ANALISIS SEMIOTIKA FOOTAGE - Institutional Repository UIN...
Transcript of ANALISIS SEMIOTIKA FOOTAGE - Institutional Repository UIN...
ANALISIS SEMIOTIKA FOOTAGE
DALAM TAYANGAN ADZAN MAGRIB DI TVONE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ENJANG ZAKI KHOERUMAN
NIM: 1110051000120
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
iii
ABSTRAK
ENJANG ZAKI KH
NIM: 1110051000120
Analisis Semotik Footage dalam Tayangan Adzan Magrib di TvOne
Televisi telah dikenal oleh masyarakat sebagai media massa yang mampu
menyampaikan pesan secara serentak dan membawa dampak yang sangat besar,
masyarakat hampir tidak bisa lepas dari televisi. Kehadiran televisi sudah seperti
kebutuhan primer di hampir setiap rumah. Selain sebagai media komunikasi,
televisi mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik sehingga membuat
masyarakat mengagumi televisi. Salah satu program yang wajib ada di setiap
stasiun televisi yaitu tayangan adzan. Secara umum tayangan adzan harus bisa
mengungkapkan konsep nilai-nilai keislaman yang mengandung nilai insani serta
aktivitas ritual kepada Tuhan. baik berupa keindahan bangunan-bangunan masjid,
atau pun tempat-tempat bersejarah lainnya dalam islam. Adapula tayangan yang
mengandung unsur-unsur seperti sikap toleransi sesama umat beragama. Namun
tvOne memiliki keunikan dari segi visual dan tema dengan tayangan serupa di
stasiun tv swasta lainnya, dengan versi “PEMILU” tvOne menampilkan beberapa
footage dengan disertai potongan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang
pemimpin menurut islam.
Rumusan masalah penelitian yaitu: Bagaimana makna Ikon, Indeks, dan
Simbol dalam tayangan Adzan Magrib tvOne? Bagaimana makna yang
terkandung dalam tayangan adzan magrib tvOne ?
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang
realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil
konstruksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengungkap fakta, keadaan,
fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan
menyuguhkan apa adanya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Semiotika
model Charles Sanders Peirce yang menurut objeknya membagi tanda atas Ikon,
Indeks, dan Simbol. Subjek dalam penelitian ini adalah Footage dalam tayangan
adzan magrib di tvone. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
makna yang di kandungnya. Peneliti melakukan analisis data dengan menganalisis
gambar.
Bisa dikatakan, melalui teori Charles Sansers Peirce dengan ikon, indeks,
dan simbol, peneliti dapat lebih memahami makna atau simbol yang terkandung
dalam tayangan adzan Magrib ini, sehingga penyampaian informasi yang di
harapkan tvOne bisa tersampaikan dengan cermat. hasil dari penelitian ini adalah
tayangan Adzan Magrib versi “PEMILU” di tvOne memiliki tiga makna yaitu:
sebagai pengingat waktu shalat telah tiba, serta ibadah sosial yang mengandung
nilai insani dengan menjadi warga negara yang baik yang mengikuti pemilu dan
memberi gambaran sosok pemimpin yang baik sesuai dengan yang dijelaskan
dalam Al-Qur’an (nilai-nilai Illahi).
Keyword: Semiotika, Footage dalam Tayangan Adzan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kesehatan, petunjuk, rahmat,
rizqi, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak
lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW yang
telah diutus ke bumi sebagai lentera bagi hati manusia, Nabi yang telah membawa
manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan
yang luar biasa seperti saat ini.
Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Footage dalam Tayangan
Adzan Magrib di TvOne” disusun sebagai salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami beberapa
hambatan maupun kesulitan yang terkdang membuat penulis berada pada titik
terlemah. Namun dengan adanya do’a, restu serta dukungan penuh dari orang tua
yang tak pernah putus menjadikan penulis begitu terus bersemangat untuk
menyelsaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan segala bakti penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah
terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini baik langsung ataupun tidak
langsung. Dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Umi Musyarofah, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, fikiran, masukan, arahan, nasehat guna
melengkapi penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Ibu/Bapak Dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak mencurahkan
waktu dan membekali ilmu kepada penulis selama di bangku kuliah.
7. Bapak Anggie Riesya Djamair selaku produser promo On Air dan program
tayangan adzan tvOne yang telah banyak membantu peneliti dalam
pengumpulan data pada proses penyelesaian skrispsi ini. Kemudian, Ibu
Sabrina selaku HRD tvOne yang telah banyak membantu dalam proses
penelitian ini.
8. Kedua orang tua tercinta yang tiada lelahnya mendoakan, mendukung dengan
sepenuh hati Ibu Yuningsih dan Bapak Aop Abdullah Ismail.
9. Kakak-kakakku yang tiada patah semangat terus mendukung dan mendoakan,
A Dadang, Teh Iis, A Andang, A Dadan, A Apep, dan A Rifa.
vi
10. Yang teristimewa Fitria Khoerunnafis terima kasih untuk segala doa,
semangat, dukungan, tenaga, waktu yang telah dikorbankan, dan segala
kebahagian yang tak pernah terduga.
11. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan canda serta tawa di setiap sudut
kata-katanya, Kurniawan Prasetyo, Syehab Budiyanto, Abdullah Ihsan, Agung
Sulistiono N, Somantri, abdurrahman, Boby, Rahmat Hidayat, Jejen Zainun.
12. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Uin
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010, terima kasih atas segala memori
indah selama di bangku perkuliahan.
13. Teman-teman di Keluarga Besar Galuh Jaya (KBM-GJ) se-Jabodetabek,
terima kasih telah menjadi saudara selama di Jakarta, bersama kalian merasa
selalu dekat dengan kampung halaman.
14. Serta seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tiada kesempurnaan melainkan itu
hanya milik Allah, begitu dengan skripsi masih begitu banyak kekurangan maka
dari itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
Allah SWT menilai ibadah yang penulis kerjakan dan senantiasa membimbing
kita di jalan yang diridhoi-Nya, Amin.
Jakarta, Juni 2015
Enjang Zaki Khoeruman
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan................................................. 7
F. Metodologi Penelitian .................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Semiotika ....................................................................................... 15
1. Pengertian Semiotika............................................................... 15
2. Semiotika Charles Sanders Peirce ........................................... 19
B. Ruang Lingkup Televisi ................................................................ 23
C. Fungsi Adzan dan Keutamaannya ................................................. 28
BAB III PROFIL DAN GAMBARAN
A. Sejarah Perkembangan tvOne ....................................................... 34
B. Logo TvOne .................................................................................. 36
C. Visi dan Misi TvOne ..................................................................... 36
D. Struktur Organisasi TvOne............................................................ 37
viii
BAB IV HASIL DATA DAN ANALISIS
A. Profile Tayangan Adzan dan TvOne ............................................. 40
B. Makna Ikon, Indeks, Simbol dalam Tayangan Adzan Magrib
TvOne ............................................................................................ 43
C. Makna Tayangan Adzan Magrib TvOne ....................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................. 66
C. Rekomendasi Penelitian ................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel klasifikasi tanda ............................................................................... 20
2. Langkah-langkah produksi program tayangan adzan ................................ 42
3. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage pertama ........................... 44
4. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada footage ke dua .............................. 45
5. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke tiga ............................. 47
6. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke empat ......................... 49
7. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke lima ............................ 50
8. Makna Ikon, Indeks, dan Simbol pada Footage ke enam .......................... 52
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara Pribadi dengan Produser Tayangan Adzan Magrib
RCTI
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Penelitian / Wawancara
Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 6 Foto Bersama Narasumber
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisa dibilang, televisi adalah media yang paling akrab dengan umat
manusia. “kotak ajaib” ini praktis dapat ditemukan disetiap rumah. Sebagai
salah satu komponen yang telah masuk prioritas utama dibanyak rumah
tangga, televisi dengan jangkauan siaran nasionalnya memiliki peran yang
sangat besar dalam kancah periklanan.1 Selain itu, Televisi juga telah dikenal
oleh masyarakat sebagai media massa yang mampu menyampaikan pesan
secara serentak dan membawa dampak yang sangat besar.2 Disatu sisi, kita
dapat mengatakan bahwa itu merupakan suatu kemajuan, sehubungan semakin
cepatnya informasi yang penting dan berguna disebarluaskan, di sisi lain,
“kemajuan” itu ternyata membawa dampak yang negatif juga, seperti
membanjirnya tayangan-tayangan yang kurang bermutu, terlalu besarnya porsi
acara hiburan, dan terjadinya eksploitasi kemiskinan. Berbagai macam acara
yang disiarkan, khalayaklah yang dinilai berhak untuk memilih acara apa yang
akan ditonton.
Saat ini, masyarakat hampir tidak bisa lepas dari televisi. Kehadiran
televisi sudah seperti kebutuhan primer di hampir setiap rumah, baik di daerah
perkotaan maupun di pelosok desa. Selain sebagai media komunikasi, televisi
mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik sehingga membuat
1 Heru Effendi, Industri pertelevisian Indonesia, Sebuah kajian (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008),h. 4. 2Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televise, Tesis Magister Agama
(Jakarta:Perpustakaan UIN syahid,1999), h. 3.
2
masyarakat mengagumi televisi. Oleh karena itu, kemungkinan besar tanpa
mereka sadari televisi mampu merubah pola pikir dan perilaku masyarakat.
TvOne (sebelumnya bernama Lativi) adalah sebuah stasiun televisi
swasta Indonesia yang didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002 oleh pengusaha
Abdul Latief. Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya adalah banyak
menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan
beberapa hiburan ringan lainnya.
Pada 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi
tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program
olahraga dan hiburan. Peresmian tvOne dilakukan oleh Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama di
Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana
Presiden Republik Indonesia. tvOne secara progresif menginspirasi
masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan
melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui
program News and Sports yang dimilikinya.
Selain itu, tvOne juga sering menayangkan program-program berbeda
yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu
berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Seperti halnya pada tayangan
adzan magrib, hampir semua stasiun televisi mempunyai alur cerita masing-
masing namun tvOne disini mengemas dengan cara berbeda dengan
mengusung tema pemilu. Dalam tayangan adzan magrib ini tvOne
menampilkan beberapa footage yang disatukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang pemimpin dalam Islam.
3
Lima kali dalam sehari, dari setiap masjid atau mushola
dikumandangkan adzan oleh seorang muazzin. Susul menyusul, saut-menyaut
bergantian dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Selesai di negeri yang
satu, berpindah ke negeri yang lain, berputar terus selama matahari masih
terbit dan terbenam. Adzan merupakan panggilan (seruan) kepada umat
muslim untuk segera meninggalkan segala macam aktifitas yang bersifat
duniawi untuk segera menghadap Allah SWT yaitu melaksanakan sholat wajib
5 waktu.
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan
negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta
jiwa3. Oleh karena itu, selain di kumandangkan melalui mesjid-mesjid di
seluruh plosok, adzan magrib juga ditayangkan melalui stasiun-stasiun
televisi. Selain untuk menghargai mayoritas umat muslim, tayangan adzan
magrib melalui televisi mampu menjangkau masyarakat secara lebih luas dan
lebih dekat karena adzan dapat hadir di rumah, di kantor hingga di kamar
tidur. Sehingga mereka yang lalai, malas, sibuk, atau lupa dapat diingatkan
kembali akan kewajiban mereka.
Shalat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang
beriman dan meyakini adanya rukun islam. Shalat merupakan rukun ke dua
setelah syahadat. Allah Berfirman, “Sungguh, Aku ini Allah, tiada Tuhan
selain Aku maka sembahlah Aku dan laksanakanlah Shalat untuk mengingat
3Vivanews, Edisi Minggu 2 Juni 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia#cite_note-
sp2010-8 diakses tgl 10 Januari 2015
4
aku” (Qs Thaha : 14)4. Oleh karena itu akan sangat baik jika tayangan adzan
magrib di televisi dapat merangsang dan menarik perhatian bagi masyarakat
yang mendengarkannya, sehingga mereka termotivasi untuk melaksanakan
shalat. dengan sifat dari media televisi yang dapat menyampaikan informasi
secara audio dan visual, maka televisi memiliki daya tarik yang luar biasa.
Televisi dapat mengintegrasikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
radio, majalah, teater, novel, komik, dan sebagainya serta kemudian dikemas
menjadi satu kesatuan hidup. Secara umum tanyangan adzan harus bisa
mengungkapkan gambaran konsep nilai-nilai keislaman yang mengandung
nilai-nilai kemanusiaan serta aktivitas ibadah ritual kepada Tuhan.
Setiap tayangan adzan magrib di televisi saat ini telah menampilkan
simbol-simbol nilai-nilai keislaman, baik berupa keindahan bangunan-
bangunan masjid, serta keagungan ciptaan Tuhan seperti alam semesta beserta
isinya. Selain itu juga tanyangan tersebut ada yang mengandung usur-unsur
seperti sikap toleransi sesama umat beragama, ini menggambarkan hubungan
horizontal manusia dengan sesama. Adapula yang menampilkan aktivitas
hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya seperti melaksanakan shalat,
mengaji, ataupun berdoa.
Setiap tayangan adzan di televisi kurang lebih berdurasi sekitar empat
menit. Isi dari tayangan adzan tersebut telah mengungkapkan gambaran nilai-
nilai keislaman dengan kemampuan yang dimiliki televisi, maka pemahaman
mengenai makna dan fungsi adzan dapat disampaikan secara menarik dan
4 Muhammad Anis Sumaji, 125 Masalah Salat, ( Solo : Tiga Serangkai, 2008), h. 3.
5
tidak membosankan. Adzan merupakan lafal yang istimewa dan terdapat
banyak keutamaan bagi yang mengumandangkan adzan.
Ada beberapa alur cerita yang pernah diangkat menjadi ilustrasi
kumandang azan Maghrib di beberapa stasiun televisi Ada kisah yang
menampilkan sesosok ayah yang sedang mendirikan shalat dan menjadi imam
untuk istrinya (MNC TV), kisah seorang anak muda yang bersepeda melawati
beberapa pepohonan dan berhenti di salah satu tempat yang menjual berbagai
makanan, pemuda tersebut membeli sebungkus makanan dan air mineral lalu
mengayunkan kembali sepedanya menuju masjid besar, di depan masjid
tersebut terlihat anak yang sedang duduk sendiri, kemudian pemuda tersebut
memberikan bungkusan makanan kepada anak tersebut kemudian berjalan
menuju masjid untuk menunaikan sholat (ANTV). Dan Konsep visual dari
tayangan adzan di (Global TV) merupakan contoh visualisasi dari
kecenderungan tayangan adzan pada umumnya, yaitu menampilkan masjid-
masjid yang tersebar di Indonesia, orang-orang yang melaksanakan shalat
termasuk orangtua dan anak-anak, juga menampilkan kegiatan sehari-hari
rakyat Indonesia.
Dari beberapa tanyangan atau gambaran adzan tersebut sangat berbeda
dengan tanyangan adzan yang ditampilkan pada stasiun televisi tvOne yang
dikemas dengan cara sederhana yang berbeda dengan mengusung tema
“PEMILU”. Dalam tayangan adzan magrib tema “PEMILU” ini tvOne
menampilkan beberapa footage dengan disertai potongan-potongan ayat Al-
Qur’an yang menjelaskan tentang pemimpin menurut Islam.
6
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti sebuah tayangan adzan pada televisi tvOne dengan judul penelitian
adalah: “Analisis Semiotika Footage Dalam Tayangan Adzan Magrib di
TvOne”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembatasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi
masalah yang akan di bahas yaitu hanya kepada representasi nilai-nilai
keislaman pada footage pertama dalam setiap scene yang ditampilkan dalam
tayangan adzan magrib di tvOne. Seutuhnya penelitian ini menggunakan
analisis semiotik model Charles Sanders Peirce.
Perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana makna Ikon, Indeks, dan Simbol dalam tayangan Adzan
Magrib tvOne?
2. Bagaimana makna yang terkandung dalam tayangan adzan magrib tvOne ?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam tayangan adzan magrib
tvOne.
2. Untuk mengetahui makna Ikon, Indeks, dan Simbol dalam tayangan
Adzan Magrib tvOne.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat dan kegunaan sebagai berikut :
1. Manfaat akademis: Penelitian ini secara akademis dapat memberikan
kontribusi positif pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks
analisis semiotika, serta dapat memberikan informasi kepada mahasiswa
Fakultas Dakwah Ilmu Komunikasi tentang makna tayangan adzan yang
terdapat di tvOne.
2. Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para
praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam agar lebih
mengetahui mengenai tayangan adzan magrib di televisi serta sebagai
perbandingan dan masukan bagi kita semua sebagai mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Penelitian terdahulu yang Relevan
Dalam penulisan skripsi kali ini penulis merujuk pada penelitian-
penelitian yang terlebih dulu membahas tentang tayangan adzan dalam analisis
semiotik, di antaranya
Skripsi yang di tulis oleh Itha Basyitha Firman dengan judul
“Representasi Kultur Islam dalam tayangan Adzan Magrib di RCTI” (2014).
Penemuan dari penelitian ini adalah tayangan adzan magrib versi “IBU” di
RCTI merepresentasikan dua makna yaitu: Ibadah vertical kepada Allah
dengan cara ajakan untuk melaksanakan ibadah shalat. Ibadah sosial yang baik
8
kepada ibu dengan cara merepresentasikan makna berbakti kepada ibu. 5
Muhammad Ghalih mahasiswa Universitas Lambung mangkurat
banjarmasin Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik program studi ilmu
komunikasi yang berjudul “Representasi Nilai-Nilai Keislaman Tayangan
Adzan Magrib ( Semiotika dalam Tayangan Adzan Magrib pada Televisi
Lokal Duta Tv Banjarmasin).6 (2013) Pada skripsi ini terdapat perbedaan
objek penelitiaanya. Pada skripsi ini objek penelitiannya adalah Tayangan
Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin, yang mencoba
menggali simbol, indeks dan icon yang terdapat dalam tayangan adzan dengan
menggunakan perspektif semiotika Charles Sanders Pierce.
Selain kedua skripsi diatas penulis juga terdapat penelitian tentang
Semiotika Pesan Dakwah Dalam Poster Narkotika Badan Nasional (BNN),
Afaf Sholihin (2010), skripsi jurusan komunikasi penyiaran islam. Namun
yang berbeda dengan skripsi yang dibuat karena objek dalam penelitian
tersebut adalah poster sedangkan peneliti menggunakan Footage dalam adzan
Magrib tvOne sebagai objek kajian.
Kemudian penulis juga menjadikan skripsi Analisis Semiotik Komik
Strip Benny & Mice di Harian KOMPAS Edisi 1 Bulan Desember 2007,
Nasuri 2008, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Perbedaannya terletak
5 Itha Basyitha Firman, “Representasi Kultur Islam dalam tayangan Adzan Magrib di
RCTI” (Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). 6Muhammad Ghalih, “Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika dalam
Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin”, (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2013).
9
pada objek kajian. Kalau penelitian tersebut menggunakan komik sebagai
objek kajian, penelitian yang penulis lakukan menggunakan objek footage
dalam tayangan adzan untuk diteliti.
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma
penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti
terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian
sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Paradigma
konstruktivis berpendapat bahwa alam semesta, secara epistemologis,
adalah sebagai hasil konstruksi sosial.7
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu
tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari
dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari
suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang
membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang
diperlukan untuk pengetahuan. Maka, pengetahuan bukanlah tentang dunia
lepas dari pengamat tetapi merupakan ciptaan manusia yang di
7 Yesmil Anwar dan Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, (Bandung: Garsindo, 2008 ), h. 59.
10
konstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses
pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan
reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Secara sederhana
konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita itu merupakan
konstruksi (bentukan) dari yang mengetahui sesuatu.8
2. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.9
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai
representasi nilai keislaman pada tayangan adzan magrib versi pemilu di
tvOne.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika model
Charles Sanders Pierce yang membagi tanda atas icon (ikon), indeks
(indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah hubungan antara tanda dan
objek atau acuan yang bersifat kemiripan, indeks adalah tanda yang
menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang
8Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Filsafat,
2002), h. 18. 9Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), h. 6.
11
bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung
mengacu pada kenyataan, dan simbol adalah tanda yang menunjukan
hubungan alamiah antara penanda dengan pertandanya.10
Metode
penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
Secara lebih luas lagi Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian
adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang valid, dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah.11
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Footage dalam tayangan adzan
magrib di tvOne, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Makna
yang di kandungnya.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014-Juni 2015 dan
dilakukan di kantor tvOne di jalan Raya Rawa Terate no II kawasan
industri Pulo Gadung, Jakarta Timur 4613545 fax 4616253.
6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan:
observasi, wawancara dan dokumentasi.
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 41 -42. 11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2009) h. 6.
12
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan
mengambil langsung terhadap objek atau penggantinya (misal: film,
rekonstruksi, video dan sejenisnya.12
b. Wawancara
Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang
akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah
tertentu yang sesuai dengan data13
. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab terhadap salah satu nara sumber.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca
dan mempelajari berbagai bentuk data yang tertulis, rekaman
peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, dan memerlukan
interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman
peristiwa tersebut.14
Dokumentasi terse but berupa foto dan video
adzan tvOne yang terkait dengan pembahasan penelitian ini.
7. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data dengan
cara dokumentasi rekaman pada tanyangan adzan magrib tvOne yang
menjadi acuan dalam analisis tersebut. Peneliti menggunakan analisis
12
Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 1994), h.36. 13
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Bhinneka Cipta, 1996), Cet. Ke-10. h. 72 14
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.97.
13
semiotika model Charles Sanders Peirce yang membagi tanda, untuk
menganalisis hasil temuan peneliti, semiotika adalah khusus menelaah
sistem tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Setelah
analisis terpapar dengan jelas, maka kemudian akan ditarik kesimpulan
atas hasil, permasalahan yang berkaitan tersebut.
8. Pedoman Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh
Assurance Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulla Jakarta 2007.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses penelitian ini, peneliti membagi skripsi
ini menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN pada bab ini akan dikemukakan latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian sebagai
pengantar dari keseluruhan penelitian yang menguraikan pokok-pokok yang
tercantum dalam setiap bab.
BAB II : KAJIAN TEORITIS bab ini akan dikemukakan beberapa
definisi tentang semiotika Charles Sanders Peirce, ruang lingkup televisi,
adzan, fungsi dan keutamaan adzan.
BAB III : PROFIL DAN GAMBARAN bab ini akan menguraikan
sejarah perkembangan tvOne, logo tvOne, visi misi tvOne, struktur organisasi
tvOne.
14
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS DATA bab ini berisi hasil
penelitian mengenai analisis tayangan adzan magrib tvOne diantaranya adalah
tampilan gambar-gambar dan analisis, profil tayangan adzan magrib tvOne,
makna Ikon, Indeks, dan Simbol, makna yang terkandung dalam tayangan
adzan Magrib tvOne.
BAB V: PENUTUP pada bab ini akan dikemukakan Kesimpulan atas
permasalahan yang diteliti dan juga Saran peneliti terhadap permasalahan
penelitian.
15
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign) dalam
kehidupan manusia. Bila berbicara semiotik, kita tidak dapat berbicara
tentang satu semiotik, Tetapi semiotik yang diperkenalkan oleh sejumlah
ilmuwan. Secara garis besar, pandangan mereka tentang tanda dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu pandangan dikotomis dan pandangan
trikotomis. Tanda dilihat sebagai model diadik dan triadik atau juga
semiotik struktural (bertumpu pada strukturalisme de saussure) dan
semiotik pragmatis.1
Semiotik berasal dari kata yunani yaitu semeion, yang berarti tanda.2
Semiotik berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika
dan poetika.
Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang
berarti penafsir tanda atau tanda di mana sesuatu dikenal. Tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang
terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Istilah
semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau
asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostic
1 Benny H. Hoed, Semiotik Dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu,
2011), h. 28. 2 Sumbo Tinarbuko, semiotika komunikasi visual. (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11.
16
inferensial.
Secara terminologis semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda.3
Semiotika sebagai discourse analysis yang paling dasar, cara dan
kerjanya adalah mengamati tanda (ikon, indeks, symbol) dengan tujuan
untuk menemukan makna-makna tanda (dengan bantuan teori segitiga
makna).4
Saemiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de
Saussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua
tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak
mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika
Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistik, sedangkan
Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi
(semiology). 5
Semiology menurut Saussure didasarkan pada anggapan bahwa
selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama
berfungsi sebagai tanda, dibelakangnya harus ada sistem pembedaan dan
konvensi yang memungkiknkan makna itu. Dimana ada tanda, disitu ada
sistem.6
3 Alex Sobur,”Analisis Teks Media.” Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 95. 4 19 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
h. 79. 5 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11.
6 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 12.
17
Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika
(semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar
lewat tanda. Dalam fikirannya, logika sama dengan semiotika dan
semiotika dapat diterapkan dalam segala macam tanda. Dalam
perkembangan selanjutnya semiotika lebih popular daripada semiology.
Teori semiotik yang berkembang selama ini bersumber pada dua
pandangan, yakni strukturalisme dan pragmatisme.
a. Semiotik struktural
Dasar-dasar semiotik struktural adalah sebagai berikut:
1. Tanda adalah sesuatu yang terstruktur dalam kognisi manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan penggunaan tanda
didasari oleh adanya kaidah-kaidah yang mengatur (langue) praktik
berbahasa (parole) dalam kehidupan bermasyarakat atau
bagaimana parole mengubah langue.
2. Apabila manusia memandang suatu gejala budaya sebagai tanda,
maka ia melihatnya sebagai sebuah struktur yang terdiri atas
penanda (yakni bentuknya secara abstrak) yang dikaitkan dengan
petanda (yakni makna atau konsep).
3. Manusia, dalam kehiduannya, melihat tanda melalui dua proses,
yakni sintagmatik ( juktaposisi tanda) dan asosiatif (hubungan
antartanda dalam ingatan manusia yang membentuk sistem dan
paradigma).
18
4. Teori tandanya bersifat dikotomis, yakni selain melihat tanda
sebagai terdiri atas dua aspek yang berkaitan satu sama lain, juga
melihat relasi antartanda sebagai relasi pembeda “makna” (makna
diperoleh dari pembedaan).
5. Analisisnya didasari oleh sebagian atau seluruh kaidah-kaidah
analisis struktural, yakni imanensi, pertinensi (ketepatgunaan;
ketepatan; kegunaan, kamus),7 komutasi (pergantian),
kompatibilitas, integrasi (penyatuan, penggabungan), sinkroni
sebagai dasar analisis diakronis, dan fungsional.8
b. Semiotik pragmatis
Semiotik pragmatis bersumber pada peirce (1931-1958). Bagi peirce,
tanda adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu”. Danesi dan perron
menulis bahwa teori semiotik seperti itu sudah ada sejak Hippocrates
(460-377 SM) yang mendefinisikan “tanda” dari bidang kedokteran
sebagai gejala fisik (physical symptom) yang mewakili (stand for)
suatu penyakit.9
Menurut Danesi dan Perron, penelitian semiotik mencakupi tiga ranah
yang berkaitan dengan apa yang diserap manusia dari lingkungannya
(the world), yakni yang bersangkutan dengan “tubuh”-nya, “pikiran”-
nya, dan “kebudayaan”-nya. Ketiga ranah itu sejajar dengan teori
Peirce tentang proses representasi dari representamen. Representasi
7 Tim Prima Pena, kamus Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Surabaya: Gitamedia Press,
2006), h.371. 8 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 8-9.
9 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 19
19
tanda menyangkut hubungan antara representamen dan objeknya.10
2. Semiotika Charles Sanders Peirce
Pierce terkenal karena teori tandanya, didalam lingkup semiotika,
peirce, seringkali mengulang-ngulang bahwa secara umum tanda adalah
yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Perumusan yang terlalu sederhana
ini menyalahi kenyataan tentang adanya suatu fungsi tanda: Tanda A
menunjukan suatu fakta (atau objek B), kepada penafsirnya, yaitu C. Oleh
karena itu, suatu tanda itu tidak pernah berupa suatu entitas yang sendirian,
tetapi yang memiliki ketiga aspek tersebut. Pierce mengatakan bahwa
tanda itu sendiri adalah contoh dari kepertamaan, objeknya adalah
kekeduaan, dan penafsirnya unsur pengantara adalah contoh dari
keketigaan.11
Pierce memang berusaha untuk menemukan struktur terner
dimanapun mereka bisa terjadi. Keketigaan yang ada dalam konteks
pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas,
selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi
yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa
ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada
untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan
penangkapan [hipotesis] membentuk tiga jenis penafsir yang penting).
Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan
(dan berarti harus memilik penafsir).
Tanda menurut pandangan peirce adalah “is something which stands
10
Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, h. 23. 11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal.40
20
to somebody for something in some respect or capacity”.12
Sesuatu yang
digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground.
Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam
hubungan triadic, yakni ground, object, dan interpretan. Atas dasar
hubungan ini Peirce mengadakan klasifikasi tanda.
Tabel 2
Klasifikasi Tanda
GROUND
1. Qualisign (kualitas yang ada pada tanda)
2. Iconic Sinsign (eksistensi actual benda atau
peristiwa yang ada pada tanda).
3. Rhematic Indexical Legisign (norma yang
dikandung oleh tanda).
OBJEK
1. Ikon yaitu tanda yang hubungan antara
penanda dan petandanya bersifat bersamaan
bentuk alamiah.
2. Indeks (petunjuk) yaitu tanda yang
menunjukan adanya hubungan alamiah antara
tanda dan petanda yang bersifat kausal atau
hubungan sebab akibat, atau tanda yang
langsung mengacu pada kenyataan.
3. Syimbol yaitu sebuah tanda yang menunjukan
hubungan alamiah antara penanda dengan
petandanya.
INTERPRETANT
1. Rheme yaitu tanda yang memungkinkan orang
menafsirkan berdasarkan pilihan.
2. Dicent sign/dicisign yaitu tanda sesuai
kenyataan.
3. Argument yaitu tanda yang langsung
memberikan alas an tentang sesuatu.
12
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal.41.
21
Jadi dalam sebuah tanda dapat kita bentuk sebuah segitiga. Yang
pertama adalah tanda itu sendiri (ground), yang kedua objek yang menjadi
acuan bagi tanda (denotatum), dan yang ketiga penafsir yang menjadi
pengantara antara objek dengan tanda (interpretant). Menurut pierce,
tanda dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Qualisign adalah tanda yang merupakan tanda berdasar pada suatu
sifat.
b. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada
tanda atau tanda yang berdasar atas tampilnya dalam kenyataan.
Contoh kata “hangus” pada kalimat “kayu yang hangus” memberikan
tanda bahwa kayu tersebut baru terbakar.
c. Legisign adalah norma yang terkandung dalam tanda atau atas dasar
peraturan, misalnya tulisan “dilarang menginjak rumput” merupakan
suatu norma yang bersifat larangan.
Sementara itu, objek dapat dibagi menjadi ikon, indeks, dan symbol
yakni:
a. Ikon adalah tanda yang mana terdapat hubungan dengan penanda
karena kemiripan. Contoh dari ikon adalah foto bayi menjadi penanda
dari sosok bayi yang sesungguhnya.
b. Indeks adalah hubungan tanda dan acuannya berdasar kedekatan
eksistensial. Misalnya gambar asap menunjukan adanya sesuatu yang
terbakar.
22
c. Symbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan penanda melalui
konvensi atau kesepakatan bersama. Tanda ini cenderung bersifat
arbitrary.
Jika dilihat dari sisi interpretant maka dapat dibagi menjadi rheme,
dicentsign, dan argument yakni:
a. Rheme adalah tanda yang memungkinkan penafsir untuk menafsirkan
berdasarkan pilihan atau kemungkinan.
b. Design adalah tanda yang sesuai dengan kenyataan.
c. Argument adalah tanda yang memberikan alasan untuk yang berlaku
umum.
Dapat disimpulkan, semiotika adalah ilmu yang membahas segala
hal tentang tanda (sign) sebagai tindak komunikasi dari cara berfungsinya
hingga pengirimannya oleh mereka yang mempergunakan. Wilayah
cakupan ilmu semiotika jika ditelusurinlebih jauh dapat meliputi bidang
keilmuan, keagamaan, estetika dan budaya.
Keempat wilayah cakupan semiotika ini memiliki korelasi
masing-masing dan cirri khas yang membedakan satu bidang dengan
bidang yang lainnya, oleh karena ciri khas inilah masing-masing bidang
dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan yang ada.13
Pengembangan semiotika dibidang agama terdapat pada korelasi antara
penanda dan petanda secara instrinc dengan agama itu sendiri. Apa yang
terdapat dalam kitab suci merupakan wahyu ilahi sehingga hubungan
13
Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Bandung, Ankasa, 1991),
hal 19
23
antara tanda dan makna selalu mengaju pada isi kitab suci agama yang
bersangkutan.
B. Ruang Lingkup Televisi
Media elektronik terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu media yang
hanya bisa didengar (audio), khususnya media radio dan media yang selain
bisa di dengar juga dilihat (audio-visual), khususnya televisi. Di kota-kota
besar sering terdapat media luar ruang berbentuk papan reklame (billboard)
yang bisa menampilkan gambar bergerak seperti televisi. Jenis media ini di
sebut Megatron. media radio dan televisi membuat sasaran komunikasi tidak
perlu aktif. Pesan tetap sampai pada mereka saat mereka sengaja atau tidak
sengaja, suka atau tidak suka mendengar atau melihat acara atau program radio
ataupun televisi tersebut.14
Media elektronik adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu
yang berbentuk elektronik seperti TV, radio, dan HP. Media elektronik dapat
diartikan sebagai sumber informasi yang utama dan mudah untuk didapatkan.
Media elektronik pada dasarnya terdiri dari 4 jenis: radio, televisi, rekaman
(kaset analog, CD, dan video), dan internet sebagai media terbaru. Masing-
masing media mempunyai karakter dan wilayah penyebaran yang berbeda,
baik secara teknologi, maupun proses produksi materinya.15
Pengertian yang lebih sederhana dalam media ini adalah semua
14
Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (gramedia pustaka
utama 2004). hal, 13
15 Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006), h. 4
24
informasi atau data yang diciptakan, didistribusikan, serta diakses memakai
bentuk elektronik, energy elektromekanis ataupun peralatan yang dipakai
didalam komunikasi elektronik. Peralatan yang paling sering dipakai
mengakses media berbentuk elektronik yaitu radio, televisi, ponsel,computer,
dan perangkat-perangkat yang lain.
Kelebihan dari media elektronik yaitu sebagai sarana hiburan, relaksasi
dan untuk pendidikan. Dengan kehadiran media ini kita semua bisa
mempelajari budaya lain, mempromosikan kreatifitas, mengetahui sudut
pandang orang lain, memperoleh inspirasi, dan dapat mempelajari segala hal.
Memperoleh berita dan informasi yang cepat adalah sebuah kebutuhan primer
masyarakat modern. Dengan media jenis elektronik, kita semua bisa dengan
mudah memperoleh berita dan informs terbaru, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri.16
Media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi
yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan
secara cepat, berurutan dan diiringi unsur audio. Walaupun demikian,
pengertian ini harus dibedakan dengan media film yang merupakan rangkaian
gambar yang diproyeksikan dengan kecepatan 24 bingkai per detik sehingga
gambar tampak hidup. Setiap gambar dari rangkaian tersebut dengan mudah
dapat kita kenali dengan mata telanjang.
Kata televisi terdiri dari kata “tele” yang berarti “jarak” dalam bahasa
yunani dan kata “visi” yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa latin.
16 Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, h.6
25
Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajiangambar berikut suaranya dari
suatu tempat yang berjarak jauh.17
Proses penyajian gambar dan suara tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, gambar dan suara (objek) direkam melalui kamera dan mikrofon.
Selanjutnya, ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis (jenis
getaran audio dan video). Setelah diperkuat kemudian dimodulasikan menjadi
gelombang radio dengan frekuensi tinggi yang disebut very high frequency
(VHF) dan ultra high frequency (UHF) dan dipancarkan ke udara melalui
stasiun pemancar/transmisi.
Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar,
majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa.
Ia nerupakan gabungan dari media dengar dan gambar bisa bersifat
imformatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur
diatas.18
Televisi adalah media yang mampu mempersatukan gambar dan
bahasa. Secara keseluruhan, bahasa yang ada dalam materi acara terdiri dari
bahasa asing, bahasa sehari-hari, dan bahasa Indonesia. Ini tampak dalam film
asing maupun lokal, sinetron, musik, dan iklan.19
Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam
dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.Sistem ini
menggunakan peralatan yang mengubah suara dan cahaya kedalam gelombang
17
P.C.S sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Sekenario Televise Dan Video, (Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia 1993), h. 1. 18
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT.
Rineka Cipta, 1996), h.5. 19
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta, PT.
Rineka Cipta, 1996),h.83.
26
elektronik dan mengkomversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat
dan suaranya dapat didengar.20
Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya
dengan media massa lainnya yaitu audio visual, berfikir dalam gambar, dan
pengoprasian yang lebih kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat
dilihat dari televisi sebagai media komunikasi, televisi sebagai media
elektronik, dan televisi sebagai media audio visual.
Ditinjau dari stimulasi dari alat indra, dalam radio siaran, surat kabar
dan majalah, hanya suatu alat indra yang mendapat stimulus. Berikut beberapa
karakteristik televisi:
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual) jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-
kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar
yang bergerak.
2. Berfikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah
pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam
gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara
merangkai agar gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah
penggambaran, yaitu merangkai gambar sedemikian rupa sehingga
mempunyai kontinuitas dan mengandung makna tertentu.21
20
Pengertian Televisi, Artikel ini diakses pada 03 Februari 2015 dari:
http:/www.devinisionline.com./2010/10/pengertiantelevisi.html. 21
Diakses 05 April 2015 Melalui http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/
201120057mc2/page24.html.
27
Televisi menyediakan puluhan jam siaran setiap minggunya dan
ratusan jam siaran setiap bulannya. Untuk itu diperlukan program untuk
mengisi berbagai jam siaran yang tersedia. Manajer program bertanggung
jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara
memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau
akuisisi (membeli).22
Program adalah suatu jadwal (schedule) atau
perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyususnan “butir” siaran yang
berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.23
Jika di lihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang
memproduksi program, maka kita dapat membagi program sebagai berikut:
1. Program yang dibuat sendiri (In-House production), bhiasanya adalah
program berita (news programme) dan program yang terkait dengan
informasi misalnya: laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas,
fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film
documenter. Program yang menggunakan studio, misalnya game show,
kuis, music, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri.
2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan misalnya:
program drama (film, sinetron, telenovela), program music (videoklip)
program reality show, dan lain-lain.24
22
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi,
(Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2008), H.266 23
RM Soenarto, Program Televisis Dari Penyususnan Sampai Pengaruh Siaran, (Jakarta:
FFTV-IKJ Press,2007), h.1. 24
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan Televisi,
(Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2008), H.268
28
C. Fungsi Adzan dan Keutamaanya
Sebagai umat muslim tentunya kita sudah mengerti apa itu adzan.
Adzan merupakan sebuah seruan yang menandai masuknya waktu shalat lima
waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.
Adzan menurut bahasa adalah “memberitahukan”. Sedangkan menurut
syara‟ adalah “memberitahukan masuknya waktu shalat fardhu dengan lafadz-
lafadz tertentu yang ditetapkan oleh syara”. Orang yang mengumandangkan
adzan disebut muadzin.25
Selain itu, adzan juga bermakna seruan atau panggilan. Makna ini
digunakan ketika Nabi Ibrahim „alaihissalam diperintahkan untuk
memberitahukan kepada manusia untuk melakukan ibadah haji.
Artinya: Dan panggillah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta
yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al-Hajj : 27)
Adzan mulai disyari‟atkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada
suatu hari nabi Muhammad SAW, mengumpulkan para sahabat untuk
bermusyawarah bagaimana cara memberitahu masuknya waktu shalat dan
mengajak orang agar berkumpul ke masjid untuk melakukan shalat
berjamaah.26
Didalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang
mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu shalat telah
25
M. Khalilurrahman Al Mahfani, Buku Pintar Shlat, (Jakarta: Wahyu Media, 2007) H, 35. 26
M. Syukron Maksum, Dahsyatnya Adzan, (Yogyakarta: pustaka marwa, 2010). h, 19.
29
masuk, apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya
memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup
terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi
yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan
oleh orang nasrani. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi
beliau menukar itu dengan lafal asshalatu jami‟ah (marilah salat berjamaah).
Lantas, Umar Bin Khatab memberikan usul, jikalau ditunjuk seseorang yang
bertindak sebagai pemanggil kaum muslim untuk shalat pada setiap masuknya
waktu shalat. Kemudian saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan
Nabi Muhammad SAW, juga menyetujuinya.
Lafal Adzan tersebut diperoleh dari hadis tentang asal muasal Adzan
dan Iqomah: Abu Daud mengisahkan bahwa Abdullah Bin Abbas berkata
sebagai berikut: “ketika cara memanggil kaum muslimin untuk shalat
dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat
ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan
bertanya kepadanya, “apakah ia bermaksud akan menjual lonceng itu? Jika
memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku saja”. Orang
tersebut justru bertanya, “untuk apa?” Aku menjawabnya, “Bahwa dengan
membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk
menunaikan shalat”. Orang itu berkata lagi, “Maukah kamu kuajari cara yang
lebih baik? Dan Aku menjawab, “ya” dan dia berkata lagi dengan suara yang
amat lantang:
30
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad SAW,
dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad
SAW, berkata, “Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal
dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus
mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat
lantang.” Lalu aku pun melakukan hal itu bersama Bilal. Rupanya, mimpi
serupa dialami pula oleh Umar, ia juga menceritakannya kepada Nabi
Muhammad SAW.
Pada dasarnya fungsi utama adzan adalah panggilan untuk menunaikan
waktu shalat. Di beberapa tempat, adzan mengalami pergeseran atau
katakanlah sebuah pengembangan dari fungsi dasar itu, dengan
difungsikannya adzan sebagai pemberitahuan akan sudah masuknya waktu
shalat.
Fungsi diatas kita masukan dalam bagian fungsi dasar adzan karena
kedua-duanya menyangkut ihwal shalat. Kemudian, selain fungsi dasar itu,
31
adzan juga sunnah difungsikan untuk hal-hal lain. Katakanlah sebagai fungsi
ganda, diantaranya:
1. Disunnahkan adzan ketika berhadapan dengan penyihir dari para pengabdi
jin dan setan yang bisa berubah-ubah bentuk dari bentuk satu ke bentuk
yang lain. Adzan di sini dimaksudkan guna menolak kejahatan setan
karena makhluk terkutuk itu lari terbirit-birit manakala mendengarkan
adzan.
2. Disunnahkah adzan pada saat ada kejadian-kejadian yang mencekam
(menakutkan), misalnya pada saat terjadi kebakaran, peperangan, atau
angin topan. Hal tersebut diceritakan dalam sejarah yang mana pada suatu
malam, di luar kota Madinah muncul gemuruh yang suaranya menakutkan.
Sebagian sahabat lantas berinisiatif mengumandangkan adzan. Tidak lama
setelah itu Rasulullah datang membawa berita bahwa suara gemuruh itu
berasal dari kafilah dagang, dan beliau diam (tidak melarang) akan
tindakan sebagian sahabat itu.
3. Disunnahkan untuk terapi manusia atau binatang yang gila, pingsan,
emosi, atau perangai jelek yang lain. Caranya adzan diperdengarkan lewat
telinga manusia atau binatang tersebut.
4. Disunnahkan bagi bayi yang baru lahir, yang dikumandangkan pada
telinga kanan sang bayi dan di-qomad pada telinga kirinya. Sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah dengan memperdengarkan adzan pada telinga
kanan cucu beliau, Sayyidina Hasan.27
27
Fungsi Adzan, Artikel diakses pada 8 januari 2015, dari http://titahlangit.wordpress.
com/religi/fungsi-adzan/a
32
Dalam suatu hadist diceritakan bahwa illat dari disunnahkanya pada
bayi yang baru lahir adalah menghindarkan bayi tersebut dari kejahatan
“ummus shibyan” disamping mendengarkan suara keislaman kepadanya dari
suara-suara yang lain.
Adapun Keutamaan adzan banyak sekali diterangkan dalam hadist-
hadist rasulullah Saw, kelebihan adzan memang sangatlah besar jika kita
mengetahuinya. Saking besarnya keutamaan adzan, Rasulullah bersabda yang
artinya:
“seandainya manusia mengetahui tentang apa kelebihan dalam adzan
dan saf pertama, kemudian mereka tidak akan mendapakatnya melainkan
dengan cara mengundi maka mereka akan melakukan pengundian…”(H.R.
Bukhari dan Muslim)28
Allah SWT maha memiliki segala sesuatu. Dia pun maha berkehendak
terhadap hamba-Nya yang mengumandangkan adzan dengan menyiapkan
sesuatu sebagai pahalanya berupa sesuatu yang sangat besar dan indah.
Namun, manusia tidak mengetahui yang allah persiapkan sebagai imbalannya.
Hanya allah yang maha tahu. Oleh karena itu, Rasulullah menjelaskan dengan
ucapan: “seandainya manusia mengetahui.”
Allahn SWT berfirman :
“Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri” (Qs. Fushshilat :33)
28
Budi nurani, Mengenal Adzan, (Bandung: PT sarana panca karya nusa, 2009). h,18.
33
Dari beberapa dalil keutamaan adzan diatas, tentulah adzan merupakan
salah satu perbuatan yang bernilaikan ibadah dihadapan Allah. Tidak ada
perkataan yang lebih indah dan lebih baik melainkan orang yang menyeru
kepada Allah, dan mengajak kebaikan kepada sesama.
34
BAB III
PROFIL DAN GAMBARAN
A. Sejarah Perkembangan tvOne
Pada tanggal 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama
menjadi tvOne, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program
olahraga dan hiburan. Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan
saham tvOne. Komposisi kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media
Asia sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan
Promise Result Ltd 10%. Direktur Utama tvOne saat ini adalah Erick Thohir
yang juga merupakan Direktur Utama Harian Republika. Hari Kamis, 14
Februari 2008, pukul 19.00 WIB Malam, merupakan saat bersejarah karena
untuk pertama kalinya tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden
Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv
pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari
Istana Presiden Republik Indonesia.1
tvOne secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang
berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi
diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang
dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News
One, Sport One, Info One, dan Reality One, tvOne membuktikan
keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan
format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program.
1 Artikel diakses pada 5 April 2015 dari http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/
Komunikasi/1)%20Daftar%20Stasiun%20Televisi%20di%20Indonesia/TVOne/Sejarah%20TVOn
e%20-%20daftar%20stasiun%20Televisi%20-%20wikipedia.org.pdf
35
Sebagai pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah
mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam
bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber
dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar
tvOne. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar Terkini,
Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam.
Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan
bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari
Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah ( Medan, Surabaya, Makassar )
dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Program ini
meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan
Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda
Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh
media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan
dinamis. Tayangan Sport tvOne akan meliputi pertandingan-pertandingan
unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional
(Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda),
Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola VoliNasional (Pro Liga).
tvOne juga menayangkan program-program Selected Entertainment yang
mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu
berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Pada awal tahun ini, tvOne
memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun akan menjadi 37 stasiun
36
pemancar di berbagai daerah dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa.
Melalui perkembangan tersebut, diharapkan penyebaran semangat tvOn untuk
mendorong kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik.
B. Logo Tvone
Logo TV One berwarna dominan merah. Menurut peneliti selain
simple, bentuknya unik dan bersifat inisial. Huruf „O‟ dikombinasikan dengan
angka 1 (one) yang memiliki kesan selalu ingin berkembang. Sedangkan
penggunaan kalimat berbahasa Inggris, One, menunjukkan kesiapan tvOne
dalam kancah pertelevisian global. Mudah dipahami oleh mitra kerja tvOne
yang berada di luar negeri serta mencerminkan optimisme kebangsaan,
sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju.
C. Visi dan Misi TvOne
Visi: Mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya
memajukan Bangsa.
Mencerdaskan semua lapisan masyarakat memiliki makna tidak
terkecuali. Artinya, tvone mempunyai tujuan ingin memberikan informasi
yang mampu mencerdaskan semua masyarakat baik itu masyarakat bawah,
menengah, dan masyarakat kalangan atas.
37
Misi: Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.
Tvone akan selalu berusaha menayangkan program News & Sport
yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan
cerdas, memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam
penyajian dan kemasan.2
D. Struktur Organisasi Tvone
2 Artikel diakses pada 5 April 2015 dari http://ggqodar.blogspot.com/2012/06/tv-one.html
Chief Executive Officer
Ardiansyah Bakrie
Editor In Chief
(Pemred)
Karni Ilyas
Senior Vice Editor In
Chief News & Sport
(Wapemred)
Totok Suryanto
Chief Sales &
Marketing Officer
Gunawan Wibisono
Chief Finance
Officer
Tolop Samosir
38
1. Ardiansyah bakrie Menjabat sebagai Chief Executive Officer PT Lativi
Mediakarya (tvOne) sejak Juni 2011. Terpilih sebagai Direktur PT Visi
Media Asia (VIVA) sejak November 2008. Menjadi Komisaris PT Asia
Global Media dan PT VIVA Media Baru (VIVAnews) sejak 2009.
Meraih gelar Bachelor of Science bidang Business Administration
dari Georgetown University, McDonough School of Business, pada 2001.
Master of Business Administration in Finance dari Bentley, McCallum
Graduate School of Business pada 2005.
2. Karni Ilyas Menjabat sebagai Editor in Chief (Pemimpin Redaksi) PT
Lativi Media Karya (tvOne) sejak November 2007. Dipercaya memimpin
Divisi News, Sport & Corporate Communications PT Cakrawala Andalas
Televisi (antv) pada 2005 - Januari 2008 dan menjadi Komisaris PT
Cakrawala Andalas Televisi (antv) sejak Februari 2008.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1984 ini
juga menjabat sebagai Presiden di Indonesia Lawyers Club sejak 1992.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional periode 2006 - 2011. Pernah
menjabat sebagai pemimpin redaksi di sejumlah media cetak dan
elektronik.
3. Totok Suryasnto Mengawali karier sebagai wartawan koran terbitan Jawa
Timur pada tahun 1990. Kemudian hijrah ke sebuah majalah berita
mingguan di Jakarta empat tahun kemudian. Tanggal 1 Februari 1996,
bergabung ke SCTV dan membidani lahirnya Liputan 6 dengan jabatan
terakhir sebagai senior manager.
39
Pada Agustus 2006 bergabung bersama Bakrie Group (tvOne)
yang saat itu mengambil alih Lativi dengan target melahirkan stasiun
berita nomor satu di Indonesia. Sejak 2006 hingga 2011, menjabat sebagai
GM News & Sport. Untuk memperkaya pengalaman, selama setahun
ditugaskan menggawangi beberapa penugasan di luar redaksi hingga
kemudian ditugaskan kembali ke redaksi pada pertengahan Agustus 2012
sebagai Wakil Pemimpin Redaksi News & Sport.
4. Gunawan Wibisono Menduduki posisi sebagai Chief Sales & Marketing
Officer PT Lativi Media Karya (tvOne) sejak Juni 2011. Bergabung di PT
Lativi Media Karya (tvOne) sejak Desember 2007 sebagai General
Manager Sales Marketing. Lulusan Ekonomi Manajemen dari Universitas
Wiraswasta Indonesia ini pernah menjabat Account Supervisor di PT.
Cakrawala Andalas Televisi (antv) pada 1995 - 2005 dan berkecimpung
sebagai Sales & Marketing di sejumlah media televisi swasta nasional.
5. Tolop Samosir Pria yang lahir di Jakarta merupakan lulusan Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Ia mengawali karir
dengan bekerja di Kantor Konsultan dan sempat hijrah ke sejumlah Kantor
Akuntan Publik untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuannya.
Pada Desember 2007, bergabung bersama Bakrie Group. Resmi menjabat
Chief Finance Officer pada Juli 2011.
40
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Tayangan Adzan di tvOne
Tayangan Adzan Magrib tvOne edisi 2014 mulai ditayangkan tanggal
26 Juni 2014 dengan mengusung tema “PEMILU”. Tayangan adzan ini
berdurasi 2 menit 50 detik, visual disesuaikan sehingga terjumlah beberapa
scene contoh : AllahuAkbar // scene 1 (2 footage). Adzan Magrib tema pemilu
ini dibuat oleh Anggie Riesya Djamair sebagai produsernya, namun tetap
melakukan diskusi terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait sebelum
akhirnya di tayangkan. Adapun model yang membintangi peran pada tayangan
adzan ini adalah karyawan dari tvone itu sendiri dengan tujuan untuk menekan
biaya produksi.
Sekilas ringkasan penjelasan tentang beberapa footage pada setiap
scene yang ditampilkan dalam tayangan adzan magrib tersebut sebagai
berikut:
Gambar yang pertama kali ditampilkan dalam tayangan adzan ini
adalah bumi yang menandakan kekuasaan Allah swt sebagai sang pencipta
langit dan bumi beserta isinya. Kemudian bersamaan dengan itu ditampilkan
juga potongan ayat dari Al-Qur’an surah Al-Anbiya Ayat 73. Setelah itu
dalam footage pertama pada scene kedua ditampilkan seorang lelaki yang
sedang mengikuti pemilihan umum, lelaki tersebut berdiri di dalam bilik suara
untuk menyampaikan hak suaranya. Pada bagian gambar tersebut juga
ditampilkan potongan ayat dari Al-Qur’an surah Al-an’am ayat 165 yang pada
intinya ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah yang menjadikan kamu
41
pemimpin-pemimpin di muka bumi ini dan meninggikan derajat mu semata
hanya untuk mengujimu.
Pada scene ketiga ditampilkan lima orang panitia pemilu yang terdiri
dari satu perempuan dan empat orang laki-laki memakai kostum yang sama
berwarna hitam, semua terlihat sibuk menghitung dan membereskan kertas
suara bersama-sama. Pada bagian bawah gambar tersebut terdapat teks
potongan ayat dari Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 24. Kemudian pada scene
berikutnya ditampilkan gambar panorama bumi. Pada bagian bawah gambar
bumi tersebut terdapat teks potongan ayat dari Al-Qur’an surah Al-Baqarah
ayat 124.
Dalam scene kelima terlihat gambar beberapa orang yang sedang
melaksanakan ibadah sholat di musholla, semuanya berdiri menghadap satu
arah ke arah kiblat. Pada gambar tersebut terdapat teks potongan ayat Al-
qur’an surah Al-imran ayat 26. Dan terakhir ditampilkan gambar matahari
yang perlahan mulai tenggelam dengan ditandai langit yang berwarna
kemerahan. Pada gambar tersebut terdapat teks makna dari potongan ayat Al-
Qur’an surah Al-Qiyamah ayat 36.
Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa dalam tayangan adzan
magrib dengan tema “PEMILU” ini, TvOne ingin menyampaikan penjelasan
tentang pemimpin melalui footage dan ayat-ayat Al-Qur’an yang ditampilkan.
Lebih dari itu, tayangan adzan magrib ini juga mengingatkan kepada
masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tidak terlepas
dari kehendak Allah SWT. Apapun peran kita semasa kita hidup di bumi, kita
dituntut untuk tetap amanah, bertanggung jawab dan tidak melupakan
42
kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk melakukan ibadah solat, karena
pada akhirnya kita akan kembali kepada sang pencipta.1 Adapun mekanisme
dan langkah-langkah produksi program tayangan adzan di tvone:
1 Wawancara peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan
magrib TVONE, Jakarta, 7 April 2015
Pra
Produksi
Pasca
Produksi
Produksi
Tema
Ide Cerita
Didiskusikan
Pembuatan Naskah
Alat
Budget
Share refrensi
Breafing
Admin (Izin & sewa)
Style Editing Shooting
Casting
Wardrob
Camera
Pendukung Camera
Sara genser
Akomodasi
Lighting
Editing
Preview
Tone
Mobile Editor
Koading Materi
Breafing Cart
Shootting
Prizinan / Pembayaran
Mobile Editor
43
B. Makna Ikon, Indeks, Simbol dalam Tayangan Adzan Magrib tvOne
Dalam tayangan Adzan Magrib tvOne edisi 26 Juni 2014 ini terdapat
beberapa scene yaitu terkait dengan segala sesuatu yang tampil di kamera,
baik penampilan para pemainnya, suara dan desain produksi (lokasi, properti,
dan kostum), serta sinematografi yang berkaitan dengan penempatan kamera
dalam tayangan adzan tersebut.
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai masalah pokok
yang akan diambil untuk bahan penelitian. Dengan menggunakan teori
Charles Sanders Peirce yang mengemukakan tentang jenis tanda, diantaranya
sign(ikon, indeks, dan symbol), object, dan interpretant. Untuk penelitian ini,
peneliti mengambil tayangan adzan Magrib ditvOne edisi 26 Juni2014.
Selain itu dalam bab ini peneliti juga menambahkan beberapa tabel
agar memudahkan para pembaca mengerti apa yang diteliti. Peneliti juga
menambahkan gambar agar pembaca juga dapat melihat apa saja yang diteliti
dan dapat melihat tanda-tanda yang ada dalam tayangan adzan magrib di
televisi tvOne.
44
45
46
itu adalah warga negara yang baik yang cinta tanah air,
memiliki harapan suaranya dapat merubah negaranya
menjadi lebih baik dan patut kita contoh.
Background pada gambar ini yaitu bilik suara yang
terbuat dari anyaman bambu dengan warna hitam putih
menandakan keadaan waktu zaman dulu.
Warna putih pada teks potongan ayat al-quran surah Al-
An’am ayat 165 melambangkan kedamaian, kesucian,
kesempurnaan serta kebersihan.
Simbol Dari tampilan gambar diatas terkandung pesan bahwa
seorang lelaki tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi
terhadap negaranya, memiliki rasa tanggung jawab
sebagai warga negara yang baik dan memiliki harapan
dengan mengikuti pemilihan umum dapat membantu
merubah negaranya menjadi lebih baik lagi.
Teks pada gambar diatas adalah potongan ayat Al-Qur’an
surah Al-An’am ayat 165 menunjukan adanya
penyampaian pesan tentang gambaran pemimpin menurut
islam.
47
48
semangat.
Narasi pada gambar tersebut yaitu makna dari ptongan
ayat Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 24 yang menjelaskan
bahwa pemimpin yang diberi petunjuk oleh Allah adalah
pemimpin yang sabar dan selalu berpegang teguh pada
Al-qur’an.
Warna putih pada teks potongan ayat dari Al-qur’an surah
As-Sajdah ayat 24 melambangkan kedamaian, kesucian,
kesempurnaan serta kebersihan.
Simbol Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan
bahwa ke lima orang panitia tersebut memiliki semangat
yang tinggi dalam bekerja, kompak dan bertanggung
jawab pada tugasnya masing-masing sehingga tidak
merugikan tim.
Teks potongan ayat dari Al-qur’an surah As-Sajdah ayat
24 diatas menunjukan adanya pemberian informasi
terhadap penonton tentang betapa pentingnya seorang
pemimpin berpegang teguh pada Al-Qur’an.
49
50
Simbol Pada bagian gambar bumi bulat diatas dengan background
matahari di belakangnya yangmenjadikan bumi memiliki
dua sisi yang berbeda, bagian kiri terlihat terang dan di
bagian kanan bumi terlihat gelap, menandakan bahwa bumi
berputar pada porosnya. Akibat dari perputaran bumi
tersebut terjadilah pergantian waktu siang menuju malam
dan malam berganti siang.
5. Scene lima, 2 menit 38-41 detik. Teks Qs Ali Imronl: 26
Visualisasi
Ikon Pada gambar ini terlihat beberapa orang yang sedang
melaksanakan ibadah sholat di musholla, semuanya
berdiri menghadap satu arah ke arah kiblat.
Pada gambar tersebut terdapat teks potongan ayat Al-
Qur’an surah Al-Imran ayat 26 yang ditulis dengan
menggunakan tulisan berwarna putih.
Indeks Backgroundpada gambar tersebut terlihat ruangan kecil
51
tepat di depan orang-orang yang sedang melaksanakan
ibadah sholat, ruangan tersebut tempat berdirinya imam
ketika waktu sholat berjamaah dimulai.
Warna teks pada potongan Ayat Al-Qur’an surah Al-
Imran ayat 26 melambangkan kedamaian, kebersihan serta
kesucian.
Simbol Dari ikon dan tanda verbal yang ada bahwa semua orang
yang sedang melaksanakan ibadah sholat di sebuah
musholla dan berdiri satu arah ke arah kiblat menandakan
adanya kesamaan tujuan. Bersyukur atas kehidupan yang
Allah berikan ini merupakan salah satu tujuan dari ibadah
sholat.
Teks potongan ayat Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 26
disini menandakan adanya tujuan mengingatkan kepada
masyarakat bahwa kesenangan apapun yang kita dapatkan
di dunia ini, baik itu berupa jabatan, kekuasaan ataupun
harta semua semata hanya pemberian dari Allah swt, atas
kehendak-Nya segala sesuatu bisa terjadi, karena bagi
Allah semua mudah.
52
53
Simbol Dalam ikon dan tanda verbal yang ada terdapat pesan
bahwa waktu tak pernah berhenti berputar, hari berganti
hari, siang berubah malam. Semua tidak akan terlepas dari
pengawasan Allah swt dan setiap waktu yang kita lalui
akan dipertanggung jawabkan kelak diakhirat nanti.
C. Makna Tayangan Adzan magrib tvOne
1. Footage pertama
Pada Footage pertama diatas merepresentasikan sistem tanda
yaitu tanda kekuasaan Allah dengan gambaran penciptaan bumi yang bulat
berwarna hijau dan indah, seakan memberi penjelasan kepada semua
manusia bahwa hanya Allah lah yang mempunyai kekuatan menciptakan
segala sesuatu apapun yang Allah kehendaki.Teks: “kami telah
menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami, dan telah kami wahyukan kepada mereka
untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu mengabdi. (Qs.Al-Anbiya
: 73)”. Menyatakan bahwa Allah telah menjadikan mereka yang disebut
nama-namanya itu sebagai imam-imam, yakni teladan-teladan yang
memberi petunjuk kepada masyarakatnya serta mengantar mereka menuju
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup berdasar perintah Allah. Allah juga
telah wahyukan kepada mereka aktivitas kebajikan terutama menyangkut
shalat dan zakat shingga mereka dapat melaksanakannya dengan
sempurna.2
2Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Yusuf 12-Surah Asy-syu’ara 26, (Tangerang: Lentera
hati, 2012).hal, 460
54
Ayat ini merepresentasikan tataran ideal tentang sosok pemimpin
yang akan memberikan dampak kebaikan dalam kehidupan rakyat secara
keseluruhan, seperti yang ada pada diri para nabi manusia pilihan Allah.
Karena secara korelatif, ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat ini dalam
konteks menggambarkan para nabiyang memberikan contoh keteladanan
dalam membimbing umat ke jalan yang mensejahterakan umat lahir dan
bathin. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ayat ini merupakann
landasan prinsip dalam mencari figur pemimpin ideal yang akan memberi
kebaikan dan keberkahan bagi bangsa dimanapun dan kapanpun.
Hasil wawancara: simbol keislaman dan keagungan yang maha kuasa,
seperti gambar bumi sebagai bentuk kekuasaan allah SWT. Kemudian arti
dari ayat-ayat alquran yang menjelaskan tentang kepemimpinan adalah
simbol inti pada tayangan adzan ini, yaitu: Qs Al-Anbiya ayat 73, Qs al-
an’am ayat 165, Qs As-Sajdah ayat 24, Qs Ali Imron ayat 26, dan terakhir
Qs Al-Qiyamah ayat 36.3
2. Footage kedua
Footage kedua mengangkat tema tentang PEMILU dalam
perspektif islam ditunjukan dengan warga negara yang baik yang
mengikuti pemilihan umum, dengan mengikuti pemilu itu sama dengan
kita membantu memperjuangkan negara untuk menjadi lebihbaik lagi.
Pemilu merupakan alat demokrasi. Sesuai dengan dasar negara kita yang
berlandaskan demokrasi, pemilu merupakan suatu cara yang kompetitif
untuk menentukan siapakah yang akan memimpin serta menjadi wakil
yang dapat menampung aspirasi rakyat.Teks: “Dialah yang menjadikan
kamu penguasa-penguasa di bumi ini dan dia meninggikan derajat
3Wawancara peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan
Magrib TvOne, Jakarta, 2 April 2015
55
sebagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberpa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia maha
pengampun lagi maha penyayang”(QS. Al-An’am ayat
165).Mengingatkan bahwa Dia yang maha kuasa itu, di samping sebagai
Tuhan pemelihara segala sesuatu, Dia juga yang menjadikan manusia
khalifah-khalifah di bumi, yakni pengganti umat-umat yang lalu dalam
memelihara dan mengembangkannya. Dia meninggikan derajat, ilmu,
harta, kedudukan sosial, kekuatan jasmani, dan lain-lain sebagian manusia
atas sebagian yang lain.4
Ayat ini merepresentasikan bahwa apapun yang terjadi di duinia
ini semua atas kehendak Allah, Dia lah yang menjadikan seseorang
menjadi pemimpin di bumi dan meninggikan sebagian derajat manusia
semata hanya untuk mengujinya, karena menjadi seorang pemimpin harus
bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya.
Dalam konteks hablum min Allah, manusia dituntut untuk
mengenali dan mendekatkan diri kepada sang penciptanya. Dengan
mensyukuri dan melihat karunia-karunia yang diturunkan oleh-Nya, maka
manusia akan lebih mendekatkan diri (beriman). Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia diperlukan pengendali sehingga
tidak melenceng dari ajaran-ajaran yang disyariatkan Al-qur’an kepada
manusia, dengan kata lain bahwa manusia memerlukan dimensi keimanan
(agama) untuk menjadi seorang pemimpin yang amanah dan
bertanggungjawab.
4M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Al-Fatihah 2-Surah Hud 11, (Tangerang: Lentera
hati, 2012).hal, 400
56
Hasil wawancara: “Tujuan tayangan adzan ini selain mengajak kepada
masyarakat untuk melaksanakan ibadah sholat, juga memberikan
pengetahuan melalui gambar seseorang yang sedang mengikuti pemilihan
umum bahwa dengan mengkuti pemilu itu sama dengan kita ikut serta
berjuang memperjuangkan bangsa dan negara untuk menjadi lebih baik
lagi, dan memberi pengetahuan tentang pemimpin dalam islam dengan
ayat-ayat Al-qur’an yang ditampilkan dalam tayangan adzan ini”.5
3. Footage ketiga
Pada Footage ini merepresentasikan tentang semangat bekerja,
bergotong royong dalam mengerjakan tugas dan kewajiban bersama.
Semangat kerja merupakan suatu hal yang amat penting yang harus
dimiliki oleh semua pekerja, agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai.Teks: “Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka
sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (Qs. As-Sajdah:
24).Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjadikan dari antara bani israil
seorang pemimpin yang menjadi teladan, baik sebagai nabi, maupun ulama
yang memberi petunjuk kepada masyarakat menuju kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup berdasar perintah Allah swt. Allah swt menjadikan
demikian karena mereka bersabar dan yakin terhadap ayat-ayat Allah swt.6
Ayat ini merepresentasikan tentang keyakinan dan kesabaran,
dengan keyakinan hakikat perintah, larangan, pahala dan siksaan bisa
diketahui. Dan dengan sabar, kita dapat melaksanakan apa yang
diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Pembenaran (Tashdiq)
bahwa perintah, larangan, pahala dan hukuman adalah dari sisi Allah tidak
5Wawancara Peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan
magrib TvOne, Jakarta, 2 April 2015
6 M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah An-naml 27-Surah al-fath 48, (Tangerang: Lentera
hati, 2012).hal,197-198
57
akan pernah terwujud kecuali dengan adanya keyakinan7. Dan seseorang
tidak mungkin secara kontinu dapat mengerjakan hal-hal yang
diperintahkan dan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang kecuali dengan
sabar. Maka sabar menjadi separuh dari iman, dan paruh keduanya adalah
syukur dengan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan
meninggalkan apa yang dilarang.
4. Footage keempat
Dalam tayangan Footage ini menandakan betapa besar kuasaan
Allah menciptakan langit dan bumi dengan waktu siang dan malam.
Dengan melihat begitu besarnya bumi sebagai ciptaan Allah, setidaknya
kita menjadi sadar betapa kecilnya kita sebagai penghuninya.Teks pada
gambar tersebut “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia. Ibrahim berkata: (dan saya mohon juga) dari
keturunanku. Allah berfirman: janji-ku ini tidak mengenai orang-orang
yang zalim”.(Qs. Al-Baqarah: 124) merepresentasikan bahwa Allah
mengarahkan kita secara khusus kepada kisah nabi Ibrahim yang telah
lulus dengan sempurna dari setiap ujian yang Allah berikan kepadanya,
sehingga nabi Ibrahim ditunjuk langsung oleh Allah sebagai imam bagi
seluruh manusia8. pengangkatan nabi ibrahim sebagai imam oleh Allah
merupakansalah satu nilai illahi yang dapat dijadikan contoh bagi kita
untuk memilih seorang pemimpin itu harus dilihat dari latar belakang
keimanan serta ilmu pengetahuanya.
7 Ibnu Qayyim Al-jauziyah,Sabar Sebagai Perisai Seorang Mukmin, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2002), Hal. 137 8M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Alfatihah 1-surah Hud 11, (Tangerang: Lentera
hati, 2012).hal, 39
58
Makna terakhir dari ayat ini dapat difahami bahwa Allah SWT
telah mengetahui bahwa diantara keturunan Nabi Ibrahim terdapat orang-
orang yang dzhalim9. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim kita harus
berhati-hati dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai illahi dalam
menentukan setiap pilihan. Hanya Al-Qur’an lah satu-satunya pedoman
hidup yang tidak akan habis termakan waktu, tidak akan pernah
mengalami perubahan, dan tidak berkecenderungan untuk berubah atau
mengikuti selera hawa nafsu manusia.
5. Footage kelima
Pada Footage ini menggambarkan bahwa manusia semua sama
dihadapan Allah swt, yang membedakan adalah amal ibadah serta apa
yang telah kita lakukan untuk lingkungan kita. Setinggi apapun jabatan di
dunia ini dan sebanyak apapun harta yang dimiliki tidaklah menjadi
pembeda dihadapan Allah, semua tetap memiliki kewajiban yang sama
yaitu beribadah kepada Allah swt. Teks “Wahai Tuhan yang mempunyai
kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki
dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang
engkau kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya
engkau maha kuasa atas segala sesuatu”. (Qs. Al-imran: 26). Ayat ini
memberi perintah untuk mengakui kepemilikan Allah swt. Atas kekuasaan
dan kuasa-Nya menganugerahkan dan mencabut kekuasaan dari siapa
9Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhawa’ul Bayan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006). Hal,
201
59
pun.10
Merepresentasikan bahwa segala sesuatu yang kita miliki
sesungguhnya hanya milik Allah dan tidak ada kebenaran yang hakiki
kecuali dari Allah swt, dan apapun yang terjadi di dunia ini itu semua atas
kehendak-Nya.
Hasil wawancara: “tayangan adzan ini juga merepresentasikan tentang
gambaran pemimpin sesuai dengan islam dalam al-quran. Dan tentang
kekuasaan Allah swt yang atas kehendak-Nya lah semua terjadi dan hanya
kepada-Nya pula semua akan kembali. Oleh karena itu, tayangan adzan ini
diakhir menampilkan beberapa orang yang sedang melaksanakan ibadah
sholat tujuannya untuk mengingatkan kepada kita bahwa semua manusia
memiliki kewajiban yang sama dihadapan Allah swt dan hanya dengan
mendirikan solat lah kita bisa kembali menghadap Allah swt dengan
tenang”.11
6. Footage keenam
Pada Footage yang keenam ini merepresentasikan bahwa bumi
tidak pernah berhenti bergerak berputar, pergerakan bumi itulah yang
menyebabkan adanya perubahan waktu siang berganti malam yang
ditandai dengan datangnya waktu magrib. Teks: “Apakah manusia
mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (Qs. Al-Qiyamah: 36) berbicara tentang
pembuktian keniscayaan hari kiamat. Manusia yang mendustakan dan
berpaling serta tidak shalat itu adalah manusia yang benar-benar tidak
menyadari tujuan hidupnya. Ia menduga bahwa keberadaannya di pentas
bumi ini hanya hidup, mati dan selesai.12
10
M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Alfatihah 1-surah Hud 11, (Tangerang: Lentera
hati, 2012).hal, 104 11
Wawancara peneliti dengan Anggie Riesya Djamair sebagai produser, tayangan adzan
magrib TvOne, Jakarta, 2 April 2015 12
M. Quraish shihab, Tafsir Al-misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, (jakarta:
Lentera Hati, 2002), hal, 643
60
Ayat ini merepresentasikan bahwa akan adanya kehidupan lagi
setelah kehidupan di bumi ini berakhir, yaitu kehidupan di alam akhirat. Di
alam akhirat inilah semua manusia harus mempertanggung jawabkan
segala amal perbuatannya di dunia dan akan di timbang secara adil.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan pada penelitian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa tayangan Adzan Magrib di tvOne dengan
tema pemilu ini mampu membawa dampak positif bagi kalangan masyarakat,
selain untuk mengingatkan waktu solat tayangan Adzan Magrib ini juga
mengajarkan bagaimana caranya menjadi warga negara yang baik, dan
memberi gambaran sosok pemimpin yang baik sesuai dengan yang
digambarkan Al-Qur’an. Peneliti juga menemukan gambaran nilai-nilai
keislaman dalam tayangan magrib tvOne tema pemilu, yaitu:
1. Banyak sekali dampak positif pada tayangan Adzan Magrib tvOne dengan
tema “pemilu” ini. Setiap footage dengan disertai potongan ayat-ayat dari
Al-Qur’an yang ditampilkan pun memiliki makna-makna yang positif
terhadap masyarakat. Tayangan Adzan ini menggambarkan bahwa selain
untuk mengingatkan waktu solat telah tiba, juga mengajarkan kepada kita
semua untuk selalu mengingat Allah dan meluangkan waktu untuk
mengerjakan ibadah solat. Tayangan adzan ini sangatlah efektif menjadi
pengingat waktu sholat bagi siapapun dimanapun.
2. Tayangan Adzan Magrib tema “PEMILU” yang ditayangkan di tvOne ini
menggambarkan nilai-nilai keislaman, diantaranya yaitu nilai insani
sebagai warga negara yang baik kita wajib mengikuti aturan-aturan yang
di tetapkan oleh negara seperti mengikuti pemilihan umum. Selain itu,
dalam tayangan adzan ini juga terdapat pesan yang mengandung nilai
62
Illahi seperti dalam setiap footage tvOne berusaha mengingatkan kepada
kita dengan menampilkan potongan ayat-ayat Al-Qur’an untuk menjadi
seorang pemimpin yang bertanggung jawab sesuai dengan syariat islam.
3. Berbagai tanda yang digunakan dalam tayangan Adzan Magrib di tvOne
mulai dari ikon, indeks, simbolisasi baik berupa tanda verbal maupun
nonverbal merupakan seluruh rangkaian tanda yang memberikan sebuah
pemaknaan bahwa hanya Allah SWT yang berkuasa di langit dan di bumi,
atas kehendak-Nya manusia di jadikan pemimpin di bumi dan hanya
kepada Allah SWT semua akan kembali.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang di
peroleh. Maka saran yang diberikan sebagai berikut:
1. Bagi tvOne Dalam tayangan Adzan Magrib tema “PEMILU” ini alur
ceritanya mempunyai makna-makna yang positif terhadap masyarakat dan
juga bagi para pemimpin di indonesia. Maka sebaiknya tvOne terus
mempertahankan keutamaan pesan dan juga mengembangkan ide-ide
cerita untuk tayangan Adzan selanjutnya tanpa melupakan nilai-nilai
keislaman didalamnya, sehingga mampu memberikan edukasi bagi yang
melihatnya.
2. Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian,
diharapkan penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih lajut
mengenai makna-makna yang terdapat dalam tanyangan Adzan Magrib
yang beredar luas dimasyarakat khususnya pada media elektronik televisi
dengan menggunakan alat analisis yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Pustaka
Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (Gramedia
Pustaka Utama 2004).
Anis Sumaji, Muhammad 125 Masalah Salat, ( Solo : Tiga Serangkai, 2008)
Anwar Dan Adang, Yesmil, Pengantar Sosiologi Hukum, (Bandung: Garsindo,
2008)
Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Dan Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Bhinneka Cipta, 1996)
Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi, Teori Dan Praktik, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2006)
Bakry, Nazar , Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman
Ilmu Jaya, 1994)
Budi Nurani, Mengenal Adzan, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009).
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke
Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004)
Benny H. Hoed, Semiotik Dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu,
2011)
Chris Barker, Cultural Studies Theory And Practice, (New Delhi: Sage, 2004)
Eb. Surbakti, MA. Awas Tayangan Televisi. ( Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2008)
Effendi, Heru, Industri Pertelevisian Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2008)
Onong Uchjana Effendy,MA, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2007)
Ghalih, Muhammad, Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika
Dalam Tayangan Adzan Magrib Pada Televisi Lokal Duta Tv
Banjarmasin,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 2013.
Heru effendi, Industri pertelevisian Indonesia, Sebuah kajian (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2008)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Sabar Sebagai Perisai Seorang Mukmin, (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2002)
Itha Basyitha Firman, “Representasi Kultur Islam dalam tayangan Adzan Magrib di
RCTI” (Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
Kris Budiman, Jejaring Tanda-Tanda Strukturalisme Dan Semiotika Dalam Kritik
Kebudayaan, (Magelang: UI. 2004)
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993)
M. Khalilurrahman Al Mahfani, Buku Pintar Shlat, (Jakarta: Wahyu Media, 2007)
M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Surah Al-Fatihah 2-Surah Hud 11, (Tangerang:
Lentera Hati, 2012).
_______, Al-Lubab: Surah An-Naml 27-Surah Al-Fath 48, (Tangerang: Lentera
Hati, 2012).
_______, Al-Lubab: Surah Yusuf 12-Surah Asy-Syu’ara 26, (Tangerang: Lentera
Hati, 2012).
_______,Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002)
M. Syukron Maksum, Dahsyatnya Adzan, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2010).
Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006)
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio Dan
Televisi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group.2008)
Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Bumi Aksara,
1991)
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)
Muhammad Anis Sumaji, 125 Masalah Salat, ( Solo : Tiga Serangkai, 2008)
Muhammad Ghalih, “Nilai-Nilai Keislaman Tayangan Adzan Magrib, Semiotika dalam
Tayangan Adzan Magrib pada Televisi Lokal Duta Tv Banjarmasin”, (Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2013)
Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,
1994)
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Filsafat,
2002)
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Sekenario Televise Dan Video,
(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia 1993)
Puji Santosa, Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra (Bandung, Ankasa,
1991)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003)
Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2010)
RM Soenarto, Program Televisis Dari Penyususnan Sampai Pengaruh Siaran,
(Jakarta: FFTV-IKJ Press,2007)
Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2009)
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008)
Sunandar, Telaah Format Keagamaan Di Televise, Tesismagister Agama
(Jakarta:Perpustakaan UIN Syahid,1999)
Suparno, Paul, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan,(Jakarta: Pustaka
Filsafat, 2002)
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Bhinneka Cipta, 1996),
Syaikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhawa’ul Bayan, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006)
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta,
PT. Rineka Cipta, 1996)
Team pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
(Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007)
Yesmil Anwar dan Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, (Bandung: Garsindo, 2008)
B. Dari Internet
http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/komunikasi/1)%20daftar%20stasiun%20t
elevisi%20di%20indonesia/tvone/sejarah%20tvone%20-
%20daftar%20stasiun%20televisi%20-%20wikipedia.org.pdf. diakses
pada 5 April 2015
http://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2html/201120057mc2/page24.html
diakses pada 5 April 2015
http://www.devinisionline.com./2010/10/pengertiantelevisi.html diakses pada 03
Februari 2015
http://titahlangit.wordpress.com/religi/fungsi-adzan/a. diakses pada 8 Januari 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/indonesia#cite_note-sp2010-8 diakses tgl 10 Januari
2015
PERTANYAAN WAWANCARA
REPRESENTASI KULTUR ISLAM DALAM TAYANGAN ADZAN
MAGRIB DI TVONE
Narasumber : Anggie Riesya Djamair
Jabatan : Produser promo On Air dan program tayangan adzan tvOne
Hari :2 April 2015
Waktu : 13.30 – 15.45
Tempat : Kantor TvOne. Jl. Raya Rawa Terate No. II Kawasan Industri
Pulo Gadung, Jaktim.
1. Apa tugas dan kewajiban produser dalam program tayangan adzan TVONE?
Jawab:
Memimpin dan memikirkan konsep, ide dan teknis dalam membuat
tayangan adzan.Lebih luasnya yang pertama kali dilakukan produser dalam
tayangan adzan TVONE adalah menentukan tema yang didalamnya
membahas tentang ide cerita, alur cerita hingga sampai pada pembuatan
naskah.
Tayangan adzan magrib tvOne diproduksi sesuai kondisi saat ini.Tematik
disesuaikan dengan issue di masyarakat, jika ada yang menarik sesegera
mungkin dibuat dan ditayangkan.
2. Apa latar belakang dibuatnya program tayangan adzan magrib TVONE?
Jawab:
Sama dengan televisi lainnya, adzan magrib menandakan bahwasanya waktu
sholat magrib bagi umat muslim di indonesia telah masuk waktu magrib, yang
mayoritas masyarakat indonesia muslim. Namun tidak hanya itu, selain untuk
mengingatkan waktu sholat dalam tayangan adzan ini kita ingin
menyampaikan kepada masyarakat bagaimana menjadi pemimpin yang
bertanggung jawab sesuai dengan syariat islam dalam Al-quran.
3. Ada berapa sience dalam tayangan adzan magrib? Dan berapa lama durasi
untuk tayangan adzantersebut?
Jawab:
Dengan durasi adzan 2 menit 50 detik, visual yang digunakan disesuaikan
sehingga terjumlah beberapa scene contoh: ALLAHUAKBAR // scene 1 (2
footage).
4. apa makna dan pesan yang terkandung dalam tayangan adzan magrib
TVONE?
Jawab:
Pesan terhadap kehidupan yang kita alami semua sudah diatur oleh Allah
SWT dan petunjuknya ada dalam alquran. Adzan merupakan panggilan atau
seruan untuk melaksanakan kewajiban ibadah sholat, yang dalam tayangan
adzan ini disatukan dengan footage dan ayat-ayat Al-Qur’an yang bertemakan
“PEMILU” tujuannya untuk memberikan pengetahuan tentang pemimpin
menurut pandangan islam dalam Al-quran terhadap masyarakat, khususnya
calon pemimpin bangsa indonesia selanjutnya.
5. Simbol-simbol apa saja yang terkandung pada tayangan adzan magrib
tersebut?
Kami membuat tayangan adzan sesuai dengan isue yang sedang terjadi di
masyarakat.Contoh apabila saat ini sedang terjadi bencana maka kami
membuat tayangan adzan dengan tema bencana dengan menampilkan gambar-
gambar bencana alam. Sama halnya dengan tayangan adzan magrib tema
Pemilu ini, setiap gambar yang kami tampilkan dalam tayangan adzan magrib
ini hanya moment pemilu saja, namun secara keseluruhan terdapat simbol
keislaman dan keagungan yang maha kuasa, seperti gambar bumi sebagai
bentuk kekuasaan allah SWT.Kemudian arti dari ayat-ayat alquran yang
menjelaskan tentang kepemimpinanadalah simbol inti pada tayangan adzan
ini, yaitu: Qs Al-Anbiya ayat 73, Qs al-an’am ayat 165, Qs As-Sajdah ayat 24,
Qs Ali Imron ayat 26, dan terakhir Qs Al-Qiyamah ayat 36.
6. Apa yang direpresentasikan oleh TVONE dalam alur cerita pada tayangan
adzan magribTVONE?
Jawab:
Semua di alam bumi ini isi dan keindahan alamnya semua akan kembali lagi
kepada pemiliknya. Lebih jelasnya lagi begini selain untuk mengingatkan
waktu sholat kepada seluruh masyarakat yang menonton, tayangan adzan ini
juga merepresentasikan tentang gambaran pemimpin sesuai dengan islam
dalam al-quran. Dan tentang kekuasaan Allah swt yang atas kehendak-Nya lah
semua terjadi dan hanya kepada-Nya pula semua akankembali. Oleh karena
itu, tayangan adzan ini diakhir menampilkan beberapa orang yang sedang
melaksanakan ibadah sholat tujuannya untuk mengingatkan kepada kita bahwa
semua manusia memiliki kewajiban yang sama dihadapan Allah swt dan
hanya dengan mendirikan solat lah kita bisa kembali menghadap Allah swt
dengan tenang.
7. Apa tujuan tayangan adzan tersebut?
Jawab:
Tujuannya selain mengajak kepada masyarakat untuk melaksanakan ibadah
sholat, juga memberikan pengetahuan melalui gambar seseorang yang sedang
mengikuti pemilihan umum bahwa dengan mengkuti pemilu itu sama dengan
kita ikut serta berjuang memperjuangkan bangsa dan negara untuk menjadi
lebih baik lagi, dan memberi pengetahuan tentang pemimpin dalam islam
dengan ayat-ayat Al-qur’an yang ditampilkan dalam tayangan adzan ini.
dikemas dengan tampilan yang berbeda namun tetap bersimbolkan nilai-nilai
keislaman karena ini adalah tayangan adzan.
8. Bagaimana mekanisme atau langkah-langkah produksi program tayangan
adzan dari pembuatan sampai di tayangkan?
Jawab:
Untuk pembuatan adzan (tematik): konsep, storyline, pemilihan visual dan
makna dari visual tersebut dalam ayat-ayat alquran.
Secara umum langkah-langkah produksi tayangan tersebut ada 4 langkah:
Pra Produksi
Pasca Produksi
Produksi
Tema
Ide Cerita
Didiskusikan
Pembuatan Naskah
Didiskusikan
Pembuatan Naskah Pembuatan Naskah
Alat
Budget
Share refrensi
Breafing
Admin (Izin & sewa)
Style Editing Shooting
Casting
Wardrob
Camera
Pendukung Camera
udget Sara genser
Akomodasi
Lighting
Breafing Cart
Shootting
udget Prizinan / Pembayaran
Koading Materi
Mobile Editor
Editing
Preview
Tone
Mobile Editor
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi tayangan adzan tersebut?
Jawab:
Standart apabila syuting (seminggu) apabila menggunakan footages yang ada
3-4 hari.
10. Apa tugas dan kewajiban tim kreatif dalam program tayangan adzan TVONE?
Jawab:
Memikirkan konsep dan bentuk pesan agar pesan tersampaikan.melengkapi
kebutuhan seperti breakdown scene, wardrobe, cash, property, breafing artis
pada saat syuting dan menemani editor saat pengeditan gambar.
11. Ada berapa bagian yang bergabung dan bekerja sama dengan anda dalam
pembuatan tayangan adzan magrib TVONE?
Jawab:
Departemen promo yang PICnya, dan religi, news serta current affair.
12. Siapa yang membuat alur cerita pada tayangan adzan tersebut?
Jawab:
Hasil diskusi dengan tim promo dan informasi dari tim religi dan current affair
juga news.
13. Tanggal berapa mulai di tayangkan adzan tersebut dan sampai kapan?
Jawab:
Dilihat dari kondisi saat ini. Apabila tematik sedang ada yang hits, sesegera
mungkin dibuat dan ditayangkan.
Program tayangan adzan yang bertemakan “pemilu” ini mulai ditayangkan
pada tanggal 26 juni 2014 dan berakhir setelah pemilu selesai.
14. Siapa yang menentukan pemilihan model dalam tayangan adzan?
Jawab:
Divisi (tim) promo.
15. Model dalam iklan siapa? Dan apakan memiliki latar belakang agama islam?
Jawab:
Kami menggunakan model dari karyawan kami sendiri.
Iya sudah pasti disini kita memilih model yang memiliki latar belakang
agama islam karena program ini memang bertemakan adzan.
Pewawancara
Enjang Zaki Kh
Narasumber
Anggie Riesya Djamair
`
Foto Bersama Anggie Riesya Djamair Produser Promo On Air dan adzan
magrib tvOne setelah wawancara
Foto bersama Ibu Sabrina HRD tvOne