Anggaran-sektor-publik
-
Upload
restu-agusti -
Category
Documents
-
view
389 -
download
1
Transcript of Anggaran-sektor-publik
PERTEMUAN 8
ANGGARAN SEKTOR
PUBLIK
PERTEMUAN 8
ANGGARAN SEKTOR
PUBLIKdisampaikan Oleh: Restu Agustidisampaikan Oleh: Restu Agusti
“Sebaik-baik kekayaan adalah kaya hati; Sebaik-baik bekal adalah takwa; Seburuk-buruk buta adalah buta hati; Sebesar-besar dosa adalah dusta; Sejelek-jelek usaha adalah memungut riba; Seburuk-buruk makanan adalah memakan harta anak yatim; Siapa memaafkan orang, maka dimaafkan oleh Allah, dan siapa mengampuni orang akan diampuni oleh Allah”(Abdullah ibnu Mas’ud)
“Awal fitnah itu karena hawa nafsu yang selalu dituruti, peraturan baru yang dibuat-buat, penyimpangan dari Kitabillah dan diskriminasi sekelompok manusia terhadap manusia lain di luar agama Allah”(Ali bin Abi Thalib r.a.)
TaushiyahTaushiyah
ANGGARAN
Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang
diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya
dalam periode waktu tertentu
Pengertian Anggaran NegaraPengertian Anggaran Negara
Anggaran adalah: “suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang sunggguh-sungguh terjadi di masa yang lalu. (John F. Due, 1975)
Anggaran negara adalah gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang dinyatakan dalam ukuran uang
Dari anggaran negara dapat diketahui realisasi pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di masa yang lalu
Melalui anggaran negara dapat diketahui tercapai atau tidaknya kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah di masa yang lalu
Kebutuhan dan kepentingan
rakyat banyak
Lingkungan AnggaranLingkungan Anggaran
Sistem pemerintahan
negara (kabinet presidensial)
Sistem administrasi
negara
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Presiden Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabinet/Menteri Negara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Alur Perencanaan dan Penganggaran
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP RPJM
Nasional
RPJP Nasional
RKP Daerah
Renstra KL
Renja - KL
Renstra SKPD
Renja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA - SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
PedomanDijabar-
kan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabar-kan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN UU KN
Pemerintah
PusatPem
erintah Daerah
Isi RPJM
RPJM NASIONAL Penjabaran visi, misi, program Presiden;Berpedoman pada RPJP Nasional
RPJM DAERAHPenjabaran visi, misi, program Kepala Daerah;Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional
1. Strategi Pemb. Nasional2. Kebijakan Umum3. Kerangka Ekonomi Makro4. Program – program
– Kementerian, – Lintas kementerian/Lembaga, – Kewilayahan, dan – Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran
1. Strategi Pemb. Daerah2. Kebijakan Umum3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah4. Program –program
– SKPD, – Lintas SKPD, – Kewilayahan, – Lintas kewilayahan yang memuat kegiatan pokok dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran
Renstra - KL / SKPD
Renstra-KL Berpedoman pada RPJM Nasional
Renstra-SKPDBerpedoman pada RPJM Daerah
Isi:1. Visi-Misi2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 3. Program-program4. Kegiatan Indikatif
Isi:1. Visi-Misi2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 3. Program-program4. Kegiatan Indikatif
Fungsi RKP
• Menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa, karena memuat seluruh kebijakan publik;
• Menjadi pedoman dalam menyusun APBN/ APBD karena memuat arah kebijakan pembangunan nasional satu tahun; dan
• Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah.
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)
RenjaSKPD
RKPD
RPJMD
RenstraSKPD
KUA PPAS
PEDOMANPENYUSUNAN
RKA-SKPD
RAPERDAAPBD
TimAnggaran Pemda
RKA-SKPD
Dibahas bersama
DPRD
5 tahun
5 tahun
1 tahun
1 tahun
RKP
RPJM
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN
KDH
Fungsi Anggaran Sektor Publik
Fungsi Anggaran Sektor Publik
Budget as a Planning Tool
Budget as a Control Tool
Budget as a Fiscal Tool
Budget as a Political Tool
Budget as a Coordination And Communication Tool
Budget as a Performance Measurement Tool
Budget as a Motivatioan Tool
Karakteristik Anggaran Sektor Publik
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip Anggaran Sektor Publik
OtorisasiOtorisasi
Kompre-hensif
Kompre-hensif
Keutuhan anggaranKeutuhan anggaran
Nondis-cretionary Appropri-
ation
PeriodikPeriodik
AkuratAkurat
JelasJelasDiketahui
publikDiketahui
publik
Budget Principles
Prinsip Anggaran Sektor Publik Otorisasi oleh legislatif.
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
Keutuhan anggaran. Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
Nondiscretionary Appropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.
Contd……………. Periodik.
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.
Akurat.
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.
Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.
Diketahui publik. Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
Faktor Dominan Dalam Proses Penganggaran
Faktor Dominan Dalam Proses Penganggaran
Tujuan dan target yang hendak dicapai
Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam, dan sebagainya
Tiga Pertimbangan Ekonomis Keterlibatan Pemerintah Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa
Bagi Masyarakat
stabilisasi ekonomi
redistribusi pendapatan
alokasi sumber daya
Atas ketiga pertimbangan inilah anggaran diperlukan
untuk perencanaan dan pengendalian
Atas ketiga pertimbangan inilah anggaran diperlukan
untuk perencanaan dan pengendalian
Siklus Anggaran Siklus Anggaran
Tahap persiapan anggaran (preparation)
Tahap ratifikasi (approval/ratification)
Tahap implementasi (implementation)
Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation)
Bagan Arus Siklus Anggaran
Bagan Arus Siklus Anggaran
Persiapan Anggaran (Preparation)
Persiapan Anggaran (Preparation)
Ratifikasi (Approvalratification)
Ratifikasi (Approvalratification)
Pelaporan Dan Evaluasi (Reporting &
Evaluation)
Pelaporan Dan Evaluasi (Reporting &
Evaluation)
Pembukuan dan Perhitungan
Pembukuan dan Perhitungan
Pelaksanaan Belanja
Pelaksanaan Belanja
Penerimaan PendapatanPenerimaan Pendapatan
Penelaahan Otorisasi Kredit
Anggaran
Penelaahan Otorisasi Kredit
Anggaran
Implementasi (Implementation)Implementasi
(Implementation)
Jenis Anggaran
• Jenis Aktivitas• Anggaran Operasional
Kurun waktu 1 tahun• Anggaran Modal (Capital)
Rencana jangka panjang
Pendekatan Anggaran Sektor PublikPendekatan Anggaran Sektor Publik
Traditional Budget
Traditional Budget
New Public Management
New Public Management
IncrementalismIncrementalism
Line-itemLine-item
Planing Programming and Budgeting-system (PPBS)Planing Programming and Budgeting-system (PPBS)
Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting (ZBB)
Performance BudgetingPerformance Budgeting
Cara Penyusunan
Struktur & Susunan
Incrementalism BudgetIncrementalism BudgetPenekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah
pengawasan dan pertanggungjawaban yang sentralistik
Incrementalism; hanya memodifikasi jumlah rupiah pada item anggaran yang sudah ada berbasis data tahunan sebelumnya tanpa kajian
incrementalism cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan historis (historic cost of service)
Tanpa memperhatikan pertanyaan seperti: Apakah pelayanan tertentu masih dibutuhkan/masih menjadi prioritas?
Apakah pelayanan yang diberikan telah terdistribusi secara adil & merata?
Apakah pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien?
Apakah pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan publik?
Line-item BudgetLine-item Budget
Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item tertentu yang telah ada dalam struktur
anggaran meski secara riil item tersebut sudah tidak relevan
Tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat
Satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.
Kelemahan Anggaran TradisionalKelemahan Anggaran Tradisional
Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang
Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak diteliti secara menyeluruh efektivitasnya
Lebih berorientasi pada input dari pada aoutput Sekat-sekat antar departemen yang kaku Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi Anggaran tradisional bersifat tahunan Sentralisasi penyiapan anggaran Persetujuan anggaran yang terlambat Sistem informasi finansial yang tidak memadai
New Public Management New Public Management “Reinventing Government” (Osborne dan Gaebler, 1992):
Pemerintah katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik
Pemerintah milik masyarakat: memberdayakan masyarakat daripada melayani Pemerintah yang kompetitif: menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan
oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh misi Pemerintah yang berorientasi hasil: membiayai hasil bukan masukkan Pemerintah berorintasi pada pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi Pemerintah wirausaha: mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan Pemerintah antisipatif: berupaya mencegah daripada mengobati Pemerintah desentralisasi: dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahan
dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan)
Karakteristik Umum Pendekatan NPM
Karakteristik Umum Pendekatan NPM
Komprehensif/komparatif
Terintegrasi dan lintas departemen
Proses pengambilan keputusan yang rasional
Berjangka panjang
Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)
Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input
Adanya pengawasan kinerja
Perbandingan Anggaran Tradisional Dengan Anggaran Berbasis Pendekatan
NPM
Perbandingan Anggaran Tradisional Dengan Anggaran Berbasis Pendekatan
NPM Anggaran Tradisional New Public Management
Sentralisasi Desentralisasi & develoved management
Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output dan outcome (value for money)
Tidak terkait dg. Perenc. jangka panjang Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang
Line-item dan incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja
Batasan dept. yang kaku (rigid department) Lintas departemen (cross department)
Menggunakan aturan klasik: Zero-Base Budgeting, Planning, Vote Accounting Programming Budgeting System
Prinsip anggaran Bruto Sistematik dan rasional
Bersifat tahunan Bottom-up budgeting
Spesifik Komprehensif
Performance BudgetingPerformance Budgeting
Performance Budgeting
didasarkan pada Tujuan dan
Sasaran Kinerja
Performance Budgeting
didasarkan pada Tujuan dan
Sasaran Kinerja
Mengharuskan adanya Indikator Kinerja, Standar Kinerja, Standar Biaya dan Benchmark dari setiap jenis
pelayanan
Mengharuskan adanya Indikator Kinerja, Standar Kinerja, Standar Biaya dan Benchmark dari setiap jenis
pelayanan
Dasar HukumPP No. 58/2006
Permendagri 13/2006
Penilaian kinerja didasarkan pada
pelaksanaan value for money dan budget
effectively
Penilaian kinerja didasarkan pada
pelaksanaan value for money dan budget
effectively
Zero Based Budgeting Zero Based Budgeting
Konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-based).
Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan.
Penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini, bukan data tahun sebelumnya.
Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang sama sekali baru.
Keunggulan Zero Based Budgeting
Keunggulan Zero Based Budgeting
Menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien
Fokus pada value for money
Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan inefektivitas biaya
Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
Sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran
Kelemahan Zero Based Budgeting
Kelemahan Zero Based Budgeting
Time consuming, teoritis dan tidak praktis
Cenderung menekankan manfaat jangka pendek
Implementasinya membutuhkan teknologi yang maju
Proses merangking dan mereview ribuan paket keputusan berpotensi mempengaruhi keputusan yang tidak objektif
Dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi
Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk dalam anggaran
Menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
Planning, Programming, And Budgeting System (PPBS)
Planning, Programming, And Budgeting System (PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan.
Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program.
PPBS ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik, karena sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya.
Karakteristik PPBS
Karakteristik PPBS
Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan
Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang
Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang meliputi:
(a) identifikasi tujuan
(b) identifikasi secara sistematik alternatif program
(c) estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program
(d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh
Kelebihan PPBS
Kelebihan PPBS
Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen menengah
Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program
Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antar departemen
Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian tujuan organisasi
Menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara optimal.
Copyright by Ihyaul Ulum MD.
Kelemahan PPBS
Kelemahan PPBS
Membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi
Membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi yang canggih
Sulit untuk diimplementasikan
Mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks
Merupakan teknik anggaran yang statistically oriented.
Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat program atau kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen, bukan program
Copyright by Ihyaul Ulum MD.
Proses Implementasi PPBSProses Implementasi PPBS
Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas
Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing program
Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil
Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui
Contoh Aplikasi PPBS
• Tujuan umum
• Struktur program
• Kategori program
• Elemen program
Child & Fam
Care of
elderly
Handicappe
d
Residential
Home Meals
Medical
Support
Social Prog
Catering
Social Service