anang_deliberatif
Transcript of anang_deliberatif
-
7/31/2019 anang_deliberatif
1/4
Anang Cahya Utama 06401241018
DISKUSI DEMOKRASI DELIBERATIF
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Politik Indonesia
Disusun oleh :
Anang Cahya Utama 06401241018
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2008
-
7/31/2019 anang_deliberatif
2/4
Anang Cahya Utama 06401241018ANALISI DEMOKRASI DELIBERATIF
Demokrasi deliberatif merupakan sebuah bentuk demokrasi yang menempatkan
Negara dan masyarakat sebagai subjek, bukan objek sebagaimana konsep demokrasi liberal.
Jadi, antara Negara dan warganya tidak ada yang memiliki otoritas paling besar. Keduanya
memiliki atau memegang porsi kekuasaan yang sama. Kebijakan politis yang diambil pun
harus melalui tindakan komunikatif antar keduanya.
Demokrasi deliberatif mengutamakan penggunaan tata cara pengambilan keputusan
yang menekankan musyawarah dan penggalian masalah melalui dialog dan tukar pengalaman
di antara para pihak dan warganegara. Tujuannya untuk mencapai musyawarah dan mufakat
berdasarkan hasil-hasil diskusi dengan mempertimbangkan berbagai kriteria. Keterlibatan
warga merupakan inti dari demokrasi deliberatif.
Demokrasi deliberatif berbeda dengan demokrasi perwakilan, yang menekankan
keterwakilan (representation), prosedur pemilihan perwakilan yang ketat, dan mengenal
istilah mayoritas dan minoritas. Demokrasi deliberatif mengutamakan kerjasama antar-ide
dan antarpihak, sedangkan kata kunci demokrasi perwakilan adalah kompetisi antar-ide dan
antar-kelompok. Jika demokrasi perwakilan ditandai oleh kompetisi politik, kemenangan, dan
kekalahan satu pihak, maka demokrasi deliberatif atau demokrasi musyawarah lebih
menonjolkan argumentasi, dialog, saling menghormati, dan berupaya mencapai titik temu dan
mufakat.
Demokrasi langsung mengandalkan Pemilu, sistem keterwakilan (delegasi wewenang
dan kekuasaan), dan elite-elite politik, sedangkan demokrasi deliberatif lebih menekankan
partisipasi dan keterlibatan langsung warganegara. Ciri khas demokrasi deliberatif ditandai
dengan adanya proses pemilihan pemimpin dan pembuatan keputusan yang dilakukan melalui
proses partisipasi warga secara langsung, bukan melalui voting atau perwakilan, melainkan
melalui dialog, musyawarah dan pengambilan kesepakatan. Kelebihan dari demokrasi
deliberatif adalah:
Memungkinkan partisipasi secara luas dan menghindari terjadinya oligarki elit dalampengambilan keputusan;
Menghindari kompetisi individual memperebutkan posisi pemimpin dalam prosespemilihan (voting) langsung;
Mengurangi praktik-praktik intimidasi, kekerasan, politik uang, dan KKN. Demokrasi deliberatif muncul sebagai kritik dan upaya untuk memperbaiki demokrasi
perwakilan yang selama ini berjalan di hampir semua negara demokratis, baik di negara maju
-
7/31/2019 anang_deliberatif
3/4
Anang Cahya Utama 06401241018maupun berkembang, dan menjadi mekanisme utama dalam pengambilan keputusan.
Kelemahan demokrasi perwakilan sudah banyak didokumentasikan oleh para ahli dan
lembaga. Salah satu kelemahan demokrasi perwakilan adalah terjadinya apa yang disebut
sebagai krisis legitimasi (legitimation crisis) oleh Jurgen Habermas, sebagai akibat dari
tidak adanya partisipasi warganegara dalam sejumlah kebijakan penting. Akibatnya, banyak
keputusan tentang kebijakan, peraturan, dan program publik yang tidak didukung, bahkan
ditolak oleh warganegara.
Analisis Permasalahan Di Indonesia yang Dikaitkan dengan Demokrasi Deliberatif
Setelah Orde Baru, 21 Mei 1998, Indonesia segera memasuki fase yang disebut
dengan liberalisasi politik awal. Inilah fase yang ditandai oleh serba ketidakpastian. Ternyata
penerapan sistem Demokrasi liberal (liberalisasi politik) pasca lengsernya Orde Baru belum
juga mampu menuntaskan berbagai problem kebangsaan yang kini melanda bangsa kita.
Di samping itu, aspirasi rakyat pun tidak tersalurkan secara utuh. Sebab, prinsip dasar
demokrasi liberal sebagaimana yang diandaikan konsep negara hukum klasik adalah individu,
masyarakat, ekonomi, dan kebudayaan harus berada di bawah kekuasaan negara. Jadi,
kebebasan mereka masih terbelenggu oleh dominasi Negara.Mulai dari krisis moneter 1997,gesekan antar golongan/agama/suku, kenaikan BBM, bencana alam, pemanasan global, dan
lain-lain. Semua persoalan itu mengindikasikan bahwa demokrasi liberal telah gagal untuk
memecahkan persoalan bangsa dalam masyarakat yang plural dan majemuk seperti Indonesia
sekarang ini.Jika demokrasi liberatif sudah tidak mampu lagi memecah persoalan kebangsaan,
maka demokrasi deliberatiflah yang mampu untuk memecahkan masalah yang ada di negara
ini. Pada realitasnya, belakangan ini Indonesia mengalami begitu banyak persoalan yang
sangat kompleks. Berbagai pesoalan tersebut, secara tidak langsung mengancam keutuhan
NKRI. Bangsa Indonesia kini tengah berada di tengah-tengah badai krisis multidimensi yang
berakibat pada terciptanya disintegrasi bangsa. Oleh sebab itulah sudah saatnya bangsa
Indonesia menggeser filosofi hukum negara, dari demokrasi liberalis ke demokrasi
deliberatif. Menurut Habermas, demokrasi deliberatif adalah proses demokratisasi politis
yang melibatkan semua pihak dalam mengambil kebijakan. Deliberasi yang diinginkan
Habermas adalah rasionalitas publik.
Dengan model demokrasi deliberatif bagi negara hukum demokratis modern ini,
Habermas telah menyumbangkan suatu model pemerintahan demokratis, yang legitimasinya
diraih dari penggunaan rasio secara publik oleh seluruh warga negara. Bagi Habermas, negara
-
7/31/2019 anang_deliberatif
4/4
Anang Cahya Utama 06401241018tidak hanya bertugas sebagai pengontrol hak-hak warga negaranya, tetapi negara dan rakyat
adalah dua elemen yang mempunyai hubungan erat. Di mana kebijakan dihasilkan dari proses
komunikatif antar keduanya (demokrasi deliberatif).
Dalam filsafat politik dan hukumnya, Habermas lebih menekankan pada tindakan
komunikatif. Artinya, pemerintah dan masyarakat harus bermusyawarah untuk menentukan
suatu kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Dengan begitu, kemajemukan
dalam suatu bangsa tidak lagi menjadi hambatan bagi terciptanya integrasi sosial.
Adanya fenomena runtuhnya bangunan demokrasi dalam partai politik yang lebih
memuja figur sentral ketimbang mekanisme dan aturan main organisasi, ini yang menjadi
sandungan tegaknya demokrasi di Indonesia. Kecenderungan partai politik belakangan ini
adalah membangun kekuasaan baru, bahkan menjadi semacam partai home industri dengan
munculnya nama-nama keluarga besar tokoh partai dalam daftar calegnya. Untuk itu perlu
adanya demokratisasi internal partai-partai, bahwa pendirian partai hendaknya didasarkan
pada cita-cita besar bersama, yaitu kesejahteraan warga. Jika tidak, partai politik hanyalah
alat merebut kekuasaan dengan mengabaikan kepentingan warganya. Sebagai pilar
demokrasi, partai politik, perlu membangun demokratisasi internal, sehingga dari situ kita
bisa mengajak rakyat untuk membangun kekuatan bersama.
Dalam demokrasi deliberatif, tidak hendak menganjurkan sebuah revolusi, melainkan
reformasi negara hukum dengan melakukan gerakan wacana publik di berbagai bidang sosial,
politik, dan kultural untuk meningkatkan partisipasi demokratis para warganegara. Dengan
cara ini, jurang yang selama ini menganga antara komunitas masyarakat, eksekutif dan
yudikatif dapat dijembatani melalui saluran-saluran komunikasi politis yang sehat dan
terbuka.