ANALISIS SUMBER INFORMASI DALAM APLIKASI MODIFIKASI MOTOR …digilib.unila.ac.id/28254/2/SKRIPSI...
Transcript of ANALISIS SUMBER INFORMASI DALAM APLIKASI MODIFIKASI MOTOR …digilib.unila.ac.id/28254/2/SKRIPSI...
ANALISIS SUMBER INFORMASI DALAM APLIKASI MODIFIKASI
MOTOR PARA BIKER KUSTOM KULTURE
DI BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Dewi Ayu Kencana Bumi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
ANALISIS SUMBER INFROMASI DALAM APLIKASI MODIFIKASIMOTOR PARA BIKER KUSTOM KULTURE
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dewi Ayu Kencana Bumi
Perkembangan kustom kulture di Bandarlampung sendiri sudah memiliki pondasi yang bagus
sebagai awal dalam proses meramaikan budaya modifikasi motor kustom kulture. Namun
masih minimnya informasi membuat perkembangannya menjadi agak sedikit terhambat,
sehingga dibutuhkan stimulus berupa ide-ide yang dapat menambah pengetahuan para
penggiat modifikasi motor kustom kulture sehingga dapat memperkaya variasi modifikasi itu
sendiri. Penelitian ini mengkaji tayangan Garage Life di NET TV yang menjadi sebuah
sumber informasi untuk para bikers dalam memodifikasi motornya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori pembelajaran sosial
Albert Bandura. Hasil penelitian menunjukan bahwa tayangan Garage Life menjadi sumber
informasi bagi para bikers untuk memberikan dan mengaplikasikan dan memberikan ide ide
dalam memodifikasi motor.
Kata kunci :Modifikasi, Motor, Biker, Kustom Kulture.
ABSTRACT
ANALISIS SUMBER INFROMASI DALAM APLIKASI MODIFIKASIMOTOR PARA BIKER KUSTOM KULTUR
DI BANDAR LAMPUNG
By
Dewi Ayu Kencana Bumi
The development of custom culture in bandarlampung has been having to the foundation is
good as the beginning in the process enliven culture modification motor custom culture .But
the lack of information making progress be a little obstructed , , so it needs a stimulus of
ideas that can add knowledge the penggiat modification motor custom culture so that it can
be enrich variation modification itself .This research study impressions says garage life at the
net tv into a a source of information for the happened in modifying his motorcycle .This study
adopted qualitative approaches .The theory used s a theory learning social albert bandura
.The results of the study showed that impressions says garage life become a source of
information for the happened to give and apply and give ideas in modifying motor .
Keywords: Modifikasi, Motor, Biker, Kustom Kulture.
ANALISIS SUMBER INFORMASI DALAM APLIKASI MODIFIKASI
MOTOR PARA BIKER KUSTOM KULTURE
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dewi Ayu Kencana Bumi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 29 Juni
tahun 1995. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara, buah
cinta pasangan M. Nizami Hasan S.E dan Yunidar, S.Pd Jenjang akademis
penulis dimulai dari Sekolah TK Muslimin Kotabumi pada tahun 2001,
Sekolah Dasar (SD) 04 Tanjung Aman Kotabumi pada tahun 2007,
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 02 Kotabumi, Lampung Utara pada tahun 2010,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA N) 03
Kotabumi, Lampung Utara yang selesai pada tahun 2013. Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Lampung sebagai mahasiswi jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur
Paralel. Selama menjadi mahasiswi, penulis terdaftar dan aktif sebagai anggota bidang
Research n Development dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi
periode 2013-2014.
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirrohim
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT. Untuk rasa syukur dan terimakasih
yang tulus, Kupersembahkan Skripsi ini kepada:
Kedua Orang Tuaku Tercinta, Bapak Nizami
dan Umi Yunidar
Orang tua yang telah membesarkan dan merawatku, mengajariku bagaimana berdamai dengan
kehidupan, memberiku bekal dunia akhirat, selalu mengasihi dan menyayangi. Terimakasih atas
semua kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan untukku.
Kakakku, Dewa Pekik Abiyasa dan Dewa Sang Nyata
Terimakasih atas segala kesabaran, doa, dan semangat yang telah adik berikan, semoga kita bisa
selalu kompak untuk membanggakan dan membahagiakan ayah bunda.
Teman dan Sahabatku
Yang telah bersama sama berjuang, yang telah menghibur, menemani, saling menyemangati,
semoga silaturahmi takkan pernah putus sampai kapanpun.
serta
Almamater Tercinta
Universitas Lampung
Moto
”Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan”
(Unknow)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya Tuhan-Mu lah hendaknya kamu berharap.
(Qs. Al-Insyirah : 5-7)
SANWACANA
Alhamdulillahhirabbil’alamin. Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena
atas segala kuasa-Nya memberikan kemudahan, berkat dan karunia kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Sumber Informasi Dalam
Aplikasi Modifikasi Motor Para Biker Kustom Kulture di Bandar Lampung “tepat
waktu sebagai syarat untuk menyematkan gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini tak luput dari kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karnanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang
lebih baik lagi nantinya. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembacanya.
Dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan,
semangat dan motivasi dari berbagai pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini
tidak dapat terselesaikan. Maka, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapka terimakasih
yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
2. Ibu Dhanik Sulistyarini, S. Sos., M.Comn&MediaSt selaku ketua jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Terimakasih
atas segala dukungan motivasi dan saran yang telah Ibu berikan kepada penulis.
3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih
banyak atas kesabaran, waktu, saran, arahan, ilmu serta bimbingan Bapak kepada
penulis, selalu bersedia memahami dan menjelaskan ketidakmengertian penulis dalam
proses penyusunan skripsi. Penulis sangat senang mendapat kesempatan menjadi
mahasiswi bimbingan Bapak.
4. Bapak Dr. Ibrahim Besar, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih banyak atas waktu,
saran, masukan, ilmu serta bimbingan yang telah Bapak berikan kepada penulis.
5. Ibu Tina Kartika, M.Si selaku dosen pembimbing akademik penulis dan seluruh
jajaran dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung terkhusus
dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama
penulis menuntut ilmu.
6. Umi tercinta, Yunidar . Umi terbaik, tersabar Yang tak pernah lelah memberikan
penulis semangat,yang menjadi salah satu alasan penulis untuk tidak bermalas-
malasan. Yang selalu menjadi tempat mencurahkan segala cerita senang sedih dalam
hidup penulis. Dirasa tak cukup untuk menuliskan bagaimana penulis sangat bangga
dan menyayangi umi. Terimakasih atas segalanya.
7. Bapak tercinta,M.Nizami Hasan. Yang selalu memberikan nasihat dan semangat
lewatt lelucon-lelucon lucunya. Dirasa tak cukup untuk menuliskan bagaimana
penulis sangat bangga dan menyayangi bapak. Terimakasih atas segalanya.
8. Kakak ku Dewa Pekik Abiyasa dan Dewa Sang Nyata yang selalu memceramahiku
untuk tetap pantang semangat dalam mengerjakan skripsi . yang selalu ada untuk
adiknya kapanpun adiknya membutuhkan . Semoga kita bisa terus bahagiaiin Umi dan
Bapak .
9. Untuk Kakak Iparku Dian Maharani dan Keponakanku Abimana Aryasatya Abiyasa
yang super duper nakal tapi selalu bikin onty kangen. Yang selalu jadi salah satu
alasan kenapa kepingin pulang kampung terus tiap minggunya.
10. Untuk Moh. Fandu Setiawan yang selalu menyemangati Terima kasih untuk nasihat-
nasihat yang selalu diberikan. Semoga kita bisa sama-sama sukses, amin!
11. Untuk Keluarga kedua tercinta saya, Lania Mayang Aprina, Marina Syva Pratiwi,
Atikah Khairina, Dilla Sefa Leidy, Adinda Akhsanal Viqria, Haifa AzZahra,
Terimakasih karna kalian, karena semangat kalian saya bisa tertawa walaupun sedang
ingin menyerah.Terima kasih sudah menemani dalam setiap proses. Semoga kita
semua sukses nantinya, dan bahagia selalu amin!
12. Untuk Sahabat-sahabat tersayang sepernasib, Mutiara Langit Pertiwi, Ulul Ma’rifah
Harahap, Atikah Khairina, Rizki Apriyani, Terima kasih karena kalian kehidupan
kampus saya menjadi berwarna. Terima kasih karena sudah selalu mau bantuin cana!
Semangat untuk kita semua semoga kita sukses semua amin!
13. Untuk team kesayangan, Aldo, Rangga, Adon, Ook, bung Ari. Terima kasih sudah
menjadi pelipur lara Semoga kalian semua bisa sukses.
14. Untuk Teman Kampusku, Ade, Nidi, Cynthia, Nabila, Gyna, Umi Vina, Yoka, Astrid,
Fani, serta teman teman komunikasi 2013, untuk kakak kakak dan adik adik jurusan
Ilmu Komunikasi, terimakasih atas kebersamaannya. Semoga kita bisa selalu
membawa nama baik jurusan Ilmu Komunikasi.
15. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi Unila yang telah memberikan pembelajaran
dan pengalaman yang sangat berarti bagi penulis. Sukses selalu untuk HMJ Ilmu
Komunikasi Unila.
16. Terakhir untuk pembaca skripsi ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis,
Dewi Ayu Kencana Bumi
i
DAFTAR ISI
ABSTRAKABSTRACTHALAMAN PENGESAHANSURAT PERNYATAANRIWAYAT HIDUPPERSEMBAHANMOTTOSANWACANADAFTAR ISIDAFTAR BAGANDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
E. Pertanyaan Penelitian ................................................................................................ 7
II. Tinjauan Pustaka
A. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 8
B.Landasan Teori........................................................................................................... 9
C. Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok............................................................... 12
D. Tinjauan tentang Modifikasi Motor ........................................................................ 16
E. Tinjauan Tentang Kustom Kulture.......................................................................... 18
F. Kerangka Pikir......................................................................................................... 21
III. Metode Penelitian
A. Tipe Penelitian ........................................................................................................ 22
B. Aplikasi Teori Pembelajaran Sosial ........................................................................ 23
C. Penentuan Informan ................................................................................................ 24
D. Fokus Penelitian...................................................................................................... 26
E. Pendekatan Terhadap Informan .............................................................................. 27
ii
F. Objek Penelitian. ..................................................................................................... 27
G. Sumber Data ........................................................................................................... 28
H. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................... 28
I. Teknik Analisis Data Kualitatif................................................................................ 30
IV. Gambaran Umum
A. Klub Motor Kustom Kultur di Bandarlampung ..................................................... 32
B. Builder Kustom Kultur di Bandarlampung............................................................. 37
C. Kustom Kultur di Bandarlampung.......................................................................... 42
D. Tayangan Garage Life ............................................................................................ 43
V. Hasil dan Pembahasan
A. Identitas Informan................................................................................................... 45
B. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 50
C. Pembahasan .................................................................................................................. 68
VI . Simpulan dan Saran
A. Simpulan ....................................................................................................................... 84
B. Saran.............................................................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1............................................................................................................................. 5
Tabel 2............................................................................................................................. 8
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka Pikir ............................................................................................ 21
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cover Majalah Aktuil ............................................................................. 19
Gambar 2. Logo Kastemride Syndicate ..................................................................... 32
Gambar 3. Logo DGR Lampung Ride ....................................................................... 33
Gambar 4. Logo Sunday Ride Lampung ................................................................... 34
Gambar 5. Logo Bedhuls Lampung ........................................................................... 35
Gambar 6. Streetclub Bandar Lampung ................................................................... 36
Gambar 7. Builder Kastemride Syndicate................................................................. 37
Gambar 8. Builder DGR Lampung Ride................................................................... 38
Gambar 9. Builder Sunday Ride Lampung............................................................... 39
Gambar 10. Builder Bedhuls Lampung..................................................................... 40
Gambar 11. Builder Streetcub Bandar Lampung .................................................... 41
Gambar 12. Poster Summerfest 2015......................................................................... 42
Gambar 13. Poster Tayangan Garage Life................................................................ 43
Gambar 14. Pembuka Tayangan Garage Life ........................................................... 51
Gambar 15 Pameran Tayangan Garage Life ........................................................... 52
Gambar 16. Gaya Motor dalam Tayangan Garage Life .......................................... 53
Gambar 17. Gaya Motor dalam Tayangan Garage Life .......................................... 54
Gambar 18. Motor Gaya Chooper dalam Tayangan Garage Life ........................... 63
Gambar 19 Motor Bikers gaya Chooper ................................................................... 63
Gambar 20. Stang Semi Trail dalam Tayangan Garage Life .................................. 64
Gambar 21. Proses Modifikasi dalam Tayangan Garage Life ................................ 76
Gambar 22. Proses Modifikasi dalam Tayangan Garage Life ................................. 76
Gambar 23. Proses Modifikasi dalam Tayangan Garage Life ................................ 77
Gambar 24. Proses Modifikasi dalam Tayangan Garage Life ................................ 77
Gambar 25. Tank Gaya Scrambler dalam Tayangan Garage Life......................... 79
Gambar 26. Tank Gaya Scrambler bikers ................................................................. 80
Gambar 27 Motor cc kecil dalam Tayangan Garage Life........................................ 80
Gambar 27 Motor cc kecil bikers ............................................................................... 81
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Campbell (2012 : 4) dunia berkembang dan komunikasi massa telah
mengalami evolusi yang signifikan. Salah satunya diketahui dalam fenomena, “in
today’s fragmented marketplace (where we now have more and more media
options), newspapers and TV news have lost a lot of their audiances to
smartphones, social networks, and the internet. This means that the media must
target smaller group with shared interests - such as conservatives, liberals, sports
fanatics, history buffs, or shopaholics – to find an audience – and the advertisers
and revenue that come with them”.
Untuk bisa bertahan, konten dalam komunikasi massa yang dilakukan oleh media
massa harus memiliki strategi khusus supaya dapat beradaptasi dengan khalayak
yang menonton atau mengaksesnya. Salah satu strategi media yang menarik
perhatian peniliti ialah televisi.
Stasiun televisi semakin meningkat dalam dimensi kuantitas. Munculnya stasiun
televisi menguntungkan bagi berbagai pihak, dengan bertambahnya lapangan
kerja dan beragam program acara yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi.
Kreativitas dalam menciptakan dan membangun program acara terus
2
dikembangkan oleh praktisi-praktisi pertelevisian agar stasiun televisi dapat terus
bertahan. Program acara yang beragam berusaha ditampilkan seperti talk show,
game show, reality show, dan sebagainya agar menarik perhatian publik.
Kreativitas untuk bertahan ini salah satunya diaplikasikan dalam metode
penajaman program untuk merengkuh penonton yang lebih spesifik dan jelas,
karena bertambahnya akses publik dalam mendapatkan informasi atau hiburan
dari berbagai platform, menyebabkan kompetisi mencari rating tidak hanya
datang dari sesama stasiun televisi, tapi juga media lain khususnya internet.
Oleh karena itu program acara di Indonesia menuntut praktisi televisi untuk
menyediakan tayangan yang mengakomodasi kebutuhan penontonnya. Terlebih
televisi swasta memiliki beragam karakter dalam penyajiannya, salah satunya
NET Televisi.
NET merupakan singkatan dari News and Entertaiment Television adalah sebuah
stasiun televisi swasta nasional yang diluncurkan pada 26 Mei 2013. NET berhasil
membangun brand image sebagai televisi pertama di Indonesia yang
mengedepankan kualitas dan kreativitas. NET muncul dengan konsep
multiplatform sehingga pemirsanya bisa mengakses tayangan NET secara tidak
terbatas, kapan pun, dan dimana pun. Kini NET dapat disaksikan melalui siaran
terestrial tidak berbayar atau free to air sementara para pelanggan internet dapat
mengakses live streaming melalui youtube.com/netmediatama, atau laman
www.netmedia.co.id (http://www.netmedia.co.id/about# diakses pada tanggal 20
Januari 2017, pukul 20.00).
3
Kelebihan dari NET televisi ini sebagian program yang ditayangkan merupakan
garapan sendiri (in house production) yang diharapkan mampu menarik perhatian
pemirsa. Salah satu program garapan NET yang mengakomodasi kebutuhan
kelompok yang spesifik saat ini ialah Garage Life.
Garage Life merupakan sebuah program baru NET yang mulai tayang sejak
Minggu, 13 November 2016. Program ini mengangkat tema kustom kultur yang
peneliti rasakan memiliki basis dikalangan masyarakat khususnya wilayah
perkotaan. Tayangan ini diproduseri oleh Bima Indra Sakti.
Menurut Williams (1993: 118), kustom kultur adalah sub kultur di Amerika
Serikat yang berisi tentang artworks, kendaraan bermotor, gaya rambut, dan cara
busana dari sekelompok orang yang mereka bangun dan modifikasi sendiri,
dengan spesifikasi kendaraan tahun lima puluhan keatas. Sub kultur ini lahir dari
budaya Hot Rod di California Selatan pada tahun 1960.
Motor kustom merupakan gambaran selera dan ambisi pemiliknya. Dimulai
dengan konsep yang ada di otak si pemilik untuk memiliki atau menciptakan
motor dengan tampilan yang berbeda. Kata "berbeda" menjadi kunci di sini.
Kustom, yang disadur dari bahasa Inggris "custom" secara harfiah berarti
"menurut pesanan". Maksudnya, barang-barang yang dibuat sesuai dengan
keinginan pembelinya. Karena sesuai pesanan, dapat dipastikan produk tersebut
akan berbeda dengan yang dibuat massal seperti produk lain kebanyakan.
Dalam tayangan program Garage Life ini terdapat tiga sosok kunci yaitu Veroland
sebagai custom builder, Jujuk Margono sebagai jurnalist, serta juga Iman selaku
4
shop owner. Tayangan ini dapat memberikan pengetahuan berupa informasi
kepada pengetahuan komunitas kustom kultur tentang bagaimana kegiatan sehari-
hari seputar kustom kultur dari mulai merakit motor lalu membeli alat-alatnya dan
juga membahas kegiatan berkumpulnya para bikers dengan aliran kustom kultur
untuk sekedar bertukar informasi maupun ide-ide (http://www.netmedia.co.id/about#
diakses pada tanggal 20 Januari 2017, pukul 20.00).
Bikers dengan aliran kustom kultur merupakan kegiatan memodifikasi motor
dengan wujud lain dari karakter pribadinya. Motornya pasti berbeda dengan motor
orang lain karena mereka menciptakan sendiri motor tersebut. Setelah memiliki
beberapa ide-ide untuk mendesain motor tersebut maka mereka akan pergi ke
bengkel kustom dengan bantuan dari custom builder untuk mewujudkan ide-ide
dan kreativitas.
Perkembangan aliran bikers dengan kustom kultur ini berkembang cukup pesat di
Indonesia, terutama di Bandarlampung dengan bermunculannya banyak klub
motor yang beraliran kustom kultur ini serta bengkel-bengkel kustom di
Bandarlampung. Tidak jarang kontes atau pameran yang berkaitan dengan kustom
kultur ini diadakan di Bandarlampung. Berangkat dari pemaparan tersebut peneliti
memilih bikers kustom kultur di Bandarlampung. Prasurvey telah peneliti lakukan
dengan menyebarkan 120 kuisioner yang berisi respon acara Garage Life di NET,
kepada enam klub motor dengan aliran kustom kultur yaitu, Kastemryde
Syndicate, Dgrlampungrides, Bedhuls Lampung, Ngaungngiders,
Streetcub_bandarlampung dan Sundayride Lampung dengan proporsi sebagai
berikut:
5
No. Klub MotorMengetahui
Garage Life
Tidak Mengetahui
Garage LifeJumlah
1. Bedhuls Lampung 10 10 20
2. Dgrlampungrides 6 14 20
4. Kastemryde Syndicate 17 3 20
3. Ngaungngiders 13 7 20
5. Streetcub_bandarlampung 4 16 20
6. Sundayride Lampung 8 12 20
TOTAL 120
Tabel 1. Prasurvey Garage Life terhadap klub motor di Bandarlampung
Berdasarkan tabel di atas, perkembangan kustom kultur di Bandarlampung sendiri
sudah memiliki pondasi yang bagus sebagai awal dalam proses meramaikan
budaya modifikasi motor kustom kultur. Namun masih minimnya informasi
membuat perkembangannya menjadi agak sedikit terhambat, sehingga dibutuhkan
stimulus berupa ide-ide yang dapat menambah pengetahuan para penggiat
modifikasi motor kustom kultur sehingga dapat memperkaya variasi modifikasi
itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan yang peneliti jabarkan di awal, kebutuhan akan ide-ide
dalam memodifikasi kustom kultur di Bandarlampung membuat para bikers perlu
adanya sebuah pemasok informasi yang membuat kreativitas modifikasi semakin
bertambah. Garage Life di NET TV, salah satu program acara yang khusus
membahas masalah ini menjadi jawaban para biker di Bandarlampung untuk bisa
terus memperbarui informasi dengan mengikuti perkembangan modifikasi terkini.
6
Peneliti mempunyai simpulan bahwa fenomena ini dirasa menjadi alasan
signifikan dan kuat untuk dikaji dalam sebuah penelitian tentang analisis sumber
informasi pada aplikasi sebuah tayangan modifikasi para biker kustom kultur di
Bandarlampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dibutuhkan perumusan
masalah yang bertujuan untuk upaya membatasi penelitian agar lebih terarah dan
tidak terlalu luas, namun tetap dalam fokus yang diharapkan dan yang telah
ditentukan. Maka rumusan masalah yang akan peneliti angkat adalah:
1. Mengapa program Garage Life dipilih sebagai sumber informasi ide-ide
modifikasi para biker kustom kultur di Bandarlampung?
2. Bagaiamana para biker kustom kulture mengaplikasikan tayangan Garage
Life dalam modifikasi motornya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas bahwa penelitian ini memiliki tujuan
yang ingin dicapai, yaitu menjelaskan sumber informasi pada aplikasi modifikasi
motor para biker kustom kultur di Bandarlampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalalah:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian
7
lanjutan.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian
lanjutan.
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dan
masukan terhadap para biker untuk menambah kemampuan kustom motor.
b. Sebagai salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
E. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini yaitu:
1. Mengapa program Garage Life dipilih sebagai sumber informasi ide-ide
modifikasi para biker kustom kultur di Bandarlampung?
2. Bagaiamana para biker kustom kulture mengaplikasikan tayangan Garage
Life dalam modifikasi motornya ?
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai
perbandingan dan tolak ukur penelitian. Tinjauan pustaka tentang penelitian
terdahulu ini mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan
permasalahan penelitian, mencakup hasil penelitian, perbedaan, kontribusi yang
dilakukan oleh peneliti lain.Beberapa kedekatantersebut diantaranya:
Tabel 2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama /
Tahun Judul
Hasil
Penelitian
Metodologi Perbedaan Kontribusi
M. Barni
Karunia
(2015)
Universitas
Lampung
Peranan Video
Tutorial Teknik
Freestyle Motor
Pada
Peningkatan
Kemampuan
Teknik
Freestyle Motor
(Studi Pada
Team Lampung
X-treme All-
Star “L.X.A” di
Bandarlampung)
Proses tahap
pembelajaran
melalui
informasi dari
video tutorial
free style
motor dalam
praktek latihan,
umumnya
memiliki dua
indikator jenis
informasi di
dalamnya yaitu
basic (dasar)
dan extreme
Metode
kualitatif
dengan
penjabaran
analisis
deskriptif
Subjek
penelitian
yang berbeda
disini
menggunakan
video tutorial
teknik free
style motor
Objek yang
menggunakan
klub motor
sebagai kajian
penelian
Wuri Sakti
Riesta A
(2016)
Universitas
Lampung
Pengaruh
Program Acara
Tetangga Masa
Gitu di NET.
Terhadap
Tingkat
Hasil kuisioner
dalam
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
sebagian
Kuantitatif Pengaruh yang
berujung
kecenderungan
menggunakan
metode
kuantitatif
Program
NET. yang
digunakan
sebagai subjek
penelitian
9
Kepuasan
Penonton(Studi
Pada Mahasiswa
Fisip
Universitas
Lampung)
kebutuhan
penonton telah
terpenuhi oleh
program acara
Tetangga Masa
Gitu? di NET.,
maka kepuasan
penonton telah
terpenuhi. Hal
ini diperkuat
dengan adanya
hasil analisis
statistik regresi
linear
sederhana yang
menyatakan
terdapat
pengaruh
program acara
Tetangga Masa
Gitu? di NET.
secara simultan
dan secara
signifikan
dengan arah
korelasi positif
(+) sebesar
54,1%
terhadap
tingkat
kepuasan
penonton.
B. Landasan Teori
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa program televisi Garage Life
merupakan sebuah sumber infromasi media pembelajaran. Tayangan yang
memiliki karakteristik berupa tampilan audio-visual serta memiliki kebebasan
waktu dan tempat dalam penggunaan – karena disediakan akses untuk menonton
ulang dalam situs http://zulu.id/search-result/video/title/Garage%20Life, dianggap
menjadi salah satu keunggulan video sebagai media belajar. Namun sebelum lebih
jauh lagi membahas landasan teori pada penelitian ini, ada baiknya jika sedikit
mengulas teori pembelajaran sosial yang telah dikemukakan oleh Albert Bandura.
Teori belajar social meeupakan peluasan teori belajar perilaku yang tradisional
10
Dalam model pembelajaran Bandura, factor person memainkan peran penting.
Factor person yang ditekankan Bandura (1997,2001) pada masa belakangan ini
adalah self-efficiary, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa sesuai situasi dan
menghasilkan sisi positif. Menurut Albert Bandura terdapat empat faktor
dibutuhkan oleh seseorang untuk belajar melalui pengamatan dan kemudian
menirunya:
1. Attention (Perhatian)pada fase pertama ini pembelajar harus menaruh
perhatian pada detail-detail yang penting dari perilaku model. Pada umumnya
seseorang memberikan perhatian pada model-model yang menarik, popular
atau yang dikagumi. Dalam pembelajaran di ibaratkan guru bertindak sebagai
model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa memberikan perhatian
kepada bagian-bagian penting dari pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menyajikan materi pelajaran yang menarik dan jelas. Di samping
itu suatu model harus memiliki daya tarik (Woolfolk, 1993). Misalnya untuk
menjelaskan bagian-bagian bola mata guru seharusnya menggunakan gambar
model mata, dengan variasi warna yang bermacam-macam sehingga bagian-
bagian mata tersebut tampak jelas dan siswa termotivasi untuk
mempelajarinya.
2. Retention (Pengingatan)menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001:5), fase
ini bertanggung jawab atas pengkodean tingkah laku model dan penyimpan
kode-kode itu di dalam ingatan ( memori jangka panjang ). Pengkodean
adalah proses pengubahan pengalaman yang diamati menjadi kode memori.
Arti penting fase ini adalah bahwa si pengamat tidak akan memperoleh
11
manfaat dari tingkah laku yang diamati ketika model tidak hadir, kecuali
apabila tingkah laku itu dikode dan disimpan dalam ingatan untuk digunakan
pada waktu kemudian. Pembelajar harus dapat mengingat atau menyimpan
semua informasi dalam memorinya sampai informasi itu berguna kelak.
3. Reproduction (Mereproduksi), dalam fase ini kode-kode dalam memori
membimbing penampilan yang sebenernya dari tingkah laku yang baru
diamati. Derajat ketilitian yang tertinggi dalam belajar mengamati adalah
apabila tindakan terbuka mengikuti pengulangan secara mental. Fase
reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen
urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat. Pada fase ini juga si
model hendaknya memberikan umpan balik terhadap aspek-aspek yang sudah
benar ataupun pada hal-hal yang masih salah dalam penampilan. Pembelajar
harus memiliki keterampilan dan koordinasi fisik yang dibutuhkan dalam
mereproduksi perilaku tersebut.
4. Motivation (Dorongan). Pada fae ini si pengamat akan termotivasi untuk
meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti
model,mereka akan memperoleh penguatan. Memberikan penguatan untuk
suatu tingkah laku tertentu akan memotivasi pengamat (pembelajar) untuk
berunjuk perbuatan. Aplikasi fase motivitasi didalam kelas dalam
pembelajaran permodelan sering berupa pujian atau pemberian
nilai.Akhirnya, pembelajar harus memiliki motivation atau dorongan untuk
menirukan model.
12
Dalam hal ini, pembelajar memiliki kecenderungan untuk menirukan suatu
perilaku jika mereka mengharapkan perilaku tersebut mengarah pada suatu tipe
hadiah atau penguatan. Jika pembelajar memandang bahwa menirukan perilaku
tidak akan mengarah pada hadiah atau justru mengarah ke hukuman, mereka
cenderung tidak menirukan perilaku tersebut.
Penelitian mengenai analisis sumber informasi dalam memodifikasi motor pada
anggota klub motor kultur kustom di Bandarlampung ini menggunakan teori
pembelajaran sosial dari Albert Bandura sebagai dasar teori. Jadi bikers merujuk
sumber informasi nya kepada tayangan Garage Life. Kemudian karakteristik dari
teori pembelajaran sosial yang meliputi attention (perhatian), retention
(pengingatan), reproduction (mereproduksi), dan motivation (dorongan)
merupakan faktor-faktor pembelajaran yang sesuai dengan peranan tayangan
sebagai media belajar. Karena bikers harus melakukan pengamatan pada detil
yang ditayangkan, agar kemudian dapat diingat dan disampaikan kepada builder
dengan benar.
C. Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu
13
keputusan.
1. Klasifikasi kelompok dan Karakteristik Komunikasi kelompok
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan
sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi
kelompok yaitu :
a. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 mengatakan bahwa kelompok
primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan
akrab personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama.
Sedangkan komunikasi kelompok adalah kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh
hati kita.Jalaluddin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan
karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan
meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling
tersembunyi, menyingkapi unsur-unsur backstage (perilaku yang kita
tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali
kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada
kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan
kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan dari
pada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
14
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif,
sedangkankelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan
kelompok sekunder formal.
b. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota- anggotanya secara
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan
kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur
(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
c. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Prespektif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi
dua deskriptif dan preskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan kepada
klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukkannya secara
alamiah. Berdasarkan bentuk tujuan, ukuran dan pola komunikasi.
Kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga yaitu: kelompok tugas,
kelompok pertemuan dan kelompok penyadaran.
Kelompok prespektif, mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan
dan Wright mengkategorikan enam format kelompok prespektif, yaitu
diskusi meja bundar, symposium, diskusi panel, forum, kolokium dan
prosedur parlementer.
15
2. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
a. Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju
(norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau
dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau
melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan
dan melakukan hal yang sama. Jadi kalo ada yang merencanakan untuk
menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar
dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan
rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan
seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-
anggota berikutnya untuk setuju juga.
b. Fasilitasi social
Fasilitasi (dari kata prancis facile, artinya mudah) menunjukkan
kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.
Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.
Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap
menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini
terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang
menggairahkan kita.
Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya
respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai.
Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan
16
presentasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan
prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah
respon yang benar, karena itu, peneliti-peneliti melihat kelompok
mempertinggi kualitas kerja individu.
c. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan kea rah posisi yang ekstrem. Bila
sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak
mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi
mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota
kelompok agar menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan
menentang lebih keras.
D. Tinjauan Tentang Modifikasi Motor
Kata modifikasi berasal dari bahasa inggris yaitu modification. Berikut ini
beberapa pengertian menurut John M. Echols(Kamus Inggris-Indonesia, hal.
384)Modify: 1 memodifikasi, mengubah, 2 membatasi, 3 mengurangi. Inti dari
modifikasi adalah nerubah dari kondisi semula. Modifikasi otomotif berarti
perubahan yang dilakukan pada kendaraan (mobil/motor) baik kecil maupun besar
yang membuat kondisinya berbeda dari sebelumnya.
1. Sejarah Modifikasi Otomotif
Kegiatan modifikasi berjalan mengikuti perkembangan jaman dan juga
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, teknologi
sepeda motor dan mobil saat ini telah jauh berbeda dengan teknologi
17
automotif puluhan tahun yang lalu. Setiap tahun dikeluatkan inovasi dan
teknologi baru yang lebih canggih sebagai ubahan modifikasi yang lama.
Ubahan pada mesin-mesin teknologi mesin injeksi saat ini mampu membuat
kendaraan mampu memiliki performa yang dasyat namun tetap irit
pemakaian bahan bakar. Bentuk kendaraan baru keluaran pabrik juga jauh
lebih modern dari masa ke masa. Dari yang dahulunya kuno menjadi lebih
futuristik. Contohnya pabrikan Toyota mulai memproduksi mobil Corolla
pada era tahun 70-an dengan bentuk cenderung lonjong dan cembung, pada
era 80-an awal lahir Corolla DX yang mulai terlihat sporty, kemudian Corolla
Twin Cam dan The Great Corolla dengan bentuknya yang sporty dan elegan
muncul pada tahun 90-an. Secara umum tujuan modifikasi itu adalah untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Seiring perkembangan jaman, didorong oleh rasa ketidak puasan membuat
banyak orang ingin menciptakan kendaraan yang sesuai dengan keinginan
dan imajinasi mereka baik dari segi fungsional maupun estetika. Fenomena
modifikasi mulai marak pada tahun 1960-an. Perkembangan teknologi seperti
televisi, media massa maupun game turut mempengaruhi berkembangnya
minat modifikasi automotif. Dimulai di Eropa yang mana waktu itu
merupakan pusat pabrikan otomotif sehingga motor dan mobil bukanlah
merupakan hal yang asing lagi. Membuat perbedaan, memiliki ciri khas,
meningkatkan gengsi dan pristise, mendapat pengakuan dan mewujudkan
impian itulah hal yang ingin dicapai dari modifikasi otomotif.
18
2. Jenis Modifikasi Otomotif
Secara umum modifikasi otomotif baik motor maupun mobil dibedakan
menjadi:
a. Modifikasi ringan
Modifikasi yang paling sederhana, cetap dan mudah dilakukan seperti
penempelan, cutting sticker, penggantian lampu,dll.
b. Modifikasi sedang
Modifikasi dengan tingkat kerumitan sedang dan jangka waktunya tidak
terlalu lama. Seperti penggantian knalpot/muffler, penggantian oli, ban,
jok, velk, stir, dll.
c. Modifikasi berat
Modifikasi yang membutuhkan waktu yang lama, tingkat kerumitannya
tinggi. Seperti modifikasi mesin, modifikasi bodi, memotongan
rangka/chasis,dll
E. Tinjauan Tentang Kustom Kultur
Kustom kulturadalah neologisme yang awalnya berkembang di Amerika Serikat
untuk menggambarkan karya seni, kendaraan, gaya rambut, dan fashion orang-
orang yang mengendarai dan membangun mobil dan motor yang telah
dimodifikasi. Budaya ini mulai berkembang pada era 1950-an dan semakin
populer saat makin banyak yang tertarik memodifikasi kendaraan mereka, dalam
gaya hot rod untuk membuatnya menjadi lebih bertenaga dan
kencang(http://lawlessjakarta.com/blog/south-east-asia-unite.html diakses tanggal
10 Februari 2017). Kustom kultur sebenarnya sudah tumbuh berkembang di tanah
19
air sejak lama. Salah satu buktinya dapat dilihat di dua cover majalah Aktuil
terbitan early 70’s. Satu cover menampilkan Gito Rollies posing gracefully on a
70’s style Yamaha XS650 chopper dan satu cover lagi menampilkan“couple of
girls on aproper Volkswagen Buggy”(http://lawlessjakarta.com/blog/south-east-
asia-unite.html diakses tanggal 10 Februari 2017).
Skena di Indonesia bisa dibilang salah satu yang sudah
cukup maju di wilayah Asia Tenggara.
Perkembangannya dari masa ke masa cukup sehat untuk
ukuran negara yang berlokasi ribuan kilometer dari
negara asal muasal budaya modifikasi motor.
Sepanjang periode 1980, komunitas kostum kultur tidak
terlalu meningkat. Pada era 80-an orang lebih banyak
yang bermain di ranah restorasi. Semakin orisinal
semakin bagus. Sampai dengan era akhir 80-an masuk ke awal 90-an, mulailah
kustom kultur di Indonesia berkembang cukup pesat. Mulai banyak penggiat hobi
motor yang menngkreasi motornya baik sesuai selera individual maupun referensi
dari majalah terbitan luar yang cukup sulit didapat (salah satu caranya adalah beli
yang baru di toko buku internasional atau beli bekas di pasar loak). Komunitas
motor yang beranggotakan pecinta modifikasi motor mulai banyak lahir di era
akhir 80-an ini, antara lain Bikers Brotherhood, MMC Outsiders dari Bandung,
dan Blind Eagle dari Jakarta. Sedangkan di Surabaya klub motor Pemudis yang
bahkan sudahada sejak tahun 1982.
Memang tidak semua anggota komunitas pada masa itu menggunakan motor
Gambar 1. Cover
Majalah Aktuil
20
kustom. Berangkat dari kondisi serba terbatas, para pecinta kultur roda dua di
Indonesia dipaksa untuk kreatif. Berbekal bahan motor lansiran tua yang
kondisinya parah dan terbatasnya akses untuk onderdil orisinal pada saat itu, tidak
ada pilihan lain selain memodifikasi motor yang ada. Para pelaku kustom kultur
pada era itu mulai banyak yang mempelajari “how to customize their ride” secara
otodidak, berbekal referensi dari majalah dalam dan luar negeri.
(http://lawlessjakarta.com/blog/south-east-asia-unite.html diakses tanggal 10
Februari 2017).
1. Biker
Biker dengan aliran kustom kulturmerupakan kegiatan memodifikasi motor
dengan wujud lain dari karakter pribadinya. Motornya pasti berbeda dengan
motor orang lain karena mereka menciptakan sendiri motor tersebut. Setelah
memiliki beberapa ide-ide untuk mendesain motor tersebut maka mereka
akan pergi ke bengkel kustom dengan bantuan dari custom builder untuk
mewujudkan ide-ide dan kreativitas.
2. Builder
Builder di dalam dalam skena kustom kultur memegang peranan yang sangat
penting. Karena di tangan custom builderinilah ide-ide serta kondep
modifikasi motor kustom dapat direalisasi. Mereka bekerja dalam sebuah
bengkel motor yang memiliki kemampuan untuk membuat motor sesuai
dengan selera biker.
21
F. Kerangka Pikir
Setiap individu memiliki potensi diri yang berbeda-beda, beberapa memiliki
kelebihan dibidang tertentu yang seringkali dilabeli dengan istilah bakat. Namun
sesungguhnya bakat tersebut dapat pula dibentuk oleh usaha-usaha yang
dilakukan. Salah satunya adalah dengan mempelajari keterampilan tertentu.
Contohnya kustom motor.
Maka pada tahapan proses pembelajaran, peneliti merujuk pada teori
pembelajaran sosial yang dikhususkan pada teori imitasi yang dikemukakan oleh
Albert Bandura. Dalam belajar, Bandura menyatakan terdapat empat karakteristik
dari teori pembelajaran sosial yang meliputi attention (perhatian), retention
(pengingatan), reproduction (mereproduksi), dan motivation (dorongan).
Dimana karakteristik tersebut merupakan faktor-faktor pembelajaran yang sesuai
dengan penggunaan program Garage Life sebagai media belajar dan sumber
informasi.
Bagan 1. Kerangka Pikir
Biker Tayangan Garage Life
Builder
r
Teori
Pembelajaran
Sosial
Attention
Retention
Reproduction
Motivation
Kemampuan Kustom
Motor
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber informasi pada aplikasi
modifikasi motor para biker kustom kultur di Bandarlampung. Oleh karena itu, tipe
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dengan pendekatan kualitatif yang digunakan pada penelitian ini, diharapkan
dapat diperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan
dengan memfokuskan pada proses pencarian makna di balik fenomena yang
muncul dalam penelitian. Dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih
bersifat komprehensif, mendalam, alamiah, dan apa adanya.
23
B. Aplikasi Teori Pembelajaran Sosial
Peneltian ini menggunakan teori pembelajaran sosial Albert Bandura, yang
membagi empat faktor dibutuhkan oleh seseorang untuk belajar melalui
pengamatan dan kemudian menirunya:
1. Attention. Jelas kita tidsak dapt belajar dari suatu peristiwa kecuali kalau kita
menaruh perhatian kepadanya dan secara seksama mencerna hal-hal penting
yang dicakupnya. Dalam kasus ini biker memperhatikan tayangan modifikasi
motor kustom pada Garage Life di NET TV. Mendapatkan inspirasi yang
melekat di dalam benak.
2. Retention. Peristiwa yang menarik perhatian dimasukan ke dalam benak
dalam bentuk lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi ingatan.
Setelah tips modifikasi yang menjadi inspirasi didapat biker dalam tayangan,
hal tersebut diingat dalam informasi sehingga berguna untuk dipaprkan dalam
proses selanjutnya
3. Reproduction. Hasil ingatan tadi akan menigkat menjadi bentuk perilaku.
Kemampuan kognitif dan kemampuan motorik pada langkah ini berperan
penting. Dalam hal ini reproduksi dilakukan oleh biker bersama builder.
Reproduksi informasi diaplikasikan dalam bentuk modifikasi motor yang
sesuai dengan apa yang biker lihat dan menjadikan pedoman untuk builder
mencipatkan ulang motor sesuai informasi yang dia dapatkan.
24
4. Motivation. Langkah terakhir menunjukan bahwa perilaku akan berwujud
apabila terdapat nilai peneguhan. Peneguhan dapat berbentuk ganjaran
eksternal, pengamatan yang menunjukan bahwa bagi orang lain ganjaran
disebabkan perilaku yang sama, serta ganjaran misalnya rasa puas diri.
Dorongan untuk memiliki motor yang sesuai dengan apa yang ditayangkan
dalam Garage Life di NET TV menjadi landasan yang besar bagi biker untuk
memotivasi builder supaya motornya sesuai denganapa yang ia inginkan.
C. Penentuan Informan
Subjek penelitian ini adalah parabikerdari enam komunitas kustom kultur yang
ada di Bandar Lampung yaitu, Kastemryde Syndicate, Dgrlampungrides, Bedhuls
Lampung, Ngaungngiders, Streetcub Bandar Lampung dan Sundayride
Lampung. Keenam komunitas tersebut memiliki jumlah anggota yang beragam,
namun memiliki kesamaan yakni sama-sama terinspirasi ide-ide custom motor
yang didapat dari tayangan Garage Life di NET TV.
Moleong (2004) menyatakan bahwa informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang latar penelitian. Jadi ia harus mempunyai
banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia “berkewajiban” secara sukarela
menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai
anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukaannya ia dapat memberikan
pandangan dari segi orang-dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan
kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat.
25
Menurut Spradley (dalam Moleong, 2004) informan harus memiliki beberapa
kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau
medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan ini biasanya
ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala tentang
sesuatu yang ditanyakan.
2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan
yang menjadi sasaran penelitian.
3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai
informasi.
4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan
informasi.
Informan dalam penelitian ini ditentukan beradasarkan salah satu teknik
penentuan infroman peneltian kualitatif yaitu purposive. Informan dipilih
menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai
dengan topik penelitian. Mereka yang dipilih dianggap kredibel untuk
menjawab masalah penelitian..Informan adalah orang-orang yang secara
langsung terlibat dalam komunitas kustom kultur, dan secara aktif telah
mengakses tayangan Garage Life baik dari NET TV atau live streaming
melalui youtube.com/netmediatama, atau laman www.netmedia.co.id,
26
kemudian berusaha mengaplikasikan informasi yang didapatnya. Peneliti
mengambil sampel tiga orang anggota dari masing-masing klub motor.
Motivasi peneliti untuk mengambil tiga informan, karena tiga contoh sampel
sudah mewakili jawaban yang dibutuhkan sebagai representasi efektifitas
tayangan Garage Life terhadap biker dalam aliran kustom kultur. Adapun
ketiga jenis informan yang dipilih dalam penelitian ini, antara lain:
1. Ketua klub motor adalah orang-orang yang mendirikan klub motor,atau
memimpin, atau berstatus sebagai anggota terlama serta mengerti dan
memahami sejarah dan konsep konsep dasar motor kustom.
2. Builder adalahahli modifikasi – tukang bengkel, yang telah menggeluti dunia
kustom kultur selama lebih dari tiga tahun dan menonton tayangan Garage
Life.
3. Anggota klub motora dalah biker atau bagian komunitas yang menggeluti
dunia kustom kultur dan menonton tayangan Garage Life.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian penting dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini untuk
membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang peranan
yang penting dalam memandu serta mengarahkan jalannya suatu penelitian. Untuk
dapat mempermudah dalam penelitian yang dilakukan maka yang menjadi fokus
penelitian adalah :
1. Garage Life dijadikan acuan sebagai sumber informasi dalm modiffikasi
motor kustom kulture di Bandar Lampung.
27
2. Sumber Informasi yang dijadikan sebagai ide-ide Modifikasi Kustom Kultur
di Bandarlampung
E. Pendekatan Terhadap Informan
Pendekatan yang dilakukan peneliti dalam mendekatkan diri kepada para
informan penelitian adalah dengan upaya-upaya berikut ini:
1. Menghubungi ketua komunitas untuk menjelaskan maksud dan tujuan
melakukan penelitian mengenai kegiatan latihan dan informasi tentang
anggota pada komunitas yang mereka pimpin.
2. Melibatkan diri dalam proses yang dimulai dari menentukan ide sampai
dengan tahap modifikasi secara intensif.
3. Melakukan wawancara secara mendalam kepada para biker yang terpilih
(diambil beberapa sampel dalam setiap komunitas) yang memenuhi kriteria
sebagai informan penelitian dengan pertanyaan- pertanyaan yang mengacu
pada tujuan pencapaian penelitian. Dengan upaya-upaya tersebut peneliti
berusaha menciptakan kenyamanan akan kehadiran peneliti di tengah-tengah
kegiatan modifikasi motor custom. Dengan demikian proses mendapatkan
informasi akan menjadi lebih mudah dan nyaman untuk dilakukan.
F. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran
peneliti dalam penelitiannya. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan
28
topik penelitian tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Objek penelitian dalam penelitian efektifitas tayangan Garage Life di
NET TV dalam aplikasi modifikasi motor para biker kustom cultur di Bandar
Lampung, apakah tayangan tersebut mampu menjadi sarana belajar yang
memadai dalam meningkatkan kemampuan teknik memodifikasi motor custom.
G. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang digunakan, yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data primer yaitu data utama dalam penelitian yang akan diteliti. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui
pengamatan sendiri, maupun melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan
oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara
dan jawaban dari daftar pertanyaan yang akan diajukan.
2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data
lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian. Data
sekunder diperoleh dari observasi dan literatur yang relevan dengan
penelitian yang sedang dilakukan.
H. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan kedua sumber diatas, maka penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data, antara lain:
29
1. Wawancara mendalam (Indepth Interview) yaitu teknik mengumpulkan data
yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada informan.
Peneliti dalam hal ini mempersiapkan daftar pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian yang berkaitan dengan efektifitastayangan Garage Life
aplikasi modifikasi motor para biker kustom kultur. Wawancara dilakukan
kepada informan yang telah ditentukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang serupa. Dalam proses wawancara, peneliti merekam dan atau
mencatat hasil jawaban yang diberikan oleh informan.
2. Observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara
langsung ke tempat objek penelitian. Peneliti dalam hal ini melakukan
pengamatan langsung dengan cara ikut dalam proses modifikasi motor para
biker kustom kultur. Observasi ini termasuk juga pengamatan pada tayangan
Garage Lifeyang diakses oleh informan. Selanjutnya, peneliti mencatat hal –
hal yang relevan dengan tujuan penelitian.
3. Dokumentasi, di dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dokumentasi dengan dokumen berupa catatan-catatan
lapangan, dokumentasi dan publikasi, serta sumber-sumber lainnya yang
relevan dan berkaitan dengan penelitian ini yang akan digunakan sebagai
pendukung hasil wawancara dan observasi.
30
I. Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data menurut Patton (1980 : 156) adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Adapaun
teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
1. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian, dan
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Di mana setelah penulis
memperoleh data harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data
mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini.
2. Display atau penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam
menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.
3. Verifikasi atau menarik kesimpulan dilakukan dengan cermat dengan
melaukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan
sehingga data-data yang telah diuji validitasnya sehingga kesimpulan
diperoleh dengan jelas dan benar kegunaannya.
4. Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau
sekelompok individu.Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan
peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan
31
1. maupun referensi yang diperoleh selama penelitian seperti gambar video di
lapangan, rekaman wawancara maupun catatan-catatan harian di lapangan.
2. Triangulasi dengan ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap
penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat
dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil
observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di wawancara.
Tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.
3. Uraian rinciteknik ini adalah suatu upaya untuk memberikan penjelasan
kepada pembaca dengan menjelaskan hasil penelitian dengan penjelasan yang
serinci-rincinya. Suatu temuan yang baik akan dapat diterima orang apabila
dijelaskan dengan penjelasan yang terperinci dan logis.
IV. GAMBARAN UMUM
A. Klub Motor Kustom Kultur di Bandarlampung
Perkembangan aliran bikers dengan kustom kultur ini berkembang cukup pesat di
Indonesia, terutama di Bandarlampung dengan bermunculannya banyak klub
motor yang beraliran kustom kultur ini serta bengkel-bengkel kustom di
Bandarlampung. Diantara klub-klub motor tersbut adalah:
1. Kastemride Syndicate
Kastemride Syndicate salah satu perkumpulan klub motor di Bandarlampung
yang berdiri cukup awal dengan mengusung tema kustom kultur. Kastemryde
Gambar 2. Logo KastemrideSyndicate
33
Syndicate yang artinya custom ialah motor kustom, ride adalah pengendara
dan syndicate merupakan perkumpulannya. Awal mula terbentuk dari klub
motor jap di Surabaya, dan memutuskan untuk membuat chapter sendiri di
Lampung. Terbentuk pada tanggal 20 Mei 2015, di sebuah kafe di Pahoman
Bandarlampung. Klub motor ini mempunyai slogan "Build, Pride, Ride and
Respect. Diketuai oleh Herizal. Sekretariatnya beralamat di Jalan Kayumanis
nomor 1 Kotasepang, Bandarlampung.
2. DGR Lampung Ride
DGR Lampung Ride, didirikan pada tanggal 25 September 2016. Dengan
slogan "gentlemansride". Yang berarti pengendara motor laki-laki yang
bemental jantan. Jadi diharapkan apabila menjadi anggota dalam klub ini
jangan hanya bermodal tampang saja tapi harus bermental jantan pula.
Gambar 3. Logo DGRLampung Ride
34
Beranggotakan sebelas orang. Pertemuan rutin mereka lakukan di depan
Cozy Cafe yang terletak di Pahoman.
3. Sunday Ride Lampung
Sunday Ride Lampung berdiri pada tanggal 30 oktober 2016. Klub motor ini
beranggotakan sepuluh orang. Dengan slogan "morning call, lets sunmory".
Yang berarti panggilan pagi lalu lekas untuk menikmati indahnya minggu
pagi. Mereka kerap mengadakan pertemuan rutin di depan Gedung Golkar
yang beralamat di Pahoman.
Gambar 4. Logo SundayRide Lampung
35
4. Bedhuls Lampung
Bedhuls Lampung berdiri tahun 2016 . Dengan slogan "disini kami berteman
lebih dari saudara". Arti dari slogan ini ialah dalam klub ini diutamakan rasa
solidaritas pertemanan yang sudah seperti keluarga. Bedhuls Lampung saat
ini belum memiliki sekretariat resmi, namun mereka rutin mengadakan
pertemuan di bundaran gajah Tugu Adipura setiap Sabtu malam. Bedhuls
Lampung saat ini beranggotakan sepuluh orang.
Gambar 5. Logo BedhulsLampung
36
5. Streetcub Bandar Lampung
Streetcub Bandar Lampung berdiri 15 september 2016 . Dengan slogan "
kami tidak takut ". arti tidak takut disini bukan berarti negative namun tidak
takut pada perbedaan yang ada di dunia kustom culture ini yang menjadikan
klub ini berbeda dengan yang lainnya, justru itu membuat erat komunitas ini.
Anggota 13 orang . Sekret Streetcub Bandar Lampung terletak depan Mahan
Agung.
Gambar 6. StreetclubBandar Lampung
37
B. Builder Kustom Kultur di Bandarlampung
Setiap klub kustom kultur di Bandarlampung, biasanya memiliki satu bengkel
khusus yang mereka jadikan sebagai “laboratorium” untuk mengkreasikan
motor-motor yang sesuai dengan keinginan. Tukang Bengkel ini dalam istilah
kustom kultur kerap disebut builder.
1. Builder Kastemride Syndicate
Bengkel yang terletak di Wayhalim ini sudah lama buka dari tahun 2010,
builder yang ada di bengkel ini bernama Tri Handoko atau akrab disapa Mas
Tri. Mas Tri sendiri menjadi builder awalnya karna hobi terhadap motor-
motor kustom lalu tertarik untuk menjadi builder.
Gambar 7. Builder Kastemride Syndicate
38
2. Builder DGR Lampung Ride
Bengkel yang di kedamaian ini memiliki nama bengkel kustom. Builder dari bengkel
ini bernama Andi. Dia mengatakan menjadi builder sudah sekitar tahun 2015 an,
karena sudah jenuh di otomotif biasanya jadi beralih ke kustom motor ini. Tak jarang
bengkel nya ini sering dijadikan sebagai tempat kumpul-kumpul saja oleh anggota
Dgr, untuk sekedar bertukar ide dan informasi.
Gambar 8. Builder DGR Lampung Ride
39
3. Builder Sunday Ride Lampung
Bengkel ini mulai didirikan pada tahun 2014 akhir, Builder Sundayride lampung ini
bernama Mas febri yang beralamat di rajabasa atau yang biasa dikenal sebagai
bengkel mas Pepeng. Atas dasar suka dengan dunia kustom culture maka dari itu
Febri memutuskan untuk menjadi builder di bengkel mas Pepeng ini, dan didasari
oleh kebutuhan financial juga.
Gambar 9. Builder Sunday Ride Lampung
40
4. Builder Bedhuls Lampung
Mas handoko, sapaan akrab untuk builder dari klub motor bedhuls lampung ini. Ia
sendiri sudah mengenal dunia kustom culture dari tahun 2010 namun baru membuka
bengkel mulai tahun 2013. Beralamat di way halim, bengkel yang diberi nama Satan
Kustom ini sudah cukup terkenal di kalangan bikers kustom culture di Bandar
Lampung. Mas Handoko bukan salah satunya builder disini namun banyak juga
builder-builder lainnya. Dan tak jarang motor-motor yang telah di rakit oleh bengkel
satan ini menjuarai kontes-kontes serta pameran di Bandar Lampung.
Gambar 10. Builder Bedhuls Lampung
41
5. Builder Streetcub Bandar Lampung
Builder dari klub motor Streetcub Bandar Lampung ini bernama Mas Chandra.
Bengkel ini berlokasi di Pramuka, yang diberi nama garasi kustom. Menjadi Builder
awalnya hanya bermodal nekat saja dan tak menyangka sampai sekarang usaha ini
masih terus bertahan dan diminati oleh para bikers kustom culture di Bandar
Lampung. Sejak tahun 2015 akhir bengkel ini mulai beroprasi dan memang awalnya
Mas Chandra ini hanya sebagai bikers biasa namun hasil modifikasi nya banyak
diminati oleh teman-temannya sendiri sehingga dari situ munculah ide untuk
membuka bengkel kustom.
Gambar 11. Builder Streetcub Bandar Lampung
42
C. Kustom Kultur di Bandarlampung
Seiring dengan perkembangan aliran bikers dengan kustom kultur maka menjadi
pemicu bagi munculnya kontes atau pameran yang berkaitan dengan kustom
kultur yang diadakan di Bandar Lampung.
Tahun 2015 adalah awal berkembangnya kustom kultur secara nyata di
Bandarlampung. Hal ini ditandai dengan bermunculannya klub-klub motor
beraliran kustom, juga diadakannya acara yang bisa dikatakan permulaan acara
dengan melibatkan motor kustom, yaitu Summerfest 2015. Dinisiasi oleh
Kastemride Syndicate, Mad Elephant dan MACI Lampung pada hari Jum'at-
Minggu tanggal 11 & 13 September 2015 mengadakan riding dengan tujuan
Pantai Tanjung Setia, diselenggarakan oleh Pulau Pasir Foundation di Damai
Bungalows - Pantai Tanjung Setia, Pesisir Barat – Lampung. Perjalanan ini
Gambar 12. PosterSummerfest 2015
43
menempuh jarak 273 kilometer, dengan menghabiskan waktu tujuh jam di
perjalanan (http://kastemridesyndicate.blogspot.co.id/2015/09/summerfest-2015-
at-tanjung-setia-beach.html diakeses pada 3 Mei 2017 pukul 16.42).
D. Tayangan Garage Life
Garage Life merupakan sebuah program baru NET yang mulai tayang sejak
Minggu, 13 November 2016. Program ini mengangkat tema kustom kultur
yang peneliti rasakan memiliki basis dikalangan masyarakat khususnya
wilayah perkotaan. Tayangan ini diproduseri oleh Bima Indra Sakti.
Dalam tayangan program Garage Life ini terdapat tiga sosok kunci yaitu
Veroland sebagai custom builder, Jujuk Margono sebagai jurnalist, serta juga
Iman selaku shop owner. Tayangan ini dapat memberikan pengetahuan berupa
informasi kepada pengetahuan komunitas kustom kultur tentang bagaimana
Gambar 13. Poster Program Garage Life
44
kegiatan sehari-hari seputar kustom kultur dari mulai merakit motor lalu
membeli alat-alatnya dan juga membahas kegiatan berkumpulnya para bikers
dengan aliran kustom kultur untuk sekedar bertukar informasi maupun ide-ide
(http://www.netmedia.co.id/about# diakses pada tanggal 20 Januari 2017, pukul
20.00).
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan informan yang
merupakan anggota klub motor kustom di Bandar Lampung maka didapatkan
kesimpulan dari penelitian tentang analisis sumber informasi dalam aplikasi
modifikasi motor para biker kustom culture adalah sebagai berikut:
1. Bikers merujuk sumber informasi pada tayangan Garage Life ialah
dikarenakan Tayangan Garage Life dinilai berbeda dengan sumber
informasi seperti website Gearhead Monkey, rekomendasi ketua klub dan
rekomendasi builder. Tayangan Garage Life memberikan informasi yang
berguna bagi bikers untuk memodifikasi motornya.
a. Secara Attention atau Perhatian Adanya tayangan Garage Life di Net
TV menarik perhatian para bikers karena acara Garage Life adalah acara
yang sangat di butuhkan oleh para bikers. Tayangan Garage Life ini juga
di kemas secara baik dan menggunakan host yang asik sehingga proses
85
penyampaian informasi dapat di terima oleh para bikers. Tayangan
Garage Life juga sangat lengkap dalam memberikan informasi seputar
motor motor kustom. Seperti motor motor kustom di dalam maupun di luar
negeri. Dan juga memberikan informasi tentang pameran pameran motor
kustom sehingga pengetahuan bikers tentang kustom kulture bertambah.
2. Para Biker mengaplikasikan ide-ide dari tayangan Garage Life sudah baik
dan beberapa model modifikasi sudah dilakukan dengan cara
memodifikasi motor dari ide-ide yang ada pada tayangan Garage Life.
.
a. Pada Retention penelitian ini yaitu apakah bikers dapat mengingat
dengan jelas informasi yang didapat dari tayangan Garage Life
tersebut. Keinginan para bikers untuk mengingat informasi yang telah
didapat sudah cukup baik dibuktikan dengan sebagian besar informan
menjawab bahwa tayangan Garage Life yg dijadikan sebagai sumber
informasi mudah di ingat dan dipahami
b. Reproduction pada penelitian ini yaitu bikers sudah berkeinginan
untuk mengaplikasikan model-model yang didapat dari sumber
informasi. Pengaplikasian para bikers untuk mengaplikasikan ide-ide
yang telah didapat dan di ingat dari sumber informasi yaitu tayangan
Garage Life sudah cukup baik dikarenakan sebagian besar informan
sudah mengaplikasikan apa yang sudah didapat dari informasi
tayangan tersebut.
86
c. Motivation pada penelitian ini yaitu bikers bertahan untuk
mengaplikasikan ide-ide yang didapat dari sumber informasi pada
tayangan 86tersebut. Pencarian suku cadang dan ide-ide modifikasi,
perlahan terbantu dengan adanya tayangan Garage Life. Namun tidak
dapat dipungkiri, bahwa Garage Life juga memberikan efek yang
melebihi dari sekedar informasi utama yang dibutuhkan para biker di
Bandarlampung. Ada gaya-gaya yang ia coba ikuti seperti pemasangan
stang atau knalpot yang kurang lebih informasinya ia dapatkan dari
tayangan Garage Life..
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran kepada
beberapa pihak yang menggeluti modifikasi motor kustom kultur. Saran-saran
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui proses
dan alasan mengapa Garage Life dipilih sebagai sumber informasi serta
kegiatan dalam memodifikasi motor lebih dapat terarah seperti event-
event motor dan para modifikator juga selain dapat melakukan modifikasi
motor sebagai hobi dapat menjadikan hal tersebut lebih bernilai ekonomis
seperti membuka bengkel khusus modifikasi atau membuka toko yang
87
menyediakan aksesoris dan suku cadang untuk memodifikasi motor
kustom kultur.
2. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya agar dapat menggali data yang
lebih dalam mengenai teori pembelajaran yang mengarah pada tayangan
televisi sebagai sumber informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga
Muhammad, Arni. 1989. KOMUNIKASI ORGANISASI. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya
Bandung
Nursih Wahyuni, Isti. 2014. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif dan RnD.Bandung :
Alfabeta
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Williams, Robert. 1993. Kustom Kulture. New York: Last Gasp
Skripsi :
M. Barni Karunia. 2015. Peranan Video Tutorial Teknik Freestyle Motor Pada
Peningkatan Kemampuan Teknik Freestyle Motor (Studi Pada Team
Lampung X-treme All-Star “L.X.A” di Bandarlampung) . Universitas
Lampung
Wuri Sakti Riesta A 2016. Pengaruh Program Acara Tetangga Masa Gitu di
NET. Terhadap Tingkat Kepuasan Penonton(Studi Pada Mahasiswa Fisip
Universitas Lampung) Universitas Lampung
Internet :
http://www.netmedia.co.id/about# diakses pada tanggal 20 Januari 2017, pukul
20.00.