Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ideal tentang tujuan pembelajaran matematika kondisi pembelajaran matematika, dapat menumbuh kembangkan sifat kritis dan analitis. Pada kenyataannya pembelajaran matematika disekolah-sekolah seperti disekolah penulis masih memunculkan beberapa masalah seperti, Siswa sering terlambat masuk kelas waktu jam pelajaran, Siswa sering ribut ketika guru menjelaskan materi pelajaran, Kesulitan siswa mengerjakan soal logaritma, Siswa sering tidur dalam proses pembelajaran, sebagian siswa ada yang tidak membuat PR. Masalah diatas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) Kurangnya motivasi siswa dalam belajar, (2) Kurangnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran, (3) Kurangnya media pembelajaran serta, (4) Fasilitasnya kurang mendukung. Diantara permasalahan yang penulis paparkan penulis diatas adalah Rendahnya kemampuan siswa mengerjakan soal logaritma. Masalah ini tentu tidak dapat dibiarkan karena berdampak pada, (1) Hasil belajar siswa menurun, (2) Siswa akan merasa sulit

Transcript of Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Page 1: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kondisi ideal tentang tujuan pembelajaran matematika kondisi

pembelajaran matematika, dapat menumbuh kembangkan sifat kritis dan analitis.

Pada kenyataannya pembelajaran matematika disekolah-sekolah seperti disekolah

penulis masih memunculkan beberapa masalah seperti, Siswa sering terlambat

masuk kelas waktu jam pelajaran, Siswa sering ribut ketika guru menjelaskan

materi pelajaran, Kesulitan siswa mengerjakan soal logaritma, Siswa sering tidur

dalam proses pembelajaran, sebagian siswa ada yang tidak membuat PR.

Masalah diatas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1)

Kurangnya motivasi siswa dalam belajar, (2) Kurangnya minat siswa untuk

mengikuti pelajaran, (3) Kurangnya media pembelajaran serta, (4) Fasilitasnya

kurang mendukung.

Diantara permasalahan yang penulis paparkan penulis diatas adalah

Rendahnya kemampuan siswa mengerjakan soal logaritma. Masalah ini tentu

tidak dapat dibiarkan karena berdampak pada, (1) Hasil belajar siswa menurun,

(2) Siswa akan merasa sulit memahami materi berikutnya yang berkaitan dengan

logaritma, (3) Siswa akan sering mencontek temannya dalam meyelesaikan soal

logaritma.

Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajarannya akan

membawa dampak  yang negatif bagi peserta didik itu sendiri. Salah satu tujuan

pendidikan nasional adalah mewujudkan manusia berilmu pengetahuan agar

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Keberhasilan

belajar tidak lepas dari peran pendidik dalam proses pembelajaran. Untuk

terwujudnya proses pembelajaran, pendidik dituntut untuk mengaktualisasikan

kompetensi secara professional.

Page 2: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Pendekatan dan dan metode dalam penyampaian materi pembelajaran di

dominasi dengan berbagai bentuk tindakan untuk mengatasi permasalahan yang

muncul yang diakibatkan atas masalah – masalah tersebut. Guru sebagai tenaga

professional dituntut memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas pokoknya.

Terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran, hendaknya guru mampu

mengidentifikasi berbagai cara pemecahannya dalam proses pembelajaran

berikutnya.

Sebagai guru pembimbing pembelajaran matematika penulis mencoba

mencari alternatif solusi pemecahan masalah melalui penggunaan beberapa model

pembelajaran seperti; Group Investigation, Problem Basic Learning, Creative

Problem Solving, Team Group Turnament, Inquiry Training, Problem Based

Instruction, dan masih banyak lagi model pembelajaran yang lain.

Pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran group

investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi logaritma.

Adapun alasan pengambilan model ini karena model group investigation memiliki

keunggulan-keunggulan teoritis sebagai berikut: Suatu model pembelajaran pasti

memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan model group

investigation. Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Harisanto, 2005:3), kelebihan

model group investigation adalah sebagai berikut, (1) Memungkinkan siswa untuk

secara aktif melakukan investigasi terhadap suatu topik, sebab group investigation

memfokuskan pada investigasi terhadap suatu topik atau konsep. (2) Group

investigation menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membentuk atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna, (3) Group investigation efektif

dalam membentuk siswa untuk bekerjasama dalam kelompok dengan latar

belakang berbeda (misalnya kemampuan, gender, dan etnis), (4) Group

investigation menyediakan konteks sehingga siswa dapat belajar mengenai dirinya

dan orang lain. Berdasarkan hasil rata-rata ulangan harian siswa kelas X materi

logaritma dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Page 3: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

kelas Rata-rata nilai siswa

X.1 65,47

X.2 69,32

X.3 70,81(Sumber : Buku nilai siswa)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian ini Apakah

penggunaan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi logaritma kelas X SMA Negeri 1 Jujuhan tahun

pelajaran 2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Apakah penggunaan model

pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi logaritma kelas X SMA Negeri 1 Jujuhan tahun pelajaran 2017/2018?

1.4 Manfaat Penelitian

a. Untuk guru

Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya    menjabarkan

kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan

konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi

pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.

Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,

menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena

strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam

pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-

sungguh.

b. Untuk siswa

Meningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.

Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di

sekolah.

Page 4: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat

meningkat.

c. Untuk sekolah

Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi

masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

Page 5: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Pembelajaran Matematika

Belajar pada hakikatnya bersifat individual, dalam arti bahwa proses

perubahan dalam tingkah laku atau hasil belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor individu, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Demikian pula

faktor dalam diri siswa antara lain faktor bakat dan kemampuan jelas ada

perbedaan satu sama lain.

Hal tersebut mendorong timbulnya pemikiran baru untuk memperbaiki

proses pembelajaran disekolah. Pemikiran ini mengarah pada perlunya penerapan

strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk

berlatih dan belajar mandiri, dan melibatkan partisipasi siswa secara optimal

dalam proses pembelajaran.

Para guru (pendidik) sebaiknya lebih banyak menempatkan diri sebagai

fasilitator, motivator, dan dinamisator belajar baik secara individual maupun

secara kelompok.

Secara praktis, faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses

pembelajaran diantaranya adalah kurangnya perhatian peserta didik terhadap

materi pembelajaran yang diberikan. Sebagian besar peserta didik malas diajak

berpikir analisis pada materi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya sikap pasif, apatis, kurang peduli, masa bodoh, dari peserta didik.

Namun demikian dapat dipahami bahwa munculnya tanda-tanda rendahnya

keterkaitan peserta didik terhadap suatu pelajaran, sumber kesalahannya tidak

hanya terletak pada diri peserta didik. Perlu didasari bahwa keberhasilan dan

kegagalan suatu pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses yang

kompleks dan sangat dipengaruhi oleh seluruh komponen yang ada, baik itu

pendidik, peserta didik, bahan ajar, proses belajar, tempat dan waktu belajar, dan

kelengkapan sarana serta prasarana, Suryosubroto (2009:189).

Page 6: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Menurut Suherman (2003:8), proses pembelajaran adalah proses pendidikan

dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses

sosialisasi individu siswa dengan lingkup sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas

dan teman sesama siswa.

Rising (Suherman, 2003:17) menyebutkan bahwa matematika adalah pola

berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah

bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan

akurat, representasinya dengan symbol dan padat lebih berupa bahasa symbol

mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Suherman (2003:27) menyebutkan bahwa belajar matematika bagi para

siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian

maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.

Dengan demikian pembelajaran matematika adalah serangkaian aktivitas guru

dalam memberikan pengajaran terhadap siswa untuk membangun konsep-konsep

dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses arahan

terbimbing sehingga konsep dan prinsip itu terbangun

Adapun tujuan umum matematika ditekankan kepada siswa untuk

memiliki: Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan

dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang

berkaitan dengan kehidupan nyata, kemampuan menggunakan matematika

sebagai alat komunikasi, kemampuan menggunakan matematika sebagai cara

bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis,

berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin

dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.

Sedangkan ruang lingkup pembelajaran matematika seperti, Standar

kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang

dibukukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata

pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar

beserta hasil belajarnya, indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya.

Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada materi didasarkan menurut

disiplin ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak

Page 7: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika

adalah bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, trigonometri, peluang dan

statistik, dan kalkulus.

2.2 Materi logaritma

Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari

suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah diketahui.

Fungsi Logaritma adalah fungsi yang peubah bebasnya berupa bentuk logaritma.

Fungsi Logaritma adalah Invers dari fungsi eksponen.

Kesetaraan antara sifat-sifat logaritma dan eksponen.

Sifat kesetaraan tersebut dapat melukiskan bahwa grafik fungsi a log x = y

sebagai hasil pencerminan terhadap garis y = x dari grafik fungsi eksponen y = a

(pangkat) x. Atau Hubungan logaritma dengan eksponen dapat ditulis sebagai

berikut :

Adapun untuk mempermudah menyederhanakan logaritma terdapat rumus-

rumus sebagai berikut:

Page 8: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

2.3 Model pembelajaran matematika

Model pembelajaran adalah pola pembelajaran yang diterapkan atau

dipilih guru dalam menyampaikan materi bahan ajar (Pujiastuti, 2002:148).

2.4 Model Group Investigation

2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation

Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode

pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode

ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan

konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif.

Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan

model  group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari

perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. 

Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan

mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk

memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok

adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang

notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar

secara individual.

Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan group

investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa metode group investigation mempunyai fokus

utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

2.4.2 Tujuan Model Group Investiagation

Model Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling

terkait: a) Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi

terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi

yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu

Page 9: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

mencapai tujuan; b) Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang

dilakukan melaui investigasi; c) Group Investigation melatih siswa untuk bekaerja

secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan

tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam

kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat

mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar

untuk bekerjas secara kooperatif.

2.4.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigatio

Menurut Sharan (dalam Supandi, 2005:6) mengemukakaan langkah-

langkah pembelajaran pada model pemelajaran group investigation sebagai

berikut:

1. Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus

dikerjakan.

3. Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas

secara kooperatif dalam kelompoknya.

4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif

dalam kelompoknya.

5. Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok

atau salah  satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.

6. Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil

pembahasannya.

7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan

konsep dan memberikan kesimpulan.

8. Evaluasi.

Page 10: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

2.4.4 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation

Menurut Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari

pembelajaran group investigation, yaitu sebagai berikut:

1. Secara Pribadi

a) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas

b) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif

c) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat

d) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah

e) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisika

2. Secara Sosial

a) Meningkatkan belajar bekerja sama

b) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru

c) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

d) Belajar menghargai pendapat orang lain

e) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

3. Secara Akademis

a) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang

diberikan

b) Bekerja secara sistematis

c) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai

bidang

d) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya

e) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat

f) Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga

didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

Model Pembelajaran Group Investigation juga terdapat beberapa

kekurangannya, yaitu:

a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan

b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal

Page 11: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group

investigation, model pembelajaran group investigation cocok untuk

diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami

suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri

d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami

kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).

Adapun sintaks pembelajaran menggunakan model group investigation

adalah sebagai berikut.

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Mempusatkan

perhatian siswa.

a)  Memotivasi siswa (memfokuskan

perhatian siswa) dengan cara

Tanya jawab berkaitan dengan

materi dalam kehidupan sehari-

hari.

b)   Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Menjawab pertanyaan

guru dan memfokuskan

pikiran pada satu pokok

materi/bahasan yang

ingin di bahas hari ini.

Mengidentifikasi

topic dan

membagi siswa ke

dalam kelompok

a)   Guru memberikan kesempatan

bagi siswa untuk memberikan

kontribusi apa yang akan mereka

selidiki

b)   Kelompok dibentuk berdasarkan

heterogenitas

a)      Memberikan masukkan

terhadap topik yang akan

diteliti dan diinvestigasi

sesuai materi yang akan

dipelajari

b)      Membentuk kelompok

Merencanakan

tugas

Mempersiapkan dan menata

sumber belajar sebagai sarana

siswa berfantasi agar dapat

berinvestigasi secara optimal

Kelompok akan

membagi subtopk 

kepada seluruh anggota.

Kemudian membuat

perencanaan dari

masalah yang akan

diteliti bagaimana proses

Page 12: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

dan sumber apa yang

akan dipakai

Membuat

penyelidikan

Memfasilitasi, membimbing

serta mengawasi siswa yang

sedang berfantasi dan

berinvestigasi agar setiap

kelompok dpaat bekerja optimal

Siswa berfantasi

mengumpulkan,

menganalisi dan

mengevaluasi informasi

membuat kesimpulan dan

mengaplikasikan bagian

mereka ke dalam

pengetahuan baru dalam

mencapai sebuah

masalah kelompok

Mempresentasikan

tugas akhir

a)   Memberikan reinforcement pada

kelompok yang penampilannya

baik dan memberikan motivais

pada kelompok yang kurang baik

b)   Memberikan penegasan terhadap

masing-masing bahasan dari

setiap kelompok

Siswa memprentasikan

hasil kerjanya. Kelompok

lain memberikan

tanggapan

Evaluasi 

pembelajaran

a)   Membantu siswa melakukan

refleksi terhadap pembelajaran

yang telah  dipelajari yang telah

dipelajat sekali

b)   Bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran

c)   Mengevaluasi pembelajaran

yang telah dilakukan dengan

menggunaka tes hasil belajar

a)   Menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah

dipelajari

b)   Menjawab teori yang

diberikan guru titik

                        (Trianto, 2011)

2.5 Hasil belajar (pengertian dan domain)

Page 13: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Purwanto (2013:45) menyebutkan bahwa belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan prilaku pada individu yang belajar. Perubahan

prilaku merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya. Aspek perubahan mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang

dikembangkan oleh bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif

afektif dan psikomotorik.

Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah

dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain:

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan

perilaku dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 perubahan perilaku dalam domain hasil belajar

INPUT PROSES HASIL

Siswa:

1.      Kognitif

2.      Afektif

3.      Psikomotorik

Proses belajar mengajar Siswa:

1.      Kognitif

2.      Afektif

Psikomotorik

Potensi perilaku yang

dapat diubah

Usaha mengubah

perilaku

Prilaku yang telah

berubah:

1.      Efek pengajaran

2.      Efek pengiring

Menurut Gagne (Purwanto, 2013:42) hasil belajar adalah terbentuknya

konsep, yaitu kategori yang kita berikan kepada stimulus yang ada di lingkungan,

yang meyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-

stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat menginstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari, yang ditandai dengan adanya

perubahan ke arah yang lebih baik.

Page 14: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

2.6 Penelitian yang relevan

Hasil dari penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sesuai

dengan hasil penelitian dari Aninda Ari Susanti (2009) yang menyatakan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas X-1 SMA Negeri 3

Malang. Sedangkan hasil penelitian Rizal Syayid Nurdin (2012) menyatakan

bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran GI lebih besar bila

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

tingkat signifikan 3,294, hal tersebut senada dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Page 15: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas X SMAN 1 Jujuhan dengan jumlah 22

orang dengan rincian laki-laki berjumlah 10 orang dan perempuan sebanyak 12

orang.

Siswa pada dasarnya banyak yang tidak senang belajar matematika,

mereka berpendapat bahwa belajar matematika itu sangat sulit dan susah dipahami

materinya, apalagi untuk menghapal rumus yang panjang membuat siswa malas

dan bosan.

Setelah itu yang menjadi latar belakang siswa kurang berminat dalam

belajar matematika, pengaruh lingkungan yang kurang baik, contohnya siswa

kebanyakan main dari pada belajar, dan kurangnya motivasi dari orang tua siswa

untuk bisa lebih giat belajar pada materi yang diajarkan oleh guru.

3.2 Seting Penelitian Tempat Dan Waktu

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jujuhan yang beralamat

di Jalan Lintas Sumatra KM 52 Sirih Sekapur Kecamatan Jujuhan Kabupaten

Bungo, yang dipimpin oleh Bapak Remufli Indra, S.Pd (Kepsek), Bapak

M.Subhan, S.Pd sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Bapak Marlis,

S.Pd sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan Ibu Citra Dewi sebagi

wakil kepala sekolah bidang prasarana.

Adapun Visi SMA Negeri 1 Jujuhan adalah “Berprestasi, Bebudaya,

Berwawasan lingkungan, Berdasarkan Imtaq dan Iptek dan Misi nya adalah

mencerminkan cita-cita SMA Negeri 1 Jujuhan yang berorientasi kedepan dengan

memperhatikan potensi sesuai dengan norma dan harapan masyarakat, adanya

kemempuan untuk mencapai keunggulan, dan mempunyai sembilan buah kelas

untuk belajar serta jumlah siswa keseluruhan di SMA Negeri 1 Jujuhan sebanyak

250 siswa.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan januari-april 2017,

berikut penjelasan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Page 16: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

No Uraian Kegiatan Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perencanaan siklus 1 v v

2 Pelaksanaan siklus 1 v v

3 Observasi siklus 1 v v

4 Refleksi siklus 1 v

5 Perencanaan siklus 2 v v

6 Pelaksanaan siklus 2 v v

7 Observasi siklus 2 v v

8 Refleksi siklus 2 v

9 Penyusunan laporan

penelitian

v v

10 Seminar hasil ptk v

11 Revisi laporan ptk v

3.3 Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Untuk melaksanakan penelitian ini penulis menyiapkan beberapa perencanaan

sebagai berikut

a. Mengembangkan silabus

b. Membuat rpp

c. Menyiapkan media

Guru menyiapkan infocus

Guru menyiapkan alat peraga

d. Menyiapkan instrument

Instrumen observasi (aktivitas siswa)

Instrumen tes

e. Menyiapkan jadwal

penulis menyiapkan jadwal yang relevan sehingga tidak mengganggu

proses pembelajaran

2. Pelaksanaan

Page 17: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, satu siklus dilaksanakan untuk 2

(dua) kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Hal

yang harus diamati oleh peneliti adalah aktivitas siswa selama berlangsungnya

proses pembelajaran, dan proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Refleksi

Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui keberhasilan dari proses

pembelajaran mengerjakan soal logaritma. Peneliti menganalisis hasil tindakan

pada siklus I dan II untuk mempertimbangkan apakah perlu dilakukan siklus

lanjutan.

3.4 Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data

3.4.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data menggunakan 2 (dua) instrumen yaitu:

1. Observasi aktivitas siswa

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan pada objek penelitian. Proses observasi dilakukan dengan mengacu

pada pedoman observasi yang telah disusun. Aktivitas dan perhatian siswa

diamati untuk mendapatkan data kualitatif yaitu mengenai seberapa besar proses

pembelajaran siswa dalam mengerjakan soal logaritma. Apakah dalam

penggunaan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi logaritma.

2. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal logaritma, bentuk tes yang digunakan berupa soal esay, siswa

diminta untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan materi logaritma.

Page 18: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

3.4.2 Teknik analisis data

Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian untuk menarik kesimpulan

dari seluruh data yang telah diperoleh. Data-data yang dianalasis adalah hasil

observasi aktivitas siswa. Data hasil evaluasi siswa dan hasil observasi aktivitas

siswa dianalisis dengan angka-angka. Kriteria ketuntasan belajar individu siswa

di SMA Negeri 1 Jujuhan mencapai 72% .

DAFTAR PUSTAKA

Harisanto, John. 2005. Pendekatan Kooperatif Model Group Investigation Suatu Analisis Pengantar Edusaintek. Vol 1, No 1, P 1-8.

Page 19: Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta : Depdiknas (PPPG Matematika)

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia