Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan...
Transcript of Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan...
1
Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun
2011
Sherly Marlinda1
Dr. dr. Hafni Bachtiar,MPH2
dr.Adila Kasni Astiena, MARS2
1. Staf Dinas Kesehatan Kabupaten kepulauan Mentawai
2. Dosen Pascasarjana/PSIK UNAND Padang
ABSTRAK
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Salah satu sistem kesehatan nasional yang turut menentukan derajat
kesehatan adalah sumberdaya manusia (SDM) kesehatan. Perencanaan tenaga
kesehatan menjadi unsur utama yang mendukung subsistem lainnya. Perencanaan
tenaga kesehatn bertujuan pada tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara
mencukupi, terdistribusi dengan adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan
penelitian ini adalah diketahuinya sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
dipuskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan kabupaten kepulauan Mentawai
tahun 2011 ditinjau dari pendekatan sistem berupa input, proses dan output
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di Kabupaten kepulauan
Mentawai dengan subjek penelitian adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala
Subbagian umum dan kepegawaian, Kepala Badan kepegawaian daerah (BKD)
serta kepala puskesmas Instrumen adalah peneliti sendiri yang menggunakan
panduan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam sistem perencanaan belum
berjalan dengan baik disebabkan karena kurang lengkapnya data yang tersedia dan
data yang ada tidak akurat, kurangnya sosialisasi dan informasi tentang kebijakan
yang digunakan dalam perencanaan tenaga kesehatan serta konsultasi dan
koordinasi yang kurang baik.
Agar sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dapat berjalan
optimal maka perlunya dilengkapi data kepegawaian, mensosialisasikan kebijakan
pemerintah dalam perencanaan tenaga kesehatan serta konsultasi dan koordinasi
yang rutin.
Kata Kunci : Sistem Perencanaan, Tenaga Kesehatan
2
PUBLIC HEALTH SCIENCE GRADUATE PROGRAM
Thesis, November 2011
V + 82 Pages ,13 Picture ,6 Tables of, 7 Enclosure
Sherly Marlinda
Systems analysis of health workers planning for puskesmas in working area
of Mentawai Island District Health Office in year of 2011
ABSTRAC
The objective of health development is to improve awerennes, willingness,
and ability to live a health life for each individual in establishing the optimum
healt level. Human capital of the health workers is one element of national health
system that determining the health level. The health workers planning have
become the main element the supports other subsystem. The health workers
planning in Mentawai Island Disrict still not comply with health wolker planning
standard in Governmental policy. The standar have objrctive to create an
avalaibilit of high quality health worker that distribute fairly. The objective of this
research was find out the condition of the health workers need planning system for
puskesmas (community haealth center) in District health office of Mentawai
Island in year of 2011, observed from system apporoach on input (health worker
data and policy), process (consulting and coordination) and output (health worker
palnning system)
This research was qualitative research, the informant samples determined
with purposive sampling. The research subject was the head of district health
office, the head of general affair and personnel subsection, head of BKD (District
Personnel Agency) and all the head of puskesmas. Research instruments was the
researcher it self, integrating in-depth interview, observation and document
review.
Research result showed that in health worker planning system of
Mentawai Island District are still not running well, caused by minimum
socialization and information about the policy in health workers planning, and less
consultation and coordination, causing an inaccurate palnning.
To optimize the planning system of health workers need, a comprehensive
personnel data, the socialization of governmental policy in health workers
planning and routine consultation and coordination are needed
Keyword : System Planning, Energy Health
3
LATAR BELAKANG
Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja dapat
diartikan sebagai suatu proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja
berdasarkan peramalan, pengembangan, pengimplementasian, dan
pengendalian kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan perencanaan
organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang tepat
dan bermanfaat secara ekonomis (Kepmenpan, 2004)
Sumber daya manusia kesehatan yaitu berbagai jenis tenaga kesehatan
klinik maupun nonklinik yang melaksanakan upaya medis dan intervensi
kesehatan masyarakat. Kinerja dari pelayanan kesehatan sangat tergantung
kepada pengetahuan, keterampilan dan motivasi dari orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan. Sumber daya manusia
kesehatan berhubungan erat dengan masing-masing fungsi suatu organisasi
kesehatan dan juga berinteraksi diantara fungsi-fungsi tersebut. Untuk
mencapai visi dan misi suatu organisasi diperlukan keterampilan dan
kemampuan sumber daya manusia yang mampu mendiagnosa permasalahan
dan mengintervensi sehingga didapatkan penyelesaian dari setiap
permasalahan yang menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi. Sumber
daya manusia tersebut jug dapat menjadi ancaman bagi pelaksana kebijakan,
strategi, program, dan prosedur suatu kegiatan apabila tidak dikelola dengan
baik dan tepat (Depkes RI, 2008)
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai oleh penduduknya
berperilaku hidup sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memilki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
wilayah Republik Indonesia. prioritas diberikan pula kepada daerah
terpencil, pemukiman baru, wilayah perbatasan dan pulau – pulau terluas
(Depkes RI, 2008)
Keberhasilan pelayanan kesehatan melalui Dinas kesehatan beserta
perangkatnya (Puskesmas) memberikan kontribusi yang cukup besar
didalam mewujudkan Indonesia Sehat 2015, puskesmas adalah ujung
tombak pelayanan kesehatan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
program di Dinas Kesehatan (Bappenas, 2005)
Dalam Sistim Kesehatan Nasional, paling tidak terdapat 6 (enam)
subsistem yang turut menentukan derajat kesehatan secara nasional yang
salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM) Kesehatan, disamping
subsistem lainnya seperti upaya kesehatan, pembiayaan, obat dan
perbekalan kesehatan, pemberdayaan dan manajemen. Tenaga kesehatan
4
merupakan unsur utama yang mendukung subsistem lainnya. Subsistem
sumber daya manusia kesehatan bertujuan pada tersedianya tenaga
kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi dengan adil, serta
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes, 2004).
Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, kesehatan merupakan salah satu urusan yang wajib
dilaksanakan oleh setiap pemerintah daerah. Hal ini perlu dipersiapkan dan
secara optimal dilaksanakan agar seluruh potensi dari sektor-sektor
pembangunan dapat memberi dampak terhadap derajat kesehatan
masyarakat.
Kabupaten Kepulauan Mentawai terbentuk dengan Undang-Undang No
49 Tahun 1999. Sebagai salah satu daerah otonom, Kabupaten Kepulauan
Mentawai juga wajib melaksanakan urusan kesehatan dalam rangka
menunjang derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah
yang cukup untuk melaksanakan program dan upaya kesehatan. Saat ini
telah tersedia beberapa fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai yang dilayani oleh tenaga kesehatan. Namun jumlah
tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di Kabupaten Kepulauan
Mentawai masih dirasa kurang yang ditandai dengan masih banyaknya
masyarakat yang belum tersentuh pelayanan kesehatan (Profil Dinkes
Kab.Kep.Mentawai, 2009)
Secara demografi, Kabupaten Kepulauan Mentawai dibagi menjadi 10
(sepuluh) Kecamatan, 43 (empat puluh tiga desa) dan 202 Dusun. Penduduk
Mentawai pada umumnya hidup ditepian sungai dan pantai dengan mata
pencaharian bercocok tanam dan nelayan yang dikelola secara tradisional
dan sebagian masyarakat masih nomaden (hidup berpindah-pindah). Sarana
transportasi yang ada berupa sampan, boat dan kapal. Hanya beberapa dusun
saja yang bisa dijangkau dengan akses transportasi darat (Profil Dinkes
Kab.Kep.Mentawai, 2009)
Dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan Kementrian Kesehatan
telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 81 Tahun 2004
tentang Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi,
Kab/Kota serta Rumah Sakit. Dalam keputusan tersebut metoda
penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan dibagi menjadi : berdasarkan
beban kerja, waktu kerja yang tersedia, ratio tenaga kesehatan berbanding
penduduk dan beberapa model DSP (Daftar Susunan Pegawai). Mengingat
kondisi Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan akses transportasi yang
sulit dan ketergantungan pada kondisi alam (cuaca, badai, gelombang),
penghitungan jumlah kebutuhan tenaga kesehatan harus mempertimbangkan
5
faktor-faktor tersebut diatas. Kondisi idealnya adalah adanya tenaga
kesehatan di setiap dusun, karena jarak antar dusun jauh dan tidak ada jalan
sehingga satu tenaga kesehatan tidak bisa merangkap 2 (dua) dusun
sekaligus (tidak efektif). Disamping itu diperlukan puskesmas yang benar-
benar siap baik dari sisi ketenagaan maupun peralatan untuk dapat melayani
pasien dengan kasus-kasus kegawatdaruratan (Depkes RI, 2004)
Untuk memenuhi kebutuhan, pemerintah Kabupaten Kepulauan
Mentawai setiap tahun selalu membuka formasi pegawai negeri sipil untuk
tenaga kesehatan. Besarnya formasi tergantung dari usulan Dinas
Kesehatan, namun masih hanya berdasarkan perkiraan tanpa adanya analisis
yang tepat. Hal ini dikuatkan dengan tidak adanya arsip tentang perhitungan
kebutuhan tenaga kesehatan di dinas kesehatan serta belum adanya pelatihan
bagaimana cara menghitung kebutuhan tenaga kesehatan. Apabila ada
tenaga kesehatan yang baru lulus, diberikan kepada puskesmas yang
meminta, serta tergantung dari pesanan pihak-pihak berdasarkan
kekerabatan, bukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi utama yang harus
dilaksanakan oleh setiap organisasi serta harus menjadi fokus perhatian
sehingga langkah-langkah yang diambil oleh manajemen menjadi tepat guna
lebih menjamin bahwa didalam organisasi tersedia tenaga kesehatan yang
tepat untuk menduduki jabatan dan pekerjaan yang tepat dalam waktu yang
tepat dalam rangka mencapai suatu tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditetapkan.
Dari hasil observasi sementara di Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepulauan Mentawai terlihat bahwa perencanaan tentang kebutuhan tenaga
kesehatan yang dibuat masih belum sempurna sehingga kebijakan dalam
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan belum jelas. dari segi alur proses
kebijakan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan belum tergambar
langkah – langkah kebijakan yang digunakan serta proses konsultasi dan dan
koordinasi yang kurang jelas
.
Dengan beberapa latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan “Analisis Sistem Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Dipuskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2011 “.
6
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sistem
input (data tenaga kesehatan),proses (Koordinasi dan konsultasi) dan output
(system perencanaan tenaga kesehatan).teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dan data
sekunder melalui telaah dokumen.
Adapun informan penelitian yaitu Kepala Dinas, Kasubbag umum dan
Kepegawaian Dinas Kesehatan, Kepala BKD serta Kepala Puskesmas Di
Kabupaten kepulauan Mentawai
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini didapat pada komponen input tentang data dan
informasi bahwa data yang ada masih kurang lengkap serta keakuratan dan
kevalidan data belum dapat dipercaya sehingga pemanfaatan data dalam
perencanaan tenaga kesehatan belum maksimal, dalam perencanaan tenaga
kesehatan pada Dinas Kesehatan kabupaten kepulauan Mentawai hanya
menggunakan data kepegawaian atau daftar susunan pegawai, daftar urutan
kepangkatan dan usulan dari puskesmas belum mengacu kepada kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. komponen proses yang terdiri dari
konsultasi dan koordinasi bahwa untuk konsultasi hanya dilakukan oleh bagian
umum dan kepegawaian sedangkan untuk koordinasi belum terlaksana maksimal
PEMBAHASAN
Dalam komponen input terkait data dan informasi bahwa data sudah
tersedia, namun masih kurang lengkap dan belum terjamin keakuratannya
dikarenakan adanya mutasi dan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai hal lain yang mempengaruhi tidak lengkapnya
data karena tidak dilakukan cross check oleh bagian umum dan kepegawaian
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai ke puskesmas sehingga dalam
perencanaan tenaga kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan di puskesmas.
tidak tersedianya data hal ini berakibat sering diambil keputusan yang tidak
berlandaskan bukti sehingga distribusi petugas tidak merata.
Untuk komponen input terkait kebijakan bahwa pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai belum mengacu pada kebijakan yang ditetapkan
pemerintah yaitu Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 dan Kep.Men.PAN No
KEP/75/M.PAN/7/2004, selama ini kebijakan yang digunakan dalam perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan hanya berdasarkan usulan dari puskesmas yang hanya
kira-kira saja tidak menggunakan satu alat ukurpun.perencanaan kurang baik
karena tidak menggunakan indikator/kebijakan yang jelas.
7
Dalam komponen proses yang terdiri dari konsultasi dan koordinasi
ditemukan bahwa pelaksanaan konsultasi hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan
saja sementara puskesmas tidak pernah melaksanakan konsultasi terkait
perencanaan tenaga kesehatan hal ini menyebabkan masih kurangnya jelasnya
perencanaan tenaga kesehatan ditingkat puskesmas serta menyebabkan kurang
tepatnya perencanaan tenaga kesehatan,konsultasi sangat menunjang dalam proses
perencanaan suatu instansi serta pelaksanaan koordinasi belum maksimal baik
dilintas program maupun lintas sektor dalam perencanaan tenaga kesehatan
merupakan salah satu penyebaba tenaga kesehatan dipuskesmas tidak merata.
Dalam komponen output terkait dokumen perencanaan tenaga kesehatan
belum tersedia dengan baik dan tidak mengacu pada peraturan yang telah
ditetapkan pemerintah yaitu Kepmenkes No 81/MENKES/SK/I/2004 dan
Kep.Men.PAN No KEP/75/M.PAN/7/2004 sehingga perlu dilengkapi kembali
dokumen perencanaan tenaga kesehatan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
sehingga dokumen tersebut dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan dalam
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan.
Jadi dari hasil penelitian ini diketahuilah bahwa analisis sistem perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2011 harus mengacu pada kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yaitu Kepmenkes No
81/MENKES/SK/I/2004 dan Kep.Men.PAN No KEP/75/M/PAN/7/2004 yang
harus disosialisasikan kepada stakeholder terkait serta pelaksanaan konsultasi dan
koordinasi yang rutin..
.
KESIMPULAN
Analisis sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten kepulauan Mentawai adalah sistem
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan belum mengacu pada Kepmenkes No
81/MENKES/SK/I/2004 model DSP puskesmas di daerah terpencil dan
Kep.Men.PAN No KEP/75/M.PAN/7/2004 dan belum dilakukan sosialisasi
kebijakan tersebut serta konsultasi dan koordinasi belum berjalan maksimal.
SARAN
Diharapkan bagian umum dan kepegawaian melengkapi data kepegawaian
sesuai Kep.Men.PAN No KEP/75/M/PAN/7/2004 serta dalam perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas mengacu pada Kepmenkes No
81/MENKES/SK/I/2004 model DSP puskesmas di daerah terpencil dan
mensosialisasikan kebijakan tersebut pada stakeholder terkait, melaksanakan
konsultasi dan koordinasi secara rutin.
.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. PP RI No.32,1996, Tentang Tenaga Kesehatan
__________________ ,1997,Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Dan
Tesis,Program Pasca Sarjana Universitas Andalas
A.G. Haryant,dkk,2000,Metode Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah,ECG,Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo,2002.Metode Penelitian Kesehatan.Cetakan kedua
Rineka Cipta,Jakarta
Depkes Jakarta,2004 KEPMENKES nomor : 81/MENKES/SK/I/2004 tentang
penyusunan perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi,Kab/kota serta
Rumah Sakit
Kepmenpan, 2004, Pedoman perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan
beban kerja dalam rangka formasi pegawai negeri sipil
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,2005, Kajian Kebijakan
Perencanaan Tenaga Kesehatan
Notoatmodjo, Soekidjo,2007.Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip
Dasar.Cetakan kedua Rineka Cipta,Jakarta
Depkes Jakarta,2008,Pedoman Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan,Direktorat
Jenderal Binkesmas
______________________ , 2009,Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepulauan Mentawai
______________________ ,2009, Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
kabupaten Kepulauan Mentawai
______________________ ,2009, Dokumen LAKIP (Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah) Tahun 2009
BAPPEDA,2009,Kepulauan Mentawai Dalam Angka
Sukardi, Heri,2005.Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Kategori
Pasien Di IRNA Penyakit Dalam RSU Tugurejo Semarang tahun 2005.Tesis
Universitas Diponegoro, Semarang
9
Dessler Gary,2006 Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1, Cetakan
Kesepuluh PT Intan Sejati Klaten
Dessler Gary,2006 Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1, Cetakan
Kesepuluh PT Intan Sejati Klaten
Satori Djam’an, dkk Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta Bandung, 2010
Wijono Djoko, 2000 Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatn, Airlangga
University Press
Simamora, H. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta
Terry, George, R. 1991, Azas-azas Manajemen, Bandung
Gibson, J, 1996, Organisasi dan perilaku struktur dan proses
Ernawati, Ch. Tuty, 2004. Analisis sistem perancanaan dan pengganggaran
kesehatan di Dinas Kesehatan Kota payakumbuh Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2004. Tesis. Universitas Indonesia, Jakarta
Putri Ika Darma Yessi, 2011. Analisis manajemen pemeliharaan peralatan
medis di RSUD Solok Selatan Tahun 2011. Universitas Andalas, Padang
Siagian, SP. 2003, Manajemen Strategik, Bumi Aksara, Jakarta
Gaspersz, Vincent, 2004, Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja
Sektor Publik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Barthos, Basir. 1999 Manajemen sumber daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Hasibuan S.P. Malayu 2010. Organisasi dan motivasi, Bumi Aksara, Jakarta
Perbup, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Data Administrasi Pemerintahan
Desa,
Tahun 2001
Lukman, Kristiani (2005), Analisis kebutuhan dan distribusi tenaga kesehatan
di Kabupaten Aceh Besar, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta
Iswinarto (2005), Analisis kebutuhan tenaga puskesmas berdasarkan beban
kerja di Kabupaten Rejang Lebong, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Riskesdas, 2010, dalam Kementerian Kesehatan, RI, 2010, Asuhan
Pesalinan Normal, Perkumpulan obstetrik dan Ginekologi Indonesia,
Jakarta
2. Roesli, U, 2000, Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
3. Kementerian Kesehatan, RI, 2010, Asuhan Pesalinan Normal,
Perkumpulan obstetrik dan Ginekologi Indonesia, Jakarta
4. Simanjuntak, P.J. 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta
5. Gibson, J, 1996, Organisasi dan Perilaku Struktur dan proses
6. Dinas Kesehatan Pekanbaru, 2010, Profil Kesehatan Kota Pekanbaru