ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM...

173
ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM NUSANTARA PADA MEDIAINDONESIA.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Ahmadi NIM: 1111051000038 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1439 H  

Transcript of ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM...

Page 1: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM

NUSANTARA PADA MEDIAINDONESIA.COM DAN

REPUBLIKA.CO.ID

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Ahmadi

NIM: 1111051000038

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1439 H

 

Page 2: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 3: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 4: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 5: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

iv

ABSTRAK

Ahmadi 1111051000038 Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Islam Nusantara pada Mediaindonesia.com dan Republika.co.id

Islam Nusantara belakangan ini menimbulkan polemik dan perdebatan di antara umat Islam itu sendiri. Sebenarnya, wacana mengenai Islam Nusantara sudah bergulir sejak lama, seperti artikel yang berjudul “Pribumisasi Islam” karya Abdurrahman Wahid. Istilah Islam Nusantara kini menimbulkan perdebatan, bahkan tak segan-segan mengatakan bahwa Islam Nusantara sudah keluar dari esensi syariat ajaran Islam yang sebenarnya.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana Mediaindonesia.com dan Republika.co.id mengkonstruk Teks pada pemberitaan tentang Islam Nusantara? Bagaimana kognisi sosial Mediaindonesia.com dan Republika.co.id perihal Islam Nusantara di dalam pemberitaannya? Bagaimana Mediaindonesia.com dan Republika.co.id menyajikan konteks pemberitaan tentang Islam Nusantara?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pisau analisis wacana model Teun van Dijk. Van Dijk membagi wacananya ke dalam tiga dimensi yaitu dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Van Dijk tidak hanya meneliti perihal wacana teks yang dikonstruksikan saja, tapi juga mental dari pengarang serta menganalisa wacana yang berkembang di masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Islam Nusantara sebenarnya adalah Islam yang memiliki ciri khas sendiri bagi Indonesia. Sebenarnya, Islam Nusantara adalah Islam yang sangat kuat dari segi kulturalnya, sehingga disebutkan bahwa Islam Nusantara itu mirip seperti agama Katolik, pada segi kultur/budayanya. Realitas yang dibangun pada pemberitaan tersebut masih tetap berada di perdebatan antara benar atau tidaknya Islam Nusantara, meskipun sudah banyak ahli yang memberi penjelasan mengenai Islam Nusantara tersebut.

Islam Nusantara pada dasarnya memiliki empat ciri, pertama, lebih mengutamakan wisdom daripada tuntutan-tuntutan legal formal syariat. Kedua, menggunakan madzhab dalam memahami ajaran Islam terutama Al-Quran dan Hadits. Ketiga, keilmuan keIslamannya itu harus ada sanadnya. Keempat, Menggunakan tradisi dan budaya. Kata kunci: Islam Nusantara, Republika.co.id, Mediaindonesia.com, Media Online

 

Page 6: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, sebagai insan yang beragama dan mengimani adanya Allah SWT, saya ucapkan puji dan syukur saya kepada Allah SWT, karena apalah hamba ini tanpa pertolongan dan kodrat yang Allah SWT berikan sehingga bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik, serta lantunan Sholawat pada Kanjeng Rasulullah SAW yang tanpa wasilahnya pula tak mungkin sampai doa ini terkabul oleh Allah SWT. Berkat usaha dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM NUSANTARA PADA MEDIAINDONESIA.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID” untuk memenuhi syarat mencapainya gelar sarjana sosial (S.Sos).

Penulis persembahkan skripsi ini khusus untuk Ayahanda tercinta H. Djamid Abdul Somad Nur, yang penulis yakini bahwa meski beliau sudah pulang pada sang penciptanya namun penulis meyakini bahwa beliau tetap bisa menyaksikan persembahan ini. Dan tak lupa pula bahwa karya skripsi ini pun untuk keluarga tercinta, Ibunda Hj. Siti Mukaromah, Kakanda Neneng Hudaipah, S. Pd dan juga Siti Humaeroh, S. Pd,i. Karena melalui beliau-beliaulah semangat dan terus mengingatkan untuk tak henti-hentinya bersyukur.

Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung, membantu dan membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, M. Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimim M. Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam.

3. Rachmat baihaky, MA sebagai dosen pembimbing skripsi saya yang sudah sangat sabar dalam membimbing dan berdiskusi bersama, sehingga sampai pada selesainya karya ini. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan pada beliau.

4. Bintan Humeira, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, yang sudah membantu dan membimbing saya selama saya berkuliah di kampus tercinta ini, semoga beliau pun senantiasa diberi keberkahan oleh Gusti Allah SWT.

5. Kepada perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan PBNU terkhusus untuk bapak Syatiri sebagai kepala perpustakaan PBNU.

 

Page 7: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

vi

6. Arfyana Citra Rahayu, yang sudah menjadi teman diskusi dan penyemangat, disaat semangat ini kembang-kempis, semoga ia pun dapat keberkahan dan bisa menyelesaikan karyanya pula dengan baik dan bisa bermanfaat untuk sesama.

7. Kepada pihak Mediaindonesia.com yakni bang Usman Kansong dan kepada pihak Republika.co.id yakni mas Agung yang sudah mempersilahkan penulis untuk meneliti di instansi tersebut. Semoga diberikan keberkahan oleh Allah SWT.

8. Kepada seluruh narasumber mas Ulil Absor Abdallah dan mas Zastrow Al- Ngatawi, semoga Allah SWT membalas segala kemurahan hati beliau.

9. Kepada sahabat-sahabati PMII KOMFAKDA UIN Jakarta, terkhusus untuk angkatan 2011 dan semasa kepengurusan penulis, yakni Raden Said Jimi, Rowman Wahid, Rizki Aulia, Farihunnisa, Nofia Natasari, yang juga selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Kepada kawan-kawan di forum diskusi Lentera HAM terkhusus pada Rausyan Fikri Muhammady, Mohammad Rizki, Niam Abdallah, Teguh, Faizah, citra, rivani, nada, Tsarwa, Fikri, Irul, Willy Iksan. Mereka semua yang menjadi penyemangat penulis untuk bisa menyelesaikan karya ini. Semoga kawan-kawan pun mendapatkan kemurahan dari Gusti Allah SWT.

11. Kepada sahabat-sahabat GP Ansor dan Banser PAC Curug Kab. Tangerang yang senantiasa mengingatkan dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan karya ini, sehingga bisa bersama-sama kembali untuk mengabdi di tanah kelahiran tercinta.

12. Kepada teman-teman kelas KPI B angkatan 2011, yang sebagian sudah lebih dulu meninggalkan penulis, baik dalam wisuda maupun dalam menikah. Semoga kita semua diberikan kesuksesan dan bisa terus bersilaturahmi.

13. Kepada AM. Sirojjudin (Nana) yang juga sudah meluangkan waktu untuk menjadi teman diskusi yang asyik selama penulis membuat karya ini. Semoga segera diberikan keberkahan berupa kepercayaan untuk segera mendapatkan anak.

14. Kepada teman-teman University Studio, Rian Alamsyah, Muhammad IF, Dhiya Ur, Aditya, Febrian, Andika dan anak magang Alam, mereka semua pun berkontribusi besar dalam mengingatkan penulis untuk

 

Page 8: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

vii

segera menyelesaikan karya akhir ini, semoga senantisa di mudahkan dalam segala urusannya dan yang pasti rezeki dalam setiap projectnya.

15. Kepada teman-teman DNK Tv, terkhusus untuk bang Dedi sebagai kepala suku dan bapak bagi teman-teman.

16. Kepada Emak ku Ken Zuraidah serta seluruh keluarga besar Tan Kinira dan BTR. Aku cinta padamu.

17. Kepada beberapa pihak baik secara instansi maupun secara pribadi, penulis ucapkan beribu-ribu terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kasih sayangnya pada kita semua.

Jakarta, Mei 2018 Ahmadi

 

Page 9: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................... 6

1. Pembatasan Masalah ......................................................... 6

2. Rumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

1. Manfaat Akademis ............................................................ 7

2. Manfaat Praktis ................................................................. 7

E. Metodologi Penelitian ............................................................. 8

1. Pendekatan Penelitian ....................................................... 9

2. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 9

3. Teknik Pengambilan Data ................................................. 9

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Berita ......................................................................... 13

 

Page 10: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

ix

1. Nilai-Nilai Berita............................................................... 14

2. Jenis-Jenis Berita............................................................... 17

3. Perbedaan Media Cetak dan Media Online ........................ 18

B. Analisis Wacana ..................................................................... 22

C. Analisis Wacana Kritis ............................................................ 27

D. Model Teun Van Djik ............................................................. 31

1. Teks .................................................................................. 33

2. Kognisi Sosial ................................................................... 40

3. Konteks Sosial .................................................................. 41

E. Konstruksi Sosial Media Massa .............................................. 42

1. Eksternalisasi .................................................................... 43

2. Objektivasi ........................................................................ 43

3. Internalisasi ....................................................................... 43

F. Tahapan Pembentukan Konstruksi .......................................... 46

1. Tahapan Pembentukan Konstruksi Realitas ....................... 46

2. Tahap Pembentukan Konstruksi Citra................................ 47

G. Pengertian Islam Nusantara ..................................................... 50

1. Pengertian Islam ................................................................ 50

2. Pengertian Nusantara......................................................... 54

3. Islam Nusantara ................................................................ 55

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Mediaindonesia.com ..................................................... 64

1. Sejarah Singkat Media Indonesia ....................................... 64

2. Manajemen dan Redaksi Media Indonesia ......................... 66

B. Profil Republika.co.id ............................................................. 69

1. Sejarah Singkat Republika.co.id ........................................ 69

2. Profil Pembaca Republika.co.id ......................................... 70

3. Manajemen dan Redaksi Republika.co.id .......................... 71

 

Page 11: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

x

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Struktur Teks Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id dan Mediaindonesia.com ............................... 74

1. Pemberitaan Islam Nusantara pada Republika.co.id ........... 75

2. Pemberitaan Islam Nusantara pada Mediaindonesia.com ... 94

B. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id dan Mediaindonesia.com ............................... 110

1. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id ................................................................. 110

2. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Mediaindonesia.com ......................................................... 115

C. Analisis Konteks Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id dan Mediaindonesia.com ............................... 120

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 130

B. Saran....................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 134

LAMPIRAN ................................................................................................... 138

 

Page 12: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Elemen dalam Wacana Kritis Van Dijk ....................................... 34

Tabel 2.2. Teori Konstruksi Sosial ............................................................... 50

Tabel 4.1. Kerangka Analisis Teks Berita “Ulil: Islam Nusantara Pararel

dengan Katolik” .......................................................................... 89

Tabel 4.2. Kerangka Analisis Teks Berita “Azyumardi: Islam Nusantara

Valid dan Akomodatif” ............................................................... 104

 

Page 13: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Analisis Van Dijk ............................................................ 32

Gambar 2.2. Struktur Teks ............................................................................. 33

 

Page 14: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wacana tentang istilah Islam Nusantara belakangan ini menimbulkan

polemik dan perdebatan diantara umat Islam itu sendiri. Istilah Islam Nusantara

di deklarasikan oleh ketua umum pengurus besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH.

Said Aqil Sirodj pada acara pembukaan musyawarah nasional ulama Nahdatul

Ulama di Masjid Istiqlal Jakarta, hal ini langsung diamini oleh presiden Joko

Widodo yang juga membuka acara tersebut. Di dalam pidatonya Jokowi

mengatakan bahwa “Islam kita adalah Islam Nusantara, Islam yang penuh akan

sopan santun, Islam yang penuh tata krama, itulah Islam Nusantara, Islam yang

penuh toleransi”, tegas Joko widodo. Minggu (14/06/2015). PBNU

beranggapan bahwa adanya istilah Islam Nusantara semata-mata melihat latar

belakang penyebaran Islam di nusantara yang dilakukan oleh para penyebar

agama Islam yang kita kenal sebagai walisongo, di mana para walisongo

tersebut menyebar luaskan ajaran agama Islam tidak dengan peperangan atau

angat senjata, melainkan dengan memadukan kebudayaan lokal masyarakat

setempat, contohnya seperti kita ketahui dari nama-nama walisongo

kebanyakan tidak menggunakan nama aslinya, melainkan menggunakan nama

daerah yang ia tempati seperti Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Gresik, Sunan

Gunung Djati dan yang lainnya.

 

Page 15: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

2

Istilah Islam Nusantara memang baru muncul belakangan ini, namun

wacana tentang Islam Nusantara sudah bergulir sejak lama, seperti artikel yang

berjudul “Pribumisasi Islam” karya Abdurrahman Wahid yang mengatakan

bahwa pribumisasi Islam sudah terjadi sejak walisongo menyebarkan ajaran

Agama Islam di Nusantara ini, ini terlihat dari kultural, Masjid Demak adalah

sebuah contoh yang kongkrit dari upaya rekonsiliasi atau akomodasi itu.

Ranggon atau atap yang berlapis pada masjid tersebut diambil dari konsep

“meru” dari masa pra-Islam (Hindu-Budha) yang terdiri dari Sembilan susun,

sunan Kalijaga memotongnya menjadi tiga susun saja, melambangkan tiga

tahap keberagaman seorang muslim, iman, Islam, dan ihsan.1

Seperti dilansir di portal berita Republika.co.id Said Aqil menerangkan

bahwa Islam Nusantara bukanlah mazhab atau aliran tertentu, melainkan

tipologi, ciri khas Islam Nusantara adalah Islam yang melebur dengan budaya.

Islam Nusantara adalah Islam yang tidak memusuhi ataupun membrangus

budaya yang ada. Justru budaya setempat diakomodir dan dilestarikan selama

tidak bertentangan dengan aturan atau syariat Islam.2 Selain itu Abdurrahman

Wahid di dalam tulisannya yang berjudul “Pribumisasi Islam” mengatakan

bahwa Pribumisasi Islam bukanlah ‘jawanisasi’ atau sinkretisme, sebab

pribumisasi Islam hanya mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan lokal di

dalam merumuskan hukum-hukum agama, tanpa menambahkan hukum itu

1 Akhmad Sahal, Munawir Aziz, Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2015), h.34. 2 “Islam Nusantara”, diakses pada 2 Agustus 2018 di http://www.Republika.co.id/berita/dunia-

Islam/Islam-nusantara/15/08/02/nsfm31334-kiai-said-Islam-nusantara-untuk-indonesia

 

Page 16: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

3

sendiri.3 Selain itu tokoh muda Nahdatul Ulama Ali Masykur Musa mengatakan

bahwa Pancasila adalah Aktualisasi Islam Indonesia, Pancasila adalah legacy

terbesar para Founding Father, termasuk para tokoh Islam.4

Namun pada kenyataannya istilah Islam Nusantara menimbulkan

perdebatan, antara yang pro dan sejalan dengan istilah Islam Nusantara atau

yang kontra, bahkan tak segan-segan mengatakan bahwa Islam Nusantara sudah

keluar dari esensi syariat ajaran Islam yang sebenarnya. Seperti yang dikatakan

oleh ketua umum front pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Sihab yang dilansir

dari portal berita www.suara-Islam.com mengatakan bahwa adanya Islam

Nusantara dikarenakan adanya sebuah propaganda besar yang dilakukan oleh

kaum liberal untuk merusak aqidah umat Islam, bahkan tak segan-segan

pemimpin ormas Islam ini mengatakan bahwa Islam Nusantara sesat dan wajib

ditolak, ia beranggapan bahwa ada kebencian terhadap arabisasi dan

beranggapan bahwa Islam Nusantara produk Sepilis (sekularisme, pluralism,

dan liberalisme) yang sangat membahayakan aqidah umat Islam.5

Adanya sebuah perdebatan yang terjadi antar tokoh agama tersebut

disebabkan karena berbedanya sudut pandang masing-masing, namun jauh dari

perdebatan tokoh elit agama tersebut yang sangat membahayakan adalah umat

atau masyarakat yang cenderung pada satu pendapat ulama yang ia anggap

3 Akhmad Sahal, Islam Nusantara, h. 35. 4 Masykur, Musa Ali, Membumikan Islam Nusantara respon Islam Terhadap Isu-Isu Aktual,

(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2014), h. 282. 5 “Jemaat Islam Nusantara (JIN) paham sesat menyesatkan, diakses pada 16 Juni 2015 dari

http://www.suara-Islam.com/read/index/14628/jemaat-Islam-nusantara--JIN---paham-sesat-menyesatkan

 

Page 17: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

4

sebagai gurunya saja tanpa bisa menerima pandangan dari ulama yang lainnya,

karena bagaimana pun agama yang bersifat dogmatis. Perbedaan pendapat ini

biasanya disebabkan oleh pengetahuan itu didapatkan.

Di masa era globalisasi yang penuh dengan arus media yang besar

seperti ini, maka media menjadi sangat berperan penting terhadap sumber

informasi dan pengetahuan, sesuai dengan fungsi media atau per situ sendiri

bahwa di dalam literatur komunikasi dan jurnalistik disebutkan terdapat lima

fungsi utama pers yang berlaku universal, yakni: informasi, edukasi, koreksi,

dan mediasi.6 Dari fungsi pers dan media tersebut sudah pasti yang sangat

berperan penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat adalah

media dan biasanya masyarakat hanya cenderung pada satu media saja tanpa

mencari tahu informasi dari media yang lainnya. kecendrungan ini yang

menyebabkan sudut pandang khalayak, karena bagaimana pun media memiliki

konstruksinya sendiri. Dan mengapa penulis mengambil pemberitaan Online-

nya saja, karena penulis berfikir saat ini media online mempunyai pengaruh

yang sangat besar, satu sisi karena akses menuju portal berita online sangat

mudah, cukup dengan smartphone dan jaringan internet khalayak sudah dapat

mengaksesnya dan mensebar luaskan dengan mudahnya pula. Hal inilah yang

penulis anggap dapat mempunyai pengaruh yang sangat luas, ditambah dengan

sifat media online yang cepat pula.

6 Sumadiria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional. Cetakan keempat, (Bandung. Simbiosa Rekatama Media, 2011). h.32.

 

Page 18: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

5

Antara pemberitaan yang dilakukan oleh dua portal berita online ini,

yakni Mediaindonesia.com dan Republika.co.id, pasti memiliki perbedaan dan

perspektif masing-masing terhadap sudut pandang media online tersebut.

Seperti hasil pengamatan penulis sendiri terhadap Mediaindonesia.com yang

penulis ketahui bahwa ia bukanlah sebuah portal berita yang berbau agamis,

akan tetapi disetiap pemberitaan mengenai Islam Nusantara seolah ia sangat

mendukung akan wacana tersebut, berbeda dengan pemberitaan yang dilakukan

oleh Republika.co.id yang disaat awal pemberitaan mengenai wacana Islam

Nusantara ia sangat intens untuk memberitakan hal tersebut, namun tak jarang

ia pun memberitakan yang menurut penulis cukup kontroversial, contohnya

seperti pemberitaan pada (25/08/15) dengan judul “Islam Nusantara Pararel

dengan Katolik”, di mana pada pemberitaan ini Republika.co.id memberitakan

tentang kicauan Ulil Absor Abdalah melalui akun twitternya @Ulil yang

mengatakan bahwa “Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islam liberal dg

Protestan liberal. Islam "Jonru" dg Protestan fundamentalis," ujarnya melalui

akun Twitter, @ulil. Dia pun melanjutkan, "Atau lebih tepatnya, Islam Jonru

mirip Protestan fundamentalis." 7

Di dalam suatu pemberitaan, pembaca berharap agar media bertindak

netral dan dalam pemberitaan sebuah kasus sesuai dengan fakta yang ada, dan

tidak memihak kepada siapapun dalam suatu konflik. Keberadaan bahasa tidak

7 “Ulil: Islam Nusantara Paralel dengan Katolik,” diakses pada 16 Juni 2015 dari

http://pemberitaan%20di%20Republika/Ulil%20%20Islam%20Nusantara%20Pararel%20dengan%20Katolik%20_%20Republika%20Online.htm

 

Page 19: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

6

lagi sebagai alat semata untuk menyampaikan sesuatu dengan realitas yang ada,

tetapi bisa membuat penyampaian tersebut berbeda dengan realitas yang ada.

Bahasa yang dipakai media ternyata mampu mempengaruhi cara melakukan,

tata bahasa, susunan kalimat, perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata,

ada akhirnya mengubah atau mengembangkan percakapan bahasa, serta makna.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul

“ANALISIS WACANA PEMBERITAAN ISLAM NUSANTARA PADA

MEDIA ONLINE MEDIAINDONESIA.COM DAN

REPUBLIKA.CO.ID”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis membagi batasan masalah antara dua media online

Mediaindonesia.com dan Republika.co.id, yakni:

a. Mediaindonesia.com pada edisi : 08-Juli-2015

b. dan Republika.co.id pada edisi : 25-Agustus-2015

2. Rumusan Masalah

Ada pun pokok masalah yang diangkat secara umum adalah:

a. Bagaimana Mediaindonesia.com dan Republika.co.id mengkonstruk

Teks pada pemberitaan tentang Islam Nusantara?

b. Bagaimana kognisi sosial Mediaindonesia.com dan Republika.co.id

perihal Islam Nusantara di dalam pemberitaannya?

 

Page 20: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

7

c. Bagaimana Mediaindonesia.com dan Republika.co.id menyajikan

konteks pemberitaan tentang Islam Nusantara?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas maka penulis memiliki tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui teks yang dikonstruk Mediaindonesia.com dan

Republika.co.id mengenai pemberitaan Islam Nusantara.

2. Untuk mengetahui kognisi sosial yang berada pada pemberitaan Islam

Nusantara di Mediaindonesia.com dan Republika.co.id

3. Untuk mengetahui cara menyajikan konten pemberitaan Islam Nusantara di

Mediaindonesia.com dan Republika.co.id

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan rujukan bagi

khazanah ilmu komunikasi, khususnya studi tentang analisis wacana dengan

fokus analisis wacana sehingga dapat menjadi kontribusi bagi kajian

komunikasi penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran dan ide yang bisa menjadi rujukan

akademis sehingga dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian

analisis wacana tentang pemberitaan di media, sehingga bermanfaat bagi

 

Page 21: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

8

masyarakat Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya, serta

Masyarakat Indonesia umumnya.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi secara umum diciptakan dengan tujuan untuk menjadi

pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu dalam

melaksanakan tujuannya.8 Sedangkan, penelitian menurut jumroni dalam

Metode-Metode Penelitian Komunikasi mengatakan bahwa “Penelitian

merupakan usaha untuk mencari sesuatu (informasi) yang penting, penelitian

adalah usaha yang dilakukan oleh seorang atau lebih yang didasarkan karena

sifat manusia yang selalu ingin tahu tentang sesuatu.9

Sedangkan metodologi penelitian adalah serangkaian hukum, aturan,

dan tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah

dalam menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan tertentu

yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.10

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis

wacana model Teun A van Dijk. Van Dijk yang dijabarkan secara deskripsi.

Bahasan penelitiannya meliputi teks, kognisi sosial serta konteks sosial dari

pemberitanan Islam Nusantara di media online Mediaindonesia.com dan

Republika.co.id.

8 Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h.2. 9 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.1. 10 Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 3.

 

Page 22: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

9

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam menganalisis data menggunakan

deskriptif kualitatif, yang merupakan suatu teknik yang objektif, sistematik

dengan menggunakan metode observasi serta menggambarkan secara

kualitatif pernyataan komunikasi yang diungkapkan.11

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah pemberitaan yang suguhkan oleh portal

berita Republika.co.id dan Mediaindonesia.com.

Sedangkan Objek dalam penelitian ini adalah pemberitaan yang

membahas tentang Islam Nusantara di portal berita Republika.co.id dan

Mediaindonesia.com.

3. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan di teliti,

penelitian ini mempunyai teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan dan pembelajaran data dari

sumber noninsani sehingga dapat menjadi pelengkap data yang penulis

butuhkan dalam penelitian ini.

11 Ruslan, Rosyadi, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), h. 215.

 

Page 23: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

10

b. Studi kepustakaan

Penulis melakukan studi kepustakaan dengan membaca buku-

buku yang berkaitan dengan jurnalistik, analisis wacana, komunikasi,

dan media massa serta hasil-hasil dari penelitian yang sebelumnya yang

juga menggunakan analisis wacana.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu. Pada

penelitian kali ini penulis meneliti analisis Framing pemberitaan Islam

Nusantara pada media online Mediaindonesia.com dan Republika.co.id dengan

merujuk pada beberapa penelitian di antaranya :

1. Analisis wacana kolom Obrolan A-politis rubrik Mandat Rakyat 2009 pada

Kompas Oleh Efek Rumah Kaca (Band) oleh Bagus Santoso NIM

106051101918 mahasiswa Konsentrasi jurnalistik Jurusan Komunikasi

Penyiran Islam UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. Skripsi ini adalah analisis

wacana dengan pendekatan kualitatif, perbedaan dengan apa yang penulis

teliti yaitu pada subjek dan objek penelitiannya.

2. Analisis wacana pesan cinta dalam kumpulan cerita pendek emak ingin naik

haji karya Asma Nadia oleh Mitri Handayani NIM 106051001845

mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, skrpsi ini memiliki persamaan dengan apa yang penulis teliti yaitu

 

Page 24: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

11

sama menggunakan analisis wacana dengan model Tean A. Van Dijk,

namun berbeda subjek dan objek penelitiannya.

3. Analisis Wacana film Titian serambut dibelah tujuh karya Chaerul Umam

oleh Zakka Abdul Malik Syam NIM 105051001918 mahasiswa Jurusan

Komunikasi Penyiran Islam UIN Syarif Hdiyatullah Jakarta, skripsi ini

membahas tentang gagasan atau wacana yang terdapat di film Titian

serambut dibelah tujuh karya Chairul Umam.

Semoga penelitian saya ini dapat bermanfaat sebegai perbandingan bagi

kajian dan penelitian keilmuan khususnya tentang analisis framing

pemberitaan Islam Nusantara di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pada bab awal ini berisi Pendahuluan, diantaranya terdapat seputar

latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II :Landasan teori, pada bagian ini berisi tentang pengertian Analisis

Wacana dan pengertian Islam Nusantara.

BAB III : Berisi profil dan biografi dari media Mediaindonesia.com dan

Republika.co.id.

 

Page 25: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

12

BAB IV :.Bab ini memuat temuan data pembahasan, dan analisis wacana

tentang Islam Nusantara yang di beritakan oleh situs Mediaindonesia.com dan

Republika.co.id.

BAB V : penutup, pada bagian ini berisi kesimpulan, yang merupakan jawaban

dari permasalahan yang dibahas, penulis juga tidak lupa memberikan saran-

saran dari permasalahan yang dibahas.

 

Page 26: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Berita

Berita berasal dari bahasa sansekerta “Vrit” dalam bahasa Inggris

disebut “Write” yang memiliki arti “Ada” atau “Terjadi”. Menurut KBBI berita

di artikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang

hangat. Menurut Willard C. Bleyer berita ialah sesuatu yang termasa (baru)

yang dipilih oleh seorang wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Oleh sebab

itu ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar tesebut.

Eric C. Hepwood berpendapat bahwa berita ialah sebuah laporan pertama dari

suatu kejadian penting yang dapat menarik perhatian khalayak umum. Charnley

dan James M. Neal mengatakan bahwa berita ialah laporan tentang suatu

peristiwa, opini, kecendrungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting,

menarik dan masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak,

sedangkan menurut Dja’far H. Assegaf menganggap berita sebagai laporan

mengenai fakta atau ide yang termasa (baru) yang sudah dipilih oleh team

redaksi suatu media untuk disiarkan, yang dapat menarik khalayak.1 Baik

karena konten berita yang luar biasa, pentingnya, atau akibatnya, entah pula

1 Sumandria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnal Profesional, (Bandung: Simbiosa Rakatama Media, 2006), h. 64

 

Page 27: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

14

karena mencakup dalam segi human interest-nya seperti humor, emosi, dan

ketegangan.

Dapat disimpulkan bahwa berita ialah suatu laporan tercepat mengenai

fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar

khalayak. Berita dapat disajikan melalui media berkala seperti surat kabar,

radio, televisi, atau bahkan media online yang saat ini sudah menjadi kebutuhan

bagi sebagian orang. Berita mengandung makna new yang berarti baru. Maka

dapat diartikan bahwa berita adalah sesuatu yang baru dan disajikan untuk

khalayak pembaca ataupun pendengar.

1. Nilai-Nilai Berita

Hari ini kita hidup di jaman yang mudah mendapatkan sebuah

informasi dari sebuah peristiwa yang terjadi di mana pun, baik media cetak

maupun online. Eriyanto mengatakan bahwa setiap hari ada ribuan peristiwa

yang terjadi, dan semua peristiwa tersebut semuanya memiliki potensi untuk

dijadikannya informasi atau berita.

Berita berasal dari peristiwa yang dianggap memiliki nilai-nilai

berita yakni produk dari konstruk media. Kriteria umum nilai berita,

menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Meon, dan Don Ranly

dalam News Reporting and Editing (1980:6-17) menunjuk kepada sembilan

hal. Akan tetapi beberapa pakar lain menyebutkan ketertarikan manusia

(humanity) dan seks (sex) juga termasuk kedalam kriteria umum nilai berita

yang harus diperhatikan oleh reporter dan editor. Sehingga semuanya

 

Page 28: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

15

terdapat 11 nilai berita dianataranya; keluarbiasaan, kebaruan, akibat,

aktual, kedekatan, informasi, konflik, public figure, kejutan, ketertarikan

manusia dan yang terakhir ialah seks.2 Yang pertama ialah Keluarbiasaan

(unusualness) berita ialah sesuatu yang luar biasa, Lord Northchlife seorang

pujangga di inggris abad 18 menegaskan bahwa berita ialah suatu yang luar

biasa, contohnya apabila orang digigit oleh anjing itu bukanlah berita tetapi

sebaliknya apabila orang menggigit anjing, maka itulah berita. (Mot, 1958:

63 dalam Effendy, 2003:131). Selanjutnya yakni kebaruan (newsness)

berita ialah suatu yang terbaru, berita ialah sebuah hasil karya yang terbaru,

contohnya seperti rumah baru, gedung baru, walikota baru, presiden baru.

Semua itu memiliki nilai berita yang kuat. Berikutnya akibat (impact), yakni

sesuatu yang memiliki dampak besar. Dampak suatu pemberitaan

bergantung pada beberapa hal: seberapa banyak khalayak yang terpengaruh.

Contohnya seperti pemberitaan melambungnya bahan pokok disebabkan

karena kenaikan harga BBM atau biaya listrik. Selanjutnya aktual (actual)

di mana berita ialah suatu peristiwa yang sedang atau baru terjadi, suatu

yang hari ini terjadi dan belum diketahui, contohnya: pemberitaan mengenai

hitung cepat di pemilihan umum. Kemudian yakni kedekatan (proximity)

ialah suatu peristiwa pada khalayak, contohnya: bagi warga Aceh

pemberitaan mengenai gempa Aceh lebih menarik dari pada pemberitaan

2 Sumandria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnal Profesional, h. 80.

 

Page 29: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

16

banjir bandang di daerah Bima. Berikutnya ialah informasi (information)

menurut Wilbur Schramm, informasi ialah segala yang bisa menghilangkan

ketidak pastian. Setiap hari, sebuah kota memproduksi ratusan ribu bahkan

jutaan informasi. Apabila 200 kota lebih yang ada di Indonesia digabungkan

maka terdapat milayaran informasi hanya dalam satu hari. Selanjutnya

yakni konflik (conflict) atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau

sarat dengan dimensi pertentangan, di negara-negara dunia ketiga

kebanyakan reporter menghabiskan waktunya untuk meliput berita konflik.

Setelah itu ialah orang penting (public figure, news maker) Teori jurnalistik

menegaskan, nama menciptakan berita (names makes news), di Indonesia

apa saja yang dikatakan dan dilakukan bintang film, bintang sinetron, artis,

presiden, pejabat bahkan para koruptor selalu dikutip perkataannya oleh

pers. Selain itu kejutan (suprising), kejutan ialah suatu yang datang tiba-

tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui

sebelumnya. Kejutan bisa menunjuk pada ucapan dan perbuatan manusia.

Dan ketertarikan manusiawi (human interest) masuk kedalam nilai berita,

kemampuan peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan, contohnya:

pemberitaan mengenai kasus peperangan yang terjadi di timur tengah yang

menewaskan anak kecil dan warga sipil secara tragis. Pemberitaan ini

mendapatkan sisi lain di hati khalayak karena memiliki nilai Human

Interest. Dan yang terakhir ialah seks (sex) sepanjang sejarah peradaban

 

Page 30: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

17

manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan selalu menarik dan

menjadi sumber berita karena selalu banyak peminatnya.3

2. Jenis-Jenis Berita

Setiap wartawan yang akan meliput/membahas suatu kejadian pasti

sudah tahu akan dibawa kemana dan akan dibuat seperti apa

pemberitaannya, ada beberapa jenis berita yang biasa di gunakan oleh

wartawan diantaranya ialah; straight news repor yakni laporan langsung

suatu peristiwa, misalnya sebuah kejadian kerusuhan atau kebakaran yang

terjadi disuatu tempat, selanjutnya depth news report merupakan laporan

yang sedikit berbeda dengan jenis straight news, reporter menghimpun

informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai

informasi tambahan untuk peristiwa tersebut, misalnya sebuah pidato

pemilihan presiden reporter akan memasukan pidato itu sendiri dan

dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan oleh

calon predisen tersebut beberapa waktu lalu, berikutnya comprehensive

news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau

dari berbagai aspek, berita meneyeluruh mencoba membangun cerita

peristiwa sehingga benang merahnya terlihat jelas, selanjutnya yakni

interpretative report lebih dari sekedar straight news dan sebuah isu,

masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial, selanjutnya yang termasuk

3 Sumandria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnal Profesional, h.91.

 

Page 31: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

18

kedalam jenis berita juga ialah feature story berbeda dengan yang lainnya,

dalam laporan-laporan berita tersebut, reporter menyajikan informasi yang

penting untuk para pembaca, sedangkan dalam feature penulis mencari fakta

untuk menarik perhatian pembacanya, berikutnya yakni jenis berita depth

reporting dalam jenis ini pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,

tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau actual,

selanjutnya ialah investigation reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh

berbeda dengan laporan interpretative, berita jenis ini biasanya memusatkan

pada sejumlah masalah dan kontroversi, namun dalam laporan investigatif

para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang

tersembunyi demi tujuan, dan yang terakhir dari jenis berita yakni editorial

writing sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum, editorial

ialah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting

dan memengaruhi pendapat umum.4

3. Perbedaan Media Cetak dan Media Online

a. Definisi Media Massa

Media massa hari ini mendapatkan nilai lebih di hati khalayak,

dikarenakan keingin tahuan khalayak mengenai peristiwa atau wawasan

dan khalayak dapat dengan mudah mendapatkannya. Hal ini disebabkan

karena media massa itu sendiri yang sudah berkembang dan mudah

4 Sumandria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnal Profesional, h. 69-71.

 

Page 32: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

19

didapatkan oleh khalayak. Terlebih disaat Smartphone sudah merajalela

di tengah-tengah khalayak luas. Smartphone dimanfaatkan sebagai

media untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan akses

internet. Khalayak akan lebih mudah mengetahui peristiwa dibelahan

dunia lain dalam waktu sekejab. Para pengkaji sosiologi, media

menunjukan bagaimana masyarakat sebenarnya memiliki

ketergantungan pada media untuk memperoleh informasi tentang

peristiwa yang terjadi.

Pengertian media massa sendiri ialah media yang digunakan

sebagai alat penghubung dengan khalayak luas terkait dengan

penyebaran informasi, dikelola secara professional untuk mencari

keuntungan. Kurt Lang dan Gladsy Engel Lang berpendapat bahwa

media massa memaksakan perhatian terhadap isu-isu tertentu. Media

massa dapat difungsikan untuk membangun citra publik tentang figur-

figur politik. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD room,

computer, Televisi, radio, dan lain sebagainya.5

b. Jenis-Jenis Media Massa

Perkembangan jaman menyebabkan media massa pun

berkembang dengan pesatnya. Hal ini menyebabkan khalayak lebih

5 Turner, Lynn H, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Aplikasi, (Jakarta: Penerbit Salemba

Huomanika, 2008), h. 41

 

Page 33: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

20

mudah mendapatkan informasi yang di inginkan dan dapat memilah

sesuai dengan kebutuhan. Ada tiga jenis media massa saat ini yaitu:

1) Media cetak: media cetak berawal dari media yang disebutkan

dengan Acta senates dan Acta diurnal di kerajaan Romawi,

kemudian berkembang dengan pesatnya setelah Johannes

Guttenberg menemukan mesin cetak. Media cetak berupa surat

kabar (koran), tabloid, majalah, buletin dan lain sebagainya. Koran

meliputi berita secara lebih mendalam ketimbang media saingannya.

Hal ini dikarenakan koran mengandung isi yang amat beragam,

semua ini bukan berarti industri koran tak menghadapi problem dari

media pesaing, teknologi baru, dan pergeseran gaya hidup. Tetapi

sampai saat ini, koran telah bereaksi secara efektif, untuk

menandingi serbuan televisi koran memberi penekanan baru sebagai

medium visual dan menyajikan gambar dan foto berwarna dan

penuh estetika.6

2) Media Elektronik: media elektronik yang pertama ialah radio. Radio

sebagai media audio menyampaikan pesan melalui suara. Kecepatan

dan ketepatan waktu dalam menyampaikan pesan tentu lebih cepat

dengan menggunakan siaran langsung. Setelah radio muncul dan

berkembang, hadirlah sesuatu yang lebih canggih yakni telvisi yang

bisa menanyangkan gambar dan suara, yakni sebagai media massa

6 Vivian, Jhon, Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 71-73.

 

Page 34: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

21

audio visual. John Vivian berpendapat bahwa radio telah menjadi

medium massa yang ada di mana-mana, tersedia di semua tempat

disepanjang waktu. Tetapi sebagai sebuah industri, ada tanda-tanda

yang menggelisahkan. Acara utama radio, yakni music telah tersedia

dalam bentuk perangkat lainnya, dan banyak yang tanpa iklan.7

Selain itu John Vivian mengatakan tentang televisi sebagai medium

massa yang dominan untuk hiburan dan berita.8

3) Media Online: Media yang menggunakan jaringan internet mulai

muncul pada abad 21. Media online ini bukanlah termasuk kedalam

golongan media elektronik, dikarenakan media online bisa melebihi

kemampuan media cetak dan media elektronik, apa yang ada dari

kedua media tersebut juga ada pada media online. Para pakar media

memisahkan kedalam kelompok tersendiri dengan alasan media ini

menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis

informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik. John Vivian

mengatakan bahwa Internet muncul sebagai salah satu medium

massa besar dengan banyak isi, terutama melalui web coding, yang

melebihi media tradisional dalam banyak hal.9

7 Vivian, Jhon, Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan, h. 192. 8 Vivian, Jhon, Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan, h. 224. 9 Vivian, Jhon, Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan, h. 262.

 

Page 35: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

22

B. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana ialah istilah yang sering dipakai oleh beberapa

disiplin ilmu, dengan berbagai pengertian yang berbeda-beda. Meskipun

ada sebuah perbedaan di dalam setiap definisi, titik singgung analisis

wacana adalah berhubungan dengan studi mengenai bahasa. Analisis

wacana terdiri dari dua kata yakni analisis dan wacana. Kata analisis

menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah penyelidikan terhadap sebuah

peristiwa (karangan, perbuatan, dsb), untuk mengungkapkan keadaan yang

sebenarnya.10

Menurut Mulyana, di dalam bukunya yang berjudul teori metode,

aplikasi dan prinsip-prinsip Analisis wacana, mengatakan bahwa kata

wacana berasal dari bahasa sangsakerta yakni wac/wak/vak yang memiliki

arti berkata atau berucap, jadi kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan

atau tuturan.11 Dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer terdapat

tiga makna dari kata wacana. Pertama, percakapan, ucapan dan tutur.

Kedua, keseluruhan tutur atau cakapan yang merupakan satu kesatuan.

Ketiga, satuan bahasa terbesar, terlengkap, yang realisasinya pada bentuk

karangan yang utuh, seperti novel, buku dan artikel.12

10 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), h.4. 11 Mulyana, Teori Metode, Aplikasi Dan Prinsip-prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiana

Wacana, 2005), h. 3 12 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 32.

 

Page 36: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

23

Secara terminologi, wacana memiliki arti yang sangat luas dan

beragam. Alex Sobur berupaya merangkum pengertian wacana dari

berbagai pendapat, memandang wacana sebagai rangkaian tindak tutur yang

mengungkapkan sesuatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,

sistematis, dalam satu kesatuan yang utuh dan koheren, yang dibentuk oleh

unsur segmented atau unsur non-segmented bahasa.13

Pengertian wacana yang paling mendekati adalah apa yang

dikemukakan oleh James Lull yang mendefinisikan wacana secara

sederhana, namun tidak sebatas tulisan atau ujaran, lebih dari itu wacana

mengandung arti komunikasi yang tidak hanya linear (satu arah). Wacana

dapat diperbincangkan dan menimbulkan suatu respon berupa pemahaman

yang tersebar luas. Menjadi perbincangan (diskursus) di mana di dalamnya

akan terjadi berbagai macam pergulatan.14

Sebagaimana beragamnya definisi mengenai wacana, analisis

wacana juga mengalami hal serupa. Analisis wacana dipopulerkan oleh

kaum Poststrukturalis, di mana yang di maksud Post-strukturalisme adalah

sebutan kepada sekian banyak kaum intelektual Perancis yang terkenal

sekitar tahun 1960-an sampai dengan 1970-an, yang menkritisi analisa

struturalis yang mendominasi Perancis pada saat itu. Tokoh - tokohnya

13 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 11 14 James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan, Suatu Pendekatan Global, Terjemahan. A.

Setiawan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), h. 225-226.

 

Page 37: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

24

antara lain Jacques Derrida, Michel Foucault, Gilles Deleuze, Judith Butler

dan Julia Kristeva.

Michael Foucault ialah salah satu tokoh yang melakukan analisis

yang dilakukan atas wacana. Konsep analisis wacana Foucault diinspirasi

ole hide di mana adanya bahasa.15 Konsep analisis wacana Michele

Foucault sendiri agak sukar untuk di pahami, karena Foucault tidak

merumuskan satu definisi yang khusus tentang analisis wacana. Namun

kelebihan Foucault ialah langsung mempraktekan bagaimana analisis

wacana itu bekerja.

Arkeolog dan genealogi ialah dua gagasan Foulcault yang

merupakan pencarian sistem umum dari formasi transformasi pernyataan

kedalam bentuk formasi diskursif. Dalam melakukan analisa, Foulcault

tidak berusaha memahami tetapi ia melakukan pengorganisasian atas

dokumen untuk kemudian ia membaginya, mendistribusikannya,

mengaturnya dalam tingkatan-tingkatan, mengurtkan dalam tingkatan-

tingkatan, menemukan elemen-elemen, mendifinisikan kesatuan dan

mendeskripsikan relasi.16

Keengganan Foucault untuk “memahami” bisa diduga kuatnya

karena pengaruh Poststrukturalisme. Karena Foucault sebagaimana kaum

poststrukturalisme lainnya terutama Derrida selalu berusaha melepaskan

15 Chris Barker, Cultural Studies (Jogjakarta: Benteng, 2005), h. 105. 16 Michael Dean, Critical and Effective Histories: Foucault’s Methods and Historical

Sociology, hasil teks reading atau terjemahan bebas (London: Routledge, 1994), h. 15-16.

 

Page 38: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

25

keterjebakan pada satu rasionalitas, suatu formasi atau posisi yang justru

ingin diruntuhkannya. Dalam hal ini Nampak kejelian Foucault.

Michele dean cukup konprehensif menjalankan bagaimana metode

analisa diskursus Foucalt bekerja. Penemuan “Genealogi kekuasaan”

Foucault menjadi pusaran berbagai analsis wacana yang kemudian banyak

berkembang. Geneologi (silsilah) kekuasaan Foucault berhasil menemukan

benang kekuasaan yang berjalin dalam apa yang disebut wacana. Melalui

kekuasaan itu sendiri, wacana diproduksi, diresmikan, bahkan menjadi

semacam disiplin.

Konsep kekuasaan Foucault sangat dipengaruhi oleh konsep

kekuasaan Nietchze. Pengaruh tersebut berhasil menyuguhkan apa yang

disebut The will to Power dalam berbagai macam produksi manusia,

semunya berbentuk skeptisme radikal terhadap kemampuan akal.17

Setelah Foucault berhasil mengungkap tabir dalam wacana

Foucault, analisis wacana menjadi popular dan digunakan dalam berbagai

kajian ilmu, terutama ilmu komunikasi. Tetapi seperti yang sudah

dikemukakan di atas, bahwa semua definisi wacana yang berkembang

merujuk kepada apa yang sudah dibongkar Foucault. Syamsudin yang

banyak dikutip oleh Alex Sobur menerangkan ada lima definisi analisis

wacana; Pertama, analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di

dalam masyarakat (Rule of use), selanjutnya analisis wacana merupakan

17 Listiano Santoso dkk, Epistimologi Kiri, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007), h. 52.

 

Page 39: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

26

usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan juga situasi, ada

juga yang mendifinisikan analisis wacana merupakan pemahaman

rangkaian tuturan melalui interpretasi semanatik, selain itu analisis wacana

berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak Bahasa, dan pendapat

yang terakhir analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa

secara fungsional.

A.S Hikam di dalam sebuah tulisannya telah membahas dengan baik

perbedaan paradigma analisis wacana. Ada tiga pandangan mengenai

bahasa dalam analisis wacana: Kaum Positivme- empiris, Kaum

konstruktivisme.18 Pertama, Kaum Positivme- empiris di mana penganut

aliran ini, bahasa dilihat sebagai jembatan anatara manusia dengan objek di

luar dirinya, pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat secara

langsung di ekspresikan melalui penggunaaan bahasa bahasa tanpa ada

kendala atau distorsi. Salah satu ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan

anatara pemikiran dan realitas, dan kaum konstruktivisme, pandangan ini

banyak di pengaruhi oleh pemikiran aliran fenomenologi, aliran ini menolak

pandangan empirisme/positivme yang memisahkan subjektif dan objek

Bahasa, dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat

sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan

dari subjektif sebagai penyampai pernyataan. Pandangan ketiga disebut

pandangan kritis. Pandangan ini ingin mengoreksi pandangan

18 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2012), h. 4.

 

Page 40: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

27

konstruktifvisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi

makna yang terjadi karena historis maupun instusional. Seperti yang dikatak

oleh A. S. Hikam, pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis

faktor-faktor hubungan kekuasaan yang sangat berikatan dengan erat dalam

setiap wacana, yang pada gilirannya berperan dalam membentuk jenis-jenis

subjek tertentu berikut perilakunya hal ini lah yang melahirkan paradigm

kritis.19 Analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidak benaran

struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis

konstruktivisme.20

C. Analisis Wacana Kritis

Menurut Fairclough dan Wadok, analisis wacana kritis melihat wacana

pemakaiaan bahasa dalam tuturan dan tulisan – sebagai bentuk dari praktik

sosial. Praktik sosial dalam wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi. Ia

dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang

anatara kelompok mayoritas dan minoritas melalui makna perbedaan itu

direpresentasikan dalam posisi sosial yang di tampilkan. Menurut Eriyanto

mengutip pernyataan Tean Van Dijk, Fairclough, dan Wadok, analisis wacana

kritis memiliki karakteristik-karakteristinnya sendiri, diantaranya ialah;

tindakan, konteks, historis, kekuasaan dan Ideologi.21

19 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.4-6. 20 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.6. 21 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.8.

 

Page 41: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

28

Yang pertama tindakan yakni, wacana dipahamai sebagai tindakan suatu

pemahaman semacam ini mengasiosikan wacana sebagai bentuk interaksi,

wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang

berbicara atau menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara

untuk dirinya sendiri.22 Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa

untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Dengan pemahaman

seperti ini ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang.

Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk

memengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebaginya.

Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang di ekspresikan secara sadar,

terkontrol, bukan sesuatu yang diluar kendali, atau diekspresikan di luar

kesadaran.

Berikutnya yakni konteks, di mana analisis wacana kritis

mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan

kondisi, wacana disini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada

suatu konteks tertentu. Bahasa disini dipahami dalam konteks secara

keseluruhan, Guy Cook menyebut ada tiga hal yang sentral dalam pengertian

wacana: teks, konteks, dan wacana.23 Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan

hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi

komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks

22 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.8. 23 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.8.

 

Page 42: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

29

memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan memengaruhi

pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut

diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya. Wacana disini,

kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama, namun, tidak

semua konteks dimasukan dalam analisis, hanya yang relevan dalam banyak hal

berpengaruh atas produksi dan penafsiran teks yang dimasukan dalam analisis.

Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi

wacana. Kedua, Setting sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara,

dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk

mengerti suatu wacana.24

Selanjutnya ialah historis yaitu menempatkan wacana dalam konteks

sosial tertentu, berarti wacana di produksi dalam konteks tertentu dan tidak

dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya, salah satu

aspek penting untuk mengerti teks ialah dengan menempatkan wacana itu dalam

konteks historis tertentu.25

Selain itu analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen

kekuasaan (power) dalam analisisnya, wacana disini tidak dipandang sebagai

sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan

kekuasaan, konsep kekuasaan ialah salah satu kunci hubungan antar wacana

dalam masyarakat, kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting

24 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.9. 25 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.10-11.

 

Page 43: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

30

untuk melihat apa yang disebut control. Satu orang atau kelompok mengontrol

orang atau kelompok lain melalui wacana.26 Control disini tidaklah harus selalu

dalam bentuk fisik dan langsung tetapi juga control secara mental atau psikis.

Kelompok yang dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak seperti

yang diinginkan olehnya, berbicara, dan bertindak sesuai yang diinginkan.

Dan yang terakhir ialah ideologi pula konsep yang sentral dalam analisis

wacana yang bersifat kritis, hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah

bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu, peran

wacana dalam kerangka ideologi, seperti yang dikatakan oleh Tean A. Van

Dijk, ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan dan

praktik individu atau anggota suatu kelompok.27 Ideologi mempunyai implikasi

penting yakni ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak personal, atau

individual; ia membutuhkan share diantara anggota kelompok, organisasi atau

kolektivitas dengan orang lainnya. Hal yang di share-kan tersebut bagi anggota

kelompok digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam

bertindak dan bersikap, dan ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan

secara internal di antara anggota kelompok atau komunitas, oleh karena itu,

ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi tetapi juga

membentuk identitas diri kelompok yang membedakan dengan kelompok

lain.28

26 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.11-12. 27 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.13. 28 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h.14.

 

Page 44: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

31

D. Model Teun Van Djik

Analisis wacana Van Dijk melihat penelitian analisis wacana tidak

cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil

dari suatu praktik produksi. Disini perlu dilihat pula bagaimana teks bisa seperti

itu. Model analisis wacana van dijk ini ialah model yang sering dipakai dalam

penelitian dokarenakan model van dijk bisa dikatakan yang paling lengkap

karena mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga dapat digunakan secara

praktis. Model van dijk ini sering disebut sebagai kognisi sosial.29

Dalam buku Aims of Critical Discourse Analysis, Van Dijk memberi

pengertian mengenai analisis wacana yakni;

Critical Discourse analysis has become the general label for a study of

text and talk, emerging from critical linguistics, critical semiotics, and

in general from socio-politically conscious and oppositional way of

investigating language, discourse, and communication. As in the case

many fields, approaches, and subdisciplines in language and discorsue

studies, however, it is not easy precisely delimit the special principles,

practices, aims, theories or methods of CDA.30

Analisis model van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi

dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana

29 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 221. 30 Teun Van Dijk, Aims of Critical Discourse Analysis, Vol 1 (Japan Discourse, 1995), h. 17.

 

Page 45: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

32

kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks

tertentu. Wacana oleh van dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/

bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van dijk adalah

mengggabungkan kegita dimensi wacana tersebut kedalam satu kesatuan

analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti ialah bagaimana struktur teks dan

strategi wacana yang dipakai untuk menskan suatu tema tertentu. Pada level

kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi

individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari banguann kognisi

individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana

yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis van Dijk

disini menghubungkan analisis tekstual yang memusatkan perhatian pada teks

– ke arah analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik

dalam hubungannya dengan individu wartawan maupun dari masyarakat.31

Model dari analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Model Analisis Van Dijk

31 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 224-225.

Konteks

Kognisi sosial

Teks

 

Page 46: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

33

1. Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan

yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke

dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro yang merupakan makna

global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau

tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur

yang merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu

teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh.

Ketiga, struktur mikro yakni makna wacana yang dapat diamati dari bagian

kecil suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan

gambar.32

Apabila di gambarkan maka struktur teks ialah sebagai berikut:

32 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 225-226.

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang

diangkat oleh teks.

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan.

Struktur Mikro

 

Page 47: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

34

Gambar 2.2. Struktur Teks

Pemakaiana kata, kalimat, proposisi, retorika, tertentu oleh media

dipahami van Dijk sebagai bagaian dari strategi wartawan. Pemakaian kata-

kata tertentu, kalimat, gaya, tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai

cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai alat politik berkomunikasi –

suatu cara ntuk memengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan,

memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penantang. Struktur

wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi

yang dijalankan ketika seseorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu

mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk

kesadaran politik, dan sebagainya. Berikut akan diuraikan satu persatu

elemen yang ada di dalam wacana van Dijk.33

Tabel 2.1. Elemen dalam Wacana Kritis Van Dijk

STRUKTUR

WACANA

HAL YANG

DIAMATI

ELEMEN

Struktur Makro TEMATIK Topik

33Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 227-228.

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata,

kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks

 

Page 48: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

35

Tema/topik yang

dikedepankan dalam

suatu berita.

Superstruktur SKEMATIK

Bagiamana bagian

dan urutan berita

diskemakan dalam

teks berita utuh.

Skema

Struktur Mikro Makna yang ingin

ditentukan dalam

teks berita. Missal

dengan member detil

pada satu sisi atau

membuat eksplisit

satu sisi dan

mengurangi detil sisi

lain.

Latar, detail,

maksud, pra-

anggapan,

nominalisasi.

Struktur Mikro SINTAKSIS

Bagaimana kalimat

(bentuk, sussuan)

yang dipilih.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti.

Struktur Mikro STILISTIK Leksikon

 

Page 49: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

36

Bagaimana pilihan

kata yang dipakai

dalam teks berita.

Struktur Mikro RETORIS

Bagaimana dan

dengan cara

penekanan

dilakukan.

Grafis, Metafora,

ekspresi.

a. Tematik

Menurut Tean van Dijk mendefinisikan topic sebagai Struktur

makro dari sebuah wacana. Dari topik, dapat diketahui masalah dan

tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi suatu

masalah. Struktur makro juga memberikan pandangan apa yang akan

dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Topik dalam teks memang

memainkan peran sentral.34

b. Skematik

Van Dijk mengatakan bahwa arti penting dari skematik ialah

strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin

disampaikan dengan cara menyusun bagian-bagian dengan urutan

34 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 75-76.

 

Page 50: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

37

tertentu, skematik memberikan tekanan mana yang didahului, dan

bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk

menyembunyikan informasi penting.35

c. Semantik (latar, detail, maksud, pra anggapan)

Semantik ialah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna

satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna

leksikal ialah makan gramatikal. Makna leksikal ialah makna unit

semantik yang terkecil yang disebut leksem, sedangkan makna

gramatikal ialah makna yang berbentuk dari penggabungan satuan-

satuan kebahasaan. Skematik dalam skema van Dijk dikategorikan

sebagai makna lokal (Local meaning), yakni makna yang muncul dari

hubungan antarkalimat, hubungan antar propisisi yang membangun

makna tertentu dalam suatu bangunan teks.36

Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang

digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti

upaya mendukung dengan jalan memberi latar belakang, maka

praanggapan ialah upaya mendukung pendapat dengan memberikan

premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan

pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu

dipertanyakan.37

35 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 234. 36 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 78. 37 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 256.

 

Page 51: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

38

1) Latar merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi semantik

(arti) yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan kea rah

mana pandangan khalayak akan dibawa.

2) Detil merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan

sikapnya dengan cara yang implisit.

3) Hampir sama dengan elemen detail. Dalam detail, infromasi yang

menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detail yang

panjang.

d. Sintaksis

Struktur teks yang dalam pengemasannya menentukan

koherensi dan kata ganti yang digunakan dalam kalimat. Strategi untuk

menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara negative

seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori

sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif dan pasif, peletakan

anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks, dan sebagainya.

Strategi pada level sintaksis diantaranya, koherensi ialah pertalian atau

jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang

menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga

tampak koheren. Bentuk kalimat ialah segi sintaksis yang berhubungan

dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas ini

dalam bahasa menjadi susunan objek (yang menerangkan). Kata ganti

merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan

 

Page 52: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

39

suatu komunitas imajinasi yang dipakai oleh komunikator untuk

menunjukan posisi seseorang dalam wacana.38

e. Stilistik

Yang menjadi perhatian stilistik ialah gaya (Style), yaitu cara

yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Gaya bahasa

mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan

citraan, pola rima, dan matra.39

Salah satu strategi pada level stilistik ialah leksikol. Leksikol

menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas

berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata-kata yang

dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu.

f. Retoris

Strategi dalam retoris ialah gaya yang diungkapkan ketika

seseorang berbicara atau menulis. Retoris mempunyai fungsi persuasive

dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada

khalayak. Strategi level retoris diantaranya ialah:

1) Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditentukan atau

ditonjolkan (yang dianggap penting) oleh seseorang yang dapat

38 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 242-252. 39 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.

 

Page 53: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

40

diamati dari teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul

melalui bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain.

2) Metafora dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan

berpikir, alasan pembenaran atas pendapat atau gagasan tertentu

kepada publik.40

2. Kognisi Sosial

Menurut pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya

pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau

menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar

bagaimana makna tersembunyi dari teks, dibutuhkan suatu analisis kognisi

dan konteks sosial. Pendekatan kognisi didasarkan pada asumsi bahwa teks

tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa,

atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Pada

dasarnya setiap teks dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka,

atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.41

Van Dijk beranggapan bahwa analisis kognisi sosial memusatkan

perhatian pada struktur mental, proses pemaknaan, dan mental komunikator

dalam memahami sebuah fenomena dari proses produksi teks. Kognisi

sosial ini difokuskan pada efek kognisi atau efek media massa terhadap

pengetahuan. Sebuah media tidak hanya mengubah sikap, tetapi juga

40 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 257-259. 41Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 260

 

Page 54: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

41

mengubah pengetahuan seseorang akan suatu hal. Kognisi sosial menjadi

bagian terpenting dan tidak terpisahkan untuk memahami teks media.

Struktur ini menekankan pada bagaimana peristiwa dipahami, didefinisikan

untuk kemudian ditampilkan dalam suatu model. Oleh sebab itu, dibutuhkan

penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam

memproduksi suatu berita. Adapun cara pencarian data ialah dengan

melakukan proses wawancara kepada narasumber yang bersangkutan.

3. Konteks Sosial

Konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang

dalam masyarakat akan suatu masalah dengan meneliti bagaimana wacana

tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Van Dijk

mengatakan bahwa di dalam menganalisis mengenai masyarakat ini ada dua

poin penting: kekuasaan (power) dan akses (acces).

Van Dijk mendefinisikan praktik kekuasaan sebagai kepemilikan

yang dimiliki oleh suatu kelompok untuk mengontrol kelompok lain.

Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber

yang bernilai seperti uang, status, dan pengetahuan. Van Dijk juga

memperhatikan bagaimana akses di antara masing-masing kelompok yang

ada dalam masyarakat. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar

dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu,

mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk

 

Page 55: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

42

mempunyai akses pada media dan kesempatan lebih besar besar untuk

memengaruhi kesadaran khalayak.42

E. Konstruksi Sosial Media Massa

Konstruksi sosial berawal dari kajian filsafat yakni Konstruktivisme,

yakni berasal dari gagasan-gagasan konstruktif sosial. Namun, apabila

ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagsan pokok konstruktivisme sebenarnya

sudah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistimologi dari Italia, ia

adalah cikal bakal hadirnya konstruktivisme. Istilah konstruksi sosial atas

realitas di definisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi di

mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki

dan dialami bersama subyektif.43 Aristoteles dalam Bertens mengatakan bahwa,

manusia adalah mahluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan

kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar pengetahuan

adalah fakta.

Berger & Luckmann berpandangan bahwa kenyataan itu dibangun

secara sosial, dalam pengertian individu-individu dalam masyarakat yang telah

membangun masyarakat, maka pengalaman individu tidak dapat terpisahkan

dengan masyarakat. Manusia sebagai pencipta kenyataan sosial yang objektif

melalui tiga momen dialektis yang simultan, yaitu: Eksternalisasi, objektivasi,

dan internalisasi.44

42 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 271-272 43 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 193-194. 44 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 197.

 

Page 56: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

43

1. Eksternalisasi

Merupakan usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam

dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan

bentuk ekspresi diri untuk menguatkan eksistensi individu dalam

masyarakat. Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai produk manusia

(Society is a human product).

2. Objektivasi

Merupakan hasil yang telah dicapai (baik mental maupun fisik dari

kegiatan eksternalisasi manusia), berupa realitas objektif yang mungkin

akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang

berada diluar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya (hadir

dalam wujud yang nyata). Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai realitas

yang objektif (Society is an objective reality) atau proses interaksi sosial

dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses

institusionalisasi.

3. Internalisasi

Merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran

sedemikian rupa, sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur

dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifikasi

akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus

sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia

menjadi hasil dari masyarakat (Man is a social product).

 

Page 57: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

44

Eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi adalah dialektika yang

berjalan simultan, artinya ada proses menarik keluar (eksternalisasi)

sehingga seakan-akan hal itu berada di luar (objektif) dan kemudian terdapat

proses penarikan kembali ke dalam (internalisasi) sehingga sesuatu yang

berada di luar tersebut seakan-akan berada dalam diri atau kenyataan

subyektif. Pemahaman akan realitas yang dianggap objektif pun terbentuk,

melalui proses eksternalisasi dan objektifasi, individu dibentuk sebagai

produk sosial. Sehingga dapat dikatakan, setiap individu memiliki

pengetahuan dan identitas sosial sesuai dengan peran institusional yang

terbentuk atau yang diperankannya.

Gagasan Berger dan Luckman tentang konstruksi sosial, berlawanan

dengan gagasan Derrida ataupun Habermas dan Gramsci. Kajian-kajian

mengenai realitas sosial dapat dilihat dengan cara pandang Derrida dan

Habermas, yaitu dekonstruksi sosial atau Berger dan Luckmann, yaitu

menekankan pada konstruksi sosial.

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann menggambarkan proses sosial

melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan terus-

menerus suatu realitas yang memiliki dan dialami bersama secara subjektif.

Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan

konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran

suatu realitas sosial yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan

 

Page 58: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

45

oleh pelaku sosial.45 Adanya berbagai karakteristik dan substansi pemikiran di

dalam teori konstruksi sosial terlihat jelas, bahwa teori ini berparadigma

konstruktivis. Sejauh ini ada tiga macam konstrukvisime, yakni

konstruktivisme radikal, realitas hipotesis dan konstruktivisme biasa.46

1. Konstruktivisme Radikal, ia hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh

pikiran kita. Bentuk ini tidak selalu representasi dengan dunia nyata. Kaum

Konstruktivisme ini nmengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan

kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka tidak

merefleksi suatu realitas ontologism obyektif, namun sebuah realitas yang

dibentuk oleh pengalaman seseorang. Pengetahuan selalu merupakan

konstruksi dari individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada

individu lain yang pasif, sedangkan lingkungan adalah sarana terjadinya

konstruksi tersebut.

2. Realisme Hipotesis, berpandangan bahwa pengetahuan ialah sebuah

hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada

pengetahuan yang hakiki.

3. Konstruktivisme Biasa, dalam pandangan ini mengambil semua konstruksi

konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari

realitas tersebut. Kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai

gambaran yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri.

45 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 191. 46 Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), h. 25.

 

Page 59: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

46

Di antara ketiga macam Konstruktivisme terdapat persamaan, di mana

konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognisi individu untuk

menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadinya relasi sosial anatar

individu dengan lingkungan atau orang disekitarnya. Individu kemudian

membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat berdasarkan pada

struktur pengetahuan yang tlah ada sebelumnya, inilah yang oleh Burger dan

Luckmann disebutkonstruksi sosial.47

F. Tahapan Pembentukan Konstruksi

1. Tahapan Pembentukan Konstruksi Realitas

Dalam pandangan ini melihat di mana pemberitaan telah sampai

pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di

khalayak melalui tiga tahap yang berlangsung. Pertama, konstruksi realitas

pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk

di khalayak dan cenderung membenarkan apa saja yang ada di media massa

sebagai suatu realitas kebenaran. Kedua, kesediaan diskontruksi oleh media

massa, yakni sikap generic dari tahap pertama. Bahwa pilihan orang untuk

menjadi pembaca/pemirsa media massa adalah karena pilihannya untuk

bersedia pemikirannya dikonstruksi oleh media massa. Ketiga, menjadikan

konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, diaman khalayak secara

habit ketergantungan pada media massa, menjadikan media massa bagian

dari hidup yang tak bisa dilepaskan.

47 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi , h. 194

 

Page 60: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

47

2. Tahap Pembentukan Konstruksi Citra

Konstruksi citra yang dimaksud ialah berupa bagaimana konstruksi

citra pada sebuah pemberitaan ataupun bagaimana konstruksi citra pada

sebuah iklan. Konstruksi citra pada sebuah pemberitaan biasanya disiapkan

oleh orang-orang yang bertugas di dalam redaksi media massa, mulai dari

editor, wartawan dan pimpinan redaksi. Sedangkan konstruksi citra pada

sebuah iklan biasanya disiapkan oleh para pembuat iklan, misalnya

copywriter. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media

massa ini terbentuk dalam dua model, yakni model good news dan model

bad news. model good news ialah sebuah kontruksi yang cenderung

mengkonstruksi suatu pemberitaan yangb baik. Sedangkan model bad news

ialah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi kejelekan tau keburukan

citra buruk pada objek pemberitaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan secara sederhana, bahwa dalam

suatu proses jurnalisme, upaya menceritakan kembali suasana atau keadaan

orang dan benda, bahkan pendapat yang terdapat sebuah peristiwa merupakan

upaya untuk merekonstruksikan realitas. Karena sifat dan faktanya bahwa tugas

redaksional media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka

 

Page 61: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

48

tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa seluruh isi pemberitaan meruapakan

realitas yang telah di konstruksikan.48

Realitas sosial yang dimaksud oleh Berger dan Luckmann ini terdiri dari

realitas objektif, realitas, simbolis dan realitas subjektif. Realitas objektif ialah

realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar

individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis

merupakan simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bnetuk sebagai proses

penyerapan kembali realitas objektif dan symbol kedalam individu melalui

internalisasi.49 Proses konstruksinya, jika dilihat dari perspektif teori Berger &

Luckmann berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk

realitas yang menjadi entry concept, yakni yang pertama objective reality,

merupakan suatu kompleksitas definisi realitas serta rutinitas serta rutinitas

tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati

oleh individu secara umum sebagai fakta. Kedua syimbolic reality, merupakan

semua ekspresi symbolic dari apa yang dihayati sebagai “objective reality”

misalnya teks produk industry media, seperti berita di media cetak atau

elektronik, begitu pun yang ada di film. Ketiga Subjective reality, merupakan

konstruksi definisi realitas yang dimiliki individu dan di konstruksi melalui

proses internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki masing-masing individu

merupakan basis untuk melibatkan diri dalam proses eksternalisasi. Melalui

48 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h.

168. 49 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, h. 96.

 

Page 62: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

49

proses eksternalisasi itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan

objektifikasi, memunculkan sebuah konstruksi objective reality yang baru.

Jika kosntruksi sosial adalah konsep, kesadaran umum dan wacana

public, maka menurut Gramsci, negara melalui alat militer atau supermasi

terhadap masyarakat dengan mendominasi kepemimpinan moral dan intelektual

secara konstektual. Substansi konstruksi sosial media massa, adalah pada

sirkulasi informasi yang cepat dan sebarannya merata.50

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi

media massa, tugas itu didistribusikan pada teks editor yang ada di setiap media

massa. Focus pada kedudukan termasuk juga adalah persoalan jabatan, pejabat

dan kinerja birokrasi dan layanan public. Sedangkan yang berhubungan dengan

harta menyangkut persoalan korupsi dan sebagainya. Masalah perempuan

menyangkut aurat, wanita cantik dan segala macam aktivitas mereka, terutama

yang berhubungan dengan kekuasaan dan harta.51 Namun semua proses

sirkulasi tersebut butuh tahapan-tahapan yang pada akhirnya akan membentuk

realitas media massa. Berikut table proses media massa.52

50 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 207 51 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 210 52 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 195

 

Page 63: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

50

Tabel 2.2. Teori Konstruksi Sosial

G. Pengertian Islam Nusantara

1. Pengertian Islam

Islam sendiri di dalam keterangan Wikipedia ialah suatu agama yang

mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat

miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama

terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti

“penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yakni Allah.

Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang

Proses Sosial Simultan

EKSTERNALISASI

OBJEKTIVASI

INTERNALISASI

Source Massage Channel Receiver Effect

MEDIA

Realitas terkonstruksi: - Lebih cepat - Lebih luas - Sebaran Merata - Membentuk Opini Massa - Massa Cenderung

terkonstruksi - Opini massa cenderung

apriori - Opini massa cenderung

sinis

- Objektif - Subjektif - Inter

Subjektif

 

Page 64: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

51

yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi

laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.Islam mengajarkan bahwa Allah

menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul

utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad

adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.53 Dan apabila

mengutip keterangan dari kamus besar bahasa Indonesia Islam ialah agama

yang diajarkan oleh nabi Muhammad, berpedoman pada kitab suci Alquran

yang diturnkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt.

Secara umum, seluruh manusia membutuhkan bimbingan

keagamaan dikarenakan dengan bimbingan keagamaan setiap orang akan

dapat mengetahui akan ajaran agama yang baik dan benar. Di dalam Islam

sendiri pembimbingan keagamaan bisa disebut dengan berdakwah, dakwah

yakni mengajak seluruh umat manusia kepada jalan yang benar (Islam).

Kehidupan bangsa arab pra-Islam dikenal dengan sebutan jahiliyah.

Kehidupan Jahiliyah ditandai antara lain oleh adanya penyimpangan dalam

bebagai aspek kehidupan manusia, terutama menyangkut aspek aqidah dan

akhlak. Peradaban manusia yang dengan susah payahnya dibangun berabad-

abad lamanya kini menuju kehnacuran. Manusia kembali biadab seperti

sebelumnya. Ini dapat dilihat dari adanya ketegangan- ketegangan atau

konflik etnik yang menimbulkan peperangan antar suku yang

berkepanjangan. Kata Quthub, sejak permulaan abad XX, kayakinan di atas

53 https://id.wikipedia.org/wiki/Islam

 

Page 65: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

52

mulai goyah karena terbukti watak ilmu pengetahuan itu tidak pernah tetap

dan selalu berubah-ubah.

Temuan-temuannya setiap saat dapat dikoreksi. Disamping

mempertuhankan ilmu pengetahuan, mereka menurut Quthub telah pula

menetapkan tuhan-tuhan baru, yakni produksi (al-intaj), harta benda (al-

mal), dan kesenangan hidup (al-ladzdzat). Sementara mereka yang berada

di Blok Timur seperti Rusia, dengan sedikit perbedaan, telah pula menolak

dan kufur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai gantinya mereka

menetapkan tuhan-tuhan baru, yaitu materi, ekonomi dan Karl marx (1818-

1883).54

Untuk melihat peran dan fungsi agama, sebenarnya agama

mencakup sebagai pedoman hidup manusia. Semua hal yang terjadi dapat

di sangkut pautkan terhadap agama. Pada dasarnya, agama berperan sebagai

pedoman hidup bagi manusia yang akan menghantarkannya kejalan

“keselamatan”, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Karena itu agama

ialah suatu sistem yang total. Meliputi seluruh sektor kehidupan manusia.

Oleh sebab itui pula maka agama akan selalu memepertautkan dirinya

dengan semua persoalan kemanusiaan yang dihadapi manusia.55

Dan di dalam agama Islam sendiri perspektif mengenai agama ialah

mengajak seseorang menuju jalan yang benar, dalam hal ini disebut dakwah.

54 Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: Penamadani,2006), h. 131. 55 Sanusi, Ahmad, Agama di tengah Kemiskinan, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h.

47-48.

 

Page 66: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

53

Islam datang kedunia ini untuk menyebarlusakan dakwah dan untuk

membangun suatu negri (Daulah). Islam tampil di dunia untuk

menyebarluaskan dakwah dan panggilan Allah di bumi dan membawa kabar

gembira bagi penduduknya, sekaligus untuk membangun suatu

pemerintahan yang menjamin kehidupan manusia yang teratur dan terarah

dan memberikan perlindungan kepadanya dari kejahatan dirinya sendiri dan

kejahatan orang lain.56

Setiap manusia memang diserukan untuk berdakwah sebagaimana

yang telah di firmaankan oleh Allah SWT di dalam Al-qura’an surat Ali

Imran ayat 110:

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih

baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110)

56 Fadhlullah, Muhammad Husein, Metodologi Dakwah Dalam Alquran, Pegangan Bagi Para

Aktivis, (Jakarta: PT Lentera Basritama, 1997), h. 12-13

 

Page 67: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

54

2. Pengertian Nusantara

Nusantara sendiri dalam keterangan kamus besar bahasa Indonesia

ialah sebutan bagi seluruh bagian wilayah Indonesia. Dan apabila mengutip

keterangan dari Wikipedia bahwa Nusantara merupakan istilah yang dipakai

untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera

sampai Papua, yang sekarang sebagian besar merupakan wilayah Negara

Indonesia. Kata ini tercatat pertama kali dalam literatur berbahasa Jawa

Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep

kenegaraan yang dianut Majapahit. Setelah sempat terlupakan, pada awal

abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara, sebagai

salah satu nama alternatif untuk negara merdeka pelanjut Hindia Belanda

yang belum terwujud. Ketika penggunaan nama "Indonesia" (berarti

Kepulauan Hindia) disetujui untuk dipakai untuk ide itu, kata Nusantara

tetap dipakai sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia. Pengertian ini

sampai sekarang dipakai di Indonesia. Akibat perkembangan politik

selanjutnya, istilah ini kemudian dipakai pula untuk menggambarkan

kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak di antara benua Asia

dan Australia, termasuk Semenanjung Malaya namun biasanya tidak

mencakup Filipina. Dalam pengertian terakhir ini, Nusantara merupakan

padanan bagi Kepulauan Melayu (Malay Archipelago), suatu istilah yang

 

Page 68: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

55

populer pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, terutama dalam

literatur berbahasa Inggris.57

Perihal penggunaan kata Nusantara ada yang mengatakan bahwa

berasal dari dua kata bahasa Sanskerta, yaitu nusa yang berarti “pulau” dan

antara yang berarti “luar”. Dapat disimpulkan bahwa Nusantara ialah

sinonim dari Indonesia, selain itu pula tak terlepas dari hisoris dan kultur

yang terdapat di dalamnya.

3. Islam Nusantara

Akhir-akhir ini wacana “Islam Nusantara” menyita perhatian

masyarakat Islam di Indonesia. Banyak pihak meresponnya dengan dengan

berbagai bentuk ekspresi, seperti menjadi tema diskusi, atau berargumentasi

di media massa bahkan berkicau di media sosial. Dari berbagai diskusi

tersebut tampak optimisme dan juga pesimisme. Terlepas pro dan kontra

yang ada perihal wacana Islam Nusantara, yang pasti Islam Nusantara telah

menambah topik wacana keIslaman di Indonesia.

Islam Nusantara yang menjadi tema utama mukhtamar Nahdatul

Ulama (NU) ke-33 di Jombang pada 1-5 Agustus 2015 menuai debat publik

yang ramai. Hal itu disebabkan perbedaan pandangan antara Islam

Nusantara merupakan satu hal yang baik bagi Islam di Indonesia, namun

ada pihak satunya lagi berpendapat bahwa Islam Nusantara adalah produk

sinkretisme yang menjadikan Islam Nusantara itu sesat. Bagi kalangan NU,

57 https://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara

 

Page 69: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

56

Islam Nusantara bukanlah sakte atau aliran baru, dan tidak di maksudkan

untuk mengubah doktrin Islam. Perihal istilah Islam Nusantara ini banyak

dari khalayak yang berbeda persepsi satu sama lain, tak jarang sekelas

ulama pun menuai kubu pro dan kontra. Bahkan setelah bergulirnya istilah

Islam Nusantara tak jarang dari khalayak saling berdebat satu sama lain

antara kubu yang pro dan kubu kontra. Seperti yang digulirkan pimpinan

Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang langsung merespon perihal

istilah tersebut, Habib Rizieq mengatakan bahwa Islam Nusantara ialah

produk kaum Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) yang sesat

dan wajib ditolak.58 Sifat FPI yang sangat keras perihal munculnya istilah

Islam Nusantara sangtalah kuat, hal ini menyebabkan timbulnya

perselisihan di antara khalayak, karena bagimana pun FPI dan Habib Rizieq

sama-sama berpengaruh di khalayak luas. Sebab khalayak cenderung hanya

menerima dan mendengarkan kepada tokoh yang ia kagumi saja, tanpa bisa

terbuka pada pendapat tokoh lainnya. Bahkan sempat ada nyinyiran bahwa

disaat adanya Islam Nusantara, kalangan yang kontra menamakannya JIN

(Jemaat Islam Nusantara) dan lebih bernafaskan primordialis yang sangat

kental, seperti mengolok-olok bahwa Nabinya Jemaat Islam Nusantara pasti

orang jawa, dan disaat wafat nanti akan di kafani dengan kain batik.59

58 http://www.suara-Islam.com/read/index/14628/jemaat-Islam-nusantara--JIN---paham-sesat-

menyesatkan. Selasa (16/06/2015). 59 http://www.suara-Islam.com/read/index/14663/ Islam-nusantara-sudah-pasti-sesat. Selasa

(16/06/2015).

 

Page 70: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

57

Walaupun sebenarnya istilah Islam Nusantara sudah pernah di

terangkan oleh pimpinan Nahdatul Ulama, Seperti dilansir di portal berita

Republika.co.id Said Aqil menerangkan bahwa Islam Nusantara bukanlah

mazhab atau aliran tertentu, melainkan tipologi, ciri khas Islam Nusantara

adalah Islam yang melebur dengan budaya. Islam Nusantara adalah Islam

yang tidak memusuhi atupun membrangus budaya yang ada. Justru budaya

setempat diakomodir dan dilestarikan selama tidak bertentangan dengan

aturan atau syariat Islam.60 Selain itu Abdurrahman Wahid di dalam

tulisannya yang berjudul “Pribumisasi Islam” mengatakan bahwa

Pribumisasi Islam bukanlah ‘Jawanisasi’ atau sinkretisme, sebab

pribumisasi Islam hanya mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan lokal di

dalam merumuskan hukum-hukum agama, tanpa menambahkan hukum itu

sendiri.61 Selain itu tokoh muda Nahdatul Ulama Ali Masykur Musa

mengatakan bahwa Pancasila adalah Aktualisasi Islam Indonesia, Pancasila

adalah legacy terbesar para Founding Father, termasuk para tokoh Islam.62

Seperti yang dikatakan oleh Ahkmad Sahal yang dikutip oleh Musa

Ali Masykur bahwa karakteristik Islam Nusantara yang digambarkan

sebagai toleran, ramah, dan akomodatif terhadap budaya dan tradisi lokal

punya peraturan yang erat dengan paham Ahlussunah wal Jamaah atau

60Http://www.Republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islam-nusantara/15/08/02/nsfm31334-kiai-

said-Islam-nusantara-untuk-indonesia. Minggu (02/08/2015). 61 Akhmad Sahal, Munawir Aziz. Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, (Bandung:PT Mizan Pustaka, 2015), h. 35 62 Musa Ali Masykur. Membumikan Islam Nusantara respon Islam Terhadap Isu-Isu Aktual,

(Jaklarta: PT Serambi Ilmu Semesta,2014), h. 282

 

Page 71: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

58

Aswaja. Menurut KH. Said Aqil, Aswaja sejatinya lebih merupakan suatu

metode berpikir (manhaj al-fikr), ketimbang suatu mazhab. Paham Aswaja

bisa diibartkan sebagai sebuah tenda besar yang di dalamnya memuat

banyak aliran dan mazhab pemikiran. Ciri utama manhaj atau paham

tersebut sangatlah lentur, fleksibel. Kelenturan ini sering dirumuskan

sebagai tawassuth (berada di tengah-tengah), tawazun (seimbang), I’tidal

(tegak lurus), dan tasamuh (Toleran). Dan perlu diingat, ciri ini meliputi

semua aspek kehidupan-akidah, syariat, muamalat, akhlak-tasawuf, dan

sosial-politik.63

Berbicara perihal Islam Nusantara tak dapat di lepaskan dengan

pemikiran Nahdatul Ulama, karena bagaimana pun istilah tersebut di

cetuskan pertama oleh KH. Said Aqil yang notabene ialah pentolan

Nahdatul Ulama saat ini. Namun apabila di telisik lagi, Istilah Islam

Nusantara memang baru muncul belakangan ini, namun wacana tengang

Islam Nusantara sudah bergulir sejak lama, seperti artikel yang berjudul

“Pribumisasi Islam” karya Abdurrahman Wahid yang mengatakan bahwa

pribumisasi Islam sudah terjadi sejak walisongo menyebarkan ajaran

Agama Islam di Nusantara ini, ini terlihat dari kultural, masjid demak

adalah sebuah contoh yang kongkrit dari upaya rekonsiliasi atau akomodasi

itu. Ranggon atau atap yang berlapis pada masjid tersebut diambil dari

63 Musa Ali Masykur. Membumikan Islam Nusantara Respon Islam Terhadap Isu-Isu Aktual,

h. 22.

 

Page 72: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

59

konsep “meru” dari masa pra-Islam (Hindu-Budha) yang terdiri dari

Sembilan susun, sunan Kalijaga memotongnya menjadi tiga susun saja,

melambangkan tiga tahap keberagaman seorang muslim, iman, Islam, dan

ihsan.64

Bahkan Akhmad Sahal mengatakan bahwa dialektis antar teks

syariat dan konteks budaya Nusantara dengan berpatokan pada prinsip

maslahat pada gilirannya melahirkan wawasan dan orentasi politik yang

subtantif. Menurtnya Islam tidak dipahami melalui pendekatan legal-

formalistik atau membenturkan dengan realitas secara frontal, melainkan

luwes dan fleksibel. Ini dilihat pada penerimaan Nahdatul Ulama dan

Muhammadiyah terhadap negara pancasila sebag sistm politik yang bukan

hanya bertentangan dengan syariah, tetapi juga dianggap sebagai sistem

yang syar’I dan juga Islami. Simak, pendapat yang di lontarkan oleh KH.

Sahal Mahfudh dalam menerima sistem demokrasi dan paham kebangsaan,

menurut KH. Sahal, muara Fiqh adalah terciptanya keadilan sosial di

masyarakat. Dasarnya di antaranya adalah pernyataan Ali bin Abi Tholib:

“kekuasaan, negara, bisa berdiri tegak dengan keadilan meskipun ma’a

alkufri (di tangan orang kafir) dan negara itu akan hancur dengan ke zaliman

meskipun ma’a al-muslimin (di tangan orang muslim)’dan Ibnu Taimiyah

mengatakan “Allah akan menegakan negara yang adil meskipun (negara)

64 Akhmad Sahal, Munawir Aziz. Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, h. 34.

 

Page 73: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

60

kafir dan Allah akan menghancurkan negara yang zalim meskipun (negara)

muslim”.65 Senafas dengan pendapat yang lain, KH. Mustofa bisri atau yang

sering disapa Gus Mus mengatakan bahwa sebenarnya banyak orang selama

ini mengamalkan Islam Nusantara, namun ikut serta pula terhadap istilah

Islam Nusantara bahkan mempertanyakan “Islam Nusantara itu makhluk

apa?”.

Islam yang selama ini kita jalani—orang nusantara ini—ternyata

menjadi unik dan menarik setelah setelah maraknya fenomena keberagaman

kelompok di luar yang menamakan diri muslim dan membawa bendera

Islam, namun meresah gelisahkan dunia.66 Memang sepertinya maksud dan

tujuan dari istilah Islam Nusantara bukanlah untuk membentuk suatu aliran

baru atau bahkan agama baru, karena apabila di amati lagi istilah Islam

Nusantara hanyalah bermuara pada konteks sosiologis dan fiqh saja, tak

melebar ke permasalahan aqidah di mana akhirnya ada nabi baru dan

sebaginya. Konteks Islam Nusantara hanya sebagai pola pikir dan kekhas

geografis dan kultural semata, seperti penggunaan kosa kata antar Langgar

dengan Musholah, memang terlihat sedikit bernafaskan anti terhadap

Arabisasi walaupun tak pernah di haruskan pula untuk memakai istilah-

istilah tersebut. Apabila dilihat dari nilai positifnya memang Islam

Nusantara memiliki nilai positif untuk mempertahankan kultural lokal yang

65Akhmad Sahal, Munawir Aziz. Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, h. 24-25. 66 Akhmad Sahal, Munawir Aziz. Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, h. 14

 

Page 74: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

61

memang sudah lebih ada lebih dulu sebelum para saudagar-saudagar

muslim datang ke Nusantara, Gus Dur pernah mengatakan bahwa

“datangnya Islam ke Nusantara bukanlah untuk merubah budaya kita

menjadi budaya Arab, bukan untuk merubah Aku jadi ente, sampeyan

menjadi antum, sedulur jadi akhi. Kita pertahankan milik kita, kita harus

filtrasi ajarannya, tapi bukan budayanya”.

Selaras dengan pendapat yang lain, Muhammad Sulton Fatoni

berpendapat di tulisannya yang berjudul “NU dan Islam Nusantara” bahwa

Islam Nusantara bukanlah “agama baru” sebagaimana yang dikhawatirkan

beberapa kalangan yang sudah jenuh dengan konflik Syiah-Wahabi. Islam

Nusantara juga bukan aliran baru seperti ketakutan beberapa orang yang

telah masuk dalam pusaran pertentangan JIL-Anti JIL. Islam Nusantara

adalah wajah keIslaman yang ada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia di

dalamnya. Ajaran Islam yang terimplementasi di tengah masyarakat yang

mental dan karakternya dipengaruhi struktur wilayah kepulauan. Praktik

keIslaman tersebut tercermin dalam perilaku sosial budaya muslim

Indonesia yang moderat (tawassuh), menjaga keseimbangan (Tawazun),

dan toleransi (tasamuh).67 Ali Maskur Musa di dalam bukunya

“membumikan Islam Nusantara” menegaskan bahwa salah satu pesan

penting dari misi Nabi Muhammad SAW ialah menyebar luaskan

67 Akhmad Sahal, Munawir Aziz. Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, h. 235.

 

Page 75: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

62

pemahaman Islam yang menjadi rahmat untuk seluruh alam, meskipun

secara geografis Islam hadir di tengah-tengah masayarakat Arab, namun

pesan universal yang dibawa oleh Rasulullah tidak terbatas secara lokal

namun menjangkau jauh melampaui batas-batas geografis, menghapus

sekat-sekat kesukuan.68 Dari perkatannya tersebut dapat dicerna bahwa

Islam tak terbatas pada batas-batas geografis, dalam hal ini Arab.

Dapat dilihat dari bebrerapa pendapat mengenai istilah “Islam

Nusantara” bahwa sebenarnya ialah keIslaman yang khas dengan

kenusantaraan, dalam hal ini Indonesia. Bisa dikatakan seperti ini

dikarenakan ke majemukan kebetragaman yang berada di nusantara ini.

Bahkan di gadang-gadang bahwa konsepan Islam Nusantara ini sudah ada

sejak jaman walisongo terdahulu, di mana nilai toleransi terhadap antar

umat beragamalah yang paling di tinggikan. Seperti pada abad ke 16 M

kesultanan Demak, ketua penasihat agama dari Sultan Demak, yaitu Ja’far

Sadiq Azmatkhan atau yang terkenal sebagai Sunan Kudus, melarang umat

Islam meneyembelih sapi dalam wilayah territorial Kudus (Jawa tengah),

hal ini semata-mata karena penghormatan pada Agama Hindu akan

kesucian binatang tersebut.69 Dapat dilihat bahwa keIslaman di nusantara

memang mempunyai ke khasannnya sendiri. Oleh sebab itu Islam bukanlah

sebuah agama primordialis, dan Islam tak terbatas pada simbol-simbol

68 Musa, Ali Masykur, Membumikan Islam Nusantara, Respon Islam terhadap Isu-isu Aktual,

h. 9. 69 Akhmad Sahal, Munawir Aziz. Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh Hingga Paham

Kebangsaan, h. 199.

 

Page 76: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

63

kesukuan tertentu, dan konsepsi rahmatan lil alamin yang di bawa oleh nabi

cocok dengan konsepan ke Bhineka tunggal ika-an nya Indonesia.

 

Page 77: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

64

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Mediaindonesia.com

1. Sejarah Singkat Media Indonesia

Media Indonesia termasuk kedalam surat kabar nasional yang cukup

tua, Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 Januari 1970,

sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit

4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jl. MT. Haryono,

Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang

menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia. Tahun

1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara

itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah

satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin

Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada

realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga

harus tumbuh sebagai badan usaha. Dengan kesadaran untuk terus maju,

pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia

bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar

Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu : kekuatan

pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat. Maka pada

tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru dibawah

 

Page 78: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

65

PT. Citra Media Nusa Purnama. Surya Paloh sebagai Direktur Utama

sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin

Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan

redaksi dipindahkan ke Jl. Gondandia Lama No. 46 Jakarta. Awal tahun

1995, bertepatan dengan usianya ke 25 Media Indonesia menempati kantor

barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya

Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu

atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi, Perpustakaan, Iklan,

Sirkulasi dan Distribusi serta fasilitas penunjang karyawan. Sejarah panjang

serta motto "Pembawa Suara Rakyat" yang dimiliki oleh Media Indonesia

bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan

sampai kapan pun. Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen

baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan

tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun

pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian

Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum

cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan

Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang

ada "benang merah", yaitu dalam karakter kebangsaannya. Surya Paloh

sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang

mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan

mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan

 

Page 79: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

66

menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84

yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air . Tahun 1997,

Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Dua Besar

di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian

an majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara,

oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia

sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai

Corporate Advisor. Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah :

Direktur Utama dijabat oleh Lestari Moerdijat, Direktur Pemberitaan

dijabat oleh Usman Kansong dan dibidang usaha dipimpin oleh Alexander

Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis.

2. Manajemen dan Redaksi Media Indonesia

Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm)

Direktur Utama: Lestari Moerdijat

Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kansong

Deputi Direktur Pemberitaan: Gaudensius Suhardi

Direktur Pengembangan Bisnis: Shanty Nurpatria

Direktur Keuangan dan Administrasi: Firdaus Dayat

 

Page 80: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

67

Dewan Redaksi Media Group:

Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Gaudensius

Suhardi, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Saur

Hutabarat (Ketua), Suryopratomo, Usman Kansong

Redaktur Senior: Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Laurens Tato

Kepala Divisi Pemberitaan: Teguh Nirwahyudi

Kepala Divisi Content Enrichment: Ade Alawi

Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto

Asisten Kepala Divisi Pemberitaan:

Haryo Prasetyo, Jaka Budisantosa, Mochamad Anwar Surahman, Ono

Sarwono, Rosmery C. Sihombing, Sabam Sinaga, Victor JP Nababan

Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto

Redaktur:

Adiyanto, Agus Mulyawan, Agus Triwibowo, Agus Wahyu Kristianto,

Ahmad Punto, Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Basuki Eka P, Bintang

Krisanti, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rahmawanto,

Eko Suprihatno, Henri Salomo, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, M.

Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami,

Soelistijono, Sitria Hamid, Widhoroso, Windy Dyah Indriantari

 

Page 81: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

68

Staf Redaksi:

Abdillah M. Marzuqi, Adam Dwi Putra, Adhi M Daryono, Agung Wibowo,

Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Andhika Prasetyo,

Arief Hulwan Muzayyin, Asni Harismi, Astri Novaria, Budi Ernanto,

Cornelius Eko, Christian Dior Simbolon, Deri Dahuri, Dero Iqbal

Mahendra, Dwi Tupani Gunarwati, Dzulfikri, Emir Chairullah, Eni

Kartinah, Fario Untung, Fathia Nurul Haq, Fetry Wuryasti, Gabriela Jessica

Restiana Sihite, Gana Buana, Ghani Nurcahyadi, Golda Eksa, Haufan H.

Salengke, Hera Khaerani, Heryadi, Hillarius U. Gani, Iqbal Musyaffa, Irene

Harty, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jonggi Pangihutan M, Maggie

Nuansa Mahardika, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nur Aivanni

Fatimah, Nurtjahyadi, Panca Syurkani, Permana Pandega Jaya, Puput

Mutiara, Putri Anisa Yulianti, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Retno

Hemawati, Richaldo Yoelianus Hariandja, Rommy Pujianto, Rudy

Polycarpus, Selamat Saragih, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Siti

Retno Wulandari, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto,

Susanto, Syarief Oebaidillah, Tesa Oktiana Surbakti, Thalatie Yani,

Thomas Harming Suwarta, Usman Iskandar, Wisnu AS, Zubaedah Hanum.

Mediaindonesia.com

Asisten Kepala Divisi : Ahmad Punto

 

Page 82: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

69

Staf Redaksi:

Budi Haryanto, Dedy Priyanto, Fazri Al Fauza, Muhammad Syaifullah,

Panji Arimurti, R.M Zen, Ricky Julian, Vicky Gustiawan.81

B. Profil Republika.co.id

1. Sejarah Singkat Republika.co.id

ROL hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun setelah Harian

Republika terbit. ROL merupakan portal berita yang menyajikan informasi

secara teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasakan teknologi

hipermedia dan hiperteks. Dengan kemajuan informasi dan perkembangan

sosial media, ROL kini hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan

percampuran komunikasi media digital. Informasi yang disampaikan

diperbarui secara berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal,

menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya.

Republika diterbitkan atas kehendak mewujudkan media massa

yang mampu membawa bangsa menjadi kritis dan berkualitas serta mampu

memberikan informasi yang dapat membuka mata khalayak, yakni bangsa

yang mampu sederajat dengan bangsa maju lainnya di dunia. Kehendak

melahirkan masyarakat demikian searah dengan tujuan, cita-cita, dan

program Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang dibentuk

pada 5 desember 1990. Salah satu program ICMI yang disebarkan ke

81 Lampiran

 

Page 83: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

70

seluruh Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupann bangsa melalui

program peningkatan 5K, yaitu: kualitas iman, kualitas hidup, kualitas

kerja, kualitas karya, dan kualitas pikir.82

Pada Tahun 1995, Repubika menyajikan layanan berita di situs

Web internet, dengan alamat Republika.co.id. Selanjutnya disebut sebagai

Republika.co.id. Republika yangs erring disebut sebagai ROL hadir setelah

sekitar dua tahun setelah surat kabar republika terbit. Sebagai situs berita

pada saat itu muatan ROL hanya menduplikat materi berita-berita koran

Republika secara lengkap.

2. Profil Pembaca Republika.co.id

82 http://www.icmi.or.id/organisasi/sejarah

 

Page 84: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

71

83

3. Manajemen dan Redaksi Republika.co.id

Pemimpin Redaksi: Irfan Junaidi

Wakil Pemimpin Redaksi: Nur Hasan Murtiaji

Redaktur Pelaksana ROL: Maman Sudiaman

Wakil Redaktur Pelaksana ROL: Joko Sadewo

83 http://www.Republika.co.id/page/about

 

Page 85: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

72

Asisten Redaktur Pelaksana ROL:

Didi Purwadi, Muhammad Subarkah, Budi Rahardjo

Tim Redaksi:

Agung Sasongko, Bayu Hermawan, Bilal Ramadhan, Esthi

Maharani,Hazliansyah, Ilham Tirta, Indira Rezkisari, Israr Itah, Winda

Destiana Putri, Yudha Manggala Putra, M.Amin Madani, Sadly Rachman,

Ririn Liechtiana, Fian Firatmaja, Ani Nursalikah, Angga Indrawan, Dwi

Murdaningsih, Nidia Zuraya, Nur Aini, Teguh Firmansyah, Andi Nur

Aminah, Karta Raharja Ucu, Andri Saubani, Agus Yulianto, Reiny

Dwinanda

Tim Sosmed:

Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari, Dian Alfiah, Inarah

Tim IT dan Desain:

Mohamad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul Gadir, Nandra Maulana Irawan,

Mardiah, Kurnia Fakhrini

Kepala Support dan GA: Slamet Riyanto

Tim Support: Firmansyah

Sekred: Erna Indriyanti

Rolshop: Riky Romadon

 

Page 86: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

73

PT Republika Media Mandiri

Direktur Utama Republika: Agoosh Yoosran

Wakil Direktur Utama: Mira Rahardjo Djarot

Direktur Operasional: Arys Hilman Nugraha

Direktur Marketing: Ronggo Sadono

GM Marketing dan Sales: Yulianingsih Yamin

 

Page 87: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

74

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Di dalam bab ini penulis akan menguraikan temuan data serta analisis

pemberitaan mengenai Islam Nusantara di dua portal berita yang berbeda.

Pendekatan kualitatif menjadi pilihan penulis untuk merampungkan penelitian

analisis wacana model Teun A Van Dijk. Pada umumnya, model analisis wacana

van Dijk ini menganalisis tiga elemen yaitu analisis dari segi teks, kognisi sosial,

dan konteks sosial yang akan dibahas di bab ini.1

A. Analisis Struktur Teks Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id dan Mediaindonesia.com

Analisis struktur teks akan dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu struktur

makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro sendiri berbicara

mengenai tematik yang ditulis pada pemberitaan Islam Nusantara, tematik itu

sendiri menganalisis mengenai garis besar hingga gagasan dari pemberitaan

Islam Nusantara.2 Sedangkan superstruktur berbicara mengenai skematik yang

menggarisbawahi bagaimana pendapat disusun dan dirangkai pada pemberitaan

Islam Nusantara, lalu yang terakhir adalah struktur mikro yang dibagi menjadi

semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris pada pemberitaan Islam Nusantara di

media online Republika.co.id dan Mediaindonesia.com.3

1 Teun A Van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988), h. 30. 2 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h.

231. 3 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 232.

 

Page 88: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

75

1. Pemberitaan Islam Nusantara pada Republika.co.id

a. Tematik

Elemen tematik menggarisbawahi gambaran umum dari sebuah

teks, dalam penelitian ini adalah teks pemberitaan Islam Nusantara.4

Dengan pengertian lain, elemen tematik sering disebut juga sebagai

gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Van Dijk dalam

bukunya mengatakan topik sebagai properti dari arti atau isi teks.5 Hal

ini berarti topik sangat penting dalam pemahaman keseluruhan teks,

misalnya sebagai pembentukan koherensi global, dan mereka bertindak

sebagai semantik, kontrol top-down pada pemahaman lokal di tingkat

mikro.6 Topik dalam teks memang memainkan peran sentral, perannya

sebagai semantik selalu membuat pemahaman atas makna atau

informasi tidak terpotong dan mengalir dari awal hingga akhir. Tanpa

topik tidak mungkin untuk memahami apa teks tentang global atau

menyeluruh, kita hanya akan dapat memahami fragmen lokal teks alias

hanya sepotong informasi saja, tanpa pemahaman tentang hubungan

keseluruhan isi teks secara keseluruhan, hierarki, dan organisasi.7

Judul pemberitaan pada Republika.co.id kali ini adalah “Ulil:

Islam Nusantara Pararel dengan Katolik”. Tema yang terkandung dalam

pemberitaan Islam Nusantara pada Republika.co.id ini adalah Islam

4 Van Dijk, News as Discourse, h. 31. 5 Van Dijk, News as Discourse, h. 31. 6 Van Dijk, News as Discourse, h. 31. 7 Van Dijk, News as Discourse, h. 31.

 

Page 89: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

76

Nusantara pada praktiknya pararel dengan Katolik, yang sangat lekat

dengan kultur lokal. Argumen Ulil didasari pada keresahan dirinya

terhadap pendapat yang dikeluarkan oleh Jonru Ginting yang kerap

mengkritik baik dirinya maupun para aktivis JIL dan pemerintah, yang

menjadikan Jonru sebagai seorang fundamentalis oleh Ulil.

Islam Nusantara sangat mungkin untuk diadaptasi oleh Islam di

Indonesia, bagi sebagian masyarakat meyakini bahwa konsepan Islam

Nusantara lah yang membuat kita hidup damai dan rukun, serta

membuat tidak adanya permasalahan terhadap budaya yang menjadi

warisan leluhur kita bersama. Namun sebagian fundamentalis masih

tetap pada pendapatnya yang menolak secara keras konsep Islam

Nusantara ini, sampai-sampai ada yang menganggap bahwa Islam

Nusantara ini bagaikan sakte baru yang bisa menyesatkan umat Islam

yang berada di Indonesia. Maka dari itu, Ulil kerap memberikan

keterangan ataupun pendapatnya melalui Twitter pribadi miliknya yang

sering terjadi perdebatan di antara Ulil dan pengikutnya, yang berujung

TwitWar8. Hal itulah yang menjadi tema pemberitaan di

Republika.co.id.

8 TwitWar adalah perang kata-kata melalui media sosial Twitter (www.twitter.com) dengan 140

karakter. (tekno.kompas.com).

 

Page 90: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

77

b. Skematik

Level kedua dalam analisis wacana Van Dijk adalah superstruktur.

Skematik di sini adalah bagian dalam tingkatan superstruktur. Teks

wacana pada umumnya memiliki skema atau alur mulai dari

pendahuluan hingga akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana

bagian-bagian dari teks disusun dan diurutkan sehingga membuat

kesatuan arti.9 Artinya adalah keberadaan semantik memberikan alur

berpikir terhadap suatu teks tertentu, dan membuat informasi yang

disampaikan mengalir ketika seseorang membacanya. Alur dari skema

ini mempunyai bentuk yang beragam, namun pada umumnya berita

terbagi menjadi dua skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul

dan lead, dan yang kedua adalah story yaitu isi berita secara

keseluruhan.10

Skema berita dalam pemberitaan Islam Nusantara di

Republika.co.id ini dimulai dengan judul berita yaitu “Ulil: Islam

Nusantara Paralel dengan Katolik”. Lalu dilanjutkan dengan paragraf

pembuka yang merupakan lead yaitu:

Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla menyindir tindak-tanduk aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jonru Ginting. Jonru yang dikenal kerap mengkritik para aktivis JIL dan pemerintah, dinilai Ulil sebagai seorang fundamentalis.

9 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 231. 10 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 232.

 

Page 91: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

78

Skema selanjutnya, yang kedua adalah story yang menguraikan

situasi yang merupakan proses atau jalannya peristiwa.11 Story dalam

teks berita ini muncul pada paragraf kedua. Berita diuraikan dengan

penjelasan atas judul yang diberikan untuk artikel pemberitaan tersebut

yang mengatakan Islam Nusantara mirip dengan ajaran Katolik. Lalu

Ulil mengkritik pernyataan Jonru dengan memberikan penjelasan

bahwa perbandingan Islam Nusantara paralel dengan ajaran Katolik,

bisa dibilang Islam liberal dengan Protestan liberal. Pernyataan

dilanjutkan dengan mencatut nama Jonru dan mengatakan Islam

“Jonru” dan dibandingkan dengan Protestan fundamentalis, dengan

artian Islam seorang Jonru merupakan Islam fundamentalis yang

tertutup.

Berita dipaparkan sebagai berikut:

“Jadi perbandingannya: Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islam liberal dg Protestan liberal. Islam “Jonru” dg Protestan fundamentalis,” ujarnya melalui akun Twitter, @ulil. Dia pun melanjutkan, “Atau lebih tepatnya, Islam Jonru mirip Protestan fundamentalis.” “Ketika salah satu pengikutnya bertanya lebih lanjut, Ulil memberikan argumentasi mengapa membandingkan ajaran Islam Nusantara dengan Katolik. “Kemiripan dg Katolik dari segi kuatnya aspek tradisi dan kultur lokal.” Sedangkan bagian penutup dari berita ini menyoal kebiasaan Ulil

yang kerap kali melakukan TwitWar dengan pengikutnya di Twitter,

yang pada kali ini membawa almamater Ulil yang menurut wartawan

11 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 232.

 

Page 92: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

79

adalah seorang alumnus Universitas Harvard, pada nyatanya Ulil hanya

pernah belajar dan tidak menyelesaikan studinya. Ini pun menjadi suatu

hal yang harus di soroti pula, karena bagaimana pun seorang wartawan

pun harus mengetahui sosok seseorang yang akan ia angkat pada sebuah

pemberitaan. Pada teks berita tersebut dikatakan Ulil sering

menafsirkan Al-Quran sesukanya. Berikut teksnya:

Ulil kerap berdebat di lini masa mendapat serangan dari salah satu pengikutnya yang lain, yang menilai alumnus Universitas Harvard tersebut terksesan sesukanya menafsirkan Alquran. Dia dengan enteng menjawab bahwa Alquran itu isinya hasil pendapat para pengarang. “90% yang ada dalam sejarah Islam memamakai pendapatnya pengarang. Kalau ngga pake pendapat, ya ndak bisa.” Skema ini disusun berdasarkan gaya penulisan yang biasa

dilakukan oleh Republika.co.id yang tidak terlalu panjang. Skema yang

digunakan diurutkan sesuai dengan peristiwa antara lain kritik Ulil

terhadap Jonru dilanjutkan dengan TwitWar dengan salah saeorang

pengikutnya di Twitter.

c. Latar

Latar termasuk ke dalam bagian tingkat analisis struktur mikro

yakni semantik.12 Latar merupakan bagian berita yang dapat

memengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Perubahan latar

sangat penting karena bisa membuat logika teks menjadi kacau dan tidak

mengalir, bahkan mampu membuat semuanya terlihat berantakan dan

12 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 234.

 

Page 93: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

80

tidak masuk akal. Latar biasanya ditulis sebagai latar belakang suatu

berita atau peristiwa. Latar yang ditulis tersebut menentukan ke arah

mana pandangan khalayak dibawa oleh wartawan tersebut.13

Latar pemberitaan “Ulil: Islam Nusantara Pararel dengan Katolik”

ini muncul pada paragraf ketiga, isinya mencatut cuitan Ulil yang

mengkritik Jonru soal Islam Nusantara dan mengatakan jika Islam

Nusantara sama seperti Katolik.

“Jadi perbandingannya: Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islam liberal dg Protestan liberal. Islam "Jonru" dg Protestan fundamentalis," ujarnya melalui akun Twitter, @ulil. Dia pun melanjutkan, "Atau lebih tepatnya, Islam Jonru mirip Protestan fundamentalis.”

Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini

adalah mengajak pembaca untuk melihat akun Twitter milik Ulil yang

memberikan pernyataan itu, dalam artian semua peristiwa ini berada di

dunia maya, media sosial Twitter khususnya.

d. Detil

Detil juga masuk dalam semantik. Detil ini merupakan elemen

wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan

seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.14 Informasi yang

di dalam detil ini idak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan, hal

13 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 235. 14 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 238.

 

Page 94: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

81

ini memerlukan analisis yang cukup tajam, karena hanya dengan

menganalisis makna sesungguhnya dari sebuah informasi bisa terlihat.

Detil yang hendak disampaikan penulis dalam pemberitaan “Ulil:

Islam Nusantara Pararel dengan Katolik” ini adalah ketika penulis

memaparkan bagaimana dampak yang diakibatkan dari omongan-

omongan Ulil yang dia tuliskan di Twitter. Pernyataan ini kerap

menimbulkan konflik karena tidak banyak orang yang setuju dengan

pemikiran liberal Ulil. Adu argumen sering terjadi di akun milik Ulil

tersebut seperti yang ada di paragraf 5.

Republika merupakan salah satu media yang cukup terlihat arah

pemberitaannya lebih ke hal-hal yang menyangkut Islam. Berkenaan

dengan Islam Nusantara, Ulil yang melihat Islam Nusantara dekat

dengan Islam Liberal menyuarakan di garda terdepan untuk

menyuarakan bahwa Islam Nusantara sama sekali tidak salah, bahkan

ini menjadi ciri khas tersendiri dari Indonesia. Islam Nusantara menjadi

sesuatu yang berharga karena hanya dimiliki oleh Indonesia yang kaya

akan budayanya. Detail lebih lanjut dari pemberitaan ini tidak

dipaparkan secara luas dan gamblang di lima paragraf berita ini. Sedang

penutup dari pemberitaan ini sendiri adalah berkaitan dengan kebiasaan

debat Ulil dengan khasanah Islam Liberal-nya dengan pengikutnya yang

beragam dan kerap terjadi perdebatan dirinya dengan pengikut-

pengikutnya. Selain itu, tidak adanya pengelaborasian lebih dalam

 

Page 95: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

82

terhadap isi berita tersebut, seperti pada paragraph terakhir yang

mengatakan bahwa Ulil adalah seorang alumnus Harvard University,

nyatanya Ulil tidak pernah menyelesaikan studynya di kampus tersebut,

ini seolah-olah tetap ingin menggambarkan Ulil yang berpendidikan

tinggi dan cerdas, namun hal yang sering dilakukan oleh Ulil ialah

kegaduhan dan berakhir pada twitwar dari setiap statement yang ia buat

di media sosialnya. Selain itu, pada detil pemberitaan tersebut tidak

adanya perbandingan statement dan pendalaman pada konteks tersebut.

e. Maksud

Maksud hampir sama dengan elemen detil. Perbedaannya, jika

dalam detil informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan

dengan detil yang panjang, maka dalam elemen maksud informasi yang

menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas.

Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar,

implisit, dan tersembunyi.15 Maksud lebih mudah terlihat dari detil dan

tidak terlalu bertele-tele, informasi ini terlihat tegas, namun jika

memang informasi tidak menguntungkan bagi penulis artikel, maka

disampaikan secara tersembunyi.

Elemen maksud yang terkandung pada teks berita “Ulil: Islam

Nusantara Paralel dengan Katolik” adalah kebiasaan Ulil yang kerap

berdebat kusir di media sosial bisa diartikan bahwa sosok yang pro

15 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 240.

 

Page 96: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

83

terhadap Islam Nusantara adalah sosok yang kontroversial dan kerap

ditentang banyak ulama. Apalagi Ulil yang notabene sebagai akademisi

terkenal seperti di paragraf lima. Maka, kebenaran dari pernyataannya

tidak dapat diyakini secara penuh dan terlihat lebih condong negative

bahwa pemikiran Islam Nusantara di sokong dan di dukung oleh para

aktivis JIL, meski memang benar seperti itu, bagi para khalayak yang

anti dan menganggap JIL itu pun sesat, tidak kemungkinan dengan

konteks yang seperti itu akan berdampak pada konsepan Islam

Nusantara itu sendiri.

f. Pra Anggapan

Elemen wacana lainnya, pra-anggapan merupakan pernyataan

yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.16 Hampir serupa

dengan latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan memberi

latar belakang. Kalau pra-anggapan adalah upaya mendukung pendapat

dengan memberikan premis yang dipercayai kebenarannya.17 Biasanya

mereka menyajikan data-data pendukung demi menguatkan

pendapatnya, sehingga tidak ada celah untuk mendebat informasi yang

disampaikan.

Bagian pra-anggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni

bagian berita yang memaparkan “Ulil pun membandingkannya dengan

16 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 256. 17 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 256.

 

Page 97: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

84

Islam Nusantara yang belakangan ini kerap disuarakan Ketua Umum

PBNU Said Aqil Siradj. Hanya saja, Ulil menyatakan, Islam Nusantara

mirip dengan ajaran Katolik”.

Bagian pra-anggapan di dalam teks dibuat oleh penulis untuk

mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu

dipertanyakan. Artinya bahwa, Islam Nusantara adalah Islam yang

memiliki kekhususan seperti agama Katolik. Pernyataan tersebut

terbentuk karena ada kesamaan aspek tradisi dan kebudayaan lokal,

meskipun tafsiran Ulil cenderung bertentangan dan berbeda dengan

tafsir pada umumnya, apalagi bagi khalayak yang beranggapan anti pada

sekuleritas dan pluralitas agama, maka pernyataan Ulil tersebut sama

saja menyamakan Islam Nusantara dengan katolik.

g. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat

dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda

dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.18 Sehingga, fakta yang

tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika

seseorang menghubungkannya.19 Tanpa adanya koherensi, dua fakta

yang disajikan oleh penulis tidak menjadi satu kesatuan, hanya berupa

dua fakta yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya.

18 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 241. 19 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 242.

 

Page 98: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

85

Bentuk koherensi yang terkandung dalam laporan utama ini yakni:

“Ulil yang kerap berdebat di lini masa mendapat serangan dari

salah satu pengikutnya yang lain, yang menilai alumnus Universitas

Harvard tersebut terkesan sesukanya menafsirkan ajaran Alquran”.

Kalimat di atas menggunakan kata hubung yang menyatakan tujuan

yaitu “yang”. Proposisi “upaya menekan Israel” dan “mau mengakui

Palestina merdeka makin kuat” adalah dua hal yang berlainan. Tetapi,

dengan menggunakan kata hubung “yang” dua hal tersebut menjadi

tampak koheren.

h. Leksikon

Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seorang wartawan

atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata

yang tersedia.20 Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan

saja, tetapi bisa jadi mengandung unsur ideologis yang menunjukkan

bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.21 Pemilihan kata

bisa menggambarkan segmen tertentu dari orang-orang yang dituju

untuk membaca informasi yang disajikan, serta kata-kata eksklusif bisa

membuat teks menjadi terlihat lain daripada yang lain karena memiliki

eksklusivitas tersendiri, apalagi jika disampaikan dari narasumber yang

dicatut oleh penulis teks, membuatnya lebih meyakinkan lagi.

20 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 255. 21 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 255.

 

Page 99: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

86

Kata fundamentalis dalam kalimat: Jonru yang dikenal kerap

mengkritik para aktivis JIL dan pemerintah, dinilai Ulil sebagai

seorang fundamentalis. Fundamentalis dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) berarti penganut gerakan keagamaan yang bersifat

kolot dan reaksioner yang selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama

yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci.22 Dalam kalimat

tersebut bernada ejekan kepada Jonru, yang menekankan jika Jonru

adalah orang yang bersifat kolot dan tidak terbuka dengan

kemungkinan-kemungkinan serta tafsiran-tafsiran baru. Kata

fundamentalis memang tidak banyak orang yang memahaminya atau

tidak umum digunakan oleh orang banyak, hanya segelintir orang yang

dekat dengan isu keagamaan yang memahami makna kata tersebut,

namun tetap digunakan oleh wartawan di berita yang ditulisnya.

Kata kultur dalam kalimat: Kemiripan dengan Katolik dari segi

kuatnya aspek tradisi dan kultur lokal. Kata kultur dalam Kamus besar

Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kebudayaan23, yang ditekankan oleh

Ulil sebagai aspek utama persamaan Katolik dan Islam Nusantara. Kata

ini cukup umum digunakan dan mudah untuk memahaminya, kata ini

digunakan oleh wartawan karena memang aspek tersebut yang

ditekankan dalam pemberitaan yang ditulisnya.

22 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. ke-3

(Jakarta: Balai Pustaka, 2014), h. 170. 23 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 318.

 

Page 100: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

87

Kata tindak-tanduk dalam kalimat: Pendiri Jaringan Islam Liberal

(JIL) Ulil Abshar Abdalla menyindir tindak-tanduk aktivis Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) Jonru Ginting. Tindak-tanduk sendiri adalah

turunan dari kata tindak yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) berarti tingkah laku; perbuatan; kelakuan; sepak terjang.24 Kata

ini digunakan oleh wartawan yang melihat Ulil melakukan sindiran

kepada Jonru perihal sepak terjangnya. Sindiran yang ini dikatakan oleh

Ulil ketika terjadi perang di lini masa dengan Jonru. Penggunaan kata

tindak-tanduk biasa digunakan untuk tulisan yang bertema sastrawi,

meski kadang tidak terdengar secara umum dan bisa menimbulkan

pertanyaan mengenai maknanya, wartawan yang menulis berita tetap

memilih kata tersebut untuk mengesankan kalimat yang indah dibaca.

i. Grafis

Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh

seseorang yang dapat diamati dari teks.25 Grafis dalam wacana berita,

biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain, seperti

pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf

yang dibuat besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption

(tulisan di bawah gambar), dan raster26. Grafik, gambar, tabel, dan

24 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 605. 25 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 256. 26 Dalam komputer grafik, gambar raster adalah struktur data dot matrix, yang mewakili kotak

grid pixel pada umumnya, atau warna poin, yang dapat di lihat via monitor, kertas, atau media

 

Page 101: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

88

pemakaian angka untuk mendukung arti penting sebuah pesan.27

Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan Republika.co.id ini

di antaranya muncul dalam foto yang menggambarkan Ulil sedang

berbicara di depan publik dengan memegang mikrofon. Hal ini

menunjukkan bahwa Ulil juga sering berbicara dan dipercaya menjadi

pembicara di banyak acara. Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam

teks adalah huruf miring untuk kata Twitter, yakni sebuah layanan

jejaring sosial yang termasuk dalam kategori mikroblogging.

j. Metafora

Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan atau

ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari

suatu berita.28 Unsur metafora yang termuat dalam teks berita “Ulil:

Islam Nusantara Pararel dengan Katolik” ini yakni ada dalam kata

“tindak-tanduk” pada kalimat “Ulil Abshar Abdalla menyindir tindak-

tanduk aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jonru Ginting”.

Sedangkan yang kedua adalah kata “serangan” dalam kalimat “Ulil

yang kerap berdebat di lini masa mendapat serangan dari salah satu

pengikutnya yang lain…”

lainnya. Raster images disimpan di data image dengan format yang beragam, sederhananya gambar raster merupakan gambar yang di-blur. (http://web.mit.edu/jhawk/mnt/ss.b/cups-1.4.4/doc/help/spec-raster.html)

27 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 257. 28 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 259.

 

Page 102: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

89

Tabel 4.1. Kerangka Analisis Teks Berita “Ulil: Islam Nusantara

Pararel dengan Katolik”

Struktur Wacana Elemen Keterangan

Makro Topik/Tema Lead berita

Super struktur Skema: Diawali dengan Judul berita

Lead Berita

Story:

penjelasan atas judul yang diberikan untuk

artikel pemberitaan tersebut yang

mengatakan Islam Nusantara mirip

dengan ajaran Katolik.

Ulil mengkritik pernyataan Jonru dengan

memberikan penjelasan bahwa

perbandingan Islam Nusantara paralel

dengan ajaran Katolik, bisa dibilang Islam

liberal dengan Protestan liberal.

TwitWar dengan pengikutnya di Twitter,

yang pada kali ini membawa almamater

Ulil yang seorang alumnus Universitas

Harvard yang mengatakan Ulil sering

menafsirkan Al-Quran sesukanya.

Struktur Mikro Latar Paragraf 3:

 

Page 103: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

90

“Jadi perbandingannya: Islam Nusantara

paralel dg Katolik. Islam liberal dg

Protestan liberal. Islam “Jonru” dg

Protestan fundamentalis,” ujarnya melalui

akun Twitter, @ulil. Dia pun melanjutkan,

“Atau lebih tepatnya, Islam Jonru mirip

Protestan fundamentalis.”

Detil Paragraf 5:

Ulil yang kerap berdebat di lini masa

mendapat serangan dari salah satu

pengikutnya yang lain, yang menilai

alumnus Universitas Harvard tersebut

terkesan sesukanya menafsirkan ajaran

Alquran. Dia dengan enteng menjawab

bahwa Alquran itu isinya hasil pendapat

para pengarang. “90% Quran yg ada dlm

sejarah Islam memamakai pendapatnya

pengarang. Kalau ngga pake pendapat, ya

ndak bisa.”

Maksud Paragraf 5:

Ulil yang kerap berdebat di lini masa

mendapat serangan dari salah satu

 

Page 104: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

91

pengikutnya yang lain, yang menilai

alumnus Universitas Harvard tersebut

terkesan sesukanya menafsirkan ajaran

Alquran. Dia dengan enteng menjawab

bahwa Alquran itu isinya hasil pendapat

para pengarang. “90% Quran yg ada dlm

sejarah Islam memamakai pendapatnya

pengarang. Kalau ngga pake pendapat, ya

ndak bisa.”

Pra anggapan Paragraf 2:

Ulil pun membandingkannya dengan Islam

Nusantara yang belakangan ini kerap

disuarakan Ketua Umum PBNU Said Aqil

Siradj. Hanya saja, Ulil menyatakan, Islam

Nusantara mirip dengan ajaran Katolik.

Koherensi Paragraf 5:

Ulil yang kerap berdebat di lini masa

mendapat serangan dari salah satu

pengikutnya yang lain, yang menilai

alumnus Universitas Harvard tersebut

terkesan sesukanya menafsirkan ajaran

Alquran.

 

Page 105: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

92

Leksikon • Kata fundamentalis dalam paragraf 1:

Jonru yang dikenal kerap mengkritik para

aktivis JIL dan pemerintah, dinilai Ulil

sebagai seorang fundamentalis.

• Kata tindak-tanduk dalam paragraf 1:

Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil

Abshar Abdalla menyindir tindak-tanduk

aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Jonru Ginting.

• Kata kultur dalam paragraf 4:

“Kemiripan dg Katolik dari segi kuatnya

aspek tradisi dan kultur lokal.”

Grafis Foto diletakkan paling atas dan berukuran

sangat besar, Ulil sedang berbicara di

depan publik dengan memegang

mikrofon.

Grafis dalam teks, adalah huruf miring

untuk kata Twitter, yakni sebuah layanan

jejaring sosial yang termasuk dalam

kategori mikroblogging.

 

Page 106: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

93

Metafora Kata “tindak-tanduk” pada paragraf 1:

Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil

Abshar Abdalla menyindir tindak-tanduk

aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Jonru Ginting.

Kata “serangan” pada paragraf 5:

Ulil yang kerap berdebat di lini masa

mendapat serangan dari salah satu

pengikutnya yang lain, yang menilai

alumnus Universitas Harvard tersebut

terkesan sesukanya menafsirkan ajaran

Alquran.

2. Pemberitaan Islam Nusantara pada Mediaindonesia.com

a. Tematik

Judul pemberitaan pada Mediaindonesia.com kali ini adalah

“Azyumardi: Islam Nusantara Valid dan Akomodatif”. Tema yang

terkandung dalam pemberitaan Islam Nusantara pada

Mediaindonesia.com ini adalah Islam Nusantara keberadaannya di

Indonesia dinilai valid dan sebuah kekhasan Islam di Indonesia.

 

Page 107: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

94

Islam Nusantara keberadaannya didukung oleh beberapa organisasi

masyarakat Islam moderat yang banyak di Indonesia, Islam yang penuh

warna dan meminjam istilah Azyumardi adalah Islam yang berbunga

atau flowery Islam, sehingga dapat diterima oleh warga lokal.

b. Skematik

Skema berita dalam pemberitaan Islam Nusantara di

Mediaindonesia.com ini dimulai dengan judul berita yaitu “Azyumardi:

Islam Nusantara Valid dan Akomodatif”. Lalu dilanjutkan dengan

paragraf pembuka yang merupakan lead yaitu, “Dari sudut doktrin,

praxis dan budaya keberadaan Islam Nusantara dinilai valid. Lebih

dari itu, ia menjadi kekhasan Islam di Indonesia.”

Skema selanjutnya, yang kedua adalah story yang menguraikan

situasi yang merupakan proses atau jalannya peristiwa. Story dalam teks

berita ini muncul pada paragraf tiga. Berita menunjukkan ungkapan

yang sesuai dengan judul dikeluarkan oleh Azyumardi Azra ketika

diskusi perdana Majelis Kemisan di Kompleks Widya Chandra Jakarta,

kediaman Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin.

Setelahnya masuk pada penjelasan bahwa Islam moderat di

Indonesia tidak akan pernah gagal karena termasuk Islam yang

berbunga dan mampu masuk ke dalam kelompok lokal manapun, begitu

juga lahirnya tasyakuran yang hanya ada di Indonesia. Lalu,

dibandingkannya Islam di Indonesia dan di Malaysia, seperti teks berita

 

Page 108: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

95

berikut yang membandingkan perbedaan Islam di Indonesia dan

Malaysia.

Di negeri jiran itu, Islam menjadi agama resmi negara kerajaan dan menjadi identitas politik. “Nah, di Indonesia kita toleran karena meski 88,2 persen warganya adalah muslim, Islam tidak menjadi agama negara,” ujarnya. Selanjutnya terdapat penjelasan bahwa Islam Nusantara bisa

mensinergikan Islam Nusantara NU dan Islam berkemajuan

Muhammadiyah. Karena lebih bisa memasuki ke dalam kultur-kultur

lokal.

Sedangkan bagian penutup adalah harapan Menteri Agama

Lukman Saefuddin terhadap diskusi keagamaan yang diadakan diskusi

kamisan yang membawa banyak manfaat yang akan menumbuhkan

kecintaan terhadap Indonesia. Berikut teksnya: “Yang utama forum ini

kita harapkan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap Indonesia,”

pungkasnya.

Skema ini disusun berdasarkan gaya penulisan yang biasa

dilakukan oleh Mediaindonesia.com yang mencoba mengolaborasikan

dua topik pemberitaan menjadi satu artikel berita. Skema yang

digunakan diurutkan sesuai dengan peristiwa antara lain pernyataan

Guru Besar UIN Jakarta, Azyumardi Azra bahwa Islam Nusantara

adalah valid dan sangat akomodatif karena berciri khas Indonesia,

dilanjutkan dengan sinergi antara Islam Nusantara gagasan NU dan

 

Page 109: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

96

Islam berkemajuan gagasan Muhammadiyah. Ditutup dengan harapan

tuan rumah diskusi, yaitu Menteri Agama Lukman Saefuddin.

c. Latar

Latar pemberitaan “Azyumardi: Islam Nusantara Valid dan

Akomodatif” ini muncul pada paragraf tiga, isinya adalah pernyataan

yang terdapat di judul dilontarkan oleh Azyumardi Azra pada sebuah

acara diskusi kamisan di kediaman Menteri Agama Lukman Saefuddin,

seperti pada teks berikut, “Hal tersebut diungkapkan Guru Besar UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra pada diskusi perdana

Majelis Kemisan di Kompleks Widya Chandra Jakarta, kediaman

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Selasa (7/7) malam.”

Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini

adalah mengajak pembaca untuk tidak hanya berfokus pada acara

diskusi kamisan tersebut, tapi juga pada kondisi Islam di Indonesia.

d. Detil

Detil yang hendak disampaikan penulis dalam pemberitaan

“Azyumardi: Islam Nusantara Valid dan Akomodatif” ini adalah Islam

di Indonesia sangatlah cocok dengan Islam Nusantara. Islam Nusanrtara

sendiri didukung oleh ormas Islam moderat yang banyak di Indonesia,

sehingga hal ini valid jika digunakan sebagai ciri khas Islam di

Indonesia seperti yang ada di paragraf tujuh.

Bahkan ketika dihadapkan dengan Islam berkemajuan gagasan

 

Page 110: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

97

Muhammadiyah, mereka tetap mencoba mensinergikan Islam

Nusantara dengan itu. Islam Nusantara terkesan sudah benar di atas

konsep keIslaman yang cocok dengan Indonesia, seperti yang terdapat

dalam paragraf 13.

Selain hal itu di atas, penggunaan istilah Islam Nusantara sudah

dipakai oleh Presiden Jokowi, makan Islam Nusantara ini sudah sah dan

jangan dibentur-benturkan dengan paham lain guna memancing

perpecahan umat Islam itu sendiri.

e. Maksud

Elemen maksud yang terkandung pada teks berita “Azyumardi:

Islam Nusantara Valid dan Akomodatif” adalah sikap egois pemikir

Islam Nusantara yang menganggap semua sudah sangat cocok di

Indonesia bahkan saat ada istilah Islam berkemajuan yang digagas oleh

Muhammadiyah, tetap Islam Nusantaralah yang bisa bersinergi

terhadap itu Islam berkemajuan, seperti pada paragraf 12 dan 13.

Selain itu seperti pada paragraf 11, Islam Nusantara yang

dicetuskan adalah untuk melawan paham Wahabi. Secara tidak

langsung, di sini menggambarkan pertentangan yang belum juga usai

antara NU dan Wahabi. Justru sikap toleran yang digembar-gemborkan

oleh NU sendiri ternyata belum bisa konflik yang sudah lama terjadi

antara NU dan Wahabi, memang dari NU sendiri beranggapan bahwa

Wahabi menjadi salah satu permasalahan di antara umat, NU

 

Page 111: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

98

berpendapat bahwa Wahabi sering mengkafir-kafirkan jamaah NU yang

kuat akan kultur lokal yang di pegangnya, seperti mengadakan Tahlil

dan Ziarah kubur, sedangkan bagi pengikut Muhammad bin Abdul

Wahab ini meyakini bahwa harusnya kembali kepada Al-quran dan

Hadist dan saat ini banyaknya umat yang melakukan ajaranan dan

amalan-amalan yang tak sesuai dengan Al-quran dan Assunah.

f. Pra Anggapan

Bagian pra-anggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni

bagian berita yang memaparkan “Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid. Lebih dari itu, ia menjadi

kekhasan Islam di Indonesia.”

Bagian pra-anggapan di dalam teks dibuat oleh penulis untuk

mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu

dipertanyakan. Artinya bahwa, Islam Nusantara adalah Islam yang

memiliki kekhususan karena bisa masuk ke dalam kultur manapun yang

ada di Indonesia. Pernyataan tersebut terbentuk karena ada kesamaan

aspek tradisi dan kebudayaan lokal.

g. Koherensi

Bentuk koherensi yang terkandung dalam laporan utama ini yakni:

“Dari sudut doktrin, praxis dan budaya keberadaan Islam Nusantara

dinilai valid. Lebih dari itu, ia menjadi kekhasan Islam di Indonesia.”

Kalimat di atas menggunakan kata hubung yang menguatkan yaitu

 

Page 112: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

99

“lebih dari itu”. Proposisi “dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid” dan “ia menjadi kekhasan

Islam di Indonesia” adalah dua hal yang berlainan. Tetapi, dengan

menggunakan kata hubung “lebih dari itu” dua hal tersebut menjadi

tampak koheren dan saling menguatkan satu sama lain.

h. Leksikon

Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seorang wartawan

atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata

yang tersedia. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan

saja, tetapi bisa jadi mengandung unsur ideologis yang menunjukkan

bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.29

Kata doktrin dalam kalimat: “Dari sudut doktrin, praxis dan

budaya keberadaan Islam Nusantara dinilai valid. Lebih dari itu, ia

menjadi kekhasan Islam di Indonesia.” Kata doktrin dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ajaran (tentang asas suatu aliran

politik, keagamaan; pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan,

keagamaan, ketatanegaraan) secara bersistem, khususnya dalam

penyusunan kebijakan negara.30 Kata doktrin cukup populer di pembaca

Indonesia yang sering diartikan sebagai kata yang negatif, meskipun

sebenarnya kata tersebut bersifat netral. Pemilihan kata tersebut oleh

29 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 255. 30 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 144.

 

Page 113: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

100

berdasarkan apa yang wartawan dengar dari narasumber, yaitu

Azyumardi Azra.

Kata praxis dalam kalimat: Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid. Lebih dari itu, ia menjadi

kekhasan Islam di Indonesia. Kata praxis sangat asing bagi pembaca

Indonesia secara umum, praxis dapat dipahami sebagai tindakan

reflektif, yaitu sebuah praktik yang diinformasikan oleh refleksi teoretis;

atau sebaliknya, refleksi teoretis yang diinformasikan oleh praktik.

Praxis tidak sama dengan atau beda tipis dengan practice; practice

sendiri konotasinya lebih tertuju pada keahlian ataupun teknik, atau

sesuatu yang dilakukan sebagai aplikasi teori; sehingga practice

merupakan lawan dari teori.31 Dengan kata lain, praxis bisa diartikan

dengan sesuatu yang berasal dari teori yang diaplikasikan sebagai

sebuah tindakan nyata atau praktik dari teori. Meski kata ini tidak

popular, penggunaan kata ini oleh wartawan didasarkan pada

narasumber yaitu Azyumardi Azra, tanpa memberi penjelasan lebih

rinci dan mudah untuk dipahami.

Kata valid dalam kalimat: Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid. Lebih dari itu, ia menjadi

kekhasan Islam di Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

31Oppa Jappy, “Makna Praxis,” diakses pada 3 Mei 2018 dari

https://www.kompasiana.com/opajappy/makna-praxis_552c06dd6ea834bb288b456d

 

Page 114: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

101

(KBBI) kata valid berarti menurut cara yang semestinya; berlaku;

sahih.32 Kata valid kerap digunakan untuk menjustifikasi sesuatu yang

sah dan benar, kata ini cukup populer di kalangan pembaca Indonesia

sebagai penekanan. Penggunaan kata ini oleh wartawan berdasarkan

narasumber yaitu Azyumardi Azra.

Kata berbunga dalam kalimat: Islam Nusantara adalah Islam yang

penuh warna dengan wajah tersenyum, berbunga-bunga, toleran, dan

akomodatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata

berbunga memiliki arti mempunyai bunga; mempunyai hiasan yang

bagus-bagus.33 Kata ini sebenarnya adalah kata kiasan yang digunakan

oleh Azyumardi Azra dalam menggambarkan kondisi Islam yang ada di

Indonesia. Islam di Indonesia memiliki hiasan yang bagus dan beragam

yang menjadikannya indah dan tidak kaku sama sekali.

Kata akomodatif dalam kalimat: Islam Nusantara adalah Islam

yang penuh warna dengan wajah tersenyum, berbunga-bunga, toleran,

dan akomodatif. Kata akomodatif dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) berarti bersifat dapat menyesuaikan diri.34 Kata ini

memberi arti bahwa agama Islam adalah agama yang mampu dan mudah

menyesuaikan dengan kultur atau kebiasaan di tempat manapun,

termasuk di Indonesia yang kental dengan budayanya. Kata akomodatif

32 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 632. 33 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 94. 34 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 20.

 

Page 115: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

102

cukup populer di kalangan pembaca Indonesia.

Kata kohesi dalam kalimat: “Kegiatan ini ada silaturahmi dan

memberi serta berbagi sehingga menjadi kohesi sosial di tengah

kualitas hubungan dan interaksi sosial yang cenderung rendah,”

cetusnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata kohesi

berarti hubungan yang erat; perpaduan yang kokoh.35 Kata yang

diungkapkan oleh Azyumardi Azra ini menekankan jika acara-acara

seperti syukuran yang menjadi ciri khas agama Islam di Indonesia dapat

mempererat hubungan sosial masyarakat, serta bisa memadukan unsur

sosial menjadi sesuatu yang kokoh. Penggunaan kata kohesi ini

digunakan oleh wartawan berdasarkan narasumber yaitu Azyumardi

Azra. Meski kata ini belum banyak dimengerti orang, wartawan tidak

memberi penjelasan secara rinci dari kata ini.

Kata menganakemaskan dalam kalimat: Fahmi Salim senada

gagasan bahwa Islam Nusantara jangan menjadi benturan dan

menganakemaskan atau menganaktirikan yang lain. Kata

menganakemaskan ini terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) yang berarti memperlakukan secara istimewa atau khusus,

misalnya lebih disayangi dan sebagainya; mengistimewakan.36 Kata ini

digunakan oleh wartwan karena melihat kondisi umat Islam di Indonesia

35 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 314. 36 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 374.

 

Page 116: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

103

yang kerap mengistimewakan satu golongan tertentu dan mengucilkan

golongan yang lain, meskipun masih dalam satu agama. Kata ini populer

di kalangan pembaca Indonesia untuk menekankan sebuah perlakuan

istimewa kepada satu hal tertentu.

Kata menganaktirikan dalam kalimat: Fahmi Salim senada

gagasan bahwa Islam Nusantara jangan menjadi benturan dan

menganakemaskan atau menganaktirikan yang lain. Kata

menganaktirikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti

memperlakukan sebagai anak tiri; memperlakukan secara tidak adil.37

Penggunaan kata ini oleh wartawan disebabkan oleh perlakuan yang

tidak adil bahkan pengucilan terhadap satu golongan tertentu dalam

agama Islam di Indonesia. Kata ini populer bagi pembaca di Indonesia

untuk menunjukkan perlakuan yang tidak adil dan penyingkiran.

i. Grafis

Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan

Mediaindonesia.com ini di antaranya muncul dalam foto yang

menampilkan suasana diskusi kamisan di kediaman Menteri Agama,

Lukman Hakim Saefuddin yang berbicara di tengah forum dengan

menggunakan mikrofon, sedang di sebelahnya ada Guru Besar UIN

Jakarta, Azyumardi Azra yang tengah mendengarkan dengan seksama.

37 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 29.

 

Page 117: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

104

j. Metafora

Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan atau

ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari

suatu berita.38 Unsur metafora yang termuat dalam teks berita

“Azyumardi: Islam Nusantara Valid dan Akomodatif” ini yakni ada

dalam kata “berbunga” pada kalimat “Ia menjelaskan Islam yang warna

warni dan berbunga atau flowery Islam karena akomodatif dengan

Islam lokal. Di Indonesia dikenal ada tasyakuran atau selamatan setiap

orang lulus ujian, mau berhaji atau umrah, selamatan bayi umur empat-

tujuh bulanan dan lain lain”.

Tabel 4.2. Kerangka Analisis Teks Berita “Azyumardi: Islam Nusantara

Valid dan Akomodatif”

Struktur Wacana Elemen Keterangan

Makro Topik/Tema Lead berita

Super struktur Skema: Diawali dengan Judul berita

Lead Berita

Story:

Diskusi perdana Majelis Kemisan di

Kompleks Widya Chandra Jakarta,

kediaman Menteri Agama Lukman Hakim

Saefuddin.

38 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 259.

 

Page 118: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

105

Islam moderat di Indonesia tidak akan

pernah gagal karena termasuk Islam yang

berbunga dan mampu masuk ke dalam

kelompok lokal manapun begitu juga

lahirnya tasyakuran yang hanya ada di

Indonesia.

Perbandingan Islam di Indonesia dan

Malaysia.

Islam Nusantara bisa menyinergikan

Islam Nusantara NU dan Islam

berkemajuan Muhammadiyah.

Harapan Menteri Agama Lukman

Saefuddin terhadap diskusi kamisan yang

membawa banya manfaat menumbuhkan

kecintaan terhadap Indonesia.

Struktur Mikro Latar Paragraf 3:

Hal tersebut diungkapkan Guru Besar UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi

Azra pada diskusi perdana Majelis

Kemisan di Kompleks Widya Chandra

Jakarta, kediaman Menteri Agama

Lukman Hakim Saefuddin, Selasa (7/7)

 

Page 119: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

106

malam.

Detil Paragraf 7:

“Islam moderat di Indonesia tidak akan

gagal selama kita terus memperkuat

kendati masih banyak tugas dan pekerjaan

rumah yang harus dibenahi,” cetus mantan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

itu.

Paragraf 13:

“Gagasan Islam berkemajuan

Muhammadiyah dan Islam Nusantara NU

mesti kita sinergikan,” tegasnya.

Maksud Paragraf 11:

Ulil Abshar menegaskan gagasan Islam

Nusantara telah lama di gagas ulama NU.

“Terus terang Islam Nusantara merupakan

counter terhadap kelompok Wahabi

karena berlawanan misalnya antiziarah

kubur sedangkan NU sebaliknya,”

cetusnya.

Paragraf 12:

Ia menegaskan tidak ada upaya

 

Page 120: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

107

menghadapkan NU dengan

Muhammadiyah. Hemat dia, dewasa ini

tidak ada lagi perbedaan. Bahkan anak-

anak muda NU malah sudah banyak

melakukan tarawih delapan rakaat seperti

Muhammadiyah

Paragraf 13:

“Gagasan Islam berkemajuan

Muhammadiyah dan Islam Nusantara NU

mesti kita sinergikan,” tegasnya.

Pra anggapan Lead berita:

Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid.

Lebih dari itu, ia menjadi kekhasan Islam

di Indonesia.

Koherensi Paragraf 1: Dari sudut doktrin, praxis dan

budaya keberadaan Islam Nusantara

dinilai valid. Lebih dari itu, ia menjadi

kekhasan Islam di Indonesia.

 

Page 121: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

108

Leksikon Kata doktrin dalam paragraf 1:

Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid.

Lebih dari itu, ia menjadi kekhasan Islam

di Indonesia.

Kata praxis dalam paragraf 1:

Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid.

Lebih dari itu, ia menjadi kekhasan Islam

di Indonesia.

Kata valid dalam paragraf 1:

Dari sudut doktrin, praxis dan budaya

keberadaan Islam Nusantara dinilai valid.

Lebih dari itu, ia menjadi kekhasan Islam

di Indonesia.

Kata berbunga dalam paragraf 2:

Islam Nusantara adalah Islam yang penuh

warna dengan wajah tersenyum,

berbunga-bunga, toleran, dan akomodatif.

Kata akomodatif dalam paragraf 2:

Islam Nusantara adalah Islam yang penuh

warna dengan wajah tersenyum,

 

Page 122: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

109

berbunga-bunga, toleran, dan akomodatif.

Kata kohesi dalam paragraf 9:

“Kegiatan ini ada silaturahmi dan

memberi serta berbagi sehingga menjadi

kohesi sosial di tengah kualitas hubungan

dan interaksi sosial yang cenderung

rendah,” cetusnya.

Kata menganakemaskan dalam paragraf

14:

Fahmi Salim senada gagasan bahwa Islam

Nusantara jangan menjadi benturan dan

menganakemaskan atau menganaktirikan

yang lain.

Kata menganaktirikan dalam paragraf 14:

Fahmi Salim senada gagasan bahwa Islam

Nusantara jangan menjadi benturan dan

menganakemaskan atau menganaktirikan

yang lain.

Grafis Foto diletakkan paling atas dan berukuran

sangat besar, foto tersebut menampilkan

suasana diskusi kamisan di kediaman

Menteri Agama, Lukman Hakim

 

Page 123: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

110

Saefuddin yang berbicara di tengah forum

dengan menggunakan mikrofon, sedang di

sebelahnya ada Guru Besar UIN Jakarta,

Azyumardi Azra yang tengah

mendengarkan dengan seksama.

Metafora Kata “berbunga” pada paragraf 8

B. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id dan Mediaindonesia.com

1. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id

Selain menganalisa teks, dalam analisis wacana juga penting untuk

mengamati kognisi sosial teks yakni bagaimana suatu teks itu bisa

diproduksi. Karena anggapan seseorang mengenai teks bahwa teks itu

memiliki makna itu tidak sepenuhnya benar makna tersebut adalah makna

yang sudah dikonstruksi sedemikian adanya.39 Suatu teks itu bisa bermakna

sesuatu karena diberikan oleh si penulis, maka makna inilah yang

dikonstruksi oleh penulis. Selain itu makna dalam sebuah teks juga biasa

saja mengandung pendapat pribadi serta ideologi dan sudut pandang penulis

teks. Oleh sebab itu pengaruh penulis dalam membuat sebuah berita

sangatlah berpengaruh dan berkaitan dengan kesadaran sosial si pembuat

39 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 259.

 

Page 124: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

111

berita tersebut.

Dalam pandangan van Dijk, kognisi sosial terutama dihubungkan

dengan proses produksi berita. Setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat

kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu

peristiwa.40 Titik kunci dalam memahami produksi berita adalah dengan

meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini tidak hanya

bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukan

informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai

oleh wartawan.41 Dalam membongkar bagaimana makna tersembunyi dari

teks, dibutuhkan penelitian kognitif dan strategi si penulis dalam

memproduksi suatu berita.

Sama halnya dengan teks dalam pemberitaan “Ulil: Islam Nusantara

Paralel dengan Katolik” teks ini tidak terlepas dari proses produksi berita

yang tentu melibatkan kesadaran mental dari penulis berita.

Wacana tentang Islam Nusantara memang sempat ramai dibicarakan

karena pro dan kontra yang dituai oleh wacana tersebut. Islam Nusantara

sendiri digadang-gadang sebagai Islam yang sangat Indonesia, dalam artian

memiliki nilai keindonesiaan yang tinggi serta bercirikhas Indonesia dengan

tetap mempertahankan nilai-nilai kultur lokal yang di wariskan oleh leluhur

Indonesia.

40 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 260. 41 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 266.

 

Page 125: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

112

Pada teks pemberitaan di Republika.co.id ini, yang dibicarakan hanya

berkenaan dengan TwitWar yang dilakukan oleh Ulil dengan pengikutnya

menyoal statmentnya tentang Islam Nusantara yang paralel dengan Katolik.

Awalnya perseteruan ini terjadi karena Ulil mengkritik pernyataan Jonru

yang dianggap Ulil sebagai fundamentalis. Lalu Ulil memberikan

penjelasan bahwa adanya Islam Nusantara mirip sekali pelaksanaannya

dengan Katolik, yang sangat dekat dengan tradisi dan kultur lokal, sehingga

masuk ke manapun di Indonesia mengingat negara ini memiliki kekayaan

kultur yang begitu beragam.

TwitWar yang sering dilakukan oleh Ulil disoroti di teks berita

tersebut, kali ini tentang Ulil mendapat serangan dari salah satu pengikutnya

yang lain, bahkan membawa almamater Ulil sebagai alumnus Universitas

Harvard, universitas nomor satu di dunia tersebut terkesan sesukanya

menafsirkan ajaran Alquran.

Bahkan dengan enteng menjawab bahwa Alquran itu isinya hasil

pendapat para pengarang. “90% Quran yg ada dlm sejarah Islam

memamakai pendapatnya pengarang. Kalau ngga pake pendapat, ya ndak

bisa.”

Proses produksi berita di Republik.co.id memiliki tiga tahapan untuk

memproduksi sebuah berita sebelum akhirnya diterbitkan di

Republika.co.id. Tahap proses ini diawali dengan Redaktur melihat isu yang

sedang terjadi di lapangan. Setelah mengamati isu yang yang berkembang

 

Page 126: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

113

di masyarakat, tahapan dilanjutkan dengan rapat redaksi, untuk membahas

dan mengungkap isu apa yang menarik. Hasil rapat menentukan isu apa

yang akan diangkat. Tahap terakhir kemudian melakukan pencarian

informasi dengan mendistribusikan penugasan liputan kepada reporter.

Seperti yang dijelaskan oleh Agung Laksono selaku redaktur

Republika.co.id:

“Sebenarnya sama dengan penerbitan di Republika korannya yah, di mana mereka pun punya team redaksi pula. Di mana kita mempunyai beberapa kanal dari rubrik yang sudah ada, di mana setiap kanal di isi oleh beberapa redaktur untuk mengawali setiap isu, di mana dilihat dan kaji terlebih dahulu mana nih yang sekiranya menarik dan melalui diskusi dan yang lainnya, setelah itu baru kita distribusikan ke reporter kita kemudian kita distribusikan juga ke news room tadi.”42 Republika.co.id menggunakan sistem newsroom, yaitu sistem di mana

para wartawan atau reporter Republika.co.id membuat berita kemudian

dikirim ke newsroom yang kemudian akan dipublikasikan secara luas untuk

para pembacanya.43

Jika melihat visi Republika.co.id, mereka memiliki prinsip yakni

menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan

Rahmatan Lil Alamin. Dalam mengusung objektivitas suatu berita

wartawan Republika.co.id menghadirkan narasumber dari berbagai

kalangan. Artinya, Republika.co.id tidak hanya menampilkan narasumber

42 Wawancara Pribadi dengan Agung Laksono, Jakarta, 22 Februari 2015. 43 Devi Yuliana, “Konstruksi Radikalisme di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan ISIS

di Republika.co.id dan SuaraIslam.com),” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2016), h. 95-97.

 

Page 127: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

114

yang sepaham ideologi, karena pada dasarnya Republika.co.id setuju pada

konsep Islam Nusantara yang cocok dan bisa menjadi ciri khas Islam di

Indonesia. Seperti yang ditambahkan Agung bahwa Republika.co.id

memiliki ideologi Pancasila dan Islam Nasionalis.44

Jadi secara kognisi sosial terlihat jelas bahwa wartawan

Republika.co.id memiliki motivasi kognisi sosial yang kuat dalam bentuk

penerimaan konsep Islam Nusantara yang sangat dekat dengan kultur-kultur

lokal yang ada di Indonesia. Serta menjalin perdamaian terhadap kelompok

agama lain. Karena Islam Nusantara sangat mampu hadir berdampingan

dengan agama-agama lain yang ada di Indonesia. Bahkan Ulil juga

mengatakan dekat dengan Katolik, persamaannya adalah dari segi kuatnya

aspek tradisi dan kultur lokal.

“Ini kan perihal pendapatnya Mas Ulil kan yah, iya cukup menarik memang, dan kita mengemas pemberitaan tersebut pun sama sesuai apa yang ditanggapi oleh Mas Ulil, walau akhirnya publik sendiri yang menilai. Yah kita kan berada di negeri demokrasi, jadi sah sah saja tentang pendapat publik bagaimana pun juga. Dan perihal tanggapan Mas Ulil yang mengatakan Islam Nusantara pararel dengan katolik yah sah sah saja juga. Nggak ada yang salah, karena itu pendapatnya Mas Ulil, tapi memang kembali lagi pada pembaca bagaimana melihatnya. Memang hal ini sangat sensitif sekali memang, cuma akhirnya Aku berpikir bahwa pembaca-pembaca kita juga sudah cerdas dan kritis yah, tanpa perlu kita arahkan juga pembaca sudah tahu.”45 Republika.co.id terlihat pro dalam menyuarakan Islam Nusantara

meski disampaikan dari perdebatan di dunia maya antara Ulil yang terkenal

44 Wawancara Pribadi dengan Agung Laksono, Jakarta, 22 Februari 2015. 45 Wawancara Pribadi dengan Agung Laksono, Jakarta, 22 Februari 2015.

 

Page 128: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

115

kontroversial dengan pengikut-pengikutnya di Twitter. Republika.co.id

juga menyerahkan sepenuhnya pada pembacanya, serta bersandar kepada

narasumber dari sebuah artikel beritanya, dengan kata lain melepaskan

tanggung jawab kepada narasumber dan intepretasi pembacanya.

2. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Mediaindonesia.com

Berdasarkan pemberitaan oleh Mediaindonesia.com mengenai Islam

Nusantara yang bertajuk “Azyumardi: Islam Nusantara Valid dan

Akomodatif,” Mediaindonesia.com ingin menyampaikan bahwa Islam

Nusantara adanya adalah valid. Islam Nusantara ini bisa berkembang kuat

dan menjadi ciri khas Islam di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, banyak sekali ormas-ormas Islam moderat yang

turut memperkuat penerapan Islam Nusantara. Menurut Azyumardi Azra,

sebagian besar organisasi massa atau ormas Islam di Indonesia menjadi pilar

utama penyokong Islam yang moderat dan toleran. Apalagi Islam di

Indonesia dikatakan oleh Azyumardi Azra sebagai Islam yang berbunga-

bunga atau flowering Islam karena akomodatif dengan Islam lokal.

Melihat produksi teks yang dihasilkan oleh Mediaindonesia.com,

perlu menarik garis mundur tentang sejarah hadirnya Editorial Media

Indonesia dilatarbelakangi oleh keterkungkungan pada masa Orde Baru.

Proses menjadi Editorial Media Indonesia hingga menjadi sekarang ini

mengalami fase-fase perjalanan dan merupakan metamorfosis dari rubrik

 

Page 129: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

116

Selamat Pagi di koran Prioritas. Semangat perjuangannya tetap sama,

melawan bahasa yang melingkar-lingkar. Di sinilah berita-berita

Mediaindonesia.com diperhitungkan oleh publik, dilihat dari aspek

kebahasaannya yang lugas, berani, dan terus terang dalam mengkritisi

realitas ang terjadi di lapangan, melihat rujukan dari koran Media Indonesia.

Gairah penulisannya lebih kepada politik, sesekali kepada ekonomi, sosial,

pendidikan, dan kebudayaan. Seperti yang ditekankan oleh Usman Kasong

selaku Direktur Pemberitaan Media Indonesia:

“Kalau untuk di Online, di mana di portal media online kita kurang lebih sama dengan pemberitaan kita di media cetaknya. Jadi ada dua mekanisme proses produksi sebuah berita. Yang pertama ialah memang berita-berita yang sudah terencanakan dan kita design dan ada juga berita-berita yang spontan. Dan kalau dalam konteks Islam Nusantara itu ialah dalam konteks pemberitaan yang sudah terencana, diskusinya ada pada pemberitaan media cetaknya, di mana kita menugaskan reporter untuk melakukan wawancara, baik via telepon maupun bertemu langsung, tergantung kebutuhan pemberitaan harus cepat publik atau tidak. Nah dari situ kemudian reporter akan memasukan tulisannya ke system GPRS, GPRS itu seperti wadah/tempat pengiriman berita semuanya kesitu, untuk kepanjangan dari GPRS saya lupa. Pokoknya itu sebuah sistem. Dan kemudian online bisa saja mengambil dari situ langsung dan yang menugaskan dari cetak, tapi online bisa menggambil langsung dan langsung Ia tayangkan, namun kalau cetak lebih komplit, dan si online juga akan mengambil lagi secara otomatis setelah MI cetak terbit, di mana yang tayang di cetak akan tayang kembali di online. Contohnya seperti ini, online keluar dengan sudah di program sedemikian rupa berita itu akan muncul pada waktu yang sudah di tentukan, dan si online bisa memuat berita tersebut dua kali, yang pertama di saat berita di tulis dan di kirim dan kemudian besoknya ambil dari cetak. Kira-kira prosesnya seperti itu jadi sangat kecil kemungkinan akan berbedanya antara cetak dan online.”46

46 Wawancara Pribadi dengan Usman Kasong, Jakarta, 25 Februari 2015.

 

Page 130: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

117

Tema pemberitaan Mediaindonesia.com muncul berdasarkan hasil

koordinasi tim penulis editorial, dengan menyepakati batasan-batasan

penulisan yang harus dihindari, sekiranya memiliki sensitivitas tinggi

(SARA, pribadi, kredibilitas negara, dan menyinggung merah putih) harus

dihindari. Sirkulasi penulisannya secara bergilir, sesuai bidangnya masing-

masing dan tentu saja menyesuaikan tema yang sudah disepakati oleh tim.

Pemberitaan Mediaindonesia.com ditulis berdasarkan fakta yang terjadi di

lapangan. Pemberitaan Mediaindonesia.com sebagai bentuk kritisme

sebuah institusi media massa nasional, mampu menyajikan penulisan

dengan bahasa yang terus terang, berani, dan tegas; baik kritisme yang

disajikan secara personal maupun institusional kepada publik. Pemberitaan

Mediaindonesia.com memiliki karakter yang berani mengolah dan

memainkan bahasa dalam dalam penulisannya. Editor bahasa hanya

melakukan koreksian dalam pada penulisan tiap kata, kalimat, dan paragraf

saja. Tanpa bermaksud mengabaikan kaidah bahasa jurnalistik beserta etika

bahasanya, Editorial Media Indonesia akhirnya menemukan formula

kebahasaan yang menjadi standarisasi dalam penulisannya.47

Sehingga otoritas tertinggi dalam struktur keredaksian ada pada

pemimpin redaksi (pemred). Selain memiliki tanggung jawab yang besar,

pemred memiliki hak untuk mengubah isi penulisan.

47 Nurrina Desiani, “Analisis Wacana Bahasa Jurnalistik Rubrik Editorial Media Indonesia

Edisi Desember 2000,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011), h. 67-73.

 

Page 131: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

118

Pemilihan untuk menyoroti Islam Nusantara disebabkan pada

perdebatan mengenai Islam Nusantara itu sendiri yang dapat menyebabkan

perpecahan di antara umat Islam. Maka, mereka merasa perlu untuk

meluruskan pandangan, dengan menyandarkan pendapatnya kepada

pendapat-pendapat ahli di dalam bidangnya seperti Guru Besar UIN Jakarta,

Azyumardi Azra dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang jelas

mumpuni untuk berpendapat mengenai permasalan Islam Nusantara ini.

Seperti yang ditekankan oleh Usman Kasong:

“Kan, kalau dari si narasumber di lihat dari beberapa hal, yang pertama relevansi di mana seorang narasumber relevan atau tidak untuk diwawancarai terkait satu isu. Yang kedua, soal kredibilitas dia, baik kredibilitas keilmuan, profesi dan keorganisasian untuk diwawancarai isu tersebut. Yang ketiga memang narasumber yang kita anggap berintegritas, diamana dia di mata publik sebagai figur yang positif. Tiga kriteria tersebut menjadi hal yang kita pertimbangkan, yang lain lagi yakni yang ke empat ini bisa kita diskusikan panjang lebar pada saat ingin mewawancarai narasumber, yakni di saat kita melihat ada seseorang yang memang sudah sering kita wawancarai dan kita munculkan sosok baru atau seorang intelektual baru. Kurang lebih seperti itu.”48 Sehingga perdamaian akan tetap tercipta di bumi Indonesia ini.

Dengan tagline “Jujur Bersuara”, Media Indonesia terus berupaya

menampilkan berita-berita aktual untuk memenuhi kebutuhan informasi

para pembacanya. Visi untuk membangun sebuah harian independen serta

menatap hari esok yang lebih baik tetap tidak berubah. Seperti yang

dikatakan oleh Usman Kasong:

“Untuk hal itu sangat kecil kemungkinan terjadinya perbedaan

48 Wawancara Pribadi dengan Usman Kasong, Jakarta, 25 Februari 2015.

 

Page 132: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

119

ideologi wartawan dengan ideologi perusahaan, karena diawal sebelum ia menjadi wartawan kan sudah kita berikan training tentang begini loh ideologi media Indonesia, sudah kami ajarkan dan beri tahu gaya jurnalisme kita seperti apa. Jadi sebenarnya kemungkinan itu akan tetap ada tapi persentasenya kecil. Oke lah seandaikan dia (wartawan tersebut) memiliki ideologi yang berbeda dengan perusahaan, kan ada redaktur yang menjadi filter dalam setiap pemberitaan yang masuk. Jadi redakturlah yang melihat pemberitaan yang masuk sesuai atau tidak dengan ideologi kita. Dan yang terakhir ada editor dia kan menduduki profesi redaktur melalui proses, kita lihat juga ideologinya seperti apa dan sudah kita tes psikotes. Jadi dua hal tersebut lah yang menghalau hal tersebut, yang pertama melalu training dan yang kedua adanya redaktur. Dan seharusnya setiap wartawan yang sudah masuk ke dalam perusahaan bisa melebur dan mengikuti ideologi yang dipahami oleh perusahaan. Kalau trainingnya bagus dia bisa memahami apa yang diberikan di training, editor tidak usah repot-repot karena dia sudah memahaminya. Jadi faktor terpenting bukan editornya tapi ke berhasilan pada saat training tersebut, menanamkan nilai-nilai value perusahaan, nilai-nilai ideologi perusuhaan.”49 Dari penjelasan tersebut pemberitaan yang dilakukan oleh Media

Indonesia sudah ada persamaan ideologi antara wartawan dan perusahaan,

sehingga ada kontrol penuh dari perusahaan terhadap pemberitaan yang

dilakukan, termasuk mengenai Islam Nusantara ini. Pembentukan ideologi

ini dilakukan dengan melakukan pelatihan kepada wartawannya, dan pintu

gerbang terakhir berada di tangan redaktur yang ideologinya tentu sejalan

dengan perusahaan.

C. Analisis Konteks Sosial Pemberitaan Islam Nusantara pada

Republika.co.id dan Mediaindonesia.com

Pemberitaan mengenai Islam Nusantara baik di Republika.co.id dan

49 Wawancara Pribadi dengan Usman Kasong, Jakarta, 25 Februari 2015.

 

Page 133: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

120

Mediaindonesia.com berbicara kepada ciri khas yang menempel pada

kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Islam Nusantara dikatakan mampu

masuk ke dalam sendi-sendi kebudayaan yang beragam itu, sehingga bisa

meminimalisir perpecahan. Sayangnya, esensi itu tidak ditangkap oleh banyak

orang dan masih menuai perdebatan. Apalagi yang menyuarakan adalah Ulil

yang merupakan pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) yang kontroversial. Islam

Nusantara sendiri dianggap liberal oleh sebagian orang karenanya,bahkan tak

jarang ada yang sampai menyesatkan perihal gagasan Islam Nusantara tersebut.

Sedang Muhammadiyah juga memiliki Islam berkemajuan.

Muhammadiyah membawa tema “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia

Berkemajuan”. Melalui tema tersebut, kedua ormas yang kerap dianggap

representasi mayoritas Muslim Indonesia itu menawarkan konsep Islam

tersendiri. NU mengusung gagasan “Islam Nusantara”, sedangkan

Muhammadiyah menawarkan gagasan “Islam Berkemajuan”. Lantas, di mana

letak persamaan dan perbedaan kedua konsep?

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menjelaskan, Islam

memiliki watak universal atau Rahmatan lil alamin. Karakter universalitas itu

harus dikuatkan, tanpa harus meninggalkan yang partikuler atau lokalitas. Islam

Indonesia tidak cukup memiliki infrastruktur untuk mencapai kemajuan,

sehingga mudah terkalahkan kelompok lain. Islam Indonesia, menurut Din,

adalah kelompok mayoritas dengan mental minoritas. Ini harus diubah dengan

visi berkemajuan. Visi berkemajuan harus diterjemahkan dalam berbagai

 

Page 134: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

121

sektor, dengan proses manajemen yang modern dan baik. Inilah yang bisa

memajukan Indonesia.

Islam berkemajuan berjalan beriringan dengan konsep negara Indonesia,

dengan penggambaran cita-cita “memajukan kesejahteraan umum” dan

“mencerdaskan kehidupan bangsa”, sebagaimana tertuang dalam pembukaan

UUD 1945, adalah hal-hal yang dicita-citakan oleh Islam berkemajuan.50

Namun, nama Islam Nusantara lebih sering terdengar di telinga publik.

Menurut Ulil, tidak ikut perdebatan mengenai Islam Nusantara karena hal ini

merupakan hasil diskusi dikalangan NU yang dulu menyiapkan muktamar di

Jombang. Jadi, dirinya sendiri tidak tahu persis apa yang mereka maksud

dengan Islam Nusantara.

“Saya tidak tahu persis apa yang mereka maksud dengan Islam Nusantara. Kalau saya menduga-duga dari jauh istilah untuk menamai satu madzhab keIslaman yang khas di daerah nusantara, di daerah Indonesia, Malaysia, Brunei, Filiphina, dan Thailand Selatan di kawasan nusantara. Karena disebut dengan nusantara adalah Indonesia dan beberapa negara di sekitarnya. Kalau saya mendengarkan Prof. Azyumardi Azra tidak setuju dengan istilah Islam Nusantara karena nusantara itu terlalu luas dari kategori geografis. Lebih tepatnya disebut dengan Islam Indonesia. Karena Islam Indonesia dan Malaysia itu berbeda wataknya.”51

Islam di Indonesia itu jauh lebih terbuka sebagai mazhab pemikiran

sementara. Melihat Islam di Malaysia, walaupun masih dalam kawasan

nusantara juga jauh lebih eksklusif watak pemikirannya. Ulil yang sependapat

50 “Isi Gagasan ‘Islam Berkemajuan’ Muhammadiyah,” diakses pada 17 September 2017 dari

http://www.Republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islam-nusantara/15/07/27/ns5hhf313-isi-gagasan-Islam-berkemajuan-muhammadiyah

51 Wawancara Pribadi dengan Ulil Abshor Abdalah, Jakarta, 1 Februari 2015.

 

Page 135: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

122

dengan Azyumardi Azra lebih setuju dikatakan Islam Indonesia itu lebih

mencirikan khas Indonesia.

Menurut Ulil, tentang Islam Nusantara yang dirumuskan oleh teman-

teman NU adalah Islam yang berkembang secara geografis. Islam berkembang

di kawasan nusantara yang ciri-ciri pokoknya antara lain toleran, dan

mengakomodasi kultur-kultur setempat. Merujuk istilah dalam Katolik disebut

dengan akulturasi (agama yang bisa bersinergi atau bersimbiosis dengan

kebudayaan-kebudayaan lokal yang masih bisa diterima dalam kerangka

agama). Kalau tidak bisa berarti ditolak.

Menurut Ulil, salah satu dimensi yang sangat penting dalam

pengamatannya tentang Islam Nusantara yaitu secara sadar Islam ini membuat

garis batas antara Islam Nusantara dengan Islam Timur Tengah. Itu dimensi

yang kuat sekali, semacam istilah yang dipakai sebagai penolakan terhadap

Islam model Arab tidak sesuai dengan kondisi Indonesia.52

Selain itu, pencetusan Islam Nusantara itu tidak sembarangan, karena

tetap terdapat kiai di belakangnya. Seperti yang dikatakan Ulil:

“NU ada kecenderungan menghormati otoritas kiai yang cukup besar. Otoritas yang personal jadi rujukan umat untuk menghormati. Hal yang serupa dengan Katolik, hubungan dengan umatnya itu personal. Umat itu lebih menghormati kiai dibandingkan dengan organisasi kiai. Jadi kiai itu sangat penting karena hubungan umat dan kiai sangat dekat, hal seperti ini pun dijumpai di Katolik.”53

Adapun Protestan ada keserupaan dengan Muhammadiyah yaitu dari segi

52 Wawancara Pribadi dengan Ulil Abshor Abdalah, Jakarta, 1 Februari 2015. 53 Wawancara Pribadi dengan Ulil Abshor Abdalah, Jakarta, 1 Februari 2015.

 

Page 136: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

123

mengajak orang lain kembali ke kitab suci dan hal ini pun juga dijumpai dalam

dakwah Muhammadiyah yang kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnahnya.

Yang menarik dari Protestanisme dalam hal mengajak kearah fundamentalisme

(Istilah ini muncul di Protestan). Jadi gerakan-gerakan yang mengajak umat

kembali kepada Al-Qur’an dan sunah itu sebagian melahirkan tren

fundamentalis. Karena ketika orang kembali pada Al-Qur’an dan sunnah tanpa

melalui pertolongan tradisi keulamaan membuat orang seenaknya memahami

kitab suci. Dan jiplakan fundamentalis sangat besar dalam cara berfikir.

Dalam Protestan, setelah orang diajak kembali kepada kitab suci tanpa

memperhatikan tradisi penafsiran baik secara undangan semacam itu. Pada

akhirnya dalam sejarah Protestan melahirkan juga kecenderungan

fundamentalisme, juga cenderung liberal. Jadi, teologi liberal itu, dalam

protestan dan teologi fundamentalisme juga muncul di Protestan.54

Gerakan kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah juga melahirkan tren liberal

seperti pada Abduh55 dan orang-orang rasionalis mewarisi semangat tetapi juga

melahirkan gerakan salafi. Jadi, itu semacam gerakan ironi yang kembali pada

Al-Quran dan Sunnah yang menghasilkan madzhab liberal tetapi juga mahzab

yang salafi yang sangat keras. Dari sisi awal sudah diwarisi serta dicerminkan

54 Wawancara Pribadi dengan Ulil Abshor Abdalah, Jakarta, 1 Februari 2015. 55 Muhammad Abduh lahir di Delta Nil (kini wilayah Mesir), 1849 – meninggal di Iskandariyah

(kini wilayah Mesir), 11 Juli 1905 pada umur 55/56 tahun) adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin al-Afghani, seorang filsuf dan pembaru yang mengusung gerakan Pan Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika. (Wikipedia.org).

 

Page 137: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

124

dalam gerakan Al-Quran dan Sunnah di dunia modern.

Sosok Abduh dianggap sebagai teologi mu’tazilah karena pendekatan

rasional dan muridnya Rasyid Ridho cenderung kepada cara berfikir yang salafi

wahabi meskipun tidak persis sama. Ridho itu jauh lebih penuh warna tetapi

kecenderungan Rasyid Ridho memang agak sedikit cenderung pada salafi

ketimbang gurunya Abduh. Jadi ini memang dalam Kristen juga sama gerakan

kembali kepada free will yang melahirkan teori liberal. Karena itu ada teologi

liberal dalam Kristen pada abad 19 dan melahirkan fundamentalis.

Menurut Zastrow Al Ngatawi, seorang Tokoh Muda NU, Islam Nusantara

merupakan cara orang nusantara memahami ajaran-ajaran Islam, tentunya juga

tata cara pengamalannya.

“Jadi kalau saya melihat Islam Nusantara itu tentang bagaimana cara orang nusantara memahami, mengamalkan dan mengajarkan ajaran-ajaran Islam yang ada di bumi nusantara ini. Di mana memiliki sebuah karakteristik yang spesifik di bandingkan dengan karakter muslim lain di dunia. Maka karakterisktik ini bukan beadara pada ajarannya tetapi pada ekspresi budaya, dekonstruksi sosial yang di timbulkan dari konsekuensi cara mengamalkan serta memahami Islam itu sendiri, jadi itulah tentang Islam Nusantara itu. Dia tidak membuat ajaran baru, dia tidak membuat tatanan syariat yang baru, akan tetapi justru menjaga dan memelihara otentisitas syariat formal dan mengembangkan dalam bentuk ritus-ritus non-formal yang bisa di terima oleh ketentuan syariat itu sendiri. Intinya cara memahami, mengajarka dan mengamalkan Islam yang dilakukan masyarakat Nusantara.”56

Zastrow sendiri melihat Islam Nusantara memiliki 4 ciri sebagai berikut:57

1. Lebih mengutamakan wisdom daripada tuntutan-tuntutan legal formal

56 Wawancara Pribadi dengan Ulil Abshor Abdalla, Jakarta, 1 Februari 2015. 57 Wawancara Pribadi dengan Zastrow Al Ngatawi, Jakarta, 1 Februari 2015.

 

Page 138: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

125

syariat

Syariat itu memang diformalkan dan bisa dijalankan. Tidak perlu secara

berlebihan untuk menjaga orang lain yang berbeda. Hal ini terlihat sejak

zaman wali songo, sebagai contoh ibadah formal yaitu rukun Islam).

Menjalankannya tidak harus ganggu yang lain, tidak harus dengan

ketentuan formal yang ditetapkan dengan undang-undang bentuk negera

dan lain sebagainya yang penting bisa menjalankan itu dan terus dijalankan

oleh umat Islam Indonesia.

2. Menggunakan mahzab dalam memahami ajaran Islam terutama Al-Quran

dan Hadits

Jadi dalam menerapkan dan memahami Al-Quran dan Hadits, dia tidak

langsung merujuk pada Al-Quran dan Hadits tetapi menggunakan madzhab

yang dalil ulama-ulama sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya

menjaga dan melindungi otenisitas Al-Quran. Selain itu, diperlukan

madzhab yang merujuk pada ulama-ulama yang dianggap ahli dibidangnya

dalam memahami Al-Quran dan hadits. Jadi di samping untuk menjaga

kemurniannya alquran dan hadits, kedua adalah untuk menajaga kualifikasi

keilmuan, standar moral keilmuan supaya bisa terjaga. karna tidak semua

orang bisa merujuk pada Al-Quran dan hadits.

Sebagai Islam Nusantara memahami Al-Quran dan hadits ada

metodologinya. Ada caranya yang tidak semua orang bisa hanya orang

tertentu. Tidak langsung kembali kepada Al-Quran dan hadits tanpa punya

 

Page 139: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

126

ilmunya dan caranya. Maka menggunakan madzhab dalam memahami

alquran dan hadits. Madzhabnya baik madzhab qaulan maupun man hajjah.

Jadi bermadzhabnya secara metodologis maupun secara qauli atau produk

pemikiran. Ada yang ikut produk pemikiran syafi’i atau madzhab empat

atau siapapun yang dia ikuti produk pemikiran. Ada yang mengikuti

metodologinya berpikirnya, metodologi pengambilannya.

3. Keilmuan keIslamannya itu harus ada sanadnya

Memiliki sanad keilmuan yang jelas yang bisa dilacak. Jadi tidak bisa

sembarangan. Seandainya orang awam ikut pun, yang diikuti orang yang

memiliki sanad keilmuannya yang jelas sehingga untuk menjaga moralitas

dan kualitas pemikiran dan pemahaman. Nusantara lebih hati-hati dalam

berIslam, tidak semerawut seenaknya sendiri.

4. Menggunakan tradisi dan budaya

Sebagai instrumen dan infrastruktur dalam mengajarkan dan

menyosialisasikan ajaran Islam, empat ciri utama dari Islam Nusantara ini

adalah diferensiasi. Di tempat lain mungkin orang Islamnya bermadzhab

tapi perilakunya tidak memperdebatkan wisdom, seperti di Afganistan. Di

Afganistan bermadzhab tetapi dia lebih mengutamakan legal formal. Empat

karakteristik tadi menjadi differesial yang kuat terhadap yang fokus

utamanya adalah wisdom, menggunakan tradisi dan budaya sehingga dia

menjadi ramah budaya menjadi sangat respek terhadap budaya. Berikan

ruang kreasi dalam beragama /kreasi kebudayaan.

 

Page 140: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

127

Menurut Zastrow, untuk ajarannya outentik tetapi ekspresi religiusnya,

ekspresi kulturalnya yang berbeda. Kalau kebudayaan harus dinamis. Zaman

wali songo yang kental ekpresinya adalah kejawen, seperti

mengekspresikannya lewat wayang, ekspresi kosmopoli (ranah demokrasi,

ranah HAM dengan memunculkan ekspresi kebudayaan yang berbeda). Tetapi

ajarannya tetap. Dengan cara ini justru Islam bisa dibuktikan dengan shohelibul

Zaman, menjadi relevan sembarang waktu, dan di manapun.58

Dari pemaparan mengenai Islam Nusantara, pemberitaan di

Republika.com memaparkan pernyataan Ulil . Dalam hal ini, Republika seakan

memberikan sudut pandang yang menyudurtkan esensi dari Islam Nusantara.

Bila dibandingkan dengan pemberitaan Islam Nusantara yang di paparkan oleh

Mediaindonesia.com, walau sama-sama mengutip pendapatnya Ulil, namun

dari segi pemberitaan Mediaindonesia.com yang berani menyebutkan nilai

Islam Nusantara yang memang pas terhadap kondisi keberagamana Islam di

Indonesia. "Terus terang Islam Nusantara merupakan counter terhadap

kelompok Wahabi karena berlawanan misalnya antiziarah kubur sedangkan

NU sebaliknya,". Selain itu dalam segi latar belakang narasumber pun dapat di

nilai sendiri anatar pemberitaan Republika.co.id yang menyebutkan latar

belakang Ulil sebagai pendiri jaringan Islam Liberal (JIL), tendensius terhadap

JIL memang sedikit negative di kalangan masyarakat, di tambah lagi dengan di

tegaskannya bahwa perilaku aktivis JIL yang sering berdebat di lini masyarakat

58 Wawancara Pribadi dengan Zastrow Al Ngatawi, Jakarta, 1 Februari 2015.

 

Page 141: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

128

dan sering membuat kontrofersial. Ulil yang kerap berdebat di lini masa

mendapat serangan dari salah satu pengikutnya yang lain, yang menilai

alumnus Universitas Harvard tersebut terkesan sesukanya menafsirkan ajaran

Alquran. Dia dengan enteng menjawab bahwa Alquran itu isinya hasil

pendapat para pengarang. "90% Quran yg ada dlm sejarah Islam memamakai

pendapatnya pengarang. Kalau ngga pake pendapat, ya ndak bisa.". di lihat

dari pemberitaan republika tersebut, seolah-olah menggiring wacana pembaca

bahwa Islam Nusantara bersinergi dengan aktivis JIl, bagi khalayak yang

memilikin pandangan negative terhadap JIL maka akan sedikit berpandangan

negative terhadap konsepsi Islam Nusantara, karena di bela pula oleh tokoh

kontroversial seperti Ulil yang notabene sebagai pendiri JIL, meski begitu

sebetulnya sah-sah saja, sesuai dengan yang di paparkan oleh redaktur

Republika.co.id yang mengatakan “Ini kan perihal pendapatnya Mas Ulil kan

yah, iya cukup menarik memang, dan kita mengemas pemberitaan tersebut pun

sama sesuai apa yang ditanggapi oleh Mas Ulil, walau akhirnya publik sendiri

yang menilai”, dalam statement tersebut sebetulnya Republika.co.id bersifat

normative saja dalam memberitakan hal tersebut. Berbeda dengan pemberitaan

yang di muat oleh Mediaindonesia.com yang melatarbelakangi Ulil sebagai

tokoh intlektual muda NU, selain itu kematangan pemberitaan

Mediaindonesia.com lebih baik, dengan cara menyandingkan pernyataan Ulil

sebagai intlektual muda NU dengan Fahmi Salim sebagai intlektual muda

Muhammadiyah. Disini pula dapat di simpulkan bahwa adanya sebuah

 

Page 142: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

129

sinergitas yang berusaha di sajikan oleh Mediaindonesia.com dan memperkaya

wawasan tentang makna Islam Nusantara dengan cara membandingkan

pendapat dari beberapa narasumber. Berbeda dengan pemberitaan republika

yang cenderung hanya mencari sensasi saja, dan hal ini pun di amini oleh Ulil

saat sesi wawancara. Namun bagaimana pun semua pemberitaan baik yang di

muat oleh Republika.co.id maupun Mediaindonesia.com sama-sama memilki

ke khasannya tersendiri dalam menyajikan pemberitaan sesuai dengan ideologi

dan system yang di terapkan oleh media itu sendiri.

 

Page 143: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

130

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data yang telah diuraikan oleh penulis pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bab penutup ini penulis dapat menarik kesimpulan dari

rumusan masalah yang ditulis pada bab pertama. Kesimpulan analisis wacana

Islam Nusantara pada pemberitaan di Republika.co.id dan Mediaindonesia.com

adalah sebagai berikut:

1. Struktur Teks

a. Teks ini mampu memaparkan dari segi semantik atau makna yang

ditekankan, seperti pendeskripsian latar, detil, dan maksud secara

keseluruhan teks dengan cukup baik.

b. Dalam pemilihan kata atau leksikon, penulis menggunakan kata-kata

yang menunjukkan sikap tertentu. Seperti penggunaan kata tindak-

tanduk dan serangan pada Republika.co.id, serta penggunaan kata

doktrin, praxis, valid, berbunga, akomodatif, kohesi,

menganakemaskan, menganaktirikan pada Mediaindonesia.com.

c. Dari keseluruhan struktur teks yang memberitakan mengenai Islam

Nusantara, penulis berita lebih banyak menyandarkan kepada

narasumber berita. Namun, informasi yang disampaikan oleh penulis

berita masih ada yang belum benar, seperti Ulil Abshar Abdalla adalah

 

Page 144: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

131

seorang alumni Uiversitas Harvard yang nyatanya Ulil tidak

menyelesaikan studinya di sana. Isi tulisan terkesan kejar tayang terlihat

dari kuantitas berita yang hanya sedikit paragraph, serta informasi yang

belum jelas latar belakangnya.

2. Kognisi Sosial

Berdasarkan teks berita baik di Republika.co.id maupun

Mediaindonesia.com, mereka memosisikan diri sebagai pendukung Islam

Nusantara. Teks berita tidak semata-mata hasil produksi penulisnya saja,

namun telah melalui tahapan produksi. Pada Republika.co.id, produksi

berita di memiliki tiga tahapan untuk memproduksi sebuah berita sebelum

akhirnya diterbitkan, yaitu redaktur yang melihat sebuah isu tertentu, lalu

rapat redaksi untuk mengungkap isu apa yang menarik, dan yang terakhir

pencarian informasi oleh reporter. Sedangkan pada Mediaindonesia.com,

berawal dari tim editorial Media Indonesia, dilanjutkan ke editor Bahasa,

dan berakhir di pemimpin redaksi yang memiliki otoritas tertinggi untuk

mengubah isi teks.

Pemilihan isu, ketika tahun 2015, Islam Nusantara oleh keduanya

didasarkan pada perdebatan mengenai Islam Nusantara itu sendiri yang

dapat menyebabkan perpecahan di antara umat Islam. Maka itu mereka

ingin memberi wawasan tentang Islam Nusantara dan mengambil

narasumber yang kredibel di bidang keIslaman, seperti Ulil Abshar Abdalla,

Prof. Azyumardi Azra, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

 

Page 145: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

132

3. Konteks Sosial

Menurut narasumber baik Ulil Abshar Abdalla dan Prof. Azyumardi

Azra, Islam Nusantara cocok untuk umat Muslim di Indonesia, karena Islam

Nusantara adalah Islam yang sangat menekankan pada kultur atau

budayanya. Selain itu, Islam Nusantara memiliki ciri-ciri pokok yang antara

lain toleran, dan mengakomodasi kultur-kultur setempat. Di dalam istilah

dalam Katolik disebut dengan akulturasi (agama yang bisa bersinergi atau

bersimbiosis dengan kebudayaan-kebudayaan lokal yang masih bisa

diterima dalam kerangka agama. Islam Nusantara itu sendiri memiliki

empat ciri, yaitu: (1) Lebih mengutamakan wisdom daripada tuntutan-

tuntutan legal formal syariat; (2) Menggunakan madzhab dalam memahami

ajaran Islam terutama Al-Quran dan Hadits; (3) Keilmuan keIslamannya itu

harus ada sanadnya; dan (4) Menggunakan tradisi dan budaya.

B. Saran

Islam merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin yang berarti Islam

merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam

semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Allah

tegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, “Dan tidaklah engkau (Muhammad)

diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. al-

Anbiya: 107). Sehingga, pada pelaksanaan beragama haruslah bermanfaat bagi

banyak pihak, terutama kepada manusia lain. Islam Nusantara memang

dikaitkan dengan Islam Liberal, namun jika menilisik jauh ke dalam,

 

Page 146: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

133

pelaksanaan Islam Nusantara sebenarnya tidak melenceng dari syari’at. Hal ini

hanya pelaksanaannya lebih berwarna saja karena dikuatkan pada kultur

keindonesiaan yang menjadi ciri khasnya, yang nantinya akan mudah ditangkap

oleh orang yang sebelumnya jauh dari agama karena terasa dekat dengan

mereka, tanpa menghilangkan esensi Islam itu sendiri. Seperti seorang anak

yang belajar berhitung dengan angka berwarna, mereka akan lebih mudah untuk

memahami dan menangkap informasinya, dan ketika besar mereka tidak

kehilangan esensi dari berhitung. Berpandangan perlu, namun yang terpenting

adalah mengetahuinya dahulu baru berpendapat mengenai segala sesuatu,

pelajari dulu, cari informasinya secara lengkap, jangan sepotong, baru

berpendapat.

 

Page 147: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

134

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Akhmad Sahal, Munawir Aziz. ISLAM NUSANTARA Dari Ushul Fiqh Hingga

Paham Kebangsaan. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2015.

Barker, Chris. Cultural Studies. Jogjakarta: Benteng, 2005.

Birowo, M. Antonius. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali,

2004.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006.

Dean, Michael. Critical and Effective Histories: Foucault’s Methods and Historical

Sociology, hasil teks reading atau terjemahan bebas. London: Routledge,

1994.

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis,

2012.

Fadhlullah, Muhammad Husein. Metodologi Dakwah Dalam Alquran, Pegangan

Bagi Para Aktivis. Jakarta: PT Lentera Basritama, 1997.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Ismail, Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: Penamadani, 2006.

Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Listiano Santoso dkk. Epistimologi Kiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007.

Lull, James. Media Komunikasi Kebudayaan, Suatu Pendekatan Global,

Terjemahan. A. Setiawan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998.

 

Page 148: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

135

Masykur, Musa Ali. Membumikan Islam Nusantara respon Islam Terhadap Isu-Isu

Aktual. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2014.

Mulyana. Teori Metode, Aplikasi Dan Prinsip-prinsip Analisis Wacana.

Yogyakarta: Tiana Wacana, 2005.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Teun Van Dijk. Aims of Critical Discourse Analysis, Vol 1. Japan Discourse, 1995.

_______. News as Discourse. Amsterdam: University of Amsterdam, 1988.

Ruslan, Rosyadi. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Sanusi, Ahmad. Agama di tengah Kemiskinan. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,

1999.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006.

Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan

Praktis Jurnalis Profesional. Cetakan keempat. Bandung. Simbiosa

Rekatama Media, 2011.

Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Turner, Lynn H. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit

Salemba Huomanika, 2008.

Vivian, Jhon. Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana, 2008.

Skripsi

Devi Yuliana, “Konstruksi Radikalisme di Media Islam (Analisis Wacana

 

Page 149: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

136

Pemberitaan ISIS di Republika.co.id dan SuaraIslam.com),” (Skripsi S1

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2016), h. 95-97.

Nurrina Desiani, “Analisis Wacana Bahasa Jurnalistik Rubrik Editorial Media

Indonesia Edisi Desember 2000,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011), h. 67-73.

Website

Oppa Jappy, “Makna Praxis,” diakses pada 3 Mei 2018 dari

https://www.kompasiana.com/opajappy/makna-

praxis_552c06dd6ea834bb288b456d

“Islam Nusantara”, diakses pada 2 Agustus 2018 di

http://www.Republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islam-

nusantara/15/08/02/nsfm31334-kiai-said-Islam-nusantara-untuk-indonesia

“Isi Gagasan ‘Islam Berkemajuan’ Muhammadiyah,” diakses pada 17 September

2017 dari http://www.Republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islam-

nusantara/15/07/27/ns5hhf313-isi-gagasan-Islam-berkemajuan-

muhammadiyah

“Jemaat Islam Nusantara (JIN) paham sesat menyesatkan, diakses pada 16 Juni

2015 dari http://www.suara-Islam.com/read/index/14628/jemaat-Islam-

nusantara--JIN---paham-sesat-menyesatkan

“Ulil: Islam Nusantara Paralel dengan Katolik,” diakses pada 16 Juni 2015 dari

http://pemberitaan%20di%20Republika/Ulil%20%20Islam%20Nusantara%

20Pararel%20dengan%20Katolik%20_%20Republika%20Online.htm

http://www.icmi.or.id/organisasi/sejarah

 

Page 150: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

137

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam

https://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara

http://www.Republika.co.id/page/about

http://web.mit.edu/jhawk/mnt/ss.b/cups-1.4.4/doc/help/spec-raster.html)

 

Page 151: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

LAMPIRAN

 

Page 152: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 153: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 154: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 155: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

8/8/17, 10(26 AMUlil: Islam Nusantara Pararel dengan Katolik | Republika Online

Page 1 of 5file:///Users/ahmadi/Documents/SKRIPSI%20FIX/Republika/pemberit…tara%20Pararel%20dengan%20Katolik%20_%20Republika%20Online.htm

Red: Erik Purnama Putra

Pendiri Jaringan Islam Liberal ( JIL) Ulil Abshar Abdalla.

Home > News > Nasional

Selasa, 25 Agustus 2015, 05:46 WIB

Ulil: Islam Nusantara Pararel denganKatolik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Jaringan Islam Liberal ( JIL) UlilAbshar Abdalla menyindir tindak-tanduk aktivis Partai KeadilanSejahtera (PKS) Jonru Ginting. Jonru yang dikenal kerap mengkritikpara aktivis JIL dan pemerintah, dinilai Ulil sebagai seorangfundamentalis.

Ulil pun membandingkannya dengan Islam Nusantara yangbelakangan ini kerap disuarakan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.Hanya saja, Ulil menyatakan, Islam Nusantara mirip dengan ajaranKatolik.

"Jadi perbandingannya: Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islamliberal dg Protestan liberal. Islam "Jonru" dg Protestanfundamentalis," ujarnya melalui akun Twitter, @ulil. Dia punmelanjutkan, "Atau lebih tepatnya, Islam Jonru mirip Protestanfundamentalis."

4,933

0

0

Mail

Copy

265

Facebook

SELENGKAPNYA

Cina, Mualaf, danBertato Salib

Sejarah Hari Ini: BomNuklir Jatuh dan TidakPernah Ditemukan

Pemerintah Bakal buatMalapetaka buat SepakBola Indonesia, Jika...

Hal Mengejutkan yangMembuat PerempuanBisa Melahirkan AnakKembar

Tutupnya BeberapaPabrik Besar karenaUpah Buruh Murah

TERPOPULER TERKOMENTARI

EDISI KORAN | REPUBLIKA TV | JURNAL HAJI

Find us on:

NEWS LOGIN | REGISTER search � republika.co.id

NEWSNEWS EKONOMI SEPAKBOLA KHAZANAH OTO-TEK LEISURE INPICTURE VIDEO PUBLIKA ENGLISH INDEKS

NASIONAL INTERNASIONAL OLAHRAGA PENDIDIKAN UMJ

 

Page 156: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

 

Page 157: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

ULIL ABSHOR ABDALAH

 

Page 158: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

ULIL ABSHOR ABDALAH

1. STATMENT ULIL : “ Islam Nusantara mirip dengan ajaran Katolik ” “ Islam Liberal dengan Protestan Liberal” “ Islam Jonru dengan Protestan Fundamentalis” Adakah keserupaan seperti statment di atas ?

Menurut Ulil, NU ada kecenderungan menghormati otoritas kyai yang cukup besar. Otoritas yang personal jadi rujukan umat untuk menghormati. Hal yang serupa dengan Katolik, hubungan dengan umatnya itu personal. Umat itu lebih menghormati kyai dibandingkan dengan organisasi kyai. Jadi kyai itu sangat penting karena hubungan umat dan kyai sangat dekat, hal seperti ini pun dijumpai di Katolik.

Adapun Protestan ada keserupaan dengan Muhammadiyah yaitu dari segi mengajak orang lain kembali ke kitab suci dan hal ini pun juga dijumpai dalam dakwah Muhammadiyah yang kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnahnya. Yang menarik dari Protestanisme dalam hal mengajak kearah fundamentalisme ( Istilah ini muncul di Protestan ). Jadi gerkan-gerakan yang mengajak umat kembali kepada Al-Qur’an dan sunah itu sebagian melahirkan tren fundamentalis. Karena ketika orang kembali pada Al-Qur’an dan sunnah tanpa melalui pertolongan tradisi keulamaan membuat orang seenaknya memahami kitab suci. Dan jiplakan fundamentalis sangat besar dalam cara berfikir.

Dalam Protestan, setelah orang diajak kembali kepada kitab suci tanpa memperhatikan tradisi penafsiran baik secara undangan semacam itu. Pada akhirnya dalam sejarah Protestan melahirkan juga kecenderungan fundamentalisme, juga cenderung liberal. Jadi, teologi liberal itu, dalam protestan dan teologi fundamentalisme juga muncul di Protestan. Gerakan kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah juga melahirkan tren liberal seperti pada Abduh dan orang-orang rasionalis mewarisi semangat tetapi juga melahirkan gerakan salafi. Jadi, itu semacam gerakan ironi yang kembali pada Al-Quran dan Sunnah yang menghasilkan madzhab liberal tetapi juga madzhab yang salafi yang sangat keras. Dari sisi awal sudah di warisi, dicerminkan dalam gerakan Al-Quran dan Sunnah di dunia modern.

Sosok Abduh dianggap sebagai teologi mu’tazilah karena pendekatan rasional dan muridnya Rasyid Ridho cenderung kepada cara berfikir yang salafi wahabi meskipun tidak persis sama. Ridho itu jauh lebih penuh warna tetapi kecenderungan Rasyid Ridho memang agak sedikit cenderung pada salafi ketimbang gurunya Abduh. Jadi ini memang dalam Kristen juga sama gerakan kembali kepada ...................................... melahirkan teori liberal. Karena itu ada teologi liberal dalam Kristen pada abad 19 dan melahirkan fundamentalis.

 

Page 159: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Fundamentalisme dalam Kristen seperti reaksi dalam gerakan liberal. Bahwa Katolik dengan NU tidak sama. Adapun kemiripan tidak semua sama.

2. Dalam frame Islam Nusantara seperti apa ? Menurut Ulil, tidak ikut perdebatan mengenai Islam Nusantara

karena ini kan diskusi dikalangan temen-temen NU yang dulu menyiapkan muktamar di Jombang. Jadi, saya tidak tahu persis apa yang mereka maksud dengan Islam Nusantara. Kalau saya menduga-duga dari jauh istilah untuk menamai satu madzhab keIslaman yang khas di daerah nusantara, di daerah Indonesia, Malaysia, Brunei, Filiphina, dan Thailan Selatan di kawasan nusantara. Karena disebut dengan nusantara adalah Indonesia dan beberapa negara di sekitarnya. Kalau saya mendengarkan Prof. ............................Azra tidak setuju dengan istilah Islam Nusantara karena nusantara itu terlalu luas dari kategori geografis. Lebih tepatnya disebut dengan Islam Indonesia. Karena Islam Indonesia dan Malaysia itu berbeda wataknya.

Islam di Indonesia itu jauh lebih terbuka sebagai madzhab pemikiran sementara. Kalau Islam di Malaysia walaupun masih dalam kawasan nusantara juga jauh lebih eksklusif watak pemikirannya. Karena itu, Pak Azurmadi......... lebih setuju dikatakan Islam Indonesia itu lebih mencirikan khas Indonesia.

Menurut Ulil, tentang Islam Nusantara yang dirumuskan oleh teman-teman NU adalah Islam yang berkembang secara geografis. Islam berkembang di kawasan nusantara yang ciri-ciri pokoknya antara lain toleran, dan mengakomodasi kultur-kultur setempat. Yang di dalam istilah temen-temen Katolik disebut dengan akulturasi ( agama yang bisa bersinergi atau bersimbiosis dengan kebudayaan-kebudayaan lokal yang masih bisa diterima dalam kerangka agama. Kalau tidak bisa berarti ditolak.

Menurut Ulil, salah satu dimensi yang sangat penting dalam pengamatan saya tentang Islam Nusantara yaitu secara sadar Islam ini membuat garis batas antara Islam Nusantara dengan Islam Timur Tengah. Itu dimensi yang kuat sekali, semacam istilah yang dipakai sebagai penolakan terhadap Islam model Arab tidak sesuai dengan kondisi Indonesia.

 

Page 160: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Wawancara tokoh Muda NU Zastrow Al Ngatawi

Cara org nusantara mengamali dan mengamalkan yang ada di bumi nusantara disbanding dengan Islam di dunia, di liha dari ekspresi budaya, diatidak membuat ajaran baru, menajda otentitas formal, dan membentuk ritus2 yang bisa. Ada 4 ciri ekspresi social : 1. Lebih mengutamakan wisdom (dari pada legal formal syariat) 2. Menggunakan mazhab dalam merujuk Quran dan Hadits. 3. Dia ke ilmuan dank e Islamannya bersanad yang jelas yang bisa nyambung untuk menjaga moralitas dan pemahaman. 4. Menggunakan tradisi dan budaya sebagai intrumen dalam mengajarkan dan mensosialisaikan ajaran Islam. Menjadi ramah budaya dan menjadikan ruang kreasi. Apabila di lacak secara historis, 4 fase rekunstruksi.

1. Walisongo (ex: tak ada candi2 yang hancur, tradisi sebagai media dakwah, lembaga2 pendididkan pesantren)

2. Pujangga kraton dan ulama hijaj (ulama2 nusantara yang menguasai kharomain, menciptakan kitab2 ke Islamanan dgn khas ke nusantaraan). Untuk pujangga kraton sepertri ronggo warsito.

3. Generasi pendiri bangsa seperti mah Hasyim dll yang melakukan subremasi IZtihad ke nusantaraan.

4. Pasca kemerdekaan seperti Gusdur dalam memahami ke Islaman dalam bingkai nusantara.

Culture Avanity= beberapa budaya yang bergabung tanpa menghilangkan esensi dari salah satu budaya tersebut.

1. Secara pandangan umum tentang apa itu Islam Nusantara? = jadi kalau saya melihat Islam Nusantara itu tentang bagaiamna cara orang nusantara memahami, mengamalkan dan mengajarkan ajaran-ajaran Islam yang ada di bumi nusantara ini. Di mana memiliki sebuah karakteristik yang spesifik di bandingkan dengan karakter muslim lain di dunia. Maka karakterisktik ini bukan beadara pada ajarannya tetapi pada ekspresi budaya, dekonstruksi social yang di timbulkan dari konsekuensi cara mengamalkan serta memahami Islam itu sendiri, jadi itulah tentang Islam Nusantara itu. Dia tidak membuat ajaran baru, dia tidak membuat tatanan syariat yang baru, akan tetapi justru menjaga dan memelihara otentisitas syariat formal dan mengembangkan dalam bentuk ritus-ritus non formal yang bisa di terima oleh ketentuan syariat itu sendiri. Intinya cara memahami, mengajarka dan mengamalkan Islam yang dilakukan masyarakat Nusantara. Ciri-cirinya ada 4 yang menjadi diferensi, bukan ajaran yah tetapi ekspresi budayanya menjadi lain dan menjadi khas Indonesia. 4 ciri dasar itu yang pertama a. Lebih mengutamakan wisdom daripada tuntutan-tuntutan legal formal

syariat

 

Page 161: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Syariat itu memang diformalkan dan bisa dijalankan. Tidak perlu secara berlebihan untuk menjaga orang lain yang berbeda. Hal ini terlihat sejak zaman wali songo( ex : Ibadah formal yaitu rukun Islam). Menjalankannya tidak harus ganggu yang lain, tidak harus dengan ketentuan formal yang ditetapkan dengan undang-undang bentuk negera dan lain sebagainya yang penting bisa menjalankan itu dan terus dijalankan oleh umat Islam Indonesia.

b. Menggunakan madzhab dalam memahami ajaran Islam terutama Al-Quran dan Hadits.

Jadi dalam menerapkan dan memahami Al-Quan dan Hadits, dia tidak langsung merujuk pada Al-Quran dan Hadits tetapi menggunakan madzhab yang dalil ulama-ulama sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga dan melindungi otenisitas Al-quran. Selain itu, diperlukan madzhab yang merujuk pada ulama-ulama yang dianggap ahli dibidangnya dalam memahami al-quran dan hadits. Jadi disamping untuk menjaga kemurniannya alquran dan hadits, kedua adalah untuk menajaga kualifikasi keilmuan, standar moral keilmuan supaya bisa terjaga. karna tidak semua orang bisa merujuk pada alquran dan hadits.

Sebagai Islam Nusantara memahami alquran dan hadits ada metodologinya. Ada caranya yang tidak semua orang bisa hanya orang tertentu. Tidak langsung kembali kepada alquran dan hadits tanpa punya ilmunya dan caranya. Maka menggunakan madzhab dalam memahami alquran dan hadits. Madzhabnya baik madzhab qaulan maupun man hajjah. Jadi bermadzhabnya secara metodologis maupun secara qauli atau produk pemikiran. Ada yang ikut produk pemikiran syafi’i atau madzhab empat atau siapapun yang dia ikuti produk pemikiran. Ada yang mengikuti metodologinya berpikirnya, metodologi pengambilannya.

c. Keilmuan keIslamannya itu harus ada sanadnya. Memiliki sanad keilmuan yang jelas yang bisa dilacak dan nyambung. Jadi tidak bisa sembarangan. Seandainya orang awam ikut pun, yang diikuti orang yang memiliki sanad keilmuannya yang jelas sehingga untuk menjaga moralitas dan kualitas pemikiran dan pemahaman. Nusantara lebih hati-hati dalam berIslam, tidak semerawut seenaknya sendiri.

d. Menggunakan tradisi dan budaya.

 

Page 162: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Sebagai istrumen dan infrastruktur dalam mengajarkan dan mensosialisasikan ajaran Islam, empat ciri utama dari Islam Nusantara ini adalah diferensiasi. Di tempat lain mungkin orang Islamnya bermadzhab tapi perilakunya tidak memperdebatkan wisdom ( ex : afganistan. Di Afganistan bermadzhab tetapi dia lebih mengutamakan legal formal). empat karakteristik tadi menjadi differesial yang kuat terhadap yang konsen utamakan wisdem menggunakan tradisi dan budaya sehingga dia menjadi ramah budaya menjadi sangat respectable terhadap budaya. Berikan ruang kreasi dalam beragama /kreasi kebudayaan.

2. Apa ada perbedaan tentang Islam Nusantara oleh mas ulil dan mas zastrow, apakah masih otentik atau sudah mengikis kebudayaan ?

Menurut Zastrow, untuk ajarannya outentik tetapi ekspresi religiusnya, ekspresi kulturalnya yang berbeda. Kalau kebudayaan harus dinamis. Zaman wali songo yang kental ekpresinya adalah kejawen ( ex : eskpresi wayang, ekspresi kosmopoli = ranah demokrasi, ranah HAM dengan memunculkan ekspresi kebudayaan yang berbeda. Tetapi ajarannya tetap. Dengan cara ini justru Islam bisa dibuktikan dengan shohelibul Zaman, menjadi relevan sembarang waktu, dan di mana sembarang tempat.

Kalau kebijakannya secara tekstual, yayasan menjadi ditarik keabab 9 dan abad ke 7 dan ke 8 menjadi tidak relevan seolah-olah ajarannya relevan tetapi ekpresinya tidak relevan sehingga kesannya tidak sesuai dengan konteks zaman.

3. Apa hijrah menurut mas zastrow Menurut Zastrow adalah merubah strategi untuk mensiarkan dan

menyebarkan Islam menjadi lebih membawa kemaslahatan. Bukan untuk menutup diri untuk membangun masalah individual. Dan hijrah itu menetapkan komitmen menanamkan hati untuk mewujudkan Islam menjadi lebih baik. Baik dirinya maupun orang lain.

 

Page 163: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Hasil wawancara dengan pihak Republika.co.id (Agung Laksono)

1. Untuk sejara awal berdirinya Republika.co.id (ROL) seperti apa?

= Sejarah Republika.co.id itu portal berita online yang pertama kali ada yah

di Indonesia,karena dia ada dari tahun 1995, berdepatan pada pameran

teknologi di saat zamannya presiden Soeharto. Dan pada saat itu dunia

internet pun masih sangat baru dan belum terlalu booming pada masanya,

oleh sebab itu menjadi trobosan besar saat lahirnya ROL. Kemudian

memang pada saat perjalannannya, ROL menjadi versi online nya dari

Republika cetak/koran dan terus seiringannya waktu, akhirnya ROL

menjadi devisi yang berbeda di tubuh Republika sendiri dengan system ke

redaksiannya yang berbeda.

Di ROL sendiri kita melakukan ke integrasian terhadap Republika korannya

yang kemudian bisa di terbitkan dalam satu devisi pemberitaan/News Room

di mana di dalamnya ada yang disebut bank berita. Disini kita melakukan

pengembangan isu dan lainnya melalui order dari ROL. Selanjutnya bisa

dilihat lebih dalam di website kita yah.

2. Bagaimana mekanisme penerbitan suatu berita di ROL?

 

Page 164: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

= sebenarnya sama dengan penerbitan di Republika korannya yah, di mana

mereka pun punya team redaksi pula. Di mana kita mempunya beberapa

kanal dari rubrik yang sudah ada, di mana setiap kanal di isi oleh beberapa

redaktur untuk mengawali setiap isu, di mana dilihat dan kaji terlebih dahulu

mana nih yang sekiranya menarik dan melalui diskusi dan yang lainnya,

setelah itu baru kita distribusikan ke reporter kita kemudian kita

distribusikan juga ke news room tadi. Jadi double, kita punya reporter

sendiri dan kita bisa ke news room juga, nanti mungkin isu ini bisa di

kembangkan kembali atau di perluas lagi dan bisa juga di angkat ke

republika korannya. Jadi untuk versi cepatnya di Republika.co.id dan untuk

versi mendalamnya di Republika Cetak/koran.

3. Adakah perbedaan dari isi konten antara ROL dan Republika cetak/koran?

= Disebut perbedaan juga ngga yah, karena kita sama-sama ber integritas

satu sama lain, lebih tepatnya antara ROL dan Republika koran kita saling

menguatkan satu sama lain.

Di online kita yang versi cepatnya dan yang di koran pun dengan versi yang

mendalamnya, di online pun bisa dengan versi mendalamnya sesuai dengan

integritas dari pemberitaan yang korannya.

4. Untuk menentukan narasumber sendiri seperti apa?

 

Page 165: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

= kita sehari sebelum melakukan peliputan dan wawancara kita melakukan

diskusi untuk menentukan narasumber yang tepat pada pembahasan kita, di

lihat juga si narasumber berkompeten tidak terhadap apa yang kita bahas,

jadi ngga asal aja untuk menentukan narasumber.

5. Adakah faktor yang mempengaruhi suatu pemberitaan di ROL?

= karena kita basisnya muslim yah pembaca kita, yah kita berusaha

menyajikan yang terkait dengan umat muslim, walaupun memang kita tak

terpaku dengan muslim juga, karena nasionalis kebangsaan kita, selain itu

kita juga berusaha menyajikan bagi komunitas-komunitas muslim di luar

negri sana. Karena di republika sendiri yakni semangat membangun umat

ini.

6. Adakah ke khasan tersendri yang di miliki oleh Republika dalam segi

penulisan?

= pasti setiap media juga adalah yah perihal ke khas an tersebut, pasti

pembaca yang sudah sering membaca kami pasti tahu lah khasnya di mana.

Di mana republika selalu memberitakan tentang umat itulah salah satu khas

dari republika, karena merepresentasikan umat muslim yang berada di

Indonesia.

7. Dalam ideologi republika sendiri itu apa?

= pastinya juga Pancasila, dan juga Islam yang nasionalis.

 

Page 166: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

8. Republika tercetus dari ICMI, apakah haluan republika masih sama dengan

ICMI atau bagaimana?

= masih tetap sama dan saat ini pun kami masih merangkul kepada ICMI,

perihal element-element umat Islamnya. Dan kami tidak condong hanya

pada satu ormas agama atau kelompok tertentu saja, tapi kami merangkul

pada seluruh umat muslim yang ada di Indonesia.

9. Bagaimana cara perusahaan (Republika) untuk menyamakan Ideologi pada

jurnalisnya?

= kita memang sejak awal terjun di dunia wartawan memang di dididk, di

persiapkan tentang ke republikaan, baik perihal ke visi misian dari republika

sendiri juga tentang perspektif penulisan republika. Jadi dari awal para

wartawan sudah di pupuk dan di bekali perihal wawasan tersebut.

10. Seandaikan wartawan tetap ada perbedaan ideologi terhadap Republika,

bagaimana cara mengatasinya?

= tetap kita diskusikan dan adu argument perihal content tersebut, baru

setelah selesai bisa di publish, selain itu pun kan ada team redaktur.

11. Perihal pemberitaan pada (25 Agustus 2015) dengan judul “Ulil: Islam

Nusantara pararel dengan katolik”, bagaimana tanggapannya?

= ini kan perihal pendapatnya Mas Ulil kan yah, iya cukup menarik

memang. Dan kita mengemas pemberitaan tersebut pun sama sesuai apa

yang di tanggapi oleh mas ulil, walau akhirnya public sendiri yang menilai.

Yah kita kan berada di negri demokrasi, jadi sah sah saja tentang pendapat

 

Page 167: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

public bagaimana pun juga. Dan perihal tanggapan mas ulil yang

mengatakan Islam Nusantara pararel dengan katolik yah sah sah saja juga.

Ngga ada yang salah, karena itu pendapatnya mas ulil, tapi memang kembali

lagi pada pembaca bagaimana melihatnya. Memang hal ini sangat sensitive

sekali memang, cuma akhirnya ku berpikir bahwa pembaca-pembaca kita

juga sudah cerdas dan kritis yah, tanpa perlu kita arahkan juga pembaca

sudah tahu.

 

Page 168: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

HASIL WAWANCARA DENGAN USMAN KASONG (DIREKTUR PEMBERITAAN

MEDIA INDONESIA)

1. Bagaimana media Indonesia menentukan setiap narasumbernya?

Kan, kalau dari si narasumber di lihat dari beberapa hal, yang pertama relevansi di mana

Seorang narasumber relevan atau tidak untuk diwawancarai terkait satu isu. Yang

kedua, soal kredibilitas dia, baik kredibilitas keilmuan, profesi dan keorganisasian

untuk diwawancarai isu tersebut. Yang ketiga memang narasumber yang kita anggap

berintegritas, diamana dia dia mata public sebagai figur yang positif. Tiga kriteria

tersebut menjadi hal yang kita pertimbangkan, yang lain lagi yakni yang ke empat ini

bisa kita diskusikan panjang lebar pada saat ingin mewawancarai narasumber, yakni

disaat kita melihat ada seseorang yang memang sudah sering kita wawancarai dan kita

munculkan sosok baru atau seorang intelektual baru. Kurang lebih seperti itu.

2. Yang tadi disebutkan bahwa adanya sebuah diskusi terlebih dahulu, itu seperti apa?

Iya. Ada dua mekanisme yang kita pakai, yang pertama memang melalui rapat dan yang

kedua ialah otoritas redaktur diaman ia bisa menugaskan orang untuk wawancara orang

tersebut, karena kami menganggap seorang redaktur ialah seorang wartawan senior

yang sudah berpengalaman hingga dia kita anggap bisa menentukan siapa yang akan di

wawancarai.

3. Bagaimana mekanisme proses produksi dalam mempublis sebuah berita?

Kalau untuk di Online, di mana di portal media online kita kurang lebih sama dengan

pemberitaan kita di media cetaknya. Jadi ada dua mekanisme proses produksi sebuah

berita. Yang pertama ialah memang berita-berita yang sudah terencanakan dan kita

design dan ada juga berita-berita yang spontan. Dan kalau dalam konteks Islam

Nusantara itu ialah dalam konteks pemberitaan yang sudah terencana, diskusinya ada

pada pemberitaan media cetaknya, diamana kita menugaskan reporter untuk melakukan

wawancara, baik via telepon maupun bertemu langsung, tergantung kebutuhan

pemberitaan harus cepat public atau tidak. Nah dari situ kemudian reporter akan

memasukan tulisannya ke system GPRS, GPRS itu seperti wadah/tempat pengiriman

berita semuanya kesitu, untuk kepanjangan dari GPRS saya lupa. Pokoknya itu sebuah

system. Dan kemudian online bisa saja mengambil dari situ langsung dan yang

menugaskan dari cetak, tapi online bisa menggambil langsung dan langsung ia

 

Page 169: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

tayangkan, namun kalau cetak lebih komplit, dan si online juga akan mengambil lagi

secara otomatis setelah MI cetak terbit, di mana yang tayang di cetak akan tayang

kembali di online. Contahnya seperti ini, online keluar dengan sudah di program

sedemikian rupa berita itu akan muncul pada waktu yang sudah di tentukan, dan si

online bisa memuat berita tersebut dua kali, yang pertama disaat berita di tulis dan di

kirim dan kemudian besoknya ambil dari cetak. Kira-kira prosesnya seperti itu jadi

sangat kecil kemungkinan akan berbedanya anatara cetak dan online.

4. Ada tidak factor-faktor yang mempengaruhi dalam mengemas sebuah berita?

Oh iya bisa,pasti ada, yang pertama Ideologi diamana kami media Indonesia

mempunyai ideologi kebangsaan. Oleh karena itu beritaberita yang kita kemas

mengacu pada kebangsaan. Nah yang lain lagi juga yakni prspektif keilmuan yang

dimiliki seorang wartawan dan biasanya tidak boleh jauh-jauh dari edeologi kami.

Selain ideologi juga kan ilmu, di mana ilmu kan bisa perspektifnya ke ideologi. Nah

itu, tapi yang paling kuat ideologi yang akan mempengaruhi pengemasan berita kita

akan seperti apa.

5. Bagaimana media Indonesia membatasi dan menakar ideologi dan kedaulatan berpikir

dari wartawan media Indonesia sendiri disaat memang berbeda dengan ideologi

perusahaan (media Indonesia)?

Untuk hal itu sangat kecil kemungkinan terjadinya perbedaan ideologi wartawan

dengan ideologi perusahaan, karena diawal sebelum ia menjadi wartawan kan sudah

kita berikan training tentang begini loh ideologi media Indonesia, sudah kami ajarkan

dan beri tahu gaya jurnalisme kita seperti apa. jadi sebenarnya kemungkinan itu akan

tetap ada tapi persentasenya kecil. Oke lah seandaikan dia (wartawan tersebut) memiliki

ideologi yang berbeda dengan perusahaan, kan ada redaktur yang menjadi filter dalam

setiap pemberitaan yang masuk. Jadi redakturlah yang melihat pemberitaan yang masuk

sesuai atau tidak dengan ideologi kita. Dan yang terakhir ada editor dia kan menduduki

profesi redaktur melalui proses, kita lihat juga ideologinya seperti apa dan sudah kita

test psikotes. Jadi dua hal tersebut lah yang menghalau hal tersebut, yang pertama

melalu training dan yang kedua adanya redaktur. Dan seharusnya setiap wartawan yang

sudah masuk ke dalam perusahaan bisa melebur dan mengikuti ideologi yang di pahami

oleh perusahaan. Kalau trainingnya bagus dia bisa memehami apa yang diberikan di

training, editor tidak usah repot-repot karena dia sudah memahaminya. Jadi factor

 

Page 170: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

terpenting bukan editornya tapi ke berhasilan pada saat training tersebut, menanamkan

nilai-nilai velue perusahaan, nilai-nilai ideologi perusuhaan.

Kalau ingin di sambungkan ideologi kita kebangsaan yah kita pro terhadap konsepan

Islam Nusantara, karena kebangsaan tersebut. Yang kita inginkan yah bukannya Islam

yang Arab, jadi yang kami inginkan ialah Islam yang Indonesia. Arab ialah sebuah

bangsa, bukan agama, setiap negara pasti merasakan proses pribumisasian, yah itulah

Islam Nusantara. Islam Nusantara itu ngga harus ko bersurban, tapi berpeci, tidak

bergamis tapi bersarung, berokokoh, kokoh itu pun kan dari china. Dilihat dari ideologi

kita nyambung soal relefansi kenapa kita mewawancarai Ulil Absor sebagai JIL

(jaringan Islam Liberal) itu tidak relevan, kalau kita sebut JIL dalam konteks Islam

Nusantara ini, tapi kita pakai sebagai tokoh muda NU (Nahdatul Ulama) karena

gagasan Islam Nusantara lahir dari NU oleh sebab itu kita sebut Ulil sebagai Intelektual

muda NU, tidak relevan kalau kita sebut JIL, terkecuali misalnya pemberitaan tentang

Liberalisme Islam, kontra fundalisme mungkin kita akan menyebutkan identitas dia

sebagai JIL. Setiap orang kan mempunyai identitas ganda, istilahnya multy identity,

contohnya seperti saya Islam saya juga orang jawa, saya seorang pimpinan, saya

seorang ayah. Disitu relevasinya, ketika kita mewawancarai Ulil dalam konteks Islam

Nusantara tidak relevan seandaikan kita kutip Ulil sebagai kordinator JIL, karena kita

mewancarai dalam konteks Islam Nusantara jadi lebih relevan kita mewawancarai Ulil

sebagai Intelektual Muda NU, karena Islam Nusantara itu di gagas oleh NU. Walaupun

bisa kita korek-korek dalam identitas Islam Liberal tersebut, karena Islam Liberal

Relevansi dengan Pribumisasi Islam.

6. Kalau untuk penggunaan Redaksi sendiri dalam targetan marketing MI sendiri seperti

apa?

Ngga juga yah, kami tidak terlalu mempermasalahkan kesana, jadi tergantung yah pada

konteks pemberitaan Islam Nusantara dengan mewawancarai Ulil, orang-orang

fundamentalis akan menganggapnya negative, tapi bagi orang-orang moderat akan

menganggapnya positif. Tapi apabila relevansinya pas di mata public jadi tidak

berpengaruh lagi, karena sudah relevan, kira-kira seperti itu. Yah contohnya seperti

saya dulu di saat masih menjadi wartawan metro Tv, yah saat saya menulis berita saya

mengatas namakan sebagai wartawan, tapi pada saat saya menulis tentang bahan

penelitian saya di S2 saya, yah saya atas nama mahasiswa. Dulu saya juga Republika,

dan maklum saja seandaikan Republika memberitakannya seperti itu, karena ideologi

 

Page 171: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

dia kan ke agamaan, dan keagamanya yang sekarang bukan keagamaan yang moderat

tidak seperti republika yang dulu. Setelah roformasi repubilka jadi aga-aga ke kanan

makin fundamentalis dan tidak suka dengan Liberalisme, beda dengan dulu yang

mereka pun suka dengan Liberalisme karena banyak juga kerja di republika, banyak

kelompok-kelompok yang sekarang masuk dalam Islam Nusantara, dulu nur Kholis

Majid juga nulis di republika, terus ada beberapa yang liberal juga menulis untuk

republika, tapi itu dulu.

Kita memang lebih sering melihat konteks Islam Nusantara karena sesuai dengan

ideologi kebangsaan kita, makanya pada saat mukhtamar NU dan Muhammadiyah kita

buat edisi yang berjudul Islam Nusantara yang berkemajuan diambil dari dua tema

mukhtamar, yakni mukhtamar NU dengan Islam Nusantara dan Mukhtamar

Muhammadiyah dengan Islam berkemajuan.

 

Page 172: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Dokumentasi

Bersama Bapak Usman Kansong (media Indonesia)

Bersama Zastrow Al-Ngatawi (Tokoh Muda NU)

 

Page 173: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41343/1/AHMADI... · 1. Pengertian Islam ... 1. Sejarah Singkat Media Indonesia ...

Bersama Ulil Absor Abdallah