Anggota Pasirgombong

1
Anggota Pasirgombong, Formasi Jatiluhur Pada anggota pasirgombong formasi jatiluhur ini disusun oleh dua litologi yang berbeda, yaitu batupasir lanauan dan lempung pasiran berlingkungan pengendapan sublitoral dalam. Umur dari formasi jatiluhur ini diperkirakan miosen awal sampai tengah (Sitilonga, 1973). Anggota pasirgombong mencakup luas kurang lebih 2% dari daerah Karawang. Batupasir lanauan dan lempung pasiran pada daerah ini tergolong memiliki perlapisan. Dilihat dari segi morfografinya, formasi ini tampak dari peta topografinya memiliki perbedaan garis kontur, selain itu juga terlihat bahwa formasi ini menjemari dengan formasi subang (Sujatmiko, 1970, Achdan dan Sudana, 1992). Aspek morfogenetiknya dapat dilihat dari lingkungan pengendapannya formasi jatiluhur yang berada didalam kondisi laut zona terbuka, zona neritik 100-200 meter (Sitilonga, 1973), yang berarti litologi yang terbentuknya pun dipengaruhi oleh arus laut, munculnya dua litologi yang berbeda inipun dapat menjadi indikasi perbedaan energi transportasi dalam proses pembentukannya. Pada batupasir lanauan energi cenderung lebih besar dibandingkan dengan pada lempung pasiran. Selain dari segi energi transportasi, dapat pula dikaitkan dengan lama dan jarak pengangkutan. Pada batupasir lanauan lama dan jarak pengangkutan lebih sebentar dan dekat dibanding dengan lempung pasiran.

description

Anggota pasirgombong merupakan bagian dari formasi yang ada di daerah Purwakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca dalam file yang dapat dilihat.

Transcript of Anggota Pasirgombong

Page 1: Anggota Pasirgombong

Anggota Pasirgombong, Formasi Jatiluhur

Pada anggota pasirgombong formasi jatiluhur ini disusun oleh dua litologi yang berbeda, yaitu

batupasir lanauan dan lempung pasiran berlingkungan pengendapan sublitoral dalam. Umur dari

formasi jatiluhur ini diperkirakan miosen awal sampai tengah (Sitilonga, 1973). Anggota

pasirgombong mencakup luas kurang lebih 2% dari daerah Karawang. Batupasir lanauan dan

lempung pasiran pada daerah ini tergolong memiliki perlapisan. Dilihat dari segi morfografinya,

formasi ini tampak dari peta topografinya memiliki perbedaan garis kontur, selain itu juga terlihat

bahwa formasi ini menjemari dengan formasi subang (Sujatmiko, 1970, Achdan dan Sudana, 1992).

Aspek morfogenetiknya dapat dilihat dari lingkungan pengendapannya formasi jatiluhur yang berada

didalam kondisi laut zona terbuka, zona neritik 100-200 meter (Sitilonga, 1973), yang berarti litologi

yang terbentuknya pun dipengaruhi oleh arus laut, munculnya dua litologi yang berbeda inipun

dapat menjadi indikasi perbedaan energi transportasi dalam proses pembentukannya. Pada

batupasir lanauan energi cenderung lebih besar dibandingkan dengan pada lempung pasiran. Selain

dari segi energi transportasi, dapat pula dikaitkan dengan lama dan jarak pengangkutan. Pada

batupasir lanauan lama dan jarak pengangkutan lebih sebentar dan dekat dibanding dengan

lempung pasiran.