Anoreksia Nervosa

37
Anoreksia nervosa Diposkan oleh sagita catur pamungkas di 14:41 Label: education n Knowledge Setiap orang pasti menginginkan tubuh yang ideal dan memperhatikan setiap keadaan tubuhnya. Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat concern atas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses, dan popular. Mereka sudah mempunyai suatu mind set bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap dipandang. Kebanyakan remaja memiliki masalah dengan body imagenya ini yang akhirnya memunculkan gangguan pada makan. Pandangan takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini membatasi makan dan terkadang tidak makan atau puasa. Akhirnya mereka

Transcript of Anoreksia Nervosa

Page 1: Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosaDiposkan oleh sagita catur pamungkas di 14:41 Label: education n Knowledge

Setiap orang pasti menginginkan tubuh yang ideal dan memperhatikan setiap keadaan tubuhnya. Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat concern atas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses, dan popular. Mereka sudah mempunyai suatu mind set bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap dipandang.Kebanyakan remaja memiliki masalah dengan body imagenya ini yang akhirnya memunculkan gangguan pada makan. Pandangan takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini membatasi makan dan terkadang tidak makan atau puasa. Akhirnya mereka tidak mau makan hingga menjadi kurus kering.Kelainan ini banyak terjadi di dalam masyarkat yang memuja bentuk tubuh yang kurus kering. Mereka terus-menerus malakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus, yang pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian. 

Page 2: Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan perubahan gambaran tubuh, ketakutan yang luar biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal dan hilangnya siklus mentruasi (pada wanita). Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena para wanita merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil kurus seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image. rata-rata penderita anorexia lebih pintar menghitung kalori dibandingkan ahli nutrisi, dan sering sekali berkaca di cermin untuk melihat bentuk tubuhnyaPada anoreksia nervosa terjadi hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan. Hal tersebut disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai konsep penampilan tubuh, sehingga penderita mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan. Penderita anoreksia nervosa sadar mereka lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, karena bisa berakibat meningkatnya berat badan. Berbeda dengan korban kelaparan, penderita anoreksia nervosa mampu menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-hari mendekati normal. Tidak merasa lapar dan tidak cemas terhadap kondisinya.Istilah anoreksia secara harafiah artinya kehilangan nafsu makan. Definisi ini sedikit salah kaprah sebab penderita anoreksia sebenarnya

Page 3: Anoreksia Nervosa

merasakan lapar namun menolak untuk makan. Penderita anoreksia sangat takut gemuk bahkan mereka tetap melihat dirinya gemuk padahal sudah sangat kurus. Mereka akan menolak makan dan melakukan olah raga yang berlebihan untuk menurunkan berat badan.Anoreksia Nervosa sering terjadi pada usia 14-18 tahun dan ada beberapa orang yang mengalaminya pada umur-umur yang lebih muda. Menurut penelitian pengidap gangguan ini 90-95% diderita oleh remaja putri dan banyak ditemukan pada golongan sosial-ekonomi menengah ke atas. Di beberapa tahun yang lalu, para dokter telah melihat meningkatnya jumlah penderita yang menderita anoreksia, beberapa di antaranya baru berusia 6 tahun. Banyak para ahli menyalahkan budaya "ukuran 0" dengan gadis-gadis model dan artis yang kurus tipis sebagai contoh modelnya. Mereka menjadi terobsesi dengan tubuh mereka sendiri dan seringkali melakukan diet-diet yang tak perlu karena mereka percaya mereka gemuk.Pada suatu saat, lebih dari 90,000 orang-orang Inggris akan dirawat akibat gangguan makan, dan mereka yang berusia diantara 14-25 tahun diyakini yang paling beresiko. Tetapi kondisi ini tidak selalu terlihat pada tahap-tahap awal jika para penderita menjadi pandai dalam menyembunyikan masalah mereka. Mereka akan sering berbohong pada orangtua dan teman-teman mereka, mengatakan bahwa mereka sudah makan untuk menghindari saat makan atau memakai pakaian-pakaian longgar untuk

Page 4: Anoreksia Nervosa

menyembunyikan bentuk tubuh mereka.Angka-angka menunjukkan bahwa sampai 46% dari remaja-remaja putri mengkonsumsi terlalu sedikit zat besi, membuat mereka rentan menderita anemia, dimana mereka memiliki terlalu sedikit sel darah merah dan merasa lesu. Sebuah laporan resmi juga mendapati bahwa makanan-makanan mereka juga rendah dalam magnesium dan selenium, sebuah kekurangan yang dapat menyebabkan insomnia, sakit kepala parah dan suasana hati yang naik turun.Skala perawatan di rumah sakit akibat gangguan makan di Inggris :

Di bawah usia 18 tahun, tercatat 882 dari 2,579 dirawat di rumah sakit-rumah sakit di Inggris dalam waktu 12 bulan sampai bulan Juni.

Dari jumlah itu, 31-nya adalah anak-anak yang berusia dibawah 10 tahun, termasuk 11 anak laki-laki dan 367-nya adalah anak-anak berusia 10-14 tahun, diantaranya 50 anak laki-laki.

Di kelompok usia 15-19 tahun, terdapat 698 yang dirawat diantara anak perempuan dan 49 diantara anak laki-laki.

Tingkat kematian karena anoreksia terhitung tinggi. Karena itu, kelainan ini merupakan penyakit mental serius. Sekitar 20% kasus sifatnya fatal. Hanya sekitar 30% gadis remaja yang menderita anoreksia berhasil disembuhkan.Para peneliti di Belanda meneliti DNA 145 pasien anoreksia. Mereka menemukan bahwa 11 % dari

Page 5: Anoreksia Nervosa

mereka mengalami mutasi genetik. Para ahli menemukan bukti bahwa anoreksia mungkin memiliki komponen genetik. Namun mutasi gen juga bisa berlaku untuk mendapatkan kelainan anoreksia ini, namun para ahli hanya memperkirakan terjadi sekitar 1 diantara 200.Dikutip dari GeniusBeauty, Jumat (13/8/2010) berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh peneliti dari Robert Koch Institute di tahun 2008 mengungkapkan bahwa setiap lima dari warga negara di Eropa yang berusia 11-17 tahun menunjukkan beberapa gejala gangguan makan. Hal ini menunjukkan sekitar 15 persen dari jumlah anak laki-laki atau laki-laki dewasa muda juga memiliki gejala tersebut. Sehingga penderita gangguan ini tidak hanya dari kalangan wanita saja.Tujuan dari tulisan ini dibuat selain untuk memenuhi tugas psikologi abnormal juga bisa memberikan kita pengetahuan yang lebih mendalam dari segala sesuatunya tentang Anorexia Nervosa sehingga bisa memberikan manfaat dan berguna untuk orang yang membacanya.

KAJIAN TEORI 

A. ANOREKSIA NERVOSA 

Anorexia adalah penyakit yang masih sulit dimengerti. Sebagian menyebutkan bahwa anorexia terjadi akibat tidak bekerjanya fungsi hypothalamus di bagian otak yang mengatur selera makan, keinginan untuk makan, gairah

Page 6: Anoreksia Nervosa

seksual, dan menstruasi. Anoreksia adalah penyakit yang hingga hari ini sulit dimengerti dan masih jadi teka-teki bagi para pakar kesehatan. Sebagian menyebutkan bahwa anoreksia disebabkan tidak berfungsinya kelenjar hypothalamus di bagian otak, yang bertugas mengatur selera, keinginan untuk makan, gairah seksual dan menstruasi. Anorexia nervousa, suatu gangguan makan (eating disorder) yang melibatkan upaya yang keras untuk kurus dengan cara melaparkan diri. Penderita merasa tidak menarik, dengan postur tubuh yang dirasa terlalu gemuk. Oleh karena itu penderita anorexia akan makan dalam jumlah yang sangat sedikit dan berolahraga berlebihan untuk menjaga berat badan. Bahkan mereka merasa berdosa jika mengkonsumsi makanan. Mereka memilliki kebiasaan makan yang aneh, seperti menyisihkan makanan di piringnya, memotong –motong menjadi bagan kecil-kecil, mengunyah lambat-lambat, dan mnghindari makan bersama keluarga.Seperti gangguan psikologis lainnya, anorexia melibatkan interaksi yang kompleks dari berbagai faktor. Namun demikian, faktor yang paling signifikan adalah tekanan sosial yang dirasakan oleh wanita muda yang menyebabkan mereka mendasarkan self – worth pada penampilan fisik, terutama berat badan.1. Faktor Sosial.Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan.. Tidak ada gambaran

Page 7: Anoreksia Nervosa

keluarga yang spesifik untuk anoreksia nervosa. Walaupun begitu, ditemukan bukti yang menunjukkan pasien-pasien anoreksia nervosa mempunyai masalah yang berhubungan dengan keluarga dan penyakit mereka. Pasien anoreksia nervosa mempunyai sejarah keluarga yang depresi, ketergantungan alkohol, atau gangguan makan. Tetapi, faktor sosial memegang peran penting dimana penderita ingin menjadi kurus karena kegemukan, dianggap tidak menarik, tidak sehat, dan tidak diinginkan.2. Faktor Psikologis dan Psikodinamis.Anoreksia nervosa merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebagai orang yang unik dan khusus. Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.3. Faktor Psikologis dan Psikodinamis.Anoreksia nervosa merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan

Page 8: Anoreksia Nervosa

sebagai orang yang unik dan khusus. Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.4. Faktor SosiokulturalTekanan untuk mencapai stabdar kurus yang tidak realisitis, dikombinasikan dengan pentingnya faktor penampilan sehubungan dengan peran wanita dalam masyarakat, dapat menyebabkan wanita muda menjadi tidak puas dengan tubuh mereka sendiri (Stice, 2001).5. Faktor PsikososialKetidakpuasan terhadap tubuh dapat menghasilkan usaha – usaha yang maladaptif dengan melaparkan diri dan memuntahkan untuk mencapai berat badan atau bentuk tubuh yang diinginkan.6. Faktor KeluargaGangguan makan, anoreksia nervosa sering jali berkembang dari adanya konflik dalam keluarga (Fairbun dkk, 1997; Wonderlich dkk, 1997). Beberapa remaja menggunakan penolakan untuk makan sebagai cara menghukum orang tua mereka karena perasaan kesepian dan keterasingan yang mereka rasakan di rumah.Penderita anorexia memiliki citra tubuh yang menyimpang, yang merasa bahwa mereka akan kelihatan lebih baik bahkan bila mereka menjadi kurus kering. Penderita beranggapan bahwa kulit dan daging tubuhnya sebagai lemak yang harus dilenyapkan. Dengan tidak adanya lemak di tubuh penderita, menyebabkan kegiatan duduk dan berbaring merupakan kegiatan yang tidak

Page 9: Anoreksia Nervosa

nyaman (karena terlalu kurus).Tanda- tanda penderita anorexia :a. Menolak mempertahankan berat badan normal dan cenderung untuk ingin lebih kurusb. Selalu ketakutan akna berat badan akan bertambah padahal kenyataannya berat badan mereka turun terus.c. Berhenti menstruasi 3 bulan berturut-turut padahal tidak hamild. Penderita sering mengeluh pusing e. Penderita anorexia sering mengalami tekanan darah rendahf. Mereka sering merasa kedinginan (karena hilangnya lemak tubuh.g. susah buang air besar (karena memang tidak ada lagi sisa yang disebabkan tidak adanya makanan yang cukup).h. Terjadi pembengkakan sendi.i. Penderita sulit tidur.j. Selanjutnya penderita akan menari diri dari teman, dan keluarganya dan memilih untuk menyendiri.Penyakit ini dapat bolak balik membaik kemudian memburuk, tatpi bisa juga semakin memburuk tanpa ada perbaikan sama sekali. Baahkan dapat menmbulkan kematian.

B. ANOREKSIA NERVOSA PADA REMAJA 

Anoreksia nervosa merupakan gangguan jiwa khas remaja dibawah usia 25 tahun, terutama menimpa perempuan selama masa remaja dan hanya sekitar 5 persen penderita anoreksia laki-laki remaja. Kabanyakan remaja yang menderita

Page 10: Anoreksia Nervosa

gangguan ini adalah remaja dari keluarga-keluarga berpendidikan tinggi dan berpenghasilan menengah ke atas. Anoreksia nervosa, pada hakikatnya adalah suatu jenis gangguan obsesi-kompulsi (pikiran atau keyakinan yang sangat kuat tentang suatu hal yang diikuti dengan kecenderungan untuk terus menerus melakukan hal tersebut) yang khas, yaitu penderita remaja mempunyai obsesi ingin langsing tetapi obsesinya ini sangat ekstrem, sehingga penderita menolak makan, dan menggelitik kerongkongannya sendiri agar agar muntah. Remaja yang menderita gangguan makan ini melibatkan upaya kerasa untuk kurus dengan cara melaparkan diri. Akibatnya, badannya makin lama makin kurus dan bisa diakhiri dengan kematian. Walaupun penderita anoreksia menghindar dari makan, mereka memiliki minat besar pada makanan:1. mereka memasak untuk orang lain2. mereka berbicara soal makanan3. mereka berkeras untuk menonton orang lain makan.Para remaja yang menderita anoreksia memiliki citra tubuh yang menyimpang, yang merasa bahwa mereka akan kelihatan lebih baik jika menjadi kurus kering. Ketika upaya melaparkan diri berlanjut dan kandungan lemak tubuh menurun kesuatu batas minimum, maka menstruasi pada remaja akan berhenti.Biasanya remaja yang menderita anorexia memang sudah mempunyai riwayat sulit makan. Akan tetapi anoreksia nervosanya itu sendiri

Page 11: Anoreksia Nervosa

lebih disebabkan oleh kegagalan remaja (penderita) untuk memenuhi tuntutan sosialnya atau adanya gangguan dalam hubungan dengan anggota keluarga, dan sebagainya. Ini mendorong remaja sampai kepada konsep diri yang keliru tentang keadaan fisiknya.

Terdapat pula faktor-faktor penyebab anoreksia nervosa pada remaja: 

1. Faktor sosialFaktor yang paling sering mendorong remaja melaparkan diri ialah tren tubuh kurus yang digemari akhir-akhir ini. Karena remaja lebih mudah terpengaruh oleh tren-tren terkini.2. Faktor psikologisMeliputi motivasi untuk menarik perhatian, keinginan akan individualitas, penolakan seksualitas, dan cara mengatasi kekangan orang tua (penderita terkadang memiliki keluarga yang memberi tuntutan yang tinggi bagi mereka untuk berprestasi).3. Faktor fisiologisBerfokus pada hipotalamus, yang menjadi abnormal dalam banyak hal ketika remaja menjadi penderita anoreksia. Perbedaan antara anorexia nervosa dengan tubuh yang kurus akibat keturunan, kurang gizi, atau penyakit adalah bahwa pada kekurusan tubuh yang lain tidak terdapat obsesi untuk menjadi kurus (remaja yang lain malah ingin gemuk), tidak terdapat kompulsi (tingkah laku berulang-ulang) menolak makan dan membuat

Page 12: Anoreksia Nervosa

diri sendiri muntah dan tidak terdapat gangguan fisik.

KASUS 

KASUS I 

Saya Sari mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Usia saya 19 tahun, saya bingung dengan kebiasaan yang saya lakukan tiga tahun belakangan ini. Sejak saya usia 17 tahun saya merasa badan saya terlalu gemuk dan makan terlalu banyak. Pada mulanya saya mengikuti kontes "ratu-ratuan" di kampus, pada saat itu saya tidak masuk nominasi. Teman-teman mengatakan bahwa saya terlalu gemuk untuk menang, biarpun wajah dan postur tubuh saya cukup mendukung. Semenjak itu kebiasaan makan saya berubah. Saya makan sedikit sekali untuk mencapai berat badan ideal, bahkan sesekali saya tidak makan sama sekali seharian. Kebiasaan itu terus berlangsung sampai sekarang. Teman-teman mengatakan bahwa saya sudah kurus, tetapi tetap saja saya tidak yakin dan masih terus mengurangi makan.Selama ini keadaan saya terlihat baik-baik saja, tidak seorangpun mengetahui ketakutan saya akan kegemukan. Orang tua saya tidak mengetahui, karena selama kuliah saya kost, dan pulang ke rumah seminggu sekali. Kekhawatiran saya mulai timbul setelah selama dua bulan ini saya tidak datang bulan, padahal saya masih sendiri. Selain itu badan saya terasa sangat lemas dan sudah beberapa hari tidak bisa buang

Page 13: Anoreksia Nervosa

air besar. Padahal sebelumnya bila tidak bisa buang air, saya biasa memakan obat pencahar agar bisa buang air besar. Tetapi sekarang biar sudah memakan obat pencahar tetap saja sulit.Saya ingin menanyakan sebenarnya saya ini kenapa, dan bagaimana mengatasinya. Saya berusaha meyakinkan diri bahwa saya sehat, tetapi terasa ada yang salah dengan diri saya. Saya sering mendapat saran dari teman untuk tidak menurunkan berat badan lagi karena sudah sangat kurus. Tetapi setiap kali saya makan, saya berfikir saya akan gemuk dan itu sangat menakutkan bagi saya. 

KASUS II 

Jane berusia 15 tahun secara berangsur-angsur mengurangi makanan dari diet yang dilakukannya hingga ke titik di mana ia hidup hanya dengan saus apel dan eggnog (minuman telur kopyok). Ia menghabiskan waktu berjam-jam mengamati tubuhnya sendiri, membelitkan jari-jarinya keseputar pinggangnya untuk melihat apakah ia semakin kurus. Ia berkhayal menjadi seorang foto model yang cantik yang akan mengenakan pakaian renang perancang. Bahkan ketika berat badannya telah mencapai 85 pon (38,5 kilogram), Jane masih merasa gemuk. Ia terus menurunkan berat badan, pada akhirnya menyengsarakan tubuhnya sendiri. Ia dibawa kerumah sakit dan dirawat karena anoreksia nervosa.

PEMBAHASAN

Page 14: Anoreksia Nervosa

Gangguan kecemasan merupakan sebuah penyakit mental yang serius yang ditandai dengan perasaan cemas yang besar dan berlebihan. Seperti, perasaan ketakutan berlebihan, jantung berdebar lebih keras, nafas tersenggal, berkeringat, tarikan nafas pendek, mudah merasa pusing, dan perasaan tidak tenang. Gangguankecemasan ini merupakan salah satu penyebab dari timbulnya masalah yang sepertinya tidak rasional untuk dilakukan. 

Pada kasus pertama, seorang mahasiswi yang pernah mengikuti “kontes keratuan” merasa bingung akan kejadian yang menimpanya belakangan. Sejak ia mendengar perkataan temannya jika ia tidak lolos dari kontes ratu-ratu dikarenakan ia terlalu gemuk untuk kontes tersebut. Maka ia dengan seketika merubah kebiasaan makannya menjadi sangat sedikit. Dia takut dan merasa cemas akan berat badan yang terus naik. Yang dialami oleh Mahasiswi ini bisa jadi bahwa ia terkena Anoreksia Nervosa. Anoreksia Nervosa berarti tidak memiliki hasrat untuk makanan. Jadi bisa kemungkinan bahwa mahasiswi tersebut tidak memiliki hasrat untuk makan karena ia cemas jika berat badannya bertambah. Ada kemungkinan jika perkataan teman-temannya mempengaruhi sikapnya tersebut. Factor-faktornya bisa karena :1. Faktor Psikososial Dimana individu sering kali merasa kecewa pada diri mereka ketika gagal mencapai standar tinggi mereka yang tidak mungkin dicapai. Diet yang ekstrem dapat memberikan perasaan bisa

Page 15: Anoreksia Nervosa

mengontrol dan kebebasan yang lebih besar daripada yang didapat dari aspek kehidupan lainnya (Shafran & Mansell, 2001). Jadi berusaha bersikap perfeksionis dan berjuang mencapai prestasi yang tinggi (Halmi dkk, 2000). Jadi Mahasiswi tersebut merasa bahwa dia belum cukup prefeksionis dengan apa yang ia miliki dengan bentuk tubuhnya.2. Faktor Sosial Kultural 

Teoritikus sosiokultural menitik beratkan pada tekanan sosial dan harapan dari masyarakat pada wanita muda sebagai kontributor terhadap perkembangan gangguan makan (Bempoard, 1996; Stice, 1994). Jadi bisa memungkinkan jika mahasiswi tersebut tidak ada hasrat untuk makan dikarenakan tekanan sosial yang dialami. Seperti cerita pada kasus tersebut, jika ia mulai berubah sejak teman-temannya berkata bahwa ia tidka lolos kontes karena terlalu gemuk.3. Faktor Psikologis dan psikodinamisKelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebagai orang yang unik dan khusus. Jadi Mahasiswi tersebut secara tersirat jika ia bekeinginan untuk mendapat pengakuan jika ia juga tidak gemuk dan layak untuk ikut kontes.Sedangkan pada kasus ke dua ditemui hal serupa. Seorang gadis yang masih belia, Jane, dinyatakan oleh dokter mengidap penyakit Anoreksia setelah ia melakukan pengurangan jatah makan hingga berkurang menjadi 85 pon. Dan akhirnya Jane dirawat di rumah sakit.

Page 16: Anoreksia Nervosa

Obsesinya menjadi seorang model, bahkan menjadi sorang model pakaian renang dari seorang perancang. Kasus jane ini hampir mirip dengan kasus yang dialami oleh mahasiswi dari PTN swasta di Jakarta. Hanya saja ia tidak dikarenakan dari perkataan orang-orang sekitar, tetapi dikarenakan oleh standar perfeksionis.1. Faktor PsikososialDimana individu sering kali merasa kecewa pada diri mereka ketika gagal mencapai standar tinggi mereka yang tidak mungkin dicapai. Diet yang ekstrem dapat memberikan perasaan bisa mengontrol dan kebebasan yang lebih besar daripada yang didapat dari aspek kehidupan lainnya (Shafran & Mansell, 2001). Jadi berusaha bersikap perfeksionis dan berjuang mencapai prestasi yang tinggi (Halmi dkk, 2000). Jadi gadis tersebut mencoba untuk berpenampilan menarik dengan menjadi kurus. Sehingga ia bisa menjadi model dari perancang baju renang.2. Faktor Psikologis dan psikodinamisKelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebagai orang yang unik dan khusus. Jadi Jane ingin terlihat unik dan menarik dengan penampilan yang kurus, yang danggapnya sebagai bentuk yang ideal.Gangguan makan bisa muncul semenjak remaja dan masalah gangguan tersebut kebanyakan terjadi pada saat remaja dibandingkan dewasa.

KESIMPULAN DAN SARAN 

Anorexia nervosa, suatu gangguan makan

Page 17: Anoreksia Nervosa

(eating disorder) yang melibatkan upaya yang keras untuk kurus dengan cara melaparkan diri. Anoreksia nervosa merupakan gangguan jiwa khas remaja dibawah usia 25 tahun, terutama menimpa perempuan selama masa remaja dan hanya sekitar 5 persen penderita anoreksia laki-laki remaja. Kabanyakan remaja yang menderita gangguan ini adalah remaja dari keluarga-keluarga berpendidikan tinggi dan berpenghasilan menengah ke atas. 

Tanda- tanda penderita anorexia, menolak mempertahankan berat badan normal dan cenderung untuk ingin lebih kurus, selalu ketakutan akna berat badan akan bertambah padahal kenyataannya berat badan mereka turun terus, berhenti menstruasi 3 bulan berturut-turut padahal tidak hamil, penderita sering mengeluh pusing , penderita anorexia sering mengalami tekanan darah rendah, mereka sering merasa kedinginan (karena hilangnya lemak tubuh., susah buang air besar (karena memang tidak ada lagi sisa yang disebabkan tidak adanya makanan yang cukup), terjadi pembengkakan sendi., penderita sulit tidur., selanjutnya penderita akan menari diri dari teman, dan keluarganya dan memilih untuk menyendiri. Banyak Factor-faktor penyebab anorexia, Faktor sosial, psikososial, psikologis, dan fisiologis.Pada kasus pertama mahasiswi, positif mengudap anorexia nervosa dikarenakan dia terobsesi memiliki tubuh yang ideal padahal dia sudah memiliki tubuh yang propsional. Untuk kasus yang kedua, Jane, dinyatakan oleh dokter

Page 18: Anoreksia Nervosa

mengidap penyakit anorexia nervosa dan butuh perawatan karena dia selalu mengininkan tubuh yang kecil dan cemas jika berat badannya naik, sehingga dia secara terus-menerus mengurangi asupan makanannya. Untuk penanganan anorexia, dilakukan suatu rencana pengobatan yang menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Gabungan psikoterapi individu dan keluarga. Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dan dichotomous thinking, seperti gendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan independent, Farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.  DAFTAR PUSTAKA

Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, Ann M. 2000. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Permata. (Jum’at,30-09-2011) 

Santrock, John.W.2002.Life Span Development jilid II.Jakarta.Erlangga (Jum’at,30-09-2011)

Sarwono, S.W.2002.Psikologi Remaja.Depok: Rajawali Pers (Kamis,29-09-2011)

M. Ninik Handayani 10 Mar, 2010 http://keluargacemara.com/kesehatan/anoreksia-pada-remaja-putri.html (Selasa,27-09-2011)

Page 19: Anoreksia Nervosa

yanoear_46.blogspot.com diunduh 27 september 2011 

http://yumizone.wordpress.com/2009/07/22/anoreksia-nervosa/ (Rabu,28-09-2011)

http://www.medicalera.com/arsip.php?thread=1665 (Rabu,28-09-2011)

http://kupukupudanpelangi.blogspot.com/2011/07/anoreksia-tubuh-kurus.html (Selasa,27-09-2011)

http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel.asp (Jum’at,30-09-2011) 

www.kaskus.com (Rabu,28-09-2011)

Page 20: Anoreksia Nervosa

http://www.psikologizone.com/anoreksia-nervosa-gangguan-makan/06511647

Anoreksia Nervosa, Gangguan MakanSenin, 3 Mei 2010 · 12:33 WIB

Ilustrasi

Istilah anoreksia berarti hilangnya selera makan, dan nervosa mengidentifikasikan bahwa hilangnya

selera makan tersebut memiliki sebab emosional. Istilah ini kurang tepat melihat pada gangguan ini

penderita tidak mengalami kehilangan selera makan atau selera mereka terhadap makanan. Dalam

buku Psikologi Abnormal oleh G.C.Davidson dkk, pada tahun 2000, berikut ini adalah beberapa

penegakan diagnosis dalam kriteria untuk anoreksia nervosa:

1.Orang bersangkutan menolak untuk mempertahankan berat badan normal. Penurunan berat badan

biasanya dilakuan melalui diet, muntah dengan sengaja dan olahraga berlebihan dapat menjadi

gambaran anoreksia nervosa.

2.Mereka sangat takut bila berat badannya bertambah, dan rasa takut tersebut tidak berkurang

dengan turunnya berat badan. Mereka tidak pernah merasa sudah cukup kurus.

3.Mereka memiliki pandangan menyimpang terhadap tubuh mereka. Bahkan dalam kondisi kurus

mereka tetap merasa bahwa mereka kelebihan berat badan atau beberapa bagian tubuh gemuk.

Mereka biasanya mengecek berat badan mereka dengan menimbangnya, mengukur berbagai bagian

tubuh, dan mengamati secara kritis tubuh mereka di cermin. Harga diri mereka terkait dengan

menjaga tubuh mereka tetap kurus.

4.Pada perempuan, kondisi tubuh yang sangat kurus menyebabkan amenorea, yaitu berhentinya

periode mentruasi. Dari keempat kriteria diagnostik tampaknya kriteria keempat adalah kriteria yang

kurang penting, melihat para perempuan ada yang mengalaminya dan juga tidak dalam anoresksia

nervosa.

DSM-IV membedakan dua tipe anoreksia nervosa. Dalam tipe terbatas, penurunan berat badan

dicapai dengan sangat membatasi asupan makan. Sedangkan pada tipe makan berlebihan-

pengurasan, orang secara rutin juga makan tetapi kemudian mengeluarkannnya. Berbagai

perbedaaan ini memperkuat validitas pemisahannya.

Page 21: Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa umumnya timbul pada awal remaja hingga pertengahan remaja, sering kali timbul

setelah suatu episode diet dan terjadinya stres kehidupan.Kondisi ini terjadi pada perempuan sekitar

10 kali lebih banyak dari pada laki-laki.

Anoreksia Nerovosa dan Depresi

Anoreksia nervosa dapat memacu terjadinya depresi dan mengundang ketertarikan beberapa

penelitian atas kejadian ini.  Kedua gangguan ini juga dapat memiliki diathesis yang sama atau

penyebab lingkungan yang sama. Berbagai studi mengatakan bahwa adanya diathesis genetik dalam

penderita anoreksia, sehinga bila penderita mengalami anoreksia maka keluarga akan beresiko tinggi

menderita depresi. Disisi psikologis, penderita mengalami stres dalam hidup, mereka cenderung

mengartikan dengan cara yang menimbulkan kondisi emoasional negatif.

Perubahan fisik pada anoreksia nervosa

Melaparkan diri sendiri dan penggunaan obat pencahar menimbulkan berbagai konsekuensi biologis

yang tidak dikehendaki pada para pasien anoreksia nervosa. Tekanan darah sering kali turun, denyut

jantung menurun, system pencernaan menjadi bermasalah. Abnormal EEG dan hendaya neurologis

sering terjadi pada para pasien anoreksia. Perubahan struktur otak, seperti rongga yang meluas atau

pelebaran sulcal, juga dapat terjadi, namun dapat diperbaiki.

Prognosis

Sekitar 70% pasien anoreksia akhirnya dapat sembuh. Meskipun demikian, penyembuhan dapat

berlangsung selama 6 sampai 7 tahun, dan kekambuhan umum terjadi sebelum tercapainya pola

makan yang stabil dan dipertahankannya berat badan.

Penanganan gangguan makan

Perawatan rumah sakit yang kadang dijalani dengan terpaksa, seringkali diperlukan untuk menangani

pasien anoreksia agar asupan makanan pasien dapat ditingkatkan secara bertahap dan dipantau

dengan teliti. Pada anoreksia, perlu untuk diberikan intervensi biologis dan psikologis.

Penanganan biologis

Karena anoreksia nervosa sering kali komorbid dengan depresi, gangguan ini ditangani dengan

berbagai antidepresan. Fluoksetin lebih memberikan hasil dibandingkan dengan plasebo untuk

mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga mengurangi depresi dan sikap yang menyimpang

terhadap makanan dan makan. Sayanganya, hal itu tidak terlalu berhasil. Hanya memulihkan berat

badan tanpa mengurangi gejala-gejala anoreksia.

Penanganan psikologi anoreksia nervosa

Terapi bagi anoreksia secara umum diyakini sebagai suatu proses dua tahap. Tahap pertama, adalah

Page 22: Anoreksia Nervosa

tujuan jangka pendek yang membantu pasien menambah berat badan untuk mencegah komplikasi

medis dan kemungkinan kematian. Program operant conditioning cukup berhasil untuk menambah

berat badan dalam jangka pendek. Sedangkan tujuan jangka panjang memiliki dampak yang kurang

bisa berhasil secara reliable dalam penanganan berat badan.

Daftar Pustaka:

Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, Ann M. 2000. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Permata.

Page 23: Anoreksia Nervosa

http://yumizone.wordpress.com/2009/07/22/anoreksia-nervosa/

ANOREKSIA NERVOSAPosted on Juli 22, 2009 by yumizone

1. I. PENDAHULUAN

Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangatconcern atas pertambahan

berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga

mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi  makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya

kebanyakan wanita ingin terlihat langsing  dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat

mereka bahagia, sukses, dan popular.  Remaja dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body

imagenya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu mind set ( pemikiran yang sudah terpatri di otak ) bahwa

tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap

dipandang.1

Anoreksia nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan perubahan gambaran tubuh, ketakutan yang luar

biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal dan hilangnya siklus

mentruasi (pada wanita). Penderita yang umumnya terjadi pada remaja putri biasanya mengalami gangguan

makan, berupa aktifitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja

melalui control yang ketat.2

Pada anoreksia nervosa terjadi hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan. Hal tersebut

disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai konsep penampilan tubuh, sehingga penderita

mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan. Penderita anoreksia nervosa sadar mereka lapar

namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, karena bisa berakibat meningkatnya berat badan.

Berbeda dengan korban kelaparan, penderita anoreksia nervosa mampu menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-

hari mendekati normal. Tidak merasa lapar dan tidak cemas terhadap kondisinya.3

Takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini terutama terjadi pada wanita, sehingga membatasi makan dan

terkadang tidak makan atau puasa. Akhirnya tidak mau makan hingga penderita kurus kering. Kelainan ini

banyak terjadi di dalam masyarkat yang memuja bentuk tubuh yang kurus kering. Mereka terus-menerus

malakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus, yang pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek

yang berbahaya yaitu kematian .2 penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada 10% penderitanya.3

Pada penderita anorekasia nervosa dapat menurunkan berat badannya antara 25 – 50 % dari berat badan

sebenarnya. Dampak fisik yang umumnya terjadi penderita adalah kehilangan selera makan, hingga tidak mau

mengkonsumsi apapun, lemah tidak bertenaga, sulit berkonsentrasi dan terjadi gangguan mentruasi. Namun

dampak psikis juga terpengaruhi, seperti mempunyai perasaan tidak berharga,sensitiv mudah tersinggung atau

marah, mudah merasa bersalah, kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak percaya diri,

cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya, minta perhatian orang lain, dan depresi. Dampak fisik

maupun psikis yang terjadi akibat gangguan makan tersebut  memerlukan pertolongan segera dari psikolog,

dokter, ahli gizi, dan tentu saja orang tua.1

1. II. DEFENISI

Defenisi anorekasi nervosa menurut DSM-IV adalah :4,5

1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan

tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85%

yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode

pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).

2. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya

memiliki berat badan kurang.

Page 24: Anoreksia Nervosa

3. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk

badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya

yang rendah.

4. Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus menstruasi berturut-turut

(seorang wanita dianggap mengalami amenore jika periodenya timbul hanya setelah pemberian

hormon, misalnya, estrogen).

1. III. EPIDEMIOLOGI

Gangguan makan dalam berbagi bentuk telah dilaporkan pada sampai 4% pelajar remaja dan dewasa

muda.4 Sekitar 95% penderita adalah wanita, kelainan ini biasanya terjadi pada masa remaja dan terkadang

pada masa dewasa. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1% gadis remaja.

Biasanya menyerang orang-orang golongan social ekonomi menenngah ke atas.3 Gangguan ini terjadi 10

sampai 20 kali lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki. Lebih sering pada Negara yang maju, dan

mungkin ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang profesinya memerlukan kekurusan ,

seperti model dan penari balet.4

1. IV. ETIOLOGI

Faktor biologis, social, dan psikologis adalah terlibat dalam penyebab anoreksia nervosa. 4

1. Faktor biologis

Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi,

seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh deksametason. Terjadi penekanan fungsi tiroid, amenore, yang

mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan

kembali.

1. Faktor social

Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan

latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah spesifik pada anoreksia nervosa.  Pasien dengan anoreksia

nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan makan.

1. Faktor psikologis dan psikodinamis

Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih

mandiri dan meningkatkan fungsi social dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan

kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self

starvation)mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebgai orang yang unik dan khusus. Hanya

memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan

kemandirian.

1. V. GAMBARAN KLINIS 6

1. Ada 2 macam subtype dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-metode yang

digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu :

1. Mengkontrol pengurangan berat badan dengan mengkonsumsi kalori yang sangat

rendah dan olah raga.

2. Terkadang terjadi bulimia diantara jarak makan, dan kelaparan dengan mempunyai

kebiasaan memuntahkan dan penggunaan laksan dan diuretic daripada

menggunakan obat penurun berat badan.

Page 25: Anoreksia Nervosa

3. Gejala klinis/symptom

1. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat

badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap 

makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien

merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat

kurus.

2. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyaiobsessive compulsive

behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, 

pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis

gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan

kepribadian.

3. Penyesuaian seksual yang buruk

4. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh

tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan

dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong

makanan menjadi potongan kecil-kecil.

5. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.

6. Muntah yang dipaksakan

7. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan

1. Tanda Anoreksia nervosa

1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up

2. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.

3. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita

muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk

memaksakan muntah.

4. Hypokalemi dan kelainan EKG

5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan

kekurangan gizi dan kelaparan.

1. VI. DIAGNOSIS

Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :7

-         Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau

dipertahankan oleh penderita.

-         Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:

Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang maupun yang

tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah 17,5% atau kurang.

Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak

dan salah satu hal di bawah ini :o Merangsang muntah oleh dirinya sendiri

o Menggunakan pencahar

o Olah raga berlebihan

o Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.

o Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk 

terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang

rendah.o Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitary-gonadal aksis,

dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan

Page 26: Anoreksia Nervosa

potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan

metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.o Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga

tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.

-         Pemeriksaan patologi dan laboratorium, tidak ada tes laboratorium tunggal yang mutlak mambantu

menegakan diagnosa anoreksia nervosa. Urutan uji saring laboratorium adalah diperlukan pada orang yang

memenuhi criteria anoreksia nervosa. Tes tersebut dapat berupa elektrolit serum dan tes fungsi ginjal, tes

glukosa, EKG, kadar kolesterol, test supresi deksametason, dan kadar karoten. Klinisi mungkin menemukan

penurunan hormon tiroid, penurunan glukosa serum, nonsupresi kortisol setelah deksametason, hipokalemia,

peningkatan nitrogen urea darah, dan hiperkolesterolemia.

1. VII. KOMPLIKASI MEDIS DARI GANGGUAN MAKAN

Berhubungan dengan penurunan berat badan :4

-               Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid (sindrom T3 rendah),

intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur inti tubuh.

-               Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk kontraksi premature atrium

dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS (perpanjangan interval QT, bradikardia, takikardia ventricular,

kematian mendadak.

-               Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng, konstiopasi, nyeri

abdomen.

-               Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) yang

rendah.

-               Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.

-               Hematologys : leucopenia

-               Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari seng ), depresi apatetik,

gangguan kognitif ringan.

-               Rangka osteoporosis.

Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksatif)

-                Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik, hipokloremik, dan hipomagnesimia.

-               Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan pancreas, dengan

peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung, usus disfungsional dengan dilatasi haustra.

-               Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi yang bersanngkutan.

-               Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar dan gangguan elektrolit),

neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan, gangguan kognitif lainnya.

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan pasien tentang gejalanya,

kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan penolakan pasien untuk mencari pengobatan. dibawah

ini adalah diagnosis banding untuk  anoreksia nervosa.4

1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya, terlalu kurus, tetapi

penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan normal. Pemikiran sekarang diperkirakan,

bahwa anoreksia nervosa adalah gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat

badan yang berlanjut.

2. Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-pituitary, penyakit Addison,

Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal.

3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu penurunan nafsu makan,

sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar.

Pada agitasi depresif, hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan dan

merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori, resep makanan dan

Page 27: Anoreksia Nervosa

persiapan   pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada pasien anoreksia nervosa dan tidak

ditemukan pada penderita gangguan depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak

memiliki ketakutan yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki oleh

pasien anoreksia nervosa.

4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis tersangka bulimia,

dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai variasi dari penyakit.

1. IX. PROGNOSIS 4

Pada umumnya prognosis adalah tidak baik. Pada mereka yang telah mencapai berat badan ideal kembali,

preokupasi dengan makanan dan berat badan sering kali terus terjadi, hubung social sering kali buruk,  dan

banyak pasien mengalami depresi. Namun respon jangka pendek pien terhadap hamper semua program

pengobatan rumh sakit adalah baik. indikator suatu hasil yang baik adalah pengakuan rasa lapar, sedikit

penyangkalan, kurangn imaturitas, dan peningkatan harga diri.

1. X. TERAPI

Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana pengobatan harus

menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah

dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif pada beberapa kasus medikasi harus

dipertimbangkan. 4,5,6

1. Perawatan di rumah sakit. Clinical harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di

rumah sakit, dan yang tidak harus.

1. i.      kehilangan energi yang  banyak, pada umumnya, pasienanoreksia nervosa yang berada

20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk

program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan

memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan..

2. ii.      Hypokalemi (<3 meg/L) atau EKG mengalami perubahan akibat meningkatnya

potassium.

3. iii.      Lingkaran muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan.

4. i.      Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah  kesehatan dan gangguan

kejiwaan lainnya.

5. ii.      Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat badan, seperti :

1. tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk

setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000 kalori

yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan   yang sama selama

sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar

sekali makan.

2. keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien

3. setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung

kemihnya dan sebelum sarapan

4. mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya.

5. jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan.

Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya.

6. Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat

badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.

7. i.            Cyproheptadine hydrochloride, merupakan antagonis antihistamine dan

serotonin, telah terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa yang

mempunyai sedikit efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan dinaikan

32mg/hari pada akhir minggu kedua.

Page 28: Anoreksia Nervosa

8. ii.            Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahan-lahan

sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa,

biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk pasien

dengan gangguan depresi.

9. iii.            Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk

pasien yang mengalami anxietas yang berat.

1.

1. Kriteria untuk perawatan di rumah sakit, apabila terdapat satu tanda di bawah ini:

1.

1. Dasar perawatan di rumah sakit  berdasarkan :

1.

1. Farmakoterapi diberikan jika ada gangguan jiwa, seperti depresi, atau kecemasan

1.

1. Keikutsertaan keluarga diberikan untuk pasien yang dengan perawatan di rumah, digunakan

untuk memeriksa interaksi di antara anggota keluarga dan kemungkinan tujuan sekunder dari

gangguan tersebut bagi pasien.

2. Perawatan setelah rumah sakit

1. Gabungan psikoterapi individu dan keluarga

2. Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang terobsesi menjadi

kurus, kepercayaan diri yang rendah, dandichotomous thinking, seperti gendut lawan kurus,

benar lawan salah, otonomi lawan independent.

3. Farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami perbaikan setelah

6 bulan, setelah pasien di rawat.

XI.   KESIMPULAN

Anoreksia nervosa adalah suatu bentuk ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menolak

untuk mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi

badan, dan mengalami gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri. Sehingga

menimbulkan bermacam komplikasi yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu

penderita anoreksi nervosa membutuhkan pengobatan medis dan psikis yang menyeluruh, yaitu perawatan di

rumah sakit jika diperlukan, terapi individual serta keluarga.

Page 29: Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Anoreksia Nervosa

Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal

"Nona A" - gambar tahun 1866 dan 1870 setelah perawatan. Dia adalah salah satu

penderita pertama kasus Anorexia nervosa. Didapatkan dari naskah medis Sir

William Gull.

ICD-10 F50.0-F50.1

ICD-9 307.1

OMIM 606788

DiseasesDB 749

eMedicine emerg/34 med/144

MeSH D000856

Page 30: Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk

mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat

badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias

kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir

serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan

komponenpsikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan

rasioenzim hati ALT dan GGT,[1] hingga disfungsi hati akut[2] pada tingkat lanjut.[3]

Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum)anorektik. Istilah ini

sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu

makan.

Anorektik dapat juga menunjuk ke obat penahan nafsu.

[sunting]Rujukan

1. ^ (Inggris)"Prevalence and Predictors of Abnormal Liver Enzymes in Young Women with Anorexia

Nervosa". Harvard-MIT Division of Health Sciences and Technology, Harvard Medical School, Division

of Adolescent Medicine, General Clinical Research Center, Division of Gastroenterology and Nutrition,

Division of Endocrinology, Children’s Hospital Boston; Hiu-fai Fong, Amy D. DiVasta, Diane DiFabio,

Julie Ringelheim, Maureen M. Jonas, dan Catherine M. Gordon. Diakses pada 11 Oktober 2010.

2. ^ (Inggris)"Acute liver damage in anorexia nervosa". Department of Clinical and Experimental

Medicine, University of Padua; Di Pascoli L, Lion A, Milazzo D, Caregaro L.. Diakses pada 11 Oktober

2010.

3. ^ (Inggris)"Severe acute liver damage in anorexia nervosa: two case reports".Interuniversity Center for

Obesity and Eating Disorders, Department of Clinical and Experimental Medicine; De Caprio C, Alfano

A, Senatore I, Zarrella L, Pasanisi F, Contaldo F.. Diakses pada 11 Oktober 2010.