anion
-
Upload
olgasatriaputri -
Category
Documents
-
view
199 -
download
9
description
Transcript of anion
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat
zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi untuk membentuk materi yang di temukan
sehari- hari. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan,
struktuk, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perebuhan suatu
materi.
Secara umum kimia terdiri dari :
1. Kimia anorganik (umum), pelajaran tetntang unsure-unsur keculi
karbon serta ikatannya.
2. Kimia organic, pelajaran tentang ususnan karbon dan ikata-ikatannya
yang sangat banyak jumlah dan macamnya.
3. Kimia analitik, pelajaran tentang analisa kimia baiok secara kuantittatif
maupun kualitatif.
4. Biokimia, pengetahuan tentang zat yang terdapat pada makhluk hidup
dan proses-proses yang terjadi.
5. Kimia fisik, berhubungan dengan perkembangan dari aspek-aspek tiori
didalm ilmu kimia, untuk memperoleh pengertia-pengertian, banyak di
pergunakan segi fisika.
Analisis kuantitafi adalah indetifikasi kimia terhadap suatu sampel
untuk mengetahui jumlah atau kadar dari suatu sampel, sedangkan
analisis kulitatif adalah idetifikasi senyawa kimia atau sampel untuk
mengetahui jenis atau sampel.
Adapun yang termaksud dalam analisis kualitatif adalah anion adan
katiaon. Anoion adalah ion yang bermuatan negative, sedangkan kation
adalah ion yang bermuatan positif.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui anion
kolongan I – V dari suatu zat atau sampel.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan anion
kolongan I – V dari suatu zat atau sampel.
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan penambahan pereaksi
pada suatu sample kolongan anion I-V dalam tabung reaksi, kemudian
diamati adanya endapan serta perubahan warna, dilanjutkan dengan
pemanasan jika dianggap perlu.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Teori umum
Analisa kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kiamia, baik
unsur atau senyawa dalam suatu samel. Metode analisis kualitatatif dapat
dilakukan dengan cara konfesional sampai menggunakan instrument
khusus.
Analisis kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk perkirakan dan memeberi arah
sehingga memeperoleh gambaran terhadap contoh yang akan diteliti,
analisis pendahuluan meliputi:
a. Organoleptik ( menggunakan panca indra), yang dianalisis
biasanya berupa bentuk, warna dan bau
b. Pemanasan dengan tabung pijar.
c. Reaksi nyala ( flame test), dilakukan dengan menggunkan gawat Pt
atau NiCr.
2. Analisis anion
Setelah mempunyai gambaran atau pemikiran awal maka
langsung didentifikasi dengan cara tube test, dengan mengahsilkan
reaksi yang khas.
Dalam bidang analisis farmasi idetifikasi bahan baku yang
digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu tidak begitu banyak
dilakukan. Yang banyak dilakukan adalah idetifikasi anion atau kation
yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku,bahan bantu dan
sediaan obat atau anailis anion atau kation jika berada sebagai
pencemar.
Anion dikolompokkan menjadi beberapa kelas anatara lain :
1. Anion sederhana
Contoh : O2-, F-, CN-, I-, Cl- , Br-.
2. Anion Okso diskret
Contoh : NO3- , SO4
2-, CO32-, NO2-
3. Anion polimer okso
Contoh : silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
4. Anion kompleks halide dan kompleks anion yang berbasis bongat
Contoh : TaF6,oksalat
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan
bersama – sama.Hal ini meliputi asetat,formiat, oksalat, sitrat, salisilat,
dan benzoat.
Analisi kualitatif menggunakan dua macam uji yaitu reaksi kering
dan reaksi basah .Reaksi kering dapat di gunakan pada zat padat dan
reaksi basah untuk zat dalam larutan . Kebanyakan reaksi kering yang di
uraikan di gunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi
kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering di lakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom
Sedikit zat di larutkan dalam HCl P .Di atas kaca arloji kemudian di
celupkan ke dalam ,kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih
kemudian di bakar di atas nyala oksidasi.
2. Reaksi nyala beilstein
Kawat tembaga yang telag berisi di pijarkan di atas nyala oksidasi
sampai nyala hijau hilang.apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat
Dengan cawan porselin sedikit zat padat di tambahkan asam sulfat
pekat dan beberapa tetes menthol, kemudian di nyalakan di tempat
gelap .apabila ada borat dan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematik seperti
yang di gunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion
bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan.
Reaksi kering adalah reaksi uji tanpa melarutkan sampel reaksi ini
terdapat beberapa macam jenis antara lain:
1. Uji manik fosfat
Di gunakan dalam mikroskomik ,natrium hydrogen fosfat
tetrahidrat ,manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium
metafosfat.
2. Uji nyala
Bagian terpanas nyala adalah pada zona pelelehan yang terletak pada
kira-kira sepertiga ketinggian nyala ,daerah ini di manfaatkan untuk
mengujin kepadatan kelelehan zat dan juga melengkapi dalam
pengujian keatsirian relatif dan zat-zat atau campuran zat.
3. Uji spektroskopik
Untuk memisahkan cahaya atau rona-rona komponennya dan
mengidentifikasi anion yang ada oleh perangkat rona yang khas.
4. Pemanasan
Yaitu teknik dengan cara zat di simpan dalam sebuah tabung
pengapian yang di buat dari pipa kaca lunak dan di panasi dalam
sebuah nyala Bunsen .Mula-mula dengan lambat dan kemudian
dengan lebih kuat .
5. Uji pipa tiup
Suatu nyala mengoksidasi di peroleh dengan memegang mulut pipa
dengan pipa itu kira-kira sepertiga kedalam nyala dan meniup dengan
lebih kuat dalam arah sejajar dengan puncak pembakar.
Secara umum ,cara penggolongan anion adalah pemishan anion
berdasarkan kelarutan garam-garam perak ,garam-garam kalsium ,barium
dan seng.Selain itu ,menurut Bunsen penggolongan anion dari sifat
kelarutan garam perak dan garam barium ,warna,kelarutan garam alkali
dan kemudahan mengguapnya. Menurut gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan
Ag.SEdangkan vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses
identifikasi dengan asam dan identifikasi berdasarkan reaksi dalam
larutan
Pada umumnya anion-anion dapat di golongkan sebagai berikut :
1. Golongan I (golongan sulfat)=SO42+ ,CO3
2+ ,Cr2O42- ,AsO4
3-
,AsO33-,PO4
3-,SO32-, BO3
3-. Anion golongan ini mengendap dengan Ba2+
dalam suasana basa
2. Golongan II (golongan halida)=Cl-, Br-, S2-. Anion golongan ini
mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3)
3. Golongan III (golongan nitrat )=NO3-, NO2
-, CH3COO-
B. URAIAN BAHAN
1. Aquadest ( FI Edisi III ,hal 96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Air suling
Rumus kima : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih ,tidak berwarna,tidak berbau,tidak
berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Asam Sulfat ( FI Edisi III ,hal 58 )
Nama resmi : ACIDUM SULFARIUM
Nama lain : Asam sulfat
Rumus kimia : H2SO4
Berat molekul : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak,korosif,tidak
berwarna jika di tambahkan ke dalam air
menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. Asam Klorida ( FI Edisi III ,hal 53 )
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Rumus kimia : HCl
Berat molekul : 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan dalam 2 bagian air
asap dan bau hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan
4. Barium klorida ( FI Edisi III ,hal 656 )
Nama resmi : BARII CHLORIDUM
Nama Lain : Barium klorida
Rumus kimia` : BaCl2
Pemerian : Hablur ,tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Besi (II) Sulfat ( FI Edisi III ,hal 254 )
Nama resmi : FERROSI SULFAS
Nama lain : Besi (II) sulfat
Rumus kimia : FeSO4
Berat molekul : 151,90
Pemerian : Serbuk,putih keabuan rasa logam ,sepat
Kelarutan : Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air
bebas karbondioksida P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Anemia defisiensi besi
6. Magnesium Sulfat ( FI Edisi III hal 854 )
Nama resmi : MAGNESII SULFAS
Nama lain : Magnesium sulfat, garam inggris
Rumus kimia : MgSO4
Berat molekul : 246,47
Pemberian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
dingin,asin,dan pahit, Dalam udara kering dan
panas merapuh.
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut
dalam etanol (95 %)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Laksativum, Antikonvulsan
7. Amonium Klorida ( FI Edisi III, Hal 87)
Nama resmi : AMMONII CHALORIDUM
Nama lain : Ammonium klorida, Salmiat
Rumus kimia : NH4Cl
Berat molekul : 53,49
Pemberian : Serbuk putih atau hablur, putih tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Ekspetoran
Dosis Maksimum: sehari 8 g
8. Perak Nitrat ( FI Edisi III ,hal 97 )
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
Rumus kimia : AgNO3
Berat molekul : 169,87
Pemerian : Hablur Transparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena
cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam
etanol(95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antiseptikum ekstern, Kostikum.
9. Raksa (II) Klorida ( FI Edisi III, Hal 387 )
Nama resmi : HYDRAREYRI BICHLORIDUM
Nama lain : Raksa (II) Klorida, Sublimat
Rumus kimia : HgCl2
Berat molekul : 271,52
Pemberian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, berat.
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dalam 2,1 bagian air
mendididh, dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kasiat : Antiseptikum Ekstern
10. Timbal (II) Nitrat ( FI Edisi III, Hal 733)
Nama resmi : PLUMBI (II) NITRAT
Nama lain : Timbal (II) Nitrat
Rumus kimia : Pb(No3)2
Pemberian : Hablur tidak berwarna, atau putih, atau serbuk
hablur putih.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan jernih dan tidak
berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
11. Timbal (II) Asetat ( FI Edisi III, Hal 733)
Nama resmi : PLUMBI ACETAS
Nama lain : Timbal (II) Asetat
Rumus kimia : Pb (CH3COO)2
Berat molekul : 325,28
Pemberian : Trisma monoklik, kecil, tembus cahaya,atau
massa hablur, berat, putih, bau asetat.
Kelarutan : Larut dala 2 bagian air, dan dalam 63 bagian
etanol (95%)P., sangat mudah larut dalam
gliserol P.
Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat : Abstringen
BAB III
DESAIN PRAKTIKUM
A. Alat
Alat – alat yang digunakan
1. Bantalan
2. Gegep
3. Gelas kimia
4. Korek api
5. Lab halus
6. Masker
7. Pipet tetes
8. Rak tabung
9. Sendok tanduk
10.Spiritus
11.Tabung reaksi
12.Tissu roll
B. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan
1. Aquadest
2. Larutan BaCl2 , HCl, HgCl2, AgNo3, MgNo3, Pb(CH3COO)2, HgNo3,
PbNo3, Pb(NO3)2, NH4Cl, MgSO4, FeSO4, H2SO4
3. Anion gol I : Cl-, Br-, I-, SCN-
4. Anion gol II : CH3COO-, S2-, NO2-
5. Anion gol III : CO32-, HCO3
-,, C2O42-
6. Anoin gol IV : PO43-, As2O4
2-, CrO42-, SO4
2-
7. Anion gol V : MnO4-, NO3
-
C. Cara kerja
1. Pembuatan pereaksi
a. Bahan padat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang zat yang akan dibuat pereaksi
3. Dilarutkan zat tersebut dengan air suling dalam Erlenmeyer
4. Dimasukkan kedalam labu ukur dan cukupkan volumenya
denagn air suling hingga tanda, lalu kocok merata hingga
tercampur dengan baik
5. Dimasukkan kedalam botol dan beri etiket
b. Bahan cair
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang volume zat yang akan diukur
3. Diukur volume zat tersebut dengan menggunakan gelas ukur
4. Dilarutkan zat tersebut dengan air suling dalam Erlenmeyer
5. Dimasukkan kedalam labu ukur dan dicukupkan volumenya
dengan aquadest hingga tanda, lalu dokocok merata hingga
tercampur dengan baik.
6. Dimasukkan kedalam botol lalu diberi etiket
2. Pembuatan larutan stok
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diambil sedikit sampel lalau dimasukkan kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan aquadest secukupnya, lalu dikocok rata
4. Diberikan etiket
3. Uji penegasan
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan sedikit larutan stock atau sampel kedalam tabung
reaksi lalu ditambahkan denagan pereaksi
3. Jika terjadi endapan dilanjutkan dengan pemanasan
4. Diamati reaksi yang terjadi
5. Khusus untuk NO3-, NO2
-, menggunakan pereaksi HCl pekat dan
FeSO4
6. Jika terjadi endapan dilanjutkan dengan pemanasan
7. Diamati reaksi yang terjadi
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Tabel pengamatan
1. Anion Golongan I
AgNO3 Pb(CH3COO)2 BaCL
Cl- ↓ putih Larut Tetap
AgNO3 NH4Cl BaCl
Br- ↓ Putih Tetap Tetap
AgNO3 Pb(CH3COO)2 HgCl
I- Putih susu ↓ Kuning Tetap
Pemanas
an
- Cincin kuning -
2. Anion golongan II
AgNO3 PbNO3 Pb(CH3COO)2
SCN- Tetap Putih Keruh Tetap
+
berlebih
- - Putih
HCl pekat + FeSO4
NO2- Kuning kecoklatan
+ Pemanasan Cincin kuning kecoklatan
3. Anion golongan III
HCl AgNO3 BaCl2
CO32- Tetap Coklat muda Keruh
HgCl2 MgSO4 H2SO4
HCO3- Tetap Tetap Tetap
4. Anion Golongan IV
AgNO3 BaCl2 MgNO3
PO43- ↓ Coklat Putih keruh Tetap
BaCl2 Pb(CH3COO)2 AgNO3
SO42- ↓ Putih ↓ Putih Jernih
5. Anion Golongan V
HCl Pekat + FeSO4
NO3- Coklat hitam
+ Pemanasan Cincin Coklat kehitaman
HCl BaCl2 AgNO3 Pb(NO3)2
S2O32- Putih keruh Bening Bening Bening
B. Reaksi – reaksi
1. Golongan I
- Cl-
Cl + AgNO3 → ↓ AgCl + NO3-
2Cl + Pb(H3COO)2 → PbCl2 + 2Ch3COO-
Cl- + BaCl2 → Tidak bereaksi
- Br-
Br- + AgNO3 → AgBr + NO3-
Br- + NH4Cl → Tidak bereaksi
Br- + BaCl2 →Tidak bereaksi
- I –
I - + AgNO3 → AgI + NO3-
2I - + Pb(CH3COO)2 → ↓ PbI2 + 2CH3COO-
I2 + HgCl →Tidak bereaksi
- SCN –
SCN - + AgNO3 →Tidak bereaksi
SCN - + Pb (NO3)2 → Pb (CN) + 2NO3 - + S+
SCN - + Pb(CH3COO)2 → Pb (CN)2 + 2CH3COO- + S+
2. Golongan II
NO2- + HCl → HNO3 + Cl –
HNO3 - + FeSO4 → [Fe,NO] SO4 + H+ +O2-
3. Golongan III
- CO32
CO32- + HCl →Tidak bereaksi
CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 +NO3
-
CO32-+BaCl2→BaCO3+2Cl-
- HCO3-
HCO3-+HgCl2→Tidak bereaksi
HCO3-+MgSO4→Tidak bereaksi
HCO3-+H2SO4→Tidak bereaksi
4. Golongan IV
- PO43-
PO43-+AgNO3→↓Ag3PO4
PO43-+BaCl2→Ba3(PO4)2+2Cl-
PO43-+MgNo3→Tidak bereaksi
- SO42-
SO42-+BaCl2→↓BaSO4+2Cl-
SO42-+Pb(CH3COO)2→↓PbSO4+CH3COO-
SO42-+AgNO3→Tidak bereaksi
5. Golongan V
- NO3-
NO3-+HCl→HNO3+Cl-
2HNO3+FeSO4→Fe(NO3)2+H2SO4
- S2O32-
S2O32-+2HCl→S+SO2+H2O+2Cl-
S2O32-+BaCl2→Tidak bereaksi
S2O32-+AgNO3→Tidak bereaksi
S2O32-+Pb(NO3)2→Tidak bereaksi
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam analisis kualitatif , terdapat 3 tahad dalam menentukan jenis
suatu zat `atau sampel yaitu :
1. Uji pendahuluan
Uji ini meliputi pemeriksaan ppendahuluan dengan uji kering,
pemeriksaan hasil-hasil yang mudah menguap.Uji pendahuluan terdiri dari
uji organoleptik yaitu bentuk,bau,rasa, dan warna serta kelarutannya.
2. Dugaan
3. Uji penegasan.
Uji ini seba akan terbentuk endapan putihgai penegasan dari
dugaanyang telah ada. Melelui ujiii dapat dibuktikan dengan adanya
perubahan yang terjadi pada sampel.
Berdasarkan pada percobaan penggolongan anion golongan I-V
akan dibahas dibawah ini mengenai uji penegasan dimana menjadi tolak
ukur pengamatan ada perubahan yang terjadi pada perubahan yang
terjadi pada sampel setelah ditambahkan pereksi.
Golongan I terdiri dari Cl-, Br-, I-, SCN-. Yang pertama adalah Cl-. Cl-
ditambah pereaksi AgNO3 akan terbentuk endapan putih. Lalu Cl- di
tanbahkan pb (CH3COOH) akan larut dalam sampel. Lalu Cl- di
tambahkan pereaksi BaCl2 tidak terjadi reaksi apapun.Yang kedua adalah
Br- . Br – ditambah pereaksi AgNO3 akan terbentuk endapan putih AgBr.
Lalu Br- ditambah pereaksi NH4Cl tidak terjadi reksi apapun. Hal yang
sma terjadi pada saat Br- ditambahkan pereaksi BaCl2 tidak terjadi reksi
apapun. Yang ketiga adalah I-. I- ditambahkan dengan pereaksi AgNO3
maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna putih susu. Lalu I-
ditambahkan dengan Pb(CH3COO)2 maka akan terjadi endapan kuning
dilanjutkan dengan pemanasan maka akan terbentuk cincin kuning pada
sampel. Lalu I- ditambahkan dengan pereaksi HgCl2 tidak terjadi reaksi
apapun. Yang keempat adalah SCN-.SCN- ditambah dengan pereaksi
AgNO3 tidak terjadi reaksi apapun. Lalu ditambahkan Pb(NO3)2 maka akan
terlihat perubahan warna menjadi putih susu. Lalu SCN- ditambahkan
dengan pereaksi Pb(CH3COO)2 tidak terjadi reaksi apapun tetapi
dilanjutkan dengan pemanasan maka warna berubah menjadi warna
putih.
Golongan II terdiri dari NO2-. NO- ditambahkan dengan pereaksi
HCl maka akan terbentuk HNO3 kemudian ditambahkan lagi dengan
pereaksi FeSO4 maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna
kuning kecoklatan. Setelah ini diadakan pemanasan maka didapatkan
hasil terbentuknya cincin kuning kecoklatan.
Golongan III terdiri dari CO32-, HCO3. CO3 ditambahkan dengan
pereaksi HCl tidak terjadi reaksi apapun. Lalu tidak CO32- ditambahkan
dengan pereaksi AgNO3 maka akan terjadi perubahan warna menjadi
warna coklat mudah. Lalu CO32- ditambahkan dengan pereaksi BaCl2
maka larutan itu berubah warna menjadi keruh. Yang kedua adalah HCO3.
HCO3 ditambahkan dengan pereaksi HgCl2 tidak terjadi reaksi apapun.
HCO3 ditambahkan dengan pereaksi MgSO4 tidak terjadi reaksi apapun.
Lalu HCO3 ditambahkan dengan pereaksi H2SO4 hasilnya juga tidak
terjadi reaksi apapun.
Golongan IV terdiri dari PO43- dan SO4. Yang pertama adalah PO4
3-.
PO43- ditambahkan pereaksi AgNO3 akan menhasilkan endapan coklat
Ag3PO4. Lalu PO43- ditambahkan dengan pereaksi BaCl2 akan terbentuk
perubahan warna menjadi putih keruh. Lalu PO43- ditambahkan dengan
pereaksi MgNO3 tidak terjadi reaksi apapun . Yang kedua adalah SO42-.
Lalu SO42- ditambahkan dengan pereaksi AgNO3 tidak terjadi reaksi
apapun. Lalu SO4 ditambahkan dengan pereaksi BaCl2 akan terbentuk
endapan putih BaSO4. Lalu SO42- ditambahkan dengan pereaksi
Pb(CH3COO)2 akan terbentuk endapan putih PbSO4.
Golongan V terdiri dari NO3 dan S2O32-. Yang pertama adalah
NO3-.NO3
- ditambahkan dengan pereaksi HCl akan membentuk HNO3 lalu
HNO3 ditambahkan dengan pereaksi FeSO4 akan terjadi perubahan warna
coklat hitam. Setelah ini dilanjutkan dengan pemanasan maka akan
terbentuk cincin coklat kehitaman. Yang kedua adalah S2O3. S2SO32-
ditambahkan dengan pereaksi HCl maka akan terjadi perubahan warna
menjadi putih keruh. Lalu S2O32- ditambahkan dengan BaCl2 tidak terjadi
reaksi apapun. Selain itu, jika ditambahkan dengan pereaksi AgNO3 dan
Pb(NO3)2 maka hasilnya akan tetap yaitu tidak terjadi reaksi apapun.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa
1. Anion golongan sulfat seperti SO42-, CO3
2-, Cr2O42-, AsO4
2-, AsO32-,
PO43-, SO32-, BO3-. Anion golongan ini mengendap dengan Ba2+ dalam
suasana basa.
2. Anion golongan Halida seperti Cl-, Br-, I-, SCN-. Anion golongan ini
mengendap dengan Ag8 dalam suasana asam seperti HNO3.
3. Anion golongan nitrat seperti NO3, NO2, CH3COO-. Semua garam
dalam golongan ini larut.
B. Saran
1. Asisten
Diharapkan pada saat praktikum , asisten lebih membimbing
praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan praktikan
dapat mengerti tentang apa yang telah dipraktekan.
2. Laboratorium
Diharap alat-alat dan bahan-bahan yang gunakan dalam
praktikum dilengapi dan diganti bahan yang telah terkontaminasi oleh
zat lain dan alat yang tidak layak dipakai praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
DIRJEN POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III . Depkes RI : Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia: Jakarta.
Pasirhanja. 2008. Identifikasi Anion. Diakses melalui internet dengan alamat
website www. Medicafarma. com.
Svehla,G. 1985.Vogel Bagian II. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
Tim Dosen UIT. 2010. Penutun Praktikum Kimia Analisis. Universitas
Indonesia Timur : Makassar.