ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR...

64
ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A YOGYAKARTA SEBAGAI MODEL PEMBINAAN BAGI NARAPIDANA SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH: MU’AFIF NIM: 10340163 PEMBIMBING: 1. Dr. H. MAKHRUS MUNAJAT., S.H., M.Hum 2. AHMAD BAHIEJ S.H., M.Hum ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Transcript of ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR...

Page 1: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A YOGYAKARTA

SEBAGAI MODEL PEMBINAAN BAGI NARAPIDANA

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM

OLEH:

MU’AFIF

NIM: 10340163

PEMBIMBING:

1. Dr. H. MAKHRUS MUNAJAT., S.H., M.Hum

2. AHMAD BAHIEJ S.H., M.Hum

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

ii

ABSTRAK

.

Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar

manusia tanpa diskriminasi. Begitu juga dengan seorang yang menyandang status

sebagai narapidana tidak boleh dirampas hak-haknya begitu saja, namun dalam

hal ini memang sebagai narapidana ruang geraknya dibatasi tidak seperti halnya

manusia bebas pada umumnya. Mengenai apa yang menjadi hak-hak seorang

narapidana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan. Dari beberapa hak yang harus dipenuhi salah satunya yaitu hak

mengenai pendidikan. Sama halnya dengan hak-hak lainnya yang begitu penting

untuk diperhatikan, tetapi hak untuk mendapat pendidikan begitu berpengaruh

besar untuk bekal bagi narapidana ketika telah selasai menjalani masa pidananya.

Dengan pendidikan bisa meningkatakan kualitas sumber daya manusia suatu

bangsa untuk ikut serta dalam pembangunan nasional. Untuk mengetahui fakta

keadaan narapidana tentang pemenuhan hak tersebut maka diadakannya

penelitian. Penelitian dalam hal ini dilakukan di Lapas Klas II A Yogyakarta

karena Lapas tersebut merupakan salah satu Lapas terbaik yang ada di

Yogyakarta.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan pokok permasalahan mengenai

bagaimana pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas II A

Yogyakarta sebagai model pembinaan bagi narapidana dan apakah pelaksanaan

pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas II A Yogyakarta sesuai dengan

pembinaan yang telah diatur dalam Undang-Undang nomor 12 Tahun 1995

tentang Pemasyarakatan.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang objeknya yaituLapas Klas II A

Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

empiris yaitu suatu penelitan yang diawali dari menganalisa terhadap pasal-pasal

dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang permasalahan

pembinaan narapidana, kemudian dilanjutkan dengan melihat penerapannya di

lapangan. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu pemenuhan hak pendidikan bagi

narapaidana terpenuhi secara baik dan tata cara pelaksanaan hak tersebut bila

melihat dan meninjau yang ada di undang-undang dan peraturan yang mengatur

hal itu, Lapas Klas II A Yogyakarta sudah sesuai. Pendidikan yang ada di Lapas

tersebut ada dua yaitu pendidikan kepribadian dan kemandirian. Pendidikan

kepribadian meliputi pembinaan rohani, buta aksara dan buta huruf, dan

bimbingan bangga berbangsa dan bernegara serta olahraga, sedangkan pendidikan

kemandirian meliputi pertukangan kayu, las listrik, pembuatan keset, sablon,

persepatuan, menjahit, potong rambut, elektronika, dan peternakan. Narapidana

menjadi lebih baik setelah dibina dalam Lapas dan itu menjadi bukti nyata dari

tujuan Lapas, tetapi dalam pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan yang masih

perlu diperhatikan yaitu mengenai sarana dan prasarana yang belum memadai

secara keseluruhan. Hal ini yang menjadi kendala dan kurang efektif dalam

pemenuhan pendidikan.

Page 3: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

iii

Page 4: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

iv

Page 5: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

v

Page 6: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

vi

Page 7: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

vii

MOTTO

Tidakada orang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan hal yang

sempurna, tetapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan hal

yang benar.

(penyusun)

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruhkamu) apabila menetapkan hokum diantara

manusia supaya menetapkan dengan adil”

QS. An-Nisa (4) : 58

Experience Is Important More Than Knowledge

(Albert Einstein)

Kemenangan Yang Seindah-Indahnya Dan Sesukar-Sukarnya Yang Boleh

Direbut Oleh Manusia Ialah Menundukan Diri Sendiri.

(IbuKartini )

Dalam Gelap Pasti Ada Setitik Cahaya Yang Terang Dan Dalam Terang Ada

Bayangan Yang Gelap

(Penyusun)

Kecerdasan Bukan Penentu Kesuksesan, Tetapi Kerja Keras Merupakan

Penentu Kesuksesanmu Yang Sebenarnya

(Penyusun)

Page 8: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

viii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta, terima kasih atas segala doa, cinta kasih, kesabaran,

kepercayaan, dan ketulusan yang diberikan kepada penyusun tanpa pamrih.

Untuk kakakku tercinta yang selalu memberikan dukungan semangat kepada

penyusun dalam menyelesaikan tugas akhir

Dan buat Almamaterku...

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Page 9: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

ix

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الر حيم

ان ال أشهدلّدين واالّدنيا ستعين على أمور وبه ن، العالمينّب لحمد لله را

لّصالة له واوه ورسدعب ادمحّمّن اد ال شريك له وأشهده إله إال الله وح

.وعلى آله واصحابهأجمعيند لنا محّموومدنا سّي لّسالمعلىوا

. دأّما بع

Segala puji bagi Allah atas segala limpahan karunia, hidayah, serta inayah-

Nya kepada penyusun, sehingga akhirnya penyusun dapat menyelesaikan karya

tulis ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad

saw beserta keluarganya, sahabat serta orang-orang yang senantiasa mengikuti

sunnah-sunnahnya.

Seiring bergulirnya waktu akhirnya penyusunan karya ilmiah ini dapat

selesai. Penyusun sadari bahwa karya ilmiah ini tidak terselesaikan dengan baik

tanpa adanya dukungan, bantuan sert aarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan penuh kerendahan hati, penyusun haturkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Musa Asy’arieselaku Rektor UIN SunanKalijaga Yogyakarta

2. Prof. Noorhaidi Hasan, M.A.,M.Phil.,Ph.D.selaku Dekan Fakultas

Sya’riah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

3. Udiyo Basuki, S.H.,M.Hum.selaku Ketua Progam Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

4. Ach. Tahir, S.H.I., S.H., LL.M.,M.A.selaku Sekretaris Progam Studi

Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Page 10: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

x

5. Dr. H. Makhrus Munajat.,S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I

penyusun yang telah memberi arahan kepada penyusun terkait dengan

akademik.

6. Ahmad Bahiej S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan sekaligus Dosen Pembimbing II penyusun yang senantiasa selalu

meluangkan waktunya dan memberikan arahan kepada penyusun

dalam menyelesaikan karya ilmiah ini

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas

Sya’riah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga yang tidak pernah lelah

memberikan ilmunya kepada penyusun serta para karyawan TU

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga maupun karyawan

TU Prodi Ilmu Hukum yang telah membantu kelancaran administrasi

penyusun

8. Kedua orang tua penyusun, terimakasih atas segala doa, cinta kasih,

dukungan yang tanpa henti baik moril maupun materiil, kesabaran,

kepercayaan, dan ketulusan yang diberikan kepada penyusun tanpa

pamrih, sehingga penyusun dapat lebih bersemangat

9. Terima kasih juga buat sahabat-sahabat penyusun (ifan, hamid, farid,

taufiq, rista ).

10. Teman-teman IH D dan teman-teman se-angkatan IH 2010, terima

kasih buat kalian semua.

11. Kelompok KKN ’80 Kota, mantrijeron, mantrijeron, Yogyakarta.

Page 11: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

xi

Page 12: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iv

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ............................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan dan KegunaanPenelitian .............................................. 8

D. Telaah Pustaka ......................................................................... 9

E. Kerangka Teoretik .................................................................... 11

F. Metode Penelitian .................................................................... 17

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 23

BAB II GAMBARAN UMUM PEMASYARAKATAN DAN

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A

YOGYAKARTA……………………………………………….. 25

A. SistemmPemasyarakatan dalam Pidana Penjara ...................... 25

B. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta.................... 28

1. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan ................................ 28

2. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

Yogyakarta ......................................................................... 29

3. Letak Geografis Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

Yogyakarta ......................................................................... 30

4. Visi, Misi dan Tujuan......................................................... 32

Page 13: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

xiii

5. Tugas Pejabat Struktural .................................................... 34

6. Keadaan Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

Yogyakarta ......................................................................... 35

7. Keadaan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

Yogyakarta ......................................................................... 38

BAB III PEMBINAAN DAN HAK NARAPIDANA ................................ 42

A. Pembinaan Narapidana ............................................................ 42

B. Hak-Hak Narapidana................................................................ 45

C. Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II

A Yogyakarta ........................................................................... 59

BAB IV PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI NARAPIDANA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A

YOGYAKARTA .......................................................................... 67

A. Hak Pendidikan bagi Narapidana ............................................. 67

B. Pendidikan sebagai Model Pembinaan di Lembaga

Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta .................................... 70

1. Pendidikan Kepribadian ..................................................... 70

2. Pendidikan Kemandirian .................................................... 81

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 99

A. Kesimpulan .............................................................................. 99

B. Saran ........................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

LAMPIRAN - LAMPIRAN

A. Surat Ijin Penelitian .................................................................. i

B. Bukti Wawancara ..................................................................... ii

C. Kuisioner Narapidana .............................................................. iii

D. Curiculum Vitae ....................................................................... iv

Page 14: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan (iptek), perilaku manusia

didalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan bahkan

multikompleks. Perilaku demikian apabila ditinjau dari segi hukum tentunya ada

perilaku yang dapat dikategorikan sesuai dengan norma dan ada perilaku yang tidak

sesuai dengan norma. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma tersebut dapat disebut

sebagai penyelewengan terhadap norma yang telah disepakati. Hal ini menyebabkan

terganggunya ketertiban dan ketenteraman kehidupan manusia.1

Berbagai pengaruh dari kemajuan iptek, kemajuan budaya, dan perkembangan

pembangunan pada umumnya bukan hanya orang dewasa, akan tetapi, anak-anak

juga terjebak melanggar norma terutama norma hukum, sehingga dalam keadaan

seperti ini kemungkinan akan terjebak dalam pola asosial yang makin lama dapat

menjurus pada tindakan kriminal, seperti narkotika, pemerasan, pencurian,

penganiayaan, pemerkosaan, dan sebagainya. Dari hal itu menjadikan banyaknya

masyarakat yang masuk dalam penjara atau sebagai narapidana. Narapidana adalah

terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lapas sebagaimana yang

disebut dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan (UU Pemasyarakatan). Sedangkan pengertian terpidana itu sendiri

1 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan ,(Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.1.

Page 15: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

2

adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 1 angka 6 UU Pemasyarakatan)2.

Sedangkan Lapas itu adalah salah satu institusi negara yang ditugaskan untuk

menampung narapidana atau anak didik yang telah dinyatakan oleh hakim melalui

putusannya atau kadangkala dipakai juga untuk pelaksanaan penahanaan yang

dilakukan oleh Polisi, Jaksa maupun Hakim3. Secara historis sejak tahun 1963 di

Indonesia dikenal istilah pemasyarakatan. Istilah tersebut merupakan pengganti

istilah pemenjaraan.

Berdasarkan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan (selanjutnya disebut Undang-Undang Pemasyarakatan), diatur

bahwa pengertian pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan

Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem kelembagaan, dan cara pembinaan

yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.

Selanjutnya dalam pasal 1 angka 2 ditentukan bahwa pengertian sistem

pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan

Warga Binaan Pemasyarakatan berdasar Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu

antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga

Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

3 Adi Sujatno dan Didin Sudirman, Pemasyarakatan Menjawab Tantangan Zaman, (Jakarta:

VETLAS, 2008), hlm. 88.

Page 16: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

3

masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan,dan dapat hidup secara wajar

sebagai warga negara yang baik dan bertanggungjawab.4

Selain memperhatikan hal itu Lapas juga harus memenuhi segala hal yang

menjadi hak bagi narapida.

Adapun yang menjadi hak-hak narapidana yang telah diatur dalam Pasal 14 ayat

(1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yaitu:

1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;

2. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;

3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran;

4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;

5. Menyampaikan keluhan;

6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang

tidak dilarang;

7. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

8. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya;

9. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);

10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga;

11. Mendapatkan pembebasan bersyarat;

12. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan

13. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.5

Lebih khusus lagi mengenai hak-hak narapidana itu diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak

Warga Binaan Pemasyarakatan sebagaimana yang telah diubah oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006, dan diubah kedua kalinya Nomor 99 Tahun

4 Widodo, Sistem Pemidanaan dalam Cyber Crime, (Yogyakarta: CV.Aswaja Pressindo, 2009),

hlm. 77-78.

5 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Page 17: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

4

20126. Penyusun akan mengambil contoh salah satu hak yang dimiliki narapidana

yang terdapat dalam Pasal 14 ayat (1) angka 3 UU Pemasyarakatan, yakni

mendapatkan pendidikan dan pengajaran.

Ketika seseorang menyandang status sebagai narapidana (istilah sekarang warga

binaan) seringkali merasa hidupnya sudah tidak berguna, menjadi “sampah

masyarakat” dan menganggap masa depannya suram. Oleh karena itu kemudian

menjadi permisif terhadap dirinya dan menjalani program-program pembinaan di

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) hanya untuk sekedar menghabiskan masa

pidananya. Akibatnya setelah bebas, narapidana merasa tidak mendapat pencerahan

di Lapas dan kepribadiannya tidak berubah secara signifikan sehingga konsep

rehabilitasi dan reintegrasi sosial, agar narapidana menyadari kesalahannya, tidak lagi

berkehendak untuk melakukan tindak pidana dan kembali menjadi warga masyarakat

yang bertanggung jawab tidak bisa tercapai.

Di sinilah pentingnya pembinaan pendidikan dan pengajaran agar setelah keluar

dari lembaga pemasyarakatan seorang warga binaan bisa menjadi warga yang baik

dan mendapatkan pelajaran yang baik selama menjalani kehidupannya di Lembaga

Pemasyarakatan.

Selama ini di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) terdapat dikotomi tentang

pembinaan yaitu pembinaan kepribadian yang menjadi domain seksi Pembinaan

Narapidana dan Anak Didik (Binadik) dan pembinaan keterampilan yang menjadi

6 Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Warga

Binaan Pemasyarakatan

Page 18: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

5

domain seksi Kegiatan Kerja. Secara struktural dikotomi itu perlu untuk memperjelas

tanggungjawab kerja masing-masing seksi tapi secara fungsional seharusnya kedua

jenis pembinaan itu bisa saling melengkapi. Untuk mengintegrasikannya diperlukan

sebuah program yang bisa mengakomodir keduanya yaitu Pendidikan Karakter bagi

narapidana.

Pendidikan karakter bagi narapidana pada umumnya baru dilaksanakan secara

lisan, baik secara perorangan atau kelompok namun belum terpola secara sistemik

dan sistematis; seperti ketika petugas mengingatkan narapidana yang membuang

sampah sembarangan akan pentingya kebersihan, mengingatkan narapidana yang

makan di tempat umum ketika bulan Ramadhan agar menghormati narapidana lain

yang sedang menjalankan ibadah puasa serta memotivasi narapidana ketika mereka

sedang ada masalah keluarga. Namun cara-cara tersebut belum efektif karena tidak

bisa menjangkau seluruh narapidana sehingga diperlukan program yang bersifat

menyeluruh agar karakter-karakter yang baik itu bisa tertanam di setiap sanubari

narapidana.

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan karakter bersifat situasional yang bisa

dilaksanakan di dalam kelas (indoor) maupun luar kelas (outdoor) tergantung dengan

kompetensi dasar yang akan diajarkan. Dengan strategi belajar mengajar yang

inovatif, diharapkan narapidana antusias mengikuti program ini sehingga tujuan akhir

program ini bisa tercapai dan sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam

Page 19: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

6

rancangan KUHP nasional, yaitu mengenai tujuan penjatuhan pidana atau disebut

dengan tujuan pemidanaan yakni:

1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma-norma

hukum demi pengayoman masyarakat;

2. Mengadakan koreksi terhadap terpidana dan demikian menjadikannya orang

yang baik dan berguna, serta mampu untuk hidup bermasyarakat;

3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan

keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat;

4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.7

Sejatinya sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk

warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan

memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima

kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan

dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Dari

uraian tersebut maka penyusun tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan

skripsi dengan judul “ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN

DI LAPAS KLAS II A YOGYAKARTA SEBAGAI MODEL PEMBINAAN BAGI

NARAPIDANA”.

Penyusun tertarik dalam hal pemenuhan hak pendidikan karena dengan sumber

daya manusia yang berkualitas itu merupakan modal utama suatu bangsa untuk

7 Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1993),

hlm. 33.

Page 20: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

7

melakukan pembangunan. Pendidikan merupakan elemen dasar dari hak asasi

manusia. Di dalam hak atas pendidikan terkandung berbagai elemen yaitu hak

ekonomi, sosial dan budaya dan juga hak sipil dan hak politik. Hak atas pendidikan

adalah hak asasi manusia dan sarana yang mutlak diperlukan demi terpenuhinya hak-

hak yang lain.

Pendidikan akan mengantarkan seseorang untuk dapat dipilih dan memilih dan

berperan serta dalam pemerintahan. Pendidikan juga mengantarkan seseorang untuk

dapat membaca kartu suara dalam pemilihan umum, sehingga pilihan yang diberikan

adalah pilihan sehat dan bukan pilihan buta.8 Semua manusia mempunyai hak untuk

mendapatkan pendidikan tak terkecuali, seorang warga binaanpun berhak atas

pendidikan. Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia

yang tercantum dalam BAB XA tentang Hak Asasi Manusia. Dan juga merupakan

salah satu hak dasar warga negara pada BAB XIII tentang Pendidikan dan

Kebudayaan dalam UUD 1945 setelah amandemen. Kemudian dalam penelitian ini

penyusun menentukan objek sebagai penelitian yaitu di Lapas Klas II A Yogyakarta

karena di Lapas tersebut merupakan salah satu Lapas terbaik di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

8 Supriyanto Abdi dkk, Potret Pemenuhan Hak Atas Pendidikan dan Perumahan di Era Otonomi

Daerah, ( Yogyakarta: PUSHAM UII, 2012 ), hlm. 26-27.

Page 21: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas II A

Yogyakarta sebagai model pembinaan bagi narapidana?

2. Apakah pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas II A

Yogyakarta sesuai dengan pembinaan yang telah diatur dalam Undang-

Undang nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas

II A Yogyakarta sebagai model pembinaan bagi narapidana.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas

II A sesuai atau tidak dengan pembinaan yang telah diatur dalam Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara ilmiah, penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam hukum

pidana, khususnya pada lembaga pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta.

Page 22: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

9

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti

selanjutnya.

b. Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah, terlebih

yang berhubungan dengan lembaga pemasyarakatan untuk memperhatikan

hak-hak narapidana, khususnya dalam peneletian ini terkait dengan

pendidikan yang ada dalam lembaga pemasyarakatan Klas II A

Yogyakarta.

D. Telaah Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang telah ada

sebelumnya maka penyusun mengadakan penelusuran terhadap penelitian-penelitian

yang telah ada sebelumnya diantaranya adalah sebagai berikut:

Skripsi karya Andi Soraya Tenrisoji Amiruddin dari Universitas Hasanudin

Makassar yang berjudul “Pemenuhan Hak Narapidana Dalam Hal Mendapatkan

Pendidikan Dan Pelatihan Anak Di Lemabaga Pemasyarakatan Klas II B Kota

Parepare”. Skripsi tersebut menjelaskan tentang pemenuhan pendidikan dan pelatihan

khusus pada anak9. Sedangkan dalam skripsi yang akan penyusun buat menjelaskan

mengenai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan secara umum pada semua

narapidana.

9 Andi Soraya Tenrisoji, “Pemenuhan Hak Naradipana Dalam Hal Mendapatkan Pendidikan Dan

Pelatihan Anak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Kota Parepare”, Skripsi, Makassar: Fakultas

Hukum Universitas Hasanudin, 2013.

Page 23: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

10

Skripsi karya Octavia Sri Handayani dari Universitas Sebelas Maret yang

berjudul “Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Rangka Mencegah

Pengulangan Tindak Pidana (Recidive) Di Lapas Klas II A Sragen”. Skripsi tersebut

menjelaskan tentang pembinaan narapidana yang nantinya bisa mencegah untuk tidak

mengulangi kejahatan lagi10

. Sedangkan dalam skripsi yang akan penyusun buat

menjelaskan pembinaan narapidana khusus dalam hal pendidikan.

Skripsi karya I Wayan Wahyu Wira Udytama dari Universitas Atma Jaya

Yogyakarta yang berjudul “Efektifitas Pembinaan Narapidana Melalui Pembekalan

Ketrampilan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kabupaten Sleman”. Skripsi

tersebut menjelaskan tentang efektifitas pembinaan ketrampilan kerja bagi

narapidana, yang pada penelitiannya berjalan secara efektif sesuai dengan Undang-

Undang Pemasyarakatan11

. Sedangkan Dalam skripsi yang akan penyusun buat

menjelaskan tentang pembinaan narapidana dalam hal pendidikan.

Skripsi karya Muhammad Syafari Muhammad dari Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam Bagi Narapidan Di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Jember”. Skripsi

10

Octavia Sri Handayani, “Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Rangka Mencegah

Pengulangan Tindak Pidana (Recidive) Di Lapas Klas II A Sragen”, Skripsi, Surakarta: Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret, 2010.

11 I Wayan Wahyu Wira Udytama, “Efektivitas Pembinaan Narapidana Melalui Pembekalan

Keterampilan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Kabupaten Sleman”, skripsi, Yogyakarta:

Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya, 2010.

Page 24: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

11

tersebut membahas tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam12

. Sedangkan

skripsi yang akan penyusun buat membahas tentang pelaksanaan pendidikan secara

umum.

Skripsi karya Edi Presetya dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta yang

berjudul “Bentuk dan Proses Pembinaan Narapidana Dalam Sistem Pemasyarakatan

di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Sleman”. Menjelaskan tentang upaya dan

proses pembinaan narapidana13

. Sedangkan dalam skripsi yang akan penyusun buat

membahas tentang pembinaan khususnya dalam bidang pendidikan.

E. Kerangka Teoretik

Teori sangat diperlukan dalam setiap penulisan penelitian. Teori digunakan

sebagai dasar atau acuan penulis untuk menguraikan pokok-pokok permasalahan

yang diangkat oleh penyusun dalam suatu penelitian. Teori menguraikan jalan pikiran

menurut kerangka logis yang mendudukkan masalah penelitian dalam suatu kerangka

teoritis yang relefan atau yang mampu menerangkan suatu masalah.14

Dalam hal ini menurut penyusun teori yang sesuai dengan tema ini adalah teori

pemidanaan. Pemidanaan adalah proses pemberian atau penjatuhan pidana oleh

12

Muhammad Syafari Muhammad, “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Bagi Narapidan Di

Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Jember”, Skripsi, Malang: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010.

13 Edi Prasetya, “Bentuk Dan Proses Pembinaan Narapidana Dalam Sistem Pemasyarakatan Di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas

Widya Mataram, 2004.

14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Pers, 1986)

hlm. 122.

Page 25: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

12

hakim ini disebut pemidanaan. Selain teori tersebut ada pula teori yang perlu

dijelaskan dalam hal ini yaitu teori hak. Dalam kasus ini seorang warga binaanpun

tetap diberi hak karena semua manusia dari berbagai lapisan kehidupan harus

mendapat perlakuan yang sama.

Mengenai tujuan pemidanaan, teori yang saat ini popular dan banyak digunakan

adalah teori utilitarian.15

Filsuf Plato mengatakan bahwa teori utilitarian pada

hakekatnya pelaksanaan hukuman untuk memperbaiki si penjahat.16

Tujuan

pemidanaan ini diadopsi oleh Indonesia dalam praktek pemberian hukuman bagi

narapidana seperti tertuang dalam konsideran Undang-Undang No. 12 Tahun 1995

tentang Pemasyarakatan huruf d:

Bahwa sistem pemasyaraktan sebagaimana dimaksud dalam huruf b,

merupakan rangkaian penegakan hukum yang bertujuan agar warga binaan

pemasyarakatan menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup

secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Selain itu tujuan pemidanaan secara umum dirumuskan dalam Pasal 43 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu untuk memasyarakatkan terpidana

dengan mengadakan pembinaan, sehingga menjadikannya orang yang baik dan

berguna.17

15

Dwidja Priyatno, Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama. 2002),

hlm. 26.

16 C. S. T. Cansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1989), hlm. 17.

17 Asruan Sakijo dan Bambang Purnomo, Hukum Pidana:Dasar Aturan Umum Hukum Pidana

Kodifikasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm. 70.

Page 26: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

13

Maka dapat dikatakan sistem pemidanaan mencakup keseluruhan ketentuan

undang-undang yang mengatur bagaimana hukum pidana itu ditegakkan atau

dioperasionalkan secara konkret, sehingga seseorang dijatuhi sanksi (hukum pidana).

Ini berarti semua aturan perundang-undangan mengenai Hukum Pidana Substantif.

Hukum Pidana formal dan Hukum Pelaksanaan Pidana dapat dilihat sebagai satu

kesatuan sistem pemidanaan.18

Bertolak dari pengertian diatas, maka apabila peraturan perundang-undangan (the

statutory rules) dibatasi pada hukum pidana substantife yang terdapat dalam KUHP,

dapatlah dikatakan bahwa keseluruhan ketentuan dalam KUHP baik berupa aturan

umum ( Buku I ) maupun aturan khusus mengenai tindak pidana ( Buku II dan III )

pada hakikatnya satu kesatuan sistem pemidanaan.19

Dalam sistem pemidanaan tentunya ada suatu tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan hasil penelitian Muladi, pemidanaan mempunyai tujuan integratife yaitu

perlindungan masyarakat, pemeliharaan solidaritas masyarakat, pencegahan umum

dan khusus, dan pengimbalan atau pengimbangan. Teori integratife memungkinkan

untuk mengadakan artikulasi terhadap teori pemidanaan yang mengintegrasikan

terhadap beberapa fungsi sekaligus, yang secara terpadu diarahkan untuk mengatasi

dampak individual dan sosial yang ditimbulkan oleh tindak pidana atas dasar

kemanusiaan dalam sistem Pancasila. Kombinasi tersebut mencangkup seperangkat

18

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijkan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan

KUHP Baru) ,(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 115.

19 Ibid, hlm. 116.

Page 27: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

14

tujuan pemidanaan yang harus dipenuhi oleh setiap penjatuhan sanksi pidana. Ini

selaras dengan kondisi filosofis, sosiologis, dan ideologis masyarakat Indonesia20

.

Ada 4 tujuan pemidanaan dalam teori pemidanaan integratife yakni:

1. Memberikan Perlindungan Masyarakat

Pengertian perlindungan masyarakat mengarah pada semua keadaan yang

mendukung agar masyarakat terlindung dari bahaya pengulangan tindak

pidana. Tujuan ini merupakan tujuan setiap pemidanaan.

2. Pemeliharaan Solidaritas Masyarakat

Pemeliharaan solidaritas mengarah pada upaya penegakan adat-istiadat atau

kebiasaan masyarakat dan pencegahan balas dendam perseorangan atau balas

dendam tidak resmi terhadap penjahat. Solidaritas sering dikaitkan dengan

kompensasi terhadap korban kejahatan berupa ganti kerugian.

3. Sarana Pencegahan Umum dan Pencegahan Khusus

Pencegahan umum ditujukan kepada masyarakat agar tidak melakukan tindak

pidana. Sedangkan pencegahan khusus ditujukan agar pelaku tindak pidana

yang sudah dijatuhi pidana tidak melakukan tindak pidana lagi di kemudian

hari. Muladi menyebutkan, bahwa dalam pencegahan khusus mencakup 3

faktor utama, yaitu tipologi kejahatan, karakteristik pelaku kejahatan,

kepastian dan kecepatan pidana.

20

Muladi, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Semarang: Universitas Diponegoro, 1992), hlm, 11.

Page 28: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

15

4. Pengimbalan atau Pengimbangan

Pengertian pengimbalan atau pengimbangan adalah diperlukannya

keseimbangan antara perbuatan pidana dengan pidana yang dijatuhkan. Hal

ini perlu diperhatikan dalam setiap tahap pembinaan.21

Selain teori tersebut diatas,berkaitan dengan tujuan pidana dan yang sesuai

dengan judul ini maka ada 2 teori yang akan di paparkan yakni:22

1. Teori relatife atau tujuan (doeltheorien)

Teori ini mencari dasar hukum pidana dalam menyelenggarakan tertib

masyarakat dan akibatnya yaitu tujuan pidana untuk prevensi terjadinya

kejahatan. Wujud pidana ini berbeda-beda: menakutkan, memperbaiki, atau

membinasakan. Lalu dibedakan prevensi umum dan khusus. Prevensi umum

menghendaki agar orang-orang pada umumnya tidak melakukan delik.

Bentuk tetua dari prevensi umum dipraktekkan sampai revolusi Prancis.

Prevensi umum dilakukan dengan menakutkan orang-orang lain dengan jalan

pelaksanaan pidana yang dipertontonkan. Kadang-kadang pelaksanaan pidana

yang telah diputuskan untuk dipertontonkan di depan umum dengan sangat

ganasnya supaya anggota masayarakat ngeri melihatnya. Sedangkan prevensi

khusus yang dianut oleh Van Hamel dan Von Liszt mengatakan tujuan

prevensi khusus adalah mencegah niat buruk pelaku bertujuan mencegah

21

Ibid., hlm, 87.

22 Ibid, Andi Hamzah, Sistem Pidana dan…, hlm. 26.

Page 29: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

16

pelanggar mengulangi perbuatannya atau mencegah bakal pelanggar

melaksanakan perbuatan jahat yang direncanakannya.

Van Hamel menunjukan bahwa prevensi khusus suatu pidana adalah:

a) Pidana harus memuat suatu unsur yang menakutkan supaya mencegah

penjahat yang mempunyai kesempatan untuk tidak melaksanakan niat

buruknya.

b) Pidana harus memenuhi unsur memperbaiki terpidana.

Pidana mempunyai unsur membinasakan penjahat yang tidak mungkin

diperbaiki.

c) Tujuan satu-satunya pidana adalah mempertahankan tata tertib

hukum.23

2. Teori gabungan (verenigings theorien)

Teori ini merupakan gabungan antara pembalasan dan prevensi berfariasi

pula. Ada yang menitikberatkan pembalasan ada pula yang ingin agar unsur

pembalasan dan prevensi seimbang.

Yang pertama yaitu menitikberatkan pada pembalasan yang dianut antara

lain oleh Pompe. Pompe mengatakan: ”Orang tidak boleh menutup mata pada

pembalasan, memang pidana dapat dibedakan dengan sanksi-sanksi lain,

tetapi tetap ada ciri-cirinya. Tetap tidak dapat dikecilkan artinya bahwa pidana

adalah suatu sanksi dan demikian terikat dengan tujuan sanksi-sanksi itu. Dan

23

Ibid., hlm. 31.

Page 30: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

17

karena itu hanya akan diterapkan jika menguntungkan pemenuhan kaidah-

kaidah dan berguna bagi kepentingan umum.”

Van Bemmelan juga menganut teori gabungan dengan menyakatakan:

”Pidana bertujuan membalas kesalahan dan mengamankan masyarakat.

Tindakan bermaksud mengamankan dan memelihara tujuan. Jadi pidana dan

tindakan keduanya bertujuan mempersiapkan untuk mengembalikan terpidana

kedalam kehidupan masyarakat.”24

Yang kedua yaitu teori gabungan yang menitikberatkan pada pertahanan

tata tertib masyarakat. Teori ini tidak boleh lebih berat daripada yang

ditimbulkannya dan gunanya juga tidak boleh lebih besar daripada yang

seharusnya. Teori ini sejajar dengan teori Thomas Aquino yang menyatakan

bahwa kesejahteraan umum menjadi dasar hukum pidana khususnya.

Pidana bersifat pembalasan karena dijatuhkan terhadap delik-delik, yaitu

perbuatan yang dilakukan secara sukarela. Pembalasan adalah sifat suatu

pidana tetapi bukan tujuan. Tujuan pidana adalah melindungi kesejahteraan

masyarakat.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian dari cara atau kegiatan pelaksanaan

penelitian yang didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta

24

Ibid., hlm. 32

Page 31: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

18

pertanyaan dan isu yang dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan penelitian

tertentu.

Rancangan ini menjelaskan prosedur atau langkah-langkah yang harus dijalani,

waktu penelitian, kondisi data dikumpulkan, sumber data serta dengan cara apa data

tersebut dibuat dan diolah. Tujuan dari rancangan ini adalah menggunakan metode

yang baik dan tepat, dirancang kegiatan yang bisa memberikan jawaban yang benar

terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Untuk mencapai tujuan yang tepat

dalam penelitian ini, penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penyusun adalah penelitian lapangan

(field research).25

Karena dalam penelitian ini penyusun menjadikan Lembaga

Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta sebagai objek penelitian. Penyusun

akan mengambil data-data langsung dari Lembaga Pemasyarakatan tersebut.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan suatu keadaan berupa fenomena sosial, praktek dan

kebiasaan yang ada dalam masyarakat.26

Selanjutnya dilakukan analisis

terhadap pokok masalah yang sudah ditentukan.

25

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

1998), hlm. 11.

26 Kontjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm. 19.

Page 32: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

19

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penelitian ini menggunakan pendekatan

yuridis-empiris, yaitu suatu penelitan yang secara deduktif atau diawali dari

menganalisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang permasalahan pembinaan narapidana (ekstra vonis) kepada

narapidana, kemudian dilanjutkan dengan melihat penerapannya di lapangan.

4. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini,penyusun menjadikan lembaga pemasyarakatan Klas

II A Yogyakarta sebagai lokasi atau objek penelitian.

5. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber di

lapangan27

. Data primer dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan

pemahaman yang jelas, lengkap dan konprehensif terhadap data sekunder

yang diperoleh langsung. Data primer ini dapat dihasilkan dari wawancara

atau interview.

27

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 12.

Page 33: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

20

b. Data Sekunder

1) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah suatu bahan hukum yang mempunyai

otoritas (autoritatif)28

. Bahan hukum primer yang akan digunakan oleh

penyusun meliputi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata

Cara Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan, yang telah diubah oleh

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006, dan dirubah kedua kalinya

Nomor 99 Tahun 2012.

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi yang berkaitan dengan

hukum.29

Bahan hukum sekunder yang akan digunakan penyusun

meliputi hasil-hasil penelitian, buku, majalah, makalah-makalah, jurnal-

jurnal, internet, dan lain sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

28

H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 47.

29 Ibid, hlm. 54.

Page 34: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

21

a. Wawancara atau Interview

Wawancara atau iinterview yaitu proses tanya jawab secara lisan dimana

dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Di dalam interview terdapat dua

pihak yang menempati kedudukan yang berbeda, satu pihak berkedudukan

sebagai pencari informasi atau penanya atau disebut interviewer sedangkan

pihak yang lain sebagai pemberi informasi atau responden30

. Selain itu ada

juga yang disebut sebagai narasmber yaitu orang yang mengetahui langsung

dibidang itu.

Pada penelitian ini penyusun sebagai interview dan respondennya adalah

orang-orang yang dirasa layak dan memiliki pengetahuan dan pengalaman

cukup dalam memberikan informasi tentang perlindungan hukum atas hak

memperoleh pendidikan dan pengajaran bagi narapidana,sedangkan yang

sebagai narasumber disini yaitu orang-orang yang mengetahui langsung

pokok permasalahan yang sesuai dengan tema yang diangkat seperti, Ketua

Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta, Kepala bagian pembinaan

di Lapas tersebut, dan narapida (sepuluh narapidana) tentunya yang di

Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta.

b. Kepustakaan dan Studi Dokumen

Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca atau

mempelajari buku, peraturan perundang-undangan dan sumber kepustakaan

30

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm.

24.

Page 35: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

22

lainnya yang berhubungan dengan penelitian31

. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai permasalahan yang ada hubungannya dengan

masalah yang akan dibahas.

7. Metode Pengumpulan Data

Data primer yang akan diperoleh penyusun melalui proses penelitian lapangan

(field research) yang merupakan pengumpulan dokumen maupun keterangan-

keterangan dari Ketua Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta, petugas

di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta dan beberapa narapidana yang

ada di lembaga pemasyarakatan tersebut. Data sekunder penyusun peroleh dari

penelitian pustaka (library research). Penelitian pustaka ini dilakukan untuk

mendapatkan beberapa teori, doktrin maupun pendapat ahli hukum serta

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan obyek penelitian ini.

Pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan wawancara kepada Kepala Lembaga dan Petugas Lembaga

Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta serta sejumlah narapidana yang ada di

lembaga pemsyarakatan tersebut. Wawancara dilakukan dengan membuat

pedoman wawancara terlebih dahulu agar proses wawacara dapat berjalan efektif.

31

Hilman Hadikusuma, Pembuatan Kertas Kerja Skripsi Hukum, (Bandung: Mandar Maji, 1991),

hlm. 80.

Page 36: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

23

8. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang

mudah dibaca dan diinterpretasikan32

. Penyusun menggunakan metode descripsi

analitik, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, selanjutya

penyusun melakukan analisis terhadap data yang didapat.

G. Sistematika Penulisan

Penyusun akan memaparkan sistematika sementara pembahasan untuk

memperjelas dalam penyusunan skripsi ini, yaitu :

Bab pertama berisi latar belakang masalah yang kemudian dilanjutkan dengan

menguraikan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,

kerangka teoretik sebagai ujung tombak dalam menganalisis pokok masalah, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua menguraikan tentang tinjauan umum lembaga pemasyarakatan

Klas II A Yogyakarta. Dalam bab ini, penyusun akan menyajikan gambaran umum

pemasyarakatan dan Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta. Menjelaskan

sistem pemasyarakatan dalam pidana penjara.

Bab ketiga menguraikan tentang pembinaan dan hak narapidana. Apa saja

yang menjadi hak dari seorang warga binaan dalam suatu Lembaga Pemasyarakatan.

32

Masri Singaribun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm.

263.

Page 37: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

24

Bab keempat berisi tentang pemenuhan hak pendidikan di Lembaga

Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta. Menguraikan pelaksanaan pemenuhan hak

pendidikan seperti apa dan sesuaikah dengan peraturan yang ada, khususnya dalam

undang-undang nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Bab kelima berisikan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran

dalam penelitian yang belum terdeskripsikan dalam penelitian ini.

Page 38: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa dalam bab terdahulu, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Atas perumusan masalah yang telah dijabarkan pada Bab I yaitu bagaimana

pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan di Lapas Klas II A Yogyakarta

sebagai model pembinaan bagi narapidana ternyata pelaksanaan pemenuhan

hak pendidikan bagi narapidana di dalam Lapas tersebut terjadwal dengan

baik, dan kegiatan pembinaan dalam rangka untuk memenuhi hak narapidana

khususnya dalam hal pendidikan sudah bisa dikatakan berhasil yang sesuai

dengan tujuan pemidanaan untuk merubah narapidana menjadi lebih baik lagi

dan dapat diterima kembali ke masyarakat.

2. Pelaksanaan pemenuhan hak pendidikan sebagai model pembinaan bagi

narapidana ternyata telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan dan juga Peraturan Pemerintah Republik Indoneia Nomor 32

Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanan Hak Warga Binaan

Page 39: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

100

Pemasyarakatan, yang masih perlu diperhatikan yaitu ada beberapa program

pembinaan yang kurang efektif, kurangnya pengampu yang benar-benar

menguasai di berbagai bidang pembinaan dan masih belum memadainya

sarana atau alat-alat yang menunjang dalam pembinaan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan peneliti pada Lembaga

Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta ini bisa dijadikan bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak - pihak yang terkait secara formal maupun pihak yang

berkepentingan dalam hal ini. Saran yang akan dikemukakan peneliti secara umum

yang ditemukan di lapangan adalah adanya harapan narapidana terhadap pembinaan

yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta yaitu peningkatan

kualitas dan kuantitas sarana dan fasilitas dalam pembinaan pendidikan kepribadian

dan kemandirian. Pada program pembinaan ini membutuhkan sarana dan prasarana

yang cukup agar pembinaan pendidikan yang diperoleh narapidana bisa optimal.

Adapun saran-saran peneliti terhadap pembinaan pendidikan yang ada di

Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta sebagai berikut:

1. Pembinaan narapidana perlu didukung oleh faktor kualitas dan kuantitas dari

para petugas lembaga pemasyarakatan. Kualitas petugas dari berbagai disiplin

ilmu sehingga dapat mampu menghadapi tantangan dari perkembangan

Page 40: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

101

masyarakat diluar. Kuantitas petugas dapat menjadikan kegiatan pembinaan

lebih intensif dan efektif menyangkut kesesuaian antar pembina, yang dibina

dan proses pengawasan lebih lanjut.

2. Pembinaan pendidikan kepribadian dan kemandirian diharapkan benar - benar

bisa menjadi bekal narapidana ketika kembali bermasyarakat.

3. Perlu diusahakan adanya anggaran untuk pendidikan ketrampilan bekerja

sehingga pendidikan ketrampilan bekerja bisa berjalan baik, bahkan dengan

adanya anggaran pendidikan ketrampilan bisa meningkat.

4. Perlu diusahakan ditingkatkannya kerjasama dengan instasi - instasi luar yang

terkait dengan pembinaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A

Yogyakarta.

5. Untuk meningkatkan respon sosial dan kepedulian berbagai pihak diperlukan

sarana dan usaha untuk mempublikasikan hasil dari program pembinaan

secara lebih luas. Hasil program pembinaan yang telah dilaksanakan

diperkenalkan kepada masyarakat agar memancing respon positif dari

berbagai pihak untuk ikut serta dalam membina, karena masyarakat sangat

berpengaruh besar terutama dalam mengubah pola pandangan sosial yang

negatif terhadap lembaga pemasyarakatan. Narapidana tentunya pasti akan

kembali lagi bermasyarakat, dengan demikian untuk menerima narapidana

kembali dengan secara lebih baik dan berkesesuaian. Hal ini dapat tercapai

Page 41: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

102

dengan memperkenalkan pembinaan narapidana melalui surat kabar (media

mssa), penulisan buku dan peningkatan pembinaan keluar lembaga, sehingga

dapat berbaur dengan masyarakat sekelilingnya dan narapidana tidak merasa

diasingkan.

Page 42: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

103

DAFTAR PUSTAKA

A. Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara

Pelaksanaan Warga Binaan Pemasyarakatan.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1987 tentang

Pengurangan Masa Menjalani Pidana (Remisi).

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01-PK.04-10

Tahun 1995 tentang Asimilasi, Pembebasan bersyarat dan Cuti Menjelang

Bebas.

B. Buku Hukum

Abdi, Supriyanto dkk, Potret Pemenuhan Hak Atas Pendidikan dan Perumahan

di Era Otonomi Daerah, Yogyakarta: PUSHAM UII, 2012.

Arief, Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijkan Hukum Pidana, (Perkembangan

Penyusunan KUHP Baru), Jakarta: Kencana, 2010.

C. S. T. Cansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1989.

Page 43: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

104

Dirdjosisworro, Soedjono, Sejarah dan Azaz-Azaz Penologi, Bandung: C.V.

Armico, 1984.

Gunakarya, A.Widiana, Sejarah dan Konsepsi Pemasyarakatan, Armico,

Bandung, 1998.

Hamzah, Andi, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Jakarta: Pradnya

Paramita, 1993.

Handayani, Octavia Sri, “Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Rangka

Mencegah Pengulangan Tindak Pidana (Recidive) Di Lapas Klas II A

Sragen”, Skripsi, Surakarta: Fakultaas Hukum Universitas Sebelas Maret,

2010.

Muladi, Kapita Selekta Hukum Pidana, Semarang: Universitas Diponegoro, 1999.

Prasetya, Edi, “Bentuk Dan Proses Pembinaan Narapidana Dalam Sistem

Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman”, Skripsi,

Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram, 2004.

Priyatno, Dwidja, Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung: Refika

Aditama, 2002.

Rizako, Yusafat, Implementasi Sistem Pemasyarakata, Jakarta: Fisif-UI, 2009.

Romli Atmasasmita, 2013, Remisi = Hak, Bukan Hadiah, Bukan Pencitraan.

nasional.sindonews.com. read /2013/07/31/18/767478/ remisi-hak-bukan

hadiah-bukan-pencitraan. Diakses tanggal 14 September 2014.

Sakijo, Asruan, dan Bambang Purnomo, Hukum Pidana: Dasar Aturan Umum

Hukum Pidana Kodifikasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.

Page 44: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

105

Sujatno, Adi, dan Didin Sudirman, Pemasyarakatan Menjawab Tantangan

Zaman, Jakarta: VETLAS, 2008

Tenrisoji, Andi Soraya, “Pemenuhan Hak Naradipana Dalam Hal Mendapatkan

Pendidikan Dan Pelatihan Anak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Kota

Parepare”, Skripsi, Makassar: Fakultas Hukum Universitas Hasanudin, 2013.

Udytama, I Wayan Wahyu Wira, “Efektivitas Pembinaan Narapidana Melalui

Pembekalan Keterampilan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Kabupaten

Sleman”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya, 2010.

Waluyo, Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008

Widodo, Sistem Pemidanaan dalam Cyber Crime, Yogyakarta: CV.Aswaja

Pressindo, 2009.

Wirayani Indra Andi, “Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam Membina

Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Kota Malang”, Skripsi,

Malang: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, 2011.

C. Lain-lain

Kusuma, Ambar, Selayang Pandang Lapas Klas IIA Yogyakarta, Lapas Klas II

A Yogyakarta tanggal 10 September 2014.

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Page 45: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan

106

Hadikusuma, Hilman, Pembuatan Kertas Kerja Skripsi Hukum, Bandung:

Mandar Maji,1991.

I, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Muhammad, Muhammad Syafari, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Bagi

Narapidan Di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Jember, Skripsi, Malang:

Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010.

Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Singaribun, Masri, dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,

1989.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia

Pers, 1986.

Soemitro, Ronny Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1982.

Surachman, Winarto, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik,

Bandung: Tarsito, 1990.

www.putraprabu.wordpress.com, diakses pada tanggal 17 September 2014

www.carapedia.com_pengertian_definis_pengajaran_diakses 17 September 2014

Page 46: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 47: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 48: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 49: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 50: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 51: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 52: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 53: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 54: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 55: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 56: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 57: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 58: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 59: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 60: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 61: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 62: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 63: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Page 64: ANALISIS TERHADAP PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/15868/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan