Analisis Sistem - BINA NUSANTARAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00583-SI Bab...
Transcript of Analisis Sistem - BINA NUSANTARAlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00583-SI Bab...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Dasar / Umum
Teori-teori berikut merupakan teori dasar yang diperoleh dari berbagai sumber
yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini.
2.1.1 Sistem
Menurut McLeod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.
Menurut O’Brien (2004, p8) adalah kelompok komponen yang saling terintegrasi
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan
memproduksi output dalam sebuah proses transformasi yang terorganisasi.
Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
sekelompok elemen atau lebih yang saling berkaitan satu sama lain dan terintegrasi
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sama.
2.1.2 Informasi
Menurut McLeod (2001, p15), informasi adalah data yang telah diproses
sehingga lebih berarti dan lebih bermanfaat bagi pemakai tertentu.
Menurut O’Brien (2004, p13), informasi adalah data yang telah diolah
mempunyai arti dan berguna secara konteks untuk end user tertentu.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang
telah diproses untuk digunakan oleh para pemakai sesuai dengan kebutuhannya.
10
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut Whitten (2001, p12), sistem informasi adalah bagaimana organisasi
mengubah dan mengatur data yang ada untuk menghasilkan informasi yang berguna,
untuk mendukung organisasi dan pekerjanya, pelanggan, supplier, dan partner.
Menurut O’Brien (2004, p7), sistem informasi dapat berupa kombinasi
terorganisasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan
sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menghasilkan informasi dalam suatu
organisasi.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
beberapa komponen yang saling terorganisasi dan saling terhubung yang berfungsi
untuk mengumpulkan, mengubah, menyimpan, memanipulasi, menghasilkan informasi,
sehingga dapat mendukung satu atau lebih kerja sistem.
2.1.4 Pengertian Data
Menurut Laudon (2006, p.13), Data adalah aliran fakta-fakta yang belum diolah
yang merepresentasikan kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisikal
sebelum dikelola menjadi bentuk yang manjsia dapat mengerti dan menggunakan.
Menurut McLeod (2001, p.12), Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka
yang relative tidak berarti bagi pemakai. Sebagai contoh, data dapat berupa jumlah kerja
tiap pegawai dalam perusahaan. Saat data ini diproses, ia dapat diubah menjadi
informasi.
2.1.5 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Alter (1999, p42), Teknologi informasi merupakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh sistem informasi.
Hardware merupakan sekumpulan perangkat fisik yang terlibat dalam pemrosesan
11
informasi, seperti computer, workstation, peralatan jaringan, tempat penyimpanan data
(data storage), dan peralatan transmisi (transmission devices). Sedangkan software
merupakan program komputer yang menginterpretasikan masukan (input) oleh user dan
memberitahukan kepada komputer tentang apa yang harus dilakukan.
2.1.6 Analisis Sistem
Menurut James.A (2004 p.249), analisis sistem pada kenyataannya merupakan
proses dua langkah yang melibatkan, pertama, survey terhadap sistem yang ada saat ini,
dan kemudian, analisis kebutuhan pemakai. Masalah-masalah bisnis harus sepenuhnya
dipahami oleh analis sistem sebelum dia dapat merumuskan sebuah solusi. Analisis yang
tidak lengkap atau cacat akan menghasilkan solusi yang tidak lengkap atau cacat. Oleh
karena itu, analis is sistem menjadi dasar bagi seluruh proses SDLC. Proses yang
dihasilkan tahap ini adalah sebuah laporan analisis sistem formal, yang menyajikan
temuan-temuan analisis dan rekomendasi untuk sistem yang baru.
2.1.7 Feasibility Study
Menurut Whitten et al (2004,p382), ada empat kategori pengujian kelayakan :
• Operational feasibility / kelayakan operasional adalah ukuran sebaik apa solusi
tersebut akan bekerja dalam organisasi. Juga ukuran pendapat orang tentang
sistem/proyek tersebut.
Aspek kelayakan operasional yang harus dipertimbangkan adalah:
1. Apakah masalah itu cukup berharga untuk diselesaikan, atau akankah
solusi itu bermanfaat untuk menyelesaikan suatu masalah?
2. Bagaimana pendapat pengguna akhir dan manajemen mengenai
masalah(solusi) itu?
• Technical feasibility / kelayakan teknis adalah ukuran kepraktisan solusi teknis
tertentu dan ketersediaan sumber dan pakar teknis.
12
Kelayakan teknis ditujukan pada tiga masalah pokok :
1. Apakah teknologi atau solusi yang diajukan cukup praktis?
2. Apakah saat ini kita telah mempunyai teknologi yang memadai?
3. Apakah kita mempunyai pakar teknis yang memadai?
• Schedule feasibility / kelayakan jadwal adalah ukuran kelayakan daftar pelaksanaan
proyek tersebut. Kelayakan jadwal ditujukan pada masalah “Apakah tenggat waktu
proyek cukup masuk akal?” Melewati tenggat waktu merupakan hal yang
problematis, namun mengembangkan sistem yang tidak memadai dapat menjadi
malapetaka. Ini merupakan mana yang lebih baik dari dua hal yang buruk.
• Economic feasibility / kelayakan ekonomis adalah ukuran efektivitas biaya sebuah
proyek atau solusinya. Kelayakan ekonomis didefinisikan sebagai analisis cost-
benefit. Bagaimana biaya dan keuntungan diperkirakan? Bagaimana biaya dan
keuntungan dibandingkan untuk menentukan kelayakan ekonomis?
2.1.8 Proses Bisnis
Business process is a group of logically related activities that uses the resources
of the organization to provide defined result in supports of the organization’s objectives.
Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, proses bisnis adalah sebuah
kelompok aktifitas yang saling berkaitan yang menggunakan sumber daya organisasi
untuk mendukung hasil yang telah menjadi tujuan organisasi.
Proses bisnis adalah kumpulan aktifitas yang membawa satu atau lebih
bermacam-macam dari input dan membuat output yang memberi nilai pada pelanggan.
Dapat dilihat dari ilustrasi
Input → Proses → Output
Gambar 2.1 Ilustrasi Proses Bisnis
13
Apa perbedaan antara fungsi dan proses bisnis? Andaikan komputer pelanggan
rusak saat pengiriman. Fungsi bisnis dari layanan pelanggan adalah untuk menerima
barang rusak tersebut. Kenyataan pembetulan dan pengiriman ulang dari barang tersebut,
bagaimanapun, adalah proses bisnis yang melibatkan beberapa area fungsional dan
fungsi dengan area tersebut. (Brady et al, 2001, p3).
2.1.9 ERP
Menurut Brady et al (2001, p153), Enterprise Resource Planning (ERP) adalah
sebuah sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis seperti marketing, produksi,
pembelian, dan accounting dalam suatu kesatuan yang terintegrasi. ERP menyimpan
semua transaksi dalam suatu database yang digunakan sistem informasi perusahaan dan
menyediakan manajemen reporting tools.
Menurut Lau (2005), ERP adalah proses mengintegrasikan semua fungsi dan
proses bisnis sebuah organisasi. ERP memberikan keunggulan kompetitif pada
perusahaan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, istilah ERP sekarang dimaksudkan
sebagai aplikasi yang dapat mengawasi seluruh detail proses yang dibutuhkan dalam
menjalankan operasional perusahaan sehari-hari. ERP mengintegrasikan seluruh proses
yang ada sehingga menjadi satu-satunya sumber informasi yang diperlukan dalam
menjalankan operasional perusahaan. ERP yang baik dapat melakukan pengawasan dan
menyediakan informasi yang transparan dan dapat meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan.
ERP merupakan Sistem Informasi Berbasis Komputer (SIBK) yang antar
modulnya saling berhubungan, yaitu jika ada data yang berubah di satu modul, otomatis
di modul lain juga akan berubah datanya. Pada tahun 1995 mulai dikembangkan ERP
yang merupakan sistem informasi menyeluruh untuk perusahaan. ERP ini adalah
pengembangan dari sistem informasi di akhir 90-an yang modulnya belum saling
terintegrasi. Dengan ERP, jaminan integrasi data dapat diandalkan, begitu pula dengan
tidak adanya redudansi data, yaitu kemungkinan adanya duplikasi data yang akan
14
membuat data tersebut menjadi tidak valid. Jaminan ini merupakan hal yang penting
bagi manajemen dalam pengambilan keputusan data tersebut.
Gambar 2.2 Before and After ERP
a. Manfaat Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Lau (2005), ERP memberikan beberapa keuntungan :
- Pertama, satu titik pemasukan dan membantu mengurangi redudansi data dan
membantu pegawai menghemat waktu dalam memasukkan data, sehingga dapat
mengurangi tenaga kerja dan biaya tambahan.
- Kedua, pemusatan informasi, pengambilan keputusan, dan control berakibat pada
peningkatan efisiensi operasi dan produktivitas serta koordinasi antara
departemen, divisi, dan daerah.
- Ketiga, pembagian basis data yang terpusat memberikan informasi yang akurat
dan terbaru pada manajer bisnis untuk membuat keputusan bisnis yang berdasar.
- Keempat, integrasi fungsional menggabungkan semua data, seperti data
keuangan, manufaktur, dan penjualan.
b. Kendala Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Dhewanto et. al. (2007, p12), kendala implementasi dalam pembuatan ERP
adalah sebagai berikut :
15
1. Memakan waktu
2. Mahal
3. Kesesuaian Modul
4. Kebergantungan pada vendor
5. Fitur dan kompleksitas
6. Skalabilitas dan kompabilitas global
c. Alasan Penggunaan ERP
Ada lima alasan mengapa perusahaan menggunakan ERP, yaitu :
1. Informasi keuangan yang terintegrasi : ERP menciptakan sebuah versi tunggal
dari informasi internal yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya karena
setiap orang menggunakan sistem yang sama.
2. Mengintegrasikan informasi pembelian pelanggan : ERP memberikan pandangan
yang sama terhadap informasi pelanggan di perusahaan, mulai dari permintaan
pembelian dari pelanggan, pengkoordinasian, inventory, dan pengiriman ke
beberapa lokasi pada waktu yang sama.
3. Standarisasi dan mempercepat proses manufaktur : unit bisnis yang banyak
(multiple) di perusahaan sering membuat output yang sama dengan
menggunakan proses dan metode yang berbeda. Dengan menstandarkan proses-
proses ini dan menggunakan sistem komputer tunggal yang terintegrasi dapat
menghemat waktu, meingkatkan produktifitas, dan mengurangi pengeluaran gaji.
4. Mengurangi inventory : ERP membantu proses manufaktur berjalan dengan
lancer dan ERP meningkatkan visibility dari proses pemenuhan permintaan di
dalam perusahaan.
5. Standarisasi informasi Human Resource : biasanya pada perusahaan dengan unit
bisnis yang banyak, Human Resource tidak mempunyai sebuah metode yang
sederhana, unified, untuk melacak informasi pegawai, keuntungan-keuntungan,
dan layanan-layanan. Dengan ERP hal-hal tersebut bisa diatasi. Hal ini berakibat
pada peningkatan kepuasan pegawai dan membantu komunikasi lebih jelas.
(http://www.webservicesarchitect.com/content/articles/apshankar01print.asp).
16
2.1.10 Microsoft Dynamics
Microsoft Dynamics adalah sebuah aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP)
dan Customer Relationship Management (CRM) yang dikembangkan oleh Microsoft
untuk memberikan sebuah solusi baru dan mengurangi resiko dalam menjalankan
operasional bisnis perusahaan. Microsoft Dynamics mengotomatisasi dan
menyederhanakan keuangan, intelegensi bisnis, dan proses rantai persediaan sehingga
membantu perusahaan mendorong kesuksesan bisnis. Microsoft Dynamics diarahkan
untuk organisasi menengah serta anak perusahaan dan divisi organisasi.
a. Produk
Microsoft Dynamics meliputi 5 produk utama :
� Microsoft Dynamics AX (sebelumnya Axapta)
Sebuah solusi perencanaan sumber daya enterprise yang mudah disesuaikan
untuk membantu perusahaan memperkuat dan menstandarkan proses, memperoleh
visibilitas dalam organisasi perusahaan, dan membantu menyederhanakan pemenuhan
kebutuhan. Produk ini tersedia dalam dua edisi dan komponen-komponen terpilih dapat
ditambahkan kedalamnya. Produk ini berguna untuk:
• Membantu perusahaan mengintegrasikan dan menukarkan data dari banyak
sistem dan proses
• Mengotomasi kolaborasi rantai pasok
• Memusatkan proses
• Mereduksi resiko dan kewajiban yang terkait dengan tata kelola korporat,
pemenuhan regulasi, dan inisiatif pelanggan
� Microsoft Dynamics GP (sebelumnya Great Plains Software)
Perangkat lunak intelegensi bisnis (BI) untik pelaporan, penganggaran, perkiraan,
dan analisis. Produk modular ini tersedia dalam dua edisi, dan komponen-komponen
terpilih dapat ditambahkan kedalamnya. Dengan Microsoft Dynamics GP perusahaan
dapat:
17
• Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan dengan fungsi-fungsi dari
buku besar umum sampai dengan manajemen aliran kas
• Membuat keputusan bisnis yang lebih bermakna dengan cepat dengan
perkakas analisis yang fleksibel dan mudah disesuaikan
� Microsoft Dynamics NAV (sebelumnya Navision)
Perangkat lunak khusus industri yang membantu perusahaan menganalisis data
bisnis. Produk modular ini tersedia dalam dua edisi, dan komponen-komponen terpilih
dapat ditambahkan kedalamnya. Dengan Microsoft Dynamics NAV perusahaan dapat:
• Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan dengan fungsi-fungsi dari
buku besar umum sampai dengan manajemen aliran kas
• Membuat keputusan bisnis yang lebih bermakna dengan cepat dengan
perkakas analisis yang fleksibel dan mudah disesuaikan
• Mengatasi tantangan distribusi secara real-time
• Mengelola tagihan secara efektif dengan opsi khusus perusahaan
� Microsoft Dynamics SL (sebelumnya Solomon IV)
Sebuah solusi manajemen bisnis khusus untuk organisasi menengah berbasis
proyek. Produk modular ini membantu mengotomasi dan mengintegrasi aktivitas
manajemen proyek dan akuntansi lintas divisi perusahaan dan lokasi geografis. Produk
ini tersedia dalam dua edisi dan komponen-komponen terpilih dapat ditambahkan
kedalamnya. Perangkat ini berguna untuk:
• Segmentasi pelanggan
• Perencanaan dan eksekusi kampanye
• Analisis dan pelaporan
• Manajemen Informasi dan Peluang
• Manajemen akun dan kontak
• Akses cepat ke produk, harga, dan kuota
18
� Microsoft Dynamics CRM
Merupakan aplikasi CRM multi-bahasa yang menyediakan penjualan, jasa, dan
pemasaran. Microsoft Dynamics CRM membantu perusahaan menciptakan tampilan 360
derajat atas pelanggan dan berguna untuk:
• Segmentasi pelanggan
• Perencanaan dan eksekusi kampanye
• Analisis dan pelaporan
• Manajemen Informasi dan Peluang
• Manajemen akun dan kontak
• Akses cepat ke produk, harga, dan kuota
Microsoft Dynamics juga mempunyai Management Reporter for Microsoft
Dynamics ERP, yaitu sebuah solusi analisis dan pembuatan laporan keuangan. Pengguna
dapat dengan mudah membuat laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas dan
laporan keuangan lainnya tanpa perlu bantuan tenaga IT. Laporan dapat disimpan dalam
perpustakaan laporan yang terpusat bersama dengan file pendukung eksternal.
Keamanan laporan dan file dapat dikendalikan dengan menggunakan Windows
Authentication dan SQL Server.
b. Industri
Microsoft Dynamics menawarkan solusi ERP dan CRM untuk berbagai industri.
Berikut industri-industri yang cocok untuk menggunakan Microsoft Dynamics
sebagai aplikasi pilihan solusi bisnis :
• Konstruksi
• Distribusi
• Pendidikan
• Jasa keuangan
19
• Pemerintah
• Kesehatan
• Manufaktur
• Perusahaan non-profit
• Jasa professional
• Pedagang Eceran
c. Manfaat penggunaan Microsoft Dynamics
Aplikasi bisnis juga harus dapat mendorong nilai untuk sebuah organisasi. Apakah
nilai itu meningkatkan laba atau investasi, menurunkan biaya, atau meningkatkan
kinerja. Berikut manfaat yang ditawarkan dari penggunaan Microsoft Dynamics :
- Sederhana untuk digunakan dan dipelajari
Microsoft Dynamics menyediakan solusi ERP dan CRM yang bekerja seperti
produk Microsoft lain yang digunakan pada umumnya, sehingga mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk belajar bagaimana menggunakannya dan membantu pengguna
untuk menjadi lebih produktif. Sebagai contoh, Microsoft Dynamics CRM bekerja di
dalam Microsoft Outlook, sehingga penjualan, pemasaran, layanan pelanggan dan tugas
dapat diselesaikan dengan mudah melalui pengolahan email atau menambahkan janji
dalam kalender.
- Memfokuskan perhatian pada perangkat lunak RoleTailored
Microsoft Dynamics memberikan sebuah kinerja individual berbasis peran
pengalaman pengguna sehingga karyawan atau pengguna dapat dengan mudah
menyesuaikan berdasarkan preferensi dan gaya kerja mereka sendiri. Microsoft
menyebut ini sebagai pendekatan RoleTailored, sebuah perangkat lunak yang dirancang
untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan orang tertentu, memberikan informasi yang
unik setiap orang sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam peran mereka.
- Membawa kesederhanaan dalam divisi IT
Microsoft Dynamics dapat digunakan berbasis pelaksaan ditempat atau berbasis
cloud. Dengan pelaksanaan ditempat, tenaga IT dapat menggunakan keahlian mereka
20
dalam infrastruktur jaringan, database, dan alat-alat sistem manajemen untuk
melaksanakan, memantau, mendistribusikan, dan memelihara semua teknologi bisnis.
Dengan pelaksanaan berbasis cloud, bekerjasama dengan Microsoft-hosted atau partner-
hosted sebagai penyedia jasa cloud, dapat mengurangi waktu tenaga kerja IT anda dalam
memelihara infrastruktur dan menjadikan tenaga kerja IT lebih banyak menghabiskan
waktu pada proyek lain yang mendorong pertumbuhan bisnis.
d. Sejarah Microsoft Dynamics
Kelompok solusi bisnis Microsoft ini dibentuk sejak Microsoft mengakuisisi dua
perusahaan perangkat lunak : Great Plains Software yang diperoleh pada bulan
April 2001, dan Navision yang diakuisisi pada Juli 2002. Microsoft Dynamics CRM
memasuki pasar CRM pada tahun 2003. Kelompok solusi bisnis Microsoft
sekarang termasuk dengan kelompok produk Microsoft Dynamics ERP dan
kelompok produk Microsoft Dynamics CRM.
2.1.11 Microsoft Dynamics SL
Microsoft Dynamics SL adalah solusi manajemen bisnis khusus untuk membantu
proyek-driven organisasi menengah memperoleh laporan dan analisis usaha, dan
membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kepuasan pelanggan. Microsoft
Dynamics SL mengotomatisasi dan menyederhanakan proyek-proyek di divisi
perusahaan. Microsoft Dynamics SL membantu perusahaan untuk mengelola sumber
daya manusia, proyek, dan profitabilitas. Microsoft Dynamics SL dikembangkan lebih
untuk memberikan solusi pada layanan profesional, operasi, layanan lapangan dan
manajemen konstruksi, Perusahaan dapat yakin bahwa proyek-proyek diperkirakan
dengan benar, selesai tepat waktu dan memenuhi kebutuhan pelanggan perusahaan.
Microsoft Dynamics SL 7.0 - memperluas jangkauan informasi bisnis dengan
teknologi Microsoft SQL Server untuk meningkatkan kolaborasi, pelaporan, dan analisis..
21
Banyak fitur baru lainnya telah ditambahkan untuk meningkatkan efisiensi, fleksibilitas,
dan keamanan operasi bisnis sehari-hari.
Microsoft Dynamics SL memiliki reputasi sebagai aplikasi yang stabil dengan
sebuah toolset kustomisasi yang kuat dengan fleksibilitas untuk memberikan solusi cepat
untuk pasar menengah. Microsoft Dynamics SL dirancang untuk membantu perusahaan
dengan mudah mengelola akuntansi proyek yang kompleks.
a. Sejarah Microsoft Dynamics SL
Microsoft Dynamics SL, awalnya bernama Solomon IV untuk Windows,
diciptakan oleh Salomo Software , yang didirikan bersama oleh Gary Harpst. Salomo
Software adalah perusahaan perangkat lunak akuntansi independen yang berkantor pusat
di Findlay, Ohio . Pada bulan April 1999, perangkat lunak Salomo memfokuskan
kembali produk pada semua strategi teknologi Microsoft: Microsoft SQL Server sebagai
teknologi database, Visual Basic sebagai bahasa perangkat lunak, dan Visual Basic for
Applications (VBA) sebagai bahasa kustomisasi. Salomo diakuisisi oleh Great Plains
Software pada bulan Juni 2000. Great Plains kemudian diakuisisi oleh Microsoft
Corporation pada Mei 2001. Microsoft Dynamics SL telah memiliki beberapa versi.
Salah satu versi nya adalah Microsoft Dynamics SL 7.0 dan versi terakhir yang baru
dikembangkan Microsoft adalah Microsoft Dynamics SL 2011.
b. Proyek ERP berbasis fitur industri
Microsoft Dynamics SL menyediakan fungsionalitas proyek ERP untuk
membantu layanan profesional, pemerintah, konstruksi, dan industri distribusi dengan
fitur yang perusahaan butuhkan untuk mengelola proyek-proyek bisnis.
�Konstruksi
Microsoft Dynamics SL membuat perusahaan mendapatkan kemampuan untuk
meningkatan penjualan, manajemen proyek, pekerjaan biaya, manajemen material, dan
semua terintegrasi dengan sistem keuangan perusahaan.
22
�Pemerintah
Microsoft Dynamics SL membuat proyek pemerintah selesai tepat waktu, tepat anggaran,
dan mengumpulkan serta mempertahankan informasi rinci yang diperlukan untuk
mematuhi peraturan pemerintah.
�Jasa profesional
Microsoft Dynamics SL membuat jasa professional lebih baik dalam pengambilan
keputusan, mengelola orang dan keuangan, dan menjaga profitabilitas untuk layanan
klien dan proyek.
�Distribusi
Microsoft Dynamics SL memotong biaya dengan mengintegrasikan gudang perusahaan
dengan bisnis dan sistem keuangan.
c. Modul-modul Microsoft Dynamics SL
Berikut modul produk dari Microsoft Dynamics SL yang dikategorikan
berdasarkan area fungsional :
Business Essentials Edition
Ditujukan untuk perusahaan yang lebih membutuhkan pengelolaan finansial dan
fungsi pertukaran.
Komponen-komponen yang terdapat dalam Business Essentials Edition yaitu :
- Accounts Payable
- Accounts Receivable
- Bank Reconciliation
- Crystal Reports
- Currency Manager
- Employee Self-Service Suite (Ess)
- General Ledger
- Inventory
- Landed Cost
- Light User
- Management Reporter Designer
User
- Multi-Company
- Order Management
- Purchasing
- Quick Query Editor
- Quick Query Editors
- System Manager
- Web Services for Microsoft
Dynamics SL
23
Advanced Management Edition
Ditujukan untuk perusahaan menengah yang sedang bertumbuh atau memiliki
kebutuhan fungsional yang tinggi. Modul ini juga memiliki modul Business Essentials
Edition didalamnya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam Advanced Management Edition yaitu:
- Analyzer
- Bill Of Material
- Cash Manager
- Flexible Billings
- Key Performance Indicators
- Microsoft Dynamics CRM 2011
Server
- Microsoft® Forecaster
- Project Allocator
- Project Controller
- Requisitions
- Accounts Payable
- Accounts Receivable
- Bank Reconciliation
- Crystal Reports
- Currency Manager
- Employee Self-Service Suite (Ess)
- General Ledger
- Inventory
- Landed Cost
- Light User
- Management Reporter Designer
User
- Multi-Company
- Order Management
- Purchasing
- Quick Query Editor
- Quick Query Editors
- System Manager
- Web Services for Microsoft
Dynamics SL
Selain kedua modul ini, Microsoft Dynamics SL juga memiliki komponen-
komponen tambahan untuk melayani kebutuhan bisnis yang unik. Komponen tambahan
ini dinamakan A La Carte. A La Carte tersedia untuk Business Essential Edition dan
Advanced Management Edition.
Komponen yang terdapat pada A La Carte :
24
• Business Essential Edition
- Application Server
- Bill of Material
- BIO Advanced
- BIO Foundation
- BIO Vue Users
- Cash Manager
- Customization Manager
- E-Commerce Gateway EDI
- Employee Self-Service Suite
(Ess)
- Financial Statement Translation
- Light User
- Management Reporter Designer
User
- Microsoft Forecaster
- Microsoft Dynamics CRM 2011
Server
- Microsoft Dynamics External
Connector
- Microsoft SharePoint® Server
- Payroll (United States)
- Payroll—Advanced (United
States)
- Requisitions
- Tools for Visual Basic® for
Microsoft Dynamics SL
- Work Order
25
• Advanced Management Edition
- Advanced Shipping Management
- Application Server
- BIO Advanced
- BIO Foundation
- BIO Vue Users
- Communicator
- Contract Management
- Customization Manager
- E-Commerce Gateway EDI
- Employee Self-Service Suite (ESS)
- Employee Utilization
- Equipment Maintenance
- Financial Statement Translation
- Flat Rate Pricing
- Inventory Replenishment
- Light User
- Limited Device CAL
- Management Reporter Designer
User
- Microsoft Dynamics External
Connector
- Microsoft Forecaster
- Microsoft Project Connector
- Microsoft SharePoint Server
- Orders to Purchase
- Payroll (United States)
- Payroll—Advanced (United States)
- Project Budgeting
- Service Contracts
- Service Dispatch
- Time and Expense for Projects
- Tools for Visual Basic for Microsoft
Dynamics SL
- Work Order
26
2.1.12 Project Management
Menurut A Guide to Project Management Body of Knowledge 3rd Edition
(2004,p8), manajemen proyek merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, kemampuan,
peralatan, dan teknik untuk aktivitas suatu proyek dengan maksud memenuhi kebutuhan
stakeholder.
Menurut Olson (2004,p16), manajemen proyek adalah aplikasi dari sumber daya
yang mencakup pengetahuan, peralatan, teknik untuk merancang aktivitas proyek dan
kebutuhan proyek.
Menurut Schwalbe (2006,p9), manajemen proyek merupakan aplikasi dari ilmu
pengetahuan, skill, tool, dan teknik untuk aktifitas suatu proyek dengan maksud
memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.
Lima tahap pengembangan manajemen proyek meliputi :
• Inisiasi (Initiating)
Menurut Schwalbe (2006, p72), inisiasi adalah proses mengenal,
mengidentifikasikan dan memulai sebuah proyek baru atau fase proyek.
Tindakan yang harus dilakukan oleh manajer proyek dan manajemen senior di
dalam inisiasi proyek adalah sebagai berikut :
- Dengan cepat menentukan sebuah tim proyek yang kuat.
- Mendapatkan keterlibatan pemegang saham di awal proyek.
- Menyiapkan analisis rinci dari masalah bisnis dan mengembangkan
teknik perbandingan proyek.
- Menggunakan pendekatan fase per fase.
- Menyiapkan rencana yang berguna dan realistis untuk proyek.
• Perencanaan (planning)
Menurut Schwalbe (2006,p72), perencanaan meliputi pemikiran serta
memperhatikan skema kerja untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai kebutuhan
organisasi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka rencana yang dibuat harus
27
realistis dan berguna serta melibatkan banyak waktu dan usaha dalam proses
perencanaan.
• Eksekusi (executing)
Menurut Schwalbe (2006,p72), eksekusi melputi kegiatan mengkoordinasikan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya serta melaksanakan perencanaan proyek
untuk menghasilkan produk, jasa, atau hasil dari suatu proyek atau fase. Produk dari
suatu proyek yang dihasilkan selama eksekusi proyek dan biasanya memakan banyak
sumber daya untuk diselesaikan.
• Pengawasan dan pengendalian (monitoring and controlling)
Menurut Schwalbe (2006,p72-73), pengawasan dan pengendalian proyek
meliputi pengukuran dan pemantauan kemajuan proyek secara berkala dan memastikan
tim proyek memenuhi tujuan dari proyek.
Manajer proyek dan stafnya mengawasi dan mengukur kemajuan yang
bertentangan dengan rencana dan mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
• Penutupan (closing)
Menurut Schwalbe (2006,p73), penutupan meliputi penerimaan formal atas
proyek atau fase proyek dan mengakhiri proyek secara efektif. Kegiatan administratif
sering dilibatkan dalam proses ini. Misalnya : pengumpulan data-data proyek, kontrak
penutupan, dan penerimaan formal dari proyek.
Proses penutupan juga melibatkan kegiatan untuk mendapatkan penerimaan
pemegang saham dan pelanggan dari produk akhir dan proyek atau fase proyek, untuk
pemesanan akhir. Hal ini meliputi verifikasi terhadap semua pekerjaan yang sudah
diselesaikan, dan menyangkut audit proyek. Selama penutupan akhir dari setiap proyek,
anggota tim proyek harus menyediakan waktu untuk mengkomunikasikan hasil proyek
dengan membuat dokumentasi dari proyek tersebut.
28
2.1.13 Financial Accounting
Menurut Anderson dan Larocca (2006, p145), financial accounting memberi
kemampuan untuk meningkatkan proses pembuatan keputusan yang strategis untuk
kebutuhan keuangan perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola
data akuntansi keuangan secara terpusat dalam kerangka kerja internasional dari banyak
perusahaan, bahasa (language), mata uang (currencies), dan chart of accounts.
Financial Accounting sesuai dengan standard akuntansi internasional, seperti GAAP dan
IAS, dan membantu memenuhi pernyataan hukum lokal dari banyak negara, sepenuhnya
mencerminkan perubahan hukum dan akuntansi yang dihasilkan dari Sarbanes-Oxley
legislation, Europena Market dan penyatuan mata uang, dan banyak lagi.
Menurut Anderson dan Larocca (2006.p146), Financial Accounting berisi komponen-
komponen berikut :
• General Ledger Accounting, yang memberikan catatan lengkap dari semua transaksi
bisnis perusahaan. General Ledger Accounting menyediakan tempat untuk mencatat
transaksi bisnis di seluruh aspek perusahaan dan untuk memastikan bahwa data
akuntansi yang diproses dalam sistem secara factual dan lengkap.
• Account Payable, yang mencatat dan mengelola data akuntansi untuk semua vendor
dalam sistem.
• Account Receivable, yang mengelola aktivitas penjualan perusahaan secara financial.
• Asset Accounting, yang mengelola dan membantu mengawasi aktiva tetap
perusahaan. Asset Accounting juga berfungsi sebagai buku besar pembantu
(subsidiary ledger) untuk general ledger, dan memberikan informasi rinci tentang
transaksi khusus yang melibatkan aktiva tetap.
• Funds Management, yang dirancang untuk mendukung perusahaan dalam
menciptakan anggaran dengan cara sebuah toolset yang mereplikasi struktur
anggaran untuk tujuan perencanaan, monitoring, dan mengelola dana perusahaan.
Tiga tugas penting termasuk pendapatan (revenues) dan pengeluaran anggaran
(expenditures budgeting), pemantauan dana bergerak (funds movement monitoring),
dan insight into potential budget overruns.
29
Special Purpose Ledger, yang dirancang untuk menyediakan informasi ringkasan dari
beberapa aplikasi pada level detail yang perusahaan tentukan sesuai dengan kebutuhan
bisnis. Special Purpose Ledger memungkinkan untuk mengumpulkan (collect),
menggabungkan (combine), meringkas (summarize), memodifikasi (modify), dan
mengalokasikan data actual dan terencana (allocate actual and planned data) yang
berasal dari sistem.
2.2 Teori – Teori Khusus / Pendukung
Teori-teori berikut merupakan teori pendukung yang diperoleh dari berbagai
sumber yang menjadi landasan analisis.
2.2.1 Metode Pengumpulan Data / Metode Penemuan Fakta
Menurut Connoly (2005, p.317-p.320), Seorang pembangun database biasanya
menggunakan beberapa teknik penemuan fakta (Fact Finding Techniques) dalam
mengerjakan sebuah proyek database. Dimana ada 5 tipe penggunaan teknik penemuan
fakta ini, yaitu :
- Documentation (dokumentasi)
- Interview (wawancara)
- Observation (observasi atau pengamatan)
- Riset (Studi Pustaka)
- Questionnaire (kuesioner)
Fact Finding Techniques merupakan proses yang dilakukan dalam upaya untuk
menemukan data-data secara lengkap dan detail terhadap suatu hal atau orang sebelum
dilakukan upaya lebih lanjut.
30
Wawancara (Interview)
Menurut Connoly (2005, p.317-p.320), Wawancara (Interview) adalah
salah satu teknik penemuan fakta yang sering digunakan, dan biasanya
yang paling berguna. Kita dapat mewawancarai untuk mengumpulkan
informasi dari para individu secara face-to-face.
Ada beberapa tujuan untuk penggunaan teknik wawancara:
- Menemukan
- Memastikan
- Memperjelas fakta.
- Menciptakan entusiasme.
- Mengaitkan para end-user kedalam kasus.
- Mengidentifikasi keperluan serta mengumpulkan ide dan opini.
Studi Pustaka
Menurut Connoly (2005, p.317-p.320), Studi Pustaka merupakan teknik
penemuan fakta penting untuk meriset aplikasi dan masalah. Trade-
journal computer, buku-buku fakta dan juga internet adalah sumber
informasi yang baik. Sumber-sumber tersebut dapat menyediakan
informasi untuk bagaimana orang lain telah memecahkan masalah yang
sama, dan juga apa software package tersebut ada untuk memecahkan
semua atau sebagian dari sebuah masalah.
2.2.2 Rich Picture
Menurut Mathiassen et al. (2000, p26), rich picture adalah sebuah gambaran
informal yang digunakan untuk menyatakan ilustrasi pemahaman terhadap situasi dari
sistem yang sedang berlangsung.
31
Gambar 2.3 S imbol atau Notasi Rich Picture
(Mathiassen, 2000, p336)
2.2.3 Information Economics
Feasibility assessment merupakan suatu metode untuk mengevaluasi kelayakan
suatu proyek dengan melihat aspek finansial maupun non-finansial terhadap kebutuhan
organisasi yang telah ditetapkan, dan menilai prioritas proyek-proyek yang ditawarkan.
Kelayakan dapat saja dalam bentuk biaya, manfaat, nilai, atau hal-hal yang berkaitan
dengan sosial-teknikal (Graeser et al 1998:90).
Information Economics (IE) merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur
manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi (Parker, 1988, p5). Information
Economics merupakan dasar dari Traditional Cost Benefit Analysis (analisis biaya-
manfaat tradisional) yang berhubungan dengan value (nilai) berdasarkan pada kinerja
bisnis untuk menangani hal-hal yang memberikan dampak strategis pada perusahaan.
Information Economics juga menangani infrastruktur teknologi informasi yang
merupakan investasi sampingan dalam infrastruktur.
Metode Information Economics digunakan untuk menganalisis biaya dan
manfaat, mengkuantifikasi biaya proyek TI yang hasilnya diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada perusahaan. Dasar dari Information Economics adalah nilai (value) yang
32
dapat dikatakan sebagai suatu ukuran dan biaya (cost) yang dikeluarkan oleh perusahaan,
yang dikaitkan dengan kemajuan bisnis perusahaan.
Perhitungan nilai ekonomis merupakan dasar pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan pada pengajuan investasi untuk sebuah pembangunan system.
Biaya yang dievaluasi mencakup biaya pengadaan perangkat keras, pembelian perangkat
lunka, seluruh biaya perawatan dan biaya tenaga kerja. Biaya ini harus dijustifikasi
karena masing-masing investasi itu memiliki karakteristik yang berbeda terhadap value
dan resiko.
Pada tingkat awal, Information Economics adalah sebuah kumpulan dari
peralatan komputasional untuk mengkuantifikasikan manfaat-manfaat dan biaya-biaya
proyek sistem informasi (Parker, 1988, p5). Ini adalah peran tradisional dari analisis
biaya manfaat. Information Economics melihat jauh ke dalam analisis biaya-manfaat
untuk memasukkan nilai yang didasarkan pada kinerja bisnis, untuk menangani hal-hal
yang memiliki dampak strategis terhadap perusahaan.
Pada tingkat lebih lanjut, Information Economics adalah sebuah proses
pembuatan keputusan. Setiap investasi (pemograman, aplikasi, perangkat keras) harus
dijustifikasi, tetapi setiap investasi yang potensial memiliki karakteristik yang unik dan
berbeda terhadap nilai, biaya, dan resikonya.
Gambar 2.4 Information Economics (Parker, 1988, p6)
33
Dalam analisis Information Economics digunakan analisis dua segi, yaitu segi
bisnis dan segi teknologi, sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional
yang berangkat dari analisis biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis).
Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan tiga hal
penting yang saling berhubungan yaitu :
1. Biaya (cost) Domain Teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya
variabel yang diperlukan untuk membangun sistem.
2. Manfaat (benefit) Domain Bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan atau
peningkatan kinerja atau revenue.
3. Nilai (value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI, yang
tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang maupun
masa mendatang.
Adapun latar belakang yang mendasari dibutuhkannya Information Economics
menurut Parker (1988, p15) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengevaluasi manfaat yang ditimbulkan oleh penerapan TI,
mengingat kebutuhan akan penerapan TI sudah tidak dapat ditunda lagi bagi
perusahaan. Bahkan sekarang ini, peranan TI merupakan kunci utama bagi
suatu perusahaan dalam melakukan persaingan. Dalam mengimplementasi
TI, setiap perubahan mengaplikasikan dengan cara yang tidak selalu sama,
sehingga nilai TI dan manfaat yang diperoleh perusahaan akan berbeda
antara satu dengan yang lain.
2. Sumber daya perusahaan yang digunakan dalam menerapkan TI terbatas
jumlahnya sehingga harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin.
3. Perusahaan perlu melakukan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya
dengan cara yang paling efektif dengan pertimbangan hasil yang diperoleh
baik secara langsung ataupun tidak langsung atas alokasi biaya yang
dikeluarkan.
34
4. Alat (tools) untuk melakukan analisis cost benefit tradisional tidak cukup
memadai untuk menghitung semua nilai investasi TI yang ada.
Menurut Parker (1988, p102), terdapat tiga komponen utama untuk menghitung
skor suatu proyek investasi, yaitu :
1. Perhitungan ROI (Return on Investment)
2. Penilaian pada domain bisnis
3. Penilaian pada domain teknologi
Gambar 2.5 Model dan Skor Proyek (Parker, 1988, p102)
2.2.4 Cost Benefit
a. Benefit (Manfaat)
Menurut Remenyi (2000,p5), Benefit adalah suatu istilah untuk menunjukkan
kelebihan atau kekurangan yang didapat oleh perorangan maupun organisasi. Untuk
mencapai keberhasilan sebuah proyek, benefit harus diidentifikasikan seawall mungkin
didalam siklus pengembangan sistem. Idealnya, benefit harus diidentifikasi dan dihitung
sebelum proyek pengembangan sistem dimulai.
Menurut Parker (1988, p92) didalam IE terdapat tiga jenis manfaat, yaitu :
1. Tangible Benefit adalah manfaat yang mempunyai dampak langsung kepada
keuntungan perusahaan.
2. Quasi-tangible Benefit adalah manfaat yang berfokus pada peningkatan
efisiensi perusahaan, dan
3. Intangible Benefit adalah manfaat yang berfokus pada peningkatan
efektifitas perusahaan.
35
Menurut Remenyi (2000, p7) benefit dibagi menjadi dua kategori yaitu : tangible
benefit dan intangible benefit. Tangible benefit merupakan manfaat yang langsung
mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, sedangkan Intangible benefit merupakan
manfaat yang kelihatannya mempunyai pengaruh positif terhadap perusahaan tetapi
tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Selanjutnya Remenyi mengelompokkan lebih lanjut kedua jenis manfaat tersebut
kedalam IT Benefit Matrix (low tangible berarti intangible) yang diperlihatkan pada
gambar 2.6. Pengelompokkan tersebut mengembangkan dua jenis manfaat di atas
menjadi empat jenis manfaat, yaitu :
1. Tangible measurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung
terhadap keuntungan perusahaan dan dampak tersebut dapat diukur secara
objektif. Contohnya : pengurangan karyawan / perampingan organisasi serta
peningkatan penjualan.
2. Tangible unmeasurable merupakan manfaat yang membawa dampak
langsung terhadap keuntungan perusahaan tetapi sulit untuk langsung
diukur. Contohnya tersedia informasi yang lebih baik sehingga mampu
memberikan jaminan akan keakuratan dan ketepatan pengambilan
keputusan.
3. Intangible measurable merupakan manfaat yang dapat diukur, tetapi
dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Contohnya : informasi yang lebih cepat dan tanggapan positif dari staf.
4. Intangible unmeasurable merupakan manfaat yang sulit diukur dan
dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Contohnya : reaksi positif terhadap perusahaan dan persepsi positif dari
konsumen dan calon karyawan terhadap produk perusahaan.
36
Jika ditarik satu garis antar Remenyi dan Parker maka dapat disatukan dalam
hubungan sebagai berikut :
1. Tangible measurable merupakan tangible benefit.
2. Tangible unmeasurable dan intangible measurable merupakan quasi
tangible benefit.
3. Intangible unmeasurable merupakan intangible benefit.
Untuk biaya pada kelompok quasi-tangible berkemungkinan mempunyai
beberapa elemen manfaat yang dapat diukur langsung (disamping elemen yang tidak
dapat diukur maupun elemen yang dapat diukur secara tidak langsung). Biaya-biaya
tersebut akan dihitung dengan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan dan
lembar kerja berjalan. Sedangkan manfaat akan dihitung dengan menggunakan teknik-
teknin Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring, dan Innovation
Valuation.
Gambar 2.6 IT Benefit Matrix (Remenyi, 1995, p42)
37
Menurut Parker, inti dari perhitungan IE dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 2.7 Information Economics Framework
b. Cost (Biaya)
Menurut Keown (2000,p444), Cost adalah penggunaan dana untuk diinvestasikan
dalam proyek baru. Dalam analisis biaya manfaat dari investasi IT terdapat dua macam
jenis biaya yaitu :
Tangible Cost
Tangible Cost adalah biaya yang dapat dengan mudah
diidentifikasi dan diukur dengan analisis sistem. Contohnya adalah biaya
peralatan, biaya software, biaya maintenance, dan lain-lain.
Intangible Cost
Intangible Cost adalah biaya yang sulit untuk diidentifikasi dan
sulit untuk dikalkukasi untuk menambah kepuasan pelanggan, dan lain-
lain.
38
2.2.5 Value / Nilai
Value (nilai) dapat dikatakan sebagai substitusi untuk manfaat (benefit). Nilai
didasarkan atas keuntungan yang diperoleh atas persaingan yang direfleksikan dari
kinerja bisnis sekarang dan dimasa mendatang (Parker, 1988, p64). Keuntungan yang
akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan merupakan nilai dimana
perusahaan bersedia berinvestasi untuk mencapainya.
1. Return on Investment, diperoleh dari analisis biaya-manfaat tradisional dan
merefleksikan usul-usul lanjut dalam menggambarkan efek-efek finansial
(baik biaya dan manfaat) dan teknologi informasi.
2. Strategic Match, merupakan nilai yang diperoleh dan strategi unit bisnis saat
ini yang didukung secara langsung.
3. Competitive Advantage, merupakan nilai yang diperoleh dan menciptakan
strategi bisnis baru, produk baru, atau pendekatan baru dalam menghadapi
tekanan persaingan.
4. Management Information Support, merupakan nilai yang diperoleh dan
dukungan informasi terhadap critical success factor (CSF) perusahaan atau
lini bisnis perusahaan.
5. Competitive Response, merefleksikan proyek teknologi informasi yang
bertujuan untuk mengejar persaingan.
6. Strategic IS Architecture, merupakan investasi yang memungkinkan
munculnya proyek lain.
2.2.6 Analisis Dua Domain
Perusahaan digambarkan dalam dua bagian yaitu aktivitas bisnis dan aktivitas
teknologi pendukung. Istilah “domain” digunakan untuk menekankan perbedaan peran
manajemen dan perencanaan dalam bisnis dan teknologi. Domain bisnis adalah
pengguna teknologi informasi (user). Domain teknologi adalah penyedia layanan
teknologi informasi.
39
Information Economics mendasari justifikasinya dalam domain-domain secara
vertical, memisahkan justifikasi dan kelayakan domain bisnis dan (serta) justifikasi dan
viabilitas domain teknologi.
Analisis dua domain merupakan model yang menekankan perbedaan biaya (cost)
dan nilai (value) dalam dua domain. Dari perspektif domain bisnis, value merupakan
investasi pada domain teknologi yang dibutuhkan untuk menciptakan layanan.
Biaya dalam domain bisnis didefinisikan sebagai pembayaran untuk penggunaan
sumber daya teknologi yang diaplikasikan untuk memproduksi value, termasuk risiko.
Biaya yang dimaksud dalam domain bisnis adalah biaya atas sumber daya proyek yang
digunakan bersama dengan proyek lainnya (shared resource), misalnya penggunaan
jaringan komunikasi data atau komputer main-frame.
Sedangkan biaya dalam domain teknologi didefinisikan sebagai biaya atas
penggunaan sumber daya sebenarnya yang digunakan langsung untuk layanan ke
domain bisnis, termasuk resiko.
Biasanya setelah melewati waktu 1 tahun total biaya dari domain teknologi diharapkan
dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan yang dibebankan (charges)
kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang dilakukan oleh bisnis harus
menyesuaikan dengan kebutuhan domain teknologi.
Pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah substitusikan nilai untuk
manfaat, dan kedua, pisahkan biaya actual dari pelayanan yang berlangsung dalam
domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain bisnis. Maka para manajer
bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para manajer TI dapat mengatur
ketersediaan teknologi.
Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada gambar di bawah.
Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI untuk
menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektifitas atau nilai.
Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis adalah sama
seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna TI.
40
Gambar 2.8 Model Dua Domain Information Economics (Parker, 1988, p76)
Hubungan antara biaya domain teknologi yang terkait erat dengan manfaat
domain bisnis (seperti ditunjuk pada gambar 2.8) merupakan cerminan value yang
diperoleh atas pengaplikasian TI. Pada gambar 2.8 ini menjelaskan pula adanya
perbedaan antara biaya (cost) dan nilai (value) dalam kedua domain tersebut.
Dari sisi domain bisnis, value dapat tercipta dengan adanya penggunaan TI yang
menghasilkan revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja. Sedangkan dari
sisi domain teknologi, value dilihat dari manfaat dalam domain bisnis, yaitu adanya
pembiayaan kembali atau investasi lebih lanjut terhadap teknologi informasi. Value ini
kemudian digunakan kembali untuk menciptakan manfaat terhadap domain bisnis.
Biaya (cost) dalam domain bisnis merupakan semacam pembayaran atas
digunakannya pelayanan dari suatu domain teknologi (merupakan nilai bagi domain
teknologi) dan biaya pada domain teknologi merupakan penggunaan sumber daya
teknologi informasi.
41
2.2.7 Jenis – Jenis Aplikasi Teknologi Informasi
Ada 3 jenis aplikasi teknologi informasi untuk penyesuaian finansial :
substitutive, complementary, innovative.
2.2.7.1 Substitutive (Pengganti)
Aplikasi pengganti adalah mereka yang menggantikan kekuatan orang (manual)
dengan kekuatan mesin. Contohnya adalah penggajian, akuntansi, dan aplikasi
penagihan – semua yang sejalan dengan alam / sistem yang ada. Analisis Traditional
Cost Benefit berurusan dengan manfaat nyata seperti biaya perpindahan dan
penghindaran / pembatalan biaya, efektif digunakan untuk penghitungan ROI. Meskipun
pengukuran manfaat ini mudah, ukuran manfaat yang dicapai akan cenderung rendah di
perusahaan-perusahaan yang sudah matang.
2.2.7.2 Complementary (Pelengkap)
Aplikasi pelengkap berfokus pada peningkatan produktivitas dan efektivitas
karyawan untuk melakukan aktivitas / kegiatan-kegiatan yang ada (sedang berjalan).
Contoh dalam penggunaan kertas adalah spreadsheet, grafik, dan paket query. Contoh
dari aplikasi yang sejalan / serupa adalah word processing untuk sebuah fungsi
administrasi. Contoh dampaknya adalah jaringan pemasaran dan terminal untuk
memasukkan pesanan atau query oleh pelanggan di kantor mereka. Cash dan Konsynski
(1985) menyebut hal ini sebagai sistem interorganisasional. Teknik Value Acceleration
dan / atau Value Restructuring digunakan disini. Teknik-teknik ini (dan aplikasi)
menghubungkan ke kinerja paling rendah dari perusahaan secara langsung (percepatan
waktu) atau tidak langsung (restrukturisasi). Mereka secara efektif berkontribusi dalam
penyesuaian finansial. Kontribusi potensial untuk kinerja bisnis lebih besar daripada
substitutive (pengganti), tapi prediksi dan pengukurannya lebih sulit.
42
2.2.7.3 Innovative (Inovatif)
Aplikasi inovatif yang dirancang untuk mempertahankan atau memperoleh
keunggulan kompetitif. Contohnya termasuk home baking dan expert financial system.
Contoh dampak (perubahan bisnis) termasuk menciptakan sebuah pasar baru dan
menciptakan diferensiasi melalui penurunan biaya. Innovation valuation adalah dasar
untuk penyesuaian finansial pada aplikasi ini. Potensi nilai bisnis tinggi, tetapi
pendekatan prediksi dan pengukuran bersifat spekulatif. Hal ini dikarenakan adanya sifat
menciptakan penghalang masuk (hambatan masuk) dan harus menjadi yang pertama dan
yang benar pada waktu yang sama.
Penerapan teknologi informasi terjadi pada individu, kelompok, atau departemen,
dan LOB atau pada tingkat enterprise. Aplikasi akan substitutive, complementary, atau
inovatif pada dasarnya. Sebagai hasilnya, kombinasi dari analisis yang digunakan untuk
penyesuaian financial akan berbeda.
Gambar 2.9 Mapping Tipe-Tipe Aplikasi, Tingkat Aplikasi, dan Teknik Analisis
(Penyebabnya) (Parker, 1988, p105)
43
2.2.8 Cost Benefit Analysis (CBA)
Analisis biaya manfaat merupakan langkah awal untuk Information Economics
dalam menetapkan alternatif-alternatif dan mengukur pengeluaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis biaya manfaat ini.
Pertama adalah studi kelayakan untuk proyek. Kedua, pada tahap akhir proyek. Dan
terakhir kepentingan bagi proyek besar. Analisis biaya manfaat ini dikerjakan setelah
pengimplementasian untuk menilai keberhasilan finansial suatu proyek.
Cost Benefit Analysis / Analisis Biaya Manfaat merupakan teknik yang paling
umum digunakan untuk mengkuantifikasi biaya dan manfaat suatu proyek TI. Untuk
melakukan analisis biaya manfaat, kita harus terlebih dahulu menentukan biaya dan
manfaat yang layak untuk diperhitungkan, bagaimana biaya dan manfaat dibobot, dan
untuk mencapai itu semua, hambatan apa saja yang kiranya dapat muncul.
Analisis biaya manfaat dapat digunakan dalam dua cara, yang pertama adalah
sebagai alat perencana yang membantu dalam pengambilan keputusan apakah suatu
sistem layak atau tidak layak. Kedua, analisis biaya manfaat digunakan sebagai alat
evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Biaya (Cost) merupakan sejumlah sumber daya yang akan dikeluarkan atau
dihabiskan untuk membiayai proyek yang dibangun. Manfaat lebih berupa suatu bentuk
penghematan, pengurangan biaya, perolehan keuntungan, peningkatan efektifitas atau
produktivitias kerja dan karyawan.
Terdapat 2 jenis biaya yang dihitung dengan metode Information Economics
(Parker, 1988, p92), yaitu :
1. Biaya pengembangan sistem (development cost)
2. Biaya pemeliharaan atau biaya berjalan (maintenance / on going expense).
Biaya-biaya akan dihitung dengan menggunakan lembar kerja biaya
pengembangan dan lembar kerja berjalan. Sedangkan manfaat akan dihitung dengan
44
menggunakan teknik-teknik Value Linking, Value Acceleration, dan Value Restructuring,
serta Innovation Valuation.
Setelah menentukan manfaat yang diharapkan dan biaya implementasi proyek
hubungan manfaat tersebut terhadap biaya perlu didefinisikan (Parker, 1988, p93-94).
Ada pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan hubungan antara biaya dan
manfaat, diantaranya : Simple Return on Investment (Simple ROI).
2.2.8.1 Simple Return on Investment (Simple ROI)
Teknik ini disebut juga dengan accounting rate of return. Simple ROI adalah
rasio pendapatan bersih rata-rata proyek terhadap investasi internal proyek itu. Metode
ini sangat baik untuk proyek pemrosesan data atau sistem informasi. Biaya implementasi
dan operasional serta manfaat yang diharapkan akan ditentukan untuk tahun-tahun
mendatang. Titik ketika akumulatif manfaat melebihi akumulatif biaya adalah titik
dimana dasar ROI diperoleh.
Lembar Kerja untuk Menghitung ROI
Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja :
o Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan)
Lembar kerja berisi semua biaya awal pembangunan proyek pada
tahun pertama. Dalam lembar kerja biaya pengembangan ini, terdiri atas lima
kategori :
- Development Effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan
sistem dan pemrograman, biaya peningkatan adanya tambahan karyawan,
seperti administrasi data.
- Net Hardware (perangkat keras baru), mencakup biaya-biaya tambahan
untuk berbagai peralatan, misalnya terminal, printer, monitor, jaringan
komunikasi, dan sebagainya.
45
- New Purchased Software (pembelian perangkat lunak baru), mencakup
semua biaya yang berkaitan dengan adanya tambahan software baru
dalam perusahaan.
- User Training (pelatihan User), mencakup keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelatihan bagi pengguna dengan adanya
suatu sistem yang baru.
- Other Costs (biaya lain-lain), mencakup semua biaya yang dikeluarkan,
termasuk juga biaya pengujian sistem baru pada saat sistem tersebut
diimplementasikan.
Usaha pengembangan meliputi biaya penambahan sistem dan
programming, dan dukungan staf tambahan seperti data administration.
Perangkat keras baru merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan,
printer, dan komunikasi. Perangkat lunak baru meliputi pembelian perangkat
lunak atau penyewaan perangkat lunak baru, dan pelatihan user
merefleksikan biaya pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lain-lain
termasuk testing, merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus
dikembangkan setiap tahunnya dalam pengadaan biaya pengembangan.
Gambar 2.10 Develompent Cost Worksheet (Parker, 1988, p96)
46
o Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan)
Lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya yang akan datang dari
awal proyek hingga tahun terakhir proyek. Untuk biaya berjalan, dibagi
menjadi enam kategori, yaitu :
- Application Software Maintenance (pemeliharaan aplikasi perangkat
lunak)
- Incremental Data Storage Expenses (penambahan biaya data storage)
- Incremental Communication (penambahan komunikasi)
- New Software and Hardware Leases (penyewaan perangkat lunak dan
perangkat keras)
- Supplies (persediaan)
- Others (lainnya)
Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari
perhitungan jumlah hari pengembagan (dari lembar kerja biaya
pengembangan). Biaya penambahan data storage adalah hasil dari
penghitungan jumlah megabytes dengan penghitungan biaya megabytes.
Biaya penambahan komunikasi adalah biaya yang berhubungan dengan
sambungan telepon, pesan-pesan, dan sebagainnya. Biaya yang berhubungan
dengan penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras yang baru diketahui
bersamaan dengan pasokan, dan biaya-biaya lainnya. Seperti lembar kerja
biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan harus dikembangkan
setiap tahunnya, sehingga biaya diharapkan dapat diperoleh.
47
Gambar 2.11 Ongoing Expenses Worksheet (Parker, 1988, p96)
o Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis)
Lembar kerja ketiga merangkum dampak ekonomis dari proyek.
Penilaian dampak ekonomis didasarkan pada hubungan garis lurus untuk
menghitung ROI sederhana dari periode aliran kas bersih selama 5 tahun.
Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama membuat biaya bersih
investasi yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung
dari Development Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan
(yearly cash flows) yang didapat langsung dari manfaat ekonomis bersih (net
economic benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional
(operating cost reduction) menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax
income). Lalu dikurangi ongoing expenses. Simple ROI dikalkulasikan dari
pembagian rata-rata net cash flow selama 5 tahun dibagi net investment
required. Setelah mendapat simple ROI, maka skor proyek akan ditentukan.
48
Gambar 2.12 Economic Impact Worksheet (Parker, 1988, p97)
2.2.9 Faktor – Faktor dalam Penghitungan Skor Proyek
Ada tiga variable yang akan dijumlahkan untuk memperoleh skor proyek, yaitu
Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain, dan Weighted Technology Domain
(Parker, 1988, p102).
Gambar 2.13 Faktor Perhitungan Skor Sebuah Proyek (Parker, 1988, p102)
Faktor pertama yang harus dipertimbangkan adalah justifikasi / pembenaran
secara finansial dari sebuah proyek TI, dengan faktor utama pada kuantifikasi dari biaya
49
(selama fase pembangunan dan pemeliharaan) dan manfaat dari proyek TI tersebut.
Manfaat tersebut kemudian dihubungkan dengan biaya melalui perhitungan ROI (Parker,
1988, p102-104).
Weighted Simple ROI merupakan teknik pembenaran keuangan yang digunakan
untuk mengukur dan menetapkan / mengkaji aplikasi teknologi informasi yang potensial.
Lima variable yang dipertimbangkan dalam menghitung simple ROI, yaitu Traditional
Cost Benefit Analysis (TCBA), Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring,
Innovation Valuation. Teknik pembenaran keuangan yang diterapkan dalam Information
Economics untuk perhitungan ROI ditunjukkan dalam gambar 2.14.
Traditional Cost Benefit Analysis mutlak dilakukan, sedangkan empat variable
lainnya dapat dilakukan setelah proyek TI diimplementasikan.
Gambar 2.14 Perhitungan ROI (Parker, 1988, p102)
Untuk mendapatkan bobot domain bisnis, meliputi penentuan Strategic Match,
Competitive Advantage, Management Information Support, Competitive Response, dan
Project or Organizational Risk. Sedangkan untuk mendapatkan bobot domain teknologi
meliputi faktor-faktor penentuan seperti nilai dan resiko untuk Strategic IS Architecture,
Definitional Uncertainty, Technical Uncertainty, dan IS Infrastructure Risk.
Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan teknologi, terdapat beberapa
variable yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui lembaran kuisioner
maupun wawancara.
50
Variabel-variabel dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Variabel- variabel Domain Bisnis dan Domain Teknologi
Category Variable
Financial Values Return on Investment
Business Domain Strategic Match
Competitive Advantage
Competitive Response
Management Information
Project or Organizational Risk
Technology Domain Strategic IS Architecture
Definitional Uncertainty
Technical Uncertainty
IS Infrastructure Risk
2.2.10 Value Linking and Value Acceleration
Menurut Parker (1988), Value Linking dan Value Acceleration adalah manfaat
yang merupakan efek keterkaitan dengan adanya penerapan teknologi informasi pada
perusahaan. Kedua teknik ini membantu dalam mengidentifikasi efek samping dan
perubahan teknologi di organisasi. Value linking digunakan untuk mengevaluasi secara
finansial dampak kombinasi dan peningkatan performa suatu fungsi terhadap fungsi
yang lain. Value acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara finansial percepatan
waktu yang terjadi dan manfaat karena mengaitkan (linking) dua departemen atau fungsi
dalam hubungan sebab akibat. Hal ini memberikan gambaran tentang manfaat dalam
beberapa fungsi. Misalnya, terciptanya komunikasi yang lebih efisien, penurunan biaya,
terjadinya penghematan, dan penghindaran biaya, mengurangi kegiatan yang tidak
produktif atau dengan kata lain meningkatkan produktivitas.
51
Beberapa hal berbentuk penghematan, beberapa hal lagi berupa penyelesaian
kerja yang lebih cepat, kinerja yang lebih baik, maupun peningkatan keuntungan.
2.2.11 Value Restructuring
Menurut Parker (1988), Value Restructuring merupakan value / nilai yang terkait
dengan restrukturisasi fungsi-fungsi tugas departemental. Hal ini mengukur peningkatan
nilai dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan pada perubahan organisasi.
Mirip dengan Value Linking dan Value Acceleration, bahwa analisis biaya
manfaat / Cost Benefit Analysis juga bersifat penurunan dan penghindaran biaya. Contoh
Value Restructuring ini adalah terjadinya peningkatan produktivitas yang dapat diukur
pada departemen atau suatu fungsi kerja tertentu karena adanya implementasi office
automation. Peningkatan produktivitas merupakan perpindahan kemampuan organisasi
dan kegiatan yang bernilai lebih rendah ke nilai yang lebih tinggi.
2.2.12 Innovation Valuation
Menurut Parker (1988, p134) mengatakan bahwa Innovation Valuation ini
dilakukan untuk menilai terciptanya fungsi-fungsi baru dalam domain bisnis perusahaan.
Dengan adanya fungsi baru tersebut menyebabkan berubahnya pola / tata cara
bagaimana perusahaan melakukan / menjalankan bisnisnya atau dengan kata lain
merubah proses bisnis suatu perusahaan. Aplikasi teknologi informasi yang inovatif
menyediakan wahana untuk mengubah strategi bisnis, jalur-jalur produksi / produk lini
bisnis dan jasa, serta area bisnis perusahaan / domain bisnis organisasi. Teknik penilaian
inovasi lebih berfokus pada biaya dan resiko dari sisi organisasi daripada teknologi.
Untuk menghitung keuntungan bersih dengan adanya inovasi melalui investasi
teknologi, digunakan sebuah lembar kerja baru. Sedangkan untuk menghitung biaya
digunakan lembar kerja biaya pengembangan dan lembar kerja biaya berjalan. Nilai
inovasi ini dikuantifikasi dari area bisnis dan ditambahkan pada lembar kerja economic
impact.
52
2.2.13 Faktor – Faktor Domain Bisnis
Menurut Parker (1988, p144), nilai dan resiko yang terbagi dalam hubungannya
dengan domain bisnis terbagi menjadi lima bagian, yaitu kecocokan strategi (Strategic
Match), keuntungan kompetitif (Competitive Advantage), informasi manajemen
(Management Information), respon kompetitif (Competitive Response), dan resiko
proyek atau organisasi (Project or Organizational Risk).
2.2.13.1 Strategic Match
Strategic Match berfokus pada derajat dukungan perusahaan atau selaras dengan
tujuan perusahaan (lini bisnis). Strategic Match menyediakan metode untuk
meningkatkan skor dari aplikasi yang inovatif dan secara langsung memberikan
dukungan bagi pencapaian tujuan bisnis. Penekanan terdapat juga pada hubungan yang
erat antara TI dan perencanaan bisnis, serta penilaian derajat potensi dari proyek
terhadap pencapaian strategi bisnis. Strategic Match menaksir nilai tujuan jangka
panjang dan mensyaratkan adanya eksistensi yang terwujud (Parker, 1988, p145-146).
Skor pada Srategic match berkisar antara 0 (tidak mempunyai hubungan dengan tujuan
strategi bisnis yang ada sekarang sampai 5 (memiliki hubungan langsung)
2.2.13.2 Competitive Advantage
Competitive Advantage mengevaluasi adanya pertukaran data antara organisas i
dengan para pemasok, distributor, atau unit kerja lain dalam kaitannya untuk
meningkatkan kompetensi organisasi. Nilai tersebut dapat diperoleh dengan adanya
kesediaan dan organisasi untuk merubah struktur industri atau sistem, meningkatkan
posisi organisasi dalam bisnis yang ada, dan menciptakan kesempatan bisnis yang baru.
Terdapat tiga tujuan dasar yang harus dilakukan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan kompetitif, yaitu :
53
1. Perusahaan harus memposisikan diri dalam struktur industri. Perusahaan
harus mendukung tindakan-tindakan yang akan mengubah derajat dimana
pembeli, pemasok, pendatang baru, dan produk pengganti atau para
pesaing berpengaruh dalam kompetisi.
2. Harus mengembangkan posisi organisasi pada bisnis yang sudah eksis.
Perusahaan harus mendukung tindakan-tindakan yang dapat membedakan
produk atau pelayanan yang diberikan oleh perusahaan atau menguhab
cakupan kompetitif dari bisnisnya.
3. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa
cara yang dapat memberikan kontribusi untuk mendapatkan keuntungan
kompetitif, termasuk pengguna TI untuk menjual produk/jasa atau
menggunakan informasi internal untuk memproses kemampuan menilai
lini bisnis yang baru.
Dalam melakukan penilaian competitive advantage, maka terdapat tiga strategi
utama yang harus dipertimbangkan implementasinya. Pertama, cost leadership,
termasuk di dalamnya cost advantage, pengurangan biaya, serta identifikasi dan
eksploitasi sumber yang ada sebagai cost advantage, kedua, diferensiasi (keunikan
produk) dan ketiga, fokus yang jelas meliputi penentuan segmentasi target dari pasar
potensial.
Skor yang dihasilkan tergantung dari derajat nilai yang disumbangkan proyek
teknologi informasi terhadap organisasi dengan peningkatan kemampuan berkompetensi.
Dengan kata lain, memusatkan perhatian dan manfaat kompetitif yang dihas ilkan proyek.
(Parker, 1988, p147-150).
2.2.13.3 Competitive Response
Competitive Response mengukur derajat kegagalan proyek teknologi informas i
atau sistem informasi yang menyebabkan kegagalan kompetitif bagi perusahaan
(Parker,1988, p152-153). Walaupun mirip dengan konsep biaya oportunitas dan
54
keunggulan kompetitif, kategori ini mengikutsertakan resiko kehilangan pasar, yang bila
telah sekali hilang, maka akan sulit atau hampir tidak mungkin untuk didapatkan
kembali. Hal ini bisa terjadi karena pesaing telah menyediakan jasa, produk, atau
pertukaran data, maupun kemampuan yang dibutuhkan industry untuk mengikuti kondisi
aktivitas bisnis yang berkelanjutan. Untuk proyek teknologi informasi atau sistem
informasi teknologi informasi, competitive response menaruh perhatian pada ketepatan
waktu pengimplementasian proyek teknologi informasi atau sistem informasi sebagai
gerakan pencegahan yang mungkin untuk memperoleh tumpuan di dalam persaingan.
2.2.13.4 Management Information
Management information berfokus pada aktivitas internal yang secara langsung
mempengaruhi produk dan pelanggan eksternal. Management-information
memperkirakan kontribusi langkah-langkah yang diambil terhadap kebutuhan informasi
manajemen untuk aktivitas yang kritis (Parker, 1988, p150-151). Informasi dalam
dukungannya pada Critical Success Factor bisnis mencerminkan derajat dimana
tindakan menyediakan informasi manajemen pada kunci aktivitas dari perusahaan atau
lini bisnis.
2.2.13.5 Project or Organizational Risk
Menurut Parker (1988, p153), Project or Organizational Risk berfokus pada
tingkat dimana organisasi mampu melaksanakan perubahan yang diperlukan proyek.
Evaluasi berfokus pada pengguna atau domain bisnis, bukan domain teknis. Komponen
kapasitas atau kemampuan organisasi meliputi dukungan manajemen terhadap
perubahan, jatuh tempo dalam penggunaan komputasi organisasi, dan penilaian realistis
yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas proyek melalui pemahaman proses bisnis.
55
2.2.14 Faktor – Faktor Domain Teknologi
Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada resiko dan
keuntungan yang ditimbulkan penggunaan teknologi pada sebuah proyek. Menurut
Parker (1988, p158), terdapat 4 variabel dalam domain teknologi yang digunakan untuk
menghitung manfaat-manfaat maupun resiko yang bersifat intangible yaitu arsitektur
strategis IS (Strategic IS Architecture), ketidakpastian definisi (Definitional Uncertainty),
ketidakpastian teknis (Technical Uncertainty), resiko infrastruktur IS (IS Infrastructure
Risk).
2.2.14.1 Strategic IS Architecture
Strategic IS Architecture mengevaluasi derajat dimana proyek teknologi
informasi atau sistem informasi selaras dengan strategi teknologi informasi secara
menyeluruh (Parker, 1988, p158-159). Keselarasan ini tercermin dalam rencana
teknologi informasi (blueprint) yang menyediakan struktur bagi data, sistem, dan proyek
teknologi informasi atau sistem informasi yang cocok di masa depan serta
mengidentifikasi prioritas.
2.2.14.2 Definition Uncertainty
Definitional Uncertainty berfokus pada implementasi dan penyampaian resiko
dan mencerminkan level of stability dari lingkungan penerima (Parker, 1988, p162-164).
Secara umum kategori ini menaksir / memperkirakan spesifikasi kebutuhan
pengguna atau bisnis yang kemudian dikomunikasikan dengan pelaksana proyek TI.
Ketika user tidak dapat mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah terus
berubah secara konstan, kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawaban yang
tepat dan layak.
56
2.2.14.3 Technical Uncertainty
Technical Uncertainty berfokus pada resiko perusahaan jangka pendek yang
berkembang sesuai / di seputar dengan keahlian yang ada, ketergantungan perangkat
keras dan piranti lunak aplikasi, dan ketergantungan implementasi aplikasi (Parker,
1988,p164-165). Merupakan alat untuk menilai ketergantungan proyek terhadap
teknologi baru atau belum pernah dicoba diterapkan yang mungkin melibatkan teknologi
tunggal atau kombinasi dari sekumpulan keahlian teknis baru dan peralatan keras atau
piranti lunak. Resiko tersebut merupakan bagian dari kriteria pengambilan keputusan
bisnis dalam pendanaan dan pengembangan strategi teknologi organisasi.
Resiko teknis dan implementasi merefleksikan 5 komponen resiko dalam proyek
TI, yaitu :
• Keahlian yang diperlukan, merefleksikan tingkat kritis keahlian yang
diperlukan versus / terhadap ketersediaan manajemen dan staf.
• Ketergantungan perangkat keras, merefleksikan kebutuhan perangkat keras
versus / terhadap ketersediaan sekarang atau yang sedang digunakan.
• Ketergantungan piranti lunak (selain aplikasi piranti lunak). Memperkirakan
secara langsung terhadap kemajuan teknologi / software yang terkait.
• Aplikasi piranti lunak, merefleksikan keadaan yang secara komersial tersedia
atau yang ada versus / terhadap keadaan / teknologi baru, walaupun didapat
melalui subkontrak.
• Ketergantungan aplikasi, merefleksikan tingkat kompleksitas implementasi,
termasuk lama proyek, teknologi baru, keakurasian / keakuratan estimasi,
dan kompleksitas dari pelaksaan organisasi.
Bisnis dapat (bisa tidak) memasukkan resiko ini sebagai bagian dan kriteria
dalam pengambilan keputusan dalam membuat strategi. Namun, apapun keputusan
bisnis tersebut, organisasi TI harus memasukkan penilaian ini dalam pembangunan
strateginya.
57
2.2.14.4 IS Infrastructure Risk
IS Infrastructure Risk berfokus untuk menilai investasi non proyek yang
diperlukan untuk mengakomodasi suatu proyek. IS Infrastructure Risk seperti penilaian
terhadap lingkungan yang melibatkan faktor-faktor seperti data administrasi (seperti
kamus data baru), komunikasi (misalnya, bentuk-bentuk baru dari kemampuan
komunikasi yang diperlukan), dan pendistribusian sistem (seperti metode baru untuk
mengakses data yang dibutuhkan). (Parker, 1988, p164).
2.2.15 Corporate Value
Menurut Parker (1988, p180), perlu dibangun nilai relatif untuk setiap kelas,
yang merupakan kepentingan relative untuk setiap kategori bagi suatu perusahaan.
Terdapat tiga cara untuk mendefinisikan nilai atau bobot yang tepat untuk disatukan
dengan nilai dan resiko-resiko dalam teknologi informasi.
1. Nilai berdasarkan budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah sebuah sistem kepercayaan yang dibagi
merata yang terdiri dari sejarah, kepercayaan, dan nilai-nilai organisasi
(Parker, 1988, p180-181). Budaya perusahaan juga mewakili sudut pandang
dan nilai-nilai dari manajemen senior (perspektif dan gaya utama pemimpin-
pemimpin dalam perusahaan). Budaya perusahaan mewakili elemen
organisasional yang kuat dan selalu kokoh. Penanaman budaya perusahaan
harus dimengerti dan diintegrasikan dengan keputusan alokasi sumber daya
sistem informasi. Berikut adalah beberapa dari aspek budaya organisasi
perusahaan yang telah umum dikenal
- Organisasi
Apakah hubungan pelaporan bersifat tradisional atau matriks?
Apakah tanggung jawab fungsional dibutuhkan untuk melaksanakan
strategi sentralisasi atau desentralisasi.
58
- Sistem
Apakah proses-proses perencanaan dan penganggaran bersifat
formal atau informal? Apakah kinerja pengawasan dan sistem imbalan
bersifat partisipatif atau dictatorial?
- Sumber daya
Apakah kunci sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas-tugas dibutuhkan oleh proses persetujuan yang bersifat kontrak
atau birokratis? Sumber daya mana yang langka? Apakah filosofi
perusahaan bersifat stabil atau mudah diganti-ganti?
- Budaya
Bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar dibuat?
Apakah terdapat filosofi yang bersifat konservatif atau riskan?
2. Nilai berdasarkan fungsi misi perusahaan
Menurut Parker (1988, p181-182), cara kedua untuk memutuskan apa
yang penting dan menerjemahkan ke dalam bobot adalah dengan misi
perusahaan yang tertulis. Pedoman bisa didapatkan dari pernyataan-
pernyataan misi tersebut. Misalnya, kita bisa menentukan kalau sistem
informasi keuangan dalam suatu perusahaan penting dari pernyataan bahwa
unit bisnis akan menyediakan kinerja keuangan kepada para staf di
perusahaan.
3. Nilai berdasarkan lini bisnis dan dukungan komputer
Pertanyaan pertama adalah apakah lini bisnis saat ini menghasilkan
profit dan dianggap berada pada kondisi yang prima (Parker, 1988, p186).
Pertanyaan serupa adalah apakah layanan komputer yang digunakan pada lini
bisnis telah berjalan efektif atau tidak. Kedua pertanyaan ini digabung ke
dalam sebuah matriks untuk keperluan analisis.
59
Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor yang telah di
evaluasi di atas, terlebih dahulu harus di identifikasi keterkaitan antara
tingkat keadaan / kesehatan organisasi dengan dukungan Sistem Informasi
(SI) yang dimilikinya. Yang dimaksud dengan oeganisasi yang sehat adalah
organisasi yang kuat, menguntungkan, kompetitif, tidak mudah terpengaruh
oleh adanya krisis ekonomi, gejolak perilaku konsumen, maupun adanya
deregulasi dari pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan SI
adalah seberapa kuat pengaruh SI tersebut dalam menunjang bahkan
menentukan arah kegiatan organisasi. Hal ini penting untuk dilakukan karena
nilai/bobot domain bisnis dan domain teknologi sangat berbeda antara
organisasi yang satu dengan yang lain.
Sebalum masuk ke perhitungan pembobotan dari domain bisnis dan
domain teknologi, terdapat 9 variabel dan faktor yang perlu diberikan bobot
nilai, dievaluasi, dan diformulasikan melalui lembar kuisioner maupun tanya
jawab langsung. Faktor-faktor ini dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Faktor-Faktor Penilaian Skor Proyek TI
No Domain/Values/Risks
I Business Domain
A Strategic Match
B Competitive Advantage
C Competitive Response
D Management Information
E Project or Organizational Risk
II Technology Domain
F Strategic IS Architecture
G Definitional Uncertainty
H Technical Uncertainty
I IS Infrastructure Risk
60
Kemudian perlu dihitung suatu bobot umum sebagai patokan (faktor
pengali) untuk semua proyek TI pada perusahaan tersebut. Faktor pengali
tersebut dinilai korporat. Ada beberapa cara untuk menentukan nilai korporat.
Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melihat tingkat hubungan
antara kondisi line of business dengan tingkat dukungan komputer terhadap
bisnis tersebut (Parker, 1988, p186).
Untuk menentukan nilai korporat, dapat digunakan Gambar 2.16 sebagai
alat bantu. Caranya adalah dengan menempatkan posisi perusahaan pada kuadran
yang sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut (Parker, 1988, p187).
Seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah ini, kuadran A
(investment) yang mendeskripsikan sebuah organisasi yang kuat dengan tingkat
dukungan sistem informasi yang lemah untuk mendukung jalannya usaha.
Kuadran B (strategic) menggambarkan sebuah organisasi yang kuat dengan
dukungan sistem informasi yang kuat pula. Kuadran C (infrastructure)
mengilustrasikan sebuah organisasi yang lemah dengan dukungan sistem
informasi yang lemah. Yang terakhir adalah kuadran D (breakthrough
management) menggambarkan sebuah organisasi yang lemah dengan dukungan
sistem informasi yang kuat, sehingga sistem informasi yang dimilikinya
mendorong organisasi menjadi maju.
61
Gambar 2.15 Nilai Korporat Organisasi (Parker, 1988, p187)
2.2.15.1 Kuadran A (Investment)
Untuk organisasi pada kuadran investasi, mempunyai karakteristik berupa dasar /
lini bisnis yang kuat, mempunyai waktu dan kesempatan dalam menginvestasikan masa
depannya, dengan berfokus pada pertumbuhan ke depan dan pengembangan
infrastruktur yang sudah tepat. Perusahaan berada pada kuadran ini terutama bila terjadi
akuisisi menambah divisi baru ke dalam perusahaan yang sebelumnya memiliki
dukungan komputer yang lemah. Pendapatan dalam jangka pendek tidak akan diperoleh
hingga kualitas dukungan komputer yang ditingkatkan. Dalam arti lain perusahaan
melakukan investasi ke dalam infrastruktur dan sistem backcone. Dasar yang kuat
dibangun disini agar kontribusi yang bersifat strategis dapat diperoleh. Tabel dibawah
ini merupakan himpunan nilai korporasi kuadran investasi. Nilai korporat positifnya 20
dan nilai negatifnya -10 (Tabel 2.3)
62
Tabel 2.3 Nilai Korporat Kuadran Investasi
(Sumber : Parker et al, 1988, p188)
2.2.15.2 Kuadran B (Strategic)
Untuk organisasi pada kuadran B, mempunyai ciri berupa adanya lini bisnis yang
kuat dan juga disertai dengan dukungan komputer yang kuat pula. Baik sistem
infrastruktur maupun backcone sangat bagus. Hal yang paling utama adalah kontribusi
sistem informasi di masa depan terhadap kesehatan perusahaan. Organisasi ini memiliki
kesempatan untuk berinvestasi pada kelebihan daya saing (competitive advantage) dan
aplikasi yang memberikan daya saing. Tujuan investasi ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan organisasi di masa depan. Nilai korporat positifnya 20 dan nilai
negatifnya -4 (Tabel 2.4)
63
Tabel 2.4 Nilai Korporat Kuadran Strategic
(Sumber : Parker et al, 1988, p188)
2.2.15.3 Kuadran C (Infrastructure)
Untuk organisasi pada kuadran infrastruktur yang bercirikan adanya lini bisnis
yang lemah dengan dukungan komputer yang lemah pula, sehingga keputusan mengenai
investasi komputer tergantung pada perkembangan infrastruktur organisasi. Yang harus
diperhatikan perusahaan disini adalah kelangsungan untuk bertahan hidup.
Komputerisasi dapat membantu dengan membangun kemampuan perusahaan untuk
mengarahkan bisnisnya secara efektif dan efisien. Peluang investasi sebaiknya dilakukan
di area back-office dan infrastruktur terlebih dahulu. Tabel dibawah merupakan
himpunan nilai korporasi kuadran infrastruktur. Nilai korporat positifnya 20 dan nilai
negatifnya -10 (Tabel 2.5)
64
Tabel 2.5 Nilai Korporat Kuadran Infrastruktur
(Sumber : Parker et al, 1988, p189)
2.2.15.4 Kuadran D (Breakthru Management)
Untuk organisasi pada kuadran D, mempunyai lini bisnis yang lemah tetapi
memiliki dukungan komputer yang kuat. Biasanya terjadi pada divisi perusahaan yang
mana divisi lainnya telah mengakibatkan kemampuan komputer secara signifikan
muncul. Tujuan dari bisnis ialah untuk bertahan hidup, namun berkat adanya
kemampuan komputer yang kuat telah membuka peluang investasi dan pengembangan
yang dapat secara signifikan memperkuat potensi bisnis. Tabel dibawah ini merupakan
himpunan nilai korporasi kuadran breakthrough management. Nilai korporat positifnya
20 dan nilai negatifnya -10 (Tabel 2.6)
65
Tabel 2.6 Nilai Korporat Kuadran Breakthru Management
(Sumber : Parker et al, 1988, p190)
66
2.2.16 Information Economics Scorecard
The Information Economics Scorecard
ROI SM CA MI CR OR SA DU TU IREvaluator (factor) + + + + + - + - - -Business DomainTechnology Domain
Weighted Value
ROI MeasurementROI Enhanced simple return on investment score
Business Domain FactorsSM Strategic MatchCA Competitive AdvantageMI Management InformationCR Competitive ResponseOR Project or Organizational Risk
Technology Domain FactorsSA Strategic IS ArchictectureDU Defin itional U ncertaintyTU Technical UncertaintyIR IS Infrastructure Risk
Gambar 2.16 Information Economics Scorecard (Parker , 1988, p145)
Setelah skor perhitungan ROI sederhana diperoleh, pembobotan dari faktor-
faktor domain bisnis dan domain teknologi juga diperoleh, maka masing-masing skor
yang diperoleh dimasukkan ke dalam scorecard (lembar penilaian). Seperti tampak pada
Gambar 2.17, seluruh skor dimasukkan ke masing-masing kolom yang telah tersedia.
Skor ini kemudian dikalikan dengan nilai relative korporat untuk memperoleh nilai
Information Economics Scorecard (Parker, 1988, p145). Masing-masing bobot ini lebih
lanjut akan dijumlahkan (nilai positif maupun nilai negatif) untuk mendapatkan total
skor proyek. Proyek bisa diurut berdasarkan skor mereka, yang menyediakan
pengukuran yang lebih seimbang mengenai nilai ekonomis sebenarnya dari suatu
perusahaan.
67
2.2.17 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2004, p86-87), Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradiasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara
lain :
1. Sangat Setuju 1. Baik Sekali
2. Setuju 2. Ragu-Ragu
3. Tidak Setuju 3. Sangat Tidak Setuju
4. Cukup Baik 4. Kurang Baik
5. Sangat Tidak Baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya :
1. Sangat Setuju / Sangat Positif diberi skor 5
2. Setuju / Positif diberi skor 4
3. Ragu-ragu / Netral diberi skor 3
4. Tidak Setuju / Negatif diberi skor 2
5. Sangat Tidak Setuju / Sangat Negatif diberi skor 1