ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ......

71
ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR PUTRI SWASTANTI PANE DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ......

Page 1: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA

LABEL PANGAN PADA MAHASISWA GIZI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PUTRI SWASTANTI PANE

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 3: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Tingkat

Kepatuhan Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Gizi Institut Pertanian Bogor

adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Putri Swastanti Pane

NIM I14120011

Page 4: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 5: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

ABSTRAK

PUTRI SWASTANTI PANE. Analisis Tingkat Kepatuhan Membaca Label

Pangan pada Mahasiswa Gizi Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh

Rimbawan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepatuhan membaca

label pangan pada mahasiswa mayor Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor. Desain

penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah contoh

sebanyak 90 orang. Teknik penarikan contoh dilakukan dengan metode multistage

sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Sebanyak 13.33%

contoh memiliki tingkat kepatuhan yang baik terhadap label pangan, 72.22%

berada pada kategori cukup, dan 14.44% memiliki tingkat kepatuhan yang kurang.

Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan

mengenai susu dan pengetahuan mengenai label dengan jenjang semester. Uji

korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan antara persepsi membaca label

pangan dengan sikap terhadap klaim produk susu (p <0.05). Selain itu, adanya

hubungan antara persepsi dan sikap dengan tingkat kepatuhan membaca label

pangan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pengetahuan

mengenai label pangan dengan persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan membaca

label pangan.

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, sikap, susu, tingkat kepatuhan

ABSTRACT

PUTRI SWASTANTI PANE. Analysis of Compliance Level on Reading Food

Label among Nutritional Science Students of Bogor Agricultural University.

Supervised by RIMBAWAN.

The aim of this study was to analyze the compliance levels on reading food

label among nutritional science students of Bogor Agricultural University (IPB).

The design of this study was cross sectional which involved 90 sample students.

The sampling method was multistage sampling. Nutritional science students were

grouped based on difference years in entering IPB. This study was conducted on

March 2016. The result of this study showed as many as 13.33% samples had a

good compliance levels on reading food label, as many as 72.22% were in

sufficient category, and as many as 14.44% had a poor compliance levels on

reading food label. Spearman correlation test showed that there was correlation

in knowledge about milk and knowledge about food label among students with

semester levels of samples. Spearman correlation test showed that there was

significant correlation between perception of reading food label and attitude

toward to milk product claims (p<0.05). There was also correlation between

perception, attitude, and compliance levels on reading food label. There was no

correlation between knowledge about food label with perception, attitude, and

compliance levels on reading food label.

Keywords : attitude, compliance levels, knowledge, milk, perception

Page 6: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 7: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA

LABEL PANGAN PADA MAHASISWA GIZI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PUTRI SWASTANTI PANE

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari program studi ilmu gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 9: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

Judul Skripsi: Analisis Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan pada

Mahasiswa Gizi Institut Pertanian Bogor

Nama : Putri Swastanti Pane

NIM : I14120011

Disetujui oleh

Dr. Rimbawan

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 10: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 11: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

karunia-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul Analisis Tingkat Kepatuhan

Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Gizi Institut Pertanian Bogor berhasil

diselesaikan. Karya ilmiah ini berhasil diselesaikan berkat bantuan dan dukungan

banyak pihak kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, khususnya kepada:

1. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan, doa, serta

motivasi kepada penulis.

2. Dr. Rimbawan selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan

banyak bimbingan, wawasan, pengetahuan, dan motivasi kepada penulis.

3. Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen pemandu dan penguji yang

telah memberikan arahan dan pembelajaran yang berharga bagi penulis.

4. Seluruh teman-teman Gizi Masyarakat mulai dari angkatan 49 (AKG 49), 50

(AUREGIO), 51 (CREAVASTA), dan Gizi 52 yang telah berpartisipasi

dalam penelitian ini.

5. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat kepada penulis

untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Teman-teman AKG 49 atas segala doa, bantuan, semangat dan kasih

sayangnya selama ini kepada penulis.

7. Seluruh dosen dan staf Gizi Masyarakat yang telah memberikan berbagai

ilmu pengetahuan berharga dan bantuan yang memudahkan penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

Tidak lupa penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam

penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat diharapkan oleh penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi banyak

pihak.

Bogor, Agustus 2016

Putri Swastanti Pane

Page 12: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 13: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR LAMPIRAN iii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Tujuan Umum 2

Tujuan Khusus 2

Hipotesis 3

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE 6

Desain, Lokasi, dan Waktu 6

Jumlah dan Penarikan Contoh 6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 7

Pengolahan dan Analisis Data 9

Definisi Operasional 12

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Gambaran Karakteristik Contoh 13

Gambaran Karakteristik Keluarga 15

Sumber Memperoleh Informasi Mengenai Label Pangan 17

Pengetahuan Mengenai Susu 18

Pengetahuan Mengenai Label Pangan 19

Persepsi Mengenai Label Pangan 20

Sikap Terhadap Klaim Produk Susu 21

Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan 22

Peringkat Prioritas Membaca Keterangan Label Pangan 23

Produk Susu yang Dikonsumsi Contoh 25

Hubungan antara Variabel 31

SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37

Saran 38

Page 14: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

ii

DAFTAR PUSTAKA 39

LAMPIRAN 42

RIWAYAT HIDUP 53

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan cara pengumpulan data 8

2 Kategori penilaian variabel karakteristik individu dan keluarga 10

3 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin 13

4 Sebaran contoh berdasarkan usia 14

5 Sebaran contoh berdasarkan uang saku 14

6 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga 15

7 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orang tua 15

8 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan orang tua 16

9 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua 16

10 Sebaran contoh berdasarkan sumber memperoleh informasi label 17

11 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan mengenai susu 18

12 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan mengenai label pangan 19

13 Sebaran contoh berdasarkan persepsi mengenai label pangan 20

14 Sebaran contoh berdasarkan sikap terhadap klaim produk susu 21

15 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kepatuhan membaca label pangan 22

16 Sebaran contoh berdasarkan peringkat prioritas membaca keterangan

label

24

17 Sebaran contoh berdasarkan merek produk susu yang dikonsumsi 25

18 Sebaran contoh berdasarkan alasan mengonsumsi produk susu 26

19 Harga produk susu yang dikonsumsi contoh 26

20 Kelengkapan keterangan label yang tercantum pada produk susu 27

21 Perbandingan klaim produk susu dengan peraturan 28

22 Hubungan sumber informasi memperoleh label dengan pengetahuan,

persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan

31

23 Hubungan karakteristik individu dengan pengetahuan mengenai susu

dan label pangan

32

24 Hubungan karakteristik individu dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan

33

25 Hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan mengenai susu

dan label pangan

33

26 Hubungan karakteristik keluarga dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan

34

27 Hubungan antara pengetahuan mengenai susu, pengetahuan mengenai

label, persepsi mengenai label pangan dengan sikap terhadap klaim

produk susu

35

28 Hubungan antara pengetahuan mengenai label, persepsi mengenai label,

sikap terhadap klaim produk susu dengan tingkat kepatuhan membaca

label pangan

36

Page 15: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

iii

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 5

2 Skema proses penarikan contoh penelitian 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil survei terhadap mahasiswa IPB mengenai produk pangan

kemasan yang paling sering dikonsumsi

42

2 Uji normalitas data 42

3 Hasil korelasi sumber memperoleh informasi mengenai label dengan

pengetahuan mengenai label, persepsi mengenai label, sikap terhadap

klaim produk susu, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan

42

4 Kuesioner penelitian 43

Page 16: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 17: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 18: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat
Page 19: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keamanan pangan merupakan salah satu aspek penting yang harus

diperhatikan setiap orang untuk hidup sehat dan aman. Pangan dikatakan aman

apabila kondisi pangan secara keseluruhan baik secara jasmani dan rohani

memenuhi kriteria pangan yang aman. Pangan tersebut bebas dari segala cemaran

yang membahayakan konsumen, baik cemaran secara biologis, fisika, maupun

kimiawi. Pangan yang aman dan bergizi serta bermutu tinggi berperan penting

bagi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan kecerdasan serta derajat

kesehatan masyarakat (Saparinto 2006).

Salah satu pesan yang tercantum dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS)

menyatakan pentingnya membaca label pangan. Label pangan adalah setiap

keterangan tentang pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya,

atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan

pada, atau merupakan bagian kemasan pangan berdasarkan Undang undang

Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan. Membaca label pangan pada produk

kemasan dengan benar dan tepat berfungsi untuk melindungi konsumen dari

konsumsi pangan yang tidak aman. Selain itu, membaca label pangan juga

bermanfaat bagi konsumen untuk mengetahui informasi nilai gizi yang tertera

serta mengetahui kebenaran informasi produk terutama produk yang memiliki

klaim terkait gizi, kesehatan, ataupun hal lainnya.

Survei yang dilakukan oleh Badan Perlindungan Konsumen Nasional

(BPKN) pada tahun 2007 menyebutkan bahwa hanya sebesar 6.7% konsumen di

Indonesia yang memperhatikan kelengkapan label pangan suatu produk. Hasil

berbeda ditunjukkan oleh survei yang dilakukan oleh Food Safety Authority of

Ireland (2009) yang menunjukkan bahwa sebesar 25% konsumen di Irlandia

selalu membaca label pangan ketika membeli suatu produk. Penelitian yang

dilakukan oleh Zahara dan Triyanti (2009) pada mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat di Universitas Indonesia menunjukkan bahwa mahasiswa yang patuh

membaca label informasi zat gizi dan komposisi masing-masing adalah sebesar

39.1% dan 38.9%. Kondisi ini mencerminkan bahwa konsumen yang patuh

membaca label pangan di Indonesia masih tergolong rendah, meskipun ada

perbedaan yang cukup nyata antara mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

dengan konsumen di Indonesia pada umumnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan bahwa pada

tahun 2015 pada triwulan IV sebanyak 742 (20.62%) label pangan dari 3 598 label

produk pangan yang diidentifikasi tidak memenuhi ketentuan (TMK). Selain itu,

sebanyak 1 130 (40.56%) dari 2 786 iklan pangan juga tidak memenuhi ketentuan.

Kondisi ini mencerminkan bahwa banyak produsen yang masih tidak sadar akan

pentingnya memenuhi peraturan yang telah ditetapkan. Pangan TMK dapat

berdampak pada jaminan keamanan pangan konsumen.

Klaim gizi dan kesehatan saat ini sering ditemukan pada banyak jenis

produk pangan, khususnya produk susu. Susu merupakan pangan yang diyakini

memiliki manfaat yang baik bagi konsumen. Survei pada mahasiswa Institut

Pertanian Bogor (IPB) dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui produk

Page 20: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

2

pangan kemasan yang paling banyak dikonsumsi. Mahasiswa yang mengisi survei

berjumlah 124 orang. Sebagian besar mahasiswa (47.58%) memilih susu sebagai

produk yang paling sering dikonsumsi. Oleh karena itu, susu menjadi bagian dari

penelitian ini.

Peraturan yang telah ditetapkan oleh Kepala BPOM RI Nomor 13 tahun

2016 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan

menyebutkan bahwa klaim dalam label dan iklan pangan olahan harus benar, tidak

menyesatkan, dan perlu dikendalikan. Peraturan mengenai klaim diperlukan agar

masyarakat dapat terlindung dari pangan yang tidak aman. Masyarakat juga perlu

dilindungi dari klaim dalam label dan iklan pangan olahan yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan. Oleh karena itu, industri pangan

maupun produsen yang bergerak di bidang pangan wajib menaati segala peraturan

yang telah ditetapkan agar keselamatan konsumen dapat terjaga, termasuk saat

menyatakan klaim terhadap produk yang akan dijual.

Pemahaman dan pelaksanaan aturan yang telah ditetapkan mengenai label

pangan seharusnya dijalankan oleh setiap orang, khususnya mahasiswa gizi.

Mahasiswa sebagai civitas akademika diharapkan mampu memahami, mengawasi,

dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan sebagai contoh yang baik bagi

masyarakat. Hal tersebut dapat tercermin melalui pengetahuan yang baik

mengenai label pangan serta patuh terhadap membaca label pangan dan dapat

mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan

membaca label pangan memiliki dampak positif dalam mencegah konsumsi

pangan yang tidak aman.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis tingkat kepatuhan

membaca label pangan pada mahasiswa mayor Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor.

Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi pengetahuan, persepsi, sikap terhadap klaim produk susu,

dan tingkat kepatuhan membaca label pangan pada mahasiswa mayor Ilmu

Gizi Institut Pertanian Bogor.

2. Mengidentifikasi hubungan antara jenjang semester dengan pengetahuan,

persepsi, sikap terhadap klaim produk susu, dan tingkat kepatuhan membaca

label pangan pada mahasiswa mayor Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor.

3. Menganalisis prioritas contoh dalam membaca keterangan label pada

kemasan pangan.

4. Mengidentifikasi merek dan harga produk susu yang dikonsumsi contoh.

5. Menganalisis kesesuaian keterangan label dan klaim yang dicantumkan pada

produk susu yang dikonsumsi contoh dengan peraturan BPOM.

6. Menganalisis hubungan pengetahuan, persepsi, sikap terhadap klaim produk

susu, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan pada mahasiswa mayor

Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor.

Page 21: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

3

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Adanya hubungan antara jenjang semester dengan pengetahuan mengenai

label pangan, persepsi mengenai label pangan, sikap terhadap klaim produk

susu, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan.

2. Adanya hubungan antara pengetahuan mengenai label pangan, persepsi

mengenai label pangan, sikap terhadap klaim produk susu, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan pada mahasiswa gizi.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan

mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap label

pangan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi industri

pangan sebagai bahan masukan dalam mencantumkan informasi label pangan

secara tepat dan benar sesuai dengan prosedur. Hasil penelitian ini dapat

disampaikan kepada pemerintah, khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) untuk mengkaji sejauh mana label pangan dan klaim produk dapat

dipahami dan diterapkan oleh mahasiswa.

Page 22: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

4

KERANGKA PEMIKIRAN

Membaca keterangan label pangan adalah salah satu aspek penting yang

harus diperhatikan konsumen sebelum membeli produk. Kebiasaan membaca

label pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik individu

(usia, jenis kelamin, dan uang saku) serta karakteristik keluarga (jumlah keluarga,

pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua). Pengetahuan mengenai label,

persepsi, dan sikap juga dapat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan membaca

label pangan. Selain itu, sumber informasi mengenai label dan jenjang semester

(lamanya pendidikan) dapat mempengaruhi seseorang dalam membaca label

pangan.

Usia, jenis, kelamin, dan uang saku dapat berpengaruh terhadap tingkat

kepatuhan membaca label pangan. Semakin tinggi usia, maka pada umumnya

tingkat pengetahuan akan semakin tinggi yang dapat berdampak pula pada

kebiasaan atau perilaku seseorang terhadap suatu hal, termasuk membaca

keterangan label pangan. Penelitian yang dilakukan oleh Cowburn dan Stockley

(2004) menyebutkan bahwa faktor internal berupa usia, jenis kelamin, dan

pendapatan memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam membaca label

pangan berupa informasi nilai gizi. Keluarga merupakan sarana utama dalam

membentuk pola pikir seseorang yang nantinya akan berdampak pada

pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku. Oleh karena itu, keluarga baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat membentuk kebiasaan dalam membaca

keterangan label.

Pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku merupakan variabel-variabel

yang saling berkaitan satu sama lain. Seseorang dengan pengetahuan yang baik

cenderung akan mengimplementasikan pengetahuan tersebut dengan cara pandang

(persepsi) yang baik pula. Hal tersebut selanjutnya akan berdampak pada sikap

dan cara berperilaku. Pemahaman yang kurang mengenai suatu produk cenderung

menjadi suatu hambatan dalam menggunakan produk (Signal et al. 2008).

Memiliki sikap yang baik dan peduli dalam membaca keterangan label juga akan

berdampak pada tingkat kepatuhan membaca label pangan.

Pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih

luas (Sumarwan 2002). Jenjang semester yang lebih tinggi biasanya memiliki

pengetahuan yang lebih tinggi pula, terutama pada program studi yang sama. Hal

ini dapat disebabkan karena semester yang lebih tinggi mendapatkan pelajaran

yang lebih banyak mengenai gizi dan label pangan dibandingkan semester dengan

jenjang yang lebih rendah. Selain itu, sumber informasi yang dimiliki juga

berdampak pada tingkat pengetahuan yang juga dapat berpengaruh terhadap

tingkat kepatuhan membaca label pangan. Seseorang yang memiliki banyak

sumber pengetahuan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

5

Keterangan :

= Variabel yang dianalisis

= Hubungan yang dianalisis

Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis tingkat kepatuhan membaca label pangan

pada mahasiswa gizi IPB

Karakteristik

individu

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Uang saku

Karakteristik

keluarga

1. Jumlah

keluarga

2. Pendapatan

orang tua

3. Pendidikan

orang tua

Sumber informasi

label

Jenjang semester

Pemilihan pangan

Persepsi mengenai label

pangan

Pengetahuan mengenai

label pangan

Sikap terhadap klaim

produk

Tingkat kepatuhan

membaca label pangan

Page 24: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

6

METODE

Desain, Lokasi, dan Waktu

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu sebuah

desain penelitian dengan cara mengumpulkan data dalam satu waktu serta tidak

berkelanjutan. Lokasi penelitian berada di kampus Dramaga Institut Pertanian

Bogor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara

purposive yang didasarkan pada pengambilan contoh karena kampus Dramaga

IPB memiliki mahasiswa mayor Ilmu Gizi yang mendapatkan mata kuliah dengan

materi label pangan. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret 2016.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh pada penelitian ini adalah mahasiswa mayor Ilmu Gizi Institut

Pertanian Bogor yang dibedakan berdasarkan angkatan ketika masuk IPB, yaitu

semester 2, 4, 6, dan 8. Jumlah contoh penelitian ditentukan menggunakan rumus

Slovin (Umar 2005). Penarikan contoh didasarkan pada jumlah populasi

mahasiswa gizi.

n =

=

= 81

Keterangan:

n = jumlah mahasiswa yang dijadikan sebagai contoh

N = jumlah populasi mahasiswa mayor Ilmu Gizi IPB semester 2, 4, 6, 8

e = batas kesalahan pengambilan contoh (10%)

Jumlah contoh penelitian dengan menggunakan rumus Slovin adalah

sebesar 81 contoh. Jumlah yang dijadikan sebagai contoh penelitian menjadi 90

orang untuk memperkecil terjadinya kesalahan dalam penarikan contoh.

Penentuan jumlah contoh setiap angkatan dilakukan secara proporsional dengan

cara acak dan ditentukan berdasarkan jumlah mahasiswa dari masing-masing

angkatan dan lapis jenis kelamin. Sebaran contoh dilakukan dengan menggunakan

teknik penarikan sampel melalui multistage sampling. Teknik penarikan sampel

dapat dilihat pada Gambar 2.

ni =

Keterangan:

ni = jumlah contoh tiap subpopulasi

Ni = total subpopulasi

N = total populasi

n = jumlah contoh yang diambil

Page 25: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

7

Gambar 2 Skema proses penarikan contoh penelitian

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui pembagian kuesioner

terstruktur kepada contoh. Contoh mengisi sendiri kuesioner yang diberikan

setelah diberikan instruksi untuk mengisi kuesioner tersebut. Pengumpulan

kuesioner dilakukan pada hari yang sama dengan pengisian kuesioner untuk

mengurangi adanya bias pada jawaban contoh. Kuesioner segera dikumpulkan

setelah contoh selesai mengisi kuesioner.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Pengambilan data primer didasarkan pada kerangka pemikiran yang

telah dibuat. Data primer yang dikumpulkan yaitu karakteristik individu (usia,

jenis kelamin, dan besarnya uang saku) serta karakteristik keluarga (jumlah

keluarga, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua).

Data primer lain yang dikumpulkan, yaitu sumber memperoleh informasi

mengenai label, tingkat (semester) mahasiswa gizi, prioritas contoh dalam

membaca keterangan label, produk susu yang dikonsumsi contoh, alasan contoh

mengonsumsi produk tersebut, pengetahuan mengenai susu, pengetahuan

mengenai label, persepsi mengenai label, sikap terhadap klaim produk susu, dan

tingkat kepatuhan membaca label pangan.

Survei kepada mahasiswa Institut Pertanian Bogor dilakukan untuk

mengetahui produk kemasan yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa.

Sebagian besar mahasiswa (47.58%) memilih produk susu sehingga produk susu

menjadi bagian dari penelitian ini. Survei produk susu yang dikonsumsi contoh

Mahasiswa

Gizi (439

orang)

Semester 2

(81 orang)

Semester 4

(106 orang)

Semester 6

(118 orang)

Semester 8

(134 orang)

Ni

L=16 orang

P=65 orang

Ni

L=10 orang

P=96 orang

Ni

L=18 orang

P=100 orang

Ni

L=25 orang

P=109 orang

ni

L=3 orang

P=13 orang

ni

L=3 orang

P=20 orang

ni

L=3 orang

P=21 orang

ni

L=5 orang

P=22 orang

Page 26: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

8

kemudian dilakukan di salah satu supermarket di wilayah Dramaga Bogor untuk

mengetahui harga, keterangan label pangan, dan keterangan klaim yang tertera

pada kemasan. Survei ke supermarket dilakukan setelah mengetahui merek

produk susu yang dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini. Survei produk susu

dilaksanakan pada bulan April 2016.

Data sekunder diperoleh dari Komisi Pendidikan Departemen Gizi

Masyarakat untuk mengetahui jumlah mahasiswa gizi mulai dari semester 2,4 ,6,

dan 8 serta data jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan. Selain itu, data

sekunder juga diperoleh dari jurnal, skripsi, dan bacaan lainnya sebagai acuan dan

perbandingan pada penelitian ini.

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

No. Variabel Jenis data Cara pengumpulan

1 Karakteristik individu -Usia

-Jenis kelamin

-Uang saku

Kuesioner

2 Karakteristik keluarga -Jumlah keluarga

-Pekerjaan orang tua

-Pendidikan orang tua

-Pendapatan orang tua

Kuesioner

3 Sumber informasi label Sumber informasi label Kuesioner

4 Prioritas membaca label Urutan prioritas membaca

keterangan label

Kuesioner

Produk susu yang

dikonsumsi

Jenis (merek) produk susu Kuesioner

5 Tingkat (semester) Semester 2, semester 4,

semester 6, semester 8

Kuesioner

6 Pengetahuan mengenai susu kandungan zat gizi pada

susu, jenis protein pada

susu, jenis karbohidrat

pada susu, manfaat susu,

jenis-jenis susu menurut

teknik pembuatannya, dan

contoh pangan turunan

susu

Kuesioner

7 Pengetahuan mengenai label

pangan

pengertian label pangan,

ketetapan peraturan

undang-undang terkait

label pangan, keterangan

yang wajib dicantumkan

pada label kemasan,

keterangan mengenai

informasi nilai gizi, syarat

pencantuman klaim pada

kemasan pangan

Kuesioner

8 Persepsi merngenai label

pangan

pentingnya memiliki

pengetahuan mengenai

label pangan, pentingnya

membaca keterangan

minimum yang wajib

dicantumkan pada kemasan

pangan dan keterangan lain

yang tercantum pada label

pangan, kejujuran produsen

dalam pencantuman label

Kuesioner

Page 27: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

9

Tabel 1 Jenis dan cara pengumuplan data (lanjutan)

No. Variabel Jenis data Cara pengumpulan

9 Sikap terhadap klaim produk

susu

pemahaman jenis klaim

yang tertera pada produk

susu, keinginan untuk

membandingkan klaim

antar produk, kepedulian

terhadap kebenaran klaim

yang tertera pada produk

susu, dan kesadaran dalam

memperhatikan pernyataan

klaim pada TV

Kuesioner

10 Kepatuhan membaca label

pangan

kepatuhan membaca

keterangan minimum yang

wajib dicantumkan dalam

kemasan pangan, membaca

keterangan informasi nilai

gizi, kecenderungan untuk

tidak membeli kemasan

pangan yang tidak

mencantumkan keterangan

minimum yang wajib

Kuesioner

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan

inferensia menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package for Social

Science (SPSS) version 16.0 for windows. Data diolah berupa entry, coding,

editing, dan cleaning yang selanjutnya akan dilakukan analisis. Analisis statistik

deskriptif yang digunakan meliputi rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum,

tabulasi silang, dan standar deviasi. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk

mengidentifikasi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, dan besarnya uang

saku) serta karakteristik keluarga (besar keluarga, pekerjaan orang tua, pendidikan

orang tua, dan pendapatan orang tua). Selain itu, analisis statistik deskriptif juga

dilakukan untuk mengidentifikasi variabel lain, yaitu sumber memperoleh

informasi mengenai label pangan, pengetahuan mengenai susu, pengetahuan

mengenai label pangan, persepsi mengenai label pangan, sikap terhadap klaim

produk susu, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan. Variabel-variabel

yang diteliti pada penelitian ini diberi skor penilaian sesuai skala yang digunakan

untuk masing-masing variabel.

Sebagian besar pengkategorian data didasarkan pada nilai rata-rata dan

nilai median. Perhitungan data yang memiliki distribusi normal menggunakan

nilai rata-rata dan standar deviasi, sedangkan data yang memiliki distribusi tidak

normal menggunakan nilai median dan inter quartil range (IQR) (Hastono 2008).

Pengolahan data dengan analisis statistik inferensia juga dilakukan pada penelitian

ini. Analisis statistik inferensia meliputi uji normalitas, uji korelasi, dan uji

validitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat sebaran data tergolong normal

atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Data

yang normal pada penelitian ini adalah tingkat kepatuhan membaca label pangan,

sementara variabel lain memiliki sebaran data yang tidak normal. Hubungan

Page 28: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

10

antara usia, uang saku, besar keluarga, pendidikan orang tua, dan pendapatan

orang tua dilakukan menggunakan uji Spearman. Selain itu, uji korelasi Spearman

juga dilakukan untuk melihat hubungan antara sumber memperoleh informasi

dengan pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan membaca label

pangan. Uji korelasi Spearman juga digunakan untuk melihat hubungan antara

pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan dengan jenjang semester.

Hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan dilakukan dengan uji Chi Square. Hubungan

antara variabel pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan menggunakan

uji korelasi Spearman.

Pertanyaan pada kuesioner sebagian besar merupakan pertanyaan tertutup.

Uji validitas dan realibilitas kuesioner dilakukan sebelum pengambilan data.

Sebanyak 35 orang responden dipilih untuk mengisi kuesioner. Pertanyaan yang

diuji validitas dan reliabilitasnya meliputi pengetahuan mengenai susu,

pengetahuan mengenai label pangan, persepsi mengenai label pangan, sikap

terhadap klaim produk susu, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan. Ada

beberapa pertanyaan yang tidak valid sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut

dihapus agar pertanyaan yang diajukan menjadi valid. Setiap bagian pertanyaan

juga dilakukan uji realibilitas untuk mengetahui kekonsistenan pertanyaan.

Karakteristik Individu dan Keluarga

Karakteristik individu didasarkan pada usia, jenis kelamin, dan besar uang

saku, serta jenjang semester contoh. Karakteristik keluarga didasarkan pada

jumlah keluarga, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang

tua. Berikut ini merupakan tabel rujukan mengenai kategori penilaian variabel

karakteristik individu dan karakteristik keluarga.

Tabel 2 Kategori penilaian variabel karakteristik individu

No. Karakteristik contoh Kategori Acuan

1 Usia <18 tahun

18-21 tahun

>21 tahun

Nilai kuartil

data

2 Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

3 Uang saku <Rp800 000

Rp800 000 – Rp1 500 000

>Rp1 500 000

Nilai kuartil

data

4 Tingkat (semester) Semester 2

Semester 4

Semester 6

Semester 8

1 Jumlah keluarga ≤ 4 orang (kecil)

5-7 orang (sedang)

≥8 orang (besar)

BKKBN

(1998)

2 Pendapatan orang

tua

< Rp2 000 000

Rp2 000 000 – Rp7 500 000

>Rp7 500 000

Nilai kuartil

data

3 Pendidikan orang

tua

Tidak sekolah, Tidak tamat SD, SD/sederajat,

SMP/sederajat, SMA/sederajat, Diploma/sederajat,

S1/S2/S3

4 Pekerjaan orang tua Tidak bekerja, PNS/Polri/ABRI, BUMN, Pegawai

swasta, Petani, Buruh, Pedagang, Wirausaha, Yang

lain

Page 29: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

11

Sumber Memperoleh Informasi Mengenai Label Pangan

Sumber memperoleh informasi mengenai label pangan terdiri dari media,

buku, teman, dan lainnya. Setiap sumber informasi diberikan nilai 1 sehingga total

maksimum nilai contoh dalam sumber memperoleh informasi mengenai label

pangan yaitu 4. Nilai minimum adalah 0.

Pengetahuan Mengenai Susu

Variabel pengetahuan mengenai susu dinilai berdasarkan kemampuan

contoh menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan susu. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai 0 pada jawaban salah

dan nilai 1 pada jawaban benar. Setelah itu, skor total dari setiap variabel diindeks

menjadi skala 0-100. Bobot nilai yang sudah dijumlahkan kemudian dikategorikan

menjadi tiga menurut nilai median dan kuartil. Kategori pengetahuan susu

dibedakan menjadi tiga, yaitu baik (>80), cukup (60-80), dan kurang (<60).

Pengetahuan Mengenai Label Pangan

Variabel pengetahuan mengenai label pangan dinilai berdasarkan

kemampuan contoh menjawab pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang

diajukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan label pangan. Penilaian dilakukan

dengan memberikan nilai 0 pada jawaban salah dan nilai 1 pada jawaban benar.

Setelah itu, skor total dari setiap variabel diindeks menjadi skala 0-100. Bobot

nilai yang sudah dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi tiga menurut nilai

median dan kuartil. Kategori pengetahuan label dibedakan menjadi tiga, yaitu baik

(>73), cukup (53-73), dan kurang (<53).

Persepsi Mengenai Label Pangan

Variabel persepsi mengenai label pangan diukur melalui pernyataan-

pernyataan dengan hasil data ordinal. Penelitian dilakukan menggunakan skala

Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu, “sangat tidak setuju” yang diberi skor

penilaian satu, “tidak setuju” yang diberi skor dua, “setuju” dengan skor penilaian

tiga, atau “sangat setuju” yang diberi skor penilaian empat. Skor dari setiap

pernyataan selanjutnya dikompositkan berdasarkan masing-masing variabel.

Setelah itu, skor total dari setiap variabel diindeks menjadi skala 0-100. Bobot

nilai yang sudah dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi tiga menurut nilai

median dan kuartil. Kategori persepsi mengenai label pangan dibedakan menjadi

tiga, yaitu baik (>93), cukup (82.75-93), dan kurang (<82.75).

Sikap Terhadap Klaim Produk Susu

Variabel sikap terhadap klaim produk susu diukur melalui pernyataan-

pernyataan dengan hasil data ordinal. Penelitian dilakukan menggunakan skala

Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu, “sangat tidak setuju” yang diberi skor

penilaian satu, “tidak setuju” yang diberi skor dua, “setuju” dengan skor penilaian

tiga, atau “sangat setuju” yang diberi skor penilaian empat. Setelah itu, skor total

dari setiap variabel diindeks menjadi skala 0-100. Bobot nilai yang sudah

dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi tiga menurut nilai median dan

kuartil. Kategori sikap terhadap klaim produk susu dibedakan menjadi tiga, yaitu

baik (>80.75), cukup (69.50-80.75), dan kurang (<69.50).

Page 30: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

12

Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan

Variabel kepatuhan membaca label pangan dilakukan untuk

mengidentifikasi tingkat kepatuhan contoh dalam membaca label pangan. Empat

pilihan jawaban yang disediakan yaitu, “selalu”, “sering”, “jarang”, dan tidak

pernah. Pilihan jawaban “selalu” diberikan nilai 4, “sering diberikan nilai 3,

“jarang” diberikan nilai 2, dan “tidak pernah” diberikan nilai 1. Setelah itu, skor

total dari setiap variabel diindeks menjadi skala 0-100. Bobot nilai yang sudah

dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi tiga menurut nilai rata-rata (mean)

dan standar deviasi. Kategori tingkat kepatuhan membaca label pangan dibedakan

menjadi tiga, yaitu baik (>80.49), cukup (62.14-80.49), dan kurang (<62.14).

Definisi Operasional

Contoh mahasiswa gizi Institut Pertanian Bogor mulai dari semester dua, empat,

enam, dan delapan pada tahun 2016.

Label pangan keterangan yang memuat sejumlah informasi dari suatu produk

yang dikonsumsi oleh contoh yang dapat berbentuk gambar, tulisan, maupun

keduanya.

Karakteristik individu ciri khas contoh yang mungkin berpengaruh terhadap

pengetahuan label pangan, persepsi, kepatuhan membaca label pangan, dan sikap

terhadap klaim produk susu meliputi jenis kelamin, usia, dan uang saku.

Karakteristik keluarga faktor-faktor pada keluarga yang mungkin berpengaruh

terhadap pengetahuan mengenai label pangan, persepsi mengenai label pangan,

sikap terhadap klaim produk susu, dan kepatuhan membaca label pangan meliputi

jumlah keluarga, pendapatan orang tua, dan pendidikan orang tua.

Pengetahuan mengenai label pangan semua informasi yang dimiliki contoh

mengenai label pangan yang dinilai berdasarkan skala salah (0) dan benar (1) dan

dikategorikan menjadi baik, cukup, kurang. Pertanyaan yang diajukan meliputi

pengertian label pangan, ketetapan peraturan undang-undang terkait label pangan,

keterangan yang wajib dicantumkan pada label kemasan, keterangan mengenai

informasi nilai gizi, syarat pencantuman klaim pada kemasan pangan.

Pengetahuan mengenai susu semua informasi yang dimiliki contoh mengenai

susu yang dinilai berdasarkan skala salah (0) dan benar (1) dan dikategorikan

menjadi baik, cukup, kurang. Pertanyaan yang diajukan meliputi kandungan zat

gizi pada susu, jenis protein pada susu, jenis karbohidrat pada susu, manfaat susu,

jenis-jenis susu menurut teknik pembuatannya, dan contoh pangan turunan susu.

Peringkat membaca label pangan kebiasaan contoh dalam memprioritaskan

membaca keterangan pada label pangan yang pertama kali diperhatikan saat

membaca keterangan label.

Persepsi mahasiswa terhadap label pangan dan klaim produk penilaian atau

sudut pandang contoh mengenai label produk pangan. Kuesioner persepsi

mengenai label pangan dinyatakan dengan skala Likert (1=sangat tidak setuju,

2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju). Pertanyaan yang diajukan meliputi

pentingnya memiliki pengetahuan mengenai label pangan, pentingnya membaca

keterangan minimum yang wajib dicantumkan pada kemasan pangan dan

keterangan lain yang tercantum pada label pangan, kejujuran produsen dalam

pencantuman label.

Page 31: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

13

Sikap mahasiswa terhadap klaim produk susu kecenderungan contoh dalam

bersikap terhadap klaim produk susu. Kuesioner sikap terhadap klaim produk susu

dinyatakan dengan skala Likert (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju,

dan 4=sangat setuju). Pertanyaan yang diajukan meliputi pemahaman jenis klaim

yang tertera pada produk susu, keinginan untuk membandingkan klaim antar

produk, kepedulian terhadap kebenaran klaim yang tertera pada produk susu, dan

kesadaran dalam memperhatikan pernyataan klaim pada TV.

Sumber memperoleh informasi mengenai label pangan semua informasi yang

diperoleh contoh melalui sumber, yaitu media, buku, teman, dan lainnya. Nilai

maksimum adalah 4 dan nilai minimum adalah 0.

Tingkat kepatuhan mahasiswa membaca label pangan kebiasaan contoh dalam

membaca label produk pangan pada kemasan. Kuesioner perilaku membaca label

pangan terdiri dari empat pilihan jawaban (1=tidak pernah, 2=jarang, 3=sering,

dan 4=selalu). Pertanyaan yang diajukan meliputi kepatuhan membaca keterangan

minimum yang wajib dicantumkan dalam kemasan pangan, membaca keterangan

informasi nilai gizi, kecenderungan untuk tidak membeli kemasan pangan yang

tidak mencantumkan keterangan minimum yang wajib.

Uang saku sejumlah uang yang diterima contoh dalam satu bulan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Karakteristik Contoh

Jenis Kelamin

Contoh pada penelitian ini meliputi mahasiswa perempuan dan laki-laki

dan dibagi berdasarkan jenjang semester. Sebaran contoh berdasarkan jenis

kelamin dirujuk pada Tabel 3. Berikut ini merupakan tabel rujukan hasil

perhitungan sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Laki-laki 3 18.75 3 13.04 3 12.50 5 18.52 14 15.56

Perempuan 13 81.25 20 86.96 21 87.50 22 81.48 76 84.44

Total 16 100.00 23 100.00 24 100.00 27 100.00 90 100.00

Sebagian besar contoh (84.44%) berjenis kelamin perempuan, sedangkan

sisanya (15.56%) berjenis kelamin laki-laki. Tabel 3 menunjukkan bahwa

persentase sebaran contoh terbanyak berada pada jenjang semester 8, sedangkan

contoh terkecil adalah semester 2. Pembagian ini diperoleh berdasarkan

perhitungan jumlah contoh secara multistage sampling berdasarkan lapis jenis

kelamin. Penentuan jumlah contoh ini dilakukan secara proporsional.

Page 32: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

14

Usia

Usia contoh dikategorikan berdasarkan nilai kuartil dan diperoleh tiga

kategori, yaitu <19 tahun, 19-21 tahun, dan >21 tahun. Sebaran contoh

berdasarkan usia dirujuk pada Tabel 4. Hasil yang diperoleh adalah sebagai

berikut.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan usia

Usia Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

<19 tahun 7 43.75 3 13.04 0 0.00 0 0.00 10 11.11

19-21 tahun 9 56.25 20 86.96 23 95.83 21 77.78 73 81.11

>21 tahun 0 0.00 0 0.00 1 4.17 6 22.22 7 7.78

Total 16 100.00 23 100.00 24 100.00 27 100.00 90 100.00

Min-Maks 17-19 18-21 19-21 19-22 17-22

Rata-rata±SD 18.44±0.73 19.30±0.74 20.29±0.75 21.00±0.65 19.32±1.19

Sebagian besar contoh (81.1%) berusia diantara 19-21 tahun dengan rata-

rata usia seluruh contoh 19.32 tahun. Perbedaan usia antar contoh tidak terpaut

jauh. Contoh yang berada pada jenjang semester 2 memiliki persentase usia <19

tahun yang lebih besar dibandingkan dengan semester yang lain. Contoh yang

berada pada jenjang semester 8 memiliki persentase usia >21 tahun yang lebih

besar dibandingkan contoh pada jenjang semester lainnya.

Uang Saku

Uang saku contoh dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu <Rp 800 000,

Rp800 000 – Rp1 500 000, dan > Rp1 500 000. Pengkategorian ini didasarkan

pada nilai kuartil data. Sebaran contoh berdasarkan uang saku dirujuk pada Tabel

5. Berikut ini merupakan tabel deskripsi uang saku contoh.

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan uang saku

Uang saku Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

< Rp800 000 3 18.75 6 26.09 6 25.00 3 11.11 18 20.00

Rp800 000 - Rp1 500 000 13 81.25 14 60.87 15 62.50 23 85.19 65 72.22

> Rp1 500 000 0 0.00 3 13.04 3 12.50 1 3.70 7 7.78

Total 16 100 23 100 24 100 27 100 90 100

Min-Maks Rp300 000 - Rp3 000 000

Rata-rata±SD Rp111 296.3±Rp358 842

Sebagian besar contoh (72.22%) memiliki uang saku yang berada pada

kategori Rp800 000 – Rp1 500 000. Contoh dengan uang saku terbesar, yaitu

lebih dari Rp1 500 000 paling banyak ditemukan pada semester 4. Uang saku

terkecil (kurang dari Rp800 000) juga paling banyak ditemukan pada semester 4.

Rata-rata uang saku contoh adalah Rp111 296.3 dengan standar deviasi adalah

Rp358 842.

Page 33: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

15

Gambaran Karakteristik Keluarga Contoh

Besar Keluiarga

BKKBN (1998) mengkategorikan besar keluarga menjadi tiga kategori,

yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥ 8 orang).

Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga dirujuk pada Tabel 6. Berikut ini

merupakan hasil perhitungan besar keluarga.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga

Besar Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

keluarga n % n % n % n % n %

Kecil 9 56.25 9 39.13 9 37.50 8 29.63 35 38.89

Sedang 7 43.75 14 60.87 14 58.33 18 66.67 53 58.89

Besar 0 0.00 0 0.00 1 4.17 1 3.70 2 2.22

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar (58.89%) keluarga contoh

berada pada kategori keluarga sedang. Hanya sebesar 2.22% keluarga contoh yang

berada pada kategori besar, dan sisanya termasuk kategori kecil. Besar keluarga

dengan kategori keluarga kecil paling banyak ditemukan di semester 2, sedangkan

kategori keluarga sedang paling banyak ditemukan pada semester 8.

Pendidikan Orang Tua

Pendidikan orang tua didasarkan pada jenjang sekolah, yaitu tidak sekolah,

tidak tamat SD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, Diploma, dan

S1/S2/S3. Berikut ini merupakan sebaran pendidikan orang tua conrtoh.

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orang tua

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Ayah

Tidak sekolah 0 0.00 0 0.00 1 4.17 0 0.00 1 1.11

Tidak tamat SD 0 0.00 1 4.35 1 4.17 1 3.70 3 3.33

SD/sederajat 3 18.75 1 4.35 2 8.33 1 3.70 7 7.78

SMP/sederajat 0 0.00 1 4.35 4 16.67 0 0.00 5 5.56

SMA/sederajat 8 50.00 5 21.74 8 33.33 11 40.74 32 35.56

Diploma 1 6.25 0 0.00 1 4.17 1 3.70 3 3.33

S1/S2/S3 4 25.00 15 65.22 7 29.17 13 48.15 39 43.33

Total 16 100.00 23 100 24 100 27 100.00 90 100

Ibu

Tidak sekolah 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Tidak tamat SD 0 0.00 1 4.35 1 4.17 2 7.41 4 4.44

SD/sederajat 2 12.50 1 4.3 5 5 20.83 2 7.41 10 11.11

SMP/sederajat 0 0.00 3 13.04 3 12.50 4 14.81 10 11.11

SMA/sederajat 7 43.75 7 30.43 7 29.17 11 40.74 32 35.56

Diploma 0 0.00 3 13.04 2 8.33 3 11.11 8 8.89

S1/S2/S3 7 43.75 8 34.78 6 25.00 5 18.52 26 28.89

Total 16 100 23 100 24 100 27 100 90 100

Page 34: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

16

Tabel 7 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar (43.33%) ayah contoh

berpendidikan Sarjana, diikuti dengan pendidikan SMA/sederajat sebesar 35.56%,

sedangkan persentase terkecil yaitu tidak bersekolah sebesar 1.11%. Pendidikan

ibu paling besar berada pada tingkat SMA/sederajat, yaitu 35.56%, lalu diikuti

dengan pendidikan Sarjana sebesar 28.89%.

Pendapatan Orang Tua

Pendapatan orang tua dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kurang dari

Rp2 000 000, Rp2 000 000 – Rp7 500 000, dan lebih dari Rp7 500 000.

Pengkategorian ini didasarkan pada nilai kuartil dari sebaran data. Berikut ini

merupakan hasil sebaran pendapatan orang tua contoh.

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan orang tua

Pendapatan orang tua Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

< Rp2 000 000 1 6.25 4 17.39 5 20.83 7 25.93 17 18.89

Rp2 000 000 - Rp7 500 000 12 75.00 15 65.22 13 54.17 12 44.44 52 57.78

> Rp7 500 000 3 18.75 4 17.39 6 25.00 8 29.63 21 23.33

Total 16 100 23 100 24 100 27 100 90 100

Min-Maks Rp800 000 - Rp40 000 000

Rata-rata±SD Rp5 673 367±Rp 5 775 735

Tabel 8 menunjukkan bahwa lebih dari setengah orang tua contoh

(57.78%) memiliki pendapatan Rp2 000 000 – Rp7 500 000, lalu sebanyak

23.33% memiliki pendapatan lebih besar dari Rp7 500 000, sedangkan sisanya

memiliki pendapatan kurang dari Rp2 000 000. Orang tua contoh dengan

pendapatan lebih besar dari Rp7 500 000 paling banyak ditemukan pada semester

8. Pendapatan kurang dari Rp2 000 000 paling banyak ditemukan di semester 8.

Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua contoh dibagi menjadi tidak bekerja, PNS/Polri/ABRI,

BUMN, pegawai swasta, petani, buruh, pedagang, wirausaha, dan yang lain. Tabel

9 berikut ini merupakan rujukan sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua.

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Ayah

Tidak bekerja 0 0.00 0 0.00 1 4.17 0 0.00 1 1.11

PNS/Polri/ABRI 4 25.00 7 30.43 5 20.83 12 44.44 28 31.11

BUMN 1 6.25 0 0.00 2 8.33 2 7.41 5 5.56

Pegawai swasta 5 31.25 6 26.09 3 12.50 3 11.11 17 18.89

Petani 0 0.00 1 4.35 0 0.00 2 7.41 3 3.33

Buruh 0 0.00 3 13.04 2 8.33 2 7.41 7 7.78

Pedagang 1 6.25 0 0.00 2 8.33 2 7.41 5 5.56

Wirausaha 2 12.50 4 17.39 5 20.83 1 3.70 12 13.33

Yang lain 3 18.75 2 8.70 4 16.67 3 11.11 12 13.33

Total 16 100.0 23 100.0 24 100.0 27 100.0 90 100.0

Page 35: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

17

Tabel 9 Sebaran pekerjaan orang tua contoh (lanjutan)

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Ibu

Tidak bekerja 7 43.75 16 69.57 15 62.50 22 81.48 60 66.67

PNS/Polri/ABRI 4 25.00 5 21.74 3 12.50 3 11.11 15 16.67

BUMN 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Pegawai swasta 1 6.25 1 4.35 2 8.33 1 3.70 5 5.56

Petani 1 6.25 0 0.00 1 4.17 0 0.00 2 2.22

Buruh 0 0.00 0 0.00 1 4.17 1 3.70 2 2.22

Pedagang 2 12.50 0 0.00 1 4.17 0 0.00 3 3.33

Wirausaha 1 6.25 1 4.35 0 0.00 0 0.00 2 2.22

Yang lain 0 0.00 0 0.00 1 4.17 0 0.00 1 1.11

Total 16 100.0 23 100.0 24 100.0 27 100.0 90 100.0

Hampir sebagian besar (31.11%) ayah contoh bekerja sebagai

PNS/Polri/ABRI, diikuti oleh pegawai swasta (18.89%), dan persentase terendah

yaitu tidak bekerja (1.11%). Lebih dari setengah (66.67%) ibu contoh tidak

bekerja, diikuti persentase kedua terbesar yaitu PNS/Polri/ABRI (16.67%), dan

persentase terendah yaitu BUMN (0.00%).

Sumber Memperoleh Informasi Mengenai Label Pangan

Informasi merupakan segala sesuatu baik berupa data, fakta, maupun

pesan yang diterima sehingga menjadi makna bagi seseorang. Informasi yang

diperoleh akan membentuk pengetahuan. Sebaran contoh berdasarkan sumber

memperoleh informasi mengenai label pangan dirujuk pada Tabel 10. Berikut ini

merupakan beberapa jenis sumber informasi mengenai label yang diperoleh

contoh.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan sumber memperoleh informasi mengenai

label pangan

Sumber

informasi

Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Media 5 31.25 8 34.78 8 33.33 12 44.44 33 36.67

Buku 7 43.75 10 43.48 5 20.83 6 22.22 28 31.11

Teman 0 0.00 1 4.35 2 8.33 1 3.70 4 4.44

Lainnya 0 0.00 2 8.70 0 0.00 0 0.00 2 2.22

Tabel 10 menunjukkan persentase terbesar dalam mendapatkan sumber

informasi mengenai label pangan (36.67%) yaitu media. Penelitian ini belum

membedakan secara spesifik jenis media yang digunakan contoh dalam

mendapatkan informasi mengenai label pangan. Persentase terkecil (2.22%)

mengenai sumber memperoleh informasi mengenai label yang diperoleh contoh

yaitu lainnya, berupa informasi dari orang tua dan kakak. Sumber informasi media

paling banyak ditemukan pada semester 8, sedangkan buku paling banyak pada

Page 36: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

18

semester 4. Seluruh contoh telah mendapatkan materi kuliah mengenai label

pangan sehingga seluruh contoh telah mengetahui label pangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Widuri (2014) menunjukkan bahwa

sebanyak 34.7% contoh memperoleh informasi mengenai label pangan melalui

media internet. Sebagian yang lain (16%) mendapatkan informasi dari media

cetak, sebanyak 28.5% mendapatkan informasi dari media elektronik, sedangkan

sisanya berasal dari kerabat, keluarga, penyuluhan. Hasil dari penelitian ini dan

penelitian Widuri tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar contoh

memperoleh informasi mengenai label pangan yang berasal dari media.

Pengetahuan Mengenai Susu

Pengetahuan merupakan segala informasi yang dimiliki seseorang

terhadap suatu hal. Pertanyaan yang diajukan meliputi pertanyaan kandungan zat

gizi pada susu, manfaat susu, jenis-jenis susu menurut teknik pembuatannya, dan

contoh pangan turunan susu. Hampir seluruh contoh dapat menjawab dengan

benar mengenai kandungan zat gizi yang terdapat pada susu. Selain itu, sebagian

besar contoh juga dapat menjawab dengan benar mengenai pangan turunan susu.

Namun, banyak contoh yang masih salah menjawab pertanyaan mengenai manfaat

dan jenis susu menurut teknik pembuatannya. Sebaran contoh berdasarkan

pengetahuan mengenai susu dirujuk pada Tabel 11. Berikut ini merupakan sebaran

pengetahuan mengenai susu contoh.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan mengenai susu

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Baik 0 0.00 3 13.04 3 12.50 6 22.22 12 13.33

Cukup 9 56.25 17 73.91 19 79.17 17 62.96 62 68.89

Kurang 7 43.75 3 13.04 2 8.33 4 14.81 16 17.78

Total 16 100 23 100 24 100 27 100 90 100

Min-Maks 30-80 50-90 30-90 30-100 30-100

Rata-rata±SD 55±14.60 73.48±12.28 73.33±13.07 72.59±16.07 69.89±15.54

Uji Spearman (p) 0.006*

*Nyata pada 0.05

Tabel 11 menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah contoh (68.89%)

memiliki pengetahuan susu pada kategori cukup dan hanya 13.33% yang berada

pada kategori baik, sedangkan sisanya berada pada kategori kurang. Rata-rata

pengetahuan mengenai susu semester 4 lebih tinggi dibandingkan semester

lainnya. Namun, semester 8 memiliki persentase kategori baik paling besar

dibandingkan semester lainnya. Hal ini mungkin terjadi karena semester 8 telah

memperoleh pengetahuan gizi yang lebih banyak di kuliah dibandingkan semester

lainnya sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak dibandingkan semester

lainnya. Informasi memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan

(Contento 2011). Uji Spearman yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara pengetahuan mengenai susu dengan jenjang semester menunjukkan bahwa

terdapat hubungan (p<0.05) antara jenjang semester dengan pengetahuan

Page 37: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

19

mengenai susu. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jenjang semester, maka

pengetahuan mengenai susu semakin tinggi.

Program studi Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor memiliki sistem

kurikulum dengan mata kuliah Ilmu Bahan Makanan. Mata kuliah Ilmu Bahan

Makanan diberikan pada semester 3. Salah satu materi yang diajarkan adalah

mengenai susu. Tabel 11 memperlihatkan bahwa contoh yang berada pada

semester 4 memiliki rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dengan semester

lainnya. Contoh yang berada pada semester 4 baru saja mendapatkan materi

mengenai susu pada mata kuliah Ilmu Bahan Makanan dibandingkan semester 6

dan 8, sedangkan contoh pada semester 2 belum mendapatkan mata kuliah Ilmu

Bahan Makanan. Adanya kemungkinkan contoh yang berada pada semester 4

masih mengingat dengan jelas materi mengenai susu yang diberikan pada saat

kuliah dapat menjadi penyebab rata-rata pengetahuan mengenai susu contoh

semester 4 paling tinggi dibandingkan dengan contoh pada semester 2, 6, dan 8.

Pengetahuan Mengenai Label Pangan

Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner antara lain berupa pengertian

label pangan, ketetapan peraturan undang-undang mengenai label pangan,

keterangan yang wajib dicantumkan pada label kemasan, keterangan mengenai

informasi nilai gizi, syarat pencantuman klaim pada kemasan pangan, dan

sebagainya. Hampir seluruh contoh mampu menjawab pengertian label pangan

dan ketetapan peraturan undang-undang mengenai label pangan dengan benar.

Sebagian besar contoh menjawab dengan benar mengenai keterangan yang wajib

dicantumkan pada label kemasan pangan. Sementara itu, pertanyaan mengenai

keterangan pada informasi nilai gizi dan syarat pencantuman klaim pada kemasan

pangan memiliki proporsi yang hampir sama antara jawaban yang benar dan salah

pada contoh. Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan mengenai label pangan

dirujuk pada Tabel 12. Berikut ini merupakan sebaran pengetahuan mengenai

label pangan contoh.

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan mengenai label pangan

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Baik 4 25.00 4 17.39 12 50.00 6 22.22 26 28.89

Cukup 7 43.75 10 43.48 9 37.50 18 66.67 44 48.89

Kurang 5 31.25 9 39.13 3 12.50 3 11.11 20 22.22

Total 16 100.00 23 100.00 24 100.00 27 100.00 90 100.00

Min-Maks 33-80 47-73 47-80 40-100 33-100

Rata-rata±SD 57.92±13.04 55.94±9.99 68.06±10.76 64.44±13.83 62.07±12.78

Uji Spearman (p) 0.003*

*Nyata pada 0.05

Persentase terbesar (48.89%) contoh memiliki pengetahuan mengenai

label pangan pada kategori cukup dan sebanyak 28.89% berada pada kategori

baik, sedangkan sisanya berada pada kategori kurang. Rata-rata pengetahuan

mengenai label pangan contoh pada semester 6 lebih tinggi dibandingkan

Page 38: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

20

semester lainnya, sedangkan rata-rata terendah berada pada contoh semester 4.

Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat hubungan (p<0.05) antara jenjang

semester dengan pengetahuan mengenai label pangan. Pendidikan yang lebih

tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas (Sumarwan 2002).

Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi terhadap pengetahuan

mengenai label pangan berada pada semester 6. Pembelajaran mengenai label

pangan pada program studi Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor pertama kali

didapatkan pada saat semester 2 pada mata kuliah Ilmu Gizi Dasar. Pemahaman

mengenai materi kuliah label pangan diberikan kembali saat mahasiswa berada di

semester 5 pada mata kuliah Evaluasi Nilai Gizi. Contoh yang berada pada

semester 6 dan 8 telah mendapatkan materi kuliah mengenai label pangan

sebanyak dua kali. Contoh yang baru saja mendapatkan materi mengenai label

pangan adalah semester 6 dan semester 2.

Pembahasan tentang pengetahuan mengenai susu pada subbab sebelumnya

juga memperoleh hasil bahwa contoh yang baru saja mendapatkan materi

mengenai susu juga memiliki rata-rata tertinggi. Hal ini dapat disebabkan karena

contoh masih mengingat dengan jelas materi kuliah yang diberikan. Sistem

memori manusia memiliki 3 tahapan, yaitu memori sensorik (sensory information

storage), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka

panjang (long term memory) (Norman 2013). Informasi yang diperoleh seseorang

akan dikirim ke otak yang selanjutnya akan membuka pemikiran untuk kembali

mengingat informasi yang diterima. Adanya perbedaan dalam menafsirkan

informasi yang diterima dapat dikaitkan dengan jangka waktu objek tersebut

diterima oleh otak. Hal ini dapat menjadi alasan bahwa contoh pada semester 4

memiliki rata-rata tertinggi untuk pengetahuan mengenai susu dan semester 6

untuk pengetahuan mengenai label pangan.

Persepsi Mengenai Label Pangan

Persepsi mengenai label pangan dibuat dalam pernyataan positif.

Pernyataan yang diajukan meliputi pentingnya memiliki pengetahuan mengenai

label pangan, pentingnya membaca keterangan minimum yang wajib dicantumkan

pada kemasan pangan dan keterangan lain yang tercantum pada label pangan,

kejujuran produsen dalam mencantumkan keterangan label pada kemasan, dan

sebagainya. Sebaran contoh berdasarkan persepsi mengenai label pangan dirujuk

pada Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan persepsi mengenai label pangan

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Baik 5 31.25 7 30.43 2 8.33 9 33.33 23 25.56

Cukup 8 50.00 10 43.48 15 62.50 12 44.44 45 50.00

Kurang 3 18.75 6 26.09 7 29.17 6 22.22 22 24.44

Total 16 100.00 23 100.00 24 100.00 27 100.00 90 100.00

Min-Maks 75-98 73-97 73-95 72-100 72-100

Rata-rata±SD 88±6.69 86.88±7.25 84.79±5.30 87.28±8.17 86.57±6.97

Uji Spearman (p) 0.771

Page 39: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

21

Sebagian besar contoh (50.00%) memiliki persepsi yang cukup mengenai

label pangan. Sebanyak 25.56% contoh berada pada kategori baik, dan sisanya

kurang. Semester yang memiliki rata-rata tertinggi berada pada semester 2,

sedangkan rata-rata terendah berada pada semester 6. Uji hubungan yang

dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan (p>0.05) antara jenjang

semester dengan persepsi mengenai label pangan. Hal ini menunjukkan bahwa

contoh dengan semester yang lebih tinggi belum tentu memiliki persepsi

mengenai label pangan yang tinggi (baik) pula, begitupun sebaliknya.

Persepsi merupakan suatu proses dalam menafsirkan hal-hal yang

berkenaan dengan stimuli yang diterima seseorang. Stimuli tersebut kemudian

diterjemahkan ke dalam alat indera manusia. Setiap orang cenderung memiliki

persepsi yang berbeda yang akan mempengaruhi tindakan manusia secara nyata

(Sugihartono et al. 2007). Persepsi mengenai label pangan pada penelitian ini

dianalisis untuk mengetahui sejauh mana contoh dapat menerima keberadaan

keterangan label pangan sebagai suatu hal yang penting diperhatikan sebelum

membeli kemasn pangan. Contoh dengan persepsi yang baik mengenai label

pangan cenderung merasa bahwa membaca keterangan-keterangan yang ada pada

label sebagai suatu hal yang penting. Persepsi yang baik tersebut dapat dilanjutkan

melalui sikap yang baik pula sehingga akan berdampak pada implementasi berupa

kebiasaan contoh dalam membaca keterangan label pangan. Hasil yang diperoleh

pada Tabel 13 menggambarkan bahwa hanya sebesar 25.56% contoh yang dapat

menafsirkan hal-hal yang berkenaan dengan label pangan.

Sikap Terhadap Klaim Produk Susu

Sikap terhadap klaim produk susu contoh dinilai melalui skala likert.

Sikap terhadap klaim produk susu dibuat dalam pernyataan positif. Pernyataan

yang diajukan meliputi pemahaman jenis klaim yang tertera pada produk susu,

keinginan untuk membandingkan klaim antar produk, kepedulian terhadap

kebenaran klaim yang tertera pada produk susu, dan kesadaran dalam

memperhatikan pernyataan klaim pada TV. Sebaran contoh berdasarkan sikap

terhadap klaim produk susu dirujuk pada Tabel 14. Berikut ini merupakan sebaran

hasil sikap contoh terhadap klaim produk susu.

Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan sikap terhadap klaim produk susu

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Baik 8 50.00 3 13.04 2 8.33 9 33.33 22 24.44

Cukup 5 31.25 14 60.87 15 62.50 12 44.44 46 51.11

Kurang 3 18.75 6 26.09 7 29.17 6 22.22 22 24.44

Total 16 100.00 23 100.00 24 100.00 27 100.00 90 100.00

Min-Maks 63-93 58-93 58-88 63-95 58-95

Rata-rata±SD 80.00±9.31 74.00±8.20 72.39±7.05 77.04±8.93 75.50-8.61

Uji Spearman (p) 0.104

Lebih dari setengah (51.11%) contoh memiliki sikap dengan kategori

cukup, sementara kategori baik dan kurang memiliki persentase yang sama, yaitu

Page 40: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

22

24.44%. Rata-rata tertinggi berada pada semester 2, sedangkan terendah pada

semester 6. Uji Spearman yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan nyata (p>0.05) antara jenjang semester dengan sikap terhadap klaim

produk susu. Penelitian yang dilakukan oleh Mahdavi (2012) menyatakan bahwa

sebanyak 48.4% mahasiswa gizi mengaku tidak percaya terhadap kebenaran klaim

pada suatu produk. Hanya 16.1% yang percaya terhadap kebenaran klaim pada

produk, sedangkan sisanya ragu-ragu dan tidak tahu.

Sikap merupakan suatu gambaran perasaan dari seseorang. Gambaran

perasaan tersebut dapat berupa reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek (Soekidjo 2003). Sikap akan membentuk suatu kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak. Sikap dapat dibentuk melalui persepsi,

pengetahuan, dan sebagainya. Sikap terhadap klaim produk susu pada contoh

diukur melalui pertanyaan mengenai gambaran perasaan contoh terhadap klaim

produk susu. Contoh yang memiliki sikap yang baik terhadap klaim produk susu

cenderung memiliki kesiapan untuk bertindak apabila keterangan klaim tidak

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, seperti adanya keharusan untuk

memastikan kebenaran klaim. Selain itu, contoh dengan sikap yang baik juga

cenderung untuk peduli terhadap kebenaran klaim yang tertera di iklan, seperti TV

maupun media cetak. Adanya pertimbangan untuk membeli produk susu dengan

klaim yang terkesan menyesatkan juga menjadi suatu sikap yang baik bagi contoh.

Sikap ini selanjutnya akan membawa contoh pada suatu kebiasaan dalam

memperhatikan keterangan pada label pangan, termasuk klaim yang tertera pada

produk kemasan pangan.

Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan

Tingkat kepatuhan membaca label pangan merupakan kebiasaan contoh

dalam membaca keterangan label pangan. Tingkat kepatuhan membaca label

pangan dibuat dalam pernyataan positif. Pernyataan yang diajukan meliputi

kepatuhan membaca keterangan minimum yang wajib dicantumkan dalam

kemasan pangan, membaca keterangan informasi nilai gizi, kecenderungan untuk

tidak membeli kemasan pangan yang tidak mencantumkan keterangan minimum

yang wajib, dan sebagainya. Sebaran contoh berdasarkan tingkat kepatuhan

membaca label pangan dirujuk pada Tabel 15. Berikut ini merupakan tingkat

kepatuhan membaca keterangan label kemasan pangan.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kepatuhan membaca label pangan

Kategori Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

Baik 4 25.00 3 13.04 3 12.50 2 7.41 12 13.33

Cukup 8 50.00 17 73.91 16 66.67 24 88.89 65 72.22

Kurang 4 25.00 3 13.04 5 20.83 1 3.70 13 14.44

Total 16 100.00 23 100.00 24 100.00 27 100.00 90 100.00

Min-Maks 47-94 53-93 56-86 63-95 47-95

Rata-rata±SD 72±13.65 71.22±9.26 68.83±7.75 77.04±8.93 71.31±9.17

uji Spearman (p) 0.692

Page 41: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

23

Tabel 15 menunjukkan bahwa lebih dari setengah contoh (72.22%) berada

pada kategori cukup, sedangkan kategori baik dan kurang hampir sama, yaitu

13.33% dan 14.44%. Contoh dengan kategori baik paling banyak ditemukan pada

semester 2. Tabel 15 menunjukkan tidak terdapat hubungan nyata (p>0.05) antara

jenjang semester dengan tingkat kepatuhan membaca label pangan. Rata-rata

tingkat kepatuhan membaca label pangan tertinggi berada pada semester 8,

sedangkan rata-rata terendah berada pada semester 6.

Hasil penelitian ini memiliki perbedaan hasil dibandingkan dengan

beberapa penelitian yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Mahdavi

et al. (2012) menunjukkan bahwa sebanyak 35.5% mahasiswa gizi sering

membaca keterangan label. Sebanyak 30.6% contoh memilih kadang-kadang,

16.1% jarang, dan 6.5% tidak pernah. Penelitian Zahara dan Triyanti (2009)

menunjukkan bahwa sebanyak 38.6% patuh dalam membaca informasi nilai gizi,

sedangkan 61.4% berada pada kategori tidak patuh. Hal ini menunjukkan bahwa

masih banyak mahasiswa yang belum patuh dalam membaca label pangan,

khususnya informasi nilai gizi. Mahasiswa belum membiasakan diri untuk

membaca keterangan label yang tercantum sebelum membeli produk kemasan

pangan.

Kebiasan seseorang dalam melakukan sesuatu merupakan cerminan

perilaku yang dapat terbentuk melalui fakor-faktor seperti pengetahuan, persepsi,

maupun sikap. Tingkat kepatuhan membaca label pangan merupakan suatu

indikator untuk mengetahui kebiasaan contoh dalam membaca keterangan pada

label kemasan pangan. Tingkat kepatuhan membaca label pangan yang baik dapat

dilihat melalui kebiasaan contoh membaca keterangan-keterangan minimum yang

harus tercantum pada kemasan pangan, meliputi nama produk, alamat produsen,

berat bersih, keterangan tanggal kadaluarsa, dan komposisi bahan pangan yang

digunakan pada produk kemasan. Selain itu, tingkat kepatuhan yang baik juga

dapat dilihat melalui kebiasaan contoh dalam membaca keterangan informasi nilai

gizi, tidak mengonsumsi pangan yang sudah kadaluarsa, dan kecenderungan untuk

tidak membeli produk yang tidak memiliki keterangan label secara benar dan

jelas. Konsumen yang baik sudah sepatutnya membaca terlebih dahulu seluruh

keterangan yang ada pada label kemasan pada setiap jenis produk yang akan

dibeli, kecuali apabila produk tersebut sudah sering dikonsumsi. Namun,

konsumen juga sebaiknya tetap memperhatikan keterangan label yang ada

meskipun produk tersebut sudah tidak asing, terutama keterangan yang dapat

selalu berubah seperti tanggal kadaluarsa.

Peringkat Prioritas Membaca Keterangan Label Pangan

Pertanyaan mengenai pemilihan prioritas membaca keterangan label

pangan dilakukan untuk mengetahui keterangan label yang pertama kali dibaca

atau diprioritaskan oleh contoh. Ada banyak keterangan label yang dapat

ditemukan di produk kemasan pangan. Keterangan yang ditanyakan meliputi

keterangan minimum yang wajib dicantumkan, yaitu nama produk, alamat

produk, komposisi bahan pangan, berat bersih, dan tanggal kadaluarsa. Selain itu,

keterangan lain mengenai informasi nilai gizi, keterangan halal, cara

penyimpanan, kode produksi, dan informasi alergen juga ditanyakan pada

Page 42: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

24

kuesioner. Sebaran contoh berdasarkan peringkat prioritas membaca keterangan

label pangan dirujuk pada Tabel 16. Berikut ini merupakan peringkat prioritas

contoh dalam membaca keterangan label pangan.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan peringkat prioritas membaca keterangan

label pangan

Keterangan label Persentase (%) Uji Spearman (terhadap uang saku)

Nama produk 46.67 0.379

Alamat produk 0.00 0.985

Komposisi bahan pangan 1.11 0.690

Berat bersih 2.22 0.686

Tanggal kadaluarsa 30.00 0.145

Informasi nilai gizi 0.00 0.762

Keterangan halal 17.78 0.042*

Cara penyimpanan 2.22 0.410

Kode produksi 0.00 0.209

Informasi alergen 0.00 0.228

*Nyata pada 0.05

Tabel 16 menunjukkan sebanyak 46.67% contoh memilih keterangan

nama produk di urutan pertama, yang berarti bahwa hampir dari setengah jumlah

contoh memilih untuk membaca keterangan nama produk terlebih dahulu.

Tanggal kadaluarsa berada di peringkat kedua. Sementara itu, informasi alamat

produk, informasi nilai gizi, kode produksi, dan informasi alergen memiliki

persentase 0.00% yang berarti bahwa tidak satupun contoh memprioritaskan

keterangan tersebut dalam membaca keterangan label pada kemasan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mediani (2014) pada mahasiswa juga

menunjukkan hasil yang sama. Sebagian besar contoh memilih nama produk di

urutan pertama, sedangkan alamat produk berada di urutan terakhir. Penelitian

yang dilakukan oleh Mahdavi et al (2012) pada mahasiswa di Iran menunjukkan

hasil berbeda. Lebih dari setengah contoh (84%) memilih tanggal kadaluarsa.

Nama produk berada di urutan ketiga dalam prioritas membaca keterangan label.

Keterangan minimum yang wajib dicantumkan pada produk pangan

menurut peraturan pemerintah PP No. 69 tahun 1999 meliputi nama produk,

alamat produk, komposisi bahan pangan, berat bersih, dan tanggal kadaluarsa.

Tabel 16 menunjukkan bahwa keterangan minimum yang wajib dicantumkan oleh

produsen hampir seluruhnya memiliki persentase terbesar pada peringkat lima

besar dalam hal prioritas membaca keterangan label, kecuali alamat produk yang

berada pada peringkat terakhir. Hal ini dapat disebabkan oleh pandangan contoh

yang menganggap bahwa membaca alamat produsen dinilai kurang penting.

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara prioritas

contoh dalam membaca keterangan pada label pangan dengan uang saku. Tabel 16

menunjukkan bahwa hanya keterangan halal yang memiliki nilai p<0.05 dengan

koefisien korelasi negatif. Hal ini berarti bahwa semakin rendah uang saku, maka

prioritas membaca keterangan halal semakin tinggi.

Page 43: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

25

Produk Susu yang Dikonsumsi Contoh

Sebanyak sepuluh merek produk susu dikonsumsi oleh contoh. Ada

banyak alasan contoh mengonsumsi merek tersebut, yaitu murah, enak, memiliki

kandungan zat gizi lengkap, atau lainnya. Sebaran contoh berdasarkan produk

susu yang dikonsumsi dirujuk pada Tabel 17. Berikut ini merupakan sebaran

merek produk susu yang dikonsumsi contoh.

Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan produk susu yang dikonsumsi

Merek produk

susu

Semester

Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 Total

n % n % n % n % n %

A 6 37.50 16 69.57 18 75.00 18 66.67 58 64.44

B 4 25.00 5 21.74 0 0.00 2 7.41 11 12.22

C 0 0.00 0 0.00 1 4.17 4 14.81 5 5.56

D 1 6.25 1 4.35 1 4.17 1 3.70 4 4.44

E 2 12.50 1 4.35 1 4.17 0 0.00 4 4.44

F 1 6.25 0 0.00 0 0.00 1 3.70 2 2.22

G 0 0.00 0 0.00 2 8.33 0 0.00 2 2.22

H 1 6.25 0 0.00 0 0.00 1 3.70 2 2.22

I 0 0.00 0 0.00 1 4.17 0 0.00 1 1.11

J 1 6.25 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 1.11

Total 16 100 23 100 24 100 27 100 90 100.00

Tabel 17 merupakan merek produk susu yang dikonsumsi oleh contoh dan

telah diurutkan berdasrakan persentase konsumsi tertinggi. Lebih dari sebagian

besar contoh (64.44%) mengonsumsi produk A. Produk A paling banyak

dikonsumsi oleh contoh, baik pada contoh semester 2, semester 4, semester 6, dan

semester 8. Persentase produk A paling tinggi ditemukan pada semester 6, yaitu

sebesar 75%. Produk yang paling sedikit dikonsumsi oleh contoh adalah I dan J

dengan persentase yang sama. yaitu 1.11%. Produk I hanya dikonsumsi oleh

contoh pada semester 4, sedangkan produk J dikonsumsi oleh contoh pada

semester 2.

Pertanyaan mengenai alasan contoh memilih produk tersebut juga

ditanyakan pada penelitian ini. Tabel 18 di bawah ini menunjukkan bahwa

sebagian besar contoh (54.44%) mempertimbangkan rasa dalam mengonsumsi

produk susu. Sebanyak 23.33% contoh mengonsumsi produk susu karena

kandungan zat gizi yang ada pada produk, 17.78% alasan contoh karena harga,

dan sisanya adalah alasan lainnya berupa diet. Tabel 18 juga menunjukkan bahwa

alasan contoh mengonsumsi produk A yang merupakan produk paling banyak

dikonsumsi karena rasa yang enak. Rasa merupakan alasan utama sebagian besar

contoh mengonsumsi produk susu yang mereka pilih. Produk F dan G dikonsumsi

contoh dengan alasan lainnya, yaitu sedang menjalani diet. Kedua produk tersebut

mencantumkan klaim rendah lemak. Adanya klaim rendah lemak pada kedua

produk tersebut menjadi alasan contoh yang sedang menjalani diet memilih

produk yang mencantumkan klaim rendah lemak. Sebaran contoh berdasarkan

alasan mengonsumsi produk susu dirujuk pada Tabel 18. Berikut ini merupakan

tabel alasan contoh mengonsumsi produk susu tersebut.

Page 44: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

26

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan alasan mengonsumsi produk susu

Merek

Alasan

Murah Rasa

Kandungan zat

gizi Lainnya Total

n % n % n % n % n %

A 11 12.22 34 37.78 13 14.44 0 0.00 58 64.44

B 5 5.56 6 6.67 0 0.00 0 0.00 11 12.22

C 0 0.00 3 3.33 2 2.22 0 0.00 5 5.56

D 0 0.00 3 3.33 1 1.11 0 0.00 4 4.44

E 0 0.00 2 2.22 2 2.22 0 0.00 4 4.44

F 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 2.22 2 2.22

G 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 2.22 2 2.22

H 0 0.00 1 1.11 1 1.11 0 0.00 2 2.22

I 0 0.00 0 0.00 1 1.11 0 0.00 1 1.11

J 0 0.00 0 0.00 1 1.11 0 0.00 1 1.11

Total 16 17.78 49 54.44 21 23.33 4 4.44 90 100.00

Harga produk susu diidentifikasi secara langsung melalui survei di salah

satu supermarket di Bogor. Harga merupakan salah satu aspek penting yang

sering diperhatikan konsumen dalam membeli sebuah produk pangan. Harga

produk susu dibawah ini telah dikonversikan ke dalam satuan Rp/ml. Harga

produk kemudian dihubungkan dengan persentase produk susu yang dikonsumsi

oleh contoh untuk mengetahui adanya hubungan antara harga dengan pemilihan

produk susu. Harga produk susu dirujuk pada Tabel 19. Berikut ini merupakan

tabel harga produk susu yang dikonsumsi contoh.

Tabel 19 Harga produk susu yang dikonsumsi contoh

Produk Harga (Rp/ml) Persentase konsumsi contoh (%)

A 15.390 64.44

B 17.816 12.22

C 14.422 5.56

D 16.962 4.44

E 34.158 4.44

F 16.290 2.22

G 15.989 2.22

H 41.217 2.22

I 18.322 1.11

J 20.026 1.11

Uji Spearman (p) 0.159

Tabel 19 menunjukkan bahwa produk C memiliki harga termurah diantara

produk lainnya. Contoh yang mengonsumsi produk C hanya sebesar 5.56%.

Sementara itu, produk yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah produk

A, dengan persentase sebesar 64.44%. Produk A merupakan produk dengan harga

termurah kedua setelah produk C. Harga produk yang semakin murah tidak

menentukan keputusan pembelian contoh jika didasarkan pada Tabel 19. Uji

korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara harga

Page 45: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

27

dengan persentase contoh mengonsumsi produk tersebut (p>0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa harga susu yang lebih murah tidak selalu menentukan bahwa

produk tersebut banyak dikonsumsi oleh contoh, begitupun sebaliknya. Hasil ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosalia (2015) terhadap keputusan

pembelian salah satu produk susu di Kediri. Penelitian ini menyatakan bahwa

harga tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan keputusan pembelian.

Sementara itu, penelitan yang dilakukan oleh Ainur (2013) menunjukkan hasil

bahwa harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk susu

di Semarang.

Penelitian yang dilakukan oleh Kumar dan Babu (2014) di India

memperoleh hasil bahwa selain harga, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian produk turunan susu (dairy products). Faktor-faktor tersebut

meliputi kualitas produk, ketersediaan produk di lokasi tempat tinggal konsumen,

variasi produk, merek produk, dan iklan. Informasi label yang tertera pada

kemasan produk, manfaat kesehatan, persepsi mengenai kandungan zat gizi pada

produk, dan status sosial dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian produk (Bonaventure dan Umberger 2012). Faktor-faktor ini

dapat menjadi alasan bahwa harga tidak selalu berhubungan dengan keputusan

pembelian produk susu pada contoh.

Persentase contoh yang mempertimbangkan harga produk hanya sebesar

17.78% pada penelitian ini. Sebagian besar contoh mengonsumsi produk susu

tersebut karena rasa yang enak dan kandungan zat gizi yang ada pada produk. Hal

ini dapat menjadi alasan tidak adanya hubungan antara harga dengan produk susu

yang dikonsumsi contoh pada penelitian ini.

Selanjutnya, produk-produk susu yang dikonsumsi oleh contoh di atas

akan diidentifikasi keterangan label dan klaim yang dicantumkan oleh produsen.

Kelengkapan keterangan label yang tercantum pada produk susu dirujuk pada

Tabel 20. Berikut ini merupakan tabel kelengkapan keterangan label pada produk

susu yang dikonsumsi contoh.

Tabel 20 Kelengkapan keterangan label yang tercantum pada produk susu

No. Keterangan label

Produk Susu

A B C D E F G H I J

1 Nama produk

2 Alamat produk

3 Komposisi bahan pangan

4 Berat bersih

5 Tanggal kadaluarsa

6 Informasi nilai gizi

7 Keterangan halal

8 Cara penyimpanan

9 Kode produksi

10 Informasi alergen - - - - - - - - - -

11 Peruntukan

Peraturan pemerintah PP No. 69 tahun 1999 menyebutkan bahwa

keterangan minimum yang wajib dicantumkan pada produk pangan meliputi nama

Page 46: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

28

produk, alamat produk, komposisi bahan pangan, berat bersih, dan tanggal

kadaluarsa. Tabel 20 menunjukkan bahwa seluruh produk susu yang dikonsumsi

contoh telah memenuhi keterangan minimum yang wajib dicantumkan. Selain itu,

ada beberapa keterangan lain yang dicantumkan pada produk-produk tersebut.

Peraturan kepala BPOM RI Nomor 13 Tahun 2016 Mengenai Pengawasan

Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan menyebutkan bahwa pangan olahan

yang mencantumkan klaim harus memuat informasi berupa: 1) informasi nilai

gizi, 2) peruntukan, 3) petunjuk cara penyiapan dan penyimpanan, khusus untuk

pangan olahan yang memerlukan petunjuk penyiapan dan penyimpanan, serta 4)

keterangan lain yang perlu dicantumkan. Tabel 20 memperlihatkan bahwa seluruh

produk susu yang dikonsumsi contoh telah mencantumkan informasi nilai gizi dan

cara penyimpanan.

Semua produk susu yang dikonsumsi contoh telah memberikan label halal

dan kode produksi pada produk, kecuali informasi alergen. Keterangan halal, kode

produksi, dan informasi alergen belum menjadi persayaratan keterangan minimum

yang harus dicantumkan pada produk, kecuali keterangan halal bagi yang

dipersyaratkan. Informasi nilai gizi, peruntukan, dan cara penyimpanan juga

bukan menjadi keterangan minimum yang wajib dicantumkan, kecuali apabila

produk tersebut mencantumkan klaim.

Berbagai macam produk susu yang dikonsumsi contoh juga

mencantumkan klaim. Klaim yang telah dicantumkan pada produk harus sesuai

dengan yang semestinya. Peraturan mengenai klaim bertujuan untuk menghindari

adanya informasi yang tidak benar sehingga keamanan konsumen dapat terjamin.

Perbandingan klaim produk susu dengan peraturan dirujuk pada Tabel 21. Berikut

ini merupakan perbandingan klaim produk susu dengan peraturan yang tercantum

pada peraturan kepala BPOM RI Nomor 13 Tahun 2016 Mengenai Pengawasan

Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan.

Tabel 21 Perbandingan klaim produk susu dengan peraturan

Produk Klaim Kesesuaian

A

Sumber vitamin A, D3, B1, B2, B6, B12

Sumber Kalsium, Fosfor

B Sumber serat pangan Tidak

sesuai Tinggi vitamin A, B1, B2, C

Tinggi kalsium

Serat pangan : merupakan sumber serat pangan yang baik

Tinggi vitamin A : dapat membantu mempertahankan keutuhan

lapisan permukaan (mukosa)

Tinggi vitamin B1 : kaya akan vitamin B1 yang dapat berperan

sebagai koenzim perubahan karbohidrat menjadi energi

Vitamin B2 : berperan sebagai koenzim dalam reaksi pembentukan

energi

Tinggi vitamin C : berperan sebagai antioksidan yang bekerja

bersama antioksidan lain terutama vitamin E*

Tinggi kalsium : yang berperan dalam pembentukan tulang dan

mempertahankan kepadatan tulang dan gigi

Page 47: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

29

Tabel 21 Perbandingan klaim produk susu dengan peraturan (lanjutan) Produk Klaim Kesesuaian

C Sumber protein

Sumber vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, B12, C, D, E

Sumber kalsium, zat besi

Zat besi : merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang

membawa oksigen ke seluruh tubuh

Kalsium : berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan

tulang dan gigi

Protein : Merupakan komponen esensial dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak

D Sumber omega 3

Sumber protein

Sumber vitamin A, B1, B2, C, E

Tinggi kalsium

Sumber fosfor, zink, iodium

Sumber serat pangan

Tinggi kalsium : kalsium berperan dalam pembentukan dan

mempertahankan kepadatan tulang dan gigi

Protein : membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh

Vitamin A, C, E : Vitamin A dapat membantu mempertahankan

keutuhan lapisan permukaan. Vitamin C berperan dalam pembentukan dan

pemeliharaan jaringan kolagen

Iodium : Iodium penting dalam pembentukan hormon tiroid

Vitamin B1, B2 : Vitamin B1 dan B2 berperan sebagai koenzim

poerubahan karbohidrat menjadi energi

E Kurang lemak

Tinggi kalsium

F Sumber vitamin A, D3, B1, B2, B6, B12

Sumber Kalsium, Fosfor

Rendah lemak

G Sumber 7 vitamin

Sumber 3 mineral

Tinggi kalsium

Rendah lemak

H - -

I - -

J Tinggi kalsium

Sumber serat pangan (inulin)

Rendah lemak

Tinggi vitamin D, fosfor, magnesium

Tinggi kalsium : kalsium berperan dalam pembentukan dan

mempertahankan kepadatan tulang dan gigi

Konsumsi kalsium sejak dini dapat membantu memperlambat

terjadinya osteoporosis di kemudian hari apabila disertai dengan latihan fisik

yang teratur dan konsumsi gizi seimbang

*Tidak sesuai dengan peraturan

Page 48: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

30

Klaim yang biasanya terdapat pada produk susu adalah klaim gizi dan

klaim kesehatan. Klaim gizi merupakan pernyataan yang menyatakan atau

menyiratkan bahwa produk pangan memiliki kandungan zat gizi tertentu meliputi

energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral serta turunannya yang

telah ditetapkan dalam ALG (Acuan Label Gizi). Klaim gizi terdiri dari klaim

kandungan zat gizi dan klaim perbandingan zat gizi. Klaim kesehatan merupakan

pernyataan yang menyatakan atau menyiratkan bahwa ada hubungan antara

produk pangan dengan kesehatan. Klaim kesehatan terdiri dari klaim fungsi zat

gizi, fungsi lain, dan fungsi penurunan risiko penyakit.

Hampir seluruh produk mencantumkan klaim, kecuali produk H dan I.

Klaim yang dicantumkan meliputi klaim kandungan zat gizi, klaim fungsi zat gizi,

dan klaim penurunan risiko penyakit. Tabel 21 menunjukkan bahwa hampir

seluruh produk susu yang diidentifikasi kebenaran klaim yang dicantumkan telah

sesuai dengan peraturan Kepala BPOM RI Mengenai Pengawasan Klaim dalam

Label dan Iklan Pangan Olahan tahun 2016, kecuali produk B. Salah satu klaim

yang tercantum pada produk B adalah klaim fungsi zat gizi, yaitu “tinggi vitamin

C berperan sebagai antioksidan yang bekerja bersama antioksidan lain terutama

vitamin E”. Klaim fungsi zat gizi terkait antioksidan tidak diperkenankan untuk

dicantumkan dalam kemasan pangan.

Klaim kandungan zat gizi merupakan klaim yang menyatakan atau

menggambarkan kandungan zat gizi dalam pangan. Klaim kandungan zat gizi

yang dicantumkan pada Tabel 21 untuk keseluruhan jenis produk susu adalah

klaim rendah (kurang) lemak, sumber (mengandung) vitamin dan mineral, serta

tinggi (kaya akan) vitamin dan mineral. Menurut peraturan BPOM, produsen yang

mencantumkan klaim “rendah” atau “bebas” hanya boleh digunakan pada pangan

yang telah mengalami proses tertentu sehingga kandungan zat gizi pada pangan

tersebut menjadi rendah atau bebas dari zat gizi tersebut. Adapun klaim rendah

lemak yang tercantum pada suatu produk. termasuk produk susu memiliki

kandungan lemak tidak lebih dari 3 gram per 100 gram (dalam bentuk padat) atau

1.5 gram per 100 ml (dalam bentuk cair). Seluruh produk yang mencantumkan

klaim rendah lemak pada Tabel 21 di atas telah memenuhi persyaratan ini.

Sebagian besar produk tersebut juga mencantumkan klaim kandungan zat

gizi berupa sumber protein, sumber vitamin dan mineral, sumber serat pangan,

serta tinggi vitamin dan mineral. Peraturan BPOM menyebutkan bahwa klaim

kandungan zat gizi dengan sumber protein memiliki persyaratan tidak kurang dari

20% ALG per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 10% ALG per 100 ml (dalam

bentuk cair). Klaim sumber vitamin dan mineral memiliki persyaratan tidak

kurang dari 15% ALG per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 7.5% ALG per

100 ml (dalam bentuk cair). Klaim dengan tinggi vitamin dan mineral memiliki

persyaratan tidak kurang dari dua kali jumlah untuk “sumber”. Serat pangan

dikatakan “sumber” apabila memenuhi persyaratan tidak kurang dari 3 gram per

100 gram. Produk-produk susu pada Tabel 21 di atas secara keseluruhan telah

memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Sebagian produk juga mencantumkan klaim fungsi zat gizi, khususnya

produk B, C, dan D. Klaim fungsi zat gizi merupakan jenis klaim yang

menggambarkan peran fisiologis zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan

fungsi normal tubuh. Klaim fungsi zat gizi yang tercantum pada produk susu di

atas sudah sesuai dengan ketetapan peraturan BPOM, kecuali produk B terkait

Page 49: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

31

dengan klaim fungsi zat gizi berupa antioksidan. Peraturan tersebut dinyatakan

pada lampiran III peraturan kepala BPOM tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim

dalam Label dan Iklan Pangan Olahan.

Jenis klaim yang tercantum pada produk susu di atas khususnya produk J

termasuk klaim penurunan risiko penyakit. Klaim tersebut menyatakan bahwa

“konsumsi kalsium sejak dini dapat membantu memperlambat terjadinya

osteoporosis di kemudian hari apabila disertai dengan latihan fisik yang teratur

dan konsumsi gizi seimbang”. Menurut peraturan BPOM, produk yang

mencantumkan klaim penurunan risiko penyakit dengan komponen kalsium harus

mengandung setidaknya 75% AKG per hari sesuai kelompok umur. Selain itu,

kadar fosfor dalam pangan tersebut tidak boleh melebihi kadar kalsium. Kalsium

juga tidak boleh dikaitkan dengan pertambahan tinggi badan (panjang tulang).

Produk J telah memenuhi peraturan yang ditetapkan.

Hubungan antara Variabel

Hubungan Sumber Informasi Mengenai Label Pangan dengan Pengetahuan,

Persepsi, Sikap, dan Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan

Analisis statistik dilakukan untuk melihat hubungan antara sumber

informasi mengenai label pangan dengan pengetahuan, persepsi, sikap, dan

tingkat kepatuhan membaca label pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara sumber informasi mengenai label pangan dengan

variabel-variabel tersebut (p>0.05). Penelitian yang dilakukan oleh Mediani

(2014) menunjukkan bahwa sebesar 37% contoh pada penelitian tersebut

memperoleh pengetahuan mengenai label pangan hanya dari satu sumber. Berikut

ini merupakan tabel rujukan mengenai hubungan sumber informasi mengenai

label pangan dengan pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan

membaca label pangan.

Tabel 22 Hubungan sumber memperoleh informasi mengenai label pangan

dengan pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan membaca

label pangan

No

. Variabel

Sumber memperoleh informasi mengenai label

pangan

r p

1 Pengetahuan mengenai label 0.106 0.322

2 Persepsi mengenai label 0.075 0.481

3 Sikap terhadap klaim produk susu 0.035 0.744

4 Tingkat kepatuhan membaca label

pangan 0.184 0.082

Hasil ini tidak sejalan dengan pernyataan Contento (2011) bahwa sumber

informasi memiliki peran yang penting dalam meningkatkan pengetahuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Zahara dan Triyanti (2009) memperoleh hasil

bahwa sikap terhadap kesehatan dan label makanan memiliki hubungan dengan

tingkat kepatuhan membaca informasi nilai gizi pada mahasiswa. Sumber

informasi yang diperoleh seharusnya dapat meningkatkan pengetahuan contoh

yang akan berdampak pula pada persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan contoh

dalam membaca label pangan. Hal ini mungkin terjadi karena paparan dari sumber

Page 50: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

32

informasi yang diperoleh seperti media, buku, teman, maupun yang lainnya tidak

terlalu besar. Informasi yang diperoleh tidak memberikan gambaran secara

menyeluruh mengenai label pangan sehingga tidak berpengaruh besar terhadap

contoh.

Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan Mengenai Susu dan

Pengetahuan Mengenai Label Pangan Analisis statistik dilakukan dengan uji bivariat untuk mengetahui

hubungan antara karakteristik individu dengan pengetahuan mengenai susu dan

pengetahuan mengenai label. Karakteristik individu meliputi jenis kelamin, usia,

dan uang saku. Berikut ini merupakan hubungan karakteristik dengan

pengetahuan susu dan pengetahuan label contoh.

Tabel 23 Hubungan karakteristik individu dengan pengetahuan mengenai susu

dan label pangan

No. Karakteristik individu Pengetahuan mengenai susu Pengetahuan mengenai label

r p r p

1 Jenis Kelamin a)

-1)

0.027* -2)

0.309

2 Usia b)

0.301 0.004* 0.266 0.011*

3 Uang saku b)

0.158 0.136 -0.030 0.781 a)

Uji hubungan menggunakan Chi Square (1)

F=7.201; 2)

F=2.352) b)

Uji hubungan menggunakan Spearman

*Nyata pada 0.05

Tabel 23 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis

kelamin dengan pengetahuan mengenai susu (p<0.05). Perempuan memiliki

pengetahuan mengenai susu lebih besar dibandingkan laki-laki. Analisis

hubungan jenis kelamin menggunakan uji Chi Square. Perempuan memiliki

pengetahuan mengenai susu 7.201 poin lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Penelitian ini sejalan dengan Puspita (2014) bahwa perempuan memiliki tingkat

pengetahuan terhadap komposisi label pangan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Usia juga menunjukkan adanya hubungan dengan pengetahuan mengenai susu

(p<0.05). Selain itu, usia juga memiliki hubungan dengan pengetahuan mengenai

label (p<0.05). Artinya, semakin tinggi usia contoh maka pengetahuan mengenai

susu dan pengetahuan mengenai label semakin baik. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Widuri (2014) yang menyatakan bahwa usia

memiliki hubungan yang positif terhadap pengetahuan mengenai tanggal

kadaluarsa. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan label

karena p>0.05. Uang saku juga tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan

mengenai susu dan label.

Hubungan Karakteristik Individu dengan Persepsi, Sikap, dan Tingkat

Kepatuhan Membaca Label Pangan

Analisis statistik dilakukan dengan uji bivariat untuk mengetahui

hubungan antara karakteristik individu dengan persepsi, sikap, dan kepatuhan

membaca label. Karakteristik individu meliputi jenis kelamin, usia, dan uang

saku. Berikut ini merupakan hubungan karakteristik individu dengan persepsi,

sikap, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan.

Page 51: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

33

Tabel 24 Hubungan karakteristik individu dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan

No. Karakteristik

individu

Persepsi Sikap Tingkat kepatuhan

r p r p r p

1 Jenis Kelamin a)

-1)

0.224 -2)

0.457 -3)

0.471

2 Usia b)

0.015 0.891 0.001 0.996 0.061 0.566

3 Uang saku b)

- 0.157 0.139 0.031 0.773 0.078 0.468 a)

Uji hubungan menggunakan Chi Square (1)

F=2.992; 2)

F=1.565; 3)

F=1.506) b)

Uji hubungan menggunakan Spearman

Tabel 24 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik

individu (jenis kelamin, usia, dan uang saku) dengan perspesi, sikap, dan tingkat

kepatuhan (p>0.05). Penelitian ini sejalan dengan Mediani (2014) bahwa jenis

kelamin tidak memiliki hubungan dengan persepsi, sikap, dan perilaku membaca

informasi nilai gizi. Sementara itu, usia memiliki hubungan positif dengan

perilaku membaca informasi nilai gizi pada penelitian tersebut.

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Pengetahuan Mengenai Susu dan

Pengetahuan Mengenai Label

Karakteristik keluarga yang dianalisis meliputi besar keluarga, pendidikan

ayah dan ibu, dan pendapatan keluarga. Berikut ini merupakan hasil analisis

statistik hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan mengenai susu dan

pengetahuan mengenai label.

Tabel 25 Hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan susu dan

pengetahuan label

No. Karakteristik keluarga Pengetahuan susu Pengetahuan label

r p r p

1 Besar keluarga b)

0.035 0.742 0.140 0.189

2 Pendidikan ayah b)

0.228 0.030* -0.198 0.061

3 Pendidikan ibu b)

0.017 0.872 - 0.051 0.634

4 Pendapatan orang tua b)

0.112 0.295 - 0.143 0.177 b)

Uji hubungan menggunakan Spearman

Uji hubungan antara besar keluarga, pendidikan ayah dan ibu, serta

pendapatan orang tua dengan pengetahuan mengenai susu dan label dilakukan

dengan uji Spearman. Tabel 25 menunjukkan bahwa keseluruhan karakteristik

keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan karena p>0.005, kecuali

pendidikan ayah. Pendidikan ayah memiliki hubungan dengan pengetahuan susu.

Artinya, semakin tinggi jenjang pendidikan ayah, maka pengetahuan mengenai

susu contoh semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh Khan et al. (2015)

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara jenjang pendidikan orang tua

dengan prestasi belajar anak. Orang tua yang memiliki jenjang pendidikan tinggi

pada umumnya memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan

anak. Hal ini secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat pengetahuan anak

terhadap suatu hal atau objek, termasuk dalam penelitian ini berupa pengetahuan

mengenai susu dan pengetahuan mengenai label pangan.

Page 52: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

34

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Persepsi, Sikap, dan Tingkat

Kepatuhan Membaca Label

Hubungan antara karakteristik keluarga dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan dirujuk pada Tabel 26. Berikut ini merupakan

hasil analisis statistik hubungan karakteristik keluarga dengan persepsi, sikap, dan

tingkat kepatuhan membaca label.

Tabel 26 Hubungan karakteristik keluarga dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label

No.

Karakteristik

keluarga

Persepsi Sikap Tingkat kepatuhan

r p r p r p

1 Besar keluarga b)

-0.020 0.852 -0.002 0.983 0.074 0.488

2 Pendidikan ayah b)

-0.038 0.722 -0.121 0.255 -0.091 0.393

3 Pendidikan ibu b)

- 0.112 0.293 -0.048 0.655 0.013 0.903

4

Pendapatan orang

tua b)

- 0.140 0.188 0.041 0.701 0.084 0.433 b)

Uji hubungan menggunakan Spearman

Tabel 26 menunjukkan bahwa keseluruhan karakteristik keluarga tidak

memiliki hubungan yang signifikan karena p>0.005. Hal ini berarti bahwa

karakteristik keluarga tidak berhubungan dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan pada contoh. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Widuri (2014) yang menyebutkan bahwa tidak satupun

variabel dari karakteristik keluarga yang memiliki hubungan dengan persepsi,

sikap, dan perilaku membaca label kadaluarsa pada kemasan pangan. Tidak

adanya hubungan antara karakteristik keluarga dengan persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan membaca label pangan menggambarkan bahwa ada faktor-faktor lain

yang mempengaruhi contoh. Adanya faktor personal dan lingkungan selain

keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.

Hubungan Pengetahuan Mengenai Label dengan Persepsi Mengenai Label

Analisis statistik dilakukan untuk melihat hubungan antara pengetahuan

mengenai label dengan persepsi mengenai label. Uji korelasi menggunakan uji

Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata

antara pengetahuan mengenai label dengan persepsi mengenai label pangan

(p>0.05). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2006)

yang memperoleh hasil bahwa pengetahuan memiliki hubungan positif dengan

persepsi mengenai label. Artinya, semakin baik pengetahuan seseorang terhadap

label, maka persepsi juga semakin baik. Grunert (2011) menjelaskan bahwa

terdapat beberapa penghalang konsumen tidak memperhatikan label pangan. Salah

satunya adalah paparan yang dapat berupa pengetahuan tidak secara pasti

berpengaruh terhadap persepsi. Hal ini didorong oleh waktu yang terbatas untuk

membaca label dan kebiasaan membeli suatu produk tertentu. Kesimpulan yang

salah terhadap label yang tertera juga dapat menjadi penghalang konsumen dalam

memilih produk pangan. Konsumen memiliki pemahaman mengenai label pangan,

namun persepsi bukan didasarkan pada label yang tertera. Hal ini dapat menjadi

alasan tidak adanya hubungan antara pengetahuan contoh dengan persepsi

terhadap label, meskipun contoh telah memiliki pengetahuan mengenai label

pangan.

Page 53: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

35

Hubungan Pengetahuan Mengenai Susu, Pengetahuan Mengenai Label

Pangan, Persepsi Mengenai Label Pangan dengan Sikap Terhadap Klaim

Produk Susu

Analisis statistik dilakukan untuk melihat hubungan antara pengetahuan

mengenai susu, pengetahuan mengenai label, persepsi mengenai label dengan

sikap terhadap klaim produk susu. Uji korelasi menggunakan uji Spearman.

Berikut ini merupakan tabel hasil analisis hubungan antara pengetahuan mengenai

susu, pengetahuan mengenai label, persepsi mengenai label dengan sikap terhadap

klaim produk susu.

Tabel 27 Hubungan antara pengetahuan mengenai susu, pengetahuan mengenai

label, persepsi mengenai label, dengan sikap terhadap klaim produk

susu

No. Variabel Sikap

r p

1 Pengetahuan mengenai susu 0.145 0.171

2 Pengetahuan mengenai label 0.149 0.162

3 Persepsi mengenai label 0.555 0.000* b)

Uji hubungan menggunakan Spearman

*Nyata pada 0.05

Tabel 27 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan

mengenai susu dengan sikap terhadap klaim produk susu, begitu pun dengan

pengetahuan mengenai label (p>0.05). Hasil berbeda ditunjukkan oleh persepsi

mengenai label dengan sikap terhadap klaim produk susu. Tabel 27 menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mengenai label dengan sikap

terhadap klaim produk susu (p<0.05). Penelitian yang dilakukan oleh Mediani

(2014) menunjukkan bahwa persepsi memiliki hubungan yang positif dengan

sikap. Penelitian lain yang dilakukan oleh Retnaningsih et al. (2010) juga

menunjukkan hasil yang sama. Persepsi memiliki pengaruh yang positif dengan

sikap. Persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu dan akan

berdampak pada sikap.

Hubungan Pengetahuan Mengenai Label, Persepsi Mengenai Label, Sikap

terhadap Klaim Produk Susu dengan Tingkat Kepatuhan Membaca

Keterangan Label Pangan

Analisis statistik dilakukan untuk melihat hubungan antara pengetahuan

mengenai label, persepsi mengenai label, sikap terhadap klaim produk susu

dengan tingkat kepatuhan membaca keterangan label pada kemasan pangan. Uji

korelasi menggunakan uji Spearman. Hubungan antara pengetahuan mengenai

label dengan persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan membaca label pangan

dirujuk pada Tabel 28. Berikut ini merupakan tabel hasil analisis hubungan antara

pengetahuan mengenai label, persepsi mengenai label, sikap terhadap klaim

produk susu dengan tingkat kepatuhan membaca keterangan label pada kemasan

pangan.

Page 54: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

36

Tabel 28 Hubungan antara pengetahuan mengenai label, persepsi mengenai label,

sikap terhadap klaim produk susu dengan tingkat kepatuhan membaca

keterangan label

No. Variabel Tingkat kepatuhan membaca label

r p

1 Pengetahuan mengenai label 0.191 0.071

2 Persepsi mengenai label 0.453 0.000*

3 Sikap terhadap klaim 0.581 0.000* b)

Uji hubungan menggunakan Spearman

*Nyata pada 0.05

Tabel 28 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan

mengenai label dengan tingkat kepatuhan membaca label pada kemasan pangan

(p>0.05). Hasil penelitian ini dapat berarti bahwa contoh dengan pengetahuan

yang baik mengenai label pangan belum tentu memiliki tingkat kepatuhan yang

baik pula. Sebaliknya, contoh dengan pengetahuan kurang belum tentu memiliki

tingkat kepatuhan yang kurang baik. Gambaran deskriptif pengetahuan, persepsi,

sikap, dan tingkat kepatuhan contoh memperlihatkan bahwa semester 6 memiliki

rata-rata pengetahuan label lebih tinggi dibandingkan semester lainnya. Namun,

persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan memiliki rata-rata terendah.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zahara (2009) pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di

Universitas Indonesia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan

mengenai label tidak memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan membaca

keterangan label informasi nilai gizi pada produk. Namun, hasil penelitian

mengenai pengetahuan label pangan ini memiliki hasil yang berbeda dengan

Kennedy et al. (2005). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pengetahuan yang

diperoleh seseorang akan memiliki hubungan terhadap tindakan yang dilakukan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pada penelitian

ini. Keterangan label yang tidak menarik perhatian, tidak ada waktu untuk

membaca, keterbatasan memahami informasi yang tertera pada label, dan kurang

peduli terhadap pangan yang dikonsumsi adalah beberapa hal yang mungkin

menjadi alasan tidak memperhatikan label pangan (Signal et al. 2008). Alasan lain

yang disampaikan oleh Samson (2012) berdasarkan hasil penelitian yaitu lebih

dari setengah konsumen tidak memperhatikan label karena produk tersebut tidak

asing bagi mereka. Beberapa alasan ini dapat menjadi faktor pengetahuan tidak

berhubungan dengan tingkat kepatuhan membaca label pangan.

Tabel 26 menunjukkan adanya hubungan antara persepsi mengenai label

pangan dengan tingkat kepatuhan membaca keterangan label pada kemasan

pangan (p<0.05). Hal ini berarti bahwa semakin baik persepsi mengenai label

terhadap klaim produk susu yang dimiliki oleh contoh, maka tingkat kepatuhan

membaca keterangan label juga semakin baik. Persepsi memiliki pengaruh

terhadap perilaku atau keputusan pembelian pada konsumen (Shi et al. 2011).

Persepsi cenderung mengendalikan seseorang dalam berperilaku, termasuk

keputusan dalam kebiasaan membaca label. Hasil pada Tabel 28 mengenai

hubungan persepsi dengan tingkat kepatuhan membaca label sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sandberg (2013) di Denmark. Penelitian tersebut

Page 55: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

37

menjelaskan bahwa konsumen yang peduli terhadap label pangan memiliki

pengaruh yang positif dengan persepsi.

Tabel 28 juga menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara sikap

terhadap klaim produk susu dengan tingkat kepatuhan membaca keterangan label

pada kemasan pangan. Hal ini berarti bahwa semakin baik sikap terhadap klaim

produk susu yang dimiliki oleh contoh, maka tingkat kepatuhan membaca

keterangan label juga semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh Mediani

(2014) menunjukkan hasil yang sama. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa

terdapat perbedaan nyata antara sikap contoh dengan perilaku membaca label

informasi gizi.

Klaim merupakan segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan,

atau secara tidak langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu suatu pangan

yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan,

komposisi, atau faktor mutu lainnya. Keterangan klaim pada kemasan produk

pangan harus bersifat benar dan tidak menyesatkan. Keterangan klaim pada

produk susu biasanya dapat berupa klaim gizi dan kesehatan. Produk yang

memiliki klaim wajib mencantumkan keterangan informasi nilai gizi. Penelitian

yang dilakukan oleh Washi (2012) menyebutkan bahwa aspek gizi dinilai penting

untuk meningkatkan sikap yang baik terhadap label pangan. Klaim kesehatan

memiliki manfaat secara lebih positif ketika produk tersebut dinilai memiliki

kesan yang baik secara keseluruhan (Wills et al. 2012). Susu merupakan suatu

produk pangan yang diyakini memiliki manfaat baik bagi tubuh. Perhatian contoh

terhadap klaim produk pada penelitian ini dinilai baik sehingga secara tidak

langsung berhubungan dengan tingkat kepatuhan dalam membaca keterangan

label.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sebagian besar contoh memiliki pengetahuan mengenai susu, pengetahuan

mengenai label, persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan yang berada pada kategori

cukup. Skor pengetahuan mengenai susu paling tinggi dimiliki oleh mahasiswa

semester 4, sedangkan skor pengetahuan mengenai label paling tinggi dimiliki

oleh mahasiswa semester 6. Skor persepsi dan sikap tertinggi dimiliki oleh

mahasiswa semester 2, sedangkan skor tingkat kepatuhan dimiliki oleh mahasiswa

semester 8. Uji korelasi yang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

antara jenjang semester dengan pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan susu

dan label dengan jenjang semester. Variabel persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan tidak berhubungan nyata dengan jenjang antar semester pada contoh.

Produk susu yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah produk A.

Sementara itu, harga produk susu yang paling murah adalah produk C. Tidak ada

hubungan antara harga dengan produk susu yang dikonsumsi contoh.

Peringkat pertama dalam prioritas membaca keterangan label pangan pada

kemasan produk susu adalah nama produk, kemudian tanggal kadaluarsa.

Page 56: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

38

Sementara itu, alamat produk, informasi nilai gizi, kode produksi, dan informasi

alergen tidak menjadi prioritas contoh dalam membaca label. Hal ini berarti

bahwa tidak satupun contoh memilih keterangan-keterangan tersebut sebagai

prioritas dalam membaca keterangan label pangan pada kemasan produk susu.

Seluruh keterangan label produk susu yang dikonsumsi contoh telah

memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh BPOM, baik keterangan minimum

maupun keterangan lainnya. Produk susu yang dikonsumsi oleh contoh hampir

sebagian besar mencantumkan klaim, yang terdiri dari klaim gizi dan klaim

kesehatan. Pernyataan klaim yang tercantum pada seluruh produk telah memenuhi

ketentuan BPOM, kecuali produk B yang mencantumkan klaim fungsi zat gizi

terkait antioksidan. Klaim fungsi zat gizi terkait antioksidan tidak diperkenankan

untuk dicantumkan pada kemasan pangan.

Analisis hubungan antara pengetahuan, persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan memperoleh hasil bahwa pengetahuan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan persepsi, sikap, dan tingkat kepatuhan. Hal ini berarti bahwa

pengetahuan contoh yang baik tidak menjamin adanya persepsi, sikap, dan tingkat

kepatuhan dalam membaca keterangan label yang baik pula, begitupun

sebaliknya. Persepsi memiliki hubungan signifikan dengan sikap dan tingkat

kepatuhan, serta sikap memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan. Artinya,

semakin baik persepsi maka sikap contoh juga semakin baik. Sikap contoh yang

semakin baik maka tingkat kepatuhan dalam membaca keterangan label akan

semakin baik pula.

Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan contoh dalam

membaca label sebagian besar berada pada kategori cukup. Oleh karena itu,

kebiasaan dalam membaca informasi label pangan yang tertera pada produk perlu

ditingkatkan. Hal ini juga berlaku untuk konsumen lainnya, selain mahasiswa gizi.

Analisis mengenai kebenaran klaim yang tertera pada produk susu menunjukkan

bahwa masih ada klaim yang belum sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu,

konsumen sebaiknya cermat mengamati kebenaran klaim yang tertera pada

kemasan pangan. Selain itu, konsumen juga sebaiknya memperhatikan dengan

baik iklan produk yang disampaikan di media, seperti televisi, internet, maupun

media lainnya.

Penelitian ini belum membedakan jenis media sebagai sumber informasi

mengenai label yang diperoleh oleh contoh. Selain itu, penelitian ini belum

menanyakan alasan contoh tidak memperhatikan keterangan label pangan. Oleh

karena itu, adanya klasifikasi media sebagai sumber informasi dan pertanyaan

mengenai alasan contoh tidak memperhatikan keterangan label pangan dapat

menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Page 57: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

39

DAFTAR PUSTAKA

Ainur S. 2013. Analisis pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi terhadap

keputusan pembelian produk susu Hi-Lo di Semarang. [skripsi]. Semarang

(ID): Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan

keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Jakarta (ID): BKKBN.

[BPKN] Badan Perlindungan Konsumen Nasional. 2007. Hasil kajian Badan

Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) di bidang pangan terkait

perlindungan konsumen. [internet]. Tersedia pada:

http://ditjenspk.kemendag.go.id/files/pdf/2013/06/04/hasil-kajian-badan

perlindungan-konsumen-nasional-bpkn-di-bidang-pangan-terkait-

perlindungan-konsumen-id0-1370355071.pdf.

Bonaventure B, Umberger W. 2012. Factors influencing Malaysian consumer´s

consumption of dairy product. [internet]. Tersedia pada:

http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/124243/2/2012AC%20Boniface%2

0CP.pdf

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. Laporan Kinerja Badan

Pengawas Obat dan Makanan Triwulan IV* Tahun 2015. [internet]. Indonesia

(ID): BPOM. Tersedia pada: http://www.pom.go.id/ppid/rar/2016/rtw2015-IV.pdf

_______________________________________. 2016. Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia nomor 13

Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan

Olahan. [internet]. Tersedia pada:

http://jdih.pom.go.id/produk/PERATURAN%20KEPALA%20BPOM/PK

BPOM%20No%2013%20Tahun%202016%20tentang%20Klaim%20pada

%20Label%20dan%20Iklan%20Pangan%20Olahan.pdf.

Contento RI. 2011. Nutrition Education, Linking Research, Theory, and Practice.

Canada: James & Barletlett, Second Edition.

Cowburn G, Stockley L. 2004. Consumer understanding and use of nutrition

labelling: A systematic review. Journal of Public Health Nutrition.

8(1):21-28.doi:10.1079/PHN2004666.

[FSAI]. Food Safety Authority of Ireland. 2009. A research study into consumers

attitudes to food labelling. Irlandia (IE): Abbey Court, Dublin.

Ginting E. 2006. Persepsi ibu tentang label makanan kemasan anak sekolah dasar

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Grunert KG. 2011. Sustainability in the food sector: A consumer behaviour

perspective. Food System Dynamics. 2(3): 207-218.

Hastono SP. 2006. Analisis Data. Depok (ID): Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Page 58: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

40

Kennedy J, Jackson V, Cowan C, Blair I, Dowell DM, Bolton D. 2005. Consumer

food safety knowledge: segmentation of irish home food preparers based

on food safety knowledge and practices. British Food Journal.

107(7):441-452. doi: 10.1108/00070700510606864.

Khan MRA, Iqbal N, Tasneem S. 2015. The influence of parents educational level

on secondary school student academic achievements in District Rajanpur.

Journal of Education and Practice. Volume 6 No. 16.

Kumar, Babu S. 2014. Factors influencing consumer buying behavior with

special reference to dairy products in Pondicherry State. International

Monthly Refereed Journal of Research in Management. Technology. 3: 65-

73.

Mahdavi AM, Abdolahi P, Mahdavi R. 2012. Knowledge, attitude, and practice

between medical and non-medical sciences students about food labeling.

Health Promotion Perspective 2012.2(2): 173-179.

Mediani NV. 2014. Pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku membaca label

informasi gizi pada mahasiswa. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Norman DA. 2013. Models of Human Memory. New York (US): Academic Press.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Jakarta (ID):

Sekretariat Negara.

_________________________. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

Puspita NN. 2014. Theory of Planned Behaviour (TPB): pengetahuan, persepsi,

dan niat membaca label komposisi produk pangan pada mahasiswa.

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Retnaningsih, Utami PW, Muflikhati I. 2010. Analisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku membeli buku bajakan pada

mahasiswa IPB. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 3(1):82-88.

Rosalia SP. 2015. Pengaruh kualitas produk, harga, promosi, dan lokasi terhadap

keputusan pembelian produk susu Boneeto di Kota Kediri. [skripsi].

Kediri (ID): Universitas Nusanntara PGRI Kediri.

Samson G. 2012. Awareness of food labelling and use of the information in

purchasing food package food products among consumer in Ilala

Municipality-Dar Es Salaam. [disertasi]. Tanzania (SA): Master of Public

Health Dissertation Muhimbili University.

Sandberg KJ. 2013. Consumer response to food labels in Denmark (DK). [tesis].

Denmark: Aarhus University.

Page 59: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

41

Saparinto C. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Shi Z, Pei X, Zhigang W. 2011. Are nutrition labels useful for the purchase of a

familiar food? Evidence from Chinese consumers’ purchase of rice.

Journal of Business China. 5(3):402-421.

Signal L, Lanumata T, Robinson JA, Tavila A, Wilton J, Mhurchu CN. 2008.

Perceptions of New Zealand nutrition labels by Maori, Pacific and low-

income shoppers. Journal of Public Health Nutrition. 11(7):706-713.

Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID: Rineka Cipta.

Solomon MR. 2002. Consumer Behavior. New Jersey (US): Prentice Hall

International.

Sugihartono et al. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta (ID): UNY Press.

Sumarwan U. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Umar H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta (ID):

Raja Grafindo Persada.

Washi S. 2012. Awareness of food labelling among consumers in groceries in Al-

Ain. United Arab Emirates (SA): International Journal of Marketing

Studies.4(1). doi:10.5539/ijms.v4n1p38.

Widuri RN. 2014. Pengetahuan, persepsi risiko, dan perilaku membaca label

kadaluarsa produk pangan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wills JM, Storcksdieck S, Kolka M. 2012. European consumers and health

claims: attitudes, understanding and purchasing behaviour. Proceedings of

the Nutrition Society. 71: 229-236.

Zahara S. 2009. Hubungan karakteristik individu, pengetahuan, dan faktor lain

dengan kepatuhan membaca label gizi, komposisi, dan kadaluarsa pada

mahasiswa FKM UI depok tahun 2009. [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas

Indonesia.

Zahara S, Triyanti. 2009. Kepatuhan membaca label informasi zat gizi di kalangan

mahasiswa. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 4(2).

Page 60: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

42

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil survei terhadap mahasiswa IPB mengenai produk pangan

kemasan yang paling sering dikonsumsi

No. Jenis produk Persentase produk kemasan yang sering dikonsumsi mahasiswa

n %

1 Susu 59 47.58

2 Mi instan 30 24.19

3 Biskuit 13 10.48

4 Sereal 2 1.61

5 Minuman sari buah 3 2.42

6 Minuman isotonik 3 2.42

7 Minuman berenergi 2 1.61

8 Teh kemasan 4 3.23

9 Kopi 5 4.03

10 Keripik kentang 1 0.81

11 Wafer 2 1.61

Total 124 100.00

Lampiran 2 Uji normalitas data

Uji Normalitas

Variabel

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pengetahuan mengenai susu 0.192 90 0.000 0.914 90 0.000

Pengetahuan mengenai label 0.140 90 0.000 0.955 90 0.004

Persepsi mengenai label 0.103 90 0.019 0.964 90 0.013

Sikap terhadap klaim produk susu 0.136 90 0.000 0.971 90 0.039

Tingkat kepatuhan membaca label pangan 0.066 90 0.200 0.992 90 0.888

Lampiran 3 Hasil korelasi sumber memperoleh informasi mengenai label dengan

pengetahuan mengenai label. persepsi mengenai label. sikap terhadap

klaim produk susu. dan tingkat kepatuhan membaca label pangan

No

. Variabel

Sumber memperoleh informasi

mengenai label pangan

r p

1 Pengetahuan mengenai label 0.106 0.322

2 Persepsi mengenai label 0.075 0.481

3 Sikap terhadap klaim produk susu 0.035 0.744

4 Tingkat kepatuhan membaca label pangan 0.184 0.082

Page 61: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

43

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN

PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LEMBAR PERSETUJUAN

(Informed Consent)

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi subjek penelitian dan

bersedia mengisi data berikut dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari

siapapun”.

(Data yang telah diberikan oleh subjek akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan

disebutkan namanya serta hanya digunakan untuk kepentingan dalam penyusunan

skripsi).

Bogor, _______________ 2016

(…………………………….…)

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 62: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

44

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN

PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Kode* :

Tanggal Pengisian Kuesioner :

Nama Responden :

No telepon/HP :

*diisi oleh peneliti

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

Page 63: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

45

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN

PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahtera. Saya Putri Swastanti Pane

Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saya

sedang melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kepatuhan

Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Gizi Institut Pertanian Bogor”.

Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi. Identitas Saudara akan

dirahasiakan. Saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjawab

pertanyaan dengan baik dan jujur. Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan

Saudara menjadi responden dalam penelitian ini.

A. KARAKTERISTIK INDIVIDU

A1. Nama :

A2. Jenis kelamin :

A3. Tempat dan tanggal lahir :

A4. Usia :

A5. Uang saku :

A6. Semester :

B. KARAKTERISTIK KELUARGA

B1. Jumlah keluarga inti

(ayah, ibu, anak) :

a. ≤ 4 orang

b. 5-7 orang

c. ≥8 orang

B2. Jumlah tanggungan

keluarga :

B3. Pendapatan orang tua :

B4. Pendidikan orang tua : B4a. Ayah :

a. Tidak sekolah

b. Tidak tamat SD

c. SD/sederajat

d. SMP/sederajat

e. SMA/sederajat

f. Diploma/sederajat

g. S1/S2/S3

B4b. Ibu :

a. Tidak sekolah

b. Tidak tamat SD

c. SD/sederajat

d. SMP/sederajat

e. SMA/sederajat

Page 64: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

46

f. Diploma/sederajat

g. S1/S2/S3

B5. Pekerjaan orang tua : B5a. Ayah :

a. Tidak bekerja

b. PNS/Polri/ABRI

c. BUMN

d. Pegawai swasta

e. Petani

f. Buruh

g. Pedagang

h. Wirausaha

i. Yang lain (sebutkan) :

B5b. Ibu :

a. Tidak bekerja

b. PNS/Polri/ABRI

c. BUMN

d. Pegawai swasta

e. Petani

f. Buruh

g. Pedagang

h. Wirausaha

i. Yang lain (sebutkan) :

C. KEBIASAAN MENGONSUMSI SUSU

C1. Apakah Anda pernah mengonsumsi susu?

a. Ya (lanjut ke pertanyaan C2)

b. Tidak (pertanyaan selesai)

C2. Berapa kali biasanya Anda mengonsumsi susu dalam seminggu?

a. Setiap hari

b. 4-6 kali

c. 2-3 kali

d. 1 kali

C3. Merek produk susu yang biasanya Anda konsumsi adalah.....

(sebutkan secara lengkap merek susunya, jenis, dan rasanya. Misal : susu

kental manis merek X rasa cokelat, susu cair merek Y full cream).

C4. Alasan Anda mengonsumsi merek produk tersebut karena.....

a. Murah dan terjangkau

b. Enak

c. Memiliki kandungan zat gizi lengkap

d. Lainnya (sebutkan)

Page 65: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

47

D. PENGETAHUAN MENGENAI SUSU

Di bawah ini merupakan pengetahuan mengenai susu. Pilihlah salah satu

jawaban (benar atau salah) dari setiap butir pertanyaan yang diberikan dengan

cara memberikan tanda silang pada jawaban yang Anda anggap benar.

C1. (B/S) Susu merupakan produk pangan yang harus dikonsumsi agar

hidup sehat.

C2. (B/S) Salah satu pesan gizi seimbang yaitu harus mengonsumsi susu

setiap hari.

C3. (B/S) Jenis protein yang paling banyak terkandung pada susu adalah

kasein dan whey protein.

C4. (B/S) Lemak pada susu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan

margarin.

C5. (B/S) Susu merupakan pangan sumber kalsium.

C6. (B/S) Laktosa merupakan bentuk monosakarida yang ada pada susu.

C7. (B/S) Lactose intolerance dapat terjadi karena kekurangan enzim

maltase.

C8. (B/S) Salah satu cara dalam proses pembuatan susu adalah

pasteurisasi, yaitu suatu perlakuan dengan cara memanaskan susu dengan

suhu di bawah titik didih untuk mematikan mikroorganisme yang ada.

C9. (B/S) Susu UHT merupakan susu pasteurisasi melalui pemanasan

dengan suhu yang sangat rendah (<100oC) sehingga memiliki jangka

waktu penyimpanan yang cukup lama.

C10. (B/S) Semua contoh ini termasuk pangan olahan susu, yaitu nata de

coco, yoghurt, dan keju.

E. PERTANYAAN MENGENAI LABEL PANGAN

E1. Apakah Anda mengenal istilah label pangan?

a. Ya (lanjut ke pertanyaan E2)

b. Tidak (pertanyaan selesai)

E2. Sumber informasi yang Anda dapatkan mengenai label pangan berasal

dari......(jawaban boleh lebih dari satu)

a. Media (Internet, koran, majalah, TV, dsb)

b. Buku

c. Kuliah

d. Teman

e. Lainnya (sebutkan) :

E3. Berikan peringkat (1-10) terhadap keterangan label berikut mulai dari

yang paling Anda prioritaskan dalam membaca keterangan pada produk.

Keterangan Peringkat

Berat bersih

Tanggal kadaluarsa

Cara penyimpanan

Kode produksi

Informasi alergen

Keterangan Peringkat

Nama produk

Alamat produk

Komposisi bahan pangan

Informasi nilai gizi

Keterangan halal

Page 66: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

48

F. PENGETAHUAN MENGENAI LABEL PANGAN

Berikut ini merupakan pertanyaan terkait label pangan. Pilihlah salah satu

jawaban (benar atau salah) dari setiap butir pertanyaan yang diberikan dengan

cara memberikan tanda silang pada jawaban yang Anda anggap benar.

F1. (B/S) Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang

berbentuk gambar, tulisan, atau kombinasi keduanya.

F2. (B/S) Salah satu pasal yang terkait dengan label pangan tercantum

pada UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan.

F3. (B/S) Keterangan minimum yang wajib dicantumkan oleh produsen

produk sesuai dengan undang-undang yang berlaku saat ini meliputi nama

produk, berat bersih, nama dan alamat produsen, informasi nilai gizi,

komposisi bahan yang digunakan, dan tanggal kadaluarsa.

F4. (B/S) Keterangan halal termasuk salah satu keterangan minimum yang

wajib dicantumkan oleh produsen berdasarkan undang-undang yang

berlaku saat ini.

F5. (B/S) Urutan keterangan zat gizi apabila pelabelan kandungan zat gizi

dicantumkan yaitu, jumlah keseluruhan energi (berdasarkan jumlah energi

yang berasal dari lemak, protein, dan karbohidrat), protein, jumlah

keseluruhan lemak, lemak jenuh, kolesterol, jumlah keseluruhan

karbohidrat, serat, gula, vitamin, dan mineral.

F6. (B/S) Pada label informasi gizi, keterangan zat gizi dinyatakan dalam

bentuk persentase (%) terhadap AKG.

F7. (B/S) Kandungan kalium bukan merupakan keterangan yang wajib

dicantumkan dalam informasi nilai gizi.

F8. (B/S) Kandungan natrium bukan merupakan keterangan yang wajib

dicantumkan dalam informasi nilai gizi.

F9. (B/S) Ukuran takaran saji bukan merupakan keterangan yang wajib

dicantumkan dalam informasi nilai gizi.

F10. (B/S) Suatu produk dapat dikatakan sumber mineral apabila

memenuhi minimal 20% Acuan Label Gizi (ALG) per 100 g (dalam

bentuk padat) atau 10% ALG per 100 ml (dalam bentuk cair).

F11. (B/S) Suatu produk dikatakan rendah lemak apabila kandungan

lemak pada produk tersebut tidak lebih dari 3 gram per 100 g (dalam

bentuk padat) atau 1.5 g per 100 ml (dalam bentuk cair).

F12. (B/S) Klasifikasi klaim yang tercantum dalam peraturan yang

berlaku, meliputi: 1) Klaim gizi, 2) Klaim kesehatan, dan 3) Klaim indeks

glikemik.

F13. (B/S) Klaim kesehatan terdiri dari: 1) Klaim kandungan zat gizi, 2)

Klaim fungsi zat gizi, 3) Klaim fungsi lain, dan 4) Klaim penurunan risiko

penyakit.

F14. (B/S) “Kalsium dapat membantu pemeliharaan kesehatan tulang dan

gigi” merupakan jenis klaim kandungan zat gizi.

F15. (B/S) “Serat pangan dapat berkontribusi untuk pemeliharaan

kesehatan saluran pencernaan” merupakan jenis klaim fungsi lain.

Page 67: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

49

G. PERSEPSI LABEL PANGAN DAN KLAIM PRODUK

Berikut ini merupakan pernyataan mengenai persepsi label pangan dan

klaim produk. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai

dengan persepsi Anda dengan memberi centang pada salah satu kolom STS,

TS, S, atau SS.

No. Pernyataan STS TS S SS

G1 Menurut saya, pengetahuan mengenai

keterangan minimum yang harus dicantumkan

pada produk pangan penting untuk diketahui

setiap konsumen.

G2 Menurut saya, membaca nama produk penting

dilakukan ketika membeli sebuah produk

pangan kemasan.

G3 Menurut saya, membaca alamat produsen

penting dilakukan ketika membeli sebuah

produk pangan kemasan.

G4 Menurut saya, membaca komposisi bahan

pangan penting dilakukan ketika membeli

sebuah produk pangan kemasan.

G5 Menurut saya, membaca jumlah berat besih

penting dilakukan ketika membeli sebuah

produk pangan kemasan.

G6 Menurut saya, membaca tanggal kadaluarsa

penting dilakukan ketika membeli sebuah

produk pangan kemasan.

G7 Tidak membaca label pangan berarti

mengabaikan pesan gizi seimbang.

G8 Saya akan merasa lebih aman mengonsumsi

makanan yang saya beli setelah membaca

keterangan label yang tertera pada kemasan

pangan.

G9 Saya akan merasa ragu mengonsumsi pangan

apabila tidak mencantumkan komposisi bahan

pangan.

G10 Saya akan merasa ragu mengonsumsi pangan

apabila tidak mencantumkan tanggal

kadaluarsa.

G11 Pemahaman mengenai keterangan informasi

nilai gizi yang tertera pada produk pangan

penting bagi setiap konsumen.

G12 Menurut saya, setiap konsumen harus paham

mengenai maksud keterangan klaim yang

tertera pada suatu produk.

G13 Menurut saya, produk yang mencantumkan

klaim kesehatan harus dibuktikan

kebenarannya.

Page 68: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

50

No. Pernyataan STS TS S SS

G14 Menurut saya, produsen harus secara benar,

jelas, dan jujur terhadap klaim yang akan

dicantumkan pada produknya.

G15 Produk dengan klaim yang menyesatkan

harus segera ditarik dari pasaran.

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

H. SIKAP TERHADAP KLAIM PRODUK SUSU

Berikut ini merupakan pernyataan mengenai sikap terhadap klaim produk

susu. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan sikap

Anda dengan memberi centang pada salah satu kolom STS, TS, S, atau SS.

No. Pernyataan STS TS S SS

H1 Saya memahami jenis klaim yang tercantum

pada produk susu yang saya konsumsi.

H2 Klaim yang dicantumkan pada produk susu

mempengaruhi saya untuk membeli produk

tersebut ketika berbelanja.

H3 Apabila beberapa produk susu mencantumkan

klaim, saya akan membandingkan klaim yang

tertera antar produk tersebut.

H4 Saya percaya bahwa memperhatikan klaim

produk susu merupakan suatu pertimbangan

yang baik dalam membeli susu.

H5 Saya harus membuktikan kebenaran klaim

yang dicantumkan pada produk susu.

H6 Saya merasa kesal ketika menemukan klaim

yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.

H7 Saya peduli dengan kebenaran klaim iklan

produk susu yang muncul di TV.

H8 Saya harus membuktikan keterangan klaim

pada produk susu yang ditayangkan di TV

dengan keterangan yang tertera di kemasan.

H9 Ketika iklan di TV mengenai keterangan

klaim terhadap produk susu terkesan

menyesatkan, saya akan mempertimbangkan

untuk membeli produk tersebut meskipun

iklan terkesan menarik.

H10 Saya akan mempertimbangkan untuk protes

kepada produsen apabila pencantuman klaim

produk tidak sesuai dengan peraturan.

Page 69: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

51

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

I. TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN

Berikut ini merupakan pernyataan mengenai tingkat kepatuhan membaca label

pangan. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan

perilaku Anda dengan memberi centang pada salah satu kolom TP, J, Sr, atau S.

No. Pernyataan TP J Sr S

I1 Saya membaca peraturan mengenai label pada produk

pangan.

I2 Saya membaca keterangan nama produk pada produk

pangan yang akan dibeli.

I3 Saya membaca keterangan asal produk pada produk

pangan yang akan dibeli.

I4 Saya membaca keterangan berat bersih pada produk

pangan yang akan dibeli.

I5 Saya membaca keterangan kadalurasa pada produk

pangan yang akan dibeli.

I6 Saya membaca keterangan komposisi bahan pangan

pada produk pangan yang akan dibeli.

I7 Saya membaca keterangan halal pada produk pangan

yang mencantumkan label halal.

I8 Saya membaca keterangan persentase energi total

pada informasi nilai gizi yang tertera pada produk

pangan.

I9 Saya membaca keterangan persentase lemak total

pada informasi nilai gizi yang tertera pada produk

pangan.

I10 Saya membaca keterangan persentase protein pada

informasi nilai gizi yang tertera pada produk pangan.

I11 Saya membaca keterangan persentase karbohidrat

total pada informasi nilai gizi yang tertera pada

produk pangan.

I12 Saya membaca keterangan persentase natrium pada

informasi nilai gizi yang tertera pada produk pangan.

I13 Saya membaca keterangan persentase AKG vitamin

dan mineral yang tertera pada produk pangan.

I14 Saya membaca keterangan takaran saji pada informasi

nilai gizi yang tertera pada produk pangan.

I15 Saya membaca keterangan persentase jumlah per

sajian pada informasi nilai gizi yang tertera pada

produk pangan.

Page 70: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

52

No. Pernyataan TP J Sr S

I16 Saya tidak membeli produk pangan apabila tidak

ditemukan keterangan nama produk.

I17 Saya tidak membeli produk pangan apabila tidak

ditemukan keterangan asal produk.

I18 Saya tidak membeli produk apabila tidak ditemukan

keterangan berat bersih produk.

I19 Saya tidak membeli produk pangan apabila tidak

ditemukan keterangan kadaluarsa produk..

I20 Saya tidak membeli produk apabila tidak ditemukan

keterangan komposisi bahan pangan.

I21 Saya tidak membeli produk apabila tidak ditemukan

keterangan takaran saji pada informasi nilai gizi.

I22 Saya tidak mengonsumsi produk pangan yang telah

kadaluarsa meskipun kondisi produk masih terlihat

baik.

I23 Saya menghimbau dan mengajak orang lain untuk

berhati-hati membeli produk ketika saya menemukan

produk yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa.

I24 Saya tidak membeli produk apabila ada istilah yang

tidak saya mengerti meskipun saya tertarik pada

produk tersebut.

I25 Saya menyatakan protes kepada produsen apabila

keterangan label produk tidak sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan.

Ket :

TP : Tidak Pernah

J : Jarang

Sr : Sering

S : Selalu

Page 71: ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN … · PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER ... Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis ... kecerdasan serta derajat

53

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang Sidempuan, 10 April 1994 dari pasangan

Bapak Zainal Bahri Pane dan Zubaidah Siregar. Penulis merupakan anak ketiga

dari tiga bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak

(TK) Asiyah Busthanul Athfal Padang Sidempuan pada tahun 1999-2000,

SDN 12 Padang Sidempuan pada tahun 2000-2006, SMPN 1 Padang Sidempuan

pada tahun 2006-2009, dan SMA Panca Budi Medan pada tahun 2009-2012.

Penulis kemudian diterima menjadi mahasiswa Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi

Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan pada tahun

2012.

Penulis pernah menjadi pengurus organisasi mahasiswa Ecoagrifarma

Divisi Infokom pada tahun 2013. Selain itu, penulis juga pernah menjadi

volunteer di salah satu rumah belajar di Bogor. Penulis juga mengikuti beberapa

kegiatan kepanitiaan, seperti panitia Masa Perkenalan Fakultas (MPF), Pemilihan

Raya (Pemira) Fakultas, dan Nutrition Fair. Tahun 2015 penulis melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata berbasis Profesi (KKN-P) di Desa Beberan, Kecamatan

Palimanan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya, penulis

melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Makanan dan Dietetik di RSUP Persahabatan Jakarta. Penulis pernah menjadi

asisten praktikum Evaluasi Nilai Gizi dan Konsultasi Gizi.