anespre

22
SYOK 1. Sebutkan pengertian syok! Jawab : Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen jaringan tubuh. 2. a. Sebutkan 3 stadium syok! Jawab : 1) Stadium Kompensasi 2) Stadium Dekompensasi 3) Stadium Ireversibel b. Tanda-tandanya? Jawab : 3. Sebutkan jenis syok berdasar kausanya! Dan disebabkan oleh apa? Jawab : a. Syok Hipovolemik disebabkan kehilangan volume akut sebesar 20-25 % dari volume darah yang beredar b. Syok Kardiogenik disebabkan kegagalan utama dari jantung untuk menghasilkan CO (cardiac output) yang adekuat Kompensasi Dekompensasi Ireversibel - Takikardia - Gelisah - Kulit pucat dan dingin - Pengisian kapiler lambat (>2 detik) - Takikardia - Tekanan darah - Perfusi perifer buruk - Asidosis - Oliguria - Kesadaran - Nadi tak teraba - Tekanan darah tak terukur - Anuria - Tanda kegagalan organ

description

pretest anestesi

Transcript of anespre

Page 1: anespre

SYOK

1. Sebutkan pengertian syok!

Jawab : Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan

oksigen jaringan tubuh.

2. a. Sebutkan 3 stadium syok!

Jawab : 1) Stadium Kompensasi

2) Stadium Dekompensasi

3) Stadium Ireversibel

b. Tanda-tandanya?

Jawab :

3. Sebutkan jenis syok berdasar kausanya! Dan disebabkan oleh apa?

Jawab : a. Syok Hipovolemik

disebabkan kehilangan volume akut sebesar 20-25 % dari volume darah yang beredar

b. Syok Kardiogenik

disebabkan kegagalan utama dari jantung untuk menghasilkan CO (cardiac output)

yang adekuat

c. Syok Distributif

disebabkan penurunan denyut vaskuler akibat vasodilatasi arterial, venous pooling,

dan redistribusi aliran darah

d. Syok Obstruktif

disebabkan kesukaran mekanis pada arus balik vena dan atau aliran arteri ke jantung

Kompensasi Dekompensasi Ireversibel

- Takikardia

- Gelisah

- Kulit pucat dan

dingin

- Pengisian kapiler

lambat (>2 detik)

- Takikardia

- Tekanan darah

- Perfusi perifer buruk

- Asidosis

- Oliguria

- Kesadaran

- Nadi tak teraba

- Tekanan darah tak

terukur

- Anuria

- Tanda kegagalan

organ

Page 2: anespre

4. Syok hipovolemik disebabkan oleh apa saja? (2 macam)

Jawab : a. Perdarahan akut

b. Dehidrasi/kehilangan cairan dalam jumlah banyak

5. Sebutkan 4 contoh penyebab syok obstruktif!

Jawab : a. Tention pneumothorax

b. Emboli pulmonal

c. Pericardial temponade

d. Sindrom kompartemen abdominal

6. Sebutkan 3 contoh penyebab syok distributif!

Jawab : a. Syok septik : karena bakteri menyebabkan respon inflamasi sistemik

b. Syok anafilaktik : muncul bahan vasoaktif karena reaksi Antigen-Antibodi

c. Syok neurogenik : hilangnya denyut vaskuler misal karena Spinal Cord Injury

7. Sebutkan 4 derajat perdarahan beserta ciri-cirinya!

Jawab :Variabel I II III IV

Sistolik (mmHg) > 110 > 100 > 90 < 90

Nadi (x/menit) < 100 > 100 > 120 > 140

Nafas (x/menit) 16 16-20 21-26 > 26

Status Mental Anxious Agitated Confuse Lethargic

Kehilangan Darah < 15% 15-30% 30-40% > 40%

8. Sebutkan 3 derajat dehidrasi beserta ciri-cirinya!

Jawab : Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat

Dewasa < 3% 3-9% >9%

Anak 5% 10% 15%

Status Mental Normal Lelah, gelisah Lethargi

Rasa Haus Normal Sangat haus Tidak bisa minum

Denyut Jantung Normal Normal-Meningkat Takikardi, bradikardi

Kekuatan Nadi Normal Normal-melemah Lemah, kecil tidak teraa

Mukosa Normal Sedikit kering Sangat kering

Turgor kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik

Page 3: anespre

Mata Normal Sedikit cowong Sangat Cowong

Capp Refill Normal Memanjang Memanjang

Kencing Normal Oliguria Anuria

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin simetris

9. Bagaimana cara melakukan resusitasi pada syok hipovolemik?

Jawab : Bila penyebabnya karena perdarahan :

a. Peradarahan berhenti berikan cairan 20-40cc/kgBB/jam sampai target resusitasi

tercapai, pasang jalur sebesar dan sebanyak mungkin yang bisa.

b. Perdarahan masih berikan 20-40 cc/kgBB/jam + jumlah perdarahan yang sedang

berlangsung

Bila penyebabnya karena dehidrasi :

- Berikan Kristaloid 20-40 cc/kgBB/jam (1-2 jam)

- Sisanya 50% dalam 8 jam, 50% dalam 16 jam

- Maintenance 2 cc/kgBB/jam

10. Pada syok hipovolemik kapan resusitasi dikatakan berhasil? (Apa parameternya?)

Jawab : Bila MAP > 65 dan Urin > 0,5 ml/kgBB/jam

11. Pada 4 jenis syok berdasarkan kausanya, bagaimana konsep pengelolaannya?

Jawab : a. Pengukuran menyeluruh : segera, termasuk terapi suportif dan studi diagnostik.

- akses intravena

- - evaluasi jalan nafas

b. Penggantian volume intravaskuler

c. Oksigenasi

d. Perawatan Spesifik :

1. Syok hipovolemik : resusitasi volume yang cepat dan adekuat.

2. Syok kardiogenik : berikan inotropik.

Page 4: anespre

3. Syok septik : pemberian antibiotik yang tepat, drainase bedah infeksi yang dapat

diambil, pengukuran suportif untuk meningkatkan denyut vaskuler, dan optimalisasi

denyut vaskuler.

4. Syok anafilaktik : menghilangkan agen yang diduga menjadi penyebabnya,

menyokong sirkulasi dengan volume dan obat-obatan vasoaktif serta terapi

farmakologis langsung menuju mediator imun (epinefrin, dipenhydramine< ranitidin,

kortikosteroid)

5. Syok obstruktif : intervensi spesifik tergantung penyebabnya. Tention

pneumothorax dengan needle decompression dilanjut oleh tube thoracostomy.

Sindrom kompartemen abdominal ditandai dengan bedah dekompresi abdomen.

Emboli pulmonal mungkin melibatkan fungsi trombolisis atau pembedahan

embolectomy. Cardiac temponade dengan pericardiosentesis.

12. Gambarkan posisi syok!

Jawab :

30-45o

13. Posisi syok dapat menambah volume sirkulasi di sentral sebanyak berapa cc?

Jawab : 300-500 cc

14. Kapan tidak boleh dilakukan posisi syok?

Jawab : pada keadaan Syok kardiogenik dengan kelebihan cairan, karena akan meningkatkan

beban jantung.

15. Pasien dengan BB 50 kg berapakah perkiraan jumlah cairannya?

Jawab : 60 % x 50 liter = 30 liter (30.000 ml)

16. Berapakah jumlah darah dalam tubuhnya?

Jawab : EBV = 70cc/kgBB 70 ml x 50 = 3500 ml (Laki-laki)

= 65cc/kgBB 65 ml x 50 = 3250 ml (Perempuan)

Page 5: anespre

17. Berapakah estimasi jumlah cairan yang keluar apabila terjadi fraktur/trauma di :

a. Thoraks 2 liter

b. Pelvis 3 liter

c. Femur / tungkai atas 1,5 – 2 liter

d. Cruris / tungkai bawah 0,5 liter

18. Sebutkan 3 contoh cairan kristaloid!

Jawab : NaCl 0,9%, Ringer Lactate, Ringer Acetate

19. Sebutkan 3 contoh cairan koloid!

Jawab : Albumin, Gelatine solution, HES solution

20. Apa yang dimaksud dengan CVP dan apa kegunaannya?

Jawab : CVP (Central Venous Pressure) adalah pengukuran tekanan vena sentral yang dilakukan

dengan cara memasukkan kateter dari vena tepi hingga ujungnya di atrium kanan atau di

muara vena cava.

Kegunaan :

a. Pemantauan tekanan vena sentral pada penatalaksanaan hipovolemia dan syok

b. Infus nutrisi parenteral

c. Pemberian obat-obatan intravena

d. Untuk mengambil darah vena

21. Dimana lokasi yang bisa dipasang CVC?

Jawab : - Vena Basilika - Vena Subklavia

- Vena Jugularis Eksterna - Vena Femoralis

- Vena Jugularis Interna

22. Berapa nilai normal CVP?

Jawab : 5-12 mmH2O

23. Nilai CVP yang dapat digunakan sebagai rujukan menilai preload / cairan apabila CVC dipasang

dimana?

Jawab : di Vena Subklavia

Page 6: anespre

24. Ujung kateter CVP yang dipasang di subclavia berakhir dimana?

Jawab : pertemuan vena cava superior dan atrium kanan

25. Pasien dengan Hb 4 gr/dl BB 50 kg target Hb 7 gr/dl.

a. Berapakah jumlah WB yang dibutuhkan?

Jawab : WB = Hb x BB x 6

= (7-4) x 50 x 6

= 900 ml

b. Berapakah jumlah PRC yang dibutuhkan?

Jawab : PRC = Hb x BB x 3

= (7-4) x 50 x 3

= 450 cc

26. Apakah beda WB dan PRC?

Jawab : WB (Whole Blood) mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga

mempunyai kandungan leukosit, trombosit dan faktor pembekuan

labil (V, VIII)

PRC (Pack Red Cell) sel darah merah pekat, hasil sentrifugasi WB (plasma dikurangi

200 ml) sehingga hematokit tinggal 70-80%

27. Apakah yang dimaksud FFP?

Jawab : FFP (Fresh Frozen Plasma) adalah bagian aselular dari darah yang telah dipisahkan dan

dibekukan selama 6 jam dari pengumpulan. Berisi semua faktor koagulasi kecuali

trombosit, dapat menggantikan faktor II (Protrombin), V, VII, IX, dan XI untuk

membalikkan efek dari warfarin dan untuk menyediakan antitrombin III.

28. Bagaimana cara mengkoreksi trombositopenia dengan TC?

Jawab : 1 kantong TC dapat menaikkan 5000-10.000/mm3

29. Pada keadaan syok apabila dilakukan penilaian BGA akan didapatkan apa?

Page 7: anespre

Jawab : Asidosis Metabolik

30. Bagaimana nilai laktat pada pasien syok? Kenapa terjadi keadaan seperti itu?

Jawab : Meningkat, karena pada keadaan syok oksigenasi jaringan tidak adekuat untuk memenuhi

kebutuhan energi sebagai akibat dari hipoperfusi atau hypoxia, hal ini menyebabkan

terjadinya metabolisme anaerob dan menghasilkan asam laktat dalam jumlah berlebihan.

31. Pada penilaian BGA berapa nilai normal :

a. pH 7,35-7,45

b. pO2 80-100 mmHg

c. HCO3 22-26 mmol/L

d. pCO2 35-45 mmHg

e. BE (-2) – 2 mmol/L

32. Bagaimana langkah-langkah dalam memasang iv line?

Jawab : a. Lakukan inform concent kepada pasien

b. Mencuci tangan

c. Menyiapkan alat : 1. Infus set

2.Kateter vena : Ukuran 18 (hijau) untuk resusitasi

Ukuran 20 (pink) pria/wanita dewasa

Ukuran 22 (biru) wanita dewasa/ vena kolaps

Ukuran 24 (kuning) anak  

3. Cairan infus

4. Kapas alkohol

5. Tourniquet

6. Plester, hipafix

7. Gunting

8. Kasa steril

9. Handschoen

  d. Pakai hand schoen

e. Persiapkan cairan infus: 1.Colok infus set ke botol infus

2. Isi balon di selang sampai batas garis

3. Hilangkan udara dengan mengalirkan cairan infus

f. Pilih vena yang akan dipasang infus :

Page 8: anespre

1. Pastikan tidak ada kontraindikasi (inflamasi, phlebitis)

2. Pilih yang paling besar tetapi jangan di daerah ventral (V.cephalica,

V.basilica, Dorsalismanus)

g. Pasang tourniquet pada bagian proksimal 3-5 inch dari vena

h. Raba vena yang akan dipasang infus

i. Menentukan ukuran kanula dan pastikan panjang kanula tidak melebihi persendian

j. Desinfeksi dengan teknik melingkar atau satu kali usap

k. Tusukkan jarum ke vena

Teknik I : langsung pada vena dengan sudut awal 30 derajat, kemudian 15

derajat.

Teknik II : 0,5 cm disamping vena dengan sudut awal 30 derajat kemudian 15

derajat

l. Dorong kanula (jangan dorong jarum)

m. Fiksasi kanula dengan hipafix

n. Tekan kanula, lepaskan tourniquet  

33. Sebutkan ukuran abocath iv line yang ada dan warnanya!

Jawab :

34. Apakah beda antara infus set dan transfusi set?

Jawab : Infus Set Tidak ada penyaring darah

Transfusi Set Ada penyaring darah

35. Pada infus set 1 cc sama dengan berapa tetes?

Jawab : 1cc = 15 tetes

36. Pada pediatric infus set, 1 cc sama denga berapa tetes?

Ukuran Warna

14 Oranye

16 Abu-abu

18 Hijau

20 Pink

22 Biru

24 Kuning

Page 9: anespre

Jawab : 1cc = 20 tetes makro

= 60 tetes mikro

37. Sebutkan nilai normal Hb yang optimal bisa mengangkut oksigen!

Jawab : 7- 15 gr/dl

38. Bagaimana langkah-langkah memasang kateter urin?

Jawab : a. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang

sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim

b. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik

c. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya

d. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita

e. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine

f. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :

- Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau

hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang

dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari

meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali

lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri

memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan

dipertahankan tetap steril.

- Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi

dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal

ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora

dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.

g. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk

penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita

Page 10: anespre

laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah

masuk karena urethra berbelit-belit.

h. Masukkan kateter ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta

untuk menarik nafas dalam.

- Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak

lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan

kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-

hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan

kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih

ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal

kateter sebelum urin keluar. Masukkan kateter sampai urin keluar sedalam 5

– 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.

- Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang

tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita

menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter, jika ada hambatan

kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter

sebelum urin keluar. Masukkan kateter sampai urin keluar sedalam 18 – 23

cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.

i. Mengambil spesimen urin kalau perlu

j. Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera

pada label spesifikasi kateter yang dipakai

k. Memfiksasi kateter :

- Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen

- Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha

Page 11: anespre

l. Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung

kemih.

39. Bagaimana langkah-langkah memasang NGT?

Jawab : 1. Mintalah persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan pemasangan NGT.

Jelaskan kepada pasien tentang tujuan pemasangan, proses pemasangan, serta alat

yang digunakan

2. Persiapkan alat dan bahannya. Setelah itu letakkan di tempat yang mudah

dijangkau.

3. Cuci tangan rutin. Gunakan sarung tangan.

4. Posisikan pasien. Jika pasien dalam keadaan sadar, posisikan pasien setengah

berbaring. Namun jika pasien dalam keadaan tidak sadar, posisikan pasien dalam

keadaan berbaring, kepala diangkat sedikit atau diberi pengganjal agar lurus.

5. Perhatikan cavum nasi (rongga hidung) pasien, apakah ada polip, benda asing,

yang menyebabkan sumbatan pada hidung.

6. Pilihlah cavum nasi yang paling longgar untuk selang NGT masuk.

7. Ukurlah panjang selang yang akan dimasukkan.

8. Oleskan selang dengan jelly.

9. Jepit selang dengan pinset dan masukkan perlahan ke dalam cavum nasi, jika

terjadi tahanan, instruksikan pasien untuk menelan agar epiglottis terbuka.

Setelah selang NGT masuk mencapi tanda yang telah diukur tadi, ujilah apakah

selang telah masuk ke dalam lambung dengan cara isilah udara ke dalam spoit

10cc lalu hembuskan secara cepat ke dalam selang NGT lalu dengarkan dengan

stetoskop yang telah diletakkan pada epigastrium. Jika terdengar bunyi suara,

berarti selang telah masuk ke dalam lambung. Tes ini wajib dilakukan karena

ditakutkan NGT masuk ke dalam paru-paru yang dapat menyebabkan aspirasi.

Page 12: anespre

10. Rekatkan NGT dengan menggunakan plester, plester jangan sampai menutupi

rongga hidung.

11. Jika cairan lambung banyak yang keluar, maka berikanlah wadah

penampungan.

12. Selang harus diganti setiap 10 hari.

40. Bagaimana cara mengukur panjang NGT?

Jawab : Ukur mulai dari puncak hidung ke telinga, lalu dari telinga ke Proc. Xiphoideus.

41. Pada syok anafilaktik pasien dengan BB 50 kg, berapa mg adrenalin yang diberikan?

Jawab : Adrenalin = 0,3-0,5 mg/kgBB

= (0,3x50) – (0,5 x 50)

= 15 - 25 mg misal dipakai 25 mg

42. Apa yang dimaksud dengan tulisan Adrenalin 1:1000?

Jawab : 1 mg / 1cc

0,1 gr / 100 cc

1 gr / 1000 cc (1:1000)

43. Mengapa pada transfusi darah sebelumnya harus diberikan NaCl?

Jawab : karena untuk bilas dan agar kandungan pengawet di darahnya tidak rusak

Page 13: anespre

44. Bagaimana pengelolaan syok anafilaktik?

Jawab :

45. Apa komplikasi pemasangan iv line?

Jawab : a. Hematom (Jika kanula tidak diletakkan dengan benar atau vena sangat rapuh dan pecah)

b. Ekstravasasi dari obat yang dapat menyebabkan edema , menyebabkan rasa sakit dan

kerusakan jaringan , dan bahkan nekrosis tergantung pada obat

c. Phlebitis, selulitis, sepsis

d. Emboli udara

Page 14: anespre

46. Sebutkan nilai MAP yang memungkinkan perfusi yang baik pada :

a. Otak :

b. Ginjal :

c. Hepar :

47. Apakah yang dimaksud dengan nutrisi parenteral? Contohnya?

Jawab : nutrisi yang diberikan secara langsung melalui pembuluh darah (infus) tanpa melalui

saluran pencernaan.

Contoh : a. Asering f. Otsu-NS

b. Ka-En 1B g. Otsu-RL

c. Ka-En 3A dan 3B h. Amiparen

d. Ka-En MG3 i. Aminovel-600

e. Ka-En 4A, Ka-En 4B j. Pan-Amin G

48. Bagaimana cara memasang iv line pada vena femoralis?

Jawab : a. Baringkan pasien telentang dengan paha sedikit abduksi dan fiksasi tungkai bawah.

b. Gunakan sarung tangan dan bersihkan kulit dengan cairan antiseptik kemudian tutup

dengan kain penutup steril.

c. Tentukan tempat penusukan dengan meraba a. femoralis, v. femoralis terletak sebelah

medial dari a. femoralis.

d. Berikan suntikan infiltrasi dengan Lidokain untuk melakukan anestesi lokal.

e. Dengan tetap meraba arteri dengan satu jari tusuk jarum dengan sudut 45o ke arah

umbilikus.

f. Dorong kanula sambil menarik jarum untuk melakukan aspirasi.

g. Setelah darah keluar lepaskan jarum dari kanula kemudian masukkan kawat pemandu

kemudian dengan perlahan kemudian masukkan introducer atau kateter.

h. Dorong kateter sampai ke vena cava inferior.

i. Jahit kateter ke kulit dan tarik kembali kawat pemandu kemudian hubungkan dengan set

infus dan fiksasi dengan plester.

Page 15: anespre

49. Lambung itu bisa menampung cairan berapa cc?

Jawab : 250 - 1700 cc

50. Sebutkan tanda-tanda syok!

Jawab : a. Kesadaran menurun

b. Akral dingin

c. Capp refill < 2 detik

d. Nadi lemah

e. Hipotensi

f. Takikardi

g. Takipneu

h. Diuresis berkurang