ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020....

21

Transcript of ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020....

Page 1: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).
Page 2: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA PENGGUNAAN

APLIKASI MOBILE

(Studi Kasus pada Aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan)

Dian Mustika Rani

Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, Jakarta, Indonesia

Email : [email protected] / telp 085772170055

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh persepsi manfaat (Perceived Usefulness)

dan persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease to Use) terhadap sikap terhadap

pengaplikasian (Attitude Toward Using), serta pengaruh sikap terhadap pengaplikasian (Attitude

Toward Using) terhadap minat perilaku pengguna (Behavioral Intention to Use). Populasi adalah

peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) BPJS Kesehatan cabang Jakarta Pusat. Sebanyak 100

kuesioner yang dapat digunakan dalam analisis statistik. Penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda. Hasilnya adalah bahwa persepsi manfaat (Perceived Usefulness) tidak

berpengaruh pada sikap terhadap pengaplikasian (Attitude Toward Using), persepsi kemudahan

penggunaan (Perceived Ease to Use) berpengaruh terhadap sikap terhadap pengaplikasian

(Attitude Toward Using), dan sikap terhadap pengaplikasian (Attitude Toward Using)

berpengaruh terhadap minat perilaku pengguna (Behavioral Intention to Use). Disarankan agar

BPJS Kesehatan perlu meningkatkan rasa kepercayaan kepada pengguna aplikasi Mobile JKN,

khususnya mengenai kegunaan layanan Mobile JKN serta memberikan sosialisasi secara aktif

dan juga berkesinambungan sehingga kegunaan aplikasi Mobile JKN dapat tersampaikan dan

dirasakan oleh pengguna aplikasi tersebut.

Kata kunci : Technology Acceptance Model (TAM), Perceived Usefulness, Perceived Ease to

Use, Attitude Toward Using, Behavioral Intention to Use, dan Aplikasi Mobile.

Page 3: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) ANALYSIS ON MOBILE APPLICATION

USAGE

(An Empirical Study on Mobile JKN BPJS Kesehatan application)

ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate the effect of Perceived Usefulness and Perceived

Ease to Use on Attitude Toward Using, and Attitude Toward Using on Behavioral Intention to

Use. The population were employees member of JKN KIS BPJS Kesehatan in Central Jakarta

Branch. A total of 100 useable questionnaires were used in the statistical abalysis. This study

uses multiple regression analysis. The result showed that there is no significant effect of

Perceived Usefulness to Attitude Toward Using, there is signifikant effect of Perceived Ease to

Use to Attitude Toward Using, and Attitude Toward Using to Behavioral Intention to Use. It is

recommended that BPJS Kesehatan must increase user trust espesially Perceived Usefulness, and

provide active and continouus outreach so that it can be understood and accepted by users JKN

Mobile.

Keyword : Technology Acceptance Model (TAM), Perceived Usefulness, Perceived Ease to

Use, Attitude Toward Using, Behavioral Intention to Use, and Mobile Application.

PENDAHULUAN

Memasuki era 4.0 dimana revolusi industri berlangsung, banyak terjadi perubahan besar di

berbagai bidang. Salah satu hal yang paling dominan terjadi pada revolusi industri 4.0 adalah

Internet of Things yang mana segala proses pengambilan maupun pertukaran data dilakukan

melalui bantuan jaringan internet.

Penggunaan jaringan internet ini mempengaruhi perubahan proses kerja yang tadinya

dilakukan secara manual menjadi konsep automatisasi. Konsep automatisasi dilakukan oleh

mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam penerapannya. Hal ini merupakan sesuatu yang

Page 4: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

sangat penting dilakukan karena dibutuhkan oleh pelaku industri untuk efisiensi waktu, tenaga

kerja, dan biaya.

Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) 2018 menyebutkan bahwa dari 264,16 juta jiwa penduduk Indonesia, 171,17 juta jiwa

merupakan pengguna internet (APJII, 2019). Hal ini menunjukkan jika 64,8% penduduk

Indonesia telah menggunakan teknologi internet pada kehidupan sehari-hari.

Banyaknya jumlah pengguna internet yang tercatat mengungkapkan bahwa alasan utama

mereka dalam menggunakan internet adalah sebagai komunikasi lewat pesan. Selain itu ada juga

yang menggunakan untuk mengakses sosial media, mencari informasi, akses layanan publik, dan

lain sebagainya. Kegiatan tersebut diakses dari berbagai macam perangkat elektronik yang

dimiliki seperti komputer desktop, komputer laptop, smartphone/ponsel pintar, dan tablet.

Berikut gambar penggunaan perangkat elektronik pada perilaku penggunaan internet di

Indonesia.

Gambar 1. Profil Perilaku Penggunaan Internet

Sumber APJII (2019)

Dari data di atas disebutkan bahwa smartphone/ponsel pintar mendapatkan hasil persentase

yang paling tinggi dibandingkan perangkat elektronik lainnya yang digunakan pengguna untuk

mengakses internet. Hasil tersebut menyebutkan bahwa 93,9% pengguna internet mengakses

internet menggunakan ponsel pintar setiap hari.

Page 5: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Dari sekian banyak situs yang dikunjungi, salah satu yang diakses oleh pengguna internet

adalah aplikasi mobile. Aplikasi mobile merupakan teknologi digital yang berkembang sangat

pesat yang dapat diterapkan di ponsel pintar. Menurut Pressman dan Bruce (2014), aplikasi

mobile adalah aplikasi yang dirancang khusus untuk platform mobile seperti iOS, android, atau

windows mobile yang bisa digunakan kapanpun dan dimanapun. Kemajuan teknologi ini dapat

membantu pengolahan data atau informasi secara cepat, efisien, dan akurat. Kemajuan dari

aplikasi mobile dapat dilihat dari banyaknya aplikasi yang tersedia yang dapat memudahkan

penggunanya dalam membantu pekerjaannya.

Salah satu model aplikasi mobile yang berperan penting adalah aplikasi pengolah data yang

bermanfaat dan membantu dalam penyimpanan data. Dengan adanya perkembangan teknologi,

aplikasi mobile sangat potensial untuk mempermudah pengelolaan dan perubahan data.

Pada penerapannya, penggunaan teknologi digital dalam aplikasi mobile dinilai berhasil

karena penerimaan dan juga kegunaan pada individu dan kelompok. Apabila minat perilaku

penggunaan aplikasi mobile bersifat sukarela, maka penyebab minat perilaku ini adalah niat dan

motif pribadi.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dan Doll dan Torkzadeh (1988), sikap afektif dan niat

tersebut mengarah pada penggunaan aktual sistem. Satu teori yang diterima secara luas tentang

perilaku penggunaan aktual dari teknologi baru telah menjadi suatu Technology Acceptance

Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Salah satu perusahaan yang menggunakan aplikasi mobile sebagi pemanfaatan teknologi baru

adalah BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang mengelola

jaminan kesehatan seluruh rakyat Indonesia yang resmi beroperasi mulai 1 Januari 2014. Untuk

memperbaiki kinerja operasionalnya, BPJS Kesehatan mengeluarkan sebuah layanan melalui

aplikasi mobile yang dinamakan Mobile JKN. Aplikasi Mobile JKN merupakan bentuk

transformasi digital model bisnis BPJS Kesehatan yang semula berupa kegiatan administratif

dilakukan di Kantor Cabang, ditransformasi kedalam bentuk Aplikasi yang dapat digunakan oleh

peserta dimana saja kapanpun tanpa batasan waktu (self service). Aplikasi Mobile JKN mulai

dapat digunakan oleh peserta setelah resmi diluncurkan pada tanggal 15 November 2017. Dilansir

dalam bpjs-kesehatan.go.id (2017) Fachmi menyatakan bahwa aplikasi Mobile JKN dapat

dimanfaatkan oleh seluruh penduduk Indonesia sehingga kemudahan mendapatkan layanan JKN-

Page 6: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

KIS bukan hanya milik penduduk di perkotaan saja namun milik penduduk di seluruh pelosok

wilayah Indonesia melalui teknologi baru ini.

BPJS Kesehatan yang mengelola jaminan kesehatan, tidak luput dari permasalahan. Menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial, setiap warga negara Indonesia dan warga negara asing yang tinggal minimal 6

(enam) bulan di Indonesia wajib menjadi peserta JKN KIS BPJS Kesehatan. Jumlah peserta

program pemerintah JKN KIS BPJS Kesehatan yang meningkat, membawa permasalahan baru

yakni belum optimalnya pelayanan pada bagian administrasi BPJS Kesehatan baik dari segi

waktu maupun efisiensi. Banyaknya antrean dan juga kesalahan atau perbaikan data peserta

membuat proses penyesuaian data berjalan cukup lama. Peserta harus datang ke kantor cabang

terdekat BPJS Kesehatan guna memproses datanya. Hal ini tentu menyita banyak waktu peserta

dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Dilaporkan pada Liputan6.com (2015) yang berjudul “Ini yang Bikin Orang Malas Mendaftar

BPJS Kesehatan di Bogor”, menyebutkan bahwa salah satu calon peserta BPJS Kesehatan

mengaku sudah mengantre selama berjam-jam untuk bisa mendaftar sebagai peserta BPJS

Kesehatan. Bahkan terpaksa mengantre dua kali karena ada kesalahan data dalam pengurusan

BPJS Kesehatan.

Aplikasi Mobile JKN dibuat sebagai upaya untuk menanggani antrean panjang yang mengular

di kantor cabang BPJS Kesehatan. JKN Mobile dapat diakses 24 jam dan memiliki banyak fitur

yang dapat dimanfaatkan oleh peserta JKN KIS BPJS Kesehatan. Mobile JKN sebagai inovasi

layanan, menarik untuk dilihat efektifitasnya dalam penerimaan teknologi baru pada “Analisis

Technology Acceptance Model (TAM) pada Penggunaan Aplikasi Mobile (Studi Kasus pada

Aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan)” sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat kedalam

penelitian.

LANDASAN TEORI

Aplikasi Mobile

Buyens (2001) menerangkan bahwa aplikasi mobile berasal dari kata application dan mobile.

Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa

aktifitas.

Di bawah ini merupakan karakteristik aplikasi mobile, yaitu:

Page 7: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

1. Mudah di akses

Aplikasi mobile dapat di akses dengan mudah karena bentuk fisiknya yang sangat fleksibel

yang dapat dibawa kemana-mana. Aplikasi mobile dilengkapi dengan perangkat portable yang

memungkinkan pengguna terkoneksi dengan internet.

2. Bersifat Produktif

Aplikasi mobile bersifat produktif, hal ini dibuktikan dengan seringnya aplikasi

memberikan pemberitahuan apabila terdapat pembaharuan aplikasi. Sifatnya yang produktif

ini semakin digemari oleh pengguna terlebih fitur yang terdapat di aplikasi biasanya sudah

terpenuhi dan lebih bagus daripada tampilannya di web.

3. Tampilan Responsif

Tampilan pada aplikasi mobile telah disesuaikan dengan gadget pengguna. Secara grafis,

tampilan aplikasi aplikasi mobile lebih baik dari tampilan web, sehingga pengguna lebih

nyaman menggunakan tampilan aplikasi mobile.

4. Pemberitahuan yang Cepat Tersampaikan

Aplikasi mobile sangat unggul dalam upaya pemberitahuan terhadap para penggunanya.

Hal ini dikarenakan saat ini banyak orang yang sangat sulit terlepas dari gadgetnya, maka

pengembang aplikasi memanfaatkan momen tersebut untuk mengirimkan pemberitahuan

ketika pengguna mengaksesnya pada waktu tertentu.

5. Lokasi

Aplikasi mobile dapat memberikan informasi berupa detail lokasi dari pengguna. Sehingga

pengguna dapat terbantu apabila ingin mengetahui keberadaannya atau lokasi suatu tempat.

6. Keamanan

Data yang dikirimkan oleh pengguna atau oleh pengembang aplikssi harusnya terenkripsi.

Proses dienkripsikan aplikasi ini memiliki tujuan untuk meminimalisir penyadapan oleh orang

yang tidak bertanggung jawab sehingga data pengguna lebih aman.

Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibuat untuk

menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana penggunaan teknologi

dapat diterima. TAM diperkenalkan pertama kali tahun 1986 oleh Fred Davis. Model TAM

Page 8: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

berasal dari teori induk yaitu Theory of Reasoned Action yaitu sebuah teori tindakan beralasan

yang dikembangkan oleh Fishben dan Alzen (1975).

Gambar 1. Technology Acceptance Model (Davis, 1989)

Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness)

Davis (1989) mengatakan bahwa persepsi manfaat adalah suatu keadaan dimana seseorang

percaya bahwa pemakaian suatu sistem teknologi informasi dapat meningkatkan prestasi kerja

atau tujuan yang menguntungkan.

Vankatesh dan Davis (2000) membagi dimensi persepsi manfaat menjadi berikut:

1. Penggunaan sistem mampu meningkatkan kerja indvidu (Improve Job Performance).

2. Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas seseorang (Increase

Productivity).

3. Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja seseorang (Enhances

Effectiveness).

4. Penggunaan sistem bermanfaat untuk seseorang (The System is Usefull).

Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease to Use)

Davis (1989) menyebutkan bahwa pengertian persepsi kemudahan penggunaan adalah suatu

tingkat keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan suatu sistem tidak

diperlukan usaha tertentu, atau dengan kata lain teknologi dapat digunakan oleh pengguna secara

mudah.

Page 9: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Vankatesh dan Davis (2000) membagi dimensi persepsi kemudahan menjadi berikut:

1. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (Clear and

understandable).

2. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (Does not

required a lot mental effort).

3. Sistem mudah digunakan (Easy to use).

4. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin pengguna kerjakan (Easy

to get the system to do what he/she wants to do).

Attitude Toward Using dan Behavioral Intention to Use

Sikap terhadap pengaplikasian (Attitude Toward Using) menurut Davis (1993) dikonsepkan

sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai

dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya.

Berikut merupakan dimensi-dimensi attitude towards using menurut Chauhan (2015):

1. Sikap yang menguntungkan (Favorable Attitude).

2. Bermanfaat (Benefical).

3. Ide Bertransaksi (Idea of Transaction).

Minat perilaku penggunaan (Behavioral Intention to Use) menurut Davis (1989) adalah

kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sifat penelitian ini adalah hubungan

kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian kausalitas merupakan penelitian

yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat antar beberapa konsep atau

beberapa variabel (Ferdinand, 2006). Penelitian ini diarahkan untuk menggambarkan adanya

hubungan sebab akibat antara beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel dan selanjutnya

ditarik suatu kesimpulan umum.

SUBJEK PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) JKN KIS BPJS

Kesehatan cabang Jakarta Pusat yang berada di Jalan Proklamasi No.94A, RT.1/RW.4,

Page 10: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Pegangsaan, Menteng, RT.1/RW.4, RT.1/RW.4, Pegangsaan, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10320. Subjek penelitian ini merupakan sasaran untuk

mendapatkan suatu data.

Menurut Hair dkk (2010) merekomendasikan jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari

jumlah item pertanyaan yang terdapat dikuesioner. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 4

variabel bebas dan 1 variabel terikat. Total pertanyaan dalam penelitian ini adalah 17 pertanyaan,

sehingga minimal ukuran sampel dalam penelitian ini adalah:

17 x 5 = 85

Jadi jumah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 85 responden. Namun, besarnya

sampel yang ditetapkan adalah 100 orang untuk mengurangi kesalahan.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian dirancang dengan menggunakan metode survei yang bertujuan untuk mendapatkan

keterangan yang jelas terhadap permasalahan penelitian melalui pengambilan sampel dari

populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Jenis Kelamin

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini tidak membedakan jenis

kelaminyya. Adapun jenis kelamis responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Tabel Jenis Kelamin

Sumber. Data Primer diolah 2020

Usia Responden

Usia sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari sehingga perbedaan usia berpengaruh

pula terhadap keinginan seseorang dalam penggunaan aplikasi Mobile JKN. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Page 11: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Tabel 4.2

Keadaan Usia Responden

Sumber. Data Primer diolah 2020

Uji Validitas

1. Variabel Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness)

Hasil uji validitas pada variabel Variabel Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness) adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness) (X1)

Variabel Perceived Usefulness

(PU) r hitung r tabel (5%; N=100) Keterangan

PU1 0,833 0,1946 Valid

PU2 0,846 0,1946 Valid

PU3 0,815 0,1946 Valid

PU4 0,688 0,1946 Valid

PU5 0,836 0,1946 Valid

Sumber. Data Primer diolah, 2020

2. Persepsi Kemudahan (Perceived Ease to Use)

Hasil uji validitas pada variabel Variabel Persepsi Kemudahan (Perceived Ease to Use)

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kemudahan (Perceived Ease to Use) (X2)

Variabel Perceived Ease to Use

(PEU) r hitung

r tabel (5%;

N=100) Keterangan

PEU1 0,807 0,1946 Valid

PEU2 0,768 0,1946 Valid

PEU3 0,815 0,1946 Valid

Page 12: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

PEU4 0,738 0,1946 Valid

PEU5 0,772 0,1946 Valid

Sumber. Data Primer diolah,2020

3. Persepsi Sikap terhadap Pengaplikasian (Attitude Toward Using)

Hasil uji validitas pada variabel Variabel Persepsi Sikap terhadap Pengaplikasian (Attitude

Toward Using) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Sikap terhadap Pengaplikasian (Attitude Toward

Using) (X3)

Variabel Attitude Toward Using

(PEU) r hitung r tabel (5%; N=100) Keterangan

ATU1 0,738 0,1946 Valid

ATU2 0,846 0,1946 Valid

ATU3 0,826 0,1946 Valid

ATU4 0,779 0,1946 Valid

Sumber. Data Primer diolah,2020

4. Minat Perilaku Penggunaan (Behavioral Intention to Use)

Hasil uji validitas pada variabel Variabel Persepsi Minat Perilaku Penggunaan (Behavioral

Intention to Use) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Minat Perilaku Penggunaan (Behavioral

Intention to Use) (X4)

Variabel Behavioral Intention

to Use (BIU) r hitung r tabel (5%; N=100) Keterangan

BIU1 0,869 0,1946 Valid

BIU2 0,893 0,1946 Valid

BIU3 0,813 0,1946 Valid

Sumber. Data Primer diolah, 2020

Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau

diandalkan. Dalam hal ini, hasil pengukuran kuisioner konsisten atau tetap bila dilakukan

pengukuran berulang dan dapat digunakan lebih dari satu kali. Dengan dasar pengambilan

keputusan yaitu jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,60, maka kuisioner dinyatakan reliabel.

Adapun hasil dari uji reliabelitas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Realibilitas

Page 13: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Variabel Cronbach Alpha Standar Reliabilitas Keterangan

Persepsi Manfaat (Perceived

Usefulness)

0,862 0,60 Reliabel

Persepsi Kemudahan (Perceived

Ease to Use)

0,837 0,60 Reliabel

Persepsi Sikap terhadap

Pengaplikasian (Attitude Toward

Using)

0,807 0,60 Reliabel

Minat Perilaku Penggunaan

(Behavioral Intention to Use)

0,821 0,60 Reliabel

Sumber : Data Primer Diolah , 2019

Uji Koefisien Determinasi (R²)

Uji koefisiensi determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel bebas

berpengaruh pada variabel terikat.

Tabel 4.8 Uji Koefisiensi Determinasi (1)

Tabel 4.8 menjelaskan besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0,551 yang mengandung

pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use)

terhadap variabel terikat (Attitude Toward Using) adalah sebesar 55,1%. Nilai 0,551 yang

mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Jadi, secara serentak variabel-variabel

bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 55,1%. Sisanya ditentukan oleh variabel-variabel

lain yang tidak disertakan di dalam penelitian.

Page 14: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Tabel 4.9 Uji Koefisiensi Determinasi (2)

Tabel 4.9 menjelaskan besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0,518 yang mengandung

pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan

Attitude Toward Using) terhadap variabel terikat (Behavioral Intention to Use.) adalah sebesar

51,8%. Nilai 0,518 yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Jadi, secara

serentak variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 51,8%.

Sisanyaditentukan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan di dalam penelitian.

Uji Hipotesis

Pengaruh Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use terhadap Attitude Toward Using

Mobile JKN

Hasil uji-t antara Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use terhadap Attitude

Toward Using dapat dilihat hasilnya di bawah ini:

Tabel 4.10

Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use terhadap Attitude Toward Using

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Page 15: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

a. Nilai t hitung Perceived Usefulness terhadap Attitude Toward Using sebesar 1,560. Jika

dibandingkan dengan t tabel (1,98525) maka t hitung < t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa

Ho diterima dan Ha ditolak. Yang artinya bahwa variabel Perceived Usefulness tidak

berpengaruh terhadap Attitude Toward Using.

b. Nilai t hitung Perceived Ease of Use terhadap Attitude Toward Using sebesar 5,800. Jika

dibandingkan dengan t tabel (1,98525) maka t hitung > t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa

HO ditolak dan Ha diterima. Yang artinya bahwa variabel Perceived Ease of Use

berpengaruh terhadap Attitude Toward Using.

Berdasarkan penelitian ini, ternyata persepsi kegunaan yang diberikan oleh aplikasi Mobile

JKN belum mampu membuat peserta JKN KIS mempunyai kepercayaan akan kegunaan pada

layanan aplikasi tersebut. Hal ini terbukti dari beberapa pernyataan yang disampaikan oleh

beberapa responden yang diambil secara acak yang tidak setuju akan persepsi kegunaan ini

memiliki pengaruh terhadap Attitude Toward Using. Responden pertama menyatakan bahwa

mereka mengharapkan sesuatu yang lebih sederhana daripada penggunaan aplikasi. Untuk

peserta PPU (Pekerja Penerima Upah) penambahan atau perubahan data bisa dilakukan oleh

HRD perusahaannya, sehingga dia menilai bahwa penggunaan aplikasi Mobile JKN tidak

diperlukan. Hal ini didukung dengan pernyataannya yang menyebutkan bahwa ada beberapa

perubahan yang nyatanya belum bisa dilakukan di aplikasi Mobile JKN seperti perubahan

identitas. Perubahan identitas hanya bisa dilakukan dengan mendatangi langsung kantor

cabang BPJS Kesehatan atau dengan bantuan HRD yang dapat membantunya melakukan

perubahan tersebut di web Edabu (Elektronik Data Badan Usaha) BPJS Kesehatan yang hanya

bisa diakses oleh HRD perusahaan. Aplikasi Mobile JKN dinilai merepotkan karena para

peserta JKN KIS dituntut untuk memiliki aplikasi tersebut. Responden pertama mengatakan

bahwa dia telah memiliki banyak aplikasi yang di unduh di telepon pintarnya. Sehingga

responden tersebut merasa terbebani apabila harus mengunduh aplikasi lagi.

Berdasarkan penelitian ini, ternyata persepsi kemudahan yang diberikan mampu membuat

peserta JKN KIS pengguna aplikasi Mobile JKN mempunyai kepercayaan akan kemudahan

yang didapatkan saat menggunakan aplikasi Mobile JKN khususnya dalam mengoperasikan

layanan tersebut.

Page 16: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Pengaruh Attitude Toward Using terhadap Behavioral Intention to Use Mobile JKN

Hasil uji-t antara Attitude Toward Using terhadap Behavioral Intention to Use dapat dilihat

hasilnya di bawah ini:

Tabel 4.11

Attitude Toward Using terhadap Behavioral Intention to Use

Diketahui nilai signifikan t Attitude Toward Using 0,000<0,05 maka disimpulkan Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara

Attitude Toward Using terhadap Behavioral Intention to Use.

Jika menggunakan kriteria kedua menggunakan t hitung sebesar 9,906 dan t tabel sebesar

1,98525 hasil diperoleh bahwa t hitung > t tabel. Sehingga disimpulkan bahwa Attitude

Toward Using berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioral Intention to Use.

Kesimpulannya bahwa hipotesis ketiga diterima.

Berdasarkan penelitian ini, ternyata sikap terhadap menggunaan aplikasi Mobile JKN

mempengaruhi pada minat seseorang dalam menentukan apakah mereka ingin menggunakan

aplikasi mobile atau tidak.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Variabel Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap Attitude Toward Using, sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa besar kecilnya persepsi kegunaan yang dimiliki, tidak

berpengaruh terhadap sikap positif yang dimiliki oleh peserta JKN KIS BPJS Kesehatan.

Dengan demikian hipotesis pertama “Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease to

Page 17: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Use) mempunyai pengaruh positif terhadap sikap terhadap pengaplikasian (Attitude Toward

Using) dalam penggunaan Mobile JKN”, ditolak.

2. Variabel Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude Toward Using sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi persepsi kemudahan yang dimiliki, maka akan

semakin meningkat pula sikap positif yang dimiliki oleh peserta JKN KIS BPJS Kesehatan.

Dengan demikian hipotesis kedua “Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease to Use)

mempunyai pengaruh positif terhadap sikap terhadap pengaplikasian (Attitude Toward Using)

dalam penggunaan Mobile JKN”, diterima

3. Variabel Attitude Toward Using berpengaruh terhadap Behavioral Intention to Use sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa semakin meningkat sikap positif peserta JKN KIS BPJS

Kesehatan terhadap aplikasi Mobile JKN, maka muncul adanya minat untuk menggunakan

aplikasi Mobile JKN. Dengan demikian hipotesis ketiga “Sikap terhadap pengaplikasian

(Attitude Toward Using) mempunyai pengaruh positif terhadap minat perilaku pengguna

(Behavioral Intention to Use) dalam penggunaan Mobile JKN”, diterima.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada variabel Perceived usefulness, perlu ditingkatkan rasa kepercayaan yang diberikan

kepada peserta JKN KIS BPJS Kesehatan pengguna aplikasi Mobile JKN, khususnya

mengenai kegunaan dalam menggunakan layanan Mobile JKN. Sehingga dengan semakin

terasanya kegunaan dalam menggunakan layanan Mobile JKN, maka akan memberikan

dampak dalam hal penerimaan layanan tersebut serta dapat meningkatkan tingkat

penggunaan layanan aplikasi Mobile JKN.

2. Perlu dilakukan sosialisasi terkait dengan Mobile JKN agar persepsi kegunaan dan juga

kemudahan dapat dirasakan oleh peserta sehingga menimbulkan dampak yang positif

terhadap sikap dan minat pemakaian aplikasi Mobile JKN.

3. Meningkatkan fungsi fitur pada aplikasi Mobile JKN agar dapat melakukan penambahan

atau perubahan data pada aplikasi sehingga peserta PPU dapat melakukannya tanpa perlu

bantuan dari HRD.

Page 18: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

4. Ruang lingkup penelitian untuk penelitian selanjutnya dapat ditambah lagi sehingga

tingkat generalisasi bisa lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Aakers dan Myers. 1997. Advertising Management. New Jersey: Prentice Hall

Al-Somali, A.S, Gholami, S.R., an Clegg, B. 2009. An Investigation into the Aacceptance of

Online Banking in Saudi Arabia. Technovation, vol. 29, pp. 130 141.

APJII."Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018".

https://apjii.or.id/survei (diakses tanggal 18 Desember 2019.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arnhold, M., Quade, M., & Kirch, W. (2014). Mobile Applications for Diabetics: A Systematic

Review and Expert-Based Usability Evaluation Considering the Special Requirements of

Diabetes Patients Age 50 Years or Older. Journal Of Medical Internet Research, 16

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi,

Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Buyens, Jim. 2001. Web Database Development. Elex Media Komputindo. Jakarta

Chau, PYK dan Lai, VSK. 2003. An Empirical Investigation of the Determinants of User

Acceptance of Internet Banking. Journal of Organizational Computing and Electronic

Commerce, 2003, v.13 n 2, pp. 123-145.

Chauhan, S. (2015). Acceptance of Mobile Money by Poor Citizens of India : integrating trust

into the Technology Acceptance Model. International Journal.

Davis, F.D.(1989).Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of

Information Technology.MIS Quarterly.Vol. 13 No.5: pp319-339.

Davis, Gordon B. 1993. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Terjemahan, Seri

Manajemen 90-A. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Davis, Keith. Newstrom, John. (2008). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga

Page 19: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Davis, M. (1986). A Technology of Acceptance Model for Empirically testing new-end user

information system: Theory and Result. Massachusetts, USA: Sloan School of Management,

Massachusets Institute of Technology.

Deni Rahmatsyah, 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan

Produk Baru (studi kasus: E-money kartu Flazz BCA) tahun 2011, Tesis. Universitas

Indonesia, Jakarta.

Doll,W.J. and Torkzadeh, G. (1988), The measurement of end-user computing satisfaction, MIS

Quarterly, Vol. 12 No. 2, pp. 258-274.

Fishbein, M. and Ajzen, I. (1975), Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction

toTheory and Research, Addison-Wesley, Reading, MA.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:Badan Penerbit

UNDIP.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS edisi 5.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hair, Jr et.al. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed). United States : Pearson

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/596/Akses-Pelayanan-Dalam-

Genggaman-BPJS-Kesehatan-Luncurkan-Aplikasi-Mobile-JKN-Banyak-Manfaat-dan-

Mudahkan-Peserta-JKN-KIS, diakses 12 Desember 2019.

https://liputan6.com/health/read/2307048/ini-yang-bikin-orang-malas-mendaftar-bpjs-

kesehatan-di-bogor , diakses pada 6 Februari 2020.

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.

Kim, C., M.Mirusmonov, dan In Lee. 2010. An Empirical Examination of Faktors Influencing the

Intention to Use Mobile Payment. Computers in Human Behavior, 26, pp. 310-322.

Page 20: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Kusuma, H. dan Susilowati, D. 2009. Determinan Pengadopsian Layanan Internet Banking:

Perspektif Konsumen Perbankan Daerah Istimewa Jogjakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing

Indonesia. Volume 11, Nomor 2, Desember 2007.

Malhotra. N.K, 2009. Riset Pemasaran, Edisi keempat. Jilid 1, PT Indeks. Jakarta

Nasri, Wadie, & Charfeddine, Lanouar. 2012. Factors Affecting The Adoption Of Internet

Banking In Tunisia: An Integration Theory Of Acceptance Model And Theory Of Planned

Behavior. The Journal of High Technology Management Research, 23 (2012), 1-14.

Nasution, M. N. (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia

Pressman, Roger S. and Maxim, Bruce R. 2014. Software Engineering: A Practitioner's

Approach. : McGraw-Hill

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei (Editor), LP3ES, Jakarta

Suh, B., dan Han, I. 2002. Effect of Trust on Customer Acceptance of Internet Banking.

Electronic Commerce Research and Applications, 1, pp. 247-263.

Supranto J., 2003, Metode Riset dan Aplikasinya Dalam Pemasaran, Edisi Ketujuh, Rineka

Cipta, Jakarta

Tan, G.W., K.Ooi, J.Sim, dan K.Phusavat. 2011. Determinants of Mobile Learning Adoption. An

Empirical Analysis: Journal of Computer InformationSystems, Spring, pp. 82-91.

Thompson, Ronald L, Haggings, Christoper A., dan Howell, Jane M. (1991), “Personal

Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization”, Mis Quarterly, pp.125-143.

Turban. (2012). Choosing a Mobile Application Development Approach. ASEAN Journal of

Management & Innovation Vol.1 No.1, 69-74.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

Venkatesh, V. dan Davis, F.D. 2000. A Theoretical Extension of the Technology Acceptance

Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science, 46 (2), pp. 186–204

Page 21: ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODELrepository.paramadina.ac.id/71/1/Jurnal ANALISIS... · 2020. 10. 9. · Model (TAM) atau model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Davis (1986).

Wibowo, Arief. 2006. Kajian tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan

Technology Acceptance Model (TAM), Universitas Budi Luhur, Jakarta

Hair, Jr et.al. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed). United States : Pearson