Anatomi Dan Fisiologi Gigi UMP

download Anatomi Dan Fisiologi Gigi UMP

of 9

description

Anatomi fisiologi Gigi

Transcript of Anatomi Dan Fisiologi Gigi UMP

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI GIGI DAN MULUTI. NAMA DAN NOTASIAda 2 aliran penamaan gigi dalam Bahasa Indonesia, yang pertama dengan mengadaptasikan nama Latinnya ke dalam cara penulisan Bahasa Indonesia, sedangkan yang kedua mencari padanan katanya dalam Bahasa Indonesia.

Nama LatinNama IndonesiaSingkatan

Incicivus primusInsisivus ISeri II1/i1

Incicivus secundusInsisivus IISeri III2/i2

CaninusKaninusTaringC/c

Praemolaris primusPremolar IAnak geraham IP1/-

Praemolaris secundusPremolar IIAnak geraham IIP2/-

Molaris primusMolar IGeraham IM1/m1

Molaris secundusMolar IIGeraham IIM2/m2

Molaris tertiusMolar IIIGeraham IIIM3/m3

Notasi gigi yang digunakan di Indonesia saat ini adalah notasi yang disusun oleh Federation Dentaire Internationale (FDI). Terdiri dari 2 angka, angka pertama menunjukkan regio letak gigi pada rahang, angka kedua menunjukkan jenis giginya.

II. ANATOMISecara garis besar, jaringan pembentuk gigi terdiri dari:1. EmailEmail adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.

2. DentinDentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa.

3. PulpaPulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya.Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera.Adapun fungsi pulpa, yaitu :1. Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email. 2. Formatif. Odontoblas membentuk dentin3. Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.4. Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memproses dan mengindentifikasi zat asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. Hal ini adalah ciri khas respons pulpa terhadap karies dentin.5. Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).

Sementara jaringan pendukung gigi, terdiri dari:1. SementumSementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gigi dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal.

2. Gingiva (Gusi)Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar.

3. Ligamentum PeriodontalLigamentum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran vaskuler.

4. Tulang alveolarTulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut.

Gambar 1. Anatomi Jaringan Gigi

III. TERMINOLOGIGigi terdiri dari 6 bidang yaitu atas (oklusal/insisal), bawah (apikal), bidang yang dekat dengan garis median (mesial), bidang yang jauh dari garis median (distal), bidang yang dekat dengan lidah/langit-langit (lingual/palatal), dan bidang yang dekat dengan pipi/bibir (bukal/labial).(gambar terminologi)

Untuk menunjukkan letak gigi digunakan istilah kuadran atau regio, yaitu posterior kanan rahang atas, anterior rahang atas, posterior kiri rahang atas, posterior kanan rahang bawah, anterior rahang bawah, posterior kiri rahang bawah.

IV. WAKTU ERUPSIErupsi adalah proses dimana gigi muncul di permukaan gusi. Ada waktu standar yang disepakati oleh para ahli tetapi kadang-kadang terjadi penyimpangan terutama pada erupsi gigi susu yang pertama serta M3 tetap.

Tabel 1. Waktu Erupsi Gigi Sulung (Susu)

Tabel 2. Waktu Erupsi Gigi Permanen

V. JARINGAN SEKITAR GIGIMulut bagian luar terdiri dari: Labium Superius (bibir atas), Labium Inferius (bibir bawah), Angulus Oris (sudut bibir), tuberkel (tonjolan pada bibir atas tengah, filtrum, Labiomental Groove. Sedangkan mulut bagian dalam terdiri dari Frenulum Labii Superior, Gingiva, Palatum Durum, Palatum Molle, Uvula, Tonsila Palatina, Lingua, Frenulum Labii Inferior.

B. KELAINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGII. ANODONSIATidak adanya gigi pada rahang yang disebabkan oleh karena gangguan atau kerusakan Lamina Dental selama tahap awal pembentukan embrio. Bila seluruh gigi tidak ada disebut Anodonsia Total, biasanya disertai kelainan ektodermal lain seperti tidak adanya rambut dan kuku. Bila gigi yang tidak ada hanya sebagian disebut Anodonsia Sebagian, Hipodonsia atau Oligodonsia.Gigi tidak tampak pada rahang padahal menurut usia seharusnya sudah tumbuh, bila dilakukan Foto Rontgen tidak terlihat gambaran gigi terpendam, impaksi, ataupun benih gigi. Bila ternyata pada Foto Rontgen, gigi atau benih gigi terlihat maka kelainan tersebut disebut Pseudoanodonsia.

Gambar 2. Anadonsia

II. GIGI BERLEBIHKeberadaan gigi yang secara normal seharusnya tidak ada, disebut juga Supernumerary, disebabkan karena berlanjutnya pembentukan benih gigi atau karena proliferasi sel yang berlebihan; kecenderungan gigi berlebih diturunkan dalam satu keluarga.Tampak adanya gigi tambahan, bentuk umumnya merupakan duplikat gigi di sebelahnya. Bila terletak di regio insisivus dan caninus disebut Mesiodens, bisa juga berada di regio premolar, bila berada di regio mplar disebut Distomolar atau Paramolar.

Gambar 3. Supernumerary Teeth

C. KELAINAN UKURAN DAN BENTUK GIGII. KONKRESENMenyatunya sementum dua buah gigi yang saling bersebelahan, disebabkan karena trauma lokal, gigi berjejal, atau lokasi benih gigi yang salah selama pembentukan akar.Secara klinis terlihat dua buah gigi menyatu, pada Foto Rontgen tampak jelas terjadi penyatuan sementum. Bisa terjadi sebelum atau sesudah erupsi, umumnya mengenai gigi tetap.

Gambar 4. Konkresen

II.FUSIDua buah gigi mengalami penyatuan karena Lamina Interdentalnya tidak berkembang atau karena sebab genetik autosomal dominan.Terlihat gigi dengan ukuran mesiodistal lebar, gigi ini sebenarnya adalah dua gigi yang bersatu.

Gambar 5. Fusi

III. GEMINASIGigi dengan satu akar atau satu saluran akar tetapi memiliki dua mahkota lengkap maupun tidak lengkap yang terpisah, disebut juga Gemination Teeth atau Connate Teeth. Penyebabnya invaginasi benih gigi, faktor lokal, sistemik, atau genetik.

Gambar 6. GeminasiIV. DENS INDENTE (INVAGINASI GIGI)Bentuk gigi abnormal akibat invaginasi mahkota sebelum terjadi pengapuran, disebabkan invaginasi dari semua lapisan dental organ ke dalam Papilla Dental atau karena faktor genetik.Gigi terlihat berbentuk abnormal, ada celah di palatal, gigi seri berbentuk kerucut (peg shaped/conical), berbentuk sekop (Shovel Shaped), atau berbentuk huruf T.

Gambar 7. Dens Indente

V. MAKRODONSIAGigi berukuran besar disebabkan karena pertumbuhan berlebih dari benih gigi. Tampak giig berukuran besar, seluruhnya atau sebagian. Bisa terjadi Pseudomakrodonsia yaitu ukuran gigi normal tetapi ukuran rahangnya terlalu kecil.

Gambar 8. Makrodonsia

VI. MIKRODONSIAGigi berukuran kecil disebabkan karena radiasi atau kemoterapi pada saat benih gigi dalam perkembangan. Tampak gigi berukuran kecil, bisa seluruhnya atau gigi tertentu saja. Bila seluruhnya, ukuran gigi akan terlihat tidak proporsional dengan besar rahang. Bisa terjadi Pseudomikrodontia yanitu ukuran gigi normal tetapi ukuran rahangnya terlalu besar.

Gambar 9. Mikrodonsia