Anemia Mikrositik Hipokromik

6
1. Bagaimana interpretasi hasil lab anemia mikrositik hipokromik? Dalam sirkulasi darah, limfosit dapat berupa limfosit kecil (6-9 um) atau limfosit besar (9-15 um) dengan yang terakhir hanya mewakili sekitar 3% dari limfosit yang beredar. Eritrosit mikrositik berarti ukuran eritrositnya kecil (lebih kecil dari limfosit kecil). Hipokromik berarti warna eritrositnya lebih pudar/lebih pucat (bagian pucat atau central pallor eritrosit lebih dari 1/3 diameter eritrosit). 2. Apa perbedaan anemia mikrositik hipokromik pada penyakit kronis dan pada ADB? Anemia mikrositik hipokromik pada penyakit kronis dan ADB dapat dibedakan melalui anamnesis. Pada defisiensi besi ditemukan bahwa intake makanan pasien cenderung sulit dan mengandung sedikit zat besi, selain itu dapat juga ditemukan konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi pada tubuh. Sedangkan pada infeksi kronis didapatkan riwayat infeksi pada pasien yang telah berlangsung lama. 3. Apa penyebab terjadinya anemia pada pasien? Pada pasien tidak ditemukan adanya infeksi kronis maupun infeksi cacing (pemeriksaan feces rutin tidak ditemukan bakteri pathogen dan cacing) sehingga kemungkinan anemia mikrositik hipokromik pada pasien disebabkan oleh intake makanan yang kurang mengandung zat besi atau intake bahan

description

Anemia

Transcript of Anemia Mikrositik Hipokromik

1. Bagaimana interpretasi hasil lab anemia mikrositik hipokromik?Dalam sirkulasi darah, limfosit dapat berupa limfosit kecil (6-9 um) atau limfosit besar (9-15 um) dengan yang terakhir hanya mewakili sekitar 3% dari limfosit yang beredar.Eritrosit mikrositik berarti ukuran eritrositnya kecil (lebih kecil dari limfosit kecil). Hipokromik berarti warna eritrositnya lebih pudar/lebih pucat (bagian pucat atau central pallor eritrosit lebih dari 1/3diametereritrosit).

2. Apa perbedaan anemia mikrositik hipokromik pada penyakit kronis dan pada ADB?Anemia mikrositik hipokromik pada penyakit kronis dan ADB dapat dibedakan melalui anamnesis. Pada defisiensi besi ditemukan bahwa intake makanan pasien cenderung sulit dan mengandung sedikit zat besi, selain itu dapat juga ditemukan konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi pada tubuh. Sedangkan pada infeksi kronis didapatkan riwayat infeksi pada pasien yang telah berlangsung lama.

3. Apa penyebab terjadinya anemia pada pasien?Pada pasien tidak ditemukan adanya infeksi kronis maupun infeksi cacing (pemeriksaan feces rutin tidak ditemukan bakteri pathogen dan cacing) sehingga kemungkinan anemia mikrositik hipokromik pada pasien disebabkan oleh intake makanan yang kurang mengandung zat besi atau intake bahan makanan yang mengganggu penyerapan zat besi seperti teh, susu UHT terlalu banyak.

4. Pada ADB, apakah perlu pemeriksaan feces atau urine rutin?Pemeriksaan feces mungkin diperlukan apabila ada indikasi penyebab ADB adalah kecacingan karena penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama ADB pada anak di negara berkembang adalah infeksi cacing. Pemeriksaan urin dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding anemia mikrositik hipokromik akibat infeksi kronis, seperti CKD, Sindroma Nefrotik.

5. Bagaimana tata cara pemeriksaan leukosit urin?Cara pemeriksaannya didahului dengan pengambilan spesimen urine segar kira-kira 50 ml atau lebih dengan menggunakan wadah kering dan bersih. Spesimen segera dibawa ke laboratorium dalam waktu 30 menit.Sebelum diamati dengan mikroskop, sampel urin dihomogenkan dulu kemudian dipindahkan ke dalam tabung pemusing sebanyak 10 ml. Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan relatif rendah (sekitar 1500 - 2000 rpm) selama 5 menit. Tabung dibalik dengan cepat (decanting) untuk membuang supernatant sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml. Endapan diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan coverglass. Jika hendak dicat dengan dengan pewarna Stenheimer-Malbin, tetesi endapan dengan 1-2 tetes cat tersebut, kemudian dikocok dan dituang ke obyek glass dan ditutup dengan coverglass, siap untuk diperiksa.Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah menggunakan lensa obyektif 10X, disebut lapang pandang lemah (LPL) ataulow power field (LPF)untuk mengidentifikasi benda-benda besar seperti silinder dan kristal. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan lensa obyektif 40X, disebut lapang pandang kuat (LPK) atauhigh power field (HPF)untuk mengidentifikasi sel (eritrosit, lekosit, epitel), ragi, bakteri, Trichomonas, filamen lendir, sel sperma. Jika identifikasi silinder atau kristal belum jelas, pengamatan dengan lapang pandang kuat juga dapat dilakukan.Karena jumlah elemen yang ditemukan dalam setiap bidang dapat berbeda dari satu bidang ke bidang lainnya, beberapa bidang dirata-rata.Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler, berukuran kira-kira 1,5 2 kali eritrosit. Lekosit dalam urine umumnya adalah neutrofil (polymorphonuclear, PMN). Lekosit dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih.Lekosit hingga 4 atau 5 per LPK umumnya masih dianggap normal. Peningkatan jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistitis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membran glomerulus atau perubahan motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urin rendah, leukosit dapat ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan lekosit PMN yang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam sitoplasma. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung berkelompok.Normal: 0-4 leukosit per LPB+: 5-20 leukosit per LPB++: 20-50 leukosit per LPB+++: 50-100 leukosit per LPB++++: >100 leukosit per LPB

6. Bagaimana interpretasi hasil mantoux test pada pasien dengan BCG (+)?Indurasi 5 mma. Close contact dgn individu yang diketahui/suspek TB dalam waktu 2 tahun.b. Suspek TB aktif dengan bukti dari klinis dan radiologis.b. Terinfeksi HIV.c. Individu dengan perubahan radiologis berupa fibrotik, tanda TB.d. Individu yang transplantasi organ dan imunocompromised. Indurasi 10 mma. Datang dari daerah dengan prevalensi tinggiTB.b. Individu dengan HIV negatip tetapi pengguna napza.c. Konversi uji tuberkulin menjadi 10 mm dalam 2 tahund. Individu dengan kondisi klinis yang merupakan resiko tinggi TB : DM Malabsorbsi CRF Tumor di leher dan kepala Leukemia, lymphoma Penurunan BB > 10% Silikosis Indurasi 15 mma. Bukan resiko tinggi tertular TBb. Konversi uji tuberkulin menjadi > 15 mm setelah 2 tahun

7. Bagaimana kurva demam pada tifoid?

8. Apakah kelainan jantung yang bisa ditimbulkan oleh demam tifoid?Bradikardi relatif dapat terjadi akibat eksotoksin yang dikeluarkan oleh S.typhii, menyerang miokard. Bradikardi relatif adalah keadaan dimana peningkatan suhu 1derajat Celcius diikuti oleh peningkatan nadi 8 kali/menit. Pada penderita tifoid peningkatan denyut nadi tidak sesuai dengan peningkatan suhu, dimana seharusnya peningkatan 1 derajat Celciusdiikuti oleh peningkatan denyut nadi sebanyak 8 kali/menit.

9. Kapan perforasi usus terjadi pada demam tifoid?Perforasi usus terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian meyebar ke seluruh perut. Tanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun dan bahkan sampai syok.

10. Apa yang dimaksud dengan dead cross?