ANALISIS_JURNAL

4
NAMA : GHINA ULYA ROSSA NIM : I1A114001 KELOMPOK : 6 ANALISIS JURNAL Pengertian Gizi dan Zat Gizi. Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi pemasukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi dalam tubuh. Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain

description

hbdhsbhdbdbsufguisagfuayfyuaevgfydfuydgfuieuaifuieagfuieagifugeuifuieabfudbfiudegfuieguifgeiubfuidbfiuaudifhuiedifuqwgfuheajfnkaejhfuiehfiu

Transcript of ANALISIS_JURNAL

Page 1: ANALISIS_JURNAL

NAMA : GHINA ULYA ROSSA

NIM : I1A114001

KELOMPOK : 6

ANALISIS JURNAL

Pengertian Gizi dan Zat Gizi. Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi pemasukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi dalam tubuh.

Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan jumlahnya.

Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:

1.Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.2.Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.

Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi: Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan penjaga tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.

Page 2: ANALISIS_JURNAL

Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air. Zat gizi berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi menjadi dua yaitu: Zat gizi makro: zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi mikro: Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku (pengetahuan, sikap, dan praktik) gizi seimbang dengan status gizi indeks massa tubuh (IMT). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku (pengetahuan,sikap, dan praktik) gizi seimbang dengan status gizi Obesistas sentral (Lingkar perut). Adapun saran penelitian yaitu kepada responden dengan status gizi kurang dan obesitas agar memperbaiki status gizi tersebut menjadi status gizi yang normal/optimal dan perlu diteliti hubungan pola makan dengan status gizi mahasiswa.

1. Status gizi pada balita akan meningkat apabila orang tua asuh mempunyai Tingkat Pengetahuan yang tinggi , sebab dengan pengetahuan yang tinggi maka akan berupaya untuk meningkatkan status gizi pada anaknya.

2. Pola Asuh makan yang baik akan meningkatkan status gisi pada balita. Hal ini disebabkan karena pola asuh yang baik akan membuat anak merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhan kasih sayang serta makanan yang di butuhkan oleh balita

3. Tingkat konsumsi energi yang baik akan meningkatkan status gizi pada balita karena energi dalam tubuh manusia dapat timbul dengan adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Sehingga konsumsi energi yang baik berpengaruh terhadap status gizi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hendrayati dkk,. Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kab. Bantaeng. Poltekkes Makassar, Media Gizi Pangan. 2010;9:5-8.

Page 3: ANALISIS_JURNAL

2. Asrar, M., Hadi, H. & Boediman, D. (2009) Pola Asuh, Pola Makan, Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Balita Masyarakat SukuNuaulu di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku,Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2009; 6(2): 84-94.

3. Damanik, M. R., Ekayanti, I., dan Hariyadi, D. (2010) Analisis PengaruhPendidikan Ibu Terhadap Status Gizi Balita di Proponsi KalimantanBarat, Jurnal Gizi dan Pangan, Vol. 5 (2): Pp. 69-77.

4. Anggarini T & Cahyaningrum F. 2012. Hubungan kadar hemoglobin dan status gizi dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir akademi kebidanan kota Semarang. Jurnal Dinamika Kebidanan, 2(1), 1—13

5. Dwiningsih & Pramono AHubun3. Perbedaan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan status gizi pada remaja yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan. Journal of Nutrition College, 2(2), 232—241.

6. Aragon Alan Albert and Schoenfeld Brad Jon. Nutrient timing revisited: is there a post-exercise. Aragon and Schoenfeld Journal of the International Society of Sports Nutrition. 2013;5:10-5