Anggota Gymnospermae_misna.docx

21
SUKU Gymnospermae Tumbuhan Berbiji Terbuka Pengertian Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae) Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu : 1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. 2.Berakar tunggang. 3.Umumnya berupa pohon. 4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Gymnospermae terdiri dari beberapa suku diantaranya adalah Cycadaceae, Pinaceae, dan Gnetaceae. 1. Cycadaceae Ciri-Ciri Umum a) Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. b) Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

description

Anggota Gymnospermae

Transcript of Anggota Gymnospermae_misna.docx

SUKU Gymnospermae

Tumbuhan Berbiji Terbuka

Pengertian Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang

menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.Tumbuhan

kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu :

1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.

2.Berakar tunggang.

3.Umumnya berupa pohon.

4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

Gymnospermae terdiri dari beberapa suku diantaranya adalah Cycadaceae, Pinaceae, dan

Gnetaceae.

1. Cycadaceae

Ciri-Ciri Umum

a)     Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang,

daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.

b)     Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman

betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota ini

menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah.

Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja

yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang

membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan

strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau

yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus

betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan.

Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus

betina dan terjadilah polinasi.

c)      Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

d)     Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.

e)     Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.

f)      Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan

mikrosporangia pada permukaan bawah.

g)     Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.

h)     Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.

i)       Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan

kompak.

Ciri-Ciri Khusus

Ciri khas kelas ini adalah batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk

di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus jantan saja atau

strobilus betina saja. Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi

30 m dengan diameter 60 – 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm.

Tajuk pohon muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar. Kulit pohon

muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan,

panjang 16 – 25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tungal. Bunga jantan dan betina

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2 – 4 cm, terutama di bagian bawah

tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.

Contoh Kelas Cycadaceae

Contoh jenis dari suku Cycadaceae adalah : Cycas rumphii (Pakis Haji), Cycas revolute,

Dioon sp. (Hidup di Amerika), Zamia furfuracea, Zamia floridiana, Encephalartos altenteinii

Spesies

Salah satu contoh species dari family Cycadaceae yang paling umum adalah Cycas rumphii

Miq. (Pakis Haji)

Local Name

Penawar jambe (Indonesia), Cycad, Sago palm (Inggris), Oliba (Filipina).

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom               :           Plantae

Division                :           Cycadophyta

Class                     :           Cycadopsida

Order                    :           Cycadales

Family                   :           Cycadaceae

Genus                   :           Cycas

Species                 :           Cycas rumphii

Deskripsi Pakis Haji

Habitus : Tanaman Pakis Haji (Cycas rumphii) termasuk tanaman berbentuk perdu.

Akar : Tanaman Pakis Haji (Cycas rumphii) mempunyai sistem perakaran tunggang.

Batang : Tanaman Pakis Haji (Cycas rumphii) tidak bercabang (monopodial) dan

berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang kasar. Pangkal tangkai daun

tetap ada pada batang. Pada kulit batang terdapat lendir.

Daun : Bentuk dan ukuran daun pada Cycas rumphii baik jantan maupun betina sama.

Daun berupa daun tunggal. Terdiri dari tangkai daun (petioles) dan helaian daun

(lamina) berbentuk pita (ligulatus) dan susunan tulang daun dan torehannya

berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi daun integer, warna daun hijau tua, pada

tangkai daun terdapat duri.

Bunga : Tanaman Cycas rumphii merupakan tumbuhan berkelamin satu (uniseksualis)

dan berumah dua (dioecus). Bunga terdiri dari dua sporofil yaitu mikrosporofil

(jantan) dan megasporofil (betina) yang terkumpul dalam strobilus. Strobilus

jantan berbentuk silinder dan tumbuh pada ujung batang. Strobilus betina

berbentuk bulat tumbuh dari sela-sela ketiak. Ovulum terdapat pada pinggir

carpelum. Strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk seperti sisik

yang berkayu, dipermukaannya terdapat mikrosporangium.

Biji : Biji Cycas rumphii terdapat pada permukaan carpelum, bentuknya bulat dengan

ukuran sebesar telur bebek.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Ciri-Ciri Pakis Haji

Adapun ciri-ciri dari pakis haji, adalah (Memey, 2008) :

1. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak

bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.

2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan

tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota

ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya

rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau

dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma

yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan

memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina

menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah

beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang

berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga

tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.

3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.

4. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.

5. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.

6. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan

mikrosporangia pada permukaan bawah.

7. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.

8. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.

9. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan

kompak.

Perkembangan Pakis Haji

Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu

mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang

megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil

yang tersusun spiral pada aksis strobilus (Kimball, 1987).

Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul

pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan

bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan

berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji,

megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung

perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap

berada dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah

terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang

mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal

biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan

serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan

benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium

merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela) (Kimball, 1987).

Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat

atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan

ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate

cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil

pembelahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi (Kimball,

1987).

Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua mikrospora

yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi

setelah menjantan atau serbuk sari atau pollen (Kimball, 1987).

Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut

berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh

makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela

secara miosis mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya,

hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur (Kimball, 1987).                                          

Reproduksi Pakis Haji

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji

terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina.

Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak

makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih

bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel

induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang

bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat

satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan

satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium

(Sukmawati, 2008).

Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus

berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai

media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah

(Sukmawati, 2008).

Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh

serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko

fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji

lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu

spermanya tidak mampu bergerak bebas (Sukmawati, 2008).

Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika

tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh

serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju

gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan

sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan

membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi

yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya (Sukmawati, 2008).

Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami

(penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu

antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur).

Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal,

karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur (Sukmawati, 2008).

Strobilus jantan Þ serbuk sari Þ jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) Þ buluh serbuk Þ

membelah Þ inti tabung dan inti spermatogen Þ inti spermatogen Þ membelah Þ dua inti sperma

Þ membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium Þ zigot Þ lembaga di dalam biji Þ tumbuhan

baru

Habitat Dan Penyebaran

Cycas rumphii adalah salah satu jenis pakis haji (Cycas) yang umum ditemukan

di Nusantara. Tumbuhan ini asli berasal dari kepulauan ini dan apabila orang menyebut "pakis

haji", maka yang dimaksud biasanya adalah C. rumphii ini. Tumbuhan ini biasa ditanam orang

sebagai penghias pekarangan rumah dan batangnya mengandung pati yang dapat dimakan

(Wikipedia, 2010). Nama "rumphii" diambil dari nama seorang peneliti

berkebangsaan Jerman dari abad ke-18 yang pernah meneliti tumbuhan di Kepulauan

Maluku, Georg Eberhard Rumpf (Rumphius) (Wikipedia, 2010).

Manfaat

Daunnya berkhasiat untuk obat sakit perut, batuk dan mencret. Untuk obat mencret dipakai +

15 gram daun segar Cycas rumphii, dicuci, direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih selama

15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

Selain itu, daunnya mengandung kandungan kimia seperti saponin, flavonoida, dan tanin. Bijinya

dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun yang paling muda dimakan

sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan

dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga penting sebagai

tanaman hias. Getah Cycas rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya untuk

mengobati luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan.

2. PINACEAE

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Ciri-Ciri Umum

Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m dengan

diameter 60 – 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm. Tajuk pohon

muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu,

sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16 – 25

cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tungal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas.

Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2 – 4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili

betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.

Ciri-Ciri Khusus

a)     Pohon berkayu (woods), strobilus bentuk conus.

b)     Daun bentuk jarum dan berkelompok atau serupa sisik.

Daun Pinus merkusii

c)      Daun dan sisik tersusun spiral.

d)     Buah : berbentuk kerucut, silindris, panjang 5 – 10 cm, lebar 2 – 4 cm. Lebar setelah terbuka

lebih dari 10 cm.

e)     Benih : bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan benih.

Panjang sayap 22 – 30 mm, lebar 5 – 8 mm.

f)       Strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon, ukuran strobilus jantan lebih kecil

dibandingkan dengan strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.

g)     Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan angin.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

h)     Serbuk sari dengan dua gelembung udara.

i)       Cotyledon banyak.

Species

Contoh jenis suku Pinaceae adalah : Pinus merkusii, Pinus insularis Endl., Pinus

montezomae Lamb., Pinus strobes L. Pinus silvestris L., Pinus balsamea Miller. Salah satu

contoh species dari family Pinaceae yang paling umum adalah Pinus merkusii.

Local Name

Tusam (Indonesia), Uyam (aceh), Son Song Bai (Thai), Merkus Pine (Perdagangan), Mindoro

Pine (Philipina), Tenasserim Pine (Inggris).

Klasifikasi Ilmiah

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Kingdom               :           Plantae

Division                :           Coniferophyta

Class                     :           Pinopsida

Order                    :           Pinales

Family                   :           Pinaceae

Genus                   :           Pinus

Species                 :           Pinus merkusii

Penyebaran Dan Habitat

                   Satu-satunya pinus yang penyebaran alaminya sampai di selatan khatulistiwa. Di Asia

Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan

Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23OLU-2OLS. Di Pulau Hainan (China) diperkirakan

terdapat hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan (Indonesia) juga merupakan hasil

penanaman. Tumbuh pada ketinggian 30-1.800 m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim.

Manfaat

Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api, dan

sumpit. Sering disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan 30-60 kg getah, 20-40 kg resin

murni dan 7-14 kg terpenting per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran

dan tanah tidak subur.

3. Gnetaceae

Ciri-Ciri Umum

Pohon berumah dua yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5-10 m.

Daun berhadapan, berbentuk jorong, panjang 7.5-20 cm dan lebar 2.5-10 cm; urat daun sekunder

saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang

bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah keras

(nutlike), berbentuk jorong , panjang buah 1-3.5 cm, bagian ujungnya runcing pendek, ketika

masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu

biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.

Ciri-Ciri Khusus

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

a)     Liana berkayu, beberapa tegak.

b)     Percabangan bersendi dan menebal.

c)      Daun sederhana, berhadapan, menyirip.

d)     Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku.

e)     Bunga jantan: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu.

f)       Bunga betina: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan

pelindung.

g)     Biji dilindungi perianth yang berdaging.

h)     Berumah dua (Dioceus).

Species

Contoh jenis yang termasuk suku Gnetaceae adalah Gnetum gnemon L. Gnetum latifolium BI.,

Gnetum tenuifolium Ridl., Gnetum indicum Merr. Salah satu contoh species dari family

Gnetaceae yang paling umum adalah Gnetum gnemon.

Gnetum gnemon

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Local Name

Melinjo, belinjo, bagoe (Indonesia), Ki tangkil, Maninjo, Tangkil sake (Sunda), Bagu (Jawa

Timur), Batang baguak (Minangkabau).

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom               :           Plantae

Division                :           Gnetophyta

Class                     :           Gnetopsida

Order                    :           Gnetales

Family                   :           Gnetaceae

Genus                   :           Gnetum

Species                 :           Gnetum gnemon

Habitat Dan Penyebaran

Tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim

kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Tidak ada syarat tertentu terhadap faktor

kualitas dan kedalaman tanah, namun kadar ikat air pada tanah atau irigasi perlu dilakukan

selama musim kering. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan. Melinjo

ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa

dan Sumatra) dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Manfaat

Daun muda, perbungaan, buah muda, dan buah tua melinjo dimasak sebagai sayur (terutama

sayur asem). Bijinya merupakan bagian yang terpenting; buahnya tidak lain dari biji yang

terbungkus oleh kulit dalam yang kaku (kulit biji) dan kulit luar yang tipis dan dapat dimakan.

Suatu macam serat yang berkualitas tinggi dihasilkan dari kulit batang bagian dalam; kulit ini

dimanfaatkan sebagai tali panah yang terkenal di pulau Sumba, juga untuk tali pancing atau

jaring, berkat ketahanannya terhadap air laut. Kayu melinjo tak ada manfaatnya yang khusus,

mungkin alasannya ialah karena kambium sekundernya membentuk struktur batang yang tidak

normal.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

DAFTAR PUSTAKA

__ ____________. 2001. Pinus merkusii. Bandung : Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan.

A armstrong, Billie. 2008. Cycadaceae. Geneva : Darwin Fails Publisher Incorporated.

Graffin, Greg. 2002. Pinaceae, Cycadaceae and Gnetaceae. Geneva : Darwin Fails Publisher

Incorporated.

__ ____________. 2012. Melinjo. Downloaded from http://id.wikipedia.org/ , April 2, 2013.

_ ___________. 2011. Tumbuhan Biji. Downloaded  from http://e-dukasi.net/ , April 2, 2013.

Edward, rubbpert dan Robert, pattinson, 2009. The gymnosperm. http://www.thebiologyplant.com. Diakses tanggal 02 April 2013.

Kimball, W. John. 1987. Biologi Jilid 2. erlangga. Jakarta.

Meymey, 2008. Gymnospermae. www.wordpress.com. Diakses tanggal 02 April 2013.

Sukmawati, 2008. Biologi. www.bloger.com. Diakses tanggal 02 April 2013.

Wikipedia, 2011. Spermatophyta. www.wikipedia.com. Diakses tanggal 02 April 2013.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE