ANALISIS TRANSPARANSI INFORMASI PUBLIK DINAS ...repository.utu.ac.id/810/1/I-V.pdfdan bagi kalangan...

76
ANALISIS TRANSPARANSI INFORMASI PUBLIK DINAS BINA MARGA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (JALAN) (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUKA MAKMUE) SKRIPSI Oleh : FITRI MUAWIYAH NIM : 07C20201150 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh gelar sarjana sosial Pada Fakultas ilmu sosial dan ilmu Politik Universitas Teuku Umar PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT TAHUN 2013

Transcript of ANALISIS TRANSPARANSI INFORMASI PUBLIK DINAS ...repository.utu.ac.id/810/1/I-V.pdfdan bagi kalangan...

  • ANALISIS TRANSPARANSI INFORMASI PUBLIK DINAS

    BINA MARGA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

    (JALAN)

    (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUKA MAKMUE)

    SKRIPSI

    Oleh :

    FITRI MUAWIYAH

    NIM : 07C20201150

    Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

    Memperoleh gelar sarjana sosial Pada

    Fakultas ilmu sosial dan ilmu Politik

    Universitas Teuku Umar

    PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    MEULABOH - ACEH BARAT

    TAHUN 2013

  • ABSTRAK

    Fitri Muawiyah. Analisis Transparansi Informasi Publik Dinas Bina Marga

    dalam Pembangunan Infrastruktur (jalan) di Kecamatan Suka Makmue. Di

    bawah Bimbingan Sudarman Alwy dan Andi Sayumitra.

    Penelitian ini dilatarbelakangi adanya otonomi daerah yang bertujuan untuk

    meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. pemerintah Kabupaten

    Nagan Raya melalui Dinas Bina Marga dalam rangka mensejahterakan

    masyarakat berupaya melaksanakan pembangunan yaitu pembangunan

    infrstruktur. Infrastruktur dalam lingkup pekerjaan umum diantaranya

    infrastruktur jalan sebagai prasarana distribusi lalu lintas barang dan manusia

    maupun sebagai prasarana pembentuk ruang wilayah. Dalam melaksanakan

    pembangunan infrastruktur jalan tersebut, pemerintah Dinas Bina Marga dituntut

    untuk menerapkan prinsip transparansi secara sungguh-sungguh agar pelaksanaan

    pembangunan tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Penelitian ini

    menggunakan pendekatan kualitatif secara deskriptif. Tehnik pengumplan data

    yang diperlukan adalah data primer dengan data sekunder, sedangkan penelitian

    lapangan yang ditujukan untuk mendapatkan data pelaksanaannya dilaksanakan

    dalam bentuk wawancara dengan beberapa informan yang dianggap mengetahui

    masalah yang diteliti. Hasil penelitian kemudian dianalisa secara kualitatif. Hasil

    penelitian menunjukkan, transparansi dalam pelaksanaan program pembangunan

    infrstruktur jalan di Kecamatan Suka Makmue oleh Dinas Bina Marga,

    masyarakat beranggapan bahwa belum semua elemen dilakukan secara transparan.

    Walaupun Dinas Bina Marga telah membuka akses informasi bagi publik

    mengenai hal-hal yang menyangkut dengan pelaksanaan program pembangunan

    jalan tersebut melalui media seperti Koran, Website dan pemasangan pamplet di

    lokasi diadakan program pembangunan infrastruktur jalan.

    Kata Kunci : Transparansi, Informasi Publik, Dinas Bina Marga, Pembangunan,

    Infrastruktur Jalan.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2004

    pengganti UU Nomor 22 tahun 1999 menjelaskan pemberian otonomi daerah

    bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

    Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

    maasyarakatnya berupaya melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah

    satunya adalah pembangunan infrastruktur. Infrastruktur dalam lingkup pekerjaan

    umum diantaranya adalah infrastruktur jalan sebagai prasarana distribusi lalu-

    lintas barang dan manusia maupun sebagai prasarana pembentuk struktur ruang

    wilayah.

    Pembangunan infrastruktur jalan mempunyai peran vital dalam

    mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa

    aman, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Infrastruktur jalan juga memiliki

    keterkaitan terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut

    dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang memiliki kelengkapan

    system infrastruktur jalan yang berfungsi lebih baik dibandingkan dengan wilayah

    lainnya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan serta

    pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula.

    Pemerintah Kabupaten Nagan Raya melalui Dinas Bina Marga

    berkomitmen mengutamakan pembangunan infrastruktur jalan karena peran dan

    kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi sangat besar. Karena pembangunan

  • 2

    infrastruktur jalan akan bermuara pada kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan

    program pembangunan infrastruktur jalan, pemerintah Dinas Bina Marga dituntut

    untuk menerapkan prisip transparansi informasi (keterbukaan informasi) secara

    sunguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi bagi lapisan

    masyarakat lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik,

    Nico Andrianto, (2007: h. 20). Hal ini agar pelaksanaan program pembangunan

    infrastruktur jalan tercapai sesuai yang telah direncanakan.

    Keterbukaan akses informasi disini menjadi penting agar masyarakat dapat

    mengawal proses pelaksanaan kebijkan pemerintah Dinas Bina Marga sehingga

    masyarakat dapat memastikan apakah program pembangunan yang dilaksanakan

    sesuai dengan yang direncanakan. Selanjutnya, transparansi infromasi publik

    terhadap penyelenggaraan program pembangunan memiliki manfaat untuk

    mengantisipasi terjadinya praktek korupsi terhadap pelaksanaan kegiatan

    pemerintah yang berupa kebocoran alokasi anggaran yang menjadikan praktek

    pelaksanaan pembangunan tidak optimal.

    Selain itu, melalui mengedepankan prinsip transparansi dalam pengelolaan

    kinerja pemerintahan, maka publik dapat mengetahui informasi berbagai hal

    berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Informasi mengenai Kebijakan

    Pemerintah Dinas Bina Marga ini terkait dengan berbagai hal seperti perencanaan

    pembangunan, pelaksanaan kegiatan, dan termasuk pengelolaan keuangan serta

    pertanggungjawaban kegiatan kebijakan yang sudah diputuskan dan dilaksanakan.

    Fenomena yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan

    pembangunan infrastruktur jalan pemerintah cendrung terbuka kepada publik

    mulai dari masalah penganggaran, perencanaan pembangunan, pelaksanaan,

  • 3

    hingga pada tahap evaluasi. Permasalahan tersebut dapat menyebabkan kurang

    optimalnya pelaksanaan pembangunan dan bahkan sasaran yang dituju dapat tidak

    terlaksana seperti yang direncanakan. Oleh karena itu, dirasa perlu melakukan

    penelitian tentang “Analisis Transparansi Informasi Publik Dinas Bina Marga

    Dalam Pembangunan Infrastruktur (Jalan) Di Kecamatan Suka Makmue”.

    I.2 Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana transparansi informasi

    publik Dinas Bina Marga dalam pembangunan infrastruktur (jalan) di

    Kecamatan Suka Makmue”?

    I.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan penulis

    dalam melakukan penelitian ini adalah “Untuk Mengetahui Bagaimana

    transparansi informasi publik Dinas Bina Marga dalam pembangunan

    infrastruktur (jalan) di Kecamatan Suka Makmue”.

    I.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian

    ini adalah sebagai berikut :

    1. Secara subjektif. Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan

    kemampuan berfikkir ilmiah, sistematis dan metodelogis penulis dalam

    memnyusun berbagai kajian literature untuk menjadikan suatu wacana baru dalam

    memperkaya khazanah kognitif.

  • 4

    2. Secara praktis. Memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua

    kalangan terutama mereka yang secara serius mengamati jalannya transparansi

    pemerintah, serta memberikan masukan bagi pemerintah khususnya di tempat

    penelitian ini dilaksanakan agar dapat menerapkan transparansi informasi publik

    dalam melaksanakan kinerjanya.

    3. Secara akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konsentrasi baik

    secara langsung atau tidak bagi kepustakaan departemen ilmu administrasi Negara

    dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik mengekplorasi kembali kajian

    analisis transparansi informasi publik dalam pembangunan terutama dalam

    pembangunan infrastruktur (jalan) di Kecamatan Suka Makmue, Kabupaten

    Nagan Raya.

    I.5 Sistematika Pembahasan

    Bab I yang berisi Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

    pembahasan.

    Bab II yang berisi Tinjauan Pustaka yang memuat, penelitian terdahulu,

    Pengertian transparansi, informasi, pembangunan, infrastruktur, organisasi Dinas

    Bina Marga Kabupaten Nagan Raya.

    Bab III yang berisi Metode peneletitian, yang memuat metode penelitian,

    lokasi penelitian, sumber data dan tehnik pengumpulan data, informan, instrumen

    penelitian, tehnik analisa data, pengujian kredibilitas data.

    Bab IV yang berisi Hasil Dan Pembahasan yang memuat hasil data

    penelitian yang diperoleh dari lapangan selama penelitian berlangsung.

  • 5

    Bab V yang berisi Simpulan Dan Saran yang memuat kesimpulan dari

    hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai

    rekomendasi kebijakan.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Penelitian oleh Arif Wahyu Kristianto (2008) yang berjudul Peningkatan

    Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi Kasus

    Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Desa

    Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik) menyimpulkan bahwa

    Identifikasi tingkatan partisipasi masyarakat desa Campurejo dalam pelaksanaan

    program PPIP yang berupa paving jalan desa antara lain :

    1. Tingkatan partisipasi masyarakat yang terkait dengan parameter prakarsa

    dan pembiayaan menempati posisi tingkatan konspirasi.

    2. Tingkat partisipasi masyarakat yang terkait dengan parameter kemampuan

    memobilisasi tenaga menempati posisi tingkatan memberikan informasi.

    3. Tingkat partisipasi masyarakat yang terkait dengan parameter kemampuan

    menyelesaikan masalah menempati posisi tingkatan diplomasi.

    4. Tingkat partisipasi masyarakat yang terkait dengan parameter pelaksanaan

    pembangunan menempati posisi deplomasi

    Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang

    dilakukan oleh penulis. Adapun persamaan dalam penelitian ini ialah sama-sama

    membahas masalah infrastruktur jalan. Kemudian perbedaan yang dalam

    penelitian ini ialah tidak adanya keterlibatan pemerintah dalam proses

    pembangunan infrastuktur jalan. Sedangkan penelitian penulis lebih berfokus pada

  • 7

    ransparansi informasi publik Dinas Bina Marga terhadap pembangungunan

    infrastruktur jalan.

    2.2 Pengertian dan Prinsip Transparansi

    Transparansi adalah terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak

    yang membutuhkan serta disediakan secara memadai, Ratmito, Winarsih,( 2005:

    h. 19)). Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan informasi

    lainya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang

    berkepentingan.

    Kemudian Azyumardi Azra, (2006: h. 32), memberikan pengertian lebih

    mendalam bahwa transparansi adalah prinsip yang mengharuskan semua proses

    kebijakan dilakukan secara terbuka, Transparansi menjadi pintu masuk, sekaligus

    kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Seluruh sekor

    kehidupan publik mensyaratkan adanya transparansi, sehingga tidak terjadi distori

    dan penyelewengan yang merugikan masyarakat. Dalam bentuk yang paling

    sederhana, keterikatan interaksi antar dua indifidu atau lebih mengharuskan.

    Keterbukaan dalam kontek ini merupakan bagian dari kejujuran untuk saling

    menjunjung kepercayaan (trust) yang terbina antar indifidu.

    Lebih lanjut Azyumardi Azra (2006: h. 32) menyebutkan bahwa,

    setidaknya ada lima elemen yang harus terbuka dan melibatkan masyarakat dalam

    pembangunan. Pertama, Proses penganggaran yang bersifat dari bawah ke atas

    (bottom up), mulai dari perencanaan, implementasi, laporan pertanggungjawaban

    dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Hal ini perlu dilakukan untuk

    memudahkan masyarakat melakukan kontrol terhadap pengelolaan anggaran.

  • 8

    Kedua, Proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan dan

    penganggaran. Hal ini terkait pula dengan proses pembahasan tentang sumber-

    sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran

    belanja) pada semua tingkatan yang tidak cukup hanya melibatkan pihak-pihak

    tertentu.

    Ketiga, Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan tentang

    peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan dana. Misalnya, strategi

    penggalangan dana pembangunan dalam penetapan retribusi, pajak serta aturan-

    aturan lain yang berkaitan dengan penganggaran pemerintah.

    Keempat, Proses pembahasan tentang tatacara dan mekanisme pengelolaan

    proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, laporan finansial dan

    pertanggungjawaban secara teknis dari proyek yang dikerjakan oleh pimppinan

    proyek atau kontraktor. Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan

    proyek pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan publik atau pemenuhan

    kebutuhan masyarakat dan yang lebih khusus lagi adalah proyek-proyek yang

    diusulkan oleh masyarakat sendiri.

    Kelima, Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek yang dilakukan

    secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif.

    Evaluasi harus dilakukan sebagai pertanggungjawaban secara teknis dan fisik dari

    setaip out put kerja-kerja pembangunan. Dalam hal ini rakyat paham akan

    keseluruhan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah. Jadi,

    transparansi itu berarti bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua

    pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti

    (Mardiasmo, 2004 : h. 30).

  • 9

    Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

    setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,

    yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta

    hasil-hasil yang dicapai. (Buku Pedoman Program pembangunan Daerah, 2002:

    h.18)

    Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.

    Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap

    aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik. Keterbukaan informasi

    diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan

    kebijakan dibuat beradasarkan preferensi publik. (Buku Pedoman Penguatan

    Program Pembangunan Daerah, 2002: h. 18).

    Prinsip ini memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pemerintah,

    dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi. (Meuthia, 2000: h. 151)

    Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan

    baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi.

    Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untuk membuka dan

    mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan.

    Transparansi harus seimbang juga dengan kebutuhan akan kerahasiaan

    lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu.

    Karena pemerintahan menghasilkan data dalam jumlah besar, maka dibutuhkan

    petugas informasi professional, bukan untuk membuat dalih atas keputusan

    pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan keputusankeputusan yang penting

    kepada masyarakat serta menjelaskan alasan dari setiap kebijakan tersebut.

  • 10

    Tetapi secara ringkas dapat disebutkan bahwa, prinsip transparasi paling

    tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti :

    a. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua

    proses-proses pelayanan publik. Indikator ini mensyaratkan bahwa seluruh

    proses tata pemerintahan mulai dari pengorganisasian, alokasi anggaran sampai

    pada implementasi kegiatan harus terbuka secara penuh dan dapat dinilai

    dengan baik oleh warga masyarakat maupun stakeholders. Dalam konteks ini

    penyelenggara pelayanan publik yaitu aparat birokrasi harus menjelaskan

    secara penuh kepada stakeholders seluruh persyaratan-persyaratan yang harus

    dipenuhi oleh warga dalam proses pelayanan publik.

    Hal ini mengharuskan agar aparat pelayan publik melakukan upaya-upaya

    untuk menyebarluaskan informasi mengenai persyaratan yang harus diketahui

    oleh pengguna jasa pelayanan publik. Persoalannya selama ini adalah bahwa

    aparat pelayan publik merasa bahwa persayaratan tersebut merupakan urusan dari

    pengguna jasa pelayanan publik dan bukan menjadi tanggung jawab mereka.

    Hanya dengan memasang persyaratan yang ada di papan pengumuman institusi,

    mereka tidak melakukan upaya aktif untuk melakukan sosialisasi di tingkat

    masyarakat. Agus Dwiyanto, (2005:h. 243)

    b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang

    berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam

    sektor publik. Indikator ini berkaitan dengan bahwa sebuah peraturan dan

    prosedur pelayanan publik harus cukup jelas dimengerti oleh pengguna jasa

    pelayanan publik. Aparat pelayan publik harus memiliki kemampuan dan

    tersedianya mekanisme dan prosedur yang memungkinkan agar pengguna

  • 11

    jasa pelayanan publik dapat memahami dengan jelas mulai dari persyaratan,

    prosedur, biaya, waktu yang diperlukan oleh pengguna jasa pelayanan publik.

    Persolan yang ada selama ini bahwa fihak aparat birokrasi pemerintahan

    seringkali tidak mau memberikan penjelasan secara komprehensif tentang

    mengapa persyaratan, prosedur, waktu yang dibutuhkan bagi warga

    masyarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.

    c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi

    maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani.

    Indikator ini berkaitan dengan bahwa sebuah peraturan dan prosedur

    pelayanan publik harus cukup jelas dimengerti oleh pengguna jasa pelayanan

    publik. Aparat pelayan publik harus memiliki kemampuan dan tersedianya

    mekanisme dan prosedur yang memungkinkan agar pengguna jasa pelayanan

    publik dapat memahami dengan jelas.

    Keterbukaan pemerintah atas berbagai aspek pelayanan publik, pada

    akhirnya akan membuat pemerintah menjadi bertanggung gugat kepada semua

    stakeholders yang berkepentingan dengan proses maupun kegiatan dalam sector

    publik.

    2.3 Informasi Publik

    Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang

    berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini

    atau mendatang, Gordon B Davis (1991: h. 28). Selanjutnya geoge H Bodner

    (2000 : h. 1) menyatakan bahwa informasi adalah data yang diolah sehingga

    dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

  • 12

    Kemudian lebih lanjut Abdul Kadir (2002: h. 31) mendefisikan informasi

    adalah sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkat

    pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Sedangkan publik

    adalah sekelompok orang atau masyarakat.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, penulis

    menyimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang telah diolah yang berarti

    bagi sipenerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

    2.4 Pengertian Pembangunan

    Pembangunan ialah suatu perkataan yang digunakan secara meluas dalam

    semua media massa di seluruh dunia dan merupakan konsep yang kerap kali

    disebut dan dibincangkan oleh semua lapisan masyarakat, sama ada di Timur

    maupun di Barat, terutama di kalangan ahli politik, wartawan, dan ahli sains

    sosial. Walaupun pembangunan satu perkataan yang sudah biasa didengar dan

    diperkatakan oleh banyak orang, tetapi pengertian konsep pembangunan begitu

    luas cakupannya. Pengertian pembangunan perlu dihayati sebelum seseorang itu

    dapat memahami keseluruhan proses dan teori pembangunan. Usaha untuk

    memahami konsep pembangunan itu sendiri jauh lebih sukar daripada memahami

    proses dan teori pembangunan.

    Menurut Siagian, (2001: h. 4-6) bahwa Pembangunan adalah sebagai

    rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan

    sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka

    pembinaan bangsa (nation-building).

    Apabila definisi sederhana diatas disimak secara cermat, akan muncul

    kepermukaan pling sedikit ada tujuh ide pokok sebagai berikut :

  • 13

    Pertama : pembangunan merupakan suatu proses. Berarti pembangunan

    merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri

    dari taap-tahap yang satu ppihak bersifat indenpendenn akan teteapi pihak lain

    merupakan “bagian” dari sesuatu yang bersifat tanpa akhir (never ending). Banyak

    cara yang dapat digunakan uuntuk untuk menetukan pentahapan tersebut, seperti

    berdasarkan jangka waktu, biaya atau hasil tertentu yang diharapkan akan

    diperoleh.

    Kedua : pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan

    sebagai swsuatu untuk dilaksanakan. Dengan kata lain, jika dalam

    rangkakehidupan bermasyarakat, berbnagsa, bernegara terdapat kegiatan yang

    kelihatannya seperti pembangunan, akan tetapi sebenarnya tidak ditetapkan

    secarasadar dan hanya terjadi secara sporadis atau insidental, kegiatan tersebut

    tidak dapat dikategorikan sebagai pembangunan.

    Ketiga : Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka

    panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Seperti dimaklumi

    merencanakanberartimengambil keputusan sekang tentang hal-hal yang akan

    dilakukan pada jangka waktu tertentu di masa depan.

    Keempat : Rencana pembangunan mengandung makna pertubuhan dan

    perubahan. Pertumbuhan dimaksudkan sebagai peningkatan kemampuan suatu

    negara atau bangsa dan daerah untuk berkembang dan tidak sadar mampu

    mempertahan kan akemerdekaan kedaulatan dan lain-lain. Perubahan mengndung

    makna bahwa suatu negara atau bangsa harus bersikap antisipatif dan proaktif

    dalam menghadapi tuntutan situasi yang berbeda dari satu jangka waktu ke jangka

    waktu yang lai, terlepas apakah situasi yang berbeda tersebut diprediksikan

  • 14

    sebelumnya atau tidak. Dengan perkataan lain, suatu negara atau bangsa yang

    sedang membangun tidak akan puas jika hanya mampu mempertahankan status

    quo yang ada.

    Kelima : Pembangunan mengarah kepada modernitas. Modernitas disini

    dapat diartikan antara lain sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari pada

    sebelumnya, cara berfikir yang rasional dan sistem budaya yang kuat tetapi

    fleksibel. Walaupun demikian, perlu diingatkan bahwa konsep modernitas tidak

    identik dengan cara hidup gaya barat. Setiap negara atau bangsa yang modern

    harus tetap mempertahankan jati dirinyan yang bersumber dari nilai – nilai yang

    dipandang luhur oleh negara yang bersangkutan. Bahwa ada aspek-aspek nilai

    tersebut yang memerlukan penyesuaian karena tuntutan zaman,itupun harus diakui

    dan dijadikan masukan dan merumuskan strategi yang akan ditempuh.

    keenam : Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan

    pembangunan perdefinisi bersifat multidimensional. Artinya, modernitas tersebut

    mencakup seluruh segi kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersangkutan

    semakin kukuh fondasinya dan semakin mantap keberadaannya sehingga menjadi

    negara banhsa-bangsa lain didunia karena mampu menciptakan situasi yang

    membuatnya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara bangsa

    tersebut.

    Dari pembahasan diats kita sampai batasan pengertian atau definisi kerja

    dari administrasi pembangunan, yaitu seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu

    negara atau bangsa untuk tumbuh, berkembang, dan berubah secara sadar dan

    terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan negara atau bangsa yang

    bersangkutan dalam rangkai pencapaian tujuan akhirnya.

  • 15

    Definisi tersebut secara implisit menunjukkan bahwa upaya dan kegiatan

    pembangunan merupakan upaya nasional. Artinya, menyelenggarakan kegiatan

    pembangunan bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah dengan segala

    aparat dan seluruh jajarannya meskipun harus diakui bahwa peranan pemerintah

    cukup dominan. Para politisi dengan kekuatan sosial-politik harus turut berperan.

    Dunia usaha memainkan peranan yang besar terutama dibidang ekonomi. Para

    teoritisi dan cendikiawan ditantang untuk memberikan sumbangsihnya, khususnya

    dalam penguasaan dan kemampuan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan

    teknologi. Para pembentuk opini turut berperan dalam memberdayakan

    masyarakat, antara lain melalui peningkatan melalui peningkatan melaksanakan

    pengawasan sosial. Bahkkan rakyat jelata pun harus ikut dilibatkan. Singkatnya,

    pembangunan merupakan urusan semua pihak dalam suatu masyarakat bangsa.

    Dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan, tidak ada warga masyarakat

    bangsa yang hanya berperan sebagai “ penonton”, semua harus berperan sebagai

    “pemain”.

    Dari pengertian pembangunan sebagaimana yang dikemukakan diatas, dapat

    dirumuskan konsep pembangunan sebagai kegiatan atau usaha secara sadar,

    terencana dan berkelanjutan untuk mengubah kondisi suatu masyarakat menuju

    kondisi yang lebih baik lagi.

    2.5 Infrastruktur

    Infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan transportasi,

    pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lain yang

    dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan

    ekonomi (Grigg, 1988). Infrastuktur dapat dibagi menjadi 13 kategori, yaitu : 1)

  • 16

    sistem penyedia air; 2) system pengelolaan air limbah; 3) fasilitas pengelolaan

    limbah (padat); 4) fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi; 5) fasilitas

    lintas air dan navigasi; 6) fasilitas transportasi; 7) sistem transportasi publik; 8)

    sistem kelistrikan; 9) fasilitas gas dan energi alam; 10) gedung publik; 11) fasilitas

    perumahan publik; 12) taman kota; dan 13) fasilitas komunikasi (Grigg, 1988).

    Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem

    sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem

    infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur

    dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan

    untuk berfungsinya sistem sosial dan ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Definisi

    teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan

    mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem

    sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

    Peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial

    dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam menjadi sangat

    penting. Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi akan memberikan

    dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya, infrastruktur yang terlalu

    berkelebihan untuk kepentingan manusia tanpa memperhitungkan kapasitas daya

    dukung lingkungan akan merusak alam yang pada hakekatnya akan merugikan

    manusia termasuk makhluk hidup yang lain. Berfungsi sebagai suatu pendukung

    sistem sosial dan sistem ekonomi, maka infrastruktur perlu dipahami dan

    dimengerti secara jelas terutama bagi penentu kebijakan (Kodoatie R.J, 2005).

  • 17

    2.6 Organisasi Dinas Bina Marga

    Berdasarkan Qanun Nagan Raya Nomor: 4 tahun 2008 tentang susunan

    organisasi dan tata kerha Dinas Kabupaten nagan raya.

    A. Susunan Organisasi Dinas Bina Marga

    a. Kepala dinas

    b. Sekretariat.

    c. Bidang jalan

    d. Bidang jembatan.

    e. UPTD

    f. Kelompok jabatan fungsional.

    a. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Kepala Dinas

    1. Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati

    melalui Sekda (sekretaris daerah).

    2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang disebutkan diatas, kepala

    dinas mempunyai tugas sebagai berikut :

    a. Membantu kepala darah dalam merumuskan kebijakan umumdan teknis

    dengan pekerjaan umum;

    b. Memimpin dan membina dinas dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan

    pemerintah daerah;

    c. Menyiapkan kebijakan umum daerah dalam bidang bina marga;

    d. Menetapkan kebijakan teknis di bidang jalan, jembatan, pengujian dan

    peralatan sesuai dengan kebijakan umum yang di tetapkan oleh Bupati;

  • 18

    e. Melaksanakan kerjasama dengan instansi dan organisasi lain yang

    menyangkut bidang jalan, jembatan,pengujian dan peralatan; dan

    f. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh bupati

    sesuai dengan tugasnya.

    b. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris.

    1. Sekretaris mempunyai kedudukan sebagai unsur pembantu pimpinan dan

    pengelolaan administrasi. Sekretaris di pimpin oleh seorang sekretaris

    yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas

    melalui Sekretaris.

    2. Sesuai dengan kedudukan tersebut, Sekretaris mempunyai tugas pokok

    untuk melakukan pembinaan dan pengelolaan administrasi umum,

    perlengkapan, keuangan, kepegawaian, penataan arsip, organisasi dan

    tatalaksana, hubungan masyarakat dan koordinasi penyusunan

    perencanaan strategis, program kerja evaluasi dan pelaporan serta

    pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan Dinas.

    3. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi

    untuk menyelenggarakan urusasn surat menyurat, kearsipan dan laporan,

    melaksanakan urusan keuangan, administrasi umum dan melaksakan

    tugas kepala dinas dalam hal kepala dinas berhalangan.

    Sedangkan berdasarkan penjabaran tugas pokok dari sekretaris diatas ialah

    sebagai berikut :

    a. Pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian,

    keuangan, perlengkapan, rumah tangga, penataan arsip dan

    dokumentasi serta organisasi dan tatalaksana;

  • 19

    b. Penyusunan rencana strategis jangka pendek dan jangka panjang serta

    pengkajian dan evaluasi secara berkala;

    c. Penyusunan program kerja dan kegiatan, pengumpulan dan pengolahan

    dataserta penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan;

    d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap

    terhadap pelaksanaan program dan kegiatan;

    e. Pelaksanaan koordinasi dengan bidang dan unit pelaksana teknis dinas

    dalam bidang penyusunan program dan evaluasi serta pengawasan;

    f. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja dinas;

    g. Menyiapkan data, informasi dan hubungan dengan masyarakat;

    h. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala

    dinas sesuai dengan tugasnya.

    c. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Sub bagian dan kepegawaian

    1. Kepala sub bagian umum berkedudukan sebagai pembantu sekretaris Dinas

    untuk memberikan pelayanan ketatausahaan dan bertanggung jawab kepada

    sekretaris.

    2. Sesuai dengan kedudukanya, maka kepala sub bagian umum mempunyai

    tugas pokok sebagai berikut :

    a. Membantu dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dalam hal

    Pelaksanaan urusan administrasi umum dan perlengkapan yang

    diperlukan oleh dinas;

    b. Pelayanan perjalanan dinas dan keperluan rumah tangga dinas;

    c. Penerimaan, pencatatan, penyimpanan, dan pendistribusian

    perlengkapan dinas;

  • 20

    d. Pemeliharaan dan pengendalian barang-barang inventaris dinas;

    e. Pelaksanaan administrasi surat menyurat diperlukan dinas;

    f. Penyelenggaraan keamanan di lingkungan dinas;

    g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

    d. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian

    Kepegawaian.

    1. Kepala sub bagian kepegawaian berkedudukan sebagai pembantu

    sekretaris Dinas untuk memberikan pelayanan ketatausahaan dan

    bertanggung jawab kepada sekretaris.

    2. Sesuai dengan kedudukanya, maka kepala sub bagian kepegawaian

    mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

    a. Penyiapan bahan usulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, mutasi

    pegawai, pensiun, dan penghargaan;

    b. Penyiapan bahan usulan program diklat dan pengembangan pegawai;

    c. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian di lingkungan dinas;

    d. Penyusunan laporan administrasi kepegawaian;

    e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

    e. Tugas Kepala Sub Bagian Keuangan.

    1. Kepala sub babgian mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab

    kepada Sekretaris dalam hal :

    a. Pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan keuangan dinas;

    b. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pengelolaan administrasi

    keuangan dinas;

    c. Pengamanan uang kas, tanda bukti brankas, dan surat-surat berharga;

  • 21

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

    f. Target Bidang jalan

    - Kenyamanan bagi pemakai jalan

    - Kelancaran bagi moda angkutan

    - Pemeliharaan Rutin Jalan

    - Rehabilitasi Jalan

    - Pelaporan kondisi Jalan

    - Pengamanan fasilitas pelengkap jalan

    g. Bidang jalan

    1. Bidang jalan adalah unsur pelaksana teknis di bidang pembangunan jalan.

    2. Bidang jalan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah

    dan bertanggung jaawab kepada kepala Dinas melalui Sekretaris.

    3. Berdasarkan kedudukan kepala bidang jalan tersebut, kepala bidang jalan

    mempunyai tugas pokok melaksanakan pembangunan, pemeliharaan, dan

    perawatan jalan.

    4. Untuk menyelenggarakan tugas yang sebagaimana dimaksud diatas, bidang

    jalan mempunyai fungsi sebagai berikut :

    a. Perumusan perencanaan pembangunan, pengelolaan pembangunan,

    pemeliharaan jalan dan rekayasa lalulintas;

    b. Pelaksanaan standar pembangunan jalan serta pemeliharaan dan

    perawatan jalan;

    c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang

    pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jalan;

  • 22

    d. Pelaksanaan bimbingan teknis pembangunan, pemeliharaan dan

    pengawasan serta pengendalian di bidang jalan;

    e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

    kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

    Sedangkan penjabaran bidang jalan, Bidang jalan di bagi dalam beberapa

    bagian yaitu sebagai berikut :

    1. Seksi pembangunan jalan;

    2. Seksi pemeliharaan dan perawatan.

    1. Kepala Seksi Pembangunan Jalan

    Kepala seksi pembangunan jalan mempunyai tugas membantu dan

    bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga dalam hal :

    a. Penyiapan bahan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan program

    kerja pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan/peningkatan

    jalan dan jembatan;

    b. Pelaksanaan dan pengelolaan leger (penyangga) jalan dan jembatan;

    c. Pengumpulan dan pengelolaan kondisi jalan dan jembatan;

    d. Pemberian izin pemanfaatan/penggunaan sebagian Daerah Manfaat Jalan

    (DMJ) yang bersifat tetap;

    e. Pengkoordinasian dan konsultasi dengan dinas/ instansi/lembaga lainnya

    dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

    f. Evaluasi dan laporan hasil pelaksanaan tugas;

    g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

  • 23

    2. Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan

    Kepala seksi pemeliharaan dan perawatan jalan mempunyai tugas

    membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga dalam hal :

    a. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pemeliharaan jalan dan

    jembatan;

    b. Pengumpulan dan pengolahan data kondisi serta pemeliharaan jalan dan

    jembatan;

    c. Pelaksanaan pengelolaan pemeliharaan jalan dan jembatan serta

    pemanfaatannya;

    d. Pengelolaan alat berat yang meliputi perbaikan atas kerusakan,

    pengaturan, penggunaan, dan pengadministrasian kontrak sewa alat berat;

    e. Pengkoordinasian dan konsultasi dengan dinas/ instansi/lembaga lainnya

    dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

    h. Visi dan Misi

    Visi

    a. Meningkatkan pembangunan dan peningkatan isfrastruktur

    pembanguna.

    b. Menyidiakan jaringan jalan dan jembatan yang memenuhi

    kebutuhan barang dan jasa.

    c. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi darat sehingga

    memberikan akses transportasi yang lebih baik.

    d. Melakukan rehabilitas dan rekonstruksi prasarana dan sarana

    transportasi darat.

  • 24

    Misi

    a. Memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

    b. Membangun, memperbaiki dan memelihara prasarana yang belum

    ada dan yang telah.

    c. Membangun wilayah dengan program pengembangan wilayah

    yang terpadu dan selaras.

    i. Tugas Pokok dan Fungsi

    a. Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya adalah unsur pelaksanaan

    pemerintah daerah dibidang jalan, jembatan, pengujian dan peralatan.

    b. Kepala Dinas Bina Marga dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah

    dan bertanggung jawab kepada kepala daerah memlalui skretaris daerah.

    Berikut ini struktur organisasi Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya :

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,

    2003: h. 3) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

    dan prilaku yang dapat diamati.

    Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu

    memberikan gambaran mengenai bagaimana transparansi informasi publik Dinas

    Bina Marga dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kecamatan Suka Makmue

    tersebut didukung data-data tertulis seperti data-data dari hasil wawancara.

    3.2 Lokasi Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Dinas Bina

    Marga Kabupaten Nagan Raya.

    3.3 Sumber Data Dan Tehnik Pengumpulan Data

    3.3.1 Sumber Data

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan data

    primer dan data sekunder. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Dinas

    Bina Marga Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh.

    Menurut Umu Narimawati, (2008: h. 98 ) data primer adalah data yang

    berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk

    terkomplikasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui

  • 26

    narasumber atau dalam istilah tekhnisnya informan, yaitu orang yang kita jadikan

    objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan

    informasi atau data.

    Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

    pada pengumpulan data, (Sugiyono, 2008: h. 402). Data ini bersifat mendukung

    keperluan data primer seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan,

    struktur organisasi, jadwal, waktu, , petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, dan

    lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

    3.3.2 Tehnik Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

    digunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

    1. Observasi

    Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

    terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

    yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa,

    sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi

    langsung. Sedang observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan

    tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, (Maman Rahman,

    1999: h. 77).

    Dalam kegiatan pengumpulan data metode observasi merupakan salah satu

    metode utama disamping metode wawancara. Dalam hal ini pengamatan yang

    dilakukan melalui dua cara yaitu sebagai berikut :

  • 27

    a. Pengamat berperan serta adalah dimana pengamat melakukan dua peran

    sekaligus sebagai pengamat dan menjadi anggota resmi dari kelompok yang

    diamati.

    b. Pengamat tanpa berperan serta yaitu pengamat hanya berfungsi untuk

    mengadakan pengamatan.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi langsung

    yaitu di Kecamatan Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya. Pengamatan

    dilakukan sendiri secara langsung ditempat yang menjadi objek penelitian,

    sedangkan objek yang diamati adalah transparansi informasi publik Dinas Bina

    Marga dalam pembangunan infrastruktur (jalan) di Kecamatan Suka Makmue

    terhadap hal-hal yang berkaitan dengan subjek penelitian yang meliputi

    keterbukaan informasi mengenai pelaksanaan program pembangunan kepada

    masyarakat.

    2. Wawancara.

    Wawancara adalah tehnik pengumpulan data dengan sebuah percakapan

    antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajuakan oleh peneliti kepada

    subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab, (Sudarwan Darwin,

    2002: h. 135).

    Ada bermacam-macam cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan

    dalam kepustakaan, diantaranya dikemukakan oleh Patton (dalam Moleong, 2002:

    h. 197) dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua model wawancara yaitu

    sebagai berikut :

    a. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, yaitu jenis wawancara

    yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

  • 28

    1. Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang

    dinyatakan dalam proses wawancara.

    2. Penyusunan pokok-pokok dilakukan sebelum wawancara dilakukan.

    3. Pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu dinyatakan secara berurutan.

    4. Penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tiak

    perlu dilakukan sebelumnya.

    5. Petunjuk wawancara hanya berisi petunjuk secara garis besar tentang proses

    dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat

    tercakup seluruhnya.

    b. Wawancara baku terbuka, yaitu jenis wawancara yang mengggunakan

    seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara

    penyajiannya juga sama untuk setiap informan.

    3. Dokumentasi

    Tehnik dokumentasi adalah mengumpulkan data melalui peninggalan

    tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dallil

    atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

    (MamanRacman, 1999: h. 96).

    Dokumen dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber data karena

    dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk

    menguji, menafsir, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2002: h. 191).

    4. Etika Penelitian

    Dalam menulis karya ilmiah ini penulis harus memperhatikan etika

    penelitian, terutama yang berkenaan dengan informan dalam hal pengumpulan

    atau penulisan data dan informasi. Etika penelitian yang dimaksud ialah

  • 29

    berkenaan dengan keterwakilan dan kerahasiaan. Pada saat akan melakukan

    wawancara atau tanya jawab penulis terlebih dahulu meminta izin pada partisipan,

    yaitu dengan menyampaikan surat permohonan penelitian secara lisan kepada

    partisipan. Selain itu penulis juga meminta kesediaan informan untuk

    mencantumkan namanya tersebut pada karya ilmiah penulis dan partisipan tidak

    merasa keberatan dalam hal tersebut.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penulisan nama partisipan dalam

    karya ilmiah ini telah mendapat persetujuan dari para informan yang

    bersangkutan. Penulis juga menjelaskan kepada partisipan bahwa penelitian ini

    merupakan tugas akhir penulis yang merupakan salah satu syarat dalam

    menyelesaikan pendidikan penulis dan tidak menyangkut dengan kepentingan

    apapun.

    3.3.3 Informan

    Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatis,

    maka dalam penelitian ini tidak mengenal adanya sampel, melainkan informan.

    Hal ini di butuhkan untuk dapat memperoleh informasi yang lebih jelas mengtenai

    masalah penelitian yang sedang di bahas. Adapun dalam penentuan informan

    menggunakan metode purposive sampling (pengambilan sampel secara acak).

    Lebih lanjut Irawan Soehartono (2008: h. 62) tehnik pengambilan sampel secara

    purposive sampling adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel

    diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang menurut penulis sesuai

    dengan maksud dan tujuan penelitian.

    Berdasarkan keterangan diatas, maka yang menjadi informan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 30

    1. Kepala bidang pembangunan jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya 1

    orang.

    Pemimlihan kepala bidang pembangunan jalan dijadikan nara sumber

    karena :

    a. Dianggap mengetahui secara mendalam mengenai transparansi pemerintah

    dalam pembangunan infrastruktur (jalan).

    b. Sebagai pelaksana teknis di bidang pembangunan jalan.

    2. Kasi pembangunan jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya 1 orang.

    Pemilihan kepala seksi pembangunan jalan sebagai informan karena dianggap :

    a. Mengetahui secara mendalam mengenai transparansi pemerintah dalam

    pembangunan infrastruktur (jalan).

    b. Sebagai pengelolaan data dalam rangka penyusunan program kerja

    pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan jalan.

    3. Masyarakat kecamatan Suka Makmue 13 orang.

    Pemilihan masyarakat sebagai informan karena masyarakat dianggap sebagai

    penilai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.

    Jumlah informan dalam dalam penelitian ini adalah 15 orang.

    3.4 Instrumen Penelitian

    Adapun yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah alat pada

    waktu penelitian menggunakan suatu metode. Adapun instrument yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman observasi untuk

    mendapatkan informasi tentang transparansi informasi publik Dinas Bina Marga

    dalam pembangunan infrastruktur (jalan) di Kecamatan Suka Makmue.

    (Suharsimi Arikunto, 2002: h. 126).

  • 31

    3.5 Tehnik Analisa Data

    Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

    kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

    dan dirumuskan kerja (Moleong, 2001: h. 103). Analisis data menggunakan

    metode deskriptif kualitatif, dimana pembahasan penelitian serta hasilnya

    diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh. Data yang

    dperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka data yang

    digunakan non statistik.

    Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif,

    dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Meskipun

    tahap penelitian dilakukan sesuai dengan yang direncanakan, akan tetapi kegiatan

    ini tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatan pengumpulan data,

    redaksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan suatu kesimpulan.

    Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan langkah-langkah

    atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

    data, dan penarikan kesim pulan atau alur verifikasi (Milles, 1992: h. 15-19).

    1. Pengumpulan data

    Pengumpulan data adalah mencari dan mengumpulkan data yang

    diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada

    dilapangan, kemudian data tersebut dicatat.

    2. Reduksi data

    Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang

    tertulis dilapangan (Miles, 1992: h. 17).

  • 32

    Reduksi data ini bertujuan untuk menganalisis data yang lebih mengarah,

    membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data agar diperoleh

    kesimpulan yang dapat ditarik atau verifikasi.

    Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan

    mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian

    dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.

    3. Penyajian data

    Penyajian data adalah pengumpulan informasi tersusun yang memberikan

    kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan

    Heberman, 1992; h. 18).

    Dalam hal ini, data yang dikategorikan tersebut kemudian diorganisasikan

    sebagai bahan penyajian data. Data tersebut disajikan secara deskriptif yang

    berdasarkan aspek yang diteliti yaitu analisis transparansi informasi publik Dinas

    Bina Marga dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kecamatan Suka Makmue.

    4. Verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

    Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna-

    makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,

    kekokohannya, dan kecocokannya (Miles dan Huberman, 1992: h. 19).

    Penarikan kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang disajikan

    dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada

    pokok permasalahan yang diteliti.

    3.6 Pengujian Kredibilitas Data

    Uji kredilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

    kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

  • 33

    ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan

    member check. Digunakannya uji ini di maksudkan untuk mendapatkan data yang

    lebih mendalam mengenai subjek penelitian (Sugiyono, 2008: h. 270).

    Adapun penguji kredibilitas data adalah sebagai berikut :

    1. Perpanjangan pengamatan

    Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatan

    yang dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang memadai. Menurut

    Moleong (2007: h. 327 ) perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal

    dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

    2. Peningkatan ketekunan

    Melakukan pengamatan secara lebih mendalam untuk memperoleh

    kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan dengan membaca berbagai

    referensi baik dari buku maupun dokumen yang terkait dengan temuan yang

    diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar dan bisa dipercaya

    atau tidak kebenarannya.

    3. Triangulasi

    Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa

    pihak secara terpisah namun dengan karakteristik yang sama, kemudian hasilnya

    di cross cheek antara jawaban yang satu dengan jawaban yang lain. Triangulasi

    dalam penelitian dilakukan terhadap orang tua dan sahabat. Hasil jawaban dari

    beberapa pihak tersebut kemudian dilihat persamaan dan perbedaannya, sehingga

    dapat dilihat penerimaan diri berdasarkan pengalaman psikologis obesitas dari

    orang yang satu dengan orang yang lain.

  • 34

    4. Pemeriksaan teman sejawat

    Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil

    temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan

    mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang

    berguna untuk proses penelitian.

    5. Analisis kasus negatif

    Menurut sugiyono (2008: h. 275) melakukan analisis kasus negatif berarti

    peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang

    telah ditemukan.

    6. Member check

    Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara

    mendiskusikan hasil penelitian dengan sumber-sumber yang telah

    memberikandata untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya. Menurut

    Moleong, (2007: h. 336) pengecekan dilakukan dengan jalan sebagai berikut :

    a. Penilaian dilakukan oleh informan

    b. Mengkoreksi kekeliruanMenyediakan tambahan informasi secara sukarela.

    c. Memasukkan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan

    untuk mengintikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data.

    d. Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.

    Pengujian kredibilitas bertujuan untuk menilai kebenaran dari temuan

    penelitian kualitatif. Kredibilitas ditujukan ketika partisipan mengungkapkan

    bahwa transkip penelitian memang benar-benar sebagai pengalaman dirinya

    sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang telah ditranskipkan

    untuk dibaca ulang oleh partisipan.

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Dalam melaksanakan penelitian ini, kondisi lingkungan yang diteliti

    merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh peneliti. Dinas Bina

    Marga merupakan salah satu dari beberapa Dinas yang berada di Kabupaten

    Nagan Raya yang bertugas di bidang pengelolaan dan pembangunan infrastruktur

    jalan. Dinas Bina Marga berdiri atau telah ada sejak tahun 2000. Adapun lokasi

    Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya terletak di Desa Lueng Baroe

    Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya.

    Kabupaten Nagan Raya ibu kotanya adalah Suka Makmue yang berjarak

    sekitar 287 km atau 8 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri

    berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002 (Tanggal 2 Juli 2002) sebagai hasil

    pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Kabupaten Nagan Raya secara geografis

    terletak pada lokasi 030 40’ - 040 38’ Lintang Utara dan 960 11’ - 960 48’ Bujur

    Timur dengan luas wilayah 3.363,72 km2 (336.372 hektar) dengan batas-batas

    wilayah sebagai berikut :

    - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Luwes dan Aceh Barat

    Daya

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat

    - Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

  • 36

    4.1.1 Dinamika Pegawai

    Dinas Bina Marga memiliki kepadatan pegawai dengan jumlah 38 orang,

    yang terdiri dari 38 orang dengan pegawai negeri sipil. Dengan rincian jenis

    kelamin pegawai Dinas Bina Marga dapat dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut :

    Tabel : 4.1

    Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis Kelamin Jumlah

    1 Laki-laki 32

    2 Perempuan 6

    Jumlah 38

    Sumber: Profil Dinas Bina Marga, Nagan Raya, 2012

    Dilihat dari tabel di atas bahwa jumlah pegawai yang berjenis kelamin

    laki-laki lebih besar dari jumlah pegawai yang berjenis kelamin perempuan. Jenis

    kelamin pegawai laki-laki berjumlah 32 orang, sedangkan pegawai dengan

    berjenis kelamin perempuan berjumlah 6 orang.

    Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan Umurnya dapat dilihat pada tabel

    berikut di bawah ini :

    Tabel : 4.2

    Jumlah Pegawai Berdasarkan Umur

    No Golongan Umur Jumlah

    1. 20-26 10

    2. 27-32 17

    3. 33-38 5

    4. 39-44 3

    5. < 45 3

    Total 38

    Sumber : Profil Dinas Bina Marga 2012

    Adapun klasifikasi pegawai berdasarkan pangkat/Golongan. Klasifikasi

    pangkat/Golongan pegawai Dinas Bina Marga dapat dilihat pada tabel 3 sebagai

    berikut :

  • 37

    Tabel : 4.3

    Klasifikasi pegawai Dinas Bina Marga berdasarkan pangkat/Golongan

    No Pangkat/Golongan Jumlah

    2 IV/a 2

    3 III/a 10

    4 III/b 7

    5 III/d 1

    6 II/a 10

    7 II/b 3

    8 11/c 1

    9 I/c 2

    10 I/d 2

    Jumlah 38

    Sumber : Profil Dinas Bina Marga, 2012

    4.1.2 Struktur Organisasi Bidang Jalan

    STRUKTUR ORGANISASI BIDANG JALAN

    Ir. BUSTAMAM

    Kepala Bidang Jalan

    ISKANDAR, ST

    Kasi Pemeliharaan Jalan Kasi Pemb. Jalan

  • 38

    4.2 Hasil Penelitian

    Penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

    informan di lapangan, data penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan

    dengan melakukakan Wawancara langsung kepada informan yaitu sebanyak 15

    orang iforman.

    Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa

    informan tersebut akan disajikan dalam bentuk kutipan Wawancara.

    4.2.1 Krakteristik Informan

    Dalam karakteristik informan akan dijelaskan data mengenai identitas

    informan yang terdiri dari jenis kelamin dan usia informan.

    Dapat di gambarkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada

    jenis kelamin perempuan. Untuk sebaran informan berdasarkan jenis kelamin

    dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel : 4.4

    Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

    1 Laki-laki 12 80

    2 Perempuan 3 20

    Total 15 100

    Sumber : Hasil penelitian 2012

    Perbedaan jumlah laki-laki dengan 12 orang dan perempuan 3 orang

    seperti yang tercantum dalam tabel diatas bukan berarti terdapat perbedaan jender

    antara laki-laki dengan perempuan dalam hal mendapatkan informasi dan

    keterlibatan dalam tahapan pelaksanaan program pembanggunan infrastruktur

    jalan di Kecamatan Suka Makmue. Perbedaan tersebut hanyalah suatu kebetulan

    tanpa unsur kesengajaan. Perbandingan jumlah tersebut tidak menjadi kendala

  • 39

    utama bagi terwujudnya transparansi informasi publik Dinas Bina Marga dalam

    pembangunan infrastuktur jalan di Kecamatan Suka Makmue.

    4.2.2 Transparansi Informasi Publik Dalam Pembangunan Infrstruktur

    Jalan Di Kecamatan Suka Makmue

    Dalam pelaksanaan program pembangunan, khususnya pembangunan

    infrastruktur jalan yang membuat suatu kegagalan dalam pelaksanaan program

    pembangunan tersebut adalah karena dalam penyusunan, pelakasanaan,

    penganggaran dan evaluasi program pembangunan kurang terbuka kepada publik.

    Seharusnya dengan lahirnya otonomi daerah memberikan kesempatan bagi publik

    (masyarakat) untuk ikut mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri.

    Ada 5 elemen transparansi informasi publik dalam pelaksanaan program

    pembangunan yaitu (1). proses penganggaran yang bersifat dari bawah ke atas,

    proses penganggaran yang bersifat dari bawah keatas yaitu mulai dari

    perencanaan, implementasi, laporan pertangungjawaban, evaluasi kerja anggaran.

    (2). Proses penyusunan kegiatan yaitu mulai dari sumber dana, alokasi anggaran.

    (3). Proses pembahasan pembuatan rancangan tentang peraturan yang berkaitan

    dengan penggalangan dana. (4). Proses pembahasan tentang tatacara dan

    mekanisme pengelolaan proyek yaitu mulai dari pelaksanaan tender, laporan

    finansial, pertanggungjawaban secara teknis pimpinan proyek, pengawasan, dan

    (5). Proses evaluasi. Kelima elemen tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

    4.2.2.1 Proses Penganggaran Yang Bersifat Dari Bawah Ke Atas.

    Penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu

    anggaran. Oleh karenanya, dalam hal ini suatu keterbukaan informasi publik

    dalam proses penganggaran yang bersifat dari bawah ke atas adalah hal penting

    yang perlu dilakukan oleh pemerintah Dinas Bina Marga sebagai pengelola

  • 40

    pembangunan infrastruktur jalan. Adapun yang termasuk proses penganggaran

    yang bersifat dari bawah ke atas yaitu mulai dari perencanaan, implementasi,

    laporan pertangggungjawaban dan evaluasi anggaran.

    1. Perencanaan

    Peranan keterbukaan informasi publik dalam perencanaan pembangunan

    sangat penting. Keterbukaan informasi publik merupakan kontribusi masyarakat

    secara nyata dan positif dalam penyusunan perncanaan pembangunan di

    wilayahnya. Masyarakat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi program

    pembangunan sesuai dengan kebutuhan potensi, daerah dan keinginan kelompok

    masyarakat, bukan sekedar sebagai keinginan masyarakat, tetapai harus dengan

    menggunakan kriteria terukur. Oleh kerena itu keterbukaan informasi publik

    dalam program pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Bina Marga

    merupakan suatu hal yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan

    pembangunan.

    Untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana keterbukaan

    informasi Dinas Bina Marga dalam perencanaan pembangunan dilakukan

    wawancara dengan pejabat instansi terkait dan masyarakat. Berdasarkan

    wawancara dengan bapak Iskandar, ST selaku kepala seksi bidang jalan Dinas

    Bina Marga Kabupaten Nagan Raya menyatakan bahwa :

    “Pemerintah sampaikan informasi mengenai progam pembangunan

    yang dilaksanakan melalui media cetak (Koran), website dan melalui

    pemasangan pamplet di lokasi program pembangunan diadakan”.

    (Wawancara 04 Oktober 2012).

    Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa pemerintah sebagai

    pengelola pembangunan telah membuka informasi mengenai perencanaan

  • 41

    pembangunan melalui media masa yaitu melalui Koran, website, dan pemasangan

    pamplet.

    Kemudian ketika diwawancarai apakah ada penyampaian infomasi

    mengenai perencanaan pembangunan, bapak Iskandar,ST selaku kepala seksi

    bidang jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya juga memberikan

    informasi bahwa:

    “Ada, karena hal-hal yang dipublikasikan kepada publik mulai dari

    tahap lelang, perencanaan dan sebagainya, serta anggaran

    pembangunan”. (Wawancara 04 Oktober 2012).

    Lebih lanjut Marzuki selaku masyarakat Kecamatan Suka Makmue

    menyatakan bahwa :

    “Pemerintah sampaikan informasi mengenai pelaksanaan program

    pembangunan melalui media seperti Koran, internet (website), dan

    pemasangan plang dilokasi diadakan pembangunan. Saya pernah

    membaca selebaran informasi tersebut, adapun isi dari penyampaian

    yaitu sedang diadakan pembangunan jalan dengan jumlah anggaran

    Rp 5 Milyar, lebar, panjang dan ketebalan aspal dan

    pengelola”.(Wawancara 06 Oktober 2012).

    Kemudian lebih lajut bapak Syukri selaku masyarakat kecamatan Suka

    Makmue menyatakan bahwa :

    “Benar yang disampaikan oleh bapak Marzuki bahwa penyampaian

    informasi mengenai perencanaan program pembangunan ada dan

    saya pernah membaca informasi tersebut dikoran”. (Wawancara 06

    Oktober 2012).

    Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Dinas Bina Marga

    membuka informasi publik mengenai perencanaan pembangunan infrastruktur

    jalan Di Kecamatan Suka Makmue melalui media yang ada yaitu Koran dan

    website serta pemasangan plang di lokasi diadakannya pembangunan tersebut.

  • 42

    Ketika diwawancarai mengenai keterlibatan masyarakat dalam

    perencanaan pembangunan, bapak Marzuki selaku masyarakat juga memberikan

    informasi bahwa :

    “Selama ini masyarakat dilibatkan kalau dalam pembangunan lorong

    desa karena masyarakat itu sendiri yang melaksanakan program

    pembangunan tersebut, sedangkan dalam pelaksanaan program

    pembangunan jalan poros, kami masyarakat sama sekali tidak ada

    dilibatkan, dan yang dilibatkan hanya orang-orang yang

    berkepentinagan saja yaitu tim perencana”. (Wawancara 06 2012).

    Berdasarkan keterangan diatas diketahui bahwa pemerintah belum

    melibatkan masyarakat untuk memonitor perencanaan pembangunan infrastruktur

    jalan di Kecamatan Suka Mamue. Hal tersebut hendaknya menjadi masukan bagi

    pemerintah Dinas Bina Marga sebagai pengelola pembangunan untuk melakukan

    perubahan dalam sistem perencanaan pembangunan, yang mana masyarakat dari

    berbagai lapisan harus dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tersebut.

    Pelibatan ini sangat dibutuhkan agar program pembangunan yang dilaksanakan

    benar - benar tepat sasaran.

    2. Implementasi

    Implementasi atau sering disebut pelaksanaan, adapun yang dimaksud

    pelaksanaan disini adalah pelaksanaan anggaran, oleh karenanya pelaksanaan

    anggaran program pembangunan harus digunakan melalui tugas dan wewenang

    yang jelas. Penyimpangan - penyimpangan dari tujuan awal yang telah ditetapkan

    hanya boleh dilakukan jika didasarkan pada aturan dan panduan yang jelas dan

    seharusnya tidak boleh ada perbedaan yang jauh antara anggaran dan pengeluaran

    riil. Dalam hal ini tentu keterbukaan dan keterlibatan masyarakat sangat perlu

    dilakukan. Wawancara dengan Bapak Iskandar, ST selaku Kepala seksi bidang

    jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya menyatakan bahwa :

  • 43

    “Ada, karena disetiap pelaksanaan program pembangunan

    pemerintah selalu memberikakn informasi kepada publik baik yang

    menyangkut dengan anggaran”. (Wawancara 04 Oktober 2012)

    Kemudian ketika diwawancarai mengenai kebenaran sebagaimana yang

    dikatakan oleh pihak pemerntah yaitu Kepala seksi bidang jalan Dinas Bina

    Marga Kabupaten Nagan Raya Bapak Syukri selaku masyarakat menyatakan

    bahwa :

    “Penyampaian informasi ada, tapi mengenai implementasi atau

    pelaksanaan anggaran program pembangunan selama ini belum ada

    karena saya belum pernah melihat adanya informasi yang membahas

    masalah pelaksanaan anggagran tersebut, meskipun ada hanya

    informasai masalah total anggara saja”. (Wawancara 06 Oktober

    2012)

    Hal senada juga dinyatakan oleh Bapak Syamsudin selaku masyarakat

    menyatakan bahwa :

    “Benar yang disampaikan oleh Bapak Syukri yang bahwasanya

    mengenai pelaksanaan anggaran belum ada penyampaian informasi

    kepada masyarakat yang membahas masalah tersebut. (Wawancara

    07 Oktober 2012).

    Selanjutnya ketika diwawancarai mengenai perlunya keterbukaan

    informasi mengenai pelaksanaaan anggaran bagi masyarakat, Bapak Muhtarudin

    selaku masyarakat menyatakan bahwa :

    “Sangat perlu, agar masyarakat mengetahui sekaligus ikut

    mengontrol anggaran, apakah pelaksanaan anggaran digunakan

    sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan”. (Wawancara 07

    Oktober 2012)

    Dari keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam tahap

    implementasi anggaran pemerintah yaitu Dinas Bina Marga belum memberikan

    kesempatan bagi masyarakat untuk ikut mengetahui dalam tahap ini.

  • 44

    Demikian halnya Ketika diwawancarai mengenai keterlibatan masyarakat dalam

    memonitor implementasi anggaran, Bapak Marzuki selaku masyarakat juga

    menyatakan bahwa :

    “Dalam implementasi anggaran masyarakat tidak dilibatkan”.

    (Wawancara 06 Oktober 2012).

    Dari keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam tahap

    implementasi anggaran pemerintah yaitu Dinas Bina Marga belum memberikan

    kesempatan bagi masyarakat untuk ikut mengetahui dan melibatkan masyarakat

    untuk memonitor dalam tahap ini.

    3. Laporan Pertanggungjawaban dan Evaluasi Kerja Anggaran

    Laporan pertanggungjawaban anggaran merupakan suatu untuk mengukur

    apakah dana publik telah digunakan secara tepat untuk tujuan penggunaan dana

    publik tadi ditetapkan dan tidak digunakan secara ilegal. Oleh karena itu, Dinas

    Bina Marga sudah seharusnya membuka informasi dan melibatkan masyarakat.

    wawancara dengan Bapak Iskandar, ST selaku kepala seksi bidang jalan Dinas

    Bini Marga Kabupaten Nagan Raya ketika diwawancarai mengenai keterbukaan

    informasi kepada publik dalam laporan pertanggungjawaban menyatakan :

    “Ada, laporan pertanggungjawaban mengenai anggaran program

    pembangunan tersebut kami sampaikan ataupun publikasikan

    melalui Koran dan website”. (Wawancara 04 Oktober 2012).

    Marzuki selaku masyarakat menyatakan bahwa :

    “Kalau boleh saya jujur, selama ini belum pernah melihat adanya

    penyampaian informasi mengenai laporan pertanggungjawaban

    anggaran program pembangunan, yang saya tahu penyampaiann

    informasi mengenai total anggaran saja dan dalam anggaranpun

    tidak ada informasi sampai pada rincian-rincian”. (Wawancara 06

    Oktober 2012).

  • 45

    Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemerintah Dinas

    Bina Marga sebagai pemilik program pembangunan tersebut belum terbuka

    dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui dalam

    pertanggungjawaban atas program pembangunan yang dilaksanakan.

    Ketika diwawancarai mengenai keterlibatan masyarakat dalam memonitor

    pertanggungjawaban anggaran, Bapak syukri selaku masyarakat juga menyatakan

    bahwa :

    “Tidak dilibatkan, jadi saya merasa bahwa kami masyarakat tidak

    perlu tahu itukan urusan pemilik proyek dengan pelaksana proyek”.

    (Wawancara 06 oktober 2012).

    Berdasarkan Wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemrintah Dinas

    Bina Marga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat dalam

    pertanggungjawaban anggaran atas program pembangunan yang dilaksanakan.

    Hal ini membuat masyarakat kurang peka terhadap program yang dilakukan

    pemerintah dan beranggapan bahwa pembangunan hanya milik pemerintah saja.

    Evaluasi kerja anggaraan juga hal yang diperlukan adanya keterbukaan

    informasi bagi publk. Keterbukaan informasi tersebut bertujuan agar masyarakat

    (publik) mengetahui mengenai anggaran dalam program pembangunan, dan

    publik juga dapat ikut mengontrol segala kinerja anggaran sehingga tidak terjadi

    penyelewengan anggagran.

    hal ini berdasarkan wawancara dengan Marzuki selaku masyarakat

    menyatakan bahwa :

    “Saya rasa selama ini mengenai penilain anggaran tidak ada

    informasi kepada publik, karena jujur selama ini saya belum pernah

    melihat informasi yang membahas mengenai penilaian anggaran

    untuk program pembangunan jalan baik di Koran, ataupun pamplet”.

    (Wawancara 06 Oktober 2012).

  • 46

    Hal senada juga di sampaikan oleh Bapak Syukri selaku masyarakat yang

    menyatakan bahwa :

    “Boleh saya jujur bahwa selama pelaksanaan proram pembangunan

    berjalan hingga program pembanggunan selesai tidak ada informasi

    yang membahas masalah tersebut kepada masyarakat, dan yang

    masyarakat tahu hanya pembanggunan sudah selesai”. (Wawancara

    06 Oktober 2012).

    Dari data di atas kita dapat katakan bahwa pemerintah belum terbuka

    dalam evaluasi anggaran dengan cara memberikan akses informasi mengenai

    evaluasi anggaran.

    4.2.2.2 Proses Penyusunan Kegiatan Atau Proyek Pembangunan Dan

    Penganggaran.

    Dalam proses penyusunan kegiatan proyek dan penganggaran memang hak

    Dinas sebagai pengelola pembangunan untuk menyusun kegiatan pembangunan

    tersebut, sudah tentu masyarakat ikut mengetahui informasi dan bukan hanya

    pihak pemerintah sendiri serta orang-orang berkepentingan yang mengetahui

    informasi dalam tahap ini. Hal ini agar masyarakat dapat ikut mengetahui

    penyusunan dan arah kegiatan pembangunan serta penganggaran yaitu asal usul

    anggaran program pembangunan.

    1. Sumber Dana

    Sumber dana merupakan suatu asal anggaran yang digunakan dalam

    melaksanakan program pembangguan infrastruktur jalan tersebut, maka dalam hal

    ini keterburkaan informasi publik oleh Dinas Bina Marga mengenai pembahasan

    yang menyangkut dengan sumber Pendaan program adalah suatu yang harus

    dilakukan oleh pihak pemerintah melalui Dinas Bina Marga selaku pengelola

    program pembangunan. Hal ini agar publik dapat mengetahui asal dari anggaran

  • 47

    yang digunakan dalam pembangunan tersebut. Berdasarkan wawancara dengan

    bapak Iskandar, ST selaku kepala seksi bidang jalan Dinas Bina Marga

    menyatakan bahwa :

    “Melalui media yang telah saya sebutkan sebelumnya yaitu melalui

    media surat kabar, website. Adapun sumber anggaran yang

    digunakan dalam pembangunan bersumber dari APBD dan DAK”.

    (Wawancara 05 Oktober 2012).

    Kemudian wawancara dengan Marzuki selaku masyarakat menyatakan

    bahwa:

    “Ada, adapun dana untuk program pembangunan infrastruktur jalan

    bersumber dari APBD dan DAK+Sharing, sedangkan untuk

    pembangunan lorong-lorong desa itu bisa dari dana PNPM, ADG

    dan lain-lain”. (Wawancara 06 Oktober 2012)

    Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa dalam

    program pembangunan dana sudah jelas bersumber dari APBD (Anggaran

    Pendapatan Belanja Daerah) dan DAK (Dana Alokasi Khusus).

    2. Alokasi Anggaran

    Alokasi anggaran dana dalam program pembangunan yaitu semua

    pengeluaran anggaran yang digunakan selama pelaksanaan program berjalan

    hingga pada selesainya program pembangunan. Jadi dalam hal ini keterbukaan

    informasi oleh Dinas Bina Marga melaului penyampaian - penyampaian

    informasi melalui media yang tersedia kepada publik menjadi hal yang penting

    harus dilakukan oleh pemerintah yaitu Dinas Bina Marga sebagai pengelola

    program pembangunan tersebut. Wawancara dengan Bapak Iskandar, ST selaku

    Kepala seksi bidang jalan Dinas Bina Marga beliau menyatakan bahwa :

    “Ada, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya bahwa semua

    yang menyangkut dengan pelaksanaaan pembangunan yang sedang

    dilaksanakan pemerintah publikasikan melalui website, Koran, serta

  • 48

    ada juga melalui pemasangan pamplet dilokasi diadakan pekerjaan”.

    (Wawancara 04 Oktober 2012).

    Selanjutnya Bapak Syukri selaku masyarakat menyatakan bahwa :

    “Penyampaian informasi ada, namun hanya mengenai jumlah total

    anggaran saja, dan mengenai alokasi anggaran yaitu hal yang

    membahas pengeluaran, penggunaan anggaran saya belum melihat

    adanya informasi yang menyampaikan hal tersebut”. (Wawancara 06

    Oktober 2012).

    Berdasarkan wawancara diatas, maka kita dapat pahami bahwa melalui

    Dinas Bina Marga sebagai pengelola sekaligus pemilik program pembangunan

    infrastruktur jalan sudah mencoba memberikan informasi dalam mengenai

    anggaran, namun mengenai tahap Alokasi Anggaran belum memberikan informasi

    kepada publik

    Kemudian lebih lanjut ketika diwawancarai mengenai keterlibatan

    masyarakat dalam alokasi anggaran. Marzuki Selaku Masyarakat juga menyatakan

    bahwa :

    “Masyarakat belum ada dilibatkan dalam tahap alokasi anggaran, hal

    ini membuat masyarakat tidak bisa memonitor apakah pengalokasian

    anggaran sesuai dengan kebutuhan dan keperluan program atau

    tidak”. (Wawancara 06 Oktober 2012).

    Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa dalam tahap alokasi

    aanggaran pemerintah masih enggan mengikut sertakan masyarakat untuk ikut

    memonitor mengenai pengeluaran dan penggunaan-penggunaan anggaran.

    4.2.2.3 Proses Pembahasan Tentang Pembuatan Rancangan Tentang

    Peraturan Yang Berkaitan Dengan Strategi Penggalangan Dana.

    Dalam pelaksanaan pembangunan proses pembahasan tentang pembuatan

    rancangan tentang peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan dana

    tidak ada karena berdasarkan Wawancara dengan bapak Iskandar, ST selaku kepala

  • 49

    seksi bidang jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya beliau menyatakan

    bahwa :

    “Dana pembangunan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)

    dan Anggaran Pendapatan belanja Daerah (APBD)”. (Wawancara 05

    Oktober 2012).

    Dari keterangan di atas, dapat kita katakan sudah jelas bahwa dana

    pelaksanaan program pembangunan infrastruktur jalan bersumber dari Dana

    Alokasi khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

    4.2.2.4 Proses Pembahasan Tentang Tatacara Dan Mekanisme Pengelolaan

    Proyek.

    Menjadi sangat penting keterbukaan informasi publik dalam proses

    pembahasan tentang tatacara dan mekanisme pengelolaan proyek yaitu mulai dari

    pelaksanaan tender, laporan finansial dan pertanggungjawaban secara teknis dari

    proyek yang dikerjakan oleh pimpinan proyek atau kontraktor. Proses pengawasan

    dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan yang berkaitan dengan

    kepentingan publik atau pemenuhan kebutuhan masyarakat dan yang lebih khusus

    lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.

    1. Pelaksanaan Tender

    Pelaksanaan tender juga menjadi salah satu tahapan dalam pelaksanaaan

    program pembangunan infrasruktur jalan yaitu suatu tahap tawar menawar

    mengenai proyek atau program yang akan dilakukan. Adapun penawaran tersebut

    antara dengan para masyarakat yang tertarik dengan proyek yang disediakan oleh

    pemilik proyek (owner). Dalam hal ini keterbukaan informasi publik sangat

    diperlukan agar tidak terjadi suatu ketidak jujuran didalamnya.

  • 50

    Berdasarkan wawancara dengan Bapak Iskandar, ST Selaku Kepala seksi

    bidang jalan Dinas bina Marga Kabupaten Nagan Raya menyatakan bahwa :

    “Pada saat pembahasan masyarakat tidak dilibatkan, namun saat

    pelelangan tender pemerintah mempublikasikan mengenai lelang

    tender melalui Koran, website, dan melibatkan semua kalangan

    masyarakat”. (Wawancara 04 Oktober 2012).

    Selanjutnya bapak Syamsudin selaku masyarakat Suka Makmue juga

    mengatakan bahwa :

    “Penyampaian informasi mengenai pelelangan tender melalui media

    ada dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat, namun apabila

    jumlah anggaran mencapai 5 milyar keatas. Sedangkan apabila

    dalam jumlah anggaran yang lebih kecil yaitu hanya mencapai Rp

    300 juta ke bawah penyampaian disampaikan langsung kepada

    masyarakat (Pl) dan tidak dipublikasikan melalui media”.

    (Wawancara 07 Oktobber 2012).

    Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Syukri selaku masyarakat

    menyatakan bahwa:

    “Benar ada penyampaian informasi mengenai tender lelang, saya

    pernah melihat dan membaca informasi tersebut yang memberikan

    kesempatan bagi semua kalangan masyarakat untuk ikut dan

    terlibat”. (Wawancara 06 Oktober 2012).

    Pernyataan di atas menggambarkan bahwa pemerintah mencoba terbuka

    dengan menyampaikan informasi lelang tender melalui media dalam proses

    pelelanggan tender.

    2. Laporan Finansial

    Keterbukaan informasi publik dalam laporan finansial juga menjadi

    sangat penting yang harus dilakukan oleh pemerintah kepada publik agar publik

    (masyarakat) dapat menilai mengenai keuangan apakah terjadi penyelewengan

    atau tidak dalam pengelolaan keuangan. Sesuai wawancara dengan Bapak

  • 51

    Iskandar, ST selaku kepala seksi bidang jalan Dinas Bina Marga beliau

    menyatakan bahwa :

    “Ada, seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa kami

    mempublikasikan semua yang menyangkut dengan program yang

    dilaksanakan melalui media yang saya sebutkan tadi, jadi mengenai

    laporan finansial ada publikasi kepada publik”. (05 Oktober 2012).

    Lebih lanjut Wawancara dengan bapak Marzuki selaku masyarakat

    menyatakan bahwa :

    “Ada, saya pernah melihat, namun keuangan yang di sampaikan

    hanya mengenai jumlah total anggaran untuk pembangunan

    saja”.(Wawancara 06 Oktober 2012).

    Kemudian lebih lanjut Bapak Syukri selaku masyarakat juga menyatakan

    bahwa :

    “Benar yang di sampaikan Bapak Marzuki informasi mengenai

    keuangan itu ada, namun hanya pada tota anggaran saja, sedangkan

    menganai keuangan secara rinci saya belum melihat adanya

    penyampaian informasi pemerintah dalam hal ini”. (Wawancara 06

    Oktober 2012).

    Dari keterangan diatas dapat kita katakan bahwa dalam laporan finansial

    pemerintah belum transparan dan belum melibatkan masyarakat meskipun

    pemerintah menyatakan bahwa pemerintah telah mempublikasikan laporan

    keuangan melalui media kepada publik meskipun tidak sampai pada rinci-

    riancianya.

    Kemudian ketika diwawancarai mengenai keterlibatan masyarakat juga

    bapak Syukri menyatakan bahwa :

    “Mayarakat tidak dilibatkan dalam tahap ini. Yang saya tahu

    biasanya kalau masalah laporan finansial itu urusan kontraktor

    dengan Dinas bina marga sebagai pemilik proyek jadi masyarakat

    tidak tahu dalam hal ini. Yang masyarakat tahu bahwa pembangunan

    sudah selesai”. (Wawancara 06 Oktober 2012).

  • 52

    Dari keterangan diatas dapat kita katakana bahwa dalam laporan finansial

    pemerintah belum transparan dan belum melibatkan masyarakat meskipun

    pemerintah menyatakan bahwa pemerintah telah mempublikasikan laporan

    keuangan melalui media kepada publik.

    3. Pertanggungjawaban Secara Teknis Dari Pimpinan Proyek

    Pertanggungjawaban secara teknis dari pimpinan proyek artinya bahwa

    kontraktor sebagai pimpinan proyek yang telah diberi tugas oleh pemilik proyek

    melalui perjanjian kontrak. Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kontrak

    atau syarat-syarat dan rencana kerja. Dalam hal ini sangat diperlukan keterbukaan

    informasi publik oleh Dinas Bina Marga agar program yang dilaksanakan tercapai

    secara maksimal dan sesuai dengan perencanaan awal.

    Wawancara dengan Bapak Iskandar, ST selaku Kepala seksi bidang jalan

    Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya menyatakan bahwa :

    “Jika mengenai pertanggungjawaban pimpinan proyek memang

    tidak ada publikasi kepada publik, namun saya rasa dengan melihat

    hasil kerja di lapangan saya rasa itu sudah mewakili karena selama

    ini belum ada komplen atau kritikan apaun dari masyarakat”.

    (Wawancara 04 Oktober 2012).

    Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa pemerintah menganggap

    dengan melihat hasil kerja di lapangan sudah mencerminkan bahwa pemerintah

    sudah terbuka mengenai pertanggungjawaban secara teknis dari proyek yang

    dikerjakan Masyarakat menyatakan bahwa :

    “Yang saya tahu biasanya setelah selesai terlaksananya proyek,

    pimpinan proyek bertanggung jawab kepada pemerintah yaitu Dinas

    Bina Marga sebagai pemilik program, jadi masyarakat disini yang

    masyarakat tahu hanya bahwasanya pembangunan sudah

    selesai”.(Wawancara 06 Oktober 2012).

  • 53

    Ketika diwawancarai mengenai adakah penyampaian informasi kepada

    masyarakat oleh pemerintah yaitu Dinas Bina Marga mengenai program

    pembangunan yang telah selesai dikerjakan oleh pimpinan program, masyarakat

    menyatakan bahwa :

    “Tidak ada, karena itu memang urusan para kontraktor dengan

    pemilik program pembangunan, dan masyarakat di sini hanya tahu

    bahwa pembangunan sudah selesai”. (Wawancara 06 Oktober 2012).

    Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa dalam

    pertanggungjawaban teknis pemerintah belum juga memberikan kesempatan bagi

    masyarakat untuk mengetahui dan bahkan terlibat dalam tahap ini, sesungguhnya

    keterbukaan informasi publik dalam tahap ini agar masyarakat mengetahui

    rogram pembangunan yang laksanakan/dikerjakan telah sesuai dengan yang telah

    direncanakan.

    4. Pengawasan

    Pengawasan merupakan peran penting dan positif dalam proses

    pelaksanaan program pembangunan khususnya pembangunan fisik infrastruktur

    jalan dan menjamin segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai

    waktunya. Oleh karena keterbukaan informasi publik dalam tahap pengawasasn

    sangat diperlukan.

    Berdasarkan wawancara dengan Bapak Iskandar, ST selaku kepala seksi

    bidang jalan Dinas Bina Marga beliau menyatakan bahwa :

    “Program pembangunan yang dilaksanakan merupakan milik

    bersama dan pembangunan tersebut berdasarkan usulan masyarakat

    melalui proposal kepada Dinas Bina Marga, jadi secara tidak

    langsung masyarakat juga mempunyai hak untuk ikut mengawasi

    kinerja program tersebut”. (Wawancara 04 Oktober 2012).

  • 54

    Berdasarkan keterangan di atas bahwa pembangunan tersebut merupakan

    milik bersama, jadi masayarakat juga ikut

    dalam pengawasan pelaksanaan program pembnagunan yang sedang berjalan.

    Selanjutnya Bapak Marzuki selaku masyarakat ketika diwawancarai

    mengenai keterlibatan masyarakat dalam pengawasan menyatakan bahwa :

    “Dalam pelaksanaan program pembangun jalan raya (besar) tidak

    ada keterlibatan masyarakat dalam pengawasan karena sudah ada

    senidiri konsultan pengawas yang melakukan pengawasan, namun

    kalau dalam proyek kecil yang dilaksanakan dilorong-lorong desa

    masyarakat dilibatkan secara penuh”. (Wawancara 06 Oktober

    2012).

    Hasil Wawancara di atas, dapat dipahami bahwa masyarakat tidak ikut

    dilibatkan karena merasa sudah ada sendiri konsultan pengawas. Berdasarkan

    pengamatan di lapangan bahwa keterlibatan masyarakat dalam program

    pembangunan infrastruktur jalan di kecamatan Suka Makmue masih sangat

    rendah, hal itu terlihat masih tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam

    pembangunan tersebut.

    4.2.2.5 Proses Evaluasi Terhadap Penyelenggaraan Proyek

    Evaluasi harus dilakukan sebagai pertanggungjawaban secara teknis dan

    fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan. Evaluasi atau penilaian adalah

    tahap akhir dari pelaksanaan program pembangunan infrastruktur jalan. Maka

    dalam tahap ini keterbukaan informasi publik menjadi faktor penting dalam

    keberhasilan pembagunan yang maksimal dan sesuai dengan perencanaaan.

    Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Iskandar, ST selaku kepala seksi bidang

    jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya menyatakan bahwa :

    “Saya rasa kami pihak Dinas Bina Marga sebagai pengelola

    pembangunan sudah terbuka kepada publik. Tahap evaluasi di

  • 55

    lapangan dilalukan secara terbuka dan apabila terjadi ketidak

    sesuaian dalam pelaksanaan a