ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN...
Transcript of ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN...
i
ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
(Periode 2010 – 2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH:
SITI AISYAH
NIM. 1112046100043
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
ii
ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
(Periode 2010 – 2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Sayarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH:
SITI AISYAH
NIM. 1112046100043
Di bawah bimbingan:
Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D
NIP. 196106241985121001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi
pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015)”, yang ditulis oleh
Siti Aisyah, NIM. 1112046100043, telah diajukan dalam sidang skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
Jumat, 7 Oktober 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, Oktober 2016
Mengesahkan
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. NIP. 19691216 199603 1 001
Panitia Sidang:
Ketua : A.M. Hasan Ali, M.A. (…….....…..….)
NIP. 19751201 200501 1 005
Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A. (………..…......)
NIP. 19731215 200501 1 002
Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph. D (...……………..)
NIP. 19610624 198512 1 001
Penguji I : Edi Setiadi, S.E., M.M. (…..…………..)
Penguji II : Supriyono, M.M. (……………....)
NIP. 19720111 201411 1 001
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 2016 M
SITI AISYAH
v
ABSTRAK
Siti Aisyah. NIM 1112046100043. Analisis Total Factor Productivity
(TFP) dan Efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 –
2015). Skripsi, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 1438/2016.
Penelitian ini meneliti tentang produktivitas dan efisiensi pada Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia, untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi serta hubungan antara produktivitas dan efisiensi BUS di
Indonesia. Objek penelitian ini menggunakan 11 (sebelas) Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia, selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015.
Pengukuran produktivitas menggunakan metode Malmquist Productivity Index
(MPI), sedangkan pengukuran efisiensi menggunakan metode Two-Stage Data
Envelopment Analysis (DEA). Secara umum, score perubahan produktivitas
(TFPCH) sebesar 0,995 yang berarti perbankan syariah di Indonesia belum
mampu mengoptimalkan produktivitasnya. Secara individu, terdapat enam bank
yang memiliki score produktivitas ≥ 1 yaitu, BCAS, BRIS, BSM, Muamalat,
Panin Syariah dan Victoria Syariah, sedangkan lainnya memiliki score
produktivitas ≤ 1. Kemudian, hasil pengukuran efisiensi secara umum
menunjukkan score DEA sebesar 56,61% yang berarti rata-rata perbankan syariah
di Indonesia belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Secara
individu, efisiensi bank syariah menunjukkan trend yang fluktuatif dengan score
tertinggi pada Maybank Syariah 88,09% dan terendah pada Bank Mega Syariah
36,70%. Hasil analisis Tobit secara umum menunjukkan bahwa variabel Total
Aktiva, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Equity (ROE) mempunyai
pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan pada variabel Beban Operasional dan
Net Operating Margin (NOM) terdapat pengaruh negatif dan signifikan.
Sedangkan secara individu ditemukan bahwa variabel Total Aktiva (TA) pada
Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah menunjukkan hasil yang negatif dan
tidak signifikan, Beban Operasional pada sebelas BUS terdapat pengaruh negatif,
sedangkan variabel CAR berpengaruh positif terhadap efisiensi pada Bank BCA
Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank
Muamalat dan Bank Victoria Syariah. Selanjutnya, ROE pada Bank BCA
Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat
mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi. Terakhir, NOM pada Bank BJB
Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, dan Bank
Victoria Syariah mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi. Selanjutnya
hasil perbandingan tingkat produktivitas dan efisiensi baik secara umum maupun
individu, menunjukkan bahwa perubahan teknologi sejalan dengan perubahan
produktivitas, namun berfluktuatif terhadap perubahan efisiensi.
Kata Kunci: Produktivitas, Efisiensi, Malmquist Productivity Index (MPI), Data
Envelopment Analysis (DEA), Model Tobit, Input, Output
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Total Factor
Productivity (TFP) dan Efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia
(Periode 2010 – 2015).” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, beserta penerus
ajaran agama-Nya yang telah mencapai kesempurnaan hingga akhir zaman.
Skripsi merupakan buah perjuangan penulis guna memenuhi salah satu
syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Fakultas Syariah dan
Hukum Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis tidaklah terlepas dari segala
bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. A.M. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Dr.
Abdurrauf, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.
3. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph. D selaku pembimbing skripsi
maupun akademik yang selalu memberikan waktu luang, bimbingan, doa serta
motivasi kepada penulis dan memberikan pelita ilmu kepada penulis selama
vii
penyusunan ini maupun selama perkuliahan, semoga Allah membalas segala
kebaikan bapak. Amiinn Allahumma Ammiinn…
4. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu menyediakan fasilitas
perpustakaan.
5. Segenap bapak dan ibu dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Ismail, Ibunda Nur Hayati yang tak
pernah putus memberikan doa, kasih sayang yang tak bisa ternilai, motivasi
agar aku berubah menjadi lebih baik serta dukungan lainnya baik moril
maupun materil yang tidak ternilai. Semoga Bapak dan Ibu selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amiinn…
7. Masku tersayang, Mas Rudi Hariyanto, yang selalu buat usil, tapi juga selalu
ada untuk bantuin aku. Dan Alm. Mas Ahmad Sofyan, yang tiba-tiba suka ada
di alam mimpi. Terimakasih karena kalian menjadi motivasi terbaik untukku.
8. Tante Yuni dan emak GO yang selalu memberikan motivasi. Dan mba Hesti
yang selalu ngasih solusi masalah kuliah maupun kerjaan. Thx so much …
9. Keluarga besar TPA Assalam yang sudah memberikan toleransi waktu.
10. Sahabat kecilku, Eva Oktadiani, yang kalau ketemu curhatnya dari A-Z
uuppss.. selalu ada buat dengerin keluh kesah sekolah sampe kuliah, semoga
jangan bosen yaa… hehehe
viii
11. Indy, Safit dan Nunu, walaupun ketemu cuma masa liburan tapi selalu ada buat
jadi inspirasi ketawa hahaha..
12. Susi Manulang dan Koko Calvin Chen yang menjadi teman perjuangan masuk
PTN dan inspirasi kuliah, semoga sama-sama sukses dan tak putus hubungan
sampai kapan pun.
13. Sahabat-sahabat terbaik penulis kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Perbankan Syariah angkatan 2012 dan special PS A yang namanya
kebanyakan kalau disebutkan satu persatu.
14. Agasshi… (lala, nihus, epong, ayu, emul, deti, ifa, nada, friska, mentari, rahmi
dan mbae) yang selalu ada ketawa bareng, nugas bareng, apaun deh asikkk
bareng kalian. Ga akan tamat kalau menyangkut Korea bareng kalian.
15. Teman-teman KKN Replika 2015, khususnya Bu Ketu April dan Uci yang
selalu ada buat ngerjain laporan sampai larut malem buat ngejar nilai daftar
sidang dan lulus. Alhamdulillah yaahh ga sia-sia yang penting pengalamannya
chhiinnn.. hahaha…
16. Teman-teman dan kakak-kakak Sanggar Enigami yang seru-seruan berkreasi
bersama, penghilang penat skripsi hehehe…
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
demi terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah memberikan anugerah yang
setimpal. Amiinn…
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah khasanal ilmu
pengetahuan dan dapat menjadi amal ibadah bagi penulis. Rasa syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT atas cahaya ilmuNya yang selalu memberikan
ix
kelancaran dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
Allah senantiasa meridhai setiap langkah kita. Amiinn..
Jakarta, Oktober 2016
Siti Aisyah
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xv
BAB I ................................................................................................................ 17
PENDAHULUAN ............................................................................................. 17
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 17
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 23
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 24
D. Sistematika Penulisan .............................................................................. 25
BAB II ............................................................................................................... 27
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 27
A. Bank Syariah ........................................................................................... 27
B. Produktivitas dan Efisiensi ...................................................................... 30
1. Konsep Produktivitas dan efisiensi ....................................................... 30
2. Pengukuran Produktivitas pada Lembaga Keuangan ............................. 38
3. Konsep Produktivitas dalam Islam ....................................................... 41
4. Pengukuran Efisiensi pada Lembaga Keuangan .................................... 44
5. Konsep Efisiensi dalam Islam .............................................................. 50
C. Kajian Terdahulu ..................................................................................... 52
BAB III ............................................................................................................. 66
METODE PENELITIAN ................................................................................... 66
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 66
1. Objek Penelitian ................................................................................... 66
2. Sumber Data ........................................................................................ 66
xi
C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 67
D. Definisi Operasional ................................................................................ 67
E. Metode Analisis ...................................................................................... 71
G. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 80
BAB IV ............................................................................................................. 83
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 83
A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .................................................... 83
B. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Malmquist Index ......................... 88
1. Analisis Tingkat Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 .................................................. 88
2. Analisis Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas
Masing- Masing Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal
III Tahun 2015 ..................................................................................... 93
3. Analisis Tingkat Produktivitas individual Bank kuartal Kuartal II Tahun
2010 – Kuartal III Tahun 2015 ............................................................. 99
C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun
2010 – Kuartal III Tahun 2015: First Stage........................................... 103
1. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 ................................................ 103
2. Analisis Analisis Teknis Inefisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 ................................................ 109
D. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Second
Stage .................................................................................................... 126
1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Bank
Umum Syariah ................................................................................... 126
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada
Masing-Masing Bank Umum Syariah ................................................. 130
E. Hasil Analisis Perbandingan Efisiensi, Produktivitas serta Perubahan
Teknologi (TECHCH) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia .. 132
BAB V............................................................................................................. 136
PENUTUP ....................................................................................................... 136
A. Kesimpulan ........................................................................................... 136
xii
B. Saran ..................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 142
LAMPIRAN .................................................................................................... 145
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ............................ 18
Tabel 1.2 Perkembangan DPK, Aset dan Pembiayaan Perbankan Syariah..19
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu …………………………...……60
Tabel 3.1 Kerangka Pemikiran …..……………………………...………….. 82
Tabel 4.1 Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Tetap 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 …………………….…………….…….83
Tabel 4.2 Statistik Ringkasan Variabel Total DPK 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015……………………………………...84
Tabel 4.3 Statistik Ringkasan Variabel Beban Personalia 11 BUS pada Kuartal
II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ............................................................. 85
Tabel 4.4 Statistik Ringkasan Variabel Total Pembiayaan 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 86
Tabel 4.5 Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Produktif Lainnya 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 87
Tabel 4.6 Statistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 88
Tabel 4.7 Perubahan Teknologi (TECHCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun
2010 - Kuartal III Tahun 2015 ........................................................................... 94
Tabel 4.8 Perubahan Efisiensi (EFFCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 -
Kuartal III Tahun 2015 ...................................................................................... 95
Tabel 4.9 Perubahan Efisiensi Teknis Murni (PECH) 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................................. 96
Tabel 4.10 Perubahan Efisiensi Skala (SECH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun
2010 - Kuartal III Tahun 2015 ........................................................................... 97
Tabel 4.11 Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 98
Tabel 4.12 Rata-rata Produktivitas 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Selama
Periode Penelitian (Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015) ................ 99
Tabel 4.13 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat
Produktivitas BUS ............................................................................................. 99
xiv
Tabel 4.14 Sumber Inefisiensi BCA Syariah................................................. 110
Tabel 4.15 Sumber Inefisiensi BJB Syariah .................................................. 111
Tabel 4.16 Sumber Inefisiensi Bank Mega Syariah ....................................... 113
Tabel 4.17 Sumber Inefisiensi BNI Syariah .................................................. 114
Tabel 4.18 Sumber Inefisiensi BRI Syariah .................................................. 116
Tabel 4.19 Sumber Inefisiensi BSM ............................................................. 117
Tabel 4.20 Sumber Inefisiensi Bukopin Syariah ........................................... 119
Tabel 4.21 Sumber Inefisiensi Maybank Syariah .......................................... 120
Tabel 4 22 Sumber Inefisiensi Bank Muamalat ............................................ 122
Tabel 4 23 Sumber Inefisiensi Bank Panin Syariah ....................................... 123
Tabel 4 24 Sumber Inefisiensi Bank Victoria Syariah ................................... 125
Tabel 4 25 Hasil Analisis pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan
Menggunakan Model Tobit .............................................................................. 127
Tabel 4.26 Hasil Analisis pada Masing-Masing Bank Umum Syariah dengan
Menggunakan Model Tobit ……………………………………………………..130
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2. 1 Kurva TP, MP dan AP ................................................................ 32
Grafik 2. 2 Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output ....................... 34
Grafik 2. 3 Skala Hasil Menaik (increasing return to scale) ......................... 35
Grafik 2. 4 Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale) ......................... 36
Grafik 2. 5 Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale) .................... 37
Grafik 2. 6 Prinsip Efisiensi ......................................................................... 37
Grafik 4. 1 Rata-Rata Score Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia
Kuartal II Tahun 2010 Kuartal III Tahun 2015 ………………………………….89
Grafik 4. 2 Perkembangan Jumlah ATM Perbankan Syariah ....................... 90
Grafik 4. 3 Grafik BOPO ............................................................................. 90
Grafik 4. 4 Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank Syariah ............................... 91
Grafik 4. 5 Perkembangan DPK Syariah ...................................................... 92
Grafik 4. 6 Aset dan Aset ……………………………………………….... 91
Grafik 4. 7 Market Share ............................................................................. 92
Grafik 4. 8 FDR Perbankan Syariah ............................................................ 93
Grafik 4. 9 Jumlah ATM 11 BUS …………………………………………..99
Grafik 4. 10 Perkembangan ROA ................................................................ 100
Grafik 4. 11 Perkembangan NPF Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria
Syariah………………………………………………………………………………………………………………………101
Grafik 4. 12 Jumlah Cabang Bank Syariah ................................................. 102
Grafik 4. 13 Efisiensi Variabel Input-Output Perbankan Syariah di Indonesia
Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 .................................................................... 103
Grafik 4. 14 Grafik Rata-Rata Inefisiensi dan Frekuensi Inefisiensi setiap
Variabel pada 11 BUS di Indonesia .................................................................. 104
Grafik 4. 15 Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 –
Kuartal III 2015 ............................................................................................... 106
Grafik 4. 16 Efisiensi 11 (sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 –
Kuartal III 2015 ............................................................................................... 107
Grafik 4. 17 Rata-Rata Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II
2010 – Kuartal III 2015 .................................................................................... 109
Grafik 4. 18 Potential Improvement BCA Syariah ....................................... 110
Grafik 4. 19 Potential Improvement BJB Syariah ........................................ 112
Grafik 4. 20 Potential Improvement Bank Mega Syariah ............................. 113
Grafik 4. 21 Potential Improvement BNI Syariah ........................................ 115
Grafik 4. 22 Potential Improvement BRI Syariah ........................................ 116
Grafik 4. 23 Potential Improvement BSM ................................................... 118
Grafik 4. 24 Potential Improvement Bukopin Syariah ................................. 119
Grafik 4. 25 Potential Improvement Maybank Syariah ................................ 121
xvi
Grafik 4. 26 Potential Improvement Bank Muamalat .................................. 122
Grafik 4. 27 Potential Improvement Bank Panin Syariah ............................. 124
Grafik 4. 28 Potential Improvement Bank Victoria Syariah ......................... 126
Grafik 4. 29 Perbandingan Score Produktivitas, Efisiensi dan Perubahan
Teknologi pada Perbankan Syariah di Indonesia pada Kuartal II Tahun 2010
sampai Kuartal III 2015 ................................................................................... 133
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem perbankan sangat penting bagi perekonomian modern. Sebagai
lembaga intermediasi bagi surplus unit dan deficit unit serta jasa keuangan
lainnya. Baik bank yang berbasis bunga atau bank konvensional maupun bank
dengan prinsip bagi hasil atau bank syariah, keduanya dituntut agar dapat
mengelola dananya dengan baik, sehingga pengukuran kinerja perbankan perlu
mendapatkan perhatian agar bank dapat beroperasi dengan lebih produktif dan
seefisien mungkin.
Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Agustianto Mingka menilai pada
tahun 20161, tingkat kompetisi jasa keuangan akan semakin ketat, karena mulai
berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga akan berpengaruh
negatif terhadap kinerja perbankan syariah karena masih terkendala beberapa
masalah seperti keterbatasan modal, sumber dana, SDM, dan TI yang belum
mumpuni.
1Paulus Yoga, Tantangan Perbankan Syariah di 2016,
http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/, diakses tanggal 15 Februari 2016.
18
Tabel 1. 1 Data Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Indikator
2014 2015
Jun Sep Des Mar Jun Sep
Jumlah Bank 11 12 12 12 12 12
Jumlah Kantor 2160 2186 2163 2150 2123 2043
ATM 2926 3143 3350 3354 3483 3525
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Desember 2015)
Semakin ketatnya persaingan dengan bertambahnya jumlah Bank Umum
Syariah sejalan dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
15/50/DPbS tentang kemudahan dalam pembukaan kantor cabang bank syariah.
Bertambahnya jumlah kantor cabang juga akan meningkatkan sumber daya
manusia yang berarti akan meningkatkan beban personalia bagi bank.
Perkembangan tersebut juga membuat persaingan dalam industri
perbankan berkembang lebih cepat. Pada awalnya, teknologi mempunyai peran
kontribusi yang sangat unggul. Bank yang memiliki teknologi layanan ATM lebih
luas dapat menjaring nasabah lebih banyak. Namun, saat ini layanan ATM bukan
menjadi keungulan lagi, dikarenakan sudah menjadi fasilitas keharusan yang
menjadi standar pelayanan bank.
Kini persaingan industri perbankan mengarah pada persaingan harga
(margin), baik margin produk funding maupun financing. Penerapan margin pada
produk funding dan financing harus sama-sama kompetitif. Margin produk
funding yang kompetitif akan meningkatkan dana pihak ketiga (DPK). Penerapan
margin yang kompetitif harus diterapkan karena persaingan DPK tidak hanya
terjadi dengan lembaga perbankan konvensional melainkan institusi keuangan
non-bank (IKNB) seperti takaful dan reksadana. Berdasarkan survei Karim
19
Consulting Indonesia,1 Adiwarman menjelaskan terkait persepsi masyarakat
terhadap bank syariah menunjukkan bahwa 6,9% masyarakat masih banyak
beranggapan bank syariah adalah bank orang Islam, bank umum untuk umrah atau
haji, sementara 2,8% beranggapan bank syariah aman dan baik. Sedangkan 4,8%
persepsi masyarakat terhadap keuntungan atau kelebihan bank syariah. Hal ini
menunjukkan tingkat persaingan DPK perbankan syariah masih terbatas karena
perbankan syariah masih identik dengan hal spiritual keagamaan, sedangkan
perbankan syariah seperti halnya perbankan konvensional yang cakupan bisnisnya
mencakup global.
Sedangkan penerapan margin produk financing yang kompetitif akan
menjadi daya tarik utama bagi nasabah yang ingin meminjam dana bank
syariah.dengan bertambahnya jumlah pembiayaan, bank syariah menjadi lebih
produktif.
Tabel 1. 2 Perkembangan DPK, Aset dan Pembiayaan Perbankan Syariah
Indikator
2014 2015
Jun Sep Des Mar Jun Sep
Total Aset 188190 195085 204961 198553 200217 204025
DPK 191594 197141 217858 212988 213477 219580
Pembiayaan 193136 196563 200176 201620 207075 209476
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Desember 2015)
Dengan meningkatnya total pembiayaan, bank syariah juga harus menjaga
likuiditasnya guna tetap menjaga kesehatan bank. Sesuai peraturan BI besarnya
Giro Wajib Minimum (GWM) adalah 8% yang digunakan untuk menjaga
likuiditas bank. Selain itu, bank juga harus memenuhi besarnya rasio FDR sejalan
1http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/04/10/pengamat-bank-syariah-masih-banyak-
kelemahan, diakses pada tanggal 15 feb 2016.
20
dengan meningkatnya DPK bank. Beberapa hal tersebut dapat mengurangi
keuntungan pihak bank. Sedangkan, pihak bank tidak dapat menaikkan margin
produk financing atau menurunkan margin produk funding dikarenakan jika hal
itu terjadi bukan tidak mungkin nasabah akan beralih pada bank lainnya yang
memiliki margin yang lebih sesuai atau tidak ada nasabah yang tertarik untuk
berinvestasi maupun mendapatkan pembiayaan di bank tersebut.
Terkait permasalahan bank syariah, kondisi perekonomian Indonesia yang
sempat mengalami perlambatan karena pengaruh perekonomian global juga turut
mempengaruhi perbankan di Indonesia, inflasi, nilai tukar, ekspor impor
merupakan beberapa masalah makroekonomi yang berimbas pada beberapa
perusahaan di Indonesia. Industri perbankan, khususnya perbankan syariah harus
lebih memperhatikan alokasi pembiayaan yang disalurkannya. Dampak dari
ketidakpastian kondisi makroekonomi dapat membuat alur pembiayaan terganggu
dan menyebabkan tingginya rasio NPF. juga memiliki pengaruh terhadap
keberlangsungan pengelolaan asset bank syariah. Besarnya rasio NPF yang
diperbolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi itu
maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.
Di tengah kendala permasalahan bank syariah dan persaingan global yang
cukup ketat tersebut, bank syariah dituntut untuk menjaga tingkat produktivitas
dan efisiensinya. Dengan tingkat efisiensi dan produktivitas yang baik, maka akan
berdampak pada tingkat return nasabah yang lebih baik dan selanjutnya para
investor akan tertarik untuk bermintra dengan bank syariah.
21
Dalam Suzuki (2011)2, untuk mengukur kinerja sektor perbankan terdapat
dua jenis pengukuran yang banyak digunakan, yaitu dengan menggunakan rasio
keuangan dan langkah-langkah efisiensi. Dalam Endri (2011), perbaikan efisiensi
dapat dilakukan jika bank dapat beroperasi dengan biaya yang paling minimum.
Upaya efisiensi tersebut juga akan berdampak pada peningkatan daya saing yang
dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas, baik produktivitas faktor
produksi (kapital dan tenaga kerja) maupun produktivitas teknologi (produktivitas
teknik).
Dalam Surjaningsih dan Permono (2014),3 kinerja ekonomi suatu
perusahaan dapat tercermin dari tingkat efisiensi dan produktivitas, yaitu rasio
antara output terhadap input. Semakin besar rasio output terhadap input, maka
semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja tersebut sangatlah
penting untuk mengetahui pada tingkat mana efisiensi dan produktivitas dari
proses bisnis dijalankan, apakah terjadi peningkatan ataukah penurunan,
dikarenakan produktivitas merupakan penggerak peningkatan kualitas kinerja
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja
perbankan, efisiensi dan produktivitas, perlu dilakukan agar perbankan dapat
menilai usahanya dalam menjalankan bisnis, sehingga diharapkan dapat memacu
tingkat produktivitas dan efisiensi perbankan syariah di Indonesia dalam
2 Yasushi Suzuki and Suminto Sastrosuwito, Efficiency and Productivity Change of the
Indonesian Commercial Banks, (2011 International Conference on Economics, Trade and
Development, IPEDR vol.7 (2011) © (2011) IACSIT Press, Singapore), hlm. 10. 3 Ndari Surjaningsih dan Bayu Panji Permono, Dinamika Total Factor Productivity
Industri Besar Dan Sedang Indonesia, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2014),
hlm. 286.
22
menghadapi era persaingan global dimana pesaing usaha bukan hanya datang dari
pesaing sejenis, melainkan perusahaan yang memiliki kemampuan memberikan
jasa sejenis.
Pengukuran produktivitas dapat mengacu pada total factor productivity
(TFP) dari seluruh faktor yang digunakan, dan bukan produktivitas yang bersifat
parsial, seperti labor productivity atau capital productivity. Pengukuran parsial
dapat menimbulkan misleading ketika menilai kinerja suatu perusahaan atau
industri. Pendekatan yang sering digunakan untuk perbandingan ini adalah
Malmquist Productivity Index (MPI). MPI pertama kali diperkenalkan oleh
menggunakan Caves, Christensen dan Diewert (1982); sebuah pendekatan fungsi
jarak untuk menggambarkan teknologi dalam mendefinisikan indeks input, output,
dan produktivitas. Untuk output yang diproduksi pada periode s dan t, maka
terdapat teknologi yang menghasilkan output maksimum dengan menggunakan
input xs dan xt.4
Sedangkan salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis
efisiensi bank adalah menggunakan metode non parametrik yang bernama Data
Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan sebuah metode optimasi program
matematika yang mengukur efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE)
dan membandingkan secara relatif terhadap UKE yang lain. Metode ini
mempunyai keuntungan dibandingkan dengan metode parametrik. Keuntungan
dalam menggunakan metode non parametrik adalah kita dapat mengidentifikasi
4 Ndari Surjaningsih dan Bayu Panji Permono, Dinamika Total Factor Productivity
Industri Besar Dan Sedang Indonesia, hlm. 286.
23
unit yang digunakan sebagai referensi.5
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan produktivitas
dengan efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan mengetahui
faktor produksi dan kemajuan teknologi dalam pertumbuhan output industri
perbankan syariah di Indonesia, maka diharapkan akan meningkatkan efisiensi
perbankan. Sehingga dapat meningkatkan market share, daya saing serta kinerja
yang lebih baik. Dengan demikian, penulis ingin melakukan penelitian mengenai
hal tersebut yang dituangkan penulis dalam penelitian yang berjudul “ANALISIS
TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI PADA BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2010-2015)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Selanjutnya untuk mempermudah penelitian, maka peneliti melakukan
pembatasan, yaitu:
1. Dalam hal analisis produktivitas, peneliti menggunakan Total Factor
Productivity (TFP) dengan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI),
penelitian ini diperlengkap dengan analisis efisiensi menggunakan Two Stage
Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi.
2. Penelitian ini dilakukan pada 11 Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Bank Umum Syariah
periode Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015.
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penulisan penelitian dan lebih
memfokuskan masalah-masalah yang akan diteliti agar lebih optimal, maka
5 Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, Oktober 2013), hlm. 169.
24
penulis merasa perlu merumuskan dan membatasi objek-objek yang diteliti dalam
penelitian ini. Adapun perumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah tingkat produktivitas perbankan syariah di Indonesia baik secara
umum maupun individual bank pada Periode 2010-2015 ?
2. Berapakah tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia baik secara umum
maupun individual bank pada Periode 2010-2015 ?
3. Komponen-komponen input dan output apa yang memiliki pengaruh terbesar
terhadap tingkat efisiensi dan produktivitas ?
4. Apa hubungan dari tingkat produktivitas, perubahan teknologi dan efisiensi
pada perbankan syariah di Indonesia baik secara umum maupun individu bank
pada periode 2010-2015 ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan produktivitas
pada Bank Umum Syariah di Indonesia, serta hubungan di antara keduanya.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan
dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai
perbankan syariah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut
3. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah
25
Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat produktivitas dan efisiensi)
bank syariah di Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mengambil
kebijakan
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam menginvestasikan dana di bank syariah
D. Sistematika Penulisan
Secara garis besar terdapat 5 (lima) bab dengan sub bab. Agar dapat
menggambarkan dengan jelas penelitian yang tertulis berikut sistematika
penulisan secara lengkap:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tinjauan pustaka tentang hal-hal yang dibahas meliputi teori
mengenai produktivitas dan efisiensi serta pengukurannya, karakteristik bank
syariah di Indonesia, konsep pengelolaan dana bank syariah dan kajian
penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, objek; sumber data;
populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional,
metode analisis yang digunakan serta kerangka pemikiran.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
26
Berisi data penelitian mengenai perhitungan yang diperoleh dalam penelitian,
sehingga hasil yang didapat dapat dilakukan pembahasan guna mendapatkan
kesimpulan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran sesuai dengan
permasalahan yang diteliti.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS). Secara umum, Bank Syariah dapat didefinisikan sebagai lembaga
keuangan yang memiliki fungsi perantara (intermediary) dalam penghimpunan dan
penyaluran dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam
pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institution) terdapat beberapa fungsi
dan peranan bank syariah di antaranya:1
1. Manajer invesstasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah
2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan fungsi intermedisinya sebagaimana mestinya
4. Pelaksanaan kegiatan sosial, selain fungsi intermediasi, bank syariah juga wajib
mengelola dana zakat serta dana-dana sosial lainnya
5. Bank syariah juga mempunyai tujuan di antaranya
6. Memberikan arahan kemada umat untuk bermuamalat secara islami, khususnya
perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik muamalat yang tidak sesuai
1 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia, 2011), hlm. 297-298.
28
dengan prinsip-prinsip syariah, seperti praktik riba dan sejenisnya, serta
melakukan perdagangan dengan unsur gharar yang dapat menimbulkan akibat
negatif bagi ekonomi rakyat.
7. Kegiatan investasi bank syariah memiliki tujuan untuk menciptakan keadilan
pendapatan agar terhindar dari kesenjangan antara pemilik modal dan peminjam
dana
8. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan mengarahkannya pada
kegiatan usaha yang produktif
9. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan dengan melakukan pembinaan-
pembinaan kepada masyarakat
10. Untuk ketergantungan umat islam terhadap bank konvensional yang
menggunakan sistem bunga
Adapun beberapa karakteristik bank syriah yang mendasar menurut M.
Syafi’I Antonio sebagai berikut:2
1. Akad dan aspek legalitas
Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak
lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai
dengan prinsip syariah. Setiap akad dalam perbankan syariah harus memenuhi
ketentuan akad sebagai berikut:
Rukun, adanya penjual, pembeli, barang, harga dan akad (ijab qabul)
Syarat, barang dan jasa harus halal dan dalam kepemilikan penuh, harga barang
dan jasa harus jelas, serta tempat jualbeli harus jelas
2 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, hlm. 308-310.
29
2. Lembaga penyelesai sengketa
Lembaga khusus yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip
syariah dikenal dengan nama Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas)
3. Struktur organisasi
Terdapatnya Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasi bank
syariah yang bertugas untuk mengawasi operasional bank agar produk-produknya
sesuai dengan prinsip syariah
4. Bisnis dan usaha yang dibiayai
Bisnis dan usaha yang sesuai dengan prinsip syariah
5. Lingkungan kerja corporate culture
Lingkungan kerja bank syariah juga memiliki lingkungan kerja yang sejalan
dengan syariah
Selain itu, kegiatan bank syariah sama halnya dengan bank konvensional,
hanya saja kegiatan bank syariah dibatasi dengan prinsip-prinsip syariah, baik dari
kegiatan funding, financing, service maupun dalam investasi dengan pasar modal.
Berikut adalah pembagian produk dan jasa bank syariah:3
1. Produk penghimpunan dana (funding), penghimpunan dana di bank syariah
dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang
diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi‟ah,
mudharabah serta satu akad pelengkap wakalah.
2. Produk penyaluran dana (financing), dalam menyalurkan dananya kepada
nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat
3Adi Warman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 97-112.
30
katagori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba‟i), transaksi jual beli dapat dibedakan
berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang, diantaranya:
pembiayaan Murabahah, pembiayaan Salam dan Istishna‟.
b. Prinsip sewa (Ijarah), terdapat prinsip ijarah yang objeknya berupa barang dan
prinsip IMBT (Ijarah Muntahhiyah Bittamlik) sewa yang diikuti perpindahan
kepemilikan.
c. Prinsip bagi hasil (Syirkah), produk pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil
adalah pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah.
d. Akad pelengkap, akad ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, melainkan
mempermudah pelaksanaan pembiayaan seperti, Hiwalah (alih hutang piutang),
Rahn (gadai), Qard (pinjaman uang), Wakalah (pemberian kuasa), dan Kafalah
(garansi bank).
3. Produk jasa (service), bank syariah dapat melakukan pelayanan jasa kepada
nasabah dengan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Produk jasa yang
dilakukan berupa sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa) berupa
penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana adminitrasi
dokumen (custodian).
B. Produktivitas dan Efisiensi
1. Konsep Produktivitas dan efisiensi
Menurut Rahardja dan Manurung (2008)4, dalam aktivitas produksinya
produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan
4 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi) Edisi Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2008), Hlm. 97-119.
31
jasa. Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output
maksimum disebut fungsi produksi, seperti di bawah ini.
Q = f(K, L) ………………………………………………………… (1.1)
Di mana: Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan
dari penggunaan total faktor produksi. Produksi Marginal (marginal product)
adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor
produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang
dihasilkan per unit faktor produksi.
TP = f(K, L) …………………………………………………………. (1.2)
Di mana: TP = produksi total
K = barang modal
L = tenaga kerja
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi
nilainya sama dengan nol. Turunan pertama TP adalah MP (persamaan 1.3), maka
TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
MP = TP’ =
…………………………………………….………. (1.3)
Di mana: MP = produksi marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP
sudah < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan
nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Penambahan Hasil Yang
32
Semakin Menurun atau the Law of Diminishing Return (LDR).
AP =
…………………….……………………………………….. (1.4)
Di mana AP = produksi rata-rata
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’ = 0).
Dengan penjelasan matematis, AP maksimum tercapai pada saat AP = MP, dan
MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
Grafik 2. 1 Kurva TP, MP dan AP
Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total
maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja
masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan
rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slop kurva TP meningkat tajam).
Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marginal maupun
33
produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih
positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai
mencapai nilai maksimum (slop kurva TP sejajar dengan sumbu horizontal).
Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena
penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan
mengalami kerugian (slop kurva TP negatif).
Dengan demikian, perusahaan sebaiknya berproduksi di tahap II. Secara
matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan
biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan
pendapatan (marginal revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya masih lebih
kecil dari tambahan pendapatan, perusahaan akan menambahkan tenaga kerja.
Begitu sebaliknya. Tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga
kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual
barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W, sedangkan harga jual barang adalah P,
maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila:
W = MP (P) …………………………………………………………. (1.5)
Kemajuan teknologi dapat membuat produktivitas meningkat. Secara
grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP.
Pada grafik 2.2, akibat kemajuan teknologi, luas kurva TP3 > TP2 > TP1. Artinya
jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar. Dari grafik
2.2 tampak bahwa:
34
Grafik 2. 2 Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output
Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya modern, belum berarti efisiensi
meningkat. Studi empiris yang dilakukan dua puluh tahun terakhir ini
menunjukkan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin.
Yaitu modernisasi sumber daya manusia (SDM), terutama dengan mengubah cara
berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan
meresap ke dalam diri manusia (embodied technology) dan mendorong
peningkatan efisiensi. Paul Krugman (dalam Rahardja dan Manurung, 2008)
mengusulkan TFP (Total Factor Productivity) sebagai ukuran efisiensi. Pada
prinsipnya metode ini memisahkan pengaruh barang modal, teknologi dan SDM
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan tersebut akan terlihat apakah ada
kemajuan efisiensi yang signifikan. Angka pertumbuhan TFP yang besar
mengindikasikan perkembangan efisiensi yang semakin signifikan.
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat
dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya
mempunyai hubungan yang terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya
35
produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya. Dalam jangka panjang,
perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas dibanding dalam
jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya
produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola
pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka
panjang. Untuk perusahaan yang ber”skala hasil menaik” (increasing return to
scale atau IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan biaya produksi.
Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun” (decreasing return
to scale atau DRS).
Jika penambahan faktor produksi sebanyak satu unit menyebabkan output
meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil
Menaik (increasing return to scale atau IRS).
Grafik 2. 3 Skala Hasil Menaik (increasing return to scale)
Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Grafik 2.3 menunjukkan bila penggunaan teknologi dan tenaga kerja
dilipatgandakan (K1 ke K2), output meningkat lebih dari dua kali lipat. Pencapaian
hasil ini dimungkinkan antara lain karena kemampuan manajemen dalam
36
menangani produksi skala bersar, ada sinerji antara mesin dan tenaga kerja
(embodied technology).
Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali
lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Konstan (Constant
Return to Scale), seperti pada grafik 2.4.
Grafik 2. 4 Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)
Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Jika penambahan satu unit faktor produksi menyebabkan output bertambah
kurang dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menurun
(Decreasing Return to Scale) seprti pada grafik 2.5. penjelasannya adalah
kebalikan dari Skala Hasil Menaik.
37
Grafik 2. 5 Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip
efisiensi, yaitu maksimalisasi output atau minimalisasi biaya. Prinsip
maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan,
dicapai output maksimum (grafik 2.6.a). Prinsip minimalisasi biaya menyatakan
target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum (grafik
2.6.b).
Grafik 2. 6 Prinsip Efisiensi
Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
38
2. Pengukuran Produktivitas pada Lembaga Keuangan
Terdapat tiga alternatif untuk mengukur perubahan produktivitas yaitu,5
Fisher Index, Tornqvist Index dan Malmquist Index. Menurut Gua et al.6 Tornqvist
Index sangat tepat untuk teknologi yang tranlog, artinya dapat menghitung
nonparametrik, dalam arti tidak perlu memperkirakan parameter teknologi. Dalam
bentuk aslinya, Tornqvist Index tidak memungkinkan untuk menggambungkan
pertumbuhan produktivitas menjadi perubahan dalam kinerja dan perubahan
teknologi, karena Tornqvist Index menganggap bahwa produksi selalu efisien.
Malmquist Index memiliki tiga keunggulan utama jika dibandingkan dengan
Fisher dan Tornqvist Index di antaranya, pertama tidak memerlukan maksimalisasi
keuntungan atau asumsi minimalisasi biaya, kedua tidak memerlukan informasi
tentang harga input dan output, ketiga jika peneliti memiliki data panel, maka dapat
dilakukan perubahan produktivitas menjadi dua komponen, yaitu perubahan teknis
efisiensi dan perubahan teknis. Kerugian utamanya adalah keharusan untuk
menghitung fungsi jarak. Namun, teknik Data Envelopment Analysis (DEA) dapat
digunakan untuk memecahkan masalah ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu, Data
Envelopment Analysis (DEA) untuk memperkirakan berbagai komponen Malmquist
Index seperti, perubahan efisiensi, perubahan teknis, perubahan efisiensi murni dan
perubahan skala bank syariah di Indonesia. Metode ini dikembangkan oleh Charnes
et al (1978) yang merupakan teknik pemrograman berbasis linear yang disebut
5 Yasushi SuzukI, Efficiency and Productivity Change of The Indonesian Commercial
Banks, Ritsumeikan Asia Pacific University, 2011. hlm, 11. 6 Rolf Fare, Shawna Grosskopf, Mary Norris, and Zhongyang Zhang, Productivity
Growth, Technical Progress, and Efficiency Change in Industrialized Countries, Vol. 84 No.1,
1994. hlm. 68.
39
sebagai analisis perbatasan dan juga merupakan teknik pengukuran kinerja yang
dapat digunakan untuk menganalisis efisiensi relatif dari unit produktif yang
memiliki beberapa input dan output. DEA adalah suatu metodologi untuk memeriksa
efisiensi relatif dengan dipilihnya beberapa input dan output data yang disebut
sebagai unit pengambilan keputusan (DMU). Dari data yang tersedia, DEA
mengidentifikasi unit efisien relatif yang menentukan perbatasan efisiensi dan
terletak pada kurva dan mengevaluasi efisien unit lain yang terletak di bawah kurva
perbatasan. Malmquist Total Factor Productivity menghitung perubahan dalam
produktivitas antara dua titik dengan memperkirakan jarak masing-masing titik yang
berhubungan dengan teknologi yang sama.
Malmquist Total Factor Productivity yang berorientasi output merubah
produktivitas periode dasar (t) dan periode berikutnya (t + 1) yang didefinisikan
sebagai:
M (yt, xt, yt+1, xt+1) = [
]
⁄
(1)
Sebuah nilai (M) lebih besar daripada satu menyiratkan pertumbuhan positif
pertumbuhan total faktor produktivitas (TFP) dari periode (t) untuk periode (t + 1),
jika tidak, nilai "M" kurang dari satu menunjukkan penurunan TFP. Persamaan (1)
merupakan rata-rata geometris dari dua indeks TFP dan indeks pertama dihitung
sehubungan dengan periode teknologi "t", sedangkan indeks kedua dievaluasi
sehubungan dengan periode "t + 1" teknologi.
Salah satu keuntungan dari Malmquist Index adalah dapat memungkinkan
membedakan antara perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis. perubahan
teknologi diwakili oleh pergeseran perbatasan produksi dan perubahan efisiensi
40
teknis diwakili oleh gerakan perusahaan terhadap kurva perbatasan. Ukuran skor
efisiensi teknis harus antara 0 dan 1. Dengan demikian, nilai perubahan efisiensi
teknis lebih besar dari satu mencerminkan pergerakan unit yang tidak efisien
khususnya terhadap skala hasil konstan perbatasan, dan ditafsirkan sebagai
peningkatan efisiensi. Sebaliknya, nilai indeks ini kurang dari satu dijelaskan sebagai
penurunan efisiensi. Demikian pula, nilai perubahan teknis lebih besar dari satu
berarti kemajuan teknologi atau perluasan perbatasan dan jika nilai kurang dari satu
merupakan kemunduran teknologi atau kontraksi perbatasan.
Menurut Fare et al. (1993) persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Perubahan indeks TFP =
Dengan demikian, perubahan indeks Total Factor Productivity (TFP) =
{perubahan Efisiensi} X {Perubahan teknologi} dan dapat dibagi menjadi dua
komponen seperti perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis dan
diilustrasikan sebagai:
Indeks Perubahan Teknologi = (3)
Dan Indeks Perubahan Efisiensi = (4)
Perubahan efisiensi teknis dapat lebih dibagi menjadi dua, yaitu Perubahan
Efisiensi Teknis Murni dimana efisiensi teknis catching-up terhadap various return
to scale (VRS) perbatasan teknologi, dan Perubahan Efisiensi Skala yang cenderung
bergerak di sepanjang batas atau unit teknis murni tidak efisien dalam mengubah
posisi dengan menjauh dari teknologi yang diperkirakan. Dengan demikian,
41
Perubahan Efisiensi Teknis adalah hasil dari perubahan efisiensi teknis murni
(PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH) dan dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
Indeks PECH = (5)
Dan Index SECH = (6)
Sehingga, Perubahan Total factor Productivity (TFP) = Perubahan Teknologi *
Perubahan Efisiensi Teknis Murni * Perubahan Efisiensi Skala.
3. Konsep Produktivitas dalam Islam
Kegiatan produksi merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat
menunjang selain kegiatan konsumsi. Kegiatan ini ini merupakan satu mata rantai
yang saling berkaitan dan tidak dapat saling melepaskan. Jika dalam konsep
ekonomi Islam tujuan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk
mendapatkan maslahah, maka produsen dalam memproduksi barang dan jasa
bertujuan yang dapat memberikan maslahah. Jadi, baik produsen dan konsumen
memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai maslahah yang optimum.
Taqiyuddin an-Nabhani7 memberikan pemahaman tentang “produksi”
dengan memakai kata “istishna‟” untuk mengartikan produksi dalam bahasa Arab.
An Nabhani dalam bukunya an-Nidzam al-Iqtishadi fi al-Islam memahami produksi
itu sebagai suatu yang mubah dan jelas berdasarkan as-Sunah. Sebab, Rasulullah
SAW pernah membuat cincin. Diriwayatkan dari Anas yang mengatakan “Nabi
7 M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.
151.
42
SAW telah membuat cincin.” (HR. Imam Bukhari).
Di dalam QS. Al-Jumuah: 10 merupakan perintah untuk bekerja atau
berproduksi.
اذكروا للاه ن فهضله للاه وه غوا مه ابته وه روافهى الهرضه لوۃ فهانتهشه يهته الص اقضه فهاهذه
لكم تفلهحونه ثهيرا لعه كه
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu dibumi; carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung (QS. Al-
Jumuah: 10).
Adapun tujuan produksi dalam ekonomi Islam yaitu:8
a. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
Dalam konsep maslahah, salah satu formulanya adalah harus memenuhi
unsur manfaat. Barang dan jasa yang dihasilkan harus memiliki manfaat riil bagi
kehidupan bukan sekedar memberikan kepuasan maksimum saja.
b. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya
Konsumen sering kali tidak mengetahui apa yang dibutuhkannya dimasa
depan, sehingga produsen harus mampu menjadi sosok yang kreatif, proaktif, dan
inovatif dalam menemukan barang dan jasa apa yang menjadi kebutuhan manusia
dan memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Menyiapkan persediaan barang/jasa di masa depan
Proodusen harus memiliki sikap proaktif berorientasi ke depan, dengan
memproduksi barang-barang yang tidak bertentangan dengan syariat maupun barang
8 M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional,, hlm. 152.
43
yang memiliki manfaat riil kepada umat dan mengembankan produk tersebut untuk
kemaslahatan umat di masa depan. Selain itu, produsen muslim juga harus
melakukan riset dan penegmbangan untuk menjaga efisiensi dalam pengelolaan
sumber daya ekonomi serta mencari teknologi yang ramah lingkungan.
d. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah
Tujuan lain produksi dalam Islam adalah mendapatkan berkah yang secara
fisik belum tentu dirasakan oleh produsen itu sendiri, sebab produksi tidak akan
selalu menghasilkan keuntungan materiil, namun harus mampu memberikan
keuntungan bagi orang lain dan agama.
Semua tujuan yang telah diuraikan di atas sesuai dengan QS. An-Nur: 37-38
yang menjelaskan faktor keberkahan dari kegiatan produksi-konsumsi.
كوۃه يخافون اهيتآءه الز لوۃه وه اهقهامه الص للاه وه كره ن ذه يع عه به له ۃ و اره ت تهجه مل يهه لهه ال جه ره
يدهم زه يه لوا وه مه اعه نه مه هم للا اهحسه يه ار لهيهجزه الهبصه قهلب فهيهه القلوب وه ته وماته يه
اب حهسه يره آء بهغه ن يشه رزق مه للا يه لهه فهض وه ن م
Orang yang tidak dilalaikan dengan perdangan dan jual beli dari mengingat
Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. mereka takut kepada hari ketika
hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat). (Mereka melakukan itu) agar
Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang
mereka telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada
mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa
batas. (QS. An-Nur: 37-38).
44
Mengacu pada pemikiran Asy-Syaitibi,9 bahwa kebutuhan dasar manusia
harus mencakup lima hal, yaitu terjaganya kehidupan beragama (ad-din),
terpeliharanya jiwa (an-nafs), terjaminnya berkreasi dan berpikir (al-„aql),
terpenuhinya kebutuhan materi (al-mal), dan keberlangsungan meneruskan
keturunan (an-nasl). Maka orientasi untuk melakukan produksi adalah tindakan yang
seharusnya dilakukan setiap pelaku ekonomi muslim dan mengarah pada kegiatan
produksi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang lima tersebut. Maka
orientasi dalam proses produksi memiliki aspek yang universal dan berdimensi
spiritual.
4. Pengukuran Efisiensi pada Lembaga Keuangan
Menurut Yildirim (2015)10
, analisis efisiensi adalah alat administrasi penting
bagi bank yang digunakan untuk menentukan tingkat pemanfaatan input untuk
menghasilkan output.
Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957)11
yang
merupakan lanjutan dari model yang diajukan Debreu (1951) dan Koopmans (1951).
Menurut Farrel efisiensi perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu Efisiensi
Teknis (technical efficiency) yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
mencapai ouput semaksimal mungkin dari jumlah input. Sedangkan Efisiensi
Alokatif (allocative efficiency) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menggunakan input dengan proporsi seoptimal mungkin pada tingkat harga input
9 M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional,, hlm. 155. 10
Ismail Yildirim, Financial Efficiency Analysis in Islamic Banks: Turkey and Malaysia
Models, Journal of Economic Finance and Accounting Vol. 2 Issue. 3, 2015, hlm. 290. 11
Zaenal Abidin dan Endri, Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11 No. 1,
2009, hlm. 22.
45
tertentu.
Menurut Abidin dan Endri (2009), konsep efisiensi dapat dilihat dari sisi
input (input-oriented) maupun dari sisi ouput (output-oriented). Pendekatan input-
oriented merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan input secara
efisien dalam menghasilkan ouput yang lebih banyak atau seberapa banyak input
yang akan dikurangi tanpa merubah jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan
pendekatan output-oriented merupakan perbandingan antara biaya di semua level
output dengan biaya optimum atau seberapa banyak output yang dapat ditingkatkan
secara proporsional tanpa merubah jumlah input.
First Stage
Menurut Abidin (2007)12
, merujuk pada (Oral dan Yolalan, 1990; Berger dan
Humphrey, 1992), penilaian efisiensi tidak dapat dilakukan secara parsial tetapi
secara penuh dengan memperhitungkan seluruh output dan input. Atas dasar tersebut
pengukuran efisiensi dan produktivitas dapat digunakan dengan analisis parametrik
seperti Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan analisis non-parametrik seperti Data
Envelopment Analysis (DEA). Analisis SFA pertama kali diperkenalkan oleh Aigner
et al. (1997), sedangkan analisis DEA pengembangan dari matematika linier
programming yang diperkenalkan oleh Charnes et al. (1978). Terdapat perbedaan
pada kedua analisis tersebut, pada pendekatan SFA memasukkan random eror pada
frontier, sedangkan pada pendekatan DEA tidak memasukkan random eror. Sebagai
konsekuensinya, pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan variabel makro.
Adapun kelebihan DEA adalah dapat mengindentifikasi input atau output suatu bank
12
Zaenal Abidin, Kinerja Efisiensi pada Bank Umum, Proceeding PESAT Vol. 2, 2007,
hlm. A114.
46
yang digunakan sebagai referensi untuk membantu mencari penyebab dan jalan
keluar dari sumber inefisiensi suatu bank. Formula DEA dimulai dari formula
sederhana yang ada di linear programming yaitu sebagai berikut:
Maksimal (1)
Subjek untuk untuk j = 1 … n
VI ≥ 0 untuk i = 1 … m, dan ur ≥ 0 untuk r = 1 … s
Dimana:
hj = nilai efisiensi bank j
r = output
i = input
ur = bobot output r yang dihasilkan oleh bank j
yrj = jumlah output r yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari r = 1 hingga s
vi = bobot input i yang dihasilkan oleh bank j
xij = jumlah input I yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari i = 1 hingga m
Namun, Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) merubah rumus di atas ke
dalam masalah pemrograman linear berikut (Ataullah, Cockerill dan Le dalam Alkeil
(2012))13
:
13
Ahmad M. Abu Alkeil, dkk, Comparison of Efficiency And Productivity Change of
Islamic and Conventional Banks: Evidence From Europe and Muslim-Majority Countries?, The
Journal of Applied Business Research Vol. 28 No. 6, 2012, hlm. 1390.
47
(2)
(3)
Dimana ɛ adalah angka positif agar semua input dan output memiliki bobot
yang positif. Ketika ho = 1 maka DMUo efisien, begitu pun sebaliknya. Namun, jika
input yang digunakan tidak efektif, maka akan terjadi input slack (kelebihan input),
begitu pun dengan output. Slack merupakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk
membuat sebuah unit yang tidak efisien menjadi efisien, sehingga semua input slack
dan output slack harus sama dengan nol. Perbaikan ini dilakukan dalam bentuk
peningkatan/penurunan input atau output.
Dalam DEA Multi Stage terdapat dua pendekatan scale yaitu:
a. Constant Return to Scale
Model Constant Return to Scale (CCR) merupakan model dasar DEA
yang membawa implikasi pada bentuk effisient set yang linier. Model Constant
Return to Scale dikembangkan oleh Climes, Cooper dan Rhodes (model CCR),
model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output
adalah sama. Artinya, jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan
meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini
adalah bahwa setiap perusahaan atau unit pembuatan keputusan (UPK) beroperasi
pada skala yang optimal. Adapun rumusan DEA CRS adalah sebagai berikut:
48
Min θλ θ,
St –yi + Yλ≥0,
Θxi - Xλ≥ 0
λ ≥ 0
b. Variable Return to Scale
Model ini dikembangkan oleh BBC (Banker, Charnes Cooper) pada tahun 1984
dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa
perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal, asumsi dari
model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama
(Variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan
menyebabkan output meningkat sebesaar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar
dari x kali. Adapun rumusan DEA VRS adalah sebagai berikut:
Max φλ φ,
St –φyi + Yλ≥0,
xi - Xλ≥ 0
N1’λ = 1
λ ≥ 0
Menurut Hadad et.al. (2003)14
, konsep-konsep yang digunakan untuk
mendefinisikan hubungan input-output dalam tingkah laku dari institusi financial
adalah:
a. Pendekatan Penghasilan/Produksi (The Production Approach), menganggap
Lembaga Keuangan sebagai produsen dari akun deposit (deposit accounts) and
14
Mualiaman D. Hadad, dkk, Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia :
Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA), 2003, hlm. 3.
49
kredit pinjaman (loans), kemudian output didefinisikan sebagai jumlah dari
akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Sedangkan input
dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset
tetap (fixed assets) and material lainnya.
b. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach), merubah dan
mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit.
Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan
pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk kredit
pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial investments).
c. Pendekatan Aset (The Asset Approach), memvisualisasikan fungsi primer sebuah
institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat sekali dengan
pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk
aset-aset.
Second Stage
Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas
nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured; semua variabel
(baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak ada autocorrelation;
tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas yang sempurna; dan model
matematis yang digunakan menjadi tepat. Dalam penggunaan metode analisis regresi
untuk penelitian bidang sosial dan ekonomi, banyak ditemui struktur data dimana
variabel responnya mempunyai nilai nol untuk sebagian observasi, sedangkan untuk
sebagian observasi lainnya mempunyai nilai tertentu yang bervariasi. Struktur data
seperti ini dinamakan data tersensor (censored data). Model standar Tobit dapat
50
didefinisikan untuk observasi (bank) sebagai berikut:15
Dalam model Tobit terdapat tambahan informasi koefisiens skala (SCALE)
yaitu faktor skala yang akan diestimasi σ. Faktor skala ini dapat digunakan untuk
mengestimasi standar deviasi dari residual.
Fungi Likelihood (L) dimaksimum (maximum likelihood) untuk mengestimasi
parameter β dan σ yang didasarkan atas observasi (bank) yi dan xi:
5. Konsep Efisiensi dalam Islam
Menurut Ali dan Ascarya (2010)16
, dalam Islam tidak dikenal istilah
efisiensi, namun tujuan efisiensi mencapai keuntungan optimal tertuang dalam
perwujudan hasil usaha yang optimal (kerja keras) untuk menghasilkan sesuatu
secara optimal dengan tetap menjaga keseimbangan dan etika syariah. Kemudian,
15
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage
DEA, STEI TAZKIA, 2011, hlm. 17. 16
M.Mahbubi Ali dan Ascarya, Analisis Efisiensi Baitul Maal Wat Tamwil dengan
Pendekatan Two Stage DEA (Studi Kasus Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri),
Jurnal TAZKIA Vol 5 No. 2, 2010, hlm. 113.
51
keseimbangan juga berarti mewujudkan value added, produsen harus
memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Untuk itu Islam memberikan
beberapa batasan, di antaranya:
a. Memanfaatkan potensi sumber daya alam
كم فهيهها … ره عمه استه وه نه الهرضه اهكم م اهنشه … هوه
“… Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu
pemakmurnya … “(QS Huud:61).
Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja memakmurkan bumi dan memanfaatkan
seluruh potensi sumber daya alam.
b. Spesialisasi kerja
Dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun, menurutnya konsep spesialisasi kerja
terjadi karena jumlah penduduk yang semakin besar, sehingga akan memperbesar
surplus dan perdagangan internasional. Konsep spesialisasi kerja akan tergantung
pada perbedaan keahlian dan keterampilan dibandingkan dengan sumber daya alam
yang dimiliki. Dijelaskan dalam hadist Nabi SAW tentang konsep itqan dan ihsan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan pekerjaan
(berproduksi) dengan cermat dan tekun (itqan)”. (HR. Thabrani).
c. Larangan Riba
Pengharaman riba (bunga) merupakan salah satu Islam mewujudkan efisiensi
dengan cara minimalisis biaya produksi sehingga biaya produksi akan lebih rendah
(efisien). Firman Allah SWT:
بوا … مه الر ر حه يعه وه ل للا البه اهحه … وه
52
“… Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba …” (QS.
Baqarah:275).
d. Larangan israf dan tabdzir dalam produksi
Menurut Al-Mawardi dalam Kantakji, israf adalah kesalahan menggunakan
takaran yang tepat, sedangkan tabzir adalah kebodohan dalam menggunakan alokasi
yang tepat. Firman Allah SWT:
لهفا اكله رعه مخته الز النخله وه عروشت و مه يره غه عروشت و نت م اهجه ي اهنشه الذه هوه وه
ره آ اهثمه ه اهذه ره مه ن ثه ابهه كلوامه شه يره مته غه ابهها و شه انه مته م الر يتونه وه الز وه
فهينه يحهب المسره ه له فوا اهن تسره له وه ه اده صه ومه حه قه يه اتواحه وه
“Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak
merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya
apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya,
tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am: 141).
C. Kajian Terdahulu
Penelitian untuk mengukur tingkat produktivitas dan efisiensi pada
perbankan telah banyak dilakukan, baik melalui metode parametrik maupun non
parametrik. Firdaus dan Hosen (2013)17
, meneliti tentang Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis.
Penelitian ini membandingkan pengukuran tingkat efisiensi perbankan Indonesia
17
Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, Oktober 2013).
53
dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) dengan metode
CAELS. Dalam penelitian ini, peneliti menghitung tingkat efisiensi perbankan di
Indonesia dengan objek kajian meliputi sepuluh Bank Umum Syariah (BUS)
selama kuartal II Tahun 2010 sampai kuartal IV Tahun 2012. Variabel input yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi dana pihak ketiga atau DPK, total aset,
dan biaya tenaga kerja. Sementara itu, variabel Output yang digunakan adalah
pembiayaan dan pendapatan operasional. Variabel terikat skor hasil pengukuran
DEA. Sementara variabel bebas yang digunakan adalah aset, jumlah cabang bank,
ROA, ROE,CAR, dan NPF. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh secara umum
tingkat efisiensi 10 (sepuluh) Bank Umum Syariah memiliki trend yang fluktuatif
selama waktu penelitian. Bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat efisiensi rata-
rata yang paling tinggi dengan score 93,82 dan Bank Victoria Syariah dengan rata-
rata tingkat efisiensi paling rendah dengan score 72.12. Model Tobit disimpulkan
bahwa variabel Cabang Bank, Non-Performing Financing (NPF), dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi bank. Sedangkan pada variabel Aset, Retun On Asset (ROA) dan Return
On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Perbandingan
pengukuran efisiensi antara metode DEA dengan pengukuran kinerja dengan
CAELS (menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Tests) menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan diantara kedua metode tersebut.
Afrisal meneliti tentang Analisis Determinan Efisiensi Bank Syariah di
Indonesia Berdasarkan DEA dengan objek kajian pada 33 Bank (BUS & UUS)
54
periode 2011-2013.18
Penelitian ini menggunakan metode Two Stage DEA yang
dilanjutkan dengan Uji Multikolinearitas; Uji Likelihood Ratio/ F-Stat; Uji
Goodness of Fit; Uji Z. variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
variabel dependen efisiensi teknis DEA VRS; variabel independen SIZE, CAR,
ROA, NPL penentuan variabel input dan output pada penelitian ini menggunakan
pendekatan Value Added Approach, variabel inputnya Giro iB (Demand Deposits),
Tabungan iB (Saving Deposits), Deposito iB (Time Deposits), Modal disetor
(MDS) serta Dana Syirkah Temporer; variabel outputnya Mudharabah,
Musyarakah, Murabahah, Istishna, dan Ijarah. Hasil dari penelitian ini diperoleh
First Stage, periode 2011-2013 efisiensi mengalami fluktuatif yaitu dari 21 bank
syariah di tahun 2011 menjadi 19 bank pada 2012 dan naik menjadi 23 bank di
tahun 2013, efisiensi terendah 2011 BPD Sumatera Selatan 19,9%, 2012 BPD
Daerah Istimewa Yogyakarta 14,99%, 2013 BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
10,89%. BPD Sumatera Selatan 2011 perlu mengurangi giro iB dan tabungan iB,
menambah mudharabah dan murabahah. 2012, BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
meningkatkan mudharabah, musyarakah, dan murabahah. bank BNI syariah
mengurangi giro iB. 2013, BPD Daerah Istimewa Yogyakarta menambah
mudharabah, musyarakah, dan murabahah. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
mengurangi giro iB. Second Stage Anaylysis-Tobit Regressions, Uji
Multikolenearitas, korelasi kuat antar variabel independen dengan angka korelasi
melebihi 0,8. tidak terdapat masalah multikolinearitas karena tidak ada angka
korelasi melebihi 0,8. Uji Likelihood Ratio F-stat 95%, probabilita LR statistik
18
Reza Afrisal, Analisis Determinan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia Berdasarkan
Data Envelopment Analysis (DEA).
55
adalah 0,0004 berarti keempat variabel determinan secara serentak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi teknis. Uji Goodness of Fit, Pseudo R2sebagai ganti
R-Square 0,1460 atau 14,60%. Hal ini berarti 14,60% sisanya 85.40% dipengaruhi
oleh variabel lain. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Z), (SIZE) nilai
koefisien regresi positif 0,136. nilai probabilitas α: 5% (ρ < 0,05) yaitu sebesar
0,009.Variabel (CAR) koefisien regresi positif sebesar 1.16 dan tidak signifikan
probabilitas α: 5% (ρ ˂ 0,05) yaitu sebesar 0,119.(ROA) koefisien regresi positif
15,645 dan signifikan α: 5% (ρ > 0,05) yaitu sebesar 0,002. (NPF) memiliki nilai
koefisien regresi positif sebesar 4,88 dan tidak signifikan karena α: 5% (ρ < 0,05)
yaitu sebesar 0,432. SIZE Berpengaruh Positif terhadap Efisiensi Teknis Bank
Syariah, CAR Berpengaruh terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah, NPF tidak
berpengaruh terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah, ROA Berpengaruh Positif
terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah.
Endri (2011)19
, meneliti tentang Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan
Syariah Di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis dengan
objek kajian pada 24 perbankan syariah di Indonesia selama periode 2008-2010.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Two-Stage
DEA dengan pendekatan intermediasi. Variabel yang digunakan meliputi variabel
output dari bank syariah terdiri dari Total Pembiayaan dan Total Pendapatan
Operasional, sementara variabel input terdiri dari Total Simpanan, Biaya Tenaga
kerja, dan Aktiva Tetap. Variabel dependen yang terdiri dari efisiensi teknis,
sedangkan Variabel independen, Total Aset (ASET), Bank Type (JENIS),
19
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah Di Indonesia: Aplikasi Two-Stage
Data Envelopment Analysis, (STEI TAZKIA, 2011).
56
Profitabilitas (ROA), Kecukupan Modal (CAR), Net Operating Income (NOI), dan
Kualitas Pembiayaan (NPF). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ke-24
Bank Syariah selama periode 2008-2010 masih belum efisien. Jika dibandingkan
kelompok bank syariah antara BUS dan UUS, menunjukkan bahwa tingkat
efisiensi BUS yang memiliki aset lebih besar jauh lebih tinggi dari UUS yang
memiliki aset lebih kecil. Metode Tobit menunjukkan bahwa faktor total aset, jenis
bank BUS atau UUS, net operating income, kualitas pembiayaan memiliki
pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Sementara koefisien rasio kecukupan
modal memiliki pengaruh negatif tetapi juga tidak signifikan.
Mu’izzuddin and Isnurhadi (2013)20
meneliti tentang Efisiensi Perbankan
Syariah Di Indonesia; Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach dengan
objek kajian pada Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI),
Bank Mega Syariah Indonesia, Bank BNI Syariah, and Bank BRI Syariah periode
2007-2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Two-Stage
Data Envelopment Analysis Approach. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi variabel output berupa, Total Pembiayaan dan Total Pendapatan,
sedangkan variabel input berupa, Total Simpanan, Biaya Tenaga Kerja, dan Total
Aset. Variabel dependen terdiri dari overall technical efficiency sedangkan
variabel independen meliputi Size, Jenis Bank, ROA, CAR, NIM, NPF dan COST.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil perhitungan metode DEA,
efisiensi tertinggi dicapai pada tahun 2007, dan kemudian ada peningkatan
efisiensi serta berdasarkan teknis, pada skala dan efisiensi keseluruhan 2010-2011
20
Mu’izzuddin and Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia; Two-Stage
Data Envelopment Analysis Approach, (Faculty of Economics, Sriwijaya Universiti, 2013).
57
yaitu, 96,86% dalam efisiensi teknis pada tahun 2007, 96,69% pada tahun 2008,
94,43% pada tahun 2009, 93,32% pada tahun 2010 dan 93,72% pada tahun 2011.
Selanjutnya, tahap kedua tes menggunakan metode regresi Tobit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran memiliki dampak negatif pada kinerja sementara
biaya memiliki dampak positif. Selain itu, koefisien CAR dan ROA positif
signifikan, sementara NIM dan NPF menunjukkan tanda-tanda positif tetapi tidak
signifikan.
Soetanto dan Ricky21
meneliti tentang Efisiensi Teknis Bank Umum
Indonesia: Sebuh Penerapan Two-Stage DEA dengan objek penelitian pada 20
bank komersial domestik (4 BUMN bank and16 bank milik swasta) selama periode
2004-2009, sebanyak 120 observasi. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program DEA Frontier. Menggunakan pendekatan intermediasi
Sedangkan variabel input, kami menggunakan tiga input: simpanan nasabah, aset
tetap, dan jumlah karyawan dan tiga output: pinjaman, aktiva produktif lainnya
(terdiri dari surat berharga, deposito pada bank lain) dan pendapatan non-bunga.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank komersial di Indonesia telah
mengalami peningkatan dalam efisiensi teknis (technical efficiency), rata-rata
sebesar 10.5%. Kemudian, hasil penelitian juga memberikan konfirmasi jika
perbankan nasional mengalami ketidakefisienan secara skala (scale inefficiency)
yang lebih besar dibandingkan dengan ketidakefisienan secara teknis murni (pure
technical efficiency). Dilihat dari kepemilikannya, bank-bank pemerintah
menunjukkan efisiensi yang sempurna selama periode penelitian dibandingkan
21
Tessa Vanina Soetanto and Ricky, Technical Efficiency of Indonesia Commercial
Bank: An Application of Two-Stage DEA, (Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.13, No. 2,
September 2011: 107-116).
58
dengan bank-bank swasta. Hasil terakhir yang didapat dari regresi Tobit
menunjukkan bahwa skala aset dan risiko likuiditas dapat membantu peningkatan
efisiensi bank, sedangkan kondisi yang sebaliknya terjadi untuk profitabilitas.
Benli dan Degirmen (2013)22
, meneliti tentang Penerapan Data
Envelopment Analysis Berbasis Malmquist Total Factor Productivity Index: Bukti
Empiris di Sektor Perbankan Turki. Objek penelitian ini terdiri dari 31 bank
deposito, yang semuanya adalah anggota dari Turkish Banking Sector (TBS) dan
Asosiasi Bank Turki (BAT). Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi
untuk mencerminkan proses produksi bank, serta input oriented. Variabel dalam
penelitian ini memilih biaya deposito dan bunga sebagai input, dan kredit /
pinjaman dan pendapatan bunga sebagai output. Hasil dari penelitian ini bahwa
Turki dan Societe Generale menjadi bank dengan tingkat efisiensi teknis tertinggi.
Ziraat, Akbank dan Deutsche Bank adalah bank dengan tingkat efisiensi teknis
terendah. Selain itu, bank-bank dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi
adalah Vakıf, Adabank dan WestLB AG. Ziraat dan Societe Generale merupakan
bank dengan kemajuan teknologi terendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa bank dengan tingkat pertumbuhan total produktivitas faktor tertinggi
adalah Vakıf, Adabank dan The Royal Bank. Bank ING mengalami peningkatkan
efisiensi teknis di tingkat optimal, dan Deutsche Bank mengalami penurunan
terbesar. Dalam hal perubahan teknologi, bank dengan kemajuan tertinggi adalah
Adabank sementara Eurobank Tekfen adalah salah satu yang mengalami
kemunduran terbesar. Sementara Societe Generale mengalami tingkat
22
Yasemin Keskin Benli and Suleyman Degirmen, The Aplication of Data Envelopment
Analysis Based Malmquist Total Factor Productivity Index: Empirical Evidence in Turkish
Banking Sector, (PANOECONOMICUS, January 2013).
59
pertumbuhan total faktor produktivitas tertinggi sementara Deutsche terendah.
Turki (bank swasta) dan Societe Generale (bank asing) - bank yang tercatat
mengalami kenaikan tertinggi dalam hal efisiensi teknis sementara Ziraat (public
bank / negara), Akbank (bank swasta) dan Deutsche Bank (bank asing) mengalami
penurunan terbesar. Pada saat yang sama Ziraat dan Societe Generale mengalami
kemajuan teknologi terendah. berkat perubahan positif dalam teknologi, bank-bank
asing lebih efektif daripada kelompok lain dalam hal efisiensi teknis dan total
faktor produktivitas. Dalam hal kelompok, kelompok perbankan asing
mencerminkan respon lebih terhadap krisis karena bank-bank ini sudah sangat
responsif terhadap fluktuasi kecil dalam variabel ekonomi makro seperti tingkat
suku bunga, nilai tukar, tingkat inflasi, dll. Alasan penelitian ini membandingkan /
bank domestik nasional (kombinasi bank swasta dan negara atau masyarakat)
dengan bank-bank asing, karena memiliki rasio likuiditas yang lebih tinggi, risiko
suku bunga yang lebih rendah, dan rasio kecukupan modal yang lebih tinggi.
Selain itu, profil pelanggan mereka, manajemen keuangan, dan penggunaan
teknologi yang lebih berbeda dibandingkan dengan kelompok bank swasta dan
negara.
Afiatun dan Wiryono (2010)23
meneliti tentang Efisiensi dan Produktivitas
pada Bank Islam di Indonesia dengan menggunakan metode Data Envelopment
Analysis (DEA) untuk mengukur tingkat efisiensi dan Malmquist Productivity
Index (MPI) untuk produktivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan VRS
(versi berorientasi input DEA) dengan objek penelitian 10 Bank Konvensional;
23
Pipit Afiatun dan Sudarso Kaderi Wiryono, Efisiensi dan Produktivitas pada Bank
Islam di Indonesia, Jurnal Manajemen Teknologi, ITB, 2010.
60
BCA, BII, BNI, BRI, BTN, CIMB, Danamon, mandiri, panin, permata, 3 Bank
Syariah; Muamalat, BSM, Mega Syariah dalam periode 2004 – 2007. Variabel
input terdiri dari total simpanan, sedangkan variabel output terdiri dari total kredit
dan aktiva produktif lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi
bank syariah pada periode 2004-2009 lebih rendah dari rata-rata dibandingkan
dengan bank konvensional; kecuali selama periode Juli 2004 sampai Desember
2005. Ada tiga bank syariah dianalisis untuk penelitian ini khususnya, yaitu Bank
Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah, berturut-turut peringkat
3, 10, dan 13 dalam indeks produktivitas. Namun, hasil t-test menyimpulkan
bahwa efisiensi dan produktivitas bank syariah dan bank konvensional, statistik,
tidak berbeda secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa perbankan syariah
pada umumnya memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perbankan
konvensional di Indonesia.
Selanjutnya dapat dilihat Tabel 2.1 yang menggambarkan ringkasan
penelitian terdahulu.
Tabel 2. 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Objek
Penelitian Variabel
Model
Analisis Hasil
1. Muhammad
Faza
Firdaus dan
Muhamad
Nadratuzza
man Hosen
(2013)
Judul:
Efisiensi
BUS
Menggunak
an
10 BUS
selama
Kuartal II
Tahun 2010
sampai
Kuartal IV
Tahun 2012
Variabel input:
DPK, total
aset, dan biaya
tenaga kerja.
Variabel
Output:
pembiayaan
dan
pendapatan
operasional.
Variabel
terikat: skor
DEA
Two-
Stage
Adanya trend yang
fluktuatif selama waktu
penelitian. Model Tobit
disimpulkan bahwa
variabel Cabang Bank,
Non Performing
Financing (NPF), dan
Capital Adequacy Ratio
(CAR) memiliki
pengaruh negatif dan
signifikan terhadap
tingkat efisiensi bank.
61
Pendekatan
Two-Stage
DEA
hasil
pengukuran
DEA.
Variabel: aset,
jumlah cabang
bank, ROA,
ROE,CAR,
dan NPF.
Sedangkan pada
variabel Aset dan Retun
On Asset (ROA) Return
On Equity (ROE)
memiliki pengaruh
positif dan signifikan.
perbandingan efisiensi
antara metode DEA
dengan CAELS
(menggunakan uji beda
Wilcoxon Signed Rank
Tests) menunjukkan
bahwa terdapat
perbedaan diantara
kedua metode tersebut.
2. Reza Afrisal
Judul:
Analisis
Determinan
Efisiensi
Bank
Syariah di
Indonesia
Berdasarkan
DEA
33 Bank
(BUS &
UUS)
periode
2011-2013
Variabel
dependen
efisiensi teknis
DEA VRS;
Variabel
independen
SIZE, CAR,
ROA, NPL
inputnya Giro
iB, Tabungan
iB, Deposito
iB, Modal
disetor serta
Dana Syirkah
Temporer;
variabel
outputnya
Mudharabah,
Musyarakah,
Murabahah,
Istishna, dan
Ijarah.
Two
Stage
DEA
First Stage, periode
2011-2013 efisiensi
mengalami fluktuatif,
efisiensi terendah 2011
BPD Sumatera Selatan
19,9%, 2012 BPD
Daerah Istimewa
Yogyakarta 14,99%,
2013 BPD Daerah
Istimewa Yogyakarta
10,89%.
Second Stage Anaylysis-
Tobit Regressions, SIZE
dan ROA memiliki
pengaruh positif
terhadap efisiensi teknis
bank syariah, sedangkan
CAR dan NPF tidak
ditemukan pengaruh
terhadap efisiensi teknis
bank syariah.
3. Endri
(2011)
Judul:
Evaluasi
Efisiensi
Teknis
Perbankan
Syariah Di
Indonesia:
24
perbankan
syariah di
Indonesia
yang
meliputi
BUS dan
UUS selama
periode
Variabel
output: Total
Pembiayaan
dan Total
Pendapatan
Operasional
Variabel input:
Total
Simpanan,
Two-
Stage
DEA
24 Bank Syariah selama
periode 2008-2010
masih belum efisien.
Jika dibandingkan
kelompok bank syariah
antara BUS dan UUS,
menunjukkan bahwa
tingkat efisiensi BUS
yang memiliki aset
62
Aplikasi
Two-Stage
Data
Envelopmen
t Analysis
2008-2010 Biaya Tenaga
kerja, dan
Aktiva Tetap.
Variabel
dependen:
efisiensi teknis
Var
independen:
Total Aset
(ASET), Bank
Type (JENIS),
Profitabilitas
(ROA),
Kecukupan
Modal (CAR),
Net Operating
Income (NOI),
dan Kualitas
Pembiayaan
(NPF).
lebih besar jauh lebih
tinggi dari UUS yang
memiliki aset lebih
kecil. Metode Tobit
menunjukkan bahwa
faktor total aset, jenis
bank BUS atau UUS,
net operating income,
kualitas pembiayaan
memiliki pengaruh
positif tetapi tidak
signifikan. Sementara
koefisien rasio
kecukupan modal
memiliki pengaruh
negatif tetapi juga tidak
signifikan.
4. Mu’izzuddi
n and
Isnurhadi
(2013)
Judul:
Efisiensi
Perbankan
Syariah Di
Indonesia;
Two-Stage
Data
Envelopmen
t Analysis
Approach
25 BUS di
Indonesia
periode
2007 – 2011
dengan 5
Bank
Syariah.
Variabel
output: Total
Pembiayaan
dan Total
Pendapatan.
Variabel input:
Jumlah
Tabungan,
biaya tenaga
kerja, dan
Jumlah Aset.
Variabel
dependen:
efisiensi teknis
keseluruhan
Independent
variabel: Size,
Bank Jenis,
ROA, CAR,
NIM, NPF dan
Biaya.
Two-
Stage
DEA
efisiensi tertinggi
dicapai pada tahun
2007. Selanjutnya, hasil
tobit menunjukkan
bahwa ukuran memiliki
dampak negatif pada
kinerja sementara biaya
memiliki dampak
positif. Selain itu,
koefisien CAR dan
ROA positif signifikan,
sementara NIM dan
NPF menunjukkan
tanda-tanda positif
tetapi tidak signifikan.
5. Tessa
Vanina
Soetanto
and Ricky
(2011)
20 bank
domestik
komersial (4
bank
BUMN dan
input:
simpanan
nasabah, aset
tetap, dan
jumlah
Two-
Stage
DEA
bank-bank komersial di
Indonesia telah
mengalami peningkatan
efisiensi teknis,
perbankan nasional
63
Judul:
Efisiensi
Teknis
Bank
Umum
Indonesia:
Aplikasi
dari Two-
Stage DEA
16 bank
swasta
milik)
selama
periode
2004-2009,
sebanyak
120
observasi.
karyawan dan
tiga output:
pinjaman,
aktiva
produktif
lainnya (terdiri
dari surat
berharga,
deposito pada
bank lain,
orang lain) dan
pendapatan
non-bunga
mengalami
ketidakefisienan secara
skala yang lebih besar
dibandingkan dengan
ketidakefisienan secara
teknis murni. Dilihat
dari kepemilikannya,
bank-bank pemerintah
menunjukkan efisiensi
yang sempurna selama
periode penelitian
dibandingkan dengan
bank-bank swasta. Hasil
terakhir yang didapat
dari regresi Tobit
menunjukkan bahwa
skala aset dan resiko
likuiditas dapat
membantu peningkatan
efisiensi bank,
sedangkan kondisi yang
sebaliknya terjadi untuk
profitabilitas.
6. Yasemin
Keskin
Benli dan
Suleyman
Degirmen
(2013)
Judul:
Penerapan
Data
Envelopmen
t Analysis
Berbasis
Malmquist
Total
Factor
Productivity
Index: Bukti
Empiris di
Sektor
Perbankan
Turki
31 bank
deposito
anggota dari
Turkish
Banking
Sector
(TBS) dan
Asosiasi
Bank Turki
(BAT). Data
untuk 31
bank antara
tahun 2004
dan 2009
digunakan
dalam
analisis.
Variabel input:
biaya deposito
dan bunga.
Variabel
outpit: kredit /
pinjaman dan
pendapatan
bunga
MPI-
DEA
Turki dan Societe
Generale menjadi bank
dengan tingkat efisiensi
teknis tertinggi. Ziraat,
Akbank dan Deutsche
Bank adalah bank
dengan tingkat efisiensi
teknis terendah. Bank
dengan tingkat
pertumbuhan total
produktivitas faktor
tertinggi adalah Vakıf,
Adabank dan The Royal
Bank. Bank ING
mengalami
peningkatkan efisiensi
teknis di tingkat
optimal, dan Deutsche
Bank mengalami
penurunan terbesar.
7. Pipit
Afiatun dan
10 Bank
Konvension
Input: total
simpanan
DEA dan
MPI
efisiensi bank syariah
pada periode 2004-2009
64
Sudarso
Kaderi
Wiryono
(2010)
Judul: :
Efisiensi
dan
Produktivita
s pada Bank
Islam di
Indonesia
al; BCA,
BII, BNI,
BRI, BTN,
CIMB,
Danamon,
mandiri,
panin,
permata, 3
Bank
Syariah;
Muamalat,
BSM, Mega
Syariah
Periode
2004 – 2007
Output: total
kredit, aktiva
produktif
lainnya
lebih rendah
dibandingkan dengan
bank konvensional;
kecuali selama periode
Juli 2004 sampai
Desember 2005. Hasil t-
test menyimpulkan
bahwa efisiensi dan
produktivitas bank
syariah dan bank
konvensional, statistik,
tidak berbeda secara
signifikan. Hasil ini
menunjukkan bahwa
perbankan syariah pada
umumnya memiliki
kemampuan untuk
bersaing dengan
perbankan konvensional
di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas dan mengacu pada hasil penelitian terdahulu,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Total Factor
Productivity (TFP) dan Efisiensi DEA Two-Stage pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Perbedaannya dengan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini akan
menganalisis tingkat produktivitas dan efisiensi serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan menggunakan Tobit dan menganalisis hubungan tingkat
produktivitas dan efisiensi pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
Pendekatan dalam menentukan input output pada penelitian ini menggunakan
pendekatan intermediasi, dimana kemudian akan dianalisis komponen-komponen
input dan output apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada bank syariah,
serta hubungannya antara tingkat produktivitas, efisiensi dan perubahan teknologi.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
65
ilmiah yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “ANALISIS TOTAL
FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2011-2015)”.
66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merujuk pada penelitian Afiatun dan
Wiryono (2010)1 serta Firdaus dan Hosen (2013)
2 yaitu penelitian kuantitatif dengan
pendekatan nonparametrik. Pendekatan nonparametrik memakai metode Data
Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist Productivity Index (MPI) untuk
mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas unit pengambil keputusan (UPK).
B. Data Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil objek pada 11 Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil
dari laporan keuangan masing-masing Bank Umum Syariah (BUS), Statistik
Perbankan Syariah Bank Indonesia (SPS BI) maupun data dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) berupa neraca, laporan laba rugi, rasio keuangan dan laporan KAP.
Periode data yang digunakan selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun
2015.
1 Pipit Afiatun dan Sudarso Kaderi Wiryono, Efisiensi dan Produktivitas pada Bank Islam
di Indonesia, Jurnal Institut Teknologi Bandung Vol. 9 No. 3, 2010, hlm. 266. 2 Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, Oktober 2013), hlm.. 172.
67
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini berupa Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015, sedangkan sampel yang
diambil merupakan full sampling dengan 11 BUS di Indonesia melebihi syarat
jumlah minimal sampel yaitu sebesar 30% dari total populasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka, yaitu dengan mengkaji buku-buku literature, jurnal, makalah untuk
memperoleh landasan teori komprehensif mengenai Bank Umum Syariah (BUS),
teori efisiensi maupun konsep efisiensi dalam Islam, serta teori produktivitas
maupun konsepnya dalam Islam. Selain itu, media cetak dan internet juga digunakan
untuk memperoleh data dan informasi pelengkap mengenai pembahasan dalam
penelitian.
D. Definisi Operasional
Menurut Hadad et.al. (2003)3, konsep-konsep yang digunakan untuk
mendefinisikan hubungan input-output dalam tingkah laku dari institusi financial
adalah:
1. Pendekatan Penghasilan/Produksi (The Production Approach), menganggap
Lembaga Keuangan sebagai produsen dari akun deposit (deposit accounts) and
kredit pinjaman (loans), kemudian output didefinisikan sebagai jumlah dari
akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Sedangkan input
dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset
3 Mualiaman D. Hadad, dkk, Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia :
Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA), 2003, hlm. 3.
68
tetap (fixed assets) and material lainnya.
2. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach), merubah dan
mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit.
Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan
pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk kredit
pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial investments).
3. Pendekatan Aset (The Asset Approach), memvisualisasikan fungsi primer sebuah
institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat sekali dengan
pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk
aset-aset.
Menurut Abidin dan Endri (2009)4, konsep efisiensi dapat dilihat dari sisi
input (input-oriented) maupun dari sisi ouput (output-oriented). Pendekatan input-
oriented merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan input secara
efisien dalam menghasilkan ouput yang lebih banyak atau seberapa banyak input
yang akan dikurangi tanpa merubah jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan
pendekatan output-oriented merupakan perbandingan antara biaya di semua level
output dengan biaya optimum atau seberapa banyak output yang dapat ditingkatkan
secara proporsional tanpa merubah jumlah input.
Pada penelitian ini akan digunakan pendekatan intermediasi, sedangkan
penentuan input-output menggunakan pendekatan output-oriented dengan merujuk
4 Zaenal Abidin dan Endri, Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11 No. 1,
2009, hlm. 22.
69
pada penelitian Firdaus dan Hosen (2013)5. Penggunaan pendekatan intermediasi
digunakan dikarenakan sesuai dengan fungsi perbankan sebagai lembaga
intermediasi bagi surplus unit dan deficit unit. Sedangkan pendekatan output-
oriented digunakan karena bank di asumsikan selalu menginginkan peningkatan
ouput dengan input yang digunakan dalam kondisi tetap.
Adapun input output yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel input terdiri dari Dana Pihak Ketiga/DPK (X1), aktiva tetap/AKT (X2)
dan beban personalia/BP (X3).
DPK adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam produk penghimpunan dana yang berupa
tabungan, giro, maupun deposito.
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan
dan tidak dimaksudkan untuk dijual yang berupa ATK, mesin ATM, kendaraan
operasional dsb.
Beban personalia adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia, atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Beban
personalia dapat berupa gaji, provisi maupun fee yang diberikan perusahaan.
2. Variabel output terdiri dari total pembiayaan/TP (Y1), pendapatan
operasional/PO (Y2) dan aktiva produktif lainnya/APL (Y3).
Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, atau pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
5 Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, Oktober 2013), hlm.. 172.
70
pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.
Pendapatan operasional adalah arus masuk sumber daya ke dalam suatu
perusahaan dalam suatu periode dari penjualan barang atau jasa, dimana sumber
daya pada umumnya dalam bentuk kas, wesel tagih, atau piutang pendapatan
selain dari penjualan aktiva tetap, penerbitan saham, atau peminjaman.
Aktiva produktif lainnya adalah aktiva yang dimiliki perusahaan yang berupa
penempatan pada bank lain; tagihan spot dan forward, surat berharga yang
dimiliki; tagihan akseptasi.
3. Variabel dependen merupakan score efisiensi DEA.
4. Variabel independen terdiri dari total asset/TA, beban operasional, Capital
Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE) dan Net Operating Margin
(NOM).
Total asset adalah kekayaan sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan
diharapkan akan memberikan manfaat di masa yang akan datang.
Beban Operasional adalah seluruh biaya dalam rupiah dan valuta asing yang
dikeluarkan atas kegiatan usaha yang lazim dilakukan oleh bank pelapor.
Capital Adequancy Ratio (CAR) adalah rasio antara modal bank dengan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Rasio ini menjadi pedoman bank dalam
melakukan ekspansi di bidang pembiayaan.
Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank.
Sedangkan ROA perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset
bank.
71
Net Operating Margin (NOM) adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan
operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif.
E. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI)
dan Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Tahap pertama metode analisis
yang digunakan dalam menganalisis produktivitas ini merujuk pada penelitian
Afiatun dan Wiryono (2010) dengan menggunakan pendekatan Malmquist
Productivity Index (MPI), MPI pertama kali diperkenalkan oleh Caves,
Christensen dan Diewert (1982); sebuah pendekatan fungsi jarak untuk
menggambarkan teknologi dalam mendefinisikan indeks input, output, dan
produktivitas. Pengolahan data menggunakan software DEAP 2.1. Malmquist
Index memiliki tiga keunggulan utama jika dibandingkan dengan pendekatan
lainnya di antaranya, pertama tidak memerlukan maksimalisasi keuntungan atau
asumsi minimalisasi biaya, kedua tidak memerlukan informasi tentang harga input
dan output, ketiga jika peneliti memiliki data panel, maka dapat dilakukan
perubahan produktivitas menjadi dua komponen, yaitu perubahan teknis efisiensi
dan perubahan teknis. Kerugian utamanya adalah keharusan untuk menghitung
fungsi jarak. Namun, teknik Data Envelopment Analysis (DEA) dapat digunakan
untuk memecahkan masalah ini.
Tahap kedua mengukur nilai efisiensi dengan merujuk pada penelitian
Firdaus dan Hosen (2013) dengan menggunakan pendekatan Two-Stage Data
Envelopment Analysis (DEA). Pada tahap pertama akan dianalisis dengan
72
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan
pengembangan dari matematika linier programming yang diperkenalkan oleh
Charnes et al. (1978). Sedangkan pada second stage, digunakan model Tobit untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan diolah
menggunakan Eviews 8. Terakhir melakukan analisis hubungan efisiensi dan
produktivitas dengan grafik yang telah diolah.
Malmquist Total Factor Productivity yang berorientasi output merubah
produktivitas periode dasar (t) dan periode berikutnya (t + 1) yang didefinisikan
sebagai:
M (yt, xt, yt+1, xt+1) = [
]
⁄ (1)
Sebuah nilai (M) lebih besar daripada satu menyiratkan pertumbuhan positif
pertumbuhan total faktor produktivitas (TFP) dari periode (t) untuk periode (t + 1),
jika tidak, nilai "M" kurang dari satu menunjukkan penurunan TFP. Persamaan (1)
merupakan rata-rata geometris dari dua indeks TFP dan indeks pertama dihitung
sehubungan dengan periode teknologi "t", sedangkan indeks kedua dievaluasi
sehubungan dengan periode "t + 1" teknologi.
Menurut Fare et al. (1993) persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Perubahan indeks TFP = (2)
Dengan demikian, perubahan indeks Total Factor Productivity (TFP) =
{perubahan Efisiensi} X {Perubahan teknologi} dan dapat dibagi menjadi dua
komponen seperti perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis dan
diilustrasikan sebagai:
73
Indeks Perubahan Teknologi = (3)
Dan Indeks Perubahan Efisiensi = (4)
Perubahan efisiensi teknis dapat lebih dibagi menjadi dua, yaitu Perubahan
Efisiensi Teknis Murni dimana efisiensi teknis catching-up terhadap various return
to scale (VRS) perbatasan teknologi, dan Perubahan Efisiensi Skala yang cenderung
bergerak di sepanjang batas atau unit teknis murni tidak efisien dalam mengubah
posisi dengan menjauh dari teknologi yang diperkirakan. Dengan demikian,
Perubahan Efisiensi Teknis adalah hasil dari perubahan efisiensi teknis murni
(PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH) dan dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
Indeks PECH = (5)
Dan Index SECH = (6)
Sehingga, Perubahan Total factor Productivity (TFP) = Perubahan Teknologi
* Perubahan Efisiensi Teknis Murni * Perubahan Efisiensi Skala.
Selanjutnya First Stage
Menurut Abidin (2007)6, merujuk pada (Oral dan Yolalan, 1990; Berger dan
Humphrey, 1992), penilaian efisiensi tidak dapat dilakukan secara parsial tetapi
secara penuh dengan memperhitungkan seluruh output dan input. Analisis DEA
pengembangan dari matematika linier programming yang diperkenalkan oleh
6 Zaenal Abidin, Kinerja EEfisiensi pada Bank Umum, Proceeding PESAT Vol. 2, 2007,
hlm. A114.
74
Charnes et al. (1978). Pada pendekatan DEA tidak memasukkan random eror,
sebagai konsekuensinya pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan variabel
makro. Namun, DEA dapat mengindentifikasi input atau output suatu bank yang
digunakan sebagai referensi untuk membantu mencari penyebab dan jalan keluar
dari sumber inefisiensi suatu bank. Formula DEA dimulai dari formula sederhana
yang ada di linear programming yaitu sebagai berikut:
Maksimal (1)
Subjek untuk untuk j = 1 … n
VI ≥ 0 untuk i = 1 … m, dan ur ≥ 0 untuk r = 1 … s
Dimana:
hj = nilai efisiensi bank j
r = output
i = input
ur = bobot output r yang dihasilkan oleh bank j
yrj = jumlah output r yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari r = 1 hingga s
vi = bobot input i yang dihasilkan oleh bank j
xij = jumlah input I yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari i = 1 hingga m
Namun, Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) merubah rumus di atas ke
75
dalam masalah pemrograman linear berikut (Ataullah, Cockerill dan Le dalam Alkeil
(2012))7:
(2)
(3)
Dimana ɛ adalah angka positif agar semua input dan output memiliki bobot
yang positif. Ketika ho = 1 maka DMUo efisien, begitu pun sebaliknya. Namun, jika
input yang digunakan tidak efektif, maka akan terjadi input slack (kelebihan input),
begitu pun dengan output. Slack merupakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk
membuat sebuah unit yang tidak efisien menjadi efisien, sehingga semua input slack
dan output slack harus sama dengan nol. Perbaikan ini dilakukan dalam bentuk
peningkatan/penurunan input atau output.
DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang
lain di dalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan seorang analisis untuk
mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan
perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien. Kedua, jika suatu UKE kurang
efisien (efisiensi<100%) DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi
sempurna (efficiency reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka
pengganda (multipliers) yang dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun
7 Ahmad M. Abu Alkeil, dkk, Comparison of Efficiency And Productivity Change of
Islamic and Conventional Banks: Evidence From Europe and Muslim-Majority Countries?, The
Journal of Applied Business Research Vol. 28 No. 6, 2012, hlm. 1390.
76
strategi perbaikan.8
Dalam DEA Multi Stage terdapat dua pendekatan scale yaitu:
a. Constant Return to Scale
Model Constant Return to Scale (CCR) merupakan model dasar DEA yang
membawa implikasi pada bentuk effisient set yang linier. Model Constant Return to
Scale dikembangkan oleh Climes, Cooper dan Rhodes (model CCR), model ini
mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama.
Artinya, jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar
x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap
perusahaan atau unit pembuatan keputusan (UPK) beroperasi pada skala yang
optimal. Adapun rumusan DEA CRS adalah sebagai berikut:
Min θλ θ,
St –yi + Yλ≥0,
Θxi - Xλ≥ 0
λ ≥ 0
b. Variable Return to Scale
Model ini dikembangkan oleh BBC (Banker, Charnes Cooper) pada tahun
1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan
bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal, asumsi dari
model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama
(Variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan
menyebabkan output meningkat sebesaar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar dari
8 Asep Saepullah. Efisiensi Perbankan Syariah: Komparasi, Evaluasi, Dan Solusi,
Jakarta: UIN Syariaf Hidayatullah, hlm. 8.
77
x kali. Adapun rumusan DEA VRS adalah sebagai berikut:
Max φλ φ,
St –φyi + Yλ≥0,
xi - Xλ≥ 0
N1’λ = 1
λ ≥ 0
Second Stage
Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas
nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured; semua variabel
(baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak ada autocorrelation;
tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas yang sempurna; dan model
matematis yang digunakan menjadi tepat. Dalam penggunaan metode analisis regresi
untuk penelitian bidang sosial dan ekonomi, banyak ditemui struktur data dimana
variabel responnya mempunyai nilai nol untuk sebagian observasi, sedangkan untuk
sebagian observasi lainnya mempunyai nilai tertentu yang bervariasi. Struktur data
seperti ini dinamakan data tersensor (censored data). Model standar Tobit dapat
didefinisikan untuk observasi (bank) i sebagai berikut:9
9 Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage
DEA, STEI TAZKIA, 2011, hlm. 17.
78
Dalam model Tobit terdapat tambahan informasi koefisiens skala (SCALE)
yaitu faktor skala yang akan diestimasi σ. Faktor skala ini dapat digunakan untuk
mengestimasi standar deviasi dari residual.
Fungi Likelihood (L) dimaksimum (maximum likelihood) untuk
mengestimasi parameter β dan σ yang didasarkan atas observasi (bank) yi dan xi:
Model Tobit digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010 – 2015. Faktor-
faktor yang diperkirakan mempengaruhi kinerja efisiensi BUS di Indonesia adalah:
Total Aset (TA), Beban Operasional (BO), Kecukupan Modal (CAR), Return on
Equity (ROE), dan Net Operating Margin (NOM).
Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada penelitian-penelitian sebelumnya,
maka dirumuskan model yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
EFTi = ᵝ1+ ᵝ2TA + ᵝ3BO + ᵝ4CAR + ᵝ5ROE + ᵝ6NOM + ᵋi
Dimana:
EFT = Skor Data Envelopment Analysis (DEA)
TA = Total Aset
BO = Beban Operasional
CAR = Capital Adequancy Ratio
79
ROE = Return on Equity
NOM = Net Operating Margin
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka, beberapa penelitian terdahulu yang telah
diuraikan sebelumnya, serta latar belakang yang mengatakan bahwa di tengah
persaingan industri perbankan yang semakin ketat dibutuhkan kinerja perusahaan
yang baik. Salah satu indikator kinerja perusahaan adalah tingkat produktivitas dan
efisiensinya.
Penelitian ini melalui beberapa tahap. Pertama, mengukur tingkat
produktivitas BUS menggunakan metode Malmquist Productivity Index (MPI).
Kedua, mengukur efisiensi BUS menggunakan metode DEA. Ketiga, menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi menggunakan model Tobit. Adapun
faktor-faktor tersebut didapat berdasarkan telaah pustaka dan studi terhadap
penelitian-penelitian sebelumnya sehingga dapat diajukan hipotesis untuk dijadikan
variabel independen dan variabel dependen dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi menggunakan model Tobit. Adapun hipotesis tersebut
adalah:
H1: Total aset berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
periode 2010- 2015
H2: Beban Operasional berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum
Syariah (BUS) periode 2010- 2015
H3: CAR berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
periode 2010- 2015
80
H4: ROE berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
periode 2010- 2015
H5: NOM berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
periode 2010- 2015
G. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dianalisis tingkat produktivitas dan efisiensi dari
11 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2010 – 2015 serta analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan hubungan antara produktivitas dan
efisiensi. Dimana dalam mengukur tingkat Total Factor Productivity (TFP)
dengan menggunakan Malmquist Productivity Index (MPI) dan efisiensi dengan
menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) pada First Stage
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi
menggunakan model Tobit pada Second Stage. Selain itu, dalam penelitian ini
juga akan melihat hubungan dari hasil produktivitas dan efisiensi, sehingga akan
memberikan gambaran kinerja dan pengaruh terbesar bagi peningkatan kinerja
bank.
Dengan terlebih dahulu menentukan jenis input dan output. Pemilihan
input dan output pada First Stage menggunakan pendekatan intermediasi dan
berorientasi output seperti yang digunakan oleh Firdaus dan Hosen (2013).
Adapun input yang digunakan meliputi, Dana Pihak Ketiga/DPK (X1), aktiva
tetap/AKT (X2) dan beban personalia/BP (X3) dan output total pembiayaan/TP
(Y1), pendapatan operasional/PO (Y2) dan aktiva produktif lainnya/APL (Y3).
Sedangkan pada Second Stage, variabel dependen yang dianalisis menggunakan
81
model Tobit dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
produktivitas dan efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia adalah skor
hasil pengukuran DEA. Sementara variabel independen yang digunakan adalah
total aset, BOPO, CAR, ROE, dan NOM.
Hasil dan kesimpulan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai peta produktivitas dan efisiensi Bank Umum Syariah di
Indonesia, menjadi bahan pertimbangan bagi Bank Indonesia dalam menentukan
kebijakan dan menjadi referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya. Untuk
lebih jelasnya kerangka pemikiran ditunjukkan pada gambar berikut:
82
Tabel 3. 1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Total Factor Productivity (TFP)
Data Envelopment
Analisis (DEA)
First Stage
Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi pada
Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 - 2015)
Efisiensi
Objek penelitian pada 11 BUS di
Indonesia pada kuartal II tahun
2010 – kuartal III tahun 2015
Variabel:
Input terdiri dari: DPK (I1), Aktiva
tetap (I2), dan Beban personalia (I3)
Output terdiri dari:Total pembiayaan
(O1), Pendapatan operasional (O2) dan
Aktiva produktif lainnya (O3)
Laporan keuangan OJK 11 BUS di
Indonesia
Malmquist Productivity
Index (MPI)
Variabel:
Variable Dependen merupakan
skor dari hasil penghitungan
DEA First Stage (Y1)
Variable Independen terdiri dari
Total Aset (X1), Beban
Operasional (X2), CAR (X3),
ROE (X4), dan NOM (X5)
Tobit Second Stage
Hasil skor MPI dianalisis hubungannya dengan skor DEA First
Stage dan Tobit Second Stage
Kesimpulan
83
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Ringkasan statistik deskriptif variabel yang akan diujikan untuk mengukur
tingkat produktivitas dan efisiensi BUS di Indonesia pada tabel 4.1 – 4.6 dimana
aktiva tetap, total DPK serta beban personalia sebagai input dan total pembiayaan,
aktiva produktif lainnya serta pendapatan operasional sebagai output untuk 11
BUS di Indonesia akan digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Tetap 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Aktiva Tetap)
N MIN MAX Mean Std. Deviation
CAS 22 5816 23889 12040.7727 6493.93304
JBS 22 171 164870 87302.5 76471.31948
MES 22 46988 288933 98363.1364 90573.77484
NIS 22 21223 105399 70227.8182 34267.03762
RIS 22 78158 163163 124347.227 21236.86325
BSM 22 258582 793307 571883.409 178392.5749
BUS 22 41430 85176 63328.4091 14535.89536
MAYS 22 1777 11300 6307.4545 2757.7603
MUA 22 179930 2290551 786507.5 744262.8581
PAS 22 24441 48903 27828.8636 5083.27283
VIS 22 9247 16762 13011 2258.92771
Valid N (listwise) 22
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah,
Data Diolah)
Menurut tabel 4.1, rata-rata aktiva tetap Bank Muamalat lebih besar dari
bank lainnya, disusul Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Mega
Syariah, dan Bank BJB Syariah.
84
Tabel 4. 2 Statistik Ringkasan Variabel Total DPK 11 BUS pada Kuartal
II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (DPK)
N MIN MAX Mean Std. Deviation
CAS 22 490200 2713701 1343621.73 708389.3795
JBS 22 829498 5243446 3000265.95 1413438.287
MES 22 3766162 7730738 5516588.77 1417849.811
NIS 22 4253227 18930220 10121270 4646964.038
RIS 22 3674356 18863643 11624851.5 4510814.085
BSM 22 23091575 59820572 45868919.5 11796224.78
BUS 22 1311950 4337818 2803004 921620.232
MAYS 22 298270 1043046 622223.136 239827.6853
MUA 22 12354924 51205537 34956240.1 11654826.57
PAS 22 113722 5775013 2042877.82 1931819.798
VIS 22 10195 1144506 539224.682 373086.0864
Valid N (listwise) 22
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah,
Data Diolah)
Menurut tabel 4.2, rata-rata total DPK Bank Syariah Mandiri lebih besar
dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah,
dan Bank Mega Syariah.
85
Tabel 4. 3 Statistik Ringkasan Variabel Beban Personalia 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Beban Personalia)
N MIN MAX Mean Std. Deviation
CAS 22 6168 51596 24137.2 13209.71474
JBS 22 7786 124269 52867 31541.43847
MES 22 67177 362352 197691 93243.37361
NIS 22 4429 644458 219993 172359.5492
RIS 22 61620 447030 231747 121196.8973
BSM 22 204380 1359776 692621 374112.4815
BUS 22 9744 68565 34642.8 16913.71208
MAYS 22 4367 30601 15164.5 7452.76681
MUA 22 118926 860392 378574 215588.1587
PAS 22 3162 56691 19352.5 15893.66253
VIS 22 1523 31565 12325 9118.66825
Valid N (listwise) 22
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data
Diolah)
Menurut tabel 4.3, rata-rata beban personalia Bank Syariah Mandiri lebih
besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank BNI
Syariah, dan Bank Mega Syariah.
86
Tabel 4. 4 Statistik Ringkasan Variabel Total Pembiayaan 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Total Pembiayaan)
N MIN MAX Mean Std. Deviation
CAS 22 320101 2636231 1166724.91 714895.0857
JBS 22 978463 5424805 2909798.59 1394783.038
MES 22 3018743 7319802 5025451.09 1540726.884
NIS 22 6196158 29564683 14314542 5946982.349
RIS 22 4941792 16456086 11220703.6 3786339.457
BSM 22 39437595 100294457 71572968.1 21224021.19
BUS 22 1401173 4712825 2711564.59 996795.9333
MAYS 22 607949 1643694 1152913.86 355435.3169
MUA 22 12735613 45437822 31198528.4 11306535.59
PAS 22 100953 5542623 2188176.55 1879183.619
VIS 22 28196 1084681 537073.273 396749.2447
Valid N (listwise) 22
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data
Diolah)
Menurut tabel 4.4, rata-rata total pembiayaan Bank Syariah Mandiri lebih
besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BNI Syariah, Bank BRI
Syariah, dan Bank Mega Syariah.
87
Tabel 4. 5 Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Produktif Lainnya 11
BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Aktiva Produktif Lainnya)
N MIN MAX Mean Std. Deviation
CAS 22 204589 744517 419696 115806.0577
JBS 22 211865 1426013 737118 376437.8136
MES 22 469599 1308167 853116 272946.6146
NIS 22 193644 2855260 1428381 930877.4239
RIS 22 285041 4218275 1618298 1030155.672
BSM 22 5066529 12859981 7458571 2297564.828
BUS 22 295013 1434229 563350 270632.3907
MAYS 22 179067 871445 675501 184982.9481
MUA 22 1212027 15939312 7137443 3621694.507
PAS 22 155820 1567013 665599 503198.2379
VIS 22 184577 438287 320118 73039.43979
Valid N (listwise) 22
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data
Diolah)
Menurut tabel 4.5, rata-rata aktiva produktif lainnya Bank Syariah Mandiri
lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank
BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
88
Tabel 4. 6 tatistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS
pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Pendapatan Operasional)
N MIN MAX Mean Std. Deviation
CAS 22 27198 387365 130300 90260.36221
JBS 22 22448 971702 287493 245460.1855
MES 22 235695 1673842 790707 404357.1967
NIS 22 42294 2176438 850142 575689.4121
RIS 22 236340 2140056 975193 561473.226
BSM 22 1059482 7936199 3741523 1995450.155
BUS 22 57405 502833 217448 121247.1525
MAYS 22 34514 384706 133433 80830.81116
MUA 22 581569 5528377 2439901 1457529.327
PAS 22 7548 636397 171206 183865.4815
VIS 22 6516 153013 60138.5 43390.26137
Valid N (listwise) 22
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data
Diolah)
Menurut tabel 4.6, rata-rata pendapatan operasional Bank Syariah Mandiri
lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank
BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
B. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Malmquist Index
1. Analisis Tingkat Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal
II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015
Melalui Metode Malmquist Productivity Index (MPI) dengan
menggunakan software DEAP 2.1 yang dikembangkan oleh Tim Coelli (1996)
akan menghasilkan 5 (lima) hasil efisiensi berupa:
a. EFFCH: Perubahan Efisiensi (relatif dengan perhitungan CRS).
b. TECHC: Perubahan Teknologi.
89
c. PECH : Perubahan Efisiensi Teknis Murni (relatif dengan perhitungan VRS).
d. SECH: Perubahan Efisiensi Skala (EFFCH/PECH).
e. TFPCH: Perubahan (faktor) Produktivitas Total.
Dapat dilihat tingkat produktivitas perbankan syariah selama kuartal II
tahun 2010 hingga kuartal III tahun 2015.
Grafik 4. 1 Rata-Rata Score Produktivitas Perbankan Syariah di
Indonesia Kuartal II Tahun2010 – Kuartal III Tahun2015
Hasil pengukuran tingkat produktivitas perbankan syariah dapat dilihat
dari perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang memiliki score sebesar
0,995. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah di Indonesia selama
periode penelitian belum dapat mengoptimalkan tingkat produktivitasnya.
Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) dipengaruhi oleh perubahan
efisiensi teknis (EFFCH) dan perubahan teknologi (TECHCH). Menurut grafik
4.1 score perubahan teknologi (TECHCH) pada perbankan syariah di Indonesia
hanya mencapai 0,997 selama periode penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa
teknologi belum memberikan kontribusi optimal terhadap produktivitas perbankan
syariah di Indonesia.
0.992
0.994
0.996
0.998
1
EFFCH TECHCH PECH SECH TFPCH
0.997 0.997
0.999 0.999
0.995
EFFCH TECHCH PECH SECH TFPCH
90
(Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 2016)
Grafik 4. 2 Perkembangan Jumlah ATM Perbankan Syariah
Meskipun teknologi perbankan di Indonesia terus mengalami perbaikan
baik dari segi IT maupun jumlah ATM yang semakin bertambah, namun
pertumbuhan teknologi tersebut tidak diimbangi dengan efisiensi biaya. Hal ini
dapat dilihat bahwa rasio BOPO mengalami kenaikan pada semester II 2015,
sehingga pertumbuhan teknologi yang terjadi belum menunjukkan kontribusi yang
maksimal terhadap produktivitas perbankan syariah di Indonesia.
(Sumber: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2016)
Grafik 4. 3 Grafik BOPO
3150
3200
3250
3300
3350
3400
3450
3500
3550
3600
Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2014 2015 2016
Perkembangan Jumlah ATM
ATM
91
Sedangkan perubahan efisiensi teknis (EFFCH) yang juga memiliki score
sebesar 0,997 belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya,
meskipun efisiensi teknis murni (PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH)
yang merupakan komponen perubahan efisiensi teknis (EFFCH) memiliki score
yang sama besar yaitu 0,999.
Peningkatan ekspansi usaha dalam bentuk perluasan jaringan kantor yang
semakin bertambah serta perkembangan jumlah ATM yang mendukung
memberikan kontribusi terhadap score efisiensi teknis murni (PECH).
(Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 2016)
Grafik 4. 4 Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank Syariah
Peningkatan ekspansi perbankan syariah tersebut dikarenakan adanya
ketentuan yang lebih mudah dalam pembukaan kantor cabang bank syariah serta
program awareness terhadap masyarakat umum yang cukup gencar selama
periode 2015. Hal tersebut juga diikuti dengan penambahan modal bank yang
akan mendorong peningkatan DPK serta pertumbuhan aset perbankan syariah
430
435
440
445
450
455
Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2014 2015 2016
Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank
Cabang Bank
92
sehingga memberikan kontribusi terhadap score perubahan efisiensi skala
(SECH).
(Sumber: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2016)
Grafik 4. 5 Perkembangan DPK Syariah
Dengan peningkatan aset ini maka market share perbankan syariah
meningkat tipis dari 4,61% pada semester I menjadi 4,83% pada semester II 2015.
Grafik 4. 6 Aset dan Perkembangan Aset Grafik 4. 7 Market Share
Perbankan Syariah Perbankan Syariah terhadap
Perbankan Nasional
Meskipun score efisiensi teknis murni (PECH) dan perubahan efisiensi
skala (SECH) sebagai komponen perubahan efisiensi teknis (EFFCH) cukup baik,
namun perubahan efisiensi teknis (EFFCH) tidak menunjukkan hasil yang
demikian. Hal ini salah satunya disebabkan oleh turunnya rasio Financing to
Deposit Ratio (FDR) dari 96,51% menjadi 88,03% pada semester II 2015 akibat
93
dari perbaikan kinerja terutama pada Non Performing Financing (NPF) serta
peningkatan biaya operasional yang timbul karena ekspansi usaha dalam bentuk
perluasan jaringan kantor.
Grafik 4. 8 FDR Perbankan Syariah
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor utama perubahan tingkat
Total Factor Productivity (TFPCH) pada Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia kuartal II 2010 sampai kuartal III 2015 ialah pada perubahan efisiensi
murni (PECH) dan skala (SECH) yang artinya penambahan modal bank sangat
mempengaruhi peningkatan pada perubahan efisiensi (EFFCH) dan teknologi
(TECHCH) dan selanjutnya akan mempengaruhi perubahan Total Factor
Productivity (TFPCH).
2. Analisis Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas
Masing- Masing Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal
III Tahun 2015
Tingkat produktivitas BUS selama kuartal II tahun 2010 hingga kuartal III
tahun 2015 dapat dilihat dari perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang
dipengaruhi oleh perubahan efisiensi teknis (EFFCH) dan perubahan teknologi
(TECHCH).
94
a. Perubahan Teknologi (TECHCH) pada masing-masing BUS di Indonesia
Tabel 4. 7 Perubahan Teknologi (TECHCH) 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.7 perubahan teknologi 11 BUS di Indonesia
mengalami fluktuatif, namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat
lima bank yang memiliki score perubahan teknologi (TECHCH) yang belum
optimal yaitu pada Bank BJB Syariah sebesar 0,990, Bank Mega Syariah sebesar
0,937, Bank BNI Syariah sebesar 0,957, Bank Bukopin Syariah sebesar 0,974,
dan Maybank Syariah sebesar 0,977. Meskipun score tersebut mendekati score
optimal = 1, namun lima bank tersebut harus mampu meningkatkan teknologinya
baik dari segi IT, financial system, maupun memperbanyak jumlah ATM,
sehingga dapat mengakses transaksi dengan mudah.
Selanjutnya, komponen lain dari perubahan Total Factor Productivity
(TFPCH) dapat digambarkan dalam hal perubahan efisiensi (EFFCH) sebagai
berikut:
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
BCAS 0.869 1.126 1.558 0.625 1.398 1.713 0.695 1.200 0.884 0.619 1.603 1.295 0.946 0.375 1.043 4.709 0.713 1.555 0.297 2.690 0.364 1.009
BJBS 0.813 1.140 1.289 1.105 1.331 0.869 1.175 1.490 0.795 0.595 1.394 1.134 0.878 0.434 1.006 2.753 1.005 1.185 0.363 3.002 0.298 0.990
MES 0.888 1.048 1.464 1.130 1.089 0.593 1.595 1.049 0.795 0.637 1.227 1.092 0.857 0.441 0.631 2.257 1.007 1.003 0.420 3.250 0.305 0.937
BNIS 1.190 1.134 1.233 0.742 0.904 0.729 2.403 0.664 0.761 0.761 1.107 1.400 0.821 0.318 0.807 3.477 0.765 0.974 0.391 3.557 0.452 0.957
BRIS 1.315 0.908 1.897 0.613 1.129 0.708 2.130 0.910 0.805 0.692 1.331 1.313 0.866 0.296 0.930 4.498 0.825 1.008 0.409 3.399 0.525 1.015
BSM 1.776 0.754 2.149 0.683 0.902 0.655 1.663 1.005 1.279 0.465 1.519 1.396 0.941 0.292 0.884 2.759 0.971 0.808 0.529 2.229 0.717 1.004
BUS 1.318 0.964 2.196 0.662 0.870 0.569 2.116 0.724 1.247 0.483 1.535 1.203 1.103 0.292 0.743 1.738 1.004 0.714 0.671 1.602 1.146 0.974
MAYS 1.154 1.025 1.720 0.603 1.567 0.425 1.238 1.148 0.743 0.706 1.146 1.532 0.809 0.394 0.675 2.564 1.478 0.832 0.676 1.103 1.127 0.977
MUA 1.441 1.204 1.087 0.693 2.264 0.255 1.914 0.840 0.945 0.666 1.193 1.308 0.927 0.290 1.261 3.239 1.642 0.656 0.864 1.157 1.267 1.028
PAS 2.156 0.683 1.825 0.782 2.153 0.307 2.978 0.504 0.980 0.664 1.432 0.905 0.893 0.361 1.353 2.680 1.678 0.544 1.359 0.807 0.848 1.027
VIS 1.962 1.231 1.642 0.903 2.099 0.280 2.727 0.431 1.004 0.627 1.380 0.810 0.872 0.552 1.623 1.530 1.666 0.563 1.386 0.919 1.315 1.058
2015MEANBANK
2010 2011 2012 2013 2014
95
b. Perubahan Efisiensi (EFFCH) pada masing-masing BUS di Indonesia
Tabel 4. 8 Perubahan Efisiensi (EFFCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun
2010 - Kuartal III Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.8 perubahan efisiensi 11 BUS di Indonesia
mengalami fluktuatif, namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat
tiga bank yang memiliki score perubahan efisiensi (EFFCH) yang belum optimal
atau belum mampunya perusahaan mengelola input-output secara efisien yaitu
pada Bank Muamalat sebesar 0,998, Bank Panin Syariah 0,976 dan Bank Victoria
Syariah sebesar 0,976. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1,
namun ketiga bank tersebut harus mampu meningkatkan kinerjanya baik dari
peningkatan efisiensi teknis murni (PECH) maupun efisiensi skala (SECH).
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
BCAS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.974 1.027 0.996 1.004 0.733 1.364 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BJBS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.983 1.006 1.011 1.000 1.000 0.831 1.203 0.947 1.056 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
MES 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.946 1.057 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BNIS 1.000 1.000 1.000 1.000 0.997 0.965 1.040 1.000 1.000 1.000 0.896 1.116 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BRIS 1.000 1.000 1.000 0.999 1.001 0.802 1.246 1.000 1.000 1.000 1.000 0.991 1.009 1.000 1.000 1.000 0.915 0.828 1.320 1.000 1.000 1.000
BSM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.982 0.914 1.114 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.864 0.932 1.212 1.025 1.000
BUS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.996 1.004 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.971 1.030 1.000 1.000 0.858 1.165 1.000 1.000
MAYS 0.922 1.084 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.854 1.171 1.000 1.000 1.000 0.814 1.229 0.870 1.150 1.000 1.000 1.000
MUA 1.003 1.000 1.000 0.938 1.066 1.000 1.000 0.939 1.065 1.000 1.000 0.950 1.053 0.915 1.093 0.948 1.055 1.000 1.000 1.000 0.953 0.998
PAS 1.000 0.933 1.071 0.990 1.010 1.000 1.000 0.936 1.069 1.000 1.000 0.914 1.055 1.022 1.016 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.606 0.976
VIS 1.000 1.000 0.996 0.996 1.039 1.000 1.000 0.968 1.033 1.000 1.000 0.911 1.077 1.018 1.000 1.000 1.000 0.973 1.028 1.000 0.927 0.996
BANK2010 2011 2012 2013 2014 2015
MEAN
96
c. Perubahan Efisiensi Teknis Murni (PECH) pada masing-masing BUS di
Indonesia
Tabel 4. 9 Perubahan Efisiensi Teknis Murni (PECH) 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.9 perubahan efisiensi teknis murni 11 BUS di
Indonesia relatif lebih stabil, hanya terlihat beberapa kali mengalami penurunan.
Namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat dua bank yang memiliki
score perubahan efisiensi teknis murni (PECH) yang belum optimal yaitu pada
Bank Panin Syariah 0,986 dan Bank Victoria Syariah sebesar 0,998. Meskipun
score tersebut mendekati score optimal = 1, namun kedua bank tersebut harus
mampu meningkatkan layanannya baik berupa perluasan jaringan kantor, ATM
dan sebagainya.
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
BCAS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BJBS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.986 1.014 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
MES 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BNIS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.968 1.033 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BRIS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.804 1.244 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.915 1.055 1.035 1.000 1.000 1.000
BSM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.990 0.907 1.114 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.960 0.968 1.061 1.014 1.000
BUS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.923 1.084 1.000 1.000
MAYS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.983 1.017 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
MUA 1.000 1.000 1.000 0.975 1.025 1.000 1.000 0.988 1.012 1.000 1.000 1.000 1.000 0.918 1.089 0.967 1.034 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
PAS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.751 0.986
VIS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.968 0.998
2015MEANBANK
2010 2011 2012 2013 2014
97
d. Perubahan Efisiensi Skala (SECH) pada masing-masing BUS di
Indonesia
Tabel 4. 10 Perubahan Efisiensi Skala (SECH) 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.10 perubahan efisiensi skala 11 BUS di Indonesia
mengalami fluktuatif, hanya Bank Mega Syariah yang relatif lebih stabil. Namun
dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat tiga bank yang memiliki score
perubahan efisiensi skala (SECH) yang belum optimal yaitu pada Bank Muamalat
sebesar 0,998, Bank Panin Syariah 0,990 dan Bank Victoria Syariah sebesar
0,998. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1, namun ketiga bank
tersebut harus mampu meningkatkan kinerjanya dengan peningkatan modal yang
diimbangi dengan peningkatan pembiayaan serta biaya operasional yang stabil.
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
BCAS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.974 1.027 0.996 1.004 0.733 1.364 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BJBS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.996 0.993 1.011 1.000 1.000 0.831 1.203 0.947 1.056 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
MES 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.946 1.057 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BNIS 1.000 1.000 1.000 1.000 0.997 0.997 1.007 1.000 1.000 1.000 0.896 1.116 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
BRIS 1.000 1.000 1.000 0.999 1.001 0.998 1.002 1.000 1.000 1.000 1.000 0.991 1.009 1.000 1.000 1.000 1.000 0.785 1.275 1.000 1.000 1.000
BSM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.992 1.008 1.001 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.900 0.963 1.142 1.011 1.000
BUS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.996 1.004 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.971 1.030 1.000 1.000 0.930 1.075 1.000 1.000
MAYS 0.922 1.084 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.854 1.171 1.000 1.000 1.000 0.828 1.208 0.870 1.150 1.000 1.000 1.000
MUA 1.003 1.000 1.000 0.962 1.039 1.000 1.000 0.950 1.052 1.000 1.000 0.950 1.053 0.997 1.003 0.981 1.020 1.000 1.000 1.000 0.953 0.998
PAS 1.000 0.933 1.071 0.990 1.010 1.000 1.000 0.936 1.069 1.000 1.000 0.914 1.055 1.022 1.016 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.808 0.990
VIS 1.000 1.000 0.996 0.966 1.039 1.000 1.000 0.968 1.033 1.000 1.000 0.911 1.077 1.018 1.000 1.000 1.000 0.973 1.028 1.000 0.958 0.998
BANK2010 2011 2012 2013 2014 2015
MEAN
98
e. Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) pada masing-masing BUS
di Indonesia
Tabel 4. 11 Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.11 perubahan Total Factor Productivity 11 BUS di
Indonesia mengalami fluktuatif. Namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS
terdapat lima bank yang memiliki score perubahan Total Factor Productivity
(TFPCH) yang belum optimal yaitu pada Bank BJB Syariah sebesar 0,990, Bank
Mega Syariah 0,937, Bank BNI Syariah sebesar 0,957, Bank Bukopin Syariah
sebesar 0,974 dan Maybank Syariah sebesar 0,977. Meskipun score tersebut
mendekati score optimal = 1, namun kelima bank tersebut harus mampu
meningkatkan faktor perubahan teknologinya (TECHCH) yang disertai dengan
kemampuan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru.
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
BCAS 0.869 1.126 1.558 0.625 1.398 1.713 0.695 1.200 0.884 0.603 1.645 1.291 0.949 0.275 1.423 4.709 0.713 1.555 0.297 2.690 0.364 1.009
BJBS 0.813 1.140 1.289 1.105 1.331 0.869 1.175 1.490 0.781 0.598 1.409 1.134 0.878 0.361 1.211 2.607 1.061 1.185 0.363 3.002 0.298 0.990
MES 0.888 1.048 1.464 1.130 1.089 0.593 1.595 1.049 0.795 0.637 1.161 1.154 0.857 0.441 0.631 2.257 1.007 1.003 0.420 3.250 0.305 0.937
BNIS 1.190 1.134 1.233 0.742 0.901 0.704 2.499 0.664 0.761 0.761 0.992 1.563 0.821 0.318 0.807 3.477 0.765 0.974 0.391 3.557 0.452 0.957
BRIS 1.315 0.908 1.897 0.613 1.131 0.568 2.654 0.910 0.805 0.692 1.331 1.301 0.874 0.296 0.930 4.498 0.755 0.835 0.540 3.399 0.525 1.015
BSM 1.776 0.754 2.149 0.683 0.886 0.599 1.853 1.005 1.279 0.465 1.519 1.396 0.941 0.292 0.884 2.759 0.971 0.698 0.493 2.702 0.735 1.004
BUS 1.318 0.964 2.196 0.662 0.870 0.567 2.126 0.724 1.247 0.483 1.535 1.203 1.103 0.292 0.721 1.791 1.004 0.714 0.576 1.867 1.146 0.974
MAYS 1.064 1.112 1.720 0.603 1.567 0.425 1.238 1.148 0.743 0.706 0.979 1.794 0.809 0.394 0.675 2.086 1.817 0.723 0.778 1.103 1.127 0.977
MUA 1.445 1.204 1.087 0.650 2.413 0.255 1.914 0.788 1.006 0.666 1.193 1.243 0.976 0.265 1.378 3.072 1.731 0.656 0.864 1.157 1.207 1.026
PAS 2.156 0.638 1.956 0.774 2.176 0.307 2.978 0.472 1.047 0.664 1.432 0.827 0.942 0.369 1.375 2.680 1.678 0.544 1.359 0.807 0.514 1.003
VIS 1.962 1.231 1.635 0.872 2.182 0.280 2.727 0.417 1.036 0.627 1.380 0.738 0.939 0.562 1.623 1.530 1.666 0.548 1.425 0.919 1.220 1.054
2015MEANBANK
2010 2011 2012 2013 2014
99
3. Analisis Tingkat Produktivitas individual Bank kuartal Kuartal II Tahun
2010 – Kuartal III Tahun 2015
Tabel 4. 12 Rata-rata Produktivitas 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah
Selama Periode Penelitian (Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015)
BANK EFFCH TECHCH PECH SECH TFPCH
BCA Syariah 1 1.009 1 1 1.009
BJB Syariah 1 0.99 1 1 0.99
Bank Mega Syariah 1 0.937 1 1 0.937
BNI Syariah 1 0.957 1 1 0.957
BRI Syariah 1 1.015 1 1 1.015
Bank Syariah Mandiri 1 1.004 1 1 1.004
Bank Bukopin Syariah 1 0.974 1 1 0.974
Maybank Syariah 1 0.977 1 1 0.977
Bank Muamalat 0.998 1.028 1 0.998 1.026
Bank Panin Syariah 0.976 1.027 0.986 0.99 1.003
Bank Victoria Syariah 0.996 1.058 0.998 0.998 1.054
Melalui tabel 4.12 dapat digambarkan komposisi perubahan efisiensi yang
mempengaruhi tingkat produktivitas sebagai berikut:
Tabel 4. 13 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat
Produktivitas BUS
TF
PC
H
Bank TECHCH EFFCH PECH SECH
pro
du
kti
f
BCA Syariah v v v V
BRI Syariah v v v V
BSM v v v V
Muamalat v - v -
Panin Syariah v - - -
Victoria Syariah v - - -
tid
ak
pro
du
kti
f
BJB Syariah - v v V
Mega Syariah - v v V
BNI Syariah - v v V
Bukopin Syariah - v v V
Maybank Syariah - v v V
100
Melalui tabel 4.13 di atas dapat dilihat komposisi perubahan Total Factor
Productivity (TFPCH) pada Bank BCA Syariah, BRI Syariah dan BSM yang
memiliki komposisi TECHCH, EFFCH, PECH, dan SECH ≥ 1. Artinya, ketiga
bank tersebut memiliki teknologi berupa IT, financial system, maupun jumlah
ATM yang dapat mempermudah transaksi. Begitupun dengan rasio ROA yang
mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva
mengalami peningkatan, meskipun sempat turun pada tahun 2014.
(Sumber: Profil Data Bank Terkait)
Grafik 4. 9 Jumlah ATM 11 BUS Grafik 4. 10 Perkembangan ROA
di Indonesia
Selanjutnya pada Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah
perubahan teknologi (TECHCH) cukup baik, namun pada perubahan efisiensi
(EFFCH) justru mengalami penurunan. Menurut penelitian Surjaningsih dan
Permono (2014)1 dan dalam penelitian serupa tentang produktivitas lainnya, salah
satu penjelasan dari turunnya catching up effects yang menggambarkan perubahan
efisiensi (EFFCH) di saat perubahan teknologi meningkat adalah terbatasnya
1 Surjaningsih dan Permono, Dinamika Total Factor Productivity Industri Besar Dan
Sedang Indonesia, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2014), hlm. 299.
101
kemampuan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru.
Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kompetensi tenaga kerja,
baik disebabkan oleh tingkat pendidikan maupun keahlian yang kurang memadai.
Namun dari sisi lain, penurunan dari perubahan efisiensi (EFFCH) dapat dilihat
dari efisiensi teknis murni (PECH) dan skala (SECH) yang mempengaruhinya.
Bank Muamalat memiliki aset yang cukup besar, namun banyak faktor
yang menyebabkan belum optimalnya efisiensi skala pada perusahaan, salah
satunya kemampuan manajemen. Pada Bank Muamalat masih diperlukan
perbaikan dalam hal tingkat permodalan. Tingkat permodalan perlu diperkuat
terkait dengan kualitas pembiayaan dan perhitungan kembali agunan yang layak
diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung tingkat PPAP.2 Terlihat
NPF Bank Muamalat mengalami peningkatan sejak Maret 2014, meskipun mulai
turun pada kuartal II 2015.
Grafik 4. 11 Perkembangan NPF Bank Muamalat, Panin Syariah dan
Victoria Syariah
2 Laporan GCG Bank Muamalat Tahun 2015, hlm. 19.
102
Sedangkan pada Bank Panin Syariah dan Victoria Syariah, kedua
komposisi perubahan efisiensi (EFFCH) yaitu PECH dan SECH sama-sama
mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan NPF masing-masing
bank tersebut serta jumlah jaringan kedua bank ini yang masih rendah.
Grafik 4. 12 Jumlah Cabang Bank Syariah
Selanjutnya pada Bank BJB Syariah, Mega Syariah, BNI Syariah, Bukopin
Syariah, dan Maybank Syariah mengalami perubahan Total Factor Productivity
(TFPCH) yang rendah. Hal ini dikarenakan perubahan teknologi (TECHCH)
berkontribusi kecil dalam peningkatan TFPCH. Oleh karena itu, kelima bank
tersebut harus meningkatkan teknologinya baik dari IT, financial system, maupun
memperbanyak jumlah ATM untuk mempermudah transaksi.
103
C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: First Stage
1. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015
Pada pembahasan ini akan digambarkan rata-rata tingkat efisiensi serta
variabel input-output perbankan syariah di Indonesia pada periode penelitian
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Grafik 4. 13 Efisiensi Variabel Input-Output Perbankan Syariah di
Indonesia Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015
Berdasarkan grafik 4.13 di atas, score efisiensi perbankan syariah di
Indonesia sebesar 56,61. Artinya, rata-rata perbankan syariah di Indonesia selama
periode penelitian belum mencapai tingkat efisiensinya atau belum dapat
mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil tersebut
variabel input, DPK dan Beban Operasional menjadi penyumbang terbesar
terhadap besarnya efisiensi. Sedangkan variabel output diperlukan banyak
perbaikan, terutama pada variabel aktiva produktif lainnya yang menjadi sumber
104
inefisiensi terbesar. Setelah ini akan digambarkan komposisi rata-rata inefisiensi
dari pencapaian setiap variabel dan frekuensi masing-masing variabel selama
periode penelitian.
Grafik 4. 14 Grafik Rata-Rata Inefisiensi dan Frekuensi Inefisiensi setiap
Variabel pada 11 BUS di Indonesia
Melalui grafik 4.14 dapat dilihat hasil perhitungan DEA menunjukkan
bahwa sumber utama inefisiensi perbankan syariah di Indonesia dengan frekuensi
sebesar 100% dan rata-rata sebesar 62,88% adalah jumlah aktiva produktif lainnya
yang masih belum dioptimalkan. Di samping itu, bank syariah masih dapat
melakukan perbaikan dengan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang
mengalami rata-rata inefisiensi sebesar 49,66% serta total pembiayaan yang
mengalami rata-rata inefisiensi sebesar 48,76%. Sementara dari sisi input,
perbankan syariah masih bisa mengurangi aktiva tetapnya yang mengalami rata-
rata inefisiensi sebesar 47,44%, beban personalia 11,74% serta dana pihak ketiga
sebesar 14,38% yang mengalami kelebihan.
105
DPK perbankan syariah yang berlebih dapat menggambarkan bahwa
produk funding bank syariah semakin diminati masyarakat, namun sisi negatifnya
jika kelebihan dana tersebut tidak segera diimbangi dengan produk financing, total
pembiayaan serta total aktiva produktif lainnya yang belum optimal, maka hanya
akan menjadi dana idle yang akan membebani bank-bank syariah. Sehingga
produk financing harus lebih kompetitif dibandingkan dengan produk
konvensional, selain itu teknik pemasaran pun harus lebih inovatif agar dapat
menyerap berbagai kalangan masyarakat. Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia
terkait produk financing Bank Syariah dapat diminimumkan pembatasnya agar
dapat lebih kompetitif dengan produk bank konvensional3.
Beban personalia yang meningkat karena adanya ekspansi Bank Umum
Syariah. Menurut data BI dari Kajian Stabilitas Keuangan No. 26, Maret 2016
tercatat terjadi penambahan modal bank yang mendorong peningkatan edukasi
masyarakat, serta kemudahan membuka jaringan pada perbankan syariah yang
tentunya akan meningkatnya aktiva tetap perbankan, seperti kendaraan
operasional, mesin ATM dan sebagainya. Ekspansi perbankan syariah juga akan
meningkatkan jumlah SDM yang tentunya akan menambah cost personalia. Oleh
karena itu, pihak regulator dan management harus bersama-sama membuat
kebijakan untuk mengefisiensikan SDM, sehingga target pendapatan operasional
yang kurang dapat tercapai.
Selama periode penelitian score efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
tertinggi ialah 69,53909 yaitu pada kuartal I tahun 2010, sedangkan yang terendah
3 Asep Saepullah, Efisiensi Perbankan Syariah: Komparasi, Evaluasi, Dan Solusi,
Jakarta: UIN Syariaf Hidayatullah, hlm. 15.
106
48,01273 yaitu pada kuartal XI tahun 2012. Hasil pengukuran ini menunjukkan
bahwa Bank Umum Syariah di Indonesia (BUS) masih dikatagorikan inefisien
atau belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya.
Grafik 4. 15 Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 –
Kuartal III 2015
Selanjutnya, pada pembahasan ini akan digambarkan tingkat efisiensi 11
(sebelas) Bank Umum Syariah maupun tingkat efisiensi rata-rata pada periode
penelitian.
107
Grafik Score Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
Grafik 4. 16 Efisiensi 11 (sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015
108
Hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah kuartal II tahun
2010 sampai kuartal III tahun 2015 menunjukkan suatu trend yang fluktuatif,
tidak ada Bank Umum Syariah (BUS) yang memiliki score efisiensi yang stabil
dalam periode pengukuran. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa secara umum
lama berdirinnya BUS tidak dapat menjamin tingkat efisiensinya. Hal tersebut
dibuktikan oleh Maybank Syariah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi,
beberapa kali mencapai tingkat efisiensi dengan score 100 pada kuartal I, II, IV,
VI, VIII, XVI, XX, dan XXII.
Berdasarkan hasil pengukuran efisiensi tersebut dapat dilihat bahwa Bank
Umum syariah yang memiliki score 100 dapat diartikan bahwa bank tersebut telah
mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya dan dikatagorikan
bank yang efisien. Adapun bank yang dikatagorikan efisien dalam penelitian ini
adalah Bank Jabar Syariah pada kuartal I dan II, BNI Syariah pada kuartal I
dan V, Bank Syariah Mandiri pada kuartal XII, serta Bank Victoria Syariah
pada kuartal XIX dan XXI. Sedangkan Bank Umum Syariah lainnya masih
dikatagorikan bank yang inefisien, atau dapat diartikan belum dapat menggunakan
sumber dayanya secara optimal.
Setelah menampilkan grafik tingkat efisiensi Bank Umum Syariah selama
kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015, kita akan melihat pencapaian
tingkat efisiensi rata-rata pada masing-masing Bank Umum Syariah (BUS) selama
periode penelitian. Seperti yang telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya,
melalui grafik 4.17 dapat dilihat bahwa secara umum lama berdirinnya BUS tidak
dapat menjamin tingkat efisiensinya. Hal tersebut dibuktikan oleh Maybank
109
Syariah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi sebanyak delapan kali dengan
score 100 selama periode penelitian. Begitupun dengan bank yang baru berdiri
lainnya seperti Bank Jabar Syariah, BNI Syariah dan Bank Victoria yang memiliki
tingkat efisiensi yang baik, serta Bank Syariah Mandiri yang merupakan satu-
satunya bank yang lebih dahulu berdiri namun tetap menunjukkan kinerja yang
bagus dengan dibuktikan dengan tingkat efisiensinya.
Grafik 4. 17 Rata-Rata Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal
II 2010 – Kuartal III 2015
Berdasarkan hasil di atas maka secara keseluruhan perkembangan tingkat
efisiensi Bank Umum Syariah menunjukkan trend yang fluktuatif dikarenakan
tingkat efisiensi BUS secara individu juga bersifat fluktuatif.
2. Analisis Analisis Teknis Inefisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015
110
a. Analisis pada Bank BCA Syariah
Tabel 4. 14 Sumber Inefisiensi BCA Syariah
Selama periode penelitian, BCA Syariah selalu efisien dalam
penghimpunan DPK dan menekan beban personalia. Pendapatan operasional dan
total pembiayaan cenderung mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi
selama periode penelitian. Sebaliknya, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
mengalami peningkatan inefisiensi, terutama pada rentang waktu 2014 -2015.
Grafik 4. 18 Potential Improvement BCA Syariah
BCA Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 44.5 77.8 100 100 42.7 44.5 44.5
2010 Q3 46.06 40.2 100 100 31.4 46.1 46.1
2010 Q4 40.96 87.4 100 100 28.5 41 41
2011 Q1 45.13 100 100 100 45.1 45.1 45.1
2011 Q2 40.82 55.5 100 100 39.3 40.8 40.8
2011 Q3 38.02 78 100 100 32.6 38 38
2011 Q4 38.3 100 100 100 31.4 38.3 38.3
2012 Q1 48.56 100 91.1 100 48.6 48.6 48.6
2012 Q2 38.52 100 100 100 38.5 38.5 38.5
2012 Q3 40.18 100 100 100 40.2 40.2 33.2
2012 Q4 36.27 100 100 98 36.3 36.3 33.8
2013 Q1 49.56 100 100 100 49.6 49.6 49.6
2013 Q2 42.67 100 100 100 42.7 42.7 42.7
2013 Q3 41.04 100 100 100 41 41 41
2013 Q4 36.47 100 100 100 36.5 36.5 36.5
2014 Q1 50.95 79.6 100 100 50.9 37.8 50.9
2014 Q2 42.82 90.9 100 100 42.8 17.3 42.8
2014 Q3 43.28 100 100 100 43.3 27.4 43.3
2014 Q4 41.63 100 100 100 41.6 41.6 41.6
2015 Q1 57.66 99 100 100 57.7 34.2 57.7
2015 Q2 52.73 60.7 100 100 52.7 20.9 52.7
2015 Q3 53.9 55.7 100 100 53.9 24.6 53.9
111
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi BCA Syariah adalah jumlah aktiva produktif lainnya yang masih belum
optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BCA Syariah untuk
mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 29%. Selain itu, total
pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan
dengan meningkatkannya sebesar 27%, meningkatkan pendapatan operasional
sebesar 26%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 13%, serta menekan DPK
dan beban personalia masing-masing sebesar 4% dan 1%. Kelebihan yang terjadi
pada penghimpunan DPK, namun tidak disertai dengan optimalnya total
pembiayaan yang disalurkan, menunjukkan bahwa BCA Syariah belum
melakukan fungsi intermediasi dengan maksimal.
b. Analisis pada Bank BJB Syariah
Tabel 4. 15 Sumber Inefisiensi BJB Syariah
BJB Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q3 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q4 80.05 100 100 66 80.1 80.1 57.2
2011 Q1 80.6 100 100 100 80.6 46.3 38
2011 Q2 62.31 100 100 100 62.3 62.3 27.8
2011 Q3 51.27 100 100 100 51.3 51.3 33.6
2011 Q4 41.58 100 100 100 41.6 41.6 38.4
2012 Q1 56.59 100 100 100 56.6 56.6 45.9
2012 Q2 34.13 100 71.9 100 28.7 34.1 34.1
2012 Q3 45.12 100 100 100 45.1 45.1 39.2
2012 Q4 37.28 32.7 100 100 37.3 36.6 37.3
2013 Q1 47.93 23.4 100 100 47.9 47.9 47.9
2013 Q2 42.33 38.1 100 100 42.3 24.5 42.3
2013 Q3 41.45 39.9 100 100 41.4 17.1 41.4
2013 Q4 36.85 34.7 100 100 36.8 27.5 36.8
2014 Q1 50.44 22.3 100 100 50.4 43.3 50.4
2014 Q2 58.88 10.7 89.7 100 58.9 22.1 58.9
2014 Q3 62.67 17.9 100 100 62.7 11.3 62.7
2014 Q4 27.47 100 100 100 27.5 18 19.7
2015 Q1 50.55 30.2 100 100 50.5 29.4 50.5
2015 Q2 62.6 12.6 76.6 100 62.6 32.4 62.6
2015 Q3 61.49 13.7 94.4 100 61.5 35.6 61.5
112
Selama periode penelitian, BJB Syariah selalu efisien dalam menekan
beban personalia. Penghimpunan DPK, pendapatan operasional dan total
pembiayaan cenderung mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi selama
periode penelitian. Sebaliknya, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 19 Potential Improvement BJB Syariah
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi BJB Syariah adalah jumlah aktiva tetap yang berlebih. Potensi
perbaikan yang masih bisa dilakukan BJB Syariah untuk mengoptimalkan jumlah
aktiva produktif lainnya sebesar 21%. Selain itu, total pembiayaan yang juga
belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan
meningkatkannya sebesar 17%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar
19%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 26%, serta menekan DPK dan
beban personalia masing-masing sebesar 6% dan 12%.
113
c. Analisis pada Bank Mega Syariah
Tabel 4. 16 Sumber Inefisiensi Bank Mega Syariah
Selama periode penelitian, Bank Mega Syariah selalu efisien dalam
menghimpun DPK. Beban personalia dan pendapatan operasional cenderung
mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi selama periode penelitian.
Sebaliknya, aktiva tetap, total pembiayaan dan aktiva produktif lainnya
mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 20 Potential Improvement Bank Mega Syariah
Mega Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 29.77 100 100 100 29.8 19.1 29.8
2010 Q3 29.29 100 100 100 26.5 21.1 29.3
2010 Q4 36.14 100 100 90.1 23.8 36.1 36.1
2011 Q1 32.48 100 100 100 32.5 21.1 32.5
2011 Q2 27.26 100 100 100 27.3 27.3 27.3
2011 Q3 27.79 100 100 100 26.9 27.8 27.8
2011 Q4 32.82 100 100 86.6 28.5 32.8 32.8
2012 Q1 38.44 100 100 100 38.4 32.8 38.4
2012 Q2 33.32 100 100 100 33.3 33.3 32.6
2012 Q3 33.59 100 100 100 33.6 33.6 26.5
2012 Q4 35.53 100 100 87 35.5 35.5 34.3
2013 Q1 52.86 100 100 100 52.9 16.4 52.9
2013 Q2 45.21 100 100 100 45.2 16.7 45.2
2013 Q3 41.7 100 100 100 41.7 23.7 32.4
2013 Q4 39.23 100 100 85 38 39.2 39.2
2014 Q1 49.37 100 100 100 49.4 28 49.4
2014 Q2 40.3 100 100 100 40.3 40.3 40.3
2014 Q3 36.75 100 100 100 36.8 36.8 29.1
2014 Q4 33.18 56.7 100 100 22.4 13.4 33.2
2015 Q1 37 38.2 100 100 37 8.1 37
2015 Q2 29.3 36.6 100 100 29.3 8.9 29.3
2015 Q3 46.01 34 100 100 25.8 12.5 46
114
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Bank Mega Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum
optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Mega Syariah untuk
mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 27%. Selain itu, total
pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan
dengan meningkatkannya sebesar 24%, meningkatkan pendapatan operasional
sebesar 23%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 21%, serta menekan beban
personalia sebesar 5%. Sedangkan penghimpunan DPK sudah sangat optimal
dalam penghimpunannya.
d. Analisis pada Bank BNI Syariah
Tabel 4. 17 Sumber Inefisiensi BNI Syariah
Selama periode penelitian, BNI Syariah selalu efisien dalam variabel
inputnya, menghimpun DPK, aktiva tetap dan menekan beban personalia.
BNI SyariahScore DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q3 80.75 100 100 100 80.7 80.7 61.5
2010 Q4 70.3 100 100 100 70.3 70.3 70.3
2011 Q1 93.21 100 100 100 93.2 88.1 93.2
2011 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2011 Q3 75.56 100 100 100 75.6 69.6 52.6
2011 Q4 64.14 100 100 100 64.1 64.1 46.9
2012 Q1 80.82 100 100 100 80.8 80.8 69.4
2012 Q2 67.44 100 100 100 67.4 60.3 67.4
2012 Q3 69.21 100 100 100 69.2 19 41.3
2012 Q4 58.96 100 100 100 59 39 31.2
2013 Q1 78 100 100 100 78 47.5 59
2013 Q2 70.79 100 100 100 70.8 44.6 47.4
2013 Q3 71.69 100 100 100 71.7 11.7 27.5
2013 Q4 72.44 100 100 100 72.4 6.1 24.6
2014 Q1 73.65 100 100 100 73.7 5.2 61.6
2014 Q2 43.64 100 100 100 43.6 9 43.6
2014 Q3 40.28 100 100 100 40.3 7.2 31
2014 Q4 75.54 100 100 97.6 75.5 28.4 24.1
2015 Q1 67.73 100 100 100 67.7 7 54.4
2015 Q2 43.65 100 100 100 43.6 2.8 43.6
2015 Q3 39.2 100 100 100 39.2 3.6 28.5
115
Sebaliknya dalam variabel output, pendapatan operasional, total pembiayaan dan
aktiva produktif lainnya mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 21 Potential Improvement BNI Syariah
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi BNI Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal.
Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BNI Syariah untuk mengoptimalkan
jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 42%. Selain itu, total pembiayaan yang
juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan
meningkatkannya sebesar 22%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar
34%, menekan beban personalia sebesar 2%. Sedangkan aktiva tetap dan
penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
116
e. Analisis pada Bank BRI Syariah
Tabel 4. 18 Sumber Inefisiensi BRI Syariah
Selama periode penelitian, BRI Syariah selalu efisien dalam variabel
inputnya, menghimpun DPK, aktiva tetap dan menekan beban personalia.
Sedangkan pada aktiva produktif lainnya terlihat terus mengalami perbaikan
efisiensi. Sebaliknya pendapatan operasional dan total pembiayaan mengalami
peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 22 Potential Improvement BRI Syariah
BRI Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 74.17 100 100 100 74.2 7.8 54.1
2010 Q3 35.56 100 100 100 35.6 17.5 35.6
2010 Q4 33.02 100 100 100 33 21.3 33
2011 Q1 44.03 100 100 100 44 13.9 44
2011 Q2 35.16 100 100 100 35.2 18.5 35.2
2011 Q3 33.98 100 100 100 34 15.6 34
2011 Q4 33.8 100 100 100 33.8 20.9 33.8
2012 Q1 50.23 96.7 100 100 50.2 9.2 50.2
2012 Q2 43.66 100 100 100 43.7 17.6 43.7
2012 Q3 39.3 100 100 100 39.3 20.3 39.3
2012 Q4 38.45 100 100 100 38.4 30.1 38.4
2013 Q1 48.99 100 100 100 49 30.4 49
2013 Q2 44.82 100 100 100 44.8 28.4 44.8
2013 Q3 40.73 100 100 100 40.7 29 40.7
2013 Q4 38.84 100 100 100 38.8 34.7 38.8
2014 Q1 49.69 100 100 100 49.7 28.2 49.7
2014 Q2 42.8 100 100 100 42.8 6.3 42.8
2014 Q3 38.86 100 100 100 38.9 9.1 38.9
2014 Q4 39.81 100 100 100 39.8 39.8 39.8
2015 Q1 49.87 100 100 100 49.9 39.9 49.9
2015 Q2 42.84 100 100 100 42.8 18.3 42.8
2015 Q3 38.41 100 100 100 38.4 26.7 38.4
117
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi BRI Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal.
Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BRI Syariah untuk mengoptimalkan
jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 40%. Selain itu, total pembiayaan yang
juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan
meningkatkannya sebesar 29%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar
30%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 2%. Sedangkan beban personalia
dan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
f. Analisis pada Bank Syariah Mandiri
Tabel 4. 19 Sumber Inefisiensi BSM
Selama periode penelitian, BSM selalu efisien dalam variabel inputnya,
menghimpun DPK, aktiva tetap dan menekan beban personalia. Sebaliknya dalam
BSM Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 85.96 100 100 100 86 37.7 86
2010 Q3 80.19 100 100 100 80.2 32.6 80.2
2010 Q4 65.34 100 100 100 65.3 36.6 65.3
2011 Q1 87.49 100 100 100 87.5 27 66.5
2011 Q2 81.84 100 100 100 81.8 27 77.2
2011 Q3 76.9 100 100 100 76.9 28.9 76.9
2011 Q4 66.71 100 100 100 66.7 31.4 66.7
2012 Q1 94.22 100 100 100 94.2 29.2 66.3
2012 Q2 87.6 100 100 100 87.6 23.1 84.8
2012 Q3 78.88 100 100 100 78.9 17.1 78.9
2012 Q4 72.92 100 100 100 72.9 16.5 72.9
2013 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2013 Q2 85.75 100 100 100 85.8 16.2 74.5
2013 Q3 75.29 100 100 100 75.3 19.1 75.3
2013 Q4 69.55 100 100 100 69.6 21.7 69.6
2014 Q1 93.38 100 100 100 93.4 23.7 69.2
2014 Q2 41.21 98.9 100 100 41.2 15.4 41.2
2014 Q3 35.24 100 100 100 35.2 29.6 35.2
2014 Q4 64.24 100 100 100 64.2 37.6 64.2
2015 Q1 74.32 100 100 100 74.3 29.3 61.2
2015 Q2 40.62 100 100 100 40.6 18.1 40.6
2015 Q3 41.4 80 100 100 41.4 18.7 41.4
118
variabel outputnya, total pembiayaan, aktiva produktif lainnya dan pendapatan
operasional mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 23 Potential Improvement BSM
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi BSM adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi
perbaikan yang masih bisa dilakukan BSM untuk mengoptimalkan jumlah aktiva
produktif lainnya sebesar 51%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum
disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya
sebesar 19%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 23%, melakukan
efisiensi aktiva tetap sebesar 7%. Sedangkan beban personalia dan penghimpunan
DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
119
g. Analisis pada Bank Bukopin Syariah
Tabel 4. 20 Sumber Inefisiensi Bukopin Syariah
Selama periode penelitian, Bukopin Syariah selalu efisien dalam
menghimpun DPK dan menekan beban personalia. Sedangkan pada total
pembiayaan, pendapatan operasional, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
cenderung terus mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi.
Grafik 4. 24 Potential Improvement Bukopin Syariah
Bukopin Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 47.21 50.5 100 100 47.2 21.5 47.2
2010 Q3 42.2 56.9 100 100 42.2 24.4 42.1
2010 Q4 39.7 50.4 100 100 39.7 26 39.7
2011 Q1 53.3 32.4 100 100 53.3 27.2 53.3
2011 Q2 45.51 45.7 100 100 45.5 20.6 45.5
2011 Q3 39.25 34 100 100 39.3 34.7 39.3
2011 Q4 39.25 38.5 100 100 39.3 31 39.3
2012 Q1 52.18 33.3 100 100 52.2 21.7 52.2
2012 Q2 48.09 45.5 100 100 48.1 26.4 48.1
2012 Q3 46.94 54.2 100 100 46.9 25 46.9
2012 Q4 43.56 49.1 100 100 43.6 32.9 43.6
2013 Q1 53.74 38.2 100 100 53.7 33.4 53.7
2013 Q2 50.05 51.5 100 100 50 27.8 50
2013 Q3 47.46 49.9 100 100 47.5 24.3 47.5
2013 Q4 46.43 41.2 100 100 46.4 28.2 46.4
2014 Q1 66.42 37.5 100 100 66.4 23.3 66.4
2014 Q2 52.99 45.9 100 100 53 16.3 53
2014 Q3 49.99 47.5 100 100 50 16.2 50
2014 Q4 48.98 33.7 100 100 49 49 49
2015 Q1 69.91 46.1 100 100 69.9 20.1 69.9
2015 Q2 51.48 46.3 100 100 51.5 37.3 51.5
2015 Q3 52.13 45.4 100 100 52.1 52.1 52.1
120
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Bukopin Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal.
Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bukopin Syariah untuk
mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 31%. Selain itu, total
pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan
dengan meningkatkannya sebesar 22%, meningkatkan pendapatan operasional
sebesar 22%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 24%. Sedangkan beban
personalia dan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam
peningkatan efisiensi.
h. Analisis pada Maybank Syariah
Tabel 4. 21 Sumber Inefisiensi Maybank Syariah
Maybank SyariahScore DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q3 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q4 85.8 100 100 89.3 59.2 85.8 85.8
2011 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2011 Q2 80.74 80.5 100 100 67.8 80.7 80.7
2011 Q3 80.29 58.8 100 100 64.2 80.3 80.3
2011 Q4 69.47 98.5 100 100 69.3 69.5 69.5
2012 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2012 Q2 97.07 100 100 100 97.1 97.1 97.1
2012 Q3 92.77 100 100 100 92.8 92.8 87.9
2012 Q4 69.48 100 100 100 69.5 69.5 51.7
2013 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2013 Q2 76.33 100 100 100 76.3 76.3 76.3
2013 Q3 91.66 100 100 100 91.7 91.7 73.2
2013 Q4 66.15 100 100 100 66.1 66.1 66.1
2014 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2014 Q2 78.31 100 100 100 78.3 78.3 78.3
2014 Q3 78.9 100 100 94.7 78.9 78.9 74.8
2014 Q4 74.69 100 100 100 74.7 74.7 71.9
2015 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2015 Q2 96.38 100 100 100 96.4 96.4 96.4
2015 Q3 100 100 100 100 100 100 100
121
Selama periode penelitian, Maybank Syariah selalu efisien dalam
menghimpun DPK dan menekan beban personalia. Sedangkan pada total
pembiayaan, pendapatan operasional, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
cenderung terus mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi.
Grafik 4. 25 Potential Improvement Maybank Syariah
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Maybank Syariah adalah total pembiayaan yang belum optimal.
Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Maybank Syariah untuk
mengoptimalkan total pembiayaan sebesar 25%. Selain itu, meningkatkan
pendapatan operasional sebesar 24%, aktiva produktif lainnya sebesar 20%,
melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 22% dan menekan beban personalia
sebesar 9%. Sedangkan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam
peningkatan efisiensi.
122
i. Analisis pada Bank Muamalat
Tabel 4. 22 Sumber Inefisiensi Bank Muamalat
Selama periode penelitian, Bank Muamalat selalu efisien dalam
menghimpun DPK dan menekan beban personalia. Sebaliknya, pada total
pembiayaan, pendapatan operasional, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
cenderung mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 26 Potential Improvement Bank Muamalat
Muamalat Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 55.15 66 100 100 55.2 14.2 55.2
2010 Q3 51.84 65.4 100 100 51.8 31.6 51.8
2010 Q4 48.69 47.2 100 100 48.7 48.7 48.7
2011 Q1 40.09 56.1 100 100 40.1 15.9 40.1
2011 Q2 43.4 43.7 100 100 43.4 19.8 43.4
2011 Q3 48.06 78.6 100 100 48.1 22.9 48.1
2011 Q4 44.21 70.5 100 100 44.2 44.2 44.2
2012 Q1 51.28 60.7 100 100 51.3 38 51.3
2012 Q2 48.32 81.6 100 100 48.3 27.2 48.3
2012 Q3 44.97 84.8 100 100 45 25.5 45
2012 Q4 43.71 75.3 100 100 43.7 43.6 43.7
2013 Q1 52.93 74.1 100 100 52.9 37.3 52.9
2013 Q2 48.56 100 100 100 48.6 22 48.6
2013 Q3 45.11 98.3 100 100 45.1 22 45.1
2013 Q4 45.46 49.5 100 100 45.5 36.3 45.5
2014 Q1 61.32 39.7 100 100 61.3 40.4 61.3
2014 Q2 53.45 36.8 100 100 53.5 34.2 53.5
2014 Q3 54.23 28 96.5 100 54.2 44.7 54.2
2014 Q4 44.5 19.7 100 100 44.5 44.5 44.5
2015 Q1 52.35 17.7 100 100 52.4 38.7 52.4
2015 Q2 49.18 22.7 100 100 49.2 21.9 49.2
2015 Q3 47.58 18.6 100 100 47.6 27.2 47.6
123
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Bank Muamalat adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal.
Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Muamalat untuk
mengoptimalkan aktiva produktif lainnya sebesar 31%. Selain itu, meningkatkan
pendapatan operasional sebesar 23%, total pembiayaan sebesar 23%, melakukan
efisiensi aktiva tetap sebesar 21% dan DPK sebesar 2%. Sedangkan beban
personalia sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
j. Analisis pada Bank Panin Syariah
Tabel 4. 23 Sumber Inefisiensi Bank Panin Syariah
Selama periode penelitian, Bank Panin Syariah selalu efisien dalam
menekan beban personalia. Sedangkan, pada total pembiayaan dan pendapatan
operasional cenderung mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi.
Sebaliknya pada aktiva tetap. Total DPK dan aktiva produktif lainnya meskipun
Panin Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 53.28 13.3 100 100 29 53.3 27.6
2010 Q3 30.44 23.9 100 100 26.2 30.4 30.4
2010 Q4 29.51 15.4 100 100 29.5 29.5 29.5
2011 Q1 41.76 20.8 100 100 41.8 41.8 41.8
2011 Q2 47.66 30 100 100 47.7 47.7 47.7
2011 Q3 50.68 39.8 100 100 50.7 50.7 50.7
2011 Q4 47.45 48.7 100 100 47.5 47.5 47.5
2012 Q1 69.59 26.6 100 100 69.6 58 69.6
2012 Q2 60.82 38.5 100 100 60.8 45.6 60.8
2012 Q3 66.77 54.3 100 100 66.8 37.3 66.8
2012 Q4 58.46 59.3 100 100 58.5 58.5 58.5
2013 Q1 74.88 43.7 100 100 74.9 44.4 74.9
2013 Q2 63.99 83 100 100 64 27.4 64
2013 Q3 60.48 81.5 100 100 60.5 38.1 60.5
2013 Q4 56.15 92.5 100 100 56.2 56.2 56.2
2014 Q1 71.39 74.2 100 100 71.4 71.4 71.4
2014 Q2 77.15 100 100 100 77.2 66.9 77.2
2014 Q3 69.38 84.2 100 100 69.1 69.4 69.4
2014 Q4 67.11 88.2 100 100 55.9 67.1 67.1
2015 Q1 70.78 90.5 99.9 100 61.8 70.8 70.8
2015 Q2 79.1 71.3 75.1 100 79.1 46.5 79.1
2015 Q3 72.95 43.9 75.4 100 72.9 51.6 72.9
124
cenderung mengalami perbaikan, namun pada dua kuartal terakhir, kuartal II dan
III 2015, mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 27 Potential Improvement Bank Panin Syariah
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Bank Panin Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum
optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Panin Syariah untuk
mengoptimalkan aktiva produktif lainnya sebesar 25%. Selain itu, meningkatkan
pendapatan operasional sebesar 21%, total pembiayaan sebesar 22%, melakukan
efisiensi aktiva tetap sebesar 24% dan DPK sebesar 8%. Sedangkan beban
personalia sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
125
k. Analisis pada Bank Victoria Syariah
Tabel 4. 24 Sumber Inefisiensi Bank Victoria Syariah
Selama periode penelitian, Bank Victoria Syariah selalu efisien dalam
menekan beban personalia dan menghimpun DPK. Sebaliknya pada aktiva tetap,
total pembiayaan, aktiva produktif lainnya dan pendapatan operasional meskipun
cenderung mengalami perbaikan, namun pada tiga kuartal terakhir, kuartal IV
2014, kuartal II dan III 2015, mengalami peningkatan inefisiensi.
Victoria Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 74.89 21.6 100 100 17.8 74.9 50.8
2010 Q3 63.1 36.4 100 100 8.7 63.1 58.5
2010 Q4 64.47 52.2 100 100 5.8 64.5 64.5
2011 Q1 79.97 21.2 100 100 18.8 80 72.9
2011 Q2 62.88 27.6 100 100 13.1 62.9 62.9
2011 Q3 56.32 23.4 100 100 19.7 56.3 56.3
2011 Q4 59.12 35.3 100 100 25 59.1 59.1
2012 Q1 42.08 54.2 100 100 42.1 42.1 42.1
2012 Q2 38.72 60.3 100 100 38.7 38.7 38.7
2012 Q3 36.78 41.7 100 100 34.6 36.8 36.8
2012 Q4 33.52 72.7 100 100 25.5 33.5 33.5
2013 Q1 42.56 69.1 100 100 42.6 42.6 42.6
2013 Q2 39.01 82.1 100 100 39 39 39
2013 Q3 35.55 88.6 100 100 35.6 35.6 35.6
2013 Q4 31.27 100 100 100 31.3 31.3 31.3
2014 Q1 47.96 70.6 100 100 48 39.7 48
2014 Q2 44.45 88.2 100 100 44.5 28 44.5
2014 Q3 40.93 85 100 100 40.9 23.7 40.9
2014 Q4 100 100 100 100 100 100 100
2015 Q1 56.5 70.4 100 100 56.5 41.3 56.5
2015 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2015 Q3 48.26 78.9 100 100 48.3 40.8 48.3
126
Grafik 4. 28 Potential Improvement Bank Victoria Syariah
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang
perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Bank Victoria Syariah adalah total pembiayaan yang belum optimal.
Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Victoria Syariah untuk
mengoptimalkan total pembiayaan sebesar 31%. Selain itu, meningkatkan
pendapatan operasional sebesar 24%, aktiva produktif lainnya sebesar 25%,
melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 20%. Sedangkan beban personalia dan
total DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
D. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi
Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015:
Second Stage
1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Bank
Umum Syariah
Pada tahap ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
efisiensi menggunakan model Tobit pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan
memakai software Eviews 8. Berikut adalah hasil analisis menggunakan model
Tobit.
127
Tabel 4. 25 Hasil Analisis pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan
Menggunakan Model Tobit
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic rob.
C 45.62422 .628483 7.35762 0.0000
TA 2.54E-07 1.25E-07 2.023797 0.0430
BO -7.18E-06 2.98E-06 -2.412059 0.0159
CAR 0.263965 0.039725 6.644797 0.0000
ROE 0.344529 0.086619 3.977521 0.0001
NOM -0.344838 0.321333 -1.073148 0.2832
(Sumber: Data Diolah)
Berdasarkan hasil Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa
variabel yang memberikan pengaruh positif maupun variabel yang memberikan
pengaruh negatif. Namun tidak semua variabel memberikan pengaruh yang
signifikan atau tidak semua variabel memberikan pengaruh yang nyata.
Berdasarkan hasil Tobit di atas, kita dapat melihat bahwa variabel Total Aktiva
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efisiensi Bank Umum
Syariah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Endri (2011)1 yang menunjukkan bahwa bank dengan aset yang lebih besar dalam
kegiatan operasinya akan menghasilkan kinerja efisiensi yang lebih baik
dibandingkan dengan bank yang beraset kecil. Temuan tersebut juga sejalan
dengan teori bahwa bank dengan aset yang lebih besar akan beroperasi pada skala
ekonomis (economies of scale), artinya bank dapat meningkatkan output sebanyak
mungkin dengan biaya yang lebih rendah (efisiensi biaya). Namun, nyatanya
1 Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage
Data Envelopment Analysis, hlm. 24.
128
dalam Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia No. 26 2016 tercatat bahwa
pada akhir semester II 2015 total aset perbankan syariah yaitu sebesar 296 triliun
atau tumbug sebesar 9& dibandingkan dengan semester I 2015. sedangkan
efisiensi perbankan syariah juga mengalami trend menurun, salah satunya
disebabkan oleh peningkatan biaya operasional yang timbul karena ekspansi
usaha.
Pada variabel Beban Operasional terdapat pengaruh negatif dan signifikan
atau dengan kata lain semakin tinggi biaya atau beban operasional suatu bank
maka akan menyebabkan bank tersebut semakin inefisien dalam mengelola
sumber daya yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan beban operasional yang
semakin tinggi akan menurunkan margin yang didapatkan oleh bank. Hal ini
sesuai dengan Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 bahwa efisiensi
perbankan syariah menunjukkan trend yang menurun pada semester II 2015
dikarenakan rasio BOPO yang meningkat dari 96,98% pada semester I 2015
menjadi 97,01%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)2 yang menunjukkan bahwa
Beban Operasional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi.
Pada variabel CAR terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap
efisiensi bank atau dengan kata lain bank yang mempunyai nilai CAR yang tinggi
mempunyai tingkat efisiensi yang lebih baik. Hasil tersebut sesuai dengan
2 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data
Envelopment Analysis Approach, hlm. 14.
129
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endri (2011)3 yang menyatakan
bahwa CAR yang dimiliki oleh suatu bank dapat membentuk persepsi pasar
terhadap tingkat keamanan bank yang bersangkutan, sehingga akan
mempengaruhi penerimaan pasar terhadap bank tersebut. Rasio dari modal
terhadap total aktiva ini juga dapat menggambarkan hubungan antara tingkat
efisiensi dengan tingkat risiko yang akan diambil oleh bank. Namun, hal ini tidak
sesuai dengan Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 yang menunjukkan
bahwa rasio CAR perbankan syariah meningkat dari 14,02% menjadi 15,02%,
sedangkan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan.
Sedangkan pada variabel ROE mempunyai hubungan positif dan
signifikan terhadap efisiensi bank. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Faza dan Hosen (2013)4 yang menunjukkan
bahwa bank yang dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dapat
diindikasikan sebagai bank yang efisien. Dari Data Kajian Stabilitas Keuangan
No. 26 2016 rasio ROE juga mengalami penurunan dari 5,97% menjadi 3,93%
sejalan dengan penurunan efisiensi perbankan syariah.
Selanjutnya pada variabel NOM mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap efisiensi bank. Hal ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)5 yang
didukung oleh Estrada el al. (2006) dan Gelos (2006) yang menemukan bahwa
3 Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage
Data Envelopment Analysis, hlm. 25. 4 M. Faza Firdaus dan M. Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 181. 5 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data
Envelopment Analysis Approach. hlm. 13.
130
bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan tingkat BOPO perbankan syariah mengalami peningkatan,
sehingga besarnya NOM akan tergerus dengan tingginya rasio BOPO.
Dalam analisis di bawah ini, akan ditampilkan pula analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada masing-masing bank dengan
menggunakan model Tobit.
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada
Masing-Masing Bank Umum Syariah
Tabel 4. 26 Hasil Analisis pada Masing-Masing Bank Umum Syariah
dengan Menggunakan Model Tobit
(Sumber: Data Diolah)
Berdasarkan tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa variabel Total Aktiva
(TA) pada Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah menunjukkan hasil yang
negatif dan tidak signifikan, hal tersebut berbeda dengan bank syariah lainnya.
Variabel TA dapat berpengaruh negatif terhadap efisiensi bank syariah
dikarenakan adanya dorongan untuk meningkatkan jumlah pembiayaan pada
industri perbankan syariah di Indonesia. Peningkatan pembiayaan yang juga
diikuti dengan meningkatnya NPF bank syariah, maka akan menjadi faktor
inefisien bagi bank syariah di Indonesia. Hal tersebut terjadi pada Bank BJB
BCAS BJBS BMES BNIS BRIS BSM BUS MAYS MUA PAS VIS
Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat Z-stat
TA 6.87644 -0.27123 3.14997 0.92607 1.89999 1.30838 5.67615 -1.4539 0.72319 2.82085 2.30285
BO -5.35793 -0.35247 -1.3318 -2.5032 -2.53874 -2.73623 -7.0931 -1.9613 -2.0742 -0.4768 -0.8262
CAR 2.48306 1.46857 0.32877 1.22178 1.98082 -0.21795 -1.25 -0.6579 0.71918 -0.589 3.85315
ROE -0.37837 -0.27785 0.17666 1.59716 0.94297 1.88755 -0.9113 0.68911 -0.8653 0.57023 2.12149
NOM 0.50573 -1.83719 -0.5202 2.57002 0.17791 1.84742 -0.5279 1.01446 -0.8622 0.90044 -0.5948
VAR
131
Syariah dan Maybank Syariah yang mengalami peningkatan NPF selama periode
penelitian. Hal tersebut diperkuat dengan temuan dari penelitian Mu’izzuddin dan
Isnurhadi yang menemukan bahwa total aset berpengaruh negatif terhadap
efisiensi bank (2013)6.
Pada variabel Beban Operasional pada sebelas Bank Umum Syariah
terdapat pengaruh negatif atau dengan kata lain semakin tinggi biaya atau beban
operasional suatu bank maka akan menyebabkan bank tersebut semakin inefisien
dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan beban
operasional yang semakin tinggi akan menurunkan margin yang didapatkan oleh
bank.
Sedangkan variabel CAR berpengaruh negatif terhadap efisiensi pada
beberapa bank syariah di Indonesia seperti pada BSM, Bukopin Syariah, Maybank
Syariah dan Panin Syariah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan semakin besar
tingkat CAR suatu BUS maka akan akan membatasi BUS dalam menyalurkan
pembiayaan. Hal tersebut sesuai dengan data masing-masing bank yang
menunjukkan peningkatan pada CAR. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
Firdaus dan Hosen (2013)7
Selanjutnya, variabel ROE pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah,
Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat mempunyai hubungan negatif
terhadap efisiensi bank. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
6 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data
Envelopment Analysis Approach. hlm. 13. 7 M. Faza Firdaus dan M. Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 181.
132
dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)8 yang menunjukkan bahwa
market share sebuah bank yang relatif kecil akan menyulitkan bank tersebut
dalam menghasilkan tingkat return yang lebih besar, akibatnya rasio ROE yang
besar tanpa peningkatan market share. Hal ini terlihat pada jumlah cabang Bank
BCA Syariah dan Bank Bukopin Syariah yang relatif rendah, pada Bank BJB
Syariah tingkat NPF yang meningkat akan menyulitkan bank tersebut dalam
menghasilkan tingkat return yang lebih besar, sedangkan pada Bank Muamalat
perbaikan dalam hal tingkat permodalam terkait kualiats pembiayaan akan
mengurangi tingkat return yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan laopran GCG
Bank Muamalat tahun 2015.
Terakhir, variabel NOM pada Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah,
Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Victoria Syariah mempunyai
hubungan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)9
yang didukung oleh Estrada el al. (2006) dan Gelos (2006) yang menemukan
bahwa bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan tingkat rata-rata BOPO bank tersebut mengalami
peningkatan melebihi nilai maksimal 90%, sehingga besarnya NOM akan tergerus
dengan tingginya rasio BOPO.
E. Hasil Analisis Perbandingan Efisiensi, Produktivitas serta Perubahan
Teknologi (TECHCH) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
8 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data
Envelopment Analysis Approach, hlm. 14. 9 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data
Envelopment Analysis Approach. hlm. 13.
133
Grafik Perbandingan Score Efisiensi, Produktivitas dan Perubahan Teknologi pada Perbankan Syariah
Grafik 4. 29 Perbandingan Score Produktivitas, Efisiensi dan Perubahan Teknologi pada Perbankan Syariah di Indonesia
pada Kuartal II Tahun 2010 sampai Kuartal III 2015
134
Berdasarkan grafik 4.29 terlihat bahwa secara umum perubahan teknologi
perbankan syariah sejalan dengan perubahan produktivitas, namun berfluktuatif
terhadap perubahan efisiensi. Hal ini juga terjadi pada hasil analisis masing-
masing Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi objek penelitian. Hasil
perbandingan tersebut menggambarkan bahwa perubahan produktivitas sangat
dipengaruhi oleh perubahan teknologi. Sedangkan perubahan teknologi tidak akan
berkembang jika permodalan perbankan syariah menurun. Sehingga menjadi
sangat penting kebijakan dalam permodalan bank dapat lebih diperhatikan.
Penambahan modal bank yang dilakukan dapat digunakan sebagai upaya
peningkatan edukasi masyarakat seperti program awareness yang gencar
dilakukan selama periode 2015. Program tersebut dapat meningkatkan DPK
perbankan syariah. Selain itu, penambahan modal bank juga akan berdampak pada
ekspansi perbankan syariah yang semakin meluas dan sejalan dengan ketentuan
kemudahan dalam pembukaan kantor cabang bank syariah. Dengan bertambahnya
kantor cabang maka akan meningkatkan perubahan teknologi dengan
bertambahnya layanan ATM yang beroperasi lebih banyak, pengadaan kendaraan
operasional dan lain sebagainya.
Namun, perubahan teknologi tersebut tidak sejalan dengan efisiensi pada
perbankan syariah secara umum maupun pada analisis masing-masing bank. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan sumber daya
manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru yang menyebabkan variabel
output belum tercapai secara optimal. Bertambahnya kantor cabang bank juga
akan meningkatkan jumlah SDM. Ketika jumlah SDM meningkat namun tidak
135
diikuti kompetensi tenaga kerja yang memadai akan menimbukan
membengkaknya beban personalia serta cost of training bagi SDM.
Selain itu, perkembangan DPK yang positif namun tidak diimbangi
dengan perkembangan pembiayaan, juga akan menimbukan inefisiensi bagi bank
syariah. Total pembiayaan serta total aktiva produktif lainnya yang belum
optimal, hanya akan menjadi dana idle yang akan membebani bank-bank syariah.
Sehingga produk financing harus lebih kompetitif dibandingkan dengan produk
konvensional, selain itu teknik pemasaran pun harus lebih inovatif agar dapat
menyerap berbagai kalangan masyarakat. Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia
terkait produk financing Bank Syariah dapat diminimumkan pembatasnya agar
dapat lebih kompetitif dengan produk bank konvensional1.
Penyebab menurunnya rasio FDR lainnya yang menunjukkan tingkat
kemampuan bank dalam menyalurkan DPK perbankan syariah adalah pengetatan
realisasi pembiayaan sebagai salah satu upaya perbaikan NPF yang masih relatif
tinggi sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
1 Asep Saepullah. Efisiensi Perbankan Syariah: Komparasi, Evaluasi, Dan Solusi,
Jakarta: UIN Syariaf Hidayatullah, hlm. 15.
136
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat produktivitas Bank
Umum Syariah dengan menggunakan metode Malmquist Productivity Index dan
tingkat efisiensinya dengan menggunakan metode Two-Stage Data Envelopment
Analysis baik secara umum perbankan syariah di Indonesia maupun pada masing-
masing Bank Umum Syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini juga akan
dilakukan analisis perbandingan hasil tingkat produktivitas dan efisiensi yang
akan menggambarkan hubungan di antara keduanya. Penelitian ini menggunakan
11 (sebelas) Bank Umum Syariah sebagai objek penelitian dengan waktu
penelitian pada kuartal II tahun 2010 – kuartal III tahun 2015. Berikut adalah
beberapa kesimpulan pada penelitian ini
Pengukuran tingkat produktivitas secara umum perbankan syariah di
Indonesia didapat hasil Total Factor Productivity (TFPCH) yang memiliki
score sebesar 0,995. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah di
Indonesia selama periode penelitian belum dapat mengoptimalkan tingkat
produktivitasnya dikarenakan nilai perubahan efisiensi dan teknologi yang
menjadi kontributor belum dapat optimal dalam meningkatkan
produktivitasnya. Peningkatan teknologi perbankan seperti jaringan ATM
yang perlu diperluas dan sistem teknologi perbankan lainnya namun tetap
diimbangi dengan SDM yang berkualitas, sehingga dapat mengurangi cost of
training yang selanjutnya akan berimbas pada efisiensi biaya. Sedangkan
137
secara individu, Bank BCA Syariah, BRI Syariah dan BSM yang memiliki
komposisi TECHCH, EFFCH, PECH, dan SECH ≥ 1. Artinya, ketiga bank
tersebut menunjukkan tingkat produktivitas bank yang optimal. Selanjutnya
pada Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah perubahan
teknologi (TECHCH) cukup baik, namun pada perubahan efisiensi (EFFCH)
justru mengalami penurunan. Sehingga diperlukan perbaikan dalam
kompetensi tenaga kerja dan pihak manajerial dalam mengelola aktivanya
serta memperhatikan tingkat efisiensi teknis murni (PECH) dan skala (SECH)
yang mempengaruhinya. Pada Bank Muamalat masih diperlukan perbaikan
dalam hal tingkat permodalan terkait dengan kualitas pembiayaan dan
perhitungan kembali agunan yang layak diperhitungkan terlihat NPF Bank
Muamalat mengalami peningkatan sejak Maret 2014, meskipun mulai turun
pada kuartal II 2015. Sedangkan pada Bank Panin Syariah dan Victoria
Syariah, kedua komposisi perubahan efisiensi (EFFCH) yaitu PECH dan
SECH sama-sama mengalami penurunan, NPF yang meningkat serta jumlah
jaringan kedua bank ini yang relatif rendah. Selanjutnya pada Bank BJB
Syariah, Mega Syariah, BNI Syariah, Bukopin Syariah, dan Maybank Syariah
mengalami perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang rendah. Hal
ini dikarenakan perubahan teknologi (TECHCH) berkontribusi kecil dalam
peningkatan TFPCH. Oleh karena itu, kelima bank tersebut harus
meningkatkan teknologinya baik dari IT, financial system, maupun
memperbanyak jumlah ATM untuk mempermudah transaksi.
138
Tingkat efisiensi perbankan syariah secara umum didapat score efisiensi
sebesar 56,61%. Artinya, rata-rata perbankan syariah di Indonesia selama
periode penelitian belum mencapai tingkat efisiensinya atau belum dapat
memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil tersebut
variabel input, DPK dan Beban Operasional menjadi penyumbang terbesar
terhadap besarnya efisiensi. Sedangkan variabel output diperlukan banyak
perbaikan, terutama pada variabel aktiva produktif lainnya yang menjadi
sumber inefisiensi terbesar. Sedangkan secara individu, Maybank Syariah
memiliki tingkat efisiensi tertinggi sebesar 88,09%, sedangkan Bank Mega
Syariah memiliki tingkat efisiensi terendah sebesar 36,70%. Pada Bank BCA
Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, BSM, Bukopin
Syariah, Muamalat dan Panin Syariah penyebab utama inefisiensi terbesar
adalah variabel aktiva produktif lainnya yang belum optimal dan masih
diperlukan banyak perbaikan. Pada Maybank Syariah dan Victoria Syariah
penyebab utama inefisiensi terbesar adalah variabel total pembiayaan yang
belum optimal, sedangkan pada BJB Syariah penyebab timbulnya inefisiensi
terbesar adalah variabel aktiva tetap yang harus dikurangi.
Pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi digunakan
model Tobit. Hasilnya secara umum dapat disimpulkan bahwa variabel Total
Aktiva, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Equity (ROE)
mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan pada variabel Beban
Operasional dan Net Operating Margin (NOM) terdapat pengaruh negatif dan
signifikan. Sedangkan secara individu dapat disimpulkan bahwa pada variabel
139
Total Aktiva (TA) pada Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah
menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan, pada variabel Beban
Operasional pada sebelas Bank Umum Syariah terdapat pengaruh negatif,
sedangkan variabel CAR berpengaruh positif terhadap efisiensi pada beberapa
bank syariah di Indonesia seperti pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah,
Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Muamalat dan Bank
Victoria Syariah. Selanjutnya, variabel ROE pada Bank BCA Syariah, Bank
BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat mempunyai
hubungan negatif terhadap efisiensi bank. Terakhir, variabel NOM pada Bank
BJB Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat,
dan Bank Victoria Syariah mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi
bank syariah.
Pada analisis perbandingan hasil tingkat produktivitas dan efisiensi baik secara
umum maupun individu bank ditemukan bahwa perubahan teknologi sejalan
dengan perubahan produktivitas, namun berfluktuatif terhadap perubahan
efisiensi. Permodalan bank menjadi fokus yang paling penting dalam
perkembangan tingkat produktivitas maupun efisiensi Bank Syariah di
Indonesia. Penambahan modal bank yang dilakukan dapat digunakan sebagai
upaya peningkatan edukasi masyarakat guna meningkatkan DPK maupun
memperkenalkan produk financing bank syariah dengan teknik pemasaran
yang lebih inovatif, sehingga total pembiayaan bank syariah dapat terus
meningkat. Selain itu, dengan melakukan ekspansi akan menambah jumlah
kantor cabang yang diikuti dengan bertambahnya layanan ATM yang akan
140
meningkatkan perubahan teknologi. Namun, seiring dengan perkembangan
tersebut bank syariah tetap harus memperhatikan efisiensi biaya, terutama
pada beban personalia yang secara otomatis akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah kantor cabang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran
yang dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, diantaranya:
Bagi Manajemen Bank dan Bank Indonesia
Hasil pengukuran produktivitas dan efisiensi pada penelitian ini,
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kepada manajemen masing-masing BUS
mengenai kinerja yang telah dicapai khususnya selama periode penelitian. Hal
yang perlu diperhatikan pada manajemen masing-masing BUS adalah pengelolaan
aset secara optimal, sehingga ekspansi dapat terus dilakukan, namun tetap
memperhatikan efisiensi biaya. Hasil dari pengukuran ini juga dapat memberikan
masukan bagi pihak manajemen mengenai variabel yang masih diperlukan
perbaikan. Selain itu, peneltian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi
Bank Indonesia sebagai pembuat regulasi, khususnya mengenai Kebijakan
Permodalan Bank agar bank syariah di Indonesia dapat menambah permodalannya
guna mendorong pertumbuhan aset serta dapat meningkatkan market share
perbankan syariah dalam jangka panjang, seperti yang telah diilustrasikan dalam
penelitian ini.
Bagi Masyarakat/Nasabah Bank
141
Bagi masyarakat umum, baik nasabah maupun calon nasabah bank,
disarankan dapat merujuk pada hasil pengukuran tingkat produktivitas dan
efisiensi ini, baik nasabah investasi maupun nasabah pembiayaan. Sehingga
dengan melihat hasil pengukuran ini dapat pula menjadi rujukan bank syariah
yang memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas yang baik yang tentunya akan
bermanfaat bagi nasabah.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Adapun saran bagi penelitian selanjutnya adalah dapat menguji variabel-
variabel lain terkait produktivitas dan efisiensi. Hal tersebut dikarenakan masih
banyak variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi,
terutama sejauh mana tingkat kemampuan SDM dalam mempengaruhi tingkat
produktivitas dan efisiensi bank syariah serta variabel-variabel terkait
makroekonomi seperti inflasi dan lain sebagainya.
142
DAFTAR PUSTAKA
Ada, A. A., & DALKILIÇ, N. (2014). Efficiency Analysis in Islamic Banks: A
Study for Malaysia and Turkey. Dumlupinar University, School of Applied
Sciences BDDK Bankacılık ve Finansal Piyasalar Cilt: 8, Sayı: 1.
(OJK), O. J. (n.d.). Statistik Perbankan Syariah 2015.
(15 Februari 2016). Pengamat Bank Syariah Masih Banyak Kelemahan.
http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/04/10/pengamat-bank-syariah-
masih-banyak-kelemahan.
Abidin, Z. (2007). Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Proceeding PESAT Vol. 2.
Abidin, Z. (2007). Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Proceeding PESAT Vol. 2.
Abidin, Z., & Endri. (2009). Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 11 No. 1.
Afiatun, P., & Wiryono, S. K. (2010). Efisiensi dan Produktivitas pada Bank
Islam di Indoneisa. Jurnal Manajemen Teknologi ITB.
Afrisal, R. (n.d.). Analisis Determinan Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia
Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA).
Al-Arif, M. N. (2011). Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Pt. Era Adicitra
Intermedia.
Al-Arif, M. N., & Amalia, E. (2010). Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Ali, M. M., & Ascarya. (2010). Analisis Efisiensi Baitul Maal Wat Tamwil
dengan Pendekatan Two-Stage DEA (Studi Kasus Kantor Cabang BMT
MMU dan BMT UGT Sidogiri. Jurnal TAZKIA Vol. 5 No. 2.
Alkeil, A. M., & dkk. (2012). Comparison of Efficiency and Productivity Change
of Islamic and Conventional Banks: Evidence From Europe and Muslim-
Majority Countries? The Journal of Applied Business Research Vol. 28
No. 6.
Bank Indonesia. (n.d.). Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 Maret 2016.
Bank Muamalat. (2015). Laporan GCG.
Benli, Y. K., & Degirmen, S. (2013). The Aplication of Data Envelopment
Analysis Based Malmquist Total Factor Productivity Index: Empirical
Evidence in Turkish Banking Sector. PANOECONOMICUS.
143
D. Hadad, M., & dkk. (2003). Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:
Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).
Stabilitas Sistem Keuangan – Direktorat Penelitian dan Pengaturan.
Departemen Pengembangan dan Manajemen Krisis. (2015). Laporan Tahunan
Perbankan.
Endri. (2011). Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi
Two-Stage DEA. STEI TAZKIA.
Fare, R., Grosskopf, S., Norris, M., & Zhang, Z. (1994). Productivity Growth,
Technical Progress, and Efficiency Change in Industrialized Countries.
The American Economic Review, Vol. 84, No. 1.
Firdaus, M. F., & Hosen, M. N. (2013). Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis.
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia.
Indonesia, B. (n.d.). Kajian Stabilitas Keuangan No. 25, September 2015.
Karim, A. W. (2013). Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Pt. Rajagrafindo
Persada.
M, B., Sillah, S., & Harrathi, N. (2015). Bank Efficiency Analysis: Islamic Bank
Versus Conventional Banks in the Gulf Cooperation Council Countries
2006 - 2012. International Journal of Financial Research Vol. 6 No. 4.
Majid, M. A., Saal, D. S., & Battisti, G. (2008). The Impact of Islamic Banking on
the Cost Efficiency and Productivity Change of Malaysian Commercial
Banks. Applied Economics.
Mu'izzuddin, & Isnurhadi. (2013). Effisiensi Perbankan Syariah di Indonesia;
Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. Faculty of Economics,
Sriwijaya University.
Othman, A., Kari, F., & Hamdan, R. (2013). A Comparative Analysis of the
Cooperative, Islamic and Conventional Banks in Malaysia. American
Journal of Economics.
Primorac, M., & Z. T. (2005). Measuring the Efficiency and Productivity of the
Croation Banks with Malmquist's Index of Change of Total Factor
Productivity Financial Theory and Practice. Economics Faculty, Zagreb.
Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi
& Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Rahim, A., Rahman, A., & Rosman, R. (2013). Efficiency of Islamic Banks: A
Comparative Analysis of MENA and Asian Countries. Journal oof
Economic Cooperation and Development, 34, 1.
144
Saepullah, A. (n.d.). Efisiensi Perbankan Syariah; Komparasi, Evaluasi dan
Solusi. UIN Syarif Hidayatullah.
Soetanto, T. V., & Ricky. (2011). Technical Efficiency of Indonesia Commercial
Bank: An Application of Two-Stage DEA. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Vol. 13 No.2.
Surjaningsing, N., & Permono, B. P. (2014). Dinamika Total Factor Productivity
Industri Besar Dan Sedang Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, Bank Indonesia.
Suzuki, Y., & Sastrosuwito, S. (2011). Efficiency and Productivity Change pf the
Indonesian Commercial Banks. International Conference on Economics,
Trade and Development, IPEDR vol. 7 IACSIT Press, Singapore.
Tanjung, H., & Devi, A. (2013). Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:
Gramata Publishing.
Thayaparan, A., Pratheepan, T., & Vavunia. (2014). Evaluating Total Factor
Productivity Growth of Commercial Banks in Sri Langka. Jurnal of
Management Research Vol. 6 No. 3, University of Jaffna, Sri Langka.
Yildrim, I. (2015). Financial Efficiency Analysis in Islamic Banks: Turkey and
Malaysia Models. Journal of Economic Finance and Accounting Vol. 2
Issue. 3.
Yoga, P. (15 Februari 2016). Tantangan Perbankan Syariah di 2016.
http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/.
Zainal, N. S. (n.d.). Comparative Efficiency Permormance of Local and Foreign
Islamic Bank in Malaysia. Faculty of Business Management, University
Teknologi MARA Shah Alam.
145
LAMPIRAN
Lampiran A1: Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Tetap 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAS 22 5816.00 23889.00 12040.7727 6493.93304
JBS 22 171.00 164870.00 87302.5000 76471.31948
MES 22 46988.00 288933.00 98363.1364 90573.77484
NIS 22 21223.00 105399.00 70227.8182 34267.03762
RIS 22 78158.00 163163.00 124347.2273 21236.86325
BSM 22 258582.00 793307.00 571883.4091 178392.57492
BUS 22 41430.00 85176.00 63328.4091 14535.89536
MAYS 22 1777.00 11300.00 6307.4545 2757.76030
MUA 22 179930.00 2290551.00 786507.5000 744262.85805
PAS 22 24441.00 48903.00 27828.8636 5083.27283
VIS 22 9247.00 16762.00 13011.0000 2258.92771
Valid N (listwise) 22
Lampiran A2: Statistik Ringkasan Variabel Total DPK 11 BUS pada Kuartal
II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAS 22 490200.00 2713701.00 1343621.7273 708389.37954
JBS 22 829498.00 5243446.00 3000265.9545 1413438.28721
MES 22 3766162.00 7730738.00 5516588.7727 1417849.81142
NIS 22 4253227.00 18930220.00 10121269.9545 4646964.03788
RIS 22 3674356.00 18863643.00 11624851.4545 4510814.08490
BSM 22 23091575.00 59820572.00 45868919.5455
11796224.7796
0
BUS 22 1311950.00 4337818.00 2803004.0000 921620.23196
MAYS 22 298270.00 1043046.00 622223.1364 239827.68534
MUA 22 12354924.00 51205537.00 34956240.0909
11654826.5656
1
PAS 22 113722.00 5775013.00 2042877.8182 1931819.79773
VIS 22 10195.00 1144506.00 539224.6818 373086.08637
Valid N (listwise) 22
146
Lampiran A3: Statistik Ringkasan Variabel Beban Personalia 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAS 22 6168.00 51596.00 24137.1818 13209.71474
JBS 22 7786.00 124269.00 52867.0455 31541.43847
MES 22 67177.00 362352.00 197690.5000 93243.37361
NIS 22 4429.00 644458.00 219993.4545 172359.54919
RIS 22 61620.00 447030.00 231747.3182 121196.89728
BSM 22 204380.00 1359776.00 692621.3182 374112.48151
BUS 22 9744.00 68565.00 34642.8182 16913.71208
MAYS 22 4367.00 30601.00 15164.5000 7452.76681
MUA 22 118926.00 860392.00 378573.7273 215588.15871
PAS 22 3162.00 56691.00 19352.4545 15893.66253
VIS 22 1523.00 31565.00 12325.0455 9118.66825
Valid N (listwise) 22
Lampiran A4: Statistik Ringkasan Variabel Total Pembiayaan 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAS 22 320101.00 2636231.00 1166724.9091 714895.08574
JBS 22 978463.00 5424805.00 2909798.5909 1394783.03755
MES 22 3018743.00 7319802.00 5025451.0909 1540726.88366
NIS 22 6196158.00 29564683.00 14314542.0000 5946982.34924
RIS 22 4941792.00 16456086.00 11220703.6364 3786339.45741
BSM 22 39437595.00 100294457.00 71572968.0909
21224021.1891
7
BUS 22 1401173.00 4712825.00 2711564.5909 996795.93328
MAYS 22 607949.00 1643694.00 1152913.8636 355435.31694
MUA 22 12735613.00 45437822.00 31198528.3636
11306535.5926
7
PAS 22 100953.00 5542623.00 2188176.5455 1879183.61851
VIS 22 28196.00 1084681.00 537073.2727 396749.24473
Valid N (listwise) 22
147
Lampiran A5: Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Produktif Lainnya 11
BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAS 22 204589.00 744517.00 419695.6364 115806.05770
JBS 22 211865.00 1426013.00 737117.9545 376437.81361
MES 22 469599.00 1308167.00 853116.4091 272946.61457
NIS 22 193644.00 2855260.00 1428380.5909 930877.42390
RIS 22 285041.00 4218275.00 1618298.0000 1030155.67204
BSM 22 5066529.00 12859981.00 7458571.2727 2297564.82849
BUS 22 295013.00 1434229.00 563349.5000 270632.39071
MAYS 22 179067.00 871445.00 675500.8636 184982.94806
MUA 22 1212027.00 15939312.00 7137443.0000 3621694.50735
PAS 22 155820.00 1567013.00 665598.6364 503198.23792
VIS 22 184577.00 438287.00 320118.0000 73039.43979
Valid N (listwise) 22
Lampiran A6: Statistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS
pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAS 22 27198.00 387365.00 130300.1364 90260.36221
JBS 22 22448.00 971702.00 287493.4091 245460.18550
MES 22 235695.00 1673842.00 790706.7727 404357.19670
NIS 22 42294.00 2176438.00 850142.1818 575689.41210
RIS 22 236340.00 2140056.00 975192.7273 561473.22603
BSM 22 1059482.00 7936199.00 3741522.6364 1995450.15513
BUS 22 57405.00 502833.00 217447.7273 121247.15252
MAYS 22 34514.00 384706.00 133433.3182 80830.81116
MUA 22 581569.00 5528377.00 2439901.4545 1457529.32721
PAS 22 7548.00 636397.00 171206.2273 183865.48153
VIS 22 6516.00 153013.00 60138.5000 43390.26137
Valid N (listwise) 22
Lampiran B1: MALMQUIST INDEX SUMMARY OF FIRM MEANS
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.009 1.000 1.000 1.009
2 1.000 0.990 1.000 1.000 0.990
148
3 1.000 0.937 1.000 1.000 0.937
4 1.000 0.957 1.000 1.000 0.957
5 1.000 1.015 1.000 1.000 1.015
6 1.000 1.004 1.000 1.000 1.004
7 1.000 0.974 1.000 1.000 0.974
8 1.000 0.977 1.000 1.000 0.977
9 0.998 1.028 1.000 0.998 1.026
10 0.976 1.027 0.986 0.990 1.003
11 0.996 1.058 0.998 0.998 1.054
mean 0.997 0.997 0.999 0.999 0.995
[Note that all Malmquist index averages are geometric means]
Lampiran B2: MALMQUIST INDEX SUMMARY OF ANNUAL MEANS
year effch techch pech sech tfpch
2 0.993 1.288 1.000 0.993 1.279
3 1.001 1.004 1.000 1.001 1.005
4 1.006 1.605 1.000 1.006 1.614
5 0.990 0.758 0.998 0.992 0.750
6 1.008 1.345 1.001 1.007 1.356
7 0.969 0.556 0.969 1.000 0.539
8 1.034 1.743 1.033 1.001 1.803
9 0.985 0.853 0.999 0.987 0.840
10 1.013 0.915 1.000 1.013 0.927
11 0.998 0.622 1.001 0.997 0.621
12 0.974 1.342 1.000 0.974 1.308
13 1.007 1.198 1.000 1.007 1.206
14 1.018 0.898 1.000 1.018 0.914
15 0.952 0.360 0.992 0.959 0.342
16 1.053 0.956 1.008 1.045 1.007
17 0.975 2.774 0.995 0.979 2.703
18 1.021 1.105 0.997 1.024 1.128
19 0.955 0.854 1.001 0.954 0.815
20 1.020 0.587 0.993 1.028 0.599
21 1.032 1.886 1.013 1.019 1.946
22 0.947 0.660 0.973 0.974 0.625
mean 0.997 0.997 0.999 0.999 0.995
lampiran B3: MALMQUIST INDEX SUMMARY
year = 2
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.869 1.000 1.000 0.869
2 1.000 0.813 1.000 1.000 0.813
3 1.000 0.888 1.000 1.000 0.888
149
4 1.000 1.190 1.000 1.000 1.190
5 1.000 1.315 1.000 1.000 1.315
6 1.000 1.776 1.000 1.000 1.776
7 1.000 1.318 1.000 1.000 1.318
8 0.922 1.154 1.000 0.922 1.064
9 1.003 1.441 1.000 1.003 1.445
10 1.000 2.156 1.000 1.000 2.156
11 1.000 1.962 1.000 1.000 1.962
mean 0.993 1.288 1.000 0.993 1.279
year = 3
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.126 1.000 1.000 1.126
2 1.000 1.140 1.000 1.000 1.140
3 1.000 1.048 1.000 1.000 1.048
4 1.000 1.134 1.000 1.000 1.134
5 1.000 0.908 1.000 1.000 0.908
6 1.000 0.754 1.000 1.000 0.754
7 1.000 0.964 1.000 1.000 0.964
8 1.084 1.025 1.000 1.084 1.112
9 1.000 1.204 1.000 1.000 1.204
10 0.933 0.683 1.000 0.933 0.638
11 1.000 1.231 1.000 1.000 1.231
mean 1.001 1.004 1.000 1.001 1.005
year = 4
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.558 1.000 1.000 1.558
2 1.000 1.289 1.000 1.000 1.289
3 1.000 1.464 1.000 1.000 1.464
4 1.000 1.233 1.000 1.000 1.233
5 1.000 1.897 1.000 1.000 1.897
6 1.000 2.149 1.000 1.000 2.149
7 1.000 2.196 1.000 1.000 2.196
8 1.000 1.720 1.000 1.000 1.720
9 1.000 1.087 1.000 1.000 1.087
10 1.071 1.825 1.000 1.071 1.956
11 0.996 1.642 1.000 0.996 1.635
mean 1.006 1.605 1.000 1.006 1.614
year = 5
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.625 1.000 1.000 0.625
2 1.000 1.105 1.000 1.000 1.105
3 1.000 1.130 1.000 1.000 1.130
4 1.000 0.742 1.000 1.000 0.742
150
5 0.999 0.613 1.000 0.999 0.613
6 1.000 0.683 1.000 1.000 0.683
7 1.000 0.662 1.000 1.000 0.662
8 1.000 0.603 1.000 1.000 0.603
9 0.938 0.693 0.975 0.962 0.650
10 0.990 0.782 1.000 0.990 0.774
11 0.966 0.903 1.000 0.966 0.872
mean 0.990 0.758 0.998 0.992 0.750
year = 6
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.398 1.000 1.000 1.398
2 1.000 1.331 1.000 1.000 1.331
3 1.000 1.089 1.000 1.000 1.089
4 0.997 0.904 1.000 0.997 0.901
5 1.001 1.129 1.000 1.001 1.131
6 0.982 0.902 0.990 0.992 0.886
7 1.000 0.870 1.000 1.000 0.870
8 1.000 1.567 1.000 1.000 1.567
9 1.066 2.264 1.025 1.039 2.413
10 1.010 2.153 1.000 1.010 2.176
11 1.039 2.099 1.000 1.039 2.182
mean 1.008 1.345 1.001 1.007 1.356
year = 7
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.713 1.000 1.000 1.713
2 1.000 0.869 1.000 1.000 0.869
3 1.000 0.593 1.000 1.000 0.593
4 0.965 0.729 0.968 0.997 0.704
5 0.802 0.708 0.804 0.998 0.568
6 0.914 0.655 0.907 1.008 0.599
7 0.996 0.569 1.000 0.996 0.567
8 1.000 0.425 1.000 1.000 0.425
9 1.000 0.255 1.000 1.000 0.255
10 1.000 0.307 1.000 1.000 0.307
11 1.000 0.280 1.000 1.000 0.280
mean 0.969 0.556 0.969 1.000 0.539
year = 8
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.695 1.000 1.000 0.695
2 1.000 1.175 1.000 1.000 1.175
3 1.000 1.595 1.000 1.000 1.595
4 1.040 2.403 1.033 1.007 2.499
5 1.246 2.130 1.244 1.002 2.654
151
6 1.114 1.663 1.114 1.001 1.853
7 1.004 2.116 1.000 1.004 2.126
8 1.000 1.238 1.000 1.000 1.238
9 1.000 1.914 1.000 1.000 1.914
10 1.000 2.978 1.000 1.000 2.978
11 1.000 2.727 1.000 1.000 2.727
mean 1.034 1.743 1.033 1.001 1.803
year = 9
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.200 1.000 1.000 1.200
2 1.000 1.490 1.000 1.000 1.490
3 1.000 1.049 1.000 1.000 1.049
4 1.000 0.664 1.000 1.000 0.664
5 1.000 0.910 1.000 1.000 0.910
6 1.000 1.005 1.000 1.000 1.005
7 1.000 0.724 1.000 1.000 0.724
8 1.000 1.148 1.000 1.000 1.148
9 0.939 0.840 0.988 0.950 0.788
10 0.936 0.504 1.000 0.936 0.472
11 0.968 0.431 1.000 0.968 0.417
mean 0.985 0.853 0.999 0.987 0.840
year = 10
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.884 1.000 1.000 0.884
2 0.983 0.795 0.986 0.996 0.781
3 1.000 0.795 1.000 1.000 0.795
4 1.000 0.761 1.000 1.000 0.761
5 1.000 0.805 1.000 1.000 0.805
6 1.000 1.279 1.000 1.000 1.279
7 1.000 1.247 1.000 1.000 1.247
8 1.000 0.743 1.000 1.000 0.743
9 1.065 0.945 1.012 1.052 1.006
10 1.069 0.980 1.000 1.069 1.047
11 1.033 1.004 1.000 1.033 1.036
mean 1.013 0.915 1.000 1.013 0.927
year = 11
firm effch techch pech sech tfpch
1 0.974 0.619 1.000 0.974 0.603
2 1.006 0.595 1.014 0.993 0.598
3 1.000 0.637 1.000 1.000 0.637
4 1.000 0.761 1.000 1.000 0.761
5 1.000 0.692 1.000 1.000 0.692
6 1.000 0.465 1.000 1.000 0.465
152
7 1.000 0.483 1.000 1.000 0.483
8 1.000 0.706 1.000 1.000 0.706
9 1.000 0.666 1.000 1.000 0.666
10 1.000 0.664 1.000 1.000 0.664
11 1.000 0.627 1.000 1.000 0.627
mean 0.998 0.622 1.001 0.997 0.621
year = 12
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.027 1.603 1.000 1.027 1.645
2 1.011 1.394 1.000 1.011 1.409
3 0.946 1.227 1.000 0.946 1.161
4 0.896 1.107 1.000 0.896 0.992
5 1.000 1.331 1.000 1.000 1.331
6 1.000 1.519 1.000 1.000 1.519
7 1.000 1.535 1.000 1.000 1.535
8 0.854 1.146 1.000 0.854 0.979
9 1.000 1.193 1.000 1.000 1.193
10 1.000 1.432 1.000 1.000 1.432
11 1.000 1.380 1.000 1.000 1.380
mean 0.974 1.342 1.000 0.974 1.308
year = 13
firm effch techch pech sech tfpch
1 0.996 1.295 1.000 0.996 1.291
2 1.000 1.134 1.000 1.000 1.134
3 1.057 1.092 1.000 1.057 1.154
4 1.116 1.400 1.000 1.116 1.563
5 0.991 1.313 1.000 0.991 1.301
6 1.000 1.396 1.000 1.000 1.396
7 1.000 1.203 1.000 1.000 1.203
8 1.171 1.532 1.000 1.171 1.794
9 0.950 1.308 1.000 0.950 1.243
10 0.914 0.905 1.000 0.914 0.827
11 0.911 0.810 1.000 0.911 0.738
mean 1.007 1.198 1.000 1.007 1.206
year = 14
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.004 0.946 1.000 1.004 0.949
2 1.000 0.878 1.000 1.000 0.878
3 1.000 0.857 1.000 1.000 0.857
4 1.000 0.821 1.000 1.000 0.821
5 1.009 0.866 1.000 1.009 0.874
6 1.000 0.941 1.000 1.000 0.941
7 1.000 1.103 1.000 1.000 1.103
153
8 1.000 0.809 1.000 1.000 0.809
9 1.053 0.927 1.000 1.053 0.976
10 1.055 0.893 1.000 1.055 0.942
11 1.077 0.872 1.000 1.077 0.939
mean 1.018 0.898 1.000 1.018 0.914
year = 15
firm effch techch pech sech tfpch
1 0.733 0.375 1.000 0.733 0.275
2 0.831 0.434 1.000 0.831 0.361
3 1.000 0.441 1.000 1.000 0.441
4 1.000 0.318 1.000 1.000 0.318
5 1.000 0.296 1.000 1.000 0.296
6 1.000 0.292 1.000 1.000 0.292
7 1.000 0.292 1.000 1.000 0.292
8 1.000 0.394 1.000 1.000 0.394
9 0.915 0.290 0.918 0.997 0.265
10 1.022 0.361 1.000 1.022 0.369
11 1.018 0.552 1.000 1.018 0.562
mean 0.952 0.360 0.992 0.959 0.342
year = 16
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.364 1.043 1.000 1.364 1.423
2 1.203 1.006 1.000 1.203 1.211
3 1.000 0.631 1.000 1.000 0.631
4 1.000 0.807 1.000 1.000 0.807
5 1.000 0.930 1.000 1.000 0.930
6 1.000 0.884 1.000 1.000 0.884
7 0.971 0.743 1.000 0.971 0.721
8 1.000 0.675 1.000 1.000 0.675
9 1.093 1.261 1.089 1.003 1.378
10 1.016 1.353 1.000 1.016 1.375
11 1.000 1.623 1.000 1.000 1.623
mean 1.053 0.956 1.008 1.045 1.007
year = 17
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 4.709 1.000 1.000 4.709
2 0.947 2.753 1.000 0.947 2.607
3 1.000 2.257 1.000 1.000 2.257
4 1.000 3.477 1.000 1.000 3.477
5 1.000 4.498 1.000 1.000 4.498
6 1.000 2.759 1.000 1.000 2.759
7 1.030 1.738 1.000 1.030 1.791
8 0.814 2.564 0.983 0.828 2.086
154
9 0.948 3.239 0.967 0.981 3.072
10 1.000 2.680 1.000 1.000 2.680
11 1.000 1.530 1.000 1.000 1.530
mean 0.975 2.774 0.995 0.979 2.703
year = 18
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.713 1.000 1.000 0.713
2 1.056 1.005 1.000 1.056 1.061
3 1.000 1.007 1.000 1.000 1.007
4 1.000 0.765 1.000 1.000 0.765
5 0.915 0.825 0.915 1.000 0.755
6 1.000 0.971 1.000 1.000 0.971
7 1.000 1.004 1.000 1.000 1.004
8 1.229 1.478 1.017 1.208 1.817
9 1.055 1.642 1.034 1.020 1.731
10 1.000 1.678 1.000 1.000 1.678
11 1.000 1.666 1.000 1.000 1.666
mean 1.021 1.105 0.997 1.024 1.128
year = 19
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 1.555 1.000 1.000 1.555
2 1.000 1.185 1.000 1.000 1.185
3 1.000 1.003 1.000 1.000 1.003
4 1.000 0.974 1.000 1.000 0.974
5 0.828 1.008 1.055 0.785 0.835
6 0.864 0.808 0.960 0.900 0.698
7 1.000 0.714 1.000 1.000 0.714
8 0.870 0.832 1.000 0.870 0.723
9 1.000 0.656 1.000 1.000 0.656
10 1.000 0.544 1.000 1.000 0.544
11 0.973 0.563 1.000 0.973 0.548
mean 0.955 0.854 1.001 0.954 0.815
year = 20
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.297 1.000 1.000 0.297
2 1.000 0.363 1.000 1.000 0.363
3 1.000 0.420 1.000 1.000 0.420
4 1.000 0.391 1.000 1.000 0.391
5 1.320 0.409 1.035 1.275 0.540
6 0.932 0.529 0.968 0.963 0.493
7 0.858 0.671 0.923 0.930 0.576
8 1.150 0.676 1.000 1.150 0.778
9 1.000 0.864 1.000 1.000 0.864
155
10 1.000 1.359 1.000 1.000 1.359
11 1.028 1.386 1.000 1.028 1.425
mean 1.020 0.587 0.993 1.028 0.599
year = 21
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 2.690 1.000 1.000 2.690
2 1.000 3.002 1.000 1.000 3.002
3 1.000 3.250 1.000 1.000 3.250
4 1.000 3.557 1.000 1.000 3.557
5 1.000 3.399 1.000 1.000 3.399
6 1.212 2.229 1.061 1.142 2.702
7 1.165 1.602 1.084 1.075 1.867
8 1.000 1.103 1.000 1.000 1.103
9 1.000 1.157 1.000 1.000 1.157
10 1.000 0.807 1.000 1.000 0.807
11 1.000 0.919 1.000 1.000 0.919
mean 1.032 1.886 1.013 1.019 1.946
year = 22
firm effch techch pech sech tfpch
1 1.000 0.364 1.000 1.000 0.364
2 1.000 0.298 1.000 1.000 0.298
3 1.000 0.305 1.000 1.000 0.305
4 1.000 0.452 1.000 1.000 0.452
5 1.000 0.525 1.000 1.000 0.525
6 1.025 0.717 1.014 1.011 0.735
7 1.000 1.146 1.000 1.000 1.146
8 1.000 1.127 1.000 1.000 1.127
9 0.953 1.267 1.000 0.953 1.207
10 0.606 0.848 0.751 0.808 0.514
11 0.927 1.315 0.968 0.958 1.220
mean 0.947 0.660 0.973 0.974 0.625
Lampiran C1: Score DEA dan Achieved pada 11 BUS
BCA Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP
O-
APL O-PO
2010 Q2 44.5 77.8 100 100 42.7 44.5 44.5
2010 Q3 46.06 40.2 100 100 31.4 46.1 46.1
2010 Q4 40.96 87.4 100 100 28.5 41 41
2011 Q1 45.13 100 100 100 45.1 45.1 45.1
2011 Q2 40.82 55.5 100 100 39.3 40.8 40.8
2011 Q3 38.02 78 100 100 32.6 38 38
2011 Q4 38.3 100 100 100 31.4 38.3 38.3
2012 Q1 48.56 100 91.1 100 48.6 48.6 48.6
2012 Q2 38.52 100 100 100 38.5 38.5 38.5
2012 Q3 40.18 100 100 100 40.2 40.2 33.2
156
2012 Q4 36.27 100 100 98 36.3 36.3 33.8
2013 Q1 49.56 100 100 100 49.6 49.6 49.6
2013 Q2 42.67 100 100 100 42.7 42.7 42.7
2013 Q3 41.04 100 100 100 41 41 41
2013 Q4 36.47 100 100 100 36.5 36.5 36.5
2014 Q1 50.95 79.6 100 100 50.9 37.8 50.9
2014 Q2 42.82 90.9 100 100 42.8 17.3 42.8
2014 Q3 43.28 100 100 100 43.3 27.4 43.3
2014 Q4 41.63 100 100 100 41.6 41.6 41.6
2015 Q1 57.66 99 100 100 57.7 34.2 57.7
2015 Q2 52.73 60.7 100 100 52.7 20.9 52.7
2015 Q3 53.9 55.7 100 100 53.9 24.6 53.9
BJB Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q3 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q4 80.05 100 100 66 80.1 80.1 57.2
2011 Q1 80.6 100 100 100 80.6 46.3 38
2011 Q2 62.31 100 100 100 62.3 62.3 27.8
2011 Q3 51.27 100 100 100 51.3 51.3 33.6
2011 Q4 41.58 100 100 100 41.6 41.6 38.4
2012 Q1 56.59 100 100 100 56.6 56.6 45.9
2012 Q2 34.13 100 71.9 100 28.7 34.1 34.1
2012 Q3 45.12 100 100 100 45.1 45.1 39.2
2012 Q4 37.28 32.7 100 100 37.3 36.6 37.3
2013 Q1 47.93 23.4 100 100 47.9 47.9 47.9
2013 Q2 42.33 38.1 100 100 42.3 24.5 42.3
2013 Q3 41.45 39.9 100 100 41.4 17.1 41.4
2013 Q4 36.85 34.7 100 100 36.8 27.5 36.8
2014 Q1 50.44 22.3 100 100 50.4 43.3 50.4
2014 Q2 58.88 10.7 89.7 100 58.9 22.1 58.9
2014 Q3 62.67 17.9 100 100 62.7 11.3 62.7
2014 Q4 27.47 100 100 100 27.5 18 19.7
2015 Q1 50.55 30.2 100 100 50.5 29.4 50.5
2015 Q2 62.6 12.6 76.6 100 62.6 32.4 62.6
2015 Q3 61.49 13.7 94.4 100 61.5 35.6 61.5
Mega Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 29.77 100 100 100 29.8 19.1 29.8
2010 Q3 29.29 100 100 100 26.5 21.1 29.3
2010 Q4 36.14 100 100 90.1 23.8 36.1 36.1
2011 Q1 32.48 100 100 100 32.5 21.1 32.5
2011 Q2 27.26 100 100 100 27.3 27.3 27.3
2011 Q3 27.79 100 100 100 26.9 27.8 27.8
2011 Q4 32.82 100 100 86.6 28.5 32.8 32.8
2012 Q1 38.44 100 100 100 38.4 32.8 38.4
2012 Q2 33.32 100 100 100 33.3 33.3 32.6
2012 Q3 33.59 100 100 100 33.6 33.6 26.5
157
2012 Q4 35.53 100 100 87 35.5 35.5 34.3
2013 Q1 52.86 100 100 100 52.9 16.4 52.9
2013 Q2 45.21 100 100 100 45.2 16.7 45.2
2013 Q3 41.7 100 100 100 41.7 23.7 32.4
2013 Q4 39.23 100 100 85 38 39.2 39.2
2014 Q1 49.37 100 100 100 49.4 28 49.4
2014 Q2 40.3 100 100 100 40.3 40.3 40.3
2014 Q3 36.75 100 100 100 36.8 36.8 29.1
2014 Q4 33.18 56.7 100 100 22.4 13.4 33.2
2015 Q1 37 38.2 100 100 37 8.1 37
2015 Q2 29.3 36.6 100 100 29.3 8.9 29.3
2015 Q3 46.01 34 100 100 25.8 12.5 46
BNI Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP
O-
APL O-PO
2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q3 80.75 100 100 100 80.7 80.7 61.5
2010 Q4 70.3 100 100 100 70.3 70.3 70.3
2011 Q1 93.21 100 100 100 93.2 88.1 93.2
2011 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2011 Q3 75.56 100 100 100 75.6 69.6 52.6
2011 Q4 64.14 100 100 100 64.1 64.1 46.9
2012 Q1 80.82 100 100 100 80.8 80.8 69.4
2012 Q2 67.44 100 100 100 67.4 60.3 67.4
2012 Q3 69.21 100 100 100 69.2 19 41.3
2012 Q4 58.96 100 100 100 59 39 31.2
2013 Q1 78 100 100 100 78 47.5 59
2013 Q2 70.79 100 100 100 70.8 44.6 47.4
2013 Q3 71.69 100 100 100 71.7 11.7 27.5
2013 Q4 72.44 100 100 100 72.4 6.1 24.6
2014 Q1 73.65 100 100 100 73.7 5.2 61.6
2014 Q2 43.64 100 100 100 43.6 9 43.6
2014 Q3 40.28 100 100 100 40.3 7.2 31
2014 Q4 75.54 100 100 97.6 75.5 28.4 24.1
2015 Q1 67.73 100 100 100 67.7 7 54.4
2015 Q2 43.65 100 100 100 43.6 2.8 43.6
2015 Q3 39.2 100 100 100 39.2 3.6 28.5
BRI Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 74.17 100 100 100 74.2 7.8 54.1
2010 Q3 35.56 100 100 100 35.6 17.5 35.6
2010 Q4 33.02 100 100 100 33 21.3 33
2011 Q1 44.03 100 100 100 44 13.9 44
2011 Q2 35.16 100 100 100 35.2 18.5 35.2
2011 Q3 33.98 100 100 100 34 15.6 34
2011 Q4 33.8 100 100 100 33.8 20.9 33.8
2012 Q1 50.23 96.7 100 100 50.2 9.2 50.2
2012 Q2 43.66 100 100 100 43.7 17.6 43.7
158
2012 Q3 39.3 100 100 100 39.3 20.3 39.3
2012 Q4 38.45 100 100 100 38.4 30.1 38.4
2013 Q1 48.99 100 100 100 49 30.4 49
2013 Q2 44.82 100 100 100 44.8 28.4 44.8
2013 Q3 40.73 100 100 100 40.7 29 40.7
2013 Q4 38.84 100 100 100 38.8 34.7 38.8
2014 Q1 49.69 100 100 100 49.7 28.2 49.7
2014 Q2 42.8 100 100 100 42.8 6.3 42.8
2014 Q3 38.86 100 100 100 38.9 9.1 38.9
2014 Q4 39.81 100 100 100 39.8 39.8 39.8
2015 Q1 49.87 100 100 100 49.9 39.9 49.9
2015 Q2 42.84 100 100 100 42.8 18.3 42.8
2015 Q3 38.41 100 100 100 38.4 26.7 38.4
BSM Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 85.96 100 100 100 86 37.7 86
2010 Q3 80.19 100 100 100 80.2 32.6 80.2
2010 Q4 65.34 100 100 100 65.3 36.6 65.3
2011 Q1 87.49 100 100 100 87.5 27 66.5
2011 Q2 81.84 100 100 100 81.8 27 77.2
2011 Q3 76.9 100 100 100 76.9 28.9 76.9
2011 Q4 66.71 100 100 100 66.7 31.4 66.7
2012 Q1 94.22 100 100 100 94.2 29.2 66.3
2012 Q2 87.6 100 100 100 87.6 23.1 84.8
2012 Q3 78.88 100 100 100 78.9 17.1 78.9
2012 Q4 72.92 100 100 100 72.9 16.5 72.9
2013 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2013 Q2 85.75 100 100 100 85.8 16.2 74.5
2013 Q3 75.29 100 100 100 75.3 19.1 75.3
2013 Q4 69.55 100 100 100 69.6 21.7 69.6
2014 Q1 93.38 100 100 100 93.4 23.7 69.2
2014 Q2 41.21 98.9 100 100 41.2 15.4 41.2
2014 Q3 35.24 100 100 100 35.2 29.6 35.2
2014 Q4 64.24 100 100 100 64.2 37.6 64.2
2015 Q1 74.32 100 100 100 74.3 29.3 61.2
2015 Q2 40.62 100 100 100 40.6 18.1 40.6
2015 Q3 41.4 80 100 100 41.4 18.7 41.4
Bukopin Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 47.21 50.5 100 100 47.2 21.5 47.2
2010 Q3 42.2 56.9 100 100 42.2 24.4 42.1
2010 Q4 39.7 50.4 100 100 39.7 26 39.7
2011 Q1 53.3 32.4 100 100 53.3 27.2 53.3
2011 Q2 45.51 45.7 100 100 45.5 20.6 45.5
2011 Q3 39.25 34 100 100 39.3 34.7 39.3
2011 Q4 39.25 38.5 100 100 39.3 31 39.3
2012 Q1 52.18 33.3 100 100 52.2 21.7 52.2
2012 Q2 48.09 45.5 100 100 48.1 26.4 48.1
159
2012 Q3 46.94 54.2 100 100 46.9 25 46.9
2012 Q4 43.56 49.1 100 100 43.6 32.9 43.6
2013 Q1 53.74 38.2 100 100 53.7 33.4 53.7
2013 Q2 50.05 51.5 100 100 50 27.8 50
2013 Q3 47.46 49.9 100 100 47.5 24.3 47.5
2013 Q4 46.43 41.2 100 100 46.4 28.2 46.4
2014 Q1 66.42 37.5 100 100 66.4 23.3 66.4
2014 Q2 52.99 45.9 100 100 53 16.3 53
2014 Q3 49.99 47.5 100 100 50 16.2 50
2014 Q4 48.98 33.7 100 100 49 49 49
2015 Q1 69.91 46.1 100 100 69.9 20.1 69.9
2015 Q2 51.48 46.3 100 100 51.5 37.3 51.5
2015 Q3 52.13 45.4 100 100 52.1 52.1 52.1
Maybank Syariah
Score
DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q3 100 100 100 100 100 100 100
2010 Q4 85.8 100 100 89.3 59.2 85.8 85.8
2011 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2011 Q2 80.74 80.5 100 100 67.8 80.7 80.7
2011 Q3 80.29 58.8 100 100 64.2 80.3 80.3
2011 Q4 69.47 98.5 100 100 69.3 69.5 69.5
2012 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2012 Q2 97.07 100 100 100 97.1 97.1 97.1
2012 Q3 92.77 100 100 100 92.8 92.8 87.9
2012 Q4 69.48 100 100 100 69.5 69.5 51.7
2013 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2013 Q2 76.33 100 100 100 76.3 76.3 76.3
2013 Q3 91.66 100 100 100 91.7 91.7 73.2
2013 Q4 66.15 100 100 100 66.1 66.1 66.1
2014 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2014 Q2 78.31 100 100 100 78.3 78.3 78.3
2014 Q3 78.9 100 100 94.7 78.9 78.9 74.8
2014 Q4 74.69 100 100 100 74.7 74.7 71.9
2015 Q1 100 100 100 100 100 100 100
2015 Q2 96.38 100 100 100 96.4 96.4 96.4
2015 Q3 100 100 100 100 100 100 100
Muamalat Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 55.15 66 100 100 55.2 14.2 55.2
2010 Q3 51.84 65.4 100 100 51.8 31.6 51.8
2010 Q4 48.69 47.2 100 100 48.7 48.7 48.7
2011 Q1 40.09 56.1 100 100 40.1 15.9 40.1
2011 Q2 43.4 43.7 100 100 43.4 19.8 43.4
2011 Q3 48.06 78.6 100 100 48.1 22.9 48.1
2011 Q4 44.21 70.5 100 100 44.2 44.2 44.2
2012 Q1 51.28 60.7 100 100 51.3 38 51.3
160
2012 Q2 48.32 81.6 100 100 48.3 27.2 48.3
2012 Q3 44.97 84.8 100 100 45 25.5 45
2012 Q4 43.71 75.3 100 100 43.7 43.6 43.7
2013 Q1 52.93 74.1 100 100 52.9 37.3 52.9
2013 Q2 48.56 100 100 100 48.6 22 48.6
2013 Q3 45.11 98.3 100 100 45.1 22 45.1
2013 Q4 45.46 49.5 100 100 45.5 36.3 45.5
2014 Q1 61.32 39.7 100 100 61.3 40.4 61.3
2014 Q2 53.45 36.8 100 100 53.5 34.2 53.5
2014 Q3 54.23 28 96.5 100 54.2 44.7 54.2
2014 Q4 44.5 19.7 100 100 44.5 44.5 44.5
2015 Q1 52.35 17.7 100 100 52.4 38.7 52.4
2015 Q2 49.18 22.7 100 100 49.2 21.9 49.2
2015 Q3 47.58 18.6 100 100 47.6 27.2 47.6
Panin Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP
O-
APL O-PO
2010 Q2 53.28 13.3 100 100 29 53.3 27.6
2010 Q3 30.44 23.9 100 100 26.2 30.4 30.4
2010 Q4 29.51 15.4 100 100 29.5 29.5 29.5
2011 Q1 41.76 20.8 100 100 41.8 41.8 41.8
2011 Q2 47.66 30 100 100 47.7 47.7 47.7
2011 Q3 50.68 39.8 100 100 50.7 50.7 50.7
2011 Q4 47.45 48.7 100 100 47.5 47.5 47.5
2012 Q1 69.59 26.6 100 100 69.6 58 69.6
2012 Q2 60.82 38.5 100 100 60.8 45.6 60.8
2012 Q3 66.77 54.3 100 100 66.8 37.3 66.8
2012 Q4 58.46 59.3 100 100 58.5 58.5 58.5
2013 Q1 74.88 43.7 100 100 74.9 44.4 74.9
2013 Q2 63.99 83 100 100 64 27.4 64
2013 Q3 60.48 81.5 100 100 60.5 38.1 60.5
2013 Q4 56.15 92.5 100 100 56.2 56.2 56.2
2014 Q1 71.39 74.2 100 100 71.4 71.4 71.4
2014 Q2 77.15 100 100 100 77.2 66.9 77.2
2014 Q3 69.38 84.2 100 100 69.1 69.4 69.4
2014 Q4 67.11 88.2 100 100 55.9 67.1 67.1
2015 Q1 70.78 90.5 99.9 100 61.8 70.8 70.8
2015 Q2 79.1 71.3 75.1 100 79.1 46.5 79.1
2015 Q3 72.95 43.9 75.4 100 72.9 51.6 72.9
Victoria Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO
2010 Q2 74.89 21.6 100 100 17.8 74.9 50.8
2010 Q3 63.1 36.4 100 100 8.7 63.1 58.5
2010 Q4 64.47 52.2 100 100 5.8 64.5 64.5
2011 Q1 79.97 21.2 100 100 18.8 80 72.9
2011 Q2 62.88 27.6 100 100 13.1 62.9 62.9
2011 Q3 56.32 23.4 100 100 19.7 56.3 56.3
2011 Q4 59.12 35.3 100 100 25 59.1 59.1
161
2012 Q1 42.08 54.2 100 100 42.1 42.1 42.1
2012 Q2 38.72 60.3 100 100 38.7 38.7 38.7
2012 Q3 36.78 41.7 100 100 34.6 36.8 36.8
2012 Q4 33.52 72.7 100 100 25.5 33.5 33.5
2013 Q1 42.56 69.1 100 100 42.6 42.6 42.6
2013 Q2 39.01 82.1 100 100 39 39 39
2013 Q3 35.55 88.6 100 100 35.6 35.6 35.6
2013 Q4 31.27 100 100 100 31.3 31.3 31.3
2014 Q1 47.96 70.6 100 100 48 39.7 48
2014 Q2 44.45 88.2 100 100 44.5 28 44.5
2014 Q3 40.93 85 100 100 40.9 23.7 40.9
2014 Q4 100 100 100 100 100 100 100
2015 Q1 56.5 70.4 100 100 56.5 41.3 56.5
2015 Q2 100 100 100 100 100 100 100
2015 Q3 48.26 78.9 100 100 48.3 40.8 48.3
Lampiran C1: Hasil Tobit Industri Perbankan Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 19:53
Sample: 6/01/2010 9/01/2070
Included observations: 242
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 45.62422 2.628483 17.35762 0.0000
TA 2.54E-07 1.25E-07 2.023797 0.0430
BO -7.18E-06 2.98E-06 -2.412059 0.0159
CAR 0.263965 0.039725 6.644797 0.0000
ROE 0.344529 0.086619 3.977521 0.0001
NOM -0.344838 0.321333 -1.073148 0.2832 Error Distribution SCALE:C(7) 17.60619 0.815613 21.58644 0.0000 Mean dependent var 56.69033 S.D. dependent var 19.76016
S.E. of regression 17.64222 Akaike info criterion 8.607489
Sum squared resid 73143.24 Schwarz criterion 8.708409
Log likelihood -1034.506 Hannan-Quinn criter. 8.648143
Avg. log likelihood -4.274819 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 242 Total obs 242
Lampiran C2: Hasil Tobit Bank BCA Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 19:59
162
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 5 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 27.22470 5.509901 4.941052 0.0000
TA 1.10E-05 1.60E-06 6.876442 0.0000
BO -0.000181 3.38E-05 -5.357929 0.0000
CAR 0.129323 0.052082 2.483062 0.0130
ROE -0.381661 1.008699 -0.378370 0.7052
NOM 0.127540 0.252192 0.505728 0.6130 Error Distribution SCALE:C(7) 2.959385 0.446137 6.633353 0.0000 Mean dependent var 44.09227 S.D. dependent var 5.908632
S.E. of regression 3.583994 Akaike info criterion 5.644204
Sum squared resid 192.6752 Schwarz criterion 5.991354
Log likelihood -55.08624 Hannan-Quinn criter. 5.725982
Avg. log likelihood -2.503920 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C3: Hasil Tobit Bank BJB Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:01
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 53.70814 49.35579 1.088183 0.2765
TA -1.62E-06 5.96E-06 -0.271232 0.7862
BO -1.78E-05 5.06E-05 -0.352471 0.7245
CAR 1.320032 0.898858 1.468566 0.1420
ROE -0.309373 1.113438 -0.277854 0.7811
NOM -3.201591 1.742656 -1.837191 0.0662 Error Distribution SCALE:C(7) 14.81823 2.930881 5.055897 0.0000 Mean dependent var 55.98136 S.D. dependent var 19.64521
S.E. of regression 15.43586 Akaike info criterion 8.605689
Sum squared resid 3573.987 Schwarz criterion 8.952839
Log likelihood -87.66258 Hannan-Quinn criter. 8.687467
163
Avg. log likelihood -3.984663 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C4: Hasil Tobit Bank Mega Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:04
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 19.09206 21.46872 0.889297 0.3738
TA 2.69E-06 8.54E-07 3.149965 0.0016
BO -8.76E-06 6.58E-06 -1.331797 0.1829
CAR 0.370596 1.127234 0.328766 0.7423
ROE 0.017858 0.101089 0.176658 0.8598
NOM -0.184339 0.354389 -0.520160 0.6030 Error Distribution SCALE:C(7) 5.622664 1.106063 5.083495 0.0000 Mean dependent var 36.69727 S.D. dependent var 6.977783
S.E. of regression 5.824797 Akaike info criterion 6.659573
Sum squared resid 508.9238 Schwarz criterion 7.006723
Log likelihood -66.25531 Hannan-Quinn criter. 6.741351
Avg. log likelihood -3.011605 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C5: Hasil Tobit BNI Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:07
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 25.00691 35.38337 0.706742 0.4797
TA 1.27E-06 1.37E-06 0.926070 0.3544
BO -3.35E-05 1.34E-05 -2.503175 0.0123
CAR 1.244086 1.018258 1.221778 0.2218
ROE 0.322801 0.202110 1.597156 0.1102
164
NOM 2.439872 0.949359 2.570019 0.0102 Error Distribution SCALE:C(7) 10.27666 2.017014 5.094986 0.0000 Mean dependent var 69.86364 S.D. dependent var 17.05596
S.E. of regression 10.62209 Akaike info criterion 7.862416
Sum squared resid 1692.433 Schwarz criterion 8.209566
Log likelihood -79.48658 Hannan-Quinn criter. 7.944194
Avg. log likelihood -3.613026 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C6: Hasil Tobit BRI Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:09
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 7.712556 22.29975 0.345858 0.7294
TA 1.33E-06 6.99E-07 1.899989 0.0574
BO -1.95E-05 7.68E-06 -2.538741 0.0111
CAR 1.462371 0.738266 1.980819 0.0476
ROE 0.364098 0.386118 0.942973 0.3457
NOM 0.187008 1.051166 0.177905 0.8588 Error Distribution SCALE:C(7) 7.630594 1.497463 5.095683 0.0000 Mean dependent var 42.59182 S.D. dependent var 8.838602
S.E. of regression 7.886003 Akaike info criterion 7.266798
Sum squared resid 932.8357 Schwarz criterion 7.613947
Log likelihood -72.93477 Hannan-Quinn criter. 7.348576
Avg. log likelihood -3.315217 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C7: Hasil Tobit Bank Syariah Mandiri Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:13
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
165
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 40.58052 20.17998 2.010929 0.0443
TA 3.56E-07 2.72E-07 1.308383 0.1907
BO -6.08E-06 2.22E-06 -2.736228 0.0062
CAR -0.360055 1.651998 -0.217951 0.8275
ROE 0.309381 0.163906 1.887549 0.0591
NOM 2.478879 1.341805 1.847421 0.0647 Error Distribution SCALE:C(7) 8.343377 1.636352 5.098766 0.0000 Mean dependent var 72.68409 S.D. dependent var 18.52029
S.E. of regression 8.617285 Akaike info criterion 7.444522
Sum squared resid 1113.864 Schwarz criterion 7.791672
Log likelihood -74.88974 Hannan-Quinn criter. 7.526300
Avg. log likelihood -3.404079 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C8: Hasil Tobit Bank Bukopin Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:23
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 50.60185 6.651176 7.607954 0.0000
TA 5.39E-06 9.49E-07 5.676152 0.0000
BO -0.000173 2.43E-05 -7.093122 0.0000
CAR -0.410690 0.328547 -1.250018 0.2113
ROE -0.357792 0.392635 -0.911259 0.3622
NOM -0.450684 0.853778 -0.527870 0.5976 Error Distribution SCALE:C(7) 2.783122 0.419574 6.633204 0.0000 Mean dependent var 49.39864 S.D. dependent var 7.572160
S.E. of regression 3.370528 Akaike info criterion 5.521387
Sum squared resid 170.4069 Schwarz criterion 5.868537
Log likelihood -53.73526 Hannan-Quinn criter. 5.603165
Avg. log likelihood -2.442512 Left censored obs 0 Right censored obs 0
166
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C9: Hasil Tobit Maybank Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:25
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 5 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 133.5585 45.75207 2.919180 0.0035
TA -2.15E-05 1.48E-05 -1.453919 0.1460
BO -7.97E-05 4.06E-05 -1.961332 0.0498
CAR -0.141212 0.214649 -0.657872 0.5106
ROE 0.450499 0.653739 0.689111 0.4908
NOM 1.181601 1.164760 1.014459 0.3104 Error Distribution SCALE:C(7) 9.452025 1.424926 6.633343 0.0000 Mean dependent var 88.98864 S.D. dependent var 12.29500
S.E. of regression 11.44697 Akaike info criterion 7.966699
Sum squared resid 1965.498 Schwarz criterion 8.313849
Log likelihood -80.63369 Hannan-Quinn criter. 8.048477
Avg. log likelihood -3.665168 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C10: Hasil Tobit Bank Muamalat Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:30
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 1 iteration
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 49.92165 9.171482 5.443139 0.0000
TA 7.55E-08 1.04E-07 0.723186 0.4696
BO -5.89E-06 2.84E-06 -2.074248 0.0381
CAR 0.430363 0.598406 0.719182 0.4720
ROE -0.096753 0.111812 -0.865319 0.3869
NOM -0.696509 0.807811 -0.862218 0.3886 Error Distribution
167
SCALE:C(7) 4.799870 0.941404 5.098629 0.0000 Mean dependent var 48.83591 S.D. dependent var 4.906821
S.E. of regression 4.957665 Akaike info criterion 6.338803
Sum squared resid 368.6766 Schwarz criterion 6.685953
Log likelihood -62.72683 Hannan-Quinn criter. 6.420581
Avg. log likelihood -2.851220 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C11: Hasil Tobit Bank Panin Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:34
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C 37.83638 12.93059 2.926113 0.0034
TA 5.49E-06 1.95E-06 2.820847 0.0048
BO -2.63E-05 5.52E-05 -0.476778 0.6335
CAR -0.055992 0.095056 -0.589041 0.5558
ROE 0.567470 0.995164 0.570228 0.5685
NOM 1.348585 1.497701 0.900437 0.3679 Error Distribution SCALE:C(7) 8.880080 1.338696 6.633383 0.0000 Mean dependent var 59.99000 S.D. dependent var 14.11226
S.E. of regression 10.75431 Akaike info criterion 7.841862
Sum squared resid 1734.829 Schwarz criterion 8.189012
Log likelihood -79.26048 Hannan-Quinn criter. 7.923640
Avg. log likelihood -3.602749 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran C12: Hasil Tobit Bank Victoria Syariah Dependent Variable: EFS
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing)
Date: 06/03/16 Time: 20:36
Sample: 6/01/2010 9/01/2015
Included observations: 22
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 5 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives
168
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C -3.462277 20.04951 -0.172686 0.8629
TA 3.81E-05 1.66E-05 2.302848 0.0213
BO -0.000227 0.000275 -0.826241 0.4087
CAR 0.379160 0.098403 3.853150 0.0001
ROE 1.294260 0.610072 2.121486 0.0339
NOM -1.045666 1.757876 -0.594846 0.5519 Error Distribution SCALE:C(7) 14.54198 2.192278 6.633276 0.0000 Mean dependent var 54.47000 S.D. dependent var 19.85988
S.E. of regression 17.61089 Akaike info criterion 8.828321
Sum squared resid 4652.150 Schwarz criterion 9.175470
Log likelihood -90.11153 Hannan-Quinn criter. 8.910099
Avg. log likelihood -4.095978 Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 22 Total obs 22
Lampiran D1: Perbandingan Score Produktivitas, Efisiensi dan Perubahan
Teknologi pada 11 BUS
169
170
171
172
173
Lampiran E: Data Variabel 11 BUS
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-CAS-10 8091 499401 6168 327418 412181 27198 811673 10710 83.87 1.85 8.97
III-CAS-10 8077 490200 12357 320101 443874 59061 806871 20648 91.23 1.88 9.35
VI-CAS-10 8250 556776 20076 432774 396003 91664 874631 31973 76.39 1.25 9.48
I-CAS-11 8026 646179 7260 496221 420815 34183 967260 11312 64.29 1.88 11.81
II-CAS-11 8719 632931 14912 491541 433103 69985 984923 23285 61.72 2.43 11.4
III-CAS-11 8518 720357 23540 575583 414914 106482 1052049 36217 51.78 2.48 11.48
VI-CAS-11 8439 864135 32755 681194 466661 144381 1217097 50192 45.94 2.29 11.27
I-CAS-12 5838 938446 8986 695646 516160 41010 1274127 14673 44.5 1.11 9.45
II-CAS-12 5985 925413 19270 716286 465752 85394 1248806 30204 41.33 2.65 9.91
III-CAS-12 5816 951829 28922 872459 331674 126835 1271361 45647 34.05 2.33 9.82
VI-CAS-12 6767 1261824 39039 1003430 514968 171381 1602181 61544 31.47 2.82 0.89
I-CAS-13 6527 1200456 11031 1032076 426760 47191 1537404 16257 30.7 2.53 0.97
II-CAS-13 7371 1283684 21990 1089952 435784 95841 1616085 31727 27.93 3.74 1
III-CAS-13 7111 1418684 31541 1234515 394156 144453 1751966 46465 24.75 3.95 1.03
VI-CAS-13 18569 1703049 40683 1421446 509763 200956 2041419 63713 22.35 4.29 1.04
I-CAS-14 18605 1680808 9995 1481442 415319 57959 2026365 15609 21.68 4.27 0.9
II-CAS-14 18253 1861348 23118 1513650 204589 134561 2224415 40445 21.83 3.49 0.7
III-CAS-14 18157 1886345 36175 1729445 315686 216533 2532146 65587 35.18 2.17 0.68
VI-CAS-14 19995 2338709 51596 2107868 744517 280983 2994449 82067 29.57 2.9 0.78
I-CAS-15 20006 2379674 14477 2350205 506721 99537 3042395 24850 25.53 2.58 0.73
II-CAS-15 23888 2713701 30531 2458465 229734 243650 3390818 79473 23.56 4.69 0.84
III-CAS-15 23889 2605729 46596 2636231 234170 387365 3690180 133296 36.6 3.19 0.87
174
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-JBS-10 171 829498 7786 1014335 394469 22448 1408687 17103 50.35 3.22 2.41
III-JBS-10 355 1063613 21077 1401926 226830 77053 1644620 39536 36.09 1.2 9.31
VI-JBS-10 1745 1321758 34987 1602553 400078 129006 1930469 66193 31.43 1.62 8.29
I-JBS-11 2814 1149232 18075 1588160 211865 58464 1815879 30194 32.37 3.89 9.68
II-JBS-11 3646 1394144 32703 1557240 412045 116102 1998095 57838 33.22 2.94 8.42
III-JBS-11 5649 1702659 44022 1639937 628188 182607 2332027 85132 31.77 2.97 7.98
VI-JBS-11 8927 2218533 64417 1764457 1063126 265039 2849451 120453 30.29 3.65 7.84
I-JBS-12 7584 1980995 21313 1799871 974367 78923 2680699 36681 29.67 2.4 9.2
II-JBS-12 10103 2253249 42843 978463 978463 163328 2921803 75542 23.99 0.43 7.34
III-JBS-12 16153 2365563 60033 2445549 936861 251192 3203838 110283 25.44 2.66 7.22
VI-JBS-12 141149 3362073 74899 2955456 1116195 370922 4239449 144581 21.09 3.26 7.41
I-JBS-13 149829 3580309 23585 3065461 1234907 124125 4503970 43517 20.54 10.03 7.13
II-JBS-13 151494 3500331 52352 3384918 967009 247197 4552049 96325 18.94 4.89 6.3
III-JBS-13 156582 3572770 76727 3721087 679717 380037 4591914 147178 17.94 4.72 6.49
VI-JBS-13 160886 3702683 108721 3589363 885371 528197 4695088 208313 17.99 4.65 6.65
I-JBS-14 164176 4178133 25162 3644709 1175553 145815 5099572 56106 16.95 13.84 5.63
II-JBS-14 164870 4032598 51830 3784810 291463 471078 5050108 137781 16.8 2 1.12
III-JBS-14 160792 4055172 80663 5114472 223499 753205 5168162 249305 15.51 3.75 2.68
VI-JBS-14 153474 4622231 124269 4398633 1426013 184458 6090945 64347 15.78 3.73 8.34
I-JBS-15 158884 5243446 32442 4639515 1041294 184458 5995761 64347 13.85 0.48 6.25
II-JBS-15 151483 5154079 63899 4499849 450859 619499 6267060 186395 12.2 0.46 1.39
III-JBS-15 149889 4722782 101270 5424805 498423 971702 6105606 368943 22.44 6.15 3.31
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-MES-10 63193 3816896 131770 3329892 540593 475604 4474923 255902 12.11 61.27 15.13
III-MES-10 67569 3766162 211951 3339324 538461 726828 4455914 407844 12.36 37.28 15.45
VI-MES-10 68718 4040981 293340 3147974 1017379 971497 4637730 566115 13.14 26.81 15.49
I-MES-11 67163 3821143 67177 3018743 880694 235695 4295103 131967 15.07 16.43 16.13
II-MES-11 65525 3848390 140502 3125070 979770 467375 4487694 256387 14.75 18.56 16.14
III-MES-11 63080 4180325 220650 3465207 925211 707686 4787659 399626 13.77 16.74 15.76
VI-MES-11 61938 4928442 310735 4080207 1032313 982607 5565724 571657 12.03 16.89 15.33
I-MES-12 60015 5124808 78371 4345007 1070139 296363 5874897 145554 12.9 47.56 14.37
II-MES-12 57049 5019289 162916 4561423 929672 608878 5987762 296130 13.08 56.14 14.7
III-MES-12 54282 6531083 244594 5590910 1121849 937309 7305239 444662 11.16 58.76 14.65
VI-MES-12 51403 7090422 324834 6204298 1308167 1302340 8164921 626939 13.51 57.98 13.94
I-MES-13 49499 7251018 74824 7114080 553692 384436 8356960 167174 13.49 52.06 11.66
II-MES-13 49363 7046031 163514 7319802 496343 794822 8610773 346653 13.01 35.62 11.5
III-MES-13 48643 7107187 254894 7250607 580467 1227678 8653141 530513 12.7 29.47 11.21
VI-MES-13 51082 7730738 362352 7134203 1142262 1673842 9121575 740155 12.99 26.23 10.66
I-MES-14 49219 7073389 83363 6732840 926888 377884 8475470 186378 15.28 11.99 8.39
II-MES-14 47307 6898350 167805 6466853 1187708 733397 8451443 474784 15.93 9.98 0.63
III-MES-14 46988 6755362 256976 6067309 1165607 1053456 8097090 718689 16.34 2.21 0.27
VI-MES-14 288933 5821319 343992 5396454 847840 1380366 7042489 731609 18.82 2.5 8.33
I-MES-15 286973 5075152 80591 4780179 575276 274202 6136584 214165 15.62 9.96 1.45
II-MES-15 285795 4429784 155491 4166660 478631 526261 5382671 405422 16.54 5.77 1.39
III-MES-15 280252 4008682 218549 3922882 469599 1257023 5050808 752332 17.81 2.59 1.05
175
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-NIS-10 22620 4253227 4429 6196158 1881753 42294 5306564 7188 28.8 63.72 6.11
III-NIS-10 21223 4902567 38107 6434907 2363867 223241 6088008 72847 29.1 1.91 4.47
VI-NIS-10 23647 5131610 77280 7034666 2304841 447913 6394924 169559 27.68 3.65 5.07
I-NIS-11 24153 5041153 29046 7616859 1941297 225773 6327668 64478 25.91 16.2 7.87
II-NIS-11 23859 5319279 81229 11140987 1963357 436744 6621017 163568 22.24 10.49 7.96
III-NIS-11 33967 5965281 132654 10104942 1569155 713868 7358898 278318 20.86 11.65 7.89
VI-NIS-11 47720 6756261 183764 10247184 2377161 1009550 8466887 393655 20.67 6.63 8.07
I-NIS-12 48956 6921122 60586 10438059 2855260 257455 9223555 116141 19.07 4.23 7.92
II-NIS-12 49747 7247944 132449 11140987 1963357 565328 8864762 256879 17.56 4.2 9.97
III-NIS-12 52657 7721027 190724 12518204 599478 849420 9374602 400633 22.08 8.64 9.97
VI-NIS-12 97474 8980035 317073 14394402 1799158 1259539 10645313 673953 19.07 10.18 11.03
I-NIS-13 96453 10683235 95371 16101217 2846491 377954 12528777 184528 18.68 13.98 10.28
II-NIS-13 94355 10386112 220666 18139755 2424877 710232 13001272 406644 18.9 10.87 9.07
III-NIS-13 101717 10960565 340320 20199904 606489 1132896 14057760 632120 16.63 11.54 9.22
VI-NIS-13 102349 11422190 461512 21716247 279577 1612222 14708504 884109 16.23 11.73 9.51
I-NIS-14 98952 12613835 115932 17743189 336011 454463 15611446 262865 15.67 10.51 0.71
II-NIS-14 99899 13509005 258527 13315668 561861 941145 17350767 539263 14.53 10.05 0.39
III-NIS-14 96361 14932565 397504 14043140 412605 1478383 18483498 837334 19.35 9.99 0.3
VI-NIS-14 100498 16246405 644458 29564683 1377996 2176438 19492112 1127685 18.42 13.98 9.04
I-NIS-15 103997 17422874 201839 23204822 532415 629957 20505103 359580 15.4 9.29 0.52
II-NIS-15 99009 17321427 337158 16696968 193644 1251739 20854054 710885 15.11 10.1 0.61
III-NIS-15 105399 18930220 519228 16926976 233723 1906574 22754200 1110751 15.38 10.48 0.43
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-RIS-10 78158 3674356 78678 7824735 285041 307061 4847159 165407 25.95 5.49 8.87
III-RIS-10 86307 4861164 136042 4941792 700178 498096 6073535 286213 22.07 1.8 8.23
VI-RIS-10 92313 5762952 189999 5496610 893753 734300 6856386 455838 20.62 1.28 7.5
I-RIS-11 98985 5960427 61620 5726933 928969 236340 7236713 136383 21.72 1.23 8.2
II-RIS-11 109749 6577958 143301 6062377 977199 490779 7706185 289164 19.99 1.52 7.78
III-RIS-11 116164 8370114 238325 7919874 881016 777453 9531794 461616 18.33 3.18 7.59
VI-RIS-11 125327 9906412 302475 9121716 1261984 1141770 11200823 657098 14.74 1.19 6.99
I-RIS-12 129234 8899482 76054 9022432 808271 355580 10522693 157421 14.34 1.41 7.7
II-RIS-12 121581 9410923 168146 9640823 1117529 713740 11481043 338523 13.59 9.98 7.68
III-RIS-12 125335 10153407 254463 10133548 1278459 1086594 12199092 518866 12.92 11.4 8.36
VI-RIS-12 123065 11948889 323383 11360472 1904130 1507472 14088914 742068 11.35 10.41 7.15
I-RIS-13 123823 13064181 100616 11955520 2305687 415065 15103717 190000 11.81 18.63 6.61
II-RIS-13 132345 13832170 208351 13269805 2185763 867116 16416445 416476 15 14.81 6.57
III-RIS-13 126752 13924879 328920 13687683 2036889 1356967 16772958 664487 14.66 13.16 7.48
VI-RIS-13 163163 14349712 400267 14152759 2826681 1875620 17400914 926210 14.49 10.2 6.27
I-RIS-14 149238 13990979 135081 13902238 2450619 521062 17579299 266656 14.15 4.07 6.09
II-RIS-14 150969 15116605 252989 14291859 536291 1038479 18316859 543930 13.99 0.29 0.55
III-RIS-14 146724 15494505 384143 14706354 720071 1591373 18554452 840708 13.86 0.36 0.45
VI-RIS-14 132674 16711516 447030 15675458 4218275 2140056 20343249 1069775 12.89 0.44 6.04
I-RIS-15 142518 17562001 121797 15449129 3698201 628809 20568270 294075 13.21 6.07 7
II-RIS-15 127261 17310457 310295 16057277 1453465 1269242 21627334 703850 11.03 7.16 1.67
III-RIS-15 133954 18863643 436466 16456086 2134085 1901266 22814816 1045858 13.82 6.72 1.51
176
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-SM-10 258582 23091575 211495 39437595 5581432 1511713 26384992 463517 12.43 60.04 6.23
III-SM-10 280272 24564246 335379 42565700 5066529 2379624 28053984 751649 11.47 64.83 6.39
VI-SM-10 365261 28680965 622679 47573841 6896142 3446382 32481873 1273111 10.6 63.58 6.57
I-SM-11 390800 31877266 204380 53119209 7172701 1059482 36269321 383051 11.88 74.43 5.96
II-SM-11 382128 33549058 422335 59622637 5802508 2194157 38251696 814776 11.26 68.22 5.89
III-SM-11 381307 37823467 667043 68292245 6281680 3434402 43511837 1310581 11.1 67.03 6.9
VI-SM-11 511063 42133653 964882 72909291 8363600 5056218 48671950 1956976 14.7 64.84 7.48
I-SM-12 449309 42371223 271925 74281383 8036959 1403164 49616835 543550 13.91 66.56 6.88
II-SM-12 485194 42727170 489702 79280107 6335874 2853012 49703905 1082546 13.66 68.52 6.8
III-SM-12 640257 43918084 706720 83087602 5616522 4343940 51203659 1719036 13.15 68.43 7
VI-SM-12 743598 46687969 973160 88861253 6045580 6055278 54229396 2388613 13.82 68.09 7.25
I-SM-13 731400 47619185 270407 91981023 5815861 1562465 55479062 614746 15.23 70.11 7.09
II-SM-13 732470 50529792 589551 96177294 6230998 3289678 58483564 1307702 14.16 50.3 7.31
III-SM-13 738857 53649161 928550 98726397 7350505 4981557 61810295 2051648 14.33 43.49 7.23
VI-SM-13 787871 55767955 1192403 100294457 8631842 6776206 63965361 2756642 14.1 44.58 7.25
I-SM-14 779423 54510183 343346 99071016 8543637 1694558 63009396 709283 14.83 53.86 6.39
II-SM-14 793307 54652683 820690 49476124 8325858 4043119 62786572 2568754 14.86 6.26 0.7
III-SM-14 774422 57071718 1241071 49189024 11488614 4940114 65368281 2661131 15.53 7.63 0.84
VI-SM-14 623573 59820572 1359776 97196386 12758399 6851461 66942422 2945548 14.76 4.82 6.19
I-SM-15 676080 59198066 379704 82813730 12859981 1809274 67151521 740366 12.63 25.61 6.31
II-SM-15 546191 59164461 966425 50243857 5682838 4691495 66953689 3234590 11.97 5.48 0.59
III-SM-15 510070 59707778 1276046 50405127 5200508 7936199 67120476 5838331 11.84 4.1 0.45
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-BUS-10 41430 1311950 19602 1401173 307496 104962 1944686 35409 12.24 7.69 3.38
III-BUS-10 42694 1514139 30515 1537433 390509 158656 2160598 56681 11.32 8.02 3.56
VI-BUS-10 43994 1621914 41843 1583750 359934 223156 2193952 77953 11.51 9.65 3.95
I-BUS-11 45539 1570284 9744 1473660 295013 57405 2089776 19635 12.12 7.99 3.53
II-BUS-11 46164 1735571 21007 1602140 304370 115283 2231126 40782 17.46 5.94 3.82
III-BUS-11 58072 1975349 31782 1580347 475848 171050 2413317 61650 17.72 4.59 3.76
VI-BUS-11 57646 2291738 44229 1895480 471000 245306 2730027 86442 15.29 6.19 3.43
I-BUS-12 58551 2240430 11951 1999382 315642 68511 2685143 22696 14.58 4.47 2.64
II-BUS-12 59208 2476161 24523 2284553 506568 141040 3160719 47300 13.25 4.56 3.55
III-BUS-12 59067 2609448 37552 2561578 554830 222046 3488783 73093 12.28 5.8 3.82
VI-BUS-12 58393 2850784 51390 2596518 649457 311220 3616108 101814 12.78 7.32 3.94
I-BUS-13 57577 3079920 13206 2676481 567097 84148 3647737 26136 12.63 11.4 4.08
II-BUS-13 57323 3204602 28167 2917441 596955 176747 3911263 54950 11.84 11.4 4.01
III-BUS-13 67001 3352211 45142 3136073 573313 285406 4124584 87959 11.18 8.83 4.07
VI-BUS-13 85176 3272262 62577 3261373 673356 401503 4343069 123490 11.1 7.63 3.86
I-BUS-14 83918 3428774 16916 3916109 545760 113378 4526076 34088 11.24 2.58 0.15
II-BUS-14 80619 3372243 36300 3474907 427193 234882 4645407 71086 10.74 3.33 0.37
III-BUS-14 79435 3449246 54442 3570653 424638 362942 4790155 107054 16.15 2.55 0.34
VI-BUS-14 80808 3994957 68565 3676259 1013356 502833 5161300 138296 15.85 2.44 2.76
I-BUS-15 78732 3915239 19024 4712825 542251 131544 5102475 36353 14.5 2.75 0.15
II-BUS-15 76820 4061048 39506 3813185 964874 266473 5215803 74564 14.1 3.84 0.61
III-BUS-15 75058 4337818 54159 3983101 1434229 405359 5313580 116956 16.26 5.11 0.81
177
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-MAYS-10 1966 298270 7313 622671 694795 64942 1339328 19738 115.7 7.75 5.87
III-MAYS-10 1777 313780 12454 631705 668440 102351 1267013 34852 99.69 5.01 6.45
VI-MAYS-10 5953 355374 17554 607949 786022 110045 1410475 35990 124.4 5.46 6.43
I-MAYS-11 5811 431262 4367 629713 871445 34514 1530708 8091 121.9 1.93 5.79
II-MAYS-11 5567 503132 10015 639230 857772 75278 1521440 26591 113.8 3.45 4.55
III-MAYS-11 10900 396108 14423 736096 752324 108419 1506441 47084 100.5 3.8 5.08
VI-MAYS-11 11300 349848 18786 1006019 673721 117474 1692959 43710 73.44 4.92 5.92
I-MAYS-12 10505 497246 5794 1192306 718755 44343 1941038 11095 66.58 5.35 6.1
II-MAYS-12 9531 445451 12089 1271191 687503 103267 1976612 34779 65.93 8.62 6.24
III-MAYS-12 8834 400024 17811 1298265 586548 160385 1985073 53164 60.13 7.38 6.28
VI-MAYS-12 8545 710726 23895 1327381 666840 135607 2062552 48273 63.89 4.93 5.78
I-MAYS-13 7955 824210 6562 1193417 797762 89297 2059711 18951 70.07 11.8 6.63
II-MAYS-13 7029 856891 12702 1212061 832269 106665 2093094 35921 68.97 3.68 5.71
III-MAYS-13 6439 526245 19407 1300309 767826 161025 2100390 54642 63.74 5.68 5.84
VI-MAYS-13 6138 976618 26430 1415879 832505 207478 2299971 75262 59.41 5.05 5.61
I-MAYS-14 5568 735405 6655 1278702 737206 67138 2065320 17700 64.82 12.4 7.8
II-MAYS-14 4950 741765 15805 1262447 372740 136123 2075674 99162 61.51 3.66 2.36
III-MAYS-14 4341 728302 23232 1266793 776413 203448 2098026 124606 63.24 8.08 1.84
VI-MAYS-14 4743 1043046 30601 1603950 808709 275672 2449723 81507 52.13 6.83 6.65
I-MAYS-15 4181 1033011 7091 1643694 495790 70748 2132349 18234 51.37 7.7 6.31
II-MAYS-15 3667 800438 16132 1600728 296567 176608 1738553 323555 44.5 35.2 23.4
III-MAYS-15 3064 721757 24501 1623599 179067 384706 1688962 512398 43.05 22.6 25.6
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-MUA-10 179930 12354924 124519 12735613 1212027 873800 15411234 376585 10.03 19.6 6.32
III-MUA-10 182750 13856508 186466 13745857 2691802 1341214 17725347 579402 14.53 23.5 1.58
VI-MUA-10 208554 18574217 253263 15888668 3695539 1887521 21442596 788510 13.26 17.8 5.24
I-MUA-11 338802 27511865 118926 17732029 2338307 581569 30836353 227146 12.29 21.9 4.88
II-MUA-11 356920 28229124 193673 19771203 2420813 1228784 32689318 460800 11.57 21.8 5.22
III-MUA-11 261652 22493490 290103 20764680 3342765 1892942 25596580 699315 12.36 20 6.09
VI-MUA-11 317399 29235460 410355 22401604 8514301 2674527 32479506 1003051 11.97 20.8 5.01
I-MUA-12 338802 27511865 128001 23138530 5961679 772978 30836353 276095 12.06 25.7 4.4
II-MUA-12 356920 28229124 266005 25678110 5688590 1554773 32689318 581476 14.54 27.7 4.11
III-MUA-12 395511 30793835 413224 27814835 5988680 2403629 35700818 904353 13.22 28.6 4.51
VI-MUA-12 422600 39422307 546875 32751948 9904891 3382835 44854413 1248270 11.57 29.2 4.64
I-MUA-13 433367 40056618 181275 35196351 9069721 1055064 46471264 377884 12.02 41.8 4.61
II-MUA-13 454697 41002489 386517 38148982 7108528 2180887 47958958 786688 12.41 42.3 4.6
III-MUA-13 489032 43531102 592711 39670741 7413224 3453502 50754347 1225714 19.54 41.7 4.57
VI-MUA-13 868254 45022178 754059 41684482 10844713 4775524 53723979 1655769 14.05 11.4 4.64
I-MUA-14 948553 39527327 215893 42359364 11228165 1360912 54790981 448247 17.61 21.8 4.28
II-MUA-14 862819 48823261 430506 44489650 8194541 3278721 58488595 1189569 16.31 16 1.1
III-MUA-14 859762 50268112 593941 45437822 8154796 4946516 59331645 1854824 13.51 1.56 1.52
VI-MUA-14 2290551 51205537 860392 43027664 15939312 5528377 62402282 1855158 14.15 2.13 3.36
I-MUA-15 2254477 47237649 241343 41869598 11576652 1398931 56062164 492886 14.57 9.78 4.4
II-MUA-15 2233691 41770048 476489 41283879 7798236 2776407 55859682 1127282 14.91 7.94 0.54
III-MUA-15 2248122 42380242 664086 40776014 7936464 4328419 56502413 1940654 13.71 5.66 0.42
178
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-PAS-10 28482 113722 3602 100953 163487 7548 263637 9908 105.5 7.32 6.89
III-PAS-10 26989 187274 6142 154286 155820 14169 342945 16122 76.13 5.42 6.66
VI-PAS-10 26424 309763 8390 214530 207251 22629 458713 22015 54.81 4.71 5.32
I-PAS-11 25872 370192 3162 289486 194695 11474 518768 6233 44.66 4.68 4.96
II-PAS-11 25346 399094 6712 388288 378928 27432 862510 13465 100.6 2.91 5.11
III-PAS-11 24731 251042 10785 513345 274501 49609 820471 21339 8.14 1.16 6.44
VI-PAS-11 24446 419772 14956 683103 297296 74894 1016878 30638 61.98 2.8 7
I-PAS-12 26731 506215 4241 709549 291157 27087 1033030 8716 59.72 3.73 8.11
II-PAS-12 26098 722565 8657 923002 319288 59010 1272154 17723 45.65 5.35 8.21
III-PAS-12 25501 898382 13485 1344517 353646 104108 1726374 27619 34.8 6.05 7.33
VI-PAS-12 24761 1223290 19907 1515448 595040 152106 2140482 40382 32.2 8.2 6.67
I-PAS-13 24945 1557923 6879 1882494 373471 62663 2283898 11894 27.09 9.97 6.49
II-PAS-13 24611 1764391 16238 2179424 398675 116923 2607153 33200 23.11 8.92 6.15
III-PAS-13 24441 2296565 25612 2579144 547282 208707 3208744 55019 19.75 8.94 4.97
VI-PAS-13 28527 2870310 35375 2590450 1426592 283759 4052701 83441 20.83 4.44 4.26
I-PAS-14 28488 2674295 12142 3019477 1247416 101867 4302538 26412 31.15 5.27 4.1
II-PAS-14 28145 2967373 25540 4188760 1350304 239511 4692020 94440 25.52 4.8 1.38
III-PAS-14 29357 3834621 38938 4297198 1504824 402234 5260655 149029 26.16 6.68 0.9
VI-PAS-14 29861 5076082 54735 4779712 1391472 559789 6206505 128060 25.69 7.66 5.88
I-PAS-15 29910 5171092 17340 4830442 1567013 170936 6442137 39518 24.71 7.59 3.59
II-PAS-15 29666 5554336 36225 5413653 770226 433685 6711016 185011 21.17 5.44 1.24
III-PAS-15 48903 5775013 56691 5542623 834786 636397 7065431 267833 21.44 5.16 0.78
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM
II-VIS-10 9247 114255 1653 36274 184577 6516 243314 4329 172.2 1.4 8.47
III-VIS-10 10318 146776 3402 30987 225164 15217 281366 6041 189.1 2.95 8.3
VI-VIS-10 10087 166581 4988 28196 283768 24462 336676 14090 195.1 2.41 6.82
I-VIS-11 9926 167816 1523 46164 246681 8795 312397 3075 163.8 4.61 6.05
II-VIS-11 10419 238233 3152 49452 301464 17541 375621 5562 141.2 3.56 1.42
III-VIS-11 10282 264673 5220 96488 299019 28857 415496 8739 91.28 3.84 6.41
VI-VIS-11 12317 465036 9402 211043 408803 68870 642026 16633 45.2 18.7 2.12
I-VIS-12 13111 504241 4953 357429 327320 19453 708281 6682 34.21 5.08 1.48
II-VIS-12 14266 476865 9783 413034 303916 39811 746745 13545 30.35 5.49 4.83
III-VIS-12 14141 444466 15783 420066 309660 62099 757197 22356 30.77 8.14 4.64
VI-VIS-12 13568 646324 24086 474182 438287 83490 939472 34308 28.08 8.93 2.36
I-VIS-13 13855 632049 6004 513579 326137 25119 871798 8703 26.58 7.69 4.86
II-VIS-13 14152 583712 12992 568880 340977 53956 937427 18802 26.91 8.95 5.73
III-VIS-13 14244 802605 20258 645261 417433 85624 1096411 30117 25.14 12.3 6.49
VI-VIS-13 14171 1083799 30703 856968 436202 112048 1323398 46314 18.4 3.7 2.96
I-VIS-14 16704 1144506 7846 997215 340304 40445 1368531 12693 16.53 4.82 2.71
II-VIS-14 16762 930307 15348 950618 281252 80375 1341518 29644 16.84 0.27 3.47
III-VIS-14 16013 974569 22646 956522 208997 122763 1374611 60507 20.19 18.1 0.59
VI-VIS-14 12708 15256 31565 1072960 332844 153013 1439983 52631 15.27 17.6 3.34
I-VIS-15 15595 1058521 7002 1084681 330581 41580 1422640 12762 17.97 16.9 3.07
II-VIS-15 12395 10195 13339 995838 436751 99257 1458145 33512 20.39 11.5 1.48
III-VIS-15 11961 992158 19503 1009775 262459 133756 1337174 53206 19.87 0.43 0.49