing, bengkak muka dan kaki

kebiasaan merokok, hampir seluruh lapisan masyarakat karena alasan untuk meningkatkan kepercayaan diri, pergaulan dikalangan remaja, adiktif. buang sambah sembarangan, sudah menjadi kebiasaan dolbon/bab di kolam/Dolgasi, di lakukan di desa2 Mandi di sungai, kemungkinan tidak adanya/kurang sarana MCK Makan asal kenyang (tidak mementingkan faktor gizi), bisa di sebabkan karena ekonomi keluarga yang kurang Lebih nyaman bersalin di paraji, hal ini di mungkinkan karena paraji lebih telaten dalam perawatan pasca persalinan.

Analisa : dari budaya yang positif dapat menjadi daya ungkit dalam menunjang

program kesehatan sehingga menjadi sarana pendukung dalam oprasional

kegiatan.

Solusi :

4. Sosial Ekonomi a. Angka Ketergantungan Penduduk (Dependency Ratio)TahunJumlah Angkatan KerjaJumlah Beban KerjaDependency Ratio

20042.573.8741.352.83652,56 %

20052.707.2531.567.17857,89%

20062.898.0871.501.39551,81%

b. Pendapatan perkapita

PDRB

TahunPDRB (Triliun)Tren

200429,3

200534,8naik

200640,1Naik

c. Pengeluaran rumah Tangga /perkapita/bln

TahunPengeluaran

TotalPangan%Non Pangan%Kesehatan%

2004244.350134.192 54,92110.158 45,086.202

2,54

2006217.615124.562

57.2493.054

42,763.4201.57

2007334.756.211.39563,15 123.36236,85

Analisa :

Pengeluaran pangan (makanan); /perkapta/bln

Non pangan) dengan biaya kesehatan Rp.

Ideal 5%d. Tingkat pendidikan (10 Tahun keatas tingkat pendidikan pendudukan Yang ditamatkan )Partisipasi Sekolah

200520062007

LPLPLP

Tdk/Blm sekolah0,651,6----

Tdk/Blm tamat SD14,917,4714,917,116,5620,10-

SD/MI39,043,842,147,439,8942,45

SLTP/MTS22,921,222,620,921,1721,05

SLTA/MA15,412,116,811,618,4613,19

Akademi/Univ3,82,53,62,33,923,21

Analisa Sosial Budaya dan Ekonomi: tingkat PDRB men galami kenaikan dari tahun ke tahun , tetapi apabila di lihat dari tingkat pengeluaran Rumah Tangga mengalami penurunan , begitu juga dengan pengeluaran untuk biaya kesehatan juga mengalami penurunan

Di sisi lain Penduduk yang tamat sekolah relatif mengalami kenaikan dan terlihat masyarakat sdh tidak membedakan antara pendidikan anak laki-laki dan perempuan Hal tersebut di atas kemungkinan disebabkan dana yang di miliki masyarakat di gunakan untuk biaya pendidikan yang pada saat ini biaya pendidikan relatif mahal. Sedangkan biaya belanja kesehatan menurun hal ini kemungkinan disebabkan adanya program pemerintah dalam menjamin pelayanan bagi masyarakat miskin (Askeskin, Jamkesmas)Permasalahanaa