Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk

33
Strategi Perusahaan Reggy Wijaya Tony Darmawan Universitas Pelita Harapan Dosen: Rudy V. Silalah

Transcript of Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk

Strategi Perusahaan

• Reggy Wijaya

• Tony Darmawan

U n i v e r s i t a s P e l i t a H a r a p a n

Dosen: Rudy V. Silalahi, MT

Latar Belakan

g

The Strong One doesn’t win, the One who Wins is Strong

STRATEGYINTERNAL EXTERNAL

Perkembangan Industri

Persaingan Tinggi

Batasan Masalah

WAKTU PENELITIAN

SUMBER DATA

Tujuan

•Memahami langkah-langkah dalam menentukan strategi perusahaan yang tepat untuk diterapkan,•Mengetahui jenis strategi yang tepat untuk diterapkan PT

Garuda Indonesia sebagai rekomendasi, dan•Memenuhi nilai akhir mata kuliah Strategi Perusahaan pada

Universitas Pelita Harapan

PENGUMPULAN DATA

Sesuai urutan data yang ingin diolah terlebih dahulu.Lokasi : Universitas Pelita Harapan, rumah & tempat lainnya yang

mendukung fasilitas Wi-FiWaktu : 2 September – 19 November 2015

Metodologi Penelitian

PENGOLAHAN DATAINPUT Stage – MATCHING Stage – DECISION Stage

Company Profile

1928 1945

2011Dibentuk oleh pemerintahan Belanda dengan nama KNILM (Royal Dutch Indies Airways)

Mulai beroperasi dengan nama Garuda Indonesia

Menjadi perusahaan Terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA

Company ProfileVisiMenjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

MisiSebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

Struktur Organisasi

Porter’s Five Forces

Potential Threat of New Entrants

Porter’s Five Forces

The Bargaining Power of Buyer

Porter’s Five Forces

The Bargaining Power of Supplier

Porter’s Five Forces

The Threat of Substitute Products and Services

Porter’s Five Forces

The Intensity of Rivalry among Competitors in an Industry

Penerapan StrategiJenis Strategi

PenerapanAnalisis

Ya Tidak1. Integration Strategy

Forward Integration

Garuda Indonesia pada mulanya dilarang untuk melakukan forward integration. Pada 2003, Garuda Indonesia di denda 1 Milliar oleh pemerintah dikarenakan terbukti melanggar undang-undang mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ketika melakukan perjanjian dual access dengan PT Abacus. Namun hingga saat ini, PT Abacus Distribution System dan Garuda Indonesia Holiday France S.A.S Indonesia telah menjadi anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dibidang penyedia layanan travel.

Backward Integration

Garuda Indonesia memiliki anak perusahaan yaitu PT GMF Aero Asia yang bergerak dibidang perawatan pesawat dan menjadi penyedia suku cadang bagi pesawat-pesawat.

Horizontal Integration ✔

PT Garuda Indonesia membentuk PT Citilink Indonesia untuk bersaing di kelas penerbangan low-cost carrier

2. Intensive Strategy Market Penetration

PT Garuda Indonesia tentu saja melakukan penetrasi kedalam pasar melalui berbagai media untuk memberikan promosi-promosi dan juga pelayanan yang menarik. Tercatat pada laporan tahunan tahun 2014, beban usaha untuk promosi, tiket, dan penjualan mencapai Rp354,841,560

Penerapan Strategi

Market Development

Pengembangan pasar dengan cara memperluas jangkauan pelayanan sudah menjadi salah satu rencana pokok PT Garuda Indonesia yaitu dengan menambah rute-rute penerbangan baru.

Product Development

Garuda Indonesia saat ini memberikan layanan Immigration on Board yang memudahkan proses imigrasi penumpang sebelum mendarat.

3. Diversification Strategy Horizontal Diversification

Garuda Indonesia melakukan diversifikasi horizontal dengan membentuk PT Aero Wisata untuk mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata (Hotel, Catering Service, transportasi darat, dan lain lain).

Penerapan Strategi

Concentric Diversification

Garuda Indonesia memiliki bidang pelayanan yang lebih spesifik yaitu dengan adanya fasilitas first class yang memiliki pelayanan berkualitas dan banyak keuntungan lainnya. Selain itu Garuda Indonesia juga terus mengembangkan rute-rute penerbangan baru dan juga memiliki anak perusahaan PT Citilink yang bergerak di bidang penerbangan low-cost

Conglomerate Diversification ✔ Tidak ada

Penerapan Strategi

4. Defensive Strategy

Retrenchment

Pada 2014, Garuda Indonesia menutup jalur penerbangan ke Taipei yang tidak menguntungkan. Garuda Indonesia juga melepas beberapa aset yaitu pesawat terbang sehingga meraup keuntungan penjualan aset sebesar USD 42.637 berdasarkan data pada annual report 2014. Saat ini Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi hutang yang cukup besar.

Divestiture ✔ Tidak adaLiquidation

✔Tidak ada. Karena hingga saat ini belum ada ancaman kebangkrutan.

Penerapan Strategi

5. Michael Porter Generic Strategies

Cost leadership ✔ Tidak adaDifferentiation

Garuda Indonesia menggunakan strategi diferensiasi karena segmentasi customer berbasis dari atribut kualitas sehingga harga menjadi lebih tinggi bukanlah menjadi masalah utama. Disisi lain, hal ini menguntungkan bagi Garuda Indonesia karena secara otomatis persaingan bukan di sector low-cost

Focus ✔ Tidak ada

Penerapan Strategi

Input Stage

EFE Matrix

Input Stage

IFE Matrix

Input Stage

CPM

Matching Stage

SWOT Matrix

Matching Stage

SPACE Matrix

FINANCIAL STRENGTH Ratings INDUSTRY STRENGTH Ratings• Tingkat pengembalian aset PT Garuda Indonesia tahun 2014 adalah -12%, sedangkan tahun sebelumnya 0,5%

1 • Potensi permintaan dari konsumen yang cukup besar

5

• Laba bersih tahun berjalan pada 2014 menurun 28,3% dari tahun sebelumnya menjadi USD372.000.000

1 • Regulasi penerbangan dimana biaya bahan bakar dan pajak yang tinggi

1

• Jumlah pendapatan usaha meningkat 4,63% menjadi USD3.933.530.272

3 • Utilisasi kapasitas dan produktivitas faktor eksternal seperti bandara bagi Garuda Indonesia baik

6

• Liabilitas atau hutang meningkat sebesar 16,98% dari tahun sebelumnya menjadi USD2.184.103.458

1 • Stabilitas keuangan negara yang tengah buruk

1

Total 6 Total 13Average 1.5 Average 3.25

ENVIRONMENTAL STABILITY Ratings COMPETITIVE ADVANTAGE Ratings• Laju inflasi pada bulan Oktober 2015 adalah 6.25%, sementara target Bank Indonesia untuk laju inflasi pada tahun 2015 adalah 4±1%

-5 • Pangsa pasar Garuda Indonesia yang cukup besar yaitu 37%

-2

• Barriers yang tinggi bagi kompetitor untuk masuk ke persaingan

-1 • Kualitas layanan yang baik -1

• Range harga produk sejenis yang pada umumnya lebih rendah dari Garuda Indonesia

-5 • Tingkat kesetiaan pelanggan yang rendah (sensitif terhadap harga)

-6

• Price elasticity of demand yang tinggi menyebabkan demand yang selalu berubah

-5 • Memiliki kontrol terhadap supplier (PT GMF Aeroasia) dan distributor (PT Abacus Distribution Systems Indonesia)

-1

Total -16 Total -10Average -4 Average -2.5

Faktor PoinCA -2.5IS 3.25X-axis 0.75FS 1.5ES -4Y-axis -2.5

Matching Stage

SPACE Matrix-3 -2 -1 0 1 2 3

-3

-2

-1

0

1

2

3

SPACE

ES

CA

FS

Competing fairly well in an unstable industry

Matching Stage

IE Matrix Strong Average Weak

I II IIIIV V VIVII VIII IX

High

Medium

Low

IFE Total Weighted Score

EFE Total

Weigthed Score

3.0 2.0 1.0

2.0

3.0

4.0

1.0

Matching Stage

BCG Matrix

Matching Stage

Grand Strategy MatrixStrong

Competitive Position

horizontal, concentric, dan conglomerate diversification kerja sama joint venture.

QSPM

Integration Strategy Intensive Strategy Diversification Strategy Defensive Strategy

Joint VentureForward Backward Horizontal Market

PenetrationMarket

DevelopmentProduct

Development Horizontal Concentric Conglomerate Retrenchment Divestiture

Opportunities Weight AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

1Pemerintah sebagai pendukung badan-badan usaha milik negara

0.08 2 0.15 4 0.31 1 0.08 3 0.23 4 0.31 4 0.31 3 0.23 3 0.23 4 0.31 3 0.23 2 0.15 4 0.31

2 Teknologi menggunakan internet 0.10 4 0.40 4 0.40 4 0.40 4 0.40 2 0.20 3 0.30 3 0.30 3 0.30 4 0.40 3 0.30 2 0.20 3 0.30

3Persaingan antar maskapai penerbangan low-cost

0.11 4 0.44 4 0.44 4 0.44 4 0.44 4 0.44 3 0.33 3 0.33 4 0.44 1 0.11 0 0.00 - 0.00 3 0.33

4Demand jasa penerbangan baik domestik maupun internasional

0.09 4 0.35 2 0.18 3 0.26 3 0.26 4 0.35 4 0.35 4 0.35 3 0.26 1 0.09 1 0.09 1 0.09 3 0.26

5 Penurunan harga avtur oleh Pertamina 0.10 4 0.40 1 0.10 3 0.30 3 0.30 1 0.10 3 0.30 2 0.20 3 0.30 1 0.10 1 0.10 1 0.10 1 0.10

Threats

1 Keadaan alam yang sulit diprediksi 0.11 2 0.22 1 0.11 3 0.33 - 0.00 - 0.00 - 0.00 1 0.11 1 0.11 1 0.11 - 0.00 - 0.00 - 0.00

2 Malfungsi jaringan sistem online 0.11 4 0.44 2 0.22 3 0.33 3 0.33 1 0.11 3 0.33 3 0.33 3 0.33 3 0.33 - 0.00 - 0.00 3 0.33

5 Beban operasional yang mahal 0.11 4 0.46 3 0.34 4 0.46 3 0.34 3 0.34 4 0.46 4 0.46 4 0.46 4 0.46 4 0.46 4 0.46 3 0.34

Total 1.00 Sum Total Attractiveness

Score 7.20 5.27 6.35 6.93 6.18 6.26 5.96 6.62 5.03 4.11 3.82 4.97

QSPM S-O W-O S-T W-T

(S1 – O1) Melakukan inovasi dengan dukungan dari pemerintah

(S2 – O2, O4) Melakukan promosi di berbagai media untuk menarik customer penerbangan internasional

(S3, S4, S5 – O3, O4) Meningkatkan kualitas pelayanan yang diimbangi dengan harga yang relatif terjangkau guna meningkatkan pangsa pasar

(W1 – O2) Memperbaharui teknologi yang digunakan guna mengantisipasi sistem online yang bermasalah

(W4 – O2, O3, O4) Menggencarkan promosi untuk anak perusahaan Citilink sebagai salah satu upaya untuk mengurangi hutang perusahaan

(W5 – O5) Penurunan harga avtur dapat dimanfaatkan untuk mengurangi biaya operasional yang tinggi

(S2, S4, S5 – T5) Memanfaatkan brand yang kuat untuk menarik konsumen khususnya melalui periklanan

(S1 – T3, T4) Mengoptimalkan strategi Quick Wins guna mengatasi kondisi nilai mata uang rupiah yang melemah serta efisiensi biaya pengeluaran

(W2, W3, W4, W5 – T3, T4) Mengontrol cashflow untuk mengurangi beban operasional

(W1 – T2) Memperbaharui teknologi yang digunakan guna mengantisipasi sistem online yang bermasalah

(W2 – T5) Melakukan berbagai pertimbangan harga agar dapat memberikan promosi yang lebih menarik

Opportunities Weight AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

1Pemerintah sebagai pendukung badan-badan usaha milik negara

0.08 4 0.31 2 0.15 2 0.15 1 0.08 3 0.23 2 0.15 2 0.15 1 0.08 1 0.08 1 0.08 2 0.15

2 Teknologi menggunakan internet 0.10 3 0.30 4 0.40 3 0.30 4 0.4 4 0.4 1 0.1 3 0.3 3 0.3 2 0.2 4 0.4 4 0.40

3Persaingan antar maskapai penerbangan low-cost

0.11 3 0.33 4 0.44 4 0.44 2 0.22 4 0.44 3 0.33 3 0.33 4 0.44 4 0.44 2 0.22 4 0.44

4Demand jasa penerbangan baik domestik maupun internasional

0.09 3 0.26 3 0.26 3 0.26 3 0.26 4 0.35 4 0.35 4 0.35 3 0.26 3 0.26 3 0.26 3 0.26

5 Beban operasional yang mahal 0.11 4 0.46 3 0.34 4 0.46 2 0.23 3 0.34 4 0.46 2 0.23 4 0.46 4 0.46 2 0.23 3 0.34

Total 1.00 Sum Total Attractiveness

Score 5.64 5.32 5.96 4.76 5.91 5.82 5.21 6.42 6.32 4.76 5.43

Kesimpulan• Input Stage• EFE, IFE Matrix• CPM• Strategi yang diterapkan

• Matching Stage. Matriks:• SWOT• SPACE• IE• BCG• Grand Strategy

• Decision Stage• QSPM Matrix

KesimpulanForward Integration

• Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor ataupun pengecer yang bertujuan agar lebih mendekat kepada end user

• Implementasi: PT Abacus Distribution System dan Garuda Indonesia Holiday France S.A.S Indonesia merupakananak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak dibidang penyedia layanan travel.

Market Penetration • Meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini dipasar melalui upaya

pemasaran yang lebih besar, • Implementasi: Pada 2014, Garuda Indonesia telah mengeluarkan

Rp354,841,560 untuk melakukan promosi tiket dan penjualan

KesimpulanConcentric Diversification• Menambah produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa

lama, • Implementasi: dengan menambahkan layanan First Class pada

penerbangannya

Retrenchment• Dilakukan jika perusahaan mengalami kemunduran atau kerugian• Implementasi: Garuda Indonesia menutup jalur penerbangan ke Taipei

karena merugi, selain itu juga ada melakukan penjualan aset seperti pesawat

Joint Venture• Joint Venture dengan perusahaan lain untuk meningkatkan keuntungan• Implementasi: Garuda Indonesia telah melakukan joint venture dengan Air

France-KLM untuk memperluas jaringan internasional berkaitan dengan codeshare penerbangan dari Amsterdam ke Nantes dan Paris