ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio...

128
ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA RAPA’I PASE DI BIARA TIMU JAMBO AYE ACEH UTARA PROVINSI ACEH TESIS Oleh ANGGA EKA KARINA NIM: 127037001 PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Transcript of ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio...

Page 1: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA RAPA’I PASE DI BIARA TIMU JAMBO AYE ACEH UTARA

PROVINSI ACEH

TESIS

Oleh

ANGGA EKA KARINA NIM: 127037001

PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

Page 2: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

i

ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA RAPA’I PASE DI BIARA TIMU JAMBO AYE ACEH UTARA

PROVINSI ACEH

T E S I S

Oleh

ANGGA EKA KARINA NIM: 127037001

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 1 4

Page 3: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

ii

ANALISIS STRUKTUR MUSIK

DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA RAPA’I PASE DI BIARA TIMU JAMBO AYE ACEH UTARA

PROVINSI ACEH

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Oleh ANGGA EKA KARINA

NIM: 127037001

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 4

Page 4: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

iii

Judul Tesis ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO

BUDAYA RAPA’I PASE DI BIARA TIMU JAMBO AYE ACEH UTARA PROVINSI ACEH

Nama : Angga Eka Karina Nomor Pokok : 127037001 Program Studi : Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

Menyetujui

Komisi Pembimbing,

Dr. Ridwan Hanafiah, SH., M.A. NIP 195607051989031002

Ketua

Drs. Irwansyah, M.A. NIP 19621221199703001

Anggota Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Ketua, Drs. Irwansyah, M.A. NIP 196212211997031001

Fakultas Ilmu Budaya Dekan, Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP 195110131976031001

Tanggal lulus:

Page 5: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

iv

Telah diuji pada

Tanggal :

PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS

Ketua : Drs. Irwansyah, M.A. (……….………………..)

Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu., M.Hum. (..…..…….……………..)

Anggota I : Dr. Ridwan Hanafiah, SH., M.A. (….… ……….…………)

Anggota II : Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. (...……………….………)

Anggota III : Dra. Rithaony, M.A. (……………...…….……)

Page 6: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

v

ABSTRACT This research is titled An Analysis of Music Structures and The Social-Culture Function of Rapa’i at Biara Timu, Jambo Aye, Aceh Utara, Aceh Province. It learned about the function of socio-cultural and music structures in art traditional performance of Rapa’i Pasee. The background of this research is Rapa’i in Aceh has been a media which used by the societies to give motivation of spirit live struggle and relegion messages. This research is important because Rapa’i Pasee has used by Aceh society for a long time continually until now. The purpose of this research is to know the function of social-culture and how are the music structure of Rapa’i Pasee art in Panton Labu, Aceh Utara. The research method is qualitative-descriptive method and explained with social science interdicipliner. The main problem of this research are the music traditional instrument of Rapa’i is the music structures, that was the kind of songs rhytme in Rapa’i Pasee that has social meaning and the spirit live in daily live. The social-culture’s function of Rapa’i Pasee toward the societies in Panton Labu, Aceh Utara which included emosional expression, estetis, entertaiment, communication and symbol related with social norms, culture, society integration and problem related with music structures such as rhytme of Rapa’i Pasee’s songs. The result of the research show that the music structures of Rapa’i Pasee is devided into some hit that has kind of sound (timbre) dum and teng, sound of dum was heard lower and sound of teng was heard higher. Kind of hit in Rapa’i pasee is devided into lagu sa that show the music performance was start. lagu dua, lagu lhee, lagu limeung, lagu tujoh, lagu sikureung, and lagu duablah. The kind of hit in Rapa’i Pasee show togetherness and spirit of struggle. Rapa’i Pasee has eight functions in field research result. Based on Merriam that has ten function of social-culture, not all of the functions suitable with Rapa’i Pasee it self, the functions are entertainment, communication, symbol, social norm, culture, society integration, and emotional function. Keywords : Rapa’i Pasee, Music structure and social-culture function.

Page 7: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

vi

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Struktur Musik dan Fungsi Sosio Budaya Rapa’i Pasee di Biara Timu, Jambo Aye Aceh Utara Provinsi Aceh. Penelitian ini mengkaji struktur musik dan fungsi sosial budaya pada seni pertunjukan tradisional rapa’i pasee. Adapun latar belakang penelitian ini bahwa rapa’i di Aceh merupakan media dalam bentuk kesenian yang digunakan oleh masyarakat Aceh untuk menyampaikan pesan-pesan semangat perjuangan hidup dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui permainan rapa’i pasee. Penelitian ini merupakan sesuatu yang penting karena rapa’i pasee ini sejak dahulu secara terus menerus sampai sekarang ini masih digunakan oleh masyarakat Aceh khususnya daerah Aceh Utara untuk memberikan apresiasi pesan sosial, semangat perjuangan dan syiar agama Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur musik dan fungsi sosial budaya kesenian rapa’i pasee di Panton Labu Aceh Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah untuk mendeskripsikan struktur musik dan fungsi sosial budaya dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dibahas secara interdisipliner ilmu sosial. Pokok-pokok masalah yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah struktur musik yaitu bentuk ritem pada lagu-lagu didalam rapa’i pasee yang mempunyai makna sosial dan semangat perjuangan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi sosial budaya rapa’i pasee terhadap masyarakat di kota Panton Labu Aceh Utara yang meliputi fungsi pengungkapan emosional, estetika, hiburan, komunikasi, perlambangan, berkaitan dengan norma-norma sosial, kesinambungan kebudayaan, dan pengintegrasian masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Struktur musik rapa’i pasee yang terdiri motif pukulan yang mempunyai warna suara (timbre) dum dan teng. Bunyi dum terdengar lebih rendah sedangkan bunyi teng terdengar tinggi. Bentuk pukulan rapa’i pasee terdiri dari lagu sa yang menunjukkan awal mulainya sebuah permainan musik, lagu dua, lagu lhee, lagu limeung, lagu tujoh, lagu sikureung, dan lagu duablah. Motif pukulan-pukulan rapa’i pasee mencerminkan kebersamaan dan semangat perjuangan. Rapa’i pasee mempunyai delapan fungsi hasil penelitian lapangan. Dari sepuluh fungsi yang dikemukakan oleh Merriam, tidak semua fungsi sesuai dengan rapa’i pasee ini. Fungsi-fungsinya adalah fungsi penghayatan estetis, fungsi sebagai hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, sebagai fungsi kesinambungan budaya, fungsi pengintegrasian masyarakat, dan fungsi emosional. Kata kunci: Rapa’i Pasee, struktur musik dan fungsi sosial budaya.

Page 8: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

vii

PRAKATA

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H. M.Sc. (CTM), Sp. AK., selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A., sebagai dekan Fakultas Ilmu Budaya yang

telah memberikan fasilitas dan sarananya dalam proses pembelajaran bagi

penulis sehingga dapat menuntut ilmu di kampus Universitas Sumatera Utara

ini dalam kondisi yang nyaman.

3. Bapak Drs. Irwansyah, M. A., selaku ketua program studi Penciptaan dan

Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara

(USU), dan selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

masukan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. selaku sekretaris Program Studi

Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas

Sumatera Utara (USU).

5. Bapak Dr. Ridwan Hanafiah, M. A. selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan hingga selesainya tesis ini

Page 9: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

viii

tepat pada waktunya dan memberikan ilmu yang banyak bermanfaat bagi

penulis.

6. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M. Si selaku penguji satu yang telah memberikan

masukan, saran, dan kritik sehingga tesis ini dapat disempurnakan.

7. Dra. Rithaony Hutajulu, M. A selaku penguji dua yang telah memberikan

masukan, saran, dan kritik sehingga tesis ini dapat disempurnakan.

8. Bapak Ponisan selaku bagian staf tata usaha Program Studi Penciptaan dan

Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara

(USU), atas bantuan dan informasi yang sangat bermanfaat dalam proses

perkuliahan maupun dalam penyusunan tesis ini.

9. Kepada para dosen Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas

Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU), yang telah

memberikan wawasan dan ilmunya yang membuka cakrawala ilmu bagi

penulis dan menjadi bekal dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Kepada bapak Hasbullah, S. Pd selaku narasumber dan Zunuanis selaku

seniman Aceh serta bapak Razali penerus seniman Rapa’i Pasee Panton Labu

Aceh Utara.

11. Kepada Rektor Universitas Al-Muslim, dosen, Staf atas dukungan selama ini.

12. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan kuliah pada pascasarjana Program

Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB)

Universitas Sumatera Utara (USU).

13. Kepada yang tercinta, kedua orang tua peneliti, untuk Doa yang selalu

mengalir, nasehat, kepercayaan dan kasih sayang yang selalu menguatkan

Page 10: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

ix

peneliti. Tesis ini adalah salah satu bentuk pembuktian bahwa ayah dan ibu

telah berhasil menjadi orangtua yang sukses untuk anak-anaknya.

Terima kasih buat semuanya dan buat orang-orang yang belum sempat

disebutkan. Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk

itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan tesis ini nantinya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis,

ANGGA EKA KARINA NIM: 127037001

Page 11: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama Lengkap : Angga Eka Karina, S. Pd 2. NIDN : 01 130787 01 3. Pangkat/ Jabatan Fungsional : - 4. TTL : Batuphat Timur/ 13 juli 1987 5. Agama : Islam 6. Jenis Kelamin : Laki-laki 7. Pendidikan Terakhir : S1 Seni Musik 8. Alamat : Dusun Tengah Blang Pulo

Lhokseumawe, Provinsi Aceh. 9. No. HP : 081397175123 10. Golongan Darah : B 11. Jenjang Pendidikan :

No. Jenjang Pendidikan Tempat Tahun 1. Taman kanak-kanak Islam Fajar

Meutia Batuphat Barat 1992 – 1993

2. MIN Blang Mane II Batuphat Timur 1993 – 1999 3. SLTP Negeri I Lhokseumawe 1999 – 2002 4. SMA Negeri I Lhokseumawe 2002 – 2005 5. Universitas Negeri Medan (UNIMED) Medan 2005 – 2009 6. Magister (S-2) Penciptaan dan

Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Medan 2012 - 2014

12. Pengalaman Kerja

a. Tahun 2010 Dosen Tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Al-Muslim

b. Tahun 2010 Kepala Laboratorium Sendratasik Universitas Al-Muslim

13. Prestasi a. The best Keyboard Rencong Festival Musik Se- Aceh 2011 b. Juara beberapa festival Seni Tari se- Kopertis Wilayah I Medan tahun

2012 c. Mewakili Muhibah Seni ke luar negeri ke Malaysia, Singapore, Thailand,

Jepang dan Korea Selatan 2013-2014.

Page 12: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

xi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014 Penulis,

Angga Eka Karina, S. Pd NIM. 127037001

Page 13: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii ABSTRACT ............................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... v PRAKATA ................................................................................................. vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... x HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... xi DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ........................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 1.2 Pokok Masalah ......................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................. 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................ 7 1.3.2 Manfaat Penelitian........................................................... 7

1.4 Konsep dan Landasan Teori ....................................................... 8 1.4.1 Konsep ........................................................................ 8 1.4.2 Landasan Teori ............................................................ 9 1.4.2.1 Teori Fungsionalisme ................................................... 9 1.4.2.2 Teori Analisis dan Transkripsi Musik ........................... . 15

1.5 Metode Penelitian ..................................................................... 15 1.5.1 Kajian pustaka ................................................................. 18 1.5.2 Penelitian lapangan ......................................................... 22 1.5.2.1 Observasi ..................................................................... 23 1.5.2.2 Wawancara ................................................................... 23 1.5.2.3 Kerja laboratorium ........................................................ 24

1.6 Lokasi Penelitian ...................................................................... 25 1.7 Alat yang digunakan ................................................................. 26 1.8 Sistematika Penulisan ............................................................... 27

BAB II ETNOGRAFI MASYARAKAT JAMBO AYE PANTON LABU ………………………………………………... 29

2.1 Sejarah Desa Jambo Aye Kota Panton Labu ............................. 29 2.2 Tinjauan Geografis Desa Jambo Aye Kota Panton Labu ........... 34 2.3 Sistem Pemerintahan Kota Panton Labu ................................... 36 2.4 Masyarakat Desa Jambo Aye Kota Panton Labu ....................... 37

2.4.1 Stratifikasi masyarakat desa Jambo Aye kota Panton Labu .................................................................... 37 2.4.2 Agama ............................................................................. 38 2.4.3 Jumlah penduduk ............................................................. 38 2.4.4 Masyarakat kesenian desa Jambo Aye kota

Panton Labu .................................................................... 39

Page 14: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

xiii

2.4.5 Unsur kesenian masyarakat desa Jambo Aye kota

Panton Labu ..................................................................... 39 2.4.6 Tari .................................................................................. 39 2.4.7 Musik ............................................................................... 43

BAB III STRUKTUR MUSIK KESENIAN RAPA’I PASEE : DI BIARA TIMU JAMBO AYE PANTON LABU ACEH UTARA …...................................................................... 45

3.1 Sejarah Rapa’i Di Aceh ......................................................... 45 3.2 Klasifikasi Jenis Musik Aceh ................................................. 49

3.3 Rapa’i Pasee .......................................................................... 53 3.3.1 Latar Belakang Rapa’i Pasee ......................................... 53

3.3.2 Organologi Rapa’i Pasee .............................................. 54 3.3.3 Bentuk Kesenian Rapa’i Pasee...................................... 59

3.4 Proses Penstranskripsian ........................................................ 61 3.5 Notasi Ritem (Motif Pukulan) Pada Struktur Musik Rapa’i Pasee ................................................................................... 67

3.5.1 Deskripsi Lagu Sa ......................................................... 67 3.5.2 Deskripsi Lagu Dua ....................................................... 68

3.5.3 Deskripsi Lagu Lhee ..................................................... 69 3.5.4 Deskripsi Lagu Limeung ................................................ 69 3.5.5 Deskripsi Lagu Tujoh .................................................... 70

3.5.6 Deskripsi Lagu Sikureung .............................................. 71 3.5.7 Deskripsi Lagu Duablah ................................................ 71 BAB IV DESKRIPSI FUNGSI SOSIO BUDAYA RAPA’I PASEE: DI BIARA TIMU JAMBO AYE PANTON LABU ACEH UTARA ………………………………………………... 73 4.1 Penggunaan dan Fungsi Rapa’i Pasee ..................................... 73

4.1.1 Pengertian Penggunaan dan Fungsi ............................. 73 4.1.1.1 Pengertian Fungsi ...................................................... 74 4.1.1.2 Penggunaan Rapa’i Pasee ......................................... 87

4.2 Fungsi Kesenian Rapa’i Pasee ................................................ 90 4.2.1 Fungsi Pengungkapan Emosional .................................. 91 4.2.2 Fungsi Pengungkapan Estetika ...................................... 92 4.2.3 Fungsi Hiburan .............................................................. . 95

4.2.4 Fungsi Komunikasi ........................................................ 95 4.2.5 Fungsi Perlambangan .................................................... 97 4.2.6 Fungsi Berkaitan Dengan Norma Sosial ........................ 99 4.2.7 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan ............................ 99 4.2.8 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat . ............................. 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 103

5.1 Kesimpulan............................................................................ 103 5.2 Saran ................................................................................... 106

Page 15: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

xiv

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 107 LAMPIRAN:

LAMPIRAN FOTO …………………………………………………….. 110

Page 16: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara ......................35

Tabel 3.1 Alat Musik Tradisional Aceh ........................................................50

Page 17: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Aceh Utara ......................................................34

Gambar 3.1 Skema Ukuran Rapa’i Pase ......................................................55

Gambar 3.2 Baloh (Kayu) .............................................................................56

Gambar 3.3 Kulet (kulit) .............................................................................56

Gambar 3.4 Pengapet (seudak) .................................................................... 57

Gambar 3.5 Larik (garis) ..............................................................................58

Gambar 3.6 Format Posisi Pemain Rapa’i Pasee ..........................................59

Gambar 3.7 Lagu satu (lagu sa) .................................................................... 68

Gambar 3.8 Lagu dua (lagu dua) ................................................................... 68

Gambar 3.9 Lagu tiga (lagu lhee) .................................................................. 69

Gambar 3.10 Lagu lima (lagu limeung) ......................................................... 70

Gambar 3.11 Lagu tujuh (lagu tujoh) ........................................................... 70

Gambar 3.12 Lagu sembilan (lagu sikureung) .............................................. 71

Gambar 3.132 Lagu dua belas (lagu duablah)............................................... 72

Page 18: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Aceh sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia merupakan salah

satu daerah yang kaya akan kebudayaan. Sejarah telah membuktikan semenjak

adanya kerajaan-kerajaan kecil di masa silam sampai Indonesia memproklamirkan

kemerdekaanya hingga dewasa ini. Aceh tetap menjunjung tinggi nilai-nilai

kebudayaannya bahkan nilai-nilai budaya ini menjadi bagian dari kehidupan

masyarakat Aceh. Aceh merupakan daerah pertama yang mempunyai hubungan

langsung dengan dunia luar, contohnya Cina, India, Persia, Arab yang berdagang

di Aceh masuk melalui pelabuhan Peurlak, Samudra Pasai dan Lamuri, Hasbi

(2006:5). Kebudayaan di Aceh dipengaruhi oleh peradaban Islam termasuk

didalamnya tarian tradisional, musik tradisional, dan instrument tradisional.

Daerah Provinsi Aceh dihuni oleh beberapa sub etnik, dan masing-masing

sub etnik memiliki kekhasan sendiri di bidang kebudayaan. Melihat beragamnya

kebudayaan daerah Aceh, maka keadaan itu juga selaras dengan keberagaman

budaya suku-suku bangsa di Indonesia. Daerah provinsi Aceh merupakan salah

satu provinsi yang mempunyai beragam bentuk alat musik tradisional. Salah satu

bentuk alat musik tradisional tersebut adalah rapa’i.

Rapa’i adalah alat musik pukul (mebranophone) yang berasal dari

Bagdad/Irak. Setelah agama Islam masuk ke Aceh melalui Samudra Pasai, rapa’i

ini terus dikembangkan. Bentuk dan cara memainkannya telah disesuaikan dengan

budaya yang sesuai Islam. Nama rapa’i berasal dari seorang ahli tasawuf yang

Page 19: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

2

bernama Ahmad Rifa’i. Beliau juga salah seorang penyiar agama Islam di Aceh.

Beliau mencetuskan rapa’i di Aceh Besar sekitar tahun 900 M dan mulai

dipertunjukkan pada masyarakat di Aceh hingga akhirnya rapa’i menjadi

permainan kesenian rakyat.

Rapa’i merupakan alat musik tradisional Aceh, sama halnya dengan

gendang. Rapa’i dibuat dari batang kayu yang keras, biasanya dari batang nangka,

batang pohon aren, batang kelapa yang sudah tua, atau batang tuwalang. Pertama

dibulatkan lalu diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini

disebut baloh. Baloh ini lebih besar bagian atas daripada bagian bawah. Bagian

atas ditutup dengan kulit kambing atau kulit lembu sedangkan bawahnya

dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan

yang dibalut dengan kulit. Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut seudak. Rapa’i

berkembang dan digunakan sejak adanya kerajaan Aceh yaitu kerajaan Samudra

Pasai. Pada zaman kerajaan Samudra Pasai, rapa’i digunakan untuk

mengumpulkan masyarakat berperang melawan penjajah, mengumpulkan

masyarakat untuk bermusyawarah, memberi isyarat tanda bahaya, dan memberi

tanda bahwa waktu sholat telah tiba. Masyarakat pada saat itu menggunakan

Rapa’i sebagai Alat komunikasi1.

Rapa’i terus berkembang dan masyarakat menggunakan rapa’i untuk

acara kesenian rakyat dalam berbagai bentuk penampilan yang berbeda-beda.

Dilihat dari perangkat besar dan kecilnya ukuran, rapa’i dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis, yaitu RAPA’I PASEE, rapa’i puloet, rapa’i geurimpheng, rapa’i

1Hasil wawancara dengan Hasbullah, mantan staf kebudayaan kota Lhokseumawe , tahun

2014.

Page 20: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

3

daboh dan rapa’i geleng. Hampir semua bentuk rapa’i sama yang membedakan

adalah cara menampilkan permainannya. Salah satu contoh jenis kesenian RAPA’I

PASEE yang akan penulis angkat sebagai kajian dalam penulisan tesis ini.

Nama RAPA’I PASEE diambil dari nama kerajaan Samudra Pasai dan

sekarang sudah menjadi nama suatu daerah di kabupaten Aceh Utara. RAPA’I

PASEE hanya terdapat di wilayah Aceh Utara saja dan berkembang di desa-desa

pada Kota Lhokseumawe, Geudong, Alue ie Puteh, dan Panton Labu. Salah satu

desa yang melestarikan sampai sekarang yaitu desa Biara Timu Kecamatan Jambo

Aye kota Panton labu. Letak kota Panton Labu dari kabupaten Aceh Utara dapat

ditempuh dengan waktu satu jam perjalanan dengan kendaraan bermotor.

Pelestarian permainan kesenian RAPA’I PASEE di wilayah Aceh Utara dan

sekitarnya tergantung oleh masyarakat setempat yang tetap ingin menjaga

kelestariannya. Oleh karena itu, sampai saat ini Desa Biara Timu Kecamatan

Jambo Aye masih terus melestarikanya. Dalam kenyataannya dapat ditemui

sampai sekarang sanggar seni RAPA’I PASEE. Masyarakat desa masih membuat

acara pertandingan RAPA’I PASEE antardesa. Masih ditemui pemimpin kesenian

RAPA’I PASEE sekaligus narasumber untuk sejarah dalam bentuk lisan di desa

tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih Desa Biara Timu Kecamatan Jambo

Aye untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

RAPA’I PASEE digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara

terutama yang berhubungan dengan keagamaan, hari-hari besar Islam, tamu

kehormatan, media kampanye politik dan permainan/perlombaan kesenian

tradisional. Memainkan rapa’i yaitu dengan cara memukulnya dan biasanya

Page 21: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

4

dimainkan oleh kelompok. Di dalam satu grup ada seorang pemimpin permainan

rapa’i disebut syeh. Syeh mempunyai peran sebagai pemberi isyarat untuk

pergantian dari lagu pertama ke lagu selanjutnya. Ada sebutan canang yaitu orang

yang memainkan pukulan variasi dan rando yaitu orang yang memainkan pukulan

dasar.

RAPA’I PASEE berukuran besar (digantung) biasanya di bawah kolong

muenasah2. Beratnya 20-50 kg yang berfungsi sebagai induk dan mempunyai

gelar tersendiri sebagai kebangaan dari group tersebut, contohnya : rapa’i raja

kuning. Unit besar terdiri dari 30 buah rapa’i, unit sedang 15 buah, sedangkan

unit kecil terdiri dari 10 – 12 buah.

RAPA’I PASEE tidak mempunyai tangga nada. RAPA’I PASEE tidak ada

nyanyian suara vokal serta gerakan tarian yang berpola. RAPA’I PASEE hanya

sebagai ritme (tempo) oleh peunaboh3. Bentuk pukulan/ritem RAPA’I PASEE

terdiri dari lagu sa, lagu dua, lagu lhee, lagu limeung, lagu tujoh, lagu sikureung

dan lagu duablah. Semua adalah sebutan untuk urutan permainan ritem pada

RAPA’I PASEE. RAPA’I PASEE mempunyai dua warna suara (timbre) yaitu dum

dan teng4. Bentuk penampilan RAPA’I PASEE pada sebuah pertunjukan terdiri

dari jenis pukulan yang berurutan. Pemain RAPA’I PASEE memainkannya sambil

berdiri. Penampilannya dalam sebuah ansambel (grup) biasanya satu grup terdiri

dari jumlah pemain terkecil 15 0rang dan terbesar sampai 60 orang.

RAPA’I PASEE mempunyai keunikan gema suaranya yang besar.

Suaranya dapat didengar dari satu desa sampai ke desa lainnya. RAPA’I PASEE

2Meunasah : tempat beribadah umat islam didesa biasanya terbuat dari kayu dan tinggi. 3Orang yang memukul alat musik Rapa’i pasee. 4Dum untuk suara rendah dan teng untuk suara sedang atau tinggi.

Page 22: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

5

mempunyai ukiran di pinggiran kayunya yang disebut larik5. Setiap larik

mempunyai makna, larik satu bermakna siang dan malam, larik lima bermakna

rukun Islam ada lima perkara, larik tujuh bermakna seminggu ada tujuh hari dan

ada satu garis besar menandakan hari jumat dilarang untuk memukul rapa’i dan

larik delapan ada empat garis besar dan empat garis kecil bermakna yaitu Tuha

peut dan tuha lapan orang yang dituakan atau penasehat dalam sebuah desa

setempat6. Menurut pakar seni budaya wilayah Aceh utara, yaitu saudara

Hasbullah bahwa “RAPA’I PASEE adalah alat musik tradisional Aceh (uroh

deng). Maksudnya alat musik yang dimainkan secara berdiri dan masyarakat

menampilkan RAPA’I PASEE secara tunang yaitu lawan antara satu grup desa dan

satu grup desa lainnya”. Setiap satu grup atau lawan harus dapat bermain RAPA’I

PASEE ini dengan menghasilkan suara yang besar, membuat variasi pukulan dan

dapat bertahan selama waktu yang ditentukan.

Dalam masyarakat Aceh kesenian RAPA’I PASEE bukan saja sekedar

pertunjukan seni atau perlombaan tetapi RAPA’I PASEE sebuah ajang untuk

menguatkan tali persaudaraan antar masyarakat Aceh dan silaturahmi seperti

ajaran dalam agama Islam.

Banyak terdapat masalah dan keunikan dari penjelasan di atas. Inilah hal-

hal yang menarik hingga penulis sangat tertarik untuk mengajukan sebagai tesis.

Untuk menjaga kelestarian alat musik tradisional Aceh tersebut di

kemudian hari, akibat dari perkembangan zaman dan juga untuk menggalakkan

adanya usaha-usaha untuk penyesuaian dengan selera pasar dan keinginan para

5Larik garis melingkar dipinggiran baloh (kayu) yang jumlahnya berbeda –beda . 6Hasil wawancara dengan Hasbullah, S. Pd

Page 23: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

6

pemusik untuk mengklaim permainan RAPA’I PASEE ini, maka perlu untuk

dilakukan studi terhadap alat musik tradisional Aceh RAPA’I PASEE seperti yang

penulis lakukan saat ini sehingga baik fungsi sosio budaya dan struktur musik

serta urutan-urutan penampilannya hendaknya mempunyai ketentuan yang jelas

dan baku. Penentuan RAPA’I PASEE ini untuk diangkat ke dalam satu topik

tulisan yang berjudul Analisis Struktur Musik dan Fungsi Sosio Budaya RAPA’I

PASEE di Biara timu, Jambo Aye Aceh Utara Provinsi Aceh merupakan salah

satu usaha pelestarian pertunjukan RAPA’I PASEE tersebut.

Demikian menariknya keberadaan RAPA’I PASEE di Biara Timu, Jambo

Aye Panton Labu Aceh Utara, baik ditinjau dari aspek sosial, budaya, estetika dan

filsafat yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, secara keilmuan khususnya

melalui kajian seni, RAPA’I PASEE ini sangat menarik untuk diteliti,

didokumentasi, dianalisis dan tentu saja dipublikasikan keberadaannya.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana bentuk struktur musik pertunjukan RAPA’I PASEE melalui

pendekatan metode deskriptif dan transkripsi. Khususnya dalam dasar

musiknya sebagai bahan dokumentasi dan referensi.

2. Bagaimana fungsi kesenian RAPA’I PASEE terhadap kehidupan sosial

budaya masyarakat Biara Timu, Kecamatan Jambo Aye Kota Panton

Labu Aceh Utara.

Page 24: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana eksistensi kesenian rapai pasee baik pada

masa lalu maupun pada masa perkembangan saat ini.

2. Untuk mengetahui struktur musik baik dimensi ruang maupun waktu

dalam pertunjukan RAPA’I PASEE.

3. Untuk mengetahui fungsi sosio budaya kesenian RAPA’I PASEE dalam

kebudayaan masyarakat pendukungnya.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian yang diwujudkan dalam laporan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah referensi tentang kesenian khususnya RAPA’I PASEE bagi

lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) sehingga dapat digunakan oleh

guru kesenian sebagai bahan pembelajaran.

2. Sebagai bahan masukan bagi tim pengajar sendratasik (seni drama, tari,

dan musik) untuk menambah wawasasan seni dan kemudian

mengajarkannya kepada generasi muda Indonesia, khususnya Aceh.

3. Sebagai bahan masukan bagi pembaca khususnya mahasiswa seni musik,

agar dapat mengetahui penyajian RAPA’I PASEE termasuk pada konteks

hiburan pada masyarakat Aceh.

Page 25: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

8

4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan

yang berkaitan dengan budaya daerah.

5. Menambah pengetahuan bagi penulis dan peneliti-peneliti lain baik

mencakup teori maupun uraian tentang bentuk penyajian RAPA’I PASEE.

6. Penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan seni-seni tradisional

yang dalam konteks dunia kepariwisataan di Provinsi Aceh pada

khususnya dan Indonesia secara umum.

7. Penelitian tentang RAPA’I PASEE ini akan dapat memberikan manfaat

tentang bagaimana masyarakat Aceh membumikan ajaran Islam dalam

konteks wilayah budaya etnik yang spesifik dan bijaksana (arif).

1.4 Konsep dan Landasan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep dari penelitian ini adalah mengkaji sejauh mana kesenian RAPA’I

PASEE yang mempunyai fungsi sosio budaya terhadap masyarakat di Desa Biara

Timu Kecamatan Jambo Aye Kota Panton Labu. Melalui pengkajian struktur

musik dan struktur pertunjukannya sehingga diharapkan dapat memberi

penjelasan seluas-luasnya bagi yang ingin mengetahui dan mempelajarinya.

Namun demikian oleh karena latar belakang penulis di bidang music, maka dalam

penulisan tesis ini lebih menitikberatkan pada kajian strukur musiknya saja dalam

pertunjukannya. Motif pukulan RAPA’I PASEE terdiri dari lagu sa, lagu dua, lagu

lhee, lagu limeung, lagu tujoh, lagu sikureung dan lagu duablah. Sebutan lagu

Page 26: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

9

pada permainan RAPA’I PASEE bukanlah lagu yang mempunyai lirik atau teks

melainkan lagu tersebut adalah bentuk ritem atau motif pukulan.

1.4.2 Landasan teori

Berikut ini akan disajikan beberapa teori yang akan digunakan sebagai alat

untuk membedah berbagai masalah yang berkenaan dengan topik tulisan ini.

1.4.2.1 Teori fungsionalisme

Untuk mengkaji fungsi sosio budaya RAPA’I PASEE dalam kebudayaan

masyarakat Biara Timu Jambo Aye Panton Labu Aceh Utara, khususnya di

kawasan penelitian, maka penulis menggunakan teori fungsionalisme. Teori

fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan dalam ilmu sosial yang

menekankan pada saling ketergantungan antara institusi-institusi (pranata-pranata)

dan kebiasaan pada masyarakat tertentu. Analisis fungsi menjelaskan bagaimana

susunan sosial didukung oleh fungsi institusi-institusi seperti negara, agama,

keluarga, aliran dan pasar terwujud.

Teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh

seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu

Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia lahir di Cracow, Polandia sebagai putera

keluarga bangsawan Polandia. Ayahnya adalah guru besar dalam Ilmu Sastra

Slavik. Jadi tidak mengherankan apabila Malinowski memperoleh pendidikan

yang kelak memberikannnya suatu karier akademik juga. Tahun 1908 ia lulus

Fakultas Ilmu Pasti dan Alam di Universitas Cracow. Yang menarik, selama

Page 27: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

10

studinya ia gemar membaca buku mengenai folkor dan dongeng-dongeng rakyat

sehingga ia menjadi tertarik kepada ilmu psikologi. Ia kemudian belajar psikologi

kepada Profesor W. Wundt di Leipzig, Jerman (Koentjaraningrat, 1987:160).

Ia kemudian mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk

menganalisis fungsi kebudayaan manusia yang disebutnya dengan teori

fungsionalisme kebudayaan atau a functional theory of culture. Ia kemudian

mengambil keputusan untuk menetap di Amerika Serikat ketika ia menjadi guru

besar Antropologi di University Yale tahun 1942. Sayang, tahun itu ia juga

meninggal dunia. Buku mengenai fungsional yang baru yang telah ditulisnya,

diredaksi oleh muridnya H. Crains dan menerbitkannya dua tahun selepas itu

(Malinowski 1944).

Bagi Malinowski (T.O. Ihromi 2006) mengajukan sebuah orientasi teori

yang dinamakan fungsionalisme yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua

unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat. Dengan

kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan

bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan

dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat

memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang bersangkutan.

Menurut Malinowski, fungsi dari satu unsur budaya adalah

kemampuannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa

kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para

warga suatu masyarakat. Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi

(melahirkan keturunan), merasa enak badan (bodily comfort), keamanan,

Page 28: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

11

kesantaian, gerak dan pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut

muncul kebutuhan jenis kedua (derived needs), kebutuhan sekunder yang harus

juga dipenuhi oleh kebudayaan.

Pemikiran Malinowski mengenai syarat-syarat metode geografi

berintegrasi secara fungsional yang dikembangkannya dalam kuliah-kuliahnya

tentang metode penelitian lapangan dalam masa penulisannya. Ketiga buku

etnografi mengenai kebudayaan Trobriand selanjutnya menyebabkan bahwa

konsepnya mengenai fungsi sosial dari adat, tingkah laku manusia, dan pranata-

pranata sosial menjadi mantap juga. Dalam hal itu ia membedakan antara fungsi

sosial dalam tiga tongkat abstraksi (Koentjaraningrat, 1987:167), yaitu:

1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap adat,

tingkah laku manusia dan pranata sosial yang lain dalam masyarakat;

2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan

suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya, seperti yang

dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang bersangkutan;

3. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi ketiga mengenai pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan

mutlak untuk berlangsungnya secara integrasi dari suatu sistem sosial yang

tertentu.

Page 29: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

12

Contohnya unsur kebudayaan yang memenuhi kebutuhan akan makanan

menimbulkan kebutuhuan sekunder yaitu kebutuhan untuk kerjasama dalam

pengumpulan makanan atau untuk produksi. Untuk itu masyarakat mengadakan

bentuk-bentuk organisasi politik dan pengawasan sosial yang menjamin

kelangsungan kewajiban kerja sama tersebut di atas. Jadi, menurut pandangan

Malinowski tentang kebudayaan bahwa semua unsur kebudayaan akhirnya dapat

dipandang sebagai hal yang memenuhi kebutuhan dasar para warga masyarakat.

Seperti Malinowski, Arthur Reginald Radcliffe-Brown (1881-1955),

seorang ahli lain dalam antropologi sosial berdasarkan teorinya mengenai perilaku

manusia pada konsep fungsionalisme. Tetapi berlainan dengan Malinowski,

Radcliffe-Brown (Ihromi, 2006) mengatakan bahwa berbagai aspek perilaku

sosial bukanlah berkembang untuk memuaskan kebutuhan individual tapi justru

timbul untuk mempertahankan struktur sosial masyarakat. Struktur sosial dari

suatu masyarakat adalah seluruh jaringan dari hubungan-hubungan sosial yang

ada.

Radcliffe-Brown (Koentjaraningrat, 1987:175) hanya membuat deskripsi

mengenai organisasi sosial secara umum, tidak mendetail dan agak banyak

membuat bahan mengenai upacara keagamaan, keyakinan keagamaan, dan

mitologi. Dalam mendekripsi etnografi The Andaman Islander merupakan contoh

lain dari suatu deskripsi terintegrasi secara fungsional dimana berbagai upacara

agama dikaitkan dengan mitologi atau dongeng-dongeng suci yang bersangkutan,

pengaruh dan efeknya terhadap struktur hubungan antara warga dalam suatu

komunitas Desa Andaman yang kecil menjadi tampak jelas.

Page 30: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

13

Metodologi deskripsi tersebut dengan sengaja dan sadar dipergunakannya

dan dapat dirumuskan mengenai upacara (Koentjaraningrat, 1987) sebagai

berikut:

1. Agar suatu masyarakat dapat hidup langsung maka harus ada suatu sentimen

dalam jiwa para warganya yang merangsang mereka untuk berperilaku sosial

dengan kebutuhan masyarakat;

2. Tiap unsur dalam sistem sosial dan tiap gejala atau benda yang dengan

demikian mempunyai efek pada solidaritas masyarakat menjadi pokok

orientasi dari sentimen tersebut;

3. Sentimen itu dalam pikiran individu dalam pikiran individu warga masyarakat

sebagai akibat pengaruh hidup masyarakat;

4. Adat-istiadat upacara adalah wahana dengan apa sentimen-sentimen itu dapat

diekspresikan secara kolektif dan berulang-ulang pada saat-saat tertentu;

5. Ekspresi kolektif dari sentimen memelihara intensitas-intensitas itu dalam jiwa

warga masyarakat, dan bertujuan meneruskannya kepada warga-warga dalam

generasi berikutnya (1922:233-234).

Radcliffe-Brown kemudian menyarankan untuk memakai istilah “fungsi

sosial” untuk menyatakan efek dari suatu keyakinan, adat atau pranata kepada

solidaritas sosial dalam masyarakat. Ia merumuskan bahwa “… the social function

of the ceremonial customs of the Andaman Islanders is to transmit from one

generation to another the emotional dispositions on which the society (as it

constituted) depends for its existence.”

Page 31: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

14

Radcliffe-Brown juga memiliki teori yang sama dengan Malinowski, yaitu

teori fungsionalisme. Menurut beliau lebih menekankan teori fungsional

struktural. Ia mengatakan bahwa, “Berbagai aspek perilaku sosial, bukanlah

berkembang untuk memuaskan kebutuhan individual tapi justru timbul untuk

mempertahakan struktur sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat adalah

seluruh jaringan dari hubungan-hubungan sosial yang ada.”

Kedua teori fungsional ini memfokuskan fungsi-fungsi sosial budaya. Bagi

Malinowski penyebab fungsi itu adalah pada kebutuhan dasar manusia sebagai

individu-individu. Sementara menurut Radcliffe-Brown fungsi itu muncul untuk

memenuhi sistem sosial yang telah dibangun berdasarkan kesepakatan bersama.

Dalam konteks penelitian ini RAPA’I PASEE dalam kebudayaan

masyarakat Biara Timu Jambo Aye Aceh Utara jika dianalisis dari teori

fungsionalnya Malinowski bahwa setiap individu orang Aceh perlu

mengekspresikan perasaan keindahannya melalui seni RAPA’I PASEE. Berbagai

kegiatan dalam budaya Aceh seperti perayaan hari besar agama Islam, menyambut

para tamu, festival budaya menggunakan seni RAPA’I PASEE ini. Jadi faktor

individulah yang paling dominan menurut teori fungsionalnya Malinowski ini.

Kalau menurut teori fungsionalismenya Radcliffe-Brown, maka semua aktivitas

budaya yang melibatkan penggunaan seni RAPA’I PASEE adalah karena

memenuhi sistem-sistem sosial yang dikendalikan secara bersama oleh

masyarakat Aceh. Jadi menurut teori fungsionalisme Radcliffe-Brown, RAPA’I

PASEE timbul karena kebutuhan masyarakat secara bersama bukan karena

individu.

Page 32: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

15

1.4.2.2 Teori analisis dan transkripsi musik

Teori analisis dan transkripsi musik digunakan sebagai sebuah proses

pentranskripsian yang merupakan langkah awal dalam kerja analisis yang

tujuannya adalah untuk mengubah bentuk bunyi musik kedalam suatu lambang

bunyi. Dalam hal ini lambang bunyi dari bentuk musik notasi RAPA’I PASEE

ditranskripsikan kedalam bentuk notasi musik barat hal ini bertujuan untuk

melihat dan memahami bunyi musik tersebut sebagai tingkah laku masyarakat

pemiliknya dalam bentuk visual. Transkripsi diperlukan untuk memvisualisasikan

apa yang didengar yang memungkinkan untuk membantu mempelajari musik

secara komparatif dan detail serta membantu untuk mengkomunikasikannya

kepada pihak lain tentang apa yang dipikirkan dari apa yang didengarnya itu7,

meskipun sesungguhnya mentranskripsikan bunyi musik kedalam bentuk

visualisasi tidak pernah bisa persis sama sebagaimana ketika musik itu disajikan.8

Demikian kira-kira gambaran umum teori yang akan penulis gunakan

nantinya dalam mengkaji fungsi sosio budaya, dan struktur musik yang

dipertunjukan dalam kesenian RAPA’I PASEE di Biara Timu Jambo Aye Aceh

Utara.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini berdasarkan prosedur

kualitatif. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data secara sistematis yang

7 Bruno Nettl, The study of Rthnomusicology. Twenty-nine Issues and concept (Chicago:

University Press, 1983,16) 8 pada umumnya transkripsi dipengaruhi oleh interpretasi transkriptor terhadap karakter

musik tersebut, hal ini dapat menimbulkan perbedaan pada suatu segmen musikal apabila penstrankripsian musik dilakukan oleh dua orang atau lebih. Seperti dalam artikel Torang Naiborhu: transkripsi dan analisis (Medan, Universitas Sumatra Utara, Fakultas Ilmu Budaya, 2013.)

Page 33: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

16

didapat dari hasil pernyataan-pernyataan ataupun dalam bentuk hasil tulisan-

tulisan yang berasal dari kelompok maupun individu yang terlibat dalam kesenian

RAPA’I PASEE tersebut baik sebagai pelaku maupun pemerhati sebagai

masyarakat pendukungnya.9

Kemudian penulis menjelaskan hasil penelitian ini melalui metode

deskriptif yaitu dengan menggambarkan atau mengamati fakta-fakta yang sedang

berlangsung. Teknik pengumpulan data dan penelitian ini adalah observasi dan

wawancara. Teknik pengolahan dan analisa data digunakan metode deskripsi

kualitatif yaitu menguraikan fungsi sosio budaya dan struktur musik RAPA’I

PASEE ini sesuai dengan yang dikatakan Arikunto (2003:309-310), yaitu

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status, satu gejala yang ada yaitu gejala

menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Adapun pengertian deskriptif

menurut Sukardi (2003:15) adalah metode yang berusaha menggambarkan objek

atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Tujuannya adalah

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang di teliti

secara tepat.

Dalam menganalisis struktur musik pada objek penelitian kesenian

RAPA’I PASEE ini, penulis melakukan metode transkripsi yang digunakan

sebagai bentuk pendokumentasian lagu-lagu yang ada dalam RAPA’I PASEE ini

kedalam bentuk notasi. Proses pentranskripsian merupakan langkah awal dalam

9Bogdan, Robert, et al, inroduction to Qualitati research metode, New york: John Wiley

and sons, inc: Hal 4.

Page 34: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

17

kerja analisis yang tujuannya adalah untuk mengubah bentuk bunyi kedalam suatu

lambang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nettl bahwa:

Transkripsi adalah proses menotasikan bunyi, mengalihkan bunyi menjadi simbol visual atau kegiatan memvisualisasikan bunyi musik kedalam bentuk notasi dengan cara menuliskannya ke atas kertas.10

Maka dalam hal ini penulis mencoba mendapatkan transkripsi lagu-lagu

RAPA’I PASEE dengan beberapa langkah yang penulis lakukan, diantaranya

sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan rekaman lantunan lagu RAPA’I PASEE, penulis

merekam langsung bunyi dari pemain baik dalam proses penelitian

maupun dalam konteks pertunjukannya di berbagai even pertunjukan

kesenian lokal maupun nasional.

2. Rekaman tersebut didengarkan secara berulang-ulang agar mendapatkan

hasil yang maksimal dan kemudian ditranskripsikan ke dalam bentuk

notasi.

3. Pendekatan transkripsi yang dilakukan adalah pendekatan preskriptif, yaitu

menuliskan perjalanan melodi secara makro dan garis besar saja.

Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagaimana struktural umum

pukulan yang berbentuk melodi dari pola ritmis dari pertunjukan RAPA’I

PASEE tersebut.

4. Ritmis maupun melodi lagu dalam RAPA’I PASEE dituliskan dengan

notasi barat agar dapat lebih mudah dimengerti karena dalam notasi barat

tinggi dan rendahnya nada, pola ritme dan simbol-simbol terlihat lebih

10Bruno Nettl: The Study of Etnomusicology: Twenty-nines issues and Concepts

(Chicago: University Press,1983)

Page 35: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

18

jelas ditransmisikan kepada para pembaca melalui tanda-tanda dalam garis

paranada.

Dalam proses pentranskripsian ini penulis menggunakan perangkat lunak

(software) Sibellius yang digunakan untuk membantu proses pentranskripsian agar

mengetahui bentuk ritmis pada lagu-lagu yang dimainkan dalam kesenian RAPA’I

PASEE tersebut.

Oleh karena itu, dalam hal penelitian lapangan untuk memperoleh data yang

akurat dan sistematis tersebut penulis melakukan beberapa tahapan-tahapan

sebagai langkah penyelesaian tesis ini dengan beberapa tahap yaitu melalui

pengumpulan data dan tulisan-tulisan kepustakaan sebagai sumber rujukan yang

berhubungan dengan pokok permasalahan pada topik penulisan tesis ini,

melakukan penelitian di lapangan, observasi, wawancara dan kerja laboratorium

dengan menganalisis melalui transkripsi lagu-lagu yang ada pada kesenian

RAPA’I PASEE.

1.5.1 Kajian Pustaka

Dalam rangka kerja studi kepustakaan yang berkaitan dengan penulisan

pertunjukan RAPA’I PASEE ini, maka sebagian besar digunakan buku-buku yang

secara saintifik dipandang relevan dan berkait dengan pokok masalah penelitian.

Diantara buku-buku tersebut adalah sebagai berikut.

1.5.1.1 Kajian sejarah

1. Pemerintah Aceh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang berjudul

Budaya Aceh Provinsi Daerah istimewa Aceh tahun 2009 yang

Page 36: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

19

didalamnya terdapat pembahasan tentang sejarah budaya Aceh dan alat

musik rapa’i. Sejarah rapa’i yang dibahas mencakup masa kesultanan

Aceh, masa penjajahan Belanda dan masa kemerdekaan yang

mempengaruhi perkembangan alat musik tradisional rapa’i di Aceh.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan

Daerah Istimewa Aceh yang berjudul Dampak Pengembangan Pariwisata

terhadap Kehidupan Sosial di Daerah Istimewa Aceh yang berisikan

tentang budaya dan kesenian pariwisata Aceh.

3. Majelis Ulama Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Banda Aceh, yang

berjudul “Bagaimana Islam Memandang Kesenian”(1972) yang berisikan

tentang bagaiman agama Islam memandang kesenian dari sudut

keagamaan.

4. Mohammad Said menulis buku yang berjudul Aceh Sepanjang Abad (Jilid

I) yang diterbitkan tahun 2007. Buku ini berisikan tentang sejarah rakyat

Aceh sepanjang abad dan perjuangan rakyat Aceh dalam memperjuangkan

kemerdekaan rakyat Aceh. Pendekatan yang dilakukan Mohammad Said

adalah pendekatan sejarah.

5. Mohammad Said menulis buku yang berjudul Aceh Sepanjang Abad (Jilid

II), buku ini berisikan tentang sejarah rakyat Aceh sepanjang abad dan

perjuangan rakyat Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat

Aceh, diterbitkan tahun 2007.

6. Ali Hasymy menulis buku yang bertajuk Kebudayaan Aceh Dalam

Sejarah. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Benua di Jakarta tahun 1983.

Page 37: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

20

Adapun isi buku ini secara umum adalah uraian mengenai kebudayaan

Aceh, filsafat-filsafatnya dan sejarah perkembangan kebudayaan Aceh.

1.5.1.2 Kajian teori

1. Alan P. Merriam menulis buku yang berjudul The Anthropology of Music,

yang berisikan tentang ilmu antropologi musik. Di dalam buku ini juga

dibahas secara mendalam bagaimana guna dan fungsi musik di dalam

kebudayaan manusia di dunia ini.

2. Bronislaw Malinowski yang berjudul “ Teori Fungsional dan Struktural”

yang berisikan tentang teori- teori fungsional dan struktural yang menjadi

acuan juga dalam merumuskan permasalahan pada pendekatan teoritis

dalam mendeskripsikan fungsi sosial budaya terhadap objek penelitian ini.

1.5.1.3 Kajian bentuk kesenian RAPA’I PASEE yang diantaranya :

1. Margaret kartomi, Musical Journey in Sumatra, 2013. Berisikan journal

tentang jenis musik yang ada di Sumatera termasuk Aceh yang

mendeskripsikan tentang bentuk seni tari dan musik di Aceh khusunya

pada beberapa bentuk kesenian yang menggunakan alat musik rapa’i.

2. Rita dewi, Rapai Pasee pada Masyarakat Aceh di Desa Lam Awe

Kecamatan Syamtalira Aron : Analisis Musik dalam Konteks Pertunjukan.

(skripsi sarjana), jurusan etnomusikologi, fakultas sastra, Universitas

Sumatera Utara, 1995 berisikan hasil penelitian tentang RAPA’I PASEE di

daerah Lam Awe, Aceh Utara sebagai masukan kajian sejarah rapa’i di

Aceh.

Page 38: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

21

3. Dindin achmad nazmuddin, Analisis Fungsi Sosial Budaya dan Struktur

Musik Kesenian Rapa’i Geleng di Kota Banda Aceh. (tesis), jurusan

pencintaan dan pengkajian seni fakultas ilmu budaya, Universitas

Sumatera Utara, 2013. Sebagai masukan kajian sejarah rapa’i di Aceh.

1.5.1.4 Kajian Metode Penulisan

1. Arikunto, (2003:309-310), yaitu penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status, satu gejala yang ada yaitu gejala menurut apa adanya

pada saat penelitian dilakukan.

2. Sukardi (2003:15) adalah metode yang berusaha menggambarkan

objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Tujuannya

adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek

yang diteliti secara tepat.

Inilah sebagian pustaka penting yang menjadi rujukan penulis dalam

rangka mengkaji keberadaan RAPA’I PASEE di Biara Timu, Jambo Aye Aceh

Utara. Keberadaan sumber tertulis ini menjadi dasar utama keilmuan penulis

dalam rangka meneliti dan kemudian menganalisisnya berdasarkan multidisiplin

dan interdisiplin ilmu, sebagaimana yang selama ini penulis peroleh dari kuliah di

Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan. Selanjutnya penulis melakukan

penelitian lapangan.

Page 39: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

22

1.5.2 Penelitian lapangan

Penelitian lapangan (fieldwork) adalah menjadi fokus utama kegiatan

penulis dalam rangka penelitian RAPA’I PASEE di Biara Timu, Jambo Aye Aceh

Utara. Hal ini dilakukan mengacu kepada disiplin etnomusikologi dan antropologi

yang sangat mementingkan penelitian lapangan. Hal ini selaras dengan yang

dikemukakan Bandem dalam konteks kegiatan ilmuwan etnomusikologi di dunia

ini. Menurut I Made Bandem, etnomusikologi merupakan sebuah bidang

keilmuan yang topiknya menantang dan menyenangkan untuk diwacanakan.

Sebagai disiplin ilmu musik yang unik, etnomusikologi mempelajari musik dari

sudut pandang sosial dan budaya.

Sebagai disiplin yang amat populer saat ini, etnomusikologi merupakan

ilmu pengetahuan yang relatif muda umurnya. Kendati umurnya baru sekitar satu

abad namun dalam uraian tentang musik eksotik sudah dijumpai jauh sebelumnya.

Uraian-uraian tersebut ditulis oleh para penjelajah dunia, utusan-utusan agama,

orang-orang yang suka berziarah dan para ahli filologi.

Pengenalan musik Asia di dunia barat pada awal-awalnya dilakukan oleh

Marco Polo, pengenalan musik China oleh Jean-Babtise Halde tahun 1735 dan

Josep Amiot tahun 1779. Kemudian musik Arab oleh Guillaume-Andre Villoeau

hun 1809. Periode ini dipandang sebagai awal perkembangan etnomusikologi.

Masa ini pula diterbitkan ensiklopedi musik oleh Jean-Jaques Rousseau, tepatnya

tahun 1768 yang memberi semangat tumbuhnya etnomusikologi (Bandem,

2001:1-2).

Page 40: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

23

Penelitian lapangan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

observasi dan wawancara dengan para tokoh seniman tradisional (pelaku seni)

RAPA’I PASEE dan para pegawai pemerintah di lingkungan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Aceh Utara. Observasi adalah pengamatan dengan cara sebagai

pengamat yang terlibat dalam kegiatan seni secara langsung. Kemudian

wawancara adalah dilakukan kepada terutama informan kunci untuk mengetahui

sejarah, fungsi sosio budaya RAPA’I PASEE dalam konteks kebudayaan Aceh.

1.5.2.1 Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung bentuk penyajian

RAPA’I PASEE. RAPA’I PASEE merupakan suatu kegiatan yang dilihat langsung

dalam aspek penyajian yaitu, motif pukulan, tempo, pola ritme, variasi pukulan,

dan busana pemain RAPA’I PASEE. Dalam observasi ini penulis mempersaksikan

pertunjukan RAPA’I PASEE di beberapa peristiwa budaya terutama RAPA’I

PASEE (uroh doeng) pertandingan, di lokasi tempat tinggal pimpinan RAPA’I

PASEE desa Jambo Aye. Pentingnya melakukan observasi ini adalah untuk

melihat langsung pertunjukan dan kemudian melakukan wawancara. Selepas itu

penulis akan menganalisisnya dan melakukan penafsiran-penafsiran kultural

berdasarkan ilmu dan pengalaman yang penulis peroleh selama ini.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data atau

memperoleh informasi secara langsung bertatap muka dengan informan sehingga

Page 41: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

24

mendapatkan gambaran lengkap tentang objek yang sedang diteliti. Wawancara

dilakukan dengan pemusik, pelatih, dan tokoh musik di Aceh maupun di luar

daerah Provinsi Aceh. Wawancara dilakukan sesuai dengan format yang telah

penulis siapkan dengan tujuan data-data yang diinginkan akan diuraikan sehingga

mendukung hasil penelitian. Hal-hal yang akan diwawancarai berkaitan dengan

dua pokok masalah, yaitu (1) fungsi sosial dan budaya RAPA’I PASEE dalam

kebudayaan masyarakatnya; dan (2) struktur musik RAPA’I PASEE.

1.5.2.3 Kerja laboratorium

Setelah pengumpulan data dilaksanakan, data penelitian ini diolah dengan

menggunakan pendekatan deskrptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan

sejarah, bentuk alat musik, busana pemusik, dan cara penyajian musik RAPA’I

PASEE. Seterusnya berdasarkan fakta sosial, penulis akan menganalisis guna dan

fungsi RAPA’I PASEE dalam kebudayaan masyarakat Aceh di Provinsi Aceh.

Seterusnya, sesuai dengan bidang keilmuan penulis yaitu pengkajian seni, maka

tidak lupa penulis akan mengkaji struktur musik RAPA’I PASEE.

Sebelum menganalisis pertunjukan RAPA’I PASEE terlebih dahulu penulis

mendeskripsikannya dengan menggunakan gambar dalam bentuk foto dan

dijelaskan dengan kalimat demi kalimat. Ini dilakukan untuk mempermudah para

pembaca mengerti gambaran visual yang terjadi. Demikian pula untuk mengkaji

struktur musik, penulis terlebih dahulu mentranskripsikannya dalam bentuk visual

yang merupakan pemindahan dimensi dengar ke dimensi penglihatan. Adapun

transkripsi dilakukan dengan pendekatan transkripsi preskriptif, yaitu menuliskan

Page 42: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

25

ritem-ritem utama, tidak serinci mungkindengan demikian RAPA’I PASEE

termasuk budaya musik yang melogenic.11

1.6 Lokasi Penelitian

Dalam tulisan ini akan dibahas hasil penelitian tentang pertunjukan

RAPA’I PASEE yang dilaksanakan di daerah Biara Timu, Jambo Aye Aceh Utara.

Penetilian ini dilaksanakan di desa Biara Timu Jambo Aye Aceh Utara dengan

daftar observasi terlampir serta dilengkapi dengan foto-foto mengenai pertunjukan

RAPA’I PASEE hasil penelitian tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

RAPA’I PASEE adalah kesenian tradisional Aceh. RAPA’I PASEE

berkembang hanya di daerah Aceh Utara saja, daerah Aceh lainnya saat ini hampir

tidak ada kesenian tersebut. Semua penduduknya beragama Islam. Masyarakat di

desa Biara Timu pada umumnya bermata pencahariannya sebagai petani,

pedagang, nelayan dan pegawai negeri.

Penelitian ini penulis lakukan di Biara Timu Kecamatan Jambo Aye,

Kabupaten Aceh Utara. Komunikasi antarpenduduk disini penulis perhatikan

menggunakan bahasa Aceh dan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan

bahasa komunikasi antaretnis mereka. Masyarakat Biara Timu tidak mudah

menerima adat-adat baru dari pendatang luar karena pada umumnya mereka masih

berpijak kepada adat tradisional daerah mereka. Saat ini upacara-upacara

11Sebuah kebudayaan musik mengutamakan aspek melodi atau ritme saja, bukan

menekankan kepada teks. Maka musik seperti ini dapat dikategorikan sebagai budaya musik melogenik. Musik seperti ini lebih menumpukan pertunjukan kepada aspek komunikasi, bukan lisan terutama menggunakan dimensi waktu dan ruang. Untuk mengkaji makna yang diungkapkan melalui ritme, melodi atau bunyi-bunyi lainnya diperlukan pemahaman dan penafsiran dengan cara menyelidikinya, terutama apa yang ingin dikomunikasikan pencipta musik atau senimannya, yang bisa ditelusuri melalui pikiran mereka. Melogenic (pengutamaan pada musik).

Page 43: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

26

tradisional masih kuat melekat di kalangan mereka dalam acara adat seperti adat

perkawinan, sunat rasul, dan memperingati hari-hari besar.

Masyarakat Biara Timu tidak hanya menampilkan RAPA’I PASEE.

Namun berbagai bentuk kesenian lain seperti tari saman, rateb meuseukat, tari

rapa’i saman, tari laweut, tari ranup lampuan, tari likok puloh, tari pho, dan tari

lainnya. Alat musik RAPA’I PASEE di desa ini merupakan kesenian tradisional

yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Biara Timu. Pertunjukan alat

musik musik ini berpatokan kepada tradisi karena pada umumnya masyarakat

Biara Timu menampilkan RAPA’I PASEE pada acara tertentu, seperti

memperingati hari-hari besar, kampanye politik, menyambut tamu kehormatan,

perlombaan rapa’i tunang dan acara hiburan lainnya.

Sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) pemusik RAPA’I PASEE di

Biara Timu, Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Medan; (2) pelatih RAPA’I PASEE

di Biara Timu, Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Medan; (3) tokoh-tokoh pemusik

RAPA’I PASEE di Biara Timu, Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Medan; dan (4)

para narasumber di Biara Timu, Banda Aceh, dan Medan. Dengan kerja yang

sedemikian rupa ini maka diharapkan tesis ini akan mengikuti standar penelitian

yang berlaku di Program Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

1.7 Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dijadikan data

sebagai bahan dan sumber penelitian ini adalah sebagai berikut : handycam, merk

sony dan mini DV, cassette.

Page 44: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

27

1.8 Sistematika Penulisan

Tesis ini ditulis dalam bentuk bab demi bab. Setiap bab secara saintifik

dianggap memiliki isi yang dekat. Setiap bab akan dibagi menjadi sub-sub bab.

Secara keseluruhan tesis ini dibagi ke dalam tujuh bab dengan perincian sebagai

berikut.

Pada bab I yang merupakan pendahuluan akan diisi oleh uraian mengenai

latar belakang, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, (dirinci

menjadi tujuan penelitian serta manfaat penelitian), konsep dan landasan teori

dirinci menjadi konsep serta landasan teori).Teori diuraikan lagi yaitu dengan

menggunakan teori fungsi oleh Merriam dan Bruno Nettle untuk teori transkipsi

musik, metode penelitian (yang diperinci lagi menjadi studi kepustakaan dan

penelitian lapangan yang terdiri dari: observasi dan wawancara serta kerja

laboratorium), lokasi penelitian, gambaran umum lokasi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II adalah etnografi masyarakat Jambo Aye Panton Labu, sejarah desa

Jambo Aye kota Panton Labu Aceh Utara, tinjauan geografis desa Jambo Aye

kota Panton Labu, sistem pemerintahan kota Panton Labu, masyarakat desa Jambo

Aye kota Panton Labu , stratifikasi masyarakat desa Jambo Aye kota Panton Labu,

agama, jumlah penduduk, masyarakat kesenian desa Jambo Aye kota Panton

Labu, unsur kesenian masyarakat desa Jambo Aye kota Panton Labu, tari dan

musik.

Bab III struktur musik kesenian RAPA’I PASEE di Biara Timu Jambo Aye

Panton Labu Aceh Utara, sejarah rapa’i di Aceh, klasifikasi jenis alat musik

Page 45: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

28

Aceh, RAPA’I PASEE diuraikan yaitu latar belakang RAPA’I PASEE, organologi

RAPA’I PASEE, bentuk kesenian RAPA’I PASEE, proses penstranskripsian, notasi

ritem (Motif pukulan) pada struktur musik RAPA’I PASEE diuraikan yaitu :

deskripsi ritem 1 (lagu sa), deskripsi ritem 2 (lagu dua), deskripsi ritem 3 (lagu

lhee), deskripsi ritem 5 (lagu limeung), deskripsi ritem 7 (lagu tujoh), deskripsi

ritem 9 (lagu sikureung), deskripsi ritem 12 (lagu duablah).

Bab IV deskripsi fungsi sosio budaya RAPA’I PASEE di Biara Timu Jambo

Aye Panton Labu Aceh Utara, bab ini dibangun oleh sub-sub bab yaitu

penggunaan dan fungsi RAPA’I PASEE, pengertian penggunaan dan fungsi

diuraikan menjadi pengertian fungsi dan pengertian penggunaan, fungsi kesenian

RAPA’I PASEE, fungsi penggungkapan emosional, fungsi penggungkapan

estetika, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi

berkaitan dengan norma sosial, fungsi kesinambungan kebudayaan dan fungsi

pengintegrasian masyarakat.

Bab V kesimpulan dan saran, menjadi kesimpulan dan beberapa saran dalam

konteks penelitian ini.

Page 46: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

29

BAB II

ETNOGRAFI MASYARAKAT JAMBO AYE PANTON LABU

ACEH UTARA

2.1 Sejarah Desa Jambo Aye Kota Panton Labu Aceh Utara

Sejarah Aceh Utara tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan

Kerajaan Islam di pesisir Sumatera yaitu Samudera Pasai yang terletak di

Kecamatan Samudera Geudong yang merupakan tempat pertama kehadiran agama

Islam di kawasan Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan Islam di Aceh mengalami

pasang surut mulai dari zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Kedatangan

Portugis ke Malaka pada tahun 1511 sehingga 10 tahun kemudian Samudera Pasai

turut diduduki hingga masa penjajahan Belanda. Secara de facto Belanda

menguasai Aceh pada tahun 1904, yaitu ketika Belanda dapat menguasai benteng

pertahanan terakhir pejuang Aceh Kuta Glee di Batee Iliek Samalanga. Dengan

surat Keputusan Vander Geuvemement General Van Nederland Indie tanggal 7

September 1934. Pemerintah Hindia-Belanda membagi daerah Aceh atas 6

(enam) Afdeeling (Kabupaten) yang dipimpin seorang Asistent Resident, salah

satunya adalah Affleefing Noord Kust Van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang

meliputi Aceh Utara sekarang ditambah Kecamatan Bandar Dua yang kini telah

termasuk Kabupaten Pidie (Monografi Aceh Utara tahun 1986, BPS dan

BAPPEDA Aceh Utara).

Afdeeling Noord Kust Aceh dibagi dalam 3 (tiga) Onder Afdeeling

(Kewedanaan) yang dikepalai seorang Countroleur (Wedana) yaitu :

1. Onder Afdeeling Bireuen

Page 47: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

30

2. Onder Afdeeling Lhokseumawe

3. Onder Afdeeling Lhoksukon.

Selain Onder Afdeeling tersebut terdapat juga beberapa daerah Ulee

Balang (Zelf Bestuur) yang dapat memerintah sendiri terhadap daerah dan

rakyatnya yaitu Wee Balang Keuretoe, Geurogok, Jeumpa dan Peusangan yang

diketuai oleh Ampon Chik. Pada masa pendudukan Jepang istilah Afdeeling

diganti dengan Bun, Onder Afdeeling disebut Gun, Zelf Bestuur disebut Sun,

Mukim disebut Kun dan Gampong disebut Kumi. Sesudah Indonesia

diproklamirkan sebagai negara merdeka, Aceh Utara disebut Luhak yang

dikepalai oleh seorang Kepala Luhak sampai dengan tahun 1949. Melalui

Konfrensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949 Belanda mengakui kemerdekaan

Indonesia dalam bentuk Negara Republik Indonesia Serikat yang terdiri dari

beberapa negara bagian. Salah satunya adalah negara bagian Sumatera Timur.

Tokoh-tokoh Aceh saat itu tidak mengakui dan tidak tunduk pada RIS tetapi tetap

tunduk pada Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus

1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Republik Indonesia Serikat kembali ke

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berlaku undang-undang. Sementara

1950 seluruh negara bagian bergabung dan statusnya berubah menjadi provinsi.

Aceh yang pada saat itu bukan negara bagian, digabungkan dengan provinsi

Sumatera Utara. Dengan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Setingkat Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,

terbentuklah daerah tingkat II Aceh Utara yang juga termasuk dalam wilayah

provinsi Sumatera Utara.

Page 48: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

31

Keberadaan Aceh di bawah prvpinsi Sumatera Utara menimbulkan rasa

tidak puas pada para tokoh Aceh yang menuntut agar Aceh tetap berdiri sendiri

sebagai provinsi dan tidak berada di bawah Sumatera Utara. Tetapi ide ini kurang

didukung oleh sebagian masyarakat Aceh terutama yang berada di luar Aceh.

Keadaan ini menimbulkan kemarahan tokoh Aceh dan memicu terjadinya

pemberontakan DIMI pada tahun 1953. Pemberontakan ini baru padam setelah

datang wakil perdana menteri Mr. Hardi ke Aceh yang dikenal dengan Missi

Hardi dan kemudian menghasilkan Daerah Istimewa Aceh. Dengan Keputusan

Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor I/ Missi / 1957 lahirlah Provinsi

Daerah Istimewa Aceh. Dengan sendirinya Kabupaten Aceh Utara masuk dalam

wilayah Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Berdasarkan Undang Undang Nomor I

tahun 1957 dan Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 1959.

Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara terbagi dalam 3 (tiga) kewedana-

an yaitu:

1. Kewedanan Bireuen terdiri atas 7 kecamatan

2. Kewedanan Lhokseumawe terdiri atas 8 Kecamatan

3. Kewedanan Lhoksukon terdiri atas 8 kecamatan

Dua tahun kemudian keluar Undang-Undang Nomor 18 tahun 1959

tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Berdasarkan UU tersebut wilayah

kewedanaan dihapuskan dan wilayah kecamatan langsung di bawah Kabupaten

Daerah Tingkat II. Dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi

Daerah Istimewa Aceh Nomor: 07 / SK / 11 / Des/ 1969 tanggal 6 Juni 1969,

Page 49: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

32

wilayah bekas kewedanaan Bireuen ditetapkan menjadi daerah perwakilan

Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara yang dikepalai seorang kepala

perwakilan yang kini sudah menjadi Kabupaten Bireuen.

Hampir dua dasawarsa kemudian dikeluarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun

1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, sebutan Kepala Perwakilan

diganti dengan Pembantu Bupati Kepala Daerah Tingkat II sehingga daerah

perwakilan Bireuen berubah menjadi Pembantu Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Aceh Utara di Bireuen. Dengan berkembangnya Kabupaten Aceh Utara yang

makin pesat pada tahun 1986 dibentuklah Kotif (Kota Administratif)

Lhokseumawe dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

1986 yang membawahi 5 kecamatan. Dan berdasarkan Kep Mendagri Nomor

136.21-526 tanggal 24 Juni 1988 tentang pembentukan wilayah kerja pembantu

Bupati Pidie dan Pembantu Bupati Aceh Utara dalam wilayah Provinsi Daerah

Istimewa Aceh, maka terbentuklah Pembantu Bupati Aceh Utara di Lhoksukon,

sehingga pada saat ini Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 2 Pembantu Bupati, 1

kota administratip, 26 wilayah kecamatan yaitu 23 kecamatan yang sudah ada

ditambah dengan 3 kecamatan pemekaran baru.

Sebagai penjabaran dari UU nomor 5 tahun 1974 pasal 11 yang

menegaskan bahwa titik berat otonomi daerah diletakkan pada daerah tingkat II

maka pernerintah melaksanakan proyek percontohan otonomi daerah. Aceh Utara

ditunjuk sebagai daerah tingkat II percontohan otonomi daerah.

Pada tahun 1999 Kabupaten Aceh Utara yang terdiri dari 26 Kecamatan

dimekarkan lagi menjadi 30 kecamatan dengan menambah empat kecamatan baru

Page 50: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

33

berdasarkan PP Republik Indonesia Nomor 44 tahun 1999. Seiring dengan

pemekaran kecamatan baru tersebut, Aceh Utara harus merelakan hampir

sepertiga wilayahnya untuk menjadi kabupaten baru, yaitu Kabupaten Bireuen

berdasarkan Undang-Undang nomor 48 tahun 1999. Wilayahnya mencakup bekas

wilayah Pembantu Bupati di Bireuen. Kemudian pada Oktober 2001, tiga

kecamatan dalam wilayah Aceh Utara, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan

Muara Dua, dan Kecamatan Blang Mangat dijadikan Kota Lhokseumawe. Saat ini

Kabupaten Aceh Utara dengan luas wilayah sebesar 3.296,86 km2 dan

berpenduduk sebanyak 477.745 jiwa membawahi 27 kecamatan.

Aceh Utara hingga tahun 2006 memiliki 850 desa dan 2 kelurahan yang

terbagi ke dalam 56 buah mukim. Sebanyak 780 buah desa berada di kawasan

dataran dan 72 desa di kawasan berbukit. Desa yang terletak di daerah berbukit

dijumpai di 12 kecamatan. Yang paling banyak desanya di kawasan perbukitan

adalah di Kecamatan Sawang, Syamtalira Bayu, Nisam, Kuta Makmur dan Muara

Batu. Disamping itu, terdapat 40 buah desa yang berada di kawasan pesisir.

Aceh Utara yang beriklim tropis, musim kemarau berlangsung antara bulan

februari sampai agustus sedangkan musim penghujan antara bulan september

sampai Januari. Suhu dimusim kemarau rata-rata 32,8 C dan pada musim

penghujan rata-rata 28 C.

Flora dan fauna, flora yang terdapat di daerah ini terdiri dari berbagai jenis

tumbuh-tumbuhan antara lain: kayu merbau, damar, damar laut, semantok,

meranti, cemara, kayu bakau, rotan dan sebagainya. Semua jenis tumbuh-

tumbuhan hidup subur dikawasan hutan merupakan kekayaan dan potensi yang

Page 51: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

34

dapat mendukung pembangunan ekonomi jika mampu dikelola dengan baik tanpa

merusak kelestarian alam dan lingkungan.

Sedangkan fauna Aceh Utara juga memiliki kekayaan dengan berbagai

jenis hewan liar seperti gajah, harimau, badak, rusa, indus kijang, orang hutan,

babi, ular dan lain-lain sebagainya.

2.2 Tinjauan geografis desa Jambo Aye kota Panton labu Aceh Utara

Gambar-2.1. Peta Kabupaten Aceh Utara

Kabupaten Aceh Utara merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang berada

di sebelah utara. Berdasarkan peta bakosurtanal skala 1 : 50.000, maka secara

geografis Kabupaten Aceh Utara terletak pada posisi 960 47’ – 970 31’ Bujur

Timur dan 040 43’ – 050 16’ Lintang Utara. Batas wilayah Kabupaten Aceh Utara

dengan wilayah lainnya adalah:

Page 52: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

35

- Sebelah utara

- Sebelah timur

- Sebelah selatan

- Sebelah barat

:

:

:

:

Kota Lhokseumawe

Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Bener Meuriah

Kabupaten Bireuen

Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km2, atau

329.686 Ha. Dengan panjang garis pantai 51 km, dan kewenangan kabupaten

adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut kewenangan ini adalah 37.744

Ha atau 3.774,4 km2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 2.1. Luas wilayah Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase

1 Sawang 384,65 11,67

2 Nisam 42,74 3,48

3 Nisam Antara 84,38 2,56

4 Bandar Baro 42,35 1,28

5 Kuta Makmur 151,32 4,59

6 Simpang Keramat 79,78 2,42

7 Syamtalira Bayu 77,53 2,35

8 Geurudong Pase 269,28 8,17

9 Meurah Mulia 202,57 6,14

10 Matang Kuli 56,94 1,73

11 Paya Bakong 418,32 12,69

12 Pirak Timu 67,70 2,05

13 Cot Girek 189,00 5,73

14 Tanah Jambo Aye 162,98 4,94

Page 53: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

36

15 Langkahan 150,52 4,98

16 Seunuddon 100,63 3,05

17 Baktiya 158,67 4,81

18 Baktiya Barat 83,08 2,52

19 Lhoksukon 243,00 7,37

20 Tanah Luas 30,64 0,93

21 Nibong 44,91 1,36

22 Samudera 43,28 1,31

23 Syamtalira Aron 28,13 0,85

24 Tanah Pasir 20,38 0,62

25 Lapang 19,27 0,58

26 Muara Batu 33,34 1,01

27 Dewantara 39,47 1,20

Kabupaten 3.296,86 100,00

Sumber Data : Aceh Utara Dalam Angka 2012

2.3 Sistem Pemerintahan Kota Panton Labu

Kabupaten Aceh Utara dipimpin oleh seorang bupati dan mempunyai wakil

bupati, secara admisnistrasi pemerintahan Aceh Utara diatur oleh seorang

sekretatis daerah (Sekda) kota dengan sistim pemerintahan sesuai dengan undang-

undang pemerintah republik Indonesia.

Page 54: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

37

2.4 Masyarakat Desa Jambo Aye Kota Panton Labu

2.4.1 Stratifikasi masyarakat desa jambo aye kota Panton Labu

Berdasarkan pendekatan historis baik pada sebelum maupun sesudah

kemerdekaan, stratifikasi masyarakat Aceh yang paling menonjol dapat

dikelompokkan pada dua golongan, yaitu golongan umara dan golongan ulama.

Pada zaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia Umara dapat diartikan

sebagai pemerintahan atau pejabat pelaksana pemerintahan dalam satu unit

wilayah kekuasaan, contohnya seperti jabatan sultan yang merupakan pimpinan

atau pejabat tertinggi dalam unit pemerintahan kerajaan, ulee balang sebagai

pimpinan unit pemerintah nanggro (negeri), panglima sago (Panglima Segi) yang

memimpin unit pemerintah segi, Kepala mukim yang menjadi pimpinan unit

pemerintah mukim dan keuchiek atau geuchiek yang menjadi pimpinan pada unit

pemerintah gampong (kampung). Kesemua mereka atau pejabat tersebut di atas,

dalam struktur pemerintahan di Aceh pada masa dahulu dikenal sebagi lapisan

pimpinan adat, pemimpin keduniawian atau kelompok elite sekuler. Hal ini

berlaku juga di Kota Panton Labu. Namun dalam perkembangannya saat setelah

perang kemerdekaan usai dan Indonesia sebagi sebuah negara merdeka dan

berdaulat, mempunyai tata pemerintahannya sendiri dalam hal ini kedudukan

sultan, ulee balang maupun panglima sagoe ditiadakan karena Aceh termasuk

dalam wilayah negara kesultanan Republik Indonesia yang semuanya diatur oleh

sistem pemeritahan Republik Indonesia berdasarkan undang-undang 1945 melalui

Departemen Dalam Negeri sedangkan bentuk pimpinan unit pemerintah seperti

imeum, mukim, keuchik, kepala gampong dan sebagainya merujuk pada undang-

Page 55: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

38

undang otonomi khusus dan keistimewaan daerah Aceh. Sementara kedudukan

geuchik, kepala mukim, tuha peut masih dipertahankan sebagai sistem

pemerintahan tradisional dilapisan bawah masyarakat yang setara dengan lurah,

kepala dusun, dan sebagainya.

2.4.2 Agama

Mayoritas penduduk kota Panton labu merupakan penganut agama Islam.

Meskipun yang dominan adalah pemeluk agama Islam, namun kita juga dapat

menjumpai beberapa tempat ibadah bagi agama-agama non-muslim sepeti Gereja

dan Klenteng di tempat tertentu dan terbatas.

2.4.3. Jumlah penduduk kota Panton Labu

Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan

laporan kependudukan Kota Panton Labu, menurut jumlah kartu keluarga, jumlah

penduduk dan jumlah wajib KTP pada bulan April 2014 diperoleh data jumlah

penduduk kota Panton labu keseluruhan adalah berjumlah 41.032.

2.4.4. Masyarakat kesenian di desa Jambo Aye kota Panton Labu

Yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang dalam

kehidupannya melakukan kerjasama secara kolektif karena saling ketergantungan

sosial diantara mereka12, kesenian merupakan hasil karya, karsa, dan cipta

manusia baik berupa wujud maupun gagasan atau ide yang mengandung unsur

12 M.takari,dkk, op.cit hal, 1

Page 56: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

39

keindahan yang digunakan dalam kehidupan manusia. Maka masyarakat kesenian

di Kota Panton Labu adalah sekelompok masyarakat yang beraktifitas dibidang

kesenian baik sebagai pelaku maupun sebagai penontonnya yang ada di Kota

Panton Labu dan di kelompokkan menjadi dua kelompok masyarakat kesenian,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat kesenian yang ada pada masyarakat umum, di sekitar Kota

Panton Labu (gampong, desa, ataupun kecamatan) seperti sanggar-sanggar,

komunitas-komunitas seni dan sebagainya, misalnya Sanggar Jeumpa Aceh

dan Sanggar Pocut Meurah Insen.

2. Masyarakat kesenian yang ada di institusi sekolah (SD,SMP,SMA), dan

perguruan tinggi (seperti sanggar seni sekolah, atau unit kegiatan

mahasiswa).

2.4.5. Unsur Kesenian Masyarakat Desa Jambo Aye Kota Panton Labu

2.4.6 Tari

a. Tari Ranup Lampuan

Tari ranup lampuan adalah salah satu tarian tradisional Aceh yang

ditarikan oleh para wanita. Tarian ini biasanya ditarikan untuk penghormatan dan

penyambutan tamu secara resmi. Ranup dalam bahasa Aceh yaitu sirih,

sedangkan puan yaitu Tempat sirih khas Aceh. Ranup lampuan bisa diartikan

"Sirih dalam Puan". Sirih ini nantinya akan diberikan kepada para tamu sebagai

tanda penghormatan atas kedatangannya.

b. Tari Likok Pulo

Page 57: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

40

Tarian likok pulo ini lahir sekitar tahun 1949 yang diciptakan oleh seorang

ulama berasal dari Arab yang tinggal di Pulo Aceh, yaitu salah satu kecamatan di

Kabupaten Aceh Besar. Tarian ini pada hakekatnya adalah zikir kepada Allah

SWT dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW. Gerakan tarian pada prinsipnya

ialah gerakan olah tubuh, keterampilan, keseragaman atau kesetaraan dengan

memfungsikan anggota tubuh bagian atas, tangan sama-sama ke depan, ke

samping kiri atau kanan, dari depan ke belakang, keatas dan kebawah, dengan

tempo yang lambat hingga cepat. Tarian ini membutuhkan energi yang tinggi.

c. Tari Tarek Pukat

Tarek Pukat ini menggambarkan aktifitas para nelayan yang menangkap

ikan di laut. Tarek yang berarti "Tarik", dan pukat adalah alat sejenis jaring yang

digunakan untuk menangkap ikan.

d. Tari Rapa’i Geleng

Rapa`i geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di pesisir

pantai selatan. Nama rapa`i diadopsi dari nama Syeik Ripa`i yaitu orang pertama

yang mengembangkan alat musik pukul ini. Permainan rapa`i geleng juga

disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal

kerjasama, kebersamaan dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat.

Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair (lagu-lagu) yang

dinyanyikan. Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral

Page 58: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

41

kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam

masyarakat sosial.

e. Tari Saman

Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh

ataupun Gayo. Pada masa lalu, tari saman biasanya ditampilkan untuk merayakan

peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya

tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pada kenyataannya, nama "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh,

Syech Saman. Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat

musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka

yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka

sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini

dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena

keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam

menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi

yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini

khususnya ditarikan oleh para pria.

f. Tari Laweut

Sebelum sebutan Laweut dipakai, tarian ini mulanya disebut "Seudati

Inong", karena tarian ini khusus ditarikan oleh para wanita. Gerak tarian ini, yaitu

penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki

Page 59: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

42

pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu, menghadap penonton,

memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada,

kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian.

g. Tari Pho

Perkataan Pho berasal dari kata peuba-e, peubae artinya meratoh atau

meratap. Pho adalah panggilan atau sebutan penghormatan dari rakyat. Hamba

kepada Yang Maha Kuasa yaitu Po Teu Allah. Bila raja yang sudah almarhum

disebut Po Teumeureuhom. Tarian ini dibawakan oleh para wanita. Dahulu biasa

dilakukan pada kematian orang besar dan raja-raja yang didasarkan atas

permohonan kepada Yang Maha Kuasa, mengeluarkan isi hati yang sedih karena

ditimpa kemalangan atau meratap melahirkan kesedihan-kesedihan yang diiringi

ratap tangis. Sejak berkembangnya agama Islam, tarian ini tidak lagi ditonjolkan

pada waktu kematian, dan telah menjadi kesenian rakyat yang sering ditampilkan

pada upacara-upacara adat.

h. Tari Seudati.

Sebelum adanya seudati, sudah ada kesenian yang seperti itu dinamakan

ratoih, atau saman, kemudian baru ditetapkan nama syahadati dan disingkat

menjadi seudati. Pemain seudati terdiri dari 8 orang pemain dengan 2 orang syahi

berperan sebagai vokalis, salah seorang diangkat sebagai syekh, yaitu pimpinan

group seudati. Seudati tidak diiringi oleh instrument musik apapun. Irama dan

tempo tarian, ditentukan oleh irama dan tempo lagu yang dibawakan pada

Page 60: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

43

beberapa adegan oleh petikan jari dan tepukan tangan ke dada serta hentakan kaki

ke tanah.Tepukan dada memberikan suara seolah-olah ada sesuatu bahan logam di

bagian dada atau perut yang dilengketkan sehingga bila dipukul mengeluarkan

suara getar dan gema.

2.4.7 Musik

a. Serunee Kalee

Serune kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh yaitu sejenis Clarinet

terutama terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat

ini terbuat dari kayu nangka, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar

menyerupai corong. Di bagian pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup

yang terbuat dari kuningan yang disebut perise. Serune ini mempunyai 7 buah

lobang pengatur nada. Selain itu terdapat lapis kuningan serta 10 ikatan dari

tembaga yang disebut klah (ring) serta berfungsi sebagai pengamanan dari

kemungkinan retak/pecah badan serune tersebut. Alat ini biasanya digunakan

bersama genderang dan rapa’i dalam upacara-upacara maupun dalam mengiringi

tarian-tarian tradisional.

b. Gendang (Geundrang)

Gendang terdapat hampir di seluruh daerah Aceh. Gendang berfungsi

sebagai alat musik tradisional yang bersama-sama dengan alat musik tiup seurune

kalee mengiringi setiap tarian tradisional baik pada upacara adat maupun upacara

lainnya.

Page 61: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

44

Alat ini terbuat dari kayu nangka, kulit kambing dan rotan. Pembuatan

gendang yaitu dengan melubangi kayu nangka yang berbentuk selinder

sedemikian rupa sehingga badan gendang menyerupai bambam. Pada permukaan

lingkarannya (kiri-kanan) dipasang kulit kambing yang sebelumnya telah dibuat

ringnya dari rotan dengan ukuran persis seperti ukuran lingkaran gendangnya.

Sebagai alat penguat/pengencang permukaan kulit dipakai tali yang juga terbuat

dari kulit. Tali ini menghubungkan antara kulit gendang yang kanan dengan kiri.

Alat pemukul (stick) gendang juga dibuat dari kayu yang dibengkakkan pada

ujungnya yaitu bagian yang dipukul ke kulit.

c. Rapa’i

Rapa’i merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama

halnya dengan gendang. Rapa’i dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang

tuwalang) yang setelah dibulatkan lalu diberi lobang di tengahnya. Kayu yang

telah diberi lobang ini disebut baloh. Baloh ini lebih besar bagian atas daripada

bagian bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing sedangkan bawahnya

dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan

yang dibalut dengan kulit (penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut seudak). Rapa’i

digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang

berhubungan dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran dan permainan

tradisional yaitu debus. Memainkan rapa’i dengan cara memukulnya dengan

tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok (group). Pemimpin permainan

rapa’i disebut syeh atau kalifah.

Page 62: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

45

BAB III

STRUKTUR MUSIK KESENIAN RAPA’I PASEE:

DI BIARA TIMU JAMBO AYE PANTON LABU ACEH UTARA

3.1 Sejarah Rapa’i di Aceh

Sejarah masuknya alat musik rapa’i ini telah ada sekitar abad XIII seiring

masuknya agama Islam di Aceh yang kemudian menjadi media dakwah dalam

penyebaran Agama Islam dimasa kerajaan Islam pertama di nusantara yaitu

Samudera Pasai yang dipimpin Raja Islam pertama yaitu Sultan Malikul Saleh di

daerah Pasai (Pase, Aceh Utara), yang kemudian berkembang menjadi suatu

kesenian yang mempunyai fungsi sosial budaya pada masa pemerintahan Sultan

Iskandar Muda. Alat musik rapa’i ini merupakan hasil akulturasi budaya Islam

yang masuk ke daerah Aceh sekitar abad XIII, yang dibawa oleh para ulama dan

saudagar Islam dari Timur Tengah melalui jalur perdagangan dunia yang melintasi

asia tengah dan selatan seperti Pakistan, India, dan sebagainya. Kemudian menjadi

alat penyebaran Agama Islam di seluruh Aceh dan Nusantara.

Pada awalnya budaya alat musik rapa’i dibawa oleh seorang ulama besar

Islam Syekh Abdul Qadir Zailani. Beliau meneruskan ajaran Islam dari seorang

ulama ahli tasawuf yang berasal dari Baghdad, Irak bernama Syekh Ahmad Rifa’i

yang kemudian ulama ini terkenal dengan aliran tasawuf ‘’rifaiyyah’’. Pada

zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda, alat musik ini sering digunakan untuk

keperluan penyambutan tamu kerajaan sehingga menjadi budaya masyarakat

Islam di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat pada banyaknya ragam alat musik

perkusi sejenis rebana di nusantara ini yang bentuknya hampir menyerupai rapa’i.

Page 63: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

46

Bahkan hampir semua instrumen tersebut digunakan untuk mengiringi

perayaan hari besar keagamaan agama Islam seperti Maulid Nabi (hari kelahiran

Nabi Muhammad), Isra Mi’raj (perjalanan nabi Muhammad dari mesjidil Haram

ke Masjidil Aqsa), hingga Sidratul Munthaha atau langit ke tujuh untuk menerima

perintah shalat dari Allah SWT) dalam hal tersebut selalu dilantunkan Shalawat

Nabi (memuliakan dan mendoa’kan) terhadap Nabi Muhammad beserta

keluarganya.

Nama rapa’i sendiri diambil dari seorang ulama besar di Arab yang

mensyiarkan Islam melalui dakwah yang cara berdakwahnya menggunakan alat

musik berbentuk frame drum (perkusi sejenis rebana dengan satu permukaan yang

dimainkan dengan cara dipukul atau ditepuk) yang kemudian disebarkan oleh para

pengikut aliran tasawuf rifa’iyyah (lihat Snouck Hugronje 1994:2:216-247).

Dalam sebuah pantun Aceh disebutkan bahwa rapa’i diperkenalkan oleh seorang

ulama besar Islam kelahiran Persia, yaitu Syekh Abdul Qadir Zailani atau lebih

dikenal dengan sebutan Bandar Khalifah (1077-1166). Beliau pertama kali datang

ke Aceh mendiami sebuah kampung yaitu Kampong Pande yang sekarang

letaknya berada sekitar kecamatan Mesjid Raya, wilayah kabupaten Aceh Besar.

Bentuk rapa’i di Aceh pada awalnya mirip seperti alat musik rebana dengan

satu permukaan yang terbuat dari kayu yang dilapisi oleh kulit kambing atau

lembu yang digunakan sebagai pengiring meu-dike (berdzikir) untuk

menyemangati para pengikut ajaran Islam agar selalu kepada Allah sebagai Tuhan

yang menguasai seluruh alam dan sebagai sosialisasi ajaran agama Islam pada

masa itu. Hal ini dapat terlihat pada penyebaran Islam di kerajaan Islam pertama

Page 64: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

47

di Nusantara yaitu Samudera pasai yang berada di daerah Lhokseumawe Aceh

bagian Utara, dengan rajanya yang bernama Sultan Malik Al- Saleh.

Maka sebagai bentuk kebudayaan penyebaran Islam tersebut dinamailah

rapa’i tersebut dengan nama RAPA’I PASEE karena berada di sekitar daerah pase

(dahulu terkenal dengan nama Samudera Pasai, sebuah kerajaan Islam pertama di

Nusantara), sebagai media dakwah yang dianut oleh aliran tarekat sufi sebagai

jalan untuk mendekatkan diri terhadap Allah SWT Tuhan yang menguasai alam

semesta dalam masyarakat Islam dalam setiap lantunan dzikir dengan bentuk

nyanyian yang diiringi oleh tabuhan rapa’i tersebut.

Tentang rapa’i juga dituliskan dalam beberapa karya Sastra Aceh yang

dituliskan oleh beberapa ulama yang datang dan menetap di Aceh pada sekitar

abad 16 dan Abad 17, salah satunya adalah ulama dan sastrawan besar melayu

yaitu Hamzah Fansuri. Beliau mempelajari Islam dengan aliran Qadariyah yang

ada di Arab yang kemudian disebarkan di Aceh yang kemudian aliran ini diikuti

oleh ulama-ulama lain seperti Ahmad Qushashi dan Muhammad Saman yang

berdakwah sekitar tahun 1661 (Snouck Hugronje 1906,2 : 216). Kemudian

penyebaran Islam dilanjutkan oleh seorang ulama yang masih keluarganya yaitu

Syekh Abdurrauf Assingkili yang kemudian ulama ini terkenal di Aceh dengan

sebutan Syah Kuala (nama tersebut sampai sekarang dipakai sebagai nama sebuah

Universitas di Banda Aceh). Syekh Abdurrauf tidak saja menghasilkan suatu

ajaran yang memberikan suatu bentuk kebudayaan seni Islam di Aceh yang

dikenal dengan “dike” (dzikir). Dalam salah satu syair sastra Aceh tentang rapa’i

dijelaskan sebagai berikut :

Page 65: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

48

Dilanget Manyang Bintang Meuble ble

Cahya ban kande leumah u bumoe

Asai rapai bak syekh abdul kade

Masa nyan lahe peutren u bumoe

Artinya:

(dilangit tinggi bintang berbinar-binar)

Cahaya seperti lilin memancar ke bumi

Asal Rapa’i dari syekh Abdul kadir

Inilah yang sah pencintanya lahir ke bumi)

Dalam syair teks ini mengandung makna bahwa rapa’i mempunyai peran

yang sangat penting sebagai kesenian yang saat itu popular di masyarakat sebagai

media dakwah syiar Islam yang menerangi masyarakat Aceh pada saat itu berada

pada masa kebodohan menjadi masyarakat yang cerdas dan menjadikan sebuah

bangsa yang gemilang dengan sinar Islam. Dijelaskan pula bahwa asal rapa’i

dibawa oleh ulama Syekh Abdul Qadir Zailani sebagai penciptanya dan

mengenalkannya kepada seluruh dunia.

Kata rapa’i sendiri mengandung beberapa pengertian yang dipahami oleh

masyarakat Aceh sebagai berikut:

a. Rapa’i diartikan sebagai alat musik pukul yang dibuat dari kayu nangka

atau kayu merbau, sedang kulitnya dari kulit kambing yang telah diolah.

Badan rapa’i sendiri disebut baloh. Dilihat dari perangkat besar kecilnya

ukuran, rapa’i ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

b. Rapa’i diartikan sebagai grup permainan yang terdiri dari antara 8 sampai

12 orang atau lebih yang disebut awak rapa’i.

c. Rapa’i diartikan sebagai bentuk permainan kesenian rapa’i itu sendiri.

Page 66: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

49

Pada abad 17 para ulama memilih cara berdakwah dengan bentuk kesenian

dan menerapkan budaya Islam yang egaliter dan demokratis, hal ini menjadikan

Agama Islam lebih mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat Islam di Aceh

pada masa itu. Salah satu ulama besar yaitu Syekh Muhammad Saman berdakwah

dengan memperkenalkan seni meu-rateb. Cara berdakwah ini mengajarkan pada

umatnya untuk selalu mengingat Allah. Dalam melakukan meu-rateb ini sambil

melakukan gerakan badan dan kepala dengan mengangguk-angguk sambil

berdzikir sebagai bentuk totalitas untuk mengingat Allah. Cara ini kemudian

berkembang menjadi suatu jenis tarian yang sangat dikenal seperti ratoh duek

(yang menyebar didaerah Aceh pesisir) dan saman (yang menyebar didataran

tinggi Gayo).

Pada awalnya kedua jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik rapa’i

sebagai pengiring tariannya. Namun seiring perkembangannya mendapat

pengaruh iringan rapa’i di sekitar Aceh Barat dan Selatan sebagai pengaruh

RAPA’I PASEE dari Aceh Utara yang kemudian penyebaraannya di daerah Aceh

bagian Barat dan Selatan melahirkan jenis kesenian campuran antara seni tari dan

musik yang dikenal dengan seni rapa’i saman.

3.2 Klasifikasi Jenis Musik Aceh

Dalam jenis pengiring musiknya ada yang menggunakan tubuh yang

digunakan sebagai musik pengiringnya (body percussion) dan ada yang

menggunakan alat musik sebagai pengiringnya seperti vokal, rapa’i, geundrang

dan serune kalee. Alat musik tradisional Aceh apabila diklasifikasikan menurut

Page 67: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

50

sistem klasifikasi Curt Sachs dan Hornbostel adalah seperti terlihat pada tabel

berikut13:

Tabel-3.1. Alat Musik Tradisional Aceh

No Jenis klasifikasi Nama alat musik

Deskripsi keterangan

1.

Chodophone

a. Arbab

Sejenis lute berleher

panjang, terbuat dari

bahan tempurung

kelapa, kulit kambing

sebgai membran,kayu

sebagai badan dan

senar dari bahan ijuk.

Fungsi dalam

musik sebagai

pembawa

melodi

b. Biola

Aceh

Sejenis lute berleher

pendek, yang

dimainkan secara

digesek (seperti biola)

berasal dari Eropa

penamaan Aceh lebig

menitik beratkan

kepada gaya

permainannya saja.

Fungsi dalam

musik sebagai

pembawa

melodi

banyak

dijumpai

didaera pidie.

a. Bangsi

alas

Sejenis rekorder yang

terbuat dari bahan

bambu, dengan

panjang 40 cm

Berasal dari

daerah

pegunungan

alas

13Rita Dewi, rapa’i pasee pada masyarakat Aceh di Desa Lam Awe Kecamatan Syamtalira

Aron:analisis musik dalam konteks pertunjukan, skripsi sarjana,1995

Page 68: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

51

2

Aerophone

b. Bebelen

Sejenis aerofon reed

tunggal, lima lubang

benada, dan ujungnya

memiliki bell.

Berasal dari

Aceh selatan

c. Bensi

Sejenis rekorder

terbuat dari bahan

bambu.

Berasal dari

aceh selatan

d. Bereguh

Sejenis terompet,

terbuat dari tanduk

kerbau

Dijumpai di

daerah Aceh

Besar, Pidie,

Aceh Utara.

e. Buloh

perindu

Sejenis aerophone

dengan lida

tunggal,terbuat dari

bambu.

f. Lole Sejenis aerophone

berlidah ganda, dari

bahan batang padi

Berasal dari

Aceh selatan

g. Serune

kalee

Sejenis sarunai

(shawm), sejenis

terompet berlidah

ganda bahan dari kayu

dengan 6 lubang nada.

Terdapat di

Aceh pesisir

utara, timur

dan barat.

a. Canang

Kayu

Sejenis xylophone,

terbuat dari bahan

kayu,berbentuk bilah.

Page 69: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

52

3

Idiophone

b. Canang

trieng

Sejenis xylophone,

terbuat dari bahan

bambu

Alat ini sangat

terkenal

diseluruh

Aceh.

4

Membranophone

a. geun-

derang

Sejenis gendang barrel

dengan dua sisi yang

dipukul dengan satu

stik untuk bagian

bawah dan satu tangan

bagian atas.

Berasal dari

dataran tinggi

Gayo

biasanya

untuk

mengiringi

tari guwel di

Gayo.

b. Rapa’i Sejenis perkusi

(Rebana) satu sisi

Biasanya

ditampilkan

untuk

mengiringi

tari

persembahan

(ranuo

lampuan),

likok

pulo,geleng

dan daboh.

Banyak

dijumpai di

hampir

seluruh Aceh.

Page 70: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

53

3.3 RAPA’I PASEE

3.3.1 Latar Belakang RAPA’I PASEE

Nama RAPA’I PASEE diambil dari nama kerajaan Samudra Pasai dan

sekarang sudah menjadi nama suatu daerah dikabupaten Aceh Utara. RAPA’I

PASEE hanya ada di wilayah Aceh Utara saja berkembang di desa-desa pada Kota

Lhokseumawe, Geudong, Alue Ie Puteh, dan Panton Labu. Salah satu desa yang

melestarikan sampai sekarang yaitu Desa Biara Timu Kecamatan Jambo Aye Kota

Panton Labu. RAPA’I PASEE berukuran besar (digantung) biasanya di bawah

kolong muenasah14 beratnya 20-50 kg yang berfungsi sebagai induk dan

mempunyai gelar tersendiri sebagai kebangaan dari group tersebut contohnya :

rapa’i raja kuning. Unit besar terdiri dari 30 buah rapai, unit sedang 15 buah,

sedangkan unit kecil terdiri dari 10-12 buah.

RAPA’I PASEE digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara

terutama yang berhubungan dengan keagamaan, hari-hari besar Islam, tamu

kehormatan, kampanye politik dan permainan/perlombaan kesenian tradisional.

Memainkan rapa’i dengan cara memukulnya dengan tangan dan biasanya

dimainkan oleh kelompok (group). Didalam satu grup ada seorang pemimpin

permainan rapa’i disebut syeh. RAPA’I PASEE tidak mempunyai tangga nada dan

tidak ada nyanyian suara vokal serta gerakan tarian yang berpola. RAPA’I PASEE

hanya sebagai ritme (tempo) oleh Penaboh15. RAPA’I PASEE mempunyai

keunikan gema suaranya yang besar. Suaranya dapat didengar dari satu desa

14Meunasah : tempat beribadah umat islam didesa biasanya terbuat dari kayu dan tinggi. 15Orang yang memukul alat musik Rapa’i pasee.

Page 71: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

54

sampai kedesa lainnya. RAPA’I PASEE mempunyai dua warna suara (timbre)

yaitu dum dan teng16.

RAPA’I PASEE mempunyai ukiran di pinggiran kayunya yang disebut

larik17. Setiap larik mempunyai makna, larik satu bermakna siang dan malam,

larik lima bermakna rukun Islam ada lima perkara, larik tujuh bermakna seminggu

ada tujuh hari dan ada satu garis besar menandakan hari jumat dilarang untuk

memukul rapa’i dan larik delapan ada empat garis besar dan empat garis kecil

bermakna yaitu tuha peut dan tuha lapan orang yang dituakan atau penasehat

dalam sebuah desa setempat18. Dalam masyarakat Aceh kesenian sebuah ajang

untuk menguatkan tali persaudaraan antar masyarakat Aceh dan silaturahmi

seperti ajaran dalam Agama Islam.

3.3.2 Organologi RAPA’I PASEE

Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa

susunan pembangun konstruksi suatu alat musik sehingga dapat menghasilkan

suara. Organologi dalam istilah musik merupakan ilmu alat musik, studi mengenai

alat-alat musik. Organologi muncul sejak abad 16 oleh Sebastian Virdung dalam

bukunya yang berjudul Musica Getuscht und Ausgezogen (1511). Martin Agricola

dalam bukunya yang berjudul Instrumentalis Deudsch (1929).

Berikut gambar RAPA’I PASEE beserta penjelasan secara organologi :

16Dum untuk suara rendah dan teng untuk suara sedang atau tinggi. 17Larik garis melingkar dipinggiran baloh (kayu) yang jumlahnya berbeda –beda . 18Hasil wawancara dengan Hasbullah, S. Pd

Page 72: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

55

Gambar 3.1. Skema ukuran RAPA’I PASEE

a. Baloh (Kayu) yang diambil dari batang kayu yang namanya tuwalang

mempunyai panjang 16 inch dan lebar 15 inch, menurut sejarah dari

narasumber19 bahwa dahulu cara memotong kayu untuk pembuatan RAPA’I

PASEE harus dengan syarat dan tata cara tertentu, yaitu dengan melakukan

puasa sunat senin kamis dan melakukan pesijuk (tepung tawar) berdoa dan

memohon kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk dan kebenaran sehingga

alat musik rapa’i dapat dipergunakan untuk jalan kebenaran. Adapun yang

dipotong bukan batang kayu tuwalang melainkan akar yang besar di pinggiran

pohon tersebut. Oleh karena itu dahulu pohon besar dihutan tetap terjaga

karena bukan pohon yang ditebang melainkan hanya memotong pingggiran

akar dari pohon tuwalang.

19Hasil wawancara dengan tengku Razali pemimpin sanggar jeumpa Pasee.

Page 73: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

56

Gambar 3.2. Baloh (Kayu)

b. Kulet (kulit membran) kulit diambil dari kulit lembu pilihan mempunyai

diameter 32 inch dan bervariasi dari 30 inch sampai 36 inch. Pembuat RAPA’I

PASEE mengumpulkan kulit dan membelinya hanya setahun sekali disaat Hari

Raya Idul Adha dan hari Raya Qurban pada umat Islam. Kulit tersebut dijemur

dan disimpan serta diolah untuk dipasang pada baloh RAPA’I PASEE.

Gambar 3.3. Kulet (Kulit)

BALOH

kulet

Page 74: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

57

c. Pengapet dan seudak RAPA’I PASEE terbuat dari bambu lentur yang fungsinya

untuk mengikat kulit dengan baloh agar kuat dan menghasilkan suara yang

bagus. Seudak ada di pinggiran dalam kulit yang berfungsi juga sama untuk

membuat kulit ketat dan menghasilkan suara nyaring.

Gambar 3.4. Pengapet (Seudak)

d. Larek (Garis) terdapat dipinggiran kayu RAPA’I PASEE untuk menjelaskan

makna larik yang ada pada RAPA’I PASEE. Penulis sudah mencari sumber

data baik pada buku-buku di perpustakaan Banda Aceh dan buku-buku

karangan sekarang tidak ditemukan lagi pembahasan tentang makna larik.

Satu-satunya sumber sekarang adalah seorang narasumber Hasbullah yang

pernah menjabat sebagai kabid kebudayaan kota Lhokseumawe. Beliau aktif

dalam berbagai kegiatan kesenian di Aceh dalam rentang waktu 1985-2014.

Beliau banyak mendapat wawasan seni dengan seniman senior Aceh melalui

ucapan-ucapan dan cerita-cerita (tradisi lisan). RAPA’I PASEE mempunyai

kayu yang disebut baloh yang terbuat dari batang pohon kayu tuwalang. Pada

PENGAPET/SEUDAK

Page 75: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

58

baloh tersebut terdapat larik (garis-garis hiasan) dan larik tersebut mempunyai

makna diantaranya sebagai berikut: RAPA’I PASEE mempunyai ukiran di

pinggiran kayunya yang disebut larik20. Setiap larik mempunyai makna, larik

satu bermakna siang dan malam, larik lima bermakna rukun Islam ada lima

perkara, larik tujuh bermakna seminggu ada tujuh hari dan ada satu garis besar

menandakan hari jumat dilarang untuk memukul rapa’i dan larik delapan ada

empat garis besar dan empat garis kecil bermakna yaitu tuha peut dan tuha

lapan orang yang dituakan atau penasehat dalam sebuah desa setempat21.

Gambar 3.5. Larik (garis)

20Larik garis melingkar di pinggiran baloh (kayu) yang jumlahnya berbeda –beda . 21Hasil wawancara dengan Hasbullah, S. Pd

LARIK

Page 76: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

59

3.3.3 Bentuk kesenian RAPA’I PASEE

Gambar 3.6. Format Posisi pemain RAPA’I PASEE

Menurut pakar seni budaya wilayah Aceh utara saudara Hasbullah bahwa

RAPA’I PASEE adalah alat musik tradisional Aceh (uroh doeng). Maksudnya alat

musik yang dimainkan secara berdiri dan masyarakat menampilkan RAPA’I

PASEE secara (tunang) yaitu lawan antara satu grup desa dan satu grup desa

lainnya. Setiap satu grup atau lawan harus dapat bermain RAPA’I PASEE ini

dengan menghasilkan suara yang besar, membuat variasi pukulan dan dapat

bertahan selama waktu yang ditentukan. Bentuk penampilan RAPA’I PASEE pada

Page 77: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

60

sebuah pertunjukan terdiri dari jenis pukulan yang berurutan. Pemain RAPA’I

PASEE memainkannya sambil berdiri. Penampilannya dalam sebuah ansambel

(grup) biasanya satu grup terdiri dari jumlah pemain terkecil 15 0rang dan terbesar

sampai 60 orang. Pertunjukan RAPA’I PASEE dalam sebuah grup mempunyai

pembagian tugas dalam memainkan alat musik tersebut yaitu :

a. Syeh

Sebutan untuk pemimpin grup RAPA’I PASEE dan bertugas sebagai

pemberi isyarat saat awal permulann lagu dan peralihan lagu satu ke lagu

selanjutnya. Posisi berdiri syeh dibarisan paling depan.

b. Rando

Sebutan untuk pemain RAPA’I PASEE yang bertugas memainkan

pukulan/ritem dasar tanpa motif variasi. Posisi berdiri rando ada disetiap baris.

c. Canang

Sebutan untuk pemain RAPA’I PASEE yang bertugas memainkan

pukulan/ritem variasi atau motif berbeda dari pukulan dasar. Posisi berdiri canang

di baris kedua ditengah-tengah.

Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa syeh, rando dan canang

untuk pemain RAPA’I PASEE mempunyai peran penting dalam sebuah

pertunjukan RAPA’I PASEE agar dalam penampilan RAPA’I PASEE dapat

terpenuhi komposisi struktur musiknya.

Bentuk pukulan/ryhtem RAPA’I PASEE terdiri dari tujuh motif untuk urutan

permainan ryhtem pada RAPA’I PASEE. Adapun urutannya sebagai berikut :

Page 78: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

61

1. Lagu sa (lagu satu)

2. Lagu dua (lagu dua)

3. Lagu lhee (lagu lhee)

4. Lagu limeung (lagu limong)

5. Lagu tujoh (lagu tujoh)

6. Lagu sikureung (lagu sembilan)

7. Lagu duablah (lagu dua belas)

3.4 Proses Pentranskripsian

Proses pentranskripsian merupakan langkah awal dalam kerja analisis

yang tujuannya adalah untuk mengubah bentuk bunyi musik ke dalam satu

lambang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nettl bahwa:

“transkripsi adalah proses menotasikan bunyi, mengalihkan bunyi menjadi simbol visual atau kegiatan memvisualisasikan bunyi musik kedalam bentuk notasi dengan cara menulisnya ke atas kertas”22.

Maka dalam hal ini penulis mencoba mendapatkan transkripsi lagu-lagu

RAPA’I PASEE dengan beberapa langkah yang penulis lakukan, diantaranya

sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan rekaman motif pukulan RAPA’I PASEE, penulis

merekam langsung motif pukulan dari pelaku (syeh) baik dalam proses

penelitian maupun dalam konteks petunjukannya di berbagai event

pertunjukan kesenian lokal maupun nasional.

22Brono nettle: The Study of Ethnomusicology: Twenty-nine issues and Concepts (Chicago

University Press, 1983.

Page 79: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

62

2. Rekaman tersebut didegarkan secara berulang-ulang agar mendapatkan

hasil yang maksimal dan kemudian ditranskripsikan ke dalam bentuk

notasi.

3. Ritem maupun melodi lagu dalam RAPA’I PASEE ditulis dengan notasi

barat agar dapat lebih mudah dimengerti karena dalam notasi barat tinggi

dan rendahanya nada, pola ritme, dan simbol-simbol terlihat lebih jelas

ditrasmisikan kepada para pembaca melalui tanda-tanda dalam garis

paradana.

Oleh karena kesenian RAPA’I PASEE ini hanya memiliki satu unsur

musik yaitu bentuk ritmis sebagai pola-pola atau motif tabuhan rapa’i nya , maka

dalam tulisan ini penulis menampilkan satu bentuk notasi secara rithmisnya. Pada

umumnya dalam budaya orang, notasi yang digunakan ialah konvensional barat.

Hal ini menjadi alternatif pilihan yang paling besar kemungkinannya digunakan,

terutama jika dalam budayanya musikal yang diteliti tidak tersedia sistem

penulisan notasi musik.

Dalam melalukan pentranskripsian, ada dua jenis fenomena musikal yang

biasanya menjadi persoalan bagi transkriptor: (1) fenomena yang tidak dapat

digunakan oleh simbol-simbol sistem notasi konvensional (barat), dan (2)

fenomena yang terlalu rumit (Inggris: detalend) untuk bisa dinotasikan. Persoalan

pertama dapat dipecahkan dengan menggunakan simbol-simbol tambahan,

sedangkan persoalan kedua pada umumnya tidak ada pemecahan. Hal ini dapat

dimengerti bila mengingat kerumitan bunyi musiknya seperti terjadinya

pengeseran-pengeseran tinggi rendahnya nada yang sangat halus pada saat sebuah

Page 80: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

63

nada dinyanyikan atau perbedaan yang begitu kecil dalam nilai (ritmis) diantara

nada yang nilainya lebih sama, dan lain sebagainya.

Sebagai mana dikemukakan oleh Seeger (1958), dalam melakukan

trasnkripsi terdapat dua jenis notasi musik berdasarkan tujuan dan

penggunaannya. Kedua notasi itu adalah, notasi preskriptif dan notasi deskriptif

dan karena itu pentranskripsianpun dibedakan atas transkripsi preskriptif (Inggris:

prescriptive) dan transkipsi deskriptif (Inggris: descriptive).

Transkripsi preskriptif ialah pencatatan bunyi musikal kedalam lambang

notasi dengan hanya menuliskan nada-nada pokoknya saja. Notasi seperti ini

umumnya dipakai hanyalah sebagai petunjuk bagi para pemusik atau sebagai alat

pembatu untuk si penyanyi supaya ia dapat mengingat (apa yang telah

dipelajarinya secara lisan). Sedangkan transkripsi deskriptif ialah menuliskan

bunyi musikal ke dalam lambang notasi (konvensional barat) secara detail

menurut apa yang ditangkap oleh indera pendengaran si transkriptor dengan

maksud untuk menyampaikan ciri-ciri dan detail-detail komposisi musik yang

belum diketahui oleh pembaca.23

Thee hazard are inherent in our pactices of writing music. The first lies in an assumption that the full auditory parameter of music is or can be represented by a partial visual parameter...upon a flat surface.

The second lies in ignoring the historical log of musicwriting behind speechwriting, and the consequent traditional interposition of the art of speech in thematching of auditory and visual signals in music writing. The third lies in ourhaving failed to distinguish between prescriptive and descriptive uses of musicwriting, which is to say, between a blue-print of haw a specific piece of musicshall be

23Charles Seeger. “Prescriptive music writing.” Musical Quarterly 44(1958), 184-195,

seperti yang dikutip oleh Nettl, Theory and Method, op. cit., 99.

Page 81: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

64

made to sound and a report of how a specific performance of it actuallydidsound.24

Dalam Webster’s Third New Internasaional Distionory of theAmerican

Language disebutkan bahwa analisis adalah pemisahan suatu kesantunan ke dalam

unsur-unsur fundamental atau bagian-bagian komponen24. Tujuannya adalah

untuk menguji sifat-sifat dan konotasi-konotasi dari sebuah konsep, ide, ataupun

wujud. Dengan demikian, hasil akhir dari sebuah analisis adalah pemisahan atas

sifat-sifat sebuah objek, baik dilihat secara keseluruhan maupun secara terpisah.

Selanjutnya, dari hasil analisis tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan,

menerangkan, mengujicoba, dan merancang bagian-bagiannya secara umum,

mengikuti logika keilmuan dan harus memiliki alasan-alasan tertentu yang jelas25.

Maka dalam penulisan notasi RAPA’I PASEE dari tesis ini, penulis

menggunakan metode traskripsi dan deskriptif, agar pembaca dapat mengetahui

secara detil susunan ryhtem dalam struktur kesenian RAPA’I PASEE ini dalam

metode notasi barat. Selain dengan mentraskripsikan secara deskriptif penulis

mencoba menganalisis musik secara kajian makna yang terkandung dalam motif

pukulan. Analisis musikal membicarakan setiap unsur-unsur bermakna tertuang

dalam sebuah musik. Dilakukanya analisis terhadap masing-masing unsur musikal

itu ialah karena ada tujuan untuk menjelaskan unsur bermakna tersebut. Namun

sebagaimana dikatakan oleh Nicolas Cook bahwa hingga saat ini belum ada

24PhilipB. Gove, Webster’s Third New International Dictionary of the American

Language (New York: The World Publishing Company, 1966), 77. 25Marcia Herndorn, “ Analisa Struktur Musik dalam Etnomusikologi.” Seperti naskah

terjemahan M. Takari, Perikutet Tarigan (Medan: Jurusan Etnomusicologi, Fakulas Sastra Universitas Sumatera Utara, 1994),4.

Page 82: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

65

metode analisi oral maupun formal tunggal yang sudah baku dan berlaku secara

umum yang dapat dipakai untuk menganalisis musik secara menyeluruh.

There is not any one fixem way of starting an analysis. It depends of the music, as wel as on wel as on the analyst and the reason the analysis is being done. But there is a presequisite to any sensible analysis, an this it familiarity with the music.26

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa analisis adalah suatu pekerjaan

lanjutan setelah selesai melakukan transkripsi komposisi musik. Melalui proses

analisis tersebut akan diperoleh gambaran tentang gaya atau prinsip-prinsip dasar

stuktur musikal dan yang tersembunyi di balik komposisi itu. Berkenaan dengan

gaya atau prinsip dasr struktur musical, Willy Apel mengatakan bahwa gaya

adalah unsur atau elemen penting yang sangat berhubungan dengan struktur suatu

komposisi. Unsur atau elemen dimaksud ialah bentuk (Inggris: from), melodi,

maupun ritmen atau irama.

Selanjunya, oleh Nettl dikatakan bahwa suatu komposisi musik di dalam

suatu tradisi musikal akan pula memiliki kumpulan karakter atau gaya yang sama

dengan karakter-karakter pada komposisi lainnya di dalam ruang lingkup tradisi

kebudayaan dimana musik itu berada27. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa gaya adalah elemen-elemen musikal yang dijadikan sebagai dasar atau

perangkat untuk membangun musik hingga menghasilkan sebuah komposisi

musik.

Dalam melakukan analisis, selain metode-metode di atas juga akan

digabungkan dengan metode weighted scale (“bobot tangga nada”) dari William

26Nicolas Cook, A Guide to Musical Analysis (london & Melbourne: J.M. Dent & Sons

Ltd 1987),237 27Bruno Nettl, Theory and Method, op.cit. 169

Page 83: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

66

P. Malm serta langkah-langkah description of musical compositions yang

ditawarkan oleh Bruno Nettl.

Malm mengatakan bahwa gaya musikal berkaitan dengan dua hal yang tidak

terpisahkan, yaitu melodi dan ritme atau ruang dan waktu. Unsur melodi berkaitan

dengan ruang, dimana setiap nada dalam garis melodi begerak sesuai dengan

tinggi rendahnya nada. Sementara ketinggian dan kerendahan nada mempunyai

durasi secara panjang dan pendek yang dalam hal ini merupakan hasil dari ritme.

Dengan perkataan lain, ritme berkaiatan dengan waktu, dimana setiap masa

melodi memiliki durasi yang berbeda-beda, dan dengan perbedaan durasi itulah

tercipta gerak melodi yang harmonis.

Unsur-unsur yang berkaitan dengan melodi terdiri dari, (1) tangga nada

(Inggris: modus), (2) nada dasar (Inggris: pitch centre), (3) wilayah nada (Inggris:

range), (4) jumlah nada-nada, (5) jumlah interval, (6) pola-pola kadensa, (7)

formula-formula melodi, (8) kontur, (9) durasi, (10) ritme, (11) frase dan kalimat,

serta (12) periode atau siklus. Yang berkaitan dengan dimensi waktu yaitu, (1)

tempo, (2) pulsa (3) ketukan, (4) pola dan motif, serta (5) birama.28

Dipihak lain Bruno Nettl mengatakan bahwa mendeskripsikan komposisi

musikal harus memperhatikan unsur-unsur berikut, (1) perbedaan nada, (2) tangga

nada (Inggris: modus), (3) tonalitas, (4) interval, (5) kantur melodi, (6) ritme, (7)

tempo, dan (8) bentuk.29

28Malm, op. cit., 7. 29 Netll, Theory and Method.op.cit., 145-149.

Page 84: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

67

Berkaitan dengan teori diatas maka penulis mentraskripsikan bentuk

ritmis serta menganalisis makna yang terkandung dalam kesenian RAPA’I PASEE

adalah sebagai berikut:

3.5 Notasi Ritem (Motif Pukulan) Pada Struktur Musik RAPA’I PASEE

Sebutan lagu pada pertunjukan RAPA’I PASEE adalah bentuk motif

pukulan, lagu yang dimaksud adalah bukan lagu dalam bentuk nyanyian atau

mempunyai lirik / syair, RAPA’I PASEE mempunyai timbre yaitu bunyi dum dan

teng, dum untuk suara rendah dan teng untuk suara tinggi, pemain RAPA’I PASEE

di desa Biara timu kecamatan jambo aye menyebut motif pukulan atau ritem

RAPA’I PASEE dengan sebutan lagu sa, lagu dua, lagu lhee, lagu limeung, lagu

tujoh, lagu sikureung dan lagu duablah. Dalam kesenian RAPA’I PASEE ini

sangat jelas menunjukan pola-pola ritem dan motif pukulan yang mencerminkan

kehidupan sosial dan semangat dalam batasan-batasan dan aturan ajaran agama

Islam.

Berikut ini penulis lampirkan struktur melodi dalam lagu yang ada dalam

kesenian RAPA’I PASEE sebagai bentuk transkripsi dalam metode musik barat,

diantaranya sebagai berikut:

3.5.1 Deskripsi ritem satu (Lagu sa)

Motif pukulan lagu sa dengan tempo sedang, dan motif repetisi

menunjukkan awal mulainya lagu dimainkan secara unison (dimainkan secara

Page 85: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

68

serempak), yang bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu bersiap-siap diawali

dengan do’a dalam berkegiatan atau melakukan aktivitas sehari-hari.30

Syeh

Rando

Canang

Gambar 3.7. lagu satu (lagu sa)

3.5.2 Deskripsi ritem dua (lagu dua)

Motif pukulan lagu dua dengan tempo lambat, dan motif repetisi yang

bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu sudah mulai melakukan aktivitas

sehari-hari.

Syeh

Rando

Canang

Gambar 3.8. lagu dua (lagu dua)

30Wawancara dengan Hasbullah

Page 86: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

69

3.5.3 Deskripsi ritem tiga (lagu lhee)

Motif pukulan lagu lhee dengan tempo sedang, dan motif repetisi yang

bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu sudah mulai melakukan aktivitas

sehari-hari dan adanya hambatan dan rintangan.

Syeh

Rando

Canang

Gambar 3.9. lagu tiga (lagu lhee)

3.5.4 Deskripsi ritem lima (lagu limeung)

Motif pukulan lagu limeung dengan tempo sedang, dan motif repetisi yang

bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu sudah mulai melakukan aktivitas

sehari-hari dan adanya hambatan serta rintangan dan bagaimana mencari

solusinya.

Syeh

Rando

Canang

Page 87: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

70

Sy

Rd

Cn

Gambar 3.10. lagu lima (lagu limeung)

3.5.5 Deskripsi ritem tujuh (lagu tujoh)

Motif pukulan lagu tujoh dengan tempo cepat, dan motif repetisi yang

bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu mencari solusi dan harus dapat

penyelesaiannya atau jalan keluar.

Syeh

Rando

Canang

Sy

Rd

Cn

Gambar 3.11. lagu tujuh (lagu tujoh)

Page 88: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

71

3.5.6 Deskripsi ritem sembilan (lagu sikureung)

Motif pukulan lagu sikureung dengan tempo cepat dan motif repetisi yang

bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam kehidupan sehari-hari pasti

ada permasalahan dan jalan keluarnya bisa dilakukan dengan bermusyawarah.

Syeh

Rando

Canang

Sy

Rd

Cn

Gambar 3.12. lagu sembilan (lagu sikureung)

3.5.7 Deskripsi ritem dua belas (lagu duablah)

Motif pukulan lagu duablah dengan tempo cepat dan motif repetisi yang

bermakna dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam kehidupan sehari-hari jika

bermusyawarah harus melibatkan orang yang dianggap tua atau tengku dalam satu

desa, disebut tuha peut atau tuha lapan bermakna orang yang dituakan agar semua

permasalahan dalam terselesaikan.

Page 89: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

72

Khusus motif pukulan lagu duablah diibaratkan dalam peperangan seperti suara

gemuruh tembakan dalam medan peperangan.31

Syeh

Rando

Canang

Sy

Rd

Cn

Gambar 3.13. lagu dua belas (lagu duablah)

31Ibid

Page 90: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

73

BAB IV

DESKRIPSI FUNGSI SOSIO BUDAYA RAPA’I PASEE : DI BIARA TIMU

JAMBO AYE PANTON LABU ACEH UTARA

4.1 Penggunaan dan Fungsi RAPA’I PASEE

4.1.1.1 Pengertian Penggunaan dan Fungsi

Untuk mengakaji suatu objek penelitian dalam dunia ilmiah tentunya harus

didasari pada suatu teori. Hal ini mejadi suatu keharusan bagi seorang ilmuwan di

seluruh dunia. Menurut Marckward32, pengertian teori adalah (1) Sebuah

rancangan atau skema pikiran, (2) Prinsip dasar atau penerapan ilmu pengetahuan,

(3) Abstrak pengetahuan yang antonym dengan praktik, (4) Rancangan hipotesis

untuk menangani berbagai fenomena, (5) Hipotesis yang mengarahkan seseorang,

(6) Dalam matematika adalah teorema yang menghadirkan pandangan sistematik

dari beberapa subjek, dan (7) Ilmu pengetahuan tentang musik. Jadi dengan

demikian teori berada dalam tataran idea atau gagasan seorang ilmuwan yang

kebenarannya secara empiris dan rasional telah diuji coba. Dalam dimensi waktu

teori-teori dari semua disiplin ilmu terus berkembang. Teori-teori yang

dipergunakan dalam mengkaji fungsi budaya, para pengkaji budaya menggunakan

teori fungsionalisme. Menurut Lorimer, teori fungsionalisme adalah salah satu

teori yang dipergunakan pada ilmu sosial yang menekankan pada saling

ketergantungan antara institusi-institusi dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat

tertentu.

32Marckward, Albert H, et al.(eds).1990. Webster Comperhensive Dictionary (volume 2)

chicago: ferguson Publising Company, h.1302.

Page 91: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

74

4.1.1.2 Pengertian Fungsi

Analisis terhadap suatu fungsi objek kebudayaan menjelaskan bagaimana

susunan sosial didukung oleh fungsi institusi-institusi seperti : negara, agama,

keluarga. Aliran dan pasar terwujud, sebagai contoh pada masyarakat yang

kompleks seperti Ameriaka Serikat, agama dan keluarga mendukung nilai-nilai

yang difungsikan untuk mendukung kegiatan politik demokrasi dan ekonomi

pasar. Dalam masyarakat yang lebih sederhana, masyarakaat tribal, partisipasi

dalam upacara keagamaan berfungsi untuk mendukung solidaritas sosial di antara

kelompok-kelompok manusia yang berhubungan kekerabatannya. Meskipun teori

ini menjadi dasar bagi para penulis Eropa abat ke-19, khususnya Emile Durkheim,

fungsionalisme secara nyata berkembang sebagai sebuah teori yang

mengagumkan sejak dipergunakan oleh Talcott Parsons dan Robert Merton tahun

1950-an. Teori ini sangat berpengaruh kepada para pakar sosialisasi Anglo-

Amerika dalam dekade 1970-an. Bronislaw Malinowski dan A. R. Radcliffe-

Brown, mengembangkan teori ini dibidang antropologi dengan memusatkan

perhatian pada masyarakat bukan barat. Sejak dekade 1970-an, teori

fungsionalisme dipergunakan pula untuk mengaji dinamika konflik sosial33.

Lebih lanjut Alan P. Merriam menjalankan dalam The Anthropology of

Music (Chicago: North Western University Press. 1964) mengemukakan beberapa

pandagan tentang fungsi suatu produk kebudayaan pada suatu tatanan kehidupan

masyarakat. Untuk mengkaji apa fungsi komunikasi seni pertunjukan, serta

bagaimana fungsi lagu dan tari dalam masyarakat, biasanya digunakan teori

33Lawrence T. Lorimer et al., 1991, Grolier Encyclopedia of knowledge (volume 1-20)

Danbury, Connecticut: Groller Incorporated. Vol. 18.h. 112-113.

Page 92: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

75

fungsionalisme. Teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan

pada ilmu sosial yang menekankan pada saling ketergantungan antara institusi-

institusi (pranata-pranata) dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu34.

Teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh

seorang pakar yang sangat penting dalm sejarah toeri antropologi, yaitu Bronislaw

Malinowski (1884-1942). Ia membedakan fungsi sosial dalam tiga tingkat abstrak

yaitu:

1. Fungsi sosial suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya terhadap adat,

perilaku manusia, dan pranata sosial yang lain dalam masyarakat;

2. Fungsi sosial suatu adat, pranata sosial, atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya terhadap

keperluan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya, seperti

yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang terlibat;

3. Fungsi sosial suatu adat atau pranata sosial pada tingkat abstraksi ketiga

mengenai pengaruh atau efeknya terhadap keperluan mutlak untuk

berlangsungnya secara terinteraksi suatu sistem sosial tertentu.

Dalam bidang komunikasi, ada beberapa pakar yang mengemukakan

pendapatnya mengenai fungsi komunikasi. Fungsi komunikasi memperlihatkan

arus gerakan yang seiring dengan masyarakat atau individu. Komunikasi berfungsi

menurut keperluan pengguna atau individu yang berinteraksi. Oleh karena itu,

fungsi komunikasi bisa dikaitkan dengan ekspresi (emosi), arahan, puitis, fatik,

34ibid

Page 93: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

76

dan metalinguitik yang berkaitan dengan bahasa. Secara umum fungsi komunikasi

terdiri dari empat kategori utama yaitu :

1. Fungsi untuk memberi tahu, artinya adalah melalui komunikasi

berbagai konsep atau gagasan diberitahukan kepada orang lain (penerima

komunikasi) dan penerima ini menerimanya yang kemudian dampaknya ia

tahu tentang gagasan yang dikomunikasikan tersebut. Akhirnya isi

komunikasi itu akan direspon oleh penerima, boleh jadi dalam bentuk

perilaku, balasan, dan lainnya. Pemberitahuan ini sangat penting dalam

konteks sosial kemasyarakatan. Misalnya orang yang diberitahu bahwa salah

seorang warganya meninggal dunia, melalui saluran komunikasi, seperti

dalam bentuk lisan atau bukan lisan seperti bunyi bedug dengan pukulan dan

irama tertentu, atau lambang-lambang, seperti bendera merah atau hijau di

depan rumah, dan lainnya. Akibatnya penerima komunikasi akan menafsir

pesan komunikasi dalam bentuk lisan dan bukan lisan tadi, kemudian datang

bertakziah ke tempat warganya yang meninggal dunia.

2. Fungsi komunikasi lainnya adalah mendidik. Artinya adalah bahwa

komunikasi berperan dalam konteks pendidikan manusia. Komunikasi

menjadi saluran ilmu dari seseorang kepada orang lainnya. Ilmu

pengetahuan dipindahkan dari seseorang yang tahu kepada orang yang

belum tahu. Berkat terjadinya komunikasi maka kelestarian kebudayaan

akan terus berlanjut antara generasi ke generasi, dan dampak akhirnya

masyarakat itu cerdas dan dapat mengelola alam melalui ilmu pengetahuan.

Page 94: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

77

3. Komunikasi juga berfungsi untuk mengubah pandangan manusia atau

membujuk khalayak untuk merubah pandangannya. Melalui komunikasi,

pandangan seseorang atau masyarakat dapat diubah, dari satu pandangan ke

pandangan lainnya. Apakah pandangan yang lebih baik atau lebih baik

buruk menurut standar norma-norma sosial. Dalam konteks bernegara

misalnya, pandangan yang tak sesuai dengan ideologi negara akan bisa

dipujuk untuk menuruti ideologi yang selaras dengan negara. Dalam konteks

ini umumnya suatu kabinet didalam negara, membentuk departemen

komunikasi, informasi, atau penerangan. Tujuan utamanya adalah memujuk

masyarakat bangsa itu untuk menurut untuk ideologi dan program-program

pembangunan yang dianut dan dilaksanakan oleh pemerintah.

4. Fungsi komunikasi lainnya adalah menghibur orang lain. Maksudnya

adalah bahwa melalui komunikasi seorang penyampai atau sumber

komunikasi akan menghibur orang lain sebagai penerima komunikasi yang

memang dalam konteks sosial diperlukan. Fungsi komunikasi sebagai sarana

hiburan ini akan dapat membantu seseorang atau sekumpul orang terhibur

dari beban sosial budaya yang dialaminya. Hiburan ini dapat berupa rasa

simpati sumber kepada penerima. Bentuknya boleh saja seperti ungkapan

verbal turut merasakan apa yang dirasakan penerima komunikasi atau juga

seperti bernyanyi, bermain musik, melawak, dan lain-lainnya. Dengan

demikian, melalui komunikasi terjadi hiburan yang juga melegakan diri dari

himpitan dan tekanan sosial. Demikian sekilas teori fungsionalisme

komunikasi dalam seni pertunjukan. Selanjutnya kita lihat bagaiman teori

Page 95: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

78

fungsionalisme dibidang antropologi serta bagaimana fungsi seni

pertunjukan.

Dalam konteks kajian budaya di Aceh, teori fungsionalisme atau kajian

fungsional ini dipergunakan dalam berbagai ilmu. Diantaranya adalah bidang

komunikasi di berbagai universitas35. Demikian pula halnya dibidang linguistik

dan sastra, yang dikenal dengan kajian linguistic systemic functional (LSF), yang

ditokohi oleh Halliday dan kawan-kawan. Termasuk di bidang seni digunakan

teori fungsi ini. Teori tersebut diterapkan oleh merriam dalam etnomusikologi,

dijelaskan bahwa pengertian fungsi dapat dibedakan dalam dua istilah, yaitu

pengguna dan fungsi. Jika kita berbicara tentang penggunaan musik, maka kita

merujuk pada kebiasaan (the ways) musik yang dipergunakan dalam masyarakat

sebagai praktik yang biasa dilakukan atau sebagai bagian dari pelaksanaan adat

istiadat baik ditinjau dari aktivitas itu sendiri maupun kaitannya dengan aktivitas-

aktivitas lain36. Selanjutnya Merriam menjelaskan fungsi musik dan kegunaan-

kegunaan musik dalam suatu masyarakat sering disadari dan diakui oleh para

pewaris musik itu sendiri, tetapi fungsi-fungsi musik dalam sebuah masyarakat

tidak bisa dimengerti oleh anggota masyarakat itu, tetapi harus diungkapkan oleh

peneliti dari luar37. Sedangkan kegunaan musik mencakup semua kebiasaan

memakai musik, baik sebagai suatu aktifitas yang berdiri sendiri maupun sebagai

iringan aktivitas lain. Misalnya, sebuah nyanyian dalam suatu masyarakat tertentu

biasanya dipakai oleh pemuda untuk merayu gadis idamannya (kebiasaan tersebut

merupakan kegunaan nyanyian itu). Sebagai contoh lain, suatu lagu dapat

35Takari, Muhammad., Seni Perubahan dan Makna, 2013 hal:13 36 ibid 37Wiliam P.Malm, Tradisional Japanese Music, 1959

Page 96: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

79

digunakan untuk memanggil para dewa pada upacara agama, sedangkan fungsinya

adalah sama dengan fungsi agama pada umumnya. Fungsi agama (kepercayaan)

barangkali dapat dikatakan menimbulkan rasa aman dan nyaman pada hati

manusia terhadap alam semesta38.

Dalam hal ini, kegunaan musik adalah menyangkut cara pemakain musik

dalam konteksnya, sedangkan fungsi musik menyangkut tujuan pemakaian musik

dalam pandangan luas. Berikut adalah tinjauan umum penggunaan musik

berdasarkan kategori-kategori yang diajukan Herkovits untuk pengklasifikasian

unsur-unsur budaya39:

a. Kategori pertama adalah kebudayaan material, yang dibagi dalam dua

bagian : teknologi dan ekonomi.

b. Kategori kedua adalah kelembagaan sosial, dibagi kedalam organisasi

sosial, pendidikan, dan sistem politik.

c. Kategori ketiga adalah hubungan manusia dan alam, dibagi kedalam

sistem kepercayaan dan pengendalian kekuatan.

d. Kategori ke empat adalah estetika, dibagi ke dalam seni rupa, Folklore,

dan musik. Maka disini hubungan musik dengan semua unsur kebudayaan

tersebut erat sekali.

e. Kategori ke lima adalah bahasa. Jelas bahwa bahasa yang terdapat dari

makna larik dan makna dari setiap lagu, berkaitan erat dengan musiknya.

Disamping itu, terdapat beberapa kasus dimana instrument musik seperti

38Alan.P.Merriam.1964. The Anthropology of Music.Chicago Nortwestern

University.H.210 39Melville J.Herskovits, continuity and Change in African Culture,1959

Page 97: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

80

gendang dan RAPA’I PASEE digunakan untuk menyampaikan pesan

melalui semacam ‘bahasa’ larik dan ritmisnya.

Apabila kita jabarkan menurut beberapa teori di atas maka ada sepuluh

fungsi musik yang dalam hal ini adalah fungsi utama musik yang dikemukakan

oleh Merriam, yaitu : fungsi pengungkapan emosional, fungsi penghayatan estetis,

fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi reaksi jasmani,

fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, fungsi pengesahan lembaga

sosial dan upacara agama, fungsi kesinambungan kebudayaan, dan fungsi

pengintegrasian masyarakat.

1. Fungsi Pengungkapan Emosional

Musik dalam hal ini mempunyai daya yang sangat besar sebagai sarana untuk

mengungkapkan rasa atau emosi para penyanyi dan pemain yang dapat

menimbulkan rasa atau emosi kepada para pendengarnya. Rasa yang diungkapkan

sangat beraneka ragam, termasuk rasa kagum pada dunia ciptaan Tuhan, rasa

sedih, rasa rindu rasa birahi (seksual) rasa kebanggaan terhadap tanah air, rasa

tenang, dan lain-lain. Sering kita lihat dalam beberapa tema tentang lagu-lagu

cinta, yang menggambarkan suatu keinginan seorang manusia (laki-laki) untuk

memiliki manusia lain (perempuan), kemudian ada juga yang melantunkan lagu

cinta yang menggambarkan tentang cintannya kepada tuhannya sebagai bentuk

penghayatan dalam meyakini suatu pandangan agamanya. Atau pengungkapan

rasa marah terhadap fenomena sosial yang menurut perasaannya tidak sesuai

dengan semestinya, misalnya banyaknya peperangan yang disaksikannya melalui

Page 98: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

81

media, ataupun melihat banyaknya para koruptor yang merusak tatanan kehidupan

bangsa, dan sebagainya.

2. Fungsi Penghayatan Estetis

Walaupun konsepsi penghayatan estetis terhadap beberapa masyarakat yang

perdabannya sudah tinggi melalui literature sebagai bahan referensinya seperti

masyarakat Barat (Eropa, Amerika), Timur (Arab, India, Cina, Jepang, Korea, dan

Indonesia). Akan tetapi kita belum bisa memastikan kalau konsepsi tersebut

terdapat pada masyarakat-masyarakat non-literate seperti pada masyarakat

pedalaman yang belum mengenal budaya baca tulis, karena dalam hal ini

pengayatan estetis baik terhadap pengungkapan rasa keindahan akan dilukiskan

atau dituliskan pada sebuah syair yang akhirnya menjadi sebuah gubahan lagu

untuk mengungkapkan rasa keindahan tersebut, baik yang berupa objek alam,

manusia, maupun keagungan tuhan.

3. Fungsi Hiburan

Fungsi hiburan tentunya sudah sangat jelas pada setiap masyarakat di dunia.

Musik dapat berfungsi sebagai alat hiburan. Maksudnya adalah bahwa melalui

komunikasi seorang penyampai atau sumber komunikasi akan menghibur orang

lain sebagai penerima komunikasi yang memang dalam konteks sosial diperlukan.

Sebagai sarana hiburan fungsi ini akan dapat membantu seseorang atau sekumpul

orang terhibur dari beban sosial budaya yang dialaminya. Hiburan ini dapat

berupa rasa simpati sumber kepada penerima. Bentuknya boleh saja seperti

Page 99: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

82

ungkapan verbal turut merasakan apa yang dirasakan penerima komunikasi atau

juga seperti bernyanyi, bermain musik, melawak, dan lain-lainnya. Dengan

demikian melalui komunikasi terjadi hiburan yang juga melegakan diri dari

himpitan dan tekanan sosial.

4. Fungsi Komunikasi

Secara umum komunikasi terdiri dari empat kategori utama yaitu: (1) fungsi

memberitahu, (2) fungsi mendidik, (3) membujuk khalayak mengubah pandangan

dan (4) untuk memberikan kenyamanan terhadap orang lain.

Tentu saja dalam hal ini syair dalam lagu yang dilantunkan melalui

pengolahan seni vokal yang menyampaikan pesan yang terkandung dalam teks

nyanyian merupakan sejenis komunikasi. Tetapi disamping itu, musik itu sendiri

(tanpa teks) dapat mengkomunikasikan sesuatu. Hanya saja kita belum

mengetahui apa sebenarnya yang dikomunikasikan oleh musik, bagaimana, dan

kepada siapa. Musik bukanlah suatu ‘bahasa universal’ yang dapat dimengerti

oleh siapa saja di mana saja karena setiap jenis musik lahir dan tumbuh pada suatu

masyarakat tertentu dengan kebudayaannya.

5. Fungsi Perlambangan

Pada semua masyarakat, musik dalam hal ini berfungsi sebagai lambang dari

hal-hal, ide-ide dan tingkah laku masyarakatnya, seperti misalnya dalam pukulan

RAPA’I PASEE dalam motif pukulannya menandakan untuk mengumpulkan

Page 100: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

83

masyarakat bermusyawarah, tanda bahaya, tanda orang meninggal dan tanda

bahwa berbuka puasa telah tiba.40

6. Fungsi Reaksi Jasmani

Fungsi ini adalah konsepsi ‘biologis’. Meskipun tidak ada hubungannya

dengan konteks sosial. Namun demikian, daya rangsang musik yang dapat

menggugah reaksi jasmani jelas dimengerti dan dimanfaatkan di dalam kehidupan

bermasyarakat. Sebagai contoh, kita sering melihat sebuah upacara ritual yang

dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat dengan adat tertentu yang menunjukan

gejala kesurupan (tranch, possession) yang hal ini sering kali diakibatkan oleh

musik dan gerakan tari dapat dirangsang oleh musik dalam beberapa suku dari

negara-negara yang ada di dunia terutama di Afrika, Amerika Tengah (Suku

Indian), Asia Selatan seperti India, Srilangka, Bangladesh, Asia Tenggara

(Thailand, Vietnam, termasuk Indonesia). Pengaruh musik terhadap hal ini banyak

dijumpai pada masyarakat khususnya di daerah pedalaman yang masih

menggunakan cara-cara tradisional dalam kegiatan sosial budayanya.

7. Fungsi yang Berkaitan Dengan Norma-Norma Sosial

Artinya adalah bahwa fungsi seni berperan dalam konteks pendidikan

manusia. Komunikasi menjadi saluran ilmu dari seseorang yang tahu kepada

orang yang belum tahu. Maka dalam hal ini kelestarian kebudayaan akan terus

berlanjut antara generasi ke generasi, dan dampak akhirnya masyarakat itu cerdas

40Hasil wawancara dengan Hasbullah mantan staf kebudayaan Kota Lhokseumawe pakar

seni

Page 101: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

84

dan dapat mengelola alam melalui ilmu pengetahuan baik itu pengetahuan tentang

sikap, dan tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tercipta suatu

tatanan masyarakat yang beradab yang memiliki nilai-nilai luhur yang

diyakininya.

Musik juga berfungsi untuk mengubah pandangan manusia atau membujuk

khalayak untuk merubah pandangannya. Melalui komunikasi, pandangan

seseorang atau masyarakat dapat diubah, dari satu pandangan ke pandangan lain.

Apakah pandangan yang lebih baik atau lebih buruk menurut standar norma-

norma sosial yang berlaku. Dalam konteks bernegara misalnya, pandangan yang

tak sesuai dengan ideologi negara akan bisa dibujuk untuk menuruti ideologi yang

selaras dengan negara. Dalam konteks ini umumya suatu kabinet di dalam negara,

membentuk departemen komunikasi, informasi, atau penerangan. Tujuan

utamanya adalah membujuk masyarakat bangsa itu untuk menuruti ideologi dan

program-program pembangunan yang dianut dan dilaksanakan oleh pemerintah.

Beberapa masyarakat memfungsikan musik dalam hal ini melalui lagu-lagu

yang bertujuan untuk pengendalian sosial dengan mengkritik orang-orang

menyeleweng dari kebiasaan-kebiasaan setempat yang melanggar nilai-nilai yang

menjadi norma sosial tersebut. Selain itu teks nyanyian yang di pakai untuk lagu

upacara inisiasi seringkali berupa nasehat bagi kaum muda untuk menaati

peraturan-peratutan adat. Fungsi ini adalah salah satu fungsi musik yang utama.

Page 102: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

85

8. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Agama

Dalam hal ini belum bisa memastikan sejauh mana musik berfungsi sebagai

pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan. Sistem-sistem agama

biasanya didukung dan disahkan oleh mitos-mitos dan legenda-legenda. Mitos dan

legenda itu sering kali dinyanyikan oleh masyarakat pendukungnya sebagai

bentuk pengakuan terahadap keabsahan lembaga sosial tersebut.

9. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Musik sebagai wahana mitos, legenda dan cerita sejarah, ikut

menyambungkan sebuah masyarakat dengan masa lampaunya. Sebagai wahana

pengajaran adat, musik menjamin kesinmbungan dan stabilitas kebudayaan

sampai enerasi penerus. Dalam hal ini musik dapat diwariskan kepada generasi

penerusnya sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai yang dibagun oleh suatu

pranata sosial masyarakat, kejayaan dan kemasyuran suatu bangsa. Dapat dilihat

dari perkembangan budaya termasuk perkembagan musiknya, seperti masyarakat

Eropa mewariskan musik klasik kepada anak-anaknya melalui pendidikan musik-

musik formal sehingga masyrakat dapat mempertahankan “budaya elegan”

terhadap pola hidup masyarakat seperti dalam sikap disiplin, pola pikir yang

terbuka, mau belajar, dan teliti. Pada masyrakat Islam, penebaran Agama Islam

melalui musik sarana dakwah dapat membuktikan bahwa fungsi kesinambungan

kebudayan telah berhasil menerapkan ideologi-ideologi dan pemahaman tentang

islam yang berasal dari Jazirah Arab hingga menyebar keseluruh dunia, termasuk

Indonesia melalui pandagan Asia.

Page 103: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

86

10. Fungsi Penginteraksian Masyarakat

Fungsi ini telah menjadi perhatian beberapa peneliti. Umpamanya menurut

Nketia, pada masyarakat Yoruba di Accra (Ghana, Afrika Barat), pertunjukan-

pertunjukan musik tradisioanal menimbulkan rasa kebersamaan dalam hati (para

peserta dan penonton), kebersamaan dalam suatu masyarakat yang mempunyai

satu sistem nilai satu gaya kehidupan dan satu gaya kesenian. Oleh karena itu,

musik dapat membangkitkan rasa solidaritas berkelompok. Dalam kasus lain

(antropolog) Radiclif-Brown menulis mengenai tarian dari pulau Andaman.

Tarian Andaman (dan lagu iringannya) merupakan suatu kegiatan dimana

semua anggota suatu masyarakat dapat menyatu dalam nada dan irama, dan

bekerja sama dengan rukun. Rasa senang timbul drai hati si penari sehingga dia

bersikap baik terhadap seluruh kawannya dan hatinya dipenuhi rasa persahabatan

yang meluap-luap. Dengan demikian, tarian Andaman menghasilkan suatu

kesatuan, kerukunan, dan keselarasan yang dapat diserahkan oleh setiap warga

masyarakat. Justru disini terletak fungsi sosial utama dari tarian.

Kesejahteraan (bahkan eksitensi) masyarakat bergantung pada kesatuan dan

keselarasan masyrakat. Oleh karena tarian adalah salah satu sarana untuk

menciptkan rasa kesatuan dan kesalarasan. Maka tarian merupakan sarana untuk

menjaga dan membina eksistenti dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini

teori difusi juga dipergunakan dalam mengkaji seni. Pada prinsipnya, teori ini

mengemukakan bahwa suatu kebudayan dapat menyebar ke kebudayaan lain

melalui kontak budaya. Karena teori ini berpijak pada alasan adanya suatu sumber

budaya, maka ia sering disebut juga dengan teori ini berpijak pada alasan adanya

Page 104: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

87

suatu sumber budaya, maka ia sering disebut juga dengan teori monogenesis (lahir

dari suatu kebudayaan). Lawannya adalah teori poligenesis, yang menyatakan

bahwa beberapa kebudayaan mungkin saja memiliki persamaan-persamaan baik

ide, aktivitas, maupun benda. Tetapi sejarah persamaan itu bukanlah menjadi

alasan adanya suatu sumber kebudayaan. Bisa saja persamaan itu muncul secara

kebetulan karena ada unsur universalitas dalam diri manusia.

Masyarakat bentuk dayung perahu hampir sama dimana-mana di dunia ini.

Namun itu tidak berarti bahwa ada satu sumber budaya pembentuk dayung perau.

Katakan lah dayung perahu berasal adari China Selatan. Teori ini banyak di

pergunakan oleh para pengkaji seni yang mencoba mencari adanya sebuah sumber

budaya. Dalam kajian seni, misalnya sebagian besar peneliti percaya bahwa zapin

besar dari Yaman. Hal ini didukung oleh fakta-fakta sejarah dan bukti-bukti

peningalanya di zaman sekarang ini dan persebaran kesenian ini ke berbagai

kawasan di Nusantara.

4.1.1.2 Penggunaan RAPA’I PASEE

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa jika kita berbicara tentang penggunaan

musik, maka kita merujuk pada kebiasaan (the ways) musik yang dipergunakan

dalam masyarakat sebagai praktik yang bisa dilakukan atau sebagai bagian dari

pelaksanaan adat istiadat. Baik ditinjau dari aktivitas itu sendiri maupun kaitannya

dengan aktivitas-aktivitas lain, maka dalam hal ini berbagai aktivitas

menunjukkan bahwa yang membawa pengaruh kebudayaan terutama pada

kesenian di Aceh. Jika kita menunjuk pada beberapa teori yang disampaikan oleh

Page 105: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

88

Herkovitc maka kegunaan kesenian RAPA’I PASEE terhadap masyarakat kesenian

di kota Panton Labu dapat diaplikasikan sebagi berikut, teori yang disampaikan

oleh Herkovitc peneliti sesuaikan dengan temuan di lapangan, peneliti akan

menjelaskannya sebagai berikut :

a. Pertama adalah kegunaan RAPA’I PASEE sebagai kebudayaan materil,

dimana terbagi dalam dua bagian yaitu teknologi dan ekonomi. Dalam hal

kebudayaan materil yang melibatkan unsur teknologi, hasil penelitian

lapangan alat musik RAPA’I PASEE tidak berpengaruh banyak terhadap

perkembangan teknologi dari zaman ke zaman baik dari cara pembuatannya

masih secara tradisional, bahan bakunya, bentuk dan ukuran tidak berubah

dalam hal struktur musiknya juga tidak ada penambahan teknologi musik

modern didalam pertunjukannya. Dalam hal ekonomi kesenian RAPA’I

PASEE tidak berdampak menguntungkan hanya kecil persentasenya bagi para

senimannya, hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa RAPA’I PASEE

hanya sebuah ajang pertunjukan seni sebatas kesenangan para seniman pada

dasarnya tidak ada unsur untuk mendapatkan penghasilan berupa bayaran,

melainkan hanya kepuasan bathin para seniman saja. Jika ada undangan

khusus dari pemerintah setempat untuk mempertunjukkan kesenian RAPA’I

PASEE para seniman dengan senang hati untuk menampilkannya, dan

pemerintah setempat hanya memberikan insentif secukupnya.

b. Kedua adalah kelembagaan sosial, dibagi kedalam organisasi sosial,

pendidikan, dan sistem politik. Dalam organisasi sosial kesenian RAPA’I

PASEE bagi masyarakat kota panton labu sebagai ajang silaturahmi dan

Page 106: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

89

menjalin ikatan persudaraan antar satu desa dengan desa lainnya, adanya

grup-grup kesenian RAPA’I PASEE yang telah lahir di sanggar-sanggar

sebatas desa saja, dalam dunia pendidikan sekolah-sekolah baik tingkat SD,

SMPmaupun SMA bahkan tinggkat perguruan tinggi di kota Panton Labu.

Dalam hal pendidikan RAPA’I PASEE hanya sebatas pengetahuan saja tidak

ada pertunjukan disetiap sekolah. Jika dilihat dari besarnya sebuah alat

RAPA’I PASEE yang digantung, hingga untuk dunia pendidikan sekolah tidak

dapat ditampilkan mengingat sulitnya dan terbatasnya kemampuan siswa-

siswa, guru- guru dan alat musik RAPA’I PASEE itu sendiri. Dalam hal

politik RAPA’I PASEE sekarang sudah dipertunjukan untuk kegiatan acara

politik pemilihan caleg, RAPA’I PASEE digunakan oleh oknum politik

sebagai media untuk mengumpulkan masyarakat dan pihak oknum politik

dengan mudah menyampaikan ideologi pemerintah dan seruan untuk memilih

atau menyoblos nomor calek tertentu, memprovokasi masyarakat agar

memilih pemimpin putra daerah asli Aceh untuk memimpin pemerintah, yang

pada dasarnya bahwa RAPA’I PASEE adalah murni sebuah bentuk kesenian

bukan alat politik atau untuk menyampaikan pesan politik yang seperti saat

sekarang ini.

c. Ketiga adalah hubungan manusia dan alam, dibagi kedalam sistem

kepercayaan dan pengendalian kekuatan. Dalam kaitanya dengan hal ini,

sangat jelas bahwa kesenian RAPA’I PASEE sebagai wujud kebudayaan Islam

yang mengajarkan pada masyarakat agar selalu bertakwa kepada Allah

Subhanahu Wata’ala, Tuhan yang menguasai alam dan Muhammad SAW

Page 107: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

90

sebagai utusan, yang dikomunikasikan melalui struktur musik dan makna

yang terdapat pada larik atau garis yang ada pada RAPA’I PASEE yang

kemudian diharapkan dapat diaplikasikan oleh masyrakat kedalam kehidupan

sehari-hari.

d. Keempat adalah estetika, dibagi dalam seni musik dan rupa. Maka di sini

hubungan musik dengan semua unsur kebudayaan tersebut erat sekali.

Sebagai sebuah seni pertunjukan RAPA’I PASEE tentunya memiliki estetika

tersendiri baik dalam struktur musiknya. Motif pukulan yang mengandung

makna semangat dalam peperangan dan dalam menjalani kehidupan sehari-

hari. Bunyi pukulan yang bervariasi dan suaranya besar hingga dapat

terdengar dari satu desa ke desa sebelahnya. Dalam estetika penataan

busananya yang dominan berwarna kuning agar menarik perhatian

penontonya. Dalam hal ini unsur seni rupa juga diperhatikan kemudian dalam

bagian bunyi musiknya dan makna larik atau garis yang terdapat pada RAPA’I

PASEE menunjukkan bahwa RAPA’I PASEE merupakan kebudayaan

masyarakat Islam yang menjunjung tinggi Nabi Muhammad SAW sebagai

pemimpinnya yang membawa umat manusia dari alam yang tidak ada ilmu

pengetahuan hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. RAPA’I

PASEE sebagai bentuk penampilan yang atraktif dan dinamis sehingga

sanggat menarik bagi masyarakat sebagai penonton dalam penampilannya.

5.1 Fungsi Kesenian RAPA’I PASEE

Merujuk pada pendapat Marriam bahwa dalam disiplin etnomusikologi

dikenal kajian penggunaan dalam fungsi (use and function) musik didalam

Page 108: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

91

kebudayaan. Kajian ini adalah selaras dengan pendapat Marriam bahwa ada

sepuluh fungsi musik dalam kebudayaan manusia dalam kebudayaannya, yaitu (1)

fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi pengkapan estetika, (3) fungsi

hiburan, (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi perlambangan, (6) fungsi reaksi

jasmani, (7) fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, (8) fungsi pengesahan

lembaga sosial dalam ucapan keagamaan, (9) fungsi kesinambuangan

kebudayaan, (10) fungsi pengiterasian masyarakat.

Maka dalam tesis ini penulis mencoba mengamplikasikan teori ini sebagai

pembahasan masalah dalam mengkaji fungsi sosial budaya kesenian RAPA’I

PASEE terhadap masyarakat kesenian di kota Panton Labu. Dari sepuluh fungsi

yang dirumuskan oleh Marriam, penulis hanya menemukan delapan fungsi

kesenian RAPA’I PASEE terhadap masyarakat kota Panton Labu diantaranya

adalah sebagai berikut :

5.1.1 Fungsi Penggungkapan Emosional

Menurut Marriam, musik mempunyai daya yang besar sebagai sarana untuk

mengungkapkan rasa atau emosi para penyayi dan pemain yang dapat

menimbulkan perasaan atau emosi kepada para pendengarnya. Rasa yang

diungkapaan sangat beraneka ragam, termasuk rasa kagum pada dunia ciptaan

Tuhan, rasa sedih, rasa rindu, rasa birahi (seksual) rasa tenang dan lain-lain.

Kadang-kadang pengungkapan emosi tersebut perlu untuk kesehatan jiwa karena

emosi negative yang tidak tersalurkan dalam kehidupan sehari-hari dapat

dituangkan dalam bentuk nyanyian.

Page 109: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

92

Dalam hal ini fungsi RAPA’I PASEE menunjukkan pengungkapan perasaan

bangga terhadap sejarah dan budaya Aceh yang dimiliki oleh masyarakat Aceh,

dan Islam sebagai agama dan pedoman hidupnya hingga digambarkan dalam

dinamika musiknya yang bersemangat dalam menjalani hidup sehari-hari. Oleh

karena itu, RAPA’I PASEE sering dijadikan sebagai pertunjukan andalan (selain

tari saman) untuk dibawa dan ditampilkan pada beberapa acara pada masyarakat

Aceh yang akhirnya perasaan bangga ini tidak hanya dimiliki oleh masyarakat

Panton Labu saja, akan tetapi masyarakat Aceh secara umum dan bangga

Indonesia secara luas.

5.1.2 Fungsi Penggungkapan Estetika

Estetika atau yang dikenal dengan teori keindahan adalah salah satu cabang

filsafat. Menurut Alexsander Bonganten, secara sederhana estetika adalah ilmu

yang membahas keindahan, keindahan tersebut merupakan keseluruhan yang

tersusun secara teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lain (beaty is on order of parts in their manual relations and in their

relation on the whole)41. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah

sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap

sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang

sangat dekat dengan filosofi seni28.

Seperti dijelaskan dalam ilmu budaya dasar bahwa meskipun awalnya suatu

yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun

41 Sujarwa “Manusia dan Fenomena Budaya ‘’Pustaka pelajar,2005: hal.54 28Alexander baungarten, “Aestethic of Philosopy”, disalur dari wiki pedia

Page 110: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

93

perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilain

terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Prancis keindahan berarti

kemampuan menyajiakan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa

maraknya di Stiil di Belanda, keindahan berarti pengakuan mengkomposisikan

warna dan ruang dan kemampauan mengabtrasi benda.

Manusia pada umumnya menyukai sesuatu yang indah, baik terhadap

keindahan alam maupun keindahan seni. Keindahan alam adalah keharmonisan

yang menanjukkan dari hukum-hukum alam yang dibukakan untuk mereka yang

mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan keindahan seni adalah

keindahan hasil cipta manusia (seniman) yang memiliki bakat untuk menciptakan

sesuatu yang indah. Pada umumnya manusia mempunyai perasaan keindahan.

Rata-rata manusia yang melihat sesuatu yang indah akan terpesona. Namun pada

hakikatnya tidak semua orang memiliki kepekaan terhadap keindahan itu, seperti

keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para filosof mulai dari zaman

Plato sampai zaman modern sekarang ini.

Teori tentang keindahan muncul karena mereka menganggap bahwa seni

adalah pengetahuan perspektif perasaan yang khusus. Keindahan juga telah

memberikan warna tersendiri dalam sejarah peradaban manusia. Oleh karena itu,

dalam tesis ini penulis akan membahas pengertian estetika sejarah perkembangan

estetika, serta hubungan antara manusia dengan estetika.

Konsep the beauty and the ugly berkembang lebih lanjut menyadarkan bahwa

keindahan tidak selalu memiliki rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai

penerimaan masyarakat terhadap ide yang dimunculkan oleh pembuat karya.

Page 111: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

94

Karena itulah selalu dikenal dua hal dalam penilaian keindahan, yaitu the beauty,

suatu karya yang memang diakui pihak memenuhi tanda keindahan dan the ugly,

suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan oleh masyarakat.

Biasanya dinilai buruk, maupun jika dipandang dari banyak hal ternyata

memperlihatkan keindahan.

Sejarah penilain keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni

pertama kali dibuat. Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi

adalah oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan,

dan kesantunan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-

aturan, kesimetrisan, dan keberadaan42.

Sebagai sebuah bentuk seni pertunjukan, RAPA’I PASEE mempunyai nilai

keindahan baik yang disajikan memalui macam-macam bunyi pukulan yang

diciptakan oleh para seniman Aceh. Dalam hal ini nilai estestis sebagi ungkapan

perasaan keindahan yang diungkapkan oleh masyarakat kesenian khususnya di

Panton Labu melalui ritme pukulan dan variasi pukulan yang bersemangat seperti

tempo marcia yang mewakili rasa semangat bagi pemain dan penikmatnya dalam

penataan busana sebagi pengungkapan lambang sosial diwakili oleh perpaduan

warna yang didominasi warna kuning keemasan yang melambangkan kejayaan

Aceh masa lalu dalam pertunjukannya.

Dalam estetika gerak tubuh pemain RAPA’I PASEE dituntut untuk bergerak

secara dinamis, tidak kaku, gerak cepat dan paling menjaga kekompakan dengan

tingkat konsentrasi yang tinggi sehingga struktur geraknya mempunyai makna

42ibid

Page 112: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

95

yang terkandung di dalamnya. Dalam estetika bentuk RAPA’I PASEE mempunyai

keindahan dari bidang atau ukuran RAPA’I PASEE yang besar dimainkan secara

digantung dalam satu grup terdapat 16 sampai 30 orang lebih dengan cara

memukulnya dengan kekompakan dan menghasilkan suara yang bergema besar,

suara yang dapat membangkitkan semangat baik dari para pemainnya dan

penontonnya.

5.1.3 Fungsi Hiburan

Pada setiap masyarakat di dunia, musik berfungsi sebagai alat hiburan hal ini

dapat dilihat dalam setiap penampilan kesenian tentunya selalu ada unsur-unsur

hiburan agar jenis kesenian tersebut dapat menarik penontonya. Demikian juga

halnya dengan penampilan RAPA’I PASEE. Ada beberapa hal yang dapat

dijadikan masyarakat yang menontonya merasa terhibur, seperti hal dalam rapa’i

tunang (Rapai yang dilombakan). Maka selain motif pukulan yang saling berbalas,

penonton dapat terhibur dengan gerak pemusiknya yang enerjik dan variatif dari

penampilannya, kemudian penataan kostum yang mencolok, dan intensitas

musikal yang dinamik.

5.1.4 Fungsi Komunikasi

Seperti yang telah dijelaskan di atas dalam teori fungsisonalisme bahwa

musik mempuyai fungsi komunikasi dimana fungsi komunikasi ini meliputi empat

katagori utama yaitu: (1) fungsi memberitahu, (2) fungsi mendidik, (3) membujuk

khalayak mengubah pandangan, dan (4) untuk memberikan bentuk kenyataan

terhadap orang lain.

Page 113: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

96

Dalam fungsi pertama yaitu fungsi memberitahu, maka dalam hal ini bentuk

RAPA’I PASEE ini sebagai mana awal terbentuknya mempunyai isi pesan yang

disampaikan oleh para ulama kepada umatnya untuk menjelaskan tentang ajaran

Islam sebagai sarana dahwah maka dalam setiap penampilan seni RAPA’I PASEE

saat ini pun tidak jauh berbeda. RAPA’I PASEE mempunyai isi pesan dan makna

di dalam penyajiannya. Adapun pesan yang disampaikan adalah berupa makna

larik yang terdapat pada RAPA’I PASEE sedangkan musik RAPA’I PASEE untuk

mengajak umat Islam agar selalu bersemangat dan ikut berselawat untuk kepada

Nabi Muhammad SAW yang kemudian mengajak umat Islam untuk menjalankan

syariat Islam, dan nasehat-nasehat dari endatu (nenek moyang) tentang kebaikan

dalam hidup.

Dalam fungsi kedua yaitu fungsi mendidik. Dalam permainan RAPA’I

PASEE mendidik dalam disiplin, mendidik masyarakat untuk dapat menjalankan

kebaikan-kebaikan dalam kehidupan seperti besikap sopan suatu dalam beretika,

menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungannya, bersikap baik pada tetangga,

tidak berbuat maksiat yang manggar aturan agama serta adat industri, dan

sebagainya.

Sebagai fungsi ketiga dalam komunikasi yaitu membujuk khalayak untuk

mengubah pandangan, maka RAPA’I PASEE berfungsi sebagai media persuasif

terhadap pola pikir dan cara pandang masyarakat terhadap situasi dan kondisi

tertentu, misalnya bagi pemerintah melalui kesenian RAPA’I PASEE difungsikan

sebagai media penyampain pesan dalam situasi konflik politik yang terjadi di

Aceh bahwa masyarakat Aceh diharapkan dapat kembali berinteraksi dengan

Page 114: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

97

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengurungkan niatnya untuk

memisahkan diri (disintegrasi) sebagai negara Aceh merdeka. Situasi ini

menimbulkan konflik politik yang berkepanjangan di Aceh selama puluhan tahun

dan banyak memakan korban jiwa baik di kalangan aparat militer maupun

masyarakat sipil hal ini tentunya sangat merugikan bangsa. Maka RAPA’I PASEE

berfungsi sebagai media untuk membujuk masyarakat terutama yang tergabung

dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk dapat kembali ke pangkuan Negara

Republik Indonesia.

Fungsi komunikasi keempat yaitu untuk memberikan kenyamanan terhadap

orang lain. Dalam hal ini penampilan kesenian RAPA’I PASEE mampu menghibur

penontonnya dalam gerakan-gerakan pemusiknya yang dinamis dan atraktif serta

motif pukulan yang bervariasi menimbulkan rasa semangat membara dengan

pihak lawan jika RAPA’I PASEE ini dipertandingkan (tunang). Sehingga respon

penonton begitu antusias terhadap penampilan dan menjadikan rasa nyaman bagi

yang menyaksikan.

5.1.5 Fungsi Perlambangan

Pada semua masyarakat, musik berfungsi sebagai lambang dari hal-hal, ide-

ide dan tingkah laku sehingga dapat diaplikasikan dalam sebuah karya yang

mempunyayi makna, ide-ide yang dapat difungsikan sebagai fungsi komunikasi

yang dapat ditangkap oleh penontonnya.

Dalam penampilan RAPA’I PASEE, ide-ide dan gagasan tertuang dalam

bentuk motif pukulan rapa’i yang dimainkan oleh penaboh (pemusik) yang

memiliki simbol-simbol yang melambangkan suatu makna tertentu yang ingin

Page 115: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

98

disampaikan oleh penyajinya. Dalam hal ini penulis menujuk pada teori semiotik.

Menurut Peice seorang tokoh teori semiotik mengemukakan teori segi tiga makna

atau tiangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sing),

object, dan interpretant. Tanda adalah suatu yang berbentuk fisik yang dapat

ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan suatu yang merujuk

(mepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri

dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang muncul dari

perwakilan fisik), dan indeks) tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).

Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks

sosial yamg menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda43.

Seorang tokoh teori semiotik lainnya Ferdinand de Saussure (1857-1913)

mengembangkan dalam teori semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu

penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai bentuk atau

wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur atau seni rupa. Sedang

pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi atau nilai-

nilai yang terkandung di dalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure

adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut

dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari

relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan konvensi tertentu.

Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut30. Bangan

berikut tentang tanda (sign) yang dikemukakan oleh Ferdianand de Soussere31.

29(Sentosa, 1993:10) dan (Pudentia,2008:323). 30(Culler, 1996:7) 31 Djajasudarman, 1993:23.

Page 116: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

99

Dari kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa kaitanya pembahasan ini

RAPA’I PASEE adalah mempunyai fungsi perlambangan yang diungkapkan oleh

penciptanya yang disampaikan penyajian melalui bentuk motif pukulan yang

melambangkan suatu gagasan-gagasan disiplin dan menimbulkan semangat rasa

patriotisme. Demikian halnya dengan larik yang ada pada pinggiran kayu RAPA’I

PASEE ini tedapat simbol-simbol yang melambangkan ide dan gagasan yang

mempunyai makna dalam penyajiannya.

5.1.6 Fungsi Berkaitan dengan Norma Sosial

Pada masyarakat Aceh kesenian RAPA’I PASEE berperan dalam membentuk

masyarakat yang saling menghargai, kerja sama, disiplin dan menumbuhkan rasa

semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari bertujuan untuk pengendalian

sosial dengan mengkritik orang-orang menyeleweng dari kebiasaan-kebiasaan

setempat berupa nasehat bagi kaum muda untuk menaati peraturan dalam

masyarakat.

5.1.7 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan

Menurut Marriam, musik adalah sebagai wahana mitos, legenda dan cerita

sejarah, ikut menyambungkan sebuah masyarakat dengan masa lampaunya.

Sebagai wahana pengajaran adat, musik menjamin kesinambungan dan stabilitas

kebudayaan sampai generasi penerus. Dalam hal ini musik dapat diwariskan

kepada generasi penerusnya sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai yang

dibagun oleh suatu pranata sosial masyarakat, kejayaan dan kemasyuran suatu

bangsa. Merujuk pada pendapat tersebut, jika dikaitkan dengan sikap

Page 117: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

100

masyarakatan Aceh pada umumnya Junus Melalatoa mempunyai pandangan

sebagai berikut:

masyarakat Aceh pada umumnya sangat bangga akan nilai-nilai kegemilanagan sejarah masa lalunya. Warga Aceh khususnya dan kelompok masyarakat “asal” lainnya dalam komunitas Nanggroe Aceh Darussalam umumnya memiliki kesadaran sejarah amat kuat. Mereka cenderung mengingat dan mengembangkan masalalu yang pernah gemilang, makmur, sejahtera, maju meskipun dibumbui pengalaman-pengalaman pahit. Semua itu telah melahirkan tonggak-tonggak sejarah bermakna besar bagi mereka dan bahkan bagi bangsa Indonesia umumnya tonggak sejarah dan pemahaman yang amat berharga bagi mereka adalah pengetahuan dan nilai-nilai yang bertumbuh kembang setelah masuknya ajaran Islam ke Aceh. Melalui proses enkulturasi semua ini merasuk dalam terinternalisasi kedalam diri mereka yang kemudian mengalir ke dalam berbagai aspek kehidupannya yang pada akhirnya mereka merasa memilikinya sebagai unsur identitas (Melalatoa, 1997:220-221).44

Dari pandagan tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan berkembangnya

musik RAPA’I PASEE di Panton Labu adalah suatu bukti bahwa kesenian tersebut

mempunyai fungsi sebagai kesinambungan kebudayaan rapa’i yaitu musik dari

Baghdad yang dibawa oleh Syeh Rifa’i yang bertujuan untuk berdakwah dan

menyebarkan agama Islam melalui kesenian alat musik rapa’i. Pesan-pesan telah

sampai secara kesinambungan melalui berbagai cara dalam dakwah melalui para

sahabat nabi, keluarga nabi, para ulama dari waktu lampau (20 abad yang lalu)

dan dari tanah Mekkah (Jazirah Arab) maupun meneyebar dan bertahan di bumi

Serambi Mekah ini sehingga berkembang melalui bentuk kesenian RAPA’I

PASEE saat ini yang telah melewati beberapa generasi-generasi baik yang

44Melalatoa, Junus: “Aceh kembali kemasa depan”. Memahami Aceh Sebuah perspektif

budaya 2005.

Page 118: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

101

bersumber dari Jazirah Arab sampai akhiranya berkembang di daerah asalnya

Samudera Pasai hingga berkembang di kota Panton Labu.

5.1.8 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

Dalam fungsi penginterasian masyrakat, kesenian RAPA’I PASEE adalah

sebagai media untuk pemersatu antarkelompok masyarakat baik dalam tatanan

lingkungan sosial seperti gampong-gampong maupun mukim. Dalam hal ini

RAPA’I PASEE disajikan dalam bentuk-bentuk perlombaan (tunang) dengan

teknik penampilan berbalas pukulan melalui isi pesan sehingga dengan adanya

pertandingan RAPA’I PASEE ini masyarakat antarkelompok saling berdatangan

dan bertemu kemudian melakukan permainan kesenian rapa’i ini secara

bergantian dan disaksikan oleh masyarakat dari daearah masing-masing sebagai

pendukungnya. Hal ini menunjukkan pengintegritas masyarakat Aceh melalui

kesenian RAPA’I PASEE yang menonjolkan kekhasan budayanya.

Aceh dikenal dalam sejarahnya sebagai daerah yang sering mengalami

konflik sejak zaman kerajaan Sultan Iskandar Muda berkuasa hingga perebutan

tahta di konsultan. Disusul dengan penjajahan kolonial Belanda dan Jepang serta

dilanjutkan dengan konflik horizontal (seperti perang cumbok45) dan disintegrasi

antara pemerintah Republik Indonesia (pada masa orde lama dan orde baru),

hingga masa reformasi (2000-2005). Aktivitas kesenian mengalami kemunduran

akibat konflik-konflik tersebut hingga munculnya tragedi kemanusiaan yaitu

bencana gempa dan Tsunami yang melanda sebagai besar wilayah pesisir timur

31Perang cumbok adalah konflik horizontal yang melibatkan sesama masyarakat Aceh

antara kaum Teuku (bangsawan) dan Teungku (kalangan ulama/cendikiawan Islam) akibat adu domba penjajah Belanda.

Page 119: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

102

(Banda Aceh) yang menimbulkan kerusakan yang sangat dahsyat. Ratusan ribu

korban jiwa menjadi korban. Dunia pun turut berempati dan merokonstruksi

kepada Aceh yang sedang mengalami kerusakan pada saat itu. Hal ini menjadi

momentum bagi perdamaian antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan menandatanagani perjanjian damai di kota

Helsinky-Finlandia pada tanggal 15 agustus 2005.

Dalam mensosialisasikan perdamaian kepada rakyat Aceh, maka perlu

adanya pendekatan kebudayaan sebagai media sosialisasi tersebut. Dengan hal ini

seni RAPA’I PASEE khususnya rapa’i uroh yang berasal dari daerah Pase Aceh

Utara sebagai media dan simbol perdamaian dalam kampanye damai yang

dilakukan oleh pemerintah RI dan GAM. Masyarakat Aceh menyambut di

sepanjang jalan dengan menabuh rapa’i secara massal di setiap daerah rawan

konflik yang dilewati oleh tim kampanye damai tersebut. Maka di sini sangat jelas

fungsi dan peranan RAPA’I PASEE sebagai local wisdom (kearifan lokal) untuk

mewakili kebudayaan masyarakat Aceh khususnya kota Panton Labu.

Page 120: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah penulis mendeskripsikan secara rinci dari bab I sampai bab V, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: seperti yang dikemukakan dalam

pokok permasalahan bahwa penelitian mendeskripsikan struktur musik dan fungsi

sosial budaya serta pada seni pertunjukan tradisional RAPA’I PASEE sebagai

bentuk kesenian yang menggunakan alat musik tradisional Aceh yang merupakan

kebudayaan masyarakat Aceh pada umumnya dan khususnya masyarakat di kota

Panton Labu. Kesimpulan ini juga menjadi hasil penelitian yang penulis lakukan

dalam mengkaji kesenian RAPA’I PASEE dalam kebudayaan masyarakat kota

Panton labu Aceh Utara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

Struktur musik RAPA’I PASEE yang terdiri motif pukulan yang mempunyai

warna suara (timbre) dum dan teng, bunyi dum terdengar lebih rendah dan bunyi

teng terdengar tinggi, bentuk pukulan RAPA’I PASEE terdiri dari lagu sa yang

menunjukkan awal mulainya sebuah permainan musik yang bermakna dalam

kehidupan sehari-hari yaitu bersiap-siap diawali dengan do’a dalam berkegiatan

atau melakukan aktivitas sehari-hari, lagu dua yang bermakna dalam kehidupan

sehari-hari yaitu sudah mulai melakukan aktivitas sehari-hari, lagu lhee yang

bermakna dalam kehidupa sehari-hari yaitu sudah mulai melakukan aktivitas

sehari-hari dan adanya hambatan dan rintangan, lagu limeung yang bermakna

dalam kehidupan sehari-hari yaitu sudah mulai melakukan aktivitas sehari-hari

Page 121: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

104

adanya hambatan dan rintangan dan bagaimana mencari solusinya, lagu tujoh

yang bermakna dalam kehidupan sehari hari yaitu mencari solusi dan harus dapat

menyelesaikannnya atau mencari jalan keluar, lagu sikureung yang bermakna

dalam kehidupan sehari-hari pasti ada permasalahan dan jalan keluarnya bisa

dilakukan dengan bermusyawarah, dan lagu duablah yang bermakna dalam

kehidupan sehari-hari jika bermusyawarah harus melibatkan orang yang dianggap

tua atau tengku dalam suatu desa disebut tuha peut atau tuha lapan bermakna

orang yang dituakan, agar permasalahan dapat terselesaikan. Motif pukulan-

pukulan RAPA’I PASEE mencerminkan kebersamaan dan semangat perjuangan.

RAPA’I PASEE mempunyai delapan fungsi hasil penelitian lapangan dari

sepuluh fungsi yang dikemukakan oleh Merriam. Tidak semua fungsi sesuai

dengan RAPA’I PASEE ini. Fungsi-fungsinya sebagai: (1) Kesenian RAPA’I

PASEE mempunyai fungsi penghayatan estetis baik pada pemainnya sebagai

pelaku, yang kemudian dapat menarik penonton sehingga masyarakat dapat

menikmati keindahan dari gerak, musik dan keunikan dari ukuran RAPA’I PASEE

yang besar digantung dan dipukul dengan tangan. (2) RAPA’I PASEE mempunyai

fungsi sebagai hiburan terhadap pemain dan masyarakat penontonnya. (3) Pada

fungsi komunikasi RAPA’I PASEE adalah sebagai media mengumpulkan

masyarakat untuk menyampaikan pesan tentang ajaran islam dan semangat

patriotisme. (4) Pada fungsi perlambangan RAPA’I PASEE mempunyai simbol-

simbol dalam larik-larik yang ada pada baloh (kayu) Rapa’i yang menggambarkan

pesan-pesan simbol ajaran Islam, peraturan-peraturan norma adat istiadat, dan

musyawarah. (5) Pada fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, kesenian

Page 122: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

105

RAPA’I PASEE merupakan pengungkapan nila-nilai adat dan hukum agama agar

masyarakat kota Panton Labu dapat menjalankannya dalam kehidupan sosial

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah kota melalui undang-

undang atau qanun yang telah dibuat oleh lembaga legislatif kota Panton Labu,

yang disampaikan melalui pesan-pesan syiar kesenian RAPA’I PASEE sebagai

media sosialisasi kepada masyarakat. (6) Sebagai fungsi kesinambungan budaya,

RAPA’I PASEE merupakan kesenian tradisional yang sudah diwariskan secara

turun-temurun kepada generasinya, (7) pada fungsi pengintegrasian masyarakat,

RAPA’I PASEE dapat menyatukan masyarakat kota Panton Labu yang multietnik

dan multikultur melalui pertunjukan tunang (lomba) sehingga setiap masyarakat

daerah yang mempunyai kelompok rapa’i tersebut. (8) Fungsi emosional apabila

dilihat dari motif ritem yang enerjik, serentak, dan penuh semangat dalam tempo

irama musiknya yang perlahan dari lambat, sedang dan cepat sehingga membawa

emosi penonton untuk turut bersemangat dalam mengapresiasinya dan menerima

pesan-pesan yang terkandung dalam permainan musiknya.

Dari dimensi fungsi sosial budaya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

motif pukulan yang terdapat pada kesenian RAPA’I PASEE mengandung nilai-

nilai sosial budaya dan ajaran agama islam, yang menjadi dasar bagi pola hidup

masyarakat kota Panton labu, yang terdiri dari berbagai multi etnis dan agama

sebagai sebuah masyarakat Urban tentunya bergandengan tangan dalam

membangun. Para pemain RAPA’I PASEE ini mencerminkan kebersamaan sosial

budaya dalam rangka menjabarkan ajaran Islam Habluminannas (hubungan antara

sesama manusia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama).

Page 123: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

106

7.2. Saran

Harapan penulis, semoga para seniman di Aceh khususnya Aceh Utara kota

Panton Labu dapat bersinergi dengan pemerintah melalui Departemen Budaya dan

Pariwisata dalam menggalakkan aktivitas kesenian sebagai bentuk pemberdayaan

masyarakat kesenian dan potensi wisata budaya di Aceh Utara kota Panton Labu.

Dengan harapan kesenian tradisional ini hidup dan terus berkembang perlu lebih

dikembangkan terhadap fungsi secara intens di dalam masyarakat. Untuk itu Dinas

Budaya dan Pariwisata perlu melakukan dokumentasi akademis dan santifik,

menyelenggrakan seminar tentang kesenian RAPA’I PASEE secara kontinu dan

berkala serta menunjukkan kesenian tersebut sesuai dengan fungsinya di

masyarakat atau difungsikan untuk kepentingan dunia wisata.

Selain perguruan tinggi yang ada dalam mengelola ilmu seni, seperti

Departemen Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara, sendratasik Universitas

Negeri Medan, Univeristas Syah Kuala Banda Aceh, Universitas Malikulsaleh

Lhokseumawe, pemerintah perlu membangun sebuah institut seni di Banda Aceh

sebagai lembaga yang akan mengkaji, meneliti dan mendokumentasikan kesenia-

kesenian yang ada di kawasan ini. Sebagai upaya melestarikan kekayaan khasanah

sebi budaya Aceh dan sebagai bahan literatur bagi perkembangan kesenian Aceh

selanjutnya. Dengan demikian masyarakat Aceh khusunya akan sadar budaya dan

menjadi insan seutuhnya yang diridhai Allah keberadaannya di dunia ini.

Page 124: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

107

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Beneditct, Ruth. 1962. Pola-Pola Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Rakyat. Bent, Ian. 1987. Analysis. New York : Macmiian Press. Budhi, Santoso, S. 1984. Upacara Tradisional Kedudukan dan Fungsinya dalam

Kehidupan Masyarakat dalam Analisa Kebudayaan, Tahun IV Nomor 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud RI. 1976. Petunjuk Pelaksanaan Penelitian dan Upacara Perkawinan. Jakarta. Pusat Sejarah dan Budaya. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni. Dewi, Rita. Rapai Pasee pada Masyarakat Aceh di desa Lam Awe Kecamatan

Syamtalira Aron: Analisis Musik Dalam Konteks Pertunjukan (Skripsi Sarjana), Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Satra, Universitas Sumatera Utara.

Hartoko, Dick. 1983. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius. HasanHusein, T.A.Drs. dkk. 1984. Upacara Tradisional Daerah Istimewa Aceh.

Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek IDKD Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Hasjmy. A. 1983. Kebudayaan Aceh dalam Sejarah : Jakarta: Penerbit Benua Aceh Dalam Angka.

Hasjmy.A, 1990. Kebudayaan Aceh dalam Sejarah. Jakarta : Penebit Benua. Aceh Dalam Angka

Hoesin, Muehammad. 1978. Adat Aceh. Banda Aceh: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Http//www.Waspada_co_id Seni dan Budaya. Tubuh-Tubuh Visual yang Ornamentik.

Koentjaraningrat. 1967. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. Koentjaraningrat.1980. Metode-Metode Antropologi dalam Penyelidikan

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Djambatan. Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian

Rakyat. Koentjaraningrat. 1990. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pusat Utama. Kuntowijoyo. 1975. Pembangunan Pariwisata di Daerah Istimewa Aceh. Proyek

Pembinaan Kepariwisataan Sekretariatan Wilayah Daerah Istimewa Aceh.

Kuntowijoyo. 1977. Pembangunan Pariwisata di Daerah Istimewa Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Pariwisata.

Page 125: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

110

LAMPIRAN

Foto : Wawancara dengan narasumber Tgk. Razali di desa Jambo Aye Panton Labu Aceh Utara

Foto : Wawancara dengan narasumber Tgk. Razali di Desa Jambo Aye Panton Labu Aceh Utara

Page 126: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

111

Foto : Nama grup Rapa’i Pasee di desa Jambo Aye Panton Labu Aceh Utara

Foto : Nama grup rapa’i pasee di Desa Jambo Aye Panton Labu Aceh Utara

Page 127: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

112

Foto : Narasumber menjelaskan makna larik pada rapa’i pasee

Foto : Pertunjukan rapa’i pasee

Page 128: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI SOSIO BUDAYA … · analisis struktur musik dan fungsi sosio budaya rapa’i pase di biara timu jambo aye aceh utara provinsi aceh tesis oleh angga

113

Foto : Pertunjukan rapa’i pasee