anggaran

31
HOME DISCLAIMER KEBIJAKAN PRIVASI KONTAK Peta Situs Aktivitas Situs Terkini IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL INFO DAN ARTIKEL Sekilas Info Anggaran Artikel Anggaran KONSEP PENGANGGARAN Pengertian Anggaran, Manfaat Anggaran dan Tujuan Anggaran Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat Anggaran Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsial Proses Penyusunan Anggaran Kelebihan Anggaran dan Kelemahan Anggaran PERAMALAN PENJUALAN Peramalan Penjualan Metode Peramalan Metode Trend Bebas Metode Moment Metode Least Square Metode Regresi Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Oleh Hendra Poerwanto Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean C mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secar bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasany 1. Metode alokasi langsung (direct alocation Dalam metode ini, BOP departemen jasa di departemen produksi yang menikmatinya. Metode al apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jas dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Contoh kasus: Metode Alokasi langsung CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua de departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin se departemen produksi dengan proporsi:

description

aaaaa

Transcript of anggaran

HOME

DISCLAIMER

KEBIJAKAN PRIVASI

KONTAK

Peta Situs

Aktivitas Situs Terkini

IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL

INFO DAN ARTIKEL

Sekilas Info Anggaran

Artikel Anggaran

KONSEP PENGANGGARAN

Pengertian Anggaran, Manfaat Anggaran dan Tujuan Anggaran

Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat Anggaran

Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsial

Proses Penyusunan Anggaran

Kelebihan Anggaran dan Kelemahan Anggaran

PERAMALAN PENJUALAN

Peramalan Penjualan

Metode Peramalan

Metode Trend Bebas

Metode Moment

Metode Least Square

Metode Regresi

Model Khusus

Metode Trend Semi Average (Setengah Rata-Rata)

Contoh Trend Semi Average Data Ganjil-Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-Genap

ANGGARAN PENJUALAN

Anggaran Penjualan

Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan

Pertimbangan Penyusunan Anggaran Penjualan

Penyusunan Konsep Anggaran Penjualan

Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan

Pedoman Teknis Praktis Membuat Anggaran Penjualan

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran Penjualan Satu Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan Dua Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan Dua Daerah Penjualan

Contoh Kasus Membuat Anggaran Penjualan

ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran Produksi

Kaitan Anggaran Produksi Dengan Anggaran Lainnya

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi

Fungsi dan Manfaat Anggaran Produksi

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Produksi

Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi

Contoh Format Sederhana Tabel Anggaran Produksi

Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Produksi

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi Pendekatan Stabilitas Persediaan

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi Pendekatan Stabilitas Produksi

Contoh Pendekatan Kombinasi

ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran Bahan Baku

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Anggaran Pembelian Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Pembelian Bahan Baku

Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran Persediaan Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Persediaan Bahan Baku

Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku Yang Habis Digunakan

Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan Baku Yg Habis Digunakan

Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yg Habis Digunakan

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Jenis Tenaga Kerja

Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat Upah Tenaga Kerja Langsung

Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja Langsung

Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Anggaran Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Karakteristik/ Sifat Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Menghitung Harga Pokok Produksi

ANGGARAN BIAYA NON PRODUKSI

Anggaran Biaya Distribusi

Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

PROYEKSI LABA-RUGI

Proyeksi Laba/ Rugi

ANGGARAN PIUTANG

Anggaran Piutang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Perputaran Piutang

Pengendalian Piutang

Analisis Kebijakan Kredit

Penyusunan Anggaran Piutang

ANGGARAN KAS

Anggaran Kas

Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas

Sumber dan Penggunaan Kas

Anggaran Kas Jangka Panjang

Anggaran Kas Jangka Pendek

ANALISIS BREAK EVEN

Pengertian dan Asumsi Analisis Break Even/ Break Even Point (BE/ BEP)

Manfaat Analisis Break Even

Kelemahan Analisis Break Even

Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even

Cara Menentukan Titik Break Even

Perubahan Asumsi dan Akibatnya Terhadap Break Even

Analisis Break Even untuk Lebih dari Satu Jenis Produk

ANGGARAN VARIABEL

Anggaran Variabel

Perilaku dan Karakteristik Biaya

Satuan Dasar Kegiatan

Metode Pemisahan Biaya

Bentuk Anggaran Variabel

Contoh Penyusunan Anggaran Variabel

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka Anggaran

Pemilik situs

Zona Manajemen

Grha Manajemen

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)Oleh Hendra Poerwanto

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya.1. Metode alokasi langsung (direct alocation method)

Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).Contoh kasus: Metode Alokasi langsungCV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:

Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah

Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!JawabMenghitung BOP dianggarkanAlokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:1. Jasa X

BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing

Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp 9.000.000,-Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-

Total = Rp 30.000.000,-

2. Jasa Y

BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,-

Total = Rp 60.000.000,-

2. Metode Alokasi Bertahap (Step Method)

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang lain. Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian reparasi untuk memperbaiki mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan peralatan reparasi. Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method). Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa dinyatakan dalam formula berikut:

Keterangan:

X = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa YY = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Xa1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasia2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasib1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian Xb2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y

Contoh Kasus : Metode Alokasi BertahapPT RAS mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit, selama Tahun 2006 sebesar:

Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan. Proporsi pemakaian jasanya adalah:

Berdasarkan data tersebut, diminta:1. Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa2. Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi

Jawab1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasiDengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut:

X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2X = 28.000.000 + 25% YY = 2.000.000 + 20% XJadi X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 XX 0,05 X = 28.500.000X = 30.000.000Y = 2.000.000 + 20% XY = 2.000.000 + 0,2 (X)Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)Y = 8.000.000

Jadi

BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan adalah sebesar Rp 30.000.000,-

BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-

Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:

Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasiAlokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:1. Jasa X (departemen listrik)

BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp 9.000.000,-Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,-

Total = Rp 24.000.000,-

2. Jasa Y (departemen pemeliharaan)

BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,-Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,-

Total = Rp 6.000.000,-

Jadi selengkapnya adalah sebagai berikut:

***

Sign in|Recent Site Activity|Report Abuse|Print Page|Powered ByGoogle Sites

HOME

DISCLAIMER

KEBIJAKAN PRIVASI

KONTAK

Peta Situs

Aktivitas Situs Terkini

IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL

INFO DAN ARTIKEL

Sekilas Info Anggaran

Artikel Anggaran

KONSEP PENGANGGARAN

Pengertian Anggaran, Manfaat Anggaran dan Tujuan Anggaran

Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat Anggaran

Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsial

Proses Penyusunan Anggaran

Kelebihan Anggaran dan Kelemahan Anggaran

PERAMALAN PENJUALAN

Peramalan Penjualan

Metode Peramalan

Metode Trend Bebas

Metode Moment

Metode Least Square

Metode Regresi

Model Khusus

Metode Trend Semi Average (Setengah Rata-Rata)

Contoh Trend Semi Average Data Ganjil-Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-Genap

ANGGARAN PENJUALAN

Anggaran Penjualan

Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan

Pertimbangan Penyusunan Anggaran Penjualan

Penyusunan Konsep Anggaran Penjualan

Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan

Pedoman Teknis Praktis Membuat Anggaran Penjualan

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran Penjualan Satu Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan Dua Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan Dua Daerah Penjualan

Contoh Kasus Membuat Anggaran Penjualan

ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran Produksi

Kaitan Anggaran Produksi Dengan Anggaran Lainnya

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi

Fungsi dan Manfaat Anggaran Produksi

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Produksi

Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi

Contoh Format Sederhana Tabel Anggaran Produksi

Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Produksi

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi Pendekatan Stabilitas Persediaan

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi Pendekatan Stabilitas Produksi

Contoh Pendekatan Kombinasi

ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran Bahan Baku

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Anggaran Pembelian Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Pembelian Bahan Baku

Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran Persediaan Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Persediaan Bahan Baku

Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku Yang Habis Digunakan

Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan Baku Yg Habis Digunakan

Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yg Habis Digunakan

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Jenis Tenaga Kerja

Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat Upah Tenaga Kerja Langsung

Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja Langsung

Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Anggaran Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Karakteristik/ Sifat Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Menghitung Harga Pokok Produksi

ANGGARAN BIAYA NON PRODUKSI

Anggaran Biaya Distribusi

Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

PROYEKSI LABA-RUGI

Proyeksi Laba/ Rugi

ANGGARAN PIUTANG

Anggaran Piutang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Perputaran Piutang

Pengendalian Piutang

Analisis Kebijakan Kredit

Penyusunan Anggaran Piutang

ANGGARAN KAS

Anggaran Kas

Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas

Sumber dan Penggunaan Kas

Anggaran Kas Jangka Panjang

Anggaran Kas Jangka Pendek

ANALISIS BREAK EVEN

Pengertian dan Asumsi Analisis Break Even/ Break Even Point (BE/ BEP)

Manfaat Analisis Break Even

Kelemahan Analisis Break Even

Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even

Cara Menentukan Titik Break Even

Perubahan Asumsi dan Akibatnya Terhadap Break Even

Analisis Break Even untuk Lebih dari Satu Jenis Produk

ANGGARAN VARIABEL

Anggaran Variabel

Perilaku dan Karakteristik Biaya

Satuan Dasar Kegiatan

Metode Pemisahan Biaya

Bentuk Anggaran Variabel

Contoh Penyusunan Anggaran Variabel

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka Anggaran

Pemilik situs

Zona Manajemen

Grha Manajemen

Contoh Kasus Penyusunan Anggaran VariabelOleh Hendra PoerwantoPT. KARS sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:

Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp 500/kg

Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung selama 4 JKL (DLH) dengan tariff @Rp 150 per JKL

BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000, adalah sebagai berikut:

Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp 25.000.000,- dan pada bulan Desember diprediksi naik sebesar 20% nya.

Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember diperkirakan manajemen perusahaan sebesar Rp 25.000.000

Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan meminjam uang dari bank dengan bunga sebesar Rp 2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah tetap

Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak penghasilan dengan rate 20%

Dari data di atas, susun dan hitung lah:

1. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Matematis

2. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Formula

3. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk tabel pada tingkat kapasitas 65.000 unit dan 75.000 unit

4. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Grafik

5. HP produksi per unit jika rencana produksi bulan Desember 20XX sebanyak 65.000 unit

6. Proyeksi laporan Laba/Rugi bulan Desember 20XX, jika produk yang laku terjual sebanyak 65.000 unit dengan harga jual per unit Rp 3.400

JawabLangkah 1.Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai berikut:

Y = a + b X

dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan

Jenis Biaya Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,- TKL = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,- BOP = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,- Pemasaran = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,- Adm & Umum = FC = Rp 25.000.000,- Operasi = FC = Rp 25.000.000,- Total biaya = VC/unit = Rp 950,- FC = Rp 93.000.000

Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 XBiaya TKL Y2 = 0 + 600 XBOP Y3 = 13.000.000 + 150 XPemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 XAdmn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 XOperasi Y6 = 25.000.000 + 0 XTotal Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X

Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range X= 65.000 dan pada X = 75.000Langkah 2.Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik tertinggi terendah:a) Biaya Bahan Penolong

Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit

Komponen Biaya Tetap

FC per bulan:

Persamaan ;

Y Biaya Bahan Penolong = 0 + 50X

b) Biaya Listrik

Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 1.500.000,-/20.000 unit = Rp 75/unit

Komponen Biaya tetap

FC per bulan :

Persamaan :

Y Biaya Litrik = 1.500.000 + 75X

c) Biaya Depresiasi

Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 0,-/20.000 unit = Rp 0/unit

Komponen Biaya Tetap

FC per bulan :

Persamaan

Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X

d) Biaya Gaji

Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp 0/unit

Komponen Biaya Tetap

FC per bulan :

Persamaan :

Y Biaya Gaji : 6.200.000 + 0

e) Biaya Asuransi

Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 500.000,-/20.000 unit = Rp 25/unit

Komponen Biaya Tetap

FC per bulan :

Persamaan :

Y Biaya Asuransi = 0 + 50X

Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel BOP adalah sbb :

Biaya Bahan Penolong Y1 = 0 + 50 X Biaya Listrik Y2 = 1.500.000 + 75 X Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0 X Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0 X Biaya Asuransi Y5 = 1.300.000 + 25 X (+) Total BOP Y = 13.000.000 + 150 X

Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:1. Anggaran Variabel Bentuk Matematis

Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 XBiaya TKL Y2 = 0 + 600 XBOP

Biaya Bahan Penolong Ya = 0 + 50 X Biaya Listrik Yb = 1.500.000 + 75 X Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0 X Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0 X Biaya Asuransi Ye = 1.300.000 + 25 X (+)

Total BOP Y3 = 13.000.000 + 150 X Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 XAdmn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 XOperasi Y6 = 25.000.000 + 0 XTotal Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X

2. Anggaran Variabel Bentuk Formula

3. Anggaran Variabel Bentuk Tabel

4. Anggaran Variabel Bentuk Grafik

5. Harga Pokok Per Unit pada tingkat produksi 65.000 unit

6. Laporan Laba Rugi pada tingkat produksi 65.000 unit

***

Sign in|Recent Site Activity|Report Abuse|Print Page|Powered ByGoogle Sites

INFORMASI PERKULIAHAN

MENYEDIAKAN BERBAGAI INFORMASI SEPUTAR DUNIA KULIAH DAN PENDIDIKAN

Jumat, 13 April 2012anggaran variabel

ANGGARAN VARIABEL

A. Pengertian

Pada setiap anggaran yang telah disusun sebelumnya, anggaran operasional disusun dengan dasar satu titik aktivitas misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesari 1000 unit, produksi dianggarkan sebesar 1200 unti, dan lain sebagainya, dengan menyusun anggaran variable akan dimungkinkan bila tertntu atau pada kisaran/interval aktivitas tertentu. Sebagai gambaran misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesar 1200-1700 unit.

Anggaran variabel merupakan anggaran yang merencanakan perubahan tingkat biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada periode yang akan datang. Dengan demikian di dalam anggaran variabel akan ditunjukkan seberapa besar perubahan biaya akan terjadi akibat perubahan tingkat aktivitas.

B. Sifat Biaya

Biaya biaya yang dikeluarkan bila dikaitkan dengan aktivitasnya akan memiliki sifat biaya atau perilaku biaya sebagai biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah pada relevant range tertentu. Besar kecilnya biaya ini tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas asalkan masih dalam relevant range tertentu. Relevant range merupakan interval batas berlakunya anggaran. Misalnya kapasitas produksi satu unit mesin sebesar 1.000 unit per bulan. Biaya depresiasi per bulan sebesar Rp 2.500.000,00.Pada waktu produksi bulan Januari sebesar 400 unit biaya depresiasinya sebesar Rp 2.500.000,00. Pada bulan Februari produksinya sebesar 950unit, maka biaya depresiasi juga sebesar Rp 2.500.000,00 pada bulan Maret produk yang dihasilkan sebesar 750 unit biaya depresiasi yang dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berapapun produksinya asalkan tidak melebihi 1.000 unit maka biaya depresiasi yang dikeluarkan tetap sama yakni sebesar Rp 2.500.000,00 per bulan. Pada contoh di atas bila produksinya sebesar 1.300unit besarnya biaya depresiasi akan bertambah kerena jumlah mesin yang digunakan tidak cukup satu unit. Demikian juga jika jumlah produksi sebesar 2.400 unit, bila kapasitas produksi tiap mesin sama maka mesin yang dibutuhkan menjadi 3 unit mesin, maka biaya depresiasi akan bertambah lagi.

Bila digambarkan maka besarnya biaya tetap total pada contoh diatas akan berada pada relevan range yang berbeda.

Biaya Tetap Total

Aktivitas

RR IRR IIRR III

Gambar 10.1

Biaya Tetap Total

2. Biaya Variael (Variabel Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan aktivitas. Secara total biaya ini proposional dengan aktivitas, tetapi persatuan jumlahya tetap berapapun tingkat aktivitasnya. Semakin besar aktivitasnya maka biaya total akan semakin besar pula, sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka besarnya biaya total akan semakin rendah dengan perusahaan yang sama. Sebagai gambaran tentang biaya variabel misalnya pada waktu perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya bahan pembantu yang dikeluarkan sebesar Rp 500.000,00, kemudian pada saat bila biaya tetap secara total akan sama besarnya (asalkan dalam relevan range tertentu), tetapi biaya tetap per satuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka biaya tetap persatuan akan semakin besar. Bila digambarkan biaya tetap persatuan akan sebagai berikut :

Biaya tetap per satuan

Gambar 10.2

Biaya Tetap Per Unit

Termasuk dalam biaya yang sifatnya tetap misalnya biaya depresiasi (gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain), gaji pegawai bila perusahaan memproduksi 2.000 unit besarnya biaya bahan pembantu sebesar Rp 1.000.000,00 dan pada produksi sebesar 3.000 unit besarnya biaya bahan pembantu sebesar Rp 1.500.000,00. Bila digambarkan biaya variabel total pada berbagai tingkatan adalah :

1.500.000

1.000.000

500.000

Aktivitas

1.0002.0003.000

Dalam contoh diatas pada berbagai aktivitas besarnya biaya variabel per unit sebesar Rp 5.000,00 dan bila digambarkan akan nampak seperti berikut:

500Biaya Variabel/unit

Aktivitas

1.0002.0003.000

Gambar 10.4

Biaya Variabel Per Unit

3. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak proporsional dengan perubaan aktivitas. Dengan kata lain di dalam biaya tersebut terdapat unsur biaya yang sifatnya tetap dan unsure biaya yang sifatnya variabel. Biaya yang sifatnya tetap akan sama jumlahnya dan biaya yang sifatnya variabel akan meningkat jumlahnya apabila terjadi peningkatan aktivitas. Jadi secara keseluruhan biaya ini akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dan jumlahnya akan turun bila terjadi penurunan aktivitas, namun perubahan biaya tidak seimbang dengan perubahan aktivitasnya.

Biaya tersebut bila digambarakan akan nampak sebagai berikut :

BiayaBiaya Total

Biaya Variabel

Biaya Tetap

Aktivitas

Gambar 10.5

Biaya Semivariabel

Biaya yang bersifat semivariabel misalnya biaya overhead pabrik (BOP), sebagai contoh pada bulan Januari menghasilkan 2.000 unit dengan biaya overhead pabrik sebesar Rp 4.000.000,00. Pada bulan Februari perusahaan meningkatkan produksinya menjadi 3.000 unit, sedangkan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan sebesar Rp5.000.000,00. Disini terlihat kenaikan produksi sebesar 50% (dari 2.000 unit menjadi 3.000 unit) diikuti dengan kenaikan biaya kurang dari 50% yakni hanya 25% (dari Rp4.000.000,00 menjadi Rp5.000.000,00).

C. METODE VARIABILITS BIAYA

Metode variabilitas biaya adalah metode yang dipakai untuk memperkirakan besarnya unsure biaya tetap dan besarnya biaya variabel dan suatu biaya semivariabel.

Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya biaya semivariabel adalah biaya yang perubahannya tidak sebanding dengan perubahan aktivitas atau dengan kata lain dari suatu biaya semivariabel terkandung unsure biaya tetap dengan biaya variabel. Dalam praktik kedua unsure tersebut tidak dapat ditetukan dengan pasti tetapi dapat diperkirakan, khususnya untuk kepentingan penyusunan anggaran.

Beberapa metode yang bisa dipakai untuk memperkirakan besarnya unsur tetap dan variabel dari suatu biaya variabel adalah metode biaya berjaga-jaga, metode maksimum, metode regresi dan metode taksiran langsung.

1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand By Cist Metodh)

Dalam metode ini untuk memperkirakan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dilakukan dengan cara menghentikan suatu aktivitas selama jangka waktu tertentu. Biaya yang tetap dikeluarkan pada waktu aktivitas berhenti merupakan unsure biaya tetap, sedangkan unsure biaya variabel diperhitungkan dengan mengurangi biaya total pada aktivitas tertentu dengan besarnya biaya tetap. Sedangkan biaya variabel persatuan dihitung dengan membagi besarnya biaya variabel dengan besarnya aktivitas.

2. Metode Titik Tertinggi Terendah

Dalam metode titik tertinggi terendah atau metode maksimum minimum untuk memperkirakan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel dilakukan dengan cara membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi (maksimum) dengan aktivitas terendah (minimum).Pemisahan biaya ke dalam unsure tetap dan variabel dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

a. menghitung besarnya biaya pada aktivitas tertinggi

b. menghitung besarnya biaya pada aktivitas terendah

c. menentukan besarnya biaya variabel per satuan.

d. Menentukan besarnya biaya tetap per periode.

3. Metode Regresi

Dalam metode regresi untuk memperkirakan unsur biaya tetap dan biaya variabel dilakukan dengan menggunakan persamaan :

Y = a + bX

Y: Total Biaya

a: Biaya variabel per unit

X: Besarnya aktivitas

4. Metode Perkiraan Langsung

Pada metode-metode sebelumnya telah dibahas mengenai cara-cara memperkirakan besarnya unsure biaya tetap dan biaya variabel dari suatu biaya semivariabel. Dalam metode-metode tersebut masing-masing unsur biaya diperkirakan dengan menggunakan dasar data historis dengan formula-formula tertentu.

Dalam metode perkiraan langsung masing-masing unsur biaya diperkirakan langsung tanpa melihat data historis yang ada, karena pada umumnya metode ini digunakan pada perusahaan yang belum memiliki data. Karena perkiraan besarnya biaya tetap dan biaya variabel dilakukan secara langsung, maka cara tersebut sangat subjektif.

D. BENTUK ANGGARAN VARIABEL

Anggaran variabel yang disusun untuk periode yang akan datang dapat disajikan dalam beberapa bentuk, yaitu anggaran variabel dalam bentuk formula, bentuk tabel dan bentuk grafik. Dalam setiap anggaran yang disajikan akan menunjukkan bagian atau departemen mana yang menyusun anggaran variabel tersebut dan dasar aktivitas apa yang digunakan. Bagian produksi menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, baian pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, bagian pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit penjualan, bagian penyediaan tenaga listrik menyusun anggaran variabel dengan dasaraktivitas KWH, bagian pemeliharaan menyusun anggaran variabel atas dasar aktivitas JKL dan lain sebagainya. Selain dasar aktivitas yang digunakan, penyususnan anggaran variabel harus didasarkan pada relevan range tertentu.

1. Bentuk Formula

Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang menunjukkan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel pada setiap biaya yang direncanakan.

2. Bentuk Tabel

Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyajikan anggaran biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada relevant range tertentu. Berbeda dengan bentuk formula, dalam bentuk tabel setiap biaya disajikan secara total, tanpa menunjukkan unsur biaya tetap dan biaya variabelnya.

3. Bentuk Grafik

Dalam bentuk grafik anggaran variabel akan disajikan dalam grafik dua sumbu, sumbu vertical dan horizontal. Sumbu vertical menunjukkan biaya dan sumbu horizontal menunjukkan aktivitas. Dari bentuk formula dan tabel telah diketahui biaya tetap per tahun sebesar Rp 7.000.000,00 dan biaya produksi total pada tingkat produksi 5.000 unit sebesar Rp 57.500.000,00 tingkat produksi 5.200 unit sebesar Rp 59.500.000,00 dan seterusnya.

1

SOAL DAN PENYELESAIAN ANGGARAN VARIABEL

Soal 1 :

Biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkan selama semester 1 tahun 2001 sebagai berikut :

Tabel 10.6

Biaya Pemeliharaan Tahun 2001

Bulan

Produksi (Unit)

Biaya Pemeliharaan (Rp)

Januari

1.000

1.000.000

Februari

1.500

1.350.000

Maret

1.200

1.120.000

April

1.650

1.600.000

Mei

1.550

1.425.000

Juni

2.000

1.900.000

Diminta :

1)Menentukan berapa unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya pemeliharaan tersebut dengan metode titik tertinggi dan terendah.

2)Berapa biaya pemeliharaan semester I tahun 2002 bila anggaran produksi sebesar 6.000 unit.

Jawab

1). Menentukan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dari sebuah biaya semivariabel

Biaya variabel per unit = Biaya pada produksi tertinggi

Biaya pada produksi terendah

Produksi tertinggi-produksi terendah

=1.900.000 1.000.000= 900

2.000-1.000

Besarnya biaya tetap ditentukan sebagai berikut :

Biaya pemeliharaan pada produksi 1.000 unit = Rp 1.000.000,00

Biaya variabel = 1.000 x 900= Rp900.000,00

Biaya tetap= Rp100.000,00

Atau

Biaya pemeliharaan pada produksi 2.000 unit = Rp 1.900.000,00

Biaya variabel = 2.000 x 900= Rp 1.800.000,00

Biaya tetap= Rp100.000,00

Sehingga formula biaya pemeliharaan terebut adalah :

Y = 100.000 + 900.000X

2). Besarnya biaya pemeliharaan pada semester I tahun 2002 bila produksi sebesar 6.000 unit

Y = 100.000 + 900 (6.000) = Rp 5.500.000,00

Soal 2 :

Biaya produksi pada bulan Juli 2001 sebesar Rp 2.500.000,00 pada waktu itu produksi mencapai 1.000 unit. Karena suatu hal pada bulan Agustus 2001 perusahaan tidak berproduksi, tetapi tetap ada pengeluaran sebesar Rp 500.000,00 pada bulan September 2001 rencananya akan memproduksi sebesar 1.250 unit. Berapa besarnya biaya produksi pada bulan September 2001?

Jawab :

Biaya produksi untuk 1.000 unit=Rp 2.500.000,00

Biaya produksi untuk 0 unit=Rp500.000,00

Biaya variabel 1.000 unit=Rp 2.000.000,00

Biaya variabel/unit =Rp 2.000.000,00= Rp 2.000,00

1.000

Sehingga formula biaya tersebut adalah : Y = 500.000 + 200.000X

Penjelasan :

Biaya yang tetap dikeluarkan walaupun perusahaan tidak memproduksi (produksi nol unit) merupakan biaya tetap, yaitu sebesar Rp 500.000,00 per bulan.

Besarnya biaya produksi bulan September 2001 bila produksi 1250 unit.

Y = 500.000 + 2.000 (1.250) = Rp 3.000.000,00

Soal 3 :

Berikut ini adalah Biaya Overhead Pabrik (BOP) pada suatu perusahaan selama tahun 2.000

Tabel 10.7

Biaya Overhead Pabrik Tahun 2002

No

Jenis Biaya

Jumlah Biaya (Rp)

Keerangan

1

Depresiasi

6.000.000

100% tetap

2

Bahan Penolong

1.000.000

100% tetap

3

Gaji

4.000.000

100% tetap

4

Biaya Pemeliharaan

1.500.000

40% tetap

5

Biaya lain-lain

2.500.000

70% tetap

Total

15.000.000

Realisasi produksi tahun 2.000 sebesar 1.000 unit. Bila anggaran produksi tahun 2001 sebesar 1.200 unit, berapa besarnya biaya overhead pabrik tahun 2001 (anggaran variabel bagian produksi disusun pada relevant range 1.000 2.000 unit)

Jawab :

1. Biaya Depresiasi

Biaya depresiasi merupakan biaya tetap, sebesar Rp 6.000.000,00 per tahun. Formula : Y = 6.000.000

2. Biaya Bahan Penolong

Biaya bahan penolong/unit =Rp 1.000.000,00= Rp 1.000,00

1.000 unit

Formula Y = 1.000 X

3. Biaya Gaji

Biaya gaji sebesar Rp 4.000.000,00 /tahun, formula Y = 4.000.000

4. Biaya Pemeliharaan

Biaya Pemeliharaan merupakan biaya semivariabel

Biaya Tetap= 40% x Rp 1.500.000,00 = Rp 600.000,00 per tahun

Biaya Variabel = 60% x Rp 1.500.000,00 = Rp 900.000,00

Biaya variabel per unit =Rp900.000,00= Rp 900,00

1.000 unit

Formula : Y = 600.000 + 900X

5. Biaya Lain-lain

Biaya Lain-lain merupakan biaya semivariabel

Biaya variabel = 70% x Rp2.500.000,00 = Rp 1.750.000,00

Biaya variabel per unit =Rp 1.750.000= Rp 1.750,00

1.000 unit

Biaya tetap per tahun = 30% x Rp2.500.000,00 = Rp 750.000

Formula Y= 750.000 + 1.750 X

Besarnya biaya overhead pabrik (BOP pada tahun 2001 bila produksi sebesar 1.200 unit :

-Depresiasi: Y = 6.000.000= 6.000.000

-Bahan Penolong: Y = 1.000 (1200)=1.200.000

-Gaji: Y = 4.000.000=4.000.000

-Biaya Pemeliharaan: Y = 600.000 + 900 (1.200)= 1.680.000

-Biaya Lain-Lain: Y = 750.000 + 1.750 (1200)=2.850.000

Jumlah15.730.000

Sumber :Gitosudarmo Indriyo dan Najmudin Mohamad, Anggaran Perusahaan edisi pertama, BPFE, Yogyakarta, 2003.

Diposkan olehwanita shalihadi18.38

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan:Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2015(4)

2014(9)

2013(5)

2012(19)

Desember(1)

Juni(3)

Mei(4)

April(11)

Perusahaan Go Public

PMA

perilaku konsumen

anggaran variabel

Ekonomi Pembangunan

contoh surat permohonan beasiswa

Kumpulan Karya Tulis Ilmiah

LIRIK LAGU

MAKALAH AKHWAT

KUMPULAN CERPEN

kumpulan puisi

Template Simple. Gambar template olehideabug. Diberdayakan olehBlogger.