anestesi.doc

4
Injeksi blok Istilah injeksi blok berarti bahwa anestetikum dideponir pada suatu titik di antara otak dan daerah yang dioperasi, yang menembus batang saraf atau serabut saraf pada titik tempat anestetikum dideponir sehingga memblok sensasi yang dating dari distal. Tipe anestesi ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu, daerah teranestesi yang luas bisa diperoleh hanya dengan sedikit titik suntikan, dan dapat menganestesi tempat tempat yang merupakan kontraindikasi dari injeksi supraperiosteal. Anestesi blok biasanya lebih efektif khususnya pada molar kedua bawah. Molar sulung merupakan pengecualian karena kebanyakan gigi molar ini bisa dianestesi secara adekuat dengan injeksi supraperiosteal. Macam macam injeksi blok : 1. Injeksi Zigomatik Walaupun hasil yang sama bisa diperoleh dengan injeksi supraperiosteal, namun injeksi zigomatik lebih disukai karena larutan dideponirkan langsung pada saraf, sehingga anestesi berlangsung lebih cepat dan efektif. Teknik : Titik suntikan terletak pada lipatan mukosa tertinggi di atas akar distobukal molar kedua atas. Arahkan jarum ke atas dan ke dalam dengan kedalaman + 20 mm. ujung jarum harus tetap menempel pada periosteum untuk menghindari masuknya jarum ke dalam plexus venosus pterygoideus. Injeksi ini mempengaruhi daerah yang diinervasi oleh n. alveolaris superior posterior, yaitu molar ketiga dan kedua, akar distobukal dan akar palatal molar pertama, tetapi tidak berlaku untuk mukoperiosteum palatum. Pada saat bersamaan, cabang cabang n. buccalis yang menginervasi jaringan di bagian bukal gigi gigi molar juga akan teranestesi. 2. Injeksi Infraorbital Injeksi ini diindikasikan apabila suatu inflamasi atau infeksi merupakan kontraindikasi dari injeksi supraperiosteal, misalnya pada operasi untuk membuka antrum, atau ekstraksi beberapa gigi sekaligus.

Transcript of anestesi.doc

Page 1: anestesi.doc

Injeksi blok

Istilah injeksi blok berarti bahwa anestetikum dideponir pada suatu titik di antara otak dan daerah yang dioperasi, yang menembus batang saraf atau serabut saraf pada titik tempat anestetikum dideponir sehingga memblok sensasi yang dating dari distal. Tipe anestesi ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu, daerah teranestesi yang luas bisa diperoleh hanya dengan sedikit titik suntikan, dan dapat menganestesi tempat tempat yang merupakan kontraindikasi dari injeksi supraperiosteal.

Anestesi blok biasanya lebih efektif khususnya pada molar kedua bawah. Molar sulung merupakan pengecualian karena kebanyakan gigi molar ini bisa dianestesi secara adekuat dengan injeksi supraperiosteal.

Macam macam injeksi blok :

1. Injeksi ZigomatikWalaupun hasil yang sama bisa diperoleh dengan injeksi supraperiosteal, namun injeksi zigomatik lebih disukai karena larutan dideponirkan langsung pada saraf, sehingga anestesi berlangsung lebih cepat dan efektif.Teknik : Titik suntikan terletak pada lipatan mukosa tertinggi di atas akar distobukal molar kedua atas. Arahkan jarum ke atas dan ke dalam dengan kedalaman + 20 mm. ujung jarum harus tetap menempel pada periosteum untuk menghindari masuknya jarum ke dalam plexus venosus pterygoideus.Injeksi ini mempengaruhi daerah yang diinervasi oleh n. alveolaris superior posterior, yaitu molar ketiga dan kedua, akar distobukal dan akar palatal molar pertama, tetapi tidak berlaku untuk mukoperiosteum palatum. Pada saat bersamaan, cabang cabang n. buccalis yang menginervasi jaringan di bagian bukal gigi gigi molar juga akan teranestesi.

2. Injeksi InfraorbitalInjeksi ini diindikasikan apabila suatu inflamasi atau infeksi merupakan kontraindikasi dari injeksi supraperiosteal, misalnya pada operasi untuk membuka antrum, atau ekstraksi beberapa gigi sekaligus.Teknik : pertama tama tentukan letak foramen infraorbita dengan palpasi. Foramen ini terletak tepat dibawah crista infraorbitalis pada garis vertical yang menghubungkan pupil mata apabila pasien memandang lurus kedepan. Tarik pipi, posisi jari yang mempalpasi jangan diubah dan tusukkan jarum dari seberang gigi premolar kedua, kira kira 5 mm keluar dari permukaan bukal. Arahkan jarum sejajar dengan aksis panjang gigi premolar kedua sampai jarum dirasakan masuk ke dalam foramen infraorbitale dibawah jari yang mempalpasi foramen ini. Kurang lebih 2 cc anestesi dideponir perlahan lahan.Injeksi ini diharapkan dapat menganestesi daerah yang diinervasi oleh n. alveolaris superior anterior dan medius, yaitu akar mesiobukal gigi molar pertama dan kedua, premolar, kaninus, insisivus sentral dan lateral.

3. Injeksi mandibularTeknik : Palpasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga kuku jari menempel pada line oblique. Dengan “barrel” (bagian yang berisi anestetikum) syiringe terletak diantara kedua

Page 2: anestesi.doc

premolar pada sisi yang berlawanan arahkan jarum sejajar dengan dataran oklusal gigi gigi mandibular kea rah ramus dan jari.Injeksi menyeluruh biasanya untuk tujuan operatif, untuk menganestesi semua gigi pada sisi yang diinjeksi kecuali insisivus sentral dan lateral yang menerima inervasi dari serabut saraf sisi kontralateralnya. Anestesi biasanya menyeluruh pada aspek bukal gigi gigi molar karena gigi juga diinervasi oleh n. buccalis longus. Untuk ekstraksi , injeksi mandibular perlu ditambah dengan injeksi n. buccalis longus.

4. Injeksi mentalisPada injeksi ini, anestesi dideponir dalam canalis mandibularis melalui foramen mentale. Blok sebagian pada mandibular bisa diperoleh dengan cara ini.Teknik : temukan letak apeks gigi – gigi premolar bawah. Foramen biasanya terletak di dekat salah satu apeks akar gigi premolar tersebut. Tariklah pipi kea rah bukal dari gigi premolar. Masukkan jarum ke dalam membrane mukosa di antara kedua gigi premolar kurang lebih 10 mm eksternal dari permukaan bukal mandibular. Posisi syiringe membentuk sudut 45o terhadap permukaan bukal mandibula, mengarah ke apeks akar premolar kedua. Tusukkan jarum tersebut sampai menyentuh tulang. Kurang lebih setengah cc anestetikum dideponir tanpa menarik jarum keluar, sampai terasa masuk ke dalam foramen dan dideponir kembali setengah cc anestetikum dengan hati hati.Injeksi ini dapat menganestesi gigi premolar dan kaninus untuk prosedur operatif. Untuk menganestesi gigi insisivus, serabut saraf yang bersitumpang dari sisi yang lain juga harus diblok. Untuk ekstraksi harus dilakukan injeksi lingual.

Injeksi N. Buccalis Longus

Karena jaringan lunak di sebelah bukal gigi molar bawah juga mendapat inervasi dari n. buccalis longus yang biasanya merupakan cabang dari n. mandibularis sesudah saraf tersebut meninggalkan foramen ova;e, biasanya perlu dilakukan injeksi terpisah untuk menganestesi jaringan ini.

Teknik : Masukkan jarum pada lipatan mukosa pada suatu titik tepat di depan gigi molar pertama. Perlahan – lahan tusukkan jarum sejajar dengan corpus mandibular, dengan bevel mengarah ke bawah, ke suatu titik sejauh molar ketiga, anestetikum dideponir perlahan lahan seperti pada waktu memasukkan jarum melalui jaringan.

Injeksi ini menganestesi jaringan bukal pada area molar bawah.bersama dengan injeksi lingual, jika diindikasikan , dapat melengkapi blok n. alveolaris inferior untuk ekstraksi semua gigi pada sisi yang diinjeksi.

Injeksi Lingual

Page 3: anestesi.doc

N. lingual terletak dianterior n. alveolaris inferior antara n. pterygoideus medialis dan ramus mandibular. N. lingualis berjalan ke depan dan berhubungan erat dengan akar molar ketiga, masuk ke dasar mulut, melintas antara m. mylohyoideus dan m. hyoglosus untuk mensuplay duapertiga anterior lidah . cabang cabang n. lingualis menginervasi dasar mulut, dan mukoperiosteum lingual dari mandibular.

Teknik : suntikkan jarum pada mukoperiosteum lingual setinggi setengah panjang akar gigi yang dianestesi.karena posisi dari gigi insisivus, sulit untuk mencapai daerah inidengan jarum yang lurus. Untuk mengatasi masalah ini dapat digunakan jarum yang dibengkokkan denggan cara menekannya antara ibu jari dan jari lain. Deposisikan anestesi perlahan lahan ke dalam mukoperiosteum. Jangan menggunakan penekanan. Anestesi biasanya timbul dengan cepat.

Injeksi N. Nasopalatinus

Teknik : Titik duntikan terletak sepanjang papilla insisivus yang berlokasi pada garis tengan rahng, di posterior gigi insisivus sentral. Ujung jarum diarhkan ke atas pada garis tengah menuju kanalis palatine anterior. Walaupun anesesi tp\opikal dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada daerah titik suntikan, anestesi ini mutlak harus digunakan untuk injeksi nasopalatinus.

Injeksi ini menganestesi mukoperiosteum sepertiga anterior palatum yaitu dari kaninus satu ke kaninus yang lain. Meskipun demikian bi;la diperlukan anestesi daerah kaninus, injeksi ini biasanya lebih dapat diandalkan daripada injeksi palatine sebagian pada daerah kuspid dengan maksud menganestesi setiap cabang n. palatinus major yang bersitumpang.